DEFINISI
Trombositopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah trombosit
dalam tubuh menurun atau berkurang dari jumlah normalnya. Perlu
diketahui bahwa jumlah trombosit normal pada orang dewasa adalah
150.000 – 450.000 per mikroliter darah. Jika jumlah trombosit kurang dari
150.000 per mikroliter darah, maka keadaan ini disebut trombositopenia
(Fitrianingsih, 2016). Penderita trombositopenia cenderung mengalami
pendarahan yang biasanya berasal dari venula-venula atau kapiler-kapiler
kecil. (Wijayanti, 2013).
Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit dalam
sirkulasi yang ditandai dengan keadaan berkurangnya jumlah trombosit di
bawah nilai normal, Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan resiko
perdarahan hebat, bahkan hanya dengan cedera ringan atau perdarahan
spontan kecil (Elya, 2015).
Trombositopenia adalah kondisi dimana seseorang mempunyai
sedikit trombosit yang bersirkulasi di darah atau adanya penurunan jumlah
trombosit dalam darah perifer . Hal ini disebabkan karena trombosit tidak /
kurang diproduksi sum-sum tulang atau karena kerusakan trombosit pada
sirkulasi darah (Cahyani, dkk, 2019).
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya trombositopenia terdiri dari beberapa kondisi,
yaitu peningkatan penghancuran trombosit. Mekanisme penghancuran
trombosit tampak pada gambaran hapusan darah tepi sebagai trombosit
yang lebih besar atau disebut juga sel muda dari trombosit (megakariosit).
Megakariosit yang lebih banyak merupakan penyesuaian dari kondisi
penghancuran trombosit yang berlebihan (Consolini, 2011).
Trombositopenia akibat pemecahan trombosit akibat penyakit hati
kronis dapat terjadi karena kondisi infeksi hati yang kronis mengakibatkan
hipertensi porta, splenomegali kongestif dan trombositopenia terisolasi.
Trombositopenia akibat pemecahan trombosit yang berlebihan juga terjadi
pada penyakit malaria akibat hipersplenisme. Trombositopenia akibat
penurunan jumlah produksi trombosit dapat terjadi akibat infeksi yang
diderita, infeksi yang dikaitkan dengan kejadian trombositopenia adalah
Epstein-Barr virus, cytomegalovirus, parvovirus, virus varicella, riketsia,
HIV (Dewi, 2016).
Menurut Cahyani, dkk (2019), penyebab trombositopenia dapat
dibagi menjadi tiga kategori:
a. Gangguan Produksi
Penyebab trombositopenia antara lain bisa disebabkan karena
sumsum tulang menghasilkan sedikit trombosit. Hal ini biasa terjadi
pada penderita leukemia,anemia aplastik, pemakaian alkohol yang
berlebihan,dan kelainan sumsum tulang. Beberapa infeksi virus dapat
menyebabkan jumlah trombosit yang rendah dengan mempengaruhi
sumsum tulang, misalnya parvovirus, rubella, gondok, varicella,
hepatitisC, dan HIV.
Penyebab lainnya trombositopenia akibat gangguan produksi
trombosit sumsum tulang meliputi: toksisitas alkohol jangka panjang
dari penyalahgunaan alkohol; leukemia dan limfoma, kanker yang
menyerang sumsum tulang, dan kekurangan vitamin B12.
b. Peningkatan penghancuran trombosit
Perusakan platelet yang meningkat dapat menyebabkan
trombositopenia oleh mekanisme imunologi dan non-imunologi.
Penyebab imunologi trombositopenia dapat disebabkan
diantaranya,
1) Obat tertentu (antibiotik sulfonamide, carbamazepine, digoxin,
kina, quinidine, reaksitransfusi, dan gangguan rheumatologic
(lupus eritematosus sistemik).
2) Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) adalah
trombositopenia imunologi dimana sistem kekebalan tubuh
secara keliru menyerang trombosit yang beredar(autoimun). ITP
biasanya kronis (lama) pada orang dewasa dan akut pada anak-
anak)
c. Heparin-induced trombositopenia (HIT) adalah penghancuran
imunologis trombosit oleh penggunaan heparin dan obat-obatan terkait.
Proses trombositopeni nonimunologi konsumtif meliputi infeksi berat
atau sepsis,irregularitas permukaan pembuluh darah (vasculitis, katup
jantung buatan), atau, jarang terjadi, koagulasi intravaskular diseminata
atau DIC (komplikasi serius dari infeksi biasa, trauma, luka bakar, atau
kehamilan)
C. TANDA DAN GEJALA
1. <100.000/μL
2. Diatesis hemoragik yang merupakan akibat yang timbul karena
kelainan faal hemostasis yaitu kelainan patologik pada dinding
pembuluh darah mengakibatkan:
a. Simple easy bruising (mudah memar)
b. Purpura senilis, karena atrofi jaringan penyangga pembuluh darah
kulitterlihat terutama pada aspek dorsal lengan bawah atau tangan.
E. PATHWAY
Idiopathic, infeksi virus
Pembentukan neoantigen
Splenomegali Trombositopenia
Anemia
Defisit Nutrisi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pada pemeriksaan darah lengkap
Pada pemeriksaan ini ditemukan bahwa Hb sedikit berkurang,
eritrosit normositer, bila anemi berat hypochrome mycrosyter.
Leukosit meninggi pada fase perdarahan dengan dominasi PMN.
Pada fase perdarahan, jumlah trombosit rendah dan bentuknya
abnormal. Lymphositosis dan eosinofilia terutama pada anak
2. Pemeriksaan darah tepi
Hematokrit normal atau sedikit berkurang
3. Aspirasi sumsum tulang / Biopsi Bone Marrow (BMP)
Biopsi Bone Marrow (BMP) dapat dilakukan jika segala cara telah
dilakukan sampai pemberian obat dan pemeriksaan darah tidak
menunjukkan efek kebaik an pada pasien, jadi untuk mengetahui
penyakit di dalam tubuhnya yaitu mem eriksa bonemarrow
(pengambilan cairan sumsum tulang belakang) karena dicurigai
ada penyakitlain selain ITP.
Jumlah megakaryosit normal atau bertambah, kadang mudah sekali
morfologi megakaryosit abnormal (ukuran sangat besar,
intinonboluted, sitoplasma berfakuola dan sedikit atau tanpa
granula). Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan evaluasi
hapusan darah tepi merupakan pemeriksaan laboratorium pertama
yang terpenting (Elya, 2016).
G. PENATALAKSANAAN
1. Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
2. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum
naik, maka berikan kortikosteroid.
3. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan
immunoglobulin per IV
4. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit.
Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misal: prednisone 2 –
5mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap
kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV). · Imunosupressan: 6
– merkaptopurin 2,5 – 5mg/kgBB/hari peroral
5. Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral
6. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. · Splenektomi (Elya,
2016).
H. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama ,umur, jenis kelamin, alamat, suku, bangsa, pendidikan,
pekerjaan,agama, tanggal MRS, status perkawinan, tanggal pengkajian,
sumber informasi
2. Riwayat kesehatan
1) Diagnosa medik
Trombositopenia
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang menyebabkan klien dibawa ke rumah sakit.
3) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit yang dialami sekarang dan apa ada penyakit penyerta
4) Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami penyakit seperti ini atau tidak, penyakit
yang pernah dialami klien
5) Riwayat kesehatan keluargaTerdapatnya riwayat keluarga yang
mengalami DBD atau tidak
3) Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan Fisik difokuskan kepada :
a) Kulit dan Membran Mukosa : Purpura, Hemoraghi subkutan,
Hematoma dan
Sianosis akral
b) Sistem GI : Mual, muntah, nyeri pada abdomen, dan peningkatan
lingkar abdomen
c) Sistem Urinaria : hematuria
d) Sistem Pernapasan : dispnea. takipnea, sputum mengandung darah
(hemoptisis)
e) Sistem Kardiovaskular : hipertensi, frekuensi jantung meningkat
dan nadi perifer tak teraba
f) Sistem Saraf : perubahan tingkat kesadaran, gelisah dan
ketidakstabilan vasomotor
g) Sistem Muskuloskeletal : nyeri otot sendi dan punggung
I. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul diantaranya:
1) Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk mengabsorbsi makanan
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3) Risiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
5) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan transport oksigen
menurun
J. INTERVENSI