HEMIPARESIS
Disusun Oleh :
Agustian Trihatmoko
P1337420216058
Tingkat 3B
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
HEMIPARESIS
Latar Belakang
Salah satu penyakit non infeksi yang berkembang saat ini adalah penyakit
atau gangguan sistem peredaran darah yang menimbulkan kerusakan pada sistem
syaraf pusat dan lebih lanjut mengakibatkan kelumpuhan pada sebagian anggota
badan dan wajah sehingga menurunkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional
pasien.
Interfensi fisioterapi dan kerja sama dengan tenaga medis dan paramedis
lainya pada kasus-kasus seperti ini sangat dibutuhkan, baik selama pasien masih
kelemahan separuh wajah, lengan dan tungkai berupa gangguan motorik dan
salah satu sisi tubuh. (sumber: Kamus Keperawatan Sue Hinchliff). Hemiparese
Dextra adalah kelemahan sebelah kanan di tandai dengan adanya tonus yang
abnormal atau cidera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah
mendadak, progresif, cepat, berupa defisit neurologis yang berlangsung 24 jam atau
A. DEFENISI
mendadak, progesif cepat, berupa defisit neurologis yang berlangsung 24 jam atau
dapat mengeluhkan kelemahan pada satu sisi tubuh yang mengarah pada lesi
lebih lanjut dan mendetil mengenai waktu terjadinya gejala sehingga dapat
kontralateral:
1. Onset yang cepat dan kejadian ikutan yang statis memberkesan suatu kejadian
2. Suatu kejadian dengan progresi lambat lebih mengarah ke lesi berupa massa,
yaitu tumor.
3. Kejadian yang berulang dengan pola remisi umumnya mengarah pada proses
B. ETIOLOGI
a. Emboli
1) Emboli kardiogenik
b) Penyakit eksrakanial
d) Arteri vertebrali
2. Penyakit intracranial
c. Arteri basilaris
a. Hipertensif
b. Malformasi artei-vena
c. Angipati amyloid
e. Migren
f. Kondisi hiperkoagulasi
g. Penyalahgunaan obat
i. Miksoma atrium
C. PATOFISIOLOGI
jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri
2. Stroke hemoragik
edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut
D. MANIFESTASI KLINIS
istirahat atau bangun pagi dan biasanya kesadaran tidak menurun, kecuali bila
embolus cukup besar, biasanya terjadi pada usia > 50 tahun. Menurut WHO dalan
kepala karena hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktifitas atau
emosi/marah, sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan muntah sering
koma (60% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara stengah jam s.d
Pada pasien PSA gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut,
maningeal, oedema pupil dapat terjadi bila ada subhialoid karena pecahnya
aneurisma pada arteri komunikans anterior atau artei karotis interna. Gejala
lokasinya.
mendadak
hemiparesik
koma)
ucapan
5. Disartria (bicara pelo atau cadel)
Pada gangguan aliran darah otak (stroke), gejala ditentukan oleh tempat
perfusi yang terganggu, yakni daerah yang disuplai oleh pembuluh darah
bicara motorik dan sensorik (area bicara broca dan wernicke dari hemisfer
serta apraksia pada lengan kiri jika korpus kalosum anterior dan hubungan dari
basilaris dapat menyebabkan defisit di daerah yang disuplai oleh arteri serebri
oblongata.
E. KOMPLIKASI
kardiovaskuler
3. Edema Serebri dan Tekanan Intra cranial tinggi yang dapat menyebabkan
4. Aspirasi Atelektasis
5. Gagal Nafas
6. Disrithmia Jantung
7. Kematian
F. Pathway
Sumber : http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-stroke-
cerebro.html?m=1
G. PENATALAKSANAAN
lakukan kultur darah dan urine kemudian berikan antibiotik intravena secara
2. Nutrisi : pasien stroke memiliki risiko tinggi untuk aspirasi. Bila pasien sadar
sendok air putih kepada pasien dengan posisi setengah duduk dan kepala
fleksi kedepan sampai dagu menyentuh dada, perhatikan pasien tersedak atau
batuk dan apakah suaranya berubah (negative). Bila tes menelan negative dan
belum jelas, tetapi para ahli sepakat bahwa hiperglikemia (kadar glukosa
darah sewaktu >200mg/dl)harus dicegah. Skala luncur (sliding scale) setiap
stabil. Untuk fisioterapi pasif pada pasien yang belum bergerak, perubahan
posisi badan dan ekstremitas setiap 2 jam untuk mencegah dekubitus, latihan
gerakan sendi anggota badan secara pasif 4 kali sehari untuk mencegah
derajat dari bidang horisontal untuk menjamin aliran darah yang adekuat ke
otak dan aliran ballik vena ke jantung, kecuali pada pasien hipotensi (posisi
maka pasien harus diimobillisasi aktif ke posisi tegak, duduk dan pindah
otak yang terganggu. Depresi dan amnesia juga harus dikenali dan diobati
sedini mungkin.
lama yang tidak dalam pengobatan heparin intravena harus diobati dengan
heparin 5.000 unit atau fraksiparin 0,3 cc setiap 12 jam selama 5-10 hari untuk
mencegah pembentukan thrombus dalam vena profunda, karena insidennya
sangat tinggi . terapi ini juga dapat diberikan dengan pasien perdarahan
keteterisasi intermiten secara steril setiap 6 jam lebih disukai untuk mencegah
terutama pada pasien laki-laki yang mengalami retensi urine atau pasien
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Klinik
yang timbul)
batuk).
2. Pemeriksaan Penunjang
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah Rutin
b. Gula Darah
c. Urine Rutin
d. Cairan Serebrospinal
f. Biokimia Darah
g. Elektrolit
1. Pengkajian
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita
oleh pasien)
yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun
tidak)
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) pemeriksaan persistem
jalan nafas)
d) Sistem kardiovaskuler (nilai TD, nadi dari irama, kualitas dan
frekuensi)
g) Sistem reproduksi
penggunaan obat-obatan.
kesadaran menurun.
oliguri.
2. Diagnosa Keperawatan
ke jaringan
3. Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi :
setiap prosedur.
- kaji fungsi-sungsi yang lebih tinggi, seperti fungsi bicara jika pasien
sadar
ditoleransi pasien
ke jaringan
kriteria hasil :
Kriteria hasil :
2) Mobilisasi bertahap
Intervensi:
trocanter.
ambulasi pasien
dipenuhi
isyarat
Intervensi:
Kriteria hasil :
Intervensi :
diharapkan.
- sediakan alat bantu, seperti sikat gigi bergagang panjang, untuk mandi
Tujuan:
kriteria hasil:
Intervensi:
batuk
- Letakan posisi kepala lebih tingggi pada waktu, selama dan sesudah
makan.
- Stimulasi bibir untuk membuka dan menutup mulut secara manual
diperlukan.
melalui selang.
7. Evaluasi
Ghani, L., Laurentia, K. M., & Delima. (2016). Faktor Resiko Dominan Penderita
Stroke di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44 No. 1, Maret 2016; 49-
58.
Ghifari, M. A., & Meizly, A. (2015). Gambaran Tekanan Darah padaPasien Stroke
Akut di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015. Artikel Penelitian. Medan:
rights.
Jakarta: EGC