Oleh :
MIFTAKHUL JANNAH
180070300111019
1. Definisi
Stroke atau penyakit serebrovaskular mengacu pada setiap gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran
darah melalui sistem suplai arteri otak ( Sylvia A. Price, 2006 )
Stroke merupakan penyakit peredarah darah otak yang diakibatkan oleh
tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak,
sehingga suplai darah ke otak berkurang (Smltzer & Bare, 2010).
2. Etiologi
a. Perdarahan serebri
Stroke PIS dapat mengganggu fungsi motorik volunter karena
perdarahannya biasanya terjadi di arteri dalam (arteri cerebri) yang
berdekatan dengan ganglia basalis dan kapsula interna. Gangguan yang
terjadi pada PIS biasanya adalah paralisis dan kerusakan korteks
motorik.
Beberapa penyebab Perdarahaan Intra Serebrum (PIS):
a) Perdarahan intracerebrum hipertensif
b) Perdarahan subaraknoid (PSA)
Ruptura aneorisma sakular (berry)
Ruptura malformasi arteriovena (MAV)
Trauma
b. Pecahnya aneurisma
Biasanya perdarahan serebri terjadi akibat aneurisme yang pecah dan
salah satu dari ciri khas aneurisme adalah kecendrungan mengalami
perdarahan ulang.
c. Aterosklerosis (trombosis)
Proses aterosklerosis ditandai dengan plak berlemak pada lapisan intima
arteri besar. Bagian intima arteri serebri menjadi tipis dan berserabut,
sedangkan sel-sel ototnya menghilang. Lumina elastika interna robek dan
berjumbal sehingga lumen pembuluh sebagian berisi oleh materi sklerotik
tersebut.
d. Embolisme
Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus dalam jantung,
sehingga masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan
penyakit jantung, jarang terjadi berasal dari plak ateromatosa sinus
carotikus (carotisintema). Setiap batang otak dapat mengalami embolisme
tetapi biasanya embolus akan menyumbat bagian-bagian yang sempit.
3. Faktor Resiko
4. Klasifikasi
Klasifikasi CVA yaitu sebagai berikut:
a. Stroke Hemoragik (Perdarahan)
Disebabkan oleh pecahnya cabang pembuluh darah tertentu di otak
yang mengakibatkan perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut hemoragia
intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam ruang
subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak (hemoragia subaraknoid).
Stroke hemoragik (perdarahan) dapat dibagi menjadi 2 subtipe, yaitu:
a) Perdarahan Intraserebral (Parenkimatosa) atau PIS
Perdarahan intraserebral ke dalam jaringan otak (parenkim) paling sering
terjadi akibat cedera vasculer yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur dari
salah satu banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam jaringan otak.
b) Perdarahan Subarachnoid atau PSA
Perdarahan Subaraknoid (PSA) adalah keadaan akut dimana terdapatnya/
masuknya darah ke dalam ruangan subaraknoid, atau perdarahan yang
terjadi di pembuluh darah di luar otak, tetapi masih di daerah kepala seperti
di selaput otak atau bagian bawah otak. PSA memiliki dua kausa utama
yaitu ruptur suatu aneurisma dan trauma kepala.
b. Stroke Non-Hemoragik (Iskemik)
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari.
Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia
dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
Stroke iskemik memiliki subtipe berdasarkan penyebabnya, yaitu:
a) Lakunar
Infrak lakunar terjadi karena penyakit pembuluh halus hipersensitif dan
menyebabkan sindrome stroke yang biasanay muncul dalam beberapa jam
atau kadang-kadang lebih lama.
b) Stroke Trombotik Pembuluh Besar
Sebagian besar dari stroke ini terjadi saat tidur, saat pasien relatif
mengalami dehidrasi dan dinamika sirkulasi menurun. Stroke ini sering
berkaitan dengan lesi arterosklerotik yang menyebabkan penyempitan atau
stenosis di arteria karotis interna atau di pangkal arteria serebri media atau
di taut arteria vertebralis dan basilaris.
c) Embolik
Asal stroke embolik yaitu dari arteri distal atau jantung (stroke
kardioembolik). Trombus mural jantung merupakan sumber tersering: infrak
miokardium, fibrilisasi atrium, penyakit katup janutng, katup janutng buatan,
dan kardiomiopati iskemik. Penyebab penting selanjutnya berasal dari
arteri , terutama plak ateromatosa di arteria karotis. Serangan stroke ini
terjadi saat pasien beraktivitas.
d) Kriptogenik
Adalah stroke iskemik akibat sumbatan mendadak pembuluh
intrakranium besar tetapi tanpa penyebab yang jelas. Kelainan ini disebut
stroke kriptogenik karena sumbernya “tersembunyi”, bahkan setelah
dilakukan pemeriksaan diagnostik dan evaluasi klinis yang ekstensif.
Menurut Goetz (2007) CVA dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Berdasarkan perjalanan penyakitnya :
a) TIA’S (Trans Ischemic Attack)
Yaitu gangguan neurologis sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja
dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b) Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict)
Gangguan neurologis setempat yang akan hilang secara sempurna dalam
waktu 1 minggu dan maksimal 3 minggu.
c) Stroke in Volution
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang
muncul semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan
dalam beberapa jam atau beberapa hari.
d) Stroke Komplit
Gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanen.
b. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler :
a) Sistem karotis
- Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
5. Patofisiologi
Hemoragik serebral (pecahnya pembuluh darah serebral sehingga terjadi
perdarahan ke dalam jaringan otak atau area sekitar), hemoragik dapat terjadi di
epidural, subdural, dan intraserebral. (Hudak & Gallo, 2005; Ranakusuma, 2002).
Stroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal dari pecahnya arteri
penetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah superfisial dan berjalan
tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa anyaman
kapiler. Aterosklerosis dapat terjadi dengan bertambahnya umur dan adanya
hipertensi kronik, sehingga sepanjang arteri penetrans terjadi aneurisma kecil-
kecil dengan diameter 1 mm. Peningkatan tekanan darah yang terus menerus
akan mengakibatkan pecahnya aneurisme ini, sehingga dapat terjadi perdarahan
dalam parenkim otak yang bisa mendorong struktur otak dan merembas ke
sekitarnya bahkan dapat masuk kedalam ventrikel atau ke ruang intrakranial.
Perdarahan intracranial biasanya disebabkan karena ruptur arteri serebri.
Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan atau subaraknoid, sehingga
jaringan yang ada disekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat
mengiritasi jaringan otak, sehingga dapat mengakibatkan vasospasme pada
arteri di sekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisfer
otak dan sirkulus willis. Bekuan darah yang semula lunak akhirnya akan larut dan
mengecil. Daerah otak disekitar bekuan darah dapat membengkak dan
mengalami nekrosis, karena kerja enzim-enzim maka bekuan darah akan
mencair, sehingga terbentuk suatu rongga. Sesudah beberapa bulan semua
jaringan nekrotik akan diganti oleh astrosit dan kapiler-kapiler baru sehingga
terbentuk jalinan desekitar rongga tadi. Akhirnya rongga-rongga tersebut terisi
oleh astroglia yang mengalami proliferasi (Price & Willson, 2002).
Kebanyakan kasus PIS terjadi pada pasien dengan hipertensi kronik.
Keadaan ini menyebabkan perubahan arteriosklerotik pembuluh darah kecil,
terutama pada cabang-cabang arteri serebri media, yang mensuplai ke dalam
basal ganglia dan kapsula interna. Pembuluh-pembuluh darah ini menjadi lemah,
sehingga terjadi robekan dan reduplikasi pada lamina interna, hialinisasi lapisan
media dan akhirnya terbentuk aneurisma kecil yang dikenal dengan aneurisma
Charcot-Bouchard. Hal yang sama dapat terjadi pembuluh darah yang mensuplai
pons dan serebelum. Rupturnya satu dari pembuluh darah yang lemah
menyebabkan perdarahan ke dalam substansi otak (Gilroy,2000; Ropper, 2005).
Menurut Yayasan Stroke Indonesia, beberapa tanda dan gejala yang biasanya
dijumpai adalah sebagai berikut:
- Kelemahan / kelumpuhan wajah dan / atau anggota badan satu sisi atau dua
sisi.
- Rasa baal pada wajah dan / atau anggota badan satu sisi atau dua sisi.
-
Manifestasi klinis yang terjadi pada stroke adalah terjadinya defisit neurologik. Berikut ini
adalah manifestasi klinis stroke yang berhubungan dengan defisit neurologik (Smeltzer,
2001) :
Defisit Neurologik Manifestasi
1. Defisit Lapang
Penglihatan
a. Homonimus hemianoposia - Tidak menyadari orang atau objek di tempat
(kehilangan setengah kehilangan penglihatan.
lapang penglihatan) - Mengabaikan salah satu sisi tubuh.
- Perubahan penilainan.
6. Defisit Emosional - Kehilangan kontrol diri.
- Labilitas emosional.
- Perasaan isolisasi.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Penunjang
a. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara apesifik seperti
perdarahan arteriovena atau adanya ruptur.
b. CT Scan
Memperlihatkan secara spesifik letak oedema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia serta posisinya secara pasti. CT
scan merupakan pemeriksaan paling sensitif untuk PIS dalam beberapa
jam pertama setelah perdarahan. CT-scan dapat diulang dalam 24 jam
untuk menilai stabilitas.
c. Pungsi lumbal
Tekanan yang meningkat dan di sertai dengan bercak darah pada cairan
lumbal menunjukkan adanya haemoragia pada sub arachnoid atau
perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlah protein menunjukan
adanya proses inflamasi.
d. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Dengan menggunakan gelombang magnetic untuk menentukan posisi
serta besar/ luas terjadinya perdarahan otak.
e. USG Dopler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem
karotis).
f. EEG
Melihat masalah yang timbul dampak dari jaringan yang infark sehingga
menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap
Untuk mengetahui adanya anemia, trombositopenia dan
leukositosis yang dapat menjadi factor risiko stroke hemoragik
DAFTAR PUSTAKA