Anda di halaman 1dari 7

POLA DIET BAGI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

YANG MENJALANI HEMODIALISA

A. Pentingnya Diet bagi Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisa


Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisa mengingat adanya
efek uremia. Apabila ginjal tidak mampu mengekskresikan produk akhir metabolisme,
substansiyang bersifat asam ini akan menumpuk dalam serum pasien dan bekerja
sebagai racun. Gejala yang terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal dengan gejala
uremik dan akanmempengaruhi setiap sistem tubuh. Lebih banyak toksin yang menumpuk,
lebih berat gejala yang timbul. Diet rendah protein akan mengurangi penumpukan
limbah nitrogen dan dengan demikian meminimalkan gejala. Penumpukan cairan
juga dapat terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung kongestifserta edema paru.
Dengan demikian pembatasan cairan juga merupakan bagian dari resep diet untuk
pasien ini. Dengan penggunaan hemodialisa yang efektif, asupan makanan pasien dapat
diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa penyesuaian atau pembatasan
pada asupan protein, natrium, kalium dan cairan (Dharma, 2015).

B. Tujuan Diet bagi Pasien GGK


Tujuan dari diet bagi penderita gagal ginjal kronis adalah untuk menjaga kadar
elektrolit, mineral, dan cairan dalam tubuh Anda tetap seimbang atau terkontrol. Pasien
yang menjalani dialisis perlu diet khusus untuk membatasi penumpukan produk limbah
dalam tubuh. Membatasi cairan pada pasien yang menjalani perawatan dialisis sangat
penting karena kebanyakan orang yang menjalani pengobatan cuci darah buang air kecil
sangat sedikit. Tanpa buang air kecil, cairan akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga
menyebabkan terlalu banyak cairan di jantung, paru-paru, dan pergelangan kaki
(Dharma, 2015). Tujuan diet bagi pasien gagal ginjal antara lain:
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsiginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia).
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Mencegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan
memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus (Almatsier, 2006).
C. Syarat Diet bagi Pasien GGK
Pada pasien GGK sering terjadi mual, muntah, anoreksia, dan gangguan lain yang
menyebabkanasupan gizi tidak adekuat/tidak mencukupi. Syarat pemberian diet pada Gagal Ginjal
Kronik adalah (Almatsier, 2006):
- Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.

- Protein rendah, yaitu 0,6 – 0,75 gr/kg BB. Sebagian harus bernilai biologik tinggi.

Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :

 Diet Protein Rendah I : 30 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg.

 Diet Protein Rendah II : 35 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.

 Diet Protein Rendah III : 40 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.

Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada

keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat

lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Untuk protein yang rendah dapat ditingkatkan

dengan memberikan asam amino esensial murni.

- Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan total energi, diutamakan

lemak tidak jenuh ganda.

- Karbohidrat cukup, yaitu : kebutuhan energy total dikurangi yang

berasal dari protein dan lemak.

- Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, acites, oliguria, atau anuria,

jumlah natrium yang diberikan antara 1-3 g.

- Kalium dibatasi (60-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah > 5,5

mEq), oliguria, atau anuria.

- Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urine sehari (24 jam)

ditambah dengan pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (±500 ml).

- Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C,

vitamin D.
D. Rekomendasi Diet bagi Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisa
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang baik, sumbernya antara lain:
 Buah-buahan, roti, biji-bijian, dan sayuran. Makanan ini memberikan energi, serta
serat, mineral, dan vitamin.
 Permen, gula, madu, dan jelly. Jika diperlukan bisa mengkonsumsi makanan
penutup berkalori tinggi seperti kue, selama tetap membatasi makanan penutup
yang dibuat dari coklat, kacang, atau pisang.
2. Lemak
Lemak bisa menjadi sumber kalori yang baik. Pastikan untuk menggunakan
monounsaturated dan polyunsaturated lemak, sumbernya dari minyak zaitun, minyak
canola, dan minyak safflower untuk melindungi kesehatan jantung.
3. Protein
Diet rendah protein dapat membantu sebelum pasien mendapatkan terapi dialisis.
Dokter atau ahli gizi mungkin merekomendasikan diet moderat protein (1 gram protein
per kilogram berat badan per hari). Setelah pasien mulai dialisis, maka akan perlu
makan lebih banyak protein. Diet tinggi protein dengan ikan, unggas, atau telur setiap
kali makan mungkin disarankan. Ini akan membantu pasien untuk mengganti otot dan
jaringan lain yang hilang. Orang-orang yang menjalani dialisis harus makan 8-10 ons
makanan tinggi protein setiap hari. Dokter, ahli gizi, atau perawat akan menyarankan
menambahkan putih telur, telur bubuk putih, atau bubuk protein.
4. Kalsium dan Fosfor
Mineral kalsium dan fosfor sebaiknya rutin diperiksa. Bahkan pada tahap awal penyakit
gagal ginjal kronis, tingkat fosfor dalam darah bisa terlalu tinggi. Hal ini dapat
menyebabkan:
 Kalsium rendah.
Hal ini menyebabkan tubuh untuk menarik kalsium dari tulang, sehingga membuat
tulang menjadi lebih lemah.
 Gatal
Pasien perlu membatasi makanan yang mengandung sejumlah besar fosfor. Makanan
ini termasuk susu, yogurt, dan keju. Beberapa makanan susu yang rendah fosfor,
termasuk margarin, mentega, krim keju, krim kental, keju ricotta, keju brie, serbat, dan
topping whipped nondairy.
Buah-buahan dan sayuran mengandung hanya sejumlah kecil fosfor, tetapi
mengandung banyak kalium. Pasien perlu untuk mengkonsumsi suplemen kalsium
untuk mencegah penyakit tulang, dan vitamin D untuk mengontrol keseimbangan
kalsium dan fosfor dalam tubuh Anda.
5. Cairan
Pada tahap awal gagal ginjal, pasien tidak perlu membatasi cairan yang diminum.
Namun, ketika kondisi semakin buruk, atau ketika sedang menjalani dialisis, pasien
sangat perlu untuk mengontrol jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh. Di antara
sesi dialisis, cairan dapat menumpuk dalam tubuh. Terlalu banyak cairan akan
menyebabkan sesak napas, sebuah keadaan darurat yang memerlukan perhatian
medis segera. Dokter dan perawat dialisis selalu menjelaskan berapa banyak cairan
yang boleh diminum oleh pasien hemodialisa setiap harinya. Ahli gizi akan
menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak air,
seperti sup, es krim, anggur, melon, selada, tomat, dan seledri.
Tips untuk menghindari haus berlebih meliputi:
 Hindari makanan asin
 Membekukan jus di nampan es batu dan makan seperti es krim (pasien tetap
harus menghitung es batu tersebut dalam jumlah batas cairan)
 Hindari keluar rumah saat cuaca panas

Berat badan yang meningkat secara tiba-tiba bisa berarti pasien minum terlalu banyak
cairan. Untuk pasien dialisis, komplikasi akibat kelebihan cairan antara lain:
 Tekanan darah tinggi
 Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (umumnya terjadi selama hemodialisis)
 Sesak napas (dan dalam beberapa kasus, akibat adanya cairan di paru-paru)
 Masalah jantung, yang dapat mencakup denyut jantung cepat, otot-otot jantung
melemah dan pembesaran jantung / jantung bengkak.
6. Natrium / Sodium
Mengurangi natrium dalam diet akan membantu pasien untuk mengontrol tekanan
darah tinggi. Hal ini juga menjauhkan pasien dari rasa haus, dan mencegah
penumpukan cairan di dalam tubuh. Pasien perlu mengurangi natrium dalam diet,
caranya antara lain:
 Periksa semua label makanan untuk melihat berapa banyak garam atau natrium
yang terkandung di dalam makanan tersebut. Carilah produk dengan natrium
kurang dari 100 mg garam per porsi.
 Jangan menggunakan garam saat memasak, gunakan rempah lain yang aman
untuk menambah rasa makanan.
 Jangan menggunakan pengganti garam karena mengandung kalium. Orang
dengan penyakit gagal ginjal kronis juga perlu membatasi kalium.
7. Potassium / Kalium
Tingkat kalium yang normal dapat membantu menjaga jantung Anda berdetak terus.
Namun, terlalu banyak kalium dapat menumpuk di dalam tuubh bila ginjal tidak lagi
berfungsi dengan baik. Kalium ditemukan di banyak kelompok makanan, termasuk
buah-buahan dan sayuran. Memilih makanan yang tepat dari masing-masing
kelompok makanan dapat membantu mengontrol kadar kalium.
Ketika makan buah-buahan:
 Pilih buah persik, anggur, pir, ceri, apel, berry, nanas, dan plum
 Pantangan: Batasi atau hindari jeruk dan jus jeruk, nektarin, Kiwi, kismis, pisang,
melon, dan nektarin

Ketika makan sayuran:


 Pilih brokoli, kubis, wortel, kembang kol, seledri, mentimun, terung, kacang hijau,
bawang, paprika, zucchini, dan labu kuning
 Pantangan : asparagus, alpukat, kentang, tomat, labu air, alpukat, dan bayam
(yang telah di masak).
8. Zat Besi
Orang dengan gagal ginjal kronis biasanya juga memiliki anemia sehingga
membutuhkan tambahan zat besi. Banyak makanan yang mengandung zat besi
(jeroan, daging sapi, ayam). Ahli gizi akan menyarankan mengenai makanan dengan
zat besi yang bisa dikonsumsi oleh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa (Dharma, 2015).
Contoh Susunan Bahan Makanan Sehari
untuk Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisa

Waktu Bahan makanan Berat URT


Pagi Beras 75 gr 1 gelas tim
Telur 50 gr 1 butir
Mezena 20 gr 4 sdm
Sayuran 50 gr ¾ gelas
Gula pasir 20 gr 2 sdm
Minyak 10 gr 1 sdm
Tepung susu whole 10 gr 2 sdm
Pukul Maizena 10 gr 2 sdm
10.00 Gula pasir 20 gr 2 sdm
Minyak 10 gr 1 sdm
Beras 75 gr 1 gelas tim
Daging 25 gr 1 potong kecil
Telur 25 gr ½ butir
Siang Sayuran 75 gr ¾ gelas
Buah 100gr 1 potong pepaya
Minyak 10 gr 1 sdm
gula pasir 10 gr 1 sdm
Pukul 16.00 Maizena 10 gr 1 sdm
Gula pasir 20 gr 2 sdm
Minyak 10 gr 1 sdm
Sore Beras 75 gr 1 gelas tim
Daging 25 gr 1 potong kecil
Telur 25 gr ½ butir
Sayuran 75 gr ¾ gelas
Buah 100 gr 1 potong papaya
Minyak 10 gr 1 sdm
Gula pasir 10 gr 1 sdm
Pukul 21.00 Tepung susu whole 20 gr 4 sdm
Gula pasir 20 gr 4 sdm

Dimana energi = 2000 kal; protein 40 gr; rendah garam


Pagi Siang Malam
< 10.00 10.00 < 16.00 16.00 < 20.00 20.00
- Nasi - Kue talam - Nasi - Agar-agar - Nasi - Susu
- Telur - Teh manis - Ikan - Teh manis - Daging
ceplok panggang bistik
- Tumis labu - Cah sayur - Sup sayur
siam - Pepaya - Pepaya
- Susu - Teh manis - Teh manis
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2006). Penuntun diet terbaru. Jakarta: Gramedia.

Dharma, Wongso Yudi. 2015. Diet dan Pantangan Makanan Penderita Gagal Ginjal
Kronis. (online). http://www.nlm.nih.gov, diakses pada 11 Maret 2016.

Dharma, Wongso Yudi. 2015. Membatasi Asupan Cairan bagi Penderita Penyakit Gagal
Ginjal. (online). http://www.nlm.nih.gov, diakses pada 11 Maret 2016.

Muttaqin, A., & Sari, K. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika.

Sapri, A. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan dalam Mengurangi


Asupan Cairan pada Panderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisa Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. (online).
http://www.dosctoc.com/docs/6849068/a, diakses pada 11 Maret 2016.

Smeltzer, S., & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Sustineliya. 2013. Hubungan Pengetahuan tentang Asupan dan Cairan Pengendalian


Cairan terhadap Penambahan Berat Badan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisa. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau.

Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K SM, Setiati S,
editors: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5nd ed. Jakarta: Interna Publishing;
2009.p.1035-40.

Anda mungkin juga menyukai