Anda di halaman 1dari 43

SUMBER DISTRES DAN STRESS (1)

Stress boleh diartikan sebagai respons badan dalam


menghadapi stressor secara fisiologi,
mental atau fiSikal. Stressor yaitu puncak stres boleh
mendatangi seseorang individu dalam pelbagai bentuk
seperti stres fisikal, sosial
ataupun psikologi yang menyebabkan tubuh kita perlu
untuk melakukan penyesuaian
menghadapinya. Eustress adalah stres yang menghasil
kan kesan positif dan kegembiraan
seperti perkawinan, naik pangkat, mendapat keluarga
baru dan berpindah rumah.
Distress Manakala distress pula adalah stres yang
mengakibatkan kesan negatif kepada
manusia seperti kematian, kemalangan jalan raya,
berpenyakit dan beberapa musibah lain.
Eustress, atau stres positif, memiliki karakteristik
sebagai berikut:

Memotivasi, berfokus energi.


Apakah jangka pendek.
Dianggap sebagai kemampuan koping.
Terasa menarik.
Meningkatkan kinerja.
Sebaliknya, Distress, atau stres negatif, memiliki
karakteristik sebagai berikut:

Menyebabkan kecemasan atau kekhawatiran.


Bisa pendek atau jangka panjang.
Dianggap sebagai luar kemampuan kopingnya.
Terasa tidak menyenangkan
mengurangi kinerja
Berikut adalah beberapa tips dalam menangani distress
atau eustress:
Tidur
Ini adalah penting! Cobalah untuk mendapatkan cukup
tidur. Tidur yang cukup bergantung pada usia, aktivitas,
dan faktor lainnya, tetapi Anda sekarang mungkin tahu
berapa banyak tidur yang tubuh Anda butuhkan. Tidur
akan membantu menyegarkan sistem Anda dan
mempersiapkan Anda untuk menghadapi kesibukan
hari esok.
Diet
Mengurangi gula dan makanan olahan yang
membebani adrenalin Anda juga akan membantu.
Cobalah untuk makan dengan bijaksana.
Udara segar
Di saat-saat stress, pergilah berjalan kaki. Jika Anda
tidak bisa berjalan kaki, duduklah dan bernapaslah.
Berolahraga
Cobalah olahraga ringan untuk meregangkan otot-otot
Anda dan melepaskan ketegangan. Yoga dan tai chi
adalah olahraga yang bagus.
Pengalihan
Terkadang adalah membantu untuk melupakan hal-hal
sejenak, baik atau buruk, dengan membaca buku atau
menonton film bagus. Putarlah lagu dan menarilah
seolah-olah tidak ada yang melihat. Bermain puzzle.
Berfokuslah pada sesuatu di luar diri Anda.
Herbal
Minumlah secangkir ramuan herbal. Enduslah aroma
lavender. Makanlah kari atau makanan yang kaya rasa.
Pengalihan
Terkadang adalah membantu untuk melupakan
hal-hal sejenak, baik atau buruk, dengan
membaca buku atau menonton film bagus.
Putarlah lagu dan menarilah seolah-olah tidak
ada yang melihat. Bermain puzzle. Berfokuslah
pada sesuatu di luar diri Anda.
Herbal
Minumlah secangkir ramuan herbal. Enduslah
aroma lavender. Makanlah kari atau makanan
yang kaya rasa.
Tertawa
Teleponlah satu orang yang Anda tahu
dapat membuat Anda tertawa.
Tertawa adalah obat yang mujarab!
Mempersiapkan diri dan memahami
bahwa bahkan stres yang baik tetaplah
stres akan membantu Anda melewati
saat-saat senang maupun susah
RESPON KEHILANGAN (2)
DEFENISI
• KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi
dimana sesuatu yang dihadapi, dinilai terjadi perubahan, tidak
lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang.

• Dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi dimana seseorang


mengalami suatu kekurangan atau tidak ada sesuatu yang
dulunya ada (Wilkinson, 2005).
• Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada kemudian menjadi tidak
ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Potter & Perry,
2005).
Jenis-jenis Kehilangan
Ada 5 jenis konsep kehilangan, yaitu :
1. Kehilangan Objek Eksternal
Kehilangan ini mencakup segala kepemilikan
yang telah menjadi usang, berpindah tempat,
dicuri, atau rusak karena bencana alam.
Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang
terhadap benda yang hilang bergantung pada
nilai yang dimiliki orang tersebut terhadap
benda yang dimilikinya, dan kegunaan dari
benda tersebut. Contoh : kehilangan sepeda
motor, kehilangan uang, kehilangan rumah.
2. Kehilangan Lingkungan yang telah Dikenal
Kehilangan ini mencakup meninggalkan lingkungan yang telah
dikenal selama periode tertentu/kepindahan secara permanen.
Contoh : pindah rumah baru dan alamat baru atau yang ekstrim
lagi dirawat di rumah sakit. Kehilangan melalui perpisahan dari
lingkungan yang telah dikenal dapat terjadi melalui
situasi naturasional, misal : lansia pindah kerumah perawatan.
3. Kehilangan Orang Terdekat
Kehilangan yang terjadi pada orang-orang terdekat seperti
orangtua, pasangan, anak-anak, saudara sekandung, guru, dll.
Contoh : pindah rumah, pindah pekerjaan karena promosi atau
mutasi, melarikan diri, dan kematian.
4. Kehilangan Aspek Diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis,
atau psikologis. Kehilangan ini dapat terjadi karena penyakit, cedera, atau
perubahan perkembangan situasi. Kehilangan seperti ini dapat menurunkan
kesejahteraan individu, mengalami kehilangan kedudukan, mengalami
perubahan permanen dalam citra tubuh dan konsep diri. Contoh : kehilangan
anggota tubuh dan harus diamputasi karena kecelakaan lalu lintas, menderita
kanker organ tubuh yang ganas, terkena penyakit HIV/ AIDS.
5. Kehilangan Hidup
Kehilangan ini ada pada orang-orang yang akan menghadapi kematian sampai
dengan terjadinya kematian. Hal ini sering menyebabkan kehilangan kontrol
terhadap diri sendiri, gelisah, takut, bergantung pada orang lain, putus asa
dan malu. Contoh : pasien yang divonis menderita kanker otak, luekimia atau
penyakit langka lainnya yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter.
DEFENISI
BERDUKA adalah respon fisik dan psikologis yang terpola
spesifik pada individu yang mengalami kehilangan.
Respon/reaksi normal, karena melalui proses berduka individu
mampu memutus ikatan dengan benda/orang yang terpisah
dan berikatan dengan benda/orang baru.

Berduka bisa mencakup aspek fisik/psikologis, kognitif dan


perilaku
• Berduka : reaksi terhadap kehilangan yang merupakan respon
emosional yang normal.

 Berduka Proses memecahkan masalah

 Normal terkait kematian.

 Menentukan kesehatan jiwa indiv idu, karena memberi


kesempatan individu untuk melakukan koping terhadap
kehilangan secara bertahap sehingga dapat menerima
kehilangan
Karakteristik Berduka menurut Burgers dan
Lazare (1976)
1. Berduka yang menunjukkan reaksi syok dan ketidakyakinan.
2. Berduka yang menunjukkan perasaan sedih dan hampa bila
teringat tentang kehilangan orang yang disayangi.
3. Berduka yang menunjukkan perasaan tidak nyaman dan
sering disertai dengan menangis, serta keluhan-keluhan
sesak pada dada, rasa tercekik, nafas pendek.
4. Mengenang almarhum terus menerus
5. Memperoleh pengalaman perasaan berduka.
6. Cenderung menjadi mudah tersinggung dan marah.
6 (Enam) tingkatan Berduka
• 1. Syok
• 2. Tidak yakin
• 3. Mengembangkan kesadaran diri
• 4. Restitusi
• 5. Mengatasi kehilangan
• 6. Idealisasi dan hasil
Proses berduka:
• Fase awal
Dimulai dengan adanya kehilangan spt kematian.
Berlangsung beberapa minggu
Reaksi : syok, tidak yakin atau tidak percaya
perasan dingin, perasaan kebal (mati
rasa) dan bingung

Berakhir setelah beberapa hari

Kembali berduka berlebihan

Menangis dan ketakutan


Lanjutan……
• Fase Pertengahan
Dimulai : kira-kira 3 minggu sesudah kematian
Berakhir : kurang lebih 1 tahun
Pola tingkah laku yang ditunjukan:
a. Perilaku obsesi, meliputi : pengulangan
pikiran tentang peristiwa kematian.
b. Suatu pencarian arti dari kematian
Lanjutan….
• Fase Pemulihan
Terjadi sesudah kurang lebih satu tahun.
Individu memutuskan untuk tdk mengenang masa
lalu.

Meningkat partisipasi
pada kegiatan sosial
Kehilangan
• Kehilangan : suatu keadaan ketika individu berpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada atau dimiliki, baik sebagian
atau keseluruhan.

• Dapat terjadi : tiba-tiba atau bertahap

• Proses berduka yang disebabkan oleh kehilangan :


1. Penyangkalan (denial)
2. Marah (anger)
3. Tawar menawar (bargaining)
4. Depresi
5. Penerimaan (acceptance)
Lanjutan……
Tahap Penyangkalan
Reaksi: Terkejut, tidak percaya, merasa terpukul,
menyangkal pernyataan kehilangan.

Kadang berhalusinasi (seolah-olah masih melihat


atau mendengar suara orang tsb)

Reaksi fisik : keletihan, kelemahan, wajah pucat, mual,


diare,sesak nafas, detak jantung cepat,
menangis, gelisah
Lanjutan…..
Tahap Marah
Individu mulai sadar dengan kenyataan kehilangan.

Menunjukkan perasaan marah meningkat yang


diproyeksikan pada orang tertentu atau yang ada
dilingkungannya.

Reaksi fisik : wajah merah, nadi cepat, gelisah,


susah tidur, tangan mengepal.
Lanjutan……
Tahap Tawar Menawar:
Reaksi: Menyatakan kata-kata ”seandainya saya
hati-hati”, “kenapa harus terjadi pada
keluarga saya”.
Lanjutan……
Tahap Depresi:
Reaksi : menarik diri, tidak mau bicara, putus asa.
Reaksi fisik: menolak makan, susah tidur, letih,
libido menurun.

Tahap Penerimaan :
Reorganisasi perasaan kehilangan

Gambaran objek atau orang yang hilang mulai dilepas perlahan,


perhatian dialihkan pada objek baru
SUMBER GANGGUAN ATAU KEHILANGAN

• Eksternal:
Pikiran, sikap, tindakan yang tidak sesuai dengan nilai
individu,keyakinan atau moral dan konflik
interpersonal yang mengancam konsistensi individu,
harga diri,rasa aman
• Internal :
Kematian orang yang disayangi, penghentian kerja
(PHK), penyakit atau kehilangan tubuh tertentu
Jenis Kehilangan
• Kehilangan orang bermakna, mis: akibat kematian
atau dipenjara
• Kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial, mis:
menderita penyakit, amputasi, kehilangan pendapat,
kehilangan perasaan tt diri, kehilangan pekerjaan,
kehilangan kedudukan, kehilangan kemampuan
seksual
• Kehilangan milik pribadi
(mis: uang,perhiasan)
Faktor Predisposisi

• Genetik
Riwayat kelg depresi sulit mengembangkan sikap
optimistik dalam menghadapi permasalahan.
• Kesehatan fisik
Keadaan fisik sehat cenderung mampu mengatasi
stress
• Kesehatan mental
Indiv gg jiwa dg riwayat depresi merasa masa
depan suram peka dg situasi kehilangan
• Pengalaman kehilangan masa lalu
Kehilangan masa kanak-kanak mempengaruhi kemampuan
menghadapi kehilangan dimasa dewasa.
Faktor Presipitasi

Stres dari perasaan kehilangan:


Stres nyata atau Imajinasi

Kehilangan bersifat bio-psiko-sosial

Kehilangan kesehatan, kehilangan harga diri, kehilangan


pekerjaan,kehilangan peran dalam keluarga,
kehilangan posisi di masyarakat.
Implikasi Keperawatan
• Pengkajian
1. Mengkaji pasien dan angg kelg berduka
menentukan tingkat berduka
2. Mengkaji gejala klinis berduka: sesak di dada,
nafas pendek, berkeluh kesah, perasaan penuh
diperut, kehilangan kekuatan otot, distres
perasaan yg hebat.
3. Kaji karakteristik berduka, kaji respon fisiologis,
respon tubuh terhadap kehilangan (reaksi stress)
4. Faktor yg mempengaruhi reaksi stress : umur, culture,
keyakinan spiritual, peran seks, status sosek.
5. Faktor predisposisi
6. Faktor presipitasi dan mekanisme koping.
Lanjutan
• Diagnosa Keperawatan
a. berduka kompleks
b. berduka antisipasi
Intervensi Keperawatan
Tujuan: Pasien dapat melalui proses berduka secara normal
dan sehat

Prinsip :
a. Tahap Penyangkalan: (memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan perasaan)
1) Dorong pasien mengungkapkan perasaan duka
2) Tingkatkan kesadaran pasien scr bertahap, siap mental
3) Dengarkan pasien dengan penuh pengertian, jangan
menghukum atau menghakimi
4) Jelaskan bahwa sikap pasien wajar terjadi
Intervensi Keperawatan
5) Beri dukungan nonverbal : memegang tangan,
menepuk bahu
6) Jawab pertanyaan pasien dgn bahasa sederhana,
jelas dan singkat.
7) Amati respon pasien selama bicara
8) Tingkatkan kesadaran pasien scr bertahap
Lanjutan
b. Tahap marah
1) Beri dorongan dan kesempatan pasien
mengungkapkan rasa marahnya
secara verbal
2) Dengarkan dgn empaty, jangan
memberi respon yang mencela
3) Bantu klien memanfaatkan sumber-
sumber pendukung
Lanjutan
c. Tahap Tawar menawar
Bantu pasien mengidentifikasi rasa
bersalah dan rasa takutnya
1) Amati perilaku klien
2) Diskusikan bersama pasien ttg
perasaan
3) Tingkatkan HD pasien
4) Cegah tindakan merusak diri
Lanjutan
d. Tahap Depresi (mengidentifikasi tk depresi, resiko merusak diri dan
membantu pasien mengurangi rasa bersalah)
1) Amati perilaku pasien
2) Diskusikan bersama pasien mengenai perasaan
3) Cegah tindakan merusak diri
4) Hargai perasaan pasien
5) Bantu pasien mengidentifikasi dukungan positif
yang terkait dengan kenyataan
6) Beri kesempatan pasien menungkapkan
perasaannya bila perlu biarkan ia menangis sambil
tetap didampingi
7) Bahas pikiran yang selalu timbul bersama pasien
Lanjutan
e. Tahap Penerimaan
(membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa
dielakkan)
1) Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien scr
teratur
2) Bantu pasien/kelg berbagi rasa, karena
biasanya setiap anggota kelg tdk berada pada
tahap yg sama pada saat bersamaan
TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA
Tujuan tindakan keperawatan: Keluarga dapat merawat
pasien yang berduka

Tindakan keperawatan:
1. Mengenal masalah berduka pada pasien
2. Menjelaskan pada keluarga tentang cara merawat pasien
dengan berduka berkepanjangan
3. Mempraktekkan pada keluarga cara merawat pasien
dengan berduka berkepanjangan
4. Mengevaluasi kemampuan pasien yang berduka
5. Melakukan rujukan
PERBANDINGAN TEORI PROSES BERDUKA

ENGELS (1964) KUBLES-ROSS (1969)

Menyangkal
Syok dan tidak percaya
Marah
Berkembangnya kesadaran
Restitusi (ganti rugi) Tawar-menawar

Idealisasi Depresi
Reorganisasi (hasil) Penerimaan
MARTOCCHIO (1985) RANDO (1991)

Syok dan tidak percaya


Penghindaran
Kerinduan dan protes
Kesedihan yang mendalam, Konfrontasi
disorganisasi, putus asa

Identifikasi kehilangan Akomodasi

Reorganisasi dan restitusi (ganti rugi)

Anda mungkin juga menyukai