Disusun Oleh:
INTAN RINALDI JANUARI SALVADILLA
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT DEMAM BERDARAH
1. PENGERTIAN
Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) disebabkan oleh virus DBD
yang menginfeksi manusia lewat gigitan Nyamuk DBD atau nyamuk
Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus ini adalah
nyamuk betina yang sudah terinfeksi virus dengue. Setelah Nyamuk DBD
menggigit manusia, virusnya akan masuk ke dalam darah dan mengalir ke
seluruh tubuh, kemudian mulai menyebabkan infeksi pada sel-sel tubuh
yang sehat. Gejala Penyakit DBD biasanya terlihat kurang lebih 15 hari
setelah gigitan nyamuk.Pasien Penyakit DBD harus dipantau dan diobati
dengan tepat, karena penyakit ini bisa menjadi parah hingga ke tingkat
yang dapat menyebabkan kematian.(Alodokter, 3 Desember 2019)
2. ETIOLOGI
Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk
ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk
ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang. Penularan
virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit oleh nyamuk
perantara. Virus dari orang yang terinfeksi akan dibawa oleh nyamuk, dan
menginfeksi orang lain yang digigit nyamuk tersebut. Virus Dengue hanya
menular melalui nyamuk, dan tidak dari orang ke orang.
Virus Dengue terbagi menjadi empat tipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3,
dan DEN 4. Ketika seseorang terinfeksi salah satu tipe virus Dengue dan
berhasil pulih, maka tubuhnya akan membentuk kekebalan seumur hidup
terhadap tipe virus tersebut. Akan tetapi, kekebalan terhadap salah satu
virus tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi oleh tipe
virus Dengue yang lain.
Faktor pendukung:
A. Musim hujan yang lama
Musim hujan adalah salah satu faktor penyebab mewabahnya
demam berdarah (DBD) di Indonesia. Musim hujan di Indonesia
berlangsung cukup lama, antara bulan Oktober sampai bulan
Febuari. Selama musim hujan umumnya kasus demam berdarah
meningkat karena banyaknya genangan air. Genangan air hujan atau
bahkan sisa arus banjir adalah sarana paling ideal bagi
nyamuk Aedes untuk bertelur. Nyamuk akan lebih mudah dan cepat
berkembang biak di lingkungan yang lembap.
Begitu pula selama musim pancaroba (peralihan musim dari
kemarau ke hujan, atau sebaliknya). Di musim pancaroba, kadang suhu
lingkungan juga akan terasa lebih lembap. Ini membuat masa inkubasi
virus dalam tubuh nyamuk berlangsung lebih cepat. Artinya nyamuk
akan punya lebih banyak peluang untuk menginfeksi banyak orang
sekaligus dalam waktu singkat.
Secara umum, iklim adalah faktor kunci yang mengendalikan di
mana spesies nyamuk dapat hidup. Ketika iklim berubah, nyamuk akan
berpindah mencari habitat yang cocok agar bisa terus berkembang biak.
3. KLASIFIKASI
Derajat DHF berdasarkan klsifikasi WHO 2011
A. DD
Demam disertai minimal dengan 2 gejala:
1) Nyeri kepala
2) Nyeri retro-orbita
3) Nyeri otot
4) Nyeri sendi atau tulang
5) Ruam kulit makulopapular
6) Manifestasi perdarahan
7) Tidak ada tanda pembesaran plasma
B. DHF tingkat I
Demam dan manifestasi perdarahan ( uji bendung positif ) dan
tanda pembesaran plasma.
C. DHF tingkat II
Seperti derajat I ditambah perdrahan spontan.
D. DHF tingkat III
Seperti derajat I dan II ditambah kegagalan sirkulasi ( nadi lemah,
tekanan nadi < 20 mmHG, Hipotensi, gelisah, deuresis menurun.
E. DHF tingkat IV
Syok hebat dengan tekanan darah dan nadi yang tidak terdeteksi.
4. PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan
menimbulkan viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat
pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat
bradikinin, serotinin, trombin,Histamin) terjadinya: peningkatan suhu.
Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah
yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke
intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi
akibat dari, penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi
melawan virus. Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya
perdarahan baik kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal
ini mengakibatkan adanya kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan
mekanisme hemostatis secara normal.
Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan jika tidak
tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue inkubasi 3-
15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aeygypty. Pertama tama yang terjadi adalah viremia
yang mengakibatkan penderita menalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik bintik merah pada kulit,
hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran
kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali). Kemudian virus
bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi. Dalam
sirkulasi dan akan mengativasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan
C5 akan akan di lepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk
melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang
mengakibtkan terjadinya pembesaran plasma ke ruang ekstraseluler.
Pembesaran plasma ke ruang eksta seluler mengakibatkan kekurangan
volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia
serta efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningatan hematokrit
>20%) menunjukan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan)
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler di
buktikan dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga serosa
yaitu rongga peritonium, pleura, dan pericardium yang pada otopsi
ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian
cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukan kebocoran
plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus di
kurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadi edema paru dan
gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup,
penderita akan mengalami kekurangan cairan yang akan mengakibatkan
kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau
hipovolemik berlangsung lam akan timbul anoksia jaringan, metabolik
asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik (Murwani,
2011)
5. MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi dari Demam berdarah antara 3-15 hari namun rata-rata 5-7
hari.
Tanda dini infeksi demam berdarah,adalah:
1.demam tinggi
2.fucial fushing
3.Tidak ada tanda-tanda ISPA
4.Tidak tampak fokal infeksi
5.Uji toumiket positif
6.Trombositpenia
7.Hemaktorit meningkat
KLINIS:
Demam mendadak tinggi
Hepatomegali
Syok:nadi kecil,dan cepat dengan tekanan darah turun atau
Hipotensi,gelisah dan akral dingin.
Perdarahan termasuk uji (rumpellede +)seperti epistaksis,melena
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
1.Pada Demam berdarah dijumpai Trombositopenia dan
Hemakonsentrasi. Laboratorium:
A) Trombositopenia (<100.000/mm³)
B) Hemakonsentrasi (kadar Ht>20% dari normal)
2.Air seni,mungkin ditemukan Albuminnya ringan.
3.Uji serologi memakai serum ganda yaitu serum diambil pada masa
Akut dan konvalesen yaitu uji peningkatan komplemen(PK),uji
Netrilisasi(MT) dan uji dengue blok.Pada uji ini dicari kenaikan
Antibodi(antidenggue) minimal 4x
4.isolasi virus yang diperiksa adalah darah klien dan jaringan.
7. PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya penata laksaanan DBD bersifat sportif yaitu mengatasi cairan
plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kaliler dan sebagai akibat
perdarahan.Untuk merawat klien DBD dengan baik diperlukan dokter dan perawat
yang terampil,sarana laboratorium yang memadai serta bang darah yang
senantiasa siap jika diperlukan (Demam berdarah dengue.
meningkatkan auto
3. Berikan antipiretik destruksi dari sel-sel
terinfeksi.
Mengganti kehilangan
4. Anjurkan klien minum banyak. cairan akibat evaporasi.
DAFTAR PUSTAKA
Nexflo, https://www.alodokter.com/demam-berdarah/penyebab
[14 Januari 2020]