Anda di halaman 1dari 5

A.

DEFINISI
Thypoid adalah penyakit iskemik system akut yang disebabkan infeksi salmonella thypi.
Orrganisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan
urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella (smeltzer & bare.2012. Keperawatan Medikal
Bedah II. Jakarta : EGC). Thypoid adalah penyakit infeki akut usus halus halus yang disebabkan
oleh kuman salmonella Thypi ( Mansjoer, Arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media
Aesculapius.).

Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi oleh bakteri salmonella thypi dan bersifat endemic
yang termasuk dalam penyakit menular ( Cahyono,2010). Sedangkan menurut Elsevier 2013,
demam thypoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh salmonella thypi.

Jadi demam thypoid merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri gram
negative (bakteri salmonella thypi). Yang merupakan system pertahanan tubuh dan masuk
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.

B. ETIOLOGI

C. ANATOMI & FISIOLOGI


D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut ngastiyah (2007:237), demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang
dewasa. Masa tunas 10-20 hari,yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan,
sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama inkubasi mungkin ditemukan
gejala prodromal,perasan tidak enak badan ,nyeri,lesu,nyeri kepala,pusing dan tidak
bersemangat,kemudian gejala klinis yang biasanya ditemukan,yaitu:
1. Demam
Pada kasus kha,demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu tidak tinggi
sekali. Minggu pertama,suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari,menurun pada pagi hari
dan meningkat lagi pada sore hari dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu tubuh
berangsur-angsur turun dan normal kembali.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat napas berbau tidak sedap,bibir kering dan pecah-pecah (Ragaden),lidah
tertutup selaput putih kotor (coated tongue),ujungnya dan tepinya kemerahan. Pada abdomen
dapat ditemukan keaadan perut kembung, hati dan limpa membesar disertai nyeri dan
peradangan.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi
stupor,koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat mendapatkan pengobatan),
Gejala lain yang juga dapat ditemukan pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan
reseol,yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dari kapiler kulit,yang ditemukan
pada minggu pertama demam,kadang-kadang ditemukan pula takikardi dan epistaksis.
4. Relaps
Relaps (Kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid,akan tetap berlangsung
ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal
kembali,terjadinya sukar diterangkan. Menurut teori relaps terjadinya karena terdapatnya
basil dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun obat zat anti.
E. PATOFISIOLOGI
Bakteri salmonella thypi bersama makanan atau minuman masuk kedalam tubuh melalui mulut.
Pada saat melewati lambung dengan suasana asam (pH < 2) banyak bakteri yang mati. Keadaan-
keadaan seperti alkorhidiria,gastrektomi,pengobatan dengan antagonis reseptor histamine
H2,inhibitor pompa proton atau antasida dalam jumlah besar,akan mengurangi dosis infeksi.
Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus. Di usus halus,bakteri melekat pada sel-sel
mukosa dan kemudian menginvasi sel mukosa dan menembus dinding usus,tepatnya di ileum dan
jejunum. Sel-sel M,sel epitel khusus yang melapisi peyer’s patch,merupakan internalisasi
salmonella thypi . Bakteri mencapai folikel limfe usus halus,mengkuti aliran ke kelenjar limfe
mesentrika bahkan ada yang melewati sirkulasi sistemik sampai kejaringan RES di organ hati dan
limpa. Salmonella thypi mengalami multiplikasi di dalam sel fagosit mononuclear di dalam
folikel limfe,kelenjar limfe mesentrika,hati dan limfe (Soedarmo,Suwarno S
Poorwo,dkk.2012.Buku Ajar Infeksi & Pediatric Tropics.Jakarta :IDAI).
Setelah melalui periode waktu tertentu (periode inkubasi) yang lamanya ditentukan oleh jumlah
dan virulansi kuman serta respon imun pejamu maka salmonella thypi akan keluar dari habitnya
dan melalui duktus torasikus masuk kedalam sirkulasi sistemik. Dengan cara ini organisme dapat
mencapai organ manapun,akan tetapi tempat yang disukai oleh salmonella thypi adalah
hati,limp,sumsum tulang belakang,kandung empedu dan peyer’s patch dari ileum terminal.
Kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah dan penyebaran retroge dari
empedu. Ekskresi organisme di empedu dapat menginvasi ulang dinding usus atau dikeluarkan
oleh tinja. Peran endotoksin dalam pathogenesis dalam thypoid tidak jelas,hal tersebut terbukti
dengan tidak terdeteksinya endotoksin dalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan limulus.
Diduga endotoksin dari salmonella thypi menstimulasi makrofag didalam
hati,limpa,folikel,limfoma usus halus dan kelenjar lmfe mesentrika untuk memproduksi sitokinin
dan zat-zat lain. Produk dari makrofag inilah yang dapat menimbulkan nekrosis sel,system
vascular tidak stabil,demam depresi sumsum tulang belakang, kelainan pada darah dan
menstimulasi system imunologik ( Soedarmo,Suwarno S Poorwo,dkk.2012.Buku Ajar Infeksi &
Pediatric Tropics. Jakarta : IDAI).

F. KOMPLIKASI
G. PENATALAKSANAAN
A. MEDIS
a. Anti Biotik (Membunuh Kuman) :
1) Klorampenicol
2) Amoxicillin
3) Kotrimoxasol
4) Ceftriaxone
5) Cefixim
b. Antipiretik (Menurunkan Panas) :
1) Paracetamol
B. Keperawatan
a. Observasi dan pengobatan
b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam atau kurang lebih dari
salama 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi
perforasi usus.
c. Mebilisasi bertahap bila tidak panas,sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.
d. Pasien dengan kesadarannya yang menurun,posisi tubuhnya harus diubah pada waktu-
waktu tertentu untuk menghindari komplikai pneumonia dan decubitus.
e. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi konstipasi
f. Diet
 Diet yang sesuai,cukup kalori dan tinggi protein.
 Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
 Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
 Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari
( Smeltzer & Bare.2010. Keperawatan Medikal Bedah III.Jakarta : EGC).
H. PATOFLOW
I.
J. ASKEP TEORI
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi nama, alamat, umur, ji=enis kelamin,pekerjaan, suku bangsa, agama, status
perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, no RM dan diagnose masuk.
b. Keluhan utama
Keluhan utama demam thypoid adlah panas atau demam yang tidak turun-turun, nyeri
perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran.
c. Riwayat penyakit sekarang
Peningkatan suhu tubuh karenan masuknya kuman salmonella thypi ke dalam tubuh.
d. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah mengalami demam thypoid.
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pernah menderita penyakit keturunan seperti DM, hipertensi dll.
f. Pola-pola fungsi kesehatan
1. Pola nutrisi dan metabolic
Klien mengalalmi penurunan nafsu makan karenan mual dan muntah saat makan
sehingga makanan hanya sedikit atau tidak sama sekali.
2. Pola eliminasi
Klien dapat mengalami konstipasi karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi
urine tidak mengalami gangguan, hanya warna kuning kecoklatan. Klien dengan
demam thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak
keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh.
3. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena tirah baring total, agar tidak terjadi komplikasi
maka segala kebutuhan klien dibantu.
4. Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
5. Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit anaknya.
6. Pola sensori dan kognitif
Pada penciuman, perabaan,, perasaan, pendengaran dan penglihatan umunya tidak
mengalami kelainan serta tidak terdapat suara waham pada klien.
7. Pola hubungan dan peran
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien dirawat di RS dank lien
harus bed rest total.
8. Pola kopping
Biasanya orang tua akan nampak cemas.
g. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Didapatkan klien tampak lemah, suhu tubuh meningkat 38-48oC, muka kemerahan.
2. Tingkat kesadaran
Dapat terjadi penurunan kesadaran
3. System respirasi
Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam gambaran seperti
bronchitis.
4. System kardiovaskular
Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relative, hemoglobin rendah.
5. System integument
Kulit kering, tergir kulit menurunan, muka tampak pucat, rambut agak kusam.
6. System gastrointestinal
Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kering, lidah kotor(khas),
mual, muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut, perut tersa tidak enak,peristaltic
menigkat.
7. System muskuluskeletal
Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.
8. System abdomen
Saat palpasi didapatkan hati dan limfa membesar dengan konsistensi luak serta nyeri
tekanan pada abdomen. Pada perkusi didapatkan perut kembung serta pada auskultasi
peristaltic usus meningkat.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertensi berhubungan dengan infeksi salmonella thypi.
Tujuan : Thermolegulation (suhu tubuh normal/terkontrol)
Kriteria Hasil : Tanda-tanda vital dalam batas normal,turgor kulit kembali membaik.
Nic : Fever treatment
a. Monitor suhu
b. Monitor warna kulit dan suhu kulit
c. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik
d. Tingkatkan sirkulasi udara
e. Lakukan tapid sponge
Monitoring vital sign
f. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
g. Monitor suara paru
h. Catat adanya fluktasi tekanan darah
2. Perubahan nutrisi atau cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual
muntah.
Tujuan : Nutrion status : Food and flid intake
Kriteria Hasil : Peningkatan berat badan,tidak ada penurunan berat badan yang berarti
Nic : Nutrion management
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan.
Nutrion monitoring
c. BB pasien dalam keadaan normal
d. Monitor adanya penurunan berat badan
e. Monitor turgor kulit
f. Monitor mual dan muntah
3. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit b/d kurang informasi
Tujuan : knowledge :disease process, Knowlegde : health behavior
Kriteria Hasil :
a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit,kondisi,prognosis dan program pengobatan.
b. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh
perawat/tim kesehatan lainnya.

Nic : Teaching : disease process

a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien


b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi fisiolog dan dengan cara tepat.
c. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara
yang tepat
d. Gambarkan proses penyakit,dengan cara yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai