Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN ALERGI OBAT

Oleh:

ELIZA LIANA SARI

NIM. 21900013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MEDIKA NURUL ISLAM

2021
A. Konsep Dasar Penyakit Alergi
1    Pengertian
Menurut KBBI, alergi merupakan perubahan reaksi tubuh thd kuman-kuman
penyakit atau keadaan sangat peka terhadap penyebab tertentu (zat, makanan, serbuk, keadaan
udara, asap, dsb) yang dalam kadar tertentu tidak membahayakan untuk sebagian besar orang.
Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap benda asing tertentu yang
disebut alergen. Alergen sebenarnya adalah zat yang tidak berbahaya bagi tubuh. Alergen masuk
ke tubuh bisa melalui saluran pernapasan, dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul
akibat adanya kontak dengan kulit.

Alergi adalah respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Orang-orang yang memiliki
alergi memiliki sistem kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap suatu zat biasanya tidak
berbahaya di lingkungan. Hipersensitifitas atau alergi dapat didefinisikan sebagai setiap reaksi
imunologi yang menghasilkan kerusakan jaringan dalam individu. Menurut Van Pirquet (1906)
Hipersensitifitas atau alergi adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh reaksi imunologik
spesifik yang ditimbulkan oleh alergen sehingga terjadi gejala – gejala patologis.

Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang
menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya
nonimunogenik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau
bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing atau berbahaya. Bahan-bahan yang menyebabkan
hipersensitivitas tersebut disebut allergen.

Alergi merupakan reaksi seseorang yang menyimpang terhadap kontak atau pajanan zat
asing (allergen), dengan akibat timbulnya gejala-gejala klinis. Allergen tersebut untuk
kebanyakan orang dengan kontak atau pajanan yang sama tidak menimbulkan reaksi dan tidak
menimbulkan penyakit.

Penyakit alergi adalah golongan penyakit dengan ciri peradangan yang timbul akibat reaksi
imunologis terhadap lingkungan. Walaupun factor lingkungan merupakan factor penting, factor
genetik dalam manifestasi alergi tidak dapat di abaikan. Adanya alergi terhadap suatu allergen
tertentu menunjukan bahwa seseorang pernah terpajan dengan allergen tersebut sebelumnya.

Kesimpulannya suatu alergi merujuk pada suatu reaksi berlebihan oleh sistim imun kita
sebagai tanggapan pada kontak badan dengan bahan-bahan asing tertentu. Berlebihan karena
bahan-bahan asing ini umumnya dipandang oleh tubuh sebagai sessuatu yang tidak
membahayakan dan tidak terjadi tanggapan pada orang-orang yang tidak alergi. Tubuh-tubuh
dari orang-orang yang alergi mengenali bahan asing itu dan sebagian dari sistim imun diaktifkan.
Bahan-bahan alergi disebut "allergens".

2. Tanda dan Gejala

Gejala klinis alergi biasanya mengenai berbagai organ sasaran seperti kulit, saluran nafas,
saluran cerna, mata, telinga, saluran vaskuler. Organ sasaran bisa berpindah-pindah, gejala sering
kali sudah dijumpai pada masa bayi. Makanan dan obat-obatan tertentu bisa menyebabkan gejala
tertentu pada seseorang anak, tetapi pada anak lain bisa menimbulkan gejala lain. Pada seseorang
makanan atau obat yang satu bisa mempunyai organ sasaran yang lain dengan factor  yang lain,
misalnya udang menyebabkan urtikaria, sedangkan kacang tanah menyebabkan sesak nafas. Susu
sapi bisa menimbulkan gejala alergi pada saluran nafas, saluran cerna, kulit dan anafilaksis.
Bischop (1990) mendapatkan pada penderita yang alergi susu sapi : 40% dengan gejala asma,
21% eksema, 43% dengan rinitis. Peneliti lain mendapatkan gejala alergi susu sapi berupa :
urtikaria, angionerotik udema, pucat, muntah, diare, eksema dan asma.

Berikut gejala umum dari suatu reaksi alergi terhadap alergen yang terhirup atau kulit
meliputi:
1. Gatal
2. mata berair
3. Bersin
4. hidung beringus
5. Ruam
6. Merasa lelah atau sakit
7. Hives (gatal-gatal dengan bercak merah dibangkitkan)
8. Eksposur lainnya dapat menyebabkan reaksi alergi yang berbeda:
9. Alergi makanan : Reaksi alergi terhadap alergen makanan juga bisa menyebabkan kram perut,
muntah, atau diare.
10.  Sengatan serangga. Reaksi alergi terhadap sengatan dari lebah atau serangga lain menyebabkan
pembengkakan lokal, kemerahan, dan nyeri
11.  Kerasnya reaksi alergi, gejala dapat sangat bervariasi:
12.  Gejala ringan mungkin tidak begitu kentara, hanya membuat Anda merasa sedikit,
13.  Sedang gejala dapat membuat Anda merasa sakit, seolah-olah Anda, mendapat flu atau bahkan
dingin.
14.  Parah reaksi alergi sangat tidak nyaman, bahkan melumpuhkan.
15.  Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis. Dalam anafilaksis, alergen menyebabkan
reaksi alergi seluruh tubuh yang dapat mencakup:
16.  Gatal-gatal dan gatal-gatal di seluruh (bukan hanya di daerah terbuka)
17.  Mengi atau sesak napas
18.  Suara serak atau sesak di tenggorokan
19.  Kesemutan di tangan, kaki, bibir, atau kulit kepala

3. Etiologi
Alergi menunjuk pada reaksi berlebihan oleh sistem imun kita sebagai tanda penolakan
dari bahan-bahan asing tertentu. Tubuh dari orang-orang yang alergi mengenali bahan asing itu
dan sebagian dari sistem imun diaktifkan. Bahan-bahan alergi tersebut disebut allergens. Contoh
allergens yaitu serbuk sari, tungau, jamur-jamur, dan makanan-makanan.

Zat yang paling sering menyebabkan alergi adalah serbuk tanaman (jenis rumput tertentu,
jenis pohon yang berkulit halus dan tipis, serbuk spora, penisilin), seafood, telur, kacang (kacang
panjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya), susu, jagung dan tepung
jagung, sengatan serangga (bulu binatang kecoa dan kutu) dan debu dan kutu. Yang juga tidak
kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet.
Selain bahan-bahan tersebut penyebab alergi yang sering dijumpai yaitu penggunaanobat-
obatan dan zat-zat kimia. Secara umum penyebab dari terjadinya alergi belum dapat dijabarkan
secara jelas namun adapun beberapa factor yang menyebabkan adalah:
1.  Jenis makanan tertentu, vaksin dan obat-obatan, bahan berbahan dasar karet, aspirin, debu, bulu
binatang, dan lain sebagainya.
2.  Sengatan lebah, gigitan semut api, penisilin’ kacang-kacangan. Biasanya reaksi yang ditimbulkan
akan berlebihan dan bisa mengakibatkan rius di sekujur tubuh.
3. Penyebab minor; suhu udara panas ataupun dingin, dan kadar emosi yang berlebihan.

Sering kali, allergen secara spesifik sukar untuk diidentifikasi meskipun di masa
lampau pernah mengalami gejala serupa. Cara lain pengelompokan jenis allergen dapat sebagai
berikut:
1. Didalam Udara Yang Kita Napas
·      Serbuk sari: pohon-pohon, rumput-rumput, dan/atau rumput-rumput liar
·      Tungau
·      Protein-protein binatang: dander, kulit, dan/atau urin
·      Spora-spora jamur
·      Bagian-bagian serangga: kacoa-kacoa

2. Didalam Apa Yang Kita Makan


·      Makanan: Makanan yang paling umum yang menyebabkan reaksi-reaksi alergi adalah susu
sapi, ikan, kerang-kerangan, telur-telur, kacang-kacangan, kacang-kacang tumbuhan, kedele, dan
gandum.
·      Obat-obatan (ketika diminum): contohnya, antibiotik-antibiotik dan aspirin

3. Menyentuh kulit Kita


·      Latex (menyebabkan reaksi-reaksi IgE dan non-IgE)
·      Tumbuh-tumbuhan (poison ivy and oak)
·      Zat pewarna (Dyes)
·      Bahan-bahan kimia
·      Logam-logam (nickel)
·      Kosmetik-Kosmetik

4. Yang Disuntikkan Kedalam Tubuh


·      Racun serangga
·      Obat-obatan
·      Vaksin-vaksin (termasuk suntikan alergi)
·      Hormon-hormon (contohnya, insulin)

4. Patofisiologi

Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan oleh zat-zat yang
tidak berbahaya, namun berbahaya bagi orang yang menderita alergi. Alergi timbul bila ada
kontak terhadap zat tertentu yang biasanya tidak menimbulkan reaksi pada orang normal.  Zat
penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke
tubuh dengan berbagai cara. Bisa melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui
suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti kosmetik, logam
perhiasan dan jam tangan, dll. Alergi merujuk pada reaksi berlebihan oleh sistim imun kita
sebagai tanggapan pada kontak badan dengan bahan-bahan asing tertentu.

Terjadinya alergi:
a.   Pada paparan awal, alergen dikenali oleh sel penyaji antigen untuk selanjutnya mengekspresikan
pada sel-T. Sel-T tersensitisasi dan akan merangsang sel-B menghasilkan antibodi dari berbagai
subtipe.
b.  Alergen yang intak diserap oleh usus dalam jumlah cukup banyak dan mencapai sel-sel
pembentuk antibodi di dalam mukosa usus dan organ limfoid usus,yang pada anak atopi
cenderung terbentuk IgE lebih banyak.
c.   Pada paparan selanjutnya mulai terjadi produksi sitokin oleh sel-T. Sitokin mempunyai berbagai
efek terhadap berbagai sel terutama dalam menarik sel-sel radang misalnya netrofil dan eosinofil,
sehingga menimbulkan reaksi peradangan. Aktifasi komplemen dan terjadinya komplek imun
akan menarik netrofil.
d.   Gejala klinis yang timbul adalah hasil interaksi mediator, sitokin dan kerusakan jaringan yang
ditimbulkannya
5.Pathway
6.  Faktor Resiko

1.      Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi : asam lambung, enzym-
enzym usus, glycocalyx) maupun fungsi-fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik)
memudahkan penetrasi alergen makanan. Imaturitas juga mengurangi kemampuan usus
mentoleransi makanan tertentu.
2.      Genetik berperan dalam alergi . Sensitisasi alergen dini mulai janin sampai masa bayi dan
sensitisasi ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan setempat.
3.      Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas, hujan), faktor psikis (sedih, stress) atau beban
latihan (lari, olah raga).

7. Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan laboratorium dan secara akademis dipastikan dengan ”Double Blind Placebo
Controlled Food Challenge”. Secara klinis bisa dilakukan uji eliminasi dan provokasi
terbuka ”Open Challenge”. Pertama-tama dilakukan eliminasi dengan makanan yang
dikemukakan sendiri oleh penderita atau orangtuanya atau dari hasil uji kulit. Kalau tidak ada
perbaikan maka dipakai regimem diet tertentu.

Pemerikasaan penyaring (misalnya dengan alergen hirup seperti tungau, kapuk,


debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau alergen makanan seperti susu, telur, kacang,
ikan).
1.   Darah tepi : bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada alergi. Hitung leukosit 5000/ml
disertai neutropenia 3% sering ditemukan pada alergi makanan.
2.   IgE total dan spesifik: harga normal IgE total adalah 1000u/l sampai umur 20 tahun. Kadar IgE
lebih dari 30u/ml pada umumnya menunjukkan bahwa penderita adalah atopi, atau mengalami
infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler.
3.  Tes IgE spesifik dengan RAST (radio immunosorbent test) atau ELISA (enzyme linked
immuno assay).
4.  Secara in vivo dengan uji intrakutan yang tunggal atau berseri, uji tusuk (prick test), uji provokasi
hidung/ uji inhalasi, dan uji gores. Dilakukan diet eliminasi dan provokasi untuk alergi makanan.

Anda mungkin juga menyukai