Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS

Nur Arisa

C2018108

UNIVERSITAS AISIYYAH SURAKARTA


PRODI SARJANA KEPERAWATAN

2021

A. PENGERTIAN

Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan


Metabolik akibat gangguan Hormonal , yang menimbulkan berbagai komplikasi pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah. Disertai Lesi pada membrane basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron ( Mansjoer dkk , 2007 )

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,
2002).

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B. ETIOLOGI

1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)

a. Faktor genetic :

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen
HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.

b. Faktor imunologi :

Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan
respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan
asing.

c. Faktor lingkungan

Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil
penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.

2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)

Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola


familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun
dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran
terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor
permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan
transport glukosa menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat
kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh
berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel.
Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan
system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu
yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi
insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,
1995 cit Indriastuti 2008). Diabetes Melitus tipe II disebut juga Diabetes Melitus tidak
tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)
yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih
ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada
masa kanak-kanak.

Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya
adalah:

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)

b. Obesitas

c. Riwayat keluarga

d. Kelompok etnik

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Diabetes Tipe I
• hiperglikemia berpuasa
• glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
• keletihan dan kelemahan
• ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas
bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
• lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
• gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria,
polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan
kabur
• komplikasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer
D. PATHWAYS

obesitas , gaya hidup , usia,

penyakit autoimun ( genetik ) riwayat keluarga DM ,

pola makan

Insufisiensi insulin
Resistensi insulin

DM tipe I DM tipe II

Glukosa intrasel Penggunan glukosa Pankreas berhenti

Otot dan hati memproduksi insulin

Pembentukan Glukogenesis produksi glukosa hati

ATP terganggu

Peningkatan Hiperglikemia

metabolisme

Lemah protein dan lemak keseimbngan kalori Glukosuria

Deuresis osmotik

Cadangan lemak polifargi pilodipsi poliuria

dan protein
Intoleransi aktif

Ketidakseimbangan dehidrasi
nutrisilebih dari
BB menurun kebutuhan tubuh

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh
Resiko kekurangan Gangguan
volume cairan pola tidur
E. KOMPLIKASI

1. Gagal ginjal

2. Hiperglikemia

3. Hipertensi

4. Ketoasidosis

5. Sindrom hiperglikemia

6. Amputasi

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Berupa :

1. Obat hipoglikemik oral

a. Pemicu sekresi insulin

 Sulfonilurea

 Glinid

b. Penambah sensifitas terhadap insulin :

 Biugand

 Tiazolidindion

 Penghambat glukosidase alfa : insulin

 Pencegahan komplikasi :

Berhenti merokok

Mengoptimalkan kadar kolesterol


Menjaga berat tubuh yang stabil

Mengontrol tekanan darah tinggi

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1. Edukasi

Edukasi mengenai pwnyakit DM , perilaku hidup sehat , pemantauan darah mandiri ,


serta tanda gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya perlu dipahami oleh pasien .

2.. Perencanaan makanan

Makan dengan komposisi seimbang berupa katbohidrat ( 45-65 %) , protein ( 10-


20%) , lemak ( 20-25%) , jumlah kandungan serat kurang lebih 25g/hari , konsumsi
garam dibatasi bila terdapat hipertensi .

3. Olahraga teratur

Olahraga teratur dapat bermanfaat :

 Mengendalikan kadar glukosa darah

 Menurunkan kelebihan BB / mencegah kegemukan

 Membantu mengurangi stress

 Memperkuat otot dan jantung

 Meningkatkan kadar kolestrol “ baik “ ( HDL )

 Membantu menurunkan tekanan darah

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl, 2
jam setelah pemberian glukosa.

2. Aseton plasma (keton) positif secara mencolok.


3. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat

4. Osmolalitas serum: meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/I

5. Elektrolit: Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau


peningkatan semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun.

6. Gas darah arteri: menunjukkan Ph rendah dan penurunan HCO3

7. Trombosit darah: Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan hemokonsentrasi


merupakan respon terhadap stress atau infeksi.

8. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal

9. Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi
(Tipe II)

10. Urine: gula dan aseton positif

11. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan infeksi
luka

I. ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI

Pola pengkajian fungsional menurut Gordon adalah :

1.) pola presepsi dan manajemen kesehatan : berisi bagaimana pasien mengetahui
keadaanya dan penyakit yang dideritanya

2.) pola nutrisi - metabolik : pola makan , frekuensi , jumlah minum dalam sehari ,
jenis makanan

3.) pola eliminasi : bak dan bab , jumlah , warna , tekstur , konsistensi

4.) pola aktifitas dan latihan : sensivitas meningkat , kelemahan otot , gangguan
koordinasi , kemampuan merawat diri

5.) pola kognitif dan presepsi : status mental , berbicara , bahasa , kemampuan
berinteraksi , kemampuan penginderaan .

6.) pola presepsi - konsep diri : gambaran diri , identitas diri , peran diri , ideal diri ,
harga diri .

7.) pola tidur dan istirahat : jumlah tidur jam / hari , mengalami gangguan tidur
( insomnia )

8.) pola peran hubungan : kemampuan berkomunikasi dengan keluarga , perawat dan
dengan orang lain

9.) pola seksual dan reproduksi : masalah dalam hubungan suami istri atau dengan alat
reproduksi

10.) pola toleransi stres-koping : pengendalian emosi / status emosional

11.) pola nilai dan kepercayaan : agama

Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis ( penurunan peefusi jaringan perifer )

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan
menggunakan glukosa

3. Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif

Intervensi

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan 1.lakukan pengkajian
cidera biologis keperawatan selama 3 x24 jam nyeri
( penurunan peefusi diharapkan nyeri teratasi 2.kontol lingkungan yang
jaringan perifer ) dengan kriteria hasil : dapat mempengaruhi
1.Pasien mampu mengontrol nyeri seperti suhu
nyeri ( tau npenyebab nyei ruangan, pencahayaan
,mampu menggunakan tekhnik ,dan kebisingan
non farmakologi untuk 3.ajarkan tekhnik
menggurangi nyeri nonfarmakolgis

2.mampu mengenali nyeri ( relaksasi nafas dalam )

3.menyatakan rasa nyaman 4. kolaborasi dengan

setelah nyeri berkurang dokterdalam pemberian


analgetik untuk
4.TTVdalam rentang normal
mengurangi nyeri
Ketidak seimbangan Setelah dilakukan tindakan 1.monitoring intake
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3 x24 jam makan dan minum
kebutuhan tubuh b.d diharapkan nyeri teratasi 2.dorong peningkatan
ketidak mampuan dengan kriteria hasil : kalori , zat besi,protein
menggunakan glukose 1.intake makan preoral adekuat dan vitaminC

2.intake NGT adekuat 3.beri makan lewat oral

3. intake cairan yang adekuat jika memungkingkan

4.kolaborasi dengan ahli


gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan gizi
yang diperlukan
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. ciptakan lingkungan
b.d keterbatasan keperawatan selama 3 x24 jam saling percaya dengan
kognitif diharapkan nyeri teratasi mendengarkan penuh
dengan kriteria hasil : perhatian dan selalu ada

1.pasien dan keluarga untuk pasien

menyatakan pemahaman 2. beri informasi tentang


tentang penyakit dan kondisi penyakit , kondisi

2.pasien dan keluarga mampu prognosis dan pengobatan

melaksanakan prosedur yang 3.diskusikan tentang


dijelaskan dengan benar perubahan gaya hidup
yang mungkin diperukan
untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang

4. intruksikan pasien
mengenai tandadan gejala
yang perlu dilaporkan
kepada pemberi
perawatan dengan cara
yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/308611495/LP-Diabetes-Melitus ( diakses tanggal 1 maret


2021)

https://id.scribd.com/document/376190648/LP-DM ( diakses tanggal 1 maret 2021 )

https://id.scribd.com/doc/252283025/Pathway-DM-Fix ( diakses tanggal 1 maret


2021 )

https://www.academia.edu/11549986/Laporan_Pendahuluan_Diabetes_Melitus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y DENGAN DIABETES MELITUS

DI SRAGEN
Nama : Nur Arisa

NIM : C2018108

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2020

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y DENGAN DIABETES MELITUS

DISRAGEN
A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Identitas pasien :
Nama : Ny. Y
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Alamat : sragen

Identitas penaggung jawab


Nama : Tn. R
Umur : 65 Tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Hub. Dengan pasien : Suami

2. Keluhan Utama

Pasien mengatakan lemas ,Pasien mengatakan sehari minum teh hangat 2x


,Pasien mengatakan memiliki riwayat dm dan kadang lupa minum obat.
Pasien mengatakan mual muntah 4x,Pasien mengatakan tidak nafsu
makan, Pasien mengatakan belum bisa melakukan aktivitas secara
mandiri.
3. Riwayat kesehatan sekarang

Pasien datang ke RS diantar keluarga tanggal 1 maret 2021 jam 22:00


dengan kleuhan lemas, muntah 4x, perut terasa mual, nafsu makan
berkurang sejak 10 hari yang lalu, wajah tampk puct, mukosa bibir kering.

TTV : 100/60

N : 94

R : 20

S : 36,3

BB : 48 Kg

TB : 165 cm

IMT : 17,6

4. Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mengatakan sakit DM sejak 3 tahun yang lalu, pasien

berobat rutin di Puskesmas, mendapatkan terapi metformin dan

glimipirid. Pasien mengatakan terkadang lupa mengkonsumsi obatnya.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Dari pihak keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit

DM seperti pasien.

6. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Persepsi kesehatan

Pasien mengatakan bahwa kesehatan adalah suatu hal yang paling


penting dan harus dijaga.

b. Nutrisi

Sebelum sakit

Pasien makan 3x sehari, 1 porsi habis. Makanan yang


dikonsumsi pasien berupa nasi sayur dan lauk.Kemudian pasien

minum 8-10 gelas perhari(1500-2000cc) berupa air putih.Pasien

selalu minum teh manis setiap hari.

Selama sakit

Pasien mengatakan pasien makan 3x sehari, habis setengah

porsi. Makanan yang dikonsumsi pasien berupa nasi sayur dan

lauk. Kemudian pasien minum 8-10 gelas perhari(1500-2000cc)

berupa air putih.

c. Eliminasi

Sebelum sakit

BAB teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan warna

feses lunak berwarna kuning kecoklatan. Buang air kecil lancar

kurang lebih sebanyak 5-6 kali.

Selama sakit

Selama dirumah sakit pasien buang air besar cair 5 kali

dalamsehari sekali. Terdapat ampas. Warna kuning bau khas feses.

Untuk buang air kecil pasien lancarr sehari 5-6 kali sehari. Urine

berwarna kuning jernih.

d. Istirahat Tidur

Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit pasien tidur malam selama 6
jam tanpa mengalami gangguan tidur dan tidak terbangun di malam
hari. Pasien juga mengatakan sering tidur siang selama kurang lebih 1
jam.
Saat Sakit :
Pasien mengatakan bahwa selama sakit pola tidur pasien sedikit
berkurang dan kadang pasien terbangun dimalam hari. Pasien hanya
tidur selama 4-5 jam.

e. Aktivitas dan latihan

Pasien bisa melakukan aktivitas secara bebas dan mandiri

Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi ✓
Berpakaian/berdandan ✓
Mobilisasi di tempat tidur ✓
Pindah ✓
Ambulasi ✓
Makan/minum ✓
Skore ADL : 14

Keterangan :

Skore 0 : Mandiri

Skore 1 : Dibantu sebagian

Skore 2 : Perlu dibantu orang lain

Skore 3 : Perlu orang lain dan alat

Skore 4 : Tergantung atau tidak mampu

f. Pola kognitif

a) Keadaan mental : Pasien dalam keadaan compos mentis

(sadar penuh)

b) Berbicara : Pasien dapat berbicara dengan lancar

c) Bahasa yang dipakai : Bahasa Jawa dan Indonesia

d) Kemampuan bicara : Tidak ada gangguan

e) Pengetahuan pasien

terhadap penyakit
: Pasien mengatakan paham mengenai

penyakit yang dideritanya.

f) Persepsi tentang

penyakit

: Pasien menurut pada apa yang

disarankan oleh keluarganya.

g. Pola konsep diri

1) Gambaran diri

Pasien mengatakan lemas. Pasien sedikit terganggu dalam

menjalankan aktivitas karena merasa lemas.

2) Harga diri

Pasien menghargai dirinya dan selalu mempunyai harapan


terhadap

hidupnya

3) Ideal diri

Pasien lebih menurut pada keluarganya

h. Pola hubungan pasien

Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit ia sering berkumpul dengan
keluarganya dan ia juga aktif dalam kegiatan masyarakat.

Saat Sakit :
Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa berkumpul dengan keluarganya
dan ia juga tidak bisa aktif dalam kegiatan masyarakat.

i. Seksualitas dan Reproduksi

Pasientidak memikirkan kebutuhan seksualnya kecuali kesembuhan


dirinya

j. Koping dan toleransi stress

Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan bahwa pasien sering melakukan pengobatan di
puskesmas sekitar.
Saat Sakit :
Pasien mengatakan bahwa pasien hanya bisa menahan sakit dan
berharap segera sembuh setelah dilakukan perawatan di Rumah Sakit.

k. Pola nilai dan keyakinan

Sebelum Sakit :
Pasien beragama islam, ia mengatakan bahwa melakukan sholat wajib
5 waktu secara tepat waktu.
Saat Sakit :
Pasien beragama islam, ia mengatakan bahwa selama sakit tidak
menjalankan sholat wajib 5 waktu.

7. Pemeriksaan Umum : TD, Nadi, Suhu, RR, tingkat kesadaran, kondisi


umum pasien, BB, TB, IMT

a. Keadaan umum
Kesadaran umum : composmentis
b. Pemeriksaan TTV
TD = 100/70 mmHg
Nadi = 88 x/menit
Suhu = 36,2oC
RR = 22 x/menit

8. Pemeriksaan Sistematis : Pemeriksaan Fisik Head to toe

a. Kepala

a) Rambut : Rambut lurus, rambut hitam terdapat uban, dan

berambut tebal.Rambut tertata rapi.

b) Mata : Konjungtiva tidak anemis, dilatasi pupil normal,


reflek pupil baik, sklera baik

c) Hidung : Normal dan simetris tidak terdapat lesi.

d) Telinga : Kedua lubang telinga bersih tidak mengeluarkan

cairan

e) Mulut : Mulut bersih, tidak ada gigi palsu, gigi rapat

berwarna putih kekuningan, mukosa bibir lembab,

tidak berbau mulut

b. Leher

Tidak ada benjolan ( tidak terdapat pembesaran vena jugularis)

c. Thorax

a) Inspeksi : Simetris, tidak ada pertumbuhan rambut, warna

kulit merata

b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada simetris

c) Perkusi : suara sono

d) Auskultasi : suara trakheal, bronkhial, bronko vesikuler

d. Jantung

a) Inspeksi : tidak ada lesi, warna kulit merata, persebaran

rambut merata

b) Palpasi : Teraba iktus kordis pada interkostalis ke 5, 2 cm

dari midklavikularis kiri.

c) Perkusi : Suara redup

d) Auskultasi : Suara S1 dan S2

e. Abdomen

a) Inspeksi : Warna kulit sawo matang, warna kulit merata,

tidak terdapat bekas luka.

b) Auskultasi : Peristaltik usus 38 kali permenit, terdengar jelas


c) Perkusi : Terdengar hasil ketukan ―tympani‖ di semua

kuadran abdomen

d) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,, tidak terdapat edema, tidak

terdapat massa dan benjolan yang abnormal

f. Kulit

Warna kulit pasien sawo matang

g. Ekstremitas atas

Tangan kanan dan kiri bisa digerakkan secara

leluasa. Kekuatan otot 5. Tangan kiri terpasang

infus NaCl 0,9 % 20 tpm.

h. Ekstremitas bawah

Kedua telapak kaki kanan dan kiri tidak terjadi

kelemahan, anggota gerak lengkap, tidak

terdapat edema,kekuatan otot 5. Kuku pada jari

kaki terlihat bersih

9. Pemeriksaan Penunjang

No Jenis pemeriksaan Hasil (satuan) Satuan Nilai


rujukan

1. Hemoglobin 9,8 Mg/Dl 75 - 140

2. Eritosit 4.0 M/uL 3,9 - 5,5

3. Gds 529 Mg/Dl 200

4. Leukosit 10.600 Ku/L 4000 –


10.000

10. Terapi obat

a. NaCl 0,9% 20 tpm IV


b. Novorapid 3 x 12 ui SC
c. Ceftriaxone 1 gram/12jam
d. Novorapid 3 x 16 ui SC
B. Analisa Data

No. Tanggal Data Fokus Problem Etiologi


1. 1 maret DS : Resiko Ketidakpatuhan
2021 - Pasien mengatakan ketidakseimbanga dalam pengobatan
lemas n kadar glukosa
- Pasien mengatakan darah
sehari minum teh
hangat 2x
- Pasien mengatakan
memiliki riwayat dm
dan kadang lupa
minum obat.

DO:
-TD:100/60
N:90
R:20
S;36,3
- Gds 529 Mg/Dl

2. I maret Ds: Ketidakseimbanga


2021 -Pasien mengatakan n nutrisi kurang muntah
mual muntah 4x dari kebutuhan
-Pasien mengatakan tubuh.
-badannya lemas
Pasien mengatakan
tidak nafsu makan
Do :
A . BB:48 kg, TB :165
B.Hb:9,8, leuokosit
10.200
C: Mukosa bibir
kering, lidah kotor,
wajah tampak pucat
konjungtiva anemis.
D: diit rendah glukosa
3. 1 maret DS :
2021 -Pasien mengatakan
belum bisa melakukan
aktivitas secara Defisit perawatan Kelemahan fisik
mandiri. diri
DO :
- Pasien tampak lemah
- TD 100/70 mmHg

C. Diagnosa Keperawatan (Urutkan sesuai Prioritas)

1. Ketidakseimbangan kadar glukosa darah b.d ketidakpatuhan dalam


pengobatan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d muntah
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan.

D. Intervensi Keperawatan

No. Tangg
al Diagnosa T
keperawata Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional T
n Hasil Keperawatan D

1. 1 Ketidaksei Setelah dilakukan a. observasi a. kadar


maret mbangan asuhan keperawatan tingkat kadar glukosa
2021 kadar selama 3 x 24 jam, glukosa pasien darah
glukosa risiko normal
darah b.d ketidakstabilan b.kaji ttv b.
ketidakpat kadar glukosa darah c. Pendidikan mengetahui
uhan teratasi dengan Kesehatan ttv psien
dalam kriteria : a. Pasien tentang DM
pengobata mengatakan bersedia d. Ajarkan c.Pasien
n patuh dalam pasien dan mengetahui
pengobatan b. GDS keluarga cara tentang
<200 penggunaan penyakit
c. Pasien dapat injeksi DM
merubah pola hidup novorapid d.Pasien dan
DM selama keluarga
d. Pasien dan dirumah dapat
keluarga dapat e.Kolaborasi mengelola
mengelola terapi dengan dokter pengobatan
pengobatan DM pemberian DM selama
selama dirumah injeksi di rumah
novorapid 3x12 e. Novorapid
unit/SC injeksi
sebagai
pengganti
fungsi
insulin
dalam tubuh
untuk
menstabilka
n kadar
glukosa
dalam darah

2. 1 Setelah dilakukan -kaji nutrisi -mengetahui


maret Ketidaksei tindakan selama 3x pasien meliputi keadaan
2021 mbangan 24 jam diharapkan ABCD, tanda- umum
nutrisi dari –terjadi tanda vital pasien.
kebutuhan peningkatan nutrisi - anjurkan - agar pasien
tubuh b.d -terjadi peningkatan pasien untuk tidak mual
muntah berat badan makan sedikit dan muntah
- nafsu makan tapi sering. - agar
bertambah. - edukasi pasien
tentang duit mengetahui
renah gula makanan
-kolaborasi yang rendah
dengan dokter gula
ahli gizi untuk -
diit rendah meningkatk
glukosa an derajat
- nutrisi
pasien.

1. Observasi
3. 1 Setelah dilakukan tingkat 1.Mengetahu
maret Defisit tindakan kemandirian i
2021 perawatan keperawatan selama pasien dalam keadekuatan
diri b.d 3x24 jam, melakukan pasien
kelemahan diharapkan personal dalam
fisik kebutuhan personal hygiene melakukan
hygiene pasien dapat 2. berikan personal
terpenuhi dengan bantuan hygiene
kriteria hasil - sampai pasien 2. Sebagai
kebersihan pasien mampu upaya
terjaga - pasien tidak melakukanpera menjaga
bau watn diri kebersihan
secara mandiri. tubuh pasien
3. melatih 3.
pasien untuk Menekanka
bisa melakukan n pentingnya
personal kebersihan
hygiene sendiri. tubuh agar
4. Motivasi tidak terjadi
keluarga untuk komplikasi
menjaga atau infeksii
kebersihan diri nosokomial
dan lingkungan
ketika
membesuk
E. Implementasi Keperawatan
No. Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Respon T
(Hari/Tgl/ keperawatan Keperawatan T
Jam) D
selasa 1 Mengobservasi tingkat S : Pasien
1. 07:00. 2 kadar glukosa pasien mengatakan masih
maret lemas
2021 O : glukosa ,
<200 mg/dl

2. 07:15 1 Mengkaji TTV S: pasien


mengatakan bersedia
dilakukan tindakan.
O : TD = 100/70
mmHg
Nadi = 90 x/menit
Suhu = 36,2oC
RR = 20 x/menit

3. 08:00 wib 2 mengkaji nutrisi pasien S: pasien


meliputi ABCD, tanda- mengatakan lemas.
tanda vital. O:
A . BB:48 kg, TB :
165
B.Hb:9,8, leuokosit
10.200
C: Mukosa bibir
kering, lidah kotor,
wajah tampak pucat
konjungtiva anemis.
D: diit rendah
glukosa

4. 08:15 2 Menganjurkan pasien S: Pasien


untuk makan seikit tapi mengatakan akan
sering mual dan ingin
muntah jika makan
O ; paien tampak
pucat.
5. 2 S: pasien
10:00 wib Mengedukasikan kepada mengatakan paham
pasien makanan duit dan akan
rendah gula. mengurangi
makanan yang
manis”
O : pasien tampak
paham dengan
penjelasan perawat.
6 3
11.00 wib Mengobservasi tingkat S : pasien
kemandirian pasien mengatakan
dalam melakukan aktivitasnya dibantu
personal hygiene keluarga
O : pasien tampak
menahan nyeri
7. 3
11.15 Memberikan bantuan S: pasien mngatakan
pada pasien sampai bisa masih lemas belum
melakukan perawatan bisa melakukan
secara mandiri aktifitasnya sendiri.
O : pasien tampak
lemah.

8. 3
13.00 wib meMotivasi keluarga S: keluarga pasien
untuk menjaga mengatakan paham
kebersihan diri dan tentang menjaga
lingkungan ketika kebersihan.
membesuk O: keluarga pasien
tampak mengerti.

9 1
14:00 wib Mengkolaborasikan S: pasien
dengan dokter pemberian mengatakan bersedia
injeksi novorapid. diberikan injeksi.
O: pasien tampak
bersedia mengikuti
tindakan yang
diberikan dokter.
10 1.
Rabu, 3 Mengobservasi kadar S: pasien
maret gula darah pasien mengatakan masih
2021. sedikit lemas.
14:00 O: kadar glukosa
darah 200 mg/dl

11
2
15.00 wib Megkolaborasikan S: pasien
dengan dokter ahli gizi mengatakan nafsu
untuk meningkatkan makan bertambah.
nutrisi O: pasien mengikuti
arahan dari dokter
12 3 gizi.
16.00 wib Melatih pasien agar bisa S: pasien
melakukan personal mengatakan sudah
hygiene sendiri bisa kekamar mandi
sendiri dengan
berpangkuan benda
sekitar
O: pasien bisa
melakukan sendiri.
13 2
16:30 Menganjurkan pasien S: pasien
makan sedikit tapi sering mengatakan sudah
tidak mual.
O : pasien tampak
menghabskan
makanannya lebih
banyak dari
kemaren.
14 1
19:00 Memberikan pendidikan S: Pasien
kesehatan tentang mengatakan belum
penyakit DM begitu jelas tentang
penyakit dm dan
makanan
larangannya.
O: pasien tampak
memperhatikan.
15. 1
21:00 Mengkolaborasikan S: pasien
dengan dokter untuk mengatakan bersedia
pemberian novarapid dilakukan tindakan.
O :paien mengikuti
arahan dokter.
16
Kamis 4
maret 1
2021 mengkaji nutrisi pasien A . BB:48 kg, TB :
07:00 meliputi ABCD, tanda- 165
tanda vital B.Hb:9,8, leuokosit
10.200
C: Mukosa bibir
basah, lidah bersih,
wajah tampak rileks
konjungtiva normal.
D: diit rendah
glukosa

17 3
08: 00 mengobservasi tingkat S: pasien
kemandirian pasien mengatakan bisa
dalam melakukan kekamar mandi
personal hygiene sendiri.
O : pasien tampak
rileks dan tidak
menahan nyeri.
18 1
08: 15. Mengobservasi kadar
gula darah pasien S: pasien
mengatakan
badannya sudah
tidak lemas .
O : kadar gula darah
19 1 pasien 160 mg/dl
11:00 MengAjarkan pasien dan
keluarga cara S : keluarga pasien
penggunaan injeksi mengatakan tidak
novorapid selama berani melakukan
dirumah injeksi sendiri
dirumah.
O : pasien tampak
20 1 bingung.
12:30 mengKolaborasi dengan
dokter pemberian injeksi S: pasien mengatkan
novorapid 3x12 unit/SC badannya sudah
membaik.
O: kadar gula darah
pasien normal
setelah pemberian
21 2 injeksi.
14:00 Menganjurkan pasien
makan sedikit tapi sering S: pasien
mengatakam sudah
tidak mual dan
muntah
O : pasien tampak
rileks.

F. Evaluasi Formatif
No. Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/ keperawatan
Jam)
1. 10:00 wib Ketidakseimb S : pasien mengatakan masih lemas.
selasa 2 angan kadar O :pasien tampak terbaring lemah di
maret glukosa darah tempat tidur. Kadar gula darah pasien
2021 b.d <200
ketidakpatuh A : masalah belum teratasi
an dalam P : lanjutkan intervensi
pengobatan
10:00 wib Ketidakseimb S: pasien mengatakan masih sedikit lemas.
rabu 3 angan kadar O: kadar glukosa darah 200 mg/dl
maret glukosa darah A : Masalah teratasi sebagian
2021 b.d P : Lanjutkan intervensi
ketidakpatuh
an dalam
pengobatan

S: pasien mengatakan badannya sudah


10:00 wib Ketidakseimb tidak lemas dan membaik.
kamis 4 angan kadar O : pasien tampak rileks, kadar gula darah
maret glukosa darah pasien normal 140mg/dl
2021 b.d A: masalah teratasi
ketidakpatuh P : hentikan intervensi
an dalam
pengobatan

2 10:00 Ketidakseimb S: pasien mengatakan lemas.


Selasa 2 angan nutrisi
O:
maret kurang dari
A . BB:48 kg, TB :165
2021 kebutuhan
B.Hb:9,8, leuokosit 10.200
tubuh b.d
C: Mukosa bibir kering, lidah kotor,
muntah
wajah tampak pucat konjungtiva anemis.
D: diit rendah glukosa
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Ketidakseimb
S: pasien mengatakan lemasnya
angan nutrisi
berkurang, mual nya berkurang, dan porsi
kurang dari
makannhya sedikit bertambah.
kebutuhan
O: pasien tampak mengkahbiskan porsi
tubuh b.d
makanan lebih banyak dari biasanya.
muntah
A: masalah teratasi sebagianp: lanjutkan
intervensi.

10 :10 Ketidakseimb
S: pasien mengatakan sudah tidak lemas,
rabu 3 angan nutrisi
tidak mual dan muntah..
maret kurang dari O:
2021 kebutuhan A . BB:48 kg, TB :165
tubuh b.d B.Hb12, leuokosit 10000
muntah C: Mukosa bibir basah, wajah tampak
rileks konjungtiva normal.
A: masalah teratasip:
P: hentikan intervensi

3 10:00 wib Defisit S : pasien mengatakan aktivitas nya


Selasa 2 perawatan dibantu pasien.
maret diri b.d O : pasien tampak pucat dan kurang rapi.
2021 A : masalah belum teratasi
kelemahan
P : lanjutkan intervensi
fisik

10:00 wib Defisit


rabu 2 perawatan S: pasien mengatakan sudah bisa kekamar
maret diri b.d mandi sendiri dengan berpangkuan benda
2021 kelemahan sekitar
fisik O: pasien tampak
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

10:00 wib Defisit


perawatan S : pasien mengatakan aktivitas nya tanpa
Kamis 4 diri b.d dibantu keluarga
maret O : pasien tampak rileks dan rapi.
kelemahan
2021 A : masalah teratasi
fisik
P : hentikan intervensi intervensi

G. Evaluasi Sumatif

No. Waktu Diagnosa Evaluasi TTD


(Hari/Tgl/ keperawatan
Jam)
1. 10.00 wib Ketidakseimb S : pasien mengatakan sudah tidak lemas
kamis 4 angan kadar O : pasien sudah bisa duduk dan tidak
maret glukosa darah pusing
2021 b.d Ttv normal gula darah normal
ketidakpatuh A : masalah teratasi
an dalam P : hentikan intervensi
pengobatan

2 10:00 wib Ketidakseimb S: pasien mngatakan sudah tidak mual dan


kamis 4 angan nutrisi muntah dan nafsu makan bertambah.
maret kurang dari O:
2021 kebutuhan A . BB:48 kg, TB :165
tubuh b.d B.Hb12, leuokosit 10000
muntah C: Mukosa bibir basah, wajah tampak
rileks konjungtiva normal.
A: masalah teratasip:
P: hentikan intervensi

3 10:00 wib Defisit S : pasien mengatakan bisa melakukan


kamis 4 perawatan aktivitasnya tanpa dibantu keluarga
maret diri b.d O: pasien tampak rileks, bersih dan wangi
2021 kelemahan A: masalah teratasi
fisiki. P: hentikan intervensi

TARGET KETRAMPILAN MAHASISWA


PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

Nama : NUR ARISA


NIM : C2018108

No Tgl Target Foto Keterangan


Kompetensi
1 Rabu 3 Pemeriksaan Pemeriksaan fisik paru adalah suatu
maret Fisik Paru tindakan yang dilakukan oleh perawat
2021 untuk melakukan pengkajian fisik pada
pasien yang mengalami abnormalitas
system pernapasan yang meliputi,
inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.

Sumber :

https://youtu.be/TZnY7P0Tgow

2 Kamis 4 Fisioterapi Fisioterapi dada merupakan salah satu


maret dada dan terapi penting dalam pengobatan pada
2020. postural penyakit pernapasan untuk anak-anak
drainage yang menderita penyakit pernapasan.

Tujuan utama dilakukannya fisioterapi


dada adalah untuk membersihkan
obstruksi jalan nafas, mengurangi
hambatan jalan nafas, meningkatkan
pertukaran gas dan mengurangi kerja
pernafasan. Teknik yang berbeda
digunakan pada pasien anak-anak: 1)
terapi fisik dada konvensional seperti
perkusi dada (clapping) dan getaran
dalam kombinasi dengan posisi
drainase postural, dada gemetar dan
batuk terarah dan 2) teknik berbasis
aliran: ekspirasi pasif lambat atau
paksa dapat membantu memobilisasi
sekresi ke arah trakea dan memicu
batuk yang membantu mengeluarkan
sekresi .

Postural drainage adalah salah satu


teknik fisioterapi yang bertujuan unuk
mengeluarkan sputum dengan cara
memeberikan posisipada klien yang
berlawanan dengan letak dari segmen
paru yang terdapat sumbatan dengan
waktu yang digunakan selama 5 menit
agar dapat mempermudah pengeluaran
sputum.

Sumber :

https://youtu.be/Ibvx7USmV1k

3 selasa 2 Perawatan Drainase thoraks merupakan


maret WSD metode yang penting untuk
2021 mencegah dan megobati kolaps
dari paru-paru. Keadaan ini dapat
timbul karena obstruksi bronchial
akibat sekresi karena tekanan oleh
udara, cairan, darah dan pus.
Kendati terdapat berbagai metode
yang diperlukan untuk kedua
sebab, kedua tipe tersebut dapat
terjadi bersama, misalnya
pneumothoraks yang
menyebabkan kolaps parsial dari
paru-paru akibat kompresi (pasif )
yang dapat diikuti oleh drainase
bronchial yang adekuat. Sekresi
yang meningkat tidak dapat
diabsorbsi sehingga menyebabkan
terjadinya kolaps paru-paru.
Kavum pleura kemudian harus
diaspirasi atau  didrainase. Jika
diperlukan adanya drainase, maka
digunakan WSD (Water Seal
Drainage). Seal mencegah
masuknya udara melalui susunan
drainase dan memungkinkan paru-
paru mengembang. Udara, darah,
atau eksudat lainnya akan.

didrainase.

Sumber :

https://youtu.be/AU540kBW0vo

4 kamis 4 ROM (Range Latihan aktif dan pasif / ROM adalah


maret of Motion) merupakan suatu kebutuhan manusia
2020 untuk melakukan pergerakan dimana
pergerakan tersebut dilakukan secara
bebas. latihan aktif dan pasif / ROM
dapat dilakukan kapan saja dimana
keadaan fisik tidak aktif dan
disesuaikan dengan keadaan pasien

Tujuan

1. Untuk memelihara fungsi dan


mencegah kemunduran.

2. Untuk memelihara dan


meningkatkan pergerakan dari
persendian. 3. Untuk merangsang
sirkulasi darah.

4. Untuk mencegah kelainan bentuk.

5. Untuk memelihara dan


meningkatkan kekuatan otot.

Sumber :
https://youtu.be/H2xq5A7rhwA
5 Senin, 1 Nebulizer Nebulizer adalah alat untuk
maret mengubah obat dalam bentuk
2021 cairan menjadi uap yang dihirup.
Pengobatan yang memanfaatkan
nebulizer biasanya diberikan pada
penderita gangguan pernapasan,
seperti asma dan penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) saat
gejala sesak napas sedang muncul.

1. Mencuci tangan dan memakai


handscoon

2. Mengatur pasien dalam


posisi duduk atau semifowler

3. Mendekatkan peralatan yang


berisi set nebulizer ke bed pasien

4. Mengisi nebulizer dengan


aquades sesuai takaran

5. Memasukkan obat sesuai


dosis

6. Memasang masker pada


pasien

7. Menghidupkan nebulizer
dan meminta pasien nafas dalam
sampai obat habis

8. Matikan nebulizer

9. Bersihkan mulut dan hidung


dengan tissue

10. Bereskan alat

11. Buka handscoon dan mencuci


tangan.
Sumber :
https://youtu.be/dn53EPWja8w

6 rabu 3 Blaidder Bladder training sebagai upaya dalam


maret Tarining latihan kandung kemih yang bertujuan
2021 untuk mengembangkan tonus otot dan
sfingter kandung kemih agar berfungsi
optimal. Tujuan bladder training untuk
memperpanjang interval antara urin
pasien, menstabilkan kandung kemih.

Sumber :
https://youtu.be/y4zeVMUh6uU

7 jumat 5 Pemeriksaan Pemeriksaan fisik abdomen


maret Fisik merupakan prosedur diagnostik
2021 Abdomen yang rutin dilakukan pada
berbagai kondisi dan keluhan
yang terkait sistem
gastrointestinal
seperti diare, gastritis, massa
intraabdomen, ataupun trauma
abdomen. Cavum abdomen dibagi
menjadi 4 bagian dengan garis
imajiner yang saling tegak lurus
melewati umbilikus. Keempat
bagian ini adalah kuadran kanan
atas dan bawah, serta kuadran kiri
atas dan bawah. Kuadran-kuadran
ini merepresentasikan organ-organ
yang terletak di dalamnya

Pemeriksaan fisik abdomen


dilakukan dengan inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Pemeriksaan fisik abdomen akan
menilai segala kelainan organ dan
struktur yang berada di abdomen,
seperti gastrointestinal, hepar,
kandung empedu, dan organ-
organ genitourinaria

Sumber :

https://youtu.be/0x6rk8v9sSc

8 Senin, 1 Perawatan Kolostomi umumnya dilakukan


maret Colostomy untuk menghentikan infeksi,
2021 mengatasi penyumbatan, atau
mencegah kerusakan lebih lanjut
pada usus besar.

Fase kerja:

1. Cuci tangan

2. Gunakan sarung tangan

3. Letakkan perlak dan alasnya di


bagian kanan atau kiri pasien
sesuai letak stoma

4. Meletakkan bengkok di atas


perlak dan didekatkan ke tubuh
pasien

5. Mengobservasi produk stoma


(warna, konsistensi, dll)

6. Membuka kantong kolostomi


secara hati-hati dengan
menggunakan pinset dan tangan
kiri menekan kulit pasien

7. Meletakan colostomy bag kotor


dalam bengkok

8. Melakukan observasi terhadap


kulit dan stoma

9. Membersihkan colostomy dan


kulit disekitar colostomy dengan
kapas sublimat / kapas hangat (air
hangat)/ NaCl

10. Mengeringkan kulit sekitar


colostomy dengan sangat hati-hati
menggunakan kassa steril

11. Memberikan zink salep (tipis-


tipis) jika terdapat iritasi pada
kulit sekitar stoma

12. Menyesuaikan lubang


colostomy dengan stoma
colostomy

13. Menempelkan kantong


kolostomi dengan posisi
vertical/horizontal/miring sesuai
kebutuhan pasien

14. Memasukkan stoma melalui


lubang kantong kolostomi

15. Merekatkan/memasang
kolostomy bag dengan tepat tanpa
udara didalamnya

16. Merapikan klien dan


lingkungannya

17. Membereskan alat-alat dan


membuang kotoran

18. Melepas sarung tangan

19. Mencuci tangan

20. Membuat laporan

Sumber :
https://youtu.be/A5ppTQAYaWM

9 jumat 5 Irigasi Bilas lambung (gastric lavage)


maret Lambung merupakan terapi yang umum
2021 dilakukan untuk kasus keracunan,
terutama pada daerah dengan
fasilitas kesehatan terbatas.

Tindakan bilas lambung dilakukan


dengan melakukan pemasangan 
nasogastric tube atau orogastric
tube, memasukkan cairan dan
drainase cairan tersebut kembali
melalui tube yang terpasang.
Walau tindakan tersebut dapat
terlihat menguntungkan bagi
pasien, literatur yang ada sudah
tidak menyarankannya lagi karena
risiko komplikasi yang jauh
melebihi potensi manfaatnya

Sumber :
https://youtu.be/R8rGGNb0jOQ
10 selasa 2 Pengukuran
maret JVP
Tekanan vena jugularis
2021
(Jugular Venous Pressure
“JVP” adalah pengukuran
tidak langsung dari tekanan
vena kava. Vena kava
menentukan gambaran dari
kondisi atrium kanan pada
jantung.
Meningkatnya JVPdiakibatka
n adanya kegagalan jantung
dalam memompa darah ke
dalam sirkulasi.

Sumber :
https://youtu.be/uMLTXNKDWbQ

11 sabtu 6 Perawatan
mwret luka bakar
Perawatan luka bakar dilakukan
2921
berdasarkan jenis luka tersebut.
Namun pada dasarnya, luka bakar
dengan derajat apapun, harus
dijaga agar tetap bersih. Selain itu,
tindakan untuk mengurangi rasa
nyeri akibat luka bakar juga
sangat penting dilakukan. Tak
hanya itu, pemeriksaan ulang
untuk luka bakar sebaiknya
dilakukan, untuk mengantisipasi
tanda-tanda infeksi dan dampak
jangka panjang lainnya. Misalnya,
terbentuknya bekas luka dan
mengencangnya kulit yang
akhirnya membuat sendi dan otot
sulit bergerak

Sumber :
https://youtu.be/Ft02j7Maq8M

12 sabtu 6 perawatan Melakukan tindakan perawatan :


maret Luka DM mengganti balutan,membersihkan
2021 luka pada luka kotor.

- Memasang perlak / underpad di


bawah badan atau lokasi luka
gangren yang akan dilakukan
perawatan
- Mengatur posisi pasien yang
nyaman
- Mencuci tangan terlebih dahulu
sebelum melaksanakan tindakan
- Menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) : skort pelindung dan
masker serta sepatu jika
diperlukan
- Membebaskan daerah luka dari
pakaian
- Menggunakan sarung tangan
non steril
- Membuka balutan luka (jika
balutan lama melekat kuat dapat
disiram dengan cairan NaCl agar
tidak lengket) kemudian
membuang balutan lama
- Mengidentifikasi kondisi luka
yang terdiri dari kondisi luka
(luas, kedalaman, stadium,
karakteristik luka) serta kebutuhan
balutan baru
- Melakukan pencucian luka
dengan sabun pencuci luka
kemudian diirigasi / disiram
dengan NaCl (hindari
menggosok / swabbing pada
daerah yang sudah granulasi)
- Melepas sarung tangan non steril
- Memasang sarung tangan steril
- Melakukan nekrotomi pada
jaringan luka gangren yang mati
(jika dirasa perlu maka bisa
dilakukan irigasi kembali)
- Membersihkan kembali daerah
luka dengan kasa steril yang basah
- Memberikan obat / hidrogel ke
dalam luka (jika ada indikasi)
- Menutup luka dengan balutan
sekunder, jika perlu diberikan
plester
- Membuang sisa perawatan luka
ke dalam kantong plastik / bak
sampah medis
- Melepas sarung tangan steril dan
skort
- Merapikan pasien dan
lingkungannya
- Membereskan alat-alat dan
mengembalikan ke tempatnya
- Mencuci tangan

Sumber :

https://youtu.be/GVz5FOSuEjI
13 senin 8 Pemeriksaan
maret GCS
2021

14 senin 8 Irigasi mata


maret
2021

15 selasa 9 Irigasi telinga


maret
2021

16 selasa 9 Pengkajian
maret Kekuatan
2021 Otot

17 rabu 10 Pemeriksaan
maret Fisik Jantung
2021

18 rabu 10 Pemeriksaan
maret nervus
2021 cranial

19 kamis 11 Pembalutan
maret
2021

20 kamis 12 Pembidaian
maret
2021

21 jumat 14 Interprestasi
maret EKG
2021

22 jumat 14 Pendidikan
maret Kesehatan
2021 terkait kasus
Keperawatan
Medikal
Bedah

Anda mungkin juga menyukai