DIABETES MELITUS
Nur Arisa
C2018108
2021
A. PENGERTIAN
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
B. ETIOLOGI
a. Faktor genetic :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen
HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan
respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan
asing.
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil
penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya
adalah:
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Diabetes Tipe I
• hiperglikemia berpuasa
• glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
• keletihan dan kelemahan
• ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas
bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
• lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
• gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria,
polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan
kabur
• komplikasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer
D. PATHWAYS
pola makan
Insufisiensi insulin
Resistensi insulin
DM tipe I DM tipe II
ATP terganggu
Peningkatan Hiperglikemia
metabolisme
Deuresis osmotik
dan protein
Intoleransi aktif
Ketidakseimbangan dehidrasi
nutrisilebih dari
BB menurun kebutuhan tubuh
1. Gagal ginjal
2. Hiperglikemia
3. Hipertensi
4. Ketoasidosis
5. Sindrom hiperglikemia
6. Amputasi
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Berupa :
Sulfonilurea
Glinid
Biugand
Tiazolidindion
Pencegahan komplikasi :
Berhenti merokok
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Edukasi
3. Olahraga teratur
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl, 2
jam setelah pemberian glukosa.
9. Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi
(Tipe II)
11. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan infeksi
luka
1.) pola presepsi dan manajemen kesehatan : berisi bagaimana pasien mengetahui
keadaanya dan penyakit yang dideritanya
2.) pola nutrisi - metabolik : pola makan , frekuensi , jumlah minum dalam sehari ,
jenis makanan
3.) pola eliminasi : bak dan bab , jumlah , warna , tekstur , konsistensi
4.) pola aktifitas dan latihan : sensivitas meningkat , kelemahan otot , gangguan
koordinasi , kemampuan merawat diri
5.) pola kognitif dan presepsi : status mental , berbicara , bahasa , kemampuan
berinteraksi , kemampuan penginderaan .
6.) pola presepsi - konsep diri : gambaran diri , identitas diri , peran diri , ideal diri ,
harga diri .
7.) pola tidur dan istirahat : jumlah tidur jam / hari , mengalami gangguan tidur
( insomnia )
8.) pola peran hubungan : kemampuan berkomunikasi dengan keluarga , perawat dan
dengan orang lain
9.) pola seksual dan reproduksi : masalah dalam hubungan suami istri atau dengan alat
reproduksi
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis ( penurunan peefusi jaringan perifer )
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan
menggunakan glukosa
Intervensi
4. intruksikan pasien
mengenai tandadan gejala
yang perlu dilaporkan
kepada pemberi
perawatan dengan cara
yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11549986/Laporan_Pendahuluan_Diabetes_Melitus
DI SRAGEN
Nama : Nur Arisa
NIM : C2018108
2020
DISRAGEN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas pasien :
Nama : Ny. Y
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Alamat : sragen
2. Keluhan Utama
TTV : 100/60
N : 94
R : 20
S : 36,3
BB : 48 Kg
TB : 165 cm
IMT : 17,6
DM seperti pasien.
a. Persepsi kesehatan
b. Nutrisi
Sebelum sakit
Selama sakit
c. Eliminasi
Sebelum sakit
BAB teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan warna
Selama sakit
Untuk buang air kecil pasien lancarr sehari 5-6 kali sehari. Urine
d. Istirahat Tidur
Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit pasien tidur malam selama 6
jam tanpa mengalami gangguan tidur dan tidak terbangun di malam
hari. Pasien juga mengatakan sering tidur siang selama kurang lebih 1
jam.
Saat Sakit :
Pasien mengatakan bahwa selama sakit pola tidur pasien sedikit
berkurang dan kadang pasien terbangun dimalam hari. Pasien hanya
tidur selama 4-5 jam.
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi ✓
Berpakaian/berdandan ✓
Mobilisasi di tempat tidur ✓
Pindah ✓
Ambulasi ✓
Makan/minum ✓
Skore ADL : 14
Keterangan :
Skore 0 : Mandiri
f. Pola kognitif
(sadar penuh)
e) Pengetahuan pasien
terhadap penyakit
: Pasien mengatakan paham mengenai
f) Persepsi tentang
penyakit
1) Gambaran diri
2) Harga diri
hidupnya
3) Ideal diri
Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit ia sering berkumpul dengan
keluarganya dan ia juga aktif dalam kegiatan masyarakat.
Saat Sakit :
Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa berkumpul dengan keluarganya
dan ia juga tidak bisa aktif dalam kegiatan masyarakat.
Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan bahwa pasien sering melakukan pengobatan di
puskesmas sekitar.
Saat Sakit :
Pasien mengatakan bahwa pasien hanya bisa menahan sakit dan
berharap segera sembuh setelah dilakukan perawatan di Rumah Sakit.
Sebelum Sakit :
Pasien beragama islam, ia mengatakan bahwa melakukan sholat wajib
5 waktu secara tepat waktu.
Saat Sakit :
Pasien beragama islam, ia mengatakan bahwa selama sakit tidak
menjalankan sholat wajib 5 waktu.
a. Keadaan umum
Kesadaran umum : composmentis
b. Pemeriksaan TTV
TD = 100/70 mmHg
Nadi = 88 x/menit
Suhu = 36,2oC
RR = 22 x/menit
a. Kepala
cairan
b. Leher
c. Thorax
kulit merata
d. Jantung
rambut merata
e. Abdomen
kuadran abdomen
f. Kulit
g. Ekstremitas atas
h. Ekstremitas bawah
9. Pemeriksaan Penunjang
DO:
-TD:100/60
N:90
R:20
S;36,3
- Gds 529 Mg/Dl
D. Intervensi Keperawatan
No. Tangg
al Diagnosa T
keperawata Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional T
n Hasil Keperawatan D
1. Observasi
3. 1 Setelah dilakukan tingkat 1.Mengetahu
maret Defisit tindakan kemandirian i
2021 perawatan keperawatan selama pasien dalam keadekuatan
diri b.d 3x24 jam, melakukan pasien
kelemahan diharapkan personal dalam
fisik kebutuhan personal hygiene melakukan
hygiene pasien dapat 2. berikan personal
terpenuhi dengan bantuan hygiene
kriteria hasil - sampai pasien 2. Sebagai
kebersihan pasien mampu upaya
terjaga - pasien tidak melakukanpera menjaga
bau watn diri kebersihan
secara mandiri. tubuh pasien
3. melatih 3.
pasien untuk Menekanka
bisa melakukan n pentingnya
personal kebersihan
hygiene sendiri. tubuh agar
4. Motivasi tidak terjadi
keluarga untuk komplikasi
menjaga atau infeksii
kebersihan diri nosokomial
dan lingkungan
ketika
membesuk
E. Implementasi Keperawatan
No. Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Respon T
(Hari/Tgl/ keperawatan Keperawatan T
Jam) D
selasa 1 Mengobservasi tingkat S : Pasien
1. 07:00. 2 kadar glukosa pasien mengatakan masih
maret lemas
2021 O : glukosa ,
<200 mg/dl
8. 3
13.00 wib meMotivasi keluarga S: keluarga pasien
untuk menjaga mengatakan paham
kebersihan diri dan tentang menjaga
lingkungan ketika kebersihan.
membesuk O: keluarga pasien
tampak mengerti.
9 1
14:00 wib Mengkolaborasikan S: pasien
dengan dokter pemberian mengatakan bersedia
injeksi novorapid. diberikan injeksi.
O: pasien tampak
bersedia mengikuti
tindakan yang
diberikan dokter.
10 1.
Rabu, 3 Mengobservasi kadar S: pasien
maret gula darah pasien mengatakan masih
2021. sedikit lemas.
14:00 O: kadar glukosa
darah 200 mg/dl
11
2
15.00 wib Megkolaborasikan S: pasien
dengan dokter ahli gizi mengatakan nafsu
untuk meningkatkan makan bertambah.
nutrisi O: pasien mengikuti
arahan dari dokter
12 3 gizi.
16.00 wib Melatih pasien agar bisa S: pasien
melakukan personal mengatakan sudah
hygiene sendiri bisa kekamar mandi
sendiri dengan
berpangkuan benda
sekitar
O: pasien bisa
melakukan sendiri.
13 2
16:30 Menganjurkan pasien S: pasien
makan sedikit tapi sering mengatakan sudah
tidak mual.
O : pasien tampak
menghabskan
makanannya lebih
banyak dari
kemaren.
14 1
19:00 Memberikan pendidikan S: Pasien
kesehatan tentang mengatakan belum
penyakit DM begitu jelas tentang
penyakit dm dan
makanan
larangannya.
O: pasien tampak
memperhatikan.
15. 1
21:00 Mengkolaborasikan S: pasien
dengan dokter untuk mengatakan bersedia
pemberian novarapid dilakukan tindakan.
O :paien mengikuti
arahan dokter.
16
Kamis 4
maret 1
2021 mengkaji nutrisi pasien A . BB:48 kg, TB :
07:00 meliputi ABCD, tanda- 165
tanda vital B.Hb:9,8, leuokosit
10.200
C: Mukosa bibir
basah, lidah bersih,
wajah tampak rileks
konjungtiva normal.
D: diit rendah
glukosa
17 3
08: 00 mengobservasi tingkat S: pasien
kemandirian pasien mengatakan bisa
dalam melakukan kekamar mandi
personal hygiene sendiri.
O : pasien tampak
rileks dan tidak
menahan nyeri.
18 1
08: 15. Mengobservasi kadar
gula darah pasien S: pasien
mengatakan
badannya sudah
tidak lemas .
O : kadar gula darah
19 1 pasien 160 mg/dl
11:00 MengAjarkan pasien dan
keluarga cara S : keluarga pasien
penggunaan injeksi mengatakan tidak
novorapid selama berani melakukan
dirumah injeksi sendiri
dirumah.
O : pasien tampak
20 1 bingung.
12:30 mengKolaborasi dengan
dokter pemberian injeksi S: pasien mengatkan
novorapid 3x12 unit/SC badannya sudah
membaik.
O: kadar gula darah
pasien normal
setelah pemberian
21 2 injeksi.
14:00 Menganjurkan pasien
makan sedikit tapi sering S: pasien
mengatakam sudah
tidak mual dan
muntah
O : pasien tampak
rileks.
F. Evaluasi Formatif
No. Waktu Diagnosa Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/ keperawatan
Jam)
1. 10:00 wib Ketidakseimb S : pasien mengatakan masih lemas.
selasa 2 angan kadar O :pasien tampak terbaring lemah di
maret glukosa darah tempat tidur. Kadar gula darah pasien
2021 b.d <200
ketidakpatuh A : masalah belum teratasi
an dalam P : lanjutkan intervensi
pengobatan
10:00 wib Ketidakseimb S: pasien mengatakan masih sedikit lemas.
rabu 3 angan kadar O: kadar glukosa darah 200 mg/dl
maret glukosa darah A : Masalah teratasi sebagian
2021 b.d P : Lanjutkan intervensi
ketidakpatuh
an dalam
pengobatan
10 :10 Ketidakseimb
S: pasien mengatakan sudah tidak lemas,
rabu 3 angan nutrisi
tidak mual dan muntah..
maret kurang dari O:
2021 kebutuhan A . BB:48 kg, TB :165
tubuh b.d B.Hb12, leuokosit 10000
muntah C: Mukosa bibir basah, wajah tampak
rileks konjungtiva normal.
A: masalah teratasip:
P: hentikan intervensi
G. Evaluasi Sumatif
Sumber :
https://youtu.be/TZnY7P0Tgow
Sumber :
https://youtu.be/Ibvx7USmV1k
didrainase.
Sumber :
https://youtu.be/AU540kBW0vo
Tujuan
Sumber :
https://youtu.be/H2xq5A7rhwA
5 Senin, 1 Nebulizer Nebulizer adalah alat untuk
maret mengubah obat dalam bentuk
2021 cairan menjadi uap yang dihirup.
Pengobatan yang memanfaatkan
nebulizer biasanya diberikan pada
penderita gangguan pernapasan,
seperti asma dan penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) saat
gejala sesak napas sedang muncul.
7. Menghidupkan nebulizer
dan meminta pasien nafas dalam
sampai obat habis
8. Matikan nebulizer
Sumber :
https://youtu.be/y4zeVMUh6uU
Sumber :
https://youtu.be/0x6rk8v9sSc
Fase kerja:
1. Cuci tangan
15. Merekatkan/memasang
kolostomy bag dengan tepat tanpa
udara didalamnya
Sumber :
https://youtu.be/A5ppTQAYaWM
Sumber :
https://youtu.be/R8rGGNb0jOQ
10 selasa 2 Pengukuran
maret JVP
Tekanan vena jugularis
2021
(Jugular Venous Pressure
“JVP” adalah pengukuran
tidak langsung dari tekanan
vena kava. Vena kava
menentukan gambaran dari
kondisi atrium kanan pada
jantung.
Meningkatnya JVPdiakibatka
n adanya kegagalan jantung
dalam memompa darah ke
dalam sirkulasi.
Sumber :
https://youtu.be/uMLTXNKDWbQ
11 sabtu 6 Perawatan
mwret luka bakar
Perawatan luka bakar dilakukan
2921
berdasarkan jenis luka tersebut.
Namun pada dasarnya, luka bakar
dengan derajat apapun, harus
dijaga agar tetap bersih. Selain itu,
tindakan untuk mengurangi rasa
nyeri akibat luka bakar juga
sangat penting dilakukan. Tak
hanya itu, pemeriksaan ulang
untuk luka bakar sebaiknya
dilakukan, untuk mengantisipasi
tanda-tanda infeksi dan dampak
jangka panjang lainnya. Misalnya,
terbentuknya bekas luka dan
mengencangnya kulit yang
akhirnya membuat sendi dan otot
sulit bergerak
Sumber :
https://youtu.be/Ft02j7Maq8M
Sumber :
https://youtu.be/GVz5FOSuEjI
13 senin 8 Pemeriksaan
maret GCS
2021
16 selasa 9 Pengkajian
maret Kekuatan
2021 Otot
17 rabu 10 Pemeriksaan
maret Fisik Jantung
2021
18 rabu 10 Pemeriksaan
maret nervus
2021 cranial
19 kamis 11 Pembalutan
maret
2021
20 kamis 12 Pembidaian
maret
2021
21 jumat 14 Interprestasi
maret EKG
2021
22 jumat 14 Pendidikan
maret Kesehatan
2021 terkait kasus
Keperawatan
Medikal
Bedah