Anda di halaman 1dari 106

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN

PROTOKOL KESEHATAN DALAM PEMBERIAN ASI


SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS
GILINGAN

SKRIPSI

Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Oleh
NUR ARISA
C2018108

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2022
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN
PROTOKOL KESEHATAN DALAM PEMBERIAN ASI
SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS
GILINGAN

SKRIPSI

Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Oleh
NUR ARISA
C2018108

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2022

i
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN
PROTOKOL KESEHATAN DALAM PEMBERIAN ASI
SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS
GILINGAN

SKRIPSI

Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Oleh
NUR ARISA
C2018108

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2022

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN


PROTOKOL KESEHATAN DALAM PEMBERIAN ASI
SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS
GILINGAN

Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana


Keperawatan pada Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah
Surakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari
Skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan
gelar Sarjana Keperawatan di lingkungan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi manapun. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas
‘Aisyiyah Surakarta.

Surakarta, 2022

Nur Arisa
NIM C2018108

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai civitas akademik Universitas ‘Aisyiyah Surakarta, saya yang bertanda


tangan di bawah ini:
Nama : Nur Arisa
NIM : C2018108
Jenis Karya : Skripsi
Judul : Gambaran Pengetahuan dan Kepatuhan Protokol Kesehatan
Dalam Pemberian Asi Selama Masa Pandemi COVID-19 Di
Puskesmas Gilingan.

Dengan ini menyetujui dan memberikan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
Eksklusif Royalti-Free Right) kepada Universitas ‘Aisyiyah Surakarta atas tugas
akhir saya beserta perangkat yang ada di dalamnya demi pengembangan ilmu
pengetahuan. Universitas ‘Aisyiyah Surakarta berhak menyimpan, mengalih
media formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), menawar
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama masih mencantumkan nama saya
sebagai penulis pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Surakarta, 2022
Yang menyatakan

(Nur Arisa)

iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :


GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN
PROTOKOL KESEHATAN DALAM PEMBERIAN ASI
SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS
GILINGAN

Dinyatakan telah disetujui untuk diujikan pada ujian hasil skripsi Program Studi
Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ’Aisyiyah Surakarta.

Surakarta, 2022

Pembimbing

Anjar Nurrohmah S.kep, Ns., M. Kep


NIDN. 0602128201

Mengetahui
Kaprodi Sarjana Keperawatan

Norman Wijaya Gati, S.Kep. Ns., M. Kep.


NIDN. 0615018601

v
PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul :


GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN
PROTOKOL KESEHATAN DALAM PEMBERIAN ASI
SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS
GILINGAN

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan


pada Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
’Aisyiyah Surakarta. Skripsi ini telah diujikan pada sidang ujiam skripsi tanggal
15 Agustus 2022 dan dinyatakan memenuhi syarat/sah sebagai Skripsi pada
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
’Aisyiyah Surakarta.

Surakarta, 2022

Mengesahkan,
Penguji, 1. Tri Susilowati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN. 0621018203 (...............................)

2. Mulyaningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN. 0007047310 (.................................)

3. Anjar Nurrohmah, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0602128201 (.................................)

Mengetahui,
Kaprodi Sarjana Keperawatan

Norman Wijaya Gati, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.J


NIDN. 0615018601

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul “Gambaran Pengetahuan dan Kepatuhan Protokol Kesehatan Dalam
Pemberian Asi Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Puskesmas Gilingan”.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta.
Dalam menyelesaikan Studi Kasus ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang telah membimbing dan memberi semangat.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Riyani Wulandari, S.Kep, Ns., M.Kep selaku rektor Universitas ‘Aisyiyah
Surakarta.
2. Norman Wijaya Gati, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Kaprodi S1 Keperawatan
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta.
3. Anjar Nurrohmah, S.kep.,Ns.,M.kep selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, kritikan, saran, motivasi, dan dukungan moril
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sampai
selesai.
4. Tri Susilowati, S.kep., Ns., M.Kep dan Mulyaningsih, S.kep.,Ns.,M.kep
selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, kritikan, saran,
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini sampai
selesai.
5. Seluruh Dosen dan Karyawan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta atas ilmu yang
telah diberikan dan semoga bermanfaat untuk kami.
6. Kepala Puskemas Gilingan yang telah memberikan izin penelitian di wilayah
kerja Puskesmas Gilingan.
7. Teristimewa untuk orang tua saya Parwoko dan Sri Atun serta keluarga
tercinta, yang telah dengan sangat luar biasa memberikan dukungan baik
secara moril maupun secara materil serta doa, perhatian dan kasih sayang yang

vii
tak terhingga sehingga membuat penulis lebih bersemangat dalam
menyelesaikan studi Sarjana Keperawatan dan pembuatan laporan tugas akhir
Skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku Pratiwi Righita pramesty, Nada nurmala sari, dan
Mursabatiyas yang telah memberikan semangat dan support sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini.
9. Kepada teman-teman seperjuangan Sarjana Keperawatan angkatan 2018,
terima kasih untuk kekompakan teman-teman semuanya dan telah
memberikan banyak masukan dan bantuan berharga dalam penyelesaian
Skripsi ini, dan kepada seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis
ucapkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari
kata sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis sendiri sebagai
manusia tidak luput dari kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan Skripsi dikemudian hari.
Sehingga, hasil penyusunan Skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi pembaca dan penulis.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Surakarta, 2022

Penulis

viii
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN PROTOKOL
KESEHATAN DALAM PEMBERIAN ASI SELAMA MASA PANDEMI
COVID-19 DI PUSKESMAS GILINGAN

Nur Arisa, Anjar Nurrohmah


nurarissa145@gmail.com
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
ABSTRAK

Latar Belakang : ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk diberikan kepada bayi.
Keberlangsungan menyusui pada masa pandemi COVID-19 dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya faktor pengetahuan dan kepatuhan protokol kesehatan
pada saat menyusui, masalah akan timbul jika ibu tidak paham dan tidak
mempunyai kepatuhan dalam pemberian ASI di masa pandemi bagi bayinya.
Tujuan : Mengetahui gambaran pengetahuan dan kepatuhan protokol kesehatan
pemberian ASI selama masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Gilingan.
Metode : Penelitian descriptive survey dengan menggunakan pendekatan
retrospektif , populasi 149 ibu, sampel 60 responden, instrumen penelitian
menggunakan daftar pertanyaan dalam kesuioner bersifat tertutup. Analisa data
univariat. Hasil : Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden berusia 20-35
sebanyak 42 (70%), pendidikan terakhir sedang (SMA) sebanyak 39 responden
(65%), dan tidak bekerja sebanyak 38 (63.3%) mempunyai pengetahuan yang
kurang sebanyak 25 responden (41.7%), dengan tingkat kepatuhan responden
pada kategori tidak patuh sebanyak 38 (63.3%). Kesimpulan : Mayoritas tingkat
pengetahuan ibu adalah kurang sebanyak 25 responden (41.7%) dan tingkat
kepatuhan responden pada kategori tidak patuh sebanyak 38 (63.3%).

Kata Kunci : ASI, bayi , COVID-19

ix
OVERVIEW OF HEALTH PROTOCOL KNOWLEDGE AND COMPLIANCE
IN BREAST MILK DURING THE COVID-19 PANDEMIC
AT GILINGAN PUSKESMAS

Nur Arisa, Anjar Nurrohmah


nurarissa145@gmail.com
‘Aisyiyah Surakarta University

ABSTRACT

Background : Breast milk is the best source of nutrition to give to babies.


Sustainability of breastfeeding during the COVID-19 pandemic is influenced by
various factors, including knowledge and adherence to health protocols during
breastfeeding, problems will arise if mothers do not understand and do not have
compliance in breastfeeding during a pandemic for their babies. Objective: To
describe the knowledge and compliance of breastfeeding health protocols during
the COVID-19 pandemic at the Gilingan Health Center. Methods: Descriptive
survey research using a retrospective approach, a population of 149 mothers, a
sample of 60 respondents, the research instrument using a list of questions in a
closed questionnaire. Univariate data analysis. Results: The results showed that
the majority of respondents aged 20-35 were 42 (70%), the latest education was
high school (SMA) as many as 39 respondents (65%), and 38 respondents
(63.3%) did not work and had less knowledge as many as 25 respondents (41.7
%), with the level of compliance of respondents in the non-compliant category as
much as 38 (63.3%). Conclusion: The majority of mothers' knowledge level is less
as many as 25 respondents (41.7%) and the level of compliance of respondents in
the non-compliant category is 38 (63.3%).

Keywords: breast milk, baby, COVID-19

x
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ....................................................................................................... iii


SAMPUL BELAKANG .............................................................................................. iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................................v
PENGESAHAN PENGUJI ......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN......................................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................. xv
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................6
E. Keaslian Penelitian ............................................................................................7
BAB II ...........................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................9
A. Landasan Teori ..................................................................................................9
1. Pengetahuan ...................................................................................................9
2. Kepatuhan .................................................................................................... 12
3. ASI................................................................................................................ 16
4. Protokol Kesehatan Pemberian ASI Selama Masa Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19)....................................................................................... 28
B. Kerangka Teori................................................................................................ 29
BAB III ........................................................................................................................ 31
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................. 31
A. Jenis dan Rancangan Penelitian...................................................................... 31

xi
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................................... 31
C. Populasi Dan Sampel ....................................................................................... 31
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................................. 33
E. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 34
F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................................................... 35
G. Teknik dan Pengumpulan Data ...................................................................... 38
H. Teknik Analisa Data ........................................................................................ 38
I. Jalannya Penelitian.......................................................................................... 41
J. Etika Penelitian Keperawatan ........................................................................ 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 44
A. Hasil ........................................................................................................................44
B. Pembahasan ...........................................................................................................46
C. Keterbatasan Peneitian ........................................................................................52
BAB V PENUTUP................................................................................................53
A. Kesimpulan.............................................................................................................53
B. Saran.......................................................................................................................53
Lampiran informed consent...............................................................................65
Lampiran instrumen penelitian..........................................................................66
Lampiran uji validitas........................................................................................72
Lampiran coding.................................................................................................73
Lampiran Outout spss.........................................................................................74
Lampiran Studi Pendahuluan............................................................................78
Lampiran Uji Validitas.......................................................................................79
Lampiran izin penelitian.....................................................................................80
Lampiran konsul pembimbing............................................................................81

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional.......................................................................................334


Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner..........................................................................................335
Tabel 3.3 Uji Validitas....................................................................................................36

Tabel 3.4 Uji Validitas kedua………………………………………………………….36

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas………………………………………………………............37

Tabel 3.6 Coding……………………………………………………………………….39

xiii
DAFTAR BAGAN
Skema 2.1 kerangka Teori................................................................................28

xiv
DAFTAR SINGKATAN

AKI Angka Kematian Ibu

AKB Angka Kematian Bayi

WHO World Health Organization

UNICEF United Nations International Children’s Emergency Fun

KEMENKES Kementerian Kesehatan

HCC Health Collaborative Center

DINKES Dinas Kesehatan

ASI Air Susu Ibu

COVID-19 Corona Virus Disease 2019

SDGs Sustainable Development Goals

AIMI Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia

RT-PCR Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction

SARS-CoV-2 Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus 2

ODP Orang Dalam Pengawasan

OTG Orang Tanpa Gejala

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan
ibu dan anak. AKI dan AKB yang masih tinggi di Indonesia masih menjadi
perhatian utama dalam pembangunan bangsa karena Angka Kematian Ibu
(AKI) merupakan salah satu indikator kesejahteraan sebuah bangsa (Utami
et.al, 2022). Salah satu upaya preventif untuk mengurangi angka kesakitan
dan angka kematian bayi adalah dengan pemberian ASI Eksklusif. WHO atau
(World Health Organization) 2002 merekomendasikan agar bayi baru lahir
diberikan ASI hingga 6 bulan tanpa memberikan makanan ataupun cairan
lain. Pemerintah Indonesia menekankan pemberian ASI Eksklusif sebagai
salah satu priotitas nasional dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan
No.450/MENKES/SK/VI/2004 menganjurkan pemberian ASI secara
Eksklusif selama 6 bulan lalu berlanjut sampai anak berusia 2 tahun atau
lebih dengan pemberian makanan tambahan.
Data dari WHO (2020) mencatat bahwa secara global angka pemberian
ASI Eksklusif sebesar 44% pada bayi usia 0-6 bulan diseluruh dunia yang
mendapatkan ASI Eksklusif periode 2015-2020 dari 50% target pemberian
ASI Eksklusif, walaupun telah ada peningkatan namun angka ini tidak
meningkat secara signifikan. Berdasarkan data dari UNICEF atau United
Nations International Children’s Emergency Fun pada tahun 2018 hanya
42% anak di bawah 6 bulan yang menerima ASI Eksklusif pada tahun 2018.
Data ini masih termasuk dibawah target UNICEF sebanyak 50% pada tahun
2025.
Cakupan bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif seacara nasional pada
tahun 2020 yaitu sebesar 66,06% angka tersebut sudah melampaui target
Renstra tahun 2020 yaitu sebesar 40% (Profil Kesehatan Indonesia, 2020).
Target bayi mendapatkan ASI Eksklusif dari Kementerian Kesehatan adalah

1
80% sementara capaian bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif pada tahun
2020 di Provinsi Jawa Tengah sebesar 86,30 % (Profil Kesehatan Jawa
tengah, 2020). Dan untuk pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di
Kota Surakarta pada tahun 2021 yaitu sebesar 82,96% (Profil Kesehatan Kota
Surakarta, 2021).
Berdasarkan kajian global yang berjudul “The Lancet Breastfeeding
Series” (2016) yang telah membuktikan bahwa menyusui secara eksklusif
dapat menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi
berusia kurang dari 3 bulan. Sebanyak 31,36% dari 37,94% anak sakit karena
tidak menerima ASI Eksklusif. Bagi ibu manfaat pemberian ASI dapat
mencegah pendarahan pasca persalinan, mengurangi resiko terjadinya
anemia, mengurangi resiko kanker ovarium dan payudara, memperkuat ikatan
batin seorang ibu dengan bayi dan sebagai salah satu metode KB sementara
(Zuraidah, 2019). Saat pandemi Covid -19. ASI bermanfaat untuk
meningkatkan kekebalan bayi karena ASI mengandung campuran sempurna
dari antibody, vitamin, dan faktor kekebalan tubuh. Sehingga banyak ahli
yang sepakat ibu menyususi tetap harus menyusui selama pandemi Covid -19
(Kusumaningrum, 2021).
Pemberian ASI yang tidak eksklusif dikaitkan dengan masalah
kesehatan pada anak yaitu bayi yang tidak diberikan ASI secara penuh sampai
pada usia 6 bulan pertama kehidupan memiliki resiko diare yang parah dan
fatal. Resiko tersebut 30 lebih besar daripada bayi yang diberikan ASI secara
penuh. Dan bayi tidak diberikan ASI eksklusif, memiliki resiko kematian
lebih besar karena terjadinya malnutrisi (Siregar, 2020). Selain itu bayi yang
tidak diberikan ASI akan mengalami diare lebih sering, daya tahan tubuh bayi
menurun, malnutrisi, terjangkit penyakit infeksi common cold, obstruksi usus
dikarenakan pencernaan bayi belum sempurna (Khayati, 2021). Hal ini
didukung oleh pernyataan Dewi (2020) yang telah melakukan pemberian ASI
Eksklusif dan 7 ibu lainya memberikan susu formula secara dini. Kondisi
tersebut kurang baik karena jika susu formula diberikan kepada bayi maka
akan mengakibatkan beberapa hal seperti meningkatnya risiko alergi,

2
peningkatan resiko asma, penurunan perkembangan kecerdasan bayi,
meningkatkan risiko penyakit dengan gangguan pernafasan akut, infeksi,
kegemukan, jantung, kencing manis, serta kekurangan gizi dan gangguan
pertumbuhan.
Keberlangsungan menyusui pada masa pandemi dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya faktor pengetahuan. Pengetahuan mengenai
Covid-19 tidak hanya dilakukan oleh yang terinfeksi. Semua pihak wajib
memahami agar dapat melakukan upaya yang tepat untuk melindungi dirinya
sendiri dan orang lain, termasuk pada ibu nifas dan menyusui. Ibu
menyusui perlu memahami bagaimana tindakan yang tepat dalam mencegah
penularan Covid-19, sekaligus melindungi bayi dari potensi serangan Covid-
19 (Kusumaningrum, 2021). Hasil penelitian yang didapatkan Astuti (2021)
mengenai Pengetahuan Ibu Tentang Cara Pemberian ASI Yang Benar Pada
Masa Pandemi Covid-19 menunjukan bahwa Ibu mempunyai pengetahuan
dengan kategori baik sebanyak 32 responden (64,0%), kategori cukup
sebanyak 15 responden (30,0%) dan kategori kurang sebanyak 3 responden
(6,0%)
Pandemi Covid-19 membawa dampak bagi keberhasilan Ibu menyusui
diantaranya yaitu akses kepada layanan esensial seperti konseling menyusui
di rumah sakit maupun klinik kesehatan menjadi terganggu serta informasi
tidak tepat yang beredar tentang kemanan menyusui karena para ibu takut
menuluarkan penyakit kepada bayinya (Widiastuti, 2021). Pandemi Covid-19
yang dialami oleh Indonesia membuat kondisi psikologis ibu menyusui
terganggu. Kekhawatiran terutama dirasakan pada ibu menyusui yang harus
tetap bekerja diluar rumah, ibu menjadi khawatir jika menyusui dapat
menularkan virus kepada anaknya. Kondisi psikologis ibu yang tidak stabil
akan berpengaruh pada produksi ASI ibu (Widaryanti, 2021). Hal ini
dibuktikan dengan hasil survey yang dilakukan oleh Iskandarsyah (2020)
bahwa 78% responden merasakan cemas dengan penyebaran Covid-19 dan
22% responden dalam keadaan tertekan. Selain itu pandemi Covid-19
membuat tingkat stres yang dialami oleh ibu postpartum meningkat dari stres

3
sedang hingga berat akibat kekhawatiran tertular Covid-19. Stres tinggi
menyebabkan keyakinan diri dan jumlah ASI ibu menurun sehingga membuat
ibu menggantikan ASI dengan susu formula (Amalia, 2021).
WHO (2020) menjelaskan bagi ibu yang khawatir menularkan Covid-
19 pada bayinya perlu diketahui bahwa, sejauh ini SARS-Cov-2 tidak
terdeteksi dalam ASI dari ibu terduga atau terkonfirmasi Covid-19 tidak ada
bukti virus ditularkan dari ASI, pada neonatus dan bayi beresiko rendah
terhadap infeksi Covid-19 yang positif Covid-19 hanya mengalami penyakit
ringan, menyusui dari kontak kulit ke kulit mengurangi resiko kematian bayi
baru lahir dan memberikan kesehatan tumbuh kembang bayi baik segera
maupun seumur hidup, manfaat menyusui melebihi potensi resiko penularan
penyakit yang terkait dengan Covid-19. Ibu menyusui masih dapat menyusui
asalkan mematuhi panduan yang sudah di keluarkan oleh kemenkes.
Pandemi Covid-19 telah mengubah pola pemberian ASI pada bayi, ibu
menyusui disarankan untuk sering mencuci tangan dengan air dan sabun atau
menggunakan pembersih tangan dengan alcohol sebelum menyentuh bayi
serta sering membersihkan permukaan yang sering disentuh menggunakan
desinfektan (Kemenkes, 2020). Menurut Parazzini (2020) ibu menyusui yang
terkonfirmasi covid-19 masih tidak menggunakan masker bedah saat
menyusui. Ibu yang setelah melahirkan dalam 10 kasus menyusui
diperbolehkan, dengan wanita menggunakan masker bedah dan 2 wanita
memiliki diagnosis baru infeksi covid-19 pada periode pasca melahirkan dan
disusui tanpa masker bedah, kedua bayi yang baru lahir memiliki hasil tes
positif untuk infeksi covid-19 pada hari pertama dan ketiga. Hasil penelitian
Fitri (2020), menyebutkan bahwa berdasarkan tiga indikator dalam penerapan
protokol kesehatan didapatkan hasil sebanyak 176 responden 76,5% telah
melaksanakan penerapan protokol kesehatan sebanyak 94,8 % telah
menerapkan cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak
sebanyak (80,4 %) dan sebanyak (97,8%) telah menggunakan masker.
Berdasarkan penelitian terbaru oleh Health Collaborative Center
(HCC) angka keberhasilan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif selama

4
pandemi Covid-19 di Indonesia menunjukkan prevalensi yang meningkat
tajam mencapai sebesar 89,4%. Ketua Tim Peneliti dari (HCC), Dr. Ray W.
Basrowi dalam media briefing secara daring mengatakan angka ini jauh
meningkat dari sebelum pandemi Covid-19 yakni hanya sekitar 30-50% ibu
atau termasuk kategori rendah dari seluruh dunia. Hasil survei daring yang
dilakukan kepada 379 responden ibu menyusui dari 20 provinsi di Indonesia
menunjukkan peningkatan angka keberhasilan pemberian ASI eksklusif di
Indonesia tahun 2020. Angka pemberian ASI meningkat pada para ibu yang
bekerja dari rumah (work from home) yakni sebesar 97,8 %, serta pada
kelompok ibu menyusui yang tetap bekerja dari kantor (work from office)
sebesar 82,9% (Praniti, 2021).
Gilingan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta yang memiliki capaian ASI Eksklusif terendah di wilayah kerja
Puskesmas Gilingan dengan capaian 69,79% pada tahun 2021 (Profil
Kesehatan Kota Surakarta). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
pada tanggal 8 juni 2022 melakukan wawancara kepada petugas poli gizi di
Puskesmas Gilingan mengatakan jumlah ibu menyusui pada periode Februari-
Agustus 2021 sebanyak 149 ibu yang memberikan ASI pada bayinya.
Berdasarkan wawancara kepada 10 Ibu menyusui 8 lainnya mengatakan
bahwa menyusui dimasa pandemi Covid-19 membuat ibu khawatir dan cemas
dan takut bayinya tertular virus karena menyusui, ibu jarang mencuci tangan
dan memakai masker saat ingin menyusui bayinya.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk membuat penelitian
dengan judul “Gambaran Pengetahuan dan Kepatuhan Protokol Kesehatan
Pemberian ASI Selama Masa Pandemi Covid 19 di Wilayah Kerja Puskesmas
Gilingan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan suatu masalah yakni “Bagaimana gambaran pengetahuan dan
kepatuhan protokol kesehatan dalam pemberian ASI selama masa pandemi
Covid-19 di Puskesmas Gilingan?”

5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan dan kepatuhan protokol kesehatan pemberian ASI selama
masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Gilingan.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan gambaran karakteristik (umur, pendidikan,
pekerjaan) dalam pemberian ASI di Puskesmas Gilingan
b. Mendeskripsikan gambaran pengetahuan tentang pemberian ASI pada
ibu menyusui selama masa pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja
Puskesmas Gilingan.
c. Mendeskripsikan gambaran kepatuhan ibu dalam menerapkan
protokol kesehatan saat pemberian ASI selama masa pandemi Covid-
19 diPuskesmas Gilingan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapakan dapat menambah informasi dan pengetahuan
masyarakat khususnya ibu menyusui dalam upaya pemberian ASI.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan
sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
kepada ibu menyusui terhadap pemberian ASI.
3. Institus Pendidikan.
Penelitian diharapkan dapat menjadi tambahan informasi untuk ilmu
keperawatan tentang gambaran pemberian ASI selama masa pandemi
Covid-19.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi penulis guna untuk
menambah ilmu, kompetensi, serta pengalaman yang berharga bagi
peneliti dalam mengetahui pemberian ASI di masa pandemi Covid-19.

6
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini diambil berdasarkan pada beberapa penelitian
terdahulu yang mempunyai karakteristik yang relatif sama dalam hal tema
kajian, meskipun berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah, dan posisi
variabel penelitian atau metode analisis data yang digunakan. Beberapa
penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. (Astuti Sismianita, 2021), dengan judul penelitian “Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang Cara Pemberian ASI Yang Benar Pada Masa
Pandemi Covid-19’’. Metode penelitian deskriptif dengan teknik
pengambilan sampel non probality sampling. Dengan sample sebanyak 50
responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tidak baku yang
didalamnya berisikan pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI yang
benar saat pandemi Covid-19. Hasil Hasil penelitian menunjukan Ibu di
Desa Kalinanas Kecamatan Japah Kabupaten Blora jawa Tengah
Mempunyai Pengetahuan tentang cara pemberian ASI yang benar pada
masa pandemic Covid-19 hampir semua kategori baik sebanyak 32
responden (64,0%), kategori cukup sebanyak 15 responden (30,0%) dan
kategori kurang sebanyak 3 responden (6,0%). Perbedaan dengan
penelitian yang lakukan oleh peneliti adalah dalam populasi penelitian,
sampel penelitian, variabel penelitian dan teknik pengambilan sampel.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah metode
penelitian dan instrumen penelitian.
2. (Kusumaningrum dan sari, 2021) dengan judul penelitian “Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pola Menyusui Pada Masa Pandemi Covid -19
di Desa Plosowahyu dengan ibu menyusui 32 responden. Metode
penelitian dalam penelitian ini menggunakan analitik korelatif dengan
pendekatan cross sectional. Pengambilan sample menggunakan purposive
sampling sebesar 32 ibu menyusui 0-2 tahun. Hasil Penelitian didapatkan
terdapat faktor yang memiliki hubungan yang bermakna dengan pola
menyusui ibu menyusui dimasa pandemi covid-19 yaitu pengetahuan (p
0,001), sikap (p 0,005) dan hasil analisa multivariate didapatkan nilai p

7
0,001 (α<0,005) sehingga diketahui bahwa variabel tersebut memberikan
pengarauh nyata pada pola menyusui ibu menyusui dipandemi covid-19.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah populasi penelitian, jenis
penelitian, metode penelitian dan analisa data. Persamaan dengan
penelitian ini adalah intrumen penelitian menggunakan kuesioner.
3. (Ni putu wahyu widyarini, 2021). Dengan Judul penelitian “ Gambaran
Keberhasilan Menyusui Pada Ibu Riwayat di Rawat di Ruang Isolasi
Corona Virus Disease 2019 Di Rumah Sakit Daerah Mangusada. Metode
penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan
teknik pengambilan sampel total sampling. Jumlah sampel sebanyak 42
orang. Waktu pengambilan data 10-17 Mei 2021.Teknik analisis yang
digunakan analisis univariat. Hasil penelitian responden pada penelitian
ini sebanyak 95,24% yang berusia antara 20- 35 tahun, responden paritas
multipara 64,28%, dengan tingkat pendidikan paling banyak pendidikan
menengah 80,96% dan lebih banyak yang tidak bekerja 59,52%.
Responden yang mendapatkan dan yang tidak mendapatkan KIE menyusui
pada masa pandemi COVID-19 didapat diruang isolasi hampir berimbang.
Responden termasuk dalam kategori berhasil menyusui bayinya, tetapi
tidak berhasil memberikan ASI eksklusif. Responden berhasil menerapkan
protokol kesehatan dalam pemberian ASI dan makanan tambahan.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah populasi penelitian, sampel
penelitian, metode pendekatan, teknik pengambilan sampel dan variabel.
Persamaan dengan penelitian ini yaitu metode penelitian, analisa data.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
tentang berbagai cara dalam mencapai pemeliharaan kesehatan, cara
menghindari penyakit, maka akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
(Priyanto,2018)
b. Tingkat Pengetahuan
Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan
mempunyai enam tingkatan yang tercangkup dalam domain kognitif :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebe- lumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu merupakan tingkat tentang apa yang di- pelajari antara lain
dapat menyebutkan, menfuraikan, mendefinisikan, menya- takan, dan
sebagianya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat men- jelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagianya
ter- hadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)

9
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengetahuan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan se- bagiannya dalam konteks atau situasi
yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu ob- jek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi, dan masih berkaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), mem- bedakan,
memisahkan, mengelompokan, dan sebagianya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruahn yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Wawan dan dewi (2016) menjelaskan Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi dua faktor yaitu:
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju arah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia berbuat dan mengisi kehidupan untuk

10
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang, karena pada umumnya semakin tinggi
pendidikan maka sesorang semakin mudah menerima informasi.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
c) Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Wawan dan Dewi , (2016) Pengetahuan dapat diperoleh melalui:
1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a) Cara coba salah (trial dan error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkana
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah dilakukan
dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah
dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil makan dicoba
kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat
dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal atau informal. Dikemukakan oleh orang

11
yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
meupun penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi di masa lalu.
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular
disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan okeh
Francis Bacon (1561-1626), kemudian oleh Deobold Van Deven.
Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita
kenal dengan penelitian ilmiah.
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Arikunto (2013) menjelaskan pengetahuan dapat diketahui dan
dinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1) Baik : Hasil presentase 76% - 100%
2) Cukup : Hasil presentase 56% - 75%
3) Kurang : Hasil presentase > 56%
Rumus yang digunakan dalam mengukur tingkat pengetahuan seseorang
adalah sebagai berikut :
Jumlah nilai yang benar
Tingkat pengetahuan = x 100
Jumlah soal

2. Kepatuhan
a. Pengertian Kepatuhan
Menurut Berman et al (2016) kepatuhan adalah perilaku individu
(misalnya: minum obat, mematuhi diet, atau melakukan perubahan gaya
hidup) sesuai anjuran terapi dan kesehatan. Tingkat kepatuhan dapat
dimulai dari tindak mengindahkan setiap aspek anjuran hingga mematuhi

12
rencana. Menurut Sarafino and Smith (2015) mendefinisikan kepatuhan
atau ketaatan (compliance atau adherence) sebagai: tingkat pasien
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh
dokternya atau oleh orang lain.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Menurut beberapa peneliti, faktor yang mempengaruhi kepatuhan
terhadap protokol kesehatan adalah:
1) Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan
dalam rangka penanganan khususnya dalam mencegah transmisi
penyebaran dan menekan penyebaran virus (Law et al., 2020).
Pengetahuan yang dimiliki ini akan mempengaruhi seseorang dalam
menentukan dan mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan
yang dihadapi (Purnamasari & Raharyani, 2020). Masyarakat yang
memiliki pengetahuan tinggi lebih patuh terhadap protokol kesehatan
Covid-19 (Afrianti & Rahmiati, 2021).
2) Sikap
Menurut Azwar (2012) sikap berhubungan dengan hal-hal bagaimana
individu berpresepsi terhadap suatu objek. Sikap merupakan perasaan
yang menyangkut aspek emosional dan subjektifitas individu terhadap
objek, baik yang positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak
senang). Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari
orang lain yang paling dekat. Sejauh ini penerapan protokol kesehatan
dan PSBB merupakan langkah yang hanya diambil oleh pemerintah
dalam penanganan Covid-19 sedangkan negara lain sudah mengambil
kebijakan lockdown dimana setiap orang tidak diperbolehkan
meninggalkan tempat tinggalnya dalam jangka waktu tertentu. Selain
itu, sebelum adanya wabah pandemic Covid-19, Indonesia belum
pernah menerapkan protokol kesehatan ataupun kebijakan yang
sejenis lainnya sehingga kurangnya sikap inilah yang menyebabkan
masih adanya masyarakat yang memiliki sikap negative dalam

13
menghadapi Covid-19 melalui penerapan protocol kesehatan (Afrianti
& Rahmiati, 2021).
3) Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendasari seseorang
dalam berperilaku menggunakan alat proteksi diri, Setiap peningkatan
motivasi akan dapat meningkatkan perilaku penggunaan alat proteksi
diri dasar. Motivasi juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi
kepatuhan seseorang terhadap suatu permasalahan. Motivasi dapat
berasal dari diri individu (internal) seperti harga diri, harapan,
tanggung jawab, pendidikan serta berasal dari lingkungan luar
(eksternal) seperti hubungan interpersonal, keamanan dan keselamatan
kerja, dan pelatihan (Afrianti & Rahmiati, 2021).
4) Persepsi Manfaat
Apabila manfaat yang dirasakan dari suatu tindakan pencegahan
penyakit tersebut rendah maka kemungkinan tindakan yang akan
dilakukan untuk pencegahan akan semakin rendah. Jadi jika manfaat
yang dirasakan tinggi maka orang tersebut akan melakukan protokol
kesehatan sehingga berdampak pada tinggiya tingkat kepatuhan
protokol kesehatan. Seseorang akan mengambil tindakan untuk
mencegah atau mengendalikan penyakit jika mereka percaya bahwa
manfaat dari tindakan yang diambil lebih besar daripada hambatan
yang dirasakan atau biaya yang dikeluarkan untuk melakukannya
(Afro et al., 2020).
5) Persepsi Hambatan
Individu harus menyadari hambatan apa yang dihadapi saat akan
melaksanakan protokol kesehatan. Setiap individu memiliki respon
terhadap hambatan yang berbeda. Individu yang memiliki persepsi
positif untuk mengendalikan situasi dan mengambil tindakan untuk
mengatasi hambatan tersebut akan membuat individu yang
bersangkutan sadar dan paham akan situasi yang sedang dihadapi.
Kesadaran akan hambatan yang akan dialami individu tersebut

14
membuat individu yang bersangkutan mencari solusi untuk mengatasi
hambatan tersebut. Seseorang yang memiliki pengetahuan dan sadar
tentang segala hambatan yang akan dilalui saat melaksanakan protokol
kesehatan maka semakin tinggi tingkat kepatuhan dalam menjalankan
protokol kesehatan (Afro et al., 2020).
6) Efikasi Diri
Kemampuan diri yang dimiliki oleh sutu individu berupa kepercayaan
diri serta keyakinan diri individu jika menerapakan protokol kesehatan
saat pandemi Covid-19. Kepercayan diri dan keyakinan individu
dengan kemampuannya dapat menentukan bagaimana mereka
berperilaku, berpikir serta bereaksi terhadap segala situasi yang
menimpa diri mereka. Individu yang mempunyai tingkat percaya diri
dan keyakinan yang sangat tinggi jika mereka menerapkan protokol
kesehatan saat pandemi Covid-19 (Afro et al., 2020).
c. Pengukuran Kepatuhan
Pengukuran kepatuhan menurut Jaya, (2019) dapat menggunakan
skala Likert dengan skor menurut jawaban masing-masing pernyataan
yaitu:
Selalu :4
Sering :3
Kadang-kadang :2
Tidak pernah :1
Setelah didapatkan nilai responden, dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut : Kemudian dilakukan perhitungan:
Nilai maksimal : Jumlah pernyataan x skor maksimal
Nilai minimal : jumlah pernyataan x skor minimal =
Range : Nilai Maksimal-Nilai Minimal
Deviasi Standar (s) : Range : enam satuan deviasi standar Mean Teoritis
(μ) : Jumlah item x jumlah kategori Maka didapat

15
3. ASI
a. Pengertian ASI (Air Susu Ibu)
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu cairan yang asalnya dari payudara
ibu hamil maupun ibu yang baru melahirkan, ASI merupakan hasil
sekresi yang keluar dari payudara ibu yang segar serta terbebas dari
kontaminasi bakteri, hal ini yang menjadikan pengurangan resiko
gangguan pada sistem pencernaan bayi (khafillah, 2021). Air Susu Ibu
(ASI) merupakan nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan,
pertumbuhan, dan perkembangan bayi secara optimal. Nilai yang
terkandung dalam ASI lebih besar dibandingkan dengan susu formula,
karena mengandung lemak, karbohidrat, protein, dan air dalam jumlah
yang tepat untuk pencernaan, perkembangan otak, dan pertumbuhan
bayi ( Sari, 2018). ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk diberikan
kepada bayi baru lahir yang dirancang khusus untuk memenuhi semua
kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama kehidupan. Nutrisi ASI
hadir dalam keseimbangan yang tepat dan disediakan dalam bentuk
bioavailable dan mudah dicerna. ASI juga memiliki sifat imunologis
dan anti inflamasi yang dapat melindungi ibu dan anak dari berbagai
infeksi dan penyakit. Karena itu, menyusui dianggap sebagai salah satu
faktor terpenting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
(Fahrudin, 2020).
b. Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama berdasarkan saat ke saat. Komposisi
ASI ditentukan saat stadium laktasi. Menurut stadium laktasi:
1) Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar.
Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama
sampai hari ke empat pasca persalinan. Kolostrum merupakan
cairan dengan viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan.

16
Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A,
nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI
matur. Selain itu, kolustrum masih mengandung rendah lemak dan
laktosa. Protein utama pada kolostrum adalah imunoglobulin (IgG,
IgA, dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk
mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita,
tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati
kapasitas lambung bayi yang berusia 1 – 2 hari. Volume kolostrum
antara 150 - 300 ml/24 jam. Kolostrum juga merupakan pencahar
ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi
yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan
bagi bayi makanan yang akan datang (Evayani, 2021).
2) ASI Transisi
Asi transisi merupakan ASI peralihan dari kolostrum
sampai menjadi ASI yang matur, ASI yang keluar setelah
kolostrum sampai sebelum menjadi cairan ASI matang.
disekresikan pada hari ke empat sampai hari kesepuluh. Pada tahap
ini, kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat
dan lemak semakin tinggi. Pada masa ini, volume ASI semakin
meningkat kadar lemak, laktosa dan vitamin larut air lebih tinggi,
dan kadar protein mineral lebih rendah serta mengandung lebih
banyak kalori daripada kolostrum. Volume ASI juka akan makin
meningkat dari hari ke hari, sehingga pada waktu bayi berumur 3
bulan dapat diproduksi kurang lebih 800 ml/hr (Nuzula et.al,
2021).
3) ASI matur
ASI matur merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 4 –
10 dan seterusnya. Komposisi ASI relatif konstan dan tidak
menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali
atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih

17
encer, serta mempunyai kandungan lemak, tinggi laktosa, gula,
protein, mineral dan air. Selanjutnya, air susu berubah menjadi
hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk
membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi
akan membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk.
Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI
mulai menghasilkan ASI. Dalam kondisi normal, pada hari pertama
dan kedua sejak lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100 ml
sehari. Jumlahnya pun meningkat hingga 500 ml pada minggu
kedua. Dan produksi ASI semakin efektif dan terus-menerus
meningkat pada hari 10-14 hari setelah melahirkan (Puspitasari,
2018).
c. Manfaat ASI
Menurut Janiwarty, (2013) dalam buku yang berjudul Pendidikan
Psikologi Untuk Bidan, dijelaskan bahwa manfaat ASI sebagai berikut:
1) Bagi Bayi
Untuk bayi diantaranya adalah sebagai bahan makanan dan
nutrisi yang sangat baik bagi bayi karena mudah dicerna dan
diserap oleh bayi, mengandung enzim pencernaan sehingga bayi
mudah lapar, mengandung zat untuk penangkal penyakit bagi bayi,
berada dalam suhu yang terjaga yang tidak menyebabkan ASI
alergi, mencegah kerusakan gigi pada bayi, mengoptimalkan
perkembangan pada bayi dan juga meningkatkan hubungan erat
antar bayi dan ibu nya sehingga membuat bayi menjadi lebih
tenang.
2) Bagi Ibu
Selain bermanfaat untuk bayi, ASI juga bermanfaat untuk
ibu yaitu mempercepat perdarahan pasca operasi atau persalinan,
mempercepat proses involusi uterus, mengurangi anemia pada ibu,
mencegah resiko kanker ovarium payudara, sebagai metode KB

18
sementara, tidak membuat berat badan ibu menjadi naik serta
menambah erat hubungan antara ibu dan bayi.
3) Sisi Psikologis
Manfaat ASI dari sisi psikologis yaitu diantaranya
mereduksi perseteruan batin dan meredakan emosional ibu,
sehingga membuat ibu belajar untuk saling menyayangi, awal
kemesraan antara ibu dan bayi, mendasari keterampilan bicara anak
serta dapat menaruh perasaan tenang, kondusif dan rasa nyaman
pada bayi.
4) Bagi Keluarga
Manfaat ASI juga berdampak pada keluarga serta
mempengaruhi maindset keluarga diantaranya yaitu praktis dalam
penyajiannya serta hemat biaya dan anak tidak mudah terkena sakit
ringan, komposisi ASI yang sudah sesuai dengan kebutuhan nutrisi
bayi yang juga tidak mudah terkontaminasi oleh bakteri bakteri
jahat.
d. Kandungan ASI
ASI memiliki komposisi unik berupa nutrisi yang ideal untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
1) Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya
berbeda dari protein susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi
terdiri dari protein whey dan kasein. Whey merupakan suatu koloid
terlarut, sedangkan kasein merupakan koloid tersuspensi.
Berdasarkan perbedaan jenis koloid tersebut, whey tahan terhadap
suasana asam, lebih mudah larut dalam air, dan lebih mudah diserap
oleh usus bayi. Selain itu, whey mempunyai fraksi asam amino
fenilalanin, tirosin, dan metionin lebih rendah dibanding kasein,
tetapi dengan kadar taurin lebih tinggi. Laktoferin mengikat zat besi
dan mencegah pertumbuhan bakteri yang memerlukan zat besi. IgA
melindungi saluran cerna bayi dari infeksi, sedangkan lisozim

19
membunuh bakteri dengan merusak membran bakteri. Kandungan
nitrogen (25% ASI) terdapat juga pada urea, asam urat, kreatin,
kreatinin, asam amino, dan nukleotida, didominasi oleh asam
glutamat dan taurin. ASI juga lebih kaya akan nukleotida (kelompok
berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis, yaitu basa
nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibandingkan susu sapi. Selain itu,
kualitas nukleotida ASI juga lebih baik. Nukleotida mempunyai
peran meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus,
merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus, serta
meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh (Wijaya, 2019).
2) Karbohidrat
Kandungan karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa.
Laktosa didalam usus halus dipecah menjadi glukosa dan galaktosa
oleh enzim laktase. Enzim laktase yang diproduksi pada usus halus
bayi terkadang tidak mencukupi, namun dengan diberikannya ASI
pada bayi maka kebutuhan enzim laktase dapat tercukupi dengan
terpenuhinya kebutuhan sebesar 7,2g (Wardana et.al, 2018). Laktosa
adalah karbohidrat utama. Karbohidrat dalam ASI mengandung
sekitar 42% kalori. Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula
susu). Karbohidrat dalam ASI tidak terlalu bervariasi setiap harinya
karbohidrat didalam ASI berperan penting dalam pertumbuhan sel
saraf. Karbohidrat didalam usus berguna untuk mencegah
pertumbuhan bakteri, sebagian laktosa diubah menjadi asam laktat
yang berfungsi membantu penyerapan kalsium dan mineral lain-lain
dan untuk pertumbuhan otak bayi (Sinta, 2018).
3) Lemak
Dalam ASI juga mengandung Lemak sebanyak 3,5 gram
lemak per 100 ml. Lemak sangat dibutuhkan sebagai sumber energi
dan sebanyak 50% kebutuhan energi bayi diperoleh dari lemak ASI.
Lemak ASI mengandung DHA dan ARA, kedua asam lemak ini
sangat penting untuk perkembangan syaraf dan vuisual bayi. ASI

20
juga mengandung enzim lipase yang berperan dalam mencerna
lemak dan mengubahnya menjadi energi yang dibutuhkan bayi.
Dalam ASI juga terkandung enzim amilase yang berperan dalam
mencerna karbohidrat. Dengan demikian jika dilihat dari kandungan
yang terdapat dalam ASI akan membantu mengurangi angka
kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang umumnya
terjadi pada balita (Purnamasari, 2021).
4) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, mineral didalam
ASI relatif lebih rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi
hingga 6 bulan zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral
yang sangat mudah diserap dan berjumlah sangat sedikit. Sebanyak
75% zat besi yang terdapat dalam ASI juga diserap oleh usus.
Didalam ASI terdapat jenis mineral selenium yang berfungsi untuk
mempercepat pertumbuhan anak. ASI mengandung mineral yang
lengkap yang mencukupi kebutuhan bayi. Total kebutuhan mineral
dalam ASI selama masa laktasi adalah konstan. Kadar mineral dalam
ASI tergantung dari diet ibu dan tahapan ASI (Dephinto, 2020).
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang
mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka,
transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar
kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya
lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor,
magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan
jenis lemak diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan.
Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak
ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan
bayi yang mendapat ASI (Navia, 2020).
5) Air
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh
karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat

21
tambahan air walaupun berada di tempat yang suhu udara panas.
Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu
formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat
menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu
formula (Sinaga, 2021). Kira – kira 88% dari ASI terdiri dari air. Air
ini berguna untuk melarutkan zat – zat yang terdapat didalamnya.
ASI merupakan sumber air secara metabolik adalah aman. Air yang
relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari
bayi (Hidahyati, 2021).
6) Vitamin
Wijaya (2019) menyampaikan didalam ASI terdapat vitamin
yang mampu mencukupi kebutuhan bayi, jumlah vitamin bervariasi
tergantung dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu yang terdiri atas :
a) Vitamin K
Vitamin K yang dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang
berfungsi sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI
seperempat kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya
mendapat ASI berisiko perdarahan, walaupun angka
kejadiannya kecil. Oleh karena itu, bayi baru lahir perlu diberi
suntikan vitamin K.
b) Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit
vitamin D. Dengan menjemur bayi pada pagi hari, akan didapat
tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. ASI
eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar sinar
matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang
karena kekurangan vitamin D.
c) Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan
dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat

22
menyebabkan anemia hemolitik. Kandungan vitamin E dalam
ASI tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
d) Vitamin A
Selain untuk kesehatan mata, vitamin A juga mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Kandungan
ASI tidak hanya vitamin A tetapi juga bahan bakunya, yaitu beta
karoten. Hal ini membantu tumbuh kembang dan daya tahan
tubuh baik pada bayi yang mendapat ASI.
e) Vitamin larut dalam air
Hampir semua vitamin larut dalam air seperti vitamin B,
asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI, kadarnya dipengaruhi
makanan yang dikonsumsi ibu. Kadar vitamin B1 dan B2 dalam
ASI cukup tetapi kadar vitamin B6, B12, dan asam folat
mungkin rendah pada ibu gizi kurang. Vitamin B6 dibutuhkan
pada tahap awal perkembangan sistem saraf, oleh karena itu
perlu ditambahkan pada ibu yang menyusui; sedangkan vitamin
B12 cukup didapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu
menyusui yang vegetarian
7) Kalori
ASI relatif rendah kalori, sekitar 77 kalori per 100 ml ASI. 90%
berasal dari karbohidrat dan lemak dan 10 dari protein (Arvianti, 2018).
e. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Pada pemberian ASI terdapat beberapa faktor faktor yang
mempengaruhinya yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
1) Faktor Internal yaitu faktor-faktor yang terdapat didalam diri sendiri
a) Usia ibu
Pemberian ASI dipengaruhi oleh usia dalam pemberian
ASI. Umur yang kurang dari 20 tahun merupakan masa
pertumbuhan termasuk organ reproduksi (payudara), semakin
muda usia ibu maka pemberian ASI kepada bayi cenderung
semakin kecil karena tuntutan sosial, kejiwaan ibu dan tekanan

23
sosial yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Umur 20-35
tahun merupakan usia yang ideal untuk memproduksi ASI yang
optimal dan kematangan jasmani dan rohani dalam diri ibu sudah
tebentuk. Umur lebih dari 35 tahun organ reproduksi sudah lemah
dan tidak optimal dalam pemberian ASI Eksklusif (Fau et.al,
2019). Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan
keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Eksklsusif yaitu usia
ibu. Usia ibu secara bermakna berhubungan dengan niat dan
praktik pemberian ASI Eksklusif ibu dengan usia antara 26
sampai 34 tahun, ibu yang berusia 26-34 tahun memiliki sekitar
dua kali penurunan kemungkinan untuk memberikan ASI
Eksklusif dibandingkan dengan ibu yang berusia 25 tahun
(Rahmawati et.al , 2018)
b) Pendidikan
pendidikan merupakan faktor penting yang mempengaruhi
ibu dalam pemberian ASI Eksklusif, pendidikan merupakan suatu
kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan. Pendidikan dapat
diperoleh secara formal, informal dan non formal, dengan
demikian semakin tinggi pendidikan ibu semakin mudah ibu
untuk memperoleh informasi (Deslima et.al, 2019). Pendidikan
juga berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif, semakin
tinggi tingkat pendidikan ibu maka juga semakin baik juga
perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif. Pendidikan juga
berkaitan dengan transmisi, pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keterampilan dan aspek kelakuan yang lain. Pendidikan yang
tinggi juga akan mempengaruhi pola pikir ibu untuk bertidak dan
mengambil keputusan yang sebaik baiknya sehingga muncul sifat
kedewasaan yang mempengaruhi pemberian ASI (Rahmawati
et.al , 2018).
c) Tingkat Pengetahuan

24
Pengetahuan merupakan dasar seorang individu untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap
masalah yang dihadapi, termasuk masalah kesehatan.
Pengetahuan tentang kesehatan dapat diperoleh melalui
pendidikan formal, penyuluhan maupun informasi media massa.
Dengan adanya pengetahuan tentang ASI eksklusif maka akan
timbul kesadaran dan mempengaruhi sikap terhadap pemberian
makanan prelakteal. Pengetahuan juga berfungsi sebagai motivasi
dalam bersikap dan bertindak termasuk dalam penolakan
pemberian makanan prelakteal (Widiyawati et.al, 2021).
Pengetahuan merupakan domain yang cukup penting dalam
berperilaku. Pengetahuan dapat menentukan perilaku, perilaku
yang didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap positif akan
semakin langgeng. Seseorang yang berperilaku baik akan
memudahkan untuk merubah perilaku termasuk dalam praktik
menyusui. Perilaku ibu dalam pemberian ASI Ekslusif
dipengaruhi oleh faktor penyebab perilaku yaitu tingkat
pengetahuan, dimana faktor ini menjadi dasar bagi individu untuk
mengambil keputusan (Assriyah et.al, 2020).
d) Psikologis
Psikologis ibu menentukan keberhasilan pemberian ASI,
ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu menyusui bayinya
akan membuat produksi ASInya berkurang. Ibu yang selalu
gelisah, kurang percaya diri, merasa tertekan dan berbagai bentuk
ketengangan emosional, akan membuat ibu gagal dalam
menyusui bayinya. Sebaliknya jika ibu merasa senang dan
menyayangi bayinya serta bangga menyusui bayinya akan
meningkatkan ASI.
2) Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor yang dipengaruhi lingkungan,
maupun dari luar individu.
a) Pekerjaan

25
Bekerja adalah kegiatan ekonomi dilakukan seseorang
untuk memperoleh atau membantu pendapatan atau keuntungan,
status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan
pekerjaan disuatu unit usaha (Dewi, 2020). Pekerjaan terkadang
mempengaruhi keterlambatan ibu untuk memberikan ASI secara
Eksklusif. Secara teknis hal itu dikarenakan kesibukan ibu
sehingga tidak cukup untuk memperhatikan kebutuhan ASI.
Menurut Judarwono dalam Rahmawati (2010) bahwa kondisi
fisik dan mental ibu yang pulang dari bekerja sepanjang hari
telah menghambat kelancaran produksi ASI. Hal ini mengurangi
niat ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya (Julianti, 2021). Pekerjaan terkadang mempengaruhi
keterlambatan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif.
Secara teknis hal itu dikarenakan kesibukan ibu sehingga tidak
cukup memperhatikan kebutuhan ASI (Ramli, 2020).
b) Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga yaitu sikap atau tindakan yang
diberikan oleh keluarga yang bersifat mendukung, dan
menerima apapun kondisi keluarganya, serta memberikan
pertolongandan bantuan jika dibutuhkan. Pelaksaan pemberian
ASI Ekslusif sangat memerlukan dukungan keluarga dari
keluarga suami, orangtua, dan mertua. Dukungan dari keluarga
memiliki peran yang sangat besar dalam pemberian ASI
Ekslusif, dukungan keluarga terdiri atas dukungan instrumental,
dukungan emosional dan dukungan penghargaan (Rambu,
2019). Dukungan keluarga merupakan salah satu jenis dari
dukungan sosial. Dukungan sosial pada umumnya
menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh yang dapat
ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti anggota
keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Dukungan sosial
adalah pemberian bantuan seperti materi, emosi, dan informasi

26
yang berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan
sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan
orang-orang yang berarti, yang dapat dipercaya untuk
membantu, mendorong, menerima, dan menjaga individu.
Sehingga dapat dikatakan bahwa dukungan Sosial adalah bentuk
pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi
yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti seperti
keluarga, sahabat, teman, saudara, rekan kerja ataupun atasan
atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan.
Bantuan atau pertolongan ini diberikan dengan tujuan individu
yang mengalami masalah merasa diperhatikan, mendapat
dukungan, dihargai dan dicintai (Lindawati, 2019).
c) Dukungan Tenaga Kesehatan
Keberadaan penyedia layanan kesehatan berperan penting
dalam mendukung keberhasilan ibu dalam memberikan ASI
Eksklusif. Hal ini berkaitan dengan keberadaan petugas
kesehatan yang memberikan layanan kesehatan selama
menyusui, konselor laktasi, dan jenis layanan kesehatan lain
yang diberikan. Petugas kesehatan maupun konselor laktasi
yang terlibat aberperan dalam memberikan informasi kepada
keluarga mengenai keputusan terbaik bagi bayi mereka. Adapun
jenis layanan pendukung menyusui yang mungkin didapat, yaitu
layanan pijat oksitosin, perawatan payudara, dan
hypnobreastfeeding (Estiningtyas, 2021). Dukungan petugas
kesehatan dapat mendukung praktik menyusui ekslusif. Selain
itu, tenaga kesehatan mempunyai peran yang begitu penting
untuk menunjang keberhasilan pemberian ASI Ekslusif seperti
memberikan fasilitas perawatan dan perawatan informasi.
Kurangnya dukungan tenaga medis akan berpengaruh dalam
pemberian ASI Ekslusif karena masyarakat kurang mendapatkan
pengetahuan (Halizah, 2021).

27
4. Protokol Kesehatan Pemberian ASI Selama Masa Pandemi
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
Langkah-langkah yang harus dilakukan selama menyusui untuk
mencegah penularan virus Covid-19 dari ibu ke bayi (Calil et.al, 2020):
1) Cuci tangan minimal 20 detik sebelum menyentuh bayi atau
mengeluarkan ASI (secara manual atau pompa).
2) Mengenakan masker wajah yang menutup seluruh mulut dan
hidung dan menghindari bicara dan batuk selama menyusui.
3) Segera mengganti masker saat batuk, bersin atau setiap kali akan
menyusui.
4) Saat melakukan pompa asi lakukan sesuai dengan pedoman dan
aturan yang benar tentang cara pemerahan atau pompa ASI. Jika
memungkinkan minta bantuan pada pelatih atau instruktur
profesional tentang Bank ASI.
5) Ikuti dengan benar bagaimana cara membersihkan pompa ASI.
6) Memberikan ASI pada bayi melalui gelas atau sendok pada bayi
baru lahir.
7) Meminta bantuan tenaga kesehatan dalam hal pemberian ASI
Ekslusif.
Sedangkan menurut KEMENKES (2020) ibu tetap bisa menyusui
saat pandemi Covid-19 dengan menerapkan standar pemberian ASI:
1) Untuk ibu yang ingin tetap menyusui, tindakan pencegahan harus
diambil untuk membatasi penyebaran virus kebayi:
a) Mencuci tangan sebelum menyentuh bayi dan payudara.
b) Mengenakan masker selama menyusui dan merawat bayi.
c) Membersihkan dan mendesinfeksi permukaan dan benda yang
sering disentuh ibu dan bayi.
2) Ibu dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang
Tanpa Gejala (OTG) yang isolasi mandiri.
a) Merawat bayi nya secara langsung dan berada didalam kamar
yang sama dengan bayinya.

28
b) Menyusui secara langsung dari payudara.
c) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
d) Memakai masker saat merawat dan menyusui bayi.
e) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
f) Bersihkan benda yang disentuh dengan desinfektan.
3) Ibu tidak kuat menysui secara langsung
a) Jika ibu tidak kuat menyusui langsung kepada bayinya, maka
dapat memberikan ASI Perah dengan menggunakan tangan atau
alat pompa.
b) Perhatikan kebersihan saat memerah ASI.
c) Gunakan cangkir yang bermulut lebar untuk memberikan ASI
perah pada bayi.
d) Ibu mencuci bersih peralatan pompa ASI dengan sabun dan air
mengalir.
e) Melaporkan perkembangan kesehatannya dengan tenaga
kesehatan atau puskesmas setempat.
4) Ibu menyusui dengan positif Covid-19 dengan kondisi tidak stabil.
a) Memberikan ASI perah.
b) Relaktasi.
c) Donor ASI dengan mengikuti langkah-langkah penanganan ASI
donor sesuai dengan donor standar kesehatan yang
direkomendasikan (dalam pengawasan tenaga kesehatan).

B. Kerangka Teori
Kerangka teori yang memberikan gambaran hubungan berbagai
variabel yang menyeluruh dan lengkap menggunakan bagan dan alur yang
menggungkap adanya interaksi karena dampak menurut sebuah fenomena.
Kerngka teori didapatkan dari hasil melakukan kajian pustaka. Penggunaan
teori pada sebuah sebuah penelitian bisa berupa gabungan beberapa teori lain
(Masturoh dan Anggita T, 2018).

29
Pemberian asi di
masa pandemi
Covid-19

Kepatuhan Protokol Kesehatan Faktor Yang Berhubungan Dalam


Menyusui Di Masa Pandemi Pemberian ASI
Covid-19

Faktor Internal Faktor Eksternal

Usia Pendidikan Tingkat Psikologis Pekerjaan Dukungan Dukunga


Pengetahuan Keluarga n Tenaga
Kesehata
n

Skema 2. 1 Kerangka Teori Penelitian (Rahmawati et al., 2018 ; Widiyawati et al.,


2021 ; Ramli, 2020 ; Lindawati, 2019 ; Halizah, 2021 ; KEMENKES, 2020.

Diteliti :

Tidak diteliti :

30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
dilakukan untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi tentang keadaan secara
objektif. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Restrospektif dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dengan melihat kebelakang.
Pada penelitin ini mendeskripsikan variable yaitu gambaran pengetahuan dan
kepatuhan protokol kesehatan pemberian asi selama masa pandemi covid-19
di Puskesmas Gilingan
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan diPuskesmas Gilingan di Kota Surakarta.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan adalah mulai bulan juli sampai dengan
agustus 2022.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan yang memberikan ASI disaat pandemi
Covid-19 yang berada di wilayah kerja Puskesmas Gilingan Kecamatan
Banjarsari dengan jumlah populasi 149 ibu menyusui pada tahun 2021
2. Sampel
a. Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
responden dalam penelitian, sampel yang diambil dari responden
harus representif atau mewakili populasi yang diuji. Jumlah sampel
pada penelitian adalah ibu menyusui. Penentuan besar sampel

31
ditentukan dengan rumus Slovin, karena besar populasi <10.000, maka
menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑 2 )
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d2 = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 10% = 0,1
Populasi yang ada dalam penelitian berjumlah 149 bayi usia 0- 6
bulan yang dilakukan pemberian ASI dengan besar sampel yang
diperlukan sebagai sumber data pada penelitian ini adalah :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑 2 )

149
𝑛=
1 + 149 (0,1)2

149
𝑛=
1 + 1,49

149
𝑛=
2,49

𝑛 = 59,8 dibulatkan menjadi 60 responden

Jadi setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel dalam


penelitian ini adalah 60 responden. Hasil perhitungan sampel dengan
rumus slovin diatas dibutuhkan 60 ibu yang melakukan pemberian
ASI.
b. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
purpossive sampling. Purpossive sampling adalah suatu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi
sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam

32
penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya. Peneliti memilih sampel
sebanyak 60 orang menggunakan inklusi, sampel yang telah
memenuhi kriteria inklusi langsung dijadikan responden penelitian.
1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
a) Ibu yang berdomisili di Gilingan.
b) Ibu yang menyusui
c) Ibu menyusui selama masa pandemi Covid-19.
2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
a) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu pengetahuan dan kepatuhan
protokol kesehatan pemberian ASI selama masa pandemi Covid-19.
2. Definisi operasional
Definisi operasional yaitu mendefinisikan variabel secara
operasional dari ciri yang diamati, sebagai akibatnya memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena.

33
Tabel 3. 1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional
Karakteristik
1 Usia Usia yang Kuesioner Ordinal 1.<20
dihitung dalam 2. 20-35
tahun 3. >35
berdasarkan
ulang tahun
terakhir.

2 Pendidikan Suatu Kuesioner Ordinal 1.Rendah (SD,


pendidikan SMP)
formal yang 3.Sedang
ditempuh (SMA)
sampai 4.Tinggi (PT)
mendapatkan
ijazah terakhir.

3 Pekerjaan Suatu kegiatan Kuesioner Nominal 1.Bekerja


yang dilakukan 2.Tidak bekerja
makhluk hidup
untuk memenuhi
kebutuhan.

4 Pengetahuan Hasil dari tahu Kuesioner Ordinal 1.Baik : 76-


tentang karena 100%
Pemberian ASI melakukan 2. Cukup : 56-
pemahaman 75%
tentang 3. kurang : <56
pemberian ASI.

5 Protokol Kepatuhan Kuesioner Nominal 1. Patuh : 26-40


kesehatan protokol 2. Tidak Patuh :≤25 %
Pemberian kesehatan
ASI selama Pemberian ASI
masa pandemi yang dilakukan
Covid-19 selama masa
pandemi Covid-
19

E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan untuk
pengambilan data yaitu kuesioner yang disebarkan langsung pada responden
tanpa diwakilkan. Kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan
jawaban yang lengkap sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban

34
yang tersedia. Lembar kuesioner berisi tentang pernyataan terkait usia,
pekerjaan, pendidikan dan praktik pemberian ASI selama masa pandemi
Covid-19. Daftar pertanyaan dalam kesuioner bersifat tertutup yaitu responden
hanya memberikan tanda chec kmark (√) terhadap jawaban yang dipilih.
Tabel 3. 2 Kisi-kisi kuesioner
Variabel Sub Variabel Jumlah item No item pertanyaan
Pengetahuan 1. Pengertian ASI 4 1, 2, 3, 4
Tentang 2. Manfaat ASI 3 5, 6, 7,
pemberian 3. Komposisi ASI 4 8, 9, 10, 11
ASI 4. Cara pemberian 6 12, 13, 14, 15, 16,
ASI saat pandemi 17
5. Cara penyimpanan 3 18, 19, 20
ASI perah

Kepatuhan 1. Protokol Kesehatan 10 16, 17, 18, 19, 20,


Protokol Pemberian ASI 21, 22, 23, 24, 25.
kesehatan.

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


1. Uji Validitas
a. Pengetahuan
Dalam penelitian ini tidak melakukan uji validitas karena pada
penelitian ini menggunakan alat ukur yang sudah baku dan
mengadopsi dari pertanyaan yang ada pada penelitian Astuti (2021).
Dalam uji validitas yang dilakukan oleh Astuti (2021) didapatkan
hasil rentang 0,556-0,867 dinyatakan valid.
b. Kepatuhan Protokol Kesehatan
Kuesioner penelitian Kepatuhan Protokol Kesehatanpemberian ASI
selama masa pandemi Covid-19 dibuat sendiri oleh peneliti dan
dilakukan Uji validitas dan realibilitas dengan 30 responden yang
dilakukan dipuskesmas Banyuanyar. Uji Validitas merupakan sejauh
mana instrumen penelitian (angket) dalam mengungkap data yang
sesuai untuk memecahkan masalah penelitian.

35
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas pertama
Rtabel =
Item
Rhitung 0,296 Keputusan
N=30
A=0,05
No.1 0,374 >0,296 Valid
No.2 0,228 <0,296 Tidak Valid
No.3 0,780 >0,296 Valid
No.4 0,650 >0,296 Valid
No.5 0,555 >0,296 Valid
No.6 0,249 <0,296 Tidak Valid
No.7 0,637 >0,296 Valid
No.8 0,545 >0,296 Valid
No.9 0,525 >0,296 Valid
No.10 0,504 >0,296 Valid
No.11 0,290 <0,296 Tidak Valid
No.12 0,601 >0,296 Valid
No.13 0,506 >0,296 Valid
No.14 0,136 <0,296 Tidak Valid

Berdasarkan tabel diatas dari 14 butir pernyataan terdapat 4 item yang


tidak valid. Hal ini dapat dilihat dari r hitung < rtabel (0,296) pada item no 2, 6,
11, dan 14. Untuk 4 item soal yang tidak valid tersebut dihapus dan
dilakukan pengujian validitas kembali agar mendapatkan data yang valid.

Tabel 3.4 Hasil Uji validitas kedua

Rtabel =
Item
Rhitung 0,296 Keputusan
N=30
A=0,05
No.1 0,580 >0,296 Valid

No.2 0,809 >0,296 Valid

No.3 0,755 >0,296 Valid

No.4 0,548 >0,296 Valid

No.5 0,583 >0,296 Valid

No.6 0,565 >0,296 Valid

No.7 0,604 >0,296 Valid

36
No.8 0,575 >0,296 Valid

No.9 0,545 >0,296 Valid

No.10 0,461 >0,296 Valid

Berdasarkan tabel diatas setelah dilakukan pengapusan pertanyaan (2, 6,


11, 14) dan dilakukan uji validitas kembali didapatkan dari 10 butir
pernyataan dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat dari r hitung > rtabel (0,296).
Sehingga akan diberikan pada ibu menyusui yang bersedia menjadi
responden.

2. Uji Reliabilitas
a. Pengetahuan
Dalam penelitian ini tidak melakukan uji reliabilitas karena
penelitian ini sudah diuji reliabilitas oleh peneliti sebelumnya dengan
hasil rentang 0,946 lebih besar dari yang disyaratkan (0,60) dan
dinyatakan reliabel.
b. Kepatuhan Protokol Kesehatan
Reliabilitas digunakan untuk mengukur ketepatan instrumen
konsistensi dimana butir-butir pertanyaan pada suatu instrumen.
Keputusan uji:
a) Apabila Cronbah’s alpha > konstanta (0,6) maka butir atau variabel
tersebut reliabel.
b) Apabila Cronbah’s alpha < konstanta (0,6) maka butir atau variabel
tersebut tidak reliabel.

Tabel 3.5 Hasil uji reliabilitas


Variabel N Cronbanch keterangan
alpha
Kepatuhan ptotokol kesehatan 10 0,803 Reliabilitas

37
Berdasarkan output spss 19 dengan Cronbach’s Alpha 0,803>0,6 sehingga
data dikatakan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reliable. Untuk selanjutnya , semua variabel yang digunakan dala,
penelitian ini layak digunakan sebagai alat ukur pengujian statistik.

G. Teknik dan Pengumpulan Data


1. Jenis data
a. Data Primer
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data
primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh
peneliti dengan memberikan butir-butir pertanyaan melalui kuesioner
tertutup yang diberikan kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil laporan.
Peneliti juga mendapatkan data dari hasil studi pendahuluan di Dinas
Kesehatan Kota Surakarta dan Puskesmas Gilingan
2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan
pengisian lembar kuesioner. Responden diminta untuk menandatangi
lembar persetujuan menjadi responden, kemudian peneliti membagikan
lembar kuesioner yang dijawab oleh responden.
H. Teknik Analisa Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing merupakan memeriksa pernyataan yang sudah diserahkan
oleh para pengumpul data. Editing bertujuan mengurangi kesalahan
dan kekurangan yang terdapat pada lembar kuesioner yang telah
diselesaikan hingga sejauh mungkin. Misalnya kriteria lengkap
seluruh jawaban sudah terisi, jawaban pertanyaan jelas dan bisa
dibaca. Peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh

38
responden dan melihat apakah responden telah lengkap mengisi
kuesioner yang diberikan.
b. Coding
Coding adalah kegiatan mengklasifikasikan jawaban daripada
responden kedalam kategori-kategori. Klassifikasi dilakukaan dengan
menandai masing-masingjawaban dengan angka-angka, kemudian
dimasukkan kedalam lembar jawaban. kegiatan ini sama seperti
mengubah data berbentuk kalimat atau huruf atau symbol menjadi
angka.
Tabel 3.3 coding
Variabel Kode Skor Kategori
Usia 1 - <20
2 - 20-35
3 - >35

Variabel Kode Skor kategori

Pendidikan 1 - Rendah
2 - Menengah
3 - Tinggi

Variabel Kode Skor Kategori

Pekerjaan 1 - Bekerja
2 - Tidak bekerja
Variabel Kode Skor Kategorin
Tingkat 1 76-100% Baik
pengetahuan 2 56-75% Cukup
3 <56 Kurang

39
Variabel Kode Skor Kategori
Protokol 1 26-40 Patuh
kesehatan 2 ≤25 Tidak Patuh
pemberian ASI
selama masa
pandemi Covid-
19

c. Transfering
Memindahkan jawaban atau kode dalam media tertentu pada
mastertable atau kartu kode. Setelah kuisioner terisi lengkap dan
benar, dan sudah melewati proses koding sesuai dengan kategori yang
telah ditentukan, selanjutkan data dipindahkan ke dalam Microsoft
excel dan kemudian dilakukan pengolahan data secara statistic melalui
program SPSS 16.0 for windows.
d. Tabulating
Tabulating adalah membuat tabel semua jawaban yang sudah
diberi skor dan dimasukan ke dalam tabel yang sesuai dengan
kriterianya. Setelah data diolah, data-data disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.
e. Entry
Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam
master table atau data base computer. Data entry dalam penelitian ini
adalah memasukkan data jawaban responden ke dalam tabel sesuai
dengan skor jawaban kemudian masukkan dalam master table.
2. Analisa Data
Analisa dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat
dilakukan untuk mendeskripsikan variabel dengan cara membuat tabel
distribusi frekuensi tentang karakteristik responden yang meliputi usia,
pendidikan dan pekerjaan ibu dalam pemberian ASI eklusif selama masa
pandemi covid 19.

40
I. Jalannya Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai agustus tahun 2022
Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan
a. Peneliti menentukan judul dan tempat penelitian kemudian
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
b. Peneliti mencari literatur yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
c. Meminta surat pengantar studi pendahuluan ke BAU (Badan
Administrasi Umum).
d. Peneliti melakukan studi pendahuluan ke puskesmas Gilingan
e. Setelah melakukan studi penelitian, peneliti membuat proposal
mengenai rencana penelitian yang akan di lakukan. Peneliti
berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai proposal
rancangan penelitian.
f. Setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing, peneliti meminta
izin untuk mengajukan seminar proposal.
g. Setelah melaksanakan seminar proposal dan disetujui oleh
pembimbing, peneliti meminta surat izin penelitian ke Badan
Administrasi Umum (BAU).
h. Peneliti melakukan penelitian ditempat dan waktu yang telah
ditentukan.
2. Tahap pelaksanaan :
a. Setelah mendapatkan izin Penelitian, peneliti melakukan penelitian di
Puskesmas Gilingan.
b. Peneliti menyerahkan surat izin Penelitian dari Dinkes surakarta ke
Puskesmas Gilingan.
c. Peneliti melakukan sampling terhadap calon responden sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi.
d. Peneliti memberikan informend consent sebagai persetujuan
responden.

41
e. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden yang dipilih
menjadi sampling tentang maksud dan tujuan peneliti dengan harapan
memberikan jawaban yang jujur.
f. Peneliti membagikan lembar kuesioner dan menjelaskan cara
pengisiannya kepada responden yang tekah dipilih.
g. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi
kuesioner. Peneliti menjelaskan jika responden belum memahami cara
pengisian kuesioner.
h. Setelah responden mengisi seluruh kuesioner yang diberikan
kemudian diserahkan kembali ke peneliti.
3. Tahap penyelesaian
a. Setelah mendapatkan data kemudian semua data dikumpulkan.
b. Setelah semua data terkumpul, dilakukan pengolahan data ke excel
dan analisa data dengan menggunakan SPSS 16.0 For Windows.
c. Menyesuaikan laporan hasil penelitian.
J. Etika Penelitian Keperawatan
Penelitian dilaksanakan dengan mendapatkan persetujuan dari berbagai
pihak yang berwenang. Menurut hidayat (2012) penelitian dilaksanakan
dengan menekankan masalah etika yaitu:
1. Informed consent
Lembar informed consent merupakan lembar yang diberikan
kepada responden yang diteliti yang memenuhi kriteria inklusi.
Menjelaskan tujuan, disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.
Responden yang bersedia diberikan lembar informed consent yang harus
ditandatangani sebagai surat persetujuan penelitian. Responden yang
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak
dari responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian idendtitas responden, peneliti tidak
mencantumkan nama atau identitas responden dilembar kuesioner, peneliti
hanya menuliskan inisial.

42
3. Confidientiality
Peneliti menjamin kerahasiaan responden semua informasi yang
diberikan oleh responden hanya diketahui oleh peneliti dan hanya
digunakan untuk kebutuhan penelitian.

43
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah wilayah kerja Puskesmas Gilingan yang
berada di Jl. Bibis Wetan RT 03/XIX, Gilingan, Surakarta. Berikut merupakan
batas wilayah Puskesmas Gilingan Surakarta :
Sebelah utara : Kelurahan Nusukan
Sebelah timur : Kelurahan Jebres
Sebelah selatan : Kelurahan Tegalharjo
Sebelah barat : Kelurahan Manahan
Wilayah Gilingan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 21.717 jiwa.
Puskesmas Gilingan mempunyai satu Puskesmas pembantu yang berada di
Tirtonadi. Puskesmas Gilingan melayani berbagai pelayanan seperti
pemeriksaan kesehatan (check up) pembuatan surat keterangan sehat, rawat
jalan, lepas jahitan, ganti balutan, jahit luka, cabut gigi, pemeriksaan tensi,
rawat inap, bersalain, pemeriksaan anak, tes golongan darah, asam urat
kolesterol dan lainya. Kegiatan rutin yang biasanya dilakukan salah satunya
adalah posyandu anak, lansia, Kb dan ibu hamil dimana berada di masing
masing kelurahan yang dibantu oleh kader-kader Puskesmas Gilingan.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
kepatuhan protokol kesehatan dalam pemberian ASI selama masa pandemi
COVID-19 di Puskesmas Gilingan. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah
sampel sebanyak 60 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2022
dengan menggunakan analisa univariat. Analisis Univariat yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik responden
a. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia
Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh usia ibu menyusui di wilayah
kerja Puskesmas Gilingan sebagai berikut:

44
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia

Usia Frekuensi (%)


< 20 tahun 5 8.3
20 – 35 tahun 42 70
> 35 tahun 13 21.7
Jumlah 60 100
Sumber : data primer diolah tahun 2022
Tabel 4.1 menjelaskan bahwa didapatkan hasil karakteristik
responden berdasarkan usia responden mayoritas berusia 20-35
sebanyak 42 responden (70%).
b. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh pendidikan ibu menyusui di
wilayah kerja Puskesmas Gilingan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pendidikan

Pendidikan Frekuensi (%)


Rendah 5 5
Sedang 39 65
Tinggi 18 30
Jumlah 60 100
Sumber : data primer diolah tahun 2022
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa didapatkan hasil karakteristik
responden berdasarkan pendidikan responden, menunjukan bahwa
mayoritas responden mempunyai pendidikan sedang (setara dengan
SMA) yaitu sebanyak 39 responden (65%).
c. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh pekerjaan ibu menyusui di
wilayah kerja Puskesmas Gilingan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi (%)


Bekerja 22 36.7
Tidak bekerja 38 63.3
Jumlah 60 100
Sumber : data primer diolah tahun 2022
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa didapatkan hasil karakteristik
responden berdasarkan pekerjaan responden, menunjukan bahwa

45
mayoritas responden tidak bekerja yaitu sebanyak 38 responden
(63.3%).
2. Tingkat Pengetahuan
a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang
pemberian ASI
Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh tingak pengetahuan ibu
menyusui di wilayah kerja Puskesmas Gilingan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pengetahuan

Pengetahuan Frekuensi (%)


Baik 18 30
Cukup 17 28.3
Kurang 25 41.7
Jumlah 60 100
Sumber : data primer diolah tahun 2022
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa didapatkan hasil frekuensi
responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI,
menunjukan bahwa mayoritas responden mempunyai pengetahuan
kurang, yaitu sebanyak 25 responden (41.7%).
b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan ibu mengenai
protokol kesehatan tentang pemberian ASI
Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh kepatuhan protokol
kesehatan ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Gilingan sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
kepatuhan protokol kesehatan

Kepatuhan Frekuensi (%)


Patuh 22 36.7
Tidak patuh 38 63.3
Jumlah 60 100
Sumber : data primer diolah tahun 2022
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa didapatkan hasil frekuensi
responden berdasarkan kepatuhan ibu tentang protokol kesehatan
dalam pemberian ASI, menunjukan bahwa mayoritas responden
tidak patuh dengan jumlah 38 responden (63.3%).

46
C. Pembahasan
Hasil penelitian ini akan membahas mengenai gambaran pengetahuan dan
kepatuhan protokol kesehatan dalam pemberian ASI selama masa pandemi
COVID-19 di Puskesmas Gilingan. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam
interprestasi dibawah ini :
1. Karakteristik responden berdasarkan usia ibu menyusui di
Puskesmas Gilingan
Hasil penelitian distribusi mayoritas ibu menyusui di Puskesmas
Gilingan berusia 20-35 tahun sebanyak 42 responden (70%). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rinata (2016) dengan
mayoritas responden berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak (73,6%) dari
responden yang berjumlah 140 ibu menyusui. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Untari (2017) menemukan bahwa usia 20-35 tahun
merupakan usia terbaik menjadi seorang ibu. Umur 20-35 tahun
merupakan usia reproduksi sehat bagi seorang wanita, sedangkan usia > 35
tahun termasuk usia berisiko pada usia reproduksi namun bila dilihat dari
aspek perkembangan maka usia > 35 tahun memiliki perkembangan yang
lebih baik secara psikologis atau mental (Sekarayu, 2021).
Usia yaitu umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Usia reproduksi yang sehat adalah pada usia
20-35 tahun dimana usia tersebut merupakan periode yang paling baik
untuk hamil, melahirkan dan menyusui (Hastuti, 2017). Dalam kurun
waktu reproduksi sehat produksi ASI akan cukup karena fungsi alat
reproduksi masih dapat bekerja secara optimal. Ibu yang berusia 35 tahun
dianggap berbahaya karena baik alat reproduksinya maupun organ tubuh
lainnya sudah mengalami penurunan sehingga resiko terjadinya
komplikasi baik dalam kehamilan, persalinan dan menyusui (Prajayana,
2017). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sufiani (2022) yang mengatakan bahwa usia 35 tahun lebih merupakan
umur yang beresiko karena erat kaitannya dengan anemia gizi yang dapat
mempengaruhi produksi ASI. Pada primipara dengan usia diatas 35 tahun

47
mengalami penurunan dalam produksi hormon sehingga proses laktasi
juga mengalami penurunan. Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Liepsman (1991) yang menyatakan bahwa
umur tidak berhubungan dengan produksi ASI. Pada ibu menyusui usia
remaja atau usia tua dengan gizi baik, intake ASI mencukupi berdasarkan
pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 25 bayi.
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gilingan
menemukan bahwa sebagian ibu menyusui berumur 20-35 tahun. Ibu
menyusui yang berusia 20-35 tahun biasanya menyusui anak pertama dan
anak kedua mereka, dan pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun adalah
ibu yang menyusui anak pertamanya yang belum mempunyai pengalaman
menyusui sebelumnya sedangkan usia ibu lebih dari 35 tahun mempunyai
pengalaman menyusui dengan anak-anak sebelumnya. Penelitian ini
menemukan bahwa kebanyakan ibu dengan usia 20-35 tahun sudah cukup
paham mengenai tatacara pemberian ASI yang baik dan benar, tetapi
mereka belum mengetahui tentang protokol kesehatan saat memberikan
ASI pada anak. Ibu yang berumur tua memiliki pengalaman yang
lebih dari pada ibu yang berumur muda, hal ini membuat ibu yang
berumur tua terus memberikan ASI kepada bayinya. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Romlah, 2019) yang berasumsi
bahwa selain pengalaman, ibu yang berumur tua juga memiliki pola
pikir yang lebih matang dan tidak mudah menyerah dan memiliki
mindset yang kearah positif dalam mengambil keputusan untuk tetap
menyusui, hal ini memberikan manfaat yang merangsang hormon
prolaktin tetap bekerja dengan baik seperti diketahui hormon prolaktin
berfungsi merangsang sel sel alveoli untuk memproduksi ASI.
Usia dapat berpengaruh terhadap pengetahuan seorang ibu, karena
semakin dewasa usia maka tingkat pemahaman seseorang akan juga lebih
baik. Seseorang yang lebih dewasa akan lebih cepat menerima informasi
yang baru dibandingkan dengan orang yang masih berusia muda karena
usia muda cenderung usia yang masih dalam kategori labil (Destyana,

48
2018). Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Simunangkalit (2018) yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan pengetahuan
seseorang, karena usia belum menjamin seseorang dalam pemahan akan
suatu hal. Selanjutnya, hubungan antara usia dengan kepatuhan seseorang
menurut penelitian Putri (2019) mengenai hubungan usia terhadap
kepatuhan ibu dengan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara usia
dengan kepatuhan ibu, usia berpengaruh pada cara pikir sesseorang dalam
melakukan sesuatu, misalkan menjaga protokol kesehatan selama
menyusui.
Peneliti berasumsi bahwa usia adalah salah satu yang menjadi
faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan dan kepatuhan ibu terhadap
pemberian ASI, karena semakin dewasa usia seseorang maka semakin
banyak pengalaman yang diperoleh. Ibu dengan usia yang lebih tua akan
lebih memahami bagaimana memberikan ASI yang baik dan benar.
2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu menyusui di
Puskesmas Gilingan
Hasil penelitian distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan
responden, menunjukan bahwa mayoritas responden mempunyai
pendidikan sedang (setara dengan SMA) yaitu sebanyak 39 responden
(65%), responden berpendidikan tinggi sebanyak 18 responden (30%) dan
responden dengan pendidikan rendah sebanyak 5 responden (5%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2019)
dengan mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak
30 responden (60%) dari 60 responden.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati (2017) dengan judul penelitiannya “Pendidikan ibu
berhubungan dengan teknik menuyusui pada ibu menyusui yang memiliki
bayi usia 0-12 bulan“ yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara pendidikan dengan pengetahuan ibu dalam menyusui, salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan kepatuhan ibu dalam
pemberian ASI adalah faktor pendidikan. Semakin tinggi tingkat

49
pendidikan seseorang makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki,
sehingga pendidikan seseorang berpengaruh pada pengetahuannya, dimana
sebaliknya, pendidikan yang rendah atau pun kurang akan menyebabkan
terhambatnya perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang
diperkenalkan sehingga pengetahuan juga kurang. Pada penelitian ini
mayoritas responden memiliki pendidikan yang sedang (SMP-SMA).
Penelitian juga dilakukan oleh Khasanah (2016) yang
menyimpulkan bahwa Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sedangkan perilaku yang
didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian bahwa sebagian besar ibu-ibu berpendidikan
cukup tinggi mempunyai perilaku menyusui yang baik dengan teknik
menyusui yang benar. Ibu menyusui mempunyai kebutuhan untuk
menjaga kesehatan diri dan bayinya, yang dipersiapkan agar dapat
memberikan ASI dengan sempurna kepada bayinya.
Pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan karena
pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pola pikir ibu sehingga ibu
memiliki daya serap terhadap informasi yang cukup tinggi, sebaliknya,
pendidikan yang rendah ataupun kurang dapat menghambat perkembangan
sikap seseorang terhadap nilai baru yang diperkenalkan sehingga
pengetahuan juga kurang (Muliawati, 2012).
Menurut asumsi peneliti pendidikan dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan kepatuhan seseorang karena terjadi perbedaan antara
seseorang yang mempunyai pendidikan rendah, sedang, dan tinggi dalam
hal pengetahuan seseorang.

50
3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu menyusui di
Puskesmas Gilingan
Hasil penelitian distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan
responden, menunjukan bahwa mayoritas responden tidak bekerja yaitu
sebanyak 38 responden (63.3%), sedangkan responden yang bekerja
sebanyak 22 responden (36.3%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rahmawati (2017) dengan mayoritas responden tidak
bekerja yaitu sebanyak 42 responden dari 58 responden (72,4%). Salah
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan kepatuhan seorang ibu
dalam memberikan ASI yaitu adalah pekerjaan. Ibu yang bekerja
cenderung sibuk akan pekerjaannya sehingga berpengaruh terhadap
pemberian ASI (Fadliyah, 2019).
Penelitian yang dilakukan oleh Timporok (2018) dengan judul “
Hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di
wilayah kerja puskesmas Kawangkoan” mendapat kan hasil terdapat
hubungan antara status pekerjaan dengan pemberia ASI ekslusif pada bayi,
dengan deskripsi bahwa apabila status pekerjaan ibu bekerja maka besar
kemungkinan ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya, dan
apabila status pekerjaan ibu tidak bekerja maka besar kemungkinan ibu
dapat memberikan ASI eksklusifnya. Karena kebanyakan ibu bekerja,
waktu merawat bayinya lebih sedikit, sehingga memungkinkan ibu tidak
memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Sebenarnya apabila ibu bekerja
masih bisa memberikan ASI eksklusif pada bayinya dengan cara
memompa atau dengan memerah ASI, lalu kemudian disimpan dan
diberikan pada bayinya nanti. Kebanyakan ibu yang bekerja tidak
memberikan ASI esklusif pada bayinya. Hasil penelitian ini adalah
mayoritas responden berstatus tidak bekerja sehingga kebutuhan ASI bayi
terpenuhi. Terdapat 22 responden (36.7%) dengan status bekerja dan
mengatakan bahwa ia belum paham mengenai kebutuhan dan pentingnya
ASI untuk bayinya, Ibu mengaku bahwa dirinya tidak dapat mendampingi
bayinya karena harus dituntut untuk bekerja. Pernyataan ini sama dengan

51
yang dikemukakan oleh Anggraeni (2019) dengan judul “Hambatan ibu
bekerja dalam pemenuhan ASI pada bayi “ dengan hasil yaitu ibu yang
bekerja mengalami kesulitan dalam memberikan ASI eksklusif karena
harus membagi waktu dengan pekerjaannya, selain itu pengaruh dari
anggota keluarga juga mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif.
Pekerjaan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu dalam
menyusui, ibu bekerja biasanya mempunyai pengetahuan yang luas
termasuk dalam pemberian ASI, akan tetapi untuk kepatuhan ibu pekerja
dalam pemberian ASI masih kurang karena kecenderungan ibu-ibu tidak
memberikan ASI eksklusif dikarenakan banyaknya ibu-ibu yang bekerja.
Selain itu, kecenderungan ini juga terjadi dikarenakan bagi pekerja wanita
yang melahirkan, memberikan ASI eksklusif merupakan suatu dilemma,
karena masa cuti terlalu singkat dibandingkan masa menyusui, sehingga
mereka akan memberikan susu formula sebagai pengganti ASI
eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Bahriyah (2017) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif
Ibu menyusui di Puskesmas Gilingan mayoritas tidak bekerja,
mereka fokus menjadi ibu rumah tangga sehingga ibu- ibu menyusui di
puskesmas gilingan mengatakan bahwa ia fokus dalam pemberian ASI
pada bayinya, dibandingkan dengan ibu yang bekerja, mereka cenderung
tidak memperhatikan pemberian ASI pada bayinya. Ibu yang bekerja
menggunakan susu formula sebagai ganti jika ASI yang di sediakan untuk
bayinya habis.
4. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan protokol
kesehatan dalam pemberian asi selama masa pandemi covid-19.
Hasil penelitian distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu
tentang pemberian ASI, menunjukan bahwa mayoritas responden
mempunyai pengetahuan kurang, yaitu sebanyak 25 responden (41.7%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryaman
(2021) dengan mayoritas responden mempunyai pengetahuan kurang

52
sebanyak 27 responden (64,3%) dari 42 responden. Peneliatian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azka (2020) karena pada
penelitianya mayoritas responden memiki pengetahuan yang baik (94,5%).
Penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti (2021) yang membahas
mengenai tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI di masa pandemi
COVID-19 ini menyatakan bahwa situasi pandemi COVID-19 menjadi
tantangan tersendiri bagi ibu menyusui untuk tetap memberikan ASI.
Kondisi yang penuh dengan ketidakpastian yang dapat menyebabkan
kecemasan dan stress berpengaruh terhadap stamina dan status kesehatan
ibu menyusui serta gangguan psikis bisa mengurangi produksi ASI. Selain
itu terbatasnya dukungan serta penurunan jumlah kunjungan ibu menyusui
ke faskes seperti Puskesmas maupun Posyandu selama pandemic
berpengaruh terhadap kemampuan ibu menyusui. Oleh karena itu
pengetahuan ibu tentang upaya untuk pentingnya ASI dan pentingnya
tetap memberikan ASI di masa pandemi COVID-19 merupakan hal
mendasar yang sangat penting sebagai upaya untuk meningkatkan
keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama pandemi. Hasil penelitian
yang dilakukan di Puskesmas Gilingan didapatkan bahwa kebanyakan ibu
mempuyai pengetahuan yang kurang terhadap pemberian ASI di masa
pandemi COVID-19, sebagian ibu yang sudah paham mengatakan
mendapat informasi dari internet bagaimana cara pemberian ASI dan
mematuhi protokol kesehatan selama pemberian ASI di masa Pandemi
COVID-19. Ibu yang belum mempunyai pengetahuan yang baik di
puskesmas gilingan mengaku bahwa ia belum mendapatkan informasi dari
manapun mengenai protokol kesehatan saat pemberian ASI, Ibu
mengatakan bahwa pemberian ASI sama seperti anak sebelumnya dimana
belum terjadinya pandemi COVID-19. Responden sudah paham mengenai
manfaat pemberian ASI, Komposisi ASI, penyimpanan ASI, tetapi
responden belum paham apakah terdapat perbedaan antara pemberian ASI
sebelum masa pandemi COVID-19 dengan pemberian ASI selama
pandemi COVID-19.

53
Menurut asumsi peneliti, kurangnya paparan informasi
menyebabkan pengetahuan ibu menyusui di Puskesmas Gilingan masih
dalam kategori kurang, karena terbatasnya interaksi dimasa pandemi
COVID-19, yang ditandai dari keseluruhan responden ibu menyusui
sebanyak 60 responden hampir sebagian memiliki pengetahuan kurang,
hal ini berkaitan dengan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seorang, berdasarkan hasil penelitian yang serta teori
yang ada bahwa dapat dilihat, kurangnya pengetahuan responden
tersebut disebabkan terkendalanya pemberian informasi yang diterima
oleh masyarakat karena pandemi COVID-19.
5. Karakteristik responden berdasarkan kepatuhan protokol kesehatan
dalam pemberian ASI selama masa pandemi covid-19.
Hasil penelitan distribusi frekuensi berdasarkan kepatuhan ibu
tentang protokol kesehatan dalam pemberian ASI, menunjukan bahwa
mayoritas responden tidak patuh dengan jumlah 38 responden (63.3%).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan seseorang diantaranya adalah
umur, pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin (Riyadi, 2020). Protokol
kesehatan merupakan serangkaian aturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah melalui kementrian kesehatan dalam mengatur keamanan
beraktivitas selama masa pandemi Covid-19. Tujuan diberlakukan
protokol kesehatan guna membantu masyarakat untuk dapat beraktivitas
secara aman dan tidak membahayakan kondisi kesehatan orang lain
(Jingga, 2022). Protokol kesehatan yang harus dilakukan saat menyusui
menurut Rochmawati (2021) antara lain yaitu Mencuci tangan, rutin
membersihkan dan desinfeksi permukaan atau barang, Membersihkan
semua peralatan minum, Melakukan respiratory hygiene.

Penelitian yang dilakukan oleh Ayubi (2021) menyatakan bahwa


ibu dengan COVID-19 berhasil menyusui eksklusif dengan
melakukan rooming-in dan kontak kulit pasca persalinan. Praktik
menyusui tampaknya tidak menularkan COVID-19 dari ibu ke bayi.

54
Namun, praktik ini harus disertai dengan protokol kesehatan dengan
pemantauan yang ketat. Protokol kesehatan ini lah yang sangat penting
yang harus dijaga ibu dalam menyusui bayinya di masa pandemi COVID-
19. Penelitian ini menghasilkan bahwa sebagian besar ibu di puskesmas
Gilingan berada pada kategori tidak patuh protokol kesehatan, Karena
kurangnya pengetahuan ibu pentingnya menggunakan protokol kesehatan
guna untuk melindungi diri dan bayinya dari paparan COVID-19. Oleh
karena itu perlu adanya promosi kesehatan mengenai hal ini. Promosi
kesehatan adalah pendidikan kesehatan tidak hanya penting bagi ibu
menyusui tetapi juga perlu menekankan pada pemahaman keluarga,
peningkatan kapasitas dan integritas petugas kesehatan, menjangkau
dukungan kebijakan pemerintah dan rumah sakit serta pemberdayaan
masyarakat. Dimasa akan datang, strategi ini tidak hanya fokus pada
peningkatan perilaku menyusui tetapi juga pada keterampilan rooming-in
dan kontak kulit serta kepatuhan penerapan protokol kesehatan saat
menyusui seperti menggunakan masker, menjaga jarak, praktik kebersihan
tangan dan payudara yang rutin khususnya pada ibu yang terinfeksi
COVID-19.
Hasil wawancara kepada ibu menyusui mengatakan ibu belum
paham akan protokol kesehatan disaat masa Pandemi COVID-19. Ibu tidak
menggunakan masker saat menyusui bayinya, dikarenakan menurut ibu
penggunaan masker hanya digunakan jika berada diluar rumah. Penelitian
ini menemukan bahwa lebih dari setengah ibu menyusui dalam kategori
tidak patuh protokol kesehatan saat memberikan ASI kepada anaknya,
responden mengatakan bahwa saat anaknya menangis ia langsung
menyusui tanpa mencuci tangan dan membersihkan putingnya terlebih
dahulu, responden juga jarang membersihkan atau mendensinfeksi
barang-barang bayi seperti dot bayi, karena responden berfikir tidak terlalu
penting. Responden mengatakan bahwa rumah adalah tempat paling aman
untuk melindungi diri dan bayinya dari penyebaran virus di masa pandemi

55
COVID-19, oleh karena itu ibu tidak menggunakan masker, jarang
mencuci tangan saat berada dirumah.

Menurut asumsi peneliti pemberian ASI harus tetap dilakukan


secara efektif di masa pandemi COVID-19 ini, Ibu harus patuh mengenai
protokol kesehatan saat menyusui, ketidakpatuhan ibu dalam pemberian
ASI akan menyebabkan penularan virus ke bayi, hal ini yang perlu
dihindari. Ibu membutuhkan peran Puskesmas dalam memberikan edukasi
atau penyuluhan kesehatan mengenai protokol pemberian ASI untuk ibu
menyusui yang tingkat pengetahuan masih kurang. Puskesmas setempat
memberikan layanan untuk ibu menyusui setiap bulannya dengan
melakukan kunjungan dari rumah kerumah, namun saat pandemi COVID-
19 kunjungan untuk ibu menyusui terganggu dikarenakan adanya
pembatasan sosial saat pandemi COVID -19.

D. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan antara lain :
1. Pada analisa ini menggunakan analisa univariat dimana hanya mencari
distribusi frekuensi di setiap variabel dan belum meneliti adanya hubungan.
2. Instrumen yang di gunakan merupakan hasil modifikasi dari instrumen
yang sudah ada sebelumnya, dan pertanyaan yang ada dalam instrumen
merupakan pernyataan tertutup, sehingga bisa jadi pernyataan dalam
instrumen ini belum mewakili apa yang dirasakan oleh responden.

56
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Karakteristik ibu menyusui sebagian besar berusia 20-35 tahun, mayoritas
berpendidikan menegah atau SMP dan SMA, mayoritas ibu menyusui
sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja.
2. Tingkat pengetahuan ibu mengenai protokol kesehatan dalam pemberian
ASI selama masa pandemi COVID-19 dalam kategori kurang.
3. Tingkat kepatuhan ibu menyusui mengenai protokol kesehatan dalam
pemberian ASI selama masa pandemi COVID-19 dalam kategori tidak
patuh.
B. SARAN
1. Bagi puskesmas
Diharapkan puskesmas membantu meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman ibu guna untuk meningkatkan derajat kepatuhan ibu dalam
menjaga protokol kesehatan saat pemberian ASI
2. Bagi keluarga
Diharapkan keluarga berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan ASI
bayi, dan tetap menjaga protokol kesehatan untuk mencegah penularan
COVID-19 dilingkungan keluarga
3. Bagi peneliti lain
Peneliti dapat mencari hubungan antara pengetahuan ibu dengan
kepatuhan dalam pemberian ASI

57
DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, N., & Rahmiati, C. (2021). Faktor- faktor yang mempengaruhi kepatuhan
masyarakat terhadap protokol kesehatan covid-19. Jurnal Ilmiah
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 001, 113–124.
Afro, R. C., Isfiya, A., & Rochmah, T. N. (2020). Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Terhadap Protokol Kesehatan Saat Pandemi
Covid-19 Pada Masyarakat Jawa Timur: Pendekatan Health Belief
Model. Journal of Community Mental Health and Public Policy, 3(1),
1-10.
Amalia, N., Samaria, D., (2021), Hubungan Tingkat Stress Dengan Efikasi Diri
Menyusui Saat Pandemi Covid-19, Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, 17(3): 230-237.
Anggraeni, F. D., & Putriningrum, E. (2019). Hambatan Ibu Bekerja Dalam
Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Pada Ibu Menyusui Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sentolo Ii, Kulonprogo, Yogyakarta. Jurnal
Kebidanan, 147-158.
Arikunto, S., (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Arvianti, R., A., (2018), Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Pada Ibu Nifas
Terhadap Produksi Asi di Kota Bengkulu , skripsi, Politeknik
Kesehatan KEMENKES Bengkulu, Bengkulu.
Assriyah, H., Thaha, A. R., & Jafar, N., (2020). Hubungan pengetahuan, sikap,
umur, Pendidikan, pekerjaan, psikologis, dan inisiasi menyusui dini
dengan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Sudiang, Jurnal Gizi
Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community
Nutrition), 9(1):30-38.
Astuti, S., Oktarina, D., (2021), Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Cara
Pemberian ASI yang Benar Pada Masa Pandemi Covid-19, Doctoral
dissertation, Universitas Ngudi Waluyo, Semarang
Ayubi, D., (2021). A Systematic Review Dukungan Pemberian ASI Eksklusif
Selama Pandemi COVID-19: Pesan untuk Promosi Kesehatan. Media
Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 4(4): 439-447.
Azka, F., Prastia, T. N., & Pertiwi, F. D. (2020). Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Teknik Menyusui Di Kelurahan Tegalgundil Kota
Bogor. Promotor, 3(3): 241-250.
Bahriyah F, Putri M, Jaelani AK, Indragiri AK. Hubungan Pekerjaan Ibu
Terhadap Pemberian ASIEsklusif Pada Bayi. 2017;2(June):113–8

58
Berman, A., Snyder, S. J., & Frandsen, G. (2016). Kozier and Erb’s Fundamentals
of Nursing Concepts, Process, and Practice Tenth Edition. Jakarta:
EGC.
Calil, V., M., L., T., (2020), Guidance on breastfeeding during the Covid-19
pandemic, Revista Associacao Medica Braseilla 66(4): 541
Dephinto, Y., Susilawati., D., (2020), Hubungan Topografi Wilayah Tempat
Tinggal Ibu Menyusui dengan Kadar FE dalam Asi di Sumatera Barat,
jurnal kesehatan masyarakat, 4(2): 304-310.
Deslima, N., Misnaniarti., Zulkarnain, HM., (2019), Analisi Hubungan Insiasi
Menyusui Dini Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Makrayu Kota Palembang, jurnal jumantik, 4(1): 1-14
Destyana, R. M., Angkasa, D., & Nuzrina, R. (2018). Hubungan peran keluarga
dan pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI di Desa Tanah Merah
Kabupaten Tangerang. Indonesian Journal of Human Nutrition, 5(1),
41-50.
Dewi, S. (2020), Kemajuan Teknologi Dalam Masyarakat, Promosi Susu
Formula, Gaya Hidup, Dan Dukungan Tenaga Kesehatan
Mempengaruhi Pemberian Susu Formula Pada Bayi Usia 0-6 Bulan,
jurnal kesehatan, 3(4): 317–325.
Dewi, S. (2020), Kemajuan Teknologi Dalam Masyarakat, Promosi Susu
Formula, Gaya Hidup, Dan Dukungan Tenaga Kesehatan
Mempengaruhi Pemberian Susu Formula Pada Bayi Usia 0-6 Bulan,
jurnal kesehatan, 3(4): 317–325.
Dinkes Jateng. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2020. Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Tengah.
Dinkes Surakarta. (2021). Profil Kesehatan Kota Surakarta 2021. Surakarta: Dinas
Kesehatan Kota Surakarta
Evayani, N. L. (2021). Gambaran Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Menyusui
DIimasa Pandemi COVID-19 DI Desa Bebandem Kecamatan
Bebandem Kabupaten Karangasem , skripsi, Poltekkes Kemenkes
Denpasar, Bali.
Fadlliyyah, U. R. (2019). Determinan faktor yang berpengaruh pada pemberian
ASI eksklusif di Indonesia. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 15(1):
37-42.
Fahrudin, I., Rosyidah, D.,U., Icshan, B., Agustina,. T., (2020), Hubungan Status
Pekerjaan Ibu dan Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif, Herb-Medicine Journal, 3(3): 91-99.
Fau, S., Y., Nasution, Z., Hadi, A., J., (2018), Faktor Predisposisi Ibu Usia
Remaja Terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Kecamatan
Luahagundre Maniamolo Kabupaten Nias Selatan, 2(3): 165-174.

59
Ferrazzi, E., Frigerio, L., Savasi, v., Vergani, P., Prefumo, F., Barresi, S., ... &
Cetin, I. (2020). Vaginal delivery in SARS-CoV-2-infected pregnant
women in Northem Italy: a retrospective analysis. BJOG: An
International Journal of Obstetrics & Gynaecology, 127(9) : 1116-1121
Halizah, R., A., N., (2021), Analisi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian ASI Ekskusif Pada Ibu Primipara, Skripsi, Universitas dr.
Soebandi, Jember.
Hastuti, P., & Wijayanti, I. T. (2017). Analisis deskriptif faktor yang
mempengaruhi pengeluaran asi pada ibu nifas di desa sumber
kecamatan sumber kabupaten rembang. URECOL, 223-232.
Hastuti, P., & Wijayanti, I. T. (2017). Analisis deskriptif faktor yang
mempengaruhi pengeluaran asi pada ibu nifas di desa sumber
kecamatan sumber kabupaten rembang. URECOL, 223-232.
Hidahyati, G., (2021), Pengaruh Pijat Oksitoksin Terhadap Peningkatan Produksi
ASI Pada Ibu Menyusui, skripsi, Politeknik Kesehatan KEMENKES
Bengkulu, Bengkulu.
Iskandarsyah, A. Y., W (2020). Informasi COVID-19, Perilaku Sehat Dan
Kondisi Psikologis Di Indonesia. Laporan Survei. Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran. Universitas Padjajaran. Bandung.
Janiwarty, B., Pieter, H., Z., (2013), Pendidikan Psikologi Untuk Bidan, Rapha
Publishing, Yogyakarta.
Jaya, F. I. (2019). PENGARUH KESADARAN MEMBAYAR PAJAK DAN
KEMUDAHAN PENGGUNAAN E-FILING TERHADAP
KEPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SERTA
IMPLIKASINYA TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK
(Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kabupaten Yogyakarta)
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).
Jingga, W. (2022). Hubungan Tingkat Kesadaran Masyarakat Terkait Protokol
Kesehatan Terhadap Kejadian Covid-19 Di Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal Jawa Tengah Tahun 2022. Komisi Etik Penelitian.
Julianti, M., (2021), Hubungan Statuts Pekerjaan Dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan,
jurnal rajawali, 10(2): 33-39.
Kemenkes RI. (2004). Kepmenkes No. 450 Th. 2004 Tentang Pemberian ASI.pdf
(pp. 1–3). https://aimi-asi.org/storage/app/media/pustaka/DasarDasar
Hukum/Kepmenkes No. 450 Th. 2004 Tentang Pemberian ASI.pdf
Kemenkes RI. (2020). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2020.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

60
KEMENKES, (2020), Praktik Menyusui Dan Pemberian MP-ASI pada Masa
Pandemi Covid 19, Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Khafillah, F., Handayani, L., (2021), Gambaran Riwayat Pemberian Air Susu Ibu
dan Status Gizi Balita di Dusun Ratan Kecamatan Batur Kabupaten
Banjarnegara, Jurnal Cakrawala Promkes, 4(1):53-68.
Khasanah, U., & Sari, G. K. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
diare dengan perilaku pencegahan diare pada balita. Jurnal Kesehatan
Samodra Ilmu, 7(2): 149-160
Khayati, N., Nurhidayati, L., Rejeki, S., Machmudah, M., & Hidayati, E. (2021).
Paengetahuan dan Keterampilan Ibu Bekerja Dalam Pemberian ASI
Eksklusif. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia
Utama, 10(3), 192-198.
Kusumaningrum, A., T., Sari, P., I., A., (2021), Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pola Menyusui Pada Masa Pandemi Covid-19, Jurnal
Ilmiah Kimia Husada, 10(1): 74-81. https://ojs.widyagamahusada.ac.id
Law, S., Leung, A. W., & Xu, C. (2020). Severe acute respiratory syndrome
(SARS) and coronavirus disease-2019 COVID-19): From causes to
preventions in Hong Kong. International Journal of Infectious Diseases,
94, 156–163. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.03.059
Lindawati, R., (2019), Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Dukungan
Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif, jurnal Kesehatan, 6(1): 30-
36.
Muliawati, S., (2012). Studi deskriptif pelaksanaan teknik menyusui bayi tunggal
di RB MTA Semanggi Surakarta tahun 2011. Infokes. 2012;2(1)
Navia, M. D. (2020). Determinan Keberhasilan Asi Eksklusif Pada Ibu Pospartum
Sectio Caesarea (SC) di RSUD Sleman Tahun 2019, Skripsi, Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Yogyakarta.
Notoadmojo, S., (2014). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Rineka cipta
Jakarta.
Nuzula, F., Oktaviana, N., M., Purwatiningtyas, Y., R., (2022), Membangun
Kesadaran Dalam Mendukung Keberlangsungan Pemberian Asi
Eksklusif Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Perempuan, Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(2):
89-102.
Pranajaya, R., & Rudiyanti, N. (2017). Determinan Produksi ASI pada Ibu
Menyusui. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 9(2): 227-237.
Pranajaya, R., & Rudiyanti, N. (2017). Determinan Produksi ASI pada Ibu
Menyusui. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 9(2), 227-237.

61
Pranita, E., (2021). ASI Eksklusif di Indonesia Meningkat Tajam Selama
Pandemi Covid-19. Kompas.Com.
Priyanto, A., (2018). Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan
kekambuhan luka diabetik. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of
Ners and Midwifery), 5(3): 233-240.
Purnamasari, I., & Raharyani, A. E. (2020). Tingkat Pengetahuan dan Perilaku
Masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid-19. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 3(1), 125. https://doi.org/10.14421/lijid.v3i1.2224
Purnamasari, M., Rahmawati, T., (2021), Hubungan Pemberian Asi Eksklusif
dengan Kejadian Stunting Pada Balita Umur 24-59 Bulan, jurnal
kesehatan Sandi Husada, 10(1): 290-299.
Puspitasari, E., (2018), Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Peningkatan
Produksi ASI pada Ibu Nifas di RB Bina Sehat Bantul, jurnal
Kebidanan, 7(1):54-60
Putri, S. D. K., Christiani, N., & Nirmasari, C. (2018). Hubungan usia ibu hamil
dengan kepatuhan anc di puskesmas suruh kabupaten semarang. Jurnal
Keperawatan Maternitas, 3(1), 33-41.
Rahmawati, E. B. S., & Saputri, P. F. (2018). Determinan Perilaku Pemberian ASI
Eksklusif Pada Ibu. Health Care Media, 3(3): 1-7.
Rahmawati, N. I. (2017). Pendidikan ibu berhubungan dengan teknik menyusui
pada ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-12 bulan. JNKI (Jurnal
Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and
Midwifery), 5(1) : 11-19.
Rambu, S., H., (2019), Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian Asi
Ekslusif Pada Bayi Di Puskesmas Biak Kota, jurnal ilmiah kesehatan,
8(2): 123-130.
Ramli, R., (2020), Hubungan Pengetahuan dan Status Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sidotopo, jurnal promkes,
8(1):34-46.
Rinata, E., Rusdyati, T., & Sari, P. A. (2016). Teknik Menyusui Posisi, Perlekatan
Dan Keefektifan Menghisap-Studi Pada Ibu Menyusui Di Rsud
Sidoarjo. In Prosiding Seminar Nasional & Internasional, 1(1):25-30
Riyadi, R., & Larasaty, P. (2020). Faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan
masyarakat pada protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran
COVID-19. In Seminar Nasional Official Statistics (Vol. 2020, No. 1,
pp. 45-54).
Rochmawati, R., Kusmintarti, A., Fary, V., Elfaristo, L., Pembayun, E.
L.,Hayuningsih, S., dan Petricka, G., (2021). Meningkatkan Kapasitas
IbuMenyusui Melalui Penyuluhan Kesehatan Mengenai Pemberian ASI

62
Eksklusif Selama Masa Pandemi COVID-19. Sasambo: Jurnal
Abdimas (Journal of Community Service), 3(2) : 76-82.
Romlah, R., & Sari, A. P. (2019). Faktor Risiko Ibu Menyusui Dengan Produktif
Asi Di Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang. JPP (Jurnal Kesehatan
Poltekkes Palembang), 14(1):32-37.
Sarafino, E., P., & Smith, T. W. (2015). Health Psychology : Biopsychosocial
Interactions (7th ed.). New Jersey : John Willey & Sons Inc.
Sari, R. I., Dewi, Y. I., & Indriati, G. (2019). Efektivitas Kompres Aloe Vera
Terhadap Nyeri Pembengkakan Payudara Pada Ibu Menyusui. Jurnal
Ners Indonesia, 10(1), 38.
Sekarayu, S. Y., & Nurwati, N. (2021). Dampak Pernikahan Usia Dini Terhadap
Kesehatan Reproduksi. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (JPPM), 2(1): 37-45
Simanungkalit, H. M. (2018). Status pekerjaan dan pengetahuan ibu menyusui
terhadap pemberian asi eksklusif. Jurnal Info Kesehatan, 16(2), 236-
244.
Sinaga, W., E., Rambe, N., L., (2021), Peningkatan Pengetahuan Ibu Dalam
Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan,Jurnal Ilmiah
Pengabdian Kepada Masyarakat , 1(2): 44-19.
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/Ji-SOMBA
Sinta, L., B., (2018), Hubungan Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bayi Dalam
Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan Bayi, jurnal
elektronik, 8(2): 77-81.
Siregar, S., I., (2020). Gambaran Pengetahuan Ibu yang Memiliki Bayi Tentang
Manfaat Pemberian ASI ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Pembantu Beragam Kota Binjai, jurnal Health Reproductive, 5(1):17-
23
Sufiani, A., Saleha, S., & Pramana, C. (2022). Perbedaan Produksi Air Susu Ibu
Melalui Pemberian Ekstrak Sari Kacang Hijau Dan Kedelai Di
Puskesmas Lumpue Kota Pare-Pare. Sebatik, 26(1):306-311..
Suryaman, R., Girsang, E., & Mulyani, S. (2021). Hubungan Pengetahuan Dengan
Kecemasan Ibu Dalam Pemberian Asi pada Bayi dimasa Pandemi
Covid 19. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol, 9(2).
Timporok, A. G., Wowor, P. M., & Rompas, S. (2018). Hubungan Status
Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kawangkoan. Jurnal Keperawatan, 6(1).
Untari, J. (2017, April). Hubungan antara karakteristik ibu dengan pemberian asi
eksklusif di wilayah kerja puskesmas Minggir Kabupaten Sleman.
In Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, 2(1).

63
Wardana, R., K, Widyastutik, N., Pramono, A., (2018), Hubungan Asupan Zat
Gizi Makro dan Status Gizi Ibu Menyusui dengan Kandungan Zat Gizi
Makro Pada Air Susu Ibu (ASI) Di Kelurahan Bandarharjo Semarang,
Journal of Nutrition College, 7(3): 107-113.
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc
Wawan, A., Dewi, M, (2016). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia.Yogyakarta:Nuha Medika: 2016
WHO. Exclusive Breastfeeding For Optimal Growth, Development And Health
Of Infants. In :WHO. 2017; 1-3.
Widaryanti, R. (2021). Pendampingan Ibu Menyusui Pada Masa Pandemi
COVID-19 Guna Menjaga Ketahanan Keluarga. PANCANAKA Jurnal
Kependudukan, Keluarga, dan Sumber Daya Manusia, 2(1), 1-8.
Widiastuti, P, Y., Mediastini, E., Musyarorofah, S., 2021, Identifikasi Tingkat
Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Upaya Untu Meningkatkan
Kesehatan dan Produksi ASI Selama Pandemi, jurnal keperawatan,
10(3):234-242.
Widiastuti, Y. P., & Ramayanti, E. D. (2021). Tingkat pengetahuan ibu menyusui
berpengaruh terhadap upaya untuk meningkatkan produksi ASI selama
pandemi COVID 19. NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran
Ilmiah Keperawatan, 7(2): 97-106..
Widiyawati, W., Qomariah, L., (2021), Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Desa Gebang Kabupaten Bangkalan, jurnal
UpN, 2(1): 54-60.
Wijaya, F., A., (2019), ASI Eksklusif: Nutrisi Ideal untuk Bayi 0-6 Bulan, 46(4):
296-300
Zuraidah., Melina, F., Novitasari, R., (2019), Gambaran Pemberian ASI Eksklusif
Pada Ibu Bekerja Di Wilayah Puskesmas Pakualan Yogyakarta, jurnal
kesehatan samoedra ilmu, 10(1): 63-72.

64
Lampiran 1 Informed Consent
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORM CONSENT)
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama (inisial) :
Usia :
Alamat rumah :

Setelah dijelaskan tujuan penelitian kepada saya dan beberapa pertanyaan


saya telah terjawab, maka saya memahami bahwa penelitian ini bertujuan untuk
kepentingan peneliti dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat
menyelesaikan program sarjan (S1) di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Surakarta.
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini, saya menyatakan bersedia
menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur Arisa dengan judul
“Gambaran Pengetahuan dan Kepatuhan Protokol Kesehatan Dalam Pemberian
ASI Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Gilingan”

Surakarta, 28 juli 2022

Responden
(.......................)

65
Lampiran 2 instrumen penelitian

KUESIONER

Gambaran Pengetahuan dan kepatuhan protokol kesehatan dalam pemberian ASI


Selama Masa Pandemi Covid-19.
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang anda anggap benar.
2. Demi kelancaran penelitian ini, mohon semua pertanyaan yang ada
didalam kolom, beri jawaban dan tidak ada yang terlewatkan.
3. Dalam memilih jawaban, anda hanya cukup memilih satu jawaban dalam
setiap pertanyaana.
4. Identitas beserta data yang diberikan berupa jawaban atas pertanyaan yang
diajukan hanya digunakan dalam penelitian ini dan akan dijamin
kerahasiaannya.
5. Terimakasih atas ketersediaan dan partisipasi dalam penelitian ini.
A. Identitas Responden
1. No. Responden :
2. Nama /inisial :
B. Karakteristik Responden
1. Usia
Berapakah Usia anda saat ini ?
<20
20-35
>35

2. Pendidikan
Apakah Tingkat Pendidikan Terakhir anda?
SD
SMP

66
SMA
PT

3. Pekerjaan
Bekerja

Tidak bekerja

4. Lembar kuesioner pengetahuan


Jawaban
No. Pernyataan
Benar Salah
A. Pengetahuan tentang pengertian ASI
1. Asi adalah suatu jenis makanan yang mengadung banyak
manfaat untuk mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi.
2. Asi Eksklusif adalah pemberian Asi tanpa makanan
pendamping sampa bayi berusia 6 bulan.
3. Asi diberikan dari bayi berusia 0-24 bulan
4. Pemberiaan makanan tambahan (pisang, bubur, susu
kaleng) dapat diberikan kepada bayi sebelum usia 6
bulan.
B. Pengetahuan ibu tentang manfaat ASI
5. ASI merupakan makanan alami yang baik untuk bayi,
praktis, ekonomis, dan mudah dicerna oleh usus bayi.
6. ASI dapat menurunkan kecerdasan bayi.
7. ASI Eksklusif merupakan salah satu KB alami bagi Ibu.
C. Pengetahuan tentang komposisi ASI
8. ASI mengandung zat kekebalan yang dapat meningkatkan
daya tahan tubuh bayi.
9. ASI tidak memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan bayi.

67
10. ASI mengandung anti infeksi yang dapat mencegah
penyakit yang terjadi pada bayi, seperti diare dan infeksi
saluran pernafasan.
11. Memerah ASi secara teratur dapat mencegah payudara
bengkak.
D. Cara Pemberian ASI di Masa Pandemi Covid-19
12. Pada masa pandemic Covid-19 sebelum menyusui, ibu
tetap mengikuti protocol kesehatan.
13. Pada masa pandemi Covid-19 sebelum memerah ASI atau
menyusui, sebaiknya ibu mencuci tangan terlebih dahulu.
14. Pada masa pandemic Covid-19 sebelum menyusui ibu
membersihkan puting.
15. Ibu yang terpapar Covid-19 tetap memberikan ASI
kepada bayi.
16. Ibu yang dirawat inap akibat terpapar Covid-19 dapat
memberikan ASI dengan cara diperah terlebih dahulu dan
diberikan oleh orang yang menjaga bayinya
menggunakan sendok atau botol dot susu bayi.
17. Pemberian ASI dilakukan setiap 2 jam sekali.
E. Cara Penyimpanan ASI
18. ASI yang sudah diperah dapat disimpan selama 6-8 jam
dalam suhu ruangan dan apabila di Freezer dapat bertahan
sampa 2 minggu.
19. Penyimpanan ASI perah tidak perlu ditulis jam, tanggal,
hari, karena dapat diberikan kepada bayi setiap saat.
20. Asi yang sudah beku dapat dicairkan dengan mengguakan
air panas yang ada didalam mangkuk atau berupa wadah.

5. Lembar kuesioner kepatauhan protokol kesehatan pemberian ASI selama


masa pandemi Covid-19.

68
No Pertanyaan Tidak Kadang Sering Selalu
pernah -kadang
1 Ibu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir atau hansanitizer sebelum
memberikan ASI pada bayinya.
2 Ibu menggunakan masker saat menyusui.
3. Ibu segera mengganti masker saat batuk,
bersin.
4 Ibu mendesinfeksi benda yang sering
disentuh seperti dot dan pompa ASI.
5 Ibu merawat bayinya secara langsung
didalam kamar yang sama saat isolasi
mandiri.
6 Hindari menyentuh mata, hidung dan
mulut.
7 Ibu menyusui secara langsung dari
payudara ibu.
8 Ibu yang sakit atau positif Covid-19,
maka dapat memberikan ASI perah.
9 Ibu menggunakan cangkir memberikan
ASI perah menggunakan cangkir
bermulut lebar.
10 Ibu mencuci bersih peralatan pompa ASI
dengan sabun dan air mengalir
11 Ibu meminta bantuan tenaga kesehatan
saat pemberian ASI.
12 Ibu mencuci payudara dengan air dan
sabun sebelum menyusui.
13 Ibu menghindari bersin dan batuk kearah
bayi pada saat menyusui.
14 Ibu mencuci tangan sebelum sebelum

69
memerah ASI.
15 Ibu mencuci tangan sesudah menyusui.

70
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Uji validitas 1

Uji validitas kedua

71
Uji reliabilitas

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,803 10

72
Lampiran 4 Coding data penelitian.

Tingkat
NR Usia Pendidikan Pekerjaan pengetahuan Kepatuhan protokol
1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 1 1
3 2 2 2 2 2
4 2 2 2 2 2
5 2 3 1 1 1
6 2 2 1 1 1
7 2 3 1 1 1
8 1 2 1 3 2
9 2 3 1 2 2
10 1 2 2 2 2
11 3 2 2 3 2
12 3 1 2 3 2
13 2 3 1 1 1
14 2 3 1 2 2
15 2 2 2 3 2
16 2 2 2 3 2
17 3 3 1 1 1
18 2 3 1 2 2
19 2 3 1 2 1
20 2 2 2 3 2
21 2 2 2 3 2
22 3 3 2 1 1
23 2 3 1 1 1

73
24 2 2 1 3 2
25 1 2 2 3 2
26 3 2 1 3 2
27 2 2 2 1 1
28 2 2 2 3 2
29 3 2 2 2 2
30 2 3 1 1 1
31 2 3 2 1 1
32 2 2 1 3 2
33 2 2 2 3 2
34 3 1 2 3 2
35 2 3 2 2 2
36 2 2 2 1 1
37 2 2 2 3 2
38 2 3 1 1 1
39 3 2 2 3 2
40 2 2 1 2 1
41 1 2 2 2 1
42 3 2 2 3 2
43 2 2 2 3 2
44 2 3 1 1 1
45 3 2 2 3 2
46 2 3 2 2 1
47 2 2 1 1 1
48 2 2 2 1 1
49 3 2 1 3 2
50 2 2 2 3 2
51 2 3 2 3 2
52 1 2 2 2 2
53 3 2 1 1 1

74
54 2 2 2 1 1
55 2 3 2 2 2
56 2 2 2 3 2
57 3 1 2 3 2
58 2 2 2 3 2
59 2 2 1 2 2
60 2 2 2 2 2

75
Lampiran 5 output SPSS
LAMPIRAN STATISTIK SPSS

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 20 tahun 5 8.3 8.3 8.3

20-35 tahun 42 70.0 70.0 78.3

> 35 tahun 13 21.7 21.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rendah 3 5.0 5.0 5.0

Sedang 39 65.0 65.0 70.0

Tinggi 18 30.0 30.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bekerja 22 36.7 36.7 36.7

Tidak bekerja 38 63.3 63.3 100.0


Total 60 100.0 100.0

76
Pengetahuan pemberian ASI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 18 30.0 30.0 30.0

Cukup 17 28.3 28.3 58.3

Kurang 25 41.7 41.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Kepatuhan protokol kesehatan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Patuh 22 36.7 36.7 36.7

Tidak patuh 38 63.3 63.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

77
Lampiran 6 izin Studi pendahuluan

78
Lampiran 7 izin Uji validitas

79
Lampiran 8 izin penelitian

80
Lampiran 9 lembar konsultasi.

Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Nur Arisa


NIM : C2018108
Judul : Gambaran pengetahuan dan kepatauhan protokol
kesehatan dalam pemberian ASI selama masa
pandemi Covid-19.
Nama Pembimbing : Anjar Nurrohmah S.kep, Ns., M.kep

No Hari/Tgl Materi Masukan Pembimbing Tanda Tangan


1. Minggu 28 Konsul judul Acc judul Gambaran Perilaku Ibu
november Bekerja Dalam Pemberian ASI
2021 ekslusif dimasa Pandemi Covid-
19.

2. Jumat , 10 Konsul Bab 1 .kata asing diitalic pada


Desember kepanjang WHO dan lainnya
2021 2.banyak typo
3.1 paragraf tidak boleh hanya 1
kalimat
4. perbedaan menyusui sebelum
dan sesudah pandemi
5.kenapa maslah menyusui disaat
pandemi penting dibahas.

81
3 Selasa, 18 Konsul bab 1 revisian 1.akhir paragraf titiknya
januari 2022 dibelakang kurung.
2.. dan , diakhir kalimat tanpa
spasi
3.cek dapus
4.cek penulisan dan typo
5.ibu bekerja dikerucutkan
6.ibu bekerja tidak menyusui
masalah ke bayi
7.perbaiki gapaian masalah
4 jumat, 11 Konsul bab 1 revisian 1. kurung dalam WHO
februari 2022 dihilangkan
2.perbaiki susunn paragraf kedua
3.perbaiki parafase
4.cek typo
5.perbaiki susunanibu bekerja
dan penelitianya
6.KemenPPa kepnjanganya apa
7. cek penulian huruf kapital
8. sigkronkan data dibanyuanyar
5. Jumat 18 Konsul bab 1 revisian 1.paragraf dampak dan manfaat
maret 2022 dan bab 2 beda paragraf.
2. perbaiki typo
3. perilaku pada judul dicoret
4.1 paragraf harus berisikan 3
sumber
5.masalah asi eks pada ibu
bekerja diberikan Narasi diawal.
6. masalah yang menjadikan
kegagalan ASI Eksluisf oleh ibu

82
pekerja
7. kondisi pandemi dikaitkan
dengan perilaku ibu.

Bab 2:
1.Perbaiki Numbering
2. Faktor ASI dibuat sub.
3. Materi perilaku dihapus

6 13 april 2022 Konsul Bab 1,2 da 3 Bab 1.


1.Peletakan materi disesuaikan
2.Perbaiki typo
3.Revisi tujuna khusus
4.Revisi Keaslian dibagian
perbedaan dan persamaan
Bab 2
1.Tambah materi Menyusui di
masa pandemi.
2.Perbaiki Kerangka teori dimasa
pandemi covid.
Bab 3.
1.Tabel definisi operasional font
10,spasi 1.0.
7 22 april 2022 Konsul Bab 1,2,3 1.anjuran menyusui dari WHO
2.cari data terbaru
3.Manfaat ASI bagi bayi dan ibu
4.gabung materi ASI dan Covid

83
5.Kerangka Teori
6. Kisi-kisi kusioner
7.Revisi kuesioner
8.kata kerja digabung
8 25 April 2022 Konsul Bab 1 1.prevaensi Asi ekslusif.
2. capaian ASI eksluisf
dibanyuanyar.
3.capaian ASI ekslusif di
Surakarta
9 21 mei 2022 Konsul bab 1 1. Perbaiki prevalensi ASI
terbaru 2020/2021

10 9 juni 2022 Konsul bab 1,2,3 1.fokuskan di pemberian ASI


dimasa pandemi.
2.Judul ibu bekerja pabrik
diganti ibu bekerja secara
umum
3. Perbaiki Definisi Operasional
4. literatur ditambah.
5. Tambahkan teori
11 18 juni 2022 Konsul bab 1, 2,3 1. Sop pemberian ASI dibab 1
disederhanakan
2. Judul diganti pemberian ASI
untuk ibu bekerja
dihilangkan.
3. Materi bab 2 dijadikn poin
4. Bab 3 ibu yang berdomilisi
5. Do untuk hasil Akhirnya
pemberian ASI dipandemi
Covid-19. Dengan hasil baik
dan tidak baik.

84
6. Kuesioner pemberian ASI
12 24 juni 2022 Konsul bab 1,2,3 1. Fokuskan ke praktik
menyusui dipandemi.
2. Prevalensi surakarta
diletakkan dibelakang.
3. Dampak dari covid bagi ibu
menyusui.
4. Kisi-kisi kuesioner
5. Kuesioner ASI ditambah
materi umum ASI.
6. Bagaimana prevalensi
menyusui dimasa pandemi
ASI.
13 8 Agustus Konsul bab 4 1. tabel di perbaiki
2022 2. karakteristik disimpulkan dan
lebih bermakna
3. pembahasan di bagian
penelitan di tambah 3-4 jurnal
4. pembahasan menyinggung 5W
1H dari teori dan dari teori
sebelumnya

14 11 Agustus Konsul bab 4 dan 5 1. Karateristik di dahului oleh


2022 prolog
2. Kesimpulan tidak ada angka
3. Tambahkan gambaran,
tempat, konseling dari
yankes
4. Karakteristik dikaitkan
dengan pengetahuan

85
5. Penulisan ASI konsisten
6. Penyampaian dari pihak
puskesmas tentang protokol
kesehatan
15 12 Agustus Konsul bab 4 dan 5 1. Pembahasan di tambahkan
2022 jurnal sebelumnya
2. Keterbatasan penelitian di
tekankan pada metodologi
nya
16 13 agustus Konsul bab 4 dan 5 1. ACC
2022 2. Tambahkam lampiran

86
Lembar Konsultasi Penguji 1

N0 Halaman Bab 1 masukan Revisi


1 1 Tambahkan pengetahuan Sudah direvisi
dari peneliti sebelumnya
2 3 Perjelas dikriteria inklusi Sudah direvisi
dan ekslusi nya apakah
pemberian ASI Eksklusif
atau asi biasa
3 3 DO disesuaikan dengan Sudah direvisi
variabel disendiri2 kan
4 3 Kriteri inklusi hanya ibu Sudah direvisi
menyusui saja
5 3 Coding ditambahkan kode Sudah direvisi
sesuai variabel

87
N0 Halaman Bab 1 masukan Revisi
1 Judul Ditambah kan Sudah direvisi
pengetahuan dan
kepatuhan protokol
kesehatan
2 1 Tambahkan di latar Sudah direvisi
belakang kepatuhan prokes
pada ibu menyusui
bagaimana.
3 3 DO disesuaikan. Sudah direvisi
4 3 Tambahkan tempat Sudah direvisi
rencana uji validitas.
5 3 Tambahkan dibab 3 bahwa Sudah direvisi
itu penelitian retrospektif.
6 kuesioner Kuesioner pengetahun Sudah direvisi
sendiri dan kuesioner
diganti dengan kepatuhan
selalu, sering.
7 3 -Definisi operasional Sudah direvisi
disesuaian batasannya
-Uji validitas dan
reliablitias dibedakan.

8 Kuesioner -kuesioner disesuaikan Sudah direvisi


lebih diperjelas

88
Lampiran 10 foto kegiatan penelitian.

89
90

Anda mungkin juga menyukai