Anda di halaman 1dari 80

SKRIPSI

GAMBARAN KECEMASAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI


PERSALINAN DI MASA PANDEMI COVID-19
DI RSUD LATEMMAMALA SOPPENG
TAHUN 2020

OLEH :

SURIANA
16.071.014.002

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI


PERSALINAN DI MASA PANDEMI COVID-19
DI RSUD LATEMMAMALA SOPPENG
TAHUN 2020

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan

Tim Penguji Ujian Skripsi Penelitian FIK UIM

Pada Hari ................... tanggal ..................

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Sri Sulistyawati Antin., S.Kep., M.Kes DR. H. Andi Rivai Pakki, DPDK

Mengetahui
Dekan FIK UIM

DR. Marhaen Hardjo M, BIOMED, Ph.D

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan Skripsi ini, yang merupakan salah satu

persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana pada S1 Keperawatan di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Makassar dengan judul “ GAMBARAN

KECEMASAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI

MASA PANDEMI COVID-19 DI RSUD LATEMMAMALA SOPPENG ”.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,

mungkin masih banyak kekurangan atau kelemahan baik dari segi penyusunan

maupun dari pandangan pengetahuan, oleh karena itu penulis mengharap adanya

saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kesulitan dan hambatan yang

penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan serta kerjasama dari semua pihak

yang terlibat didalamnya sehingga hambatan dan kesulitan itu dapat teratasi dengan

baik. Terkhusus kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Muhammad sahir dan

Ibunda Asriani yang dengan segala pengorbananya dan rasa cinta kasih sayang yang

tulus, yang telah memberikan nasehat dan bantuannya baik moral maupun materi

selama menempuh pendidikan, menuntun dan memberikan doa sejatinya sehingga

penulis dapat merasakan dan dapat melewati momentum perjuangan hidup ini

ii
Ucapan terima kasih bagi penulis adalah ungkapan yang tiada batas. Hanya

kata memang dan hanya berbentuk kalimat, namun sebagai seorang mahluk tak layak

jika penulis tidak mengucapkannya pada mereka yang telah membimbing dan

membantu penulis dalam menempuh pendidikan ini. Untuk itu perkenankanlah

penulis dengan segala hormat dan penuh kerendahan hati mengucapkan terima kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu DR. Hj. Fatimah Kalla Apt. Selaku ketua yayasan pendidikan Al-

Ghazali Universitas Islam Makassar.

2. Ibu DR. Ir. Hj. A. Majdah M. Zain, M.Si., selaku Rektor Universitas Islam

Makassar

3. Bapak dr.Marhaen Hardjo M.Biomed, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Makassar.

4. Bapak Dr. Zaenal S.Kep., Ns., M.Kes selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Makassar.

5. Ibu Ns. St. Aminah Ali., S.Kep., M.Kes., selaku Pembantu Dekan II

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Makassar.

6. Bapak Ns. Baso Witman Adiaksa S.Kep., M.Kes selaku Pembantu Dekan

III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Makassar

iii
7. Ibu Ns.Isymiarni Syarif., S.Kep,. M.Kes selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Makassar yang

telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi

ini sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Ibu Ns. Sri Sulistyawati Anton, S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing I yang

telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi

ini sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

9. Bapak dr. H. Andi Rivai Pakki, DPDK selaku pembimbing II yang telah

memberikan banyak pengarahan serta bimbingan sehingga penyusunan

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

10. Ibu Ns. St Aminah Ali, S.Kep.,M.Kes selaku penguji I yang telah

memberikan banyak pengarahan serta bimbingan sehingga penyusunan

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

11. Ibu Ns. Nurul Fuady FA, S.Kep.,M.Kep selaku penguji II yang telah

memberikan banyak pengarahan serta bimbingan sehingga penyusunan

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

12. Bapak dan ibu dosen serta staf Fakultas Ilmu kesehatan UIM yang

telah memberikan bimbingan dan mengarkan kepada penulis dalam

menyelesaikan pendidikan selama menjalani perkuliahan.

13. Para Staf dan kepala rumah sakit yang telah memberikan izin dan

menfasilitasi peneliti dalam melakukan penelitian pada subyek penelitian


i
dalam skripsi ini khususnya diruangan INC

14. Teman-temanku terutama yang selalu membantu saya dan memberikan

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

15. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

Keperawatan UIM angkatan 2016 dan tak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan

dukungan selama perkuliahan sampai menyelesaikan penelitian.

Semoga segala bantuan dari bimbingan yang telah diberikan kepada

penulis dibalas dengan kebaikan dan pahala dari ALLAH SWT, dan hasil

penulisan ini menjadi bacaan yang bermanfaat aminn,

Wallahu Muafied Ilaa Aqwamitharieq

Wassalamu Alaikum Warahratullahi Wabarakatuh

Makassar, 12 Desember 2020

SURIANA

ii
ABSTRAK

SURIANA, 2020. Gambaran Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan


di Masa Pandemi Covid 19 di RS Latemmamala Soppeng. Pembimbing I. Sri
Sulistyawati Anto. Pembimbing II. Andi Rivai Pakki.

Kecemasan berupa rasa takut adalah perasaan yang tidak menyenangkan dan
dianggap sesuatu yang berbahaya.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahuui gambaran kecemasan ibu hamil
menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19 Di RSUD Latemmamala
Soppeng.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskritif pendekatan Cross Sectional.


Populasi pada penelitian ini adalah pasien ibu hamil di RSUD Latemmamala
Soppeng sebanyak 360 Ibu. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
Probaliti sampling dengan menggunakan program SPSS.

Hasil penelitian ini menujukkan Kecemasan ini dipengaruhi oleh ancaman Covid-
19 terhadap kehidupan ibu dan bayi serta kekhawatiran tentang tidak terpenuhinya
kebutuhan perawatan prenatal, ketegangan hubungan dan isolasi social.

Kesimpulan Permasalahan penyebab covid-19 oleh ibu hamil dikarenakan


ketakutan ketakutan ibu hamil itu sendiri mengenai ketidaktauan mereka terhadap
fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia hingga takut tertular.

Daftar Pustaka : 22 (2017-2020)


Kata Kunci : Kecemasan, Ibu Hamil, Covid-19

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

ABSTRAK....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL........................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5

A. Konsep Dasar Kehamilan ................................................................. 5

B. Kecemasan .......................................................................................... 9

C. Corona Virus 19 ................................................................................. 15

BAB III KERANGKA KERJA..................................................................... 24

A. Kerangka Pikir.................................................................................... 24

B. Kerangka Konsep............................................................................... 24

C. Definisi Oprasional............................................................................. 25

BAB IV METODE PENELITIAN............................................................... 26

iv
A. Desain Penelitian................................................................................. 26

B. Populasi dan Sampel........................................................................... 26

C. Teknik Sampling................................................................................. 27

D. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 28

E. Instrument Penelitian......................................................................... 28

F. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 29

G. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 29

H. Alur Penelitian.................................................................................... 30

I. Pengolahan dan Analisis Data........................................................... 30

J. Etika Penelitian................................................................................... 31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 33

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 33

B. Hasil Penelitian .................................................................................. 35

C. Pembahasan ........................................................................................ 38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 51

A. Kesimpulan ......................................................................................... 51

B. Saran ................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden RSUD


Latemmamala Soppeng Tahun 2020...............................................

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden


RSUD Latemmamala Soppeng Tahun 2020....................................

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden RSUD


Latemmamala Soppeng Tahun 2020................................................

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kehamilan Responden


RSUD Latemmamala Soppeng Tahun 2020....................................

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kecemasan


Responden RSUD Latemmamala Soppeng Tahun 2020.................

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia


Responden RSUD Latemmamala Soppeng Tahun 2020.................

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat kecemasan Berdasarkan


Pendidikan RSUD Latemmamala Soppeng Tahun 2020.................

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan


Pekerjaan RSUD Latemmamala Soppeng Tahun 2020...................

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status


Kehamilan RSUD Latemmamala Soppeng Tahun 2020.................

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cara Cuci Tangan yang Benar ....................................................

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 Kusioner Penelitian
Lampiran 3 Master Table Penelitian
Lampiran 4 Surat Rekomendasi Penelitian Dari Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Makassar
Lampiran 5 Surat Rekomendasi Penelitian Dari Badan Penelitian Dan
Pengembangan Daerah Provinsi Sul-Sel
Lampiran 6 Surat Rekomendasi Dari Wali Kota Makassar
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian Dari Kabupaten Soppeng

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecemasan adalah peringatan adanya bahaya yang mengancam dan

memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman.

Kecemasan berupa rasa takut, perasaan yang tidak menyenangkan dan di anggap

suatu yang berbahaya. Kekhawatiran berlebihan yang sering terjadi berhari - hari

seperti gelisah, tegang, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, intibilitas dan

ketegangan otot, serta gangguan tidur dapat menyebabkan kecemasan [CITATION

Fir18 \l 1033 ].

Data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization) pada tahun

2014 adalah angka kematian ibu di dunia mencapai 289.000 jiwa, dengan angka

tertinggi terdapat pada beberapa negara di dunia yaitu Asia Tenggara dengan

jumlah angka kematian ibu sebanyak 16.000 jiwa menduduki posisi ke-3, diposisi

ke-2 yaitu Asia Selatan sebanyak 69.000 jiwa, dan diposisi pertama ada Afrika

Sub-Saharan dengan angka kematian ibu mencapai 179.000 jiwa. Indonesia

sendiri memiliki jumlah angka kematian ibu sebanyak 190 dalam setiap 100.000

kelahiran hidup (Yasin Zakiyah, Sumarni Sri, 2019).

Bencana non alam yang disebabkan oleh Corona Virus atau COVID-19

telah berdampak meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda,

meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta menimbulkan implikasi

pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan

1
2

bencana non alam ini sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non

alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana

Nasional (Kemenkes RI, 2020).

Dalam situasi normal, kematian ibu dan kematian neonatal di Indonesia

masih menjadi tantangan besar, apalagi pada saat situasi bencana. Saat ini,

Indonesia sedang menghadapi bencana nasional non alam COVID-19 sehingga

pelayanan kesehatan maternal dan neonatal menjadi salah satu layanan yang

terkena dampak baik secara akses maupun kualitas. Dikhawatirkan, hal ini

menyebabkan adanya peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru

lahir (Kemenkes RI, 2020).

Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir ke

semua layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.

Seperti ibu hamil menjadi enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan

kesehatan lainnya karena takut tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan

kehamilan dan kelas ibu hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan dari segi

tenaga dan sarana prasarana termasuk Alat Pelindung Diri (Kemenkes RI, 2020).

Berdasarkan penelitian (Sukmadewi, 2016) bahwa dari 5 responden

primipara seluruhnya mengalami cemas berat (100%), dari 19 responden yang

multipara mayoritas memiliki gejala cemas sedang sebanyak 12 responden

(63,2%), cemas berat 6 responden (31,5%), cemas ringan sebanyak 1 responden


3

(5,3%) ,sedangkan responden yang grande multipara memiliki gejala cemas berat

hanya 1 orang.

Berdasarkan data awal yang di ambil di RSUD Latemmamala Soppeng

bahwa terdapat ibu hamil pada bulan Januari sampai Desember 2019 sebanyak

360. Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti, di dapatkan ibu hamil

mengalami kecemasan ringan, sedang, dan berat, pada saat akan menghadapi

persalinan di masa pandemi COVID-19. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik

ingin meneliti mengenai gambaran kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan

di masa pandemi Covid-19 di RSUD Latemmamala Soppeng.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu bagaimana gambaran kecemasan ibu hamil menghadapi

persalinan di masa pandemi Covid-19 di RSUD Latemmamala Soppeng.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan diketahui gambaran kecemasan ibu hamil

menghadapi persalinan dimasa pandemic Covid-19 di RSUD Latemmamala

Soppeng.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran kecemasan ibu hamil berdasarkan usia di masa

pandemic Covid-19 di RSUD Latemmamala Soppeng.


4

b. Diketahui gambaran kecemasan ibu hamil berdasarkan pendidikan di

masa pandemic Covid-19 di RSUD Latemmamala Soppeng.

c. Diketahui gambaran kecemasan ibu hamil berdasarkan pekerjaan di

masa pandemic Covid-19 di RSUD Latemmamala Soppeng.

d. Diketahui gambaran kecemasan ibu hamil berdasarkan kehamilan di

masa pandemic Covid-19 di RSUD Latemmamala Soppeng.

D. Manfaat Penelitian

1. Ilmiah

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi pikiran

ilmiah dan sebagai bahan bacaan serta referensi bagi peneliti selanjutnya

dan bagi mahasiswa.

2. Institusi

Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi bahan masukan dan

informasi yang positif tentang kecemasan ibu hamil dalam menghadapi

persalinan di masa pandemi covid-19 di RSUD Latemmamala Soppeng,

sehingga menjadi bahan masukan dalam perencanaan dan penyusunan

program.

3. Bagi Peneliti

Dapat di jadikan pengalaman berharga bagi peneliti dalam

memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai judul yang diteliti serta

sebagai sarana untuk pengembangan diri dan penerapan pengetahuan yang

diperoleh di kampus dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Defenisi Kehamilan

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).

Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-

14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan

trimester ketiga mulai 28-42 minggu, dengan kata lain kehamilan adalah suatu

proses yang natural bagi perempuan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin

dengan rentan waktu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Yuli, 2017).

2. Proses Kehamilan

a. Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung

ovum dibuahi oleh sperma atau terjadi penyatuan ovum dan sperma. Penetrasi

zona pelusida memungkinkan terjadinya kontak antara spermatozoa dan membran

oosit. Membran sel germinal segera berfusi dan sel sperma berhenti bergerak.

Tiga peristiwa penting terjadi dalam oosit akibat peningkatan kadar kalsium

intraseluler yang terjadi pada oosit saat terjadi fusi antara membran sperma dan

sel telur. Ketiga peristiwa tersebut adalah blok primer terhadap polispermia, reaksi

kortikal dan blok sekunder terhadap polispermia. Setelah masuk kedalam sel telur,

sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma sel telur dan membran inti

5
6

(nukleus) sperma pecah. Pronukleus laki-laki dan perempuan terbentuk (zigot).

Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, kromosom memisahkan diri dan pembelahan sel

pertama terjadi (Hefners,2015).

b. Nidasi

Umumnya nidasi terjadi di dinding depat atau belakang uterus, dekat pada

fundus uteri. Jika nidasi ini terjdi, barulah dapat disebut adanya kehamilan. Bila

nidasi telah terjadi, mulailah terjadi diferensiasi zigot menjadi morula kemudian

blastula (Sukarni dan Wahyu, 2013). Blastula akan membelah menjadi glastula

dan akhirnya menjadi embrio sampai menjadi janin yang sempurna di trimester

ketiga (Saiffullah, 2015).

c. Perubahan Fisiologis Kehamilan Terhadap Sistem Tubuh

Menurut Sukarni dan Margareth (2013), Fauziah dan Sutejo (2012), dan

Yuli (2017), menuliskan bahwa perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi adalah

sebagai berikut:

1) System reproduksi

a) Uterus

Tumbuh membesar primer maupun sekunder akibat pertumbuhan isi

konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hyperplasia jaringan, progesteron

berperan untuk elastisitas/ kelenturan uterus.


7

b) Vulva/ Vagina

Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron,

menyababkan warna menjadi merah kebiruan (tanda Chadwick).

c) Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama

fungsi produksi progesteron dan esterogen. Selama kehamilan ovarium tenang/

beristirahat.

d) Payudara

Akibat pengaruh estrogen terjadi hyperplasia sistem duktus dan jaringan

interstisial payudara. Mammae membesar dan tengang, terjadi hiperpigmentasi

kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla

akibat pengaruh melanotor. Puting susu membesar dan menonjol.

2) Peningkatan Berat Badan

Normal berat badan meningkat sekitar 6 sampai 16 kg, terutama dari

pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ/ cairan intrauerin.

3) Perubahan Organ-organ Sistem Tubuh Lainnya

a) System Respirasi : kebutuhan oksigen menigkat sampai 20%, selain itu

diafragma juga terdorok naik ke kranial terjadi hiperventilasi dangkal akibat

kompensasi dada menurun. Volume tidal meningkat, volume residu paru dan

kapasitas vital menurun.

b) System Gastrointestinal
8

Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah,

selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung,

konstipasi, lebih sering lapar/ perasaan ingin makan terus.

c) System Sirkulasi dan Kardiovaskuler: Tekanan darah selama pertengahan

pertama masa hamil, tekanan sistolik dan diatolik menurun 5-10 mmHg.

Selama trimester ketiga tekanan darah ibu hamil harus kembali kenilai tekanan

pada trimester pertama.

d) System Integumen : Striae gravidarum, Linea nigra, dan Chloasma

e) System Muskuluskeletal : kram otot, sendi-sendi melemah dan karies gigi.

f) System Perkemihan : sering berkemih.

g) System Hematologi

Menurut Gant (2010), perubahan yang terjadi pada sistem hematologi

terkadi pada volume darah, dimana volume darah pada atau mendekati akhir

kehamilan rata-rata adalah sekitar 45% di atas volume pada keadaan tidak hamil.

Derajat peningkatan volume sangat bervariasi. Peningkatan terjadi pada trimester

pertama, meningkat paling cepat selama trimester kedua, kemudian peningkatan

dengan kecepatan lebih lambat selama trimester ketiga. Selain itu terjadi

peningkatan peptida natriuretik atrium terjadi sebagai respons terhdap diet tinggi

natrium. Perubahan hematokrit dan hemoglobin sedikit menurun selama

kehamilan normal. Akibatnya viskositas darah berkurang.


9

B. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Blackburn & Davidson (dalam Safaria & Saputra, 2012) mengemukakan

bahwa kecemasan merupakan perasaan ketakutan (baik realistis maupun tidak

realistis) yang disertai dengan keadaan peningkatan reaksi kejiwaan Spielberger

(dalam Marhamah, 2018) mengemukakan bahwa kecemasan adalah reaksi

emosional yang tidak menyenangkan terhadap suatu bahaya yang nyata dan

disertai dengan adanya perubahan pada system saraf otonom dan pengalaman

yang subjektif sebagai tekanan, ketakutan, dan keglisahan.

Menurut Stuart (2006) dalam bukunya [CITATION Her17 \l 1033 ],

kecemasan berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual

terhadap bahaya. Berbeda dengan Videbeck, yang rnenyatakan bahwa takut tidak

dapat dibedakan dengan cernas, karena individu yang merasa takur dan cemas

mengalami pola respon perilaku, fisiologis, emosional dalam waktu yang sama.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa cemas merupakan

reaksi atas situasi baru dan berbcda terhadap suatu ketidakpastian dan

ketidakberdayaan. Perasaan cemas dan takut merupakan suaru yang normal,

namun perlu rnenjadi perhatian bila rasa cemas sernakin kuat dan terjadi lebih

sering dengan konteks yang berbeda.


10

b. Gejala Kecemasan

Blackburn & Davidson (dalam Safaria & Saputra, 2012) mengemukakan

aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan dalam tiga reaksi, yaitu sebagai

berikut:

1) Suasana Hati berupa kecemasan, mudah marah, perasaan sangat tegang.

2) Pikiran, berupa khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran kosong, membesarkan

ancaman, memandang diri tidak berdaya atau sensitif.

3) Motivasi, berupa menghindari situasi, ketergantungan tinggi, ingin melarikan

diri.

4) Perilaku, berupa gelisah, gugup, waspada berlebihan.

5) Gerakan biologis, berupa gerakan otomatis meningkat, berkeringat, gemetar,

pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.

c. Kecemasan Pada Ibu Hamil

1) Tingkat kecemasan ibu hamil

Tingkat kecemasan dibedakan menjadi tiga pada ibu hamil yaitu [CITATION

Her17 \l 1033 ]:

a) Kecemasan ringan

Pada tingkat kecemasan rigan seseorang mengalarni ketegangan yang

dirasakan seriap hari sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada

dan meningkatkan lahan persepsinya. Seseorang akan lebih tanggap dan

bersikap positif terhadap peningkatan minat dan motivasi. Tanda-tanda


11

kecemasan angan berupa gelisah, mudah marah dan perilaku mencari

perhatian.

b) Kecemasan sedang

Kecemasan sedang memungkinkau seseorang untuk mernusatkan pada hal

yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang

mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang

lebih terarah. Pada kecemasan sedang, seseorang akan kelihatan serius

dalam memperhatikan sesuatu. Tanda-tanda kecemasan sedang berupa

suara bergetar, perubahan dalam nada suara takikardi, gemetaran,

peningkatan ketegangan otot.

c) Kecemasan berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi, cenderung untuk

rnemusatkan pada sesuatu yang rinci dan spesifik sorta tidak dapat berpikir

ientang hal lain. Sernua perilaku ditunjukkan unluk mengurangi

menurunkan kecernasan dan fokus pada kegiatan lain berkurang. Orang

tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada

suatu daerah lain. Tanda-tanda kecemasan berat berupa perasaan terancam,

ketegangan otot berlebihan, perubahan pernapasan, perubahan

gastrointestinal (mual, muntah, rasa terbakar pada hati, sendawa, anoreksia

dan diare), perubahan kardiovaskuler dan ketidakmampuau untuk

berkonsentrasi. Adapun gangguan kecemasan pada ibu hamil yang sering

dijumpai di rumah sakit adalah panik, fobia, obsesif-kompulsif gangguan

kecemasan umum dan lainnya.


12

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Ibu hamil

Fakror yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil antara lain [CITATION

Her17 \l 1033 ]:.

1) Usia

Usia dikaitkan dengan pencapaian perkembangan kognitif ibu hamil. Ibu

hamil usia prasekolah belum mampu menerima dan mempersepsikan penyakit dan

pengalaman baru dengan lingkungan asing. Dalam penelitian Tsai, 2007, semakin

muda usia ibu hamil, kecemasan hospitalisasi akan semakin tinggi.

Ibu hamil usia infant, toddler dan prasekolah lebih muugkin mengalami

stress akibat pcrpisahan karena kemampuan kognitif ibu hamil yang terbatas

untuk memahami hospitalisasi.

2) Pengalaman terhadap sakit dan perawatan di rurnah sakit

Menurut Tsai, 2010 ibu hamil yang mernpunyai pengalarnan hospitalisasi

sebelumnya akan merniliki kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan

ibu hamil yang belum merniliki pengalaman sama sekali. Respon ibu hamil

menunjukkan peningkatan sensitivitas terhadap lingkungan dan mengingat dengan

derah kejadian yang dialaminya dan lingkungan disekitarnya. Pengalaman pernah

di lakukan perawatan juga membuat ibu hamil menghubungkan kejadian

sebelumnya dengan perawatan saat ini. Ibu hamil yang memiliki pengalaman yang

tidak rnenyenangkan selama dirawat di rumah sakit sebelurnnya akan rnembuat

ibu hamil takut dan trauma. Sebaliknya apabila pengalaman ibu hamil dirawat di

rumah sakit mendapatkan perawatan yang baik dan menyenangkan maka akan

lebih kooperatif.
13

3) Jumlah anggota keluarga dalam satu rurnah

Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah dikaitkan dengan dukungan

keluarga. Semakin tinggi dukungan keluarga pada ibu hamil usia prasekolah yang

menjalani hospiialisasi, maka semakin rendah tiugkat kecemasan ibu hamil,

Jumlah saudara kandung sangat erat hubungannya dengan dukungan keluarga,

Semakin banyak jumlah saudara kandung, maka ibu hamil akan cenderung cemas,

merasa sendiri serta kesepian saat ibu hamil harus dirawat di rumahsakit.

Keterlibatan orangtua selama ibu hamil dirawat memberikan perasaan tenang,

nyarnan, merasa disayang dan diperhatikan. Koping emosi yang baik dari ibu

hamil akan memunculkan rasa percaya diri pada ibu hamil dalam menghadapi

permasalahannya. Keterlibatan orangtua dapat memfasilitasi penguasan ibu hamil

terhadap lingkungan yang asing.

4) Persepsi ibu hamil terhadap sakit

Keluarga dengan jurnlah yang cukup besar mempengaruhi persepsi clan

perilaku ibu hamil dalarn mengatasi masalah rnenghadapi hospitalisasi. Jumlah

anggota keluarga dalam satu rumah semakin besar memungkinkan dukungan

keluarga yang baik dalam perawatan ibu hamil. Small, etal (2009) menyatakan

bahwa ibu hamil usia prasekolah selama dihospitalisasi bisa meuyebabkan

dampak bagi ibu hamil sendiri maupun orang tua. Munculnya dampak tersebut

karena kemampuan pemilihan koping yang belum baik dan kondisi stress karena

pengobatan.
14

5) Respon Terhadap Kecemasan

Kecemasan dapat mempengaruhi kondisi tubuh seseorang ibu hamil,

respon kecemasan antara lain [CITATION Her17 \l 1033 ]:

a) Respon Fisiologis terhadap kecemasan

Secara fisiologis respon tubuh terhadap kecemasan adalah dengan

mengaktifkan sistem saraf otonom (simpatis maupun parasimpatis).Serabut Saraf

simpatis mengaktifkan tanda-tanda vital pada seriap tanda bahaya untuk

mempersiapkan pertahanan rubuh. Ibu hamil yang mengalami gangguan

kecemasan akan menunjukkan sakit perut, sakit kepala, mual, muntah, dernam

ringan, gelisah, kelelahan, sulit berkousentrasi, dan mudah marah.

b) Respon Psikologis terhadap kecemasan

Respon perilaku akibat kecemasan adalah rampak gelisah terdapat

ketegangan fisik, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang koordinasi, mcnarik

diri dari hubungan interpersonal, melarikan diri dari masalah, menghindar, dan

sangat waspada.

c) Respon Kognitif

Kecemasan dapat mernpengaruhi kemampuan berpikir baik proses pikir

maupun isi pikir, diantaranya adalah tidak mampu memperhatikan, konsentrasi

menurun, mudah lupa, menurunnya lapang persepsi, bingung, sangat waspada,

kehilangan objektivitas, takut kehilangan kendali, takut pada gambaran visual,

takut pada cedera atau kematian dan mimpi buruk.


15

d) Respon Afektif

Secara afektif klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan,

gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, khawatir, mati rasa, rasa bersalah atau

malu. dan curiga berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecernasan

C. Corona Virus 19

1. Defenisi Corona Virus 19

Corona virus adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocronavirinae

dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus ini yang

dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia, termasuk manusia. Pada

manusia, coronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya

ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti; SARS, MERS,

dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan (Yunus, 2019).

Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit pada saluran pernapasan. Gejalanya menyerupai flu biasa. Namun,

dalam beberapa kasus, virus dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan

dalam, seperti pneumonia dan bronkitis. Virus ini umum ditemukan pada

hewan di seluruh dunia, tetapi hanya segelintir saja yang diketahui

berpengaruh terhadap manusia. Adapun sangat jarang virus corona dapat

bervolusi dan menyebar dari hewan ke manusia. Virus ini juga dikenal dengan

nama Novel Coronavirus (2019-nCoV) (Kemenkes, 2019).


16

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa corona virus adalah

penyakit yang menyerang system pernafasan manusia yang disebabkan oleh

hewan yang ditularkan kemanusia.

2. Gejala Coronavirus

Menurut Kemenkes (2019) Infeksi virus Corona (2019-nCoV) bisa

menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti hidung berair dan meler,

sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam, atau gejala penyakit infeksi

pernapasan berat, seperti demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius , batuk

berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.

Secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang

terinfeksi virus Corona antara lain demam, batuk dan sesak napas. Menurut

penelitian, gejala infeksi virus Corona muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu

setelah terjangkit virus Corona.

Gejala yang sedikit tidak umum, antaran lain:

a. Rasa tidak nyaman dan nyeri

b. Nyeri tenggorokan

c. Diare

d. Konjungtivitis

e. Sakit kepala

f. Hilangnya indera perasa atau penciuman

g. Ruam pada kulit atau perubahan warna pada jari tangan dan jari

kaki (World Health Organization, 2019).


17

3. Pencegahan Corona Virus

Berperilaku hidup sehat dilakukan dengan melakukan hal sederhana

seperti cuci tangan pakai sabun sebelum makan, karena berbagai jenis virus, tak

terkecuali virus corona, bisa menempel pada benda yang kita pegang.

Menggunakan masker, melakukan aktivitas fisik, dan segera periksa ke dokter jika

mengalami gejala flu, demam, gangguan pernapasan, dan sakit tenggorokkan.

Paling penting tubuh kita harus tetap sehat, imunitas kita baik, caranya mencegah

dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) (Kemenkes,2019).

Adapun pencegahan bagi ibu hamil menurut (Kemenkes RI, 2020) yaitu:

1. Pemeriksaan kehamilan pertama kali dibutuhkan untuk skrining faktor risiko

(termasuk Program Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari

ibu ke anak / PPIA). Oleh karena itu, dianjurkan pemeriksaannya dilakukan

oleh dokter di fasilitas pelayanan kesehatan dengan perjanjian agar ibu tidak

menunggu lama. Apabila ibu hamil datang ke bidan tetap dilakukan pelayanan

ANC, kemudian ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan oleh dokter.

2. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan skrining kemungkinan ibu menderita

Tuberculosis.

3. Pada daerah endemis malaria, seluruh ibu hamil pada pemeriksaan pertama

dilakukan pemeriksaan RDT malaria dan diberikan kelambu berinsektisida.

4. Jika ada komplikasi atau penyakit maka ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan

dan tata laksana lebih lanjut.


18

5. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat ditunda pada ibu dengan PDP

atau terkonfirmasi COVID-19 sampai ada rekomendasi dari episode isolasinya

berakhir. Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi.

6. Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA untuk diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari termasuk mengenali tanda bahaya pada kehamilan. Jika ada keluhan

atau tanda bahaya, ibu hamil harus segera memeriksakan diri ke fasyankes.

7. Pengisian stiker P4K dipandu bidan/perawat/dokter melalui media komunikasi.

8. Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya di masa pandemi COVID-19 atau

dapat mengikuti kelas ibu secara online.

9. Tunda pemeriksaan pada kehamilan trimester kedua. Atau pemeriksaan antenatal

dapat dilakukan melalui tele-konsultasi klinis, kecuali dijumpai keluhan atau

tanda bahaya.

10. Ibu hamil yang pada kunjungan pertama terdetekdi memiliki faktor risiko atau

penyulit harus memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua. Jika ibu

tidak datang ke fasyankes, maka tenaga kesehatan melakukan kunjungan rumah

untuk melakukan pemeriksaan ANC, pemantauan dan tatalaksana faktor

penyakit. Jika diperlukan lakukan rujukan ibu hamil ke fasyankes untuk

mendapatkan pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut, termasuk pada ibu

hamil dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B.

11. Pemeriksaan kehamilan trimester ketiga harus dilakukan dengan tujuan utama

untuk menyiapkan proses persalinan. Dilaksanakan 1 bulan sebelum taksiran

persalinan.
19

12. Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan janinnya. Jika

terdapat risiko/tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA), seperti mual -

muntah hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang, ketuban pecah,

nyeri kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi berulang, dan kejang. Ibu

hamil dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre eklampsia berat,

pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil dengan penyakit penyerta lainnya

atau riwayat obstetri buruk maka periksakan diri ke tenaga kesehatan.

13. Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20 minggu. Setelah usia

kehamilan 28 minggu, hitunglah gerakan janin secara mandiri (minimal 10

gerakan per 2 jam).

14. Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan mengonsumsi

makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikan

aktivitas fisik berupa senam ibu hamil/yoga/pilates/peregangan secara

mandiri di rumah agar ibu tetap bugar dan sehat.

15. Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang diberikan oleh

tenaga kesehatan.

16. Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi positif covid-19 tidak

diberikan tablet tambah darah karena akan memperburuk komplikasi yang

diakibatkan kondisi COVID-19.

17. Antenatal care untuk wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19 pasca

perawatan, kunjungan antenatal selanjutnya dilakukan 14 hari setelah periode

penyakit akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat dikurangi apabila pasien

dinyatakan sembuh. Direkomendasikan dilakukan USG antenatal untuk


20

pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari setelah resolusi penyakit akut.

Meskipun tidak ada bukti bahwa gangguan pertumbuhan janin (IUGR) akibat

COVID-19, didapatkan bahwa duapertiga kehamilan dengan SARS disertai

oleh IUGR dan solusio plasenta terjadi pada kasus MERS, sehingga tindak

lanjut ultrasonografi diperlukan.

18. Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan diduga /

dikonfirmasi terinfeksi COVID-19, berlaku beberapa rekomendasi berikut:

Pembentukan tim multi-disiplin idealnya melibatkan konsultan dokter spesialis

penyakit infeksi jika tersedia, dokter kandungan, bidan yang bertugas dan

dokter anestesi yang bertanggung jawab untuk perawatan pasien sesegera

mungkin setelah masuk. Diskusi dan kesimpulannya harus didiskusikan dengan

ibu dan keluarga tersebut.

19. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan

perjalanan ke luar negeri dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel advisory)

yang dikeluarkan pemerintah. Dokter harus menanyakan riwayat perjalanan

terutama dalam 14 hari terakhir dari daerah dengan penyebaran luas COVID-

19.

4. Upaya Pencegahan Umum Yang Dapat Dilakukan Oleh Ibu Hamil Menurut

(Kemenkes RI, 2020)

a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sedikitnya selama 20 detik (cara

cuci tangan yang benar pada buku KIA). Gunakan hand sanitizer berbasis

alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun tidak
21

tersedia. Cuci tangan terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air

Kecil (BAK), dan sebelum makan (baca Buku KIA).

Gambar 2.1
Cara Cuci Tangan yang Benar

Sumber: Kemenkes RI, 2020.

b. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.

c. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.

d. Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke

fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.

e. Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue

pada tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tissue, lakukan batuk sesuai

etika batuk.

f. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang

sering disentuh.

g. Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan penyakit

saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi penggunaan masker


22

saja masih kurang cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini,

karenanya harus disertai dengan usaha pencegahan lain. Pengunaan masker

harus dikombinasikan dengan hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan

lainnya.

h. Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya dan dapat

membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha pencegahan lain yang

sama pentingnya seperti hand hygiene dan perilaku hidup sehat.

i. Masker medis digunakan untuk ibu yang sakit dan ibu saat persalinan. Sedangkan

masker kain dapat digunakan bagi ibu yang sehat dan keluarganya.

j. Gunakan masker kain apabila dalam kondisi sehat. Masker kain yang

direkomendasikan oleh Gugus Tugas COVID-19 adalah masker kain 3 lapis.

Menurut hasil penelitian, masker kain dapat menangkal virus hingga 70%.

Disarankan penggunaan masker kain tidak lebih dari 4 jam. Setelahnya, masker

harus dicuci menggunakan sabun dan air, dan dipastikan bersih sebelum dipakai

kembali.

k. Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin dan nifas harus menggunakan

masker dan menjaga jarak.

l. Menghindari kontak dengan hewan seperti: kelelawar, tikus, musang atau

hewan lain pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar hewan.

m. Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi telepon

layanan darurat yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext 9) untuk dilakukan

penjemputan di tempat sesuai SOP, atau langsung ke RS rujukan untuk

mengatasi penyakit ini.


23

n. Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat mendesak

untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis obstetri atau praktisi

kesehatan terkait.

o. Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19 di media

sosial terpercaya.
BAB III

KERANGKA KERJA

A. Kerangka Pikir

Kehamilan

Nyeri Partum

Post Partum

Pencegahan
Mekanisme Koping
Kecemasan

Kecemasan

B. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Kecemasan Ringan

Kecemasan Ibu Hamil


Kecemasan Sedang
Dimasa Pandemic Covid

Kecemasan Ringan

Keterangan :

Diteliti

Tidak Diteliti

24
25

C. Definisi Oprasional

Tingkat Kecemasan

Yang dimaksud kecemasan pada penelitian ini adalah perasaan cemas,

ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi,

gejala fisik (otot), gejala fisik (sensorik), gejala kardiovaskuler, gejala respiratori,

gejala gastrointestinal, gejala urogenital, gejala autonom dan tingkah laku.

Dengan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS).

Kriteria Opjektif

Tidak Cemas : Jika respoden menjawab dengan skor <14

Kecemasan Ringan : Jika respoden menjawab dengan skor 14-20

Kecemasan Sedang : Jika respoden menjawab dengan skor 21-27

Kecemasan Berat : Jika respoden menjawab dengan skor 28-41


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskritif merupakan penelitian

yang melihat gambaran dari suatu variable dengan pendekatan “Cross Sectional”,

yaitu dengan melihat variable kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan

dimasa pandemic covid-19.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 360/12=30 rata-rata dalam setahun

orang pasien rawat inap RSUD Latemmamala Soppeng.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap RSUD

Latemmamala Soppeng dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Adapun cara

pengambilan sampel dengan menggunakan metode perposive sampling yaitu

pengambilan yang didasarkan atas ciri-ciri, sifat atau karakteristik tertentu, yang

merupakan ciri pokok populasi.

n= N

1+N(e)2

n= 32

1+ 332 (0.05)2

26
27

n= 32

1+ (32x0.0025)

n= 32

1.08

n = 30 Responden

Keterangan

n= jumlah sampel

N= jumlah populasi

e2= taraf nyata atau batas kesalahan

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden. Sampel

tersebut telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

C. Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan cara non

probability sampling dengan menggunakan pendekatan Probaliti sampling yaitu

dimana semua elemen mempunyai peluang untuk terpilih menjadi sampel yang di

ambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

a. Kriteria Sampel

Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu:

a. Kriteria Inklusi

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini:

1) Pasien yang bersedia menjadi responden

2) Ibu yang sedang dalam persiapan melahirkan


28

3) Pasien yang sedang dirawat diruangan perawatan

4) Pasien yang kooperatif

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil

sebagai sampel. Adapun kriteria ekslusi pada penelitian ini:

a) Responden yang masih diruangan ICU

b) Pasien yang kelelahan setelah melahirkan.

c) Pasien yang menderita penyakit menular atau penyakit yang

berbahaya.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Peneltian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Latemmamala Soppeng.

2. Waktu Peneltian

Peneltian ini dilaksanakan pada bulan 10 September sampai 10 Oktober

2020.

E. Instrument Penelitian

Instrument dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri

Kuisioner A tentang identis responden yang berupa nama, umur, pendidikan,

pekerjaan. Untuk kuesioner B kesiapan kehamilan dengan jumlah pertanyaan

sebanyak 18 dengan menggunakan skala likert yang menggunakan skor jawaban

sangat setuju = 4, setuju = 3, tidak setuju = 2 dan sangat tidak setuju = 1.


29

F. Validitas dan Reliabilitas

Angket yang berupa instrumen perlu diuji Kebenarannya dapat diuji, antara

lain:

1. Pengertian Validitas

Validitas adalah suatu alat ukuran yang mengukur valid atau keabsahan

suatu instrumen (angket).

2. Pengertian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek yang

akan diteliti. Untuk memperoleh data primer dilakukan dengan cara menyebarkan

atau membagi kuesioner dan melakukan observasi kepada responden pada saat

penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dengan cara menelusuri dan

menelaah literatur serta data yang diperoleh dari responden post operasi di RSUD

Latemmamala Soppeng.
30

H. Alur Penelitian

Pengambilan data awal


(data sekunder)

Penentuan populasi dan


sampel

Menyampaikan tujuan penelitian


kepada responden penelitian

Pembagian Angket / kuesioner


ke ibu hamil

Pengelolaan data

Penyajian data

I. Pengolahan dan Analisis Data

1. Peneglolaan Data

Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi program

komputer. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing

Penyuntingan data dimulai di lapangan dan setelah data terkumpul,

kuesioner diperiksa dan apabila terdapat kuesioner yang tidak lengkap

jawabannya, maka kuesioner akan dilengkapi kembali.


31

b. Coding

Semua data telah terkumpul dan selesai diedit dilapangan, kemudian

dilakukan pengkodean variabel sebelum dipindahkan ke program computer.

c. Entry Data

Data selanjutnya diinput ke dalam program komputer untuk masing-masing

variabel, urutan input atau berdasarkan nomor responden dalam kuesioner.

d. Cleaning Data

Cleaning data dilakukan padasemua lembar kerja untuk membersihkan

kesalahan yang terjadi selama proses input data. Proses ini dilakuka melalui

analisis frekuensi pada semua variabel. Adapun data mising dibersihkan dengan

menginput data yang benar.

2. Analisis Data

Analisis Univariat

Univariat berfungsi untuk memperoleh gambaran secara deskriptif dan

distribusi frekuensi dari variabel dependen yang diteliti.

J. Etika Penelitian

Sebelum penelitian ini dilakukan, penelitian mengajukan surat

permohonan untuk mendapatkan rekomendasi dari FIK UIM dan permintaan ijin

kepada Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIM. Setelah mendapatkan

persetujuan barulah penelitian ini dilakukan dengan menekankan pada masalah

etika yang meliputi :


32

1. Lembar persetujuan manjadi responden

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti,

peneliti menjelaskan maksud dari penelitian serta dampak yang mungkin terjadi

selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia menolak untuk

diteliti, maka penelti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya

[ CITATION Has161 \l 1033 ].

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaandan menjaga privacy dari masing-masing

responden, dalam lembar pengumpulan data tidak akan dicantumkan nama dan

cukup dengan memberikan inisial [ CITATION Has161 \l 1033 ]

3. Confidentiallity (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden dijamin oleh

peneliti. Hanya sekelompok data tertentu saja yang akan disajikan dan dilaporkan

sebagai hasil riset [ CITATION Has161 \l 1033 ].


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah RSUD Latemmala Soppeng

RSUD Soppeng pertama kali berdiri pada tahun 1943 dengan nama RSU

Watansoppeng dan berlokasi di Jalan Pemuda. Pada tahun 1959, lokasi RSU

Watansoppeng berpindah tempat ke Jl. Samudera No. 4. Sejak tahun 1966 s/d

1987 RSU Watansoppeng merupakan bagian dari Kantor Dinas Kesehatan

Kab.Soppeng, sehingga jabatan pimpinan rumah sakit dijabat oleh Kepala Dinas

Kesehatan Kab. Soppeng.

Dalam sejarahnya, gedung RSU Watansoppeng pernah dua kali

mengalami musibah kebakaran yaitu pada tanggal 19 Agustus 1983 dan 15

September 1985. berdasarkan surat keputusan Gubernur Sulawesi Selatan tanggal

17 April 1987 No.299/IV/1987 tentang struktur organisasi RSU kelas D

Kab/Kodya, maka sejak saat itu jabatan Direktur RSU Watansoppeng tidak lagi

dijabat oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab. Soppeng.

Berdasarkan surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Soppeng

tertanggal 11 Februari 1991 No.46/II/1991 nama RSU Watansoppeng berubah

menjadi RSUD Ajjappannge Soppeng. Pada tahun 1997, Kelas RSUD La

Temmamala ditingkatkan dari rumah sakit kelas D menjadi rumah sakit kelas C

sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI tanggal 28 Oktober 1997

No.1238/Menkes/SK/X/1997. Kemudian pada tanggal 15 April 2008 berdasarkan

33
34

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.YM.01/III/1220/2008 maka RSUD La

Temmamala Soppeng telah terakreditasi lima pelayanan dasar terakreditasi penuh.

Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan

sehingga situasi dan kondisi Rumah Sakit Umum Daerah Ajjappannge sudah tidak

dapat lagi memenuhi semua kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng mengrealokasikan Rumah Sakit

Umum di Jalan Malaka Raya dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat baik yang rawat jalan maupun rawat inap, maka dimulailah

pembangunan RSUD sejak tahun 2007 sampai sekarang dengan lahan luas ± 5

hektar.

Dalam proses pemindahan ke Rumah Sakit Baru para pemangku adat dan

tokoh masyarakat melakukan pertemuan dengan pemerintah yang hasilnya “

Karena Rumah Sakit kita adalah rumah sakit yang baru maka pemberian nama

yang baru pula, dari hasil polling maka lahirlah keputusan dengan mengangkat

nama raja pertama di kabupaten Soppeng yaitu La Temmamala to Manurungnge ri

Sekkanyyili “. Dan pada tanggal 23 Maret 2015 diresmikanlah RSUD Soppeng

dengan nama RSUD La Temmamala oleh Gubernur Sulawesi Selatan, DR. H.

Syahrul Yasin Limpo, SH, M. Si, MH.

2. Visi RSUD Latemmala Soppeng

Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah La Temmamala yang

Berkualitas, Profesional dan Bersahaja.

3. Misi RSUD Latemmala Soppeng


35

a. Melaksanakan Pelayanan dan Manajemen Rumah Sakit yang efektif,

efisien, transparansi dan akuntabel.

b. Meningkatkan sarana dan prasarana dalam mendukung pelayanan

kesehatan yang lebih baik sesuai standar pelayanan Rumah Sakit.

c. Meningkatkan mutu pelayanan rujukan yang bermutu dan profesional.

d. Memantapkan kemandirian keuangan Rumah sakit melalui

pengelolaan keuangan secara akuntabel, transparansi dan efisien..

4. Falsafah RSUD Latemmala Soppeng

Kesembuhan dan kepuasan anda adalah harapan dan kebahagiaan kami.

Bekerja dengan tulus dan ikhlas atas landasan pengabdian dan keimanan

B. Hasil Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah merupakan penelitian yang melihat

gambaran dari suatu variable dengan pendekatan “Cross Sectional”, yang dimana

penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden dengan tujuan untuk

mengetahui gambaran kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan di masa

pandemi Covid-19 Di RSUD Latemmamala Soppeng.

Penelitian ini dilakukan selama bulan Agustus – September 2020 yang

dimana penelitian ini dilakukan dengan intrumen berupa kuesioner. Hasil dari

penelitian tersebut secara rinci dapat dlihat sebagai berikut :


36

1. Analisis Univariat

a. Umur Responden

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden


RSUD Latemmamala Soppeng
Tahun 2020
Umur n %
16-26 Tahun 3 10.0
27-32 Tahun 16 53.3
>33 Tahun 11 36.7
Total 30 100.0
Sumber Data Primer 2020

Pada table 5.1 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang berusia paling

banyak adalah usia 27-32 tahun yaitu 16 (53.3%) dan yang berusia 16-26 tahun

yaitu 3 (10.0%).

b. Pendidikan Responden

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden
RSUD Latemmamala Soppeng
Tahun 2020

Pendidikan n %
SD 5 16.7
SMA 2 6.7
SMA/Sederajat 10 33.3
D3 9 30.0
SI/S2 4 13.3
Total 30 100.0
Sumber Data Primer 2020

Pada table 5.2 menunjukkan bahwa dari 30 orang responden yang

pendidikan terbanyak, yaitu SMA/sederajat dengan jumlah 10 (33.3%) orang,


37

sedangkan yang berpendidikan terendah adalah SI/S2 dengan jumlah 4 (13.3%)

orang.

c. Pekerjaan Responden

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden
RSUD Latemmamala Soppeng
Tahun 2020

Pekerjaan n %
PNS 9 30.0
Wiraswasta 4 13.3
IRT 14 46.7
Perawat 2 6.7
Bidan 1 3.3
Total 30 100.0
Sumber Data Primer 2020

Pada table 5.3 menunjukkan bahwa responden yang bekerja sebagai IRT

lebih banyak yaitu sebanyak 14 (46.7%) orang dan yang paling sedikit yaitu bidan

yaitu 1 (3.3%) orang.

d. Kehamilan Responden

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kehamilan Responden
RSUD Latemmamala Soppeng
Tahun 2020

Kehamilan n %
Pertama 19 63.3
Kedua 4 13.3
Ketiga 5 16.6
Keempat 2 6.7
Total 30 100.0
38

Sumber Data Primer 2020

Dari table 5.4 diatas menunjukkan bahwa kehamilan responden yang lebih

banyak adalah kehamilan pertama dengan jumlah 19 (63.3%) orang dan yang

paling sedikit dengan kehamilan keempat yaitu dengan jumlah 2 (6.7%) orang.

2. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kecemasan
Responden RSUD Latemmamala Soppeng
Tahun 2020

Tingkat Kecemasan n %
Tidak Ada Kecemasan 9 30.0
Cemas Ringan 9 30.0
Cemas Sedang 8 26.7
Cemas Berat 4 13.3
Total 30 100.0
Sumber Data Primer 2020

Berdasarkan table 5.5 diatas menunjukkan bahwa tingkat kecemasan

pasien dengan tidak ada kecemasan, yaitu 13 (43.3%) orang, cemas ringan yaitu 9

(30.0%) orang, dan cemas sedang dengan jumlah 8 (26.7%) orang.

C. Pembahasan

D. Tingkatan Kecemasan

Berdasarkan penelitian diatas menunjukkan tingkat kecemasan ibu hamil

akan persalinan dimasa Covid-19 di RSUD Latemmala Soppeng tahun 2020

adalah sebanyak 8 (26.7%) responden dengan tingkat kecemasan sedang.

Berdasarkan alat ukur Hamilton Rating Scale For Anxiety nilai 21-27 adalah

kecemasan sedang yang disebabkan karena ibu terlalu berfikir bahwa persalinan

hal yang mengerikan ditambah lagi mereka merasa bahwa melahirkan dimasa
39

Covid adalah hal yang paling mengkhawatirkan hal ini terarah pada gejala

perasaan cemas, gelisah, ketakutan dan gejala outonom.

Berdasarkan penelitian diatas menunjukkan tingkat kecemasan ibu hamil

akan persalinan dimasa Covid-19 di RSUD Latemmala Soppeng tahun 2020

adalah sebanyak 9 (30.0%) responden mengalami kecemasan ringan Berdasarkan

alat ukur Hamilton Rating Scale For Anxiety nilai 14-20 adalah kecemasan

ringan, hal ini disebabkan ibu hamil sudah mengetahui dan memahami tentang

persalinan dan menganggap bahwa persalinan itu merupakan hal yang normal

akan tetapi ibu masih merasa ketakutan akan bersalin dimasa-masa pandemic

Covid,. Hal ini ditandai dengan adanya gejala kecemasan dan ketegangan.

Berdasarkan penelitian diatas menunjukkan tingkat kecemasan ibu hamil

akan persalinan dimasa Covid-19 di RSUD Latemmala Soppeng tahun 2020

adalah sebanyak 4 (13.3%) responden cemas berat Berdasarkan alat ukur

Hamilton Rating Scale For Anxiety nilai 28-41 adalah kecemasan berat, hamper

sama dengan cemas sedang akan tetapi kecemasan berat ini lebih kepada psikis

dan tingkah laku ibu hamil. Kecemasan berat terarah pada gelaja perasaan cemas,

ketegangan, ketakutan, aoutinom dan tingkah laku. (Lubis, 2017). Hal ini

disebabkan bukan hanya ketakutan terhadap persalinan akan tetapi ibu juga

khawatir melahirkan dimasa Covid, ketakutan dia dan bayinya akan tertular virus

tersebut.

Kecemasan adalah rasa atakut yang tidak jelas yang disertai dengan

perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi, dan ketidakamanan.hal ini


40

dipicu oleh hal yang tidak diketahui dan menyertai semua pengalaman baru

(Stuard, 2016).

E. Karakteristik Responden

Factor lain penyebab kecemasan adalah usia, pendidikan, pekerjaan, serta

status kehamilan. Gangguan kecemasan pada tingkat perkembangan usia. Usia ibu

hamil adalah salah satu factor kecemasan pada ibu hamil berdasarkan table diatas

diketahui bahwa usia responden antara 16-26 tahun sebanyak 1 (33.3%)

mengalami kecemasan ringan dan 1 (33.3%) responden mengalami kecemasan

berat, usia 27-32 tahun sebanyak 5 (31.2%) responden mengalami kecemasan

ringan, 4 (25.0%) cemas sedang dan 3 (18.8%) cemas berat, usia >33 tahun

mengalami kecemasan ringan sebanyak 3 (27.3%) responden cemas ringan, dan 4

(26.4 %) responden cemas sedang .

Dari hasil penelitian ini didapatkan usia 27-32 tahun ada yang mengalami

kecemasan berat hal ini dikarenakan ibu hamil merasa takut tertular dan

mempunyai banyak resiko ketika melahirkan, hal inilah yg menyebabkan sebagian

dari usia 27-32 tahun mengalami kecemasan berat, sedangkan untuk kecemasan

sedang dan ringan hal itu dikarenakan mereka mendengar cerita cerita negative

mengenai resiko melahirkan dimasa pandemic seperti mereka akan di rapid test

atau dimasukkan ke ruang isolasi serta dijauhkan dari suami dan keluarga.

Kehamilan ibu dengan usia beresiko dapat menyebabkan rasa cemas ibu.

Sebagaimana dalam teori yang menyatakan bahwa ibu hamil dengan usia beresiko

dapat terjadi gangguan pada janin atau kelainan terlebih lagi dimasa covid, ibu

akan cenderung merasa takut jika ia dan janinya akan tertular. Hal ini tidak
41

terlepas dari beberapa factor dari paritas kehamilan yang dimana dalam teori

disebutkan bahwa factor paritas merupakan salah satu penyebaba kecemasan ibu

dalam menghadapi persalinan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Rizqa (2018) yang mendapatkan hasil usia beresiko memiliki tingkat stress

ringan, yakni sekitar 45 (89.4%) responden, cemas sedang sebanyak 7 (13.2%)

responden dan sebanyak 1 (1.9%) responden sedangkan usia yang tidak beresiko

hanya sekitar 15 (83.3%) responden mengalami kecemasan rngan dan sedang

sebanyak 13 (16.7%) responden.

Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurul (2017), yaitu oada kelompok usia muda sebagian besar mengalami tingkat

kecemasan berat, yaitu 5 orang responden usia muda terdapat 3 orang (60%) yang

mengalami kecemasan ringan, serta pada kelompok usia cukup, lebih banyak

responden yang mengalami kecemasan ringan yaitu dari 30 orang responden usia

cukup terdapat 14 orang (46,7%)

Usia dapat mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia

semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam

menghadapi berbagai persoalan. (Setyaningrum, 2013) Wanita yang berusia 20-35

tahun secara fisik sudah siap hamil karena organ reproduksinya sudah terbentuk

sempurna. Ibu hamil yang berusia cukup juga memiliki mental yang siap untuk

menjaga kehamilannya secara hati-hati. Pada ibu hamil yang berusia kurang dari

20 tahun memiliki perasaan cemas dan takut karena kondisi fisik yang belum siap,

sedangkan ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun beresiko lebih tinggi
42

mengalami penyulit obstetrik dan mordibilitas dan mortalitas perinatal. (Nurul,

2017).

Menuurut sulistya (2019) kondisi fisik ibu hamil dengan usia kurang atau

lebih dari usia reproduksi sehat sangat menentukan proses kelahiran, kondisi janin

maupun kondisi ibu itu sendiri.

Dalam penelitian ini pula didapatkan tingkat pendidikan ibu hamil yaitu

SMP dengan presentase 1 (20.0%) responden cemas ringan, sedang dan berat dan

2 (40.0%) responden tidak mengalami kecemasan, pendidikan SMP sebanyak 1

(25.0%) responden cemas ringan dan berat, pendidikan SMA sebanyak 4 (40.0%)

responden mengalami kecemasan ringan, 3 (30.0%) cemas sedang dan 1 (10.0%)

cemas berat, pendidikan D3 sebanyak 4 responden (44.4%) mengalami kecemasan

sedang dan 1 (11.1%) responden cemas ringan dan berat, pendidikan Si dan S2

hanya 2 (50.0%) mengalami kecemasan ringan. Ibu hamil dengan pendidikan

yang rendah akan lebih cenderung mengalami kecemasan karena kurangnya

informasi yang ibu terima mengenai kehamilannya. Dengan pendidikan yang

rendah pula ibu hamil malu untuk berdiskusi dan bertanya seputar kehamilanyya

ke bidan atau teman. Dan tingkat kecemasan ibu hamil meningkat karena khawatir

akan kehamilan dan persalinannya nanti, sedangkan ibu dengan tingkat

pendidikan yang baik tetapi mengalami kecemasan hal itu dikarenakan ketakutan-

ketakutan mereka akan tertular dari alat medis atau petugas medis yang

menangani kelahiran mereka.

Hal ini sejalana dengan teori yang mengatakan semakin baik tingkat

pendidikan maka semakin baik tingkat pengetahuan maka semakin rendah pula
43

tingkat kecemasan ibu hamil dan sebaliknya semakin kurangnya pendidikan maka

pengetahuan pun akan berkurang pengetahuan maka tingkat kecemasan pun akan

semakin tinggi. Oleh karena itu tingkat pengethuan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan individu.

Dari hasil penelitian pula didaptkan responden yang pendidikan tinggi juga

mengalami kecemasan ringan hingga berat, hal ini dikarenakan pasien dengan

tingkat pendidikan tersebut masih belum menguasai koping berfikirnya sehingga

mengalami gejala gejala kecemasan seperti susah tidur, panic dll .

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh WHO bahwa tingkat

pendidikan menengah kebawah cenderung mengalami kecemasan daripada tingkat

pendidikan menengah keatas. Keadaan tersebut dikarenakan responden dengan

pendidikan menenagah keatas akan cenderung berfikiran objektif dan berwawasan

luas serta mampu memikirkan kejelasan masalah. (Kusumawati,2014).

Dari hasil penelitian ini juga didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa

mayoritas kecemasan berat, hal ini membuktikan bahwa pendidikan berpengaruh

terhadap kecemasan. Karena pendidikan rendah menyebabkan pengetahuan yang

kurang juga, sehingga mereka tidak pandai mencari informasi seputar

kehamilannya dan mendatangi pelayanan kesehatan yang baik dalam memberikan

informasi yan g lengkap seputar kehamilannya.

Dalam penelitian ini pula dikketahui mereka mengalami kecemasan

dikarenakan sumber informasi seputar kehamilan dimasa covid tidak tepat

sehingga timbullah ketakutan-ketakutan akan melahirkan dimasa covid 19.


44

Dari data peneliti didapatkan dari pekerjaan responden, yaitu PNS dengan

3 (33.3%) responden kecemasan ringan 2 (22.2%) cemas sedang dan 1 (11.1%)

cemas berat, wiraswasta 1 (25.0%) orang respondenn cemas ringan 2 (50.0%)

responden cemas sedang dan 1 (25.0%) tidak mengalami kecemasan, IRT

sebanyak 5 (35.7%) responden cemas ringan, 4 (28.6%) respomden cemas sedang

dan 2 (14.3%) cemas berat dan hanya 3 orang responden yang tidak mengalami

kecemasan, perawat hanya merasakan 1 (50.0%) kecemasan berat .

Responden yang memiliki pekerjaan maka lebih cenderung mendapatkan

informasi serta pengalaman kehamilan dari orang lain. Seseorang yang memiliki

informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang luas sehingga akan

bertambah pula pengetahuannya. Peneliti juga mendapatkan informasi secara

langsung dari beberapa responden yang memiliki pekerjaan, maka mereka

memiliki aktivitas yang akan mengalihkan mereka dari rasa tegang, khawatir

maupun cemas dalam menghadapi persalinan di masa covid-19.

Sebagaimana dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa pekerjaan

berpengaruh dalam stressor seseorang yang memiliki aktivitas diluar rumah

sehingga mendapatkan pengaruh yang lebih banyak dari teman dan memperoleh

banyak informasi serta pengalaman dari orang lain dapat mengubah cara padanng

seseorang dalam menghadapi stressor ( Kusumawati,2014).

Kehamilan pertama, kedua ketiga dan seterusnya juga akan mempengeruhi

kecemasan, dalam penelitian ini didapatkan data kehamilan pertama mengalami

kecemasan ringan dan sedang sebanyak 5 (26.3%) responden cemas berat 3

(15.8%) responden, kehamilan kedua cemas ringan 1 (25.0%) responden cemas


45

ringan, 2 (50.0%) orang responden cemas sedang, kehamilan ke ketiga 3 (60.0%)

responden cemas ringan dan 1 (20.0%) responden cemas sedang, kehamilan

keempat hanya ada 1 responden yang mengalami kecemasan berat.

Dari penelitian ini didapatakan kehamilan pertama mengalami kecemasan

ringan dan sedang dengan masing-masing 5 (26.3%), haal ini dikarenakan terjadi

sesuatu pada anak mereka setelah mereka melahirkan dimasa pandemic, mereka

khawatir anak pertama mereka akan tertular sehingga mereka akan berpisah dari

anak mereka, hal ini lah yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan selain itu

kurangnya informasi dari petugas-petugas medis mengenai kehamilan dan

kelahiran dimasa pandemic.

Kehamilan sering menimbulkan kecemasan, terlebih lagi apabila akan

melahirkan dimasa-masa pandemic, rasa takut, rasa tegang dan tidak jarang

menimbulkan stress berat terutama bagi ibu yang mengalami kehamilan pertama

dan akan melahirkan pertama kali. Perubahan psikologis berupa rasa takut,

gembira, bercampur takut akan kelahiran sudah dekat, kecemasan yang biasanya

terjadi yaitu kecemasan apakah bayinya akan sehat, tanpa tertular Covid. peneliti

juga mendapatkan informasi bahwa ibu dengan kehamilan pertama lebih

cenderung khawatir akan melahirkan dimasa covid ini mereka khawatif

pelayanan-pelayanan di tempat fasilitas kesehatan kurang maksimal sehingga

memudahkan mereka dan bayi mereka akan cenderung beresiko terinveksi Virus

Covud-19.

Permasalahn yang muncul, ceira-cerita negative adalah hal yang sangat

mencemaskan terlebih lagi diantara responden 19 (63.3%) adalah ibu yang masih
46

menantikan anak pertama. Hal ini membuat mereka semakin ketakutan sehingga

akan berpengaruh pada psikologis ibu yang di tandai dengan sukar untuk

berkonsentrasi.

Teori kognitif menjelaskan bahwa cara berpikir yang terdistorsi dan

disfungsional memegang peranan penting dalam pengembangan gangguan

kecemasan.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2019). Permasalahan yang dihadapi

oleh ibu hamil dalam masa pandemi covid 19, yaitu pengetahuan ibu serta

keluarga terkait covid dan pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir diera

pandemic, hal ini memicu kecemasan ibu hamil . hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti di Rs Latemmala Soppeng ketika peneliti mentelaah

melalui kuesioner peneliti menyimpulkan bahwa kecemasan ibu dipicu karena

ketidaktauan mereka mengenai covid 19 serta ketakutan ketakutan mereka

terhadap tingginya kasus penderita covid yang di rawat di Rs sehingga mereka

pun takut, mereka dan bayi mereka akan terinfeksi.

Penelitian juga menemukan beberapa ibu hamil mengalami gejala gejala

kecemasan yang signifikan, mereka mengatakan bahwa mereka cenderung

memiliki gejala kecemasan, tertekan, konsentrasi menurun, takut gelisah serta

gangguan tidur. Hal ini menyebabkan suami serta keluarga mereka juga ikut

merasa cemas.

Virus covid 19 lebih rentan terjadi pada kelompok resiko tinggi

diantaranya ibu hamil, lansia dan anak-anak. Beberapa dampak dari pandemic

pada ibu hamilyaitu adanya perubahan fisik dan psikologis yang berakibat pada
47

perubahan prilaku seseorang (Lim.et.al, 2019). Salah satu bentuk prilaku yang

ditunjukkan antara lain adalah isolasi social, prilaku isolasi diri selama pandemic.

Pandemic berhubungan dengan masalah psikologis berupa ketakutan atau

kecemasan (Barghella, 2020).

Masa kehamilan adalah saat-saat yang rentan secara psikologis, karena

wanita wanita cenderung melaporkan gejala kecemasan dan depresi yang lebih

tinggi selama wabah penyakit. Peningkatan kecemasan pada masa parenatal akan

meningkatkan post partus depresi, serta infeksi prenatal dan tingkatan penyakit.

Kecemasan prenatal dan munculnya gejala depresi juga dapat menyebabkan

perubahan aktivitas fisik, nutrisi dan tidur, yang pada gilirannya memengaruhi

suasana hati ibu dan perkembangan janin. Kecemasan dan depresi prenatal juga

meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan

menurunkan skor Apgar saat lahir (Fazria & Miliani 2014).

Gangguan kecemasan, dan depresi pada ibu hamil juga akan

mempengaruhi peran ibu dalam perawatan anak. Anak-anak dari ibu yang

mengalami stress tinggi pada masa kehamilan lebih memungkinkan memiliki

masalah kognitif dan prilaku dan beresiko lebih tinggi lagi kemudian masalah

mental itu sendiri.

Demikian pula, penelitian sebelumnya tentang COvid meningkatkan

tekanan psikologis yang signifikan pada ibu hamil Namun, beberapa penelitian

juga menunjukkan bahwa fungsi keluarga meningkat dalam beberapa hal sebagai

akibat dari isolasi diri, termasuk peningkatan dukungan sosial dari anggota
48

keluarga ketika membutuhkan, berbagi emosi dalam keluarga, dan berbagi belas

kasih antar anggota keluarga.

Secara umum perubahan psikologis pada masa pandemic dipengaruhui

oleh adanya perubahan pendapatan, pekerjaan, dan kebutuhan pengasuhan anak.

Akibatnya banyak keluarga menghadapai psikologis dan stressor social ekonomi

yang biasanya terkait dengan peningkatan krbutuhan kesehatan mental. Penelitian

Lebel (2020) menyatakan bahwa gejala kecemasan dan depresi dalam kehamilan

biasanya mempengaruhi antara 10 sampai 25v % wanita hamil. Kecemasan dan

depresi mengalami peningkatan 37 % pada ibu hamil dengan 57 % nya

mengalami gejala kecemasan. Kecemasan ini dipengaruhi oleh ancaman Covid-19

terhadap kehidupan ibu dan bayi serta kekhawatiran tentang tidak terpenuhinya

kebutuhan aperawatan prenatal, ketegangan hubungan dan isolasi social.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoga (2019)

perasaan cemas di kehamilan relatif umum, dengan sekitar 10-15% dari semua

wanita hamil mengalami beberapa tingkat kecemasan atau stres selama transisi

besar inifase dalam kehidupan seseorang. Kecemasan atau ansietas adalah rasa

khawatir, rasa takut yang tidak jelas sebabnya. Dalam situasi pandemi COVID-19

ini, banyak pembatasan hampir ke semua layanan rutin termasuk pelayanan

kesehatan maternal dan neonatal. Seperti ibu hamil menjadi enggan ke puskesmas

atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut tertular. Penelitian lain

menyebutkan sebagian besar wanita hamil mengkawatirkan masalah kesehatan

mereka dan janin yang dikandung sepanjang waktu (Phoswa and Khaliq, 2020).
49

Dari hasil penelitian yang dilakukan pula oleh Rusnawati (2020) diperoleh

bahwa kecemasan dimasa pandemic pada 37 ibu hamil dibidan praktik mandiri HJ

Rumasmawati Muara Badak sebagian besar mengalami cemas berjumlah 22 orang

(59.2%) dan tidak cemas berjumlah 15 (40.5%) orang dimana berdasarkan item

pertanyaaan kuesioner kecemasan diketahui ibu hamil sebagian besar cemas

tentang berita penderita covid 19 semakin bertambah serta khawatir petugas yang

membantu melahirkan tidak menggunakan APD (Masker, Fieace Shield dan

sarung tangan), takut keluar rumah serta tidak mampu membeli makanan yang

bergizi selama Covid. dalam penelitian yang dilakukan Yono (2020)

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kecemasan saat

pandemi Covid-19 meliputi berkurangnya penghasilan dan takut tertular Covid-

19.

Hasil penelitian Cored 2020 pada ibu hamil trimester kedua dan ketiga

didapatkan 50.0% sering mengkhawatirkan kesehatan mereka selama pandemic

akan kesehatan janin mereka serts berkurangnya penghasilan bahkan diantara

mereka di PHK dari kantor dan perusahaan-perusahaan tempat mereka bekerja.

Menurut asumsi penelitia dalam upaya mencegah kecemasan ibu hamil

perlu dilakukan peningkatan pemahan ibu hamil atau masyarakat secara umum

mengenai corona virus 19 agar menekan jumlah ibu hamil yang mengalami

gejala-gejala kecemasan sampai depresi. Kecemasan dapat pula diatasi dengan

menghindari cerita yang mengerikan mengenai persalinan dan covid, belajar

untuk rileks, mediasi, meningkatkan rasa spiritual, yoga dan mengendalikan


50

khayalan. Memberi dukungan juga sangat berpengaruh dalam memudahkan

proses persalinan dimasa pandemic covid ini.

Menurut peneliti kegelisahan dan kecemasan selama kejadian merupakan

peristiwa yang tidak terelakkan dan hamper selalu menyertai kehamilan, dan

merupakan sebagian dari prses penyesuaian yang wajar dari segi fisik dan

psikologis yang terjadi selama kehamilan. Dengan makin tuanya kehamilan maka

perhatian dan fikiran ibu hamil tertuju pada sesuatu yang di anggap klimaks

sehingga kegelisahan serta ketakutan akan semakin intensif saat menjelang

kehamilan.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteritik pada kelompok usia cenderung mengalami kecemasan pada usia 27 –

32 tahun, yakni 5 (31.2%) orng responden mengalami kecemasan ringan, 4 (25.0%)

responden kecemasan sedang dan 3 (18.8%) cemas berat akan melahirkan dimasa

Covid-19.

2. Karakteristik pada kelompok pendidikan SMA yaitu 4 (40.0%) cemas ringan, 3

(30.0%) cemas sedang dan 1 (10.0%) cemas berat akan melahirkan dimasa Covid-

19.

3. Karakteristik pada kelompok pekerjaan yaitu 5 (35.7%) respomden cemas ringan,

4 (28.6%) orang respoden cemas sedang dan 2 (14.3%) responden cemas berat akan

melahirkan dimasa Covid-19

4. Karakteristik pada kelompok Status Kehamilan anak pertama yang terdampak

kecemasan yaitu 5 (26.3%) responden cemas ringan, 5 (26.3%) responden cemas

sedang, dan 1 (15.8%) responden cemas berat akan melahirkan dimasa Covid-19.

B. Saran

1. Bagi RSUD Latemmamala Soppeng

Peneliti menyarankan kepada perawat maupun bidan di Rumah Sakit tersebut tetap

memberikan konseling, serta memberikan informasi terkait persalinan dan tetap

memberikan informasi mengenai covid-19 hal ini tentunya akan mengurangi

kecemasan ibu hamil.

51
52

2. Bagi ibu hamil

Peneliti menyarankan agar ibu tetap memperhatikan kesehatan psikologis tetsp

menjaga kesehatan dan tetap berkonsultasi kepada petugas medis

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti menyarankan meneliti variable-variabel lain terkait kecemasan ibu hamil di

masa pandemic dan lebih spesifik lagi


DAFTAR PUSTAKA

Aghnia (2018). Gambaran Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Ibu Hamil di


Puskesmas Jeti Yogyakarta. Waktu Akses 12 september 2020
http://digilib.unisayogya.ac.id/

Barghahela (2020). Gambaran Kecemasan Ibu Hamil trimester I. Jurnal


Keperawatan Vol 1 No 2: 12

Dewi Hanifah dkk (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan


Antenatal. Jurnal Kebidanan Vol 5 No 1 : 16-23

Eka Roisa (2017). Perbedaan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan


Antara Prigmigravida dan Multigravida. FKM Universitasi Airlangga
Surabaya.

Fazria & Miliani (2014). Gambaran Tingkt Kecemasan Ibu Hamil dalam
Menghadapi Persalinan di DesaTulualang Tengouh Kecamasan Langsa
Kota Langsa Tahun 2014. Waktu Akses 25 September 2020. 4437
(unsyiah.ac.id)

Frincia (2018). Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Prigmigravida


Trimester III. Program Studi Ilmu Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado.

Heni. (2020). Analisis Masalah Pada Ibu Hamil di Masa Pandemi Covid 19.
Program Studi Ilmu Keperawatan Ngudi Wahyu Waluyo. waktu akses :
11:00. jurnal.unw.ac.id

Indra Iswanti (2018) . Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat


Kecemasan Ibu Hamil. Waktu Akses12 Oktober 2020
.http//:unisayogya.ac.id.

Karima Yulida (2019). Gambaran Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi


Persalinan di Desa Jatijajar Kabupaten Semarang. Program Studi DIV
Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo.
Kumalasari, I. (2019). Faktor Risiko Kejadian Postpartum Blues Di Kota
Palembang. 14(2), 91–96.

Kemenkes RI. (2019). Pandemi NovelCoronavirus 19.

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Dan Bayi Baru
Lahir.

Kholil (2019). Penyebab-penyebab Kecemasan Ibu Hamil. Google Books.. waktu


akses 13 September 2020

Khalid. (2020). Kecemasan Ibu Hamil di Masa Pandemi. Google Books. Waktu
Akses 10 September 2020.

Lebel. (2020). Gejala-Gejala Kecemasan. Google Books

Nurfaizah dkk (2017). Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Ibu Hamil. Hurnal
Kebidanan dan Keperawatan Vol 13 No 1.

Nurmah. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka


Pada Pasien Post Operasi Seksio Cesarea Di Ruang Anggrek Rumah Sakit
Mekar Sari Bekasi Tahun 2012. Program Studi Diii Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia Bekasi.

Ramaiah, S. (2003). Kecemasan. Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta:


Pustaka Popular Obor.

Ronni (2020). Understanding Of Fregnant Women Obout Efforts To Prevent


Covid Infection During Pregnancy . Journal Healthcare Technologiy and
Magicine Vol 6 No 2 Universitas Ubudiyah Indonesia.

Rusnawati Tumbaru. (2020). Pengaruh Kecemasan Pandemi Covid Terhadap Ibu


Hamil di Masa Covid 19 di Bidan Praktik Hj Rusmawati Mutiara Badak.
Polikteknik Kesehatan Kalimantan Timur. Waktu Akses 11 September 2020
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1045/2/Revisi%20skripsi
%20Rusmawati%2018%20agt%20%281%29.pdf

Saputoro, F. (2017). Anak Sakit Wajib Main Di Rumah Sakit: Penerapan Terapi
Bermain Anak Sakit; Proses, Manfaat Dan Pelaksanaannya. Ponerogo:
Forum Ilmiah Kesehatan (Forikes).

Sri Estini (2016). Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Kecemasan DiPuskesmas
Waten Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016. Waktu Akses 01 Desember
2020 SKRIPSI%20%28Full%29.pdf

Sukmadewi, M. (2016). Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Dalam


Menghadapi Persalinan Di Desa Tualang Teungoh Kecamatan Langsa Kota
Kabupaten Kota Langsa Tahun 2014. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala,
16(1), 6–13.

Nurul Paramitha (2017).Tingkat Kecemasan Ibu HamilPrigmigravida Trimester


Ketiga DiPuskesmas Kecamatan Tamalandrea Makassar Waktu Akses 01
Desember 2020
YjU2MjY1YWNiYzFmMGQzMjMxOTEzYjVmN2UyOTRjZDVkNTIxN
DllNQ==.pdf

Stuard. 2016. Kecemasan ampai Depresi. Waktu Akses 11 September 2020


http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3335

VOA (2019). Kecemasan Ibu Meningkat di Masa Pandemi Covid 19. waktu akses
17 oktober 2020 https://www.voaindonesia.com/a/kecemasan-ibu-hamil-
meningkat-saat-pandemi-corona/5390025.html
Waode Siti Nurbaedah (2016). Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas
Katobu Tahun 2016. Waktu Akses 28 November 2020. GAMBARAN
TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM
MENGHADAPI P… (slideshare.net)

Yasin Zakiyah, Sumarni Sri, M. N. D. (2019). Hubungan Usia Ibu Dan Usia
Kehamilan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan
Di Polindes Masaran Kecamatan Bluto. 162–168.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN KECEMASAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI


PERSALINAN DIMASA PANDEMI COVID-19 DI RSUD
LATEMMAMALA
SOPPENG
A. Data Demografi

1. Initial Reponden : ……………………….

2. Umur Responden : ……………………….

3. Kehamilan yang Ke- : ……………………….

4. Pendidikan : SD

SMP/Sederajat

SMA/Sederajat

DIII

SI/S2

5. Pekerjaan : PNS

Wiraswasta

IRT

……………..
B. Petunjuk

Baca setiap pernyataan dan beri tanda (X) dikolom jawaban pada setiap

pernyataan yang menunjukkan bagaimana perasaan anda saat ini dalam

menghadapi persalinan dimasa pandemic covid. Tidak ada jawaban yang

benar dan yang salah, berikan jawaban sesuai perasaan anda.

Total Nilai (Score) :

Kurang dari 14 : Tidak ada kecemasan

14-20 : Kecemasan Ringan

21-27 : Kecemasan Sedang

28-41 : Kecemasan Berat

No Gejala kecemasan Nilai Angka (Score)


0 1 2 3 4
1 Perasaan Cemas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut dengan fikiran
sendiri
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tidak bisa beristirahat
dengan tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan
- Ditinggal sendiri
- Bersentuhan dengan
orang lain
- Disentuh oleh dokter atau
perawat
- Dijenguk oleh orang lain
4 Gangguan Tidur
- Sukar Tidur
- Terbangun pada malam
hari
- Tidur tidak nyenyak
- Bangun dengan lesu
- Banyak mimpi
menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya ingat menurun
- Perasaan depresi
(MURUNG)
- Hilangnya minat
- Perasaan berubah ubah
sepanjang hari
6 Gejala Somatik (otot)
- Sakit dan nyeri otot
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemerutuk
- Suara tidak stabil
7 Gejala somatic (sensorik)
- Muka merah dan pucat
- Lemas
- Perasaan ditusuk tusuk
- Mules
8 Gejala Kardiovakuler
- Takikardia (denyut
jantung cepat)
- Nyeri dada
- Berdebar
9 Gejala Respiratory
- Rasa tertekan
- Rasa Tercekik
- Sering menarik nafas
- Nafas Pendek/sesak
10 Gejala Gastrointestinal
- Sulit menelan
- Perut melilit
- Gangguan pencernaan
- Mual
Lampiran 3 : Kuesioner

Kuesioner

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda merasa cemas mengetahu anda akan bersalin

dimasa pandemi
2 Apakah anda merasa tertekan jika harus bersalin dirumah

sakit
3 Apakah anda merasa kecemasan yang anda rasa di luar

kendali akibat perasaan buruk karena harus bersalin di

Rumah Sakit dimasa Pandemi


4 Apakah anda masih merasa cepat tersinggung
5 Apakah ibu enggan bertemu sama keluarga atau rekan ibu
6 Apakah daya ingat dan konsentrasi ibu menurun karena

terlalu memikirkan persalinan ibu d masa pandemi


7 Apakah ibu merasa tegang, panik, dan mudah terkejut
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total


umur * kecemasan Crosstabulation
N Percent N Percent N Percent
Kecemasan
umur * kecemasan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Tidak ada Total
pendidikan * kecemasan 30 100.0%Cemas Ringan
0 Cemas
.0% Sedang 30 Cemas100.0%
Berat
kecemasan
pekerjaan * kecemasan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
umur 16-26 Count 1 1 0 1 3
status kehamilan * kecemasan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Expected Count .9 .9 .8 .4 3.0

% within umur 33.3% 33.3% .0% 33.3% 100.0%

% within kecemasan 11.1% 11.1% .0% 25.0% 10.0%

% of Total 3.3% 3.3% .0% 3.3% 10.0%

27-32 Count 4 5 4 3 16

Expected Count 4.8 4.8 4.3 2.1 16.0

% within umur 25.0% 31.2% 25.0% 18.8% 100.0%

% within kecemasan 44.4% 55.6% 50.0% 75.0% 53.3%

% of Total 13.3% 16.7% 13.3% 10.0% 53.3%

>33 Count 4 3 4 0 11

Expected Count 3.3 3.3 2.9 1.5 11.0

% within umur 36.4% 27.3% 36.4% .0% 100.0%

% within kecemasan 44.4% 33.3% 50.0% .0% 36.7%

% of Total 13.3% 10.0% 13.3% .0% 36.7%

Total Count 9 9 8 4 30

Expected Count 9.0 9.0 8.0 4.0 30.0

% within umur 30.0% 30.0% 26.7% 13.3% 100.0%

% within kecemasan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 30.0% 30.0% 26.7% 13.3% 100.0%

pendidikan * kecemasan Crosstabulation

kecemasan

Tidak ada Total


Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat
kecemasan

pendidikan SD Count 2 1 1 1 5
Expected Count 1.5 1.5 1.3 .7 5.0

% within pendidikan 40.0% 20.0% 20.0% 20.0% 100.0%

% within kecemasan 22.2% 11.1% 12.5% 25.0% 16.7%

% of Total 6.7% 3.3% 3.3% 3.3% 16.7%

SMP Count 0 1 0 1 2

Expected Count .6 .6 .5 .3 2.0

% within pendidikan .0% 50.0% .0% 50.0% 100.0%

% within kecemasan .0% 11.1% .0% 25.0% 6.7%

% of Total .0% 3.3% .0% 3.3% 6.7%

SMA Count 2 4 3 1 10

Expected Count 3.0 3.0 2.7 1.3 10.0

% within pendidikan 20.0% 40.0% 30.0% 10.0% 100.0%

% within kecemasan 22.2% 44.4% 37.5% 25.0% 33.3%

% of Total 6.7% 13.3% 10.0% 3.3% 33.3%

D3 Count 3 1 4 1 9

Expected Count 2.7 2.7 2.4 1.2 9.0

% within pendidikan 33.3% 11.1% 44.4% 11.1% 100.0%

% within kecemasan 33.3% 11.1% 50.0% 25.0% 30.0%

% of Total 10.0% 3.3% 13.3% 3.3% 30.0%

S!/s2 Count 2 2 0 0 4

Expected Count 1.2 1.2 1.1 .5 4.0

% within pendidikan 50.0% 50.0% .0% .0% 100.0%

% within kecemasan 22.2% 22.2% .0% .0% 13.3%

% of Total 6.7% 6.7% .0% .0% 13.3%

Total Count 9 9 8 4 30

Expected Count 9.0 9.0 8.0 4.0 30.0

% within pendidikan 30.0% 30.0% 26.7% 13.3% 100.0%

% within kecemasan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 30.0% 30.0% 26.7% 13.3% 100.0%

pekerjaan * kecemasan Crosstabulation

kecemasan

Tidak ada Cemas Cemas Cemas Total

kecemasan Ringan Sedang Berat


pekerjaan PNS Count 3 3 2 1 9

Expected Count 2.7 2.7 2.4 1.2 9.0

% within pekerjaan 33.3% 33.3% 22.2% 11.1% 100.0%

% within kecemasan 33.3% 33.3% 25.0% 25.0% 30.0%

% of Total 10.0% 10.0% 6.7% 3.3% 30.0%

WIRASWASTA Count 1 1 2 0 4

Expected Count 1.2 1.2 1.1 .5 4.0

% within pekerjaan 25.0% 25.0% 50.0% .0% 100.0%

% within kecemasan 11.1% 11.1% 25.0% .0% 13.3%

% of Total 3.3% 3.3% 6.7% .0% 13.3%

IRT Count 3 5 4 2 14

Expected Count 4.2 4.2 3.7 1.9 14.0

% within pekerjaan 21.4% 35.7% 28.6% 14.3% 100.0%

% within kecemasan 33.3% 55.6% 50.0% 50.0% 46.7%

% of Total 10.0% 16.7% 13.3% 6.7% 46.7%

PERAWAT Count 1 0 0 1 2

Expected Count .6 .6 .5 .3 2.0

% within pekerjaan 50.0% .0% .0% 50.0% 100.0%

% within kecemasan 11.1% .0% .0% 25.0% 6.7%

% of Total 3.3% .0% .0% 3.3% 6.7%

BIDAN Count 1 0 0 0 1

Expected Count .3 .3 .3 .1 1.0

% within pekerjaan 100.0% .0% .0% .0% 100.0%

% within kecemasan 11.1% .0% .0% .0% 3.3%

% of Total 3.3% .0% .0% .0% 3.3%

Total Count 9 9 8 4 30

Expected Count 9.0 9.0 8.0 4.0 30.0

% within pekerjaan 30.0% 30.0% 26.7% 13.3% 100.0%

% within kecemasan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 30.0% 30.0% 26.7% 13.3% 100.0%

status kehamilan * kecemasan Crosstabulation


kecemasan

Tidak ada Cemas Cemas Cemas Total

kecemasan Ringan Sedang Berat

status kehamilan pertama Count 6 5 5 3 19

Expected Count 5.7 5.7 5.1 2.5 19.0

% within status kehamilan 31.6% 26.3% 26.3% 15.8% 100.0%

% within kecemasan 66.7% 55.6% 62.5% 75.0% 63.3%

% of Total 20.0% 16.7% 16.7% 10.0% 63.3%

kedua Count 1 1 2 0 4

Expected Count 1.2 1.2 1.1 .5 4.0

% within status kehamilan 25.0% 25.0% 50.0% .0% 100.0%

% within kecemasan 11.1% 11.1% 25.0% .0% 13.3%

% of Total 3.3% 3.3% 6.7% .0% 13.3%

ketiga Count 1 3 1 0 5

Expected Count 1.5 1.5 1.3 .7 5.0

% within status kehamilan 20.0% 60.0% 20.0% .0% 100.0%

% within kecemasan 11.1% 33.3% 12.5% .0% 16.7%

% of Total 3.3% 10.0% 3.3% .0% 16.7%

keempat Count 1 0 0 1 2

Expected Count .6 .6 .5 .3 2.0

% within status kehamilan 50.0% .0% .0% 50.0% 100.0%

% within kecemasan 11.1% .0% .0% 25.0% 6.7%

% of Total 3.3% .0% .0% 3.3% 6.7%

Total Count 9 9 8 4 30

Expected Count 9.0 9.0 8.0 4.0 30.0

% within status kehamilan 30.0% 30.0% 26.7% 13.3% 100.0%

% within kecemasan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 30.0% 30.0% 26.7% 13.3% 100.0%


Statistics

umur pendidikan pekerjaan status kehamilan kecemasan

N Valid 30 30 30 30 30

Missing 0 0 0 0 0

umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Valid 16-26 3 10.0 10.0 10.0

27-32 16 53.3 53.3 63.3

>33 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Valid SD 5 16.7 16.7 16.7

SMP 2 6.7 6.7 23.3

SMA 10 33.3 33.3 56.7

D3 9 30.0 30.0 86.7

S!/s2 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Valid PNS 9 30.0 30.0 30.0

WIRASWASTA 4 13.3 13.3 43.3

IRT 14 46.7 46.7 90.0

PERAWAT 2 6.7 6.7 96.7

BIDAN 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0


status kehamilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Valid pertama 19 63.3 63.3 63.3

kedua 4 13.3 13.3 76.7

ketiga 5 16.7 16.7 93.3

keempat 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kecemasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Valid Tidak ada kecemasan 9 30.0 30.0 30.0

Cemas Ringan 9 30.0 30.0 60.0

Cemas Sedang 8 26.7 26.7 86.7

Cemas Berat 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai