Anda di halaman 1dari 7

Susunan Acara Kuliah Pakar Prodi PKLH Sabtu, 22 Desember 2012 1. Pembukaan Doa dipandu oleh pembawa acara.

2. Sambutan a. Ketua prodi PKLH (Dr. H. Suwarto WA, M.Pd.) b. Asdir I Program Pascasarjana UNS untuk membuka acara (Prof.Dr. Okid Parama Astirin, M.Si.) 3. Kuliah Pakar (Oleh FX. Rudy Hadiyatmo diwakili oleh Ir. Agus Sutrisno, M.Si. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta) Moderator: Dr. Ch. Muryani, M.Si. Tema: Pelestarian Lingkungan Hidup di Kota Surakarta melalui Program ECO CULTURAL CITY SD Wonogiri SMP N 1 Wonigiri 1977 SMA 4 Bandung 1980 IPB jurusan Ilmu Tanah 1984 Ilmu Lingkungan UNS 2006 1990 : Staf Inspektorat Jenderal Depdagri 1997 : Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan, Timtim Kabid Perindustrian dan Pariwisata Kota Surakarta 2009 Inspektorat Kota Surakarta 2012 Kepala BLI Kota Surakarta Kota Surakarta mulai 2010 menggagas program yang bertujuan untuk menciptakan Kota Solo yang bisa dihuni secara nyaman, rindang dan indah dengan nuansa-nuansa budaya lokal diintegritaskan dengan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan. Dengan luas tanah 44 km2, 500 jiwa/km2 dilakukan terobosan Eco Cultural City. Satu-satunya kota dengan paduan semacam ini. a. Eco Cultural Pembangunan kebudayaan dan tradisi lokal yang berbasis pada ekologi lingkungan masyarakat dengan harapan mampu menumbuhkan sektor pariwisata dan menjamin pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sesuai dengan UU No. 2 tahun 2007 tentang tata ruang, untuk daerah perkotaan harus ada minimal 30% ruang terbuka hijau. 20% sektor publik, 10% sektor privat. b. Eco City Konsep kota yang hijau, sehat, dan bersahabat dengan lingkungan. Konsep ini menekankan adanya ketergantungan fisik dari masyarakat pada kondisi lingkungan. Dasar Hukum a. UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang b. UU No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengeloaan lingkungan hidup c. Perda Kota Surakarta No. 2 tahun 2006 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup d. Perda Kota Surakarta No. 8 tahun 2009 tentang Bangunan e. Peraturan Walikota Pelaksanaan Pokja Solo Kota Eko Budaya (Perwali No. 29 tahun 2010) 1. Dilaksanakan dengan asas kesadaran, pertisipatif dan tanggung jawab bersama untuk mewujudkan kota Surakarta yang bersih, sehat, rapi dan indah, bernuansa budaya Jawa. Tiap hari kamis memakai pakaian adat. 2. Pelaksanaannya dilakukan secara kontinu dan membudaya. Kota Solo menjadi pilot project di ASEAN sebagai kota dengan udara bersih. Sub komponen pelaksanaan SKE: a. Pengelolaan sampah b. Pengghijauan/penataan tanaman dan taman Mulai 2007 selalu menambah ruang terbuka hijau melalui dana APBD tiap tahunnya dengan program pembuatan tamankota. 2500 m2 di Semanggi dan Pedaringan. c. Pagarisasi hijau d. Pembuatan resapan air e. Pemeliharaan sarana dan prasarana fisik

f.

Revitalisasi bangunan warisan budaya

g. Kebersihan dan keindahan lingkungan h. Mempertahankan warisan budaya berupa tradisi, gaya hidup, kearifan lokal dan kesenian i. j. Pembenahan mentalitas dan eksplorasi nilai-nilai luhur budaya Jawa sebagai identitas kultural kota Solo Program sekolah berwawasan budaya Jawa dan berwawasan lingkungan Diwajibkan oleh Jerman dan ASEAN agar Solo menyediakan lokasi yang bebas dari kendaraan bermotor. l. Peran/partisipasi masyarakat PR SKE adalah permasalahan sampah. Aksi Kota Eko Budaya dalam PLH a. Penambahan ruang terbuka hijau dengan memaksimalkan tanah kosong neggara menjadi RTH publik. Kebijakan: Sebelum IMB terbit, wajib mempunyai surat izin lingkungan, mengalokasi area-area hijau berupa taman dan tanaman. b. Mengajak seluruh komponen masyarakat melakukan penanaman pohon dilingkungannya. c. Melaksanakna pagar hijau di kantor, instansi, rumah dan sekolah. d. Pemberlakuan non-motorized policy dengan pemberlakukan kebijakna bebas kendaraan bermotor. e. Pemkot ingin mengajak masyarakat dengan berbagai komunitas melalui: RTH Dalam UU No. 26 2007 tentang penata ruang sebesar 30%. Saat ini baru terealisir 18, % Laangkahnya: Pembuatan matrik Rencana Aksi Kota Hijau tahun 2011-2014 Dengan memulai Go Green, wujudnya: paperless, dll. Penyusunan RTBL Kawasan Monumen Banjarsari bekerjasama dengan BLH, DTRK. Konservasi Bantara Sungai Kalianyar k. Pemberlakuan kebijakan bebas kendaraan bermotor, dan

Taman Tirtonadi Kel. Gilingan tahun 2007 Taman Sekartaji I Kel. Jebres tahun 2008 Taman Sekartaji II Kel. Jebres tahun 2009 Taman Sekartaji III Kel. Jebres tahun 2010 Taman Sekartaji IV Kel. Jebres tahun 2011 Taman Sekartaji V Kel. Jebres tahun 2012 Konservasi Bantaran Sungai Bengawan Solo Dimulai tahun 2010 dari APBD Kota. Mulai mengajari siswa-siswa menanam pohon Kawasan Monumen 45 Banjarsari Dilakukan revitalisasi kawasan sebagai upaya mengembalikan fungsi sebagai taman kota, resapan air, ruang publik, dan paru-paru kota. Taman balekambang Dilakukan revitalisasi kawasan sebagai upaya mengembalikan fungsi sebagai kawasan budaya, resapan air, ruang publik, dan paru-paru kota. Akan dibuat koridor city walk sebagai ruang publik. Ecolifestyle Programnya: pengecatan. Program Adiwiyata, penanman prinsip dan budaya lingkungan pada generasi muda melalui gerakan penanaman pohon. Pemberlakukan car free day, pemberlakukan solo car free day sejak 30 Mei 2010 setiap hari minggu di sepanjang Slamet Riyadi. Bis tingkat (Werkudoro) BRT Konservasi Bantara Sungai Kalianyar sejak tahun 2007 dari DAK dan APBD Sesi Tanya Jawab: Sesi I a. Bu Evi Berapa alokasi dana dari seluruh anggaran untuk ECC?

Tahun 2012 anggararan dialokasikan 57 M. Dari BAPPEDA, DPU, Pertanian, DKP, dan Kesehatan. Apakah ada kota lain yang menjadi acuan untuk pengembangan ECC? Berkiblat dari Eropa, Singapura, dan Hongkong berkaitan dengan angkutan publik. Walaupun berkiblat dengan Barat namun tetap mempertahankan kearifan lokal. Terdapat gedung yang atapnya rusak di sebelah timur PGS. Sudah dialokasikan dana untuk direhap, namun izin dari kemenhan belum turun. Rencanakan diperbagus, dibuat menjadi layak. Pujasera organik akan direncanakan, ide: dibuat studio untuk mendidik anak-anak melalui dinas pariwisata. b. Bu Peduk Kasus sungai yang mana penduduk membuang sampah di sungai dan slogan jangan membuang sampah di sungai yang ditutupi rumput. Perlu bekerjasama dengan balai besar sungai namun menjadi dilema dalam penganggaran. Pendangkalan sungai diakibatkan oleh limbah pabrik (batik), langkah pemerintah diarahkan kemana? c. Awal Nugroho Kaitan perkembangan masyarakat dengan RTH, misal pembatasan kendaraan oleh pemerintah kota. Jumlah jiwa pada siang hari bisa 2-3 kali lebih besar daripada penduduk asli solo. Anggaran dialokasikan berdasarkan rasio jumlah penduduk. Kedepannya, kebijakan tentang beban penduduk didasarkan pada jumlah yang masuk dan bekerja ke solo. Dihuni hampir 1-1,5 juta jiwa pada siang hari, dan tidak diasumsikan dalam pembangunan kota. d. Ramdani Rencana walikota dilarang oleh balai besar sungai, karena bisa terjadi overlap. Pola pikir kota berangkat dari hunian. Pengalaman banjir tahun 2007, dialokasikan dengan bantuan APBD dan APBN. Masyarakat tinggal yang tanpa izin dialihkan, wilayah hunian setempat ditanami tanaman. Polemiknya, bertabrakan dengan BPDAS yang tidak mengizinkan penanaman tanaman yang bercabang.

Akan dibentuk videotron tentang kadar polutan dalam udara. SLHD, SLHDK, SLHDProv, SLHDI, program tahunan menuju Indonesia Hijau, kaitannya dengan ECC bagaimana? Sesi 2 e. Pak Taufik Bagaimana dikampung-kampung diprogram untuk ditata. Diprogram kampung iklim dengan membuat pagar hijau dan bank sampah. Pembangunan yang berwawasan LH. f. Mas Agus Masalah budaya, aset-aset pemkot untuk dinasionalisasi, misal didepan BI dan Telkom. Penguasaan tanah yang dimiliki oleh Hankam kemudian berpindah ke swasta, hanya beteng dan selokan yang menjadi milik pemerintah kota. Masalah perawatan taman-taman yang rusak, berapa anggaran yang dikeluarkan? Akan ditinjau ulang. Mulai gilingan pinggir sungai akan dibangun lagi. 2015 sudah dialokasikan 200 M untuk dibuat flying fox. g. Asrul Hadi Keberhasilan membawa Kota Solo bebas PKL, bagaimana mekanisme mempertahankan keberhasilannya? Akan dilakukan optimalisasi anggaran, PKL cukup sulit untuk ditata. Apabila lapaknya ditinggal, akan diangkut dan disita oleh satpol PP. Dinas Pasar akan ditugaskan mengelola PKL. h. Mas Doni Perkembangan pusat perbelanjaan yang pesat padahal kebijakannya dibatasi. Perda tentang pasar modern dan tradisional. Pada masa Jokowi, perizinan sudah diajukan 3-4 tahun sebelumnya namun baru terealisir baru-baru saja sehingga bukan kesannya serta merta dizinkan. Untuk diarahkan dari mojosongo ke arah utara sehingga terjadi pemerataan pembangunan kota. i. j. Mas Kadik Bu Jasiyah

Solo dulu dan sekarang, pengembang membeli rumah-rumah tanpa menyertakan RTH. Izin kadang disalahgunakan, izinnya untuk membuat rumah pribadi, namun aplikasinya ternyata dijual. Disambung Pak Warto, mahasiswa PKLH diminta membuat tulisan mengenai program ECC. 4. Penutup

Anda mungkin juga menyukai