Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA BAPAK “A” 50 TAHUN

DI DESA ROMBIYA BARAT RT/RW 02/05

KECAMATAN GANDING

KABUPATEN SUMENEP

Laporan Individu Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Disusun oleh :

R. Siti Aisyah

NPM 716610654

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
2018-2019
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA BAPAK “A” 50 TAHUN

DI DESA ROMBIYA BARAT RT/RW 02/05 KECAMATAN GANDING

KABUPATEN SUMENEP

Laporan individu Praktek Kerja Lapangan

Telah memenuhi persyaratan dan disetujui

Tanggl 03-03-2019

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( Firmawati Rozana, S.ST ) ( Iva Gamar Dian P, S. ST., M. Kes )

Mengetahui

Ka. Prodi Kebidanan

( Ratna Indriyani, S.ST., M.Kes)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya penlis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan asuhan kebidanan keluarga. Penyusunan
asuhan kebidanan keluarga ini betujuan untuk memenuhi persyaratan dalam
praktek kebidanan komunitas yang dilaksanakan pada mulai tanggal 11 Februari
2019 s/d 08 Maret 2019.

Asuhan Kebidanan keluarga ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan
dukungan dari beberapa pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Ratna Indriyani, S.ST.,M.Kes selaku Ka. Prodi Kebidanan


2. Firmawati Rozana selaku pembimbing Lahan
3. Ratna Indriyani, S.ST.,M. Kes selaku pembimbing Institusi
4. Ibu-ibu kader yang telah membantu dalam pengumpulan data
Penyusun menyadari adanya keterbatasan waktu dan tenaga serta kemampuan
sumber daya manusia, tentunya masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan asuhan kebidanan ini. Penyusun menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya.Untuk mencapai kesempurnaan makalah ini, maka saya
siap menerima kritik dan saran yang membangun sehingga berguna demi
perbaikan asuhan kebidanan ini.

Saya berharap semoga laporan ini bias bermanfaat bagi penyusun dan
berbagai pihak yang berminat di bidang kesehatan.

Sumenep, 03 Maret 2019

Hormat saya

(R. Siti Aisyah)

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................................................. iii

Daftar Isi........................................................................................................... iv

Daftar Lampiran ............................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 7

1.2. Tujuan Umum dan Khusus ......................................................... 8

1.3. Metoda ........................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Batasan Keluarga ........................................................................ 9

2.2. Struktur Keluarga ........................................................................ 9

2.4. Menejemen / asuhan kebidanan pada keluarga ........................... 10

BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA INTENSIF

3.1.Pengkajian .................................................................................... 14

3.2.Analisa Data ................................................................................. 16

3.3.Perumusan Masalah ..................................................................... 17

3.4.Prioritas Masalah .......................................................................... 18

3.5.Perencanaan.................................................................................. 19

3.6.Pelaksanaan .................................................................................. 19

3.7 Evaluasi ....................................................................................... 19

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 21

5.2 Saran ............................................................................................. 21

4
Daftar Pustaka .................................................................................................. 22

Lampiran-lampiran

5
DAFTAR LAMPIRAN

1.1. Denah Rumah ............................................................................................ 14


1.2. Genogram .................................................................................................. 15
1.3. Satuan Acara Penyuluhan ......................................................................... 23

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Meningkatnya tuntutan akan sumber daya manusia yang berkualitas demi
terciptanya pembangunan suatu negara, maka diperlukan upaya yang
maksimal dari berbagai bidang termasuk bidang kesehatan dalam upaya
pemenuhan tuntutan tersebut. Dengan berlandaskan pada kompetensi inti
bidan yang ke-8 yaitu bidan memberikan asuhan bermutu tinggi dan
komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat, dirasakan sangat
penting adanya pengaplikasian mengenai teori konsep kebidanan komunitas
pada masyarakat di lapangan. Hal ini akan mulai diterapkan dari unit terkecil
yang ada dalam suatu masyarakat yaitu keluarga yang nantinya akan
diharapkan mampu menjangkau keseluruhan masyarakat. Karena keadaan
suatu keluarga dan lingkungan sekitarnya akan berpengaruh dan memberikan
kontribusi pada kelangsungan kualitas kesehatan suatu negara yang akan
berdampak pada pembangunan nasional.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan
anaknya, atau ibu dan anaknya. Sasaran utama kebidanan komunitas adalah
ibu dan anak balita yang berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan
memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu
dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan
sekitarnya. Unsur-unsur yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah
bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi. Dengan
demikian, melalui Praktik Kerja Lapangan mata kuliah Prodi Kebidanan yaitu
Kebidanan Komunitas, mahasiswa berusaha untuk lebih memahami masalah-
masalah kesehatan yang ada di dalam suatu keluarga sehingga dapat
memberikan asuhan yang komprehensif melalui proses pemecahan masalah
sesuai dengan penerapan konsep manajemen kebidanan.

7
1.2 Tujuan Umum dan Khusus
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat meningkatkan derajatkesehatan dalam keluarga sehingga
terwujud keluarga sehat dan sejahtera.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat memahami tentang pengkajian data untuk asuhan kebidanan
di tingkat keluarga.
b. Dapat memahami tentang analisa data untuk asuhan kebidanan di
tingkat keluarga.
c. Dapat memahami tentang perumusan masalah kebidanan di
tingkat keluarga.
d. Dapat memahami tentang prioritas masalah kebidanan di tingkat
keluarga.
e. Dapat memahami tentang perencanaan asuhan kebidanan di
tingkat keluarga.
f. Dapat memahami tentang pelaksanaan asuhan kebidanan di
tingkat keluarga.
g. Dapat memahami tentang evaluasi asuhan kebidanan di tingkat
keluarga.
1.3 Metoda
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode yaitu :
1. Masukan Pembimbing
Penyelesaian laporan ini juga dilakukan dengan menerima masukan dari
dosen pembimbing.
2. Survei
3. Penyuluhan
4. Tanya jawab

8
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Batasan keluarga


Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan (Anonim, 2008).
2.2 Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1. Patrilineal adalah: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2. Matrilineal adalah: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal adalah: sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah: hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. (Wahid, 2006)
Ciri-ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.

9
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
Tipe / Bentuk Keluarga
1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu,
dan Anak-anak.
2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi, dan sebagainya.
3. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
7. Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended
family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku hidup
dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
2.3 Manajemen / asuhan kebidanan pada keluarga
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan pemecahan
masalah (Effendy. N, 1998). Manajemen kebidanan memberikan asuhan yang
berkompherensif yaitu dari pengkajian sampai evaluasi.
a. Pengkajian
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga :
1. Keadaan kesehatan
2. Rumah dan keluarga
3. Sifat keluarga
Data yang diperoleh dari pengkajian, meliputi :
a. Struktur dan sifat keluarga

10
b. Faktor ekonomi, sosial, dan budaya
c. Faktor rumah dan keluarga
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Persepsi tanggapan keluarga terhadap masalah
b. Analisa Data
1. Norma kesehatan ibu, keluarga yang normal dari setiap anggota
keluarga
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3. Karakteristik keluarga
c. Perumusan masalah
Perumusan masalah mengacu pada tipologi masalah kesehatan dari
berbagai alasan dan ketidakmampuan dalam melaksanakan kesehatan
keluarga. Dalam tipologi masalah terdiri dari 2 tahap penjajakan.
1. Penjajakan tahap I
Masalah-masalah yang telah dikaji dan dikelompokkan :
a. Ancaman
Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan
penyakit, kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan.
b. Kurang sehat atau tidak sehat
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
c. Kritis
Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
individu atau keluarga dalam hal penyesuaian ataupun dalam
hal sumber daya mereka.
2. Penjajakan tahap II
Setelah dilakukan penjajakan tahap I kemudian ditentukan masalah
kebidanannya didukung oleh data-data yang ada.
a. Ketidaksanggupan mengenal masalah
b. Ketidaksanggupan mengambil keputusan
c. Ketidakmampuan merawat atau menolong anggota keluarga
yang sehat

11
d. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber daya di masyarakat
guna memelihara kesehatan
d. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah bisa menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth) dengan menggunakan skor nilai 1-5.
Kriteria USG tersebut mempunyai arti :
U : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dikaitkan dengan
waktu yang tersedia, serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang disebabkan isu tadi.
S : Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan
isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan.
G : Seberapa kemungkinan – kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk jika dibiarkan.
Nilai total merupakan hasil U+S+G, urutan ranking atau prioritas
adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.

NO MASALAH U S G NILAI RANK


1 Masalah 1 3 2 1 6 4
2 Masalah 2 2 3 2 7 3
3 Masalah 3 3 1 3 7 3
4 Masalah 4 1 3 4 8 2
5 Masalah 5 1 2 3 6 4
6 Masalah 6 4 2 2 8 2
7 Masalah 7 5 3 1 9 1

12
e. Perencanaan
Setelah diprioritaskan masalhnya kemudian merencanakan intervensi apa
yang akan dilakukan dengan masalah-masalah yang ada. Langkah-
langkahnya :
1. Diagnosa
2. Tujuan umum dan tujuan khusus
f. Pelaksanaan
g. Evaluasi
Evaluasi terhadap respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-
hal yang perlu di evaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan(proses)
dan hasil akhir (out put).
Fokus evaluasi adalah :
1. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan.
2. Perkembangan atau kemajuan proses.
3. Efisiensi biaya.
4. Efektifitas kerja
5. Dampak :Apakah status kesehatan meningkat/ menurun, dalam
jangka waktu berapa?.

13
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA INTENSIF
3.1 Pengkajian
a. Struktur keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. “A”
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Madura
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : RT 02 / RW 05 Dsn. Kalampok Desa
ROMBIYA BARAT
Anggota Keluarga :
No Nama Umur Sex Keluarga Pendidikan Pekerjaan Ket
! Ny. ”M” 35 th P Istri SD IRT
2 An. “U” 15 th P Anak MI Pelajar
3 An. “A” 8 th P Anak MI Pelajar

b. Genogram
Keterangan :
Tn. A Ny.M : Laki-laki
:l
: : Perempuan

: Hub Pernikahan

: Hub. Darah
An. A An. U
c. Sifat Keluarga : Family
1. Tipe keluarga
Merupakan tipe keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.

14
2. Hubungan dengan anggota keluarga harmonis
d. Faktor ekonomi, sosial dan budaya
1. Penghasilan
a. Pekerjaan Kepala Keluarga adalah Petani
b. Penghasilan Rp. 550.000,-/bulan
c. Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
2. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar cukup baik.
e. Faktor rumah
Denah rumah
7m KANDANG
KAMAR TIDUR DAPUR
AYAM
7m KANDANG
RUANG TENGAH
SAPI
KAMAR TIDUR

KAMAR TIDUR SUMUR


RUANG TAMU
KAMAR
MANDI
TERAS
WC

 Sumber Air Bersih


Sumber air masak dan minum dari sumur, pengolahan air minum
tidak dimasak, sumber air mandi dan mencuci dari sumur, jarak
sumber air dengan septic tank kurang dari 10 meter, tempat
penampungan air sementara di gentong dan bak, tempat
penampungan air tertutup, kondisi air tidak berasa dan tidak
berwarna.
 Sistem Pembuangan Sampah
Mengelola sampah dengan dibakar, keluarga tidak memiliki
tempat penampungan sampah sementara sebelum dibakar, kondisi
tempat penampungan sampah sementara terbuka, jaraknya kurang
lebih dari 5 meter.

15
 Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga
Kebiasaan BAB di WC, kondisi bersih, sistem pembuangan air
limbah di buang di ladang.
 Hewan peliharaan
Keluarga memiliki hewan peliharaan ayam dan sapi, kandang
ternak dekat dengan rumah dan kurang terawat.
f. Riwayat kesehatan keluarga
a. Status kesehatan keluarga 6 bulan terakhir
Tidak Ada
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS
Kehamilan

persalinan

Penolong

Kelamin

Masalah
Penyulit
Tempat

Laktasi
BB/PB
Suami

Jenis
jenis
UK

- - - - - - - -
PB = 50cm - -

c. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB karena tidak di
setujui oleh suami
d. Riwayat kesehatan balita
e. Persepsi tanggapan keluarga terhadap masalah
Tanggapan keluarga terhadap masalah yang dihadapi selalu
dirundingkan dengan anggata keluarga secara baik-baik terutama
anggota keluarga yang tidak sehat dibawa ke Puskesmas.
3.2 Analisa Data
Masalah-masalah yang di temukan dalam keluarga
1. Di dalam keluarga Tn. “A” istri tidak menggunakan KB karena suami
tidak menyetujui

16
2. Dari segi lingkungan dapat disimpulkan keluarga Tn.”A” tidak
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Masalah kesehatan yang ada di keluarga Tn. “A” disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan dari seluruh anggota keluarga untuk mengatasi
permasalahan yang muncul.
3.3 Perumusan masalah
3.3.1 Penjajakan Tahap 1
No DATA Masalah

a. Ancaman 1. Kurangnya pengetahuan keluarga


tentang KB.
2. Tidak menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
b. Kurang sehat -

c. Situasi krisis 1. Apabila keluarga tidak


menggunakan KB maka angka
kelahiran didalam keluarga
tersebut akan mengalami
pemingkatan.
2. Apabila keluarga tidak
menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat maka akan
menimbulkan keluarga mudah
terserang penyakit.

17
3.3.2 Penjajakan Kesehatan Tahap II
DATA MASALAH KESEHATAN

No. Urut
1 Rumah keluarga Tn. “A” tidak Tidak menerapkan Perilaku
memiliki langit-langit dan lantai rumah Hidup Bersih dan Sehat
masih ubin, serta kandang ternak dekat (PHBS)
dengan rumah dan tidak terawat,
kondisi tempat penampungan sampah
sementara terbuka serta limbah rumah
tangga dialirkan ke ladang

3.4 Prioritas masalah


Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat beberapa masalah-
masalah kesehatan yaitu:
a. Tidak menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Kurangnya pengetahuan kelurga tentang KB
NO MASALAH U S G NILAI RANK
1 Tidak menerapkan 5 4 5 14 1
Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
2 Kurangnya pegetahuan 3 2 2 7 2
keluarga tentang KB

Dari jumlah skor diatas maka urutan prioritas masalah adalah :


1. Tidak menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Kurangya pengetahuan kelurga tentang KB

18
3.5 Perencanaan
Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Tujuan umum : Kelurga Tn. “A” Tanggal : 03 Maret 2019, Jam :
usia 50 th tidak menerapkan 15.30 WIB
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Berikan penyuluhan tentang
Tujuan khusus : Bapak Perilaku Hidup Bersih Sehat
menegerti dan bisa tentang (PHBS), serta pengetahuan
Perilaku Hidup Bersih Sehat dan tentang KB
dapat terhindar dari penyakit.

3.6 Pelaksanaan
Tanggal : 03 Maret 2019 Jam : 15.30 WIB
1. Memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
2. Memberikan penyuluhan tentang KB
3.7 Evaluasi
Tanggal : 03 Maret 2019 Jam : 15.50 WIB
mengatakan Keluarga sudah paham tentang penyuluhan yang diberikan,
hal itu terbukti dengan keluarga dapat menjawab beberaapa pertanyaan sesuai
dengan materi yang dijelaskan.

19
BAB IV
PEMBAHASAN
Keluarga Tn.”A” tinggal dirumah dengan kondisi rumah permanen dengan
lantai tanah. Di samping rumah Tn.”A” terdapat kandang ternak Ayam dan Sapi
dengan kondisi kurang terawat. Tidak jauh dari kandang ternak terdapat sumur.
Sumur itulah merupakan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari yang digunakan
oleh keluarga Tn.”A” tempat penampungan air sementara di gentong dan bak
dalam keadaan tertutup. Jarak sumber air dengan septic tank sekitar 15m.
Keluarga Tn.”A” memiliki kebiasaan BAB di , kondisi bersih, sistem
pembuangan air limbah dalam bentuk resapan. Untuk masalah sampah, keluarga
Tn.”A” mengelola sampah dengan dibakar, keluarga memiliki tempat
penampungan sampah sementara sebelum dibakar, kondisi tempat penampungan
sampah sementara terbuka dan dihinggapi lalat.
Keluarga Tn.”A” merupakan kumpulan keluarga inti yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Tn.”A” berumur 50 tahun, istrinya yaitu Ny. “M” berumur 35 tahun
dan anaknya yaitu An. “U” berumur 15 tahun dan An. “U” umur 8 th. Sedangkan
di samping rumah terdapat kandang sapi dan ayam yang kurang terawat dan
berdekatan dengan sumur atau sumber air bersih.
Dalam keluarga Tn.”A” memiliki beberapa masalah yaitu Ny. “M” tidak
mengikuti KB, dan tidak menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Setelah dilakukan identifikasi masalah, lalu muncul masalah utama dalam
keluarga Tn.”A” yaitu tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,
kemudian dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasi salah satu dari masalah
tersebut, yaitu dengan melakukan penyuluhan. Dan setelah dilakukan penyuluhan,
maka sekarang keluarga Tn.”A” sudah mengetahui tentang pentingnya hidup
bersih dan sehat serta dapat terhindar dari penyakit.

20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas memfokuskan pemberian pelayanan pada
setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya.Bentuk pemberian
pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.Kegiatan-kegiatan
tersebut tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan
kematian bayi. Dari berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan
akan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan
kesehatan mereka sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga
dengan keluarga Tn.”A” setelah dilakukan beberapa tindakan untuk
menyelesaikan masalah yang ada, kini keluarga Tn.”A” sudah lebih
memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya.
5.2 Saran
1. Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi mengenai
kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan pada keluarga.
2. Kepada Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali
masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri.
3. Kepada Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat
memberikan semangat bagi para mahasiswa.

21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,008.Pengertiankeluarga,
http://lensaprofesi.blogspot.com/2008/10/konsep keluarga.html, diakses
tanggal 16 Oktober 2015.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
BKKBN. 2007. Kamus Istilah Program Keluarga Berencana Nasional, Jakarta
Depkes RI, 2005. Pedoman Penaggulangan Efek Samping / Komplikasi
Kontrasepsi.
Hartanto, Hanafi.2004. KeluargaBerencana dan Kontrasepsi, Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Prabu,Putra.2009.SyaratRumahSehat,http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03
/rumah-sehat/,di akses tanggal 16 Oktober 2015
Soemirati. 2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta :Gajah Mada University
Pres.

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Cabang Ilmu : D3 Kebidanan


Topik : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Hari / Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2019
Tempat : Rumah Kerularga Tn.”A”
Waktu Pelaksanaan : 15.30 WIB
Waktu Acara : 20 menit
Pembicara : R. Siti Aisyah
Peserta / Sasaran : Keluarga Tn. “A”
Metode : Ceramah, Tanya Jawab
Media : Leaflet
Materi : Terlampir

1. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengerti apa itu Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat, serta mengerti apa manfaat dari Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat.
2. Tujuan Khusus
1. Semua kalangan masyarakat dapat mengetahui bagaimana caranya untuk
melakukan PHBS?
2. Semua kalangan masyarakat dapat melakukan PHBS.
3. SUB TOPIK
Pengertian Perilaku Hidup bersih Dan Sehat.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga
Apa manfaat ruma tangga ber PHBS ?
4. METODA PENYAMPAIAN
Ceramah tanya jawab

23
5. MEDIA
Leaflet
6. MATRIKS KEGIATAN
No Jenis kegiatan Waktu Materi

1 Pembukaan 2 menit Perkenalan

2 Proses 15 menit Penjelasan materi PHBS

3 Evaluasi 5 menit Tanya jawab

4 Penutup 3 menit Kesimpulan,salam penutup

7. EVALUASI
Seluruh kalangan masyarakat dapat mengerti mengenai Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat serta seluruh kalangan masyarakat dapat menerapkan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

24
MATERI
1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran,
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
dimasyarakat.
2. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10
PHBS di rumah tangga yaitu :
1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
(bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).
Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan ibid an bayi lebih
terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera
ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang
aman,bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi bayi asi ekslusif.
Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan
alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan
sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan
berkembang dengan baik. Air Susu ibu pertama berupa cairan
bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi

25
karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakitApa manfaat
memberikan ASI?
Bagi ibu:
1. Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
2. Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
3. Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
4. Menunda kehamilan berikutnya.
5. Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
Bagi bayi:
1. Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
2. Bayi tidak sering sakit.
Bagi keluarga:
1. Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian
susu formula dan perlengkapannya.
2. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu
formula misalnya merebus air dan perlengkapannya.
3. Menimbang balita setiap bulan.
1. Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan?
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan.
2. Kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan?
Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1
tahun sampai 5 tahun diposyandu.
3. Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
balita?
Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak)
atau kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya
naik atau tidak naik (lihat perkembangannya)
4. Menggunakan air bersih.
1. Mengapa kita harus menggunakan air bersih? Air adalah kebutuhan
dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,

26
mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit
atau terhindar sakit.
2. Apa syarat-syarat air bersih itu? Air bersih secara fisik dapat
dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa,
dicium, dan diraba):Air harus berwarna bening/jernih.
 Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur,
sampah, busa dan kotoran lainnya.
 Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak
payau, dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia
beracun.
 Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau
belerang.
3. Apa manfaat menggunakan air bersih?
Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri,
Thypus, Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
4. Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
 Mata air
 Air sumur atau air sumur pompa
 Air ledeng atau perusahaan air minum
 Air hujan
 Air dalam kemasan
5. Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit.
kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat
mendidih).
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
1. Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih
dan sabun?
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh,

27
yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan
kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan
kuman masih tertinggal di tangan.
2. Kapan saja harus mencuci tangan?
 Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang,
memegang binatang, berkebun, dll).
 Setelah buang air besar
 Setelah menceboki bayi atau anak
 Sebelum makan dan menyuapi anak
 Sebelum memegang makanan
 Sebelum menyusui bayi
3. Apa manfaat mencuci tangan?
Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri,
Typus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA), Flu burung atau SevereAcuteRespiratorySyndrome
(SARS).
Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
4. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung
tangan.
Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
6. Menggunakan jamban sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
1. Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk
buang air besar/buang air kecil.

28
2. Mengapa harus menggunakan jamban?
Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.Tidak
mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat
menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus,
kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan
keracunan.
3. Apa saja syarat jamban sehat?
Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
Tidak berbau.
Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
Tidak mencemari tanah sekitarnya.
mudah dibersihkan dan aman digunakan.
Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
Penerangan dan ventilasi yang cukup.
Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
4. Bagaimana cara memelihara jamban sehat?
Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih.
Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
1. Apa itu rumah bebas jentik?
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
2. Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)

29
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti
bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah
seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon,
pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam
seminggu.
3. Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?
 Anggota rumah tangga
 Kader
 Juru pemantau jentik (Jumatik)
 Tenga pemeriksa jentik lainnya.
4. Apa yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :3 M
plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan
kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam
Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah) di
tempat-tempat perkembangannya.
3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN
yaitu:Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air
seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat
air minum burung.Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
seperti lubang bak control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang
dapat menampung air hujan.Mengubur ataumenyingkirkan barang-
barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng
bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas
botol/gelas akua, plastik kresek, dll).Plus Menghindari gigitan
nyamuk, yaitu:Menggunakan kelambu ketika tidur.Memakai obat
yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk ;
bakar, semprot, oles/usap ke kulit, dll.Menghindari kebiasaan
menggantung pakaian didalam kamar.Mengupayakan pencahayaan

30
dan ventilasi yang memadai. Memperbaiki saluran talang air yang
rusak. Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-
tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit
air.Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,
misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.Menanam tumbuhan pengusir
nyamuk misalnya, Zodia,Lavender,Rosemerry, dll.
5. Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit
dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar
seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya
atau kaki gajah.
Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
8. Makan buah dan sayur setiap hari.
1. Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah.
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah
dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
2. Mengapa kita harus makan sayuran dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting,
karena:Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.Mengandung serat yang
tinggi. Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serata tidak dapat
dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga
dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi
dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi
tidak cepat lapar.
3. Manfaat mengkonsumsi buah dan sayur ?
Mencegah Diabetes, Melancarkan buang air besar, Menurunkan
berat badan, Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi),
Mencegah kanker, Memperindah kulit, rambut dan kuku,

31
Membantu mengatasi Anemia (kurang darah), Membantu
perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik bisa berupa :
1. Olah raga
2. Jalan santai
3. Maraton
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi
tubuh, seperti Tar dan Nicotin. Sehingga jika terhirup dapat
menimbulakan kanker dan penyakit lainnya.
3. Apa manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS?
1. Bagi Rumah Tangga :Setiap anggota keluarga menjadi sehat
dan tidak mudah sakit, Anak tumbuh sehat dan cerdas, Anggota
keluarga giat bekerja, Pengeluaran biaya rumah tangga dapat
ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan
modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
2. Bagi Masyarakat:Masyarakat mampu mengupayakan
lingkungan sehat, Masyarakat mampu mencegah dan
menanggulangi masalah –masalah kesehatan, Masyarakat
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, Masyarakat
mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin,
arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.

32
DAFTAR PUSTAKA

Setyohadi, bambang. 2006. Bukuajarilmupenyakitdalam. Jakarta: IPD FK UI.

Suryono. 1998. Pola hidup bersih dan sehat. Jakarta: EGC

http://id.wikipedia.org/wiki/Diare.

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=11

33
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KELUARGA BERENCANA (KB)

Cabang Ilmu : D3 Kebidanan


Topik : Keluarga Berencana
Hari / Tanggal : Minggu, 03 Maret 2019
Tempat : Rumah Kerularga Tn.”A”
Waktu Pelaksanaan : 15.30 WIB
Waktu Acara : 20 menit
Pembicara : R. Siti Aisyah
Peserta / Sasaran : Tn. “A” dan Ny. “M”
Metode : Ceramah, Tanya Jawab
Media : Leaflet
Materi : Terlampir

3. TUJUAN
3. Tujuan Umum
Diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
diharapkan Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan WUS
mampu memahami dan mengerti tentang KB.
4. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit, ibu diharapkan
1. Dapat menjelaskan tentang pengertian KB
2. Dapat menjelaskan tentang tujuan KB
3. Dapat menjelaskan tentang jenis-jenis, cara kerja, efektivitas,
keuntungan, indikasi, kontraindikasi, efek samping, cara dan waktu
pemberian/pemasangan dari masing-masing alat kontrasepsi.
4. Dapat menjelaskan tentang sasaran KB
5. SUB TOPIK
1. Pengertian KB
2. Tujuan KB

34
3. Jenis-jenis, cara kerja, efektivitas, keuntungan, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, cara dan waktu pemberian/pemasangan dari masing-
masing alat kontrasepsi.
4. Sasaran KB
6. METODE PENYAMPAIAN
Ceramah tanya jawab
1. MEDIA
Leaflet
2. MATRIKS KEGIATAN
No Jenis kegiatan Waktu Materi

1 Pembukaan 2 menit Perkenalan

2 Proses 15 menit Penjelasan materi KB

3 Evaluasi 5 menit Tanya jawab

4 Penutup 3 menit Kesimpulan,salam penutup

3. EVALUASI
Tn. “A” dan Ny. “M” dapat mengerti mengenai KB serta Ny. “M” dapat
menggunakan KB untuk mengontrol kelahiran dalam keluarganya dan
Tn”A” dapat mengijinkan Ny. “M” menggunakan KB.

35
MATERI

1. Pengertian

Kontrasepsi ialah usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Kontrasepsi suntikan ialah suatu cara kontrasepsi wanita yang

diberikan melalui suntikan.Pengendalian kehamilan yaitu pengaturan

jumlah anak yang dikandung atau lahir.

Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan.Keluarga berencana

memiliki konotasi yang luas.Pada istilah ini terkandung pertimbangan

tambahan terhadap faktor fisik, sosial, psikologis, ekonomi dan

keagamaan yang mengatur sikap keluarga sekaligus mempengaruhi

keputusan keluarga dalam menetapkan ukuran keluarga, jarak antar

anak, dan pemilihan serta penggunaan metode pengendalian

kehamilan.

2. Tujuan Keluarga Berencana

a. Menunda / mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS

(Pasangan Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20 tahun

dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan menunda /

mencegah kehamilan :

b. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak

mempunyai anak dulu karena berbagai alasan.

c. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih

muda.

36
d. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan

muda masih tinggi frekuensi bersenggamanya, sehingga

mempunyai kegagalan tinggi.

e. Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum

mempunyai anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi

calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral

3. Macam-macam Keluarga Berencana

a. KoitusInteruptus (SanggamaTerputus)

Metode ini dapat mencegah terjadinya pembuahan yang berujung

pada kehamilan.

 Pengertian

Coitus Interruptus dapat diartikan sebagai senggama

terputus atau dalam artian penis dikeluarkan dari vagina

sesaat sebelum ejakulasi terjadi. Membutuhkan partisipasi

yang besar dari pasangan Anda.

 Cara kerja:

Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan

masuk kedalam rahim serta mengecilkan kemungkinan

bertemunya sperma dengan sel telur yang dapat

mengakibatkan terjadinya pembuahan.

 Keuntungan:

o Murah

o Tidak perlu repot-repot dating ketenaga kesehatan

37
o Bisa digunakan oleh ibu yang mempunyai tekanan darah

tinggi

 Kerugian:

Faktor kegagalan cukup tinggi jika pasangan tidak bisa

bekerja sama dengan baik.

b. Sistem Kelender (Pantang Berkala/ogino-knaus)

Metode ini disebut juga dengan The Rhythm Method. Jika

cara ini jadi pilihan maka pengetahuan kita tentang masa subur

atau fertility awareness harus tinggi. Kita harus mengetahui dengan

tepat masa subur atau saat yang paling

memungkinkan kita mengalami kehamilan. Bila kita memang ingin

menunda kehamilan, maka pada saat tubuh memasuki masa subur

tundalah keinginan berhubungan intim dengan pasangan.

Atau kita tetap melakukan hubungan seksual tapi menggunakan

kondom.

Dianjurkan untuk memperhatikan terlebih dahulu siklus

mentruasi kita selama 3 bulan kalau perlu 6 bulan guna

mendapatkan perhitungan waktu siklus mentruasi yang

tepat, Secara umum masa "aman" seorang wanita adalah 2 hari

setelah mentruasi hingga 20 hari menjelang mentruasi berikutnya

buat yang memiliki siklus haid pendek. Jika siklus

menstruasi kita panjang, maka masa "aman" 2 hari setelah haid

hingga 16 hari menjelang menstruasi yang akan datang. Namun

38
perlu di ingat sebenarnya masa subur sangat sulit ditebak dengan

pasti jadi masih ada kemungkinan Anda mengalami "kebobolan"

c. Metode Amenore Laktasi

 Pengertian

Metode kontrasepsi yang digunakan dengan cara menyusui

bayinya secara eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan

makanan apapun dengan syarat ibu belum kembali

kesuburannya (menstruasi).

 Efektifitas

Efektifitas MAL mencapai 98%

 Cara Kerja

Cara kerja dari MAL yaitu menghamba tovulasi

 Syarat yang boleh menggunakan MAL

o Klien yang belum mendapatkan haid setelah melahirkan

o Umur bayi kurang dari 6 bulan

o Menyusui Eksklusif

 Keuntungan

o Murah

o Tidak perlu repot-repot dating ke tenaga kesehatan

o Tidak mengganggu hubungan seksual

o Tidak mengganggu produksi ASI

 Kerugian

o Tidak bias digunakan bila klien bekerja/berpisah dengan

bayinya lebih dari 6 jam

39
o Tidak bias mencegah dari PMS (Penyakit Menular Seksual)

d. Kondom

 Pengertian

Kondom digunakan pada fenis pria untuk mencegah sperma

bertemu sel telur ketika terjadi ejakulasi.

 Efektivitas

Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara

tepat dan benar.

 Cara Kerja

Mencegah masuknya sperma ke alat kelamin wanita sampai ke

ovum

 Keuntungan

o Mudah digunakan

o Tidak membutuhkan bantuan medis untuk memakai.

o Bisa menlindungi dari PMS

o Mudah didapat

o Tidak merepotkan

 Kerugian

Kegagalan terjadi jika kondom bocor, robek

 Efek Samping

o Kondom dapat tertinggal di dalam alat kelamin ibu

o Ibu bisa mengeluh keputihan yang banyak dan berbau

o Terjadi infeksi ringan

40
e. IUD (Intrauterine Device) = AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim)

 Pengertian

Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat

yang terbuat dari tembaga ke dalam rahim.

 Cara Kerja

Menimbulkan reaksi dangan local dalam endometrium

kavum uteri sehingga menghambat terjadinya penempelan sel

telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.IUD diduga juga

menghambat motilitas tuba sehingga memaksa sperma

"berenang" melawan arus.

 Efektifitas

Efektivitasnya bisa mencapai 98%, layaknya seperti pil,

IUD juga mudah mengembalikan kesuburan Anda.

 Keuntungan

o Bisa digunakan untuk metode jangka panjang

o Bisa digunakan untuk klien yang mempunyai tekanan darah

tinggi

o Tidak mengganggu produksi ASI

 Kerugian

o Mengganggu hubungan seksual

o Harus dating ketenaga kesehatan untuk memasang, melepas,

dan control

o Mahal

41
o Tidak bias mencegahdari PMS

 EfekSamping

o Amenorhea

o Spoting / perdarahan bercak

o Nyeri

f. Pil KB

 Pengertian

Mini pil yaitu alat kontrasepsi jenis pil yang hanya

mengandung hormone progesteron cocok untuk ibu menyusui.

Pil Kombinasi yaitu alat kontrasepsi yang mengandung hormon

estrogen dan progesteron.

 Cara Kerja

o Mencegah pelepasan sel telur

o Mengentalkan lender sehingga sperma sulit bertemu dengan

sel telur

 Efektifitas

Pil ini mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi (99%)

bila digunakan dengan tepat dan secara teratur.

 Keuntungan

o Tidak mengganggu hubungan seksual

o Kesuburan cepat kembali

o Membuat menstruasi teratur,

o Mengurangi kram atau sakit saat menstruasi.

42
 Kerugian

o Bisa menambah/mengurangi berat badan

o Harus selalu mengingat-ingat minum pil

o Tidak bisa mencegah dari PMS

 Efek Samping

o Mual, muntah

o Amenorhea

o Spotting

g. Suntik KB

 Pengertian

Alat kontrasepsi suntik yang hanya mengandung hormone

progesterone yang diberikan setiap 3 bulan sekali/12 minggu

sekali.

 Cara Kerja

o Mencegah pelepasan sel telur

o Mengentalkan lender sehingga sperma sulit bertemu dengan

sel telur

 Efektifitas

Efektifitasnya tinggi sekitar 99% bila digunakan secara teratur

 Keuntungan

o Tidak mengganggu hubungan seksual

o Tidak mengganggu produksi ASI

o Cocok digunakan bagi klien yang pelupa (lupa minum pil)

43
 Kerugian

o Kesuburan lama kembali

o Tidak melindungi dari PMS

o Tidak boleh digunakan untuk wanita perokok

o Kegemukan

 Efek Samping

o Amenorhea

o Spotting

h. Susuk KB Implant/susuk KB

 Pengertian

Alat kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di

bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh dokter

Anda.

 Cara Kerja

o Mengentalkan lender serviks

o Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga

sulit terjadi implantasi

o Menekan ovulasi

 Efektifitas

Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)

 Jenis Implan

o Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun

o Implanont : terdiridari 1 batang lama kerja 3 tahun

44
o Indoplant dan Jadena : terdiridari 2 batangdengan lama

kerja 3 tahun.

 Keuntungan

o Daya guna tinggi

o Perlindungan jangka panjang

o Kesuburan cepat kembali

o Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

 Kerugian

o Membutuhkan tindakan insisi

o Tidak melindungi dari PMS

o Tidak dapat menghentikan pemakaian sendiri

 Efek Samping

o Amenorhea

o Spotting

o Ekspulsi

o Infeksi pada daerah insisi

i. Sterilisasi

 Pengertian

Sterilisasi pada wanita yaitu saluran telur pada wanita

disumbat dengan cara diikat, dipotong atau dilaser

(Tubektomi/MOW). Sterilisasi pada wanita ini juga bisa

dilakukan dengan pengangkatan rahim. Sterilisasi pada pria

adalah memotong saluran sperma (Vasektomi/MOP)

45
 Cara kontrasepsi ini bersifat permanent.

Sedangkan pada kaum pria, sterilisasi dilakukan dengan

cara memotong saluran sperma. Jika kita ingin jalani kontrasepsi

ini, sebaiknya usia anak bungsu Anda telah melewati masa

balita. Hal ini sekedar berjaga-jaga jika suatu saat Anda masih

berniat untuk hamil kembali.

4. Sasaran program Kb (Keluarga Berencana)

Sasaran program KB dibagi menjadi dua yaitu sasaran langsung

dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.

Sasaran langsung adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan

untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan

kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak

langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan

menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijakan terpadu

dalam rangka mencapai keluarga berkualitas, keluarga sejahtera

(Handayani, 2010).

46
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi.1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG
Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – BP
Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBP - Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta

47

Anda mungkin juga menyukai