Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Proposal Laporan Tugas Akhir

Diajukan untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan


Pada Prodi D-III Kebidanan Jurusan Kebidanan
Politeknik Kementrian Kesehatan Aceh

DIAJUKAN OLEH :

ISMI RAUZATUL AMNA


PO7124119025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KEBIDANAN BANDA ACEH
PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Yang Diajukan Oleh:

ISMI RAUZATUL AMNA


PO7124119025

Telah disetujui Oleh :

Pembimbing Utama

(Kartinazahri, SKM, SST, M. Keb) Tanggal:


Nip. 197111161991012001

Pembimbing Pendamping

(Fithriany, S. SiT, M. Kes) Tanggal:


Nip. 197310301993032001

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Proposal laporan Tugas Akhir (LTA) ini
sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banda Aceh, September 2021

ISMI RAUZATUL AMNA


PO7124119025

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmatNya saya dapat menyelesaikan Proposal laporan Tugas Akhir ini. Penulisan
Proposal Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma
III Kebidanan Pada Jurusan Poltekkes kemenkes Aceh. Rasa terima kasih penulis
ucapkan kepada ibu Kartinazahri, SKM, SST, M. Keb, selaku pembimbing utama
dan ibu Fithriany, S. SiT, M. Kes selaku pembimbing pendamping LTA ini
hingga selesai. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Bapak T.Iskandar Faisal, SKP, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


Aceh.
2. Ibu Fithriany S. SiT, M. Kes, selaku ketua jurusan kebidanan
3. Ibu Juliastuti, S.ST. M.Kes, selaku Ketua prodi D-III Kebidanan
4. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan moril dan
materil serta do’anya.
5. Sahabat seangkatan, yang telah sama-sama saling mendukung dan memotivasi
dalam menyusun dan konsultasi Proposal Laporan Tugas Akhir ini.
6. Semua staf dan dosen pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh
telah turut membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir menyusun
laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan Proposal laporan tugas akhir ini


masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun agar laporan tugas akhir ini mampu menjadi
yang lebih baik dan bermanfaat di masa yang akan datang.

Banda Aceh, September 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Persetujuan.................................................................................. ii
Lembar Pernyataan .................................................................................. iii
Kata Pengantar ......................................................................................... iv
Daftar Isi .................................................................................................... v
Daftar Gambar .......................................................................................... vi
Daftar Lampiran ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................. 4
1. Tujuan Umum ................................................................................. 4
2. Tujuan Khusus ................................................................................ 4
D. Manfaat ................................................................................................ 4
1. Secara Teoritis ................................................................................. 4
2. Secara Praktis/ aplikatif ................................................................... 5
a. Bagi instansi kesehatan ............................................................ 5
b. Bagi institusi pendidikan .......................................................... 5
c. Bagi Masyarakat ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................... 6


A. Kajian Teori ......................................................................................... 6
1. Pengertian Kehamilan...................................................................... 6
2. Fisiologi Kehamilan......................................................................... 6
3. Tanda dan Gejala Kehamilan .......................................................... 9
4. Perubahan Fisiologi Dalam Kehamilan ........................................... 10
5. Perubahan Psikologis Dalam Kehamilan ........................................ 12
6. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan .............................................. 14
7. Tanda dan Bahaya Dalam Kehamilan ............................................. 15
8. Standar Asuhan Minimal Pada Masa Kehamilan ............................ 18
9. Standar Asuhan Kehamilan ............................................................. 18
Protokol Asuhan Bayi Pada Masa Pandemi Covid-19..................... 19
B. Kerangka Konseptual ........................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 27


A. Rancangan Penelitian dan Kerangka Kerja .......................................... 27
B. Subjek / Responden .............................................................................. 28
C. Pemgumpulan Data .............................................................................. 28
D. Masalah Etika ....................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30


LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil .... 26

Gambar 3.1 Gambar Kerangka Kerja Studi Kasus...................................... 27

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Pengambilan Pasien
Lampiran 3 Format Pengkajian Ibu Hamil
Lampiran 4 Rencana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Lampiran 5 Satpel Kegiatan
Lampiran 6 Leaflet
Lampiran 7 Lembar Konsultasi

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konteks Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development
Goals (SDGs), negara-negara telah bersatu untuk mencapai target baru dalam
mempercepat penurunan kematian ibu pada tahun 2030. SDGs mencakup
target ambisius: “mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) global menjadi
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran, dengan tidak ada negara yang memiliki
angka kematian ibu lebih dari dua kali rata-rata global”. 94% dari semua
kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke
bawah. World Health Organization (WHO) menetapkan bahwa salah satu
prioritas utama yang dilakukan merupakan upaya meningkatkan kesehatan
ibu. WHO bekerja untuk berkontribusi pada pengurangan kematian ibu
dengan meningkatkan bukti penelitian, memberikan panduan klinis dan
program berbasis bukti, menetapkan standar global, dan memberikan
dukungan teknis kepada negara-negara anggota dalam mengembangkan dan
menerapkan kebijakan dan program yang efektif. (WHO, 2020).
Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan
perdarahan postpartum. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi
ibu hamil tidak sehat antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu
hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu
muda 35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya > 3
tahun). Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan
dicapai adalah menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran
hidup pada SDKI 2012 menjadi 36 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2019 (Kemenkes, 2019).
Menurut data World Health Organization (WHO), angka kematian ibu
di dunia pada tahun 2019 adalah 830 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
kematian ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka
kematian ibu di negara maju yaitu 12 per 100.000 kelahiran hidup (WHO
2020).
Di Indonesia, kesehatan ibu khususnya ibu hamil masih memerlukan
perhatian. Hasil survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
Angka kematian ibu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan
Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
kematian Ibu di Indonesia mengalami penurunan, meski demikian penurunan
yang terjadi belum signifikan dan jauh dari harapan. Tingginya AKI di
Indonesia memiliki kaitan dengan perawatan kesehatan Ibu saat hamil.
Penyebab secara langsung tingginya AKI adalah perdarahan post partum,
infeksi, dan preeklamsi / eklamsia. Sebagian besar dapat dicegah melalui
pemberian asuhan kehamilan yang berkualitas (Idaningsih, 2016).
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan,
dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan atau terjatuh di setiap 100,000 kelahiran hidup. Indikator ini juga
mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, dikarenakan sensitifitasnya
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan baik dari sisi aksesibilitas maupun
kualitas (Dinkes Aceh,2020).
Angka kematian ibu di Aceh tahun 2020 sama dengan tahun
sebelumnya yaitu 172 per 100,000 kelahiran hidup. dengan jumlah kematian
ibu sebanyak 173 kasus, tertinggi di kabupaten Aceh Timur sebanyak 19
kasus di ikuti Aceh Utara sebanyak 17 kasus, terendah di kota Sabang
sebanyak 1 kasus. Penyebab tertinggi kematian ibu di Aceh masih didominasi
akibat perdarahan (32%), hal ini mengharuskan agar setiap ibu dapat secara
rutin melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan menjauhi faktor
resiko yang memicunya seperti obesitas, anemia, kadar kolesterol yang tinggi
hingga preeklamsia. Upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dapat
dilakukan dengan menjamin setiap ibu mampu mengakses pelayanan
kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan

2
kesehatan, perawatan setelah persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus
dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta pelayanan keluarga berencana
termasuk KB pasca persalinan (Dinkes Aceh,2021).
Menurut penelitian Tri Sunarsih (2020), Kelahiran dan kehamilan
merupakan suatu hal yang fisiologis, namun jika tidak dikelola dengan
baik akan menjadi patologis (Miratu dkk, 2015). Kira-kira 40% ibu hamil
mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan kehamilan dan 15 %
dari semua ibu hamil menderita komplikasi jangka panjang yang
mengancam jiwa bahkan sampai menimbulkan kematian. Sehingga
dibutuhkan Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan Selama masa
hamil secara berkala sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal
yang telah ditentukan untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan
ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan
kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi sehat.
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) disebabkan karena masih
rendahnya kualitas atau mutu pelayanan kesehatan, dengan salah satu cara
antisipasi melalui pemeriksaan Antenatal Care (ANC) yang berkualitas.
Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari
faktor risiko kehamilan. Pemeriksaan Antenatal care merupakan cara untuk
mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan
persalinan, serta dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau
keadaan janin. Tujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin
ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan
segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan
tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care. Apabila ibu hamil
tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui
apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan
risiko tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan
ibu dan janinnya (Yuliani, 2021).
Persentase penanganan komplikasi kebidanan dalam lima tahun
terakhir cenderung meningkat. Cakupan komplikasi kebidanan dihitung

3
dengan jumlah komplikasi yang ditangani dibagi jumlah sasaran ibu hamil
resti dikalikan 100%, pada tahun 2020 angka capaian sebesar 80% dari target
yang ditetapkan sebesar 100%, namun kenyataannya semua ibu hamil dengan
komplikasi kebidanan mendapat penanganan medis. Rendahnya cakupan ini
dikarenakan oleh sasaran ibu hamil yang ditetapkan cukup tinggi, dimana
sasaran ibu hamil dengan resiko tinggi yaitu 20% dan itu adalah ibu hamil
yang mengalami komplikasi kebidanan (Dinkes, 2021).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan proposal laporan
tugas akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
proposal laporan tugas akhir ini yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Hamil ?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dan
didokumentasikan dalam asuhan kebidanan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu Melakukan Pengumpulan data Subyektif Pada Ibu dalam
masa kehamilan
b. Mampu Melakukan Pengumpulan data Obyektif Pada Ibu dalam masa
kehamilan
c. Mampu melakukan Analisa data pada Ibu dalam masa kehamilan
d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu dalam
masa kehamilan
D. Manfaat
1. Secara Teoritis
Dapat mengetahui teori dan wawasan pengetahuan tentang kehamilan dan
dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

4
2. Secara Praktis/ Aplikatif
a. Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai referensi dan informasi tambahan khususnya dalam bidang
kesehatan terkait asuhan kebidanan pada ibu hamil.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan bahan acuan pembelajaran
tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil, dan bisa dijadikan referensi
untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi Masyarakat
Dapat menambah acuan pembelajaran dan wawasan masyarakat serta
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat terutama dalam
masalah asuhan kebidanan pada ibu hamil.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lamanya
kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40
minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu
ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari dari
43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36
mingu disebut kehamilan premature (khairoh,dkk. 2019).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya
sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan
keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir (Nuryaningsih, 2017).
Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal,
alami dan sehat. Sebagai bidan, kita membantu dan melindungi poses
kelahiran tersebut. Sebagai bidan kita percaya bahwa model asuhan
kebidanan yang membantu dan melindungi proses kelahiran normal, adalah
yang paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan kelahiran
(Yulizawati. Dkk, 2017).
2. Fisiologi Kehamilan
Proses fertilisasi, implantasi, plasentasi adalah sebagai berikut:
(Nuryaningsih, 2017)
a. Pengangkutan ovum ke oviduktus

6
Pada ovulasi ovum dibedakan ke dalam rongga abdomen tapi
langsung diambil oleh oviduktus, ditangkap fimbrie. Fimbrie dilapisi
oleh silia yaitu tonjolan-tonjolan halus mirip rambut yang bergetar
seperti gelombang ke arah interior oviduktus.
b. Pengangkutan sperma ke oviduktus
Setelah ditaruh di vagina saat ejakulasi, sperma-sperma tersebut
harus berjalan melewati kanalis servikalis, uterus dan kemudian menuju
telur di sepertiga atas oviduktus. Rintangan pertama adalah melewati
kanalis servikalis. Sewaktu kadar estrogen tinggi seperti yang terjadi
saat folikel matang akan berovulasi, mucus serviks menjadi cukup tipis
dan encer untuk dapat ditembus oleh sperma. Setelah sampai uterus,
kontraksi miometrium akan mengaduk sperma, saat mencapai
oviduktus sperma harus bergerak melawan silia, gerak ini dipermudah
oleh kontraksi antipristaltik otot polos oviduktus.
c. Fertilisasi
Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mula- mula harus
melewati korona radiata dan zona pelusida. Enzim- enzim akrosom,
yang terpajan saat membran akrosom rusak saat sperma berkontak
dengan korona radiata, memungkinkan sperma membuat terowongan
menembus sawar-sawar protektif tersebut. Sperma pertama yang
mencapai ovum itu sendiri berfusi dengan membran plasma ovum,
memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang mengelilingi ovum
sehingga lapisan ini tidak lagi dapat ditembus sperma lain (Fenomena
Black To Polyspermy). Kepala sperma yang berfusi tertarik dan ekor
lenyap. Penetrasi sperma ke dalam sitoplasma memicu pembelahan
meiosis akhir oosit sekunder. Nucleus sperma dan ovum menyatu
membentuk zigot lalu menjadi morula dan masuk uterus setelah uterus
sudah bisa dimasuki oleh morula, lalu manjadi blastokista dan terjadi
implantasi di dinding endometrium.
d. Implantasi

7
Ovum yang sudah dibuahi membelah dengan cepat selama
perjalannya dalam tuba falopii. Bila kelompok sel yang dsebut sebagai
morula mencapai cavum uteri maka terbentuklah ” inner cell mass”.
Pada stadium Blastosis , mass tersebut di bungkus dengan sel trofoblas
primitif. Didalam sel tersebut terjadi produksi hormon secara aktif sejak
awal kehamilan dan juga membentuk EPF (early pregnancy factor)
yang mencegah reaeksi hasil konsepsi. Pada stadium ini, zygote harus
mengadakan implantasi untuk memperoleh nutrisi dan oksigen yang
memadai. Terjadi perkembangan “inner cell mass” kedalam lapisan
ektodermal dan endodermal. Diantara kedua lapisan tersebut terbentuk
lapisan mesodermal yang akan tumbuh keluar untuk membentuk
mesoderm ekstra embrionik.
e. Plasentasi
Villi terdapat di seluruh permukaan blastosis. Dengan demikian
membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis) akan
tertekan dan kehamilan akan semakin mengembang ke arah dalam
cavum uteri.
Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap memangkas
sirkulasi yang melaluinya. Hal ini akan menyebabkan atrofi dan
hilangnya viili yang bersangkutan. Permukaan blastosis menjadi halus
dan bagian korion ini disebut Chorion Laeve. Pada sisi yang
berlawanan, villi mengalami pertumbuhan dan pembesaran dan disebut
sebagai Chorion Frondusum. Dengan semakin luasnya ekspansi
blastosis, desidua kapsularis menempel dengan desidua vera dan cavum
uteri menjadi obliterasi Trofoblas primitif chorion frondusum
melakukan invasi desidua. Pada proses ini, kelenjar dan stroma akan
rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami dilatasi
membentuk sinusoid.
Struktur dan hubungan villi terminalis dapat dipelajari dengan
melihat gambar penampangnya. Dengan semakin lajutnya kehamilan,
hubungan antara vaskularisasi trofoblas dan maternal menjadi semakin

8
erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri spiralis maternal
yang berasal dari ruang intervillous.
Tidak ada hubungan langsung antara kedua jenis sirkulasi dan
“placental barrier” pada akhir kehamilan terletak di microvilli
sinsitiotrofoblas yang memperluas permukaan transfer nutrien dan lain
lain. Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin
tipis dan vas dalam villus mengalami dilatasi. Plasenta yang sudah
terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan
tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500 gram
Talipusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat
‘Wharton Jelly’yang bertindak sebagai pelindung arteri dan vena
sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau terlipat, umumnya
berinsersi di bagian parasentral plasenta (Nuryaningsih, 2017).
3. Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda- tanda kehamilan dapat dibagi menjadi :
a. Tanda-tanda dugaan hamil
Amenore / tidak mengalami menstruasi (terlambat haid), Mual (nausea)
dan muntah (emesis), Pusing, Miksi (sering buang air kecil), Pigmentasi
kulit terutama didaerah muka, areola payudara, dan dinding perut,
Varices atau penampakan pembuluh darah vena, Payudara menegang
dan sedikit nyeri, dan Epulis : hipertropi dari pupil gusi.
b. Tanda tidak pasti kehamilan
1) Rahim membesar, sesuai dengan umur kehamilan
2) Pada pemeriksaan dalam di jumpai :
Tanda hegar : SBR lunak, Tanda chadwicks : warna kebiruan pada
serviks, vagina, dan vulva, Tanda piscaseck : pembesaran uterus ke
salah satu arah sehingga menonjol jelas ke arah pembesaran
tersebut, dan Kontraksi braxton hicks : bila uterus dirangsang
(distimulasi dengan diraba) akan mudah berkonstraksi.
c. Tanda pasti kehamilan

9
a) Teraba gerakan janin dalam rahim, Terdengar denyut jantung janin
(hamil 12 minggu), dan Pemeriksaan rontgen terdapat kerangka
janin
b) Pemeriksaan ultrasonografi
Terdapat kantong kehamilan, usia kehamilan 4 minggu, Terdapat
fetal plate,usia kehamilan 4 minggu, Terdapat kerangka janin, usia
kehamilan 12 minggu, dan Terdapat denyut jantung janin, usia
kehamilan 6 minggu (Yulizawati, dkk. 2017).
4. Perubahan Fisiologi dalam Kehamilan
a) Sistem reproduksi
1) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerimadan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai
persalinan. Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan
sel-sel otot, sementara produksi miosit yang baru sangat terbatas.
Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan sel ikat dan
elastic, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan
meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-
bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan akan menipis. Pada akhir kehamilan ketebalannya
hanya berkisar 1,5 cm bahkan kurang (Yulizawati, dkk. 2017).
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi oleh hormon
estrogen dan sedikit progesteron. Pada awal kehamilan tuba falopii,
ovarium dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks
fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas
pertengahan uterus. Posisi plasenta juga akan mempengaruhi
penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang
mengelilingi tempat implantasi plasenta akan bertambah besar lebih
cepat sehingga membuat uterus tidak rata.
Seiring dengan perkembangan kehamilannya. Daerah fundus dan
korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk seperti pada usia

10
kehamilan 12 minggu. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan
terlalu besar dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya,
uterus akan menyentuh dinding abdominal, mendorong usus
kesamping atas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Pada
akhir kehamilan otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi
sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis.
2) Serviks
Satu bulan setelah kondisi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadi edema dapa seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya
hipertrofi dan hyperplasia pada kelenjar serviks. Serviks merupakan
organ yang kompleks dan heterogen yang mengalami perubahan
yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Bersifat seperti
katup yang bertanggung jawab menjaga janin dalam uterus sampai
akhir kehamilan dan selama persalinan. Serviks didominasi oleh
jaringan ikat fibrosa. Komposisinya berupa jaringan matriks
ekstraseluler terutama mengandung kolagen dengan elastin dan
proteoglikan dan bagian sel yang mengandung otot dan fibroblast,
epitel serta pembuluh darah. (Yulizawati, dkk. 2017).
3) Ovarium
Proses ovulasi selama kehilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga tertunda. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal.
(Yulizawati, dkk. 2017).
4) Vagina dan perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot diperineum dan vulva, sehingga vagina
akan terlihat berwarna keunguan. Perubahan ini meliputi lapisan
mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipetrofi pada sel-
sel otot polos.

11
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan pada saat persalinan dengan
meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan
hipetrofi sel otot polos. (Yulizawati, dkk. 2017).
5) Sistem kardiovaskuler
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini
terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik. Selain itu,
juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan
20 terjadi peningkatan volume plasma. Performa ventrikel selama
kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular sistemik
dan perubahan pada aliran pulsasi arterial. Ventrikel kiri akan
mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi perubahan
cardiac output, tetapi kontraktilitasnya tidak berubah. Sejak
pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava
inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang,
sehingga mengurangi aliran balik ke jantung. Akibatnya, terjadi
penurunan preload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan
terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi
supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu
kehilangan kesadaran. Eritropoetin ginjal akan meningkatkan
jumlah sel darah merah sebanyak 20%-30%, tetapi tidak sebanding
dengan peningkatan plasma darah hingga mengakibatkan
hemodelusi dan penurunan kadar hemoglobin mencapai 11 g/dL
(Yulizawati, dkk. 2017).
5. Perubahan Psikologis dalam Kehamilan
Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis
dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan
betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan bahwa dia
sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya.
Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah
dalam kehamilannya khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan

12
kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinanbayinya tidak normal. Sebagai
seorang bidan anda harus menyadari adanya perubahan perubahan tersebut
pada wanita hamil agar dapat memberikan dukungan dan memperhatikan
keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan- pertanyaan
(Nuryaningsih, 2017).
a. Trimester Pertama
Segera setelah konsepsi kadar hormon progestron dan estrogen
dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara . Ibu
merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu
yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-
tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil . Setiap
perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan
seksama .Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau
dirahasiakannya (Nuryaningsih, 2017).
b. Trimester kedua
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, tubuh ibu
sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak
nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar
sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu menerima kehamilannya
dan mulai dapat menggunakan energi dan pikiran nya secara lebih
konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan
bayinya. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa
tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan
merasakan meningkatnya libido (Nuryaningsih, 2017).
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran

13
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan
terjadinya persalinnan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-
kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga
akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau
benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan (Nuryaningsih, 2017).
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan pada trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu
mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dari suami keluarga dan bidan
(Nuryaningsih, 2017).
6. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu, yang
semuanya membutuhkan adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Meskipun
normal, tetap perlu diberikan pencegahan dan perawatan ( Irianto, 2014).
a. Ketidaknyamanan Trimester I
1) Mual muntah
2) Hipersaliva
3) Pusing
4) Mudah lelah
5) Peningkatan frekuensi berkemih
6) Konstipasi
7) Heartburn
b. Ketidaknyamanan Trimester II
1) Pusing
2) Sering berkemih

14
3) Nyeri perut bawah
4) Nyeri punggung
5) Flek kehitaman pada wajah dan sikatri
6) Secret vagina berlebih
7) Konstipasi
8) Penambahan berat badan
9) Pergerakan janin
10) Perubahan Psikologis
c. Ketidaknyamanan Trimester II
1) Sering buang air kecil
2) Pegal-pegal
3) Hemoroid
4) Kam dan Nyeri pada kaki
5) Gangguan pernapasan
6) Oedema
7) Perubahan libido
7. Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan
Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan
dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil (Nuryaningsih, 2017).
a. Muntah berlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama
pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan
berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau
memang cukup berat, hingga tidak dapat makan dan berat badan
menurun terus.
b. Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
c. Sakit kepala

15
Sakit kepala yang hebat atau yang menetap timbul pada ibu hamil
mungkin dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.

d. Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan
tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
e. Sakit perut hebat
Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janinnya.
f. Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari
bang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda
bahaya pada kehamilan.
g. Batuk lama
Batuk lama lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut dan
dapat dicurigai ibu hamil menderita TB.
h. Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu masalah
pada kehamilan yang harus diwaspadai.
i. Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa
lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi
pada sore hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
j. Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak bila
bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila hal ini
terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.
k. Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu
hamil.
l. Gerakan janin

16
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan
keempat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan
ini, gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu
hamil harus waspada.
m. Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dsb.
Selama kehamilan, ibu bisa mengalami perubahan perilaku. Hal ini
disebabkan karena perubahan hormonal. Pada kondisi yang
mengganggu kesehatan ibu dan janinnya maka akan dikonsulkan 23
ke psikiater.
n. Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan
Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu
hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan selalu mau
berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan
oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan masalahnya
kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini,
petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan
memberikan dukungan agar mau membuka diri.
8. Standar Asuhan Minimal pada Masa Kehamilan
Standar asuhan minimal pada masa kehamilan “10 T’ menurut Gulton
(2020) adalah :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Tekanan darah
c. Tilai Status Gizi (LILA)
d. Tinggi Fundus Uteri
e. Tentukan Presentasi Janin (DJJ)
f. TT (Tetanus Toxoid)
g. Tablet Besi Minimal 90 Tablet selama kehamilan
h. Tes Laboratorium (Rutin dan Khusus)
i. Tata Laksana Kasus
j. Temu Wicara (P4K dan KB Pasca Salin)

17
9. Standar Asuhan Kehamilan
Kebijakan program asuhan kehamilan berdasarkan Anjuran WHO adalah
sebagai berikut
a. Trimester I : Satu kali kunjungan
b. Trimester II : Satu kali kunjungan
c. Trimester III : Dua kali kunjungan
Menurut Yulizawati,dkk.2017, kunjungan yang ideal adalah :
a. Awal kehamilan – 28 minggu: 1 x 1 bulan
b. 28 minggu – 36 minggu : 1 x 2 minggu
c. 36 minggu – lahir : 1 x 1 minggu
Tabel 2.1 Garis besar informasi setiap kali kunjungan
Kunjungan Waktu Informasi Penting
TM I < 12 mg 1. Menjalin hubungan dan saling
percaya
2. Deteksi masalah dan menangani
pencegahan tetanus : TT,
Anemia dan kesiapan
menghadapi kelainan
3. Motivasi hidup sehat (Gizi,
latihan, istirahat, hygiene)

TM II < 28 mg 1. Menjalin hubungan dan saling


percaya
2. Deteksi masalah dan
menangani pencegahan
tetanus : TT, Anemia dan
kesiapan menghadapi kelainan
3. Motivasi hidup sehat (Gizi,
latihan, istirahat, hygiene)
4. Waspada pre-eklamsia

TM III 28 – 36 mg 1. Menjalin hubungan dan saling


percaya
2. Deteksi masalah dan
menangani pencegahan
tetanus : TT, Anemia dan
kesiapan menghadapi kelainan

18
3. Motivasi hidup sehat (Gizi,
latihan, istirahat, hygiene)
4. Waspada Pre-eklampsia
5. palpasi abdominal

> 36 mg 1. Menjalin hubungan dan saling


percaya
2. Deteksi masalah dan
menangani pencegahan
tetanus : TT, Anemia dan
kesiapan menghadapi kelainan
3. Motivasi hidup sehat (Gizi,
latihan, istirahat, hygiene)
4. Waspada Pre-eklampsia
5. palpasi abdominal
6. deteksi letak janin dan tanda-
tanda abnormal lain
10. Protokol Pelayanan Antenatal pada Masa Pandemi Covid-19
a. Pelayanan FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama)
1) Prinsip Umum
a) Skrining dilakukan berdasarkan pemeriksaan suhu tubuh (≥38o
C), adanya gejala, adanya riwayat kontak erat dan adanya
riwayat perjalanan ke daerah yang telah terjadi transmisi lokal.
b) Tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan ibu hamil,
menolong persalinan dan memberikan perawatan esensial bayi
baru lahir WAJIB menggunakan Alat Pelindung Diri (sesuai
pedoman).
c) Ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir dalam keadaan Gawat
Darurat atau status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau
terkonfirmasi Corona Virus Disease-19 (COVID-19) WAJIB
DIRUJUK ke Rumah Sakit Rujukan COVID-19 atau RS mampu
PONEK yang terdekat.
d) Pertolongan persalinan dilakukan dengan berpedoman pada
kaidah Pencegahan Infeksi (lihat protap)
e) Tenaga Kesehatan mematuhi prinsip hand hygiene dan physical
distancing setiap waktu.

19
2) Layanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
a) Ibu hamil TANPA demam dan gejala influenza like illnesses
DAN tidak ada riwayat kontak erat ATAU tidak ada riwayat
perjalanan dari daerah yang telah terjadi transmisi lokal, SERTA
hasil rapid test negatif (jika mungkin dilakukan), dapat dilayani
di FKTP oleh bidan/dokter yang WAJIB menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) level-1
b) Ibu hamil dengan status Orang Dalam Pengawasan (ODP) dapat
dilayani di FKTP, sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
harus DIRUJUK ke FKRTL. Beri keterangan yang jelas pada
surat rujukan bahwa diagnosa PDP dan permintaan untuk
dilakukan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) serta
penanganan selanjutnya oleh dokter spesialis.
c) Ibu Hamil mendapatkan Jenis layanan Antenatal Care (ANC)
sama dengan situasi normal (sesuai SOP), kecuali pemeriksaan
Ultrasonografi (USG) untuk sementara DITUNDA pada ibu
dengan PDP atau terkonfirmasi COVID-19 sampai ada
rekomendasi bahwa episode isolasinya berakhir. Pemantauan
selanjutnya, ibu dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
d) Konsultasi kehamilan dilakukan sesuai rekomendasi WHO
e) Ibu hamil diminta untuk :
(1) Kunjungan wajib pertama dilakukan pada trimester 1
direkomendasikan oleh dokter untuk dilakukan skrining
faktor risiko (HIV, sifilis, Hepatitis B). Jika kunjungan
pertama ke bidan, maka setelah ANC dilakukan maka ibu
hamil kemudian diberi rujukan untuk pemeriksaan oleh
dokter.
(2) Kunjungan wajib kedua dilakukan pada trimester 3 (satu
bulan sebelum taksiran persalinan) harus oleh dokter untuk
persiapan persalinan.

20
(3) Kunjungan selebihnya DAPAT dilakukan atas nasihat
tenaga kesehatan dan didahului dengan perjanjian untuk
bertemu.
(4) Ibu hamil diminta mempelajari Buku Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA).
(5) Jika memungkinkan, konsultasi kehamilan dan edukasi
kelas ibu hamil DAPAT menggunakan aplikasi
TELEMEDICINE (misalnya Sehati tele-CTG, Halodoc,
Alodoc, teman bumil dll) dan edukasi berkelanjutan melalui
SMS Bunda.
3) Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC)
pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester
1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa
oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke
5 di Trimester 3.
1) ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko dilakukan oleh
Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Jika ibu datang
pertama kali ke bidan, bidan tetap melakukan pelayanan
antenatal seperti biasa, kemudian ibu dirujuk ke dokter untuk
dilakukan skrining. Sebelum ibu melakukan kunjungan antenatal
secara tatap muka, dilakukan janji temu/teleregistrasi dengan
skrining anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/ secara
daring untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19.
a) Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk
dilakukan swab atau jika sulit untuk mengakses RS Rujukan
maka dilakukan Rapid Test. Pemeriksaan skrining faktor
risiko kehamilan dilakukan di RS Rujukan.
b) Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan skrining
oleh Dokter di FKTP.
2) ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2, ANC ke-4
di Trimester 3, dan ANC ke-6 di Trimester 3 :

21
Dilakukan tindak lanjut sesuai hasil skrining. Tatap muka
didahului dengan janji temu/teleregistrasi dengan skrining
anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/secara daring
untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19.
a) Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk
dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS Rujukan maka
dilakukan Rapid Test.
b) Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan pelayanan
antenatal di FKTP.
3) ANC ke-5 di Trimester 3
Skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh Dokter dengan
menerapkan protokol kesehatan. Skrining dilakukan untuk
menetapkan :
a) faktor risiko persalinan
b) menentukan tempat persalinan, dan
c) Menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau tidak.
Tatap muka didahului dengan janji temu/teleregistrasi dengan
skrining anamnesa melalui media komunikasi
(telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko dan gejala
COVID-19. Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS
untuk dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS Rujukan
maka dilakukan Rapid Test.
4) Rujukan terencana diperuntukkan bagi:
a) Ibu dengan faktor risiko persalinan. Ibu dirujuk ke RS
untuk tatalaksana risiko atau komplikasi persalinan.
b) Ibu dengan faktor risiko COVID-19. Skrining faktor risiko
persalinan dilakukan di RS Rujukan.
Jika tidak ada faktor risiko yang membutuhkan rujukan
terencana, pelayanan antenatal selanjutnya dapat dilakukan di
FKTP.

22
5) Janji temu/teleregistrasi adalah pendaftaran ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan
antenatal, nifas, dan kunjungan bayi baru lahir melalui media
komunikasi (telepon/SMS/WA) atau secara daring. Saat
melakukan janji temu/teleregistrasi, petugas harus
menanyakan tanda, gejala, dan faktor risiko COVID-19 serta
menekankan pemakaian masker bagi pasien saat datang ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
6) Skrining faktor risiko (penyakit menular, penyakit tidak
menular, psikologis kejiwaan, dll) termasuk pemeriksaan
USG oleh Dokter pada Trimester 1 dilakukan sesuai
Pedoman ANC Terpadu dan Buku KIA.
a) Jika tidak ditemukan faktor risiko, maka pemeriksaan
kehamilan ke 2, 3, 4, dan 6 dapat dilakukan di FKTP oleh
Bidan atau Dokter. Demikian pula untuk ibu hamil
Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan
Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru | 37
dengan faktor risiko yang bisa ditangani oleh Dokter di
FKTP.
b) Jika ditemukan ada faktor risiko yang tidak dapat
ditangani oleh Dokter di FKTP, maka dilakukan rujukan
sesuai dengan hasil skrining untuk dilakukan tatalaksana
secara komprehensif (kemungkinan juga dibutuhkan
penanganan spesialistik selain oleh Dokter Sp.OG)
7) Pada ibu hamil dengan kontak erat, suspek, probable, atau
terkonfirmasi COVID-19, pemeriksaan USG ditunda sampai
ada rekomendasi dari episode isolasinya berakhir.
Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
8) Ibu hamil diminta mempelajari dan menerapkan buku KIA
dalam kehidupan sehari-hari.

23
a) Mengenali TANDA BAHAYA pada kehamilan. Jika ada
keluhan atau tanda bahaya, ibu hamil harus segera
memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b) Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan
gerakan janinnya. Jika terdapat risiko/tanda bahaya
(tercantum dalam buku KIA), seperti mual-muntah hebat,
perdarahan banyak, gerakan janin berkurang, ketuban
pecah, nyeri kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi
berulang, dan kejang atau ibu hamil dengan penyakit
diabetes mellitus gestasional, pre eklampsia berat,
pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil dengan
penyakit penyerta lainnya atau riwayat obstetri buruk,
maka ibu harus memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
c) Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20
minggu. Setelah usia kehamilan 28 minggu, hitunglah
gerakan janin secara mandiri (minimal 10 gerakan dalam 2
jam). Jika 2 jam pertama gerakan janin belum mencapai
10 gerakan, dapat diulang pemantauan 2 jam berikutnya
sampai maksimal dilakukan hal tersebut selama 6x (dalam
12 jam). Bila belum mencapai 10 gerakan selama 12 jam,
ibu harus segera datang ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
untuk memastikan kesejahteraan janin.
d) Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan
dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,
menjaga kebersihan diri dan tetap melakukan aktivitas
fisik berupa senam ibu hamil/ yoga/pilates/peregangan
secara mandiri di rumah agar ibu tetap bugar dan sehat.
e) Ibu hamil tetap minum Tablet Tambah Darah (TTD)
sesuai dosis yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

24
9) Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil
dengan status suspek, probable, atau terkonfirmasi positif
COVID-19 dilakukan dengan pertimbangan dokter yang
merawat.
10) Pada ibu hamil suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-
19, saat pelayanan antenatal mulai diberikan KIE mengenai
pilihan IMD, rawat gabung, dan menyusui agar pada saat
persalinan sudah memiliki pemahaman dan keputusan untuk
perawatan bayinya.
11) Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya
tidak melakukan perjalanan ke luar negeri atau ke daerah
dengan transmisi lokal/ zona merah (risiko tinggi) dengan
mengikuti anjuran perjalanan (travel advisory) yang
dikeluarkan pemerintah. Dokter harus menanyakan riwayat
perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari daerah
dengan penyebaran COVID-19 yang luas (Kemenkes RI,
2020).
b. Pelayanan FKRTL (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
Lanjutan)
Layanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC):
a) Pemeriksaan rapid test dilakukan kepada Ibu hamil setiap kali
berkunjung, kecuali kasus rujukan yang telah dilakukan rapid test
atau telah terkonfirmasi COVID-19.
b) Ibu hamil dengan hasil skrining rapid test positif atau terkonfirmasi
COVID19 atau didiagnosa PDP dilayani oleh dokter yang WAJIB
menggunakan APD level-2.
c) Ibu hamil dengan hasil skrining rapid test positif, jika
memungkinkan dilakukan pengambilan spesimen dan pemeriksaan
PCR, serta penetapan statusnya (Orang Tanpa Gejala (OTG)/
Orang Dalam Pengawasan (ODP) /Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) atau non-COVID-19).

25
d) Jenis layanan ibu hamil sesuai pedoman Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia (POGI) untuk pemeriksaan ANC.
e) Jika tidak ada indikasi rawat inap DAN tidak ada penyulit
kehamilan lainnya, maka kunjungan pemeriksaan kehamilan
WAJIB berikutnya adalah pada satu bulan sebelum taksiran
persalinan, atau sesuai nasihat dokter dengan didahului perjanjian
untuk bertemu.
f) Jika memungkinan, ibu hamil disarankan untuk juga melakukan
konsultasi dengan menggunakan aplikasi TELEMEDICINE
(SEHATI tele-CTG, Halodoc, Alodoc, Teman Bumil) dan edukasi
berkelanjutan melalui SMSBunda.
g) Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari termasuk mengenali tanda bahaya. Jika ada
tanda bahaya ibu harus segera memeriksakan diri ke RS.
B. Kerangka Konseptual

Input Proses Output

Asuhan Menjelaskan tentang protokol


Kebidanan pada kesehatan Ibu Hamil
Ibu hamil Memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil
yaitu :
Melakukan asuhan kebidanan
kunjungan awal berupa
anamnesa dan pemeriksaan
fisik
Memberikan konseling
Menuliskan SOAP
Perkembangan

2.1Skema Kerangka Konseptual Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian dan Kerangka Kerja
Rancangan asuhan studi kasus yangInforman
Pemilihan diberikan
(Ibu kepada
hamil) ibu hamil.
Kerangka kerja yang akan dilakukan dan memberikan asuhan adalah sebagai
berikut : Persetujuan informan dan pengumpulan data
Adapun kerangka kerja studi kasus ini adalah sebagai berikut :

Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil minimal 3 kali


yaitu meliputi:

Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III


Menjelaskan tentang Anamnesa dan Anamnesa dan
protokol kesehatan pemeriksaan fisik, pemeriksaan fisik,
pengukuran BB pengukuran BB
Anamnesa dan
pemeriksaan fisik, Konseling tentang Konseling tentang
pengukuran BB, Tetanus, anemia, dan persiapan
pengukuran LILA tanda bahaya persalinan
kehamilan.
Memberikan
konseling tentang
pengertian ibu hamil,
tanda kehamilan dan
gizi ibu hamil.

Penyusunan laporan Hasil Asuhan (Dokumentasi Kebidanan)

3.1 Bagan Kerangka Kerja Studi Kasus

27
B. Subjek/ Responden
Adapun Subjek dari Proposal laporan tugas akhir ini adalah ibu hamil.

C. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yang dikumpulkan dalam proposal laporan tugas akhir (LTA)
menggunakan metode wawancara.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan dalam proposal laporan tugas akhir ini
menggunakan daftar isian, formulir kompilasi data, rekam medik, dan lain-
lain.

D. Masalah Etika
Selama dalam proses asuhan, pemberi asuhan tetap memperhatikan etika
sosial dan budaya. Pemberi asuhan juga akan menjaga privasi/kerahasian
pasien, menghormati harkat dan martabat, memperhatikan hubungan baik
pemberi asuhan dengan responden atau sumber informasi bukan semata-mata
untuk kepentingan pemberi asuhan saja, melainkan juga untuk terjaminnya
kualitas data atau informasi yag diperoleh serta kenyamanan responden.
Etika adalah masalah yang sangat penting, karena masalah etika erat
kaitannya dengan manusia dan harus diperhatikan (Hidayat, 2012).
Langkah-langkah yang penulis lakukan sebelum pemberian asuhan yaitu
melalui :
1. Informed Choice
Pemberi asuhan memberi pilihan serta tujuan dan dan dampak bagi
informan yang diikuti selama pengumpulan data. Apabila informan menolak
menjadi responden, pemberi asuhan tidak memaksa dan tetap menghormati
hak informan.

28
2. Informed Consent
Jika informan setuju dengan penjelasan yang diberikan, maka informan
harus menandatangani lembar persetujuan yang telah diajukan oleh pemberi
asuhan.
3. Anonymity
Pemberi asuhan tidak mencantumkan nama informan pada lembar
pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi kode atau nomor.
4. Confidentially
Pemberi asuhan menjamin kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh
informan, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau
dilaporkan pada laporan tugas akhir.

29
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Salemba Medika: Edisi 2.
Dinkes Aceh. (2021). Profil Kesehatan Aceh 2020. 148, 193.
Gulton, Lusiana, J. H. (2020). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sidoarjo : Zifatama
Jawara.
Idaningsih, A. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jawa Barat :
Lovrinz Publishing.
Kemenkes RI. (2020). Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir di Era Adaptasi Baru.
Khairoh. dkk. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya : CV. Jakad
Publishing.
Nuryaningsih, F. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
WHO. (2020). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. world Bank.
Yuliani. (2021). Analisis Faktor Kunjungan Antenatal Care (Anc) Ibu Hamil Di
Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020.
Jurnal Sains Dan Aplikasi, IX, No.1,.
Yulizawati.dkk. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. In M. K.
Bd. Yulizawati, SST (Ed.), Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Erka.

30

Anda mungkin juga menyukai