OLEH:
1. AINUR ROHMAH BALQIS HUMAIRO (2114315401001)
2. ANISYAH MAY ADELLYA (2114315401002)
3. NABILAH NADIA RAHMA (2114315401013)
4. SANTIKA PUTRI RIWAYATI (2114315401015)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya
dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN KPSP” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita yang telah memberikan tugas pembuatan
makalah ini kepada kami. Melalui penulisan makalah ini kami berharap dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi penulis maupun pembaca untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan tentang salah satu kasus pada bidang Kesehatan yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan nifas.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang
membangun. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................6
D. MANFAAT...............................................................................................................6
BAB II ...................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN............................................................................8
A. ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA............................................8
B. DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG................................................................................15
C. TEORI EBM (EVIDENCE BASED MIDWIFERY)..................................................................20
BAB III...................................................................................................................................22
TINJAUAN KASUS.................................................................................................................22
BAB IV..................................................................................................................................47
PENUTUPAN.........................................................................................................................47
A. KESIMPULAN ...........................................................................................................47
B. SARAN......................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................49
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia di masa yang
akan datang (Kemenkes RI, 2016).
Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat penting dikenal dengan periode
kanak-kanak awal ( toddler) atau yang dikenal dengan istilah masa keemasan ( The golden age ), yakni
periode usia 12 sampai 36 bulan. Periode ini merupakan masa saat anak melakukan eksplorasi lingkungan
yang insentif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi dan bagaimana mengontrol
orang lain melalui perilaku tempertantrum, negativism, dan keras kepala. Masa ini merupakan periode
dimana pencapaian perkembangan dan pertumbuhan intelektual harus dicapai dikarenakan tingkat
plastisitas otak masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan bimbingan
(Wong, 2009).
Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,kesadaran sosial, emosional
dan intelegensia berjalan sangat cepat merupakan landasan perkembangan berikutnya, sehingga setiap
kelainan atau penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan baik,
akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari (Soetjiningsih,2013).
Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran dan perabaan) yang datang dari
lingkungan luar bayi. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang bayi. Bayi yang
mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan bayi yang
kurang atau tidak mendapat stimulasi (Hidayat A. A., 2009).
Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan (Soetjiningsih,
2013). Lingkungan merupakan salah satu faktor pendorong perkembangan bayi. Lingkungan yang
merangsang mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang tidak
merangsang menyebabkan perkembangan bayi di bawah kemampuannya. Pemberian stimulasi pada bayi
akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan – kebutuhan bayi sesuai dengan tahap
perkembangannya (Hurlock,2009).
Deteksi dini pertumbuhan sangat perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui normalitas
pertumbuhan dan mendeteksi penyimpangan pertumbuhan secara dini (Sulistyawati, 2014). Jaringan otak
4
anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Jika anak tidak
pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan menurun. Hal ini dapat mengurangi kualitas sumber daya
manusia di masa yang akan datang (Soetjiningsih, 2013).
Laporan The State Of The World's Children 2019 Secara global,setidaknya 1 dari 2 anak di bawah
5 tahun menderita dari kelaparan tersembunyikarena kekurangan di vitamin dan nutrisi penting lainnya.
Pada 2018, hampir 200 juta anak balita menderita stunting atau wasting setidaknya 340 juta menderita
kelaparan tersembunyi. Pola makan yang buruk menyebabkan malnutrisi pada anak usia dini yaitu 44
persen anak-anak berusia 6 sampai 23 bulan tidak diberi makan buah atau sayuran dan 59 persen tidak
diberi makan telur, susu, ikan atau daging. Berdasarkan data jumlah balita sekitar 23,7% atau 10% dari
jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah balita tersebut diperkirakan sekitar 4,5 – 6,7 juta mengalami
masalah tumbuh kembang (Kemenkes RI, 2016).
Stimulasi deteksi dan intervensi tumbuh kembang sangat penting dilakukan. Stimulasi diartikan
sebagai kegiatan merangsang kemampuan dasar anak yang dilakukan oleh lingkungan (ibu, bapak dan
anggota keluarga lainnya) untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya (Soetjiningsih, 2013). Stimulasi
yang kurang dapat menyebabkan keterlambatan tumbuh kembanganak (Baker,2010). Penelitian lain
membuktikan bahwa stimulasi sangat menentukan perkembangan fungsi kognitif pada masa kanak – kanak
(Baros, 2009).
Kegiatan SDIDTK balita yang menyeluruh dan terkoordinasi akan meningkatkan kualitas tumbuh
kembang balita dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator keberhasilan pembinaan
tumbuh kembang balita tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi balita tetapi juga mental,
emosional, sosial dan kemandirian balita berkembang secara optimal (KemenkesRI, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Heryudarini Harahap (2018) dengan tujuan penelitian adalah
mengetahui proporsi gangguan pertumbuhan dan perkembangan dan mempelajari asosiasi asupan makanan
dan pengasuhan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dinilai melalui Z-skor tinggi
badan (TB) menurut umur standar WHO. Hasil penelitian proporsi NH-ND, S-ND, NH-SD dan S-SD
berturut-turut adalah 53,6%, 17,9%, 19,4%,dan 9,1%. S-ND berhubungan dengan kurang asupan
protein(OR=2,2;95%CI:1,1-4,6), umur 1–1,9 tahun (OR=6,9: 95%CI:2,2-22,1). NH-SD berhubungan
dengan umur 1,0–1,9 tahun (OR=0,3; 95%CI:0,1-0,6). S-SD berhubungan dengan kurang asupan protein
(OR=3,1; 95%CI:1,2-8,2), SESrendah dan anak digendong > 2 jam (OR=6,9; 95%CI:2,5-19,0).
Kesimpulannya bahwa asupan protein, sosial ekonomi status dan pengasuhan anak merupakanfaktor risiko
untuk terjadinya pertumbuhan dan hambatan perkembangan padaanak.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan
tumbuh kembang balita An. C di Ruang TumbuhKembang RSUD Raden Mattaher Propinsi Jambi Tahun
2020.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah “Bagaimana
Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang Balita An.C di Ruang Tumbuh Kembang RSUD Raden Mattaher
Propinsi Jambi Tahun2020?”
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang Balita An. C diRuang Tumbuh Kembang RSUD
Raden Mattaher Propinsi Jambi Tahun2020.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan identifikasi dan analisis data dasar pada An. C di Ruang Tumbuh Kembang RSUD
Raden Mattaher Propinsi Jambi Tahun2020.
b. Mampu mengintepretasi data dasar pada An. C di Ruang TumbuhKembang RSUD Raden Mattaher
Propinsi Jambi Tahun 2020.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada. An. C diRuang Tumbuh Kembang RSUD
Raden Mattaher Propinsi Jambi Tahun2020
d. Mampu melaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera pada An. Cdi Ruang Tumbuh Kembang
RSUD Raden Mattaher Propinsi JambiTahun 2020.
e. Mampu menentukan rencana tindakan Asuhan Kebidanan pada An. C diRuang Tumbuh Kembang RSUD
Raden Mattaher Propinsi Jambi Tahun2020.
f. Mampu melaksanakan Tindakan Asuhan Kebidanan pada An. C di RuangTumbuh Kembang RSUD Raden
Mattaher Propinsi Jambi Tahun 2020.
g. Mampu melaksanakan Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan pada An. C di Ruang Tumbuh Kembang
RSUD Raden Mattaher Propinsi JambiTahun 2020.
h. Mampu melaksanakan pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada An. Cdi Ruang Tumbuh Kembang
RSUD Raden Mattaher Propinsi JambiTahun 2020.
D. Manfaat
6
Dapat di jadikan sebagai bahan masukan dan gambaran informasi bagiRSUD Raden Mattaher
Propinsi Jambi sehingga dapat meningkatkanmanajemen asuhan kebidanan tumbuh kembang anak
3. Bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan serta dapat mengaplikasikan apayang telah di dapat selama
perkuliahan dalam asuhan kebidanan tumbuhkembang anak balita.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat (Kemenkes RI, 2012). Perkembangan adalah bertambahnya struktur danfungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta
sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI,2012).
Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proposi, hilangnya
ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru (Marmi, 2015). Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai
hasil dari proses pematangan, disini menyangkut adanya proses diferensiensi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah lakusebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2013).
2. Teori Perkembangan
8
3. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan (Kemenkes RI, 2016). Ciri -ciritersebut adalah sebagai berikut:
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan selanjutnya.Setiap
anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda Pada setiap anak mempunyai
kecepatan yang berbeda–beda baik dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
d. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan Anak yang sehat, bertambah umur, bertambah berat
dan tinggi badannya serta kepandaiannya. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat maka
perkembanganpun demikian terjadi peningkatan baik memori, daya nalar dan lain-lain.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.Perkembangan fungsi organ tubuh, terjadi menurut dua
hukum yang tetap yaitu sebagai berikut:
1) Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala, kemudian menujuke arah kaudal / anggota tubuh
(pola sefalokaudal),
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak kasar)lalu berkembang kebagian distal
seperti jari-jari yang mempunyaikemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan memeiliki tahap yang berurutanTahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang
teratur dan berurutan. Misalnya, anak mampu membuat lingkaran dulu sebelummampu membuat kotak
Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masaanak. Menurut pedoman SDIDTK
Depkes (2012) tahapan tersebut sebagai berikut.
a. Masa pranatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan) Masa pranatal terbagi menjadi 3
yaitu:
3) Masa janin / fetus : umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Pada masa janin ada 2
periode :
9
a) masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampaitrimester ke 2 kehamilan,
1) Masa neonatal usia 0--28 hari, terbagi menjadi: Neonatal dini(perinatal) : 0-7 hari dan Neonatal
lanjut: 8-28 hari
Ciri-ciri tumbuh dan kembang secara normal pada masa pranatal, neonatal, bayi, Toddler dan pra sekolah
(Kemenkes RI, 2016) yaitu:
a. Masa pranatal
Periode terpenting pada masa prenatal adalah trimester I kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak
janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Kehidupan bayi pada masa pranatal
dikelompokkan dua periode, yaitu
1) Masa embrio
Masa embrio dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan delapan minggu. Pada masa ini, ovum yang
telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi dengan cepat untuk
membentuk berbagai sistem organ tubuh.
2) Masa fetus
Masa fetus yaitu sejak kehamilan 9 minggu sampai kelahiran. Masa fetus ini terbagi dua yaitu masa
fetus dini (usia 9 minggu sampaitrimester dua), dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan
pembentukan manusia sempurna dan alat tubuh mulai berfungsi. Berikutnya adalah masa fetus lanjut
(trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap berlangsung cepat disertai perkembangan
fungsi-fungsi. Pada 9 bulan masa kehamilan, kebutuhan bayi bergantung sepenuhnya pada ibu. Oleh
karena itu kesehatan ibu sangat penting dijaga dan perlu dihindari faktor-faktor risiko terjadinya
10
kelainan bawaan / gangguan penyakit pada janin yang dapat berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangannya.
b. Masa Neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta
oragan-organ tubuh mulai berfungsi. Saat lahir berat badan normal dari ibu yang sehat berkisar 3000 gr
- 3500 gr,tinggi badan sekitar 50 cm, berat otak sekitar 350 gram. Pada sepuluh hari pertama biasanya
terdapat penurunan berat badan sepuluh persen dari berat badan lahir, kemudian berangsur-angsur
mengalami kenaikan.
Pada masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifatfisiologis akan muncul. Diantaranya
refleks moro yaitu reflek merangkul,yang akan menghilang pada usia 3--5 bulan; refleks menghisap
(suckingrefleks); refleks menoleh (rooting refleks); refleks mempertahankan posisileher/kepala (tonick
neck refleks); refleks memegang (palmar grapsrefleks) yang akan menghilang pada usia 6--8 tahun.
Refleks-reflekstersebut terjadi secara simetris, dan seiring bertambahnya usia, refleks-refleks itu akan
menghilang. Pada masa neonatal ini, fungsi pendengarandan penglihatan juga sudah mulai berkembang.
Pada masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Umur 5 bulan berat badan
anak 2x berat badan lahir dan umur 1tahun sudah 3x berat badan saat lahir. Sedangkan untuk panjang
badannya pada 1 tahun sudah satu setengah kali panjang badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala
juga pesat. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah 50%. Oleh karena itu perlu
pemberiangizi yang baik yaitu dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang.
Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu
objek, membedakan seseorang dengan benda, senyum naluri, dan bersuara. Terpenuhinya rasa aman dan
kasih sayang yang cukup mendukung perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi
telungkup, anak berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap
memiringkan kepala ke samping. Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan menoleh
ke kiri kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak mampu membalikkan badan dari posisi
telentang ke telungkup, dan sebaliknya berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untuk dimasukkan
ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda,
sebaliknya akan cerewet/menangis pada suasana tidak menyenangkan.
Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada posisi telungkup untuk menjangkau
benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia sembilan bulan anak bergerak merayap atau merangkak dan
mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Bila dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil
berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga anak dapat mengambil
11
benda dengan menjepitnya. Kehadiran orang asing akan membuat cemas (stranger anxiety) demikian
juga perpisahan dengan ibunya.
Pada usia 9 bulan sampai dengan 1 tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola,
memukul-mukul mainan, dan memberikan benda yang dipegang bila diminta. Anak suka sekali
bermainci-luk-ba. Pada masa bayi terjadi perkembangan interaksi dengan lingkungan yang menjadi
dasar persiapan untuk menjadi anak yang lebih mandiri. Kegagalan memperoleh perkembangan
interaksi yang positif dapat menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan masalah sosialisasi pada
masa mendatang. Oleh karena itu, diperlukan hubungan yang mesraantara ibu (orang tua) dan anak.
Pada masa ini pertumbuhan fisik anak relatif lebih pelan daripada masa bayi tetapi perkembangan
motoriknya berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu makan sehingga tampak
langsing dan berotot, dan anak mulai belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri tegak dan kaku,
kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar usia enam belas bulan, anak mulai belajar berlari dan
menaiki tangga, tetap masih kelihatan kaku. Oleh karena itu, anak perlu diawasi karena dalam
beraktivitas, anak tidak memperhatikan bahaya.
Perhatian anak terhadap lingkungan menjadi lebih besar dibanding masa sebelumnya yang lebih
banyak berinteraksi dengan keluarganya. Anak lebih banyak menyelidiki benda di sekitarnya dan
meniru apa yang diperbuat orang. Mungkin ia akan mengaduk-aduk tempat sampah, laci, lemari
pakaian, membongkar mainan, dan lain-lain. Benda-benda yang membahayakan hendaknya disimpan di
tempat yang lebih aman. Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun dua kata dan
mengulang kata-kata baru.
Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat keakuan yang kuat sehingga segala
sesuatu yang disukainya dianggap miliknya. Bila anak menginginkan mainan kepunyaan temannya,
sering ia akan merebutnya karena dianggap miliknya. Teman dianggap sebagai benda mati yang dapat
dipukul, dicubit atau ditarik rambutnya apabila menjengkelkan hatinya. Anak kadang-kadang juga
berperilaku menolak apa saja yang akan dilakukan terhadap dirinya (self defense), misalnya menolak
mengenakan baju yang sudah disediakan orang tuanya dan akan memilih sendiri pakaian yang
disukainya.
e. Masa Prasekolah
Pada usia 5 tahun, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Anak kelihatan lebih langsing.
Pertumbuhan fisik juga relatif pelan. Anak mampu naik turun tangga tanpa bantuan, demikian juga
berdiri dengansatu kaki secara bergantian atau melompat sudah mampu dilakukan. Anak mulai
berkembang superegonya (suara hati) yaitu merasa bersalah bilaada tindakannya yang keliru. Pada masa
12
ini anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya
tentang segala hal disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orangtua mematikan inisiatif anak,
akan membuat anak merasa bersalah. Anak belum mampu membedakan hal yang abstrak dan konkret
sehingga orangtua sering menganggap anak berdusta, padahal anak tidak bermaksud demikian.
Anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan danlaki-laki. Anak juga akan
mengidentifikasi figur atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan untuk meniru
tingkah laku orang dewasa disekitarnya. Pada akhir tahap ini, anak mulai mengenal cita-cita, belajar
menggambar, menulis, dan mengenal angka serta bentuk/warna benda. Orang tua perlu mulai
mempersiapkan anak untuk masuk sekolah.Bimbingan, pengawasan, pengaturan yang bijaksana,
perawatankesehatan dan kasih sayang dari orang tua dan orang-orangdisekelilingnya sangat diperlukan
oleh anak.
1) Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasilakhirproses pertumbuhan dan
perkembangan anak
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesia atau bangsa lainnya, sehingga postur
tubuh tiap bangsa berlainan
3) Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
4) Umur
Masa pranatal, masa bayi dan masa remaja merupakan tahap yangmengalami pertumbuhan cepat
dibanding masa lainnya.
5) Jenis kelamin
6) Kelainan kromosom
13
7) Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat janin berumur 4 bulan yang mana
saat tersebut terjadi pertumbuhan cepat.Hormon yang berpengaruh terutama hormon
pertumbuhansomatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga
menghasilkan kelenjar tiroksin yang bergunauntuk metabolisma, maturasi tulang, gigi dan otak
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh, dapat dikelompokkanmenjadi tiga yaitu pranatal, natal, dan
pasca natal.
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap pertumbuhandan perkembangan janin mulai
dari konsepsi sampai lahir, antara lain:
a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,terutama trimester akhir
kehamilan.
b) Mekanis.Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan kongenital
misalnya club foot
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat anti kanker,
rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
d) Kelainan endokrin.
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah somatotropin, tiroid,
insulin, hormon plasenta, peptide peptida lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah
satudari Hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapatmenyebabkan terjadinya gangguan
pada pertumbuhan susunansaraf pusat sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan danlain-
lain.
e) Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin,
kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-
laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.
f) Infeksi
14
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang sering
menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat
menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza danlain-lain
g) Kelainan imunologi
h) Psikologis ibu
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapatmenyebabkan trauma kepala pada bayi
sehingga berisiko terjadinyakerusakan jaringan otak.
Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadaptumbuh kembang anak adalah
gizi, penyakit kronis/kelainankongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin,
sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan
1. Pengertian
Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuhkembang pada balita dan anak pra sekolah (Kemenkes R.I,
2012).
Ada 3 jenis deteksi dini yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat puskesmas dan jaringannya
(Kemenkes RI, 2016) yaitu :
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk
dan mikro/makrosefali.Jenis instrument yang digunakan:
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahuiadanya masalah mental
emosional, autism, gangguan pemusatan perhatian, dan hiperaktivitas. Instrumen yang digunakan:
Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya penyimpangantumbuh kembang pada balita
dan anak prasekolah oleh tenaga kesehatanadalah sebagai berikut
Keterangan :
LK : Lingkar Kepala
Tinggi BadanTujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak apakah tergolong
normal, kurus, kurus sekali, atau gemuk. Parameter BB/TB ini untuk mengetahui apakah proporsi anak
tergolong normal. Berat badan dan tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang paling sering
digunakan untuk pertumbuhan anak. Antropometri adalahukuran fisik seorang anak yang diukur dengan
menggunakan alat ukur tertentu seperti timbangan dan pita pengukur (meteran)
KPSP merupakan skrining pendahuluan untuk menilai perkembangan anak usia 0-72 bulan. Daftar
pertanyaan singkat yang ditujukan padaorang tua. KPSP adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang
ditujukan kepada orang tua. Skrining/pemeriksaan dapat dilakukan oleh tenagakesehatan, guru
TK/PAUD terlatih.
17
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan adalah formulir KPSP sesuai umur dan alat untuk pemeriksaan
yang berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran 2,5 cm sebanyak 8
buah, kismis,kacang tanah dan potongan biscuit. Usia ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan
16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Daftar pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh nomor yang dibagi menjadi dua, yaitu pertanyaan yang
harus dijawab oleh orangtua/pengasuh dan perintah yang harus dilakukan sesuai dengan pertanyaan
KPSP.Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab “ya” atau “tidak” oleh orangtua.
2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahunanak lahir.
3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
4) Daftar pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh nomor yang dibagimenjadi dua, yaitu pertanyaan yang
harus dijawab olehorangtua/pengasuh dan perintah yang harus dilakukan sesuai dengan pertanyaan
KPSP.
5) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab.Oleh karena itu pastikan orang
tua/pengasuh mengerti apa yangditanyakan kepadanya.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban
Ya atau Tidak. Catat jawabantersebut pada formulir.
1) Bila jawaban “ya” berjumlah 9-10 berarti perkembangan anak normalsesuai dengan tahapan
perkembangan
b) Kesesuaian jawaban orangtua dengan maksud pertanyaan Apabila ada kesalahan , maka
pemeriksan harus diulang
18
3) Bila setelah diteliti jawaban “ya” berjumlah 7- 8, berarti perkembangan anak meragukan dan perlu
pemeriksan ulang 2 minggukemudian dengan pertanyaan yang sama. Jika jawaban tetap samamaka
kemungkinan ada penyimpangan.
4) Bila jawaban berjumlah “ya” berjumlah 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan dan anak
perlu dirujuk ke rumah sakit untuk memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Tes ini untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata padaanak berusia 3-6 tahun yang
dilakukan setiap enam bulan. Tujuan tes iniuntuk mendeteksi adanya kelainan daya lihat pada anak usia
prasekolahsecara dini, sehingga jika ada penyimpangan dapat segera ditangani.
3) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari kartu “E” untuk duduk anak.
5) Pemeriksa memberikan kartu “E” kepada anak. Latih anak dalammengarahkan kartu ‘E’ menghadap
ke atas, bawah, kiri dan kanansesuai yang ditunjuk pada poster “E”oleh pemeriksa.
6) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatumulai baris pertama huruf “E
“berukuran paling besar sampai bariskeempat atau baris ”E” terkecil yang masih dapat dilihat.
7) Puji anak jika bisa mencocokan posisi kartu “E” yang dipegangnyadengan huruf pada kartu “E” pada
poster.
8) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama.
Secara normal anak dapat melihat huruf E pada baris ketiga. Apabila pada baris ketiga, anak tidak dapat
melihat maka perlu dirujuk untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Selain tes daya lihat, anak
juga perlu diperiksakan kesehatan matanya. Perlu ditanyakan dan diperiksaadakah hal sebagai berikut :
2) Perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat,sering mengkedipkedipkan mata
3) Kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata merah dan keluar air
19
Intervensi
Apabila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata anak, minta anak datang lagi untuk pemeriksaan
ulang dan jika hasil pemeriksaan anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama maka anak tersebut
perludirujuk ke rumah sakit dengan menuliskan mata yang mengalamigangguan ( kanan, kiri atau
keduanya)
TDD dapat dilakukan setiap 3 bulan pada bayi usia < 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak oleh tenaga
kesehatan, guru TK/PAUD terlatih.Peralatan yang diperlukan adalah instrumen untuk TDD sesuai usia
anak,gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia dan mainan (boneka,kubus, sendok, cangkir dan
bola). Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan kelompok usia anak.
Jawaban ‘ya’ jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat melakukan perintah dan jawaban ‘tidak’ jika
anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah. Jika anak dibawah 12 bulan, pertanyaan ditujukan
untuk kemampuan 1 bulan terakhir. Setiap pertanyaan perlu dijawab ‘ya.’Apabila ada satu atau lebih
jawaban ‘tidak’, berarti pendengaran anak tidak normal, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.
Berikut ini adalah beberapa jurnal penelitian yang berhubungan dengantumbuh kembang anak.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yudi Arimba Wani (2017) yang berjudul Survei Status Gizi Dan
Perkembangan Anak Balita Menggunakan Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP). Tujuan untuk
mengetahui tingkat tumbuh kembang anak, agar dapat melakukan tindakan perbaikan yang tepat bila
ditemukan penyimpangan. Penelitian ini merupakan survei analitik. Jumlah sampel adalah 79 anak,
berusia 1-5 tahun dan mendapat kesediaan orang tua untuk menjadi subjek penelitian. Pengukuran
anthropometri berat badan dan tinggi badan serta observasi perkembangan dengan KPSP dilakukan pada
setiap subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12% anak kurus/sangat kurus, 26%
anak gizi kurang/gizi buruk, 38% anak pendek/sangat pendek, dan 10% anak mengalami penyimpangan
perkembangan serta 33% memiliki perkembangan meragukan. Disimpulkan bahwa pada penelitian ini,
proporsi anak kurang gizi tergolong tinggi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Istri Utami (2020) yang berjudul Gangguan Tumbuh Kembang Balita Usia
12-59 Bulan di Posyandu Mekar I Jomegatan Kasihan Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan tumbuh kembang balita usia 12-59 bulan di Posyandu
Mekar I Jomegatan Kasihan Bantul. Metode penelitian berjenis kuantitatif dengan desain deskriptif
analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposivesampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Populasi dalam penelitian iniadalah ibu yang
mempunyai balita usia 12-59 bulan di Posyandu Mekar I Jomegatan Kasihan Bantul Yogyakarta, jumlah
20
populasi 118 balita dan jumlah sampel 30 responden. Analisis data menggunakan Spearman Rank. Hasil
data penelitian didapatkan hasil pengetahuan ibu dengan pertumbuhan pvalue = 0,015, pengetahuan ibu
dengan perkembangan p-value= 0,000,status gizi p-value = 0,022, pola stimulasi p-value = 0,018.
Kesimpulan penelitian bahwa ada hubungan antara faktor pengetahuan ibu dengan status gizi (BB/U) di
Posyandu Mekar I Jomegatan dengan hasil (p-value 0,015),dan ada hubungan antara faktor pengetahuan
ibu dengan perkembangan di Posyandu Mekar I Jomegatan dengan hasil (p-value 0,000). Ada
hubunganantara faktor pengetahuan ibu dengan tumbuh kembang balita di Posyandu Mekar I Jomegatan.
Ada hubungan antara faktor status gizi (BB/U) dengan perkembangan di Posyandu Mekar I Jomegatan
dengan hasil (p-value 0,022). Ada hubungan antara faktor pola stimulasi dengan perkembangan di
Posyandu Mekar I Jomegatan dengan hasil (p-value 0,018).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Piper JD et al (2017) dengan judul Water, sanitation and hygiene (WASH)
interventions: effects on child development inlow- and middle-income countries (Protocol). Penelitian Ini
adalah protokol untuk Cochrane Review (Intervention). Tujuannya adalah sebagai berikut Tujuan
utamanya untuk menilai pengaruh intervensi untuk meningkatkansanitasi, kebersihan, kualitas dan
pasokan air di tingkat rendah dan negara berpenghasilan menengah tentang perkembangan anak. Tujuan
sekundernya untuk menganalisis efek terukur dari intervensi air, sanitasi dan kebersihan (WASH) pada
pendaftaran sekolah atau prasekolah dan kehadiran ; memeriksa kelayakan intervensi WASH terkait
dengan ketepatan pelaksanaandan kepatuhan peserta; mengevaluasi efek intervensi WASH pada hasil
perantara kontaminasi lingkungan, penyakit saluran cerna dan pengurangan beban pengumpulan air dan
biaya air; dan mengidentifikasi setiap dampak merugikan yang mungkin ditimbulkan oleh intervensi
WASH bagi peserta.Kesimpulan keseluruhan adalah itu Intervensi WASH memberikan manfaat
pertumbuhan yang kecil, tetapi informasi tambahan dari studi yang sedang berlangsung harus disediakan
bukti lebih lanjut.
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Identitas/Biodata
Usia : 60 bulan
Anak ke 3
b. Identitas Orangtua
22
Agama : Islam Agama : Islam
c. Riwayat kehamilan
23
30
Terapi : Tablet Fe
d. Riwayat Persalinan
parah.
Pola asuh : Orang tua khususnya ibu dari klien sering kali
30
31
g. Riwayat Imunisasi
keseimbangan tubuh
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 94 x/Menit
Pernapasan : 23 x/Menit
Suhu : 36,5 0C
Berat Badan : 19 kg
Lingkar Kepala : 51 cm
31
32
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
2) Mata
3) Hidung
Bentuk : Simetris
Keadaan : Bersih
4) Mulut
Bentuk : simetris
Palatum : normal
Reflek : baik
Bibir : simetris
6) Dada
Posisi : Simetris
32
33
7) Abdomen
Bentuk : bulat
8) Ekstremitas
9) Genitalia
1) Pertumbuhan
a) Pemeriksaan BB/TB
107 cm dan BB 19 kg
a) Pemeriksaan
= 2.
33
34
berpegangan.
baik.
3. (A) Analisis
4. (P) Penatalaksanaan
Tabel 4
Lembar Implementasi
Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Waktu Waktu Evaluasi
Tindakan Paraf Paraf
(tgl/jam) (tgl/jam) Tindakan
1. Beri tahu orang 30-01- Memberitahu orang tua 30-01- Ibu sudah
tua hasil 2021 hasil pemeriksaan pada 2021 mengerti akan
pemeriksaan 10.00 An. A mulai dari tanda- 10.20 kondisi anaknya
anaknya WIB tanda vital dalam batas WIB saat ini.
normal, pemeriksaan fisik
dalam keadaan normal,
ditemukan An. A
keterlambatan pada
perkembangan, menurut
BB/TB Termasuk kategori
normal, dan pemeriksaan
perkembangan dengan
menggunakan KPSP 60
bulan anak tidak dapat
34
35
35
36
f. mengajarkan anak
naik sepeda dengan
memperhatikan
keamanannya.
B. Catatan Perkembangan
1. Catatan Perkembangan I
a. Data Subjektif
3) Ibu mengatakan anak sudah bisa berdiri dengan satu kaki lebih
dari 2 detik dan melompat dengan satu kaki sebanyak 1-2 kali
36
37
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2) Pemeriksaan fisik
Berat Badan : 19 kg
Lingkar Kepala : 51 cm
3) Pemeriksaan Perkembangan
pada aspek Motorik Kasar yaitu berdiri dengan satu kaki selama 6
detik atau lebih dan melompat dengan satu kaki tanpa berpegangan
c. (A) Analisis
kasar.
d. (P) Penatalaksanaan
Tabel 5
Lembar Implementasi
Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Tindakan Paraf
(tgl/jam) (tgl/jam)
1. Beritahu ibu 06-02- Memberitahu ibu hasil 06-02- Ibu mengerti
hasil 2021 pemeriksaan bahwa 2021 kondisi anaknya
pemeriksaan pukul anak belum bisa berdiri 10.15
10.00 dengan satu kaki selama WIB
WIB 6 detik dan belum bisa
melompat dengan satu
kaki.
37
38
2. Catatan Perkembangan II
a. Data Subjektif
3) Ibu mengatakan anaknya sudah bisa berdiri dengan satu kaki lebih
dari 5 detik dan melompat dengan satu kaki namun masih sering
terjatuh
38
39
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2) Pemeriksaan fisik
Lingkar Kepala : 51 cm
3) Pemeriksaan Perkembangan
Balita A belum dapat berdiri dengan satu kaki selama 6 detik atau
c. (A) Analisis
d. (P) Penatalaksanaan
Tabel 6
Lembar Implementasi
Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Tindakan Paraf
(tgl/jam) (tgl/jam)
1. Beritahu ibu 13-02- Memberitahu ibu hasil 13-02- Ibu mengerti
hasil 2021 pemeriksaan melalui KPSP 2021 dan memahami
pemeriksaan pukul bahwa anak belum bisa 10.15 kondisi anaknya
39
40
a. Data Subjektif
40
41
3) Ibu mengatakan anaknya sudah bisa berdiri dengan satu kaki lebih
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2) Pemeriksaan fisik
Lingkar Kepala : 51 cm
3) Pemeriksaan Perkembangan
pada aspek Motorik Kasar yaitu berdiri dengan satu kaki selama 6
detim atau lebih dan melompat dengan satu kaki sebanyak 3 kali
tanpa terjatuh
c. (A) Analisis
kasar
41
42
d. (P) Penatalaksanaan
Tabel 7
Lembar Implementasi
Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Tindakan Paraf
(tgl/jam) (tgl/jam)
1. Beritahu ibu 20-02- Memberitahu ibu hasil 20-02- Ibu mengerti
hasil 2021 pemeriksaan anaknya. 2021 dan memahami
pemeriksaan pukul Anak sudah bisa berdiri 10.15 kondisi anaknya
10.00 dengan satu kaki selama WIB
WIB lebih dari 6 detik.
42
43
keluhan bawa ke
puskesmas
4. Catatan Perkembangan IV
a. Data Subjektif
3) Ibu mengatakan anaknya sudah bisa berdiri dengan satu kaki lebih
dari 6 detik dan sudah bisa melompat dengan satu kaki tanpa
terjatuh
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2) Pemeriksaan fisik
43
44
Lingkar Kepala : 51 cm
3) Pemeriksaan Perkembangan
motorik kasar karena telah dapat berdiri dengan satu kaki selama
lebih dari 6 detik dan melompat dengan satu kaki lebih dari 3 kali
tanpa terjatuh
c. (A) Analisis
d. (P) Penatalaksanaan
Tabel 8
Lembar Implementasi
Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Tindakan Paraf
(tgl/jam) (tgl/jam)
1. Beritahu ibu 27-02- Memberitahu ibu hasil 27-02- Ibu mengerti dan
hasil 2021 pemeriksaan anaknya 2021 senang akan
pemeriksaan pukul melalui KPSP bahwa anak 10.15 kondisi anaknya
10.00 sudah bisa melakukan WIB
WIB semua aspek termasuk
motorik kasar yang
berarti perkembangan
anak sudah sesuai
Memberikan pujian
2. Berikan pujian 27-02- kepada ibu karena telah 27-02- Ibu terlihat
kepada ibu 2021 berhasil memberikan 2021 senang karena
pukul asuhan dengan baik dan pukul telah berhasil
10.15 benar kepada anak 10.25 menstimulasi
WIB sehingga anak telah WIB anaknya dengan
mengalami peningkatan baik dan benar
yang bagus
44
45
3. Beritahu ibu 27-02- menstimulasi anak tahap 27-02- Ibu mengerti dan
untuk 2021 selanjutnya usia 66 bulan 2021 bersedia
menstimulasi pukul yaitu pukul melakukan
anak tahap 10.25 a. Gerak kasar : 10.40 stimulasi yang
selanjutnya WIB Mendorong agar WIB diajarkan dan
anak dan teman- akan
temannya bermain memperhatikan
bola, mengajarkan buku KIA sebagai
permainan menjaga acuan tumbuh
keseimbangan tubuh kembang anaknya
seperti bermain
engklek, berlari,
bermain lompat
jauh, melompat
dengan satu kaki,
mengajarkan anak
naik sepeda atau
bermain sepatu roda
dengan
memperhatikan
keamanannya
b. Gerak halus : bantu
anak menulis
namanya, kata-kata
pendek dan angka,
ajak anak bermain
“berhitung”. Bantu
anak mengerti
urutan kegiatan
dalam mengerjakan
sesuatu, misalnya
mencuci tangan dan
menyiapkan
makanan.
Membantu anak
mebuat sesuatu dari
tanah liat atau lilin
seperti membuat
gelas dan mangkok.
Ajak anak belajar
bertukang memakai
palu dan gergaji
dibawah bimbingan
dan pengawasan
orang tua.
c. Kemampuan bicara
dan bahasa : ajak
anak sering
membaca buku.
Bantu anak
mengenal benda
yang serupa dan
yang berbeda seperti
radio-televisi, pisau-
45
46
garpu, cermin-kaca.
Ajari anak mengenal
rambu/tanda lalu
lintas, misalnya
“dilarang parkir”,
“dilarang berhenti”
dll. Mengajari anak
mengenal berbagai
jenis uang logam dan
membedakan
dengan nilai rupiah
yang berbeda.
d. Sosialisasi dan
kemandirian:
mendorong anak
agar berpakaian
sendiri, menyimpan
mainan tanpa
bantuan, membantu
kegiatan dirumah
seperti memasak
atau bersih-bersih
rumah. Memberi
kesempatan anak
untuk berkumpul
bersama teman-
temannya,ajari anak
memakai kata-kata
dalam memecahkan
masalah dan
bukannya dengan
memukul atau
mendorong.
Mengajarkan anak
untuk mematuhi
peraturan dirumah
dan melibatkan anak
dalam membuat
kesepakatan seperti
ketika akan pergi
bersama keluarga
4. Anjurkan ibu 27-02- 27-02-
untuk 2021 Menganjurkan ibu untuk 2021 Ibu bersedia
melakukan pukul melakukan pukul melakukan
pemeriksaan/ 10.40 pemeriksaan/skrinning 10.55 pemeriksaan rutin
skrinning WIB rutin ke tenaga WIB ke tenaga
rutin ke kesehatan menggunakan kesehatan untuk
tenaga KPSP setiap 3 bulan mengetahui
kesehatan sekali pada anak perkembangan
berumur kurang dari 24 anaknya
bulan dan setiap 6 bulan
sekali pada anak umur
24-72 bulan.
46
47
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan tumbuh kembang pada An. A di TPMB W desa
Tanjung Jaya Lampung Tengah tanggal 30 Januari 2021 menggunakan manajemen menurut
Varney, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
47
48
Pada evaluasi kasus An. A didapat bahwa sebagai berikut, pertumbuhan anak dalam
keadaan baik, perkembangan mental emosional anak baik, keterlambatan pada
perkembangannya. Menganjurkan dan mengajarkan ibu memahami buku KIA sebagai
acuannya dan memberi contoh kepada anak dan ibu cara stimulasi yang bisa dilakukan
dirumah. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang sebanyak 4 kali setiap
seminggu sekali untuk melakukan catatan perkembangan
8. Pendokumentasian Kegiatan/ Asuhan
Pendokumentasian Asuhan dilakukan dengan manjemen 7 langkah Varneydan dengan
catatan perkembangan SOAP sehingga pendokumentasiandilakukan secara lengkap dan
menyeluruh. Oleh Karena itu, tidak terjadikesenjangan antara teori dan penerapan kasus
di lahan praktik
B. SARAN
1. Bagi TPMB Desa Tanjung Jaya Lampung Tengah
Diharapkan TPMB Desa Tanjung Jaya Lampung Tengah dapat meningkatkan manajemen
asuhan tumbuh kembang pada anak
2. Bagi Penulis
Diharapkan dapat mengaplikasikan apa yang telah di dapat selama perkuliahan dalam
asuhan kebidanan tumbuh kembang.
48
49
DAFTAR PUSTAKA
Heryudarini Harahap, 2018.Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Anak Usia 0,5-1,9
TahunTerkait Dengan Asupan Makanan Dan Pengasuhan Yang Kurang. Journal of The
Indonesian Nutrition Association. Volume 41 nomor 1: 49-58.
Hurlock (2009)
Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Kemenkes RI (2012)
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar . Jakarta
____(2015)
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar . Jakarta.
_____(2016)
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Jakarta.
Marmi K, R (2015)
Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
Sulistyawati, A. 2014.
Deteksi Tumbuh Kembang Anak . Salemba Medika. Jakarta Selatan.
49
50
Buku ajar keperawatan pediatrik. (alih Bahasa : Andry Hartono, dkkk). EGC. Jakarta.
50