Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

“ ASUHAN KEBIDANAN KPSP ”


DOSEN PENGAMPU : IBU EVI DWI PRASTIWI, SST, M.Kes

OLEH:
1. AINUR ROHMAH BALQIS HUMAIRO (2114315401001)
2. ANISYAH MAY ADELLYA (2114315401002)
3. NABILAH NADIA RAHMA (2114315401013)
4. SANTIKA PUTRI RIWAYATI (2114315401015)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI
OKTOBER, 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya
dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN KPSP” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita yang telah memberikan tugas pembuatan
makalah ini kepada kami. Melalui penulisan makalah ini kami berharap dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi penulis maupun pembaca untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan tentang salah satu kasus pada bidang Kesehatan yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan nifas.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang
membangun. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................6
D. MANFAAT...............................................................................................................6
BAB II ...................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN............................................................................8
A. ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA............................................8
B. DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG................................................................................15
C. TEORI EBM (EVIDENCE BASED MIDWIFERY)..................................................................20
BAB III...................................................................................................................................22
TINJAUAN KASUS.................................................................................................................22
BAB IV..................................................................................................................................47
PENUTUPAN.........................................................................................................................47
A. KESIMPULAN ...........................................................................................................47
B. SARAN......................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................49

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia di masa yang
akan datang (Kemenkes RI, 2016).

Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat penting dikenal dengan periode
kanak-kanak awal ( toddler) atau yang dikenal dengan istilah masa keemasan ( The golden age ), yakni
periode usia 12 sampai 36 bulan. Periode ini merupakan masa saat anak melakukan eksplorasi lingkungan
yang insentif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi dan bagaimana mengontrol
orang lain melalui perilaku tempertantrum, negativism, dan keras kepala. Masa ini merupakan periode
dimana pencapaian perkembangan dan pertumbuhan intelektual harus dicapai dikarenakan tingkat
plastisitas otak masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan bimbingan
(Wong, 2009).

Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,kesadaran sosial, emosional
dan intelegensia berjalan sangat cepat merupakan landasan perkembangan berikutnya, sehingga setiap
kelainan atau penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan baik,
akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari (Soetjiningsih,2013).

Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran dan perabaan) yang datang dari
lingkungan luar bayi. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang bayi. Bayi yang
mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan bayi yang
kurang atau tidak mendapat stimulasi (Hidayat A. A., 2009).

Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan (Soetjiningsih,
2013). Lingkungan merupakan salah satu faktor pendorong perkembangan bayi. Lingkungan yang
merangsang mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang tidak
merangsang menyebabkan perkembangan bayi di bawah kemampuannya. Pemberian stimulasi pada bayi
akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan – kebutuhan bayi sesuai dengan tahap
perkembangannya (Hurlock,2009).

Deteksi dini pertumbuhan sangat perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui normalitas
pertumbuhan dan mendeteksi penyimpangan pertumbuhan secara dini (Sulistyawati, 2014). Jaringan otak
4
anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Jika anak tidak
pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan menurun. Hal ini dapat mengurangi kualitas sumber daya
manusia di masa yang akan datang (Soetjiningsih, 2013).

Laporan The State Of The World's Children 2019 Secara global,setidaknya 1 dari 2 anak di bawah
5 tahun menderita dari kelaparan tersembunyikarena kekurangan di vitamin dan nutrisi penting lainnya.
Pada 2018, hampir 200 juta anak balita menderita stunting atau wasting setidaknya 340 juta menderita
kelaparan tersembunyi. Pola makan yang buruk menyebabkan malnutrisi pada anak usia dini yaitu 44
persen anak-anak berusia 6 sampai 23 bulan tidak diberi makan buah atau sayuran dan 59 persen tidak
diberi makan telur, susu, ikan atau daging. Berdasarkan data jumlah balita sekitar 23,7% atau 10% dari
jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah balita tersebut diperkirakan sekitar 4,5 – 6,7 juta mengalami
masalah tumbuh kembang (Kemenkes RI, 2016).

Stimulasi deteksi dan intervensi tumbuh kembang sangat penting dilakukan. Stimulasi diartikan
sebagai kegiatan merangsang kemampuan dasar anak yang dilakukan oleh lingkungan (ibu, bapak dan
anggota keluarga lainnya) untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya (Soetjiningsih, 2013). Stimulasi
yang kurang dapat menyebabkan keterlambatan tumbuh kembanganak (Baker,2010). Penelitian lain
membuktikan bahwa stimulasi sangat menentukan perkembangan fungsi kognitif pada masa kanak – kanak
(Baros, 2009).

Kegiatan SDIDTK balita yang menyeluruh dan terkoordinasi akan meningkatkan kualitas tumbuh
kembang balita dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator keberhasilan pembinaan
tumbuh kembang balita tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi balita tetapi juga mental,
emosional, sosial dan kemandirian balita berkembang secara optimal (KemenkesRI, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Heryudarini Harahap (2018) dengan tujuan penelitian adalah
mengetahui proporsi gangguan pertumbuhan dan perkembangan dan mempelajari asosiasi asupan makanan
dan pengasuhan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dinilai melalui Z-skor tinggi
badan (TB) menurut umur standar WHO. Hasil penelitian proporsi NH-ND, S-ND, NH-SD dan S-SD
berturut-turut adalah 53,6%, 17,9%, 19,4%,dan 9,1%. S-ND berhubungan dengan kurang asupan
protein(OR=2,2;95%CI:1,1-4,6), umur 1–1,9 tahun (OR=6,9: 95%CI:2,2-22,1). NH-SD berhubungan
dengan umur 1,0–1,9 tahun (OR=0,3; 95%CI:0,1-0,6). S-SD berhubungan dengan kurang asupan protein
(OR=3,1; 95%CI:1,2-8,2), SESrendah dan anak digendong > 2 jam (OR=6,9; 95%CI:2,5-19,0).
Kesimpulannya bahwa asupan protein, sosial ekonomi status dan pengasuhan anak merupakanfaktor risiko
untuk terjadinya pertumbuhan dan hambatan perkembangan padaanak.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan
tumbuh kembang balita An. C di Ruang TumbuhKembang RSUD Raden Mattaher Propinsi Jambi Tahun
2020.

5
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah “Bagaimana
Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang Balita An.C di Ruang Tumbuh Kembang RSUD Raden Mattaher
Propinsi Jambi Tahun2020?”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang Balita An. C diRuang Tumbuh Kembang RSUD
Raden Mattaher Propinsi Jambi Tahun2020.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan identifikasi dan analisis data dasar pada An. C di Ruang Tumbuh Kembang RSUD
Raden Mattaher Propinsi Jambi Tahun2020.

b. Mampu mengintepretasi data dasar pada An. C di Ruang TumbuhKembang RSUD Raden Mattaher
Propinsi Jambi Tahun 2020.

c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada. An. C diRuang Tumbuh Kembang RSUD
Raden Mattaher Propinsi Jambi Tahun2020

d. Mampu melaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera pada An. Cdi Ruang Tumbuh Kembang
RSUD Raden Mattaher Propinsi JambiTahun 2020.

e. Mampu menentukan rencana tindakan Asuhan Kebidanan pada An. C diRuang Tumbuh Kembang RSUD
Raden Mattaher Propinsi Jambi Tahun2020.

f. Mampu melaksanakan Tindakan Asuhan Kebidanan pada An. C di RuangTumbuh Kembang RSUD Raden
Mattaher Propinsi Jambi Tahun 2020.

g. Mampu melaksanakan Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan pada An. C di Ruang Tumbuh Kembang
RSUD Raden Mattaher Propinsi JambiTahun 2020.

h. Mampu melaksanakan pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada An. Cdi Ruang Tumbuh Kembang
RSUD Raden Mattaher Propinsi JambiTahun 2020.

D. Manfaat

1. Bagi RSUD Raden Mattaher Propinsi Jambi

6
Dapat di jadikan sebagai bahan masukan dan gambaran informasi bagiRSUD Raden Mattaher
Propinsi Jambi sehingga dapat meningkatkanmanajemen asuhan kebidanan tumbuh kembang anak

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan

Hasil Laporan diharapkan dapat menambah wawasan khususnyamahasiswa kebidanan dalam


menerapkan asuhan kebidanan tumbuh kembanganak balita dan menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa
kebidanan PoltekkesKemenkes Jambi sehingga menjadikan sumber ilmu bagi pembaca.

3. Bagi penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan serta dapat mengaplikasikan apayang telah di dapat selama
perkuliahan dalam asuhan kebidanan tumbuhkembang anak balita.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang Anak Balita

1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat (Kemenkes RI, 2012). Perkembangan adalah bertambahnya struktur danfungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta
sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI,2012).

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proposi, hilangnya
ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru (Marmi, 2015). Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai
hasil dari proses pematangan, disini menyangkut adanya proses diferensiensi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah lakusebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2013).

2. Teori Perkembangan

Beberapa teori perkembangan pada masa balita adalah sebagai berikut.

Teori Perkembangan Pada Masa Balita

Macam Teori Masa Bayi Masa Prasekolah Masa Prasekolah


Awal Akhir
Psikososial Percaya vs tidak Otonomi vs ragu-ragu/ Inisiatif vs rasa bersalah
(E.Erikson) percaya malu
Psikoseksual Fase oral Fase anal Fase phalik
(Sigmund Freud)
Perkembangan kognitif Sensori motor Pra operasional Pra operasional
(J. Piaget)

8
3. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan (Kemenkes RI, 2016). Ciri -ciritersebut adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan menimbulkan perubahanPerkembangan dan pertumbuhan berjalan secara bersamaan.


Setiap pertumbuhan disertai dengan perkembangan.

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan selanjutnya.Setiap
anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda Pada setiap anak mempunyai
kecepatan yang berbeda–beda baik dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

d. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan Anak yang sehat, bertambah umur, bertambah berat
dan tinggi badannya serta kepandaiannya. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat maka
perkembanganpun demikian terjadi peningkatan baik memori, daya nalar dan lain-lain.

e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.Perkembangan fungsi organ tubuh, terjadi menurut dua
hukum yang tetap yaitu sebagai berikut:

1) Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala, kemudian menujuke arah kaudal / anggota tubuh
(pola sefalokaudal),

2) Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak kasar)lalu berkembang kebagian distal
seperti jari-jari yang mempunyaikemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

f. Perkembangan memeiliki tahap yang berurutanTahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang
teratur dan berurutan. Misalnya, anak mampu membuat lingkaran dulu sebelummampu membuat kotak

4. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan

Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masaanak. Menurut pedoman SDIDTK
Depkes (2012) tahapan tersebut sebagai berikut.

a. Masa pranatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan) Masa pranatal terbagi menjadi 3
yaitu:

1) Masa zigot / mudigah: sejak konsepsi sampai umur kehamilan 2minggu

2) Masa embrio : umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.

3) Masa janin / fetus : umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Pada masa janin ada 2
periode :
9
a) masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampaitrimester ke 2 kehamilan,

b) masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.

b. Masa bayi / infancy (umur 0-12 bulan)

Masa bayi terbagi menjadi 2 yaitu:

1) Masa neonatal usia 0--28 hari, terbagi menjadi: Neonatal dini(perinatal) : 0-7 hari dan Neonatal
lanjut: 8-28 hari

2) Masa post (pasca) neonatal umur 29 hari sampai 12 bulan.

c. Masa balita dan prasekolah usia 1 -- 6 tahun

Masa balita dan prasekolah terbagi menjadi:

1) Masa balita: mulai 12-60 bulan tahun dan

2) Masa Pra sekolah: mulai 60-72 bulan tahun

Ciri-ciri tumbuh dan kembang secara normal pada masa pranatal, neonatal, bayi, Toddler dan pra sekolah
(Kemenkes RI, 2016) yaitu:

a. Masa pranatal

Periode terpenting pada masa prenatal adalah trimester I kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak
janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Kehidupan bayi pada masa pranatal
dikelompokkan dua periode, yaitu

1) Masa embrio

Masa embrio dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan delapan minggu. Pada masa ini, ovum yang
telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi dengan cepat untuk
membentuk berbagai sistem organ tubuh.

2) Masa fetus

Masa fetus yaitu sejak kehamilan 9 minggu sampai kelahiran. Masa fetus ini terbagi dua yaitu masa
fetus dini (usia 9 minggu sampaitrimester dua), dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan
pembentukan manusia sempurna dan alat tubuh mulai berfungsi. Berikutnya adalah masa fetus lanjut
(trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap berlangsung cepat disertai perkembangan
fungsi-fungsi. Pada 9 bulan masa kehamilan, kebutuhan bayi bergantung sepenuhnya pada ibu. Oleh
karena itu kesehatan ibu sangat penting dijaga dan perlu dihindari faktor-faktor risiko terjadinya

10
kelainan bawaan / gangguan penyakit pada janin yang dapat berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangannya.

b. Masa Neonatal

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta
oragan-organ tubuh mulai berfungsi. Saat lahir berat badan normal dari ibu yang sehat berkisar 3000 gr
- 3500 gr,tinggi badan sekitar 50 cm, berat otak sekitar 350 gram. Pada sepuluh hari pertama biasanya
terdapat penurunan berat badan sepuluh persen dari berat badan lahir, kemudian berangsur-angsur
mengalami kenaikan.

Pada masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifatfisiologis akan muncul. Diantaranya
refleks moro yaitu reflek merangkul,yang akan menghilang pada usia 3--5 bulan; refleks menghisap
(suckingrefleks); refleks menoleh (rooting refleks); refleks mempertahankan posisileher/kepala (tonick
neck refleks); refleks memegang (palmar grapsrefleks) yang akan menghilang pada usia 6--8 tahun.
Refleks-reflekstersebut terjadi secara simetris, dan seiring bertambahnya usia, refleks-refleks itu akan
menghilang. Pada masa neonatal ini, fungsi pendengarandan penglihatan juga sudah mulai berkembang.

c. Masa bayi ( 1-12 bulan)

Pada masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Umur 5 bulan berat badan
anak 2x berat badan lahir dan umur 1tahun sudah 3x berat badan saat lahir. Sedangkan untuk panjang
badannya pada 1 tahun sudah satu setengah kali panjang badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala
juga pesat. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah 50%. Oleh karena itu perlu
pemberiangizi yang baik yaitu dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang.

Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu
objek, membedakan seseorang dengan benda, senyum naluri, dan bersuara. Terpenuhinya rasa aman dan
kasih sayang yang cukup mendukung perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi
telungkup, anak berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap
memiringkan kepala ke samping. Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan menoleh
ke kiri kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak mampu membalikkan badan dari posisi
telentang ke telungkup, dan sebaliknya berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untuk dimasukkan
ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda,
sebaliknya akan cerewet/menangis pada suasana tidak menyenangkan.

Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada posisi telungkup untuk menjangkau
benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia sembilan bulan anak bergerak merayap atau merangkak dan
mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Bila dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil
berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga anak dapat mengambil

11
benda dengan menjepitnya. Kehadiran orang asing akan membuat cemas (stranger anxiety) demikian
juga perpisahan dengan ibunya.

Pada usia 9 bulan sampai dengan 1 tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola,
memukul-mukul mainan, dan memberikan benda yang dipegang bila diminta. Anak suka sekali
bermainci-luk-ba. Pada masa bayi terjadi perkembangan interaksi dengan lingkungan yang menjadi
dasar persiapan untuk menjadi anak yang lebih mandiri. Kegagalan memperoleh perkembangan
interaksi yang positif dapat menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan masalah sosialisasi pada
masa mendatang. Oleh karena itu, diperlukan hubungan yang mesraantara ibu (orang tua) dan anak.

d. Masa Toddler (1--3 tahun)

Pada masa ini pertumbuhan fisik anak relatif lebih pelan daripada masa bayi tetapi perkembangan
motoriknya berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu makan sehingga tampak
langsing dan berotot, dan anak mulai belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri tegak dan kaku,
kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar usia enam belas bulan, anak mulai belajar berlari dan
menaiki tangga, tetap masih kelihatan kaku. Oleh karena itu, anak perlu diawasi karena dalam
beraktivitas, anak tidak memperhatikan bahaya.

Perhatian anak terhadap lingkungan menjadi lebih besar dibanding masa sebelumnya yang lebih
banyak berinteraksi dengan keluarganya. Anak lebih banyak menyelidiki benda di sekitarnya dan
meniru apa yang diperbuat orang. Mungkin ia akan mengaduk-aduk tempat sampah, laci, lemari
pakaian, membongkar mainan, dan lain-lain. Benda-benda yang membahayakan hendaknya disimpan di
tempat yang lebih aman. Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun dua kata dan
mengulang kata-kata baru.

Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat keakuan yang kuat sehingga segala
sesuatu yang disukainya dianggap miliknya. Bila anak menginginkan mainan kepunyaan temannya,
sering ia akan merebutnya karena dianggap miliknya. Teman dianggap sebagai benda mati yang dapat
dipukul, dicubit atau ditarik rambutnya apabila menjengkelkan hatinya. Anak kadang-kadang juga
berperilaku menolak apa saja yang akan dilakukan terhadap dirinya (self defense), misalnya menolak
mengenakan baju yang sudah disediakan orang tuanya dan akan memilih sendiri pakaian yang
disukainya.

e. Masa Prasekolah

Pada usia 5 tahun, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Anak kelihatan lebih langsing.
Pertumbuhan fisik juga relatif pelan. Anak mampu naik turun tangga tanpa bantuan, demikian juga
berdiri dengansatu kaki secara bergantian atau melompat sudah mampu dilakukan. Anak mulai
berkembang superegonya (suara hati) yaitu merasa bersalah bilaada tindakannya yang keliru. Pada masa

12
ini anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya
tentang segala hal disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orangtua mematikan inisiatif anak,
akan membuat anak merasa bersalah. Anak belum mampu membedakan hal yang abstrak dan konkret
sehingga orangtua sering menganggap anak berdusta, padahal anak tidak bermaksud demikian.

Anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan danlaki-laki. Anak juga akan
mengidentifikasi figur atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan untuk meniru
tingkah laku orang dewasa disekitarnya. Pada akhir tahap ini, anak mulai mengenal cita-cita, belajar
menggambar, menulis, dan mengenal angka serta bentuk/warna benda. Orang tua perlu mulai
mempersiapkan anak untuk masuk sekolah.Bimbingan, pengawasan, pengaturan yang bijaksana,
perawatankesehatan dan kasih sayang dari orang tua dan orang-orangdisekelilingnya sangat diperlukan
oleh anak.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

a. Faktor dalam (Internal)

1) Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasilakhirproses pertumbuhan dan
perkembangan anak

2) Perbedaan ras, etnik atau bangsa

Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesia atau bangsa lainnya, sehingga postur
tubuh tiap bangsa berlainan

3) Keluarga

Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek

4) Umur

Masa pranatal, masa bayi dan masa remaja merupakan tahap yangmengalami pertumbuhan cepat
dibanding masa lainnya.

5) Jenis kelamin

Wanita akan mengalami masa prapubertas lebih dahulu dibandinglaki-laki

6) Kelainan kromosom

Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya Down’ssindroma

13
7) Pengaruh hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat janin berumur 4 bulan yang mana
saat tersebut terjadi pertumbuhan cepat.Hormon yang berpengaruh terutama hormon
pertumbuhansomatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga
menghasilkan kelenjar tiroksin yang bergunauntuk metabolisma, maturasi tulang, gigi dan otak

b. Faktor lingkungan (eksternal)

Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh, dapat dikelompokkanmenjadi tiga yaitu pranatal, natal, dan
pasca natal.

1) Faktor pra natal (selama kehamilan)

Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap pertumbuhandan perkembangan janin mulai
dari konsepsi sampai lahir, antara lain:

a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,terutama trimester akhir
kehamilan.

b) Mekanis.Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan kongenital
misalnya club foot

c) Toksin, zat kimia.

Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat anti kanker,
rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.

d) Kelainan endokrin.

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah somatotropin, tiroid,
insulin, hormon plasenta, peptide peptida lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah
satudari Hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapatmenyebabkan terjadinya gangguan
pada pertumbuhan susunansaraf pusat sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan danlain-
lain.

e) Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin,
kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-
laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.

f) Infeksi

14
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang sering
menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat
menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza danlain-lain

g) Kelainan imunologi

h) Psikologis ibu

2) Faktor Natal / Persalinan

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapatmenyebabkan trauma kepala pada bayi
sehingga berisiko terjadinyakerusakan jaringan otak.

3) Faktor Pasca natal

Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadaptumbuh kembang anak adalah
gizi, penyakit kronis/kelainankongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin,
sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan

B. Deteksi Dini Tumbuh Kembang

1. Pengertian

Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuhkembang pada balita dan anak pra sekolah (Kemenkes R.I,
2012).

2. Jenis Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan

Ada 3 jenis deteksi dini yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat puskesmas dan jaringannya
(Kemenkes RI, 2016) yaitu :

a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk
dan mikro/makrosefali.Jenis instrument yang digunakan:

1) Berat Badan menurut Tinggi Badan Anak (BB/TB)

2) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)

b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahuigangguan perkembangan anak


(keterlambatan), gangguan daya lihat,gangguan daya dengar. Jenis instrumen yang digunakan:

1) Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP)

2) Tes Daya Lihat (TDL)


15
3) Tes Daya Dengar Anak (TDD)

c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahuiadanya masalah mental
emosional, autism, gangguan pemusatan perhatian, dan hiperaktivitas. Instrumen yang digunakan:

1) Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)

2) Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)

3) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

3. Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining

Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya penyimpangantumbuh kembang pada balita
dan anak prasekolah oleh tenaga kesehatanadalah sebagai berikut

Jadwal kegiatan dan Jenis Deteksi Tumbuh Kembang

Umur Jenis Deteksi Tumbuh Kembang yang Harus Dilakukan


Anak Deteksi dini Deteksi dini penyimpangan Deteksi penyimpangan mental
penyimpangan perkembangan emosional
pertumbuhan
BB/ TB LK KPSP TDD TDL KMME CHET GPPH
0 bulan ✔ ✔
3 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
6 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
9 bulan ✔ ✔ ✔
12 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
15 bulan ✔ ✔
18 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
21 bulan ✔ ✔ ✔
24 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
30 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
36 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
42 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
48 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
54 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
60 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
66 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
16
72 bulan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔

Keterangan :

BB/ TB : Berat Badan/ Tinggi Badan

LK : Lingkar Kepala

KPSP : Kuisioner Pra Skrinning Perkembangan

TDD : Tes Daya Dengar

TDL : Tes Daya Lihat

KMME : Kuisioner Mental Emosional

CHAT : Checklist for Autism in Toddler

GPPH : Gangguan pemutusan Perhatian dan Hiperaktivitas

4. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan

a. Pengukuran Berat Badan terhadap

Tinggi BadanTujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak apakah tergolong
normal, kurus, kurus sekali, atau gemuk. Parameter BB/TB ini untuk mengetahui apakah proporsi anak
tergolong normal. Berat badan dan tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang paling sering
digunakan untuk pertumbuhan anak. Antropometri adalahukuran fisik seorang anak yang diukur dengan
menggunakan alat ukur tertentu seperti timbangan dan pita pengukur (meteran)

5. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

a. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

KPSP merupakan skrining pendahuluan untuk menilai perkembangan anak usia 0-72 bulan. Daftar
pertanyaan singkat yang ditujukan padaorang tua. KPSP adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang
ditujukan kepada orang tua. Skrining/pemeriksaan dapat dilakukan oleh tenagakesehatan, guru
TK/PAUD terlatih.

17
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan adalah formulir KPSP sesuai umur dan alat untuk pemeriksaan
yang berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran 2,5 cm sebanyak 8
buah, kismis,kacang tanah dan potongan biscuit. Usia ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan
16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.

Daftar pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh nomor yang dibagi menjadi dua, yaitu pertanyaan yang
harus dijawab oleh orangtua/pengasuh dan perintah yang harus dilakukan sesuai dengan pertanyaan
KPSP.Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab “ya” atau “tidak” oleh orangtua.

Cara menggunakan KPSP:

1) Pada waktu pemeriksaan /skrining, anak harus dibawa

2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahunanak lahir.

3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.

4) Daftar pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh nomor yang dibagimenjadi dua, yaitu pertanyaan yang
harus dijawab olehorangtua/pengasuh dan perintah yang harus dilakukan sesuai dengan pertanyaan
KPSP.

5) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab.Oleh karena itu pastikan orang
tua/pengasuh mengerti apa yangditanyakan kepadanya.

6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban
Ya atau Tidak. Catat jawabantersebut pada formulir.

7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah orangtua/pengasuh menjawab pertanyaan sebelumnya.

8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Interprestasi hasil pemeriksan KPSP adalah sebagai berikut:

1) Bila jawaban “ya” berjumlah 9-10 berarti perkembangan anak normalsesuai dengan tahapan
perkembangan

2) Bila jawaban ‘ya” kurang dari 9, maka perlu diteliti tentang:

a) Cara menghitung usia dan kelompok pertanyaannya apakah sudah sesuai

b) Kesesuaian jawaban orangtua dengan maksud pertanyaan Apabila ada kesalahan , maka
pemeriksan harus diulang

18
3) Bila setelah diteliti jawaban “ya” berjumlah 7- 8, berarti perkembangan anak meragukan dan perlu
pemeriksan ulang 2 minggukemudian dengan pertanyaan yang sama. Jika jawaban tetap samamaka
kemungkinan ada penyimpangan.

4) Bila jawaban berjumlah “ya” berjumlah 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan dan anak
perlu dirujuk ke rumah sakit untuk memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

b. Test Daya Lihat (TDL)

Tes ini untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata padaanak berusia 3-6 tahun yang
dilakukan setiap enam bulan. Tujuan tes iniuntuk mendeteksi adanya kelainan daya lihat pada anak usia
prasekolahsecara dini, sehingga jika ada penyimpangan dapat segera ditangani.

Cara melakukan tes daya lihat:

1) Pilih ruangan dengan penyinaran yang baik, bersih, tenang

2) Gantungkan ’kartu E’ yang setinggi mata anak posisi duduk.

3) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari kartu “E” untuk duduk anak.

4) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa

5) Pemeriksa memberikan kartu “E” kepada anak. Latih anak dalammengarahkan kartu ‘E’ menghadap
ke atas, bawah, kiri dan kanansesuai yang ditunjuk pada poster “E”oleh pemeriksa.

6) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatumulai baris pertama huruf “E
“berukuran paling besar sampai bariskeempat atau baris ”E” terkecil yang masih dapat dilihat.

7) Puji anak jika bisa mencocokan posisi kartu “E” yang dipegangnyadengan huruf pada kartu “E” pada
poster.

8) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama.

Interpretasi hasil pemeriksaan daya lihat:

Secara normal anak dapat melihat huruf E pada baris ketiga. Apabila pada baris ketiga, anak tidak dapat
melihat maka perlu dirujuk untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Selain tes daya lihat, anak
juga perlu diperiksakan kesehatan matanya. Perlu ditanyakan dan diperiksaadakah hal sebagai berikut :

1) Keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur atau pusing

2) Perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat,sering mengkedipkedipkan mata

3) Kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata merah dan keluar air
19
Intervensi

Apabila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata anak, minta anak datang lagi untuk pemeriksaan
ulang dan jika hasil pemeriksaan anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama maka anak tersebut
perludirujuk ke rumah sakit dengan menuliskan mata yang mengalamigangguan ( kanan, kiri atau
keduanya)

c. Test Daya Dengar (TDD)

TDD dapat dilakukan setiap 3 bulan pada bayi usia < 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak oleh tenaga
kesehatan, guru TK/PAUD terlatih.Peralatan yang diperlukan adalah instrumen untuk TDD sesuai usia
anak,gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia dan mainan (boneka,kubus, sendok, cangkir dan
bola). Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan kelompok usia anak.
Jawaban ‘ya’ jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat melakukan perintah dan jawaban ‘tidak’ jika
anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah. Jika anak dibawah 12 bulan, pertanyaan ditujukan
untuk kemampuan 1 bulan terakhir. Setiap pertanyaan perlu dijawab ‘ya.’Apabila ada satu atau lebih
jawaban ‘tidak’, berarti pendengaran anak tidak normal, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.

C. Teori EBM ( Evidence Based Midwifery)

Berikut ini adalah beberapa jurnal penelitian yang berhubungan dengantumbuh kembang anak.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yudi Arimba Wani (2017) yang berjudul Survei Status Gizi Dan
Perkembangan Anak Balita Menggunakan Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP). Tujuan untuk
mengetahui tingkat tumbuh kembang anak, agar dapat melakukan tindakan perbaikan yang tepat bila
ditemukan penyimpangan. Penelitian ini merupakan survei analitik. Jumlah sampel adalah 79 anak,
berusia 1-5 tahun dan mendapat kesediaan orang tua untuk menjadi subjek penelitian. Pengukuran
anthropometri berat badan dan tinggi badan serta observasi perkembangan dengan KPSP dilakukan pada
setiap subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12% anak kurus/sangat kurus, 26%
anak gizi kurang/gizi buruk, 38% anak pendek/sangat pendek, dan 10% anak mengalami penyimpangan
perkembangan serta 33% memiliki perkembangan meragukan. Disimpulkan bahwa pada penelitian ini,
proporsi anak kurang gizi tergolong tinggi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Istri Utami (2020) yang berjudul Gangguan Tumbuh Kembang Balita Usia
12-59 Bulan di Posyandu Mekar I Jomegatan Kasihan Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan tumbuh kembang balita usia 12-59 bulan di Posyandu
Mekar I Jomegatan Kasihan Bantul. Metode penelitian berjenis kuantitatif dengan desain deskriptif
analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposivesampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Populasi dalam penelitian iniadalah ibu yang
mempunyai balita usia 12-59 bulan di Posyandu Mekar I Jomegatan Kasihan Bantul Yogyakarta, jumlah

20
populasi 118 balita dan jumlah sampel 30 responden. Analisis data menggunakan Spearman Rank. Hasil
data penelitian didapatkan hasil pengetahuan ibu dengan pertumbuhan pvalue = 0,015, pengetahuan ibu
dengan perkembangan p-value= 0,000,status gizi p-value = 0,022, pola stimulasi p-value = 0,018.
Kesimpulan penelitian bahwa ada hubungan antara faktor pengetahuan ibu dengan status gizi (BB/U) di
Posyandu Mekar I Jomegatan dengan hasil (p-value 0,015),dan ada hubungan antara faktor pengetahuan
ibu dengan perkembangan di Posyandu Mekar I Jomegatan dengan hasil (p-value 0,000). Ada
hubunganantara faktor pengetahuan ibu dengan tumbuh kembang balita di Posyandu Mekar I Jomegatan.
Ada hubungan antara faktor status gizi (BB/U) dengan perkembangan di Posyandu Mekar I Jomegatan
dengan hasil (p-value 0,022). Ada hubungan antara faktor pola stimulasi dengan perkembangan di
Posyandu Mekar I Jomegatan dengan hasil (p-value 0,018).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Piper JD et al (2017) dengan judul Water, sanitation and hygiene (WASH)
interventions: effects on child development inlow- and middle-income countries (Protocol). Penelitian Ini
adalah protokol untuk Cochrane Review (Intervention). Tujuannya adalah sebagai berikut Tujuan
utamanya untuk menilai pengaruh intervensi untuk meningkatkansanitasi, kebersihan, kualitas dan
pasokan air di tingkat rendah dan negara berpenghasilan menengah tentang perkembangan anak. Tujuan
sekundernya untuk menganalisis efek terukur dari intervensi air, sanitasi dan kebersihan (WASH) pada
pendaftaran sekolah atau prasekolah dan kehadiran ; memeriksa kelayakan intervensi WASH terkait
dengan ketepatan pelaksanaandan kepatuhan peserta; mengevaluasi efek intervensi WASH pada hasil
perantara kontaminasi lingkungan, penyakit saluran cerna dan pengurangan beban pengumpulan air dan
biaya air; dan mengidentifikasi setiap dampak merugikan yang mungkin ditimbulkan oleh intervensi
WASH bagi peserta.Kesimpulan keseluruhan adalah itu Intervensi WASH memberikan manfaat
pertumbuhan yang kecil, tetapi informasi tambahan dari studi yang sedang berlangsung harus disediakan
bukti lebih lanjut.

21
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG PADA An. A DENGAN GANGGUAN


MOTORIK KASAR

DI TPMB W DESA TANJUNG JAYA LAMPUNG TENGAH

A. Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 30 Januari 2021

Jam Pengkajian : 10.00 WIB

1. Data Subyektif

a. Identitas/Biodata

Nama Anak : An. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 15 Januari 2016

Usia : 60 bulan

Anak ke 3

b. Identitas Orangtua

Nama ibu : Ny. D Nama Ayah : Tn. R

Umur : 33 tahun Umur : 35 tahun

22
Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Alamat : Tanjung Jaya Alamat : Tanjung Jaya

c. Riwayat kehamilan

Trimester I : ANC 2 kali

Keluhan : Mual, Pusing

23
30

Terapi : Asam folat, Vitamin B6

Trimester II : ANC 3 Kali

Keluhan : Tidak Ada

Terapi : Vitamin B12, Tablet Fe

Trimester III : ANC 4 Kali

Keluhan : Sering BAK

Terapi : Tablet Fe

d. Riwayat Persalinan

Ibu mengatakan bersalin di BPM, Pada tanggal 15-01-2016 dengan

usia kehamilan 39 minggu PB 49 cm, BB 3300 gr, secara

pervaginam dan tidak ada penyulit

e. Riwayat Penyakit yang lalu dan saat ini

Ibu mengatakan anaknya tidak penah menderita penyakit menular

maupun menurun. Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit

parah.

f. Pola Kebutuhan Dasar

Nutrisi : Ibu mengatakan anaknya makan 3x sehari

Eliminasi : BAB 1x/hari, BAK 5-8 x/hari

Personal hyginene : Ibu mengatakan anaknya mandi 2x/hari

Istirahat : Ibu mengatakan anak tidur malam ± 9 jam/hari

Aktifitas : Anak kurang suka bermain

Pola asuh : Orang tua khususnya ibu dari klien sering kali

tidak memperbolehkan anak untuk berlarian

atau melompat dikarenakan takut terjatuh yang

30
31

mengakibatkan anak menjadi manja dan

mengalami keterlambatan pada motorik kasar

untuk anak seusianya

Lain lain : Ibu tidak memperhatikan buku KIA pada

bagian perkembangan anak.

g. Riwayat Imunisasi

Ibu mengatakan anaknya sudah imunisasi lengkap

h. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Ibu mengatakan anaknya rajin dibawa ke posyandu, dan pertumbuhan

anaknya normal dari penimbangan di posyandu setiap bulan. Pada

perkembangan anak ibu mengatakan belum bisa melatih

keseimbangan tubuh

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Nadi : 94 x/Menit

Pernapasan : 23 x/Menit

Suhu : 36,5 0C

Berat Badan : 19 kg

Tinggi Badan : 107 cm

Lingkar Kepala : 51 cm

31
32

b. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala

Bentuk kepala : bulat, simetris

keadaan : rambut hitam, bersih

2) Mata

Bentuk : Simetris kanan kiri

Konjungtiva : merah muda

Sklera : Tidak ikterik

3) Hidung

Bentuk : Simetris

Lubang hidung : Ada terbentuk sempurna

Keadaan : Bersih

Lendir/secret : tidak ada

4) Mulut

Bentuk : simetris

Palatum : normal

Reflek : baik

Gusi : merah muda

5) Gigi dan Mulut

Bibir : simetris

Caries : tidak ada

6) Dada

Posisi : Simetris

Suara pernafasan : tidak ada ronchi dan wheezing

32
33

Tarikan dinding dada : tidak ada

Bunyi jantung : Lup-dup

7) Abdomen

Bentuk : bulat

Pembentukan abnormal : tidak ada

8) Ekstremitas

Ekstremita atas : Lengkap tanpa cacat

Ekstremitas bawah : Lengkap tanpa cacat, tidak

mengalami kecelakaan ataupun cedera serta tidak ada kelainan.

9) Genitalia

Tidak dilakukan pemriksaan

c. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak

1) Pertumbuhan

a) Pemeriksaan BB/TB

Hasil pemeriksaan BB/TB dalam batas normal dengan tinggi

107 cm dan BB 19 kg

b) Pemeriksaan Lingkar kepala

Hasil pemeriksaan lingkar kepala dalam batas normal 51 cm

2) Pemeriksaan Perkembangan dengan (KPSP, TDD, TDL).

a) Pemeriksaan

Dengan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) Usia 60

Bulan 15 Hari : didapatkan perkembangan Balita A

“Meragukan” dengan jumlah skor KPSP “Ya” = 8 dan “tidak”

= 2.

Balita A terdapat keterlambatan perkembangan dalam aspek :

33
34

b) Aspek motorik kasar :

(1) Anak belum bisa berdiri satu kaki tanpa berpegangan

selama 6 detik, hanya bisa berdiri satu kaki tanpa

berpegangan kurang dari 2 detik

(2) Anak belum bisa melompat dengan satu kaki tanpa

berpegangan.

3) Pemeriksaan Tes Daya Dengar (TDD)

Hasil pemeriksaan yang didapat anak A dapat mendengar dengan

baik.

4) Pemeriksaan Tes Daya Lihat (TDL)

Hasil pemeriksaan anak A, anak dapat melihat dengan baik

3. (A) Analisis

Diagnosa : Anak A. Usia 60 bulan dengan keterlambatan motorik kasar

4. (P) Penatalaksanaan

Tabel 4
Lembar Implementasi

Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Waktu Waktu Evaluasi
Tindakan Paraf Paraf
(tgl/jam) (tgl/jam) Tindakan
1. Beri tahu orang 30-01- Memberitahu orang tua 30-01- Ibu sudah
tua hasil 2021 hasil pemeriksaan pada 2021 mengerti akan
pemeriksaan 10.00 An. A mulai dari tanda- 10.20 kondisi anaknya
anaknya WIB tanda vital dalam batas WIB saat ini.
normal, pemeriksaan fisik
dalam keadaan normal,
ditemukan An. A
keterlambatan pada
perkembangan, menurut
BB/TB Termasuk kategori
normal, dan pemeriksaan
perkembangan dengan
menggunakan KPSP 60
bulan anak tidak dapat

34
35

melakukan 2 aspek yang


berarti An. A
perkembanganya
meragukan.

2. Lakukan 30-01- Melakukan pendekatan 30-01-


pendekatan 2021 pada ibu dan keluarga 2021 Ibu dan keluarga
pada ibu dan 10.20 seperti memberi 10.35 kooperatif dengan
keluarga WIB semangat dan dukungan WIB tndakan petugas
kepada ibu dan
menyampaikan bahwa
anaknya dapat normal
dengan cara rutin
melakukan stimulasi dan
intervensi kepada
anaknya.
3. Anjurkan ibu 30-01- 30-01-
membaca buku 2021 Menganjurkan dan 2021 Ibu mengerti yang
KIA dan Pukul mengajarkan ibu pukul disampaikan
memperhatika 10.35 memahami buku KIA 10.45 petugas dan mulai
n bagian WIB sebagai acuan tumbuh WIB memperhatikan
perkembangan kembang anak seusianya, buku KIA
anak dan melakukan stimulasi
seperti yang sudah ada di
buku KIA namun secara
bertahap.
4. Beri contoh 30-01- 30-01-
stimulasi untuk 2021 Memberi contoh kepada 2021 Ibu dan anak
anak Pukul anak dan ibu cara pukul mengerti dan telah
10.45 stimulasi yang bisa 11.05 mencoba
WIB dilakukan dirumah seperti WIB melakukan
berlari dan berdiri dengan stimulasi yang di
satu kaki selama 6 detik conntohkan.
atau lebih dan melompat
dengan satu kaki
5. Beritahu ibu 30-01- 30-01-
untuk 2021 Memberitahu ibu untuk 2021 Ibu mengerti dan
melakukan pukul melakukan stimulasi rutin pukul bersedia untuk
stimulasi rutin 11.05 yang pertama terhadap 11.20 melakukan
terhadap anak. WIB anak setiap hari secara WIB stimulasi dirumah
berulang sesering
mungkin seperti
a. Berlari
b. Berdiri dengan satu
kaki selama 6 detik
atau lebih.
c. Melompat
dengan satu kaki
d. Bermain lompat jauh
e. mengajarkan
permainan menjaga
keseimbangan tubuh
seperti bermain
engklek

35
36

f. mengajarkan anak
naik sepeda dengan
memperhatikan
keamanannya.

6. Beritahu orang 30-01- 30-01-


tua untuk rutin 2021 Memberitahu ibu untuk 2021 Ibu mengerti dan
memeriksakan pukul melakukan stimulasi dan pukul akan
pertumbuhan 11.20 intervensi rutin dan 11.25 melaksanakan
dan WIB menganjurkan ibu untuk WIB penjelaskan
perkembangan memeriksakan tenaga kesehatan
anaknya pertumbuhan dan
perkembangan anaknya
untuk mengetahui apakah
An. A tumbuh dan
berkembang sesuai
usianya atau bila ada
keluhan bawa ke
puskesmas.
7. Beritahu ibu 30-01- 30-01-
bahwa akan 2021 Memberitahu ibu akan 2021
dilakukan pukul dilakukan kunjungan pukul Ibu mengerti dan
kunjungan 11.25 ulang 2 minggu kemudian 11.30 bersedia akan
ulang pada 1 WIB untuk mengevaluasi WIB dilakukan
minggu perkembangan anak. kunjungan ulang
kedepan terhadap anaknya.

B. Catatan Perkembangan

1. Catatan Perkembangan I

Tanggal 6 Februari 2021

Pukul : 10.00 Wib

a. Data Subjektif

1) Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

2) Ibu mengatakan sudah melakukan stimulasi yang sudah diajarkan

sebelumnya seperti berlari dan berdiri dengan satu kaki,

melompat dengan satu kaki dan bermain lompat jauh.

3) Ibu mengatakan anak sudah bisa berdiri dengan satu kaki lebih

dari 2 detik dan melompat dengan satu kaki sebanyak 1-2 kali

36
37

4) Ibu mengatakan telah membaca dan menyesuaikan

perkembangan anaknya dengan buku KIA

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Pemeriksaan fisik

Berat Badan : 19 kg

Tinggi Bdan : 107 cm

Lingkar Kepala : 51 cm

3) Pemeriksaan Perkembangan

Melakukan evaluasi 1 minggu lalu yang belum bisa An. A lakukan

pada aspek Motorik Kasar yaitu berdiri dengan satu kaki selama 6

detik atau lebih dan melompat dengan satu kaki tanpa berpegangan

c. (A) Analisis

Diagnosis : An. A usia 60 bulan dengan keterlambatan motorik

kasar.

d. (P) Penatalaksanaan

Tabel 5
Lembar Implementasi

Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Tindakan Paraf
(tgl/jam) (tgl/jam)
1. Beritahu ibu 06-02- Memberitahu ibu hasil 06-02- Ibu mengerti
hasil 2021 pemeriksaan bahwa 2021 kondisi anaknya
pemeriksaan pukul anak belum bisa berdiri 10.15
10.00 dengan satu kaki selama WIB
WIB 6 detik dan belum bisa
melompat dengan satu
kaki.

37
38

2. Beritahu ibu 06-02- Memberitahu ibu untuk 06-02- Anak mulai


untuk tetap 2021 tetap memberikan 2021 mencoba
memberikan pukul stimulasi lanjutan pukul melakukan
stimulasi 10.15 seperti yang telah 10.30 stimulasi lanjutan
lanjutan WIB diajarkan dan WIB seperti melompat
menganjurkan ibu untuk dengan satu kaki,
memeriksakan bermain lompat
pertumbuhan dan jauh, dan
perkembangan anaknya mengajarkan
untuk mengetahui bermain engklek
apakah An. A tumbuh
dan berkembang sesuai
usianya atau bila ada
keluhan bawa
kepuskesmas
3. Beritahu ibu 06-02- 06-02- Ibu mengerti dan
bahwa akan 2021 Memberitahu ibu akan 2021 bersedia akan
dilakukan pukul dilakukan kunjungan pukul dilakukan
pemeriksaan 1 10.30 ulang 1 minggu 10.40 kunjungan ulang
minggu yang WIB kemudian untuk terhadap
akan datang memberikan anaknya anaknya.
stimulasi lanjut

2. Catatan Perkembangan II

Tanggal 13 Februari 2021

Pukul : 10.00 Wib

a. Data Subjektif

1) Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

2) Ibu mengatakan sudah melakukan stimulasi yang sudah diajarkan

sebelumnya seperti mendorong anak bermain bola dengan

teman- temannya, bermain engklek, bermain lompat tali,

melompat dengan satu kaki, melompat jauh dan mengajari anak

bermain sepatu roda

3) Ibu mengatakan anaknya sudah bisa berdiri dengan satu kaki lebih

dari 5 detik dan melompat dengan satu kaki namun masih sering

terjatuh

38
39

4) Ibu mengatakan telah menyesuaikan tumbuh kembang anak

dengan buku KIA sebagai acuan

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Pemeriksaan fisik

Berat Badan : 19.4 kg

Tinggi Badan : 107 cm

Lingkar Kepala : 51 cm

3) Pemeriksaan Perkembangan

Melakukan pemeriksaan perkembangan dengan kuesioner pra

skrining perkembangan (KPSP) Usia 60 Bulan:

didapatkan perkembangan Balita A “Meragukan” dengan jumlah

skor KPSP “Ya” =8 dan “tidak”=2.

Balita A belum dapat berdiri dengan satu kaki selama 6 detik atau

lebih dan melompat dengan satu kaki sebanyak 3 kali

c. (A) Analisis

Diagnosis : An. A usia 60 bulan dengan keterlambatan motorik kasar

d. (P) Penatalaksanaan

Tabel 6
Lembar Implementasi

Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Tindakan Paraf
(tgl/jam) (tgl/jam)
1. Beritahu ibu 13-02- Memberitahu ibu hasil 13-02- Ibu mengerti
hasil 2021 pemeriksaan melalui KPSP 2021 dan memahami
pemeriksaan pukul bahwa anak belum bisa 10.15 kondisi anaknya

39
40

10.00 melakukan 2 aspek motorik WIB


WIB kasar yaitu berdiri dengan
satu kaki selama 6 detik atau
lebih dan melompat dengan
satu kaki sebanyak 3
lompatan tanpa terjatuh
2. Beritahu ibu 13-02- Memberitahu ibu untuk tetap 13-02- Ibu bersedia
untuk tetap 2021 memberikan stimulasi yang 2021 tetap
melanjutkan pukul telah diajarkan seperti pukul melanjutkan
stimulasi 10.15 a. Berlari 10.35 stimulasi rutin
yang telah WIB b. Mendorong agar anak WIB kepada anak
diajarkan dan teman-temannya saat dirumah
bermain bola dan anak
c. Bermain lompat jauh terlihat senang
d. Melompat dengan saat melakukan
satu kaki stimulasi yang
e. Mengajarkan diajarkan
permainan menjaga
keseimbangan tubuh
seperti bermain engklek
f. Mengajarkan anak naik
sepeda atau sepatu roda
dengan memperhatikan
keamanannya
g. Menganjurkan ibu untuk
memeriksakan
pertumbuhan dan
perkembangan anaknya
untuk mengetahui apakah
An. A tumbuh dan
berkembang sesuai
usianya atau bila ada
keluhan bawa ke
puskesmas

3. Beritahu ibu 13-02- Memberitahu ibu akan 13-02- Ibu mengerti


bahwa akan 2021 dilakukan kunjungan ulang 1 2021 dan bersedia
dilakukan pukul minggu lagi untuk pukul akan dilakukan
pemeriksaan 10.35 mengevaluasi perkembangan 10.50 kunjungan
1 minggu WIB anak. WIB ulang terhadap
yang akan anaknya.
datang

3. Catatan Perkembangan III

Tanggal 20 Februari 2021

Pukul : 10.00 Wib

a. Data Subjektif

1) Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

40
41

2) Ibu mengatakan sudah melakukan stimulasi yang sudah diajarkan

sebelumnya seperti mendorong anak bermain bola dengan

teman- temannya, bermain engklek, bermain lompat tali, dan

lompat tali, melompat dengan satu kaki, melompat jauh dan

mengajari anak bermain sepatu roda

3) Ibu mengatakan anaknya sudah bisa berdiri dengan satu kaki lebih

dari 6 detik dan sudah bisa melompat dengan satu kaki

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Pemeriksaan fisik

Berat Badan : 19.6 kg

Tinggi Badan : 107 cm

Lingkar Kepala : 51 cm

3) Pemeriksaan Perkembangan

Melakukan evaluasi 1 minggu lalu yang belum bisa An. A lakukan

pada aspek Motorik Kasar yaitu berdiri dengan satu kaki selama 6

detim atau lebih dan melompat dengan satu kaki sebanyak 3 kali

tanpa terjatuh

c. (A) Analisis

Diagnosis : An. A usia 60 bulan dengan keterlambatan motorik

kasar

41
42

d. (P) Penatalaksanaan

Tabel 7
Lembar Implementasi

Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Tindakan Paraf
(tgl/jam) (tgl/jam)
1. Beritahu ibu 20-02- Memberitahu ibu hasil 20-02- Ibu mengerti
hasil 2021 pemeriksaan anaknya. 2021 dan memahami
pemeriksaan pukul Anak sudah bisa berdiri 10.15 kondisi anaknya
10.00 dengan satu kaki selama WIB
WIB lebih dari 6 detik.

2. Berikan 20-02- Memberikan pujian 20-02- Ibu terlihat


pujian 2021 kepada ibu karena telah 2021 senang karena
kepada ibu pukul berhasil memberikan pukul telah berhasil
10.15 asuhan dengan baik dan 10.25 menstimulasi
WIB benar kepada anak WIB anaknya dengan
sehingga anak telah baik dan benar
mengalami peningkatan
yang bagus

3. Beritahu ibu 20-02- Memberitahu ibu untuk 20-02- Ibu bersedia


untuk tetap 2021 tetap memberikan 2021 tetap
melanjutkan pukul stimulasi yang telah pukul melanjutkan
stimulasi 10.25 diajarkan seperti 10.40 stimulasi rutin
yang telah WIB a. Berlari WIB kepada anak
diajarkan b. Mendorong agar saat dirumah
anak dan teman- dan anak
temannya bermain terlihat senang
bola saat melakukan
c. Bermain lompat jauh stimulasi yang
d. Melompat dengan diajarkan
satu kaki
e. Mengajarkan
permainan menjaga
keseimbangan tubuh
seperti bermain
engklek
f. Mengajarkan anak
naik sepeda atau
sepatu roda dengan
memperhatikan
keamanannya
g. Menganjurkan ibu
untuk memeriksakan
pertumbuhan dan
perkembangan
anaknya untuk
mengetahui apakah
An. A tumbuh dan
berkembang sesuai
usianya atau bila ada

42
43

keluhan bawa ke
puskesmas

4. Beritahu ibu 20-02- Memberitahu ibu akan 20-02- Ibu mengerti


bahwa akan 2021 dilakukan kunjungan 2021 dan bersedia
dilakukan pukul ulang 1 minggu lagi pukul akan dilakukan
pemeriksaan 10.40 untuk mengevaluasi 10.55 kunjungan ulang
1 minggu WIB perkembangan anak WIB terhadap
yang akan anaknya.
datang

4. Catatan Perkembangan IV

Tanggal 27 Februari 2021

Pukul : 10.00 Wib

a. Data Subjektif

1) Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat

2) Ibu mengatakan sudah melakukan stimulasi yang sudah diajarkan

sebelumnya seperti mendorong anak bermain bola dengan

teman- temannya, bermain engklek, bermain lompat tali, dan

lompat tali, melompat dengan satu kaki, melompat jauh dan

mengajari anak bermain sepatu roda

3) Ibu mengatakan anaknya sudah bisa berdiri dengan satu kaki lebih

dari 6 detik dan sudah bisa melompat dengan satu kaki tanpa

terjatuh

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Pemeriksaan fisik

Berat Badan : 19.8 kg

43
44

Tinggi Badan : 107 cm

Lingkar Kepala : 51 cm

3) Pemeriksaan Perkembangan

Melakukan pemeriksaan perkembangan dengan KPSP usia 60

bulan di dapatkan perkembangan An. A “SESUAI” dengan jumlah

skor “YA” = 10 dan “TIDAK” = 0 yang berarti An. A sudah tidak

mengalami gangguan perkembangan pada semua aspek khususnya

motorik kasar karena telah dapat berdiri dengan satu kaki selama

lebih dari 6 detik dan melompat dengan satu kaki lebih dari 3 kali

tanpa terjatuh

c. (A) Analisis

Diagnosis : An. A usia 60 bulan dengan perkembangan sesuai

d. (P) Penatalaksanaan

Tabel 8
Lembar Implementasi

Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Tindakan Paraf
(tgl/jam) (tgl/jam)
1. Beritahu ibu 27-02- Memberitahu ibu hasil 27-02- Ibu mengerti dan
hasil 2021 pemeriksaan anaknya 2021 senang akan
pemeriksaan pukul melalui KPSP bahwa anak 10.15 kondisi anaknya
10.00 sudah bisa melakukan WIB
WIB semua aspek termasuk
motorik kasar yang
berarti perkembangan
anak sudah sesuai

Memberikan pujian
2. Berikan pujian 27-02- kepada ibu karena telah 27-02- Ibu terlihat
kepada ibu 2021 berhasil memberikan 2021 senang karena
pukul asuhan dengan baik dan pukul telah berhasil
10.15 benar kepada anak 10.25 menstimulasi
WIB sehingga anak telah WIB anaknya dengan
mengalami peningkatan baik dan benar
yang bagus

Memberitahu ibu untuk

44
45

3. Beritahu ibu 27-02- menstimulasi anak tahap 27-02- Ibu mengerti dan
untuk 2021 selanjutnya usia 66 bulan 2021 bersedia
menstimulasi pukul yaitu pukul melakukan
anak tahap 10.25 a. Gerak kasar : 10.40 stimulasi yang
selanjutnya WIB Mendorong agar WIB diajarkan dan
anak dan teman- akan
temannya bermain memperhatikan
bola, mengajarkan buku KIA sebagai
permainan menjaga acuan tumbuh
keseimbangan tubuh kembang anaknya
seperti bermain
engklek, berlari,
bermain lompat
jauh, melompat
dengan satu kaki,
mengajarkan anak
naik sepeda atau
bermain sepatu roda
dengan
memperhatikan
keamanannya
b. Gerak halus : bantu
anak menulis
namanya, kata-kata
pendek dan angka,
ajak anak bermain
“berhitung”. Bantu
anak mengerti
urutan kegiatan
dalam mengerjakan
sesuatu, misalnya
mencuci tangan dan
menyiapkan
makanan.
Membantu anak
mebuat sesuatu dari
tanah liat atau lilin
seperti membuat
gelas dan mangkok.
Ajak anak belajar
bertukang memakai
palu dan gergaji
dibawah bimbingan
dan pengawasan
orang tua.
c. Kemampuan bicara
dan bahasa : ajak
anak sering
membaca buku.
Bantu anak
mengenal benda
yang serupa dan
yang berbeda seperti
radio-televisi, pisau-

45
46

garpu, cermin-kaca.
Ajari anak mengenal
rambu/tanda lalu
lintas, misalnya
“dilarang parkir”,
“dilarang berhenti”
dll. Mengajari anak
mengenal berbagai
jenis uang logam dan
membedakan
dengan nilai rupiah
yang berbeda.
d. Sosialisasi dan
kemandirian:
mendorong anak
agar berpakaian
sendiri, menyimpan
mainan tanpa
bantuan, membantu
kegiatan dirumah
seperti memasak
atau bersih-bersih
rumah. Memberi
kesempatan anak
untuk berkumpul
bersama teman-
temannya,ajari anak
memakai kata-kata
dalam memecahkan
masalah dan
bukannya dengan
memukul atau
mendorong.
Mengajarkan anak
untuk mematuhi
peraturan dirumah
dan melibatkan anak
dalam membuat
kesepakatan seperti
ketika akan pergi
bersama keluarga
4. Anjurkan ibu 27-02- 27-02-
untuk 2021 Menganjurkan ibu untuk 2021 Ibu bersedia
melakukan pukul melakukan pukul melakukan
pemeriksaan/ 10.40 pemeriksaan/skrinning 10.55 pemeriksaan rutin
skrinning WIB rutin ke tenaga WIB ke tenaga
rutin ke kesehatan menggunakan kesehatan untuk
tenaga KPSP setiap 3 bulan mengetahui
kesehatan sekali pada anak perkembangan
berumur kurang dari 24 anaknya
bulan dan setiap 6 bulan
sekali pada anak umur
24-72 bulan.

46
47

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan tumbuh kembang pada An. A di TPMB W desa
Tanjung Jaya Lampung Tengah tanggal 30 Januari 2021 menggunakan manajemen menurut
Varney, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data Dasar


Pengumpulan data dasar atau pengkajian dilakukan dengan Anamnesa untuk memperoleh
data subjektif dan dengan pemeriksaan untuk memperoleh data objektif. Pada kasus An.
A didapat hasil gangguan motorik kasar. Tahap pengumpulan data sesuai dengan teori
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan penerapan kasus di lahan praktik.
2. Interpretasi Data
Intepretasi data dilakukan dengan menganalisa data dasar yang diperolehsehingga bisa
menegakkan diagnosa dan masalah sesuai dengan keadaananak. Pada kasus An. A,
ditegakkan diagnosa yaitu An. A usia 60 bulan dengan keterlambatan motorik kasar.
3. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada kasus An. A ditegakkan diagnosa atau masalah potensial yaitu potensial terjadi
keterlambatan perkembangan.
4. Identifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera/
Kolaborasi
Pada kasus An. A pada motork kasar An. A memerlukan penangan segera/kolaborasi
yaitu dengan melakukan kunujngan ulang berkala untuk mengetahui perkembangan
anak pada motorik kasarnya.
5. Merencanakan Asuhan yang Komprehensif/ Menyeluruh
Rencana asuhan dibuat sesuai degan kebutuhan pasien dan teori asuhankebidanan
tumbuh kembang.
6. Melaksanakan Perencanaan/ Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.Pada kasus
An. A semua perencanaan dapat dilaksanakan sesuai dengan diagnosa, masalah dan
kebutuhan sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan penerapan kasus di lahan
praktik.
7. Evaluasi

47
48

Pada evaluasi kasus An. A didapat bahwa sebagai berikut, pertumbuhan anak dalam
keadaan baik, perkembangan mental emosional anak baik, keterlambatan pada
perkembangannya. Menganjurkan dan mengajarkan ibu memahami buku KIA sebagai
acuannya dan memberi contoh kepada anak dan ibu cara stimulasi yang bisa dilakukan
dirumah. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang sebanyak 4 kali setiap
seminggu sekali untuk melakukan catatan perkembangan
8. Pendokumentasian Kegiatan/ Asuhan
Pendokumentasian Asuhan dilakukan dengan manjemen 7 langkah Varneydan dengan
catatan perkembangan SOAP sehingga pendokumentasiandilakukan secara lengkap dan
menyeluruh. Oleh Karena itu, tidak terjadikesenjangan antara teori dan penerapan kasus
di lahan praktik

B. SARAN
1. Bagi TPMB Desa Tanjung Jaya Lampung Tengah
Diharapkan TPMB Desa Tanjung Jaya Lampung Tengah dapat meningkatkan manajemen
asuhan tumbuh kembang pada anak
2. Bagi Penulis
Diharapkan dapat mengaplikasikan apa yang telah di dapat selama perkuliahan dalam
asuhan kebidanan tumbuh kembang.

48
49

DAFTAR PUSTAKA

Heryudarini Harahap, 2018.Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Anak Usia 0,5-1,9
TahunTerkait Dengan Asupan Makanan Dan Pengasuhan Yang Kurang. Journal of The
Indonesian Nutrition Association. Volume 41 nomor 1: 49-58.

Hidayat A.A.A (2005)


Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I . Salemba Medika, editor. Jakarta.

Hurlock (2009)
Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Istri Utami, 2020.


Faktor-Faktor Gangguan Tumbuh Kembang Balita Usia 12-59 Bulan di PosyanduMekar I
Jomegatan Kasihan Bantul. Jurnal Assiyah Yogyakarta. Hal 192-202.

Kemenkes RI (2012)
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar . Jakarta

____(2015)
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar . Jakarta.

_____(2016)
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Jakarta.

Marmi K, R (2015)
Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Piper JD et al, 2017


Water, Sanitation And Hygiene (WASH) Interventions: Effects On ChildDevelopment In
Low- And Middle-Income Countries (Protocol). Cochrane Database of Systematic Reviews
1-40

Soetjiningsih, IG. Gde Ranuh (2013)


Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. EGC. Jakarta.

Sulistyawati, A. 2014.
Deteksi Tumbuh Kembang Anak . Salemba Medika. Jakarta Selatan.

Varney, H. et al. (2007)


Midwifery. UK: Lippincot.

Wong. et al. (2009).

49
50

Buku ajar keperawatan pediatrik. (alih Bahasa : Andry Hartono, dkkk). EGC. Jakarta.

Yudi Arimba Wani, 2018


Survei Status Gisi dan Perkembangan Anak Balita Menggunakan Kuisioner Preskrinning
Perkembangan (KPSP). Majalah Kesehatan FKUB. Volume 4 Nomor 1.

50

Anda mungkin juga menyukai