DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkah-Nya serta kemu
dahan yang telah diberikan sehingga asuhan kebidanan pada ibu dengan kontrasepsi pil
kombinasi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Laporan asuhan kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan
Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi” ini menjelaskan tentang bagaimana konsep dasar teori
dan konsep dasar manajemen asuhan pada ibu dengan metode amenore laktasi.
Laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca. Penulis sadar bahwa m
asih sangat banyak kekurangan pada laporan ini. Penulis harapkan kritik dan saran yang bersi
fat membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhir, kata penulis ucapkan te
rimakasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor MAL penulis mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar teori MAL
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada akseptor MAL
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor MAL dengan pendekatan
varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan/intervensi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada akseptor MAL dalam bentuk
catatan SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) adala
h metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secar
a eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lain
nya. Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dap
at dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family plann
ing, apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Proses menyusui dapat menjadi metode kontrasepsi alami karena hisapan bayi pada
putting susu dan aerola akan merangsang ujung saraf sensorik, rangsangan ini dilanjutkan
ke hipotalamus, hipotalamus akan menekan pengeluaran factor-faktor yang menghambat
sekresi prolaktin namun sebaliknya akan mrangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
memproduksi susu. Bersamaan dengan pembentukan prolaktin, rangsangan yang berasal
dari isapan bayi akan ada dilanjutkan ke hipofise anterior yang kemudian dikeluarkan
oksitosin melalui aliran darah, hormone ini diangkut menuju uterus yang dapat
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadilah proses involusi. Oksitosin yang
sampai pada alveoli akan merangsang kontraksi dari sel akan memeras ASI yang telah
terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system duktulus yang selanjutnya mengalirkan
melalui duktus laktiferus masuk kemulut bayi.
Hipotesa lain yang menjelaskan efek kontrasepsi pada ibu menyusui menyatakan
bahwa rangsangan syaraf dari putting susu diteruskan ke hypothalamus, mempunyai efek
merangsang pelepasan beta endropin yang akan menekan sekresi hormone gonadotropin
oleh hypothalamus. Akibatnya adalah penurunan sekresi dari hormone Luteinizing
Hormon (LH) yang menyebabkan kegagalan ovulasi.
A. Keuntungan Kontrasepsi
1) Efektivitas tinggi (Keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan).
2) Segera efektif.
3) Tidak mengganggu senggama.
4) Tidak ada efek samping sistemik.
5) Tidak perlu pengawasan medis.
6) Tidak perlu obat atau alat.
7) Tanpa biaya
B. Keuntungan Nonkontrasepsi
Untuk Bayi :
Mendapat kekebalan pasif (mendapat antibodi perlindungan lewat ASI).
Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
optimal.
Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula
atau alat minum yang di pakai.
Untuk Ibu :
Mengurangi pendarahan pascapersalinan.
Mengurangi resiko anemia.
Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan anak.
Keterbatasan
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pascapersalinan.
2) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social.
3) Efektifitas tinggi sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
4) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS.
C. Yang dapat menggunakan MAL
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belu
m mendapat haid setelah melahirkan.
Keadaan yang memerlukan perhatian
Keadaan Anjuran
Ketika mulai memberikan makanan Membantu klien memilih motode lain.
pendamping secara teratur (menggantikan Walaupun motode kontrasepsi lain
satu kali menyusui) dibutuhkan klien harus didorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.
Ketika haid sudah kembali Membantu klien memilih motode lain.
Walaupun metode kontrasepsi lain
dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.
Bayi menghisap susu tidak sering (on Membantu klien memilih metode lain.
demand) atau jika < 8 x sehari Walaupun metode kontrasepsi lain di
butuhkan, klien harus di dorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.
Bayi berumur 6 bulan atau lebih Membantu klien memilih metode lain.
Walaupun metode kontrasepsi lain di
butuhkan, klien harus di dorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.
2. Alasan Kunjungan :
Ibu ingin menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL)
3. Riwayat Kesehatan Klien :
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Penyakit Infeksi menular seksual, hepatitus B, dan infeksi virus HIV.
b. Riwayat Kesehatan sekarang:
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan keluhan s/d
pengkajian saat ini (sebelum diberikan asuhan)
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi tidak perlu dikaji, karena tidak berhubungan dengan kb
MAL
6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No. BB/P Abnormalit
Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK H M Laktasi Peny
B as
7. Riwayat Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi yang perlu dikaji adalah jenis alat kontrasepsi, lama,
kapan awal pemakaian, dan pelepasan, serta komplikasi yang terjadi selama
pemakaian. Pemakaian kontrasepsi sebelumnya dapat menjadi tolak ukur
penggunaan kontrasepsi selanjutnya.
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman dengan rencana asuhan yang telah
disusun. Pelaksaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya
VII. EVALUASI
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang
telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil
.
BAB III
TINJAUAN KASUS
S.
Data Subjektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. E
Umur : 38 Tahun Umur : 40 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Sawojajar XIII RT 01 RW 02 Sawojajar, Kedungkandang - Kota Malang
2. Alasan Kunjungan
Ibu ingin menggunakan kontrasepsi KB yang cocok untuk ibu menyusui, ibu telah
melahirkan pada 10 Februari 2020 dan saat ini bingung untuk menggunakan alat kontrasepsi.
3. Riwayat menstruasi
Usia menarche : 13 tahun
Lama haid : 5 hari
Jumlah darah haid : 3 – 4 kali ganti pembalut/hari
Fluor albus : Tidak pernah
HPHT : Ibu mengatakan belum menstruasi sejak setelah melahirkan.
Keluhan saat haid : Tidak ada
Fase
Laten
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah mengikuti metode KB.
6. Riwayat Ginekologi
Tidak pernah mengalami perdarahan bercak diantara haid, tidak pernah mengalami
perdarahan banyak dan lama, tidak pernah mengalami kanker/ tumor, tidak pernah
mengalami operasi kandungan dengan masalah seperti kista, mioma, tidak pernah
endometriosis, PCOS, infertilitas.
8. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat kesehatan klien
Ibu mengatakan suaminya tidak mempunyai penyakit menular, menurun dan menahun.
Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, dan Gemeli.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit menular, menurun dan
menahun. Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, dan Gemeli.
O.
Data Objektif
1. PemeriksaanUmum
a. Keadaan umum
keadaan : baik
Kesadaran : composmentis
b. Antropometri
BB/TB : 59 kg/152 cm
c. Tanda- tanda Vital
Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,9 o C
Pernafasan : 22 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
- Kepala :Mesochepal, tidak ada bekas luka, tidak ada massa
(benjolan)
- Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe
- Wajah : Simetris, tidak ada bekas luka, tidak ada cloasma
gravidarum
- Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah
muda, sklera Putih
- Hidung :Tidak ada serumen, tidak ada polip
- Mulut :Bersih, tidak ada pembengkakan gusi,
- Telinga :Simetris, tidak ada serumen, pendengaran aktif
- Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis,
limfe dan tidak ada pembengkakan vena jugularis
- Dada :Tidak ada retraksi dinding dada
- Payudara : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada
luka dibagian areola yang dapat mengganggu proses
laktasi sehingga MAL akan terus dilakukan,tidak
terdapat abses/massa pada bagian
payudara,hiperpigmentasi, kolostrum sudah
keluar.
- Abdomen :Tidak ada bekas luka operasi, dinding supel, tidak
tampak pembesaran.
- Ekstremitas atas : Simetris, tidak cacat, tidak fraktur, tidak oedem.
- Ekstremitas bawah: Simetris, tidak ada varises, reflek patella +, tidak
oedem
- Genetalia luar : Tidak dilakukan
- Anus : Tidak ada hemoroid
- Pemerikasaan dalam/ ginekologis : tidak dilakukan.
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
A.
Diagnosa : Ny. S umur 38 tahun P2011 Ab100 Calon Akseptor MAL
(metode amenore laktasi)
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
.
P.