Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN PADA IBU DENGAN KONTRASEPSI METODE AMENORE LAKTASI

DOSEN PENGAMPU

Riana Trinovita Sari, S.Keb., Bd

Disusun Oleh:

Dira Ayu Natasia P07224220014

Indah Apriliani Saputri P07224220022

PROGRAM STUDI D - III KEBIDANAN SAMARINDA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkah-Nya serta kemu
dahan yang telah diberikan sehingga asuhan kebidanan pada ibu dengan kontrasepsi pil
kombinasi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Laporan asuhan kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan
Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi” ini menjelaskan tentang bagaimana konsep dasar teori
dan konsep dasar manajemen asuhan pada ibu dengan metode amenore laktasi.
Laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca. Penulis sadar bahwa m
asih sangat banyak kekurangan pada laporan ini. Penulis harapkan kritik dan saran yang bersi
fat membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhir, kata penulis ucapkan te
rimakasih.

Samarinda, Agustus 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode Amenorea Laktasi (MAL)  adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian


ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman ap
apun lainnya (Saifuddin, dkk, 2012, hal. MK-1). Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah m
etode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian asi secara ekslkusif, artinya hany
a diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. MAL dapat dikatakan s
ebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA), apabila tidak dikombinasikan dengan met
ode kontrasepsi lain. (Marmi, 2016. Hal.144)
            Cara kerja dari Mal adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat meny
usui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka
kadar prolaktin dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hor
mon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi. (Marmi, 20
16, hal. 145)
Efektivitas MAL sangat tinggi sekitar 98 % apabila digunakan secara benar dan meme
nuhi persyaratan seperti digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum me
ndapat haid pasca melahirkan dan menyususi secara eksklusif (tanpa memberikan makanan at
au minuman tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi dan
intensitas menyusui. (Marmi, 2016, hal. 145)
Salah satu faktor penting dalam keberhasilan kontrasepsi metode amenorea laktasi ada
lah tingkat pengetahuan ibu, jika pengetahuan ibu tentang metode amenorea laktasi tinggi ma
ka ibu dapat menerima metode amenorea laktasi sebagai salah satu metode kontrasepsi yang
aman dan mudah serta mendukung program ASI ekslusif. Oleh karena itu penting sekali dala
m meningkatkan pengetahuan ibu tentang metode amenorea laktasi guna pecapain keberhasil
an kontrasepsi metode amenorea laktasi yang tinggi. Salah satu cara mendukung peningkatan
pengetahuan ibu yaitu dengan menyediak caran materi dan memberiakan penyuluhan metode
amenorea laktasi pada ibu.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor MAL menggunakan p
ola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.

2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor MAL penulis mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar teori MAL
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada akseptor MAL
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor MAL dengan pendekatan
varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan/intervensi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada akseptor MAL dalam bentuk
catatan SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) adala
h metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secar
a eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lain
nya. Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dap
at dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family plann
ing, apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila;


1) Menyusui secara penuh (full breast fedding): lebih efektif bila pemberian kurang lebih
8x sehari
2) Belum haid
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan
Kontrasepsi ini efektif sampai enam bulan. Harus dilanjutkan dengan pemakaian meode
kontrasepsi lainnya.

B. Cara Kerja Kontrasepsi MAL

Proses menyusui dapat menjadi metode kontrasepsi alami karena hisapan bayi pada
putting susu dan aerola akan merangsang ujung saraf sensorik, rangsangan ini dilanjutkan
ke hipotalamus, hipotalamus akan menekan pengeluaran factor-faktor yang menghambat
sekresi prolaktin namun sebaliknya akan mrangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
memproduksi susu. Bersamaan dengan pembentukan prolaktin, rangsangan yang berasal
dari isapan bayi akan ada dilanjutkan ke hipofise anterior yang kemudian dikeluarkan
oksitosin melalui aliran darah, hormone ini diangkut menuju uterus yang dapat
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadilah proses involusi. Oksitosin yang
sampai pada alveoli akan merangsang kontraksi dari sel akan memeras ASI yang telah
terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system duktulus yang selanjutnya mengalirkan
melalui duktus laktiferus masuk kemulut bayi.
Hipotesa lain yang menjelaskan efek kontrasepsi pada ibu menyusui menyatakan
bahwa rangsangan syaraf dari putting susu diteruskan ke hypothalamus, mempunyai efek
merangsang pelepasan beta endropin yang akan menekan sekresi hormone gonadotropin
oleh hypothalamus. Akibatnya adalah penurunan sekresi dari hormone Luteinizing
Hormon (LH) yang menyebabkan kegagalan ovulasi.

A. Keuntungan Kontrasepsi
1) Efektivitas tinggi (Keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan).
2) Segera efektif.
3) Tidak mengganggu senggama.
4) Tidak ada efek samping sistemik.
5) Tidak perlu pengawasan medis.
6) Tidak perlu obat atau alat.
7) Tanpa biaya
B. Keuntungan Nonkontrasepsi
Untuk Bayi :
 Mendapat kekebalan pasif (mendapat antibodi perlindungan lewat ASI).
 Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
optimal.
 Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula
atau alat minum yang di pakai.
Untuk Ibu :
 Mengurangi pendarahan pascapersalinan.
 Mengurangi resiko anemia.
 Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan anak.
Keterbatasan
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pascapersalinan.
2) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social.
3) Efektifitas tinggi sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
4) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS.
C. Yang dapat menggunakan MAL
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belu
m mendapat haid setelah melahirkan.
Keadaan yang memerlukan perhatian
Keadaan Anjuran
Ketika mulai memberikan makanan Membantu klien memilih motode lain.
pendamping secara teratur (menggantikan Walaupun motode kontrasepsi lain
satu kali menyusui) dibutuhkan klien harus didorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.
Ketika haid sudah kembali Membantu klien memilih motode lain.
Walaupun metode kontrasepsi lain
dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.
Bayi menghisap susu tidak sering (on Membantu klien memilih metode lain.
demand) atau jika < 8 x sehari Walaupun metode kontrasepsi lain di
butuhkan, klien harus di dorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.
Bayi berumur 6 bulan atau lebih Membantu klien memilih metode lain.
Walaupun metode kontrasepsi lain di
butuhkan, klien harus di dorong untuk tetap
melanjutkan pemberian ASI.

Yang Seharusnya Tidak Pakai MAL


 Sudah mendapat haid setelah bersalin.
 Tidak menyusui secara eksklusif.
 Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
 Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
Setelah bayi berumur 6 bulan, kembalinya kesuburan mungkin didahulu haid, tetapi dapat
juga tanpa didahului haid. Efek ketidaksuburan karena menyusui sangat dipengarui oleh
aspek-aspek.
 Cara menyusui
 Seringnya menyusui
 Lamanya setiap kali menyusui
 Jarak antara menyusui
 Kesungguhan menyusu

C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Dengan MAL


1. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama :
Umur :Usia PUS (20-55 tahun) mempengaruhi bagaimana
mengambil keputusan dalam kesehatannya ( Sarwono 2008 )
Agama :
Suku/ Bangsa :
Pendidikan : Salah satu faktor penting dalam keberhasilan kontrasepsi
metode amenorea laktasi adalah tingkat pengetahuan ibu, jika
pengetahuan ibu tentang metode amenorea laktasi tinggi maka
ibu dapat menerima metode amenorea laktasi sebagai salah satu
metode kontrasepsi yang aman dan mudah serta mendukung
program ASI ekslusif.
Pekerjaan :
Alamat :

2. Alasan Kunjungan :
Ibu ingin menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL)
3. Riwayat Kesehatan Klien :
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Penyakit Infeksi menular seksual, hepatitus B, dan infeksi virus HIV.
b. Riwayat Kesehatan sekarang:
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan keluhan s/d
pengkajian saat ini (sebelum diberikan asuhan)

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM, hemofilia, kanker
payudara) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (jantung, asma)
(Fraser & Cooper, 2009)

5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi tidak perlu dikaji, karena tidak berhubungan dengan kb
MAL
6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No. BB/P Abnormalit
Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK H M Laktasi Peny
B as

7. Riwayat Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi yang perlu dikaji adalah jenis alat kontrasepsi, lama,
kapan awal pemakaian, dan pelepasan, serta komplikasi yang terjadi selama
pemakaian. Pemakaian kontrasepsi sebelumnya dapat menjadi tolak ukur
penggunaan kontrasepsi selanjutnya.

8. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Makan secara teratur 3x sehari, minum 8 gelas
Nutrisi
sehari
BAK 4-5x sehari, jernih kekuningan
Eliminasi
BAB 1x sehari, lembek kecoklatan
Istirahat Tidur siang 1-2 jam, tidur malam 8 jam sehari
Tingkat aktivtas seseorang dapat mempengaruhi
Aktivitas pengambilan keputusan dalam kesehatannya
(Arikunto:2007)
Personal Mandi 2x sehari, mengganti pakaian 2x sehari,
Hygiene mengganti celana dalam 3x sehari
Ibu tidak merokok, tidak minum jamu serta
Kebiasaan
alkohol

9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Psikologis : Kesehatan mental ibu setelah melahirkan dan
kondisi psikis ibu saat akan melakukan KB
Sosial : Riwayat Pernikahan(pernikahan keberapa, lama menikah,
status pernikahan)

Kultural : Adat istiadat yang dilakukan ibu dan keluarga


Spritual : Tradisi keagamaan yang dilakukan ibu, keluarga, masyarakat
disekitarnya
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital : Tekanan darah 120/80 mmhg
Nadi 60-100x semenit
Pernafasan 16-24x semenit
` Suhu 36,5-37,5 oC (padila, 2015)
Antropometri : Tinggi badan
Berat Badan
LILA
2. Pemeriksaan Fisik
 Kepala : tidak tampak lesi, tampak bersih, tidak tampak
benjolan, distribusi rambut merata.
 Mata : Sklera berwarna kuning menandakan kemungkinan
non hormonal lebih diutamakan
 Hidung : tampak simetris, tidak tampak pengeluaran/secret,
tidak tampak benjolan
 Mulut : tampak simetris, tampak lembab, tampak bersih, tidak
tampak stomatitis, lidah tampak bersih
 Telinga : tampak simetris, tidak tampak secret/serumen
 Leher : tidak tampak pembesaran pada kelenjar tiroid, getah
bening, dan vena jugularis
 Dada : simestris. Tidak ada retraksi dinding dada
 Payudara : Tampak simetris dan bersih, tidak ada luka disekitar areolla
puting tampak kehitaman, lebih besar, tidak tampak benjola
n.
 Abdomen : Simetris, tidak ada tanda kehamilan, tidak nyeri tekan
 Ekstermitas :Atas : simetris, tidak edem
Bawah : simetris, tidak edem

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH


Diagnosis : PAPAH dengan Kontrasepsi MAL
Masalah : Hal yang berkaitan dengan pengalaman klien atau
ditemukan dari hasil pengkajian
III.       ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Masalah potensial yang mungkin terjadi pada MAL


IV.       IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah
potensial yang terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya).
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan manajemen
terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi
VI.       IMPLEMENTASI

Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman dengan rencana asuhan yang telah
disusun. Pelaksaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya
VII. EVALUASI
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang
telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil
.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Laporan Dokumentasi SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ny “ S “

di Puskesmas Kendal Karep Kota Malang ,meliputi Konseling Penggunaan Kontrasepsi


Metode Amenore Laktasi (MAL)
Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2020
Waktu Pengkajian : 09.30
Tempat : Ruang Laktasi PKM. Kendal Kerep Kota Malang
Nama Pengkaji : Siti Nuradhawiyah / P17312195055

S.
Data Subjektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. E
Umur : 38 Tahun Umur : 40 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Sawojajar XIII RT 01 RW 02 Sawojajar, Kedungkandang - Kota Malang

2. Alasan Kunjungan
Ibu ingin menggunakan kontrasepsi KB yang cocok untuk ibu menyusui, ibu telah
melahirkan pada 10 Februari 2020 dan saat ini bingung untuk menggunakan alat kontrasepsi.

3. Riwayat menstruasi
Usia menarche : 13 tahun
Lama haid : 5 hari
Jumlah darah haid : 3 – 4 kali ganti pembalut/hari
Fluor albus : Tidak pernah
HPHT : Ibu mengatakan belum menstruasi sejak setelah melahirkan.
Keluhan saat haid : Tidak ada

4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.


P2011 Ab100
3.      Riwayat kehamilan, persalianan, dan nifas yang lalu
No Usia Jenis Penolong Penyulit Tanggal/ Nifas/ Anak
kehamilan persalinan Tahun Laktasi
JK BB Ket
Persalinan
1. 2 bulan Curetase Dokter Abortus 2012 - - - Menin
ggal
2. 5 bulan Spontan Bidan IUFD 2018 - Laki- - Menin
laki ggal
3. 9 bulan/ SC Dokter Prolong 2020 Ya, Perem 2700 Hidup
Aterm kala 1 baik puan

Fase
Laten

5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah mengikuti metode KB.

6. Riwayat Ginekologi
Tidak pernah mengalami perdarahan bercak diantara haid, tidak pernah mengalami
perdarahan banyak dan lama, tidak pernah mengalami kanker/ tumor, tidak pernah
mengalami operasi kandungan dengan masalah seperti kista, mioma, tidak pernah
endometriosis, PCOS, infertilitas.

7. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


No Jenis Pasang Lepas
. Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl. Oleh Tempat Alasan
1. Tidak
Pernah

8. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat kesehatan klien
Ibu mengatakan suaminya tidak mempunyai penyakit menular, menurun dan menahun.
Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, dan Gemeli.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit menular, menurun dan
menahun. Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, dan Gemeli.

9. Pola Fungsional Kesehatan:


POLA Keterangan
Nutrisi Ibu makan sehari 3-4x dengan menu nasi, lauk-pauk (telur, ayam, ikan),
sayur (tidak ada pantang makan). Minum sehari ±8 gelas / hari. Jenis : air
putih

Eliminasi BAK ± 4-5x sehari, warna jernih. BAB 1x sehari


Istirahat ibu mengatakan sejak setelah melahirkan setiap malam hari waktu tidur
berkurang sering terbangun untuk memberikan ASI ke bayinya, saat siang
jarang sekali tidur terkadang ibu merasa pusing

Aktifitas Ibu melakukan aktivitas rumah tangga dan dibantu saumi


Personal Ibu mandi 2x sehari dan mengganti pakaian dengan pakaian yang bersih
hygiene
Kebiasaan Ibu tidak memiliki kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatannya
Seksualitas belum berhubungan badan dengan suami sejak setelah
melahirkan (masa nifas)

9. Riwayat Psikososiokultular Spiritual:


Psikologi : Keadaan ibu baik dan stabil. , ibu tinggal bersama ibu kandungnya serumah,
setiap hari. Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga dan merawat bayinya
dibantu oleh suami dan ibu kandungnya. bu mengatakan berencana menyusui
anaknya sampai usia 2 tahun.
Sosial : Pernikahan pertama, menikah umur 29 tahun, lama menikah 8 tahun, status p
ernikahan sah dan mempunyai 1 anak.
Kultural : Ibu dan keluarga tidak memiliki adat istiadat atau kebiasaan yang dapat
membahayakan kesehatan
Spiritual : Ibu rajin beribadah dan berdoa untuk kesehatan dirinya dan sang bayi

O.
Data Objektif
1. PemeriksaanUmum
a. Keadaan umum
keadaan : baik
Kesadaran : composmentis
b. Antropometri
BB/TB : 59 kg/152 cm
c. Tanda- tanda Vital
Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,9 o C
Pernafasan : 22 x/menit

2. Pemeriksaan fisik
- Kepala             :Mesochepal, tidak ada bekas luka, tidak ada massa
(benjolan)
- Rambut               : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe
- Wajah                   : Simetris, tidak ada bekas luka, tidak ada cloasma
gravidarum
- Mata                     : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah
muda, sklera Putih
- Hidung               :Tidak ada serumen, tidak ada polip
- Mulut                :Bersih, tidak ada pembengkakan gusi,
- Telinga                 :Simetris, tidak ada serumen, pendengaran aktif     
- Leher                    :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis,
limfe dan tidak ada pembengkakan    vena jugularis
- Dada                 :Tidak ada retraksi dinding dada
- Payudara              : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada
luka dibagian areola yang dapat mengganggu proses
laktasi sehingga MAL akan terus dilakukan,tidak
terdapat abses/massa pada bagian
payudara,hiperpigmentasi, kolostrum sudah
keluar.
- Abdomen            :Tidak ada bekas luka operasi, dinding supel, tidak
tampak pembesaran.
- Ekstremitas atas : Simetris, tidak cacat, tidak fraktur, tidak oedem.
- Ekstremitas bawah: Simetris, tidak ada varises, reflek patella +, tidak
oedem
- Genetalia luar    : Tidak dilakukan
- Anus                      : Tidak ada hemoroid
- Pemerikasaan dalam/ ginekologis : tidak dilakukan.  

3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

A.
Diagnosa : Ny. S umur 38 tahun P2011 Ab100 Calon Akseptor MAL
(metode amenore laktasi)
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
  Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
.

P.

Waktu Pelaksanaan Paraf


09.30 Menyapa ibu dengan ramah dan sopan agar ibu le
bih terbuka dan lebih mudah dalam pemeriksaan

09.35 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ke


adaan ibu baik dan tekanan darah normal 120/80
mmHg serta tidak ada tanda-tanda kehamilan
09.40 Memberikan konseling cara pemberian ASI yang
benar (posisi, perlekatan, maupun penghisapan)
dengan cara sebagai berikut :
a. Dada bayi mengahadap ke dada ibu dan dagu
bayi menempel payudara ibu
b. Punggung ibu harus lurus
c. Tubuh bayi dalam posisi sejajar dengan kepala
dan tubuh .
d. Mulut bayi membuka lebar dan sebagian besar
aerola masuk ke mulut bayi , saat
menyusu tidak ada suara, serta hisapan bayi secara
dalam dan pelan

09.45 Menjelaskan pada ibu tidak perlu khawatir karena


efektifitas tingkat keberhasilan sekitar 98%, jika
memang bersungguh-sungguh ingin menggunakan
MAL sebagai metode kontrasepsi.
MAL dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi bila
ibu meyusui bayinya secara penuh ≥ 8 x sehari
selama 6 bulan (eksklusif), ibu belum
mendapatkan haid, dan umur bayi < 6bulan.
Artimya bayi murni diberikan ASI saja tanpa
makanan / minuman tambahan seperti madu, susu
formula, maupun air gula.

09.50 Menjelaskan Syarat-syarat penggunaan KB Mal :


-Dilakukan segera setelah melahirkan.
-Frekuensi menyusui sering dan tanpa jadwal.
-Pemberian ASI tanpa botol atau dot.
-Tidak mengkonsumsi suplemen.
-Pemberian ASI tetap dilakukan baik ketika ibu da
n atau bayi sedang sakit.
09.55 Menjelaskan Pada Ibu Mengenai Hal-Hal yang tia
k memperbolehkan penggunaan KB Mal:
- Wanita pasca melahirkan yang sudah
mendapat haid.
- Wanita yang tidak menyusui secara
eksklusif.
- Wanita yang bekerja dan terpisah dari
bayinya lebih dari 6 jam.
- Wanita yang harus menggunakan metode
kontrasepsi tambahan.
- Wanita yang menggunakan obat yang
mengubah suasana hati.
- Wanita yang menggunakan obat-obatan
jenis ergotamine, anti metabolisme,
cyclosporine, bromocriptine,
obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
- Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
- Bayi yang mempunyai gangguan
metabolisme.
10.00 Memberitahu ibu cara menjaga produksi ASI agar
tetap lancar dengan menyusui bayinyasesering
mungkin serta on Demand , selain itu ibu banyak
mengkonsumsi sayur-sayuran,buah-buahan,
protein dan minum air putih ± 3 liter / hari, serta
menjaga kondisi ibu tidak dalam kondisi stres.

10.05 Menjadwalkan kunjungan ulang pada saat umur


bayi 6 bulan atau segera datang ke fasilitas
kesehatan jika syarat-syarat MAL tidak terpenuhi
seperti:
- ibu telah mendapatkan haid
-bayi tidak menyusu secara eksklusif
- untuk merencanakan penggunaan alat
kontrasepsi lain
DAFTAR PUSTAKA

1. Hartanto H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta.: Pustaka Sinar


Harapan
2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohajo
3. Kontrasepsi.Jakarta;PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
4. Saifudin, Abdul Bari. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. ·
5. Varney, Helen. 2006. Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
6. Wikhjosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
7. Nuradhawiyah, Siti .2020. Laporan Dokumentasi SOAP Konseling pada Calon
Pengguna Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL).

Anda mungkin juga menyukai