PENDAHULUAN
Remaja adalah aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung
penerus generasi bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia 10-
20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi
tubuh, psikologi dan aspek fungsional. Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi
remaja awal (early adolescence) 10-13 tahun, remaja menengah (middle
adolescence) 14-16 tahun dan remaja akhir (late adolescence) 17-20 tahun.(Tarwoto
2010:1)
1
sekunder 18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran
sebanyak 15,8%. Kelaianan siklus menstruasi Oligomenorea di Indonesia menyerang
16,7% remaja.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa definisi dari oligomenorea
2. Untuk mengetahui apa etiologi dari oligomenorea
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi oligomenorea
4. Untuk mengetahui WOC oligomenorea
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis oligomenorea
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang oligomenorea
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan oligomenorea
2
8. Untuk mengetahui komplikasi oligomenorea
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan oligomenorea
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 ETIOLOGI
antaranya yaitu :
1. Gangguan hormonal
Terjadinya gangguan hormonal menyebabkan perubahan keseimbangan
pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut
menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga
menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea yang terjadi menjelang
menopause yaitu karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis
dan ovarium pada awa erjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya
4
menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh. Pada
remaja oligomenore dapat disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara
hipotalamus, kelenjar pituitary dan ovarium. Hipotalamus merupakan bagian
otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel dan fungsi dasar seperti
makan, tidur & reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang
mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang
produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi. Pada awal &
akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang Hal ini
mengakibatkan siklus haid memanjang.
2. Penyakit kronis
Akibat menderita penyakit kronis seperti tumor yang mensekresikan estrogen
dan nutrisi buruk sehingga tubuh kekurangan nutrisi, yang mengakibatkan
kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan untuk berovulasi
(Iskandar, 207). Misal : hypertiroid , karena tiroid juga mengatur pengeluaran hormon
apabila pengeluaran hormon yang diatur oleh tiroid itu hanya sedikit atau berlebih
akan mengakibatkan ketidakseimbangan hormon.
3. Psikologis
Wanita yang mengalami stres, biasanya juga akan mengalami gangguan
hormonal. Hipothalamus saat stres akan mensekresi CRF (corticotropin
releasing factor) yang memacu hipofise anterior untuk memproduksi ACTH
(adenocorticotrophic hormone). Pelepasan ACTH menyebabkan kelenjar adrenal
mensekresi hormon kortisol. Adanya sekresi hormon kortisol menimbulkan
respon kewaspadaan yang merupakan salah satu respon tubuh terhadap stres.
Akibatnya produksi seks hormon (estrogen dan progesteron) ditekan sedemikian rupa
sehingga tidak berkompetisi mendapatkan energi. Hal ini mengakibatkan tidak
terjadinya ovulasi (oligomenore) (Hager, 2002).
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada :
a. Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
b. Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
c. Penurunan berat badan berlebihan
d. Olahraga berlebihan, misal atlit
e. Adanya tumor yang melepaskan estrogen
f. Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran
darah menstruasi
5
g. Penggunaan obat-obatan : antikoagualan, NSAID, aspirin dll
h. Penggunaan KB suntik
2.3 PATOFISIOLOGI
Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel
dan fungsi dasar seperti makan, tidur dan reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran
hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang
produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi. Pada awal dan akhir
masa reproduksi wanita, beberapa hormone tersebut dapat menjadi kurang
tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
(Doengoes, Marlynn:2009)
6
2.4 WOC Kurangnya sinkronisasi
hipotalamus-hipofisis-ovarium
Gangguan keseimbangan
hormonal
Oligomenorea
Siklus menstruasi
memanjang
Kebingungan
Ansietas
Defisit pengetahuan
Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya didapatkan
4-9 periode dalam 1 tahun. Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu.
Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore terkadang juga mengalami
kesulitan untuk hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut
mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga
memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.
7
b. Sitologi : untuk pemeriksaan fungsi ovarium serta menghilangkan lesi ganas
c. Biopsy : utuk menentukan jenis penyakit, lebih sering digunakan untuk
mendiagnosis tumor
d. Penentuan endokrin : dapat digunakan untuk mengukut gonadotropin, tiroid, dan
hormon adrenal. Secara klinis untuk memahami fungsi ovarium dapat
menggunakan cara pap smear vagina, mucus serviks, suhu tubuh basal dan biopsi
endometrium.
e. Laparoskopi dan histeroskopi : untuk mendeteksi lesi uterine serta panggul
f. MRI : melihat ada atau tidaknya tumor yang mempengaruhi hipotalamus atau
kelenjar pituari
2.7 PENATALAKSANAAN
8
2.8 KOMPLIKASI
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
CONTOH KASUS
Nn. “A” usia 19 tahun datang ke RS.PELITA pada tanggal 19 agustus 2007 . Pasien
mengeluh jarang mendapat haid, haid datang 2 bulan sekali. Lamanya haid kurang lebih 5
hari, tidak ada nyeri yang mengganggu saat haid. Nn. A mengatakan belum menikah dan
belum pernah melakukan hubungan seksual. Nn A mengatakan menstruasi pertama umur 14
tahun. Nn. A mengatakan siklus haid tidak teratur sejak 1 tahun terakhir. Nn. A terlihat cemas
dan kurang percaya diri dan ketika dilakukan TTV didapatkan hasil TD :110 / 70 mmHg,
nadi: 84 ´/menit, respirasi: 22 ´/menit, suhu : 36 ºC.
3.1 PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama :Nn. A
Umur :19 th
Agama : Islam
Suku/bangsa :Jawa/indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
No. Telp. : 085643322xxx
Alamat : Jln. Gedongsongo, Ungaran
2. Keluhan utama
Nn. A merasa siklus dan lama menstruasinya mulai tidak teratur, mengeluh jarang
haid. Haid selalu datang terlambat. Lama haid kurang lebih 5 hari,
3. Riwayat menstruasi
a. Sebelum ada keluhan
Menarche : 14 tahun
Teratur/tidak : Teratur
Siklus : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Disminorhoe : iya
10
Banyaknya : 2 x ganti pembalut
Warna darah : Merah
b. Mulai menstruasi tidak teratur
Umur : 18 tahun
Teratur/tidak : Teratur
Siklus : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Disminorhoe : iya
Banyaknya : 2 x ganti pembalut
Warna darah : Merah
4. Riwayat penyakit masa lalu
Pasien mengatakan bahwa dirimya tidak pernah menderita penyakit apapun yang
berhubungan dengan organ reproduksinya
5. Riwayat kekerasan / penganiayaan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan maupun penganiayaan.
6. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit apapun mengenai organ reproduksi
di keluarganya
7. Pola aktifitas sehari – hari
1. Koping individu
a. Kesadaran diri dan harga diri : Pasien memiliki kesadaran diri yg tinggi
terhadap penyakitnya.
b. Penatalaksanaan stress : Pasien biasanya melakukan aktivitas
hobbinya untuk menanggulangi stress
2. Nutrisi
Pola makan : 3 kali sehari
Minum : + 6 gelas perhari
Keluhan : Tidak ada
Pantangan : Tidak ada
3. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : 5 x sehari Frekuensi : 1 x sehari
Warna : Kuning jernih Warna : Kuning
Penyulit : Tidak ada Penyulit : Tidak ada
11
4. Istirahat dan tidur
Siang : 2 jam/ hari
Malam : 8 jam/ hari
Aktivitas : Kuliah
5. Personal Hygiene
Gosok gigi : 2 x sehari
Mandi : 2 x sehari
Ganti pakaian dalam : 3 x sehari
8. Pemeriksaan Fisik
12
5. Genetalia Luar
Bekas Luka : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Kelenjar Bartholini : Tidak ada tanda-tanda peradangan
6. Anus
Hemoroid : Tidak ada
9. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mengetahui penyebab tertentu dari oligomenore, tes kehamilan dan tes
darah untuk mengetahui kadar hormon tiroid.
2. B-USG : deteksi dini kondisi rahim, ovarium, dan panggul
Siklus menstruasi
Do :
memanjang
pasien gelisah
pasien tegang
Kebingungan
pasien banyak bertanya
mengenai kondisinya
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Kulit : Kembali < 1 detik
BB : 47 kg
TB : 154 cm
TD :110 / 70 mmHg
Nadi : 84 ´/menit
Respirasi: 22 ´/menit
13
Suhu : 36 ºC
Gangguan
2 Ds: Defisit pengetahuan
keseimbangan
- Nn. A menganyakan tentang hormonal, stress,
masalah yang di hadapi penyakit kronis
- Nn A mengatakan bahwa
susah mencari informasi Oligomenorea
tentang penyakitnya
Do:
- Nn. A terlihat cemas dan
Siklus menstruasi
kurang percaya diri memanjang
- Nn. A banyak bertanya
mengenai kondisinya Kebingungan
3.4 INTERVENSI
N
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
O
1 Ansietas 1. Mendengarkan 1. Klien dapat
berhubungan dengan penyebab kecemasan mengungkapkan
ancaman terhadap klien dengan penuh penyebab
konsep diri perhatian kecemasannya
2. Observasi tanda sehingga perawat
verbal dan non verbal dapat menentukan
setelah diberikan
dari kecemasan klien tingkat kecemasan
asuhan keperawatan
3. Menganjurkan klien dan menentukan
selama 1 x 24 jam
keluarga untuk tetap intervensi untuk klien
14
mendampingi klien selanjutnya.
diharapkan klien
4. Mengurangi atau 2. Mengobservasi
tidak mengalami
menghilangkan tanda verbal dan non
kecemasan, dengan
rangsangan yang verbal dari kecemasan
kriteria hasil :
menyebabkan klien dapat
kecemasan pada klien mengetahui tingkat
1. Kecemasan pada
5. Kaji tanda tanda kecemasan yang klien
klien berkurang
vital alami.
2. TTV dalam batas
3. Dukungan
normal
keluarga dapat
memperkuat
mekanisme koping
klien sehingga tingkat
ansietasnya berkurang
4. Pengurangan atau
penghilangan
rangsang penyebab
kecemasan dapat
meningkatkan
ketenangan pada klien
dan mengurangi
tingkat kecemasannya
5. Cemas yang
berlebih dapat
mengganggu TTV
15
keperawatan 1 x 24 2. Jelaskan mengenai klien mampu mecari
jam diharapkan klien siklus menstruasi yang jalan keluar untuk
dapat memahami normal, jenis gangguan masalah gangguan
tentang perubahan penyebab, gejala dan menstruasi
yang terjadi pada penanganannya
tubuhnya, dengan
kriteria hasil :
1. Klien dapat
menyebutkan
jenis gangguan
menstruasi,
penyebab, gejala
dan penangannya
2. klien tampak
tidak bingung
lagi
3.5 IMPLEMENTASI
N DIAGNOSA IMPLEMENTASI
O
1 Ansietas berhubungan 1. Mendengarkan penyebab kecemasan
dengan ancaman terhadap klien dengan penuh perhatian
konsep diri 2. mengbservasi tanda verbal dan non
verbal dari kecemasan klien
3. Menganjurkan keluarga untuk tetap
mendampingi klien
4. Mengurangi atau menghilangkan
rangsangan yang menyebabkan kecemasan
pada klien
5. Mengkaji ttv pasien
16
2. menjelaskan mengenai siklus
menstruasi yang normal, jenis gangguan
penyebab, gejala dan penanganannya
3.6 EVALUASI
N DIAGNOSA TANGGAL EVALUASI
O
1 Ansietas 20 agustus 2007 S : pasien mengatakan
berhubungan dengan sudah tidak terlalu cemas
ancaman terhadap dengan keadannya sekarang
konsep diri O : pasien tampak tenang
Ttv :
TD:110 / 70 mmHg
Nadi : 84 ´/menit
Respirasi: 22 ´/menit
Suhu : 36,5 ºC
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
2 Defisit pengetahuan 20 agustus 2007 S : pasien mengatakan
berhubungan dengan sudah mengetahui tentang
kurang terpapar apa yang di alami oleh
informasi dirinya
O : pasien tampak rileks
Pasien terlihat faham
dengan prognosis
penyakitnya
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih
dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami
oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun,
jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka
kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder. Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan terjadinya oligomenore di antaranya yaitu : gangguan hormonal,
penyakit kronis, psikologis, gangguan indung telur, sindrome, Polikistik Ovarium
(PCOS), dll. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar
estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan
penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami
kanker uterus.
4.2 SARAN
Petugas kesehatan harusnya lebih rajin untuk memberikan penyuluhan tentang
kesehatan reproduksi dan masalah masalah reproduksi pada remaja dan wanita usia
menjelang menepause, agar ketika wanita yang memasuki masa menarche dan
premenopause mereka tidak bingung atau khawatir terhadap kondisi mereka.
18