Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) atau Demam Hemoragic Fever (DHF) merupakan
suatu penyakit epidemik akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa
demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan
persendian, hingga perdarahan spontan (WHO, 2010). Terdapat sekitar 2,5 miliar orang di
dunia beresiko terinfeksi virus dengue terutama di daerah tropis maupun subtropis, dengan
perkiraan 500.000 orang memerlukan rawat inap setiap tahunnya dan 90% dari
penderitanya ialah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun (WHO, 2011).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia ditemukan pertama kali di
Surabaya pada tahun 1968, empat belas tahun setelah Kejadian Luar Biasa (KLB) di
Manila (Filipina), akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Penyakit
DBD menyebar ke berbagai daerah sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di
Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit.Sejak pertama kali ditemukan,
jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas
wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun dan penyakit
DBD bisa menyebabkan kematian.
Data dari Dinas Kesehatan Jatim menyebutkan, pada Januari 2013 jumlah
penderita DBD di Jatim 17.230 orang, Januari 2014 sebanyak 9.445 orang.Sedang pada
Januari 2015 terjadi kenaikan cukup tinggi pada jumlah penderita DBD di Jatim sebanyak
21.266 orang, sehingga ditetapkan sebagai KLB.Pada Januari 2016, lanjut Benny, jumlah
penderita kembali turun menjadi 3.590 orang.Sedang pada Januari 2017, kasus DBD di
Jatim 410 penderita. Dari jumlah itu, jumlah penderita meninggal 5 orang. (Nuraini F,
2017).
Pemberian terapi pengobatan yang optimal pada penderita DBD dapat menurunkan
jumlah kasus dan kematian akibat penyakit ini (Chen dkk, 2009).Pengobatan DBD pada
dasarnya bersifat suportif dan simptomatik (Anonim, 2014).Pengobatan suportif berupa
pengobatan dengan pemberian cairan pengganti seperti cairan intavena dengan memahami
patogenesis, perjalanan penyakit, gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium,
sehingga diharapkan penatalaksanaannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien (Chen
dkk, 2009).Pengobatan simptomatik yakni berupa pemberian antipiretik misalnya
parasetamol bila suhu >38,50C (Hadinegoro dkk, 2004).
Hingga saat ini belum ditemukan terapi utama seperti vaksin untuk menangani
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini.Terapi antibiotik dapat diberikan dalam
pengobatan DBD jika terdapat infeksi sekunder yang disebabkan oleh adanya translokasi
bakteri dari saluran cerna dan hal ini terjadi pada penderita DSS (Dengue Syok Syndrome)
atau penderita DBD derajat III dan IV (Yasin dkk, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertianDHF?
2. Bagaimana klasifikasi DHF?
3. Apa etiologi dari DHF?
4. Apa patofisiologi dari DHF?
5. Apamanifestasi klinis dari DHF?
6. Apa pemeriksaan penunjang dari DHF?
7. Apakah penatalaksanaan dari DHF?
8. Apakah komplikasi dari DHF?
9. Bagaimana WOC dari DHF?
10. Bagaiamana ASKEP Komunitas dari DHF?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian DHF
2. Untuk mengetahui klasifikasi DHF
3. Untuk mengetahui etiologi dari DHF
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari DHF
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari DHF
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari DHF
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari DHF
8. Untuk mengetahui komplikasi dari DHF
9. Untuk mengetahui WOC dari DHF
10. Untuk mengetahui ASKEP Komunitas dari DHF
1.4 Manfaat
1. Bagi pemerintah dan instansi kesehatan
Mahasiswa dan pemerintah maupun instansi kesehatan, dapat bekerja sama dalam
memberantas dan memberikan pengetahuan serta pencegahan penyakit DHFkepada
masyarakat .
2. Bagi profesi keperawatan
Mahasiswa dan profesi keperawatan dapat bekerja sama dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap pasien mengenai DHF.
3. Bagi mahasiswa keperawatan
Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit DHF dan mampu
mengaplikasikannya di saat praktek klinik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian DHF


Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik
(Sudoyo, 2010). Demam Hemoragic Fever (DHF) atau DBD adala penyakit menular
mendadak yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes albopictus (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
Demam Hemoragic Fever (DHF) atau DBD adala penyakit demam akut yang dapat
menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus Falvivirus,
virus RNA dari keluarga Falviviridae (Soedarto, 2012). Demam Hemoragic Fever (DHF)
atau DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Susilaningrum dkk, 2013)

2.2 Klasifikasi DHF


Menurut Sodikin (2012) demam berdarah dapat diklasifikasikan mejadi 4 derajat yaitu:
1. Derajat I
Ditandai dengan demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan ialah uji bendung (Uji tourniquet).
2. Derajat II
Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
3. Derajat III
Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali didapatkan
kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan darah menurun (20 mmHg
atau kurang) atau hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan
anak tampak gelisah.
4. Derajat 1V
Demam, perdarahan spontan disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan
gejala-gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur) serta syok
berat (Profound shock).
2.3 Etiologi DHF
DHF atau DBD disebabkan oleh virus dengue (DEN),dari kelompok arbovirus B,
yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus dengue
(DEN),yang termasuk genus falvivirus.Virus yang ditularkan ole nyamuk ini tergolong
RNA Positive-strand virusdari keluarga falviviridae.terdapat empat serotipe virus DEN
yang sifat antigennya berbeda, yaitu virus dengue-1 (DEN 1), virus dengue-2 (DEN
2),virus dengue-3 (DEN 3),virus dengue-4 (DEN 4). Spesifikasi virus dengue yang
dilakukan oleh Albert Sabin pada tahun 1994 menunjukan bahwa masing-masing serotipe
virus dengan memiliki genotipe yang berbeda antara serotipe – serotipe tersebut.Vector
utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti (didaerah perkotaan) dan aedes
albopictus (didaerah pedesaan) (Soedarto,2012).

2.4 Patofisiologi DHF


Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal
tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga
menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotonin, histamine) terjadinya : peningkatan
suhu selain itu viremia menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat
dari, penurunan prosuksi trombosit sebagai reaksi dari antibody melawan virus (murwani,
2011).
Kemudian virus bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody.
Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya permeabilitas dinding kapiler pembuluh
darah yang mengakibatkan terjadinya pembesaran plasma ke ruang ekstraseluler.
Pembesaran plasma ke ruang ekstaseluler mengakibatkan kekurangan volume plasma,
terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan rejatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit >20%) menunjukan atau menggambarkan
adanya kebocoran (pembesaran) sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan
pemberian cairan intravena.

2.5 Manifestasi Klinis DHF


Menurut misnadiarly (2009) demam berdarah memiliki tanda sebagai berikut yaitu :
1. Tidak nafsu makan
2. Muntah
3. Nyeri kepala
4. Nyeri otot dan persendian
Keluhan keluhan beberapa pasien DBD, antara lain :
1. Nyeri tenggorokan
2. Rasa nyeri perut yang menyeluruh
3. Suhu badan biasanya tinggi
Sedangkan menurut (Soedarto 2012) demam dengue menunjukan gejala-gejala klinis
sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang timbul mendadak
2. Sakit kepala yang berat, terutama di kepala bagian depan
3. Sakit seluruh badan
4. Mual dan muntah

2.6 Pemeriksaan Penunjang DHF


1. Laboratorium
a) Leukosit : Leukosit menurun
b) Trombosit : Trombositopenia (< 100,000/mm²)
c) Hematokrit : Meningkat >20%
d) Hemostasis : Dilakukan DT, APTT, Fibrinogen, dicurigai adanya
pendarahan/kelainan pembekuan darah
e) Protein/Albumin : Hipoprotemia
f) GGOT/SGPT : Meningkat
g) Ureum, kreatinin : Bila didapatkan gangguan fungdi ginjal
h) Elektrolit : Sebagai parometer pemantauanpemberian cairan
i) Imuno serologi
IgM : Terseteks pada hari ke 3-5, meningkat pada minggu ke 3
menghilang setelah 60-90 hari
IgG : Pada infeksi primer IgG mula terdeteksi pada hari ke 14,
infeksi sekunder pada hari ke 2

2.7 Komplikasi DHF


1. Ensefalopati Dengue
Umumnya terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan
denganperdarahan tetapi dapat juga terjadi pada DBD tanpa syok. Didapatkan
kesadaranpasien menurun menjadi apatis/somnolen, dapat disertai kejang.
Penyebabnyaberupa edema otak perdarahan kapiler serebral, kelainan metabolik, dan
disfungsihati. Tatalaksana dengan pemberian NaCl 0,9 %:D5=1:3 untuk
mengurangialkalosis, dexametason o,5 mg/kgBB/x tiap 8 jam untuk mengurangi
edema otak (kontraindikasi bila ada perdarahan sal.cerna), vitamin K iv 3-10 mg
selama 3 haribila ada disfungsi hati, GDS diusahakan > 60 mg, bila perlu berikan
diuretik untuk mengurangi jumlah cairan, neomisin dan laktulosa untuk
mengurangiproduksi amoniak.
2. Kelainan Ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal sebagai akibat
darisyok yang tidak teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang
pentingdan mudah dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi.
Dieresisdiusahakan > 1 ml/kg BB/jam.
3. Edema Paru: Merupakan komplikasi akibat pemberian cairan yang berlebih.
4. Perdarahan luas
5. Syok Hipovolemik
6. Penurunan kesadaran
7. Koagulasi Intravascular Disretmia (KID) yang terjadi karena hipotermi danasidosis
metabolik yang sering menyertai pasien DBD apabila tidak dikoreksi.Apabila
penggantian cairan plasma diberikan secepatnya dan dilakukan koreksiasidosis dengan
natrium bikarbonat, maka perdarahan sebagai akibat KID tidak terjadi sehingga
heparin tidak di perlukan.

2.8 Penatalaksanaan DHF


1. Penatalaksanaan DBD tanpa penyulit
 Tirah baring
 Makanan lunak dan bila belum nafsu makan berikan minum 1,5 – 2 liter dalam 24
jam (susu, air dengan gula/sirup), air tawar ditambah garam
 Medikometosa yang bersifat simtomatis untuk hiperpireksia dapat diberi kompres,
snti piretik golongan asitaminofen
2. Klien dengan tanda renjatan
 Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan diatasi
 Observasi keadaan umum, nadi, suhu danpernafasan tiap jam, serta HB dan Ht 4-6
jam pada hari pertama, selanjutnya tiap 24 jam
3. Klien DSS (Dengue Shock Syndrome)
Diberi cairan intra vena yang diguyur, seperti : Nacl, RL, yang dipertahankan selama
24-48 jam setelah renjatan teratasi.
2.9 Cara Pecegahan DHF
Mencegah DHF 3M Plus. Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk
kegiatan pencegahan seperti:
1. Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, dan gunakan obat atau lotion
penangkal nyamuk yang mengandung DEET pada bagian tubuh yang tidak
terlindungi.
2. Menggunakan kelambu saat tidur.
3. Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan.
4. Mengadakan fogging untuk mensterilkan lingkungan dari nyamuk dan jentik-
jentiknya.
5. Menggunakan kawat nyamuk atau kelambu di ruangan tidak berAC.
6. Memasang obat nyamuk bakar ataupun obat nyamuk cair/listrik di tempat yang dilalui
nyamuk, seperti jendela, untuk menghindari gigitan nyamuk.
7. Mencegah munculnya genangan air dengan :
- Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan/mengubur media-media kecil
penampung air lainnya yang ada di rumah.
- Membuang kaleng dan botol bekas di tempat sampah yang tertutup.
- Mengganti air di vas bunga paling sedikit seminggu sekali, dan jangan biarkan
ada air menggenang di pot tanaman.
Menuutup rapat semua wadah air, sumur dan tangki penampungan air.
- Menjaga saluran air supaya tidak tersumbat.
- Meratakan permukaaan tanah untuk mencegah timbulnya genangan air. Jangan
menumpuk atau menggantung baju terlalu lama.
8. Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk
mati.
9. Menanam tanaman pengusir nyamuk.
10. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
2.10 WOC DHF

Nyamuk Aedes Aegypti mengandung virus Dengue

Menggigit manusia

Virus masuk aliran darah

Viremia

Komplemen antigen dan Renjatan (proses


antibodi meningkat imunologi)

Pembebasan histamin Ke pembuluh darah dan ke


otak melalui aliran darah
Peningkatan permeabialitas
dinding pembuluh darah Virus berkembang
di dalam darah

Kebocoran plasma
MK : Hipertermia

Pendarahan ekstraselular

MK : Risiko syok Hemoglobin turun

Nutrisi dan oksigen ke jantung menurun

Lemas

MK : Intoleransi Aktivitas

Anda mungkin juga menyukai