Anda di halaman 1dari 13

1.

DIMAS BIMAYAKTI
2. DWINANDA FITRI R
3. EKO TULUS W
4. ERY ARISMA
5. FERDINANDO ANTONI DODUK
6. GUNAWAN SUDARMONO
 HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah
virus pada manusia yang menyerang system
kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka
waktu yang relatif lama dapat menyebabkan
AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu
sindroma penyakit yang muncul secara
kompleks dalam waktu relatif lama karena
penurunan sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh infeksi HIV
Penularan virus HIV/AIDS terjadi karena
beberapa hal, di antaranya :
1. Hubungan seksual dengan pengidap
HIV/AIDS
2. Ibu pada bayinya
3. Darah dan produk darah yang tercemar
HIV/AIDS
4. Menggunakan jarum suntik secara
bergantian
 Stadium 1
Asimptomatic, aktivitas normal
a) Asimptomatic
b) Limfodenopati generalisata
 Stadium II
Simptomatic, aktivitas normal
a) BB menurun < 10%
b) Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti:
dermatitis, pruigo, ulkus oral, seboroik,
onikomikosis yang rekuren dan kheilitis
angularis.
c) Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
d) Infeksi saluran afas bagian atas seperti:
sinusitis bakteriaslis
 Stadium III
Pada umumnya lemah, aktivitas di tempat tidur
kurang dari 50%
a) BB > 10%
b) Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1
bulan
c) Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d) Kandidiasi orofaringeal
e) Oral hairy leukoplakia
f) TB Paru dalam tahun terakhir
g) Infeksi bacterial yang berat seperti:
pneumonia dan piomiositish
 Stadium IV
Pada umumnya sangat lemah, aktivitas di tempat tidur
lebih dari 50%
a) HIV wasting syndrome seperti: yang didefenisikan
oleh CDC
b) Pneumonia pneumocytis carinii
c) Toksoplasmosis otak
d) Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan
e) Retinitis virus sitomegalo
f) Kriptokokosis extra pulmonal
g) Herpes simplex mukokutan > 1 bulan
h) Leukoensepalopati multifokal progresif
i) Mikosis disminata seperti histoplasmosis
j) Kandidiasis disofags, trakea, bronkus dan paru
k) Mikobakteriasis atipikal diseminata
l) Septisemia salmonelosis nontifoid
m) Tuberkulosis di luar paru
n) Imfoma
o) Sarkoma kaposi
Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS diperkirakan antara 10
minggu sampai 10 tahun. Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu
reseptor protein yang disebut CD. CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang
berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.Sel-sel
yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T penolong.
Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya pada
sistem kekebalan.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong melalui 3
tahap selama beberapa bulan atau tahun. Seseorang yang sehat memiliki limfosit
CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah
terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40-50%.Kadar partikel virus yang tinggi
dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang-
orang yang beresiko tinggi menderita AIDS. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS,
jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL
darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Setelah virus HIVmasuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama 3-6 bulan sebelum
titer antibodi terhadap HIVpositif. Fase ini disebut “periode jendela” (window period).
Setelah itu penyakit seakan berhenti berkembang selama lebih kurang 1-20 bulan,
namun apabila diperiksa titer antibodinya terhadap HIV tetap positif (fase ini disebut
fase laten) Beberapa tahun kemudian baru timbul gambaran klinik AIDS yang lengkap
(merupakan sindrom/kumpulan gejala). Perjalanan penyakit infeksi HIVsampai
menjadi AIDS membutuhkan waktu sedikitnya 26 bulan, bahkan ada yang lebih dari
10 tahun setelah diketahui HIV positif. (Heri : 2012)
 AIDS disebabkan oleh adanya virus HIV
(Human Immundeficiency Virus) di dalam
tubuh (PMI Tarakan, 2007).
Cara penularan lewat:
 transfusi darah/ produk darah yang sudah
tercemar HIV
 lewat cairan sperma dan cairan vagina melalui
hubungan seks tanpa menggunakan kondom
 lewat air susu ibu yang HIV posiif dan
melahirkan lewat vagina (PMI Tarakan, 2007)
 Perawatan:
a) Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup,
hidup sehat dan mencegah kemungkinan terjadi infeksi
b) Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain
serta keganasan yang ada.
c) Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti
golongan dideosinukleotid, yaitu azidomitidin (AZT)
yang dapat menghambat enzim RT dengan berintegrasi
ke DNA virus, sehingga tidak terjadi transkripsi DNA HIV
d) Mengatasi dampak psikososial
e) Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV,
perjalanan penyakit, dan prosedur yang dilakukan oleh
tenaga medis
f) Dalam menangani pasien HIV dan AIDS tenaga kesehatan
harus selalu memperhatikan perlindungan universal
(universal precaution)
 Pengobatan:
a) Pengobatan medikamentosa mencakupi
pemberian obat-obat profilaksis infeksi
oportunistik yang tingkat morbiditas dan
mortalitasnya tinggi
b) Obat profilaksis lain adalah preparat nistatin
untuk antikandida, pirimetamin untuk
toksoplasma, preparat sulfa untuk malaria,
dan obat lain yang diberikan sesuai kondisi
klinis yang ditemukan pada penderita.
c) Pengobatan penting adalah pemberian
antiretrovirus atau ARV
1. Tes untuk diagnose infeksi HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun

Anda mungkin juga menyukai