Anda di halaman 1dari 38

1

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN UJIAN AKHIR STASE


PADA NY. F UMUR DENGAN 38 TAHUN DENGAN
MIOMA UTERI DI POLI KANDUNGAN RSUD. PAMBALAH
BATUNG AMUNTAI

DISUSUN OLEH
OLMA HIDAYAH
11194992110064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN UJIAN


AKHIR STASE PADA NY. F UMUR DENGAN
38 TAHUN DENGAN MIOMA UTERI DI POLI
KANDUNGAN RSUD. PAMBALAH BATUNG
AMUNTAI
NAMA : OLMA HIDAYAH
NIM : 11194992110064

Amuntai , 2022

Menyetujui,

RS Program Studi Pendidikan Sari Mulia


Preseptor Klinik ( PK ) Fakultas Kesehatan Sari Mulia
Preseptor Pendidikan (PP)

HJ.Darmawati AM. Keb Nurul Hidayah, S.ST., M.Kes


NIP.19750220 200012 2 002 NIK. 1166012011038

ii
LEMBAR PENGASAHAN
JUDUL KASUS : LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN UJIAN AKHIR
STASE PADA NY. F UMUR DENGAN 38 TAHUN
DENGAN MIOMA UTERI DI POLI KANDUNGAN
RSUD. PAMBALAH BATUNG AMUNTAI
NAMA : OLMA HIDAYAH
NIM : 11194992110064

Amuntai , 2022
Menyetujui,
Fakultas Studi Pendidikan
Universitas Sari Mulia
Preseptor Pendidik (PP)

Zulianti., M. Keb
NIK.1166112011047

RS Program Studi Pendidikan Sari Mulia


Preseptor Klinik ( PK ) Fakultas Kesehatan Sari Mulia
Preseptor Pendidikan (PP)

HJ.Darmawati AM. Keb Nurul Hidayah, S.ST., M.Kes


NIP.19750220 200012 2 002 NIK. 1166012011038

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas
Kesehatan Universitas Sari Mulia

Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes


NIK. 116612200902

KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN UJIAN AKHIR STASE PADA NY. F UMUR DENGAN
38 TAHUN DENGAN MIOMA UTERI DI POLI KANDUNGAN RSUD.
PAMBALAH BATUNG AMUNTAI “ dalam penulisan ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung
dari PP dan PK sehingga laporan ini dapat selesai pada waktunya. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, SKG, M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah
Universitas Sari Mulia Banjarmasin
2. Ibu Anggrita Sari, S.SiT., M.Pd., M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mulia
Banjarmasin
3. Bapak Hariadi Widodo, S.Ked., M.PH selaku Wakil Rektor II Bidang
Keuangan dan Sistem Informasi Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
4. Bapak Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putra, M.Pd selaku Wakil Rektor
III Bidang Sumber Daya Manusia dan Kemitraan Universitas Sari Mulia
Banjarmasin.
5. Bapak H. Ali Rakhman Hakim, M.Farm., Apt selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
6. Ibu Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
7. Ibu Nurul Hidayah S.ST., M.Kes selaku Pembimbing Pendidikan (PP) di
Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
8. Ibu Zulianti, . M. Keb selaku penguji pendidikan ( P) di Universitas Sari Mulia
Banjarmasin
9. Ibu Hj. Darmawati, AM. Keb selaku Pembimbing Lahan Praktik (PK) di
ruang Teratai Perinatologi RSUD. Pambalah Batung Amuntai.
10. Semua staf dan kakak Rumah sakit yang telah memberikan dukungan serta
bantuan dalam pembuatan laporan kasus.

iv
Kami sangat menyadari bahwa isi dari laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi pelayanan kesehatan dan menambah wawasan serta pengetahuan
bagi kita.

Amuntai, 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................3
D. Manfaat.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian ...................................................................................5
B. Etiologi..........................................................................................5
C. Patofisiologi..................................................................................6
D. Clinical Pathway...........................................................................8
E. Manifestasi Klinis..........................................................................8
F. Faktor Resiko Terjadinya Preeklamsi berat pada ibu nifas ........10
G. Komplikasi...................................................................................11
H. Penatalaksanaan Medis ..............................................................11
I. Penatalaksanaan Kebidanan ......................................................12
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif..............................................................................14
B. Data Objektif................................................................................17
C. Analisa Data................................................................................19
D. Penatalaksanaan.........................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................33
B. Saran...........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu hal yang penting untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal adalah dengan memperhatikan kesehatan wanita khususnya
kesehatan reproduksi karena hal tersebut dampaknya luas dan menyangkut
berbagai aspek kehidupan. Kesehatan reproduksi wanita memberikan
pengaruh yang besar dan berperan penting terhadap kelanjutan generasi
penerus bagi suatu negara. Kesehatan reproduksi wanita juga merupakan
parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat ( Lestari, 2020).
Sistem reproduksi fungsinya dapat terganggu karena beberapa hal.
Beberapa masalah gangguan reproduksi wanita memiliki hubungan dengan
kesehatan reproduksi. Gangguan reproduksi wanita antara lain kanker
serviks, kanker payudara, kanker ovarium, kanker endometrium, mioma
uteri, gangguan menstruasi, kista vagina, dan kista ovarium ( Rokayah,
2019).
Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih
tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya, yang dalam kepustakaan
dikenal dengan istilah fibromyoma, leomyoma ataupun fibroid. Kejadian
mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri memberikan
keluhan dan memerlukan tindakan operatif. Walaupun kebanyakan mioma
uteri muncul tanda gejala tetapi sekitar 60% ditemukan secara kebetulan
pada laparatomi daerah pelvis (Setiati, 2019).
Mioma uteri adalah tumor jinak di daerah rahim atau lebih tepatnya
otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Mioma tidak pernah ditemukan
sebelum terjadinya menarke, sedangkan setelah menopause hanya sekitar
10% mioma yang masih tumbuh. Mioma uterus sering ditemukan pada
wanita usia subur (20-25%), dimana prevalensi mioma uteri meningkat lebih
dari 70% dengan pemeriksaan patologis anatomi uterus, membuktikan
bahwa banyak wanita menderita mioma uterus asimtomatik. Diperkirakan
kejadian miom uterus sekitar 20% -30% dari semua wanita ( Gufur, 2020).

1
2

Pada tahun 2020 berdasarkan data dari WHO jumlah kasus


penderita mioma uteri 60 – 70 %, sedangkan angka kejadian mioma uteri di
Indonesia tercatat berkisar 2.39 % - 11, 70 %, di Kalimantan selatan sendiri
angka kejadian mioma uteri 1,5 – 3,5 %. Mioma uteri sendiri di sebabkan
oleh paritas, umur, gaya hidup dan faktor obesitas. ( Syahlani, 2020).
Sebagian besar kasus mioma uteri adalah tanpa gejala, sehingga
kebanyakan penderita tidak menyadari adanya kelainan pada uterusnya.
Diperkirakan hanya 20%-50% dari tumor ini yang menimbulkan gejala klinik,
terutama perdarahan berlebihan, infertilitas, abortus berulang, dan nycri
akibat penekanan massa tumor. Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar
dalam kesehatan dan terapi yang efektif belum didapatkan, karena sedikit
sekali informasi mengenai etiologi mioma uteri itu sendiri. Walaupun jarang
menyebabkan mortalitas, namun morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma
uteri ini cukup tinggi karena mioma uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan
perdarahan abnormal, serta diperkirakan dapat menyebabkan kesuburan
rendah ( Hartono, 2019).
Berdasarkan data RSUD. Pambalah Batung Amuntai pada tahun
tahun 2018 kejadian mioma uteri setiap tahunnya meningkat yaitu 30
kasus tahun 2019, tahun 2020 31 kasus, tahun 2021 meningkat lagi menjadi
40 kasus, sedangakan pada tahun 2022 meriode bulan januari maret angka
kejadian mioma uteri berkisar 4 kasus.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil Laporan kasus
Akhir stase dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN UJIAN AKHIR STASE
PADA NY. F UMUR DENGAN 38 TAHUN DENGAN MIOMA UTERI DI
POLI KANDUNGAN RSUD. PAMBALAH BATUNG AMUNTAI “

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakan studi kasus
untuk mengetahui lebih lanjut “ASUHAN KEBIDANAN UJIAN AKHIR
STASE PADA NY. F UMUR DENGAN 38 TAHUN DENGAN MIOMA
UTERI DI POLI KANDUNGAN RSUD. PAMBALAH BATUNG AMUNTAI “

2
3

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu mengidentifikasi serta melakukan Asuhan
Kebidanan pada ibu dengan mioma uteri di ruang Poli Kebidanan
RSUD. Pambalah Batung Amuntai”
2. Tujuan Khusus
a. Mengatahui data subjektif Asuhan Kebidanan pada ibu dengan
mioma uteri di ruang Poli Kebidanan RSUD. Pambalah Batung
Amuntai
b. Mengetahui data objektif Asuhan ibu dengan mioma uteri di ruang
Poli Kebidanan RSUD. Pambalah Batung Amuntai
c. Mengindentifikasi diagnosa/ Asuhan pada ibu dengan mioma uteri
di ruang Poli Kebidanan RSUD. Pambalah Batung Amuntai
d. Mengetahui penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan
mioma uteri di ruang Poli Kebidanan RSUD. Pambalah Batung
Amuntai
D. Manfaat
1. Secara Teoritis
Hasil Penulisan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kasus mioma
uteri
2. Secara Praktis
a) Bagi penulis
Agar mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang nyata pada asuhan kebidanan pada ibu dengan mioma uteri
b) Bagi Rumah Sakit
Agar dapat digunakan bahan pertimbangan dalam melaksanakan
asuhan pada kasus pada ibu dengan mioma uteri
c) Bagi Profesi
Agar dapat memberikan tambahan pengetahuan dan sebagai
bahan pertimbangan dalam pembelajaran asuhan kebidanan serta
meningkatkan keterampilan dalam memberikan dan melaksanakan
asuahan kebidanan pada kasus pengalaman yang nyata pada
asuhan kebidanan pada ibu dengan mioma uteri
4

d) Bagi Pendidikan
Agar dapat dijadikan sebagai referensi untuk memberikan
pendidikan mata kuliah tentang asuhan pada ibu dengan mioma
uteri
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Mioma uteri yaitu tumor jinak pada rahim, selain bisa ganas, lebih
sering muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis tumornya
tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot
rahimnya, atau bisa juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Ini jenis
tumor yang lebih banyak ditemukan. Rata-rata pada wanita di atas usia
30 tahun ( Irianto, 2019).
Mioma uteri merupakan tumor jinak monoklonal dari sel-sel otot
polos yang ditemukan pada rahim manusia. Tumor ini berbatas tegas dan
terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid, dan
kolagen. Mioma uteri berbentuk padat, relatif bulat, kenyal, berdinding
licin, dan apabila dibelah bagian dalamnya akan menonjol keluar
sehingga mengesankan bahwa permukaan luarnya adalah kapsul.
(Syahlani, 2020).

B. Etiologi
Penyebab pasti mioma tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang
sekali ditemukan sebelum pubertas, sangat dipengaruhi oleh hormon
reproduksi dan hanya manifestasi selama usia reproduktif. Tumor inii
berasal dari sel otot yang normal, dari otot imatur yang ada di dalam
miometrium atau dari sel embrional pada dinding pembuluh darah uterus.
Apapun asalnya tumor mulai dari benih-benih multipel yang sangat kecil
dan tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi
progresif (bertahun-tahun) dalam hitungan bulan di bawah pengaruh
estrogen. ( Indaranadi, 2020).
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor pada
mioma, disamping faktor predisposisi genetik :
1. Estrogen
Mioma uteri dijumpai setelah menarche. Seringkali, pertumbuhan
tumor yang cepat selama kehamilan terjadi dan dilakukan terapi
estrogen. Mioma uteri mengecil pada saat menopause dan oleh
pengangkatan ovarium. Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan
6

dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. Enzim


hidroxydesidrogenase mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat)
menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada
jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen
yang lebih banyak dari pada miometrium normal . ( Setiati, 2019)
2. Progesteron
Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen.
Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara, yaitu
mengaktifkan hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor
estrogen pada tumor ( Setiati, 2019).
3. Hormon pertumbuhan (growth hormone)
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi
hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa, yaitu
HPL (Human Placenta Lactogen), terlihat pada periode ini dan
memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leymioma selama
kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL
dan Estrogen ( Setiati, 2019).
C. Klasifikasi Mioma Uteri
Mioma dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi dan lapisan uterus
yang terkena menutut setiati, 2019 sebagai berikut :
1. Berdasarkan lokasi
o Cervical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina dan menyebabkan
infeksi.
o Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus
urinaria.
o Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim dan sering kali tanpa
gejala.
2. Berdasarkan lapisan uterus
o Mioma Uteri Subserosum
Tumor yang muncul tepat dari bawah permukaan peritonium
(serosa) uterus, tampak sebagai masa kecil sampai besar atau benjolan
yang menonjol dari permukaan uterus. Tumor ini dapat bertangkai.
Tumor subserosum dapat memperoleh pendarahan tambahan dari
omentum yang melekat dipermukaanuterus. Jika demikian, tumor
memberikan gambaran seolah-olah berasal dari omentum. Tumor jenis
7

ini dapat menjadi tumor parasitik, yang bergerak sesuai aliran darah
yang memasoknya.
o Mioma Uteri Intramural
Tumor didalam dinding uterus disebut sebagai tumor intramural
atau interstisial. Jika kecil, tumor ini mungkin tidak menyebabkan
perubahan bentuk uterus. Namun, jika membesar bentuk uterus menjadi
asimetrik dan nodular. Jika menjadi sangat besar tumor ini akan menjadi
atau akan tampak sebagai tumor subserosum dan submukosum
sekaligus. Misalnya tumor berada tepat dibawah peritonium serosa dan
endometrium untuk masing-masing jenis tumor
Mioma submukosum jenis yang paling jarang ditemukan, tapi
secara klinis paling penting karena paling sering menimbulkan gejala
Walaupun tumor mukosum kecil, sering menyebabkan perdarahan
uterus abnormal, baik akibat pergeseran maupun penekanan pembuluh
darah yang memperdarahi endometrium di atasnya atau akibat kontak
dengan endometrium didekatnya. Kadang-kadang tumor submukosum
dapat membentuk sebuah tangkai panjang dan dilahirkan melalui servik.
Gejala-gejala terkait walaupun berlangsung dalam jangka waktu lama
adalah gejalapersalinan, yaitu kontraksi uterus yang menyebabkan kram
di abdomen bawah atau panggul, biasanya disertai hipermenorhea. Jika
menonjol melalui servik tumor ini tidak jarang mengalami ulserasi atau
terinfeksi sehingga juga menyebabkan perdarahan tumor ( Norman,
2019)
o Mioma servical
Mioma servical paling sering timbul di bagian posterior dan
biasanya asimtomik. Mioma servical anterior sering menimbulkan gejala
dini karena penekanannya pada kandung kemih. Gejala yang paling
sering dilaporkan adalah poliuria, dan sebagian perempuan
mengeluhkan adanya inkontinensia stres. Jika tumor terlalu besar, dapat
terjadi retensi urin. ( Norman, 2019).
D. Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium
dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium mendesak
menyusun semacam pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi tumor
didalam uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya
8

banyak. Bila ada satu mioma dapat menonjol kedepan sehingga menekan dan
mendorong kandung kemih keatas sehingga sering menimbulkan keluhan
miksi ( Aspani, 2019)
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibandin
miometrium normal. Teori cellnest atau teori genitoblast membuktikan dengan
pemberian estrogen temyata menimbulkan tumor fibromatos yang berasal dari
sel imatur. Mioma uteri sebenarnya berasal dari semiosit normal yang
kemudian bermutasi somatik akibat mcngalami defek kariotipe seperti
kromosom 6, 7, 12, dan 14. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan
yang tersusun seperti konde diliputi pscudokapsul Mioma uteri lebih sering
ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan
sekunder pada mioma uteri sebagian besar bersifat degeneratif karena
berkurangnya aliran darah ke mioma uteri ( Aspani, 2019)
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi berkurangnya pemberian darah
pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga
menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika
terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi
anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah,
sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu dengan
perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami
kekurangan volume cairan dan timbulnya resiko infeksi. Dan jika dilakukan
operasi atau pembedahan maka akan terjadi perlukaan sehingga dapat
menimbulkan kerusakan jaringan integritas kulit.( Prilia, 2020).
Pada post operasi mioma uteri akan terjadi terputusnya integritas jaringan
kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri akut.
Terputusnya integritas jaringan kulit mempengaruhi proses epitalisasi dan
pembatasan aktivitas, maka terjadi perubahan pola aktivitas. Kerusakan
jaringan mengakibatkan terpaparnya agen infeksius yang mempengaruhi
resiko tinggi infeksi. Pada pasien post operasi akan terpengaruh obat anestesi
yang mengakibatkan depresi pusat pernapasan dan penurunan kesadaran
sehingga pola nafas tidak efektif ( Mariani, 2019).
9

Rahmadi , 2020 Asuhan Kesehatan Repruduksi. Graha Medika Yogjakarta


Novriani, 2020 Diagnosa dan Tatalaksana Meoma uteri. 2020
Husniyani, 2021 Menjemen Asuhan kebidanan sistem repruduksi. 2021
E. Clinikal Pathway
3 ree3`s D4EseAQ Penyebab :
Bibit kecil kista yang mulai tumbuh 1. peningkatan kadar estrogen
2. ,penigkatan progesteron,
3. Hormon pertumbuhan
Hormon estrogen yang meningkat (growth hormone)

Mioma uteri
Komplikasi :
1. Perdarahan
2. Anemia yang berkepanjang
Terapi medis
3. Perdarahan pada kista Komplemeter
4. Terjadina keganasan ( tomor )

Teknik latihan pernafasan Penatalaksanaan

Distraksi dan releksassi 1. Obsevasi


2. Medikamentosa
Gejala
3. Menggunakan Gonis
1. Perdarahan abnormal
Gonadotropine Releasing
2. Nyeri pada dearah perut
Hormone (GnRH)
3. Adanya rasa penekanan
4. Aromatase Inhibitor
4. Disfungsi repruduksi
5. Asam Traneksamat
6. Preparat progesteron
Pemeriksaan penunjang 7. Pembedahan
1. Cek Laboratorium
2. USG : terlihat massa pada
daerah uterus.
3. Vaginal toucher.
4. Sitologi
5. Rontgen
6. ECG
10

F. Manifestasi klinis
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan pelvis rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan
apa – apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor
dalam uterus. Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik
meliputi :
1. Besarnya mioma uteri
2. Lokalisasi mioma uteri
3. Perubahan – perubahan pada mioma uteri
Menurut Hardi, 2019 tanda dan gejala dari mioma uteri sebagai berikut :
1. Perdarahan abnormal : Hipermenore, menoragia, metroragia.
Disebabkan oleh :
o Pengaruh ovarium sehingga terjadi hiperplasi endometrium.
o Permukaan endometrium yang lebih luas dari biasanya.
o Atrofi enddometrium yang lebih luas dari biasanya.
o Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang
mioma diantara serabut miometrium sehingga tidak dapat menjepit
pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
2. Nyeri
Nyeri panggul karena tekanan, muncul karena sebagian besar miom
menekan struktur di daerah panggul. Pada mioma submukosum yang
dilahirkan dapat menyempitkan canalis servikalis sehingga menimbulkan
dismenore.
3. Gejala penekanan
Penekanan pada vesika urinaria menyebabkan poliuri, pada uretra
menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan hidroureter dan
hidronefrosis, pada rectum menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada
pembuluh darah dan limfe menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
4. Disfungsi reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih belum
jelas, 27- 40% wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas.
11

G. Komplikasi
komplikasi. Menurut Rita (2020) komplikasi yang dapat terjadi pada mioma
uteri yaitu :
1. Pendarahan yang berkepanjangan yang mengakibatkan anemia
2. Degenerasi ganas mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma
ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma; serta merupakan 50-
75% dari semua sarkoma uterus.
3. Torsi atau putaran tangkai mioma bertangkai dapat terjadi torsi atau
terputarnya tumor 24 hal itu dapat menyebabkan gangguan sirkulasi
akut sehingga mengalami nekrosis
Perdarahan ke dalam kista
Perdarahan kista biasanya terjadi sedikit-sedikit dan berangsur
menyebabkan pembesaran pada kista dan menimbulkan gejala klinik
yang minimal. Tetapi jika perdarahan terjadi tiba-tiba dengan jumlah yang
sangat banyak dapat menimbulkan distensi cepat dan nyeri abdomen
secara mendadak
1. Torsio (Putaran Tangkai)
Torsio terjadi pada tumor dengan diameter 5 cm atau lebih. Kondisi
yang mepermudah torsio adalah saat kehamilan karena uterus yang
membesar dapat merubah letak tumor dan karena terjadi perubahan
mendadak pada rongga perut saat sesudah persalinan. Putaran tangkai
menimbulkan tarikan ligamentum infundibulopelvikum terhadap
peritonium parietale yang menimbulkan rasa sakit. Jika putaran tangkai
berjalan teus, akan menimbulkan nekrosis hemorargik dalam tumor, jika
tidak segera dilakukan tindakan, dapat merobek dinding kista dengan
perdarahan abdominal atau peradangan sekunder. Jika putaran tangkai
terjadi perlahan, tumor melekat pada omentum
2. Infeksi pada tumor
Infeksi tumor dapat terjadi apabila dekat tumor terdapat sumber
kuman patogen, seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta
3. Robek dinding kista (rupture)
Robek dinding kista terjadi pada putaran tangkai, tetapi dapat pula
akibat jatuh, trauma, atau saat berhubungan intim. Kista yang berisi
cairan serus,rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritonium akan segera
berkurang. Tetapi, jika terjadi robekan dinding kista disertai hemorargik
12

akut, perdarahan akan terus berlangsung ke dalam rongga peritonium


dan menimbulkan nyeri terus menerus disertai tanda abdomen akut
4. Perubahan keganasan
Perubahan keganasan dapat terjadi pada kista jinak. Setelah
dilakukan operasi pada tumor perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik
terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dicurigai
tumor mengalami metastase memperkuat diagnosis keganasaan.
G. Pemeriksaan penunjang
Menurut Rahmadi, 2020 pemerikasaan diagnostik mioma uteri
meliputi :
1. Tes laboratorium
Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosis dapat disebabkan
oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar
hemoglobin dan hematokrit menunjukan adanya kehilangan darah yang
kronik
2. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin
Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang
simetrik menyerupai kehamilan atau terdapat bersamaan dengan
kehamilan.
3. Ultrasonografi
Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat
membantu.
4. Pielogram intravena
o Pap smear serviks
Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia serviks sebelum
histerektomi
o Histerosal pingogram
Dianjurkan bila klien menginginkan anak lagi dikemudian hari untuk
mengevaluasi distorsi rongga uterus dan kelangsungan tuba falopi.

Menurut (Marmi, 2019) deteksi mioma uteri dapat dilakukan dengan


cara:
1. Pemeriksaan darah lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit turun atau
meningkat, Eritrosit turun.
2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.
13

3. Vaginal toucher (VT) : didapatkan perdrahan pervaginam, teraba massa,


konsistensi dan ukurannya.
4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat
menghambat tindakan operasi
6. ECG : mendeteksi, kelainan yang mungkin terjadi yang dapat
mempengaruhi tindakan operasi.

H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksaaan mioma uteri atau tumor jinak otot rahim menurut Fuji,
2020 mencakup dalam beberapa tindakan yaitu :
1. Observasi
Observasi dilakukan jika pasien tidak mengeluh gejala apapun karena
diharapkan saat menopause, volume tumor akan mengecil.
2. Medikamentosa
Diberikan untuk mengurangi perdarahan, mengecilkan volume tumor,
dan sebagai prosedur pre-operatif.
3. Gonis Gonadotropine Releasing Hormone (GnRH)
Mekanisme kerjanya adalah melalui down regulation reseptor GnRH,
sehingga terjadi penurunan produksi FSH dan LH yang akan
menurunkan produksi estrogen. Obat ini direkomendasikan pada mioma
jenis submukosa. Durasi pemberian yang dianjurkan adalah selama 3-6
bulan; pemberian jangka panjang >6 bulan harus dikombinasi dengan
progesteron dengan atau tanpa estrogen. Pada pemberian awal bisa
terjadi perburukan keluhan akibat efek samping obat.1 Analog GnRH
juga dapat digunakan pre-operatif selama 3-4 bulan sebelum
pembedahan
4. Preparat Progesteron
Preparat progesteron antara lain antagonis progesteron atau selective
progesterone receptor modulator (SPRM). Suatu studi prospektif acak
menyimpulkan bahwa pemberian mifepristone 25 mg sehari selama 3
bulan akan menurunkan ukuran tumor sebesar 40%. Ukuran tumor
menurun jauh lebih besar, sebesar 50%, pada pemberian ulipristal 10
mg dengan durasi pengobatan yang sama.10 Berdasarkan
farmakodinamikanya, golongan obat ini juga digunakan pre-operatif.
14

Kemudian, setelah 2-4 siklus pengobatan dianjurkan menggunakan


levonorgestrelintrauterine devices (LNG IUS) untuk mencegah relap IUD
jenis ini juga direkomendasikan sebagai terapi mioma intramural
5. Aromatase Inhibitor
Aromatase inhibitor terbagi dua jenis, yaitu aromatase inhibitor
kompetitif yakni anastrazole dan letrozole, dan senyawa inaktivator
yakni exemestane. Kerja keduanya hampir sama yakni menghambat
proses aromatisasi yang merupakan dasar patogenesis mioma.1
Kelebihan obat ini adalah tidak ada efek tromboemboli yang dapat
menjadi kausa mortalitas
6. Asam Traneksamat
Asam traneksamat berfungsi membantu mengatasi perdarahan.4 Durasi
pemberian adalah selama 3-4 hari dalam sebulan
7. NSAID
Golongan NSAID digunakan untuk mengurangi nyeri dan perdarahan
8. Pembedahan
Jenis pembedahan mencakup histerektomi dan miomektomi. Pilihan
operasi disesuaikan dengan kondisi dan keinginan pasien.seperti :
o Histerektomi
Direkomendasikan untuk pasien berusia di atas 40 tahun dan tidak
berencana memiliki anak lagi.8 Histerektomi dapat dilakukan dengan
metode laparotomi, mini laparotomi, dan laparoskopi. Histerektomi
vagina lebih dipilih karena komplikasi lebih rendah serta durasi
hospitalisasi lebih singkat.
o Miomektomi
Miomektomi direkomendasikan pada pasien yang menginginkan
fertility sparing.9 Miomektomi dapat dengan teknik laparotomi, mini
laparotomi, laparoskopi, dan histeroskopi. Teknik laparotomi dan mini
laparotomi adalah tindakan yang paling sering dilakukan, sedangkan
laparoskopi paling jarang dilakukan karena lebih sulit. Histeroskopi
direkomendasikan pada mioma submukosa dengan ukuran tumor
Selain pembedahan, juga digunakan teknik non-invasif
radioterapi, yakni embolisasi dan miolisis yaitu :
o Embolisasi Arteri Uterina
15

Metode ini dilakukan dengan embolisasi melalui arteri femoral


komunis untuk menghambat aliran darah ke rahim. Efek yang
diharapkan adalah iskemia dan nekrosis yang secara perlahan
membuat sel mengecil. Teknik ini direkomendasikan pada pasien
yang menginginkan anak dan menolak transfusi, memiliki penyakit
komorbid, atau terdapat kontraindikasi operasi. Di sisi lain, teknik ini
dikontraindikasikan pada kehamilan, jika terdapat infeksi arteri atau
adneksa dan alergi terhadap bahan kontras
o Miolisis/Ablasi Tumor
Teknik ini bekerja langsung menghancurkan sel tumor dengan media
radiofrekuensi, laser, atau Magnetic Resonance Guided Focused
Ultrasound Surgery (MRgFUS). Metode terakhir menggunakan
gelombang ultasonik intensitas tinggi yang diarahkan langsung ke sel
tumor.9 Gelombang ini akan menembus jaringan lunak dan
menyebabkan denaturasi protein, iskemia, dan nekrosis koagulatif.
Teknik ini tidak direkomendasikan pada mioma uteri saat kehamilan

I. Penatalaksaan kebidanan
Pemberian Asuhan Kebidanan dengan pendekatan komplementer
yang dilakukan pada kasus mioma uteri dapat dilakukan teknik relaksasi
dan distraksi, yaitu pengaturan cara tarik nafas untuk pengalihan rasa hal
ini bertujuan untuk membantu pasien menjadi lebih tenang aman dalam
menghadapi keadaannya .
Distraksi audio pendengaran Pengalihan perhatian selain nyeri yang
diarahkan ke dalam tindakan-tindakan yaitu dengan melalui organ
perdengaran. Misalnya, mendengarkan musik yang disukai atau
mendengarkan suara kicauan burung serta gemercik air. Saat
mendengarkan musik, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai
dan musik tenang seperti musik klasik dan diminta untuk berkonsentrasi
pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan
tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,mengetukkan jari atau kaki.
Selanjutnya dapat menggunakan teknik relaksasi i adalah suatu
tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stres
sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik relaksasi
yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,
16

berirama.Pasien dapat memejamkan matanya dan bernapas dengan


perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan
menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi (hirup, dua, tiga)
dan ekshalasi (hembuskan dua, tiga).
Sejalan dengan penelitan Huges 2020 dua, tiga) teknik relaksasi
melalui olah nafas merupakan salah satu keadaan yang mampu
merangsang tubuh untuk menjadi rileks sehingga berdampak pada
keseimbangan tubuh dan pengontrolan tekanan darah
BAB III
TINJAUN KASUS

Hari/tanggal : Jumat, 08 April 2022


Jam : 10.30 wita
Tempat : Ruang Poli Kebidanan RSUD.Pambalah Batung Amuntai

A. DATA SUBJEKTIF
Pasien Suami
Nama Ny. F Tn, M
Umur 38 tahun 38 tahun
Agama Islam Islam
Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Pendidikan SI SI
Pekerjaan Guru ( PNS ) Guru ( PNS)
Alamat Amuntai Selatan Amuntai selatan
1. Identitas

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ada nyeri sakit pada daerah perut terutama saat haid,
perut terasa membesar serta ingin memeriksakan keadaanya
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 36 tahun dengan suami
sekarang sudah 2 tahun.
4. Riwayat Haid
a. Menarce : 15 Tahun
b. Siklus : ± 28-35 hari
c. Teratur/tidak : Teratur

17
18

d. Lamanya : 7 - hari
e. Banyaknya : 4 - 5 kali ganti pembalut
f. Desminorhoe : ada

5. Riwayat Ginekologi
a. Perdarahan di luar haid : Tidak Ada
b. Riwayat keputihan : Tidak Ada
c. Riwayat perdarahan saat berhubungan badan : Tidak Ada
d. Riwayat nyeri saat berhubungan badan : Tidak Ada
e. Riwayat adanya massa/ tomor pada payudara dan alat kandungan : -
f. Lainnya : tidak ada
6. Riwayat Obstetri : Tidak Ada

7. Riwayat Keluarga berencana : ( tidak ada )

8. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti TBC,
hepatitis, HIV/AIDS dan tidak pernah menderita penyakit keturunan
seperti asma, hipertensi, DM dan penyakit jantung.
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak pernah menderita
penyakit seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS dan tidak pernah menderita
penyakit keturunan seperti asma, hipertensi, DM dan penyakit jantung
19

9. Pola Kebutuhan Sehari-hari


a. Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 2 x sehari Frekuensi : Sesuai kebutuhan
Porsi : Sesuai kebutuhan Porsi : Sesuai kebutuhan
Jenis : Nasi , lauk pauk Jenis : Air putih, teh )
( telor, ikan haruan,
tempe ) sayur ( daun
katu, kelakai, bayam,
dan buah ( pepaya)
Pantangan : Udang Pantangan : Tidak ada

b. Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1x sehari Frekuensi : 6 – 8 kali
Konsistensi : Lembek Warna : Kuning
Warna : kuning Bau : Khas urine ( Pesing)
Masalah : Tidak ada Masalah : Tidak ada

c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi 2 – 3 x sehari
Frekuensi gosok gigi 3x sehari
Frekuensi ganti pakaian / jenis Sesuai kebutuhan

d. Aktivitas
Ibu mengatakan bisa melakukan aktifitas sehari hari.

e. Tidur dan Istirahat


Siang hari 1 jam
Malam hari 5 jam
Masalah Tidak ada

.10. Data Psikososial dan spiritual


a. Tanggapan ibu terhadap dirinya : ibu menerima
kondisinya
b. Ketaataan ibu dalam beribadah : Shalat 5 waktu,
berpuasa, berzdizir
dan menjalakan
20

perintah Allah
c. Pengetahuan ibu terhadap penyakit yang di : Bidan dan SpoG
derita
d. Hubungan sosial nona dengan orang tua : Baik
dan keluarga
e. Pengambilan keputusan di keluarga : Ayah

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : CM  Tanda – tanda vital
 Berat Badan : 52 kg  Tekanan darah 130/70 mmHg
 Lila : 31 cm  Respirasi : 25 x/ menit
 Nadi : 80 x/ menit
 Suhu : 36,50 C
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Normal, tidak ada benjolan, rambut bersih, hitam dan
tebal, tidak ada nyeri tekan.
Muka : Muka tidal terlihat pucat, ada pembengkakan dan tidak
ada nyeri tekan dan terdapat cloasma gravidarum.
Mata : Bentuk tampak simetris, konjungtiva tidak
pucat dan tidak kuning
Telinga : Simetris, tidak terdapat serumen dan
peradangan.
Hidung : Tampak bersih, tidak ada polip dan tidak ada pergerakan
cuping hidung
Mulut Bibir tidak tampak pucat, tidak ada sariawan maupun
bibir pecah-pecah dan tidak ada karies pada gigi.
Leher Tidak ada pembengkakan vena jugularis,
kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
Mamae Bentuk simetris, tidak ada massa, terdapat
hiperpigmentasi pada areola, puting susu menonjol.
Perut Tidak terdapat bekas luka operasi, tidak nampak adanya
pembesaran pada perut.
Eksrimitas Tidak nampak adanya odema pada tangan, tidak ada
atas nyeri tekan
Genetalia Nampak terdapat flek – flek pada kemaluan dan terlihat
uterus turun dan menunjol dari vagina.

Eksrimitas Tidak nampak adanya odema pada tangan, tidak ada


Bawah nyeri tekan

b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembengkakan vena jugularis dan
kelenjer tyroid
Mammae : Tidak teraba massa, dan tidak ada benjolan serta
tidak ada nyeri tekan.
21

Abdomen : Tidak ada nyeri pada perut bagian bawah


Tungkai : Tidak nampak odema dan tidak ada varises

c. Data penunjang :
Hasil USG : Terdapat mioma uteri dengan ukuran 4 cm dalam
uterus.
C. ANALISA DATA
1 Diagnosa kebidanan : Ny. F umur 38 tahun dengan Mioma uteri
2 Masalah : nyeri perut bagian bawah
3 Kebutuhan : KIE sesuai kebutuhan

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
keadaan nona baik, hasil pemeriksaannya adalah TD :130/70 mmHg,
N :80 x/m, R: 25x/m, T: 36,50C, spo2 98, BB : 51 kg, dan pada
pemeriksaan USG terdapat mioma uteri dengan ukuran 4 cm di dalam
uterus
“ ibu dan keluarga mengetahui hasil dari pemeriksaan ”
Rasional tindakan : pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang
berkaitan dengan keadaannya sekarang, rencana tindakan yang akan
dilakukan dan resiko dari tindakan tersebut .
2. Memberitahu ibu bahwa nyeri perut bagian bawah yang dia rasakan
merupakan hal yang wajar, karena di bagian perut ibu tepatnya dalam
uterus terdapat mioma uteri sekitar 4 cm, sehingga ibu merasakan ada
pembesaran pada daerah perut ibu.
“ibu mengerti dan paham mengenai keluhan yang dirasakan “
Rasional Tindakan : Tanda dan gejala dari mioma uteri biasa
pasien merasa ada pembesaran pada perutnya, ada rasa nyeri baik
saat haid, setelah berhubungan bada pada suami, gangguan sistem
repruduksi, pencernaaan, adanya rasa penekanan pada dearah
uterus, dll.
3. Menjelaskan pada ibu menyebab mioma uteri disebabkan oleh
gangguan hormon, meingkatnya horman estrogen, ras jenis kulit, Usia,
serta pertumbuhan yang cepat setiap orang dalam pertumbuhan
mioma .
“ibu mengatakan mengerti penyebab keadaan ibu “
Rasional Tindakan : pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang
berkaitan dengan keadaannya sekarang
22
23

4. Memberitahu ibu dan keluarga dengan terapi komplementer dengan


menggunakan cara teknik pernafasan yang tepat pernafasan distraksi
dan relaksasi dengan cara menarik nafas dalam dan menghembuskannya
secar peraha, di ulang sampai merasa baik dan nyerinya berkurang.,
serta dapat menghilagkan nyeri mengalihkan pengalihan nyeri
menggunakan dengan mendengarkan musik yang pasien suka untuk
merasa nyaman dan tenang.
“ Ibu mengerti dan paham yang di ajarkan “
Rasional tindakan: Terapi komplementer merupakan asuhan kebidanan
yang digunakan untuk membantu mengurangi gejala dan masalah
prolapsus uterus.
5. Menyarankan pada ibu agar istirahat cukup pada siang dan malam hari,
agar kondisi ibu cepat pulih dan membantu menstabilkan kondisi tubuh
agar selalu sehat.
“ ibu berusaha untuk istirahat yang cukup “
Rasional Tindakan : Istirahat yang cukup dan membantu ibu tenang,
tubuh menjadi fit dan dapat membantu ibu menstabilkan tekanan darah
6. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygiene, yaitu :
a. Membersihkan vulva setiap selesai BAB/BAK dengan cara menyiram
dan menggosok dari depan ke belakang untuk menghindari infeksi
b. Mengganti pakai / celana bila terasa basah
“ibu bersedia menjaga personal hygienenya “
Rasional Tindakan : Menjaga personal hygiene dapat membantu
nona untuk memberi rasa nyaman dan bersih pada tubuh ibu dan
menjaga agar nona terhindar dari infeksi

7. Berkolaborasi dengan dokter SpoG dalam pemberian terapi, sesuai


keluhan pasien dan menjelaskan kegunaan obat tersebut .
“ibu mengerti akan penjelasan tersebut “
Rasional Tindakan: pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang
berkaitan dengan keadaannya sekarang, rencana tindakan yang akan
dilakukan dan resiko dari tindakan tersebut
a. Paresetamol 500 gram 3x1 ( untuk mengurangi nyeri)
“ ibu mengetahui dan manfaat dari terapi obat yang di berikan”
Rasional Tindakan : pemberian obat dan tindakan di sesuaikan
dengan keluhan pasien, serta dilakukan kolaborasi dengan dokter
24

8. Menyarankan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah 3


bulan ke Rumah sakit untuk memeriksakan kondisi ibu, melakukan
pemeriksaan ulang untuk mengavaluasi pertumbuahan moma uteri dan
apabila ibu merasa ada keluhan bisa kontrol ulang di praktek Spog
“ ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang “
Rasional Tindakan : kontrol ulang post pemasangan Pesarium
dilakukan / 3 bulan untuk menilai dan mengevaluasi kondisi ibu
25

BAB IV
PEMBAHASAN

Mioma uteri merupakan tumor jinak monoklonal dari sel-sel otot polos
yang ditemukan pada rahim manusia. Tumor ini berbatas tegas dan terdiri dari
sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid, dan kolagen. Mioma uteri
berbentuk padat, relatif bulat, kenyal, berdinding licin, dan apabila dibelah bagian
dalamnya akan menonjol keluar sehingga mengesankan bahwa permukaan
luarnya adalah kapsul. (Syahlani, 2020).
Ibu datang ke poli kebidanan pada tanggal 08 April 2022 pukul 10 : 30
WITA. Data subjektif yang didapatkan ibu mengatakan ada merasa nyeri di
bagian perut bawah terutama pada saat menstruasi serta ibu merasa perytnya
terasa membesar sejak 2 bulan yang lalu, dari data objektif yang didapat Td :
120/70 mmHgT : 36,5 n: 80 x. Menit, R : 25x menit, Sp02 : 92 %.sedangkan
data penunjang USG di dapatkan hasil terdapat mioma uteri besarnya berkisar
4 cm ( kecil), namun tidak menhambat kemungkinan bisa tumbuh besar apabila
dari segi makan tidak terkontrol atau sering mengkumsumsi makan dengan
penyedap makanan yang tinggi serta tergantung kecepatan pertumbuhan kista
sendiri di dalam tubuh.
Diagnosa pada kasus ini adalah Ny. F umur 38 tahun Mioma Uteri yang
disebabkan oleh gangguan hormonal meningkatnya jumlan hormol estrogen
dalam tubuh, serta grows sport pertembuhan yang cepat di dalam tubuh, gejala
yang sering dialami pasien dengan mioma uteri dapat terjadinya perdarahan
yang berkepanjangan saat menstruasi nyeri perut bagian bawah terutama pada
waktu menstruasi, nyeri sesudah berhubungan badan, adanya rasa tertekan
pada perut, ada rasa pembesaran pada perut, serta ada gannguan penceraan
( seperti konstipasi ).

Penegakan diagnosa untuk mioma uteri dapat dilakukan cek


laboraturium lengkap, USG, RO, Vaginal toucher (VT ). Sitologi , ECG.
Pemberian asuhan medis biasanya dapat dilakuakan observasi bila
ukuran mioma kurang dari 5 cm, di observasi selama 3 bulan kedapan,
pemberian obat pengurang rasa nyeri seperti PCT, apabila ada perdasarkan
atau felk maka akan di berikan obat pengurang perdarahan seperti asam
mefenamat. Untuk jenis mioma yang besar biasanya akan di sesuaikan dan
dipirkankan untuk melakakuan pembedahan seperti operasi histerktomi dan
miomektomi.
26

Pemberian Asuhan Kebidanan dengan pendekatan komplementer yang


dilakukan pada kasus mioma uteri dapat dilakukan teknik relaksasi dan distraksi,
yaitu pengaturan cara tarik nafas untuk pengalihan rasa hal ini bertujuan untuk
membantu pasien menjadi lebih tenang aman dalam menghadapi keadaannya .
Distraksi audio pendengaran Pengalihan perhatian selain nyeri yang
diarahkan ke dalam tindakan-tindakan yaitu dengan melalui organ perdengaran.
Misalnya, mendengarkan musik yang disukai atau mendengarkan suara kicauan
burung serta gemercik air. Saat mendengarkan musik, individu dianjurkan untuk
memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik dan diminta
untuk berkonsentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk
menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,mengetukkan jari
atau kaki.
Selanjutnya dapat menggunakan teknik relaksasi i adalah suatu tindakan
untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri
atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama.Pasien dapat
memejamkan matanya dan bernapas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang
konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan lambat
bersama setiap inhalasi (hirup, dua, tiga) dan ekshalasi (hembuskan dua, tiga).
Sejalan dengan penelitan Huges 2020 dua, tiga) teknik relaksasi melalui
olah nafas merupakan salah satu keadaan yang mampu merangsang tubuh
untuk menjadi rileks sehingga berdampak pada keseimbangan tubuh dan
pengontrolan tekanan darah

,
.
27

BAB V
PENUTUP

Ibu datang ke poli kebidanan pada tanggal 08 April 2022 pukul 10 :


30 WITA. Data subjektif yang didapatkan ibu merasa nyeri perut bagian
bawah khusus pada saat mestruasi data objektif yang didapat Td : 120/70
mmHgT : 36,5 n: 80 x. Menit, R : 25x menit, Sp02 : 92 %.sedangkan data
penunjang USG di dapatkan hasil sel kista ovarium besarnya berkisar 4 cm
( kecil), namun tidak menhambat kemungkinan bisa tumbuh besar apabila dari
segi makan tidak terkontrol atau sering mengkumsumsi makan dengan
penyedap makanan yang tinggi .
Diagnosa pada kasus ini adalah Nn. R Fumur 38 tahun dengan mioma
uteri disebabkan gangguan hormonal meningkatnya jumlan hormol estrogen
dalam tubuh, serta grows sport pertembuhan yang cepat di dalam tubuh, gejala
yang sering dialami pasien dengan mioma uteri dapat terjadinya perdarahan
yang berkepanjangan saat menstruasi nyeri perut bagian bawah terutama pada
waktu menstruasi, nyeri sesudah berhubungan badan, adanya rasa tertekan
pada perut, ada rasa pembesaran pada perut, serta ada gannguan penceraan
( seperti konstipasi ).
Penatalaksanaan Kasus mioma uteri dalam prosedur medis dapat
dilakukan operasi ( pertimbangan ketat atau sel abnormal lebih dari 5 cm ).
Apabila kista mengalami proses keganasan maka dilakukan pembedahan
dengan cara histerektomi atau miomektomi.
Pemberian asuhan kebidanan dalam pedekatan Komplementer, yaitu
Pemberian Asuhan Kebidanan dengan pendekatan komplementer yang
dilakukan pada kasus mioma uteri dapat dilakukan teknik relaksasi dan distraksi,
yaitu pengaturan cara tarik nafas untuk pengalihan rasa hal ini bertujuan untuk
membantu pasien menjadi lebih tenang aman dalam menghadapi keadaannya .
Distraksi audio pendengaran Pengalihan perhatian selain nyeri yang
diarahkan ke dalam tindakan-tindakan yaitu dengan melalui organ perdengaran.
Misalnya, mendengarkan musik yang disukai atau mendengarkan suara kicauan
burung serta gemercik air. Saat mendengarkan musik, individu dianjurkan untuk
memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik dan diminta
untuk berkonsentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk
menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,mengetukkan jari
atau kaki.
Saran
28

1. Bagi Instansi pendidikan


Selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada mahasiswa dalam
memberikan asuhan kebidanan terutama pada kasus mioma uteri
saat melakukan praktik kebidanan sehingga kualitas pendidikan pun
dapat ditingkatkan.
2. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan agar selalu meningkatkan kualitas dalam memberikan
pelayanan kesehatan sehingga dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, efektif yang berorientasi pada
keselamatan pasien.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah ilmu, pengalaman serta keterampilan
di pendidikan maupun dilahan praktik
DAFTAR PUSTAKA

Humaira, 2019. Gambaran Hemoragic Post Partum pada Ibu Bersalin


dengan Kejadian Anemia di Ruang PONEK RSUD
Kabupaten Jombang.. 2019

Kaida 2018 Efektifitas mortal al qurran pengurang rasa cemas ibu nifas
di BPM Mandiri Ayu Klaten jawa barat, 2018

Lasmita 2019 . Ilmu Kebidanan Patol ogi dan Fisiologi Persalinan. 2019

Lestari, 2019 Obstetri Fisiologi.Yogyakarta: Pustaka Cendekia.201

Maulidia 2018 Terapi mortal Al quran terhadapat penurunan tingkat


kecemasan pada ibu nifas 2018

Norhayati, 2019. Hubungan Antara Partus Lama Dengan Kejadian


Perdarahan Postpartum Dini Di Kamar Bersalin Rumah
Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang. 2019

sunarti, 2018. Reproduksi Kehamilan dan Persalinan . 2019

Winkjosartio, H. 2017. Asuhan Kebidanan Patologi. Graha Ilmu. Yogjakarta


BIMBINGAN KONSULTASI ( PP)
MAHASISWA PROFESI KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
No Hari/tanggal Nama PP Materi Saran TTD PP
1 Nurul Hidayah , LP ujian akhir
S.ST., M.Kes. stase minggu ke
4

2 Nurul Hidayah , LP ujian kasus


S.ST., M.Kes. minggu ke 2
Kista Ovarium

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Mengetahui.
Sekretaris Jurusan Pendidikan
Profesi Kebidanan

Zulianti, M. Keb
NIK.1166112011047
BIMBINGAN KONSULTASI ( PK)
MAHASISWA PROFESI KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
No Hari/tanggal Nama PP Materi Saran TTD PK
1 Selasa Hj. LP ujian akhir -
11 /04/2022 Darmawati, stase minggu
AM. Keb ke 4

2 Rabu Tati Rahayu SST LP ujian kasus - Sudah


02/03/2022 minggu ke 2 diperbaiki
sesuai
Asfiksia preseptor Klinik
Sedang - ACC

Mengetahui.
Sekretaris Jurusan Pendidikan
Profesi Kebidanan

Zulianti, M. Keb
NIK.1166112011047
BIMBINGAN KONSULTASI ( P)
MAHASISWA PROFESI KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
No Hari/tanggal Nama PP Materi Saran TTD P
1 Zulianti, M. Keb LP ujian
kasus akhir
stase minggu
ke 4

Mengetahui.
Sekretaris Jurusan Pendidikan
Profesi Kebidanan

Zulianti, M. Keb
NIK.1166112011047

Anda mungkin juga menyukai