Anda di halaman 1dari 53

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN KEJADIAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI


PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU

Proposal Penelitian

Oleh:

Nevi Amriani A. Djamaluddin


NIM. PO7124120025

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
D-III KEBIDANAN PALU
2023
i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh tim penguji
Poltekkes Kemenkes Palu

Nama : Nevi Amriani A. Djamaluddin

Nim : PO7124120025

Palu,
Pembimbing I

Sri Restu Tempali, S. Kep., Ns. Msc


NIP. 19620415 18603 2002

Palu,
Pembimbing II

Novi Dwi Astuti, SST, M. Keb


NIP. 19831123 200604 2009

Menyetujui,
Ketua Prodi D-III Kebidanan Palu

Widya Pani, SKM., SST., M. Kes


NIP. 19720107 199102 2001
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Penelitian ini telah dipertahankan di depan Tim penguji Poltekkes


Kemenkes Palu pada tanggal

Nama : Nevi Amriani A. Djamaluddin


Nim : PO7124120025

Tim Penguji
Palu,

Widya Pani, SKM., SST., M. Kes Penguji 1


NIP. 19720107 199102 2001

Palu,

Hendrietta Imelda Tondong, SKM., MPH Penguji 2


NIP. 197112082002122001

Palu,

Asrawaty, ST. Keb, M. Tr. Keb Penguji 3


NIP. 198608222010012001

Menyetujui,
Ketua Prodi D-III Kebidanan Palu

Arie Maineny, SST, M.Kes


NIP. 19800430 200112 2001
iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................i


LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian........................................................................................8
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................9
A. Tinjauan Teori Tentang Kehamilan..............................................................9
B. Tinjauan Teori Tentang Anemia Dalam Kehamilan...................................12
C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia....................25
D. Kerangka konsep.........................................................................................34
E. Hipotesis Penelitian.....................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................36
A. Jenis dan Desain Penelitian.........................................................................36
B. Tepat dan Waktu Penelitian........................................................................36
C. Populasi dan Sampel...................................................................................36
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.............................................38
E. Pengumpulan Data......................................................................................41
F. Pengolaan Data...........................................................................................41
G. Alur Penelitian............................................................................................42
H. Analisis Data...............................................................................................43
I. Etika Penelitian...........................................................................................45
J. Penyajian Data............................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
LAMPIRAN...........................................................................................................47
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia menjadi masalah kesehatan global yang dapat mempengaruhi

ibu hamil sehingga mengakibatkan kematian ibu dan menyebabkan bayi

lahir dengan BBLR (Demis & Gedefaw, 2022). Ibu hamil sangat rentan

terhadap anemia disebabkan beberapa alasan, yaitu perubahan fisiologis,

sosial ekonomi dalam mengkonsumsi nutrisi selama masa kehamilan

(Amarasinghe, 2022). Ibu hamil yang mengalami anemia dua sampai

empat kali lebih rentan mengalami komplikasi, seperti risiko terkena

penyakit jantung, mudah lelah sehingga tergangunya aktivitas kerja,

persalinan prematur, perdarahan postpartum, dan infeksi (Mishra, 2021).

Di negara berkembang, pola makanan yang kurang selama kehamilan

dapat menjadi penyebab utama terjadinya anemia pada ibu selama masa

kehamilan. Di Indonesia, mengkonsumsi makanan selama kehamilan di

latar belakangi oleh kepercayaan, pengolahan makanan, pengetahuan yang

kurang tentang manfaat makanan dan suplemen, status kesehatan ibu,

perubahan fisiologis selama kehamilan (Agbozo, 2020).

Penelitian Zhang (2022), kejadian anemia pada kehamilan banyak

terjadi di negara-negara berkembang seperti Afrika dan Asia Tenggara

dimana terdapat keanekaragaman makanan, standar hidup dan tingkat

pendidikan rendah. Selain itu dengan kurangnya pengetahuan tentang

11
2

anemia, kurangnya melakukan pemeriksaan antenatal dan kehamilan yang

tidak di rencanakan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.

Usia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia risiko

tinggi yang dapat menyebabkan anemia. Karena pada usia di bawah 20

tahun organ reproduksi belum optimal, psikis yang belum matang

sehingga mental lebih mudah terguncang yang mengakibatkan kurangnya

perhatian dalam pemenuhan zat gizi selama kehamilan. Sedangkan ibu

hamil yang berusia diatas 35 tahun rentan terhadap anemia, karena pada

usia ini daya tahan tubuh mengalami penurunan sehingga mudah

mengalami berbagai infeksi selama kehamilan (Idayu, 2021).

Paritas menjadi salah satu faktor penting dalam kejadian anemia zat

besi pada ibu hamil, wanita yang sering mengalami kehamilan dan

melahirkan dapat mengalami anemia karena banyak kehilangan zat besi

(Riyani, 2020). Dalam penelitian Yanti (2018) menunjukan adanya

hubungan antara ibu primigravida dengan kejadian anemia, karena pada

ibu yang pertama kali hamil dapat mengalami kesulitan dalam beradaptasi

dan pengalaman yang kurang di bandingkan dengan ibu yang memiliki

paritas tinggi. Pada ibu hamil dengan paritas multi lebih berisiko

mengalami anemia. Karena kehamilan yang berulang dapat menimbulkan

kerusakan pada pembuluh darah dan dinding uterus dan mempengaruhi

sirkulasi nutrisi ke janin (Sari, 2019). Ibu hamil dengan paritas grande

mengalami peningkatan volume plasma darah sehingga dapat


3

menyebabkan anemia selama kehamilan dengan kadar hemoglobin rendah

yang dapat menyebabkan pendarahan (Tian, 2022).

Beberapa penelitian yang dilakukan di Turki, Wolayita, Arba Minch

dan Adis Ababa. Ibu hamil yang mempunyai penghasilan rendah tidak

mampu membeli makan dengan kualitas gizi yang bagus sehingga ibu

mengalami kekurangangan gizi yang dapat memicu terjadinya anemia

selama kehamilan (Balis, 2022).

Pengetahuan yang kurang tentang anemia mempunyai pengaruh

terhadap perilaku kesehatan khususnya ketika seorang wanita pada saat

hamil, akan berakibat pada kurang optimalnya perilaku kesehatan ibu

hamil untuk mencegah terjadinya anemia kehamilan. Ibu hamil yang

mempunyai pengetahuan kurang tentang anemia dapat berakibat pada

kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi selama

kehamilan yang dikarenakan oleh ketidaktahuannya (Ayu Wulandari,

2018).

Menurut World Health Organisation (WHO) kejadian anemia pada

kehamilan secara global antara 35-37%. Dimana prevelensi tertinggi pada

trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua

kehamilan. WHO juga mencatat 40% kematian ibu yang terjadi di negara

berkembang berkaitan dengan anemia (Silfia, 2022). Tahun 2022 Angka

Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sulawesi Tengah menjadi 128/100.000

KH. AKI di Provinsi Sulawesi Tengah terbanyak terdapat di Kabupaten


4

Banggai Kepulauan 384, 8 dan terendah di kota palu yaitu 0 kasus (Dinas

Kesehatan Kota Palu, 2022).

Ibu hamil memiliki risiko tinggi mengalami anemia, karena terjadinya

peningkatan volume darah selama masa kehamilan untuk pembentukan

plasenta, janin serta cadangan zat besi dalam ASI. Di Provinsi Sulawesi

Tengah ibu hamil yang mengalami kejadian anemia pada tahun 2021

sebanyak 6.502 orang, dimana Kabupaten dengan prevalensi tertinggi

berturu-turut yaitu Kabupaten Donggala 1.637 orang (17.3%), Kota Palu

988 orang (16.7%), Kabupaten Toli-Toli 812 orang (23.2%), Kabupaten

Sigi 686 orang (22.4%) dan Kabupaten Parigi Moutong 640 orang

(14.3%). Tahun 2022 ibu hamil dengan kejadian anemia sebanyak 4.368

orang dengan prevalensi tertinggi yaitu Kabupaten Donggala 1.204 orang

(16.7%), Kabupaten Tojo Una-Una 729 orang (28.9%), Kota Palu 604

orang (11.2%), Kabupaten Toli-Toli 587 orang (14.4%) dan Kabupaten

Parigi Moutong 507 orang (12.4%) (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tengah, 2022).

Data yang di peroleh dari Dinas Kesehaatan Kota Palu tahun 2021

jumlah ibu hamil sebanyak 7.817 orang dimana yang melakukan

pemeriksaan Hb 5.903 orang dan terdapat ibu hamil yang mengalami

anemia sebanyak 988 orang (16.7%) diantaranya yang mengalami anemia

ringan sebanyak 813 orang (13.7%), anemia sedang 168 orang (2.8%) dan

anemia berat 7 orang (0.1%). Sedangkan pada tahun 2022 jumah ibu hamil

7.730 orang dan ibu hamil yang diperiksa Hb sebanyak 5.497 orang dan
5

yang mengalami kejadian anemia 616 orang (11,2%), dimana yang

mengalami anemia ringgan 495 orang (9,0%), anemia sedang 118 orang

(2.1%) dan anemia berat 3 orang (0.05%) (Dinas Kesehatan Kota Palu,

2022).

Berdasarkan data dari Puskesmas Sangurara pada tahun 2021 jumlah

sasaran ibu hamil 1.066 orang,yang mengalami anemia sebanyak 58 orang

(9.3%) dimana yang mengalami anemia ringan 36 orang (5.8%), anemia

sedang 19 orang (3.0%) dan anemia berat 3 orang (0.5%). Sedangkan pada

tahun 2022 sasaran ibu hamil sebanyak 1.059 orang dan yang mengalami

anemia sebanyak 33 orang (7.5%) dimana yang mengalami anemia ringan

22 orang (5.0%), anemia sedang 11 orang (2.5%) dan tidak ada ibu hamil

yang mengalami anemia berat (Puskesmas Sangurara, 2022). Pada tahun

2023 sasaran ibu hamil di Puskesmas Sangurara sebanyak 1067 orang, dan

yang mengalami anemia sebanyak 18 orang terhitung sejak bulan januari

sampai mei. Terdapat beberapa ibu hamil yang mengalami anemia

melahirkan bayi dengan berat badan lahir ringan (BBLR), pendarahan

(Puskesmas Sangurara, 2023).

Dampak dari anemia sangat signifikan bagi ibu hamil dan janin.

Diantaranya ibu hamil dapat mengalami pendarahan, abortus, partus lama,

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, rentan terkenan infeksi, ibu

mudah lelah (Priyanti, 2020). Selama masa kehamilan ibu yang

mengalami anemia dapat berdampak pada janin yaitu berat badan lahir

rendah (BBLR) dimana bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
6

2.500 gram sangat rentan terhadap berbagai penyakit, Intrauterine Growh

Restriction (IUGR) yaitu kondisi janin yang tidak berkembang secara

sempurna dimana plasenta tidak berkerja dengan baik sehingga menggagu

oksigen dan zat gizi yang masuk. Penelitian sebelumnya menyatakan ibu

hamil yang mengalami anemia 2,8 kali berisiko melahirkan bayai dengan

IUGR dari pada ibu yang tidak mengalami anemia (Farhan & Dhanny,

2021).

Keunggulan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian terdahulu

yaitu penelitian ini mengangkat tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana variabel yang di teliti yaitu

usia, paritas, pendapatan dan pengetahuan. Metode yang digunakan pada

penelitian ini yaitu analitik observasional dengan melakukan pendekatan

cross-sectional kemudian sampel yang digunakan pada penelitian ini

sebanyak 91 responden dan teknik pengambilan sampel yang digunakan

yaitu sampling purposive. Sedangkan pada penelitian Pemiliana (2019) di

jurnal kesehatan dengan judul “Faktor Yang Berhubungan Dengan

Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Simpang Kiri Kota

Subulussalam Provinsi Aceh” variabel yang di teliti yaitu kepatuhan

mengkonsumsi tablet Fe, paritas dan pendidikan. Kemudian metode yang

digunakan survei analitik dengan pendekatan cross-sectional, sampel yang

digunakan 55 respondeng dengan teknik pengambilan sampel yaitu total

sampling.
7

Berdasarkan uraian diatas bahwa anemia pada kehamilan

merupakan hal yang berisiko pada ibu dan bayi. Sehingga peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian anemia pada ibu hamil trimester lll di Puskesmas Sangurara”.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian

ini adalah “ Apa faktor-faktor yang menghubungkan kejadian anemia pada

ibu hamil trimester lll di Puskesmas Sangurara?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil trimester

lll di Puskesmas Sangurara.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui usia reproduksi ibu hamil dengan kejadian

anemia pada trimester III di Puskesmas Sangurara.

b. Untuk mengetahui paritas dengan kejadaian anemia pada trimester

III di Puskesmas Sangurara.

c. Untuk mengetahui pendapatan dengan kejadian anemia pada

trimester III di Puskesmas Sangurara.

d. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia

pada trimester III di Puskesmas Sangurara.


8

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan pustaka dan

bahan bacaan yang diharapkan dapat bermanfaat

2. Bagi Puskesmas

Dapat menjadi bahan masukan dalam upaya peningkatan pelayanan

kesehatan Sulawesi Tengah khususnya di Puskesmas Sangurara

3. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat memeriksakan kehamilanya secara teratur

sehingga masalah anemia dapat dicegah dan diatasi sedini mungkin.

4. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman secara

nyata dalam penelitian selama proses pembelajaran program

pendidikan D-lll Kebidanan.


9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Tentang Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan dari

intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Proses

kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi yaitu

bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau

(gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari

hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38

minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal

bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya

(Wulan, 2020).

2. Masa kehamilan

Pengelompokan masa kehamilan di bagi menjadi 3 yaitu :

a. Trimester l

Trimester pertama, terhitung mulai bulan pertama

hingga ketiga kehamilan atau 0 – 12 minggu, merupakan

masa pembentukan dan mulai berfungsinya sistem organ

prenatal. Trimester ini merupakan masa penyesuaian ibu

hamil baik secara fisik maupun emosi dengan segala

perubahan yang terjadi dalam rahimnya (Ramadhani,

2018).

9
10

Pada trimester pertama sering terjadi perubahan

fisik pada ibu hamil, seperti morning sickness, kelemahan,

keletihan, pusing, dan perasaan mual. Keluhan-keluhan

tersebut dapat menjadi parah dan menyebabkan penderita

harus masuk rumah sakit atau harus diakhiri kehamilannya

karena membahayakan kehidupan wanita hamil bila

kehamilannya dipertahankan (Ramadhani, 2018).

b. Trimester ll

Trimester kedua kehamilan terjadi pada minggu ke 13

hingga 27 usia kehamilan. Pada trimester kedua, keluhan

pada trimester pertama seperti morning sickness, mual

sampai muntah-muntah, akan berkurang atau hilang sama

sekali dan keinginan untuk makan menjadi normal atau

semakin bertambah bahkan menyebabkan pertambahan

berat badan yang tidak terkontrol lagi, sehingga dapat

menimbulkan kelainan seperti hipertensi dalam kehamilan

atau preeklampsia dan diabetes mellitus (Ramadhani,

2018).

c. Trimester lll

Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia

27 – 40 minggu. Pada minggu ke-37 sampai ke-40 (bulan

kesepuluh), pertumbuhan dan perkembangan utuh telah

tercapai. Sekitar bulan ke 8 pada masa ini mungkin


11

terdapat periode tingkat semangat, stress bahkan sampai

depresi ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan

bertambah. Pada trimester III, ketidaknyamanan pada ibu

hamil semakin bertambah seiring besarnya usia kehamilan

dan janin, seperti sakit punggung karena beban berat tubuh,

payudara, konstipasi, pernapasan, sering kencing, masalah

tidur, varises, kontraksi perut, bengkak, kram kaki dan

cairan vagina. Pada trimester ini, ibu memerlukan

ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan

(Ramadhani, 2018).

Saat hamil kebutuhan oksigen dalam tubuh meningkat

sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Yang

menyebabkan volume plasma bertambah dan sel darah

merah (eritrosit) meningkat. Peningkatan volume plasma

terjadi dalam jumlah yang lebih besar jika dibandingkan

dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan

konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi. Ekspansi

volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologi pada

kehamilan. Anemia yang terjadi pada trimester III

cenderung lebih banyak karena kebutuhan akan zat besi

yang meningkat sesuai usia kehamilan, asupan makanan

yang tidak adekuat menyebabkan zat besi yang tersedia

tidak mencukupi untuk sintesis hemoglobin (Hb) karena


12

defisiensi besi dalam makanan. Kekurangan zat besi akan

mengakibatkan kecepatan pembentukan Hb dan

konsentrasinya dalam peredaran darah menurun sehingga

menyebabkan anemia pada ibu hamil (Sikoway, 2020).

B. Tinjauan Teori Tentang Anemia Dalam Kehamilan

1. Konsep Anemia

a. Pengertian Anemia

Anemia merupakan kondisi dimana seseorang tidak memiliki

sel darah merah dalam jumlah yang cukup untuk mengantarkan

oksigen ke berbagai jaringan yang terdapat di dalam tubuh

(Irmawati & Rosdianah, 2020). Anemia dalam kehamilan

merupakan kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11g%

pada trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5g%. Penyebab

terjadinya anemia yaitu kurangnya defisiensi zat-zat nutrisi yang di

peroleh oleh ibu hamil (Priyanti, 2020).

Kejadian anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko

angka kematian ibu (AKI), angka prematuritas, berat badan lahir

rendah (BBLR), dan angka kematian bayi (AKB). Sehingga ibu

hamil yang mengalami kejadian anemia harus selalu diwaspadai

dan dikenali tanda serta gejalanya sehingga dapat mengambil

tindakan yang tepat untuk mencegah anemia yang dapat

menyebabkan komplikasi pada ibu dan janinnya (Ramadhani,

2018).
13

Beberapa penelitian yang dilakukan di Ethiopia menemukan

bahwa pendidikan, pendapatan, tempat tinggal, asupan makanan

gangguan menstruasi, trimester kehamilan, kehamilan remaja dan

jarak kelahiran adalah faktor risiko terjadinya anemia selama

kehamilan (Balis, 2022).

Di Indonesia, pencegahan anemia pada ibu hamil dilakukan

melalui pelayanan antenatal care (ANC). Pelayanan antenatal care

(ANC) minimal 6 kali selama kehamilan dan 2 kali pemeriksaan

dengan dokter pada trimester 1 dan 3 (Kementrian Kesehatan RI,

2020). Dimana pelayanan yang diberikan yaitu pemeriksaan

hemoglobin (HB), memberikan edukasi asupan makanan, dan

memberikan tablet tambah darah (Fe) sebanyak 90 tablet. Namun,

penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa 49% ibu hamil di

Indonesia masih mengalami insufisiensi energi dan 85%

kekurangan zat besi (Nahrisah, 2020).

Untuk mengurangi kejadian anemia pada ibu hamil dapat

dilakukan dengan memberikan penyuluhan atau edukasi kepada

calon pengantin tentang persiapan pranikah dan menganjurkan

untuk melakukan pemeriksaan rutin sejak awal kehamilan

sehingga kejadian anemia dapat terdeteksi sejak dini (Ekasari,

2022).
14

b. Faktor Risiko Anemia

Anemia selama masa kehamilan meningkatkan faktor risiko

dalam menghambat pertumbuhan dan berat badan lahir rendah

(BBLR), kelahiran prematur, kematian bayi dalam kandungan,

kematian perinatal dan pertahanan tubuh berkurang yang

mengakibatkan infeksi terhadap ibu dan anaknya (Destarina,

2018).

Ibu hamil yang mengalami anemia juga dikaitkan dengan

tingkat pendidikan dan status ekonomi. Menurut Manuaba dalam

Padmi menyatakan bahwa hasil dari beberapa pengamatan

menunjukkan masyarakat yang mengalami anemia banyak di

jumpai di daerah pedesaan dengan faktor resiko penyebabnya yaitu

malnutrisi atau kekurangan gizi, kehamilan dan persalinan dengan

jarak yang berdekatan, serta ibu hamil dengan pendidikan dan

tingkat sosial ekonomi rendah. Faktor lain yang berhubungan

dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah kepatuhan

konsumsi tablet Fe. Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi

paling sedikit 90 tablet Fe selama kehamilannya. Apabila ibu hamil

selama masa kehamilan patuh mengkonsumsi tablet Fe maka

resiko terkena anemia semakin kecil. Keteraturan ibu sangat

berperan dalam meningkatkan kadar Hb. Agar dapat di minum

dengan baik sesuai aturan, sangat dibutuhkan kepatuhan dan

kesadaran ibu hamil dalam mengkonsumsinya (Dewi, 2021).


15

c. Etiologi Anemia

Sebagian besar kejadian anemia dalam kehamilan disebabkan

oleh kekurangan zat besi atau disebut sebagai anemia defisiensi

besi, yang disebabkan oleh kurangnya masukan unsur besi dalam

makanan, gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya

besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan (Ramadhani,

2018).

Hal tersebut karena mengkonsumsi makanan yang tidak

beragam atau cenderung monoton dan kaya akan zat yang dapat

menghambat penyerapan zat besi (phytates) sehingga zat besi tidak

dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Kekurangan zat besi juga dapat

diperburuk oleh status gizi yang buruk, terutama yang berkaitan

dengan kekurangan asam folat, vitamin B12 dan vitamin A. Pola

konsumsi sumber penghambat penyerapan zat besi (inhibitor)

dapat berpengaruh terhadap status anemia. Sumber makanan yang

mengandung zat penghambat zat besi (inhibitor) atau yang

mengandung tanin dan oksalat adalah kacang-kacangan, pisang,

bayam, kopi, teh, dan coklat (Padmi, 2018).

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan (Ramadhani,

2018) yaitu:

1) Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.

2) Pertambahan darah tidak seimbang dengan pertambahan plasma.


16

3) Kurangnya zat besi dalam makanan.

4) Kekurangan zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, dan

asam folat.

5) Gangguan pencernaan dan abortus.

6) Perdarahan kronik.

7) Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid

wanita.

8) Terlalu sering menjadi donor darah.

9) Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorpsi).

2. Konsep Anemia Dalam Kehamilan

a. Pengertian Anemia Dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan

masyarakat dan ekonomi utama di seluruh dunia dan berkontribusi

terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Anemia adalah

penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi

hemoglobin didalam sirkulasi darah. Kadar hemoglobin kurang

dari 12 gram/dl untuk wanita tidak hamil dan kurang dari 11

gram/dl untuk wanita hamil (Padmi, 2018).

b. Etiologi Anemia Dalam Kehamilan

Penyebab anemia pada kehamilan antara lain kehilangan darah

yang berat seperti pada saat menstruasi dan infeksi parasit, kondisi

seperti malaria dan HIV yang menurunkan konsentrasi hemoglobin

(Hb) darah, dan kekurangan nutrisi mikronutrien. Asupan yang


17

rendah dan peyerapan zat besi yang buruk terutama selama

pertumbuhan dan kehamilan saat kebutuhan zat besi lebih tinggi

juga merupakan faktor anemia (Padmi, 2018).

Etiologi anemia pada kehamilan menurut (Anjani,2021) yaitu :

1) Anemia defisiensi besi Anemia yang disebabkan oleh

kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk

pematangan eritrosit. Disebabkan karena :

a) Diet yang tidak mencukupi.

b) Absorbsi yang menurun.

c) Kebutuhan yang meningkat padakehamilan/lantasi.

d) Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, dan donor

darah.

e) Hemoglobinuaria.

f) Penyimpanan besi yang kurang seperti pada

hemosiderosis paru.

2) Anemia penyakit kronik

Anemia yang disebabkan oleh berbagai panyakit infeksi

kronik (seperti abses, empisema dan lain-lain) dan neoplasma

(seperti limfoma, nekrosis jaringan)

3) Anemia krositik

a) Defisiensi vitamin B12/pernisiosa.

b) Absorbsi vitamin B12 menurun.

c) Defisiensi asam folat.


18

d) Gangguan metabolisme asam folat.

4) Anemia karena perdarahan

Karena adanya pengeluaran darah yang sedikit atau cukup

banyak yang baik diketahui/tidak.

d. Diagnosis Anemia Dalam Kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat

dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan

keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan

keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan

menggunakan alat Sahli, Cyanmethemoglobin atau

Hemoglobinometer. Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan

sebagai berikut (Padmi, 2018) :

1) Hb 11 g% : tidak anemia

2) Hb 9-10 g% : anemia ringan

3) Hb 7-8 g% : anemia sedang

4) Hb <7 g% : anemia berat

e. Anemia Fisiologis Pada Kehamilan

Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama kehamilan akan

memengaruhi jumlah sel darah merah normal pada kehamilan.

Peningkatan volume darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan

plasma, bukan akibat peningkatan sel darah merah. Walaupun ada

peningkatan jumlah sel darah merah di dalam sirkulasi, tetapi


19

jumlahnya tidak seimbang dengan peningkatan volume plasma.

Ketidakseimbangan ini akan terlihat dalam bentuk penurunan

kadar Hb (hemoglobin). Peningkatan jumlah eritrosit ini juga

merupakan salah satu faktor penyebab peningkatan kebutuhan akan

zat besi selama kehamilan sekaligus untuk janin.

Ketidakseimbangan jumlah eritrosit dan plasma mencapai

puncaknya pada trimester kedua sebab peningkatan volume plasma

terhenti menjelang akhir kehamilan, sementara produksi sel darah

merah terus meningkat. Anemia didefinisikan sebagai penurunan

jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di

dalam sirkulasi darah. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena

ibu hamil mengalami hemodelusi (pengenceran) dengan

peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada

kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah

18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19% (Padmi, 2018).

f. Patofisiologis Anemia Dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan yaitu kadar hemoglobin kurang dari

11 g/dl pada trimester l dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester lll

(Imai, 2018). Menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara

20 % sampai dengan 89 % dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai

dasarnya. Hb 9 – 10 gr % disebut anemia ringan, Hb 7 – 8 gr %

disebut anemia sedang, Hb krang dari 7 gr % disebut anemia berat

(Priyanti, 2020).
20

Volume plasma yang meningkat berakibat pada penurunan

hematokrit, konsentrasi hemoglobin darah, dan jumlah eritrosit,

tetapi tidak mempengaruhi jumlah absolut Hb atau eritrosit dalam

sirkulasi. Penurunan hematokrit, konsentrasi Hb, dan jumlah

eritrosit biasanya terjadi pada minggu ke-7 hingga 8 kehamilan dan

terus menurun hingga minggu ke-22 ketika titik keseimbangan

tercapai. Oleh karena itu, apabila peningkatan volume plasma yang

terus-menerus tidak diimbangi dengan peningkatan produksi

eritropoetin akan berdampak menurunkan kadar hematokrit,

konsentrasi Hb, atau jumlah eritrosit di bawah batas normal dan

terjadilah anemia. Ibu hamil secara umum dianggap anemia jika

kadar Hb di bawah 11 gr/dL (Ramadhani, 2018).

Cadangan zat besi pada wanita yang hamil dapat rendah karena

menstruasi dan diet yang buruk. Kehamilan dapat meningkatkan

kebutuhan zat besi sebanyak dua atau tiga kali lipat. Zat besi

diperlukan untuk produksi sel darah merah ekstra, untuk enzim

tertentu yang dibutuhkan untuk jaringan, janin dan plasenta, dan

untuk mengganti peningkatan kehilangan harian yang normal.

Kebutuhan zat besi janin yang paling besar terjadi selama empat

minggu terakhir dalam kehamilan, dan kebutuhan ini akan

terpenuhi dengan mengorbankan kebutuhan ibu. Kebutuhan zat

besi selama kehamilan tercukupi sebagian karena tidak terjadi

menstruasi dan terjadi peningkatan absorbsi besi dari diet oleh


21

mukosa usus walaupun juga bergantung hanya pada cadangan besi

ibu. Zat besi yang terkandung dalam makanan hanya diabsorbsi

kurang dari 10%, dan diet biasa tidak dapat mencukupi kebutuhan

zat besi ibu hamil. Kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi selama

kehamilan dapat menimbulkan konsekuensi anemia defisiensi besi

sehingga dapat membawa pengaruh buruk pada ibu maupun janin,

hal ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan dan

persalinan (Padmi, 2018)

g. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan diklasifikasikan menjadi :

1) Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat

kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah

pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita

hamil, tidak hamil dan dalamlaktasi yang dianjurkan. Untuk

menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat dilakukan

dengan anamnese. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat

lelah, sering pusing, mata berkunangkunang dan keluhan mual

muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan

Hb dapat dilakukan dengan menggunakan metode sahli,

dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III.
22

2) Anemia Megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat

(pteryglutamic acid) dan defisiensi vitamin B12

(cyanocobalamin) walaupun jarang. Menurut Hudono (2007)

tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30 mg, apabila

disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100-1000

mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral.

3) Anemia Hipoplastik dan Aplastik

Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang

kurang mampu membuat sel-sel darah baru.

4) Anemia Hemolitik

Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Menurut

penelitian, ibu hamil dengan anemia paling banyak disebabkan

oleh kekurangan zat besi (Fe) serta asam folat dan viamin B12.

Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil dengan anemia

pada dasarnya ialah memberikan makanan yang banyak

mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12

(Priyanti, 2020).

h. Tanda dan Gejala Anemia

Gejala anemia pada ibu hamil diantaranya sering pusing, mata

berkunang-kunang, mudah lelah, nafsu makan menurun,

konsentrasi hilang, malaise, napas pendek (pada anemia berat) dan


23

mual muntah hebat pada kehamilan muda. Tanda-tanda anemia

yaitu :

1) Denyut jantung lebih cepat karena tubuh berusaha memberi

oksigen lebih banyak ke jaringan.

2) Pernapasan lebih cepat karena tubuh berusaha menyediakan

oksigen kepada darah.

3) Sering pusing, akibat berkurangnya darah yang mengalik ke

otak.

4) Kulit pucat karena berkurangnya oksigen

5) Mual akibat menurunnya aliran darah ke saluran cerna dan

susunan saraf pusat.

6) Mudah lelah karena peningkatan oksigen ke berbagai organ

termaksuk otot jantung dan rangka (Priyanti, 2020).

i. Dampak Anemia pada Ibu Hamil Trimester lll

Kejadian anemia pada ibu hamil mempunyai efek yang

bervariasi dari ringan sampai berat. Kadar Hb kurang dari 7 g/dl

dapat membahayakan ibu dan janin, selain itu anemia juga dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari janin.

Anemia juga dapat menyebabkan abortus, persalinan lama yang

disebabkan menurunnya kadar haemoglobin dalam darah sehingga

metabolisme terganggu dan menyebabkan ibu merasa lelah,

pendarahan (Pemata, 2022).


24

Ibu hamil yang kekurangan zat besi (Fe) dapat menyebabkan

bayi lahir sebelumm waktunya, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan

kematian ibu dan bayi merupakan risiko pada ibu hamil yang

mengalami anemia berat. Banyaknya ibu hamil yang mengalami

kejadian anemia dapat dipengaruhi kurangnya perhatian dalam

mengonsumsi tablet tambah darah (Yunika, 2021).

j. Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian

suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada ibu hamil. Kepandaian

dalam mengatur pola makan dengan mengkombinasikan menu

makanan serta mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung

vitamin C pada waktu makan bisa membuat tubuh terhindar dari

anemia (Ramadhani, 2018).

Dalam pencegahan anemia ibu hamil juga dapat mengkonsumsi

makanan seperti sayuran (kelor, bayam hijau, dll), kacang-

kacangan (kacang hijau, tahu, kedelai), protein hewani terutama

hati (Priyanti, 2020).

Peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa 39,1% ibu hamil

melakukan pencegahan anemia. Penelitian ini sama dengan

penelitian yang dilakukan di kathmandu nepal, yang mana

menunjukjan bahwa sebagian mayoritas ibu hamil tidak melakukan

pemeriksaan yang diperlukan dalam mencegah terjadinya anemia

saat masa kehamilan (Appiah, 2020).


25

C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

1. Usia

Usia ibu berkaitan dengan risiko pada alat-alat reproduksi wanita.

Pembagian umur ibu dikategorikan sebagai berikut kurang dari 20

tahun, 20 – 35 tahun, lebih dari 35 tahun, dimana yang disebut sebagai

usia reproduksi yang sehat adalah 20-35 tahun. Berdasarkan usia ibu

tersebuta masih banyak terjadi perkawinan, kehamilan dan persalinan

diluar kurun waktu reproduksi yang sehat, terutama pada usia muda.

a. Hubungan anemia dengan usia < 20 tahun

Wanita hamil pada usia dibawah 20 tahun dapat menyebabkan

anemia karena pada usia tersebut perkembangan biologis dalam hal

ini alat reproduksi belum optimal. Pada usia belia tersebut, psikis

yang belum matang juga menyebabkan wanita hamil mudah

mengalami guncangan mental yang mengakibatkan kurangnya

perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama

kehamilannya (Idayu, 2021). Masa kehamilan sangat rentan

terhadap terjadinya kekurang zat besi karena selama kehamilan, zat

besi akan lebih banyak dibutuhkan terutama untuk memasok janin

dan plasenta yang sedang tumbuh dan untuk meningkatkan massa

sel darah merah ibu. Sehingga pada kondisi ini membutuhkan

banyak zat besi, maka kehamilan yang terjadi pada wanita berusia

sangat muda rentan terhadap terjadinya anemia (Sari, 2021).


26

b. Hubungan anemia dengan usia 20-35 tahun

Wanita hamil dengan usia 20-35 tahun merupkana usia yang

sehat dalam kehamilan. Tetapi pada usia ini terdapat risiko

komplikasi kehamilan. Kondisi biologis maupun psikologis ibu

menjadi alasan utamanya. Dalam usia reproduksi yaitu 20-35 tahun

tubuh akan mudah kehilangan zat besi karena banyak sebab seperti

haid dan nifas, jika dalam usia ini mengalami kehamilan,

kebutuhan pemenuhan zat besi didalam kehamilan menjadi salah

satu faktor pencetus untuk ibu dalam usia reproduksi mengalami

anemia dalam kehamilannya (Afni, 2023).

c. Hubungan anemia dengan usia >35 tahun

Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan

sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini dapat

mempengaruhi kondisi janin. Pada proses pembuahan, kualitas sel

telur wanita usia ini sudah menurun jika dibandingkan dengan sel

telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat. Jika pada proses

pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga menyebabkan

terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin,

sehingga menyebabkan terjadinya Intra-Uterine Growth

Retardation (IUGR) yang dapat menyebabkan Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR). Pada saat ini kontraksi uterus juga sangat

dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu mengalami penurunan

kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama dengan usia ibu


27

lebih dari 40 tahun) maka keadaan ini harus benar- benar

diwaspadai karena ibu berisiko mengalami pendarahan yang dapat

menyababkan terjadinya anemia (Priyanti, 2020).

2. Paritas

Paritas adalah ibu yang pernah melahirkan mempunyai

pengalaman tentang ANC sehingga dari pengalaman yang terdahulu

kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya.

Pembagian paritas adalah sebagai berikut (Priyanti, 2020) :

a. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama

kali.

Dalam penelitian Yanti (2018) menunjukan adanya hubungan

antara ibu primigravida dengan kejadian anemia. Pada ibu

primigravida belum mempunyai pengalaman mengenai kehamilan

karena baru pertama kali hamil. Mayoritas ibu hamil yang berada

pada paritas yang baru pertama kali hamil dan melahirkan yang

biasanya masih mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan

kehamilannya, dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki

seputar kehamilan juga masih lebih sedikit dibandingkan wanita

dengan paritas tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan ahli yang

megatakan bahwa paritas pertama mempunyai resiko lebih besar

mengalami anemia pada kehamilan, apabila tidak memperhatikan

kebutuhan nutrisi selama hamil. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa paritas merupakan salah


28

satu faktor mempengaruhi anemia pada ibu. Pada umumnya

semakin tinggi paritas ibu, maka semakin banyak pula pengalaman

yang dimiliki oleh ibu tentang anemia (Amini, 2018).

b. Multigravida adalah seorang wanita yang sudah hamil dua kali atau

lebih.

Ibu hamil dengan paritas multi lebih berisiko mengalami

anemia. Karena kehamilan yang berulang dapat menimbulkan

kerusakan pada pembuluh darah dan dinding uterus dan

mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin. Jumlah persalinan juga

berhubungan dengan anemia, jadi semakin sering Frekuensi

kehamilan maka semakin sering resiko kehilangan darah dan zat

besi yang berdampak pada penurunan Hb. Selain itu, Ibu

Multigravida sering kali perhatiannya terbagi kepada anak yang

lain, sehingga Ibu kadang kurang memperhatikan kondisi

kehamilannya (Sari, 2019).

c. Grandemultigravida adalah wanita yang hamil untuk ke empat

kalinya atau lebih kendati tidak selalu melahirkan bayi yang hidup

pada kehamilan berikutnya.

Penelitian Ekasari (2022) menyatakan bahwa adanya hubungan

antara paritas dengan prevalensi anemia. paritas menjadi salah satu

faktor penting dalam kejadian anemia zat besi pada ibu hamil,

wanita yang sering mengalami kehamilan dan melahirkan dapat

mengalami anemia karena banyak kehilangan zat besi, hal ini


29

disebabkan selama kehamilan wanita menggunakan cadangan besi

yang ada di dalam tubuhnya (Riyani, 2020). Selain itu, ibu hamil

yang memiliki lebih dari tiga anak atau sering melahirkan dapat

mengalami peningkatan volume plasma. Jika di bandingkan

dengan ibu hamil dengan jarak kehamilan yang jauh, ibu hamil

dengan jarak kehamilan dekat memiliki risiko terjadinya

komplikasi kehamilan lebih besar seperti mengalami anemia

selama kehamilan dengan kadar hemoglobin rendah yang dapat

menyebabkan pendarahan. Dari penelitian sebelumnya

menunjukan bahwa ibu hamil multipara lebih tinggi mengalami

anemia karenam ibu hamil berusia lebih dari 35 tahun (Tian, 2022).

3. Pendapatan

Status gizi ibu hamil ditentukan dengan kesejahteraan keluarga

yang dilihat melalui pendapatan. pendapatan yaitu seluruh penerimaan

baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari

hasil sendiri, dalam penelitian ini pendapatan yaitu suatu penghasilan

yang diperoleh dari pekerjaan pokok atau pekerjaan sampingan baik

dari orang tua maupun anggota keluarga yang lain. Dilihat dari data

upah minimun regional (UMR) Kota Palu yaitu 3.075.00, dimana

pendapatan menjadi salah satu faktor yang menetukan kualitas dari

makan yang di konsumsi selama masa kehamilan (Junianti, 2018).

Rendahnya penghasilan dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan yang dapat membantu


30

penyerapan zat besi sehingga berpengaruh terhadap kecukupan gizi

selama masa kehamilan (Priyanti, 2020).

Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering dialami oleh

ibu hamil, dimana pemenuhan gizi dan status ekonomi rendah

dianggap menjadi salah satu faktor atau memiliki hubungan yang

sinergis. Penelitian sebelummnya menunjukan Ibu hamil yang

memiliki pendapatan rendah lebih cenderung mengalami anemia dari

pada ibu hamil yang memiliki pendapatan lebih besar (Sunuwar,

2021).

Menurut Balis (2022) kejadian anemia pada ibu hamil karena

rendahnya pendapatan sehingga untuk mengonsumsi makanan yang

bergizi sangat terbatas. Hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian

yang dilakukan di Turki, Wolayita, Arba Minch dan Adis Ababa. Ibu

hamil yang mempunyai penghasilan rendah tidak mampu membeli

makan dengan kualitas gizi yang bagus sehingga ibu mengalami

kekurangangan gizi yang dapat memicu terjadinya anemia selama

kehamilan.

4. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Proses

penginderaan tersebut tentunya melalui panca indera yang ada pada

manusia. Panca indera pada manusia terdiri dari penglihatan,

penciuman, pendengaran, serta merasakan sesuatu melalui perabaan.


31

Proses penginderaan sehingga menghasilkan sebuah pengetahuan

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.

Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh melalui mata dan

telinga (Dwi rianrti, 2020).

Salah satu hal yang mempengaruhi perkembangan perilaku yang

baik adalah pengetahuan. Ibu hamil yang menunjukan perilaku sehat

diharapkan dapat mencegah berbagai akibat dan bahaya anemia selama

kehamilan. Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan

Chandra (2019) dimana menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan kejadian anemia. Pengetahuan sangat di butuhkan

untuk menunjang rasa percaya diri, sikap dan tindakan. Ibu hamil yang

memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup dengan kejadian

anemia dapat mencegah dampak dan resiko anemia selama masa

kehamilan (Ekasari, 2022). Pengetahuan yang kurang tentang anemia

mempunyai pengaruh terhadap perilaku kesehatan khususnya ketika

seorang wanita pada saat hamil, akan berakibat pada kurang

optimalnya perilaku kesehatan ibu hamil untuk mencegah terjadinya

anemia kehamilan. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang

tentang anemia dapat berakibat pada kurangnya konsumsi makanan

yang mengandung zat besi selama kehamilan yang dikarenakan oleh

ketidaktahuannya (Ayu Wulandari, 2018).

Pengetahuan dapat diukur dengan cara membagikan kuesioner

yang menanyakan materi kejadian anemia kepada responden. Hasil


32

pengukuran dapat diperoleh dengan cara dijumlahkan, dibandingakan

dengan jumlah yang diharapkan dan dipersentase, setelah di

persentasekan lalu di tafsirkan ke dalam kalimat yang bersifat

kualitatif. Pengetahuan dikategorikan menjadi tiga yaitu baik jika nilai

yang didapatkan 76%-100%, cukup jika nilai yang didapatkan 56%-

75%, dan kurang jika nilai yang didapatkan kurang dari 56%

(Wulansari, 2022).

Astuti (2021) pengetahuan seseorang mempunyai tingkat yang

berbeda-beda, secara garis besar di bagi menjadi enam tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil kembali) memori

yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang obyek yang

diketahui tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasi prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.


33

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan sesorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui.

e. Sintetis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek tertentu.


34

D. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Faktor-faktor
1. Usia
Usia sehat 20-35 tahun
Usia risti <20 - >35 tahun
2. Paritas
Primigravida
Multigravida
Grandemultigravida
Kejadian Anemia
3. Pendapatan
Sesuai UMR kota palu
≥ UMR kota palu Variabel Dependen
4. Pengetahuan
Baik
Sedang
Kurang

Variabel Independen
Gammbar 1.1 Skema Kerangka Konsep

E. Hipotesis Penelitian

1. Ha : Adanya hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu

hamil trimester lll di Puskesmas sangurara

Ho : Tidak adanya hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada

ibu hamil trimester lll di Puskesmas Sangurara

2. Ha : Adanya hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu

hamil trimester lll di Puskesmas Sangurara.

Ho : Tidak adanya hubungan antara paritas dengan kejadian anemia

pada ibu hamil trimester lll di Puskesmas Sangurara


35

3. Ha : Adanya hubungan antara pendapatan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil trimester lll di Puskesmas Sangurara.

Ho : Tidak adanya hubungan antara pendapatan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil trimester lll di Puskesmas Sangurara

4. Ha : Adanya hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil trimester lll di Puskesmas Sangurara.

Ho : Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil trimester lll di Puskesmas Sangurara


36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunanakan metode penelitian analitik

observasional dimana peneliti hanya melakukan pengamatan langsung

terhadap variabel yang di teliti. Melakukan pendekatan cross sectional

yaitu penelitian yang menggunakan korelasi antara faktor-faktor resiko

dengan cara pendekatan dan pengumpulan data pada waktu yang sama

(Adiputra, 2021).

B. Tepat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sangurara

Kelurahan Duyu Kota Palu

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dalam jangka waktu Bulan Agustus 2023

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Muhyi, 2018). Sehingga populasi dalam penelitian ini

36
37

adalah seluruh ibu hamil trimester lll yang ada di Puskesmas Sangurara

dari januari sampai mei sebanyak 1067 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Muhyi, 2018). Sampel pada penelitian ini adalah

sebagian ibu hamil trimester lll yang ada di Puskesmas Sangurara.

Teknik pengambilan sampel yang di gunakan adalah Sampling

Purposive yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan

tertentu yang telah dibuat peneliti, berdasarkan ciri atau sifat populasi

yang sudah diketahui sebelumnya (Adiputra, 2021).

a) Besar sampel

N
n= 2
1+ N (d)

Keterangan :

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

d : Derajat penyimpangan terhadap populasi yang dibutuhkan

10% = 0.1

Berdasarkan rumus diata maka besar sampel yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah :

N
n= 2
1+ N (d)

1.067
n= 2
1+1.067 (0.1)
38

1.067
n=
1+1.067 ( 0.01 )

1.067
n=
1+10.67

1.067
n=
11.67

n=¿91

Jadi sesuai hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 91 sampel.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan nilai yang berbeda dan bervariasi antara satu

objek dengan objek yang lain, nilai tersebut dapat dinyatakan dalam

satu ukuran atau dapat diukur (Adiputra, 2021). Penelitian ini terdapat

beberap variabel yang di teliti, yaitu varia bel independen yang terdiri

dari usia, paritas, pendapatan dan pengetahuan. Sedangkan variabel

dependen yaitu kejadian anemia.

2. Definisi Operasional

Definisi oprasional adalah definsi yang digunakan dalam penelitian

dimana meliputi definisi variabel yang diteliti, cara pengukuran, hasil

ukur dan skala pengukurang.


39

a. Usia

Usia adalah usia responden pada saat penelitian.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Kuesioner

Skala ukur : nominal

Hasil ukur : Usia Sehat 20-35 tahun

Usia Risti <20 dan >35 tahun

(Ramadhani, 2018)

b. Paritas

Pariras adalah jumlah kehamilan yang telah dialami oleh

responden pada saat penelitian.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Primigravida

Multigravida

Grandemultigravida

(Priyanti, 2020)

c. Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh oleh

responden sesuai UMR Kota Palu perbulan.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Kuesioner


40

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : UMR < 3.075.000

UMR ≥ 3.075.000

(SK UMK Kota Palu, 2023)

d. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan yang dimiliki oleh

reponden dalam mengisi kuesioner pada saat penelitian.

Alat ukur : kuesioner

Cara ukur : kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Baik : 76%-100%

Cukup : 56%-75%

Kurang : <56%

(Wulansari, 2022).

e. Anemia Kehamilan

Anemia adalah kurangnya kadar hemoglobin (Hb)

responden saat penelitian.

Alat ukur : Buku Lab

Cara ukur : Buku Lab

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Ringan : 9 g/dl – 10 g/dl

Sedang : 7 g/dl – 8 g/dl


41

Berat : <7 g/dl

(Padmi, 2018)

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang di yang digunakanyaitu data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang di kumpulkan secara

langsung. Dalam penelitian ini data yang di gunakan diperoleh

langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang di buat

oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung

dari sumber-sumber tertulis seperti dari dokumen. Dalam penelitian ini

data sekunder yang diperoleh dari buku KIA catatan laporan tahunan

gizi, catatan laporan pemeriksaan lab Puskesmas Sangurara.

F. Pengolaan Data

Data yang telah terkumpul akan diolah terlebih dahulu, tahap-tahap

pengolahan yaitu :

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban,

konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada koesioner.

2. Coding, yaitu merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

3. Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer


42

4. Tabulating, yaitu mengelompokan data sesuai variabel yang diteliti

guna memudahkan analisis data.

5. Deskribing tabulating, yaitu menyusun data atau menerangkan data

yang sudah dikumpulkan

G. Alur Penelitian

Alur penelitian ini gunakan sebagai pedoman peneliti dalam

pelaksanaan penelitian ini agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari

tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.

1. Tahap Awal

a. Peneliti Mengajukan judul dan mengidentifikasi masalah yang

diteliti

b. Meminta surat izin penelitian di Prodi DIII Kebidanan untuk

pengambilan data awal di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tengah, Dinas Kesehatan Kota Palu, Puskesmas Sangurara

c. Mengambil data ibu hamil anemia di Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tengah

d. Mengambil data ibu hamil anemia di Dinas Kesehatan Kota Palu

e. Mengambil data ibu hamil anemia di Puskesmas Sangurara Kota

Palu

f. Menyusun proposal penelitian selanjutnya di konsultasikan kepada

dosen pembimbing dan di presentasikan di hadapan dosen penguji

g. Membuat kuesioner yang akan digunakan selama penelitian

h. Proposal penelitian di setujui oleh dosen pembimbing dan penguji


43

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Mengantar surat penelitian ke Puskesmas Sangurara Kota Palu

b. Peneliti bertemu dengan respoden dan memperkenalkan diri,

kemudian menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian serta

menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi.

c. Setelah responden bersedia untuk berpartisipasi, peneliti

memberikan kuesioner dan memberikan kesempatan untuk mengisi

kuesioner kurang lebih 10-15 menit.

d. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti memeriksa

kelengkapan data dan jawaban pada kuesioner.

e. Selanjutnya peneliti mengolah data yang telah diperoleh.

3. Tahap Akhir

a. Penyusunan laporan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan

data yang ada kemudian di hubungkan dengan teori-teori yang

berkaitan.

b. Penyajian hasil penelitian dalam bentuk tertulis yang kemudian di

lanjutkan dengan ujian, serta perbaikan atau revisi sesuai hasil

ujian

c. Penyerahan laporan hasil akhir penelitian yang telah di revisi

kepada Poltekkes Kemenkes Palu.


44

H. Analisis Data

1. Analisi Univariat

Analisi univariat adalah analisi yang digunakan untuk

mendeskripsikan setiap variabel dalam penelitian. Analisis univariat

penyajian data berupa distribusi frekuensi dari masing-masing variabel

penelitia yaitu usia, paritas, pendapatan dan pengetahuan mengenai

kejadian anemia selama masa kehamilan. Hasil Analisa diperoleh

dengan rumus berikut :

f
P= x 100 %
n

Keterangan :

P : Preentase

F : Frekuensi setiap kategori

N : Jumlah sampel

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel yang di teliti agar dapat memperoleh jawaban apakah ada

pengaruh antara kedua variabel sesuai dengan hipotesis yang

dirumuskan. Untuk mengetahui faktor usia, paritas, pendapatan dan

pengetahuan dengan kejadian anemia. Maka peneliti akan melakukan

perhitungan uji statistic dengan rumus Chi-square.

Keputusan untuk menguji kemaknaan digunakan batas kemaknaan

5% (a=0,05). Melalui perhitungan chi square selanjutnya di tarik

kesimpulan bila p value ≤ 0,05 artinya Ho di tolak Ha di terima, yang


45

menunjukan ada hubungan bermakna antra variabel independen

dengan variabel dependen. Bila p value ≥ 0,05 artinya Ho di terima Ha

di tolak, yang menunjukan tidak ada hubungan bermakna antara

variabel independen dengan variabel dependen.

I. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti izin kepada pihak ketua Prodi D-

III Kebidanan Poltekkes Palu dan pengambilan data penelitian dilakukan

setelah peneliti mendapat izin dari pihak Puskesmas Sangurara. Dalam

melakukan penelitian, peneliti memperhatikan masalah-masalah etika

penelitian yang meliputi:

1. Anominity (tanpa nama)

Menjelaskan dengan bentuk alat ukur tidak perlu mencamtumkan nama

pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

2. Confidentiality (kerahasiaan informasi)

Menjelaskan dengan bentuk alat ukur tidak perlu mencamtumkan nama

pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

J. Penyajian Data

Penyajian data dari hasil penelitian menggunakan cara penyajian dalam

bentuk narasi dan tabel.


46

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, M. S., Ni, W. T., & Ni, P. W. O. (2021). Metodologi Penelitian


Kesehatan. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 1–
308.https://books.google.co.id/books/about/Metodologi_Penelitian_Kesehata
n.html?id=DDYtEAAAQBAJ&redir_esc=y
Afni, N., Pratiwi, D., Kodriati, N., Djannah, S. N., & Suryani, D. (2023). Faktor –
faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
puskesmas Gamping 1 Kabupaten Sleman tahun 2022. Jurnal Kedokteran
Syiah Kuala, 23(1), 116–121. https://doi.org/10.24815/jks.v23i1.30609
Agbozo, F., Abubakari, A., Der, J., & Jahn, A. (2020). Maternal dietary intakes,
red blood cell indices and risk for anemia in the first, second and third
trimesters of pregnancy and at predelivery. Nutrients, 12(3).
https://doi.org/10.3390/nu12030777
Amarasinghe, G. S., Agampodi, T. C., Mendis, V., & Agampodi, S. B. (2022).
Factors associated with early pregnancy anemia in rural Sri Lanka: Does
being ‘under care’ iron out socioeconomic disparities? PLoS ONE, 17(10
October), 1–14. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0274642
Amini, A., Pamungkas, C. E., & Harahap, A. P. (2018). Umur Ibu Dan Paritas
Sebagai Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan. Midwifery Journal |, 3(2),
108–113. https://doi.org/https://doi.org/10.31764/mj.v3i2.506
Anjani, D. R. (2021). Asuhan keperwawatan pada klien ibu hamil dengan anemia
di puskesmas telagasari kota balikpapan tahun 2021. Karya Tulis Ilmiah,
289.
Appiah, P. K., Nkuah, D., & Bonchel, A. (2020). Artikel Penelitian Pengetahuan
dan Kepatuhan terhadap Strategi Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil yang
Menghadiri Fasilitas Perawatan. 2020, 1–8.
Astuti. (2021). Literature Review: Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Anemia Karya Tulis Ilmiah.
Ayu Wulandari, I. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Jongaya Makassar Tahun 2018.
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia, 2(2), 155–158.
https://doi.org/10.37337/jkdp.v2i2.83
Balis, B., Dessie, Y., Debella, A., Alemu, A., Tamiru, D., Negash, B., Bekele, H.,
Getachew, T., Eyeberu, A., Mesfin, S., Eshetu, B., Merga, B. T., Habte, S., &
Yadeta, T. A. (2022). Magnitude of Anemia and Its Associated Factors
Among Pregnant Women Attending Antenatal Care in Hiwot Fana
47

Specialized University Hospital in Eastern Ethiopia. Frontiers in Public


Health, 10, 1–9. https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.867888
Demis, A., & Gedefaw, G. (2022). Pengetahuan tentang anemia dan manfaat
suplementasi asam folat di antara ibu hamil yang menghadiri perawatan
antenatal di kota Woldia , Ethiopia Timur Laut : studi cross- sectional
berbasis fasilitas. 9, 1–9.
Destarina, R. (2018). Faktor risiko anemia ibu hamil terhadaap panjang badan
lahir pendek di puskesmas sentolo 1 kulon progo d.i. yogyakarta. Gizi Indon,
41(1), 39–48. http://ejournal.persagi.org/index.php/Gizi_Indon
Dewi, H. P. (2021). Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas nusawungu ll cilacap. 10(November),
285–296.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. (2021). Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 1–377.
Dwi rianrti, ni made. (2020). Pengaruh edukasi pijat oksitosin dan teknik marmet
menggunakan media video melalui pendamping ibu post partum di pmb setia
kota palu. Skripsi.
Ekasari, T., Natalia, M. S., & Zakiyyah, M. (2022). Knowledge and parity
prevention of anemia in pregnancy. Bali Medical Journal, 11(3), 1095–1098.
https://doi.org/10.15562/bmj.v11i3.3451
Farhan, K., & Dhanny, D. R. (2021). Anemia Ibu Hamil dan Efeknya pada Bayi.
Muhammadiyah Journal of Midwifery, 2(1), 27.
https://doi.org/10.24853/myjm.2.1.27-33
Idayu, N. (2021). Faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas cina
kabupaten bone. Skripsi, 37 (2002-2021).
Imai, K. (2018). Penilaian anemia dan defisiensi besi pada ibu hamil berdasarkan
paritas wanita. Jurnal Obstetri & Ginekologi Taiwan, 57, 644–649.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.tjog.2020.09.010
Irmawati, & Rosdianah. (2020). Sari Kurma Dapat Meningkatkan Hemoglobin
Ibu Hamil (Cetakan Pe). CV. Cahaya Bintang Cemerlang.
Junianti, E. (2018). Hubungan Sosial Ekonomi Dan Asupan Tablet Fe Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamangapa
Tahun 2018. Jurnal.Farmasisandikarsa.Ac.Id, 7.
http://jurnal.farmasisandikarsa.ac.id/ojs/index.php/JFS/article/view/26
48

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak. In
Kementrian kesehatan RI.https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/061918-
sosialisasi-buku-kia-edisi-revisi-tahun-2020
Mishra, A., Marwah, S., Divedi, P., Dewan, R., & Ahluwalia, H. (2021). A Cross-
Sectional Study of Barriers in Prevention of Anemia in Pregnancy. Cureus,
13(1), 1–10. https://doi.org/10.7759/cureus.12802
Muhyi, M., Hartono, Budiyono, S. C., Satianingsih, R., Sumardi, Rifai, I., Zaman,
A. Q., Astutik, E. P., & Fitriatien, S. R. (2018). Metodologi Penelitian. Adi
Buana University Press, 1–83. www.unipasby.ac.id
Nahrisah, P. (2020). Pengaruh Penyuluhan dan Penyuluhan Buku Panduan
Kepatuhan Ibu Hamil Anemia di Indonesia : Studi Kuasi-Eksperimental.
Padmi, D. R. K. N. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia
padaa ibu hamil di puskesmas tegalrejo tahun 2017. Skripsi, 113.
Pemata, S., Roito, H., & Siska, H. (2022). Anemia Kehamilan (Cetakan pertama).
Taman Karya.
Pemiliana, P. D., Oktafirnanda, Y., & Santi, I. (2019). Faktor Yang Berhubungan
Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Simpang Kiri
Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Window of Health : Jurnal Kesehatan,
2(4), 389–402.
Priyanti, S., Irawati, D., & Syalfina, A. D. (2020). Anemia Dalam Kehamilan. In
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung (Vol. 4, Issue 1).
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/view/2763/2711
Ramadhani, Y. D. (2018). Analisis faktor - faktor yang berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Kalijudan
Surabaya. Skripsi.
Riyani, R., Marianna, S., & Hijriyati, Y. (2020). Hubungan Antara Usia Dan
Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Binawan Student Journal
(BSJ), 2(April), 178–184.
Sari, A. P. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester lll. Journal of Telenursing, 1, 334–343.
https://doi.org/https://doi.org/10.31539/joting.v1i2.982 FAKTOR
Sari, S. A., Fitri, N. L., & Dewi, N. R. (2021). Hubungan Usia Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Di Kota Metro. Jurnal Wacana Kesehatan, 6(1), 6–
9. https://doi.org/https://doi.org/10.52822/jwk.v6i1.169 HUBUNGAN
49

Sikoway, S., Mewo, Y., & Assa, Y. (2020). Gambaran Kadar Hemoglobin pada
Ibu Hamil Trimester III di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado.
Medical Scope Journal, 1(2), 82–85.
https://doi.org/10.35790/msj.1.2.2020.28004
Silfia, N. N., Maineny, A., & Yustika, Y. (2022). Factors for Chronic Energy
Deficiency (KEK) in Pregnant Women. Napande: Jurnal Bidan, 1(1), 40–48.
https://doi.org/10.33860/njb.v1i1.1047
Sunuwar, D. R., Singh, D. R., Adhikari, B., Shrestha, S., & Pradhan, P. M. S.
(2021). Factors affecting anaemia among women of reproductive age in
Nepal: A multilevel and spatial analysis. BMJ Open, 11(3), 1–15.
https://doi.org/10.1136/bmjopen-2020-041982
Tian, Q., Chen, S., & Jiang, D. (2022). Effects of anemia during the third
trimester of pregnancy on postpartum depression and pregnancy outcomes in
pregnant women older than 35 years: a retrospective cohort study. Annals of
Palliative Medicine, 11(3), 1048–1057. https://doi.org/10.21037/apm-22-165
Wulan, S., Saputri, I. N., & Anuhgerah, D. E. (2020). Modul teori asuhan
kebidanan kehamilan. Fakultas Kebidanan.
Wulansari. (2022). Tingkat pengetahuan dan perilaku pengguna lensa kotak pada
mahasiswa fakultas kedokteran universitas hasanuddin. In Braz Dent J. (Vol.
33, Issue 1).
Yanti, D. A. M., Sulistianingsih, A., & Keisnawati. (2018). Faktor-Faktor
Terjadinya Anemia Pada Ibu Primigravida Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringsewu Lampung. J. Keperawatan, 6(2), 79–87.
https://doi.org/https://dx.doi.org/10.22219/jk.v6i2.2862
Yunika, R. P. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia dengan
Kepatuhan Minum Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil Trimester III.
Nutriology : Jurnal Pangan,Gizi,Kesehatan, 2(2), 1–7.
https://doi.org/10.30812/nutriology.v2i2.1583
Zhang, J., Li, Q., Song, Y., Fang, L., Huang, L., & Sun, Y. (2022). Nutritional
factors for anemia in pregnancy: A systematic review with meta-analysis.
Frontiers in Public Health, 10, 1–13.
https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.1041136

Anda mungkin juga menyukai