Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL SEMINAR KASUS DENGAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S


DENGAN DIAGNOSA MEDIS:
G1P000 31/32 Mg+Letkep+ ASD Sekundum L to R Shunt +DHT Ringan+ Primimuda+
Anemia (Hb: 8,9)+TBJ 1100
DI RUANG POLI HAMIL, RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA

Disusun oleh :

Angkatan A14 Periode III

1. Retno Dewi Anggraini, S.Kep 131813143034


2. Sacharisa Agape Sudiani, S.Kep 131813143068
3. Siti Sholihah, S.Kep 131813143007
4. Titin Paramida, S.Kep 131813143063
5. Yeni Rahayu, S.Kep 131813143039

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STASE MATERNITAS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
Lembar Pengesahan
Laporan Seminar Kasus Stase Keperawatan Maternitas
Poli Hamil RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Periode 07 Januari – 18 Januari 2019

Pembimbing Akademik

Mira Triharini, S.Kp., M.Kep


NIP. 197904242006042002

Pembimbing Klinik

Sri Ratnawati., S.KM., M.Kes., MH

Kepala Ruangan

Nuriyati, S.Kep.Ns
NIP. 196904151991032008

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan seminar kasus Keperawatan Maternitas Program Profesi Pendidikan Ners


(P3N) angkatan A2014 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya di Ruang Poli
Hamil Universitas Airlangga Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 7 – 18 Januari 2019
telah dilaksanakan sebagai laporan praktik atas nama:

1. Retno Dewi Anggraini, S.Kep 131813143034


2. Sacharisa Agape Sudiani, S.Kep 131813143068
3. Siti Sholihah, S.Kep 131813143007
4. Titin Paramida, S.Kep 131813143063
5. Yeni Rahayu, S.Kep 131813143039

Surabaya, 14 Januari 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Poli Hamil

Mira Triharini, S.Kp., M.Kep Nurul Kamariyah., S., S.Kep.Ns


NIP. 197904242006042002 NIP. 198806292012122002

iii
DAFTAR ISI
(Lic, maaf ternyata aku juga lupa cara otomatis bikin daftar isi, kamu bikin secara
manual aja yaa)

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, jenis anemia yang
pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Anemia pada kehamilan merupakan
masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat,
dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia hamil
disebut “potentia danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak),
karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan pada lini terdepan. (Manuaba 1998)
Menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20% sampai 87% dengan
menetapkan Hb 11gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia
menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swie Tjiong menemukan angka anemia
kehamilan 3,8% pada trimester I, 13,6% trimester II, dan 24,8% pada trimester III. Pada
pengamatan ebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan anema yang diderita masyarakat
adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara
teratur dan peningkatan gizi. Selain itu didaerah pendesaan banya dijumpai ibu
hamildengan malnutrisi atau kekurangan gizi., kehamilan dan persalinan dengan jarak
yang berdekatan dan ibu hamil dnegan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi
rendah. (Manuaba 1998).
Data World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu di negara
berkembang beraitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi, dan perdaraahan akut, bahkan jarak
keduanya saling berinteraksi. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan
yang utama di negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-
rata kehamilan yang disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%.
Tingginya pravelensinya anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah
dihadapi pemerintah indonesia (Adawiyani, 2013).
Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2010
menyebutkan bahwa angka ematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 220 per 100.000
kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) tahun 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan

1
targt Milenium Developmen Goals(MDG’s) sebesa 102 per 100.000 kelahiran hidup
tahun 2015 (Kemenes RI, 2011).
Pravelensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil
menderita anemia. Anemia defisiensi besi dijumpai pada ibu hamil 40%. Ikatan Bidan
Indonesia (2000) untuk mendetesi anemia pada kehamilan dilakukan pemeriksaan kadar
Hb ibu hamil. Pemeriksaan dilakukan pertama sebelum minggu ke 12 dalam kehamilan
dan minggu e 28. Bila kadar Hb kurang dari 11gr% pada kehamilan dinyatakan anemia
dan harus diberi suplemen tablet zat besi (Fe) secara teratur 1 tablet/hari selama 90 hari.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang penulis rumuskan dari proposal seminar kasus ini adalah

sebagai berikut:

1. Apa definisi dari anemia pada ibu hamil?

2. Apa saja etiologi dari anemia pada ibu hamil?

3. Bagaimana psikopatologi dari anemia pada ibu hamil?

4. Apa manifestasi klinis dari anemia pada ibu hamil?

5. Bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan anemia pada ibu hamil?

6. Bagaimana konsep asuhan keperawatan anemia pada ibu hamil?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal seminar ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Mengetahui secara menyeluruh konsep teori dan konsep asuhan keperawatan pada ibu

hamil dengan anemia

2. Tujuan Khusus

a. Memahami kajian teoritis tentang anemia pada ibu hamil

b. Menganalisa pengkajian pada ibu hamil dengan anemia

c. Menganalisa intervensi dan evaluasi keperawatan pada ibu hamil dengan anemia

d. Mengetahui asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia

2
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Anemia


Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5
gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam maanan. Gangguan
penyerapan, peningkatan ebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi
yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zatbesi sekitar 40
mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan sangat
berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam
waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang bai
minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk
menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti,
2006).

2.2 Penyebab Anemia


Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah
saat persalinan yang lalu, dan penyakit-penyakit kronik (Mochtar, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil adalah:

1. Umur ibu
Ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu
74% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun yaitu 50,5%
menderita anemia.
Faktor umur merupakan faktor kejadian anemia pada ibu hamil.umur seorang
ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan
aman adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan diusia <20 tahun dan diatas 35 tahun
dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia <20 tahun secara biologis

3
belum optimal emosinya cendrung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah
mengalami keguncangan yang mengakibatan kurangnnya perhatian terhadap
pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia >35
tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit yang seing menimpa diusi ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu
pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia (Amirudin dan
Wahyuddin, 2004)
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahiran oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai resiko
mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan
kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbai untuk ibu dan untuk
janin yang dikandungnya. (Djalimus dan Herlina, 2008)
3. Jarak kehamilan
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal
ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi
belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. (
Wiknjosastro, 2005)
4. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang
diderita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai daerah pedesaan
dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak
yanng berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi
rendah. ( Amirudin dan Herlina 2004).

2.3 Klasifikasi Anemia


Pembagian anemia menurut Marmi (2011) :
1. Hb 11 gr/dl : Normal
2. Hb 9 - 10 gr/dl : Anemia ringan
3. Hb 7 – 8 gr/dl : Anemia sedang
4. Hb <7 gr/dl : Anemia berat

4
Anemia juga dapat digolongkan menjadi :
a. Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi)
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya
yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang
dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
b. Anemia megaloblastik (kekurangan vitamin B12)
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12.

Pengobatannya:

a. Asam folik 15 – 30 mg per hari


b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
c. Anemia hemolitik (pemecah sel-sel darah lebih cepat dari pembentukan)
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan
pada organ - organ vital.Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan
obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak
memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.
d. Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah).
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel
darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya
adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

2.4 Tanda dan Gejala Anemia


1. Anemia Ringan : biasanya tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun, jika anemia
kronis tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin
tidak ada gejala apapun sampai anemia menjadi berat (Proverawati, 2011).

5
2. Anemia Sedang : kelelahan, penurunan energi, kelemahan, sesak nafas ringan, tampak
pucat karena kekurangan oksigendalam jaringn tubuh (Atikah, 2011)
3. Anemia Berat : perubahan warna tinja, denyut nadi cepat, penurunan tekanan darah,
frekuensi nafas cepat, pucat / kulit dingin, pusing, sakit kepala dan nyeri dada,
sembeli, daya konsentrasinya menurun, rambut rontok dan memburuknya masalah
jantung (Proverawati, 2011).
Gejala yang khas pada anemia adalah kuku menjadi rapuhdan cekung mirip sendok
(koilorika) permukaan lidah menjadi licin karena peradangan pada sudut mulut dan nyeri
menelan. Gejala anemia pada ibu hamil yang paling sering dijumpai yaitu mata
berkunang – kunang, malasie. Di masyarakat gejala anemia dikenal 5 L yaitu Letih, Lesu,
Lemah, lelah dan lunglai

2.5 Pemeriksaan Penunjang Anemia


1. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun
2. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik).
3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
5. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal:
pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
7. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
8. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik).
9. Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik)
10. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).

6
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi
11. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
12. TBC serum : meningkat (DB)
13. Feritin serum : meningkat (DB)
14. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
15. LDH serum : menurun (DB)
16. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
17. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas (AP).
18. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal:
peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
19. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI.

2.6 Penatalaksanaan Anemia


1. Anemia Ringan
a. Kehamilan dengan kadar Hb 9 – 10 gr/dl masih dianggap ringan sehingga hanya
perlu kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sehari sekali
(Arsman, 2004)
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang baik dikonsumsi selama
hamil misal : daging, sayur hijau seperti baya, daun singkong, kangkung, kacang –
kacangandan buah – buahan (Pudiastuti, 2010).
2. Anemia Sedang
a. Preparat besi seros 600 – 1000 mg/hari seperti sulfat feroas atau glukosa ferous
(Winjusastra, 2005).
b. Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin dan mengkonsumsi makanan
bergizi serta banyak mengandung zat besi (Manuaba, 2010)
c. Memberikan tablet tambah darah sehari1 tablet / 90 tablet selama hamil (Ratna,
2011).
3. Anemia Berat
a. Preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg 6 bulan selama hmil dilanjutkan
sampai 3 bulan setelah melahirkan(Arisman, 2004).
4. Pemberian tablet Fe.
7
Ketentuan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil, yaitu:
a. Sehari 1 tablet selama minimal 90 tablet.
b. Dimulai pada waktu pertama kali pemeriksaan hamil.
c. Diberikan tanpa pemeriksaan Hb.
d. Bila bumil telah melahirkan tapi Fe yang dimakan belum mencukupi 90 tablet,
maka harus diteruskan sampai selesai.
Efek samping pemberian tablet Fe, yaitu:
Menimbulkan gejala antara lain: mual – muntah, kadang diare / sulit BAB. Tinja akan
berwarna kehitaman (tapi tidak berbahaya).
Cara makan obat:
Minum tablet tambah darah setelah makan malam / menghindari gejala efek samping.
Dianjurkan untuk tidak minum bersama dengan susu, teh, kopi dan tablet kalk.

2.7 KOMPLIKASI
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai.
a. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus,
missed abortus dan kelainan kongenital.
b. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah
dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
c. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder,
janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan
karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri,
rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan
gangguan involusio uteri.
d. Pada bayi : IQ rendah, stunting, gangguan tumbuh kembang, GDD (Global
Development Delay)

2.8 DIET UNTUK MENCEGAH ANEMIAPADA IBU HAMIL


1. Mengkomsumsi buah yang tinggi vitamin C : Jeruk, Jambu biji, Pepaya, Kiwi,
Stroberi, Nanas, Mangga.
2. Mengkonsumsi cukup kalori

8
3. Mengkonsumsi makanan tinggi zat besi : Bayam, Daging merah, Kacang merah,
Tomat, Telur.
4. Mengkonsumsi makanan tinggi protein : Telur, Kacang almond, Dada ayam,
Gandum, Keju cottage, Yogurt, Susu, Daging sapi, Ikan tuna, Udang.
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN UMUM

3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, umur, (<20 tahun atau >35 tahun), jenis kelamin (perempuan), agama,
pendidikan (pendidikan rendah), suku bangsa (orang kulit hitam), pekerjaan
(wanita bekerja), alamat (daerah pertambangan/ beriklim hangat
2. Keluhan Utama
Merasa letih, mengantuk, kelelahan, pusing, kadang pinsan, nafsu makan
berkurang, perubahan kebiasaan tidur
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit jantung, terlalu sering melahirkan, infeksi kolera, penyakit ginjal, infeksi
malaria.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Hiperemesis gravidarum, perdarahan aktif, kurang gizi, infeksi malaria, penyakit
ginjal kronis, infeksi cacing tambang.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Faktor keturnan atau genetic berupa sel darah merah yang kecil sehingga tubuh
kekurangan sel darah merah (thalassemia)
6. Riwayat Obstetrikus
a) Riwayat Menstruasi
Menstruasi dapat menambah kehilangan darah setiap bulannya
b) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Sering melahirkan dan hamil maka makin besar kehilangan zat besi
c) Riwayat Kehamilan Sekarang
G (Gravida) – jumlah kehamilan
P (Para) – jumlah kelahiran bayi atau bayi telah mencapai titik mampu
bertahan hidup

9
A (Abortus) – bayi lahir sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan berat 500
gram
d) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) – Taksiran partus
e) Gerakan janin – ada pada kehamilan 16-20 minggu
f) Keluhan selama kehamilan: nyeri kepala, pusing, lemah, pucat, edema,
konstipasi, perdarahan, tidak nafsu makan
g) Obat-obatan yang digunakan selama kehamilan
h) Pendidikan kesehatan yang telah diterima
7. Riwayat Perkawinan
Berapa kali menikah, berapa lama menikah, status menikah sah atau tidak karena
mempengaruhi psikologis
8. Riwayat KB
a) Pil – dianjurkan untuk penderita anemia karena menstruasi lebih pendek dan
darah keluar sedikit
b) Suntik – dianjurkan karena menyebabkan amenore
c) Implant – menyebabkan perdarahan, menstruasi tidak teratur sampai
berkepanjangan serta nyeri kepala
d) AKDR – komplikasinya yaitu perdarahan atau gangguan mestruasi
9. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
a) Nutrisi – makanan yang disukai dan tidak, seberapa banyak dan sering
dikonsumsi
b) Eliminasi – frekuensi, jumlah, konsistensi BAB dan BAK sebelum hamil dan
selama hamil
c) Aktivitas – dianjurkan jalan waktu pagi
d) Istirahat – dianjurkan untuk meningkatkan istirahat
e) Personal hygiene – bagaimana kebiasaan dalam perawatan diri
f) Seksual – apakah ada aktivitas seksual yang cukup menggangu
g) Ibadah – bagaimana aktivitas keagamaan
10. Psikososial, Kultural, dan Ekonomi
a) Psikososial – respons seluruh keluarga terhadap kehamilan yang
mempengaruhi pola makan dan asupan nutrisi
b) Kultural – menentukan cara pemilihan tempat dan penolong persalinan
c) Ekonomi – pendidikan dan tingkat sosial ekonomi yang rendah
mempengaruhi anemia
10
11. Pengetahuan Ibu tentang bagaimana kehamilannya
12. Lingkungan yang berpengaruh – fasilitas MCK, wanita tinggal di dataran tinggi
cenderung Hb dan Hct meningkat, kamar yang sehat

3.2 Pemeriksaan Fisik


1. Keadaaan Umum – lemah, pucat, keletihan, mengantuk, pusing, nafsu makan
menurun, perubahan kebiasaan tidur
2. Tingkat Kesadaran Ibu – composmentis sampai koma
3. Tanda Tanda Vital
a) Tekanan darah naik
b) Suhu normal ibu 36,2-37,6oC, adanya peningkatan suhu menandakan infeksi
c) Nadi 10-15 denyut permenit lebih cepat daripada wanita yang tidak hamil,
meningkat dari sekitar 75-90 denyut permenit
d) Respirasi 16-24 kali permenit jika napas ibu pendek atau cepat
>24x/menitmenandakan preeklamsia
4. Berat Badan – nilai gizi ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5-
15 kg selama hamil, kenaikan berat badan tidak boleh lebih daro 0,5 kg/minggu
5. LILA – standartnya 23,5 cm
6. Status Present
a) Kulit kepala – bersih atau tidak, berketombe atau tidak
b) Rambut – rapuh atau rontok
c) Muka – pucat, ada edema atau tidak
d) Mata – konjungtiva anemis
e) Mulut – bibir pucat
f) Telinga – kesimestrisan dan kelainan telinga
g) Hidung – ada polip atau tidak
h) Leher – ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan bendungan vena
jugular
i) Dada atau axila – ada retraksi dada atau tidak
j) Abdomen – ada bekas luka operasi atau tidak
k) Genetalia – ada oedem dan varices atau tidak
l) Ekstremitas – ada oedem, varices, sianosis atau tidak
7. Status Obstetrikus
a) Palpasi Abdomen
11
TFU pada ibu hamil dengan anemia akan lebih kecil dari umur kehamilannya
Leopold I – tinggi fundus uteri dan menentukan bagian janin yang terletak
pada fundus uteri
Leopold II – mengetahui bagian kiri dan kanan janin, bila punggung teraba
keras memanjang seperti papan, bila ekstremtas teraba bagian kecil janin
Leopold III – bagian terbawah janin
Leopold IV – Bagian terbawah janin dan sudah masuk pintu atas panggul
seberapa jauh
b) Auskultasi Denyut Jantung Jnin – minggu 17-18 (stetoskop laenec), minggu
ke 12 (stetoskop ultrasonic/ doppler).

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kelainan jantung (ASD Sekundum
L to R shunt)
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan anemia
3. Deficit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (penurunan nafsu makan)
4. Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis (tablet Fe)
5. Keletihan berhubungan dengan anemia
6. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman
7. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan penyakit penyerta (kelainan
jantung dan anemia)

3.4 Intervensi

No. Diagnosa NOC NIC

1. Penurunan curah jantung Tujuan: Setelah dilakukan 1. Observasi adanya nyeri


berhubungan dengan kelainan tindakan keperawatan dada (intensitas, lokasi,
jantung (ASD Sekundum L to selama 1x8 jam kondisi durasi)
R shunt) klien stabil saat aktivitas 2. Observasi adanya
Kriteria Hasil: disritmia jantung
 Tekanan darah noemal 3. Observasi tanda dan gejala
(120/80 mmHg) penurunan cardiac output
 Nadi normal (60- 4. Monitor status pernapasan
100x/menit) yang menandakan gagal

12
 RR normal (16- jantung
20x/menit) 5. Monitor abdomen sebagai
 Tidak tampak kelelahan indicator penurunan
 Peningkatan toleransi perfusi
aktivitas sehari hari 6. Monitor adanya dyspnea,

 Tidak ada edema paru, fatigue, takipneu dan

perifer, dan tidak ada orthopneu

asites 7. Monitor balance cairan

 Tidak ada penurunan 8. Monito TTV


kesadaran 9. Atur periode latihan dan
istirahat untuk
menghindari kelelahan
10. Anjurkan untuk
menurunan stres
2. Perfusi perifer tidak efektif Tujuan: Setelah dilakukan 1. Observasi sirkulasi perifer
berhubungan dengan anemia tindakan keperawatan (nasi, edema, CRT, warna
selama 1x8 jam perfusi kulit, dan temperature)
perifer kembali fektif 2. Observasi TTV dan
Kriteria Hasil: membrane mukosa
 CRT <2detik 3. Observasi derajat
 Tidak ada kelemahan, ketidaknyamanan/nyeri,
kebas, pucat paratese, kebas dank ram
 Membrane mukosa otot
merah, konjungtiva 4. Monitor status cairan
ananemis, akral hangat (intake dan output)

 Suhu (36,5-37,5oC) 5. Pertahankan hidrasi yang

 Tekanan darah normal adekuat

(120/80 mmHg) 6. Kolaborasi pemberian

 Nadi normal (60- oksigen dan prosuk darah.

100x/menit)
3. Deficit nutrisi berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan 1. Observasi riwayat nutrisi
dengan faktor psikologis tindakan keperawatan termasuk makanan yang
(penurunan nafsu makan) selama 1x8 jam nutrisi disukai

13
terpenuhi 2. Observasi adanya alergi
Kriteria Hasil: makanan, berat badan
 Asupan makanan klien, mukosa mulut,
adekuat turgor kulit, konjuntiva,
 Ada peningkatan berat intake dan kalori
badan 3. Observasi aktivitas yang
 Peningkatan fungsi biasa dilakukan
pengecapan dan 4. Observasi kadar protein
menelan total, albumi, Hb, Hct

 Konjungtiva dan 5. Berikan informasi tentang


membrane mukosa tidak kebutuhan nutrisi

pucat 6. Anjurkan untuk

 Tidak ada tanda meningkatkan asupan

malnutrisi nutrisi

 Nilai laboraturium, 7. Berikan lingkungan yang


protein total 6-8 gr/dL, nyaman

Albumin 3,5-5,3 gr/dL, 8. Berikan makan sedikit tapi


Globulin 1,8-3,6 gr/dL, sering

Hb ≥ 10 gr/dL 9. Berikan dan bantu oral


hygiene
10. Kolaborasi pemberian
vitamin dan suplemen
mineral serta Fe atau besi

14
15
WOC ANEMIA PADA KEHAMILAN
Kehamilan
Adanya kelainan jantung Metabolisme anaerob
Kekurangan zat besi, vitamin B12, asam folat
ASD SEKUNDUM L TO R SHUNT Penumpukan asam laktat
Produksi sel darah merah menurun
pada jaringan
↓ aliran darah ke jantung
Hemoglobin menurun Kelelahan
sebelah kanan

Pompa darah ke seluruh tubuh ↓ ANEMIA MK. Keletihan

MK. Penurunan Transport O2 menurun


Curah Jantung
Aliran O2 ke jaringan menurun Hipoksia jaringan disekitar
konsepsi janin
MK. Perfusi Perifer
Penanganan Tidak Efektif Nekrosis jaringan disekitar konsepsi

Farmakologis Terdeteksi sebagai benda asing


Penanganan
Pengaruh budaya/ kepercayaan Kontraksi uterus
yang tidak benar Pemberian tablet Fe
Vasokontriksi pembuluh darah ke
MK. Ketidakpatuhan Efek samping mual janin
MK. Nausea

Nafsu makan ↓ Hipoksia janin

Nutrisi tidak adekuat MK. Defisit Nutrisi MK. Resiko


16
Cedera Pada Janin
BAB 4

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MATERNITAS

(KASUS OBSTETRI)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pengkajian tanggal : 10 Januari 2019

Jam : 09.00

Tanggal Datang : 10 Januari 2019

No. RM :12.04.34x.xx

Ruang/Kelas : Poli Hamil

Dx. Medis :G1P0000 31/32minggu+letkep+ASD Sekundum Lto R Shunt+ DHT


ringan +Primimuda+Anemia (HB 8,9)+TBJ 1100

Nama Ibu:Ny S Nama Suami: Tn.R Ke: 1

Umur: 16 th Umur: 21th

Agama: Islam Agama: Islam


Identitas

Pendidikan: SD Pendidikan:SD

Pekerjaan:IRT Pekerjaan:Swasta

Suku/Bangsa: Jawa/indonesia Suku/Bangsa:Jawa

Alamat: Surabaya Alamat: Surabaya

17
Keluhan Utama:

Perut kenceg-kenceng dan mules diarea perut

Riwayat penyakit/prenatal/ intranatal/ postpartum (coret yang tidak perlu) saat


Riwayat Sakit dan Kesehatan

ini:

Riwayat jantung bocor sejak lahir tetapi ketahuan saat kelas 2 sd

Penyakit/operasi yang pernah diderita:

tidak ada riwayat operasi

Penyakit yang pernah diderita keluarga:

ibu klien menderita hipertensi

Riwayat alergi: O ya O tidak Keterangan: tidak ada alergi

Lain-lain: Tidak ada

Menarche: 12th Siklus:28-30 hari


Riwayat Menstruasi

Banyaknya: sedang Lama:5-7 har

HPHT: 6-6-2018 Dismenorhea: ada

Usia Kehamilan: 31/32minggu Taksiran Partus: 13-9-2019

Lain-lain: Tidak ada

G1P000

Usia KB/
Hamil Usia Jenis
Riwayat Obstetri

Penolong Penyulit BB/PB anak Jenis/


ke- kehamilan persalinan
saat ini Lama

HAMIL INI

18
Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan
Genogram

: Klien
: Berhubungan

:Tinggal serumah

Keadaan umum: Tampak lemah dan pucat Kesadaran: Composmetis

Berat badan:42 kg ; Tinggi badan: 148 cm


Observasi

Tanda Vital: TD:96/81mmHg ; Nadi: 84 x/mnt ; Suhu: 360C ; RR: 20x/mnt

CRT: 3detik ; Akral: dingin, kering, pucat ; GCS: E 4 - M:5 - V:6

Lain-lain: Tidak ada

Rambut: mudah rontok dan bersih

Mata: konjungtiva Anemis_; Sklera :Anikterik_ ; Pupil Isokor

O Edema palpebra ; O Penglihatan kabur ; lain-lain: Tidak ada

Hidung: O Epistaksis ; lain-lain: Tidak ada

Mulut: mukosa bibir Kering__ ; lidah ___bersih__ ; gigi: Tidak ada caries gigi
Kepala dan leher

Kebersihan mulut: bersih ; lain-lain: Tidak ada

Telinga: gangguan pendengaran:Tidak ada ; O Otorhea ; O otalgia ;

O tinitus ; kebersihan: bersih ; lain-lain: Tidak ada

Cloasma: tidak ada ; Jerawat: __tidak ada

O Nyeri telan ; O pembesaran kelenjar tiroid ; O Vena jugularis

Lain-lain: klien mengeluhkan mual

Masalah keperawatan: Nausea

19
Jantung: Irama: reguler ; S1/S2: tunggal Nyeri dada:Tidak ada

Bunyi: normal / murmur / gallop ; tidak ada

Nafas: Suara nafas: vesikuler / wheezing / stridor / Ronchi, Keterangan:


Dada (Thoraks)

Jenis: dispnoe / kusmaul / ceyne stokes, Keterangan:

Batuk: Tidak ada ; Sputum:Tidak ada ; Nyeri: tidak ada

Payudara: konsistensi kenyal ; areola :Hitam ; papilla menonjol keluar

Simetris/asimetris ; Produksi ASI:sudah ada ; Nyeri: Tidak ada

Lain-lain: tidak ada

Masalah keperawatan:Penurunan curah jantung

 Ginekologi:
Pembesaran: ada / tidak ; benjolan: ada / tidak , area: tidak ada
Ascites: ada / tidak ; Peristaltik:Tidak ada ; Nyeri tekan:Tidak ada
Luka:tidak ada ; Lain-lain: tidak ada
 Prenatal dan Intranatal:
Inspeksi: Striae: ada ; Línea: línea nigra
Palpasi: Leopold I : TFU: 22cm
Perut (Abdomen)

Leopold II :Punggung berada disebelah kiri dan sebelah kanan tangan


janin
Leopold III: Bagian bawah berisi kepala janin, belum konvergen
Leopold IV: -
DJJ:148x/menit
Lain-lain: Pasien mengeluhkan perut terasa kenceng-kenceng
 Postpartum:
Fundus uteri:- ; kontraksi uterus: -
Luka: -; Lain-lain:-

Masalah keperawatan: Resiko cedera janin

Keputihan: tidak ada ; Perdarahan: tidak ada; VT: Ø tidak ada pembukaan; eff:
Genitalia

Miksi: _8-10x/hari ; Defekasi:setiap 2 hari sekali

Lain-lain: tidak ada

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

20
Kemampuan pergerakan: bebas / terbatas ; Kekuatan otot: 5-5-5-5

Refleks: Patella : Ada ; Tricep: Ada; Biceps : Ada ; Babinsky: Tidak ada
Tangan dan kaki

Brudzinsky: Tidak ada ; Kernig: Tidak ada .Keterangan: normal

Edema: tidak ada Luka:tidak ada

Lain-lain:CRT : 3 detik

Masalah keperawatan:Perfusi jaringan perifer tidak efektif

Aspek Sebelum Sesudah


hamil*/melahirkan*/sakit* hamil*/melahirkan*/sakit*

Nutrisi Makan 3x/sehari, nafsu makan makan 2x/hari, nafsu makan


baik berkurang

Eliminasi Bak 8-10x/hari BAK lebih sering >10x/hari

Istirahat/tidur tidur 6-8 jam/hari sering bangun dimalam hari


Perubhan

Aktivitas aktivitas tidak boleh berat aktivitas tidak boleh berat

Seksual Aktif berhubungan seksual hubungan seksual menurun

Kebersihan Diri mandi 3x/hari mandi 3x/hari

Koping Koping baik Koping baik

Ibadah Aktif beribadah Aktif beribadah

Konsep diri tidak ada gangguan konsep tidak ada gangguan konsep
diri diri

*) coret yang tidak perlu

21
Pengetahuan dan Perilaku Kontrasepsi:belum KB

Perawatan bayi/diri (coret yang tidak perlu):sudah mengerti

Merokok: tidak merokok tapi suami merokok


Kesehatan

Obat-obatan/Jamu:tidak ada

Lain-lain: pasien mengatakan tidak minum obat karena adanya kepercayaan tidak
dibolehkan minum obat saat hamil

Masalah keperawatan:Ketidakpatuhan

4.1 PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. HASIL PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP: 2/01/19
1. RBC: 3,81 x106 /UL(3,60-5,46)
2. HGB: 8,9 g/dl (P:11,0-14,7)
3. HCT: 28% (P:35,2-46,7)
4. MCV: 73,5 fl (86,7-102,3)
5. MCH: 23,4 pg (27,1-32,4)
6. RDW-SD :45,4 fl (41,2-53,6)
7. MCHC :31,8 g/dl (29,7-33,1)
8. RDW-CV:17,2% (12,2-14,8)
9. WBC: 10,95 x 103/UL (3,37-10)
10. Neu: 75,2% (39,8-70,5%)
11. Lymph: 16,7% (23,1-49,9%)
12. Baso%: 0,3% (0,3-1,4%)
13. PLT : 314 x 103/UL (150-450)
14. PPW: 8,3 fl (9,6-15,2)
15. MPV : 8,8 fl (9,2-12,0)
16. PCT: 0,28% (0,19-0,39)

B. LAPORAN HASIL ECHOCARDIOGRAFI: 04/01/2019


1. Sinus Solitus
2. Katup-katup TR Trivial
3. Dimensi ruang-ruang jantung
a. LA normal
b. Small LV
c. RA dilatasi
d. RV dilatasi
e. tidak tampak thrombus/ vegetasi intra kardiak
4. Fungsi sistolik LV normal, fungsi diastolic LV normal, fungsi sistolik RV
normal
5. Analisis segmentasi LV normokinetik
6. LV kosentrik remodelling

22
7. AV-VA concordance
8. Drainase vena pulmonalis normal
9. Tampak defek IAS (ASD DIAM 3,4 cm) dengan RIM Posterior 0,3 cm, RIM
anterior 0,8 cm dengan flow L to R Shunt (Qp/Qs 2,62)
10. Arkus aorta normal dikiri
Kesimpulan: ASD sekundium dengan flow L to R shunt

C. Konsul TS Kardiologi : 01/01/02019


1. Pasien perlu dilakukan evaluasi PHT 3 bulan sebaiknya menghindari
mengejan (Painless labor)
2. Furosemid 40 mg-0-0

D. Konsul TS IPD : 01/01/02019


Anemia mikrositik hipokrom yang terkait kehamilan atau defisiensi besi saran:
Tablet Fe 3x1 (Cek retikulosit, HDT, FL,FOBT)

E. Hasil USG FM : 02/01/02019

1. BPD : 6,8 (27/28 mgg)


2. HC: 24,78 (27/28 mgg)
3. AC : 28,58 (27/28 mgg)
4. FL :5,10 ( 27/28 mgg)
5. EFW : 677 g
6. DV A.Umb MCA
7. RI 0,66 0,99
8. PI 1,07 2,49
9. S/D 2,94 10,45
Keterangan : Placenta fundus/gr I-II/ Cukup

F. PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK : 03/01/2019


1. SGOT : 12,0 U/L (0-35)
2. SGPT: 12,0 U/L (0-35)
3. BUN 4,0 mg/dl (7-18)
4. Kreatinin serum 0,49 mg/dl (0,6-1,3)
5. Serum iron : 85 mg/l (35-150)
6. Total iron binding capacity 511 ug/dl (250-450)
7. Transferin : 365 (202-364)

G. PEMERIKSAAN TTGO 5O :18/12/2018


Hasil glukosa 104 mg/dl

23
H. PEMERIKSAAN URINE LENGKAP : 18/12/2012

1. Berat jenis 1,003 (1,003-1,030)


2. pH 7,0 (4,5-8,0)
3. Leukosit (-), Nitrit (-), Protein (-), Glukosa (-), Keton (-), Bilirubin (-),
Eritrosit (-)
4. Urobilinogen : 0,2 mg/dl ( < 1,0)

I. PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK : 18/12/2018


1. Albumin : 3,8 g/dl (3,4-5,0)
2. Kalium : 4,5 mmol/l (3,5-5,1)
3. Natrium 139,0 mmol/l (136-145)
4. Klorida 103,0 mmol/l (98-107)

J. Hasil EKG
1. Normal sinus rhythm
2. Left axis deviation
3. T wave abnormality, consider anterior ischemia
4. Abnormal ECG
 Terapi :
1. SF
2. Aspilet
3. Kalk
4. Asam folat 2x 400mg
5. Furosemide 4mg-0-0

4.2 ANALISIS DATA

TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH


10 Januari DS: Ibu mengatakan merasa Kehamilan Penurunan curah
2019 lelah jika berakivitas yang ↓ jantung
berat Adanya kelainan jantung
DO: ↓
1. Riwayat jantung bocor sejak ASD Sekundum L to R
kecil shunt
2. Hasil ECO: ASD Sekundum ↓
dengan L to R Shunt ↑Aliran darah ke jantung
3. Bunyi jantung murmur sebelah kanan

Pompa darah keseluruh
tubuh ↓

Penurunan curah jantung

24
10 Januari DS : Ibu mengatakan merasa Kehamilan Perfusi perifer
2019 lemas ↓ tidak efektif
Adanya kekurangan zat
DO : besi, vit B12 dan asam
1. TD:96/81 mmHg folat
2. N: 84x/menit ↓
3. Turgor kulit baik, Nampak Anemia
pucat di konjungtiva, kuku ↓
4. CRT: 3 detik Trasport O2 menurun
5. Akral teraba dingin, kering ↓
dan pucat Aliran O2 ke jaringan ↓
6. Hb : 8,9 g/dl ↓
Perfusi jaringan perifer
tidak efektif

10 Januari Ds: Ibu mengatakan mual Kehamilan Nausea


2019 minum tablet Fe ↓
Adanya kekurangan zat
Do: besi, vit B12 dan asam
1. Nafsu makan baik folat
2. Nampak Pucat ↓
3. Mual tanpa muntah Anemia

Penanganan

Pemberian tablet Fe

Efek samping: Mual

Mual

10 Januari Ds: Pasien mengatakan tidak Kehamilan Ketidakpatuhan


2019 minum obat karena adanya ↓
kepercayaan tidak dibolehkan Adanya kelainan jantung

minum obat saat hamil
ASD Sekundum L to R
Do:-Gejala penyakit semakin shunt
memburuk ditandai adanya ↓
HIS di kehamilan 31/32 mg Penanganan:
- Ibu Nampak pucat Farmakologis

Pengaruh
budaya/kepercayaan yang
tidak benar

Ketidakpatuhan

25
10 Januari Ds:- Anemia dan Kelainan Resiko cedera
2019 Do: jantung janin
1. DJJ: 148x/menit ↓
2. Konjungtiva anemis Transport O2 menurun
3. TD: 96/81 mmHg ↓
Hipoksia jaringan
disekitar konsepsi janin

Nekrosis jaringan
disekitar konsepsi

Terdeteksi sebagai benda
asing

Kontraksi uterus

Vasokontriksi pembuluh
darah ke janin

Hipoksia janin

Resiko cedera janin

4.3 DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

TANGGAL: 10 Januari 2019

1.Penurunan curah jantung berhubungan dengan kelainan jantung (ASD Sekundum L to R


shunt)
2.Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb
3.Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis: tablet Fe
4.Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman
5.Resiko cedera janin berhubungan dengan penyakit penyerta: Anemia dan kelainan jantung

26
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RENCANA INTERVENSI

HARI/ DIAGNOSA KEPERAWATAN


WAKTU INTERVENSI
TANGGAL (Tujuan. Kriteria Hasil)
Kamis/ 10 09.00 Diagnosa: Penurunan curah jantung berhubungan 1. Ajarkan teknik relaksasi tarik nafas dalam
Januari 2019 dengan kelainan jantung (ASD Sekundum L to R 2. Anjurkan untuk tidak beraktifitas berlebihan dan
shunt) cukup tidur kurang lebih 8jam/hari
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
3. Observasi: status sirkulasi, CRT, tingkat
selama 1x24 jam penurunan curah jantung dapat
diatasi kesadaran, dan Tanda-tanda vital
4. Edukasi terkait tindakan yang diberikan
Kriteria Hasil : 5. Kolaborasi pemberian obat
1. Status sirkulasi : TD dalam rentang normal
(120/80 mmHg) dan nadi dalam rentang
normal ( 60-100x/menit)
2. CRT <2 detik
3. Tingkat kesadaran: Kesadaran composmetis
4. TTV dalam batas normal
TD: 120/80 mmHg
N: 60-100 x /menit
RR: 16-20x/menit
Suhu: 36,5-37,5’C
Kamis/ 10 09.00 Diagnosa: Perfusi perifer tidak efektif berhubungan 1. Anjurkan untuk diet CKTP (cukup kalori tinggi
Januari 2019 dengan penurunan konsentrasi Hb protein), tinggi vitamin C, dan tinggi zat besi
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 2. Observasi: sirkulasi perifer (CRT, kondisi kulit),
jam masalah perfusi perifer tidak efektif dapat diatasi dan tanda-tanda vital, hasil lab Hb
3. Edukasi terkait cara minum tablet Fe dan SF

27
Kriteria hasil: (Sulfat Fosforus)
1.Status sirkulasi perifer: CRT <2detik, konjungtiva 4. Kolaborasi tindakan tranfusi darah jika diperlukan
ananemis, kuku tidak pucat
2.TTV dalam batas normal
TD: 120/80 mmHg
N: 60-100 x /menit
RR: 16-20x/menit
Suhu: 36,5-37,5’C
3. Hb dalam rentang normal (11,0-14,7g/dl)

Kamis/ 10 09.00 Diagnosa: Nausea berhubungan dengan efek agen 1. Ajarkan pasien menelan secara sadar dan nafas
Januari 2019 dalam untuk menekan refleks muntah
farmakologis ( Tablet Fe)
2. Anjurkan minum tablet Fe dengan air jeruk
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3. Ajarkan untuk membatasi minum 1 jam sebelum, 1
selama 1x24 jam mual mulai berkurang jam setelah, dan selama makan
Kriteria Hasil : 3. Observasi : rasa mual, muntah
4. Edukasi terkait fungsi obat dan penyebab mual
1. Frekuensi mual menurun
5. Kolaborasi pemberian obat jika terjadi muntah
2. Tidak ada muntah
berlebihan
3. Porsi makan habis
Kamis/10 09.00 Diagnosa: Ketidakpatuhan berhubungan dengan 1. Edukasi terkait pengobatan yang diberikan
januari 2019 2.Berikan dukungan emosi dan perasaan aman
kondisi penyakit kronis
terhadap pengobatan yang diberikan
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3. Berikan penguatan positif terhadap kepatuhan
untuk mendukung pengobatan yang diberikan
selama 1x24 jam masalah ketidakpatuhan dapat diatas
Kriteria hasil:
Perilaku pasien dapat mengikuti pengobatan

28
Kamis/ 10 09.00 Diagnosa: Resiko cedera janin berhubungan dengan 1.Anjurkan untuk mengkonsumsi tablet Fe dengan
Januari 2019 teratur
kelelahan
2.Observasi: DJJ, Tanda-tanda vital ibu, tanda-tanda
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan anemia, hasil lab HB
selama 3x24 jam tidak ada cedera janin 3. Berikan edukasi terkait penanganan anemia,
Kriteria Hasil : pencegahan, cara mengkonsumsi tablet Fe, dan
tanda bahaya kehamilan
1. DJJ normal (120-160x/menit)
4.Kolaborasi dengan ahli gizi terkait nutrisi selama
2. TTV ibu dalam batas normal
kehamilan dan USG
TD: 120/80 mmHg
N: 60-100 x /menit
RR: 16-20x/menit
Suhu: 36,5-37,5’C
3. Hb dalam rentang normal (11,0-14,7g/dl)

29
FORMAT IMPLMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi Tanggal Evaluasi (SOAP) Paraf


dan Jam dan Jam

Penurunan curah jantung 10/01/2019 1. Mengajarkan teknik relaksasi 11/01/2019 S: Ibu mengatakan merasa lelah
berhubungan dengan tarik nafas dalam jika beraktifitas berat
kelainan jantung (ASD (10.20) 08.05
2. Menganjurkan untuk tidak O:
Sekundum L to R shunt)
(10.25) beraktifitas berlebihan dan cukup
tidur kurang lebih 8jam/hari 1. TTV:TD: 116/81 mmHg,
(10.05) N:88x/menit, S; 36,8’, RR:
3. Melakukan Observasi: status
20xmenit
sirkulasi, tingkat kesadaran, dan
Tanda-tanda vital 2. Tingkat kesadaran:
Hasil observasi (10.05) Composmetis
-Status sirkulasi: CRT: 3 detik,
3. Status sirkulasi: CRT 3 detik,
konjungtiva anemis, kuku pucat,
pasien nampak pucat,
wajah pucat, TD : 96/81mmHg,
konjungtiva anemis, kuku
Nadi: 84x/menit
pucat, wajah pucat, TD :
- Tanda tanda vital: TD: 96/81
116/81 mmHg, Nadi:
mmHg, N: 84x/menit, suhu : 36’,
88x/menit
(10.30) RR: 20x/menit
4. Memberikan edukasi terkait 4. Tingkat kesadaran:
tindakan yang diberikan Composmetis
A: Masalah penurunan curah
jantung teratasi sebagian
P: - Ajarkan teknik relaksasi tarik

30
nafas dalam
- Anjurkan untuk tidak
beraktifitas berlebihan dan
cukup tidur kurang lebih
8jam/hari

Perfusi perifer tidak efektif 10/01/2019 1. Menganjurkan untuk diet CKTP 11/01/2019 S: Ibu mengatakan badanya lemas
berhubungan dengan (cukup kalori tinggi protein), tinggi
penurunan konsentrasi Hb (10.10) vitamin C, dan tinggi zat besi 08.05 O:
2. Melakukan Observasi:status
(10.15) 1. Status sirkulasi perifer: CRT: 3
sirkulasi perifer dan tanda-tanda
vital detik, konjungtiva anemis,
Hasil observasi (10.05): kuku pucat, wajah pucat
(10.05) -Status sirkulasi perifer: CRT: 3
2. TTV : TD: 116/81 mmHg,
detik, konjungtiva anemis, kuku
N:88x/menit, S; 36,8’, RR:
pucat, wajah pucat 20xmenit
- Tanda tanda vital: TD: 96/81
mmHg, N: 84x/menit, suhu : 36’, A: Masalah perfusi perifer tidak
RR: 20x/menit efektif teratasi sebagian
P: - Anjurkan untuk diet CKTP
3. Memberikan edukasi terkait cara
(cukup kalori tinggi protein),
(10.20) minum tablet Fe dan SF (Sulfat
tinggi vitamin C, dan tinggi zat
Fosforus)
besi
-Berikan edukasi terkait cara
minum tablet Fe dan SF (Sulfat
Fosforus)

31
Nausea berhubungan 10/01/2019 1.Menganjurkan untuk makan 11/01/2019 S; Ibu mengatakan masih merasa
dengan efek agen sedikit tapi sering mual
farmakologis (10.05) 2. Menganjurkan minum tablet Fe 08.05
dengan air jeruk O:
(10.20)
3. Mengobservasi : rasa mual,
1. Tidak ada muntah
muntah
4. Memberikan edukasi terkait A: Masalah nausea belum teratsi
(10.25) fungsi obat
P: - Anjurkan untuk makan
sedikit tapi sering
-Anjurkan minum tablet Fe
dengan air jeruk

Ketidakpatuhan 10/01/2019 1. Memberikan edukasi terkait 11/01/2019 S; Klien mengatakan akan patuh
berhubungan dengan pengobatan yang diberikan terhadap pengobatan yang
kondisi penyakit kronis 11.00 2.Memberikan dukungan emosi dan 08.05 diberikan
perasaan aman terhadap pengobatan
yang diberikan O: -
3. Memberikan penguatan positif
A: Masalah ketidakpatuhan
terhadap kepatuhan untuk
teratasi
mendukung pengobatan yang
diberikan P: -

Resiko cedera janin 10/01/2019 1.Menganjurkan untuk 11/01/2019 S:-


berhubungan dengan mengkonsumsi tablet Fe dengan
kelelahan (10.05) teratur 08.05 O:
2.Melakukan observasi: DJJ,
(10.30) 1. TTV: TD: 116/81 mmHg,
Tanda-tanda vital ibu
N:88x/menit, S; 36,8’, RR:
(10.35) Hasil observasi;
20xmenit
-DJJ: 145x/menit

32
- Tanda tanda vital: TD: 96/81 2. DJJ: 143x/menit
mmHg, N: 84x/menit, suhu : 36’,
A: Masalah resiko cedera pada
RR: 20x/menit janin teratasi sebagian
3.Memberikan edukasi terkait
penanganan anemia, pencegahan, P:-Anjurkan untuk
cara mengkonsumsi tablet Fe, dan mengkonsumsi tablet Fe dengan
tanda bahaya kehamilan teratur
4.Melakukan kolaborasi untuk USG - Berikan edukasi terkait
penanganan anemia, pencegahan,
cara mengkonsumsi tablet Fe,
dan tanda bahaya kehamilan

33
BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Pengkajian Keperawatan


Pengkajian dimulai dari identitas pada klien yang bernama Ny. S (perempuan) berusia 16
tahun tahun dengan diagnosa masuk Anemia (HB 8,9). Ny. S datang ke poli hamil
RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 10 Januari 2019 dengan keluhan perut terasa
kencang-kencang dan diare. Ny. S memiliki riwayat jantung bocor sejak lahir tetapi baru
diketahui saat kelas 2 SD. Saat dikaji pasien terlihat lemah, pucat, konjungtiva anemis,
dan mukosa bibir kering. Klien menyatakan merasakan mual. Saat dilakukan
pemeriksaan leopold fundus teraba bulat lunak dengan TFU 22cm. Perut ibu sebelah kiri
teraba panjang keras menandakan punggung janin, sedangkan sebelah kanan teraba
bagian kecil janian atau ekstremitas. Bagian bawah perut ibu teraba bulat keras
melingkar menandakan belum masuk PAP.
5.2 Intervensi
5.2.1 Penurunan curah jantung
Definisi: diagnosa keperawatan penurunan curah jantung menurut SDKI
didefinisikan sebagai ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh.
Masalah Keperawatan Kasus: Berdasarkan pengkajian, masalah penurunan curah
jantung muncul dikarenakan riwayat jantung bocor klien ASD. Atrium Septal Defect
menyebabkan darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium kanan melalui
defek sekat ini sehingga terjadi perbedaan tekanan pada atrium kiri dan kanan.
Adanya aliran darah menyebabkan penambahan beban pada ventrikel kanan, arteri
pulmonalis, kapiler paru-paru dan atrium kiri. Bila shunt besar, maka volume darah
yang melalui arteri pulmonalis dapat 3-5 kali dari darah yang melalui aorta. Dengan
bertambahnya volume cairan darah pada ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, maka
tekanan pada alat-alat tersebut naik. Dengan adanya kenaikan tekanan maka tahanan
katup arteri pulmonalis naik. Akibat adanya perbedaan tekanan ini, timbul suatu
bising sistolik. Pada valvula trikuspidalis ada perbedaan tekanan, sehingga disini juga
terjadi stenosis relative katup trikuspidalis sehingga terdengar bising diastolik. Hal ini
didukung dengan DS klien mengatakan merasa lelah jika beraktivitas berat dan
memiliki riwayat jantung bocor sejak kecil. DO: suara jantung murmur, hasil ECO
terdapat ASD sekundum dengan L to R shunt.

34
Intervensi yang harus diimplementasikan pada Ny. S yaitu 1) Anjurkan untuk
painless labor, 2) Ajarkan teknik relaksasi, 3) Atur periode aktivitas dan istirahat 4)
Observasi: adanya nyeri dada, bunyi jantung, irama jantung, dan tanda-tanda vital,
balance cairan, 5) Edukasi terkait tindakan yang diberikan, 6) Kolaborasi pemberian
obat.
5.2.2 Perfusi perifer tidak efektif
Definisi: diagnosa keperawatan perfusi perifer tidaak efektif menurut SDKI
didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat
mengganggu metabolisme tubuh.
Masalah Keperawatan Kasus: berdasarkan pengkajian, masalah perfusi perifer tidak
efektif timbul dikarenakan proses penyakit Anemia yang menyebabkan jaringan
kekurangan O2. Hal ini didukung dengan DS Ibu merasa lemas. DO : TD 96/81
mmHg, Nadi 84x/menit, CRT 3 detik, Akral dingin kering pucat, Hb 8,9 g/dl.
Intervensi yang harus diimplementasikan pada Ny. S yaitu 1) Anjurkan klien
untuk diet CKTP (cukup kalori tinggi protein), tinggi vitamin C, dan tinggi zat besi.
2) Observasi: sirkulasi perifer (CRT, kondisi kulit), dan tanda-tanda vital, hasil lab
Hb. 3) Edukasi terkait cara minum tablet Fe. 4) Kolaborasi tindakan tranfusi darah
jika diperlukan.
5.2.3 Nyeri akut
Definisi: diagnosa keperawatan nyeri akut menurut SDKI didefinisikan sebagai
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Masalah Keperawatan Kasus: berdasarkan pengkajian, masalah perfusi perifer tidak
efektif timbul dikarenakan kondisi klien yang hamil sehingga terjadi kontraksi uterus
yang menyebabkan klien merasa kencang-kencang pada perut. Hal ini didukung
dengan DS Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng kenceng dan mules. DO :
Tampak menahan nyeri, P: Nyeri karena kontraksi kehamilan, Q: Semua area perut
terasa kencang, R: Area perut, S: Skala nyeri 3, T: kadang-kadang, TD:96/81 mmHg,
N: 84x/menit, RR: 20x/menit.
Intervensi: yang harus diimplementasikan pada Ny. S yaitu 1) Ajarkan teknik tarik
nafas dalam pada klien untuk mengurangi rasa nyeri. 2) Observasi : Skala nyeri, 3)
Edukasi penyebab nyeri. 4) Kolaborasi untuk tindakan persiapan persalinan.

35
5.2.4 Nausea
Definisi: diagnosa keperawatan Nausea menurut SDKI didefinisikan sebagai perasaan
tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapa
mengakibatkan muntah.
Masalah Keperawatan Kasus: berdasarkan pengkajian, masalah mual muncul
dikarenakan efek dari agen farmakologis. Kehamilan klien menyebabkan peningkatan
hormon HCG sehingga terjadi peningkatan tekanan gaster yang membuat klien
merasa mual saat meminum obat. Hal ini didukung dengan DS Ibu mengatakan mual
tiap kali setelah makan dan minum obat. DO : mual tanpa muntah
Intervensi yang harus diimplementasikan pada Ny. S yaitu 1) Anjurkan minum tablet
Fe dengan air jeruk. 2) Observasi : rasa mual, muntah. 3) Edukasi terkait fungsi obat.
4) Kolaborasi pemberian obat jika terjadi muntah berlebihan. 5) Anjurkan pasien
untuk makan pelan-pelan dengan porsi sedikit tapi sering. Menganjurkan keluarga
untuk memberikan makanan hangat dengan porsi sedikit tapi sering.
5.2.5 Resiko cedera janin
Definisi: diagnosa keperawatan Resiko cedera janin menurut SDKI didefinisikan
sebagai keadaan yang beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada janin
selama proses kehamilan dan persalinan.
Masalah Keperawatan Kasus: berdasarkan pengkajian, masalah resiko cedera janin
dapat terjadi karena ibu memiliki kelainan jantung dan anemia. Hal ini didukung
dengan DO : DJJ 148x/menit, Konjungtiva anemis, dan TD: 96/81 mmHg
Intervensi yang harus diimplementasikan pada Ny. S yaitu 1) Anjurkan klien untuk
mengkonsumsi tablet Fe dengan teratur 2) Observasi: DJJ, Tanda-tanda vital ibu,
tanda-tanda anemia, hasil lab HB untuk memantau keadaan janin dan ibu. 3) Edukasi
terkait penanganan anemia, pencegahan, dan cara mengkonsumsi tablet Fe. 4)
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait nutrisi selama kehamilan dan USG

36
BAB 6

PENUTUP

37

Anda mungkin juga menyukai