Disusun oleh :
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
Kepala Ruangan
Nuriyati, S.Kep.Ns
NIP. 196904151991032008
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
iii
DAFTAR ISI
(Lic, maaf ternyata aku juga lupa cara otomatis bikin daftar isi, kamu bikin secara
manual aja yaa)
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, jenis anemia yang
pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Anemia pada kehamilan merupakan
masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat,
dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia hamil
disebut “potentia danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak),
karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan pada lini terdepan. (Manuaba 1998)
Menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20% sampai 87% dengan
menetapkan Hb 11gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia
menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swie Tjiong menemukan angka anemia
kehamilan 3,8% pada trimester I, 13,6% trimester II, dan 24,8% pada trimester III. Pada
pengamatan ebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan anema yang diderita masyarakat
adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara
teratur dan peningkatan gizi. Selain itu didaerah pendesaan banya dijumpai ibu
hamildengan malnutrisi atau kekurangan gizi., kehamilan dan persalinan dengan jarak
yang berdekatan dan ibu hamil dnegan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi
rendah. (Manuaba 1998).
Data World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu di negara
berkembang beraitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi, dan perdaraahan akut, bahkan jarak
keduanya saling berinteraksi. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan
yang utama di negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-
rata kehamilan yang disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%.
Tingginya pravelensinya anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah
dihadapi pemerintah indonesia (Adawiyani, 2013).
Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2010
menyebutkan bahwa angka ematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 220 per 100.000
kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) tahun 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan
1
targt Milenium Developmen Goals(MDG’s) sebesa 102 per 100.000 kelahiran hidup
tahun 2015 (Kemenes RI, 2011).
Pravelensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil
menderita anemia. Anemia defisiensi besi dijumpai pada ibu hamil 40%. Ikatan Bidan
Indonesia (2000) untuk mendetesi anemia pada kehamilan dilakukan pemeriksaan kadar
Hb ibu hamil. Pemeriksaan dilakukan pertama sebelum minggu ke 12 dalam kehamilan
dan minggu e 28. Bila kadar Hb kurang dari 11gr% pada kehamilan dinyatakan anemia
dan harus diberi suplemen tablet zat besi (Fe) secara teratur 1 tablet/hari selama 90 hari.
Rumusan masalah yang penulis rumuskan dari proposal seminar kasus ini adalah
sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal seminar ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mengetahui secara menyeluruh konsep teori dan konsep asuhan keperawatan pada ibu
2. Tujuan Khusus
c. Menganalisa intervensi dan evaluasi keperawatan pada ibu hamil dengan anemia
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
1. Umur ibu
Ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu
74% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun yaitu 50,5%
menderita anemia.
Faktor umur merupakan faktor kejadian anemia pada ibu hamil.umur seorang
ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan
aman adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan diusia <20 tahun dan diatas 35 tahun
dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia <20 tahun secara biologis
3
belum optimal emosinya cendrung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah
mengalami keguncangan yang mengakibatan kurangnnya perhatian terhadap
pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia >35
tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit yang seing menimpa diusi ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu
pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia (Amirudin dan
Wahyuddin, 2004)
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahiran oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai resiko
mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan
kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbai untuk ibu dan untuk
janin yang dikandungnya. (Djalimus dan Herlina, 2008)
3. Jarak kehamilan
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal
ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi
belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. (
Wiknjosastro, 2005)
4. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang
diderita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai daerah pedesaan
dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak
yanng berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi
rendah. ( Amirudin dan Herlina 2004).
4
Anemia juga dapat digolongkan menjadi :
a. Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi)
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya
yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang
dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
b. Anemia megaloblastik (kekurangan vitamin B12)
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
5
2. Anemia Sedang : kelelahan, penurunan energi, kelemahan, sesak nafas ringan, tampak
pucat karena kekurangan oksigendalam jaringn tubuh (Atikah, 2011)
3. Anemia Berat : perubahan warna tinja, denyut nadi cepat, penurunan tekanan darah,
frekuensi nafas cepat, pucat / kulit dingin, pusing, sakit kepala dan nyeri dada,
sembeli, daya konsentrasinya menurun, rambut rontok dan memburuknya masalah
jantung (Proverawati, 2011).
Gejala yang khas pada anemia adalah kuku menjadi rapuhdan cekung mirip sendok
(koilorika) permukaan lidah menjadi licin karena peradangan pada sudut mulut dan nyeri
menelan. Gejala anemia pada ibu hamil yang paling sering dijumpai yaitu mata
berkunang – kunang, malasie. Di masyarakat gejala anemia dikenal 5 L yaitu Letih, Lesu,
Lemah, lelah dan lunglai
6
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi
11. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
12. TBC serum : meningkat (DB)
13. Feritin serum : meningkat (DB)
14. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
15. LDH serum : menurun (DB)
16. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
17. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas (AP).
18. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal:
peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
19. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI.
2.7 KOMPLIKASI
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai.
a. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus,
missed abortus dan kelainan kongenital.
b. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah
dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
c. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder,
janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan
karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri,
rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan
gangguan involusio uteri.
d. Pada bayi : IQ rendah, stunting, gangguan tumbuh kembang, GDD (Global
Development Delay)
8
3. Mengkonsumsi makanan tinggi zat besi : Bayam, Daging merah, Kacang merah,
Tomat, Telur.
4. Mengkonsumsi makanan tinggi protein : Telur, Kacang almond, Dada ayam,
Gandum, Keju cottage, Yogurt, Susu, Daging sapi, Ikan tuna, Udang.
BAB 3
3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, umur, (<20 tahun atau >35 tahun), jenis kelamin (perempuan), agama,
pendidikan (pendidikan rendah), suku bangsa (orang kulit hitam), pekerjaan
(wanita bekerja), alamat (daerah pertambangan/ beriklim hangat
2. Keluhan Utama
Merasa letih, mengantuk, kelelahan, pusing, kadang pinsan, nafsu makan
berkurang, perubahan kebiasaan tidur
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit jantung, terlalu sering melahirkan, infeksi kolera, penyakit ginjal, infeksi
malaria.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Hiperemesis gravidarum, perdarahan aktif, kurang gizi, infeksi malaria, penyakit
ginjal kronis, infeksi cacing tambang.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Faktor keturnan atau genetic berupa sel darah merah yang kecil sehingga tubuh
kekurangan sel darah merah (thalassemia)
6. Riwayat Obstetrikus
a) Riwayat Menstruasi
Menstruasi dapat menambah kehilangan darah setiap bulannya
b) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Sering melahirkan dan hamil maka makin besar kehilangan zat besi
c) Riwayat Kehamilan Sekarang
G (Gravida) – jumlah kehamilan
P (Para) – jumlah kelahiran bayi atau bayi telah mencapai titik mampu
bertahan hidup
9
A (Abortus) – bayi lahir sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan berat 500
gram
d) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) – Taksiran partus
e) Gerakan janin – ada pada kehamilan 16-20 minggu
f) Keluhan selama kehamilan: nyeri kepala, pusing, lemah, pucat, edema,
konstipasi, perdarahan, tidak nafsu makan
g) Obat-obatan yang digunakan selama kehamilan
h) Pendidikan kesehatan yang telah diterima
7. Riwayat Perkawinan
Berapa kali menikah, berapa lama menikah, status menikah sah atau tidak karena
mempengaruhi psikologis
8. Riwayat KB
a) Pil – dianjurkan untuk penderita anemia karena menstruasi lebih pendek dan
darah keluar sedikit
b) Suntik – dianjurkan karena menyebabkan amenore
c) Implant – menyebabkan perdarahan, menstruasi tidak teratur sampai
berkepanjangan serta nyeri kepala
d) AKDR – komplikasinya yaitu perdarahan atau gangguan mestruasi
9. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
a) Nutrisi – makanan yang disukai dan tidak, seberapa banyak dan sering
dikonsumsi
b) Eliminasi – frekuensi, jumlah, konsistensi BAB dan BAK sebelum hamil dan
selama hamil
c) Aktivitas – dianjurkan jalan waktu pagi
d) Istirahat – dianjurkan untuk meningkatkan istirahat
e) Personal hygiene – bagaimana kebiasaan dalam perawatan diri
f) Seksual – apakah ada aktivitas seksual yang cukup menggangu
g) Ibadah – bagaimana aktivitas keagamaan
10. Psikososial, Kultural, dan Ekonomi
a) Psikososial – respons seluruh keluarga terhadap kehamilan yang
mempengaruhi pola makan dan asupan nutrisi
b) Kultural – menentukan cara pemilihan tempat dan penolong persalinan
c) Ekonomi – pendidikan dan tingkat sosial ekonomi yang rendah
mempengaruhi anemia
10
11. Pengetahuan Ibu tentang bagaimana kehamilannya
12. Lingkungan yang berpengaruh – fasilitas MCK, wanita tinggal di dataran tinggi
cenderung Hb dan Hct meningkat, kamar yang sehat
3.4 Intervensi
12
RR normal (16- jantung
20x/menit) 5. Monitor abdomen sebagai
Tidak tampak kelelahan indicator penurunan
Peningkatan toleransi perfusi
aktivitas sehari hari 6. Monitor adanya dyspnea,
100x/menit)
3. Deficit nutrisi berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan 1. Observasi riwayat nutrisi
dengan faktor psikologis tindakan keperawatan termasuk makanan yang
(penurunan nafsu makan) selama 1x8 jam nutrisi disukai
13
terpenuhi 2. Observasi adanya alergi
Kriteria Hasil: makanan, berat badan
Asupan makanan klien, mukosa mulut,
adekuat turgor kulit, konjuntiva,
Ada peningkatan berat intake dan kalori
badan 3. Observasi aktivitas yang
Peningkatan fungsi biasa dilakukan
pengecapan dan 4. Observasi kadar protein
menelan total, albumi, Hb, Hct
malnutrisi nutrisi
14
15
WOC ANEMIA PADA KEHAMILAN
Kehamilan
Adanya kelainan jantung Metabolisme anaerob
Kekurangan zat besi, vitamin B12, asam folat
ASD SEKUNDUM L TO R SHUNT Penumpukan asam laktat
Produksi sel darah merah menurun
pada jaringan
↓ aliran darah ke jantung
Hemoglobin menurun Kelelahan
sebelah kanan
(KASUS OBSTETRI)
Jam : 09.00
No. RM :12.04.34x.xx
Pendidikan: SD Pendidikan:SD
Pekerjaan:IRT Pekerjaan:Swasta
17
Keluhan Utama:
ini:
G1P000
Usia KB/
Hamil Usia Jenis
Riwayat Obstetri
HAMIL INI
18
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
Genogram
: Klien
: Berhubungan
:Tinggal serumah
Mulut: mukosa bibir Kering__ ; lidah ___bersih__ ; gigi: Tidak ada caries gigi
Kepala dan leher
19
Jantung: Irama: reguler ; S1/S2: tunggal Nyeri dada:Tidak ada
Ginekologi:
Pembesaran: ada / tidak ; benjolan: ada / tidak , area: tidak ada
Ascites: ada / tidak ; Peristaltik:Tidak ada ; Nyeri tekan:Tidak ada
Luka:tidak ada ; Lain-lain: tidak ada
Prenatal dan Intranatal:
Inspeksi: Striae: ada ; Línea: línea nigra
Palpasi: Leopold I : TFU: 22cm
Perut (Abdomen)
Keputihan: tidak ada ; Perdarahan: tidak ada; VT: Ø tidak ada pembukaan; eff:
Genitalia
20
Kemampuan pergerakan: bebas / terbatas ; Kekuatan otot: 5-5-5-5
Refleks: Patella : Ada ; Tricep: Ada; Biceps : Ada ; Babinsky: Tidak ada
Tangan dan kaki
Lain-lain:CRT : 3 detik
Konsep diri tidak ada gangguan konsep tidak ada gangguan konsep
diri diri
21
Pengetahuan dan Perilaku Kontrasepsi:belum KB
Obat-obatan/Jamu:tidak ada
Lain-lain: pasien mengatakan tidak minum obat karena adanya kepercayaan tidak
dibolehkan minum obat saat hamil
Masalah keperawatan:Ketidakpatuhan
22
7. AV-VA concordance
8. Drainase vena pulmonalis normal
9. Tampak defek IAS (ASD DIAM 3,4 cm) dengan RIM Posterior 0,3 cm, RIM
anterior 0,8 cm dengan flow L to R Shunt (Qp/Qs 2,62)
10. Arkus aorta normal dikiri
Kesimpulan: ASD sekundium dengan flow L to R shunt
23
H. PEMERIKSAAN URINE LENGKAP : 18/12/2012
J. Hasil EKG
1. Normal sinus rhythm
2. Left axis deviation
3. T wave abnormality, consider anterior ischemia
4. Abnormal ECG
Terapi :
1. SF
2. Aspilet
3. Kalk
4. Asam folat 2x 400mg
5. Furosemide 4mg-0-0
24
10 Januari DS : Ibu mengatakan merasa Kehamilan Perfusi perifer
2019 lemas ↓ tidak efektif
Adanya kekurangan zat
DO : besi, vit B12 dan asam
1. TD:96/81 mmHg folat
2. N: 84x/menit ↓
3. Turgor kulit baik, Nampak Anemia
pucat di konjungtiva, kuku ↓
4. CRT: 3 detik Trasport O2 menurun
5. Akral teraba dingin, kering ↓
dan pucat Aliran O2 ke jaringan ↓
6. Hb : 8,9 g/dl ↓
Perfusi jaringan perifer
tidak efektif
25
10 Januari Ds:- Anemia dan Kelainan Resiko cedera
2019 Do: jantung janin
1. DJJ: 148x/menit ↓
2. Konjungtiva anemis Transport O2 menurun
3. TD: 96/81 mmHg ↓
Hipoksia jaringan
disekitar konsepsi janin
↓
Nekrosis jaringan
disekitar konsepsi
↓
Terdeteksi sebagai benda
asing
↓
Kontraksi uterus
↓
Vasokontriksi pembuluh
darah ke janin
↓
Hipoksia janin
↓
Resiko cedera janin
26
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RENCANA INTERVENSI
27
Kriteria hasil: (Sulfat Fosforus)
1.Status sirkulasi perifer: CRT <2detik, konjungtiva 4. Kolaborasi tindakan tranfusi darah jika diperlukan
ananemis, kuku tidak pucat
2.TTV dalam batas normal
TD: 120/80 mmHg
N: 60-100 x /menit
RR: 16-20x/menit
Suhu: 36,5-37,5’C
3. Hb dalam rentang normal (11,0-14,7g/dl)
Kamis/ 10 09.00 Diagnosa: Nausea berhubungan dengan efek agen 1. Ajarkan pasien menelan secara sadar dan nafas
Januari 2019 dalam untuk menekan refleks muntah
farmakologis ( Tablet Fe)
2. Anjurkan minum tablet Fe dengan air jeruk
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3. Ajarkan untuk membatasi minum 1 jam sebelum, 1
selama 1x24 jam mual mulai berkurang jam setelah, dan selama makan
Kriteria Hasil : 3. Observasi : rasa mual, muntah
4. Edukasi terkait fungsi obat dan penyebab mual
1. Frekuensi mual menurun
5. Kolaborasi pemberian obat jika terjadi muntah
2. Tidak ada muntah
berlebihan
3. Porsi makan habis
Kamis/10 09.00 Diagnosa: Ketidakpatuhan berhubungan dengan 1. Edukasi terkait pengobatan yang diberikan
januari 2019 2.Berikan dukungan emosi dan perasaan aman
kondisi penyakit kronis
terhadap pengobatan yang diberikan
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3. Berikan penguatan positif terhadap kepatuhan
untuk mendukung pengobatan yang diberikan
selama 1x24 jam masalah ketidakpatuhan dapat diatas
Kriteria hasil:
Perilaku pasien dapat mengikuti pengobatan
28
Kamis/ 10 09.00 Diagnosa: Resiko cedera janin berhubungan dengan 1.Anjurkan untuk mengkonsumsi tablet Fe dengan
Januari 2019 teratur
kelelahan
2.Observasi: DJJ, Tanda-tanda vital ibu, tanda-tanda
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan anemia, hasil lab HB
selama 3x24 jam tidak ada cedera janin 3. Berikan edukasi terkait penanganan anemia,
Kriteria Hasil : pencegahan, cara mengkonsumsi tablet Fe, dan
tanda bahaya kehamilan
1. DJJ normal (120-160x/menit)
4.Kolaborasi dengan ahli gizi terkait nutrisi selama
2. TTV ibu dalam batas normal
kehamilan dan USG
TD: 120/80 mmHg
N: 60-100 x /menit
RR: 16-20x/menit
Suhu: 36,5-37,5’C
3. Hb dalam rentang normal (11,0-14,7g/dl)
29
FORMAT IMPLMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung 10/01/2019 1. Mengajarkan teknik relaksasi 11/01/2019 S: Ibu mengatakan merasa lelah
berhubungan dengan tarik nafas dalam jika beraktifitas berat
kelainan jantung (ASD (10.20) 08.05
2. Menganjurkan untuk tidak O:
Sekundum L to R shunt)
(10.25) beraktifitas berlebihan dan cukup
tidur kurang lebih 8jam/hari 1. TTV:TD: 116/81 mmHg,
(10.05) N:88x/menit, S; 36,8’, RR:
3. Melakukan Observasi: status
20xmenit
sirkulasi, tingkat kesadaran, dan
Tanda-tanda vital 2. Tingkat kesadaran:
Hasil observasi (10.05) Composmetis
-Status sirkulasi: CRT: 3 detik,
3. Status sirkulasi: CRT 3 detik,
konjungtiva anemis, kuku pucat,
pasien nampak pucat,
wajah pucat, TD : 96/81mmHg,
konjungtiva anemis, kuku
Nadi: 84x/menit
pucat, wajah pucat, TD :
- Tanda tanda vital: TD: 96/81
116/81 mmHg, Nadi:
mmHg, N: 84x/menit, suhu : 36’,
88x/menit
(10.30) RR: 20x/menit
4. Memberikan edukasi terkait 4. Tingkat kesadaran:
tindakan yang diberikan Composmetis
A: Masalah penurunan curah
jantung teratasi sebagian
P: - Ajarkan teknik relaksasi tarik
30
nafas dalam
- Anjurkan untuk tidak
beraktifitas berlebihan dan
cukup tidur kurang lebih
8jam/hari
Perfusi perifer tidak efektif 10/01/2019 1. Menganjurkan untuk diet CKTP 11/01/2019 S: Ibu mengatakan badanya lemas
berhubungan dengan (cukup kalori tinggi protein), tinggi
penurunan konsentrasi Hb (10.10) vitamin C, dan tinggi zat besi 08.05 O:
2. Melakukan Observasi:status
(10.15) 1. Status sirkulasi perifer: CRT: 3
sirkulasi perifer dan tanda-tanda
vital detik, konjungtiva anemis,
Hasil observasi (10.05): kuku pucat, wajah pucat
(10.05) -Status sirkulasi perifer: CRT: 3
2. TTV : TD: 116/81 mmHg,
detik, konjungtiva anemis, kuku
N:88x/menit, S; 36,8’, RR:
pucat, wajah pucat 20xmenit
- Tanda tanda vital: TD: 96/81
mmHg, N: 84x/menit, suhu : 36’, A: Masalah perfusi perifer tidak
RR: 20x/menit efektif teratasi sebagian
P: - Anjurkan untuk diet CKTP
3. Memberikan edukasi terkait cara
(cukup kalori tinggi protein),
(10.20) minum tablet Fe dan SF (Sulfat
tinggi vitamin C, dan tinggi zat
Fosforus)
besi
-Berikan edukasi terkait cara
minum tablet Fe dan SF (Sulfat
Fosforus)
31
Nausea berhubungan 10/01/2019 1.Menganjurkan untuk makan 11/01/2019 S; Ibu mengatakan masih merasa
dengan efek agen sedikit tapi sering mual
farmakologis (10.05) 2. Menganjurkan minum tablet Fe 08.05
dengan air jeruk O:
(10.20)
3. Mengobservasi : rasa mual,
1. Tidak ada muntah
muntah
4. Memberikan edukasi terkait A: Masalah nausea belum teratsi
(10.25) fungsi obat
P: - Anjurkan untuk makan
sedikit tapi sering
-Anjurkan minum tablet Fe
dengan air jeruk
Ketidakpatuhan 10/01/2019 1. Memberikan edukasi terkait 11/01/2019 S; Klien mengatakan akan patuh
berhubungan dengan pengobatan yang diberikan terhadap pengobatan yang
kondisi penyakit kronis 11.00 2.Memberikan dukungan emosi dan 08.05 diberikan
perasaan aman terhadap pengobatan
yang diberikan O: -
3. Memberikan penguatan positif
A: Masalah ketidakpatuhan
terhadap kepatuhan untuk
teratasi
mendukung pengobatan yang
diberikan P: -
32
- Tanda tanda vital: TD: 96/81 2. DJJ: 143x/menit
mmHg, N: 84x/menit, suhu : 36’,
A: Masalah resiko cedera pada
RR: 20x/menit janin teratasi sebagian
3.Memberikan edukasi terkait
penanganan anemia, pencegahan, P:-Anjurkan untuk
cara mengkonsumsi tablet Fe, dan mengkonsumsi tablet Fe dengan
tanda bahaya kehamilan teratur
4.Melakukan kolaborasi untuk USG - Berikan edukasi terkait
penanganan anemia, pencegahan,
cara mengkonsumsi tablet Fe,
dan tanda bahaya kehamilan
33
BAB 5
PEMBAHASAN
34
Intervensi yang harus diimplementasikan pada Ny. S yaitu 1) Anjurkan untuk
painless labor, 2) Ajarkan teknik relaksasi, 3) Atur periode aktivitas dan istirahat 4)
Observasi: adanya nyeri dada, bunyi jantung, irama jantung, dan tanda-tanda vital,
balance cairan, 5) Edukasi terkait tindakan yang diberikan, 6) Kolaborasi pemberian
obat.
5.2.2 Perfusi perifer tidak efektif
Definisi: diagnosa keperawatan perfusi perifer tidaak efektif menurut SDKI
didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat
mengganggu metabolisme tubuh.
Masalah Keperawatan Kasus: berdasarkan pengkajian, masalah perfusi perifer tidak
efektif timbul dikarenakan proses penyakit Anemia yang menyebabkan jaringan
kekurangan O2. Hal ini didukung dengan DS Ibu merasa lemas. DO : TD 96/81
mmHg, Nadi 84x/menit, CRT 3 detik, Akral dingin kering pucat, Hb 8,9 g/dl.
Intervensi yang harus diimplementasikan pada Ny. S yaitu 1) Anjurkan klien
untuk diet CKTP (cukup kalori tinggi protein), tinggi vitamin C, dan tinggi zat besi.
2) Observasi: sirkulasi perifer (CRT, kondisi kulit), dan tanda-tanda vital, hasil lab
Hb. 3) Edukasi terkait cara minum tablet Fe. 4) Kolaborasi tindakan tranfusi darah
jika diperlukan.
5.2.3 Nyeri akut
Definisi: diagnosa keperawatan nyeri akut menurut SDKI didefinisikan sebagai
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Masalah Keperawatan Kasus: berdasarkan pengkajian, masalah perfusi perifer tidak
efektif timbul dikarenakan kondisi klien yang hamil sehingga terjadi kontraksi uterus
yang menyebabkan klien merasa kencang-kencang pada perut. Hal ini didukung
dengan DS Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng kenceng dan mules. DO :
Tampak menahan nyeri, P: Nyeri karena kontraksi kehamilan, Q: Semua area perut
terasa kencang, R: Area perut, S: Skala nyeri 3, T: kadang-kadang, TD:96/81 mmHg,
N: 84x/menit, RR: 20x/menit.
Intervensi: yang harus diimplementasikan pada Ny. S yaitu 1) Ajarkan teknik tarik
nafas dalam pada klien untuk mengurangi rasa nyeri. 2) Observasi : Skala nyeri, 3)
Edukasi penyebab nyeri. 4) Kolaborasi untuk tindakan persiapan persalinan.
35
5.2.4 Nausea
Definisi: diagnosa keperawatan Nausea menurut SDKI didefinisikan sebagai perasaan
tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapa
mengakibatkan muntah.
Masalah Keperawatan Kasus: berdasarkan pengkajian, masalah mual muncul
dikarenakan efek dari agen farmakologis. Kehamilan klien menyebabkan peningkatan
hormon HCG sehingga terjadi peningkatan tekanan gaster yang membuat klien
merasa mual saat meminum obat. Hal ini didukung dengan DS Ibu mengatakan mual
tiap kali setelah makan dan minum obat. DO : mual tanpa muntah
Intervensi yang harus diimplementasikan pada Ny. S yaitu 1) Anjurkan minum tablet
Fe dengan air jeruk. 2) Observasi : rasa mual, muntah. 3) Edukasi terkait fungsi obat.
4) Kolaborasi pemberian obat jika terjadi muntah berlebihan. 5) Anjurkan pasien
untuk makan pelan-pelan dengan porsi sedikit tapi sering. Menganjurkan keluarga
untuk memberikan makanan hangat dengan porsi sedikit tapi sering.
5.2.5 Resiko cedera janin
Definisi: diagnosa keperawatan Resiko cedera janin menurut SDKI didefinisikan
sebagai keadaan yang beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada janin
selama proses kehamilan dan persalinan.
Masalah Keperawatan Kasus: berdasarkan pengkajian, masalah resiko cedera janin
dapat terjadi karena ibu memiliki kelainan jantung dan anemia. Hal ini didukung
dengan DO : DJJ 148x/menit, Konjungtiva anemis, dan TD: 96/81 mmHg
Intervensi yang harus diimplementasikan pada Ny. S yaitu 1) Anjurkan klien untuk
mengkonsumsi tablet Fe dengan teratur 2) Observasi: DJJ, Tanda-tanda vital ibu,
tanda-tanda anemia, hasil lab HB untuk memantau keadaan janin dan ibu. 3) Edukasi
terkait penanganan anemia, pencegahan, dan cara mengkonsumsi tablet Fe. 4)
Kolaborasi dengan ahli gizi terkait nutrisi selama kehamilan dan USG
36
BAB 6
PENUTUP
37