Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

PADA NY. A USIA 27 TAHUN G1P0A0 UK 30-31 MINGGU


DENGAN ANEMIA SEDANG DIPUSKESMAS NOGOSARI
PERIODE 18 FEBRUARI – 02 MARET 2024

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

Dosen Pembimbing :

Susilawati, SST.,M.Kes

Disusun Oleh
1. Arifah Zannuba Chofsah (P17331201002)
2. Rachel Amabel Ornelia (P17331203028)
3. Elsa Triana Putri (P17331203035)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JEMBER

TAHUN 2024
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
PADA NY. A USIA 27 TAHUN G1P0A0 UK 30-31 MINGGU
DENGAN ANEMIA SEDANG DIPUSKESMAS NOGOSARI
PERIODE 18 FEBRUARI – 02 MARET 2024

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

Dosen Pembimbing :

Susilawati, SST.,M.Kes

Disusun Oleh
3. Arifah Zannuba Chofsah (P17331201002)
4. Rachel Amabel Ornelia (P17331203028)
3. Elsa Triana Putri (P17331203035)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JEMBER

TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KLINIK

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA NY. A USIA 27 TAHUN G1P0A0 UK 30-31 MINGGU
DENGAN ANEMIA SEDANG DIPUSKESMAS NOGOSARI
PERIODE 18 FEBRUARI – 02 MARET 2024

Oleh :
1. Arifah Zannuba Chofsah (P17331201002)
2. Rachel Amabel Ornelia (P17331203028)
3. Elsa Triana Putri (P17331203035)

Telah disetujui dan disahkan pada


tanggal : Jember, .................................

Pembimbing Praktik Pembimbing Akademik

Erwin Ursuliatin amd.keb Susilawati, SST., M.Kes.

NIP. 19770818 200701 NIP. 197412032002122002

Mengetahui,
Ketua Prodi Sarajana Terapan Kebidanan Jember

Susilawati, SST., M.Kes.


NIP. 197412032002122002
Menyetujui,
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kesempatan yang telah diberikan, sehingga Laporan PKK Fisiologis yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. A usia 27 Tahun G1P0A0 Uk 30-31 Minggu
dengan Anemia Sedang di Puskesmas Nogosari Kabupaten Jember Periode 19 Februari
s/d 2 Maret 2024” dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun dalam rangka
pemenuhan tugas laporan komprehensif praktik klinik kebidanan fisiologis yang
ditetapkan kepada mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Jember.
Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, antara lain:
1. Ibu Susilawati, SST., M.Kes. Selaku ketua prodi sarjana terapan kebidanan
jember
2. Ibu Susilawati, SST., M.Kes. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah
bersedia membimbing dari pendidikan.
3. Erwin Ursuliatin amd.keb. Selaku pembimbing klinik yang telah bersedia
membimbing di tempat praktek.
4. Serta berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan
laporan ini.
Penulis manyadari bahwa laporan asuhan kebidanan komprehensif ini masih
jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis.

Jember, 27 Februari 2024


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ibu hamil adalah orang yang sedang dalam proses kehamilan untuk melanjutkan
keturunan. Kehamilan merupakan masa kehidupan penting, seorang ibu hamil harus
mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan permasalahan pada
kesehatan ibu, bayi dan saat proses kelahiran, salah satunya yaitu anemia (Waryana,
2018). Anemia adalah suatu kondisi dimana sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin
tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Indikasi anemia adalah jika konsentrasi
hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl. Dampak dari anemia pada ibu hamil terjadi abortus,
persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi
infeksi, bayi lahir dengan berat rendah, pada ibu menjadi penyulit dalam persalinan,
kelainan bawaan dan risiko syok dalam persalinan (Tarwoto, 2017).

Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi anemia pada kehamilan


secara global mencapai 38,8% atau 32 juta wanita hamil mengalami anemia dan
prevalensi anemia selama kehamilan di Asia Tenggara mencapai 48,2%. Prevalensi
anemia pada ibu hamil di Indoensia berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, dengan
proporsi anemia pada ibu hamil di Indonesia dilaporkan sebesar 48,9% (Kemenkes RI.,
2018). Prevalensi Ibu Hamil yang Anemia di Kabupaten Klungkung adalah 7,4%, di
Kecamatan Nusa Penida adalah 7,0%, sedangkan di Puskesmas Nusa Penida III adalah
9,5% dari target tahun 2020 yaitu 45%.

Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi anemia pada kehamilan


secara global mencapai 38,8% atau 32 juta wanita hamil mengalami anemia dan
prevalensi anemia selama kehamilan di Asia Tenggara mencapai 48,2%. Prevalensi
anemia pada ibu hamil di Indoensia berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, dengan
proporsi anemia pada ibu hamil di Indonesia dilaporkan sebesar 48,9% (Kemenkes RI.,
2018). Prevalensi Ibu Hamil yang Anemia di Kabupaten Klungkung adalah 7,4%, di
Kecamatan Nusa Penida adalah 7,0%, sedangkan di Puskesmas Nusa Penida III adalah
9,5% dari target tahun 2020 yaitu 45%.

Etiologi terjadinya anemia pada ibu hamil antara lain status gizi dengan defisiensi zat
gizi, kurangnya zat besi dalam makanan, kebutuhan zat besi yang meningkat, kehilangan
darah yang banyak pada kasus perdarahan persalinan dan penyakit-penyakit kronis seperti
cacing usus, malaria, TBC dan lain-lain. Faktor predisposisi terbesar terjadinya anemia
adalah status gizi dengan defisiensi zat gizi (Proverawati, 2018).
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik
perumusan masalah dalam laporan presentasi kasus ini adalah “Bagaimana
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu Hamil anemia sedang di Puskesmas
Nogosari Kabupaten Jember Tahun 2024?”

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah :

• Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu yang mengalami anemia di


Puskesmas Nogosari Kabupaten Jember Tahun 2024.

• Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada ibu hamil anemia di Puskesmas
Nogosari Kabupaten Jember Tahun 2024
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada ibu hamil anemia di Puskesmas
Nogosari Kabupaten Jember Tahun 2024
c. Mampu melakukan analisis pada ibu Hamil anemia di Puskesmas Nogosari
Kabupaten Jember Tahun 2024
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada ibu Hamil anemia di Puskesmas Nogosari
Kabupaten Jember Tahun 2024
e. Mampu melakukan evaluasi pada asuhan ibu hamil anemia ddi Puskesmas Nogosari
Kabupaten Jember Tahun 2024

1.4 Manfaat

Manfaat yang akan didapatkan dari adanya Laporan ini ialah :


1. Bagi Mahasiswa Manfaat yang dapat diambil dari laporan ini adalah
mahasiswa menjadi mengerti dan paham tentang Anemia sedang pada ibu
hamil.
2. Bagi Penulis Hasil pembuatan laporan ini diharapkan dapat memberikan
kesempatan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Anemia
sedang pada ibu hamil.
3. Bagi Masyarakat Diharapkan laporan ini dapat memberikan pengetahuan bagi
masyarakat umum tentang Anemia sedang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Anemia

2.1.1 Definisi Anemia

Anemia adalah suatu penyakit kekurangan sel darah merah (WHO,


2011). Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila kadar hemoglobin
ibu kurang dari 11g/dl pada trimester satu dan tiga, serta kurang dari 10,5
g/dl pada trimester kedua (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2013). Ada beberapa tingkatan anemia ibu hamil yang dialami ibu hamil
menurut WHO (2011), yaitu:

a. Anemia ringan: anemia pada ibu hamil disebut ringan apabila


kadar hemoglobin ibu 10,9 g/dl sampai 10g/dl.
b. Anemia sedang: anemia pada ibu hamil disebut sedang apabila
kadar hemoglobin ibu 9,9g/dl sampai 7,0g/dl.
c. Anemia berat: anemia pada ibu hamil disebut berat apabila
kadar hemoglobin ibu berada dibawah 7,0g/dl.
2.1.2 Penyebab Anemia

d. Penyakit infeksi
Perdarahan patologis akibat penyakit atau infeksi parasit
seperti cacingan dan saluran pencernaan juga berhubungan positif
terhadap anemia. Darah yang hilang akibat infestasi cacing
bervariasi antara 2-100cc/hari, tergantung beratnya infestasi.
Anemia yang disebabkan karena penyakit infeksi, seperti seperti
malaria, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan cacingan
terjadi secara cepat saat cadangan zat besi tidak mencukupi
peningkatan kebutuhan zat besi (Listiana, 2016). Kehilangan besi
dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit seperti cacing
tambang, Schistoma, dan mungkin pula Trichuris trichura. Hal ini
lazim terjadi di negara tropis, lembab serta keadaan sanitasi yang
buruk. Penyakit kronis seperti ISPA, malaria dan cacingan akan
memperberat anemia. Penyakit infeksi akan menyebabkan
gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu menghilangkan bahan
makanan melalui muntah-muntah dan diare serta dapat
menurunkan nafsu makan. Infeksi juga dapat menyebabkan
pembentukan hemoglobin (hb) terlalu lambat. Penyakit diare dan
ISPA dapat menganggu nafsu makan yang akhirnya dapat
menurunkan tingkat konsumsi gizi (Listiana, 2016).
e. Umur
Ibu yang berumur dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
lebih rentan menderita anemia hal ini disebabkan oleh faktor fisik
dan psikis. Wanita yang hamil di usia kurang dari 20 tahun
beresiko terhadap anemia karena pada usia ini sering terjadi
kekurangan gizi. Hal ini muncul biasanya karena usia remaja
menginginkan tubuh yang ideal sehingga mendorong untuk
melakukan diet yang ketat tanpa memperhatikan keseimbangan
gizi sehingga pada saat memasuki kehamilan dengan status gizi
kurang. Sedangkan, ibu yang berusia di atas 35 tahun usia ini
rentan terhadap penurunan daya tahan tubuh sehingga
mengakibatkan ibu hamil mudah terkena infeksi dan terserang
penyakit (Herawati dan Astuti, 2010). Ibu hamil pada umur muda
atau di bawah 20 tahun perlu tambahan gizi yang banyak, karena
selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya
sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung.
Ibu hamil dengan umur yang tua di atas 35 tahun perlu energi yang
besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan
diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan
energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang
berlangsung (Kristiyanasari, 2010).
f. Status gizi
Melorys dan Nita (2017) menyebutkan dalam penelitiannya
bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil. Kekurangan gizi tentu saja akan
menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Kekurangan
gizi dapat menyebabkan ibu menderita anemia, suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat,
sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Oleh karena itu, pemantauan gizi ibu hamil sangat
penting dilakukan.
• Tinggi badan
Tinggi badan dapat dijadikan sebagai salah
satu syarat status gizi ibu hamil disebut baik. Tinggi
badan ibu hamil dianggap memenuhi syarat, apabila
memiliki tinggi minimal 145 cm.
• Berat badan
Pertambahan berat badan secara teratur
selama kehamilan yang tercatat dan
membandingkan hal tersebut dengan berat badan
sebelum hamil adalah salah satu metode untuk
mengetahui atau memantau status gizi seorang ibu
hamil. Kenaikan berat badan yang ideal selama
kehamilan adalah 10kg hingga 12kg dengan
perhitungan pada trimester pertama kenaikan
kurang lebih satu kilogram, trimester kedua kurang
lebih tiga kilogram dan trimester tiga kurang lebih
enam kilogram. Ibu hamil yang dapat mencapai
kenaikan berat badan tersebut ibu dapat dikatakan
memiliki status gizi yang baik.
• Lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
kekurangan energi kronis wanita usia subur. Wanita
usia subur adalah wanita dengan usia 15 sampai
dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil,
ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS).
Ambang batas LILA wanita usia subur (WUS)
dengan resiko kekurangan energi kronis (KEK)
adalah 23,5cm, yang diukur dengan menggunakan
pita ukur.
• Gizi atau nutrisi ibu hamil
Gizi pada masa kehamilan sangat penting,
bukan saja karena makanan yang diperoleh
mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi, tetapi juga
berpengaruh saat menyusui nanti. Kebutuhan energi
untuk kehamilan yang normal memerlukan kira-kira
80.000 kalori selama kurang lebih 280 hari.

2.1.3 Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan

Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh


karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan
meningkat sekita 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali
normal pada 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume
plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi
aldesteron (Rukiyah, 2010).

Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim


disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah
menjadi kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga
terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:
plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis,
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang
semakin berat dengan adanya kehamilan (Manoe, 2010).
2.1.4 Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998),


adalah sebagai berikut:

1. Anemia Defisiensi Zat Besi


Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak
hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero
sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60
mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini
program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan
akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit
saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro,
2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran
sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada
gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba,
2001). Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat
dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan
cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan
mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan
Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil
pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkancsebagai berikut:
1) Hb 11 gr% Tidak anemia
2) Hb 9-10 gr%: Anemia ringan
3) Hb 7-8 gr%: Anemia sedang
4) Hb < 7 gr%: Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai
800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan
untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk
meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg
lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu
hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8-10 mg zat
besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan
dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi
sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan
untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik Anemia yang disebabkan oleh karena
kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15-30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang.
membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah
anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan,
kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-
organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas
dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis
obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah
berulang dapat membantu penderita ini.
2.1.5 Tanda dan Gejala Anemia pada Ibu Hamil

Gejala anemia pada kehamilan yaitu:

 Ibu mengeluh cepat lelah,


 Sering pusing
 Mata berkunang-kunang
 Malaise,
 Lidah luka,
 Nafsu makan turun (anoreksia),
 Konsentrasi hilang,
 Nafas pendek (pada anemia parah); dan
 Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil

2.1.6 Dampak Anemia pada Kehamilan

Menurut Proverawati (2009) dampak anemia pada kehamilan


sampai pasca persalinan adalah:

a. Trimester Pertama
Abortus, missed abortus, dan kelainan congenital.
b. Trimester Kedua dan Trimester III
Persalinan premature, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan
janin dalam Rahim, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Proverawati,
2009). Bahaya anemia dapat menyebabkan terjadinya partus
premature, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin
dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosisdan
mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu
(Mansjoer, 2008).
c. Saat Inpartu
Gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia,
persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gangguan
perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Proverawati, 2009).
d. Pascapartus
Antonia uteri menyebabkan perdarahan, retensic plasenta, perlukaan
sukar sembuh, mudah terjadi perperalis, gangguan involusi uteri,
kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi peurperalis, gestrosis)
(Proverawati, 2009).
1.2 Konsep Kehamilan
2.2.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap


wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, jika telah mengalami
menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang
organ reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinannya terjadi
kehamilan. Apabila kehamilan direncanakan, akan memberi rasa
bahagia dan penuh harapan, tetapi di sisi lain diperlukan kemampuan
bagi wanita untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi selama
kehamilan, baik perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis
(Fatimah, 2018). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi.kehailan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 7
bulan,kehamilan terbagi menjadi 3 trimester dimana trimester satu
berlangsung dalam 12 minggu trimester kedua 28 minggu dan trimester
ketiga 40 minggu (Walyani,2015). Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama di
mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke 4
sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari ke 7 sampai 9 bulan. (Sarwono,
2012). Dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses
penyatuan sel telur dan sperma yang kemudian tertanam (terjadi nidasi)
dan lamanya kehamilan sejak proses penyatuan hingga lahirnya bayi
berlangsung dalam waktu 40 minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir sampai dengan lahirnya janin (persalinan).
2.2.2 Perubahan Fisiologis TM III

Perubahan fisiologis pada ibu TM III yaitu:


a. Rahim atau Uterus Rahim atau uterus yang semula besarnya
sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan
hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan
(Manuaba,2017).
b. Sistem Traktus Uranius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan
mulai tertekan kembali.
c. Sistem Respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ±6 cm, tetapi
tidak mencukupi penurunan kapasitas residu funsional dan volume
residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ±4 cm selama
kehamilan.
d. Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan berat badan
dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg.
e. Sistem Muskuloskeletal
Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis
menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi
sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya,
yang diperkirakan karena pengaruh hormonal.
e. Payudara
Selama kehamilan payudara bertambah besar dan kolustrum mulai
keluar, Pada dinding perut pembesaran rahim menimbulkan
pereganggan dan menyebabkan perobekan selaput elastis dibawah kulit
sehingga timbul strie gravidarum, pada trimester ini kadang kadang ibu
mengalami kesulitan pencernaan seperti sembelit, Bengkak pada kaki
dan kelelahan (Yulifah, 2011). Pada TM III suatu cairan bewarna
kekuningan yg di sebut kolostrum dapat keluar yang berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Penungkatan prolaktim
akan meransang sintesis laktosa yang akan meningkatkan produksi air
susu. Aerola akan lebih besar dan kehitaman dan cenderung menonjol
keluar.
2.2.3Perubahan psikologis TM III
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan
waspada karena pada saat itu ibu tidak sabar menunggu
kehadiran bayinya ke dunia. Gerakan bayi dan semakin
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan
akan bayinya. Kadang-kadang ibu juga merasakan khawatir
bahwa bayinya lahir sewaktu-waktu. Hal ini menyebabkan
ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala terjadinya persalinan pada ibu (Elisabeth, 2015).
Sering kali ibu juga merasa khawatir atau takut kalau
bayi yang akan dilahirkannya nanti tidak normal. Kebanyakan
ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
waktu melahirkan. Rasa yang tidak nyaman akibat kehamilan
timbul kembali dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan
jelek (Rismalinda, 2015).
Selain hal tersebut, ibu merasa sedih karena akan
berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterima selama kehamilan. Pada trimester ini, ibu
memerlukan ketenangan dan dukungan baik dari suami,
keluarga, dan bidan. Trimester ini juga merupakan periode
persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua
(Kusmiyati, 2017).
2.2.4 Kebutuhan fisiologi ibu hamil TM III

Sasaran asuhan antenatal ialah meminimalkan setiap efek yang


berpotensi membahayakan perempuan hamil dan bayinya,
dengan memenuhi kebutuhan ibu hamil, baik fisik maupun
psikologisnya (Asrinah, dkk. 2016). Berikut kebutuhan dasar
ibu hamil, yaitu:
a. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteronselama kehamilan
mempengaruhi pusat pernapasan, CO2 menurun dan
O2 meningkat, O2 meningkat, akan bermanfaat bagi
janin. Kehamilan menyebabkan hiperventilasi, di
mana keadaan CO2 menurun. Pada trimester III, janin
membesar dan menekan diafragma, menekan vena
cava inferior, yang menyebabkan napas
pendekpendek (Asrinah, dkk. 2016).
b. Nutrisi
 Kalori Jumlah kalori yang di perlukan ibu hamil
setiap harinya adalah 2500 kalori. Jumlah kalori
yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas,
dan ini merupakan factor predisposisi atas
terjadinya preeklamsia. Total pertambahan berat
badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama
hamil (Asrinah, dkk. 2016).
 Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil
adalah 85 gram per hari. Sumber protein tersebut
bisa diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
(kacangkacangan) atau hewani (ikan, ayam,
keju, susu,telur). Defisiensi protein dapat
menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan
edema (Asrinah, dkk. 2016).
 Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg per
hari. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan
janin, terutama bagi pengembangan otot dan
rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh
adalah susu, keju, yoghurt, dan kalsium
karbonat. Defisiensi kalsium dapat
mengakibatkan riketsia pada bayi atau
osteomalasia (Asrinah, dkk. 2016).
c. Zat besi
Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan
jumlah 30 mg per hari terutama setelah trimester
kedua. Bila tidak ditemukan anemia pemberian besi
per minggu telah cukup. Zat besi yang diberikan bisa
berupaferrous gluconate, ferrous fumarate atau
ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil
dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi
(Asrinah, dkk. 2016).
d. Asam folat Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu
hamil sebesar 400 mikro gram per hari. Kekurangan
asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik
pada ibu hamil (Asrinah, dkk. 2016).

6) Air Air berfungsi untuk membantu


sistem pencernaan makanan dan
membantu proses transportasi. Selama
hamil, terjadi perubahan nutrisi dan cairan
pada membrane sel. Air menjaga
keseimbangan sel darah, getah bening, dan
cairan vital tubuh lainnya. Air menjaga
keseimbangan suhu tubuh, karena itu
dianjurkan untuk minum 6-8 gelas (1500-
2000 ml) air, susu, dan jus tiap 24 jam.
Sebaiknya membatasi minuman yang
mengandung kafein seperti teh, coklat,
kopi dan minuman yang mengandung
pemanis buatan (sakarin) karena bahan ini
mempunyai reaksi silang terhadap plasenta
(Asrinah, dkk. 2016).

d. Personal hygiene (kebersihan pribadi) Kebersihan


tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan
anatomi pada perut, area genitalia/ lipat, dan payudara
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih
lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme.
Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat
mandi tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan
melakukan vaginal doueche.
Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan
perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena saat
hamil, biasanya terjadi pengeluaran secret vaginal
yang berlebihan. Selain mandi, mengganti celana
dalam secara rutin minimal sehari dua kali sangat
dianjurkan (Asrinah, dkk. 2016).
d. Pakaian Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu
hamil (Asrinah, dkk. 2016):
1) Pakaian harus longgar,bersih,dan tidak ada ikatan yang
ketat di daerah perut.
2) Bahan pakaian usahakan yang mudah murah menyerap
keringat.
3) Pakailah bra yang menyokong payudara.
4) Memakai sepatu dengan hak rendah.
5) Pakaian dalam harus selalu bersih.
e. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil
berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering
BAK. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh
hormone progesterone yang mempunyai efek rileks
terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu,
desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan
tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika
lambung dalam keadaan kosong meminum air putih
hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat
merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah
mengalami dorongan, segeralah untuk buang air besar
agar tidak terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang
umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester
I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini
terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran
uterus yang mendesak kantong kemih sehingga
kapasitasnya berkurang, sedangkan pada trimester III
terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan
desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi
asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat
tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi
(Asrinah, dkk. 2016).
f. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang
selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini
(Asrinah, dkk. 2016):
1) Sering abortus dan kelahiran prematur.
2) Perdarahan pervaginam.
3) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama
pada minggu pertama kehamilan.
4) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena
dapat menyebabkan infeksi janin intra uteri.
g. Mobilisasi, bodi mekanik
Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang
punggung bertambah lordosis, karena tumpuan tubuh
bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika
tidak hamil. Keluhan yang sering muncul dari perubahan ini
adalah rasa pegal di punggung dank ram kaki ketika tidur
malam. untuk mencegah dan mengurangi keluhan ini,
dibutuhkan sikap tubuh yang baik (Asrinah, dkk. 2016).
1) Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/ tanpa hak dan
jangan terlalu sempit.
2) Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam
keadaan tegak lurus dan pastikan beban terfokus pada
lengan.
3) Tidur dengan posisi kaki ditinggikan.
4) Duduk dengan posisi punggung tegak.
5) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi
secara bergantian untuk mengurangi ketegangan otot).
h. Exercise/ senam hamil
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun
dengan melakukan senam hamil akan banyak member manfaat
dalam membantu kelancaran proses persalinan, antara lain
dapat melatih pernapasan, relaksasi, menguatkan otot-otot
panggung dan perut, serta melatih cara mengejan yang benar.
Tujuan senam hamil yaitu member dorongan serta
melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap, agar ibu
mampu persalinan dapat berjalan lancar dan mudah (Asrinah,
dkk. 2016). Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur:
1) Memperbaiki sirkulasi darah.
2) Mengurangi pembengkakan.
3) Memperbaiki keseimbangan otot.
4) Mengurangi risiko gangguan gastro intestinal termasuk
sembelit.
5) Mengurangi kram/ kejang kaki.
6) Menguatkan otot perut.
7) Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.
Senam hamil pada kehamilan normal dilakukan atas
nasihat dari dokter/ bidan, dan dapat dimulai pada kehamilan
kurang dari 16-38 minggu. Ibu hamil bisa mengikuti kelas
senam hamil yang disediakan difasilitas kesehatan dengan
instruktur yang bersertifikat. Pelaksanaan senam sedikitnya
seminggu sekali dan menggunakan pakaian yang sesuai dan
longgar lakukan selalu pemanasan dan pendinginan setiap kali
senam. Intensitas senam harus disesuaikan dengan kondisi
tubuh. Bila di lantai, gunakan kasur atau matras saat
melakukan senam. Jangan mendadak berdiri saat usai senam,
tetapi lakukan perlahan untuk menghindari pusing (Asrinah,
dkk. 2016).
i. Istirahat/ tidur
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya
beban berat pada perut, terjadinya perubahan sikap tubuh. Tidak
jarang ibu akan mengalami kelelahan. Oleh karena itu istirahat
dan tidur sangat penting bagi ibu hamil.
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat,
terutama saat hamil tua. Posisi berbaring miring di anjurkan
untuk meningkatkan perfusi uterin dan oksigenasi fetoplasental.
Selama periode istirahat yang singkat, seorang perempuan bisa
mengambil posisi telentang kaki disandarkan pada tinggi
dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan
mengurangi edema kaki serta varises vena.
j. Persiapan Laktasi
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir
sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat di
perlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi
dan membuka duktus sinus laktiferus, Sebaiknya di lakukan
secara hati-hati dan benar, karena pengurutan keliru bisa
dapat menimbulkan kontraksi pada rahim, sehingga terjadi
kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan
uterotonika asuhan lembut setiap hari pada aerola dan puting
susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area
tersebut. Untuk sekresi yang mengiringi pada puting susu,
lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran
gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif,
dan menjadi lebih besar, sebaiknya gunakan penopang
payudara yang sesuai (brassiere) (Asrinah, dkk. 2016).
k. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk persalinan
adalah sebagai berikut (Asrinah, dkk. 2016):
1) Biaya Pendanaan yang memadai perlu direncanakan jauh
sebelum masa persalinan tiba. Dana bisa didapatkan dengan
cara menabung, dapat melalui arisan, tabungan ibu bersalin
(tabulin), atau menabung di bank.
2) Penentuan tempat serta penolong persalinan
3) Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan
jika terjadi komplikasi yang membutuhkan rujukan
4) Baju ibu dan bayi serta perlengkapan lainnya
5) Surat-surat fasilitas kesehatan (misalnya ASKES, jaminan
kesehatan dari tempat kerja, kartu sehat, dan lain-lain
6) Pembagian peran ketika ibu berada di RS (ibu dan mertua, yang
menjaga anak lainnya, jika bukan persalinan yang pertama)
Selain beberapa hal di atas, yang tak kalah penting untuk di
persiapkan dari ibu adalah pemahaman tanda-tanda pasti
datangnya persalinan (Asrinah, dkk. 2016).
Selain beberapa hal di atas, yang tak kalah penting untuk di persiapkan
dari ibu adalah pemahaman tanda-tanda pasti datangnya persalinan
(Asrinah, dkk. 2016).
1) Rasa sakit atau mulas di perut, dan menjalar ke perut bagian
bahwa sampai ke pinggang bagian belakang yang di sebut sebagai
kontraksi. Kontraksi ini terjadi secara teratur dan semakin lama dan
semakin sering. Intensitas yang mengikat minimal tiga kali dalam
10 menit, dengan durasi 30-40 detik.
2) Adanya pengeluaran pervaginam, berupa sekret yang
berwarna merah muda disertai lendir.
3) Kadang dijumpai pengeluaran air ketuban yang terjadi secara
spontan (selaput ketuban pecah), dengan ciri-ciri keluarnya air
ketuban seketika dalam jumlah banyak, atau keluarnya air ketuban
sedikit-sedikit tetapi dalam waktu yang lama. Ini disebut sebagai
ketuban rembes karena selaput ketuban robek. Perlu ditekankan
pada ibu dan keluarga untuk mampu membedakan antara
pengeluaran air seni dan air ketuban karena perbedaan
konsistensinya sangat tipis, terutama jika air ketuban sudah terserap
dalam kain.
Persiapan persalinan lain yang juga perlu diperhitungkan adalah
transportasi, misalnya jarak tempuh dari rumah dan tujuan
membutuhkan waktu beberapa lama, jenis alat transportasi, sulit
atau mudahnya lokasi ditempuh. Semua ini akan mempengaruhi
cepat lambatnya pertolongan yang di berikan. Untuk mengurangi
kecemasan dari sisi sosial ekonomi, disarankan keluar sudah
mengikuti kelas menjadi orang tua mulai trimester I, II, III
(Asrinah, dkk. 2016).
l. Memantau kesejahteraan janin
Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau
secara terus menerus agar bila ada gangguan kandungan akan
bisa segera terdeteksi dan ditangani. Salah satu indikator
kesejahteraan janin yang dapat di pantau sendiri oleh ibu
adalah gerakannya dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24
jam minimal sebanyak 10 kali. Gerakan ini di rasakan dan di
hitung oleh ibu sendiri yang di kenal dengan menghitung
gerakan 10. Selain dihitung secara manual, gerakan janin
dapat di pantau melalui sebuah metode yang di sebut Non-
Stres Test (NST), dengan cara elektroda ditempelkan di perut
ibu, yang dihubungkan dengan monitor, sehingga setiap ada
gerakan janin akan muncul suatu grafik yang tergambar jelas
di layar monitor (Asrinah, dkk. 2016).

2.2.5 Kebutuhan psikologis ibu hamil TM III


Menurut (Megasari, 2015) kebutahan psikologis ibu hamil antara lain :
1. Suport keluarga Memberikan dukungan berbentuk perhatian,pengertian, kasih
sayang pada wanita dari ibu, terutama dari suami, anak jika sudah mempunyai
anak dan keluarga-keluarga dan kerabat.hal ini membantu untuk ketenangan
jiwa.
2. Suport tenaga kesehatan Memberikan pendidikan,pengetahuan dari awal
kehamilan sampai akhir kehamilan yang berbentuk konseling,penyuluhan,dan
pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya.
3. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan Menurut (Romauli, 2016)
mengungkapkan bahwa orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil
biasanya ialah suami.wanita hamil yang diberi perhatian dan kasih sayang
oleh suami menunjukan lebih sedikait gejala emosi dan fisik,lebih sedikit
komlplikasi persalinan dan lebih mudah melakukan penyesuain selama masa
nifas.
4. Persiapan menjadi orang tua Menurut (Romauli, 2016) mengungkapkan
bahwa persiapan orang tua harus di persiapkan karena setelah bayi lahir
banyak perubahan peran yang terjadi,mulai dari ibu,ayah dan keluarga.
Pendidikan orang tua adalah sebagai proses pola untuk membantu orang tua
dalam perubahan dan peran ibu hamil.

2.2.6 Tanda bahaya TM III


Menurut (Romauli, 2016) Tanda bahaya yang dapat terjadi pada ibu
hamil trimester III yaitu:
a. Perdarahan pervaginam.
b. Solusio Plasenta.
c. Plasenta Previa.
d. Gerakan janin tidak terasa.
e. Nyeri perut yang hebat.
f. Keluar Air Ketuban Sebelum
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN TEORI

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN DENGAN ANEMIA SEDANG


Ny… G..P..A.. Usia Kehamilan ... Minggu dengan ……

Tanggal/waktu Pengkajian : Menunjukkan tanggal dan waktu dilakukannya


pengkajian
Tempat Pengkajian : Menunjukkan tempat dilaksanakannya pengkajian
Pengkaji : Menunjukkan siapa yang melakukan pengkajian

A. Data Subjektif
1. Identitas
Identitas yang terdiri dari
Nama istri : Memudahkan dan menghindari kesalahan pasien
Umur : Jika < 16 tahun atau > 35 tahun akan membuat wanita
rentan
terhadap sejumlah komplikasi (Varney,2007).
Agama : Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut
Suku/bangsa : Berpengaruh pada adat istiadat atau
kebiasaan
seharihari, sehingga memberikan pelayanan dapat
disesuaikan dengan suku serta kebiasaan yang ada
(Sulistyawati, 2009).
Pendidikan : Dimana akan berpengaruh dalam tindakan kebidanan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya, serta pekerjaan yang digunakan
untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut
Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi
Alamat : Untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitar pasien
2. Keluhan Utama
Untuk mengatahui apa yang pasien rasakan sehingga pasien datang untuk
melakukan pemeriksaan seperti pusing, mual, lemas.
3. Riwayat Kesehatan
Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu dan keluarga saat ini dan dulu
seperti penyakit menular (HIV/AIDS, Hepatitis), menurun (DM, Hipertensi,
asma), sistematik (jantung, asma, ginjal).
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk wanita
indonesia pada usia 12-16 tahun
Siklus : Jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya dalam hitungan hari biasanya sekitar 23-32 hari.
HPHT : Mengetahui hari pertama haid terakhir dan menentukan umur
Kehamilan (Varney, 2007).
HPL : Mengetahui Hari Perkiraan Persalinan (Varney, 2007).
5. Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui apakah ada penyulit pada persalinan dan kehamilan
sebelumnya

Kehamilan Persalinan Anak Nifas Laktasi


L T H
K la Ko Jen Tm Ko BB/T Usi Ko La Ko La Ko
Pnlg / / /
e ma mp is pt mp B a mp ma mp ma mp
P G M
6. Riwayat Kehamilan
Menurut Varney (2006) riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi
komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan
yang dialami klien sejak haid terakhir (HPHT).
a. Tempat ANC : Posyandu/BPS/Puskesmas/Rumah Sakit
b. Berapa Kali ANC : Untuk mengetahui banyaknya periksa hamil
Trimester jumlah Kunjungan minimal waktu kunjungan yang
dianjurkan
 Trimester I 1 x Sebelum minggu ke 16
 Trimester II 1 x Antara minggu ke 24-28
 Trimester III 2 x Antara minggu ke 30-32, Antara minggu ke 36-38
c. Petugas ANC :Tenaga Kesehatan (dokter, bidan)
d. Imunisasi TT :Untuk mengetahui status TT Ibu.
7. Riwayat KB
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang pernah
digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir dengan
kehamilan.
8. Riwayant Imunisasi TT
Untuk mengetahui sudah berapa kali ibu melakukan imunisasi TT
9. Pemenuhan Kebutuhan Sehari hari
a. Pola Nutrisi
Untuk megetahui nutrisi apa saja yang dikonsumsi oleh ibu, makanan dan
minuman apa saja yang dianjurkan, frekuensi dan porsi makannya.
b. Pola Eliminasi
Untuk mengetahui frekuensi BAK dan BAB
c. Pola Istirahat
Untuk Mengetahui bagaimana pola Istirahat ibu
d. Personal Hygiene
Untuk Mengetahui kebersihan ibu dan cara ibu menjaga kebersihan
dirinya.
10. Riwayat Psikologi
Perubahan yang terjadi pada ibu, periode penantian dengan penuh
kecamasan, kewaspadaan, ketakutan, kebahagiaan. Dibutuhkan dukungan,
arahan, saran, untuk memberi ketenagan pada Ibu
B. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum yang meliputi kesadaran yaitu composmentis, tanda
vital yang terdiri dari tekanan darah yaitu 110/70-120/80 mmHg atau <
140/90 mmHg (Salmah, 2006), nadi yaitu 60-100 x/menit, suhu tubuh
yaitu 36,5-37,5ºc, pernapasan yaitu 16-20 x/menit (Varney,2010)
b. Pemeriksaan antropometri terdiri dari berat badan sebelum hamil dan
berat badan saat ini, dimana berat badan ditimbang untuk memperoleh
kenaikan berat badan total selama hamil, pertambahan berat badan lebih
dari 15 kg dapat diindikasikan bahwa ibu mengalami preeklamsi berat,
diabetes melitus. Kenaikan BB wanita hamil selama kehamilan adalah
sekitar 10- 12 kg. Kenaikan BB selama trimester 1 minimal 0,7-1,4 kg,
kenaikan BB selama trimester II 4,1-7 kg, kenaikan BB selama trimester
III 9,5 kg. Kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya
dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya (Pantikawati dan
Saryono, 2015).dan janin mengalami makrosomia, untuk tinggi badan
yaitu ≥ 145cm, bila kurang dicurigai terjadi kesempitan panggul, untuk
lingkar lengan yaitu ≥ 23,5 cm, ukuran lila tidak boleh kurang dari 23,5
cm, bila kurang berarti status gizi buruk (Varney,2010).
c. Pemeriksaan fisik
 Kepala dan leher, meliputi: tidak edema wajah, cloasma gravidarum,
mata (kelopak mata pucat, warna sklera),
 Mulut (rahang pucat, kebersihan, keadaan gigi (karies, karang, tonsil),
 Leher (pembesaran kelenjar tiroid, pembuluh limfe)
 Payudara, meliputi: bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi aerola,
keadaan puting susu, kolostrum atau cairan lain, retraksi, massa dan
pembesaran kelenjar limfe.
 Abdomen, meliputi: adanya hiperpigmentasi (linea nigra, striae
gravidarum), TFU dengan tangan jika usia kehamilan lebih dari 12
minggu, dan dengan pita ukuran jika usia kehamilan lebih dari 22
minggu. Palpasi abdomen untuk mengetahui letak, presentasi, posisi
(usia kehamilan lebih dari 28 minggu) dan penurunan kepala janin
(usia kehamilan lebih dari 36 minggu), DJJ janin dengan fetoskop
jika usia kehamilan lebih dari 18 minggu. Pemeriksaan palpasi
dengan cara leopold menurut Janah ( 2012), adalah :
1. Leopold I : Tujuan dari palpasi leopold I, adalah untuk
menentukan umur kehamilan dengan menentukan TFU dan
menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
TFU menurut tanggal tuanya kehamilan :
a) Sebelum bulan ke-3 (12 minggu) : 1-2 jari diatas sympisis
b) Akhir bulan ke-4 (16 minggu): pertengahan sympisis-pusat
c) Akhir bulan ke-5 (20 minggu) : 3 jari dibawah pusat
d) Akhir bulan ke-6 (24 minggu) : setinggi pusat
e) Akhir bulan ke-7 (28 minggu) : 3 jari diatas pusat
f) Akhir bulan ke-8 (32 minggu) : pertengahan prosesus
xyphoideus pusat
g) Akhir bulan ke-9 (36 minggu) : 3 jari dibawah prosesus
xyphoideus
h) Akhir bulan ke-10 (40 minggu) : pertengahan prosesus
xyphoideus Pusat
2. Leopold II : Tujuan dari palpasi leopold II, adalah menentukan
letak janin, apakah memanjang atau melintang, serta menentukan
bagian janin yang ada di sebelah kanan dan kiri uterus..
3. Leopold III : Tujuan dari palpasi leopold III, adalah menentukan
bagian terendah (presentasi) janin dan menentukan apakah
presentasi janin sudah mulai masuk PAP. belum masuk PAP
4. TBJ (Tafsiran berat janin) dilakukan untuk mengetahui berat
badan janin sementara (Juliana, 2009). Rumus TBJ (Tafsiran
Berat Janin) = Tinggi fundus uteri dalam cm – N x 155
5. Dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung janin. Dalam keadaan
normal 120 – 160 x/menit dan pada letak sungsang DJJ paling
jelas terdengar yang lebih tinggi dari pusat (Oxorn dan William,
2010).
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan
untuk menentukan adakah faktor resiko meliputi : pemeriksaan
Laboratorium untuk melihat kadar Hb ibu. USG untuk memastikan
perkiraan klinis mengidentifikasi setiap kelainan janin(Prawirohardjo,
2005). Derajat anemia ibu hamil menurut Manuaba dalam buku
Proverawati (2009) :
a. Normal > 11 gr%
b. Anemia ringan 9-10 gr%
c. Anemia sedang 7-8 gr%
d. Anemia berat < 7 gr%
C. Assasment
1. Data fokus subyektif
Sesuai dengan keluhan utama dan data yang menunjang diagnose (pucat
pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit,lemah,letih,lesu,lunglai ,nafas
terengah-engah,nyeri dada).
2. Data fokus obyektif
Data yang diperoleh sesuai pemeriksaan petugas, yang mendukung data
subyektif, sehingga dapat ditegakkan diagnosa pasti.
3. Diagnosa kebidanan
Diagnosa dari pemeriksaan baik data subyektif, data obyektif dan
pemeriksaan penunjang. Pada langkah ini, bidan mengidentifikasa
masalah atau diagnosa potensial. Diagnosis atau masalah potensial
diidentifikasi berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
teridentifikasi. Langkah ini penting dalam melakukan asuhan yang aman
(Muslihatun dkk, 2009).
4. Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari
hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. (Salmah dkk, 2006).

D. Plan
Plan atau Perencanaan yaitu membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan
datang ini untuk mengusahakan mencapai kondisi pasien sebaik mungkin atau
menjaga/mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan
tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu.
Tindakan yang diambil harus membantu pasien mancapai kemajuan dalam
kesehatan dan/atau proses persalinannya serta harus mendukung rencana dokter
apabila rencana tindakan tersebut dalam manajemen kolaborasi atau rujukan.
a. Memberitahu ibu tentang semua hasil pemeriksaan. Dari hasil
pemeriksaan di dapatkan bahwa keadaan ibu dengan TD=110/70 mmHg,
Nadi= 80x/menit, Pernafasan= 20x/menit, Temp= 36,30c. Posisi bayi juga
normal bagian teratas teraba bokong, bagian kanan teraba ekstermitas,
bagian kiri teraba punggung, bagian bawah teraba kepala, dan belum
masuk di PAP. Tetapi, ditemukan masalah pada kenaikan berat badan ibu
yang berlebih dari batas kenaikan berat badan yang di anjurkan yaitu
kelebihan 2 Kg. Serta pada bagian payudara di dapatkan masalah putting
susu tenggelam dan pada pemeriksaan darah kadar Hb ibu 8,5gr/dl yang
termasuk anemia sedang.
b. Memberikan KIE tentang
1) Dampak Hb kurang
Dampak dari Hb kurang pada ibu hamil ialah bisa terjadi
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim, serta pada saat bersalin dapat mengakibatkan janin lahir
dengan anemia.
2) Pentingnya tablet Fe pada kehamilan
Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil terutama pada trimester
II, karena pada trimester ini memiliki kemampuan perkembangan
yang semakin pesat yaitu terjadi perkembangan tumbuh kembang
organ janin yang sangat penting. Pemberian tablet zat besi dimulai
setelah rasa mual dan muntah hilang, satu tablet sehari selama
minimal 90 hari yang bertujuan untuk mencegah terjadinya anemia
dalam kehamilan.
3) Kebutuhan nutrisi ibu hamil
Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan ibu dan
janinnya. Hal yang harus diperhatikan ibu hamil yaitu makanan
yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu seimbang, mengandung
unsur- unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung
4) Perawatan payudara
Saat memasuki usia kehamilan ke tujuh bulan, biasakan untuk
menarik puting susu dengan jari tangan sampaia menonjol,adanya
kemauan ibu untuk menyusui, pijat areola ketika mandi selama 2
menit, tarik puting susu degan 4 jari dibawah dan ibu jari diatas
ketika akan menyusui, gunakan bantuan dengan menggunakan
pompa payudara untuk menarik payudara yang terbenam
c. Konseling tentang kunjungan pemeriksaan ulang kehamilan Beritahu ibu
untuk melakukan pemeriksaan ulang 2 minggu lagi di Puskesmas atau
bidan praktik.
MANAJEMEN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
PADA NY. A USIA 27 TAHUN G1P0A0 UK 30-31 MINGGU
DENGAN ANEMIA SEDANG DI PUSKESMAS NOGOSARI

Hari/tanggal pengkajian : Senin/26 februari 2024


Jam pengkajian : 09.00 WIB
Tempat pengkajian : Puskesmas Nogosari
Pengkaji : 1. Arifah Zannuba Chofsah
2. Elsa Triana Putri
3. Rachel Amabel O

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. Ayu Nama Suami : Tn. Wahid
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Madura Suku : Madura
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : GURU Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Gumuk sari Alamat Rumah : Gumuk sari
Rumah 20/12 Nogosari 20/12
Nogosari

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya di Poli Kandungan
dengan keluhan pusing dan lemas.

3. Riwayat menstruasi
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
HPHT ; 28 Juli 2023
HPL : 5 Mei 2024

4. Riwayat pernikahan
Pernikahan ke :1
Lama menikah : 2 tahun
Status pernikahan : sah

5. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu


Anak APIAH Umur P/L BBL Cara Penolong Tempat Keterangan
Ke Anak bersalin persalinan
H A M I L I N I -
6. Riwayat Kehamilan Ini
7.
TM Frekuensi UK Terapi KIE
I 1 kali 6-7 mgg  Fe 30 Tablet  Gizi ibu hamil
 Kalsium 30 trimester 1
Tablet  Rutin mengkonsu
 Vitamin C msi vitamin
30 Tablet  Istirahat yang
cukup

II 3 kali 14 -15mgg  Fe 30 Tablet  Gizi ibu hamil


17-18 mgg  Kalsium 30 trimester 2
Tablet  Rutin mengkonsu
 Vitamin C 30 msi vitamin
Tablet  Istirahat yang cukup

III 1 kali 30-31 mgg  Fe 30 Tablet  Gizi ibu hamil


 Kalsium 30 trimester 3
Tablet  Rutin mengkonsu
 Vitamin C 30 msi vitamin dan
Tablet tablet tambah darah
 Istirahat yang cukup
 Tanda bahaya

Status Imunisasi : TT3


8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan metode kontrasepsi apapun.

9. Riwayat Kesehatan ibu dan keluarga


Ibu mengatakan bahwa ibu dan keluarga tidak pernah dan tidak sedang
menderita penyakit menular (HIV/AIDS, Hepatitis), penyakit menurun
(Hipertensi, DM), penyakit menahun (Jantung, Paru, Hati, Ginjal, Asma)

10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari


Asupan nutrisi:
Sebelum hamil Selama hamil
Frekuensi makan 2-3x sehari 2-3x sehari
Jenis makanan Nasi dan lauk, nasi Nasi dan lauk, nasi
dan sayur dan sayur, camilan
buah
Porsi makanan 1/2 piring 1/2 piring
Jenis minuman Air putih Air putih
Banyaknya minum 7-8 gelas sehari 7-8 gelas sehari

Pola eliminasi
BAK : 6-7x/hari
BAB : tidak rutin setiap hari
Istirahat : tidur siang 2 jam, tidur malam 6 jam
Personal hygiene : Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : 2x sehari
Keramas : 2 hari sekali
Membersihkan : Setiap BAK dan
genetalia BAB
Ganti pakaian : 2x sehari
dalam
11. Data psikososial
Respon keluarga terhadap kehamilan : Keluarga mendukung
Kehamilan ini
Respon ibu terhadap kehamilannya : Ibu merasa senang atas
kehamilannya.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda vital : TD : 120/70 mmHg
N : 88x/menit
RR : 16x/menit
S : 36,6°C
Antopometri : TB : 149 cm
BB sebelum hamil : 71kg
BB selama hamil : 79 kg
LILA : 31,5 cm
IMT : 35,5 (Obesitas
ringan)
KSPR :2

2. Pemeriksaan Fisik

Wajah : Bersih, tidak odema, pucat


Mata : Konjungtiva pucat, sklera pucat, mata
tidak odema
Mulut : Bersih, bibir pucat, tidak stomatitis, tidak
Gingivitis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
kelenjar limfe, dan vena jugularis
Tanggal
Payudara : 26 februari 2024 bersih, hyperpigmentasi areola,
: Simetris,
Hb : 9,6 mg/dl
puting susu menonjol, tidak ada benjolan
Syphilis : Non Reaktif
HIV : Non Reaktif
Hepatitis B : Non Reaktif

Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi.

LEOPOLD 1 : Tfu pertengan px dan pusat.


Pada fundus uteri teraba lunak dan tidak
melenting yaitu bokong
LEOPOLD 2 : Teraba keras memanjang disebelah kiri
seperti papan(punggung) dan teraba bagian
kecil (ekstremitas)di sebelah kanan.
(PUKI)
LEOPOLD 3 : Teraba keras bulat melenting (kepala)

LEOPOLD 4 : Bagian terendah belum masuk PAP.


3. (konvergen) Pemeriksaan
Tfu mc donald : 25cm Penunjang

Tbj : (25-11)x155 = 2,170 gram

Auskultasi : DJJ 147x/menit


Ekstremitas atas : Simetris, tidak odema, kuku pucat
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada varises, tidak odema,
tidak ada luka

C. Assessment
 Sintesis DS
- Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya dengan keluhan pusing dan lemas
- Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi tablet fe secara rutin dikarenakan setelah meminum dirasa
mual
DO :
- KU : Lemas dan pucat
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : TD : 120/70 mmHg
N : 88x/menit
RR : 16x/menit
S : 36,6°C
- LILA : 31,5 cm
- IMT : 35,5 (obesitas ringan)
- Kadar Hb : 9,6 mg/dl (anemia sedang)
- TFU pertengahan px dan pusat
- KSPR 2 (awal kehamilan)

 Analisis
Ny. A usia 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 30-31 minggu dengan
Anemia Sedang.
Masalah : Ibu tidak rutin mengkonsumsi tablet fe secara rutin .

D. Plan
1. Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaannya
R : Ibu mengetahui kondisi dirinya
2. Berikan ibu pendidikan kesehatan mengenai Anemia dalam kehamilan
R : Ibu dapat lebih termotivasi untuk menyembuhkan kondisi Anemia pada dirinya
dengan Hb >11 gr/dl
3. Anjurkan ibu untuk patuh mengikuti program yang ada di puskesmas
R : Ibu dan bidan dapat terus memantau kondisi kesehatan ibu dan janin
4. Berikan ibu pendidikan kesehatan mengenai bahan makanan bergizi dengan porsi
yang sesuai
R : Ibu dapat meningkatkan nutrisi, kecukupan nutrisi bagi ibu dan janin terpenuhi,
serta meminimalisir timbulnya faktor resiko dalam kehamilan
5. Jelaskan kepada ibu mengenai fungsi tablet zat besi
R : Ibu termotivasi untuk rutin mengkonsumsi tablet zat besi 1x/hari pada malam
hari
6. Melakukankonsultasi kepada dokter umum
R : Agar ibu bisa tahu kondisi saat ini dan dapat mencegah terjadinya perdarahan
E. Implementasi
Waktu Penatalaksanaan Paraf
26/2/24 1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaannya bahwa ibu β
09.15 dalam kondisi baik secara umum, namun anemia sedang
WIB dengan kadar Hb 9,7 mg/dl yang kurang dari normal.
26/2/24 2. Memberikan ibu pendidikan kesehatan mengenai Anemia β
09.18WIB dalam kehamilan meliputi :
- Definisi Anemia dimana seseorang kekurangan sel
darah merah dengan kadar hemoglobin kurang dari
11g/dl pada trimester
satu.
- Faktor penyebab Anemia bisa dari penyakit infeksi,
usia ibu hamil <20 tahun atau >35 tahun, kekurangan
gizi, tingkat pendidikan, keadaan ekonomi keluarga.
- Dampak Anemia mengakibatkan keguguran/abortus,
mudah sakit infeksi, prematur, persalinan sulit dan
lama, perdarahan persalinan, bayi cacat, bayi
anemia, dan bayi BBLR.
3. Menganjurkan ibu untuk patuh mengikuti program yang ada β
di puskesmas seperti
- ANC terpadu minimal 6x selama kehamilan
- Cek laboratorium dan USG pada Trimester I dan
Trimester III
- Menggerakkan elemen masyarakat seperti Posyandu,
PKK, karang taruna dalam meningkatkan pengetahuan
kesehatan bumil Anemia melalui Camat, Lurah, Kepala
UPT Puskesmas, Bidan Wilayah, Kader Posyandu, dan
ketua RT RW tempat tinggal ibu hamil.
4. Memberikan ibu pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan β
gizi ibu hamil Trimester III. Ibu hamil Trimester III
seharusnya sehari makan makanan pokok seperti :
- Nasi sebanyak 5 porsi, 1 porsi = ¾ gelas nasi
- Protein hewani seperti ikan/ayam sebanyak 4 potong
atau telur 4 butir F. E
V
- Protein nabati seperti 4 potong tempe dan 8 potong
A
tahu L
- Sayuran tanpa kuah sebanyak 4 mangkuk, U
memperbanyak sayuran warna hijau A
Buah-buahan seperti 4 potong pisang atau 4 potong S
pepaya dan tidur malam, dosis minum kalsium dan I
vitamin c 1x sehari. 1. Ibu
- Vitamin c dikonsumsi bersamaan dengan tablet zat besi
karena dapat meningkatkan absorbsi zat besi sehingga
penyerapannya lebih optimal.
- Menganjurkan menghindari minum tablet zat besi
bersamaan dengan teh dan kopi.
5. Menjelaskan kepada ibu mengenai fungsi tablet zat besi. β
- Fungsinya untuk mengurangi resiko anemia pada ibu
dan bayi, mengurangi resiko melahirkan bayi prematur
atau dengan BBLR, mencegah perdarahan saat
persalinan.
Dosis minumnya 2x sehari untuk zat besi yang
diminum bersamaan dengan vitamin c, minum zat besi
pada saat sebelum tidur siang dan tidur malam, dosis
minum kalsium dan vitamin c 1x sehari.
- Vitamin c dikonsumsi bersamaan dengan tablet zat besi
karena dapat meningkatkan absorbsi zat besi sehingga
penyerapannya lebih optimal.
- Menganjurkan menghindari minum tablet zat besi
bersamaan dengan teh dan kopi.
6. Melakukan konsultasi kepada dokter umum Β
- Untuk mencegah terjadinya perdarahan saat persalinan
mengerti dan memahami hasil dari pemeriksaan
2. Ibu telah paham mengenai Anemia dalam kehamilan
3. Ibu mengerti dan berusaha patuh untuk mengikuti program yang ada di puskesmas
4. Ibu mengerti dan akan mengupayakan untuk mengkonsumsi bahan makanan bergizi dengan porsi
yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil Trimester III
5. Ibu mengerti mengenai fungsi tablet zat besi dan bersedia untuk meminumnya rutin sesuai dengan
cara minum yang benar
6. Ibu mengerti dengan kondisi saat ini dan berusaha untuk rutin mengkonsumsi tablet fe
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan disini bertujuan untuk merumuskan kesenjangan antara teori


dan kasus nyata pada Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. A G1P0A0 Usia 27
Tahun Uk 30-31 Minggu dengan Anemia Sedang di Puskesmas Nogosari yang
dilakukan pada tanggal 26 Februari 2024 dengan menggunakan standart asuhan
kebidanan yang terdiri dari pengkajian, merumuskan diagnosa kebidanan,
melaksanakan asuhan kebidanan, dan melakukan evaluasi serta pendokumentasian
asuhan kebidanan dengan metode SOAP.

Tanda gejala anemia menurut Mansjoer Meliputi kepucatan, letih, lemah,


lesu, tidak bersemangat, berkunang-kunang, sering mengantuk,(Septi Indah
Permata Sari, 2022:10). Pada kasus Ny. A didapatkan data subyektif Ny. A datang
ke puskesmas ingin memeriksakan kehamilannya dengan keluhan lemas dan
pusing.

Definisi anemia dalam kehamilan menurut Saifudin (2009) adalah kondisi


ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau < 10,5 gr
% pada trimester 2. Data obyektif yang ditemukan diambil dari keadaan umum Ny.
A lemas dan tampak pucat, kesadarannya composmentis, LILA 31,5 cm, kadar Hb
9,6 mg/dl.

Menurut WHO (2011) kadar hemoglobin 9,6 mg/dl termasuk ke dalam


anemia sedang. Diagnosa kebidanan pada kasus ini yaitu Ny. A Usia 27 Tahun
G1P0A0 Uk 30-31 Minggu dengan Anemia Sedang. Masalah yang mucul yaitu
keadaan Ny. A yang lemas dan tampak pucat. Tanda gejala anemia menurut
Mansjoer Meliputi kepucatan, letih, lemah, lesu, tidak bersemangat, berkunang-
kunang, dan sering mengantuk(Septi Indah Permata Sari, 2022:10).Definisi anemia
dalam kehamilan menurut Saifudin (2009) adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau < 10,5 gr % pada trimester
2.

Asuhan yang diberikan tersebut meliputi kolaborasi dengan cek Hb secara


berkala, mendorong pemenuhan gizi berupa makanan tambahan dan tablet tambah
darah, pendampingan ketepatan meminum tablet Fe, ANC secara rutin. Hal ini
sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 97 Tahun 2014, yaitu memberi pelayanan kesehatan
komprehensif dan berkualitas melalui pelayanan dan konseling kesehatan, stimulasi
dan gizi, deteksi dini komplikasi kehamilan, penyiapan persalinan yang bersih dan
aman, melakukan rujukan jika terjadi komplikasi, melibatkan ibu hamil suami dan
keluarganya dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan
dan kesiagaan bila terjadi komplikasi. anemia pada ibu hamil akan mempengaruhi
tumbuh kembang janin antara lain dapat meningkatkan resiko terjadinya berat bayi
lahir rendah (BBLR) dan stunting. Ditinjau dari kasus Ny. A dimana
permasalahannya yaitu kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya
mengkonsumsi tablet fe secara rutin pada ibu trimester III. Hal ini merupakan salah
satu fokus bidan wilayah dan pihak penanggulangan Anemia untuk menangani
kondisi Anemia pada Ny. A sehingga tidak akan terjadi berat bayi lahir rendah
(BBLR) dan stunting. Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara
teori dan praktik sehingga ibu didiagnosa mengalami kehamilan dengan Anemia
Sedang.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ny. A usia 27 tahun hamil anak ke 1 usia kehamilan 30-31 minggu dengan
Anemia sedang. Sudah diberikan edukasi mengenai tanda bahaya kehamilan
trimester III, pengaruh anemia terhadap pertumbuhan janin. Diberikan konseling
mengenai konsumsi gizi seimbang terutama zat besi agar harapannya terjadi
peningkatan kadar Hb dalam darah. Ibu bersedia mempersiapkan keperluan
persalinan.

5.2 Saran-Saran

5.2.1 Bagi Penulis

Agar terus giat belajar sehingga dapat mengaplikasikan ilmu


pengetahuan dan pengalaman yang nyata tentang asuhan kebidanan
kehamilan pada kasus Anemia sedang.

5.2.2 Bagi profesi Bidan


Dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan
pertimbangan dalam pembelajaran asuhan kebidanan serta meningkatkan
ketrampilan dalam memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada
kasus Anemia sedang.
DAFTAR PUSTAKA

Anjelika, Habib Ihsan M, Jenny Qlifianti Demmalewa. 2021.


"FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kek pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kolono Kabupaten
Sulawesi Selatan" Vol. 02, Nomor 01, November, 2021

Jurnal JFKT : Universitas Muhammadiyah Tangerang Vol. 7 Nomor


1Tahun 2022

Lestari, A. (2021). Faktor Risiko Kurang Energi Kronis pada Ibu


Hamil di Puskesmas Gunungpati. Sport and Nutrition Journal,
3(2), 1–13. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/spnj/

repository.poltekkes-denpasar.ac.id. BAB I PENDAHULUAN. Document .


Denpasar , n.d. diakses pada tanggal 03 Oktober 2023
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7838/2/BAB
%20I.pdf
repository.poltekkes-denpasar.ac.id. BAB I PENDAHULUAN. Document .
Denpasar , Juny 30, 2021. diakses pada tanggal 03
Oktober 2023 http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/7763/2/BAB_I_PENDAHULUAN.pdf
repository.poltekkes-denpasar.ac.id. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Document
. Denpasar, Juny 25, 2019. diakses pada tanggal 03
Oktober 2023 http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/1971/3/BAB%20II.pdf
repository.poltekkes-denpasar.ac.id. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Document
. Denpasar , Juny 25, 2021. diakses pada tanggal 03
Oktober 2023 http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/7605/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf
repository.poltekkes-denpasar.ac.id. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Document
. Denpasar , July 18, 2019. diakses pada tanggal 03
Oktober 2023 http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/2439/3/BAB%20II.pdf

Suri Tyastuti, Heni Puji Wahyuningsih. Desember 2016 "Modul


Asuhan Kebidanan Kehamilan"

Anda mungkin juga menyukai