Disusun Oleh:
Fifi Hidayah 190101004
Ikka Rahmawati 190101005
Indah Purwati 190101006
Nabiyla Fathimah A 190101010
Yuni Nur Indriyani 190101020
Segala puji bagi ALLAH yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga dapat menyelesaikan laporan presentasi kasus dengan judul Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. M Umur 42 Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan
37 Minggu 1 Hari Dengan Gestasional Hipertensi Belum Dalam Persalinan Di
Rsud Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara”
Laporan presentasi kasus ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan 2B dan EBMC. Penulis menyadari bahwa
tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, laporan presentasi kasus ini
tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Iis Setiawan Mangkunegara, S.Kom, M.Ti sebagai Ketua Yayasan Dwi
Puspita.
2. dr. Pramesti Dewi M.Kes sebagai Rektor Universitas Harapan Bangsa.
3. Dwi Novitasari, S.Kep, Ners, M.Sc selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Harapan Bangsa.
4. Surtiningsih SS.T, M.Kes sebagai Ketua Program Studi Kebidananan D3
Universitas Harapan Bangsa.
5. Nurhidayati, Amd.Keb selaku pembimbing lahan ruang menur yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan presentasi kasus ini.
6. Faisal, S.Kep.Ns selaku pembimbing lahan ruang perinatologi
7. Fauziah Hanum NA, S.ST., M.Keb selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan presentasi kasus ini.
Dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca untuk
penyempurnaan tugas ini, akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat
memberikan manfaat inspirasi bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu bagian dari upaya
Indonesia tahun 2030. Indikator akan tercapainya target tersebut jika angka
kematian ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN) dan angka kematian
Keadaan ibu yang fisiologi saat hamil dihapkan berkelanjutan sampai masa
nifas berakhir. Kondisi tersebut akan tercapai apabila pelayanan kesehatan bagi
laporan (WHO, 2014 dalam Hanifah, 2017) Angka Kematian Ibu (AKI) di
dunia yaitu 289.000 jiwa beberapa AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub sahara
179.000 jiwa, Asia selatan 69.000 jiwa dan Asia tenggara yaitu indonesia 190
per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.00 kelahiran hidup, Thailand
26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunai 27 per 100.000 kelahiran hidup dan
pendarahan 27%, eklamsi 14%, aborsi tidak aman 8%, infeksi 11%, penyulit
persalinan 9% dan emboli 14% . Pada tahun 2017 sekitar 810 wanita
meninggal, pada akhir tahun mencapai 295.000 orang dari 94% diantaranya
Kematian Ibu di Indonesia secara umum terjadi penurunan dari 390 menjadi
305 per 100.000 kelahiran hidup, walau sudah cenderung menurun namun
belum berhasil mencapai target MDGs. Pada tahun 2015, MDGs menargetkan
angka kematian ibu 110 kematian per 100.000 kelahiran. Menurut Ketua
AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Padahal, target AKI Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000
menyatakan bahwa tingginya AKI merupakan salah satu tantangan yang harus
Dilihat dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, angka kematian ibu
Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 240 per 100.000 Kelahiran Hidup, sedang
untuk nasional sebesar 259 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti bahwa
angka kematian ibu di Jawa Tengah telah menunjukan adanya penurunan yang
sangat signifikan, dimana dalam dua dasawarsa, pada tahun 2012 angka
dibandingkan dengan hasil SDKI maupun hasil Sensus Penduduk. Sedang, jika
dilihat berdasarkan kasus kematian maternal yang terjadi pada tahun 2018 di
Provinsi Jawa Tengah, tercatat sebanyak 86 kasus kematian ibu. Sehingga jika
dihitung angka kematian ibu maternal dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak
90.913, maka kematian Ibu maternal di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018
(5,13%), partus lama sebanyak 1 kasus (0.85%) dan sebab lain sebanyak 44
Usia 20 hingga 30 tahun adalah periode paling aman untuk hamil atau
melahirkan. Wanita yang berada pada awal atau akhir usia reproduksi,
pertumbuhan panggul antara 2 hingga 7% dan tinggi badan 1%. Dampak dari
dalam kehamilan .
Penyakit hipertensi dalam kehamilan adalah salah satu dari tiga penyebab
utama kematian ibu disamping perdarahan dan infeksi. Ada sekitar 85%
sampai 20% kehamilan dengan janin lebih dari satu dan 30% pasien
mengalami anomali rahim yang berat. Pada ibu yang mengalami hipertensi
kronis, penyakit ginjal, insiden mencapai 25%. Menurut WHO terdapat sekitar
585.000 ibu meninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan 58,1%
dari hasil bertemunya sperma dan ovum yang tidak menempel dengan
penyakit ibu yang mengancam kehamilan, hingga proses kelahiran yang juga
komplikasi (8%), partus lama (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik
ibu yang berkisar 15% hingga 25%. Ada beberapa penyakit ibu yang dapat
sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu
sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu
B. Rumusan Masalah
Banjarnegara?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
kebidanan Varney.
2. Tujuan Khusus
Lasmanah Banjarnegara.
Lasmanah Banjarnegara.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
acuan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih jauh tentang asuhan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pasien
c. Bagi Peneliti
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan normal merupakan masa kehamilan yang dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Konsepsi didefinisikan pertemuan antara
sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini
merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan
sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi
embrio didalam uterus. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau
9 bulan 7 hari) ini dihitung dari hari pertama haid terakhir (Kusmiyati, 2010;
hal 34).
2. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu
a. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
b. Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan
c. Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
3. Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Gejala Kehamilan
1) Tanda Tidak Pasti
a) Amenorhea
b) Mual Muntah
c) Mastodia (rasa kencang dan sakit pada payudara)
d) Quickening (Gerakan janin pertama kali)
e) Keluhan kencing
f) Konstipasi
g) Perubahan berat badan
h) Perubahan temperatur basal
i) Perubahan warna kulit
j) Perubahan payudara
k) Perubahan pada uterus
l) Tanda Piskacek’s (Terjadinya pertumbuhan uterus yang simetris)
m)Perubahan-perubahan pada Serviks (Tanda Hegar, Tanda
Goodells’s, TandaChadwick, Tanda Mc Donald, terjadinya
pembesaran abdomen, kontraksi uterus, pemeriksaan tes biologis
kehamilan)
2) Tanda Pasti Kehamilan
a) Denyut Jantung Janin (DJJ)
b) Palpasi
b. Tanda-tanda Kehamilan
1) Terlambat datang bulan
2) Mual dan muntah
3) Payudara membengkak
4) Lelah dan mengantuk
5) Nyeri punggung
6) Sakit kepala
7) Suka ngemil
8) Areola menghitam
9) Sering buang air kecil
10) Gerakan didalam perut
11) Detak jantung didalam perut
12) Sakit kepala ringan (pusing)
13) Sakit ditulang rusu
14) Rasa sesak
15) Air liur yang berlebihan bahkan sering muntah-muntah
16) Sebagian wanita merasa resah dan sensitive
17) Suhu panas yang tinggi setelah indung telur mengeluarkan sel
18) telur dan terjadi pembuahan
19) Tidak mendapat haid atau menstruasi
20) Badan mengembang dan rahim membesar membuat perut
21) semakin besar (Wahyu, 2013).
4. Macam-macam masa gestasi
a. Kehamilan cukup bulan (term atau aterm) : masa gestasi 37-42 minggu
(259-294 hari) lengkap
b. Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang dari 37 minggu
(259 hari)
c. Kehamilan lewat waktu (postterm) : masa gestasi lebih dari 42 minggu
(294 hari)
d. Bayi cukup bulan (term infant) : bayi dengan usia gestasi 37-42 minggu
e. Bayi kurang bulan (preterm infant) : bayi dengan usia gestasi kurang dari
37 minggu (Marmi, 2012)
5. Faktor- Faktor yang mempengaruhi kehamilan
a. Faktor Fisik
1) Status Kesehatan/Penyakit
2) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan
3) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan
kehamilan
b. Gizi
Asam Folat, Energi, Protein, Zat Besi (Fe), Kalsium, Pemberian
suplemen vitamin D, Yodium.
c. Gaya Hidup
Kebiasaan Minum Jamu, Mitos, Takhayul atau Kepercayaan
Tertentu, Aktivitas Seksual, Pekerjaan atau Aktivitas Sehari-Hari, Senam
Hamil, Perilaku yang merugikan bagi ibu hamil (merokok, penggunaan
obat-obatan).
6. Masa-masa kehamilan
a. Trimester pertama
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode terhadap
kenyataan ia sedang mengandung, sebagian besr wanita merasa sedih dan
ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Trimester pertama sering
menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan
akan dapat berkembang degan baik. Beratbadan sangat bermakna bagi
wanita hamil selama trimester pertama. Berat badan dapat menjadi salah
satu uji realitas tentang adanya keadaan karena tubuhnya menjadi bukti
nyata bahwa dirinya hamil.
b. Trimester kedua
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang
baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal didalam alami saat hamil. Trimester
kedua sebenarnya terbagi atas dua fase. Pra-quickenin dan pasca-
quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas
psikologis utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan
identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya. Dan
terjadi perubahan tubuh.
c. Trimester ketiga
Trimester keryga disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagi makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar mananti
kehadiran sang bayi. Pada trimester ke tiga wajah ibu hamil juga akan
muncul bercak kecoklatan pada kulit hidup dan pipi (Sukarni, 2013).
7. Tanda bahaya dalam kehamilan
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Penglihatan kabur
d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
e. Bengkak pada muka dan jari tangan
f. Keluar cairan pervaginam
g. Gerakan janin tidak terasa (Kusmiyati, 2008).
8. Perubahan yang Terjadi Saat Kehamilan
a. Perubahan Kulit
b. Perubahan pada kelenjar
c. Perubahan pada mammae
d. Perubahan perut
e. Perubahan alat kelamin luar
f. Perubahan pada tungkai
g. Sikap ibu pada waktu kehamilan agak tua.
9. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
a. Faktor-faktor yang membantu kestabilan emosi calon ibu
b. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
c. Persiapan menjadi orang tua.
10. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Sesuai Tahap Perkembangannya
a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
1) Oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen dengan cara:
Latihan nafas melalui senam hamil
Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
Makan tidak terlalu banyak
Kurangi atau hentikan merokok
Konsul ke dokter apabila ada gangguan seperti asma.
2) Nutrisi dalam Kehamilan yaitu kerbohidrat, Kalori, Protein, lemak,
Mineral, Vitamin, kalsium dan zat besi
3) Personal Higiene
4) Pakaian selama kehamilan
5) Eliminasi (BAK dan BAB)
6) Seksual
7) Mobilisasi dan Body Kekanik
8) Senam hamil
9) Istirahat atau tidur
10) Imunisasi
11) Travelling
12) Persiapan laktasi
13) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
14) Memantau kesejahteraan janin
15) Auskultasi periodik Denyut Jantung Janin
16) Pemantauan janin secara elektronik
17) Kunjungan ulang.
11. Patologi Kehamilan
Kehamilan patologi merupakan kehamilan yang bermasalah dan
disertai dengan penyulit-penyulit, diantaranya hamil dengan hipertensi,
hamil dengan anemia, hiperemesis gravidarum, preeklamsia, hamil
kembar, dll.
B. Hipertensi Dalam Kehamilan
1. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan
dimana tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg
atau adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang
mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan
sistolik ≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya
dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg
dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter
hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).
2. Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia
b. kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pasca persalinan.
c. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria.
d. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai
dengan koma.
e. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi
kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai
proteinuria.
f. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang
timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan
preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2013)
3. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam
kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko
yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
risiko.Beberapa faktor risiko sebagai berikut:
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
c. diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
d. Umur
e. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
f. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
g. ObesitasPatofisiologi
Pada ibu hamil normal plasenta menghasilkan progesteron yang
bertambah hal ini menyebabkan ekresi natrium lebih banyak karena
progesteron berfungsi sebagai diuretik ringan.Kehilangan natrium
menyebabakan penyempitan dari vilume darah kompartemen vaskuler,
pada kehamilan dengan pre eklamsi menunjukan adanya peningkatan
resistensi perifer dan vasokontriksi pada ruang vaskuler, bertambahnya
protein serum (albumin dan globulin ) yang lolos dalam urine disebabkan
oleh adanya lesi dalam glomerolus ginjal, sehimgga terjadi oliguri karena
menurunya aliran darah ke ginjal dan menurunya GFR (glomerulus filtrat
rate ) kenaikan berat badan dan oedema yang disebabka penambahan
cairan yang berlebiha dalam ruang intrestisial mungkin berhubungan
dengan adanya retensi air dan garam, terjadinya pergeseran cairan dari
ruang intravaskuler ke intertisialdiikuti oleh adanya kenaikan hematokrit,
peningkatan protei serum menambah oedem dan menyebabkan volume
darah berkurang, visikositas darah meningkat dan waktu peredaran darah
teri menjadi lama. Prawirohardjo (2013).
4. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari
hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut : Gejala yang timbul
akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ.
a. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
b. Mengalami hipertensi diberbagai level.
c. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
d. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
e. Berpotensi gagal hati. kuadran
f. Kemungkinan akan mengalami nyeri di kanan atas.
g. Meningkatnya enzim hati.
h. Jjumlah trombosit menurun.yang dipengaruhi.
i. Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsi
1) Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat
dengan bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin.
Sebaliknya pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma
antara 30-40% dibanding hamil normal disebut hipovolemia.
Hipovolemia diimbangi dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi
hipertensi.
2) Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan
diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik
menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik
menggambarkan besaran curah jantung.Peningkatan reaktivitas
vaskuler pada preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 20 minggu,
tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester II.
3) Fungsi ginjal
Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia, sehingga
terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal.
Bilasebagian besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis,
maka terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.
4) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia,
tetapi proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan,
sehingga sering dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena
janin sudah lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat dilakukan
dengan urin dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya
diperiksa dua kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan
pengumpulan proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila
besaran proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.
5) Asam urat serum
Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan
olehhipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah
filtrasi aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat.
Peningkatan asam urat terjadi karena iskemia jaringan. 4)
KreatininKadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat,
hal ini disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal
menurun, mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga
menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin plasma.
5. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010)
menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil
dengan hipertensi diantaranyan :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
d. aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
e. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
f. abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.e. Tes non tekanan dengan
profil biofisik.
g. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
h. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
6. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang
dapat dilakukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya
:
a. Hipertensi ringan Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien
diberi nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2
jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava
inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran
darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia
plasenta, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju
ginjal dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera
berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing,
gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi BeratDalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit,
istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian
obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi,
pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian
antasida.
c. Hipertensi kronisPengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah
sakit untuk evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta
kultur,pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi
paru).
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga
dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo
(2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Anjurkanmelakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dantirah
baringHinari kafein, merkok, dan alkohol.
b. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi
maknan yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam
seckupnya, dan rendah lemak.
c. enganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu inimal
4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering,
terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan
setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan kemudian
menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.Lakukan
pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG
d. Pembatasan aktivitas fisik.
e. Penggunaan obat - obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat
menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi
janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan sebagai
tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi
memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi
beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke uterus
dansisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebrovaskular.
7. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu dan janin. Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platellet
count).
h. Ablasio retina.
Pada janin:
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama Ibu : Ny. M Nama Suami : Tn. S
Umur : 42 tahun Umur : 45 tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan :Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Penjahit
Alamat : Kutayasa 1/3 Alamat : Kutayasa 1/3
Telp. :- Telp. :-
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
1. Alasan utama masuk kamar bersalin:
Pasien datang dari poliklinik kebidanan dan kandungan G3P2A0Ah2 umur
kehamilan 37 minggu 1 hari atas perintah dokter karena terdiagnosa
gestasional hipertensi.
2. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan mengeluh tensi tinggi sejak umur kehamilan 34 minggu,
pasien mengatakan sering merasa pusing, pandangan tidak kabur. Pasien
mengatakan belum merasakan kenceng-kenceng.
3. Riwayat Mentruasi
Haid Pertama : 10 tahun
Siklus : 30 hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Dismenorhoe : tidak dismenorhea
Teratur/ tidak : Teratur
Lamanya : 6-7 hari
Sifat darah : Cair
4. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga :
a. Riwayat kesehatan ibu sekarang
Penyakit Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
sakit di dada sebelah kiri dan berdebar-
debar
Penyakit Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
nyeri di pinggang dan sakit saat berkemih
Asma/ TBC paru : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
sesak nafas disertai nyeri dada, demam,
batuk berdahak disertai darah dan lebih
dari 3 minggu
Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
mata kuning dan kulit kuning
D.M : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
luka yang tidak sembuh-sembuh, cepat
lapar disertai sering BAK pada malam
hari
Hipertensi : Ibu mengatakan sekarang sedang
mengalami tekanan darah tinggi >140/90
mmHg sejak umur kehamilan 34 minggu
Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
kejang
Malaria : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
demam disertai menggigil
IMS : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit kelamin seperti gatal dan panas
HIV/AIDS : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
demam, diare disertai penurunan erat
badan secara drastis
Lain-lain : Ibu mengatakan tidak ada penyakit lain-lain
b. Riwayat kesehatan ibu dahulu :
Penyakit Jantung : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami penyakit jantung
Penyakit Ginjal : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami penyakit ginjal
Asma/TBC paru : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami asma/TBC paru
Hepatitis : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami penyakit hepatitis
D.M : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami penyakit D.M
Hipertensi : Ibu mengatakan dahulu sejak seelum hamil
tidak pernah mengalami penyakit hipertensi
Epilepsi : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami epilepsi
Malaria : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami penyakit malaria
Infeksi menular seksual (IMS) : Ibu mengatakan dahulu tidak
pernah mengalami penyakit infeksi
menular seksual
HIV/AIDS : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami HIV/AIDS
Lain-lain : Ibu mengatakan tidak ada penyakit lain-lain
c. Riwayat kesehatan keluarga :
Penyakit Jantung : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
jantung di keluarganya
Penyakit Ginjal : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
ginjal di keluarganya
Asma/TBC paru : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
Asma/TBC Paru di keluarganya
Hepatitis : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
hepatiatis di keluarganya
D.M : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
D.M di keluarganya
Hipertensi : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
hipertensi di keluarganya
Epilepsi : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
epilepsi di keluarganya
Kehamilan kembar : Ibu mengatakan tidak ada riwayat
keturunan kembar di keluarganya
Lain-lain : Ibu mengatakan tidak ada penyakit lain-lain
1. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Sah
Kawin 1 kali saat umur 19 tahun dengan suami umur 22 tahun, jumlah anak 2.
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Komplikas Bayi
Temp Umu Nifas
Usia Jenis i
Ham at Penolo r
Kehami Persalin PB/ JK
il ke persal ng Ana Lac
lan an Ibu Bayi BB Masalah
inan k tasi
Exstremitas atas
Oedema : Tidak ada oedema
Kebersihan : Bersih
Warna jari dan kuku : Merah muda
Turgor : Baik
Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada kekakuan otot dan sendi
Kemerahan : Tidak ada kemerahan
Lain-lain : Tidak ada
Exstremitas bawah
Oedema : Tidak oedema
Kebersihan : Bersih
Warnajari dan kuku : Merah muda
Turgor : Baik
Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada kekakuan otot dan sendi
Kemerahan : Tidak ada kemerahan
Varises : Tidak ada varises
Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
Lain-lain : Normal
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 27 Desember 2021 Pukul : 13.30 WIB
Dilakukan oleh : Bidan
Atas indikasi : Untuk mengetahui sudah ada
pembukaan atau belum
Dinding Vaginam : Tenang
Pembukaan servix : Belum ada pembukaan
Posisi Portio : Di belakang
Konsistensi : Tebal
Selaput ketuban : Ada
Presentasi : Kepala
Titik penunjuk : Tidak ada
Penurunan Bagian terendah : Kepala
4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 27 Desember 2021 Pukul : 11.13 WIB
Pemeriksaan Laboratorium (hasil dan nilai normal)
Protein Urine : Negatif
USG terakhir tanggal 9 desember 2021: Gravid tunggal, intra uterine,
denyut jantung janin (+), gerakan janin (+), presentasi kepala, punggung
janin di kanan, plasenta di anterior kiri, tak tampak hematoma subplasenta,
klasifikasi plasenta (-), amnion cukup, usia kehamilan berdasar BDP dan
Fl sekitar 34 + 4 minggu, berat jani 2218 gr. (HPL; 17/1)
TABEL PEMANTAUAN
DATA PERKEMBANGAN 1
Hasil Evaluasi
Tanggal/
Obat masuk per vagina
Jam
DATA PERKEMBANGAN 3
ASSESMENT
Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah3 umur kehamilan 37 minggu 1 hari janin
tunggal hidup intrauterine puka presentasi kepala dengan gestasional hipertensi
atas indikasi gagal induksi.
DATA PERKEMBANGAN 4
OBJEKTIF
KU : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 142/84 mmHg
S : 36,6’C
N : 88x/menit
R : 20x/menit
VT : -
HIS : -
STLD : -
DJJ : 139x/menit
ASESSMENT
Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah3 umur kehamilan 37 minggu 1 hari janin
tunggal hidup intrauterine puka presentasi kepala dengan gestasional hipertensi
atas indikasi gagal induksi.
PLANNING
P = Beritahu ibu hasil pemeriksannya yaitu:
KU : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 142/84 mmHg
S : 36,6’C
N : 88x/menit
R : 20x/menit
VT : -
HIS : -
STLD : -
DJJ : 139x/menit
E = Ibu sudah mengetahui hasilnya
P = Beritahu ibu bahwa hari ini akan dilakukan tindakan SC
E = Ibu sudah mengerti bahwa hari ini akan dilakukan tindakan SC
P = Beritahu keluarga untuk mendampingi pasien di depan ruang SC
E = Keluarga sudah mengerti untuk mendampingi pasien di depan ruang SC
DATA PERKEMBANGAN 5
ASSESMENT :
Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah3 umur kehamilan 37 minggu 1 hari janin
tunggal hidup intrauterine puka presentasi kepala dengan gestasional hipertensi
atas indikasi gagal induksi.
PLANNING
P : Memberitahu ibu bahwa ibu akan dihantarkan ke ruang Operasi
E : Ibu sedah mengetahui dan siap untuk masuk ke ruang Operasi.
P : Chek DJJ dan tekanan darah kembali didapatkan hasil TD 130/62 N :
78x/menit R : 20x/menit DJJ : 136x/menit
E : Chek DJJ dan Tekanan darah telah dilakukan
P : Operasi SC+MOW sedang dilakukan
E : Operasi SC+MOW sudah selesai dilakukan pukul 10.55
Bayi lahir secara SC pukul 09.55 jenis kelamin laki-laki, BB 2730gr, PB 49cm,
LK 33cm, LD 32, LiLa 10 cm, APGAR Score 7-8-9
DATA PERKEMBANGAN 6
OBJEKTIF
KU : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 130/70 mmHg
S : 36,7’C
N : 78x/menit
R : 22x/menit
Kontraksi : Keras
Ppv : Dalam batas Normal
Dc : Masih terpasang
ASESSMENT
Ny. M umur 42 tahun P3A0Ah3 post Sc+MOW atas indikasi gagal induksi hari ke
0
PLANNING
P = Melakukan pemeriksaan post Sc dan Beritahu ibu hasil pemeriksannya yaitu:
Ku : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 130/70 mmHg
S : 36,7’C
N : 78x/menit
R : 22x/menit
Kontraksi : Keras
Ppv : Dalam batas Normal
E = Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
P = Kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi post Sc
E = kolaborasi sudah dilakukan dengan Hasil memberikan infus drip oxy 1ampul
selama 12jam , injeksi keterolac 3x30mg dan cek hb 6 jam post sc didapatkan
hasil HB =11,3
P = Beritahu ibu untuk bedrest selama 24 jam setelah post sc
E = Ibu sudah mengerti untuk bedrest selama 24 jam setelah post sc
P = Beritahu ibu untuk makan tinggi protein seperti telur setiap hari, ikan seperti
ikan gabus untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan tidak ada pantang
makanan bagi ibu.
P = Lakukan pemantauan kala IV
E = Pemantauan kala IV telah dilakukan
PEMANTAUAN KALA IV
Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi KK Darah
uterus
30-12-2021 125/78 89 36,8 2 jari dibawah Keras Kosong 5 cc
11.00 pusat
30-12-2021 110/87 86 36,7 2 jari dibawah Keras Kosong 5 cc
11.15 pusat
30-12-2021 110/60 86 36,5 2 jari dibawah Keras Kosong 10cc
11.30 pusat
30-12-2021 100/70 85 36,5 2 jari dibawah Keras Kosong 5 cc
11.45 pusat
30-12-2021 110/70 85 36.5 2 jari dibawah Keras Kosong 5 cc
12.15 pusat
30-12-2021 113/75 80 - 2 jari dibawah Keras Kosong 5cc
12.45 pusat
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Teori
Menurut Pudiastuti (2012) pengkajian adalah tahap awal yang
dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan
suatu proses pengumpulan data yang sistematisdari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
a. Data Subyektif
1) Identitas
Data fokus yang dikaji adalah nama, alamat, umur, agama,
suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan untuk melengkapi data
pasien
2) Anamnesa (Data Subyektif)
Menanyakan kepada pasien mengenai keluhan utama,
riwayat haid/ menstruasi, riwayat kehamilan sekarang, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit yang lalu, riwayat penyakit
keluarga, riwayat perkawinan, riwayat keluarga berencana,
riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, pola
kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil dan psikososial
budaya.
b. Data Obyektif
Menurut Marmi (2012) data obyektif adalah data yang didapat
dari hasil observasi dan pemeriksaan. Data obyektif meliputi :
1) Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi : keadaan umum,
kesadaran, tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi,
respirasi),tinggi badan dan berat badan
2) Pemeriksaan Fisik
alimul (2009) menyatakan bahwa yang diperiksa pada saat
pemeriksaan fisik meliputi : kepala (rambut, muka, mata,
hidung, telinga, mulut), leher, dada, abdomen (leopold I, leopold
II, leopold III, leopold IV, melakukan DJJ), ano-genetalia, anus
serta ekstremitas atas dan bawah.
3) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi : darah (golongan
darah, Hb), Urine (Protein Urine) dan USG.
2. Lahan
Lahan : Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara untuk biodata yang
dikaji diantaranya :
a. Nama : Ny. M
b. Alamat : Kutayasa 1/3
c. Umur : 42 Tahun
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMP
f. Pekerjaan : IRT
Anamnesa (Data Subyektif)
Lahan : Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara melakukan
anamnesa diantaranya :
a. Keluhan Utama : Ibu mengatakan tensinya tinggi sejak
umur kehamilan 34 minggu, pasien mengatakan sering
merasa pusing, pasien mengatakan belum merasakan
kenceng-kenceng.
b. Riwayat Haid/ Menstruasi
c. Riwayat kehamilan sekarang
d. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
2) Riwayat penyakit yang lalu
3) Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat perkawinan
f. Riwayat keluarga berencana
g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
h. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil
Data Obyektif
Lahan : Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara didapat dari
observasi pemeriksaan antara lain : Pemeriksaan umum
meliputi:
a. Keadaan Umum : Umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 154/89 mmHg
2) Suhu : 36,6
3) Nadi : 88 x/menit
4) Respirasi : 20 x/menit
5) Tinggi Badan : 155 cm
6) Berat Badan : 72 kg
1) Leopold I : Teraba 1 bagian bulat, lunak
tidak melenting (bokong)
2) Leopold II : Kanan : teraba 1 bagian tahanan
memanjang dan keras ( punggung )
Leopold II Kiri : teraba bagian-bagian kecil
seperti ruang kosong ( ekstremitas )
3) Leopold III : teraba 1 bagian bulat, keras,
dan melenting (kepala)
4) Leopold IV : Divergen
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 22 Desember 2021 Pukul : 13.30 WIB
Dilakukan oleh : Bidan
Dinding vaginam : tebal
Pembukaan servix : belum ada pembukaan
Posisi portio : di belakang
Konsistensi : tebal
Selaput ketuban : ada
Presentasi : kepala
Titik penunjuk : tidak ada
Penurunan Bagian Terendah : kepala
Pemeriksaan penunjang :
Tanggal : 27 Desember 2021 Pukul : 11.13 WIB
Pemeriksaan Laboratorium (hasil dan nilai normal)
1. Protein urine : negatif
2. USG :
Terakhir tanggal 9 desember 2021 : Gravid tunggal, intra uterine,
denyut jantung janin +, gerakan janin +, presentasi kepala,
punggung janin dikanan , plasenta di anterior kiri, tak tampak
hematoma subplasenta, klasifikasi plasenta -, amnion cukup, usia
kehamilan berdasar BDP dan FI sekitar 34 minggu + 4 hari, berat
janin 2218 gr. ( HPL : 17//1 ).
Terapi yang sudah diberikan
infus RL 20 tpm
induksi misoprostol 25 mcg/vag/6 jam tablet ke-1 seri 1
NST : (Reaktif)
3. Kesimpulan
Dalam proses pengkajian pasien baik subjektif maupun objektif
yang telah dilakukan antara teori dan lahan tidak ditemukan kesenjangan.
B. Interpretasi data
1. Teori
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa Kebidanan adalah diagnosa yang di tegakkan bidan
dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan. Diagnosa dapat di tegakkan dari
data-data yang diperoleh saat pengumpulan data yaitu :
1) Data Subjektif :
a) Pernyataan ibu tentang identitas
b) Pernyataan ibu tentang jumlah kehamilan
c) Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan
d) Pernyataan ibu tentang jumlah abortus
e) Pernyataan ibu yang berkaitan dengan HPHT
2) Data Obyektif :
a) Tanda-tanda vital, tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, berat
badan.
b) Hasil pemeriksaan fisik dari palpasi abdomen meliputi :
TFU, leopold I, II, III, IV yang berkaitan dengan posisi,
presentasi dan masuknya bagian terbawah janin.
c) Denyut jantung janin melalui hasil auskultasi (Sulistyawati,
2013).
d) Diagnosa Hipertensi Gestasional menunjukan hasil
anamnesis terjadi kenaikan tekanan darah yang mencapai
140/90 mmHg dimasa kehamilan. (WHO,2018)
b. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan
pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian
atau sering menyertai diagnosa (Varney, 2004). Masalah
yang mungkin timbul pada ibu hamil dengan hipertensi
gestasional adalah cemas. Pada kasus ny. M mengatakan
merasa cemas khawatir terhadap kondisi kehamilannya,
sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.
c. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah.
Kebutuhan muncul setelah dilakukan pengkajian
dimanaakan ditemukan hal-hal yang membutuhkan
asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari ( Varney,
2007 ) Pada kasus ny. M membutuhkan istirahat yang
cukup sehingga tekanan darah dapat dikontrol. Dalam hal
ini kesenjangan teori dan praktek.
2. Lahan
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan pada Ny M umur 42 tahun dengan Hamil
Hipertensi Gestasional adalah :
1) Ny. M umur 42 tahun G3 P2 A0 AH2 Umur Kehamilan 37
Minggu 1 Hari Janin Tunggal Hidup Intrauterine Presentasi
Kepala dengan Hipertensi Gestasional
2) Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan 37
Minggu 1 Hari Janin Tunggal Hidup Intrauteri Presentasi kepala
Puki BDP
3) Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah2 umur kehamilan 37
minggu 1 hari Janin Tunggal Hidup Intra Uterine dengan
gagal induksi
4) Ny. M umur 22 tahun G3A2Ah2 dengan SC
5) Ny. M umur 4 2 tahun G3P2A0Ah2 inpartu kala I
(2) Masalah
1) Hamil dengan Hipertensi Gestasional
Ibu merasa cemas dengan keadaannya
2) Inpartu Kala I
Tidak ada
3) Inpartu Kala II
Tidak ada
4) Inpartu Kala III
Tidak ada
5) Inpartu Kala IV
Tidak ada
(1) Kebutuhan
Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara kebutuhan
disesuaikan dengan masalah yang terjadi
1) Hamil dengan Hipertensi Gestasional
Beri informasi pada ibu mengenai keadaan persalinannya
2) Inpartu Kala I
Tidak ada
3) Inpartu Kala II
Tidak ada
4) Inpartu Kala III
Tidak ada
5) Inpartu Kala IV
Tidak ada
4. Kesimpulan
Dalam identifikasi diagnose potensial menurut teori dan lahan
tidak ada kesenjangan.
A. Identifikasi tindakan segera
1. Teori
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi ibu (Mangkuji, 2010). Pada ibu
bersalin kaji apakah perlu tindakan segera oleh bidan atau dokter tidak,
atau mungkin ada hal-hal yang perlu ditangani bersama tim kesehatan
lain dengan melakukan kolaborasi.
2. Lahan
Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara perlunya
mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter atau ada hal
yang perlu dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain sesuai kondisi ibu.
3. Kesimpulan
Dalam identifikasi tindakan segera kami tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan lahan.
B. Perencanaan asuhan yang menyeluruh
1. Teori
Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga
dari apa yang akan diperkirakan terjadi selanjutnya, apakah dibutuhkan
konseling dan apakah perlu merujuk klien. Setiap asuhan yang
direncanakan harus disetujui oleh dua belah pihak, yaitu bidan dan pasien
(Mangkuji, 2012).
Perencanaan Pada langkah ini adalah melaksanakan rencana
asuhan secara menyeluruh. Langkah ini dapat dilakukan oleh bidan atau
sebagian dapat dilakukan oleh ibu hamil, suami, keluarga, atau anggota
tim kesehatan yang lain ( Varney, 2007). Pada kasus ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini pelaksanaan asuhan yaitu :
1) Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam (Varney, 2008)
2) Lakukan pemantauan DJJ (Varney, 2008)
3) Pemuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu (Varney, 2008)
4) Kehamilan >37 minggu, menggunakan induksi misoprostol dengan
dosis 25 mcg dengan evaluasi setiap 6 jam dengan maksimal
pemberian 8 kali. dinyatakan induksi gagal apabila pada dosis
maksimal tidak ada kemajuan persalinan dan kehamilan diakhiri
dengan persalinan sectio caesarea.( Komalasari, 2017 )
2. Lahan
Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara merencanakan pada
asuhan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini sebagai berikut :
a. Melakukan induksi persalinan dengan memberikan misoprostol
25mcg/vag tab 1 seri 1, induksi misoprostol 25mcg/vag tablet 2 seri
1, induksi misoprotol 25mcg/vag tablet 3 seri 1, induksi misoprostol
25mcg/vag tablet 4 seri 1, lapor dokter obgyn NST reaktif vt : 0,
induksi misoprosol 25mcg/vag tablet 1 seri II, induksi misoprostol
25mcg/vag tablet 2 seri II, induksi misoprostol 25mcg/vag tablet 3
seri II, induksi misoprostol 25mcg/vag tablet 4 seri II.
3. Kesimpulan
Rencana asuhan yang telah disusun menurut teori dan lahan tidak
ditemukan kesenjangan.
C. Pelaksanaan (Implementasi)
1. Teori
Pelaksanaan merupakan realisasi asuhan kebidanan yang
telah direncanakan secara efisien dan aman dimana
pelaksanaannya bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian lagi oleh kliennya (Salmah, 2006). Dalam kasus
ini pelaksanaantindakandilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah penulis rencanakan. Hal ini didukung oleh latar belakang
pengetahuan keluarga yang cukup. Sehingga sangat memudahkan dalam
bekerja sama dalam proses manajemen kebidanan dan pengobatan sebagai
usaha untuk mencapai kelancaran kehamilan ny, M. Dalam tahap ini
tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada kasus ibu bersalin dengan hipertensi gestasional pelaksanaan asuhan
yaitu :
A. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam (Varney, 2008)
B. Lakukan pemantauan DJJ (Varney, 2008)
C. Pemuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu (Varney, 2008)
D. Kehamilan >37 minggu, menggunakan induksi misoprostol dengan
dosis 25 mcg dengan evaluasi setiap 6 jam dengan maksimal
pemberian 8 kali, dinyatakan induksi gagal apabila pada dosis
maksimal tidak ada kemajuan persalinan dan kehamilan diakhiri
dengan persalinan sectio caesarea.( Komalasari, 2017 )
2. Lahan
Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara pelaksanaan asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah perencanaan.
E. Melakukan kolaborasi dengan dr Obgyn yaitu dengan memberikan
terapi induksi miso 25 mg per vag.
F. Memberi motivasi ibu dengan memberikan kata kata penyemangat,
memuji ibu, dan meyakinkan ibu bahwa proses persalinan akan
berjalan lancar serta meminta keluarga terdekat untuk tetap
mendampingi dan memotivasi ibu
G. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga bahwa akan
dilakukan induksi per oral dengan dosis maksimal 8 kali jika tidak
ada kemajuan persalinan maka akan dilakukan terminasi kehamilan
yaitu dengan dilakukan Operasi Sectio Caesaria (SC)
H. Melakukan Pemantauan pemberian obat induksi per vag
I. TABEL PEMANTAUAN
Hasil Evaluasi
Tanggal/
Obat masuk per vagina
Jam
27-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 1 seri I TD = 149/89 mmHg
16.00 WIB Dosis Miso 25mcg S = 36,7 ‘C
N = 85x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 153x/menit
STLD = -
27-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 2 seri 1 HIS = -
22.00 WIB Vt = -
DJJ = 149x/menit
STLD = -
28-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 3 seri I TD = 144/79mmHg
04.00 WIB S = 36,5’C
N = 90x/menit
R = 20x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 139x/menit
STLD = -
28-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 4 seri I HIS = -
10.00 Vt = -
DJJ = 143x/menit
STLD = -
28-12-2021 Lapor ke dokter SPOG kesar reaktif, NST TD = 156/91 mmHg
16.00 Reaktif ,dan Vt : 0 . Pemberian induksi miso per vag S = 36,7 ‘C
tablet 1 seri II N = 72x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 147x/menit
STLD = -
28-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 2 seri II HIS = -
22.00 Vt = -
DJJ = 148x/menit
STLD = -
29-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 3 seri II TD = 149/89 mmHg
04.00 S = 36,7 ‘C
N = 85x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 145x/menit
STLD = -
29-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 4 seri II HIS = -
10.00 Vt = -
DJJ = 147x/menit
STLD = -
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan belum merasakan kenceng-kenceng
- Ibu mengatakan ingin KB Metode Operasi Wanita (MOW)
OBJEKTIF
KU : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 142/79 mmHg
S : 36,8’C
N : 79x/menit
R : 20x/menit
VT : -
HIS : -
STLD : -
DJJ : 143x/menit
Evaluasi
Teori
Dalam kasus ini setelah dilakukan beberapa tindakan seperti menganjurkan ibu
bergizi, dan menjaga kondisi tubuhnya, ibu merasakan keadaannya semakin membaik
dari hari ke hari. Ibu merasakan sudah tidak sering pusing, ibu mengatakan kenceng-
kenceng sudah berkurang, dan berdasarkan pemeriksaan tekanan darah ibu berangsur
membaik. Sehingga dalam tahap ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek.