Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PRESENTASI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. M UMUR 42


TAHUN G3P2A0AH2 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 1
HARI DENGAN GESTASIONAL HIPERTENSI BELUM
DALAM PERSALINAN DI RSUD Hj. ANNA LASMANAH
BANJARNEGARA

Disusun Oleh:
Fifi Hidayah 190101004
Ikka Rahmawati 190101005
Indah Purwati 190101006
Nabiyla Fathimah A 190101010
Yuni Nur Indriyani 190101020

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D3


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga dapat menyelesaikan laporan presentasi kasus dengan judul Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. M Umur 42 Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan
37 Minggu 1 Hari Dengan Gestasional Hipertensi Belum Dalam Persalinan Di
Rsud Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara”
Laporan presentasi kasus ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan 2B dan EBMC. Penulis menyadari bahwa
tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, laporan presentasi kasus ini
tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Iis Setiawan Mangkunegara, S.Kom, M.Ti sebagai Ketua Yayasan Dwi
Puspita.
2. dr. Pramesti Dewi M.Kes sebagai Rektor Universitas Harapan Bangsa.
3. Dwi Novitasari, S.Kep, Ners, M.Sc selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Harapan Bangsa.
4. Surtiningsih SS.T, M.Kes sebagai Ketua Program Studi Kebidananan D3
Universitas Harapan Bangsa.
5. Nurhidayati, Amd.Keb selaku pembimbing lahan ruang menur yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan presentasi kasus ini.
6. Faisal, S.Kep.Ns selaku pembimbing lahan ruang perinatologi
7. Fauziah Hanum NA, S.ST., M.Keb selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan presentasi kasus ini.
Dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca untuk
penyempurnaan tugas ini, akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat
memberikan manfaat inspirasi bagi pembaca.

Banjarnegara, 8 Januari 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu bagian dari upaya

peningkatan derajat kesehatan dalam Sustainable Development Goal (SDG’s)

Indonesia tahun 2030. Indikator akan tercapainya target tersebut jika angka

kematian ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN) dan angka kematian

bayi (AKB) menurun serta akseptor Keluarga Berencana (KB) meningkat.

Keadaan ibu yang fisiologi saat hamil dihapkan berkelanjutan sampai masa

nifas berakhir. Kondisi tersebut akan tercapai apabila pelayanan kesehatan bagi

ibu memadai dan berkualitas (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Menurut

laporan (WHO, 2014 dalam Hanifah, 2017) Angka Kematian Ibu (AKI) di

dunia yaitu 289.000 jiwa beberapa AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub sahara

179.000 jiwa, Asia selatan 69.000 jiwa dan Asia tenggara yaitu indonesia 190

per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.00 kelahiran hidup, Thailand

26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunai 27 per 100.000 kelahiran hidup dan

malaysia 29 per100.000 kelahiran hidup, Ini disebabkan pre-eklamsi 28%,

pendarahan 27%, eklamsi 14%, aborsi tidak aman 8%, infeksi 11%, penyulit

persalinan 9% dan emboli 14% . Pada tahun 2017 sekitar 810 wanita

meninggal, pada akhir tahun mencapai 295.000 orang dari 94% diantaranya

terdapat di negara berkembang.

Menurut (Kementerian Kesehatan RI, 2018 dalam Susiana, 2019) Angka

Kematian Ibu di Indonesia secara umum terjadi penurunan dari 390 menjadi
305 per 100.000 kelahiran hidup, walau sudah cenderung menurun namun

belum berhasil mencapai target MDGs. Pada tahun 2015, MDGs menargetkan

angka kematian ibu 110 kematian per 100.000 kelahiran. Menurut Ketua

Komite Ilmiah International Conference on Indonesia Family Planning and

Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga tahun 2019

AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Padahal, target AKI Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000

kelahiran hidup. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, dalam acara Nairobi Summit dalam

rangka ICPD 25 (International Conference on Population and Development

ke- 25) yang diselenggarakan pada tanggal 12 hingga 14 November 2019

menyatakan bahwa tingginya AKI merupakan salah satu tantangan yang harus

dihadapi Indonesia sehingga menjadi salah satu komitmen prioritas nasional,

yaitu mengakhiri kematian ibu saat hamil dan melahirkan.

Dilihat dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, angka kematian ibu

Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 240 per 100.000 Kelahiran Hidup, sedang

untuk nasional sebesar 259 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti bahwa

angka kematian ibu di Jawa Tengah telah menunjukan adanya penurunan yang

sangat signifikan, dimana dalam dua dasawarsa, pada tahun 2012 angka

kematian ibu di Jawa Tengah berada di bawah angka nasional, baik

dibandingkan dengan hasil SDKI maupun hasil Sensus Penduduk. Sedang, jika

dilihat berdasarkan kasus kematian maternal yang terjadi pada tahun 2018 di

Provinsi Jawa Tengah, tercatat sebanyak 86 kasus kematian ibu. Sehingga jika

dihitung angka kematian ibu maternal dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak
90.913, maka kematian Ibu maternal di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018

adalah sebesar 95 per 100.000 kelahiran hidup.

Penyebab kematian ibu melahirkan yang terjadi di JawaTengah Tahun

2019 dominan disebabkan karena kasus perdarahan sebanyak 35 kasus

(29.91%), hipertensi dalam kehamilan sebanyak 25 kasus (21,37%), gangguan

sistem peredarah darah sebanyak 6 kasus (5,13%) infeksi sebanyak 6 kasus

(5,13%), partus lama sebanyak 1 kasus (0.85%) dan sebab lain sebanyak 44

kasus (37,61%) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019).

Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) didefinisikan sebagai tekanan darah

≥140/90 mmHg dalam dua kali pengukuran atau lebih). Berdasarkan

International Society forthe Study of Hypertension in Pregnancy (ISSHP) ada 4

kategori hipertensi dalam kehamilan, yaitu preeklamsia-eklamsia, hipertensi

gestasional, kronik hipertensi dan superimpose preeklamsia hipertensi kronik.

Kejadian hipertensi dalam kehamilan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

(multiplecausation). Usia ibu (untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

Usia 20 hingga 30 tahun adalah periode paling aman untuk hamil atau

melahirkan. Wanita yang berada pada awal atau akhir usia reproduksi,

dianggap rentan mengalami komplikasi kehamilan. Dua tahun setelah

menstruasi yang pertama, seorang wanita masih mungkin mencapai

pertumbuhan panggul antara 2 hingga 7% dan tinggi badan 1%. Dampak dari

usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi selama kehamilan. Setiap

remaja primigravida mempunyai risiko yang lebih besar mengalami hipertensi

dalam kehamilan .
Penyakit hipertensi dalam kehamilan adalah salah satu dari tiga penyebab

utama kematian ibu disamping perdarahan dan infeksi. Ada sekitar 85%

preeklampsia terjadi pada kehamilan pertama. Preeklamsia terjadi pada 14%

sampai 20% kehamilan dengan janin lebih dari satu dan 30% pasien

mengalami anomali rahim yang berat. Pada ibu yang mengalami hipertensi

kronis, penyakit ginjal, insiden mencapai 25%. Menurut WHO terdapat sekitar

585.000 ibu meninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan 58,1%

diantaranya dikarenakan oleh preeklampsia dan eklampsia.

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, tetapi ada beberapa

keadaan yang dapat menyebabkan kehamilan penuh dengan ancaman . Diawali

dari hasil bertemunya sperma dan ovum yang tidak menempel dengan

sempurna ke rahim, kemungkinan pertumbuhan janin yang terhambat, berbagai

penyakit ibu yang mengancam kehamilan, hingga proses kelahiran yang juga

mempunyai resiko tersendiri. Salah satu penyakit yang sering mengancam

kehamilan adalah hipertensi dalam kehamilan. Penyebab langsung kematian

ibu disebabkan oleh Perdarahan (28%), preeklampsia (24%), infeksi (11%),

komplikasi (8%), partus lama (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik

(3%). Di Indonesia, preeklampsi dan eklampsi merupakan penyebab kematian

ibu yang berkisar 15% hingga 25%. Ada beberapa penyakit ibu yang dapat

meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia, yaitu riwayat hipertensi kronis,

preeklampsia, diabetes mellitus, ginjal kronis dan hioperplasentosis (mola

hidatidosa, kehamilan multipel, bayi besar). Angka Kematian Ibu (AKI)

sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu
sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu

karena perdarahan (28%), eklamsia (24%), dan infeksi (11%) .

B. Rumusan Masalah

Berdasar uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalahnya yaitu “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. M

Umur 42 Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan 37 Minggu 1 Hari Dengan

Gestasional Hipertensi Belum Dalam Persalinan Di Rsud Hj. Anna Lasmanah

Banjarnegara?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan dan melaksanakan pelayanan Asuhan

Kebidanan sesuai standar pelayanan kebidanan pada Ibu Hamil Ny. M

Umur 42 Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan 37 Minggu 1 Hari Dengan

Gestasional Hipertensi Belum Dalam Persalinan Di Rsud Hj. Anna

Lasmanah Banjarnegara dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengumpulan data berupa pengkajian data lengkap

Ny. M Umur 42 Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan 37 Minggu 1

Hari Dengan Gestasional Hipertensi Belum Dalam Persalinan Di Rsud

Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara


b. Mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa

masalah pada Ny. M Umur 42 Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan 37

Minggu 1 Hari Dengan Gestasional Hipertensi Belum Dalam Persalinan

Di Rsud Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara

c. Mampu mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa atau masalah

potensial pada Ny. M Umur 42 Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan

37 Minggu 1 Hari Dengan Gestasional Hipertensi Belum Dalam

Persalinan Di Rsud Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara

d. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. M Umur

42 Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan 37 Minggu 1 Hari Dengan

Gestasional Hipertensi Belum Dalam Persalinan Di Rsud Hj. Anna

Lasmanah Banjarnegara.

e. Mampu menentukan rencana tindakan asuhan kebidanan secara

menyeluruh pada Ny. M Umur 42 Tahun G3P2A0Ah2 Umur

Kehamilan 37 Minggu 1 Hari Dengan Gestasional Hipertensi Belum

Dalam Persalinan Di Rsud Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.

f. Mampu melaksanakan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada

Ny. M Umur 42 Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan 37 Minggu 1

Hari Dengan Gestasional Hipertensi Belum Dalam Persalinan Di Rsud

Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.

g. Melaksanakan evaluasi hasil asuhan kebidanan pada Ny. M Umur 42

Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan 37 Minggu 1 Hari Dengan

Gestasional Hipertensi Belum Dalam Persalinan Di Rsud Hj. Anna

Lasmanah Banjarnegara.
D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah referensi dan

acuan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih jauh tentang asuhan

kebidanan yang diberikan kepada ibu bersalin dengan gestasional hipertensi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pasien

Hasil studi dapat menjadi masukan bagi ibu untuk melakukan

pemilihan penolong persalinan yang benar sehingga dapat mengurangi

komplikasi yang ditimbulkan akibat asuhan persalinan yang salah.

b. Bagi tempat penelitian

Hasil studi dapat dijadikan referensi tentang pentingnya asuhan

kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin patologis.

c. Bagi Peneliti

Hasil studi dapat digunakan sebagai proses belajar dan

mengaplikasikan ilmu yang pernah didapatkan selama kuliah dan

mengembangkan kemampuan penelitian mengenai asuhan kebidanan

pada ibu bersalin patologis.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan normal merupakan masa kehamilan yang dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Konsepsi didefinisikan pertemuan antara
sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini
merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan
sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi
embrio didalam uterus. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau
9 bulan 7 hari) ini dihitung dari hari pertama haid terakhir (Kusmiyati, 2010;
hal 34).
2. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu
a. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
b. Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan
c. Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
3. Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Gejala Kehamilan
1) Tanda Tidak Pasti
a) Amenorhea
b) Mual Muntah
c) Mastodia (rasa kencang dan sakit pada payudara)
d) Quickening (Gerakan janin pertama kali)
e) Keluhan kencing
f) Konstipasi
g) Perubahan berat badan
h) Perubahan temperatur basal
i) Perubahan warna kulit
j) Perubahan payudara
k) Perubahan pada uterus
l) Tanda Piskacek’s (Terjadinya pertumbuhan uterus yang simetris)
m)Perubahan-perubahan pada Serviks (Tanda Hegar, Tanda
Goodells’s, TandaChadwick, Tanda Mc Donald, terjadinya
pembesaran abdomen, kontraksi uterus, pemeriksaan tes biologis
kehamilan)
2) Tanda Pasti Kehamilan
a) Denyut Jantung Janin (DJJ)
b) Palpasi
b. Tanda-tanda Kehamilan
1) Terlambat datang bulan
2) Mual dan muntah
3) Payudara membengkak
4) Lelah dan mengantuk
5) Nyeri punggung
6) Sakit kepala
7) Suka ngemil
8) Areola menghitam
9) Sering buang air kecil
10) Gerakan didalam perut
11) Detak jantung didalam perut
12) Sakit kepala ringan (pusing)
13) Sakit ditulang rusu
14) Rasa sesak
15) Air liur yang berlebihan bahkan sering muntah-muntah
16) Sebagian wanita merasa resah dan sensitive
17) Suhu panas yang tinggi setelah indung telur mengeluarkan sel
18) telur dan terjadi pembuahan
19) Tidak mendapat haid atau menstruasi
20) Badan mengembang dan rahim membesar membuat perut
21) semakin besar (Wahyu, 2013).
4. Macam-macam masa gestasi
a. Kehamilan cukup bulan (term atau aterm) : masa gestasi 37-42 minggu
(259-294 hari) lengkap
b. Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang dari 37 minggu
(259 hari)
c. Kehamilan lewat waktu (postterm) : masa gestasi lebih dari 42 minggu
(294 hari)
d. Bayi cukup bulan (term infant) : bayi dengan usia gestasi 37-42 minggu
e. Bayi kurang bulan (preterm infant) : bayi dengan usia gestasi kurang dari
37 minggu (Marmi, 2012)
5. Faktor- Faktor yang mempengaruhi kehamilan
a. Faktor Fisik
1) Status Kesehatan/Penyakit
2) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan
3) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan
kehamilan
b. Gizi
Asam Folat, Energi, Protein, Zat Besi (Fe), Kalsium, Pemberian
suplemen vitamin D, Yodium.
c. Gaya Hidup
Kebiasaan Minum Jamu, Mitos, Takhayul atau Kepercayaan
Tertentu, Aktivitas Seksual, Pekerjaan atau Aktivitas Sehari-Hari, Senam
Hamil, Perilaku yang merugikan bagi ibu hamil (merokok, penggunaan
obat-obatan).
6. Masa-masa kehamilan
a. Trimester pertama
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode terhadap
kenyataan ia sedang mengandung, sebagian besr wanita merasa sedih dan
ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Trimester pertama sering
menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan
akan dapat berkembang degan baik. Beratbadan sangat bermakna bagi
wanita hamil selama trimester pertama. Berat badan dapat menjadi salah
satu uji realitas tentang adanya keadaan karena tubuhnya menjadi bukti
nyata bahwa dirinya hamil.
b. Trimester kedua
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang
baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal didalam alami saat hamil. Trimester
kedua sebenarnya terbagi atas dua fase. Pra-quickenin dan pasca-
quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas
psikologis utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan
identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya. Dan
terjadi perubahan tubuh.
c. Trimester ketiga
Trimester keryga disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagi makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar mananti
kehadiran sang bayi. Pada trimester ke tiga wajah ibu hamil juga akan
muncul bercak kecoklatan pada kulit hidup dan pipi (Sukarni, 2013).
7. Tanda bahaya dalam kehamilan
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Penglihatan kabur
d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
e. Bengkak pada muka dan jari tangan
f. Keluar cairan pervaginam
g. Gerakan janin tidak terasa (Kusmiyati, 2008).
8. Perubahan yang Terjadi Saat Kehamilan
a. Perubahan Kulit
b. Perubahan pada kelenjar
c. Perubahan pada mammae
d. Perubahan perut
e. Perubahan alat kelamin luar
f. Perubahan pada tungkai
g. Sikap ibu pada waktu kehamilan agak tua.
9. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
a. Faktor-faktor yang membantu kestabilan emosi calon ibu
b. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
c. Persiapan menjadi orang tua.
10. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Sesuai Tahap Perkembangannya
a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
1) Oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen dengan cara:
 Latihan nafas melalui senam hamil
 Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
 Makan tidak terlalu banyak
 Kurangi atau hentikan merokok
 Konsul ke dokter apabila ada gangguan seperti asma.
2) Nutrisi dalam Kehamilan yaitu kerbohidrat, Kalori, Protein, lemak,
Mineral, Vitamin, kalsium dan zat besi
3) Personal Higiene
4) Pakaian selama kehamilan
5) Eliminasi (BAK dan BAB)
6) Seksual
7) Mobilisasi dan Body Kekanik
8) Senam hamil
9) Istirahat atau tidur
10) Imunisasi
11) Travelling
12) Persiapan laktasi
13) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
14) Memantau kesejahteraan janin
15) Auskultasi periodik Denyut Jantung Janin
16) Pemantauan janin secara elektronik
17) Kunjungan ulang.
11. Patologi Kehamilan
Kehamilan patologi merupakan kehamilan yang bermasalah dan
disertai dengan penyulit-penyulit, diantaranya hamil dengan hipertensi,
hamil dengan anemia, hiperemesis gravidarum, preeklamsia, hamil
kembar, dll.
B. Hipertensi Dalam Kehamilan
1. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan
dimana tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg
atau adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang
mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan
sistolik ≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya
dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg
dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter
hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).
2. Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia
b. kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pasca persalinan.
c. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria.
d. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai
dengan koma.
e. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi
kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai
proteinuria.
f. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang
timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan
preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2013)
3. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam
kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko
yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
risiko.Beberapa faktor risiko sebagai berikut:
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
c. diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
d. Umur
e. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
f. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
g. ObesitasPatofisiologi
Pada ibu hamil normal plasenta menghasilkan progesteron yang
bertambah hal ini menyebabkan ekresi natrium lebih banyak karena
progesteron berfungsi sebagai diuretik ringan.Kehilangan natrium
menyebabakan penyempitan dari vilume darah kompartemen vaskuler,
pada kehamilan dengan pre eklamsi menunjukan adanya peningkatan
resistensi perifer dan vasokontriksi pada ruang vaskuler, bertambahnya
protein serum (albumin dan globulin ) yang lolos dalam urine disebabkan
oleh adanya lesi dalam glomerolus ginjal, sehimgga terjadi oliguri karena
menurunya aliran darah ke ginjal dan menurunya GFR (glomerulus filtrat
rate ) kenaikan berat badan dan oedema yang disebabka penambahan
cairan yang berlebiha dalam ruang intrestisial mungkin berhubungan
dengan adanya retensi air dan garam, terjadinya pergeseran cairan dari
ruang intravaskuler ke intertisialdiikuti oleh adanya kenaikan hematokrit,
peningkatan protei serum menambah oedem dan menyebabkan volume
darah berkurang, visikositas darah meningkat dan waktu peredaran darah
teri menjadi lama. Prawirohardjo (2013).
4. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari
hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut : Gejala yang timbul
akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ.
a. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
b. Mengalami hipertensi diberbagai level.
c. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
d. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
e. Berpotensi gagal hati. kuadran
f. Kemungkinan akan mengalami nyeri di kanan atas.
g. Meningkatnya enzim hati.
h. Jjumlah trombosit menurun.yang dipengaruhi.
i. Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsi
1) Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat
dengan bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin.
Sebaliknya pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma
antara 30-40% dibanding hamil normal disebut hipovolemia.
Hipovolemia diimbangi dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi
hipertensi.
2) Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan
diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik
menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik
menggambarkan besaran curah jantung.Peningkatan reaktivitas
vaskuler pada preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 20 minggu,
tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester II.
3) Fungsi ginjal
Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia, sehingga
terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal.
Bilasebagian besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis,
maka terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.
4) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia,
tetapi proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan,
sehingga sering dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena
janin sudah lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat dilakukan
dengan urin dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya
diperiksa dua kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan
pengumpulan proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila
besaran proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.
5) Asam urat serum
Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan
olehhipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah
filtrasi aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat.
Peningkatan asam urat terjadi karena iskemia jaringan. 4)
KreatininKadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat,
hal ini disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal
menurun, mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga
menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin plasma.
5. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010)
menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil
dengan hipertensi diantaranyan :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
d. aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
e. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
f. abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.e. Tes non tekanan dengan
profil biofisik.
g. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
h. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
6. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang
dapat dilakukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya
:
a. Hipertensi ringan Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien
diberi nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2
jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava
inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran
darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia
plasenta, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju
ginjal dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera
berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing,
gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi BeratDalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit,
istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian
obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi,
pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian
antasida.
c. Hipertensi kronisPengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah
sakit untuk evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta
kultur,pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi
paru).
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga
dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo
(2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Anjurkanmelakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dantirah
baringHinari kafein, merkok, dan alkohol.
b. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi
maknan yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam
seckupnya, dan rendah lemak.
c. enganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu inimal
4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering,
terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan
setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan kemudian
menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.Lakukan
pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG
d. Pembatasan aktivitas fisik.
e. Penggunaan obat - obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat
menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi
janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan sebagai
tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi
memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi
beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke uterus
dansisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebrovaskular.
7. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu dan janin. Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platellet
count).
h. Ablasio retina.

Pada janin:

a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus


b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
C. Konsep Sectio Caesarea
1. Pengertian
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (amru
sofian,2012). Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatann pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
vagina (Mochtar, 1998 dalam Siti, dkk 2013)
2. Etiologi
a. Etiologi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua
disertai kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi
janin / panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk,
terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada
primigravida, solutsio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan
yang disertai penyakit (jantung, DM). Gangguan perjalanan persalinan
(kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).
b. Etiologi yang berasal dari janin
Fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal posisi
kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil,
kegagalan persalinan vakum atau forceps ekstraksi. (Nurarif & Hardhi,
2015).
3. Patofisiologi
Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan
persalinan normal tidak memungkinkan dan akhirnya harus diilakukan
tindakan Sectiocaesarea, bahkan sekarang Sectiocaesareamenjadi salah
satu pilihan persalinan (Sugeng, 2010).Adanya beberapa hambatan ada
proses persalinan yyang menyebabkan bayi tidak dapat dilahirkan secara
normal, misalnya plasenta previa, rupture sentralis dan lateralis, pannggul
sempit, partus tidak maju (partus lama), pre-eklamsi, distokksia service
dan mall presentasi janin, kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya
suatu tindakan pembedahan yaitu Sectiocaesarea (SC). Dalam proses
operasinya dilakukan tindakan yang akan menyebabkan pasien mengalami
mobilisasii sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas.
Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan
pasien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri pasien secara
mandiri sehingga timbul masalah deficit perawatan diri. Kurangnya
informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan dan perawatan
post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu
dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada
dinding abdomen sehingga menyebabkan inkontinuitas jaringan,
pembuluh darah dan saraf-saraf di daerah insisi. Hal ini akan merangsang
pengeluaran histamin danprostaglandin yang akan menimbulkan rasa
nyeri. Setelah semua proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan
ditutup dan menimbulkan luka post operasii, yang bila tidak dirawat
dengan baik akan menimbulkan masalah resiko infeksi
4. Resiko kelahiran Sectio Caesarea
Melahirkan dengan cara Sectiocaesarea sudah populer. Namun
demikian, demikian, secara obyektif kita perlu menimbang untung dan
ruginya adapun resiko Sectiocaesarea adalah :
a. Resiko jangka pendek
1) Terjadi infeksi Infeksi luka akibat persalinan Sectiocaesarea beda
dengan luka persalinan normal . luka persalinan normal sedikit dan
mudah terlihat, sedangkan luka Cesar lebih besar dan berlapis-
lapis. Ada sekitar 7 lapisan mulai dari kulit perut sampai dinding
Rahim, yang setelah operasi selesai, masing-masing lapisan dijahit
tersendiri. Jadi bisa ada 3 sampai 5 lapis jahitan. Apabila
penyembuhan tidak sempurna, kuman akan lebih mudah
menginfeksi sehingga luka menjadi lebih parah. Bukan tidak
mungkin dilakukan penjahitan ulang.Kesterilan yang tidak terjaga
akan mengundang bakteri penyebab infeksi. Apabila infeksi ini tak
tertangani, besar kemungkinan akan menjalar ke organ tubuh lain,
bahkan organ-Disamping itu infeksi juga dapat terjadi pada Rahim.
Infeksi Rahim terjadijika ibu sudah kena infeksi sebelumnya,
misalnya mengalami pecah ketuban. Ketika dilakukan operasi,
Rahim pun terinfeksi. Apa lagi juka antibiotiik yang digunakan
dalam operasi tidak cukup kuat. Infeksi bisa dihindari dengan
selalu memberikan informasi yang akurat kepada dookter sebelum
keputusan tindakan cesar diambil.
2) Kemungkinan terjadi keloid, Keloid atau jaringan parut muncul
pada organ tertentu karena pertumbuhan berlebihan. Sel-sel
pembentuk organ tersebut. Ukuran sel meningkat dan terjadilah
tonjolan jaringan parut. Perempuan yang punya kecenderungan
keloid tiap mengalami luka niscaya mengalami keloid pada sayatan
bekas operasinya. Keloid hanya terjadi pada wanita yang memiliki
jenis penyakit tertentu. Cara mengatasinya adalah dengan
memberikan informasi tentang segala penyakit yang iibu derita
sebelum kepastian tindakan Sectiocaesarea dilakukan. Jika
memang harus menjalani Sectiocaesarea padahal ibu punya potensi
penyakit demikian tentu dokter akan memiliki jalan keluar,
misalnya diberikan obat-obatan tertentu melalui infus atau
langsung diminum sebelum atau sesudah Sectiocaesarea.
Perdarahan berlebihanResiko lainnya adalah perdarahan. Memang
perdarahan tak bisa dihindari dalam proses persalinan. Misalnya
plasenta lengket tak mau lepas. Bukan tak mungkin setelah
plasenta terlepas akan menyebabkan perdarahan. Darah yang
hilang lewat Sectiocaesarea sebih sedikit dibandingkan lewat
persalinan normal. Namun dengan tekhnik pembedahan dewasa ini
perdarahan bisa ditekan sedemikian rupa sehingga sangat minim
sekali. Darah yang keluar saat Sectiocaesarea adalah darah yang
memang semestinya keluar dalam persalinan normal. Keracunan
darah pada Sectiocaesarea dapat terjadi karena sebelumnya ibu
sudah mengalami infeksi.. ibu yang di awal kahamilan mengalami
infeksi Rahim bagian bawah, berarti air ketubannya sudah
mengandung kuman. Apabila ketuban pecah dan didiamkan,
kuman akan aktif sehingga vagina berbau busuk karena bernanah.
Selanjutnya, kuman masuk ke pembuluh darah sehingga operasi
berlangsung, dan menyebar ke seluruh tubuh.
b. Resiko jangka panjang
Resiko jangka panjang dari Setiocaesarea adalah pembatasan
kehamilan. Dulu, perempuan yang pernah menjalani
Setiocaesareahanya boleh melahirkan 3 kali. Kini, dengan tekhnik
operasi yang lebih baik, ibu memang boleh melahirkan lebih dari itu,
bahkan smapai 4 kali. Akan tetapi tentu bagi keluarga zaman
sekarangpembatasan itu tidak terlalu bermasalah karena setiap
keluarga memang dituntut membatasi jumlah kelahiran sesuai progam
KB nasional. (Indiarti dan Wahyudi, 2014).
5. Jenis operasi Setio Caesarea
a. Jenis operasi Setiocaesarea :
Setio caesarea abdomen
Setio caesarea transperitonealis
b. Setio caesarea vaginalis :
Menurut arah sayatan pada Rahim, Setiocaesarea dapat dilakukan
sebagai berikut :
1) Sayatan memanjang (longitudinal) menurut kronig
2) Sayatan melintanng (transversal) menurut kerr
3) Sayatan huruf T (T-Incision)
c. Setiocaesarea klasik (Corporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen
bawah Rahim (low cervical transfersal) kira-kira sepanjang 10 cm
tetapi saat ini tekhnik ini jarang dilakukan karena memiliki bannyak
kekurangan namun pada kasus seperti operasi berullang yang memiliki
banyak perlenketan organ cara ini dapat dipertimbangkan.
d. Setiocaesarea ismika (profunda )dilakukan dengan membuat sayatan
melintang konkaf pada segmen bawah Rahim (low servical transfersal)
kira-kira sepanjang 10 cm. 2.1.6 Klasifikasi Setio CaesareaKlasifikasi
Sectio Caesarea menurut (Hary Oxorn dan Wiilliam R. Forte, 2010)
1) Segmen bawah : Insisi melintang
Karena cara ini memungkinkan kelahiran per abdominam
yang amansekalipun dikerjakan kemudian pada saat persalinan
dan sekalipun dikerjakan kemudian pada saat persalinan dan
sekalipun rongga Rahim terinfeksi, maka insisi melintang
segmenn bawah uterus telah menimbulkan revolusi dalam
pelaksanaan obstetric.
2) Segmen bawah : Insisi membujur
Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama
seperti insisi melintang, insisi membujur dibuat dengan scalpel
dan dilebarkan dengan gunting tumpul untuk menghindari cedera
pada bayi.
e. Sectio Caesarea klasik
Insisi longitudinal digaris tengah dibuat dengan scalpel
kedalam dinding anterior uterus dan dilebarkan keatas serta kebawah
dengan karena bayi sering dilahirkan dengan bokong dahulu. Janin
serta plasenta dikeluarkan dan uterus ditutup dengan jahitan tiga lapis.
Pada masa modern ini hamper sudah tidak dipertimbangkan lagi untuk
mengerjakan Sectio Caesarea klasik. Satu-satunya indikasi untuk
prosedur segmen atas adalah kesulitan teknis dalam menyingkapkan
segmenn bawah. Sectio Caesarea Extraperitonealpembedahan
Extraperitoneal dikerjakan untuk mennghindari perlunya histerektomi
pada kasus-kasus yang menngalami infeksi luas dengan mencegahh
peritonitis generalisata yang sering bersifat fatal. Ada beberapa
metode Sectio Caesarea Extraperitoneal, seperti metode Waters,
Latzko, dan Norton, T. tekhnik pada prosedur ini relative lebih sulit,
sering tanpa sengaja masuk kedalam vacuum peritoneal dan isidensi
cedera vesica urinaria meningkat. Metode ini tidak boleh dibuang
tetapi tetap disimpan sebagai cadangan kasus-kasus tertentu.
f. Histerektomi Caesarea
Pembedahan ini merupakan Sectio Caesarea yang dilanjutkan
denngan pengeluaran uterus. Jika mmuungkin histerektomi harus
dikerjakan lengkap (histerektomi total). Akan tetapi, karena
pembedahan subtoral lebih mmudah dan dapatt dikerjakan lebih cepat,
maka pemmbedahan subtoral menjadi prosedur pilihan jika terdapat
perdarahan hebat dan pasien terjadi syok, atau jika pasien dalam
keadaan jelek akibat sebab-sebab lain. Pada kasus-kasus semacam ini
lanjutan pembedahan adalah menyelesaikannya secepat mungkin
6. Indikasi Sectio Caesarea
Indikasi yang berasal dari ibu:
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, pramiparatua
disertai ada kelainan letak, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi
janin/panggul), sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat
kesempitan pannggul, plasenta previa terutama pada primigravida, solusio
plasenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia-eklamsia,
atas permintaan, kehhamilan yang disertai penyakit (jantung-DM),
gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan
sebagainya).
Indikasi yang berasal dari janin:
Fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal posisi
kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan
persalinan vakum atau forceps ekstraksi (Jitowiyono, 2010).
7. Kontraindikasi Sectio Sesarea
Sectio sesarea tidak boleh dikerjakan kalau ada keadaan berikut ini :
a. Kalau janin sudah mati atau berada dalam keadaan jelek sehingga
kemungkinan hidup kecil. Dalam keadaan ini tidak ada alas an untuk
melakukan operasi berbahaya yang tidakdiperlukan.
b. Kalau jalan lahir ibu mengalami infeksi yang luas dan fasilitas untuk
caesarea extraperitoneal tidak tersedia. Kalau dokter bedahnya tidak
berpengalaman. Kalau keadaannya tidak menguntungkan bagi
pembedahan, atau kalau tidak tersedia tenaga asisten yang memadai
8. Risiko bedah Sectio Caesarea
Resiko atau efek samping melahirkan Sectio Caesarea mencangkup :
a. Masalah yang muncul akibat bius yang digunakan dalam pembedahan
dan obat-obatan penghilang nyeri sesudah bedah Setiocaesarea.
b. Peningkatan insidensi infeksi dan kebutuhan akan antibiotic.
c. Perdarahan yang lebih berat dan peningkatan resiko perdarahan yang
dapat menimbulkan anemia atau mmemerlukan tranfusi darah.
d. Rawat inap yang lebih lama, yang meningkatkan biaya persalinan.
e. Nyeri pascabedah yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-
bulan dan membuat sulit merawat diri sendiri, merawat bayi, ataupun
kakak-kakaknya.
f. Resiko timbulnya masalah dari jaringan parut atau perlekatan diidalam
perut.
g. Kemungkinan cederanya organ-organ lain (usus besar atau kandung
kemih) dan resiko pembentukan bekuan darah dikaki dan daerah
panggul.
h. Peningkatan resiko masalah pernapasan dan temperatur untuk bayi
baru lahir. Tingkat kemandulan yang lebih tinggi disbanding pada
wanita dengan melahirkan lewat vagina.
i. Peningkatan resiko plasenta previa atau plasenta yang tertahan pada
kehamilan berikutnya.
j. Peningkatan kemungkinan harus dilakukannya bedahh Caesar pada
kehamilan berikut. (Penny, dkk 2008).
9. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul dari tindakan Sectio
Caesareaadalah komplikasi pembiusan, perdarahan pasca operasi Sectio
Caesarea, syok perdarahan, obstruksi usus, gangguan pembekuan darah,
dan cedera organ abdomen seperti usus, ureter, kandung kemih, pembuluh
darah. Pada Sectio Caesarea juga bisa terjadi infeksi sampai sepsis apalagi
pada kasus dengan ketuban pecah dini. Dapat juga terjadi komplikasi pada
bekas luka operasii (Anggi, 2011).Hal yang sangat mempengaruhi atau
komplikasi pasca operasi yaitu infeksi jahitan pasca Sectio Caesarea,
infeksi ini terjadi karena banyak factor, seperti infeksi intrauteri, adanya
penyakit penyerta yang berhubungan dengan infeksi misalnya, abses
tuboofaria, apendiksitis akut/perforasi. Diabetes mellitus, gula darah tidak
terkontrol, kondisi imunokompromised misalnya, infeksi HIV,
Tuberkulosis atau sedang mengkonsumsi kortikosteroid jangka panjang,
gisi buruk, termasuk anemia berat, sterilitas kamar operasi dan atau alat
tidak terjaga, alergi pada materi benang yang digunakan daan kuman
resisten terhadapantibiotic. Akibat infeksi ini luka bekas Sectio Caesarea
akan terbuka dalam minggu pertama pasca operasi. Terbukanya luka bisa
hanya kulit dan subkulit saja, bisa juga sampai fascia yang disebut dengan
bust abdomen. Umumnya, luka akan bernanah atau ada eksudat dan
berbahaya jika dibiarkan karena kuman tersebut dapat menyebarmelalui
aliran darah. Luka yang terbuka akibat infeksi itu harus dirawat,
dibersihkan dan dilakukan kultur dari caiiran luka tersebut. (Valleria,
2012).
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
b. Pemantauan EKG
c. JDL dengan diferensial
d. Elektrolit
e. Hemoglobin/Hematokrit
f. Golongan Darah
g. Urinalis
h. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
i. Pemeriksaan sinar X sesuai indikasi.
j. Ultrasound sesuai pesanan. (Tucker,Susan martin,1998. Dalam buku
Aplikasi Nanda 2015).
BAB III

TINJAUAN KASUS

NO. REGISTER : 0706XX


RUANG : Menur (VK)
Tgl. Masuk : 27 Desember 2021 Pukul : 13.30 WIB
Tgl. Pengkajian : 27 Desember 2021 Pukul : 13.30 WIB

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama Ibu : Ny. M Nama Suami : Tn. S
Umur : 42 tahun Umur : 45 tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan :Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Penjahit
Alamat : Kutayasa 1/3 Alamat : Kutayasa 1/3
Telp. :- Telp. :-
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
1. Alasan utama masuk kamar bersalin:
Pasien datang dari poliklinik kebidanan dan kandungan G3P2A0Ah2 umur
kehamilan 37 minggu 1 hari atas perintah dokter karena terdiagnosa
gestasional hipertensi.
2. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan mengeluh tensi tinggi sejak umur kehamilan 34 minggu,
pasien mengatakan sering merasa pusing, pandangan tidak kabur. Pasien
mengatakan belum merasakan kenceng-kenceng.
3. Riwayat Mentruasi
Haid Pertama : 10 tahun
Siklus : 30 hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Dismenorhoe : tidak dismenorhea
Teratur/ tidak : Teratur
Lamanya : 6-7 hari
Sifat darah : Cair
4. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga :
a. Riwayat kesehatan ibu sekarang
Penyakit Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
sakit di dada sebelah kiri dan berdebar-
debar
Penyakit Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
nyeri di pinggang dan sakit saat berkemih
Asma/ TBC paru : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
sesak nafas disertai nyeri dada, demam,
batuk berdahak disertai darah dan lebih
dari 3 minggu
Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
mata kuning dan kulit kuning
D.M : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
luka yang tidak sembuh-sembuh, cepat
lapar disertai sering BAK pada malam
hari
Hipertensi : Ibu mengatakan sekarang sedang
mengalami tekanan darah tinggi >140/90
mmHg sejak umur kehamilan 34 minggu
Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
kejang
Malaria : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
demam disertai menggigil
IMS : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit kelamin seperti gatal dan panas
HIV/AIDS : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
demam, diare disertai penurunan erat
badan secara drastis
Lain-lain : Ibu mengatakan tidak ada penyakit lain-lain
b. Riwayat kesehatan ibu dahulu :
Penyakit Jantung : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami penyakit jantung
Penyakit Ginjal : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami penyakit ginjal
Asma/TBC paru : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami asma/TBC paru
Hepatitis : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami penyakit hepatitis
D.M : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami penyakit D.M
Hipertensi : Ibu mengatakan dahulu sejak seelum hamil
tidak pernah mengalami penyakit hipertensi
Epilepsi : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami epilepsi
Malaria : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami penyakit malaria
Infeksi menular seksual (IMS) : Ibu mengatakan dahulu tidak
pernah mengalami penyakit infeksi
menular seksual
HIV/AIDS : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah
mengalami HIV/AIDS
Lain-lain : Ibu mengatakan tidak ada penyakit lain-lain
c. Riwayat kesehatan keluarga :
Penyakit Jantung : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
jantung di keluarganya
Penyakit Ginjal : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
ginjal di keluarganya
Asma/TBC paru : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
Asma/TBC Paru di keluarganya
Hepatitis : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
hepatiatis di keluarganya
D.M : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
D.M di keluarganya
Hipertensi : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
hipertensi di keluarganya
Epilepsi : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
epilepsi di keluarganya
Kehamilan kembar : Ibu mengatakan tidak ada riwayat
keturunan kembar di keluarganya
Lain-lain : Ibu mengatakan tidak ada penyakit lain-lain
1. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Sah
Kawin 1 kali saat umur 19 tahun dengan suami umur 22 tahun, jumlah anak 2.
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Komplikas Bayi
Temp Umu Nifas
Usia Jenis i
Ham at Penolo r
Kehami Persalin PB/ JK
il ke persal ng Ana Lac
lan an Ibu Bayi BB Masalah
inan k tasi

1 9 bln Sponta - - Bidan Lupa Pr 21 Tidak AS


n BPM Th ada I
2 9 bln Sponta BPM - - Bidan Lupa Lk 11 Tidak AS
n Th ada I
3 Hamil
ini
4

3. Riwayat kehamilan sekarang


HPHT : 8 April 2021
TP/ HPL : 15 Januari 2022
Umur kehamilan : 37 minggu 1 hari
ANC : Teratur, frekuensi: 6x ini
: USG (dilakukan 2x pada saat trimester 1
dan 3)
Keluhan-keluhan pada
Trimester I : mual muntah
Trimester II : Tidak ada keluhan
Trimester III : Sering merasa pusing, tetapi pandangan
tidak kabur
4. Riwayat Imunisasi : TT5 (Lengkap)
5. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Pasang/mulai Lepas/stop
No Alat/cara
Tgl/Bln/Th Oleh Tgl/Bln/Th Oleh Alasan
1. Suntik Kb 3 2001 Bidan Ibu - Ingin
bulan mengatakan program
lupa hamil
2. Coitus 2010
Interuptus
dan KB
Kalender
3. Rencana
MOW pada
hamil ini
6. Pola nutrisi sehari-hari
Sebelum hamil Selama hamil

Nutrisi (pola  Makan : 2-3 x/hari  Makan : 2-3 x/hari


makan) Porsi : 1/2 centong Porsi : 1 centong / hari
nasi/hari Komposisi Nasi, sayur, lauk
Komposisi : Nasi, pauk, buah dan cemilan seperti
sayur, lauk pauk roti, dll
 Minum : 8 gelas /  Minum : 15 gelas / hari
hari Jenis: Air putih, kadang-kadang
Jenis : Air putih, susu
kopi, susu  Kebiasaan lain : Tidak ada
 Kebiasaan lain : Tidak  Keluhan : Mudah haus
ada
 Keluhan Tidak ada
Eliminasi  BAB  BAB
Frekuensi : 1 x/hari Frekuensi : 1-2 x/hari
Konsistensi : Konsistensi : Padat
Lembek Warna : Kecoklatan
Warna :  BAK
Kuning kecoklatan Frekuensi : 6-7/hari
 BAK Konsistensi : Cair
Frekuensi : 5 x/hari Warna : Kuning jernih
Konsistensi : Cair Keluhan : Tidak ada
Warna : Kuning
jernih
Keluhan : Tidak ada
Seksualitas 2-3 kali / minggu 1-2 kali / minggu

Keluhan: Tidak ada Keluhan: Tidak ada

Personal  Mandi : 2 x/hari  Mandi : 2x/hari


hygiene  Keramas : 3x./minggu  Keramas : 3x/minggu
 Ganti pakaian :  Ganti pakaian : 2x/hari
2x/hari  Keluhan: Tidak ada
 Keluhan: Tidak ada
Aktivitas Beberes rumah, Menonton tv, menyapu, dan aktifitas
sehari-hari berbelanja, memasak, dll ringan lainnya

Istirahat Siang 1 jam Siang 2 jam


Keluhan: Tidak ada Keluhan: Tidak ada
Malam 7-8 jam Malam 8 jam
Keluhan: Tida ada Keluhan: Tidak ada

7. Riwayat Psikososial kultural dan spiritual :


Pengetahuan Ibu tentang tanda-tanda persalinan: Ibu mengatakan sudah
mengetahui tentang tanda-tanda persalinan seperti kenceng-kenceng teratur,
keluar lendir darah dan pecahnya air ketuban.
Persiapan persalinan : Ibu mengatakan sudah mempersiapkan segala sesuatu
yang dibutuhkan untuk persalinannya
Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kehamilannya: Ibu mengatakan ibu dan
keluarga sangat senang
Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya
Pengambil keputusan : Ibu mengatakan pengambilan keputusan diambil oleh
suami dan keluarganya

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Keadaan Emosional : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 154/89 mmHg
Denyut nadi : 88x/menit
Pernafasan : 20 X /menit
Suhu tubuh : 36,60C
LILA : 28 cm
Tinggi badan : 155 cm
Berat Badan sekarang : 58 kg
Berat badan sebelumnya : 45 kg

2. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)


Kepala
Muka/wajah : Bersih, Mesochepal
Lain-lain : Tidak ada odema
Mata
Kelopak mata : Normal
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Lain-lain : Penglihatan baik
Hidung
Secret/ serumen : Tidak ada secret berlebihan
Polip : Tidak ada polip
Lain-lain : Normal
Telinga
Secret/ serumen : Tidak ada serumen berlebihan
Polip : Tidak ada polip
Lain-lain : Pendengaran baik
Mulut
Bibir : Tidak ada stomatitis
Gigi : Tidak ada karies
Lain-lain : Normal
Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Lain-lain : Normal
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
Payudara
Pembesaran : Normal
Putting susu : Menonjol
Simetris : Simetris kanan dan kiri
Benjolan : Tidak ada benjolan
Pengeluaran : Tidak ada Pengeluaran
Areola : Hiperpigmentasi
Rasa nyeri : Tidak ada rasa nyeri
Lain-lain : Normal
Abdomen
Pembesaran : ada, sesuai dengan usia kehamilan
Benjolan abnormal : Tidak ada benjolan abnormal
Bekas Luka operasi : Tidak ada bekas luka operasi
Kandung kemih : Kosong
Striae gravidarum : Ada Striae gravidarum
Linea gravidarum : Ada Linea Gravidarum
Gerakan janin : Gerakan janin aktif
Palpasi Uterus
Leopold I : Teraba 1 bagian bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
Leopold II : Kanan : Teraba 1 bagian tahanan memanjang dan keras
(punggung)
Kiri : Teraba bagian-bagian kecil dan seperti ruankosong
(ekstremitas)
Leopold III : Teraba 1 bagian bulat, keras, dan melenting
(kepala)
Leopold IV : Divergen
TFU : 25 cm
Taksiran Berat Janin : 2.015 gr
Penurunan bagian terendah (perlimaan) : 4/5
Auskultasi
Denyut jantung janin : Reguler
Frekuensi : 143x/menit
Punctum maximum : Kanan pusat
Ano-Genital (inspeksi)
Perinium : Tidak ada bekas luka jahitan
Vulva Vagina : Bersih
Tanda Chadwick : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
Anus :Hemoroid : Tidak ada hemoroid
Varises dan odema : Tidak ada varises dan odem
Lain-lain : Tidak ada
Posisi tulang belakang : Normal

Exstremitas atas
Oedema : Tidak ada oedema
Kebersihan : Bersih
Warna jari dan kuku : Merah muda
Turgor : Baik
Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada kekakuan otot dan sendi
Kemerahan : Tidak ada kemerahan
Lain-lain : Tidak ada
Exstremitas bawah
Oedema : Tidak oedema
Kebersihan : Bersih
Warnajari dan kuku : Merah muda
Turgor : Baik
Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada kekakuan otot dan sendi
Kemerahan : Tidak ada kemerahan
Varises : Tidak ada varises
Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
Lain-lain : Normal

3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 27 Desember 2021 Pukul : 13.30 WIB
Dilakukan oleh : Bidan
Atas indikasi : Untuk mengetahui sudah ada
pembukaan atau belum
Dinding Vaginam : Tenang
Pembukaan servix : Belum ada pembukaan
Posisi Portio : Di belakang
Konsistensi : Tebal
Selaput ketuban : Ada
Presentasi : Kepala
Titik penunjuk : Tidak ada
Penurunan Bagian terendah : Kepala

4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 27 Desember 2021 Pukul : 11.13 WIB
Pemeriksaan Laboratorium (hasil dan nilai normal)
Protein Urine : Negatif
USG terakhir tanggal 9 desember 2021: Gravid tunggal, intra uterine,
denyut jantung janin (+), gerakan janin (+), presentasi kepala, punggung
janin di kanan, plasenta di anterior kiri, tak tampak hematoma subplasenta,
klasifikasi plasenta (-), amnion cukup, usia kehamilan berdasar BDP dan
Fl sekitar 34 + 4 minggu, berat jani 2218 gr. (HPL; 17/1)

II. INTERPRETASI DATA :


Diagnosa : Ny. M umur 42 tahun G3 P2 A0 AH2 Umur Kehamilan 37
Minggu 1 Hari Janin Tunggal Hidup Intrauterine Puka Presentasi Kepala
dengan Gestasional Hipertensi.
Data dasar :
DS :
Ibu mengatakan bernama Ny. M
Ibu mengatakan berumur 42 tahun
Ibu mengatakan HPHT nya tanggal 8 April 2021
Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga, belum pernah keguguran.
Ibu mengatakan sering pusing
Ibu mengatakan cemas terhadap keadaannya
DO :
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 154/89 mmHg
Denyut nadi : 80 X /menit
Pernafasan : 20 X /menit
Suhu : 36,6℃
Palpasi Uterus
Leopold I : Bokong
Leopold II : Kanan: Punggung
Kiri : Ekstremitas
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Divergen
DJJ : 143x/menit teratur
TFU : 25 cm
TBJ : 2.015 gr
Pemeriksaan Dalam
Dilakukan oleh bidan, atas indikasi untuk memastikan sudah ada
pembukaan atau belum
Dinding Vaginam : tenang
Pembukaan servix : Belum ada pembukaan
Posisi Portio : Di belakang
Konsistensi : Tebal
Selaput ketuban : Ada
Presentasi : Kepala
Titik penunjuk : Tidak ada
Penurunan Bagian terendah : Kepala
Penunjang :
(Pemeriksaan laboratorium hasil dan nilai nornal)
Protein Urine : Negatif
USG terakhir tanggal 9 Desember 2021:
Gravid tunggal, intra uterine, denyut jantung janin (+), gerakan janin (+),
presentasi kepala, punggung janin di kanan, plasenta di anterior kiri, tak
tampak hematoma subplasenta, klasifikasi plasenta (-), amnion cukup, usia
kehamilan berdasar BDP dan Fl sekitar 34 + 4 minggu, berat jani 2218 gr.
(HPL; 17/1)

Masalah : Ibu merasa cemas dengan keadaannya


Kebutuhan : Beri informasi pada ibu mengenai keadaan persalinannya

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Bagi ibu : Pre-eklamsi dan Eklamsi
Bagi Janin : IUGR (Intra Uterine Growth Restriction)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU


KOLABORASI
Kolaborasi dengan dr. Obsgyn dengan pemberian:
1. Infus RL 20 Tpm
2. Pemeriksaan dengan NST
3. Induksi Misoprostol 25 mcg/vag/6 jam tablet ke-1 seri I jika hasil NST
baik

V. PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH


1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaannya
2. Kolaborasi dengan dokter Obgyn dengan melaporkan hasil NST
3. Beri motivasi dan support mental pada ibu untuk mengurangi rasa cemas
4. Beri informed consent kepada keluarga dan memberikan edukasi tentang
keadaannya
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 27-12-2021 Pukul 13.30 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya yaitu:
KU = Baik
Tekanan Darah : 154/89 mmHg
Denyut nadi : 80 X /menit
Pernafasan : 20 X /menit
Suhu : 36,6℃
Leopold I : Bokong
Leopold II : Kanan : Punggung, Kiri : Ekstremitas
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Divergen
DJJ : 143x/menit teratur
TFU : 25 cm
TBJ : 2.015 gr
Pemeriksaan khusus
Belum ada pembukaan
Pemeriksaan penunjang
Protein Urine : Negatif
Pemeriksaan Fisik : Dalam Keadaan Baik
2. Melakukan kolaborasi dengan dr Obgyn yaitu melakukan pemeriksaan NST
dan melaporkan hasil NST, memberikan terapi RL 20 Tpm/iv.
3. Memberi motivasi ibu dengan memberikan kata kata penyemangat yaitu bahwa
ibu dan keluarga harus yakin proses ini akan berjalan dengan lancar dan selalu
berdoa kepada Allah SWT pasti akan memberikan keselamatan untuk ibu
maupun bayinya nanti. Keputusan ini merupakan keputusan yang terbaik atas
saran dari dokter sehingga dapat meminimalisir resiko yang ditimbulkan. Ibu
harus tetap tenang, karena pikiran akan mempengaruhi kondisi kesehatan.
Keluarga mendukung yaitu dengan memberi makan dan minum untuk
menambah tenaga, memberikan kata-kata semangat, memuji ibu, dan
meyakinkan ibu bahwa proses persalinan akan berjalan lancar serta meminta
keluarga terdekat untuk tetap mendampingi dan memotivasi ibu.
4. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga bahwa nanti akan
dilakukan induksi 25 mcg/vag/6 jam dengan dosis maksimal 8 kali setelah ada
advis dari dokter, dan apabila sampai batas maksimum induksi diberikan tetap
tidak ada kemajuan persalinan atau pembukaan maka dilakukan tindakan sectio
caesarea. Resiko yang timbul dalam proses induksi ini yaitu rasa nyeri hebat
dibandingkan dengan kontraksi pada persalinan normal, lemah jantung dan
kekurangan oksigen pada bayi.
VII. EVALUASI
Tanggal : 27-12-2021 Pukul : 13.50 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu sudah diberikan infus RL 20 Tpm di tangan kiri ibu, pemeriksaan NST
sedang dilakukan
3. Ibu telah diberi motivasi dan dukungan moril dari bidan, dan keluarganya.
4. Ibu dan keluarga sudah mengetahui penjelasan bahwa akan dilakukan induksi
miso 25mcg/vag/6 jam dengan dosis maksimal 8 kali apabila ada advis dari
dokter.

Tanggal: 27-12-2021 Pukul: 15.50


S : SUBJEKTIVE
- Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan
- Ibu mengatakan saat ini sudah tidak cemas dan tenang karena ada
dukungan dari keluarga
O: OBJEKTIF
- KU : Baik
- Kes : Composmentis
- TTV : 150/89
- DJJ : 143x/menit
- Ektremitas atas terpasang infus RL 20 Tpm di tangan ibu sebelah kiri.
A: ASSESMENT
- Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah3 umur kehamilan 37 minggu 1 hari
janin tunggal hidup intrauterine puka presentasi kepala dengan gestasional
hipertensi.
- Masalah : Tidak ada
- Kebutuhan : Tidak ada
P: PLANNING
- P = Beritahu ibu bahwa hasil NST sudah keluar dengan hasil reaktif dan
advis dari dokter adalah pemberian induksi misoprostol 25 mcg/vag/6 jam tablet 1
seri 1 dan sebelum itu pastikan bahwa belum ada pembukaan.
- E = Ibu belum ada pembukaan dan sudah diberi induksi misoprostol 25
mcg/vag/6 jam tablet 1 seri 1 untuk merangsang kenceng-kenceng.
- P = Lakukan pemantauan induksi miso 25 mcg/vag/6 jam setiap 6 jam
sekali pantau TD, His, VT, dan DJJ
- E= Pemantauan dilakukan pertama kali pada pukul 16.00

TABEL PEMANTAUAN
DATA PERKEMBANGAN 1
Hasil Evaluasi
Tanggal/
Obat masuk per vagina
Jam

27-12-2021 Pemberian induksi miso 25mcg/vag tablet 1 seri I TD = 149/89 mmHg


16.00 WIB S = 36,7 ‘C
N = 85x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 153x/menit
STLD = -
27-12-2021 Pemberian induksi miso 25mcg/vag tablet 2 seri 1 TD = 152/90 mmHg
22.00 WIB S = 36,7 ‘C
N = 72x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 149x/menit
STLD = -
28-12-2021 Pemberian induksi miso 25mcg/vag tablet 3 seri I TD = 144/79mmHg
04.00 WIB S = 36,5’C
N = 90x/menit
R = 20x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 139x/menit
STLD = -
28-12-2021 Pemberian induksi miso 25mcg/vag tablet 4 seri I TD = 155/91 mmHg
10.00 S = 36,5 ‘C
N = 79x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 143x/menit
STLD = -
DATA PERKEMBANGAN 2
28-12-2021 Pukul 16.00
S : Ibu nengatakan belum merasakan kenceng-kenceng
O : KU = Baik
Kes= Composmentis
Emosional = Stabil
TD = 150/90mmHg
N = 79x/menit
S = 36,5’C
R = 20x/menit
VT = -
HIS = -
DJJ = 148x/menit
A : Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah3 umur kehamilan 37 minggu 1 hari janin tunggal hidup
intrauterine puka presentasi kepala dengan gestasional hipertensi.
P : P = Monitor KU dan TTV didapatkan hasil
KU = Baik
Kes= Composmentis
Emosional = Stabil
TD = 150/90mmHg
N = 79x/menit
S = 36,5’C
R = 20x/menit
HIS = -
DJJ = 148x/menit
NST = reaktif
E = Monitroring KU dan TTV sudag dilakukan
P = Lapor dokter Sp.Og bahwa pasien Ny. M umur 42 Th G3P2A0 UK 37 mg dengan GH,
pada pemberian tablet miso 25mcg/vag/6 jam sekali tablet 4 seri 1 telah dilakukan namun belum
ada pembukaan dan HIS. KU Baik, NST reaktif TD = 150/90mmHG, N= 79x/menit, S=36,5’C,
R= 20x/menit, DJJ = 148x/menit.
E = Lapor dokter Sp.Og telah dilakukan dan didapatkan advis pemberian tablet miso
25mcg/vag/6 jam sekali dilanjutkan untuk seri 2
P = Beritahu ibu mengenai kondisinya dan beritahu bahwa ibu akan dilakukan pemberian tablet
miso 25mcg/vag/6 jam sekali dilanjutkan untuk seri 2 karena pada seri 1 belum ditemukan adanya
pembukaan serta kemajuan persalinan.
E = Ibu sudag mengerti tentang kondisinya dan ibu setuju untuk dilakukan pemberian
pemberian tablet miso 25mcg/vag/6 jam sekali untuk seri ke 2

28-12-2021 Pemberian induksi miso 25mcg/vag tablet 1 seri II TD = 156/91 mmHg


18.00 S = 36,7 ‘C
N = 72x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 147x/menit
STLD = -
29-12-2021 Pemberian induksi miso 25mcg/vag tablet 2 seri II TD = 155/89 mmHg
00.00 S = 36,5’C
N = 79x/menit
R = 20x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 148x/menit
STLD = -
29-12-2021 Pemberian induksi miso 25mcg/vag tablet 3 seri II TD = 149/89 mmHg
06.00 S = 36,7 ‘C
N = 85x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 145x/menit
STLD = -
29-12-2021 Pemberian induksi miso 25mcg/vag tablet 4 seri II TD = 150/90 mmHg
12.00 S = 36,6 ‘C
N = 75x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 147x/menit
STLD = -

DATA PERKEMBANGAN 3

Tanggal: 29-12-2021 Pukul : 18.00


Ruang : Menur (VK)
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan belum merasakan kenceng-kenceng
- Ibu mengatakan ingin KB Metode Operasi Wanita (MOW)
OBJEKTIF
KU : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 142/79 mmHg
S : 36,8’C
N : 79x/menit
R : 20x/menit
VT : -
HIS : -
STLD : -
DJJ : 143x/menit

ASSESMENT
Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah3 umur kehamilan 37 minggu 1 hari janin
tunggal hidup intrauterine puka presentasi kepala dengan gestasional hipertensi
atas indikasi gagal induksi.

Masalah : Setelah pemberian induksi miso 25mcg/vag/6 jam sampai dosis


maksimal ternyata belum ada pembukaan
Kebutuhan : Kolaborasi medis untuk dilakukan rencana tindakan SC
Diagnosa potensial :
Bagi ibu = Rupture Uteri
Bagi janin = Fetal Distress
Antisipasi tindakan segera:
Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk tindakan SC
Kolaborasi dengan dokter Sp.An untuk tindakan anestesi
PLANNING
P = Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaannya yaitu:
KU : Baik
TD : 142/79 mmHg
S : 36,8’C
N : 79x/menit
R : 20x/menit
VT : -
HIS : -
STLD : -
DJJ : 143x/menit
E = Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
P = Lapor dokter Sp.Og dan dokter Sp.An untuk mendaftar kamar operasi dan
didapatkan advis:
- SC tanggal 30-12-2021 pagi hari pukul 8.00
- Persiapan SC
E = Pelaporan telah dilaksanakan
P = Beritahu ibu tentang kondisinya saat ini yaitu bahwa telah selesai dilakukan
induksi misoprostol 25mcg/vag/6 jam untuk tablet 4 seri ke II namun ibu belum
merasakan kenceng-kenceng, hasil pemeriksaan dalam belum ditemukan adanya
pembukaan dan tidak terdapat kemajuan persalinan maka tindakan selanjutnya
adalah konsultasi kepada dokter Sp.Og dengan hasil advis adalah dilakukan
tindakan sectio caesarea (SC) pada tanggal 30-12-2021.
E = Ibu telah mengetahui kondisinya saat ini
P = Lakukan konseling tentang KB MOW yaitu KB MOW merupakan metode
pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh
sperma. Keuntungan menggunakan KB ini adalah permanen dan efektif, tidak
mempengaruhi proses menyusui, pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan
anestesi lokal, dapat mencegah kehamilan 99%, dan tidak ada efek samping
jangka panjang dan tidak menganggu hubungan seksual. Kerugiannya adalah ada
kemungkinan mengalami resiko pembedahan, adanya rasa sakit dan
ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
E = Ibu sudah mengetahui KB MOW dan mantap melakukan KB MOW
P = Lakukan informed consent kepada ibu dan keluarga mengenai tindakan
SC+MOW
E = Informed consent telah dilakukan, ibu dan keluarga menyetujui akan
dilakukan tindakan SC+MOW
P = Lakukan persiapan SC seperti:
- Puasa minimal 6 jam sebelum SC dimulai pukul 00.00
- Cek lab/usaha darah
- Memasang Dc kepada ibu
- Memindah ibu ke brangkar
- Chek HIS dan DJJ dengan hasil
HIS = -
DJJ = 145x/menit
E = Persiapan SC sedang dilakukan

DATA PERKEMBANGAN 4

Tanggal: 30-12-2021 Pukul : 05.00


Ruang : Menur (VK)
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan kenceng-kenceng jarang

OBJEKTIF
KU : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 142/84 mmHg
S : 36,6’C
N : 88x/menit
R : 20x/menit
VT : -
HIS : -
STLD : -
DJJ : 139x/menit

ASESSMENT
Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah3 umur kehamilan 37 minggu 1 hari janin
tunggal hidup intrauterine puka presentasi kepala dengan gestasional hipertensi
atas indikasi gagal induksi.

PLANNING
P = Beritahu ibu hasil pemeriksannya yaitu:
KU : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 142/84 mmHg
S : 36,6’C
N : 88x/menit
R : 20x/menit
VT : -
HIS : -
STLD : -
DJJ : 139x/menit
E = Ibu sudah mengetahui hasilnya
P = Beritahu ibu bahwa hari ini akan dilakukan tindakan SC
E = Ibu sudah mengerti bahwa hari ini akan dilakukan tindakan SC
P = Beritahu keluarga untuk mendampingi pasien di depan ruang SC
E = Keluarga sudah mengerti untuk mendampingi pasien di depan ruang SC

Hasil lab pukul 06.30


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Metode
Koagulasi
Masa pembekuan (CT) 5.00 menit 1-6
Masa perdarahan (BT) 1.05 menit 1-3

DATA PERKEMBANGAN 5

Tanggal: 30-12-2021 Pukul : 08.00


Ruang : IBS (Instalasi Bedah Sentral)
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan sudah siap untuk operasi
- Ibu mengatakan kenceng-kenceng jarang
OBJEKTIF
- KU : Baik
- Kes : Composmentis
- Emosional : Stabil
- TD : 162/91 mmHg
- S : 36,6’C
- N : 88x/menit
- R : 20x/menit
- VT : -
- HIS : -
- STLD : -
- DJJ : 140x/menit

ASSESMENT :
Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah3 umur kehamilan 37 minggu 1 hari janin
tunggal hidup intrauterine puka presentasi kepala dengan gestasional hipertensi
atas indikasi gagal induksi.

PLANNING
P : Memberitahu ibu bahwa ibu akan dihantarkan ke ruang Operasi
E : Ibu sedah mengetahui dan siap untuk masuk ke ruang Operasi.
P : Chek DJJ dan tekanan darah kembali didapatkan hasil TD 130/62 N :
78x/menit R : 20x/menit DJJ : 136x/menit
E : Chek DJJ dan Tekanan darah telah dilakukan
P : Operasi SC+MOW sedang dilakukan
E : Operasi SC+MOW sudah selesai dilakukan pukul 10.55

Bayi lahir secara SC pukul 09.55 jenis kelamin laki-laki, BB 2730gr, PB 49cm,
LK 33cm, LD 32, LiLa 10 cm, APGAR Score 7-8-9
DATA PERKEMBANGAN 6

Tanggal: 30-12-2021 Pukul : 11.00


Ruang : Menur (VK)
SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan sudah lega operasinya sudah selesai
- Ibu mengatakan kaki belum bisa digerakkan
- Ibu mengatakan lega bayinya sudah lahir

OBJEKTIF
KU : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 130/70 mmHg
S : 36,7’C
N : 78x/menit
R : 22x/menit
Kontraksi : Keras
Ppv : Dalam batas Normal
Dc : Masih terpasang

ASESSMENT
Ny. M umur 42 tahun P3A0Ah3 post Sc+MOW atas indikasi gagal induksi hari ke
0

PLANNING
P = Melakukan pemeriksaan post Sc dan Beritahu ibu hasil pemeriksannya yaitu:
Ku : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 130/70 mmHg
S : 36,7’C
N : 78x/menit
R : 22x/menit
Kontraksi : Keras
Ppv : Dalam batas Normal
E = Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
P = Kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi post Sc
E = kolaborasi sudah dilakukan dengan Hasil memberikan infus drip oxy 1ampul
selama 12jam , injeksi keterolac 3x30mg dan cek hb 6 jam post sc didapatkan
hasil HB =11,3
P = Beritahu ibu untuk bedrest selama 24 jam setelah post sc
E = Ibu sudah mengerti untuk bedrest selama 24 jam setelah post sc
P = Beritahu ibu untuk makan tinggi protein seperti telur setiap hari, ikan seperti
ikan gabus untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan tidak ada pantang
makanan bagi ibu.
P = Lakukan pemantauan kala IV
E = Pemantauan kala IV telah dilakukan
PEMANTAUAN KALA IV
Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi KK Darah
uterus
30-12-2021 125/78 89 36,8 2 jari dibawah Keras Kosong 5 cc
11.00 pusat
30-12-2021 110/87 86 36,7 2 jari dibawah Keras Kosong 5 cc
11.15 pusat
30-12-2021 110/60 86 36,5 2 jari dibawah Keras Kosong 10cc
11.30 pusat
30-12-2021 100/70 85 36,5 2 jari dibawah Keras Kosong 5 cc
11.45 pusat
30-12-2021 110/70 85 36.5 2 jari dibawah Keras Kosong 5 cc
12.15 pusat
30-12-2021 113/75 80 - 2 jari dibawah Keras Kosong 5cc
12.45 pusat
BAB IV

PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Teori
Menurut Pudiastuti (2012) pengkajian adalah tahap awal yang
dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan
suatu proses pengumpulan data yang sistematisdari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
a. Data Subyektif
1) Identitas
Data fokus yang dikaji adalah nama, alamat, umur, agama,
suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan untuk melengkapi data
pasien
2) Anamnesa (Data Subyektif)
Menanyakan kepada pasien mengenai keluhan utama,
riwayat haid/ menstruasi, riwayat kehamilan sekarang, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit yang lalu, riwayat penyakit
keluarga, riwayat perkawinan, riwayat keluarga berencana,
riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, pola
kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil dan psikososial
budaya.
b. Data Obyektif
Menurut Marmi (2012) data obyektif adalah data yang didapat
dari hasil observasi dan pemeriksaan. Data obyektif meliputi :
1) Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi : keadaan umum,
kesadaran, tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi,
respirasi),tinggi badan dan berat badan

2) Pemeriksaan Fisik
alimul (2009) menyatakan bahwa yang diperiksa pada saat
pemeriksaan fisik meliputi : kepala (rambut, muka, mata,
hidung, telinga, mulut), leher, dada, abdomen (leopold I, leopold
II, leopold III, leopold IV, melakukan DJJ), ano-genetalia, anus
serta ekstremitas atas dan bawah.
3) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi : darah (golongan
darah, Hb), Urine (Protein Urine) dan USG.
2. Lahan
Lahan : Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara untuk biodata yang
dikaji diantaranya :
a. Nama : Ny. M
b. Alamat : Kutayasa 1/3
c. Umur : 42 Tahun
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMP
f. Pekerjaan : IRT
Anamnesa (Data Subyektif)
Lahan : Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara melakukan
anamnesa diantaranya :
a. Keluhan Utama : Ibu mengatakan tensinya tinggi sejak
umur kehamilan 34 minggu, pasien mengatakan sering
merasa pusing, pasien mengatakan belum merasakan
kenceng-kenceng.
b. Riwayat Haid/ Menstruasi
c. Riwayat kehamilan sekarang
d. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
2) Riwayat penyakit yang lalu
3) Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat perkawinan
f. Riwayat keluarga berencana
g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
h. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil
Data Obyektif
Lahan : Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara didapat dari
observasi pemeriksaan antara lain : Pemeriksaan umum
meliputi:
a. Keadaan Umum : Umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 154/89 mmHg
2) Suhu : 36,6
3) Nadi : 88 x/menit
4) Respirasi : 20 x/menit
5) Tinggi Badan : 155 cm
6) Berat Badan : 72 kg
1) Leopold I : Teraba 1 bagian bulat, lunak
tidak melenting (bokong)
2) Leopold II : Kanan : teraba 1 bagian tahanan
memanjang dan keras ( punggung )
Leopold II Kiri : teraba bagian-bagian kecil
seperti ruang kosong ( ekstremitas )
3) Leopold III : teraba 1 bagian bulat, keras,
dan melenting (kepala)
4) Leopold IV : Divergen
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 22 Desember 2021 Pukul : 13.30 WIB
Dilakukan oleh : Bidan
Dinding vaginam : tebal
Pembukaan servix : belum ada pembukaan
Posisi portio : di belakang
Konsistensi : tebal
Selaput ketuban : ada
Presentasi : kepala
Titik penunjuk : tidak ada
Penurunan Bagian Terendah : kepala

Pemeriksaan penunjang :
Tanggal : 27 Desember 2021 Pukul : 11.13 WIB
Pemeriksaan Laboratorium (hasil dan nilai normal)
1. Protein urine : negatif
2. USG :
Terakhir tanggal 9 desember 2021 : Gravid tunggal, intra uterine,
denyut jantung janin +, gerakan janin +, presentasi kepala,
punggung janin dikanan , plasenta di anterior kiri, tak tampak
hematoma subplasenta, klasifikasi plasenta -, amnion cukup, usia
kehamilan berdasar BDP dan FI sekitar 34 minggu + 4 hari, berat
janin 2218 gr. ( HPL : 17//1 ).
Terapi yang sudah diberikan
infus RL 20 tpm
induksi misoprostol 25 mcg/vag/6 jam tablet ke-1 seri 1
NST : (Reaktif)
3. Kesimpulan
Dalam proses pengkajian pasien baik subjektif maupun objektif
yang telah dilakukan antara teori dan lahan tidak ditemukan kesenjangan.

B. Interpretasi data
1. Teori
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa Kebidanan adalah diagnosa yang di tegakkan bidan
dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan. Diagnosa dapat di tegakkan dari
data-data yang diperoleh saat pengumpulan data yaitu :
1) Data Subjektif :
a) Pernyataan ibu tentang identitas
b) Pernyataan ibu tentang jumlah kehamilan
c) Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan
d) Pernyataan ibu tentang jumlah abortus
e) Pernyataan ibu yang berkaitan dengan HPHT

2) Data Obyektif :
a) Tanda-tanda vital, tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, berat
badan.
b) Hasil pemeriksaan fisik dari palpasi abdomen meliputi :
TFU, leopold I, II, III, IV yang berkaitan dengan posisi,
presentasi dan masuknya bagian terbawah janin.
c) Denyut jantung janin melalui hasil auskultasi (Sulistyawati,
2013).
d) Diagnosa Hipertensi Gestasional menunjukan hasil
anamnesis terjadi kenaikan tekanan darah yang mencapai
140/90 mmHg dimasa kehamilan. (WHO,2018)

 b. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan
pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian
atau sering menyertai diagnosa (Varney, 2004). Masalah
yang mungkin timbul pada ibu hamil dengan hipertensi
gestasional adalah cemas. Pada kasus ny. M mengatakan
merasa cemas khawatir terhadap kondisi kehamilannya,
sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.
c. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah.
Kebutuhan muncul setelah dilakukan pengkajian
dimanaakan ditemukan hal-hal yang membutuhkan
asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari ( Varney,
2007 ) Pada kasus ny. M membutuhkan istirahat yang
cukup sehingga tekanan darah dapat dikontrol. Dalam hal
ini kesenjangan teori dan praktek.
2. Lahan
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan pada Ny M umur 42 tahun dengan Hamil
Hipertensi Gestasional adalah :
1) Ny. M umur 42 tahun G3 P2 A0 AH2 Umur Kehamilan 37
Minggu 1 Hari Janin Tunggal Hidup Intrauterine Presentasi
Kepala dengan Hipertensi Gestasional
2) Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan 37
Minggu 1 Hari Janin Tunggal Hidup Intrauteri Presentasi kepala
Puki BDP
3) Ny. M umur 42 tahun G3P2A0Ah2 umur kehamilan 37
minggu 1 hari Janin Tunggal Hidup Intra Uterine dengan
gagal induksi
4) Ny. M umur 22 tahun G3A2Ah2 dengan SC
5) Ny. M umur 4 2 tahun G3P2A0Ah2 inpartu kala I

(2) Masalah
1) Hamil dengan Hipertensi Gestasional
Ibu merasa cemas dengan keadaannya
2) Inpartu Kala I
Tidak ada
3) Inpartu Kala II
Tidak ada
4) Inpartu Kala III
Tidak ada
5) Inpartu Kala IV
Tidak ada
(1) Kebutuhan
Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara kebutuhan
disesuaikan dengan masalah yang terjadi
1) Hamil dengan Hipertensi Gestasional
Beri informasi pada ibu mengenai keadaan persalinannya
2) Inpartu Kala I
Tidak ada
3) Inpartu Kala II
Tidak ada
4) Inpartu Kala III
Tidak ada
5) Inpartu Kala IV
Tidak ada
4. Kesimpulan
Dalam identifikasi diagnose potensial menurut teori dan lahan
tidak ada kesenjangan.
A. Identifikasi tindakan segera
1. Teori
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi ibu (Mangkuji, 2010). Pada ibu
bersalin kaji apakah perlu tindakan segera oleh bidan atau dokter tidak,
atau mungkin ada hal-hal yang perlu ditangani bersama tim kesehatan
lain dengan melakukan kolaborasi.
2. Lahan
Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara perlunya
mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter atau ada hal
yang perlu dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain sesuai kondisi ibu.
3. Kesimpulan
Dalam identifikasi tindakan segera kami tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan lahan.
B. Perencanaan asuhan yang menyeluruh

1. Teori
Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga
dari apa yang akan diperkirakan terjadi selanjutnya, apakah dibutuhkan
konseling dan apakah perlu merujuk klien. Setiap asuhan yang
direncanakan harus disetujui oleh dua belah pihak, yaitu bidan dan pasien
(Mangkuji, 2012).
Perencanaan Pada langkah ini adalah melaksanakan rencana
asuhan secara menyeluruh. Langkah ini dapat dilakukan oleh bidan atau
sebagian dapat dilakukan oleh ibu hamil, suami, keluarga, atau anggota
tim kesehatan yang lain ( Varney, 2007). Pada kasus ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini pelaksanaan asuhan yaitu :
1) Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam (Varney, 2008)
2) Lakukan pemantauan DJJ (Varney, 2008)
3) Pemuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu (Varney, 2008)
4) Kehamilan >37 minggu, menggunakan induksi misoprostol dengan
dosis 25 mcg dengan evaluasi setiap 6 jam dengan maksimal
pemberian 8 kali. dinyatakan induksi gagal apabila pada dosis
maksimal tidak ada kemajuan persalinan dan kehamilan diakhiri
dengan persalinan sectio caesarea.( Komalasari, 2017 )
2. Lahan
Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara merencanakan pada
asuhan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini sebagai berikut :
a. Melakukan induksi persalinan dengan memberikan misoprostol
25mcg/vag tab 1 seri 1, induksi misoprostol 25mcg/vag tablet 2 seri
1, induksi misoprotol 25mcg/vag tablet 3 seri 1, induksi misoprostol
25mcg/vag tablet 4 seri 1, lapor dokter obgyn NST reaktif vt : 0,
induksi misoprosol 25mcg/vag tablet 1 seri II, induksi misoprostol
25mcg/vag tablet 2 seri II, induksi misoprostol 25mcg/vag tablet 3
seri II, induksi misoprostol 25mcg/vag tablet 4 seri II.
3. Kesimpulan
Rencana asuhan yang telah disusun menurut teori dan lahan tidak
ditemukan kesenjangan.
C. Pelaksanaan (Implementasi)
1. Teori
Pelaksanaan merupakan realisasi asuhan kebidanan yang
telah direncanakan secara efisien dan aman dimana
pelaksanaannya bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian lagi oleh kliennya (Salmah, 2006). Dalam kasus
ini pelaksanaantindakandilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah penulis rencanakan. Hal ini didukung oleh latar belakang
pengetahuan keluarga yang cukup. Sehingga sangat memudahkan dalam
bekerja sama dalam proses manajemen kebidanan dan pengobatan sebagai
usaha untuk mencapai kelancaran kehamilan ny, M. Dalam tahap ini
tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada kasus ibu bersalin dengan hipertensi gestasional pelaksanaan asuhan
yaitu :
A. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam (Varney, 2008)
B. Lakukan pemantauan DJJ (Varney, 2008)
C. Pemuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu (Varney, 2008)
D. Kehamilan >37 minggu, menggunakan induksi misoprostol dengan
dosis 25 mcg dengan evaluasi setiap 6 jam dengan maksimal
pemberian 8 kali, dinyatakan induksi gagal apabila pada dosis
maksimal tidak ada kemajuan persalinan dan kehamilan diakhiri
dengan persalinan sectio caesarea.( Komalasari, 2017 )
2. Lahan
Di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara pelaksanaan asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah perencanaan.
E. Melakukan kolaborasi dengan dr Obgyn yaitu dengan memberikan
terapi induksi miso 25 mg per vag.
F. Memberi motivasi ibu dengan memberikan kata kata penyemangat,
memuji ibu, dan meyakinkan ibu bahwa proses persalinan akan
berjalan lancar serta meminta keluarga terdekat untuk tetap
mendampingi dan memotivasi ibu
G. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga bahwa akan
dilakukan induksi per oral dengan dosis maksimal 8 kali jika tidak
ada kemajuan persalinan maka akan dilakukan terminasi kehamilan
yaitu dengan dilakukan Operasi Sectio Caesaria (SC)
H. Melakukan Pemantauan pemberian obat induksi per vag

I. TABEL PEMANTAUAN

Hasil Evaluasi
Tanggal/
Obat masuk per vagina
Jam

27-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 1 seri I TD = 149/89 mmHg
16.00 WIB Dosis Miso 25mcg S = 36,7 ‘C
N = 85x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 153x/menit
STLD = -
27-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 2 seri 1 HIS = -
22.00 WIB Vt = -
DJJ = 149x/menit
STLD = -
28-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 3 seri I TD = 144/79mmHg
04.00 WIB S = 36,5’C
N = 90x/menit
R = 20x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 139x/menit
STLD = -
28-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 4 seri I HIS = -
10.00 Vt = -
DJJ = 143x/menit
STLD = -
28-12-2021 Lapor ke dokter SPOG kesar reaktif, NST TD = 156/91 mmHg
16.00 Reaktif ,dan Vt : 0 . Pemberian induksi miso per vag S = 36,7 ‘C
tablet 1 seri II N = 72x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 147x/menit
STLD = -
28-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 2 seri II HIS = -
22.00 Vt = -
DJJ = 148x/menit
STLD = -
29-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 3 seri II TD = 149/89 mmHg
04.00 S = 36,7 ‘C
N = 85x/menit
R = 22x/menit
HIS = -
Vt = -
DJJ = 145x/menit
STLD = -
29-12-2021 Pemberian induksi miso per vag tablet 4 seri II HIS = -
10.00 Vt = -
DJJ = 147x/menit
STLD = -

Tanggal: 29-12-2021 Pukul : 16.00


Ruang : Menur (VK)

SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan belum merasakan kenceng-kenceng
- Ibu mengatakan ingin KB Metode Operasi Wanita (MOW)
OBJEKTIF
KU : Baik
Kes : Composmentis
Emosional : Stabil
TD : 142/79 mmHg
S : 36,8’C
N : 79x/menit
R : 20x/menit
VT : -
HIS : -
STLD : -
DJJ : 143x/menit

Evaluasi

Teori

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses manajemen kebidanan yang

 berguna untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah


mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan ibu dan mengetahui sejauh mana
efektifitas pelaksanaan yang telah diberikan dalam mengatasi permasalahan yang timbul
pada ibu hamil dengan hipertensi gestasional (Varney, 2007). Potensial yang mungkin
timbul dalam kehamilan dengan hipertensi gestasional adalah preeklamsi dapat dicegah.

Dalam kasus ini setelah dilakukan beberapa tindakan seperti menganjurkan ibu

untuk banyak beristirahat, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang

  bergizi, dan menjaga kondisi tubuhnya, ibu merasakan keadaannya semakin membaik
dari hari ke hari. Ibu merasakan sudah tidak sering pusing, ibu mengatakan kenceng-
kenceng sudah berkurang, dan berdasarkan pemeriksaan tekanan darah ibu berangsur
membaik. Sehingga dalam tahap ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek.

Anda mungkin juga menyukai