KEPERAWATAN MATERNITAS I
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya sehingga saya
boleh dapat menyelesaikan UAS KEPERAWATAN MATERNITAS yang diberikan oleh
dosen dengan segala baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator utama yang
menggambarkan kesejahteraan suatu negara. AKI dipengaruhi faktor-faktor seperti
terbatasnya pelayanan kesehatan ibu, tenaga kesehatan, sarana. Terbatasnya kualitas tenaga
kesehatan untuk pelaksanaan kegiatan responsif gender, antenatal yang terintegrasi
pertolongan persalinan, penanganan komplikasi, kebidanan serta keluarga berencana
(Effendi & Makhfudli, 2009). AKI merupakan gambaran tingkat kesadaran perilaku hidup
sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan
kesehatan (terutama untuk ibu hamil, ibu waktu melahirkan dan masa nifas (Syafrudin &
Hamidah, 2009). Jumlah kematian karena kehamilan dan persalinan di dunia pada tahun
2015 yaitu kurang lebih 830 wanita meninggal setiap hari (WHO, 2015), sehingga
diperlukan berbagai upaya untuk menurunkan AKI yang merupakan target ketiga dari
Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu melaksanakan hidup sehat dan mewujudkan
kesejahteraan untuk semua di segala usia diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu
di Indonesia hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Kemenkes
RI, 2016). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 359.000 per 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2014). Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 berdasarkan
laporan dari kabupaten/ kota sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup, mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2012 sebesar 116,34/100.000
kelahiran hidup, hal ini berarti terjadi peningkatan permasalahan kematian ibu di Provinsi
Jawa Tengah (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2014). AKI Kabupaten Pekalongan tahun
2014 sebesar 244 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Kabupaten Pekalongan mengalami
peningkatan dari 183,2 pada tahun 2013 (Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, 2015).
Upaya penurunan AKI dilakukan melalui program Millennium Development Goals (MDGs)
yang telah berakhir pada tahun 2015. Program ini dilanjutkan dengan program Sustainable
Development Goals (SDGs) yang merupakan agenda pembangunan berkelanjutan. Target
ketiga dari SDGs yaitu memastikan hidup sehat dan mengedepankan kesejahteraan untuk
semua di segala usia diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu di Indonesia hingga
di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Kemenkes RI, 2016). Pemerintah
telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu seperti pelaksanaan
kelas ibu hamil. Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular
dan akte kelahiran (Depkes, 2009). Ibu hamil akan menghadapi persalinan yang seringkali
dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah kegawatdaruratan persalinan, sehingga
sangat diharapkan persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan. Hasil Riskesdas tahun 2013
menyebutkan bahwa ibu yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 70,4% dan
masih terdapat 29,6% di rumah atau lainnya. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten (dokter spesialis, dokter umum dan bidan) mencapai 87,1% (Depkes, 2014).
Ibu hamil memiliki banyak pilihan dalam menentukan cara persalinan dan tempat persalinan,
namun kadang ibu disarankan untuk memilih proses dan tempat persalinan karena alasan
medis. Meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang resiko persalinan oleh tenaga
kesehatan yang tidak terampil dan fasilitas kesehatan yang tidak standar, ibu memilih
persalinan di rumah sakit karena merasa lebih aman sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih
terjamin. Namun di sisi lain, ada pula ibu hamil yang memilih melakukan persalinan di
rumah karena ibu dapat menjalani persalinan di lingkungan yang lebih santai dan nyaman di
tengah keluarga (Mac Dougall, 2010).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui trend dan issue keperawatan maternitas family centered maternity
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tren dan Issue Keperawatan Maternitas Family Centereda maternity care
Selama kehamilan, perawat memberikan perawatan kepada ibu hamil dan memberikan
pendidikan kesehatan untuk membantu ibu dan janinnya saat persalinan. Upaya yan
dilakukan perawat bukan saja memberikan potesi untuk ibu hamil dan janinya serta
kesehatan masyarakat. Kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada ibu hamil dan juga
menghadapi 2 kemungkinan, ibu hamil dapat menghadapi kehamilan normal maupun
kehamilan resiko tinggi.
1. Kehamilan resiko tinggi meningkat penggunaan alkohol selama hamil dapat menyebabkan
keguguran, retadarsi mental, dan berat bayi lahir rendah. Bayi yang lahir dari ibu yang tidak
menikah kemungkinan meninggal 2 kali lebih besar dari ibu yang menikah. Remaja
memiliki kemungkinan 2 kali memperoleh bayi BBLR
2. Upaya Safe Motherhood Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin adalah
masalah besar di negara berkembang. Kematian wanita di usia subur di negara miskin
sekitar 25%-50%, kematian saat melahirakan merupakan faktor utama mortalitas wanita
muda. Perhatian dunia untuk dapat menurunkan angka kematian ibu sebagai tolak ukur
untuk memberikan pelayanan bermutu diwujudkan dengan melakukan pertemuan
diataranya: tahun 1990 world Summit for children di new york mengharapkan agar dapat
menurunkan angka kematian ibu dan perinalatal 50% dari jumlah kematian tahun 1990.
Penjelasan: Dari artikel diatas dapat kita ketahui bahwa angka Kematian ibu masih tinggi
hingga menjadi sorotan dunia untuk itu bagaimana tugas perawat dan bidan dalam mengatasi
hal ini untuk dapat mengurangi angka kematian ibu dan juga anak, perawat juga telah
melakukan upaya untuk memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil
agar ibu dapat merawat janinya dengan baik sampai proses persalinan nanti. Karena ibu
hamil juga dapat menghadapi kehamilan normal dan kehamilan resiko tinggi yang dapat
menyebabkan keguguran untuk itu peran perawat harus memberikan edukasi kepada pasien
tentang bagaimana menjaga kesehatan ibu dan janinnya.
1. Penerapan SMS GATEWAY sebagai media promosi kesehatan ibu hamil di kota
semarang
2. Pengetahuan bidan tentang teknik massage dengan dengan minat penerapan dalam
mengurangi nyeri persalinan
Dalam penelitian tersebut peneliti membuat penelitian tentang bagaimana bidan sebagai
penolong persalinan membutuhkan pengetahuan tentang metode mengurangi nyeri
persalinan. Dan tujuannya untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang teknik
massage dengan minat penerapan metode massage dalam mengurangi nyeri persalinan di IBI
ranting Ungaran. Dan hasilnya sebagian besar pengetahuan responden tentang teknik
massage pada kategori baik sebanyak 26 responden (89,7%). Sebagian besar responden
berminat menerapkan metode massage dalam mengurangi nyeri persalinan sebanyak 27
responden (93,1%). Tidak ada hubungan antara pengetahuan bidan tentang teknik massage
dengan minat penerapan metode massage dalam mengurangi nyeri persalinan di IBI Ranting
Ungaran (p 1,000). Ada berbagai upaya yang dilakukan untuk menurunkan nyeri pada
persalinan salah satunya terapi nonfarmakologi yaitu, relaksasi, teknik pernapasan,
pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin, musik, guided
imagery, akupresur, aromaterapi merupakan beberapa teknik nonfarmakologi yang dapat
meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh pada koping yang
efektif terhadap pengalaman persalinan.
Penelitian ini membahas tentang membangun model edukasi postnatal yang difokuskan
pada ibu postpartum dengan melibatkan keluarga sebagai dukungan sosial. Yang bertujuan
untuk melakukan uji coba model edukasi postnatal secara komprehensif sekaligus evaluasi
dalam menyempurnakan model sehingga diperoleh model yang tepat. Dan hasil dari
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan telah berhasil merumuskan model edukasi
postnatal melalui pendekatan FCMC sebagai strategi optimalisasi competent mothering
dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Model tersebut telah dilakukan ujicoba
secara komprehensif baik terhadap ibu postpartum dan keluarga serta terhadap petugas
kesehatan dengan media modul dan booklet tentang perawatan diri ibu nifas dan perawatan
bayi baru lahir yang disesuaikan dengan tahapan masa postpartum. Terdapat pengaruh model
edukasi postnatal dengan pendekatan FCMC terhadap persepsi ibu nifas dan keluarga
tentang perawatan diri pada masa immediately postpartum, perawatan diri dan bayi baru
lahir pada fase early postpartum dan fase late postpartum dengan nilai p masing-masing
adalah 0,00 (α≤0,05). Selain itu juga didapatkan ada pengaruh sosialisasi model edukasi
postnatal dengan pendekatan FCMC terhadap persepsi petugas kesehatan dengan nilai p
0,00.
5. Efektifitas prenatal yoga terhadap pengurangan ketidaknyamanan ibu selama hamil
Dalam penelitian ini yang akan dibahas yaitu mencoba menggali informasi mengenai
efektifitas prenatal yoga terhadap pengurangan ketidaknyamanan ibu selama hamil. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas prenatal yoga terhadap pengurangan
ketidaknyamanan ibu selama hamil. Dan hasil dari penelitian ini prenatal yoga dapat
mengurangi kecemasan atau stress pada ibu hamil karena dengan melakukan prenatal yoga
secara teratur akan membawa efek relaksasi pada tubuh ibu hamil, baik yang bersifat
relaksasi pernafasan maupun relaksasi otot, sehingga ibu hamil akan merasakan keadaan
yang tenang, santai, rileks dan nyaman dan menjalani kehamilannya, dapat mengurangi nyeri
punggung karena gerakan-gerakan yang ada pada prenatal yoga ini, dan juga dapat
meningkatkan kualitas tidur, dan mengurangi kram pada kaki.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat berpartisipasi dalam upaya menekan AKI dan AKB
sesuai kemampuan dan teori yang sudah didapatkan. Diharapkan masyarakat dapat
mengetahui AKI dan AKB dan upaya-upaya yang sudah dan yang akan dilaksanakan untuk
menekan AKI dan AKB.
Machmudah
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Semarang
email : machmudah@unimus.ac.id
ABSTRAK
Penerapan model konsep Need for Help, sangat tepat dilaksanakan pada pengelolaan ibu hamil dengan
PEB dalam kondisi emergency, yang bertujuan untuk mengatasi masalah fisik dan psikologis agar ibu dan
keluarga dapat membangun koping yang adaptif terhadap perubahan yang terjadi. Setelah ibu dilakukan
terminasi kehamilan, maka perawat dihadapkan pada kondisi pasien postpartum beserta bayinya.
Asuhan keperawatan maternitas dalam menangani klien postpartum dapat dilakukan dengan
mengaplikasikan model konseptual self care menurut Orem. Perubahan yang terjadi selama periode
postpartum menyebabkan penurunan kemandirian klien untuk memenuhi kebutuhannya. Perawat
berperan membantu meningkatkan kemandirian klien untuk memenuhi kebutuhan self care nya melalu
proses belajar atau latihan dalam bentuk perawatan diri, menciptakan lingkungan yang memfasilitasi
tercapainya kemandirian sehingga peran perawat dari memberi bantuan penuh bergeser ke bantuan
supportive educative.
Kata kunci : kompetensi residensi keperawatan maternitas, pre eklampsia berat, need for help, self care
SIMPULAN
Penerapan model konsep Need for Help,
sangat tepat dilaksanakan pada
pengelolaan ibu hamil dengan PEB
dalam kondisi emergency, yang
bertujuan untuk mengatasi masalah fisik
dan psikologis agar ibu dan keluarga
dapat membangun koping yang adaptif
terhadap perubahan yang terjadi.
Setelah ibu dilakukan terminasi
kehamilan, maka perawat dihadapkan
pada kondisi pasien postpartum beserta
bayinya. Asuhan keperawatan
maternitas dalam menangani klien
postpartum dapat dilakukan dengan
mengaplikasikan model konseptual self
care menurut Orem.
Departemen Kesehatan Orem , D.E. (2001). Nursing concepts of
Cetakan ke dua. practice. Philadelphia: Mosby
Departemen Kesehatan. (2011). Lima Year Book Inc
Strategi Operasional
Turunkan Angka Kematian Ibu Prawirohardjo, Sarwono. (2010).
Ilmu Kebidanan. PT Bina
(online).
Pustaka, Jakarta
http://www.depkes.go.id/index Pilliteri. (2003). Maternal and child
.p hp/berita/press- Health Nursing. Care of
release/1387- lima-strategi- Childbearing and Childrearing
operasional- turunkan-angka- Family. 3rd edition. Lippincott
kematian- ibu.html. diakses
tanggal 16 Mei 2011 Reeder. (2011). Keperawatan
Maternitas, Kesehatan Wanita
Gilbert & Harmon. (2003). Manual
of high risk pregnancy and
delivery. 3rd ed. St. Louis:
Mosby
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
Helmizar
Abstract
The fact maternal mortality rate increased progressively although the system has
been established of universal delivery coverage (Jampersal) policy, so that the purpose
of this study was analyze evaluation of the policy implementation of universal delivery
coverage (Jampersal) in health maternal pregnancy and implication supporting from
government and other stakeholders in city-district level. Evaluation analysis of the
implementation of Jampersal policy used prospective observational method and used
qualitative and quantita- tive analysis. The results of the analysis showed that some
aspects of the policy include mak- ing or policy-makers, policy implementers, policy
environment, recipient policies, and the impact of policies. The result of analysis can
be concluded that the policy Jampersal not been able to achieve the expected results
in decrease mother mortality rate (MMR) and infant mortality rate, even the current
reality was showed the negative results from objectives to be achieved. The needed
for increased legal protection in the form of policy Jampersal such as Presidential
Instruction (INPRES) , so it will be binding on the relevant stakeholders in districts and
cities.
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Jawa
15 7 22 10 31
DKI Jakarta 17 13 30 9 38
22 10 32 7 38
Jawa Barat 18 7 25 5 30
14 15 30 4 34
Jawa Tengah 23 9 32 7 38
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali & Nusa
Tenggara
Bali 18 11 29 4 33
33 24 57 18 75
NTB 26 19 45 14 58
NTT
Lanjutan tabel 2.
Kalimantan
Kalimantan Barat
Kalimantan 18 13 31 6 37
Tengah 25 24 49 8 56
30 14 44 13 57
Kelimantan 12 9 21 10 31
Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi
23 9 33 4 37
Sulawesi Utara 26 32 58 28 85
13 12 25 13 37
Sulawesi Tengah 25 20 45 10 55
26 41 67 11 78
Sulawesi Selatan 26 34 60 11 70
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku & Papua
Maluku 24 12 36 24 60
37 24 62 25 85
Maluku Utara 35 39 74 38 109
27 27 54 64 115
Papua Barat
Papua
Jumlah 20 14 34 10 43
Asamoah, et.al. 2011. Distribution of Causes of Ma- teral Mortality Among Different Socio De- mographic Groups in Ghana, A
Descriptive Study. BMC Public Health, 11: 159
Baird J, M.S., Ruger Jp. 2011. Effects of the World Banks maternal and child health interven- tion on Indonesias poor:
evaluating the safe motherhood project. Soc Sci Med, doi: 10.1016/j.socscimed.2010.04.038, 1948-55
BAPPEDA, S. 2010.RPJMD Propinsi Sumatra Barat Tahun 2011-2015. BAPPEDA Propinsi Suma- tra Barat
BAPPENAS 2011. Report on The Achievement of The Millennium Development Goals Indo- nesia, 2011. In: BAPPENAS (ed.).
Jakarta
Byrne A, M. A., Soto Ej, Dettrick Z. 2012. Context- specific, evidence-based planning for scale- up of family planning services
to increase
Lampiran 5 Jurnal Evidance Based Practice
Penerapan SMS Gateway Sebagai Media Promosi Kesehatan Ibu Hamil di Kota
Semarang
Abstrak
100.000 KH, yang antara lain 24 kasus masa nifas , 0 kasus persalinan, 5 kasus masa
hamil. Masalah penelitian adalah bagaimana perbedaan pengetahuan dan persepsi
ibu hamil terhadap penerapan Model SMS Gateway sebagai media promosi
kesehatan. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan
persepsi ibu hamil terhadap penerapan Model SMS Gateway sebagai media promosi
kesehatan. Rancangan penelitian quasi eksperimental one group prepost test design.
Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil di wilayah Puskesmas Gunung Pati Kota
Semarang sejumlah 747 ibu hamil. Sampel sebanyak 89 responden, dengan
menggunakan random sampling. Analisis pre dan post tes dilakukan dengan Uji
paired samplest-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan
pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah intervensi sms gateway
tentang tanda bahaya kehamilan dan ada perbedaan persepsi responden sebelum
dan sesudah terhadap media promkes sms gateway.
WHO estimates that each year 500,000 mother died as a direct result of the disorder
and pregnancy complications. Based on a survey of 2012 IDHS, MMR in Indonesia
reached 359 deaths per 100,000 live births. AKI Semarang in 2013 was 29 cases of
26. 547 number or 109.2 per 100,000 KH, which include 24 cases of post partum, 0
cases of childbirth, 5 cases of pregnancy. The research problem is how differences in
knowledge and perceptions of pregnant women to the application of Model SMS
Gateway as a promotional medium health. Tujuan this study to determine differences
in knowledge and perceptions of pregnant womento the SMS Gateway application
model for promoting health. Quasi-experimental research design onegroup prepost
test design. The study population was all pregnant women in Gunung Pati, Semarang
a number of 747 pregnant mothers. A sample of 89 respondents, using random
sampling. Analysis of pre- and post-tests were performed with a paired test-test
samplest The results revealed that there were differences between the respondents'
knowledge before and after the intervention sms gateway on danger signs of
pregnancy and there is no difference before and after the respondent's perception of
the media pomotion o health sms gateway.
1. <12 5 5,6
No Pendidikan Frekuensi Persentase 2. 12 28 48 54
Terakhir (%) 3. 29 40 36 40,4
Responden Total 89 100
1. SD 7 7,9 Pada tabel 5 paling banyak Umur
2. SLTP 21 23,6
3. SMA 45 50,6 Kehamilan (UK) Responden adalah 12
- 28
4. PT 16 17,9 sebesar 48 orang
(54%),dibandingkan
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana AS. 2011. Laporan pencapaian tujuan pembangunan Milenium di Indonesia.
Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bapan Perencana Pembangunan Nasional
(BAPPENAS), p. 15127
Anggoro. 2009. Dukun Bayi dalam Persalinan oleh Masyarakat di Indonesia. Makalah
Jakarta: Depkes
Depkes RI.2013. Profil Kesehatan Indonesia .Jakarta: Depkes
Dewi Wd. 2010. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
DKK. 2013. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2013. Semarang:
Persalinan di RSU Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Vol. 6. Stikes Muhammadiyah
Gombong.
Marx A. 2005. The State of Food Insecurity in the World [Internet]. Eradicatin. Rome,
Semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, hal ini merupakan proses
fisiologis. Salah satu metode menanggulangi nyeri adalah dengan massage. Studi
yang dilakukan oleh National Birthday Trust terhadap 1000 wanita menunjukkan
bahwa 90% wanita merasakan manfaat relaksasi dan pijatan untuk meredakan
nyeri. Bidan sebagai penolong persalinan membutuhkan pengetahuan tentang
metode mengurangi nyeri persalinan. Tujuan dari penelitian mengetahui hubungan
pengetahuan bidan tentang teknik massage dengan minat penerapan metode
massage dalam mengurangi nyeri persalinan di IBI Ranting Ungaran. Desain
penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan di IBI Ranting
Ungaran dengan jumlah 100 orang. Sampel 100 bidan dengan teknik
samplingaccidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner.
Analisis data menggunakan uji fisher‖s exact. Hasil penelitian sebagian besar
pengetahuan responden tentang teknik massage pada kategori baiksebanyak 26
responden (89,7%). Sebagian besar responden berminat menerapkan metode
massage dalam mengurangi nyeri persalinan sebanyak 27 responden (93,1%).Tidak
ada hubungan antara pengetahuan bidan tentang teknik massage dengan minat
penerapan metode massage dalam mengurangi nyeri persalinan di IBI Ranting
Ungaran (p 1,000) Saran bagi IBI diharapkan ikut menfasilitasi bidan dalam
meningkatkan pengetahuan tentang teknik massage dalam mengurangi nyeri
persalinan sehingga menambah ilmu yang berguna bagi pelayanan bidan.
lama
Salah satu metode yang sangat dapat memberikan manfaat bagi wanita
efektif dalam menanggulanginya hamil dan wanita bersalin. Wanita yang
adalah dengan massage yang mendapat pijatan secara teratur selama
merupakan salah satu metode kehamilan mengalami penurunan
nonfarmakologi yang dilakukan kecemasan, penurunan nyeri punggung,
untuk mengurangi nyeri persalinan. dan dapat tidur lebih nyenyak
Dasar teori massage adalah teorigate dibandingkan wanita yang tidak
control yang dikemukakan oleh mendapat pijatan. Kelompok yang
Melzak dan Wall (dalam Depertemen mendapat pijatan juga memiliki lebih
Kesehatan Republik Indonesia, sedikit komplikasi pada persalinan dan
2008). Teori ini menjelaskan tentang memiliki lebih sedikit kadar hormon
dua macam serabut syaraf stress.
berdiameter kecil dan serabut
berdiameter besar yang mempunyai
fungsi berbeda. (Gadysa, 2009).
Menurut Lestari tahun 2012,
mengatakan ada pengaruh deep back
massage pada laju pembukaan
serviks. Penerapan deep back
massage merupakan salah satu terapi
non-farmakologis sebagai bagian
integral dalam memberikan
perawatan dasar pertolongan
persalinan. Penelitain Ina Shinta
Parulian pada beberapa ibu yang
mengalami nyeri di daerah abdomen
pada masa nifas/post partum
mengatakan ada pengaruh teknik
effleurage massage terhadap
perubahan nyeri pada ibu post
partum.
Studi yang dilakukan oleh
National Birthday Trust terhadap
1000 wanita menunjukkan bahwa
90% wanita merasakan manfaat
relaksasi dan pijatan untuk
meredakan nyeri. Dua studi skala
kecil menunjukkan bahwa pijatan
Wanita yang mendapat pijatan selama responden dimana populasi awal 100
persalinan mengalami penurunan responden dengan menggunakan teknik
kecemasan, pengurangan nyeri, dan accidental sampling yang datang 50
waktu persalinan lebih pendek secara responden dan yang memenuhi kriteria
bermakna (Field, 1997 ; Schott dan inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan
Priest, 2009). 29 responden yang memenuhi kriteria dan
Bidan sebagai penolong dan
pendamping persalinan hendaknya
mengetahui metode massage untuk
membantu ibu mengurangi nyeri.
Metode farmakologi memiliki efek
samping yang membahayakan bagi ibu
dan janin, sedangkan teknik non
farmakologi dilaksanakan bidan sebagai
asuhan sayang ibu. Berdasarkan uraian
diatas maka peneliti tertarik untuk
meneliti bagaimanakah hubungan
pengetahuan bidan tentang teknik
massage dengan minat penerapan
metode massage dalam mengurangi
nyeri persalinan di IBI Ranting
Ungaran.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua bidan di
IBI Ranting Ungaran dengan jumlah 100
orang.Teknik sampling yang digunakan
adalah Accidental Sampling. Analisis data
menggunakan analisis univariate dan
analisis bivariat menggunakan uji fisher‖s
exact.
REFERENSI
Andriana. Melahirkan Tanpa Rasa Sakit.
Jakarta ; PT Bhuana Ilmu
populer kelompok gramedia.
2007.
Potter, P.A., & Perry, A.G. Buku Ajar Varney. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.
Fundamental Keperawatan
Volume Jakarta : EGC ; 2007.
Wawan dan Dewi. Teori Dan Pengukuran
2. Jakarta : EGC ; 2006. Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Riwidikdo. Statiksik kesehatan. Manusia. Yogyakarta. Medical
Jogjakarta: Mitra Cendekia Books ; 2010
Press; 2009
; 2011.
Syah. Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Raja
Grapindo Persada ; 2011.
Ninik Christiani
Prodi DIII Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran anni_smg@yahoo.com
ABSTRAC
Infertilitas merupakan kondisi yang umum ditemukan dan dapat disebabkan oleh
faktor perempuan, laki-laki, maupun keduanya. Infertilitas dapat juga tidak diketahui
penyebabnya yang dikenal dengan istilah infertilitas idiopatik. Masalah infertilitas
dapat memberikan dampak besar bagi pasangan suami-istri yang mengalaminya,
selain menyebabkan masalah medis, infertilitas juga dapat menyebabkan masalah
ekonomi maupun psikologis. Secara garis besar, pasangan yang mengalami infertilitas
akan menjalani proses panjang dari evaluasi dan pengobatan, dimana proses ini
dapat menjadi beban fisik dan psikologis bagi pasangan infertilitas. Bertambahnya
umur sangat berpengaruh terhadap fertilitas seorang perempuan, namun pada laki-
laki, bertambahnya umur belum memberikan pengaruh yang jelas terhadap
kesuburan. Penelitian di Perancis melaporkan 65% perempuan berumur 25 tahun
akan mengalami kehamilan pada 6 bulan dan secara akumulasi 85% kehamilan akan
didapatkan pada akhir tahun pertama. Ini berarti jika terdapat 100 pasangan yang
mencoba untuk hamil, 40 pasangan tidak akan hamil setelah enam bulan, dan 15
pasangan tetap tidak hamil setelah setahun. Untuk pasangan dengan umur 35 tahun
atau lebih peluang kehamilan menjadi 60% pada tahun pertama dan 85% pada tahun
kedua. Kurang lebih 15 persen tetap belum mendapatkan kehamilan setelah tahun
ke-3 perkawinan.
Unexplanine
d
METODE
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah literature review
yang membahas tentang hipnoterapi
pada klien infertilitas. Sumber untuk
melakukan tinjauan Literatur review
ini meliputi studi pencarian pada
adalah dengan menggunakan studi
jurnal dari ProQuest, Edmonton
Jurnal, Ebsco Host, Google schooler
dan Pubmed sejumlah 7 jurnal yang
diteliti pada tahun 2001 sampai
dengan 2016. Jurnal penelitian
tersebut antara lain dilakukan di
India, Los Angeles, Norwegia,
Atlanta dan California. Penelitian
dilakukan dengan kualitatif dan
kuantitatif dengan Quasi eksperimen,
studi kasus, studi comparative dan
Case Control. Penulisan artikel
ilmiah ini menggunakan penulisan
daftar pustaka Harvard.
HASIL
Berikut adalah hasil dari ekstraksi
Tabel Ekstraksi Penelitian
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
studi literatur review ini adalah :
1. Infertilitas adalah suatu keadaan
kegagalan alat reproduksi pada pasangan
untuk mendapatkan kehamilan sekurang-
mind-body (pikiran dan tubuh) Complementary and Alternative
untuk saling berkoneksi, Medicine [Perspectives of
melakukan suatu hal yang saling complementary and alternative
membutuhkan. medicine (CAM) practitioners in the
3. Hipnoterapi adalah salah satu jenis support and treatment of
komplementer yang bisa diandalkan infertility].
untuk menanggani kasus infertil,
terutama psikologik infertilitas. http://e- resources.perpusnas.go.
4. Infertilitas, 100 persen ditemukan pada id: 2071/
wanita yang mempunyai tingkat stress docview/1645266985/fulltext/
yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Vyas R, Adwanikar G, 2013.
Psychotherapeutic intervention
with hypnosis in 554 couples
with reproductive failure.
Journal of the Indian Medical
Association [2013, 111(3):167-9,
173] from
http://europepmc.org/
abstract/ med/
24592756
Dhailey, Saadia S. The Times of India
(Online); 2012.
Hypnofertility
therapy comes to town [Health].
http://e-
resources.perpusnas.go.id:2071/
doc
view/1027326639/758C4EAF26
A
C4FFFPQ/1?accountid=25704
Health & Medicine Week; Atlanta (Jan
23, 2015). Health and Medicine;
Investigators at University of
Ottawa Report Findings in
6A35C92
093E64FF6PQ/5?accountid=25704 Melvin A Gravis, PhD, 2011. Hipnosis in the
treatment of Funtional Infertility. http://e-
resources.perpusnas. go.id:2071/docview/1518986646/fu
lltext/84E376D91AF045C6PQ/10?
accountid=25704
F.Hamilton Lekie, 2008. Hipnosis in the treatment of Funtional Infertility.
http://www.tandfonline.com/doi/ab s/10.1080/00207146508412921
resources.perpusnas.go.id:2071/doc view/251735692/abstract/84E376D
91AF045C6PQ/3?accountid=25704 #center
Mckenzie, Stuart, 2016. Hypnotherapy for Vomiting phobia and infertility. http://e-
resources.perpusnas.go.id:2071/doc view/368345012/abstract/669FB06
F38E2427CPQ/1?accountid=25704
17
MODEL FAMILY CENTERED MATERNITY CARE SEBAGAI STRATEGI OPTIMALISASI
COMPETENT MOTHERING
ABSTRAK
Pendahuluan: Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya.Untuk persoalan tersebut perlu pemecahan dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan
bayi, salah satunya dengan membangun model edukasi postnatal yang difokuskan pada ibu postpartum dengan melibatkan
keluarga sebagai dukungan sosial. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian partisipatif (kualitatif)
dan Participatory Action Research (PRA), dengan tujuan uji coba model edukasi postnatal secara komprehensif sekaligus
evaluasi dalam menyempurnakan model sehingga diperoleh model yang tepat. Tehnik pengumpulan data pada penelitian
ini dilakukan dengan cara survei/observasi, wawancara, FGD, wawancara mendalam pada ibu postpartum dan keluarga
sejumlah 100 responden, maupun petugas kesehatan. Hasil: Penelitian yang dilakukan telah berhasil merumuskan model
edukasi postnatal melalui pendekatan FCMC sebagai strategi optimalisasi competent mothering dalam menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Bayi. Model tersebut telah dilakukan ujicoba secara komprehensif baik terhadap ibu postpartum dan
keluarga serta terhadap petugas kesehatan dengan media modul dan booklet tentang perawatan diri ibu nifas dan
perawatan bayi baru lahir yang disesuaikan dengan tahapan masa postpartum. Terdapat pengaruh model edukasi
postnatal dengan pendekatan FCMC terhadap persepsi ibu nifas dan keluarga tentang perawatan diri pada masa
immediately postpartum, perawatan diri dan bayi baru lahir pada fase early postpartum dan fase late postpartum dengan
nilai p masing-masing adalah 0,00 (α≤0,05). Selain itu juga didapatkan ada pengaruh sosialisasi model edukasi postnatal
dengan pendekatan FCMC terhadap persepsi petugas kesehatan dengan nilai p 0,00. Diskusi: Rekomendasi penelitian ini
adalah model edukasi postnatal melalui pendekatan FCMC sebagai strategi optimalisasi competent mothering dapat
diterapkan sebagai salah satu upaya dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
ABSTRACT
Introduction: Indonesias rate of MMR and IMR remains high among other ASEAN countries. This issue needs to be seriously
addressed, particularly in dealing the mother-and-infant related problems, through developing the postnatal education
model which focuses on postpartum mother by involving family as the social support. Methods: This research employed
participative approach (qualitative) and Participatory Action Research (PRA), with the intention of conducting the try-out to
the postnatal education model comprehensively, as well as evaluating the perfection attempts to the model in order to
generate the fittest model. The data collection technique used in this research were survey/observation, interview, FGD, in-
depth interview for postpartum mothers and family (100 respondents), as well as healthcare extension agents. Results: This
research has successfully formulated the postnatal education model through FCMC approach as the optimization of
competent mothering strategy in lowering the infant and maternal mortality rate. This model has undergone
comprehensive trial to postpartum mothers and family as well as the healthcare extension agents by providing modules
and booklet concerning the treatment of postpartum mother and newly born infants in accordance with the postpartum
stages. The results also revealed that postnatal education model through the FCMC approach affected the perception of
postpartum mothers and their family regarding the self-care treatment during the immediately post partum period, the
18
infant and self- care treatment at the early and late postpartum stages as shown by the p value of 0,00 (α≤0.05).
Furthermore, there was also an impact of the extension attempt of postnatal education model through the FCMC towards
the perception of the healthcare extension agents with the p value of 0,00. Discussion: This research recommended that the
postnatal education model through family centered maternity care (FCMC) as the optimization of competent mothering is
implemented as one of the attempts in lowering the Maternal and Infant Mortality Rates, respectively.
19
adalah adanya anggapan masyarakat bahwa kematian ibu tersebut ternyata memang bisa
ibu post partum merupakan ibu yang sakit, ditemukan pada periode postnatal. Untuk itu
mobilisasinya dihambat, jenis makanannya perlu perhatian dalam mengidentifikasi
dibatasi, pemberian ASI colostrum dihambat masalah kesehatan ibu selama periode
sehingga kebutuhan ibu post partum perinatal yang salah satunya adalah masa nifas,
diprioritaskan untuk istirahat penuh. termasuk bayi yang menjadi tanggungjawab
Keterlibatan keluarga besar dalam perawatan ibu dalam berperan sebagai orangtua.
bayi sejauh ini disalah artikan, dimana
Berkaitan dengan permasalahan
perawatan bayi diserahkan pada anggota
tersebut di atas telah dipecahkan, salah
keluarga yang lain. Kondisi ini membuat ibu
satunya dengan membangun Model Edukasi
nifas cenderung merasa belum siap dalam
Postnatal
melakukan perkembangan dan tugas-tugas
perawatan bagi diri serta bayinya. Oleh
karena itu pentingnya adanya pembelajaran
pada periode postnatal yang memiliki tujuan
untuk mengadaptasikanibu dan keluarga
berpartisipasi dalam perawatan ibu nifas dan
bayi baru lahir melalui pendidikan postnatal.
Model edukasi postnatal dengan Penelitian ini melibatkan ibu nifas dan
pendekatan FCMC memiliki beberapa keluarga di Ruang Dahlia RSD dr. Soebandi
ketetapan seperti pada gambar 1. Ketetapan Jember dan wilayah Kecamatan Kaliwates
tersebut antara lain: 1) pemberian edukasi Kabupaten Jember dengan pendekatan
postnatal dilakukan dengan menyediakan penelitian partisipatif (kualitatif) dan
format discharge planning; 2) melibatkan Participatory Action Research (PRA). Tehnik
keluarga terdekat bagi ibu nifas (misal: suami, pengumpulan data dilakukan dengan cara
ibu maupun mertua) sebagai social support; 3) Survei/observasi, Wawancara, FGD, indept
memperhatikan tahapan masa nifas yang interview. Penentuan sampel dilakukan
terdiri dari fase immediately postpartum (0-24 dengan tehnik purposive sampling. Jumlah
jam pertama), early postpartum (>24 jam-1 sampel diambil 50 orang sampel di RSD dr.
minggu pertama) dan late postpartum (> 1 Soebandi Jember dan 50 sampel ibu
minggu- 6/8 minggu); 4) memperhatikan postpartum di Wilayah Kecamatan Kaliwates,
karakterisktik ibu nifas dan keluarga, sehingga jumlah keseluruhan adalah 100
termasuk budaya yang digunakan oleh responden.
mereka; 5) topik edukasi disesuaikan dengan
kebutuhan ibu terkait tahapan masa nifas. Data yang telah dikumpulkan pada
Adapun topik pada fase immediately penelitian ini meliputi data 1) persepsi ibu
postpartum meliputi adaptasi nyeri dan nifas dan keluarga tentang adaptasi maternal
mobilisasi dini. Topik pada fase early fisiologis dan psikologis; 2) persepsi ibu nifas
postpartum meliputi perawatan payudara, dan keluarga tentang perawatan diri masa
pijat oksitosin, tehnik menyusui yang benar, nifas; 3) persepsi ibu nifas dan keluarga
nutrisi masa menyusui, perawatan perineum, tentang perawatan bayi baru lahir; 4) persepsi
personal hygiene, kebutuhan istirahat, senam petugas kesehatan tentang edukasi postnatal
nifas, ASI ekslusif, perawatan bayi baru lahir dengan pendekatan FCMC; 5) pengaruh
(memandikan, perawatan tali pusat, dan edukasi postnatal terhadap persepsi ibu nifas
mengganti popok). Sedangkan topik pada fase dan keluarga tentang perawatan diri masa
late postpartum meliputi kontrasepsi, nifas dan bayi baru lahir. Pengolahan data
seksualitas, imunisasi bayi, mengenal perilaku yang diperoleh baik secara teoritis maupun
bayi, tumbuh kembang bayi dan keamanan lapangan dianalisis secara kuantitatif baik
bayi. secara deskriptif maupun menggunakan uji
dependent t-tes.
19
Model Family Centered Maternity Care (Asmuji, Diyan Indriyani)
Postpartum
mothers
Education on
postpartum FCMC
period
Immediately postpartum
Family as (first 0-24 hours)
social Topics: early mobilization, pain
support adaptation
F F
Postnatal
C education Early postpartum Topics: breast care, oxytocin C
(>24 hours - 1 week) massage, breastfeeding
M by health M
workers technique, nutrition, perineum
C care, personal hygiene, the C
need of rest, gymnastic
parturition, exclusive
breastfeeding, neonatal care
(bathing, umbilical cord care,
Late postpartum
changing diapers)
(week 2 6/8 weeks)
FCMC
Topics: contraception,
sexuality, baby immunization,
Gambar 1. Model edukasi postnatal dengan pendekatan infantsCentered
Family behavior, infant s
Maternity Care
savety
20
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 17-28
HASIL
Tabel 1 Distribusi Persepsi Tentang Perawatan Diri Pada Masa Immadiately Postpartum dan Early
Postpartum pada Ibu Nifas dan Keluarga
Immadiately Postpartum Early Postpartum
Mode 40 70 50 70
Minimum 10 50 10 50
Maximum 70 90 70 90
Tabel 2 Distribusi Persepsi Ibu Nifas Dan Keluarga Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir pada Masa
Early Postpartum
Early Postpartum (n=50)
Mode 50 70
Minimum 20 50
Maximum 70 90
Tabel 3 Distribusi Persepsi Petugas Kesehatan Tentang Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC
Persepsi Tentang MEP (n=17)
Mode 56 70
Minimum 28 70
20
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 17-28
Maximum 70 91
Tabel 4 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan Family FCMC terhadap Persepsi Perawatan
Diri pada Ibu Nifas dan Keluarga
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
Tabel 5 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi Ibu Nifas dan
Keluarga Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir pada 1 Minggu Pertama
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
21
Model Family Centered Maternity Care (Asmuji, Diyan Indriyani)
Tabel 6 Pengaruh Sosialisasi Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC terhadap Persepsi
Petugas Kesehatan
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
Tabel 7 Distribusi Persepsi Tentang Perawatan Diri pada Ibu Nifas dan Keluarga
Mode 50 70 50 60a 50 70
Minimum 30 50 10 40 40 60
Maximum 70 80 70 90 60 80
Tabel 8 Distribusi Persepsi Ibu Nifas Dan Keluarga tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Early Postpartum (n=50) Late Postpartum (n=50)
Mode 50 70 40 70
Minimum 40 60 10 10
Maximum 60 80 60 90
Tabel 9 Distribusi Persepsi Petugas Kesehatan tentang Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC
Persepsi Tentang Model Edukasi Postnatal (n=11)
Minimum 42 70
Maximum 70 91
Tabel 10 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi Perawatan Diri
pada Ibu Nifas dan Keluarga
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
22
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 17-28
Tabel 11 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi Ibu Nifas dan
Keluarga Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
Tabel 12 Pengaruh Sosialisasi Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi
Petugas Kesehatan
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
22
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 17-28
dr. Soebandi Jember dan di wilayah bahwa terdapat hubungan antara mobilisasi
Puskesmas Kaliwates Jember pada kebutuhan dini dengan penyembuhan luka perineum pada
informasi tentang perawatan diri pada masa ibu postpartum (Dewi, Ratnawati 2011).
Immadiately Postpartum diperoleh nilai p (p Penelitian dari mustakim telah membuktikan
value 0,00). Berdasarkan hasil tersebut dapat bahwa moblisasi dini dinyakatan efektif dalam
dinyatakan bahwa etopik dukasi pada fase mencegah terjadinya infeksi luka pada ibu
tersebut efektif diberikan pada ibu nifas. postpartum dengan sectio caesarea (Mustakim
Topik edukasi pada fase immediately 2009). Mobilisasi dini penting untuk
postpartum (0- 24 jam pertama) meliputi disampaikan oleh petugas kesehatan
adaptasi nyeri dan mobilisasi dini. Topik disamping karena manfaatnya yang positif bagi
tersebut penting disampaikan pada ibu dan ibu nifas, juga karena keberagaman
keluarga karena adaptasi nyeri dan mobilisasi
dini merupakan kebutuhan utama ibu pada 0-
24 jam pertama pasca melahirkan. Ketika
melahirkan terdapat beberapa perubahan
fisiologis pada anatomi reproduksi ibu
sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri yang
dialami ibu karena perubahan serviks dan
iskemia uterus pada persalinan kala I
(Wiknjosastro 2005). Kala I fase laten lebih
banyak penipisan di serviks sedangkan
pembukaan serviks dan penurunan daerah
terendah janin terjadi pada fase aktif dan
transisi. Rasa nyeri ini perlu diadaptasikan
oleh perawat melalui edukasi yang tepat
dengan memanfaatkan dukungan yang ada
yaitu keluarga. hal ini sesuai dengan teori
yang disampaikan Pillitery (Pillittery 2003)
bahwa dukungan dari pasangan, keluarga
maupun pendamping persalinan dapat
membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin
juga membantu mengatasi rasa nyeri.
budaya yang terjadi di Indonesia. Beberapa meliputi perawatan payudara, pijat oksitosin,
masyarakat terkadang masih menganut tehnik menyusui yang benar, kebutuhan
budaya tertentu dan berkembang dalam istirahat, senam nifas, ASI ekslusif, perawatan
keluarga seperti keyakinan bahwa ibu nifas perineum, dan personal hygiene. Perawatan
tidak diperbolehkan bergerak karena akan diri yang sedikit dilakukan adalah senam nifas,
membuat luka penyembuhannya menjadi istirahat dan tidur, asupan energi dan protein,
lama, akan menambah rasa sakit pada ibu, dan memiliki pantangan makan sehingga
dan masih banyak lagi kepercayaan direkomendasikan untuk
masyarakat yang salah terkait mobilisasi dini. memberikan edukasi secara optimal bagi ibu
Perawat perlu meluruskan anggapan nifas dan keluarga terkait topik edukasi
tersebut dengan pendekatan melalui tersebut.
keluarga sebagai sumber dukungan utama
Topik pertama yang perlu
ibu nifas. Edukasi yang diberikan akan efektif
disampaikan oleh petugas kesehatan adalah
jika keluarga saling mendukung dan
memahami pentingnya melakukan
perawatan pada ibu nifas salah satunya
mobilisasi dini khususnya pada fase 0- 24 jam
pertama melahirkan.
perawatan payudara pada ibu nifas. payudara dengan benar dan rutin sehingga
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan memberikan manfaat yang baik bagi produksi
yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk ASI ibu nifas.
memelihara kesehatan payudara dengan
Pijat oksitosin merupakan topik
tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada
edukasi selanjutnya yang perlu disampaikan
waktu post partum (Bobak, LM., Lowdermilk,
pada ibu nifas dan keluarga. Pijat oksitosin
D.L., & Jensen 2005). Tindakan ini dilakukan
adalah pemijatan pada sepanjang tulang
dengan tujuan untuk 1) Memelihara
belakang (vertebrae) sampai tulang costae
kebesihan payudara; 2) Melenturkan dan
kelima-keenam dan merupakan usaha untuk
menguatkan puting susu; 3) Mengeluarkan
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin
puting susu yang masuk kedalam atau daftar;
setelah melahirkan (Bobak, LM., Lowdermilk,
4) Mempersiapkan produksi ASI; 5)
Mencengah pembendungan ASI; 6)
Meningkatkn hygiene payudara; 7)
Meningkatkan produksi ASI; 8) Melenturkan
dan menguatkan puting payudara. Hal
tersebut telah dilakukan penelitian oleh Astari
& Djuminah (2008) yang membuktikan bahwa
ada hubungan antara perawatan payudara
masa antenatal dengan kecepatan sekresi ASI
(Djuminah 2008). Hasil uji korelasi
menunjukkan perawatan payudara akan
menyebabkan sekresi ASI pada ibu
postpartum cenderung lebih cepat atau
kurang dari 24 jam dengan peluang 11 kali
lebih cepat dibandingkan dengan ibu yang
tidak melakukan perawatan payudara. Hal ini
juga
D.L., & Jensen 2005). Kegagalan dalam pengeluaran ASI dan bayi dapat menghisap
proses menyusui sering disebabkan karena puting dengan benar. Mengajari ibu
timbulnya masalah, baik pada ibu maupun bagaimana teknik menyusui yang benar
pada bayinya, salah satunya yaitu produksi adalah tugas dari petugas kesehatan dengan
ASI yang kurang. Untuk memperlancar mengoptimalkan dukungan keluarga sebagai
produksi ASI dapat dilakukan dengan social support utama bagi ibu nifas. Posisi
merangsang reflek oksitosin yaitu dengan menyusui yang salah dapat menimbulkan
pijat oksitosin. Penelitian Suryani & Astuti masalah pada ibu dan bayi seperti puting
(2013) membuktikan bahwa pijat oksitosin menjadi lecet karena perlekatan tidak
efektif meningkatkan produksi ASI pada ibu sempurna sehingga membuat ibu enggan
nifas. Hal ini sesuai dengan pedoman Depkes menyusui, produksi ASI tidak lancar yang
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2007) bahwa pijat stimulasi oksitosin untuk
ibu menyusui berfungsi untuk merangsang
hormon oksitosin agar dapat memperlancar
ASI dan meningkatan kenyamanan ibu,
mengurangi bengkak (engorgement),
mengurangi sumbatan ASI, dan
mempertahankan produksi ASI ketika ibu
dan bayi sakit. Mengingat gerakan dalam
melakukan pijat oksitosin ini adalah di
vertebrae (tulang belakang) maka lebih
optimal jika dibantu oleh orang lain. Petugas
kesehatan dapat melakukan pijat oksitosin
pada ibu sambil mengajarkan pada ibu dan
keluarga cara dan titik yang harus dilakukan
pemijatan sehingga keluarga sebagai
pendamping utama bagi ibu nifas dapat
memberikan tindakan pemijatan baik ketika
di rumah sakit maupun saat di rumah agar
produksi ASI lancar dan proses menyusui
dapat berjalan dengan optimal.
menyebabkan proses menyusui terhambat, regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi
dan bayi sering menangis karena tidak merasa baru, memperlancar produksi hormon
kenyang setelah disusui. Hal tersebut dapat pertumbuhan tubuh, mengistirahatkan tubuh
menjadi masalah ketidakberhasilan ibu dalam yang letih akibat aktivitas seharian,
menyusui sehingga edukasi yang optimal meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan
diperlukan agar ibu mampu dan kompeten penyakit, menambah konsentrasi dan
dalam menyusui bayi. Dukungan keluarga kemampuan fisik. Dengan kondisi fisik dan
sangat penting di sini karena petugas psikologis yang baik, ASI akan diproduksi
kesehatan tidak selalu berada di samping ibu dengan baik sehingga proses menyusui akan
untuk mengamati apakah posisi menyusui berjalan dengan lancar.
sudah benar. Keluarga adalah individu yang
selalu berada di samping ibu sehingga bisa
diberdayakan untuk mengingatkan dan
membantu ibu melakukan teknik menyusui
yang benar.
bahwa bayi harus diberikan makanan Selain senam nifas, perawatan diri ibu
tambahan seperti pisang, minuman manis, nifas yang lainnya yaitu perawatan perineum
dan makanan tambahan agar gizinya baik. dan personal hygiene. Luka di perineum pasti
Padahal pencernaan bayi masih belum akan dialami oleh ibu pasca melahirkan. Jika
mampu bekerja optimal sehingga tidak jarang tidak dijaga dengan baik akan menimbulkan
ditemukan kejadian penyakit pencernaan infeksi yang saat ini menjadi penyebab
yang dialami bayi karena perilaku ibu dan kematian nomer 1 di dunia. Untuk mengatasi
keluarga yang salah dalam memberikan masalah infeksi pada masa nifas, ibu penting
makanan pada bayi. Pentingnya ASI eksklusif diajari bagaimana merawat perineum dan
bagi bayi adalah untuk meningkatkan status melakukan perawatan diri dengan benar.
kesehatan bayi karena ASI adalah makanan Perawatan perineum adalah pemenuhan
paling aman dan paling baik bagi bayi, kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara
memberikan banyak manfaat bagi bayi juga paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu
bagi ibu.
26
Model Family Centered Maternity Care (Asmuji, Diyan Indriyani)
yang dalam masa antara kelahiran placenta khususnya dalam melakukan perawatan bayi
sampai dengan kembalinya organ genetik baru lahir. Keluarga yang saling mendukung
seperti pada waktu sebelum hamil. Tujuan akan mengurangi stressor ibu ketika belum
perawatan perineum adalah mencegah terampil melakukan perawatan bayi sehingga
terjadinya infeksi sehubungan dengan ibu akan tetap termotivasi untuk belajar dan
penyembuhan jaringan (Hamilton 2000). menjadi terampil dalam melakukan
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi perawatan bayi.
sumber infeksi dan meningkatkan perasaan
Setelah melewati fase early
nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk
postpartum maka tahap selanjutnya adalah
menjaga kebersihan diri dengan cara mandi
late postpartum (> 1 minggu- 6/8 minggu).
yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti
Melalui ujicoba model tentang perawatan
pakaian dan alas tempat tidur serta
bayi pada fase early postpartum dan fase late
lingkungan dimana ibu tinggal, ibu harus
postpartum
tetap bersih, segar dan wangi. Merawat
perineum dengan baik dengan menggunakan
antiseptik dan selalu diingat bahwa
membersihkan perineum dari arah depan ke
belakang.
Model Edukasi Postnatal dengan pendekatan Djuminah, A.&, 2008. Hubungan Perawatan
Family Centered Maternity Care efektif Payudara Masa Antenatal dengan
digunakan sebagai strategi optimalisasi Kecepatan Sekresi ASI Post Partum
competent mothering bagi ibu nifas dengan
melibatkan keluarga secara langsung. Namun
sampai dengan akhir penelitian masih perlu
melakukan penyempurnaan modul dan
booklet sebagai medianya.
Saran
KEPUSTAKAAN
Friedman, M.M., B.& J., 2003. Family nursing: Research, Theory, and Practice 5th ed., Connecticut: Appleton &
Lange.
Hamilton, P.., 2000. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas 7. Alih Ba., Jakarta: EGC.
L.M, W. & Maureen, L., 2009. Nurses And Families : A Guide To Family Assesment And Intervention 5th ed.,
Philadelphia: FA Davis Company.
Machmudah, Khayati, & I., 2013. Peningkatan Kualitas Kolostrum pada Ibu Postpartum Yang Dilakukan Pijat
Payudara dengan Metode Oketani. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Mahdiyah, D., 2013. Hubungan Mobilisasi Dini dengan Penurunan Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Postpartum di
BLUD RS
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin, 11(11).
Maisyarah, S., 2011. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asupan Nutrisi di Klinik Nurhasanah Medan. Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Masnila, 2013. Hubungan Perawatan Payudara terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Rumah Bersalin
Tutun Sehati Tanjung Morawa 2013. Jurnal Ilmiah PANNMED, 9(1).
Mustakim, 2009. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Kejadian Infeksi Luka pada Ibu Post Partum dengan Sectio
Caesaria. Universitas Muhammadiyah Jember.
Nuraprilyanti & Indah, 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi
Campak Pada Bayi di Kec Pancoran Mas Depok. FKM UI.
Pillittery, A., 2003. Maternal and Child Health Nursing, Care Of The Childbearing And Chieldbearing Family Fourth
Edi., Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Puspitaningrum, N., 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Pelaksanaan Senam Nifas dengan
Kecepatan Proses Involusi Uterus.
Rahmawati, Bahar, B, & Salam, A., 2013. Hubungan Antara Karakteristik Ibu, Peran Petugas Kesehatan dan
Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Bonto Cani Kabupaten Bone. FKM Universitas Hasanuddin Makassa.
RI, D., 2007. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MS) di Indonesia, Jakarta: Depkes.
Rohani, S., 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dan Keterampilan Ibu dalam Perawatan Bayi
di Ruang Nifas RSUD Lanto DG Pasewang Kab. Janeponto. Jurnal Stikes Nani Hasanuddin Makassar., 3(5).
Saifuddin, A.., 2004. Buku panduan Praktis pelayanan Komplikasi perinatal dan Neonatal., Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, A., 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas., Jakarta: Salemba Medika.
Wenas. W, Malonda, N.S, Bolang. A, Kapantow, N.., 2010. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu
Menyusui dengan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tompaso Kecamatan
Tompaso. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.
Wiknjosastro, H., 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawir
ABSTRAK
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan
pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus aterm.Selama
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan
kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan
yang terjadi pada fisik dan mentalnya.Agar ibu hamil dapat beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi baik fisik maupun mentalnya, perlu dilakukan asuhan
antenatal yang bertujuan untuk mempersiapkan kematang fisik dan mental selama
menjalani kehamilan tersebut. Melakukan prenatal yoga merupakan salah satu solusi
self help yang menunjang proses kehamilan dan sampai pada proses
persalinan.Dimana prenatal yoga ini merupakan suatu asuhan yang dapat
meringankan ketidaknyamanan pada ibu hamil tanpa menggunakan therapy
farmologi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas prenatal yoga
terhadap pengurangan ketidaknyamanan ibu selama hamil. Metode penelitian yang
digunakan adalah literature review terhadap hasil penelitian yang berkaitan dengan
efektifitas prenatal yoga terhadap pengurangan ketidaknyamanan yang dialami oleh
ibu selama hamil, yang dipublikasikan pada google scholer. Artikel yang dipilih
merupakan artikel berbahasa Indonesia dan berbahas Inggris yang terbit sejak tahun
2013 sampai 2016.Dimana dalam artikel tersebut ditemukan secara signifikan bahwa
prenatal yoga mempunyai pengaruh terhadap pengurangan ketidaknyamanan yang
dialami oleh ibu hamil.
REFERENSI
Amalia.2014. Tetap Sehat Dengan
Yoga.Jakarta : Gagas Media.
Tanggal 06 Maret 2017. Jam 2017, Jam 19.30 WIB.
19.40 WIB. Sari., et al. 2016. Hubungan Senam Yoga
Field., et al. 2013. Yoga Reduces Dengan Kesiapan Fisik Dan
Prenatal Depression, Anxiety Psikologi Ibu Hamil Dalam
And Sleep Disturbance. Menjalani Kehamilan Trimester
III.Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan,
Complementary Therapies In Volume 5. No 2. November 2016,
Clinical Practice 19 (2013) 6-10.
hlm 110-237.
Mediarti., et al. 2014. Pengaruh Yoga
Antenatal Terhadap
Pengurangan Keluhan Ibu Hamil
Trimester III.Jurnal Kedokteran
dan Kesehatan.Volume 1.No. 1.
(2014).
Yogyakarta : Laksana.
Rahma. 2014. Hubungan Prenatal Yoga
Terhadap Kualitas Peningkatan
Tidur Pada Ibu Hamil Trimester