Anda di halaman 1dari 89

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator untuk
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu
selama kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan sebab-sebab lain
seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.
Menurut World Health Organization ( WHO ), pada tahun 2017 sekitar
295.000 wanita meninggal selama setelah kehamilan dan persalinan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang 40 kali lebih tinggi
disbanding negara maju yaitu 462 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan
di negara maju 11 per 100.000 kelahiran hidup. ( WHO, 2017).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian bayi (AKB)
merupakan salah satu indicator untuk mengukur keberhasilan dari upaya
kesehatan pada ibu dan bayi dan menilai derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia. Secara umum Angka Kematian Ibu mengalami penurunan
selama selama periode 1990-2015 dari 390 per 100.000 kelahiran hidup
menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data demografi
Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan selama periode
1991-2017 dari 68 per 1000 kelahiran hidup menjadi 24 per 1000
kelahiran hidup (Profil kesehatan nasional, 2018).
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi juga menjadi
acuan dalam mengukur kesehatan masyarakat. Secara umum jumlah AKI
di jawa tengah selama periode 2015-2019 mengalami penurunan dari
111,16 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 76,9 per 100.000 kelahiran
hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan
dari tahun 2018 yaitu 8,4 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 8,2 per 1.000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan Jateng,2019).
Angka Kematian Ibu (AKI) selama periode 2019 di kabupaten
semarang mengalami peningkatan disbandingkan tahun 2018, pada tahun
2018 AKI di kabupaten semarang sebanyak 51,47 per 100.000 kelahiran
hidup (7 kasus kematian) sedangkan pada tahun 2019 naik menjadi 70,7
per 100.000mkelahiran hidup (10 kasus kematian). Dengan kemtian ibu
terbesar terjadi pada ibu dengan usia > 35 tahun (5 kasus), usia ibu 20-35
tahun (1 kasus) dan <20 tahun (1 kasus). Terjadi pada masa bersalin (4
kasus) dan nifas (3 kasus). Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Semarang pada tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2018. Pada tahun 2018, AKB sebanyak 7,42 per 1000 kelahiran hidup
(102 kasus) sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 7,60 per 1000 kelahiran
hidup (105 kasus). Kematian ang terjadi pada bayi adalah neonatal (bayi
usia 0-28 hari). Penyebab terbesar AKB adalah Asfiksia (22 kasus),
BBLR (18 kasus), dan sisanya (57 kasus) karena infeksi, aspirasi, kelainan
congenital,Diare, Pneumonia, dan lain-lain. (Profil Kesehatan Kabupaten
Semarang,2018)
Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani penurunan angka
kematian Ibu dan angka kematian bayi dapat dilakukan dengan menjamin
untuk setiap ibu dan bayi mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif
yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil dengan ANC
terpadu, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih di
fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan
bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan
Keluarga Berencana termasuk KB pasca persalinan. ( Profil Kesehatan
Indonesia, 2018).
Sebagai upaya untuk menurunkan AKI dan AKB, pemerintah Jawa
Tengah meluncurkan program yaitu Jateng Gayeng Nginceng Wong
Meteng ( 5Ng )umtuk menyelamatkan ibu dan bayi dengan kegiatan
pendampingan ibu hamil sampai masa nifas oleh senua unsure yang ada di
masyarakat termasuk mahasiswa, kader, tokoh masyarakat dan tokoh
agama. Pendampingan dengan mengetahui setiap kondisi ibu hamil
termasuk faktor resiko. Dengan aplikasi jateng gayeng bisa melihat
kondisi ibu selama hamil termasuk persiapan rumah sakit pada saat
kelahiran ( Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018 ).
Pelaksanaan dalam pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
harus memiliki kemampuan pelayanan yang bersifat komprehensif, dapat
diterima secara cultural dan memberikan tanggapan yang baik terhadap
kebutuhan ibu pada usia reproduksi dan keuarganya. Pelayanan
komprehensif harus mendapat dukungan dari kebijakan, kemampuan
fasilitas pelayanan, pengembangan peralatan yang dibutuhkan, tenaga
kesehatan yang terampil dan terlatih, serta promosi kesehatan
(Prawiroharjo,2018).
Bidan memiliki wewenang alam memberikan asuhan kebidanan
secara komprehensif pada kehamilan dengan melakukan pelayanan
Antenatal Care ( ANC ) yang harus memenuhi minimal 4 kali, yaitu
trimester pertama minimal 1 kali, trimester kedua minimal 1 kali,
trimester ketiga minimal 2 kali, member konseling dan menganjurkan ibu
hamil untuk membaca buku Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) terdapat
mulai dari tanda bahaya kehamilan, gizi yang baik untuk ibu hamil,
sampai tanda-tanda proses persalinan yang baik dan benar. Pelayanan
yang diberikan pada ibu bersalin yaitu dengan pertlongan persalinan
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan professional, fasilitas
keehatan yang memenuhi standar dan penanganan persalinan sesuai
standar Asuhan Persalinan Normal (APN). (Profil Kesehatan Kabupaten
Semarang, 2017)
Upaya pelayanan yang dilakukan sesuai kewenangan bidan untuk
menekan angka kematian bayi dengan melakukan kunjungan lengkap
yaitu kunjungan satu kali pada usia 0-48 jam, kunjungan pada hari ke 3-7
dan kunjungan pada hari ke 8-28, memberikan suntikan vitamin K,
pemberian salep mata, penyuntikan HB0, selain itu memberikan konseling
kepada ibu tentang cara perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL), serta
memberikan penjelasan mengenai tanda bahaya pada BBL, cara menyusui
yang benar, pemberian ASI dan imunisasi. ( Profil Kesehatan Kabupaten
Semarang, 2017).
Dalam rangka untuk mempercepatangka kematian pencapaian
target penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi, Indonesia
memiliki program yang sudah berfokus pada pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan ( continuity of care) diartikan sebagai perawatan
berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, asuhan bayi baru
lahir, asuhan postpartum, asuhan neonates dan asuhan KB yang dilakukan
dengan kualitas yang baik, dilakukan secara lengkap terbukti memiliki
daya tahan tinggi untuk menurunkan angaka kematian ibu dan angaka
kematian bayi yang semuanya suda direncanakan oleh pemerintah ( Diana
2019).
Bidan sebagai tenaga kesehatan juga turut berperan dalam
meningkatkan pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat. Salah
satunya mendukung program continuity of care dan sebagai tempat
mahasiswa melakukan asuhan berkesinambungan mulai dari ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Secara Komprehensif pada
Ny. U dumur 24 tahun tempat BPM Masquroh Endang Witdanarti A.Md
Keb. Kecamatan pringapus”. Dengan melakukan asuhan secara
berkelanjutan pada ibu hamil trimester III minimal usia kehamilan 30
minggu, sampai dengan proses persalinan, nifas, serta bayi baru lahir.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. U umur 24 tahun
di BPM Masquroh Endang Witdanarti A.Md Keb. Kecamatan
Pringapus.?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. U umur 24
tahun di BPM Masquroh Endang Witdanarti A.Md Keb.
Kecamatan Pringapus.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan asuhan kebidanan pada Ny. U di BPM
Masquroh Endang Witdanarti A.Md Keb. Kecamatan
Pringapus
b. Melakukan asuhan kebidanan pada Ny. U dan Bayi Baru
Lahir di BPM Masquroh Endang Witdanarti A.Md Keb.
Kecamatan Pringapus
c. Melakukan asuhan kebidanan pada NY. U dan menyusui
di BPM Masquroh Endang Witdanarti A.Md Keb.
Kecamatan Pringapus
d. Melakukan asuhan kebidanan pada neonates Ny. U di
BPM Masquroh Endang Witdanarti A.Md Keb. Kecamatan
Pringapus

D. Manfaat
1. Bagi klien
Klien akan mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif mulai
dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir secara
komprehensif.
2. Bagi tenaga kesehatan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
saran untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
ssecara menyeluruh, berkualitas dab komprehensif.
3. Bagi institusi
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai nahan pustaka proses
pembelajaran dalam meningkatkan wawasan untuk proses
pembelajaran tentang asuhan kebidanan secara komprehensif.
4. Bagi penulis
Hasil penelitian dapat digunakan sebgai sarana pembelajaran yang
lebih bermakna, karena penulis bisa menerapkan teori yang sudah
di dapat selama perkuliahan serta dapat menambah wawasan
pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan asuhan
kebidanan secara komprehensif.
E. Keaslian Peneliti
1. Keaslian peneliti
Beberapa keaslian peneliti serupa dengan penelitian ini dpat dilihat
dibawah ini :
Table 1.1 penelitian yang serupa
No Nama Peneliti Judul Hasil
1 Wahyu Retno Asuhan Selama kehamilan
Andaeni, 2020 Kebidanan Ny. W melakukan
Komprehensif kunjungan trimester
pada Ny. W III sebanyak 4 kali
umur 33 tahun dan peneliti
di BPM melakukan
Fatmah kunjungan sebanyak
Baradja, 3 kali. Hal ini sudah
Amd.Keb Desa memenuhi minimal
Klepu kunjungan ibu hamil
trimester 3 menurut
standart WHO.
bahwa kunjungan
antenatal TM III
sebaiknya dilakukan
paling sedikit dua
kali yang dilakukan
antara minggu ke-28
sampai ke-36 dan
yang kedua
dilakukan setelah
minggu ke36
(Gultom,2020). Pada
kasus ini tidak
dijumpai adanya
kesenjangan antara
teori dan praktik.
Ny.W umur 33
tahun, umur
kehamilan 32
minggu 5 hari dan
mengeluhkan 2 hari
yang lalu periksa ke
dokter posisi janin
ibu masih miring dan
ibu merasa cemas.
Menurut
Cunningham (2006),
Cemas yang dialami
ibu merupakan
masalah yang sering
berhubungan dengan
bagaimana wanita itu
mengalami
kenyataan terhadap
diagnosanya.
Masalah disini yang
berhubungan dengan
reaksi yang
berhubungan dengan
posisi bayi yaitu ibu
merasa cemas, takut,
khawatir. Hal ini
menunjukkan tidak
ada kesenjangan
antara teori dan
praktek dilapangan.
Pelaksanaan yang
dilakukan pada Ny.
W tanggal 4 Januari
2020 disesuaikan
dengan masalah dan
kebutuhan ibu.
Pelaksanaan yang
dilakukan meliputi
menganjurkan ibu
untuk melakukan
posisi bersujud (knee
chest position) 3-
4x/hari selama 10-15
menit hal ini sesuai
dengan penelitian
menurut Kusnul
Nikmah (2015),
yang berjudul
“Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada
Ny”S” G3P2A0
Trimester III Dengan
Letak Lintang Di
RSI Nashrul
Ummah Lamongan
Tahun 2015”
2 Liana Oktapiana, Asuhan Selama kehamilan
2020 Kebidanan Ny. T melakukan
Komprehensif kunjungan trimester
pada Ny. T III sebanyak 4 kali
umur 30 tahun dan peneliti
di BPM melakukan
Cicilia Jarmani kunjungan sebanyak
S.Tr.Keb Desa 3 kali. Hal ini sudah
Kalirejo memenuhi minimal
Kecamatan kunjungan ibu hamil
Ungaran trimester 3 menurut
Timur standart WHO.
bahwa kunjungan
antenatal TM III
sebaiknya dilakukan
paling sedikit dua
kali yang dilakukan
antara minggu ke-28
sampai ke-36 dan
yang kedua
dilakukan setelah
minggu ke36
(Gultom,2020). Pada
kasus ini tidak
dijumpai adanya
kesenjangan antara
teori dan praktik.
NY. T umur
kehamilan 33+1
minggu Ny. T
mengatakan nyeri
dibagian punggung
sejak 1 minggu yang
lalu tetapi masih
dapat beraktivitas
seperti biasanya. Ibu
mengatakan ini
kehamilan kedua,
belum pernah
keguguran,
melahirkan anak
yang pertama 7
tahun yang lalu,
tidak ada komplikasi
dalam persalinan.
Ibu mengatakan
HPHT tanggal 15
Juni 2019. Keluhan
yang dirasakan Ny.
T sesuai dengan teori
menurut Irianti, dkk,
(2013) yang

Dari data 1.1 diatas diketahui bahwa ada perbedaan studi kasus ini dengan studi
kasus sebelumnya. Perbedaan dengan studi kasus yang dilakukan oleh penulis
yaitu :
a. Waktu, tempat, dan subjek penelitian, pada studi kasus ini penulis
menggunakan di PMB Fatma Baradja Desa Klepu Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang tahun 2020 pada ibu X.
b. Metode atau desain penelitian pada studi kasus ini penulis menggunakan
penelitian studi kasus komprehensif, di PMB Fatma Baradja Desa Klepu
Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, tahun 2020 pada ibu X.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Konsep Dasar Teori Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya 280 hai (40 minggu/9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
menjadi triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan ke 4 sampai 6 bulan, tiwulan ketiga
dari bulan ke 7 sampai 9 bulan. (Prawirohardjo,2018)
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional
dari ibu sera perubahan sosial di dalam keluarga. Jarang
seseorang ahli medik terlatih yang begitu terlibat dalam kondisi
yang biasanya sehat dan normal. Mereka menghadapi suatu
tugasas yang tidak bias dalam memberikan dukungan pada ibu
dan keluarganya dalam rencana menyambut angota keluarga
baru, memantau perubahan- perubahan fisik yang normal yang
dialami ibu serta tumbuh kembang jain, juga mendeteksi serta
menatalaksanakan setiap kondisi yang tidak normal
(Prawirohardjo, 2018).
b. Fisiologi Kehamilan
Fisiologi kehamilan menurut Fatimah (2017) adalah
terjadinya proses Fertilisasi, Implantasi.
1) Pengangkutan sel telur menuju oviduktus
Pada saat ovulasi sel telur dibedakan kedalam
rongga abdomen kemudian langsung diambil oleh
oviduktus, dan ditanggap fimbriae. Fimbriae sendiri
terlapisi oleh silia atau tonjolan-tonjolan halus mirip rambut
yang bergetar seperti gelombang kemudian membawa
kearah interior oviduktus.
2) Pengangkutan sel sperma ke oviduktus
Saat terjadi ejakulasi di dalam vagina, sel-sel
sperma tersebut harus berjalan melewati kanalis servikalis,
ke uterus kemudian menuju di sepertiga atas oviduktus.
Saat kadar esterogen tinggi, mucus serviks akan menjadi
cukup tipis dan encer untuk dilalui sel sperma. Setelah
sampai di uterus kontraksi miometrium mengaduk sperma,
saat sel sperma mencapai oviduktus sel sperma harus terus
bergerak melewati silia, gerakan ini dipermudah oleh
kontraksi antiperistaltik otot polos oviduktus.
3) Fertilisasi (Pembuahan)
Untuk membuahi sel telur, sel sperma harus
melewati korona radiate dan zona pelusida. Sel sperma
yang paling pertama sampai di sel telur akan bergabung
dengan membrane plasma sel telur yang kemudian akan
memicu reaksi kimiawi di membrane yang mengelilingi sel
sperma lainnya (Fenomena Back To Polyspermy). Kepala
sperma sendiri akan tertarik ke dalam ovum sedangkan
ekornya akan lenyap, penetrasi sel sperma ke dalam
sitoplasma akan memicu pembelahan meiosis akhir oosit
sekunder. Kemudian nucleus sperma dan ovum akan
menyatu membentuk zigot dan menjadi morula, morula
akan terus masuk menuju uterus lalu menjadi blastokista
dan terjadi implantasi di dinding endometrium.
4) Implantasi/ nidasi
Selama perjalanannya dalam tuba falopi sel telur
yang telah dibuahi akan membelah dengan cepat,
penanaman sel telur yang sudah dibuahi ke dalam dinding
uterus pada awal kehamilan . jaringan endometrium ini
banyak mengandung sel-sel besar yang banyak
mengandung glikogen, serta mudah dihancurkan oleh
trofablas. Blastula yang berisi masa sel dalam akan mudah
masuk ke dalam desdua, menyebabkan luka kecil yang
kemudian sembuh dan menutup lagi, itulah sebabnya,
terkadang saat nidasi terjadi pada dinding depan atau
belakang rahim dekat fundus uteri.
c. Perubahan Anatomi Ibu Hamil Trimester III
Menurut Manuaba (2012) perubahan anatomi ibu hamil TM
III yaitu :
1) Sistem Reproduksi
Pada trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian
korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim
(SBR). Pada kehamilan tua, segmen bawah rahim akan
menjadi lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih
tipis. Setelah minggu ke 28 braxton hicks semakin jelas
terutama terjadi pada wanita langsing. Umumnya akan
menghilang apabila wanita tersebut melakukan latihan fisik
atau berjalan.
2) Sistem traktus urinarius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke
pintu atas panggul. Keluhan sering kencing akan timbul
lagi karena kandung kencing akan tertekan kembali. Selain
itu terjadi hemodialisasi sehingga metabolisme air menjadi
lancar.
3) Sistem Respirasi
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan
uterus yang membesar kearah diafragma menyebabkan
diafragma kurang leluasa bergerak sehingga kebanyakan
wanita hamil mengalami kesulitan bernafas.
4) Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit bergerak.
Peningkatan distensi abdomen yang membuat pinggul
miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan
peningkatan berat badan pada usia kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang pada tulang belakang.
5) System pencernaan
Adanya hormone esterogen yang kemudian
mempengaruhi pengeluaran asam lambung meningkat,
sehingga menyebabkan terjadinya mual dan pusing kepala
pada pagi hari, hormone progesterone yang muncul di masa
kehamilan juga menyebabkan gerak usus menjadi
berkurang sehingga menimbulkan obstipasi
d. Adaptasi Psikologis dalam masa kehamilan trimester III
Menurut enny (2017) pada trimester III kehamilan ini
disebut periode menunggu dan waspada, karena pada trimester
III inilah ibu sangat merasa tidak sabar untuk menanti kelahiran
bayinta, gerakan bayi yang sering terasa dan perut ibu semakin
membesar hal inilah yang membuat obu ingat dengan bayinya,
terkadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya mungkin akan
lahir sewaktu-waktu, ni menyebabkan ibu menjadi lebih
waspada terhadap timbulnya tanda dan gejala pada persalinan.
Ibu sering khawatir dan takut kalau bayi yang akan dilahirkan
tidak normal, kebanyakan ibu hamil di trimester III ini juga akan
bersikap melindungi bayinya terhadap orang dan benda-benda
yang mengancam ibu dan bayinya, seorang ibu mungkin mulai
merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
saat melahirlkan.
Rasa tidak nyaman pada kehamilan juga muncul kembali di
trimester III dan banyak juga ibu yang merasa dirinya aneh dan
jelek, ibu merasa tidak percaya diri dengan penampilannya,
selain itu ibu juga merasa sedih karena akan berpisah dengan
bayinya dan kehilangan perhatian yang didapatkan selama masa
kehamilan, di trimester inilah peran dan dukungan suami sangat
amat penting untuk ibu, serta memerlukan dukungan dari
keluarga dan provider yang ia percayai.
e. Ketidaknyamanan kehamilan pada inu hamil trimester III
Menurut Siti (2016) pada kehamilan lanjut usia atau
kehamilan trimester III ibu hamil sering merasakan
ketidaknyamanan yang dikarenakan adanya perubahan fisik
maupun psikologis yang terjadi selama masa kehamilan,
ketidaknyamanan yang dirasakan akan membuat tubuh ibu
hamil beradaptasi, bila tubuh tidak mampu beradaptasi dengan
ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil maka akan
menimbulkan masalah, oleh karena itu ibu hamil perlu
memahami apa penyebab terjadinya ketidaknyamanan fisiologi
yang ibu alami. Adapun beberapa ketidaknyamanan pada ibu
hamil trimester III, yaitu :
1) Edema
Edema atau bengkak ini normalnya biasa terjadi
dimasa kehamilan trimester II dan trimester III,
edema yang tidak normal ialah edem yang apabila
setelah dibawa istirahat/ tidur edema tidak hilang,
kemudian edema yang terjadi sekaligus pada muka,
tangan, dan kaki, bisa menjadi gejala preeklamsia.
Faktor penyebab terjadinya edema :
a) Adanya pembesaran uterus yang terjadi
pada kehamilan ibu, sehingga uterus
memberikan tekanan pada vena pelvic yang
menimbulkan gangguan sirkulasi, hal ini
terjadi bila ibu hamil duduk atau tidur
dalam waktu lama.
b) Adannya tekanan pada vena cava inferior
pada saat ibu berbaring terlentang
c) Kongesti sirkulasi pada ekstermitas bawah
d) Meningkatkan kadar sodium (natrium)
karena pengaruh hormonal, Natrium bersifat
retensi cairan.
e) Pemakaian pakaian yang ketat sehingga
membuat sirkulasi darah terhambat. Uuntuk
meringankan edema sebaiknya ibu hamil
tidak memakai pakaian ketat, kemudian
tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan
yang berkadar garam tinggi, hindari duduk
atau berdiri dalam jangka waktu yang lama,
menaikkan tungkai selama 20 menit
berulang-ulang atau mininggikan tungkai
saat tidur.
2) Sering bung air kecil (BAK)
Pada ibu hamil trimester III frekuensi BAK
menjadi bertambah lebih sering jadi bisa
mengganggu ibu pada saat istirahat malam, hal ini
disebabkan oleh adanya pembesaran uterus dan
terjadinya penurunan bagaian bawah janin sehingga
kandung kemih mendapatkan tekanan, BAK juga
berhubungan dengan system ekresi sodium (Unsur
Na) yang meningkat dan perubahan fisiologis pada
ginjal sehingga produksi urine meningkat. Yang
dapat diupayakan untuk meringankan dan
mencegah keluhan ini ibu hamil dianjurkan untuk
tidak menahan BAK, kosongkan kandung kemih
saat ibu BAK, perbanyak minum di siang hari
sehingga tidak mengganggu hidrasi, apabila pada
malam hari keluhan sering BAK tidak kunjung
reda, batasi konsumsi cairan dimalam hari, saat
tidur ibu dianjurkan berbaring menghadap kiri
dengan kaki ditinggikan, selain itu penuhi
kebutuhan personal hygiene dengan baik dan benar
untuk menjaga kebersihahn genetalia ibu.
3) Gatal Dan Kaku Pada jari
Penyebab dari keluhan ini belum bisa
dipastikan, kemungkinan karena adanya
hipersensitivitas terhadap antigen plasenta, adanya
perubahan gaya berat oleh pembesaran Rahim yang
membuat postur tubuh ibu berubah dimana posisi
bahu dan kepala lebih kebelakang sehingga
menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat
tubuh yang condong kedepan. Hal ini dapat
menekan syaraf di lengan sehingga berakibat
timbulnya rasa gatal dan kaku kaku pada jari,
beberapa cara yang bisa diterapkan untuk
meringankan keluhan ini antara lain dengan
mengompres dengan air dingin atau mandi dengan
berendam atau mandi menggunakan shower.
4) Gusi berdarah
Pada ibu hamil trimester II & III sering
terjadi gusi bengkak yang disebut epulis kehamilan.
Gusi yang hiperemik dan lunak cenderung
menimbulkan gusi menjadi mudah berdarah
terutama pada saat menyikat gigi. Keluhan ini
disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen yang
berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke
rongga mulut dan pergantian sel–sel pelapis ephitel
gusi lebih cepat. Terjadi hipervaskularisasi pada
gusi dan penyebaran pembuluh darah halus sangat
tinggi. Gusi yang sering berdarah juga disebabkan
karena berkurangnya ketebalan permukaan
epithelial sehingga mengakibatkan jaringan-
jaringan pada gusi menjadi rapuh dan mudah
berdarah. Upaya mengurangi atau mencegah, ibu
hamil dianjurkan minum suplemen vitamin C,
berkumur dengan air hangat, air garam, menjaga
kebersihan gigi, secara teratur memeriksa gigi ke
dokter gigi.
5) Haemorroid
Haemorroid atau yang sering disebut wasir
ini juga biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan
III, semakin bertambah parah seiring usia
kehamilan dimana terjadi pembesaran uterus,
haemoroid terjadi oleh adanya konstipasi, hal ini
disebabkan oleh meningkatnya hormone pogesteron
yang membuat peristaltic usus melambat dan vena
haemorroid yang tertekan uterus. Haemorroid dapat
dicegah atau diringankan gejalanya dengan cara
menghindari hal yang membuat konstipasi,
anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
yang baik , menghindari mengejan pada saat BAB,
jangan duduk terlalu lama di toilet. Membiasakan
senam kegel secara teratur.
6) Insomnia (sulit tidur)
Semakin bertambahnya usia kehamilan ibu
hamil bisa mengalami insomnia,bisa karena factor
fisik dan factor psikologis juga mempengaruhi
insomnia pada ibu hamil, pad kondisi fisik ibu
dengan uterus yang semakin membesar, pada
kondisi psikologis ibu merawa khawatir ,takut,
gelisah, karena menghadapi persalinan. Sering
BAK dimalam hari, upaya yang bisa dilakukan
untuk menghindari insomnia pada ibu hamil
diantaranya yaitu : mandi air hangat sebelum tidur,
minum minuman hangat sebelum tidur, jangan
melakukan aktifitas yang dapat membuat susah
tidur.jangan makan dengan porsi besar 23 jam
sebelum ibu i=tidur, kurangi kebisingan dan caaya,
tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi.
7) Keputihan
Keluhan keputihan sering terjadi pada ibu
hamil baik pada trimester I, II & III, hal ini
disebbkan oleh adanya peningkatan kadar hormone
esterogen, hyperplasia pada mukosa vagina yang
terjadi selama masa kehamilan, keluhan keputihan
yang terjadi membuat ibu merasa tidak nyaman
karena celana dalam sering basah sehingga harus
sering ganti, cara meringankan dan mencegah
keputihan sendiri yaitu, saat setelah BAK atau BAB
bersihkan genetalia (cebok) dari arah depan
kebelakang , bila celana dalam basah segera ganti
agar tidak menimbulkan bakteri lain, memakai
celana dalam yang menyerap keringat dan membuat
sirkulasi udara yang baik. Tidak dianjurkan
menggunakan sabun/pewangi vagina.
8) Keringat bertambah
Keringat bertambah disebabka karena
adanya perubahan hormo pada ibu hamil yang
meningkatkan kelenjar keringat, kelenjar sebasea
dan folikel rambut meningkat, upaya untuk
mengurangi atau mecegah dengan cara mandi
secara teratur dan memakai pakaian yang longgar
dan tipis, serta dengan bahan menyerap keringat,
perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.
9) Konstipasi (sembelit)
Konstipasi atau yang biasa disebut sembelit
terjadi pada ibu hamil trimester III karena
menurunnya gerakan peristaltic yang dipengaruhi
oleh hormone progesterone ,selain itu juga karena
ibu mengonsumsi tablet zat besi, dan adanya
tekanan oleh uterus pada usus. Cara meringankan
atau mencegah konstipasi dengan mengkonsumsi
kebutuhan nutria yang baik dan benawr serta kaya
akan serat, meningkatkan asupan cairan minimal 8
gelas perhari, biasakan BAB secara teratur jangan
menahan BAB.
10) Kram pada kaki
Factor penyebabnya belum oasti, namun ada
kemungkinan karena rendahnya kalsium dalam
darah ibu, keletihan, dan sirkulasi darah ke tungkai
bagian bawah berkurang. Cara untuk mencegah
atau meringankanya yaitu : penuhi kebutuhan
kalsium yang cukup, olahraga secara teratur,
meluruskan kaki dan lutut, jangan duduk atau
berdiri terlalu lama, rendam kaki saat kram dengan
air hangat.
11) Sesak nafas
Keadaan ini disebabkan karena adanya
pembesaran uterus yang menggeser organ-organ
abdomen. Membuat diafargma bergeser naik sekitar
4 cm, adanya peningkatan hormone progesterone
juga membuat hyperventilasi, cara untuk
meringankan atau mencegahnya dengan cara
melatih ibu untuk membiasakan dengan bernafas
normal, berdiri tegak dengan kedua tangan
direntangkan,kemudian menarik nafas
panjang ,menjaga sikap tubuh yang baik.
12) Nyeri ulu hati
Semakin bertambahnya usia kehamilan
biasanya akan semakin bertambah pula nyeri
uluhati. Dapat disebabkan oleh adanya peningkatan
hormone progesterone, pergeseran lambung karena
pembesaran uterus. Apendiks bergeser kearah atas
sehingga menimbulkan refluks lambun yang
mengakibatkan nyeri. Cara meringankan atau
mencegahnya adalah : hindari konsumsi makanan
berminyak, berbumbu merangsang, sering makan
ringan, minum air 6-8 gelas perhari.
13) Pusing
Rasa pusing kemungkinan disebabkan oleh
hypoglycemia. Agar terhindar dari pusing yang
membuat ibu tidak nyaman upaya yang bisa
dilankukan untuk mencegah atau mengurangi
dengan cara saat bangun tidur bangunlah secara
perlahan, hindari berdiri terlalu lama, upayakan
untuk tidak berbaring dalam posisi terlentang.
14) Sakit punggung
Dapat disebabkan karena pembesaran
payudara yang menimbulkan ketegangan otot, dan
keletihan. Kadar hormone yang meningkat
membuat cartilage pada sendi menjadi lembek,
selain itu karena osisi tulang belakang hiperlidosis,
untuk meringankan atau mencegah dengan cara ibu
harus memakai bh yang dapat menopang payudara
dengan baik, hindari sikap hiperlidosis, jangan
pakai sepatua tau sandal hak tinggi, olahraga teratur
lakukan senam hamil.
15) Varises pada kaki dan vulva
varises bisa terjadi oleh karena bawaan
keluarga, atau oleh peningkatan hormone esterogen
sehingga jaringan yang elastis menjadi rapuh, dan
terjadi karena adanya peningkatan jumlah darah
pada ena bagian bawah. Untuk meringankan atau
mencegahnya bisa dilakukan olahraga secara
teratur, hindari duduk dan berdiri terlalu lama,
hindari memakai pakaian ketat, berbaring dengan
kaki ditinggikan.
f. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Pada Trimester III
Kebutuhan dasar ibu hamil menurut Kusmiyati (2010)
dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1) Kebutuhan fisik ibu hamil, meliputi :
a) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang
utama pada manusia termasuk ibu hamil. Posisi
miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi
uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan
mengurangi tekanan pada vena asenden.
b) Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan
hingga 300 kalori perhari.Ibu hamil seharusnya
mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi
seimbang yaitu karbohidrat, protein, mineral, zat
besi, dan vitamin.
c) Personal hygiene
Ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak
keringat sehingga ibu harus menjaga kebersihan diri
dengan cara mandi 2 kali sehari dan sering mengganti
pakaian dalam agar tidak lembab pada derah kelamin.
d) Pakaian selama kehamilan
Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai
serta bahan yang mudah menyerap keringat. Hal yg
harus diperhatikan yaitu sabuk dan stoking yang terlalu
ketat karena akan mengganggu aliran balik pada tubuh,
sepatu dengan hak tinggi akan menambah lordosis
sehingga sakit pinggang akan bertambah.
e) Eliminasi
Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari.
Ibu harus cukup minum agar produksi air kemihnya
cukup dan jangan sengaja mengurangi minum untuk
menjarangkan berkemih.
f) Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus
diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun
beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi
berhubungan seks selama kurang lebih 14 hari
menjelang kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila
terdapat perdarahan pervaginam, riwayat partus
prematurus, ketuban pecah, serviks telah membuka.
g) Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan biasa
selama tidak terlalu melelahkan dan megangkat beban
terlalu berat. Semua pekerjaan harus sesuai dengan
kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup
waktu untuk istirahat agar proses pemulihan lebih
cepat.
h) Senam dan yoga
Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya
dengan berjalan-jalan di pagi hari, renang, olahraga
ringan dan senam hamil. Senam hamil dapat dimulai
pada umur kehamilan 22 minggu. Senam bertujuan
untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot
sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam
persalinan normal serta mengimbangi perubahan
titik berat tubuh. Yoga adalah ilmu kuno dari India
yang bersifat spiritual dan fisik.Yoga menggunakan
tehnik pernafasan, gerakan dan meditasi untuk
membantu meningkatkan kesehatan dan
kebahagiaan.Latihan-latihan yoga bertujuan untuk
menumbuhkan kearifan, pengaturan diri dan
kesadaran yang lebih tinggi dalam diri individu.
Tujuan yoga adalah untuk menciptakan kekuatan,
kesadaran dan harmoni baik dalam pikiran dan
tubuh.Sebagian besar gerakan yoga digunakan
untuk melatih pernafasan, meditasi, dan mengatur
postur meregangkan dan melenturkan berbagai
kelompok otot.
1) Kundalini Yoga
Latihan ini menantang fisik dan mental,
latihan yang berulangulang digabung dengang
nafas yang intens, bisa dilakukan sembari
bernyanyi dan bermeditasi.Penekanan kundalini
yoga adalah pada aspek internal yoga, termasuk
pernafasan, meditasi, dan energy
spiritual.Latihan ini baik untuk ibu hamil yang
mmenyukai latihan spiritual.Bagi ibu hamil
trimester ketiga latihan ini dapat membantu ibu
untuk mengatur pernafasanya, untuk
mengurangi kecemasan dan ibu bisa merasakan
rileks.
2) Tailor Pose
Pose duduk ini membantu membuka
panggul. Jika sendi panggul cukup longgar,
pastikan tulang duduk berada diatas
matras.Tempatkan bantal atau handuk yang
digulung dibawah lutut untuk mennghindari
hiperrekstensi pinggul.
a) Duduk tegak dengan telapak kaki saling
bersentuhan
b) Tekan perlahan lutut dan buka kekanan dan
kekiri, tetapi jangan terlalu melebar.
c) Tetap dalam posisi ini selama merasa
nyaman
d) Angry Cat Pose
Posisi ini membantu meredakan sakit
punggung yang menjadimasalah umum
selama kehamilan
e) Luruskan tangan dan lutut, dengan lengan
selebar bahu dan lutut selebar pinggul.
Pertahankan kedua tangan agar lurus, tetapi
jangan kaku dibagian siku
f) Tekan pantat kebawah dan lengkungkan
punggung sambil menarik udara.
g) Rilekskan punggung keposisi netral saat
menghembuskan napas
h) Ulangi dengan kecepatan yang sama
2) Squatting Pose
Pose ini sebaiknya dilakukan setiap hari
untuk relaksasi, membuka panggul, dan
menguatkan kaki bagian atas. Ketika tubuh mulai
merasa lebih berat karena kehamilan, istirahatkan
tubuh bagian bawah dengan mengunakan alat bantu
seperti balok yoga. Berfokus untuk santai dan
biarkan nafas masuk kedalam perut.
a) Berdiri menghadap bagian belakang
kursi dengan kaki sedikit lebih lebar
dari pinggul dan jari-jari kaki
mengarah keluar. Pegang bagian
belakang kursi untuk dukungan.
b) Kontraksikan otot perut, angkat
dada, dan kendurkan bahu.Setelah
itu turunkan tulang ekor kelantai
seolah-olahhendak duduk dikursi.
Temukan keseimbangan,
sebagianbesar berat badan harus
mengarah ketumit.
c) Pertahankan posisi selama itu
nyaman
d) Ambil nafas dalam-dalam, buang
nafas, dan dorong tubuh untuk
kembali keposisi berdiri.
e) Pola istirahat
Wanita dianjurkan untuk
merencanakan istirahat yang teratur
khususnya seiring kemajuan
kehamilannya. Ibu dianjurkan tidur
pada malam hari selama ± 8 jam dan
istirahat dalam keadaan rileks pada
siang hari selama 1 jam.
3) Kebutuhan psikologis
Kebutuhan psikologis yang dibutuhkan ibu
hamil yaitu rasa aman dan nyaman selama
kehamilan, persiapan menjadi orang tua, serta
kestabilan emosi bagi calon ibu.
g. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Pada setiap kunjungan antenatal, bidan harus
mengajarkan pada ibu bagaimana mengenal tanda-tanda
bahaya dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan
segera jika mengalami tanda bahaya tersebut. Menurut
Kusmiyati (2010), tanda-tanda bahaya yang perlu
diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan lanjut
diantaranya:
1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada
trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan.
Perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan
kadangkadang tidak selalu disertai dengan nyeri. Perdarahan ini
bisa disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta dan
gangguan pembekuan darah.
2) Sakit kepala yang hebat dan Perubahan visual secara tiba-tiba
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah
sakit kepala yang menetap, tidak hilang dengan beristirahat dan
biasanya disertai dengan penglihatan kabur. Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklamsia.
3) Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri perut yang mungkin menunjukan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat.
4) Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak dapat menunjukan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan
disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan
pertanda anemia, gagal jantung atau preeklamsia.
5) Pergerakan bayi berkurang
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama
bulan ke 5 atau ke 6 tapi beberapa ibu dapat merasakan gerakan
bayinya lebih awal. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam.
6) Keluar cairan pervagina
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester
III bisa mengindikasikan ketuban pecah dini jika terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung.
h. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Antenatal Care (ANC) adalah kunjunagan ibu hamil kek bidan atau
dokter sedini mungkin semnejak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah
untuk mencegah adanyan komplikasi obstetric bila mungkin dan
memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani
secara memadai. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit
4x selama kehamilan yaitu 1x pada trimester I (1 minggu – 13 minggu),
1x pada trimester II ( 14 minggu – 28 minggu) dan 2x pada trimester III
(29 minggu-39 minggu) (Prawirohardjo, 2010). Berdasarkan (Walyani E.
S., 2017) saat ini bidan menggunakan standar 14 T yang terdiri dari :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Tinggi badan ibu
dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran <145 cm.
Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk
mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB. Kenaikan BB ibu
hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
2) Pengukuran tekanan darah
Diukur setiapa kali ibu datang atau berkunjung, deteksi tekanan
darah yang cenderung baik diwaspadai adanya gejala hipertensi
dan preeklamsi. Apabila turun di bawah normal kita pikirkan
kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar 110/180- 120/180
mmHg.
3) Pengukuran tinggi fundus uteri
Menggunakan pita sentimeter, letakan titik no pada tepi
atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak
boleh ditekan). Menurut(Purwanto, 2017)
4) Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)
Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil
dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring
dengan pertumbuhan janin.
5) Pemberian imunisasi TT
Imunisasi TT adalah suntikan vaksin tetanus untuk
meningkatkan kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap
infeksi tetanus. Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan,
berisi toksi kuman tetanus yang telah dilemahkan.
Kemasanvaksin dalam vial. 1 vial vaksin TT berisi 10 dosis
(Prawiroharjo,2014; Idanati,2005).
Seorang perempuan yang tidak pernah mendapat
imunisasi TT, pada saat hamil harus mendapatkan paling sedikit 2
kali injeksi TT, dengan selang waktu 4 minggu dari TT pertama.
Apabila ibu pernah mendapatkan sebelumnya imunisasi TT, satu
kali boster masih diperlukan selama kehamilan. Berikan satu
suntikan pada kunjungan antenatal pertama, paling lambat 2
minggu sebelum persalinan (Mandriwati,2012). Adapun jadwal
TT sebagai berikut :
TT 1 Pada kunjungan ANC pertama 0 % Tidak ada
TT 2 4 minggu setelah TT 1 80 % 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 95 % 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 99 % 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99 % 25 tahun/seumur hidup
6) Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang
pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan
Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu
hamil.
7) Pemeriksaan protin urine
Pemeriksaan protein urine untuk mengetahui adanya
protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini untuk mendeteksi
ibu hamil kearah preeklamsi.
8) Pengambilan darah untuk VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Labolatory
(VDRL) untuk mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit
menular seksual, antara lain syphilish.
9) Pemeriksaan urine reduksi
Pemeriksaan urine reduksi untuk mengetahui ada atau
tidaknya
glukosa dalam urine selama kehamilan.
10) Perawatan payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan
payudara yang ditunjukan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan
payudara adalah :
a) Menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu
b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu
(pada puting susu terbenam)
c) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi
ASI
lancar
d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi
Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi
dan mulai pada kehamilan 6 bulan.
11) Senam ibu hamil
12) Pemberian obat malaria
Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu
hamil didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala
khas malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil.
13) Pemberian kapsul minyak beryodium
Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium.
Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan
kretin yang ditandai dengan :
a) Gangguan fungsi mental
b) Gangguan fungsi pendengaran
c) Gangguan pertumbuhan
d) Gangguan kadar hormon yang rendah
14) Temu wicara
a) Definisi konseling
Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk
menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik
mengebai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi
permasalahan yang sedang dihadapinya.
b) Prinsip-prinsip konseling
Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu :
(1) Keterbukaan
(2) Empati
(3) Dukungan
(4) Sikap dan respon positif
(5) Setingkah atau sama derajat
c) Tujuan konseling pada antenatal care
(1) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan
sebagai
upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan
(2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan
asuhan
kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau
tindakan klinik yang mungkin diperlukan.
i. Asuhan kehamilan kunjungan pertama
Menurut (Walyani, 2017) Kehamilan bukan suatu penyakit,
melainkan sebuah proses fisiologis yang membutuhkan kenaikan proses
metabolisme dan nutrisi untuk pertumbuhan janin. Kunjungan pertama
harus meliputi :
1) Anamnesis
Anamnesa merupakan bagian pelayanan antenatal,
intranatal maupun postanatal. Pada kunjungan awal anamnesa akan
lebih lengkap dibandingkan dengan anamnesa pada kunjungan
ulang (Walyani, 2017).
a) Menanyakan identitas,
yang meliputi : Nama istri/ suami, umur,
suku/bangsa/etnis/keturunan, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat.
b) Keluha utama
Sadar/tidak akan memungkinkan hamil, apakah semata-
mata
ingin periksa hamil, atau ada keluhan/ masalah lain yang dirasakan.
c) Riwayat kehamilan sekarang meliputi yang meliputi : riwayat
haid (menarche, siklus, lamanya, banyaknya, desminorhoe),
riwayat hamil sekarang (HPHT, HPL, masalah-masalah, ANC,
temapat ANC, penggunaaan obat-obatan, imunisasi TT,
penyuluhan).
d) Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat kesehatan yang lalu meliputi jumlah anak, anak
yang lahir hidup, persalinan aterm, persalinan premature,
keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan
(forceps, vakum, atau operasi seksio sesaria) riwayat perdarahan
pada kehamilan, persalinan atau nifas sebelumnya.
e) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang
didapat dahulu dan sekarang seperti masalah-masalah hipertensi,
diabetes, malaria, PMS atau HIV/AIDS
f) Riwayat sosial dan ekonomi
Riwayat sosial dan ekonomi meluputi status perkawina
respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu, Riwayat KB,
dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi
yang dikomsumsi dan kebiasan makan, kebiasan hidup sehat,
merokok dan minum-minuman keras, mengkomsumsi obat
terlarang.
2) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum dan kesadaran pasien
Composmentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran
(apatis,
samnolen, spoor, koma) (Walyani, 2017).
b) Tekanan darah
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg
sampai 140/90 mmHg. Bila > 140/90 mmHg. Hati-hati
adanya hipertensi/preeklamsi.
c) Nadi
Nadi normal adalah 60 sampai 100 menit. Bila
abnormal mungkin ada kelainan paru-paru atau jantung.
d) Suhu badan
Suhu badan normal adalah 36,50C samapai 37,50C.
Bila suhu lebih tinggi dari 37,50C kemungkinan ada
infeksi.
e) Tinggi badan
Diukur dalam cm tanpa sepatu. Tinggi badan kurang
dari 145 cm ada kemungkinan terjadi Cepalo Pelvic
Disproposion (CPD).
f) Berat badan
Berat badan yang bertambah terlalu besar atau
kurang, perlu mendapatkan perhatian khsusus kemungkinan
terjadi penyulit kehamilan.
3) Pemeriksaan Kebidanan
a) Pemeriksaan Luar
(1) Inpeksi (muka, mulut/gigi, jantung, payudara,
abdomen, tangan/ tungkai, vulva)
(2) Palpasi
Palpasi yaitu pemeriksaan kebidana pada abdomen
dengan menggunakan maneuver leopold untuk
mengetahui keadaan janin didalam abdomen.
(3) Auskultasi
Auskultasi dengan menggunakan stetoskop
monoaural atau doopler untuk menentukan DJJ
setelah umur kehamilan 18 minggu
4) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Labolatorium
Melakuakan tes labolatorium yang diperlukan
yakini protein urine, glukosa urine, dan hemoglobin.
b) Pemeriksaan Ultasonografi
j. Kunjungan ulang pada asuhan kehamilan
1) Anamnesa
Anamnesa mengenai riwayat kehamilan sekarang
meliputi gerakan janin dalam 24 jam terakhir, perasaan
klien sejak kunjunngan terkahirnya, masalah atau tanda-
tanda bahaya yang mungkin dialami klien sejk kunjungan
terkahir (Walyani, 2017).
2) Pemeriksaan umum dan kebidanan
Pemeriksaan umum dan kebidanan meliputi berat badan,
tekanan darah, pengukursn TFU, palpasi abdomen untuk
mendeteksi kehamilan ganda (setelah 28 minggu) Manuver
Leopold untuk mendeteksi kelainan letak (setelah 36
minggu) dan DJJ setealh 18 minggu.
3) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
Tes labolatorium untuk mengetahui kadar protein
urine,
glukosa urine, dan hemoglobin.
b) Pemeriksaan Ultasonografi
k. Jadwal kunjungan menurut departemen kesehatan
1) Trimester I kehamilan : 1 kali kunjungan
2) Trimester II kehamilan : 1 kali kunjungan
3) Trimester III kehamilan : 2 kali kunjungan

2. Konsep Dasar Teori Persalinan


a. Pengertian
Persalinanan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang telah cukup bulan (setelah 37 minggu) atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan ( kekuatan sendiri) (Munthe, 2019). Persalinan adalah persalinan
yang dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan
tetap demikian selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam
presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap
dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat
(WHO, 2010). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan ataupun tanpa
bantuan ( kekuatan sendiri). Proses ini dimulai adanya kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2010).
Persalinan atau partus, merupakan proses fisiologis terjadinya
kontaksi uterus secara teratur yang menghasilkan penipisan dan
pembukaan serviks secara progresif (Reeder, 2011).
b. Tanda dan gejala inpartu
Menurut Mochtar (2012) tanda dan gejala inpatru:
1) Timbul rasa sakit oleh adanya HIS yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur
2) Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukos yang berasal dari sekresi
servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan,
berperan sebagai barrier protektif dan penutupan servikal selama
kehamilan.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran
yang normal terjadi pada kala 1 persalinan.
4) Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan membuka telah ada.
Biasanya sebelum persalinan, pada nullipara serviks menipis sekitar 50-
60% dan pembukaan sampai 1 cm. Pada multipara seringkali serviks tidak
menipis pada awal persalinan, tetapi hanya membuka 1-2 cm.
5) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimal 2x dalam 10 menit)
c. Kebutuhan dasar persalinan
Menurut Marni (2012) kebutuhan dasar persalinan yaitu:
1) Makan dan minum peroral
Dianjurkan untuk minum cairan yang manis dan berenergi
sehinggakebutuhan kalorinya akan tepat terpenuhi.
2) Akses intravena
Tindakan pemasangan infuse pada pasien untuk
mempertahankan keselamatan jiwa suatu saat terjadi keadaan
darurat dan untuk mempertahankan suplai cairan pasien.
3) Posisi dan ambulasi
Posisi yang nyaman selama persalinan sangatlah
diperhatikan untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri.
Beberapa posisi yang dapat diambil yaitu recumbent lateral
(miring, lutut sampai dada, tangan sampai lutut, duduk berdiri,
jongkok).
4) Eliminasi selama persalinan
BAK selama proses persalinan pasien akan mengalami
poliuri sehinga penting untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi
dapat terpenuhi.
5) Kebersihan tubuh
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan
tubuh pasien antara lain mengganti baju yang basah dengan
keringat menyekat keringat dan mengganti pengalasan bokong
yang basah dengan darah atau air ketuban.
6) Istirahat
Diawal persalinan sebaiknya menganjurkan pasien untuk
istirahat yang cukup sebagai persiapan untuk menghadapi proses
persalinan yang panjang terutama pada primipara.
7) Kehadiran pendamping
Kehadiran seseorang yang penting dan dipercaya sangat
dibutuhkan oleh pasien yang akan menjalani proses bersalin, untuk
memberikan semangat.
8) Bebas dari nyeri
Beberapa upaya yang dapat mengurangi rasa nyeri seperti
mandi dengan air hangat, berjalan-jalan dikamar, duduk dikursi
sambil, membaca dan posisi lutut dada diatas tempat tidur.
9) Menerima sikap perilaku yang baik
Memberikan sikap dan perilaku yang baik akan
meningkatkan kepercayaan pihak keluarga terhadap pelayanan yan
diberikan
10) Penjelasan dan proses kemajuan persalinan
Informasi yang disampaikan adalah mengenai pembukaan
serviksnya serta kondisi janinnya.
11) Pengurang rasa nyeri
Menurut varney (2010) pendekatan yang dapat dilakukan
untuk mengurangi rasa sakit adalah sebagai berikut :
a) Menghindarkan seorang yang dapat mendukung persalinan
b) Mengatur posisi
c) Relaksasi dan latihan pernafasan
d) Istirahat dan privasi
e) Penjelasan mengenai proses/kemajuan persalinan dan prosedur
tindakan
f) Asuhan tubuh
g) Sentuhan
d. Tahapan Persalinan
Tahapan persalinan menurut Widiastini (2018) yaitu:
1) Tahapan persalinan kala I
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena
pergeseran-pergeseran, ketika serviks membuka dan mendatar.
Kala 1 persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala 1 dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase
aktif. Pembukaan serviks pada fase laten berlangsung lambat,
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung
dalam 7-8 jam. Pembukaan serviks pada fase aktif dimulai dari 4-
10 cm, berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase
( periode akselerasi, periode dilatasi maksimal, periode deselerasi)
a) Perubahan fisiologis pada kala I yaitu tekanan darah
meningkat selama terjadinya kontraksi (sistol rata-rata naik)
10-20 mmHg, diastol naik 5-10 mmHg, metabolisme
karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara
berangsur- angsur yang disebabkan karena kecemasan dan
aktifitas otot skeletal, yang mengakibatkan suhu tubuh
meningkat selama persalinan. Berhubungan dengan
peningkatan metabolisme, detak jantung akan meningkat
secara dramatis selama kontraksi sehingga terjadi sedikit
peningkatan laju pernafasan yang dianggap normal. Poliuri
sering terjadi selama persalinan, motilitas lambung dan
absorpsi makan padat secara subtansi berkurang sangat
banyak selama persalinan.
b) Perubahan psikologis pada kala I
Asuhan yang bersifat mendukung selama persalinan
merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Ibu yang
bersalin biasanya mengalami perubahan emosional yang
tidak stabil.
2) Tahapan persalinan kala II
Menurut Rohani (2011) pembukaan serviksdimulai ketika
sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II
pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1
jam.
a) Penatalaksanaan Fisiologis kala II
Saat pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu untuk
meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya dan
beristirahat diantara dua kontraksi. Jika menginginkan ibu
dapat mengubah posisinya, biarkan ibu mengeluarkan suara
saat persalinan dan proses kelahiran berlangsung.
b) Perubahan Psikologis kala II
Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat, dan lebih
lama, kira-kira sampai 2-3 menit sekali. Kepala janin telah
turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin meneran. Karena
tekanan rektum, ibu merasa seperti ingin buang air besar,
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu terjadinya his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perinium
menonjol. Dengan his meneran yang terpimpin, maka akan
lahir kepala dan diikuti oleh seluruh badan janin.
3) Tahapan persalinan kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
a) Perubahan Fisiologis
Pada kala III persalinan, otot uterus menyebabkan
berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah
lahirnya bayi. Penyusutan rongga uterus ini menyebabkan
implantasi plasenta karena tempat implantasi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah. Oleh karena itu
plasenta akan menekuk, menebal kemudian terlepas dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun kebawah
uterus atau bagian atas vagina.
b) Perubahan psikologis
Perubahan fisiologis pada kala III yaitu ibu ingin
melihat, menyentuh dan memeluk bayinya. Merasa
gembira, lega dan bangga akan dirinya juga merasa sangat
lelah. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vagina
perlu dijahit serta menaruh perhatian terhadap plasenta.
4) Tahapan persalinan kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam
setelah proses tersebut. Observasi yang dilakukan pada kala IV
yaitu tingkat kesadaran, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi
uterus, terjadinya perdarahan.
3. Konsep Dasar Nifas
a. Pengertian
Masa nifas atau puerpeium dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42
hari (Munthe, 2019).
Masa nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil.Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu
(Rukiah, 2011).
b. Tahapan masa nifas
Menurut Juliana dkk, tahapan masa nifas ada tiga yakni
1) Purperium dini ( Immediate Puerperium) : waktu 0 – 24 jam
post partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan – jalan. Dalam agama islam telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Puerpurium intermedial (Early Puerperium) : waktu 1- 7 hari
post partum. Kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang
lamanya 6 – 8 minggu.
3) Remote puerperium (Later Puerperium) : waktu 1 – 6 minggu
post partum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu bersalin
mempunyai komplikasi. Wantu untuk sehat bisa berminggu –
minggu , bulan atau tahun (Munthe, 2019).
c. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
d. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Adapun perubahan fisiologis masa nifas yaitu
1) Perubahan sistem reproduksi menurut Walyani dan Purwoastuti
(2016) meliputi:
a) Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusio)
sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Bayi lahir TFU
setinggi pusat beratnya 1000 gr, akhir kala III TFU 2 jari dibawah
pusat beratnya 750 gr, satu minggu postpartum TFU pertengahan
pusat dan simpisis dengan berat uterus 500 gr, dua minggu
postpartum TFU tidak teraba di atas simpisis dengan berat uterus
350 gr, enam minggu setelah postpartum TFU bertambah kecil
dengan berat uterus 50 gr.
b) Lokea adalah cairan sekret yang besalah dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Macam-macam lokea yaitu:
(1) Lokea rubra: hari ke 1-2, terdiri dari darah segar
bercampur dari sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa
vernix caseosa, lanugo dam mekonium.
(2) Lokea sanguinolenta: hari ke 3-7, terdiri dari darah
bercampur lendir yang berwarna kecoklatan;
(3) Lokea serosa: hari ke 7-14 berwarna kekuningan; dan
(4) Lokea alba: hari ke 14 setelah masa nifas, hanya
merupakan cairan putih.
c) Serviks mengalami involusio bersama-sama uterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari
tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
d) Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada
dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
pada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol.
e) Perineum segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur
karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang
bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap
lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan (Munthe,
2019).
2) Perubahan tanda-tanda vital menurut Rukiah (2011), dkk yaitu:
a) Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 C, pasca
melahirkan, suhu tabuh dapat naik kurang lebih 0,5C k urang
lebih pada hari ke-4 postpartum, suhu badan akan naik lagi.
Apabila kenaikan suhu di atas 38C, waspada terhadap infeksi
post partum.
b) Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena
pengaruh partus lama, persalinan sulit dan kehilangan darah yang
berlebihan. Setiap denyut nadi diatas 100x/menit selama masa
nifas adalah abnormal dan mengindikasikan pada infeksi atau
haemoragic postpartum. Denyut nadi dan curah jantung tetap tinggi
selama jam pertama setelah bayi lahir, kemudian mulai menurun
dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke-8 setelah
melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelim hamil.
c) Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal manusia adalah
sistolik abtara 90-120 mmHg dan diastolic 60-80 mmHg. Pasca
melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak
berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca
melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan
darah tinggi pada postpartum merupakan tanda terjadinya pre
eklampsia postpartum.
d) Pernafasan frekuensi normalnya pada orang dewasa adalah 16-
24x/menit. Pada ibu postpartum umumnya pernafasan lambat atau
normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau
dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal,
pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan
khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada postpartum
menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok (Munthe,
2019).
3) Perubahan sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler yaitu denyut jantung, volume dan curah
jantung meningkat segera setelah melahirkan karena terhentinya aliran
darah ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat yang
dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali
normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.
4) Perubahan haemotologi
Perubahan haemotologi yaitu hari pertama masa nifas kadar
fibrinogen dan plasma sedikit menurun, tetapi darah lebih kental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan pembekuan darah.
Leukositsis meningkat mencapai 15.000/mm selama persalinan dan tetap
tinggi dalam beberapa hari postpartum.Faktor pembekuan yaitu suatu
aktivasi ini bersamaan dengan tidak adanya pergerakan, trauma atau sepsis
yang mendorong terjadinya tromboemboli. Kaki ibu diperiksa setiap hari
untuk mengetahui adanya tanda-tanda thrombosis. Varises pada kaki dan
sekitar anus adalah pada umum pada kehamilan. Varises pada vulva
umumnya kurang dan akan segera kembali setelah persalinan.
5) Perubahan sistem perkemihan
Sistem perkemihan yaitu buang air kecil sering sulit selama 24 jam
pertama. Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli
sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang
pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan
dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta lahir, kadar
estrogen yang bersifat menahan air mengalami penurunan, keadaan ini
menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam
tempo 6 minggu.
6) Perubahan gastrointestinal
Perubahan gastrointestinal yaitu sering diperlikan waktu 3- 4 hari
sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesterone menurun
setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah
sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di
daerah perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang.
7) System endokrin
Sistem endokrin yaitu kadar estrogen menurun 10% dalam waktu
sekitar 3 jam postpartum. Progesterone turun pada hari ke-3 postpartum.
Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang.
8) Sistem muskuloskeletal
Sistem musculoskeletal yaitu ambulasi pada umumnya dimulai 4-8
jam postpartum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah
komplikasi dan mempercepat proses involusio.
9) Perubahan integument
Perubahan integument yaitu penurunan melanin umumnya selama
persalinan menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit. Perubahan
pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan
menghilang pada saat estrogen menurun.
10) Perubahan berat badan
Perubahan berat badan yaitu kehilangan / penurunan berat badan
ibu setelah melahirkan terjadi akibat kelahiran / keluarnya bayi, plasenta
dan keluarnya bayi, plasenta dan cairan amnion / ketuban. Diuresis
puerperalis juga menyebabkan kehilangan berat badan selama masa
puerperium awal. Pada minggu ke-7 sampai ke-8, kebanyakan ibu telah
kembali ke berat badan sebelum hamil, sebagian lagi mungkin
membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk kembali ke berat badan
semula (Munthe, 2019).
e. Perubahan Psikologis Masa Nifas
Tahapan masa nifas menurut Walyani dan Purwoastuti (2012) :
1) Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
a) Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain.
b) Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya
c) Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu
melahirkan
d) Memerlukan ketenganan dalam tidur untuk mengembalikan
keadaan tubuh ke kondisi normal.
e) Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan
peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses
pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
2) Periode Taking on/Taking Hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan)
a) Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan
meningkatkan tanggung jawab akan bayinya.
b) Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh
BAK, BAB dan saya tahan tubuh.
c) Ibu berusaha untuk menguasai ketrampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyususi, memandikan dan mengganti popok.
d) Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan
pribadi.
e) Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa
tidak mampu membesarkan bayinya.
3) Periode Letting Go
a) Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh
dukungan serta perhatian keluarga.
b) Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu
dalam kebebasan dan hubungan social.
c) Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini(Munthe, 2019).
f. Kebutuhan Dasar masa nifas
Menurut Yanti & Sundawatin (2014) kebutuhan ibu pada masa
nifas yaitu:
1) Nutrisi dan cairan
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori.
Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak
cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Ibu harus mengonsumsi
2.300 – 2.700 kalori ketika menyusui, tambahan 20 gr protein
diatas kebutuhan normal, asupan cairan 2 – 3 liter / hari.
Mengonsumsi tablet tambah darah ( Fe) setidaknya 40 hari pasca
persalinan dan minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2
kali yitu pada 1 jam dan 24 jam setelah melahirkan.
2) Mobilisasi
Ibu harus istirahat karena lelah sehabis bersalin. Ibu
dianjurkan untuk mobilisasi dini dengan miring ke kanan dan ke
kiri untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli.
Segera setelah miring kanan dan kiri diperbolehkan duduk, dan
apabila tidak pusing maka dianjurkan untuk latihan jalan-jalan.
Mobilisasi di atas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
3) Eliminasi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.
Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter
uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasiotot spincter
ani selama proses persalinan, juga oleh karena adanya oedema
kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Miksi disebut
normal bila dapat BAK 3 – 4 jam pasca persalinan. Bila kandung
kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan
tindakan sebagai berikut :
a) Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat keran.
b) Mengompres air hangat di tepi atas simpisis.
c) Saat berendam dibak klien disuruh BAK. Buang air besar (BAB)
harus dilakukan 3 – 4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit BAB
dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat
laksans per oral atau per rectal. Jika masih belum bisa dilakukan
klisma. Sedangkan agar dapat BAB teratur maka lakukan :
a) Makan teratur
b) Pemberian cairan yang banyak
c) Mobilisasi yang baik
d) Berikan laksan suppositoria dibawah pengawasan Nakes.
4) Kebersihan diri dan perineum
Puting susu harus diperhatikan kebersihannya menggunakan air
hangat yang telah dimasak, untuk kebersihan perineum dengan cebok
setiap selesai BAB & BAK, kemudian ganti pembalut, cuci tangan
sebelum dan sesudah menyentuh alat kelamin
5) Istirahat
Beristirahat yang cukup sangat dianjurkan untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan dan tidak dianjurkan untuk melakukan kegiatan
yang berat.
6) Seksual
Dinding vagina kembali ke keadaan sebelum hamil 6 – 8 minggu.
Secara fisik sudah aman apabila darah yang keluar sudah terhenti dan ibu
dapat memasukkan 1 – 2 jari kedalam vagina apabila tidak nyeri maka
aman untuk melakukan hubungan seksual.
7) Keluarga berencana
Kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan yang aman
untuk ibu nifas adalah Mall, pil progestin, suntik progestin, implant,
AKDR.
h. Terapi Komplementaer Dalam Masa Nifas
Menurut Ayuningtyas (2019), Latihan atau senam nifas organorgan
wanita akan kembali seperti semula sekitar 6 minggu. Oleh karena itu,
ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan bentuk tubuhnya
dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang
dilakukan sejak hari pertama melahirkan sampai dengan hari kesepuluh.
Beberapa factor yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam
nifas antara lain: tingkatan kebugaran tubuh ibu, riwayat persalinan,
kemudahan bayi dalam pemberian asuhan, kesulitan adaptasi postpartum.
Tujuan senam nifas yaitu:
a) Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu
b) Mempercepat proses involusio uteri
c) Membantu pemulihan dan mengencangkan otot panggul,
perut dan perineum.
d) Memperlancar pengeluaran lochea.
e) Membantu mengurangi rasa sakit.
f) Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses
kehamilan dan persalinan.
i. Kunjungan masa nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 4x untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir, mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan I (6-8
jampostpartum) untuk mendeteksi perdarahan masa nifas karena
atonia uteri, mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
pemberian ASI awal, menjaga bayi agar tetap sehat
(Prawirohardjo, 2010). Kunjungan II (6 hari postpartum) untuk
memastikan involusi uterus berjalan normal, menilai tanda-tanda
infeksi, memastikan nutrisi ibu terpenuhi. Kunjungan III ( 2
minggu postpartum) sama seperti kunjungan kedua. Kunjungan IV
(6 minggu postpartum) untuk mengetahui penyulit pada ibu dan
memberikan konseling KB (Prawirohardjo, 2010).
3. Konsep Dasar BBL Dan Neonatus
a. Definisi
Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi
kehidupan intrauterin kekehidupan ekstrauterin.
Pertumbuhan dan perkembangan normal masa neonatus
adalah 28 hari. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
(Wahyuni, 2012).
b. Adaptasi Bayi Baru Lahir
Adaptasi BBl adalah periode adaptasi terhadap
kehidupan luar rahim, periode ini berlangsung pada satu
bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem
tubuh bayi, transisi paling nyata dan cepat terjadi pada
system pernafasan dan sirkulasi, system kemampuan
mengatur suhu, dan dalam kemampuan mengambil dan
menggunkan glukosa (Astuti,2016).
c. Fisiologi Bayi Baru Lahir
Menurut lusiana,Dkk(2019) adapun bebrapa fisiologis pada
bayi baru lahir yaitu :
1) Sistem pernafasan
Masa yang paling kritis neonates adalah
ketika harus mengatasi resistensi paru pada saat
pernafasan janin atau bayi pertama. Pada saat
persalinan kepala bayi menyebabkan badan
khususnya toraks berada di jalan lahir sehingga
terjadi kommpresi dan cairan yang terdapat dalam
percabangan trakheobronkial keluar sebanyak 10-28
cc. Setelah torak lahir terjadi mekanisme balik yang
menyebabkan terjadinya beberapa hal sebgai berikut
yaitu :
a) Inspirasi pasif paru karena bebasnya toraks
dari jalan lahir
b) Perluasan permukaan paru mengakibatkan
perubahan penting yaitu : pembuluh darah kapiler
paru semakin terbuka untuk persiapan pertukaran
oksigen dan karbondioksida, surfaktan menyebar
sehingga memudahkan untuk
menggelembungkan alveoli, resistensi pembuluh
darah arum akin menurun sehingga dapat
meningkatkan aliran darah paru semakin
menurun sehingga dapat meningkatkan aliran
darah enuju paru, pelebaran toraks secara pasif
yang cukup tinggi untuk menggelembungkan
seluruh alveoli yang memerlukan tekanan sekitar
25 mm air.
c) Saat toraks bebas dan terjadi inspirasi pasif
selanjutnya terjadi dengan ekspirasi yang
berlangsung lebih panjang untuk meningkatkan
pengeluaran lendir.
2) System kardiovaskuler
Terdapat perbedaan prinsip antara sirkulasi
janin dan bayi karena paru mulai berkurang dan
sirkulasi tali pusat putus. Perubahan ini
menyebabkan berbagai bentuk perubahan
hemodinamik yang dapat dijabarkan sebagai
berikut :
a) Darah vena umbilikalis mempunyai tekanan
30-35 mmHg dengan saturasi oksigen
sebesar 80-90% karena hemoglobin janin
mempunyai afinitas yang tinggi terdapat
oksigen.
b) Darah dari vena cava inferior yang kaya
oksigen dan nutrisi langsung masuk oramen
ovale dari atrium kanan menuju atrium kiri.
Atrium kanan menerima aliran darah yang
berasal dari vena pulmonis.
c) Aliran darah dari vena superior yang berasal
dari sirkulasi darah ekstremitas bagian atas
otak, dan jantung, akan langsung masuk
atrium kanan dan selanjutnya langsung
menuju ventrikel kanan.
d) Curah jantung janin pada saat mendekati
aterm adalah sekitar 450 cc/kg/menit dari
ventrikel jantung janin.
e) Aliran dari ventrikel kiri dengan tekanan
25-28 mmHg dengan saturasi 60% sksn
menuju ke arteri koronenr jantung,
ekstermitas bagian atas, dan 10% menuju
aorta desenden.
f) Aliran dari ventrikel kanan, dengan tekanan
oksigen 20-23 mmHg dengan saturasi 55%
akan menuju ke aorta desenden yang
selanjutnya menuju sirkulais abdomen dan
ekstermitas bagian bawah.
Pada saat lahur terjadi pengembangan
alveoli paru sehingga tahanan pembuluh
darah paru semakin menurun karena :
a) Endothelium relaxing factor
menyebabkan relaksasi pembuluh darah
dan menurunkan tahanan pembuluh darah
paru.
b) Pembuluh darah paru melebar
sehingga tahanan pembuluh darah
semakin menurun.
3) Pengaturan suhu
Bayi kehilangan panas malalui empat cara yaitu :
a) Konveksi : pendinginan melalui aliran udara di
sekitar bay. Suhu udara kamar bersalin tidak
boleh kurang dari 20 c dan sebaiknya tidak
berangin. Tidak boleh ada pintu dan jendela yang
terbuka. Kipas angin dan AC yang cukup kuat
harus cukup jauh dari area resusitasi. Troli
resusitasi harus mempunyai sisi untuk
meminimalkan konveksi ke udara sekitar bayi.
b) Evaporasi : kehilangan panas melalui
penguapan air padda bayi yang basah. Bayi baru
lahir yang dalam keadaan basah kehilangan panas
dengan cepat melalui cara ini. Karena itu, bayi
harus dikeringkan seluruhnya, termasuk kepala
dan rambut, sesegera mungkin setelah lahir.
c) Radiasi : melalui benda padat dekat bayi yang
tidak berkontak secara langsung dengan kulit
bayi. Panas dapat hilang secara radiasi ke benda
pafdat yang terdekat, misalnya jendela pada
musism dingin. Karena itu, bayi harus diselimuti,
termasuk kepalanya, iealnya dengan handuk
hangat.
d) Konduksi : melalui benda-benda padat yang
berkontak dengan kulit bayi.
(Prawirohardjo,2013)
C. Kerangka Teori

1. Pengkajian
Ibu 2. Perumusan diagnosa
Hamil dan/atau masalah 1. Kesehatan Ibu
28-30 kebidanan 2. Kesehatan Janin
minggu 3. Perencanaan sesuai
dengan teori
implementasi
4. Evaluasi
5. Laporan pelaksanaan
asuhan kebidanan

1. Pengkajian
Ibu 2. Perumusan diagnosa 1. Kesehatan Ibu
Bersalin 2. Kesehatan
Dan /atau masalah
dan kebidanan Bayi Baru
BBL Lahir
3. Perencanaan sesuai dengan
teori

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosa
dan/atau masalah kebidanan
3. Perencanaan sesuai dengan
teori
4. Implememtasi
1. Kesehatan Ibu
Ibu Nifas 2. Kesehatan
Bayi

Bagan 2.1 Kerangka Teori


(Sumber: (Munthe (2019); (Purwoastuti (2015); (Astuti (2015); (Tando (2016)).

D. Kerangka Konsep

Input Proses Output

1. Pengkajian
2. Perumusanan diagnosa
dan/atau maslaah
kebidanan 1. Kesehatan ibu
3. Perencanaan sesuai 2. Kesehatan
Ibu Hamil
dengan teori janin
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laopran pelaksanaan
asuhan kebidanan

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosa
dan/atau masalah
kebidanan
3. Perencanaan sesuai dengan
teori
4. Implementasi
5. Evaluasi
Ibu bersalin dan 1. Kesehatan ibu
BBL 2. Kesehatan
Bayi Baru
Lahir

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosa
dan/atau masalah
Ibu Nifas 1. Kesehatan ibu
kebidanan
2. Kesehatan
3. Perencanaan sesuai dengan
Bayi
teori
4. Impleementasi
5. Evaluasi
6. Laporan pelaksanaan

Bagan 2.1 Kerangka Konsep (tuliskan sumber kerangka konsep)

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas
akhir adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. Penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable
mandiri. Baik satu variasi atau lebih tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variable yang lain.
Studi kasus yaitu cara atau teknik yang dilakukan dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui studi kasus yang terjadi dari unit
yang tunggal (Notoadmodjo,2010). Studi kasus yang dilakukan ini adalah
asuhan kebidanan secara komprehensif yang mendeskrisipkan perempuan
selama masa kehamilan trimester III (Uk >28 minggu), masa bersalin,m
memiliki bayi baru lahir, nifas.
B. Lokasi penelitian
Menurut Notoadmodjo (2010) mendefinisikan sbagai tempat atau
lokasi studi kasus, lokasi pengambilan kasus dalam laporan studi kasus ini
adalah BPM Masquroh Endang Witdanarti A.Md. Keb. Yang bealamat di
Klesem Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Lokasi diambil
karena terjangkau aspek feasibilitas penelitian dan dapat memudahkan
peneliti dalam memberikan asuhan komprehensif.
C. Subjek penelitian
Subjek penelitian merupakan hal atau orang yang dikenali
pengambilan kasus (Arikunto, 2013). Subjek penelitian dalam kasus ini
adalah Ny. U umur 24 tahun di tempat BPM Masquroh Endang
Witdanarti A.Md.Keb yang beralamat di Klasem Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang tahun 2021.
D. Pelaksanaan Penelitian
Adapun pelaksanaan penelitian sebagai berikut :
1. Menyusun proposal
2. Mengurus ijin dari dalam Institusi Universitas Ngudi Waluyo
3. Mengurus ijin kepada pemilik BPM
4. Melakukan Informed consent pada Ny. U umur 24 tahun untuk
dilakukan asuhan komprehensif
5. Memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif kepada Ny. U
mulai dari hamil TM III, Bersalin dan Bayi Baru Lahir, hingga
masa Nifas.
6. Menyusun laporan Tugas Akhir
7. Ujian Laporan Tugas Akhir
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2013), Teknik pengumpulan data adalah cara
yang digunakan oleh penelitian dalam pengumpulan dara untuk
menyelesaikan penelitiannya.
a. Metode untuk memperoleh data primer
Menurut Sugiyono (2016: 225) Data Primer merupakan
sumber data. Sumber data primer didapatkan melalui
kegiatan wawancara dengan subjek penelitian dan dengan
observasi atau pengamatan langsung di lapangan.
1) Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dimana penelitian mendapatkan
keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang
sasaran peneliti (respon) atau bercakap-cakap
berhadapan muka dengan orang tersebut
(Notoatmodjo,2010). Pada kasus ini wawancara atau
Tanya jawab dengan keluarga klien dan tenaga kesehatan
yang lain. Data yang dapat diperoleh dengan cara ini
berupa data subjektif meliputi identitas, keluhan utama,
riwayat menstruasi, riwayat kehamilan,riwayat bio-
psikososial-spiritual, dan pengetahuan orang tua terkait
dengan kehamilan, persalinan,Bayi baru lahir,dan masa
nifas.
2) Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data
yang berencana, antara lain meliputi: melihat,
mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang
ada hubungannya dengan masalah yang akan
diteliti (Notoadmojo,2010). Observasi dapat berupa
pemeriksaan umum, pemeriksaaan fisik,
pemeriksaan penunjang (Notoadmojo,2010).
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Ibu Hanil, Ibu
Bersalin,Ibu Nifas, Bayi Baru Lahir.
a) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses pengamatan
dengan mata untuk menggalu dan mendapatkan
informasi mengenai penyakit dan penampilan fisik
pasien.
Inspeksi ini dilakukan secara berurutan
mulai dari kepala sampai kaki
(Notoatmodjo,2010).
Pemeriksaan fisik dengan menggunakan cara
inspeksi dilakukan untuk menilai keadaan ada
tidaknya cloasma gravidarum pada muka, pucat,
atau tidak pada selaput mata dan ada tidaknya
oedema. Pemeriksaan dada untuk menilai adakah
hiperpigmentasi pada areola atau tidak, menilai
papilla mamae menonjol atau tidak. Pemeriksaan
abdomen untuk menilai apakah perut membesar ke
depan atau ke samping, pigmentasi kulit seperti
linea alba dan striae gravidarum, ada tidaknya
tanda Chadwick, oedema, varices dan pengeluaran
pervaginam. Pada pemeriksaan ibu bersalin
ditambahkan pemeriksaan dengan melihat
pengeluaran pada vagina apakah ada pengeluaran
lendir bercampur darah atau aie ketuban. Pada
pemeriksaan ibu nifas ditambahkan pemeriksaan
menilai keadaan jahitan perineum, oedema,
pengeluaran lochea (jumlah,warna, dan bau), ada
tidaknya tanda-tanda infeksi. Kemudian
pemeriksaan ekstermitas untuk melihat ada
tidaknya varices dan odema..
Pemeriksaan fisik pada Bayi Baru Lahir
dilakukan pada kepala untuk mengetahui banyak
dan warna rambut, adakah lanugo pada bahu dan
punggung, melihat kesimetrisan wajah. Pada mata
untuk mengetahui bentuk dan ukurannya,
strabismus atau tidak, kondis pupil dan kornea
apakah ada oedema palpebra, adakah pengeluaran
cairan. Pada telinga untuk mengetahui posisi
telinga apakah sesuai dengan garis khayal dari
bagian luar kantus mata. Pada hidung untuk
mengetahui bentuk dan lebar hidung, melihat pola
pernafasan apakah ada gerakan cuping hidung dan
apakah ada pengeluaran cairan. Pada mulut untuk
memeriksa bentuk mulut, apakah ada sumbing
pada bibir dan langit-langit, apakah ada bercak
putih, memeriksa warna lidah dan apakah ada
kelainan congenital. Pada leher untuk mengetahui
bentuk, panjang, apakah ada keterbatasan gerak.
Pada dada untuk menilai kelainan
bentuk,kesimetrisan, dan gerakan dada. Pada
payudara untuk melihat pembesaran, putting susu,
dan pengeluaran. Pada abdomen untuk melihat
gerakan nafas dan kondisi tali pusat pada
ekstermitas (tangan dan kaki) untuk mengetahui
kesimetrisan, melihat jumlah jari. Pada anogenital
untuk mengetahui kondisi dan kebersihannya,
adakah sfingter ani dan pengeluaran.
b) Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan
menggunakan indra peraba. Tangan dan
jari-jari adalah instrumen yang sensitif.
Pemeriksaan dengan cara palpasi
dilakukan pada muka untuk mengetahui
ada/tidaknya oedema tepatnya pada
palpebra, pada leher untuk menilai
ada/tidaknya pembesaran kelenjar limfe,
tiroid dan pelebaran vena jugularis. Pada
dada untuk menilai ada tidaknya benjolan
pada mamae, rasa nyeri tekan dan
pengeluaran kolostrum. Pada abdomen
untuk menentukan besarnya rahim serta
menentukan letak janin dalam rahim dengan
menggunakan metode Leopold yakni:
Leopold I digunakan untuk menentukan
usia kehamilan dan bagian apa terdapat pada
fundus.
Leopod II digunakan untuk menentukan
dimana letaknya punggung janin dan dimana
letak bagian-bagian kecil janin.
Leopold III digunakan untuk
menentukan apa yang terdapat di bagian
bawah perut ibu dan apakah bagian terendah
janin ini sudah atau belum masuk pintu atas
panggul.
Leopod IV digunakan untuk menentukan
seberapa masuknya bagian terendah janin ke
dalam rongga panggul. Pada pemeriksaan
ibu bersalin ditambahkan pemeriksaan
kontraksi/ his apakah sudah cukup
adekuat/tidak. Pada pemeriksaan ibu nifas
ditambahkan pemeriksaan pada abdomen
untuk mengetahui ukuran dan TFU,
kontraksi uterus baik atau tidak, distensi dan
diastasis rectus abdominalis, CVAT pada
kedua sisi tubuh serta ada tidaknya nyeri
tekan. Pada ekstremitas untuk menilai
adanya oedema atau tidak dengan menekan
bagian punggung dan mata kaki. Pada
pemeriksaan Bayi Baru Lahir dilakukan
pada kepala dengan meraba sepanjang garis
sutura apakah ada moulage, caput
suksedaneum, sefal hematoma, keadaan
fontanela anterior dan posterior apakah
berdenyut atau tidak. Pada leher dengan
menggerakkan jari ke sekeliling leher untuk
mengetahui adanya pembengkakan,
pembentukan selaput kulit, lipatan kulit
berlebihan dan Tonic neck reflek dengan
cara memutar kepala bayi yang tidur ke
salah satu arah. Pada klavikula dengan
menggunakan jari telunjuk untuk
mengetahui keutuhannya. Pada abdomen
untuk mengetahui bayi mengalami kembung
atau tidak. Menilai Grasp refleks dengan
cara menempelkan tangan ke telapak tangan
bayi. Menilai Babinski reflek dengan cara
menggoreskan tangan pada telapak kaki bayi
dari bawah jari kaki. Pada punggung dengan
menyusuri tulang belakang untuk mencari
adanya kelainan.

c) Perkusi
Perkusi merupakan teknik
pemeriksaan dengan mengetukkan jari
kebagian tubuh klien yang akan dikaji untuk
membandingkan bagian yang kiri dengan
yang kanan.
Pemeriksaan dengan cara perkusi
dilakukan pada ekstremitas bawah untuk
menilai reflek patella pada kaki kiri dan
kanan. Pada pemeriksaan Bayi Baru Lahir
dilakukan pemeriksaan reflek Glabella yaitu
reflek mengedikan mata saat dilakukan
ketukan kecil di tengah-tengah mata apakah
bayi berkedip atau tidak.
d) Auskultrasi
Auskultasi adalah pemeriksaan
dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh
tubuh.
Pemeriksaan dengan cara auskultasi
umumnya dilakukan dengan funduskup dan
Doppler untuk mendengarkan frekuensi
denyut jantung janin dan iramanya serta
stetoskop monoaural untuk memeriksa
tekanan darah. Pada Bayi Baru Lahir
dilakukan pemeriksaan menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan suara
jantung, suara nafas.
e) Pemeriksaan Pervaginam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada
ibu bersalin untuk mengetahui sudah
seberapa bukaan ibu dimulai dari ada atau
tidaknya skibala, rektokel sistokel, keadaan
porsio lunak atau kaku, dilatasi sudah
berapa cm, efficemen sudah berapa persen,
selaput ketuban utuh atau tidak, presentasi
kepala atau bokong, denominator UUK atau
UUB, posisi nya kanan depan atau kiri
depan, apakah ada moulage, sudah berada di
Hodge berapakah penurunan kepala bayi,
ada atau tidak bagian kecil maupun tali
pusat ikut melalu jalan lahir.
b. Metode memperoleh data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(Sugiyono,2014). Cara mendapatkan data sekunder yaitu
dengan :
1) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumentasi (Notoatmodjo,2010).
Pengambilan kasus ini menggunakan catatan untuk
memperoleh informasi data medik yang ada wilayah kerja
Puskesmas Buleleng I berupa register pasien ibu hamil serta
buku KIA.
2) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu bahan-bahan pustaka yang sangat
penting dalam menunjang latar belakang suatu penelitian
(Notoatmodjo,2010). Studi kepustakaan ini diambil dari buku-
buku serta Internet yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, bayi, dan keluarga berencana.
1. Alat Pegumpulan Data
Menurut Notoatmodjo (2010), instrument adalah alat-alat
yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Alat-alat yang akan
digunakan dalam penelitian antara lain:
a. Alat yang diperlukan dalam wawancara adalah:
1) Lembar format pengkajian asuhan kebidanan pada ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana.
2) Alat tulis
b. Alat yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan fisik ibu
hamil adalah:
1) Alat timbang berat badan
2) Alat pengukur tinggi badan
3) Spignomanometer
4) Pita LILA
5) Stetoskop
6) Thermometer
7) Jam tangan
8) Funduskup/doppler
9) Metlin
10) Senter
11) Reflek hammer
12) Alat pemeriksaan Hb
c. Alat yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan fisik ibu
bersalin adalah:
1) Spignomanometer
2) Thermometer
3) Stetoskop
4) Jam tangan
5) Funduskup/doppler
6) Metlin
7) Reflek hammer
8) Partus set (2 klem Kelly atau kocher, gunting tali pusat,
umbilical klem cord, kateter nelaton, gunting
episiotomi, klem ½ kocher, 2 pasang sarung tangan,
kain kasa DTT, spuit 3 cc berisi oksitosin 10 IU, De
Lee)
9) Alat dan obat-obatan (Infuse set, cairan infuse RL
500ml, 2 abocath, 2 ampul metil ergometrin, 3 ampul
oksitosin 10 IU, 10 tablet misoprostol, 3 buah spuit 3
cc, 2 buah spuit 5 cc, 10 kapsul/kaplet
amiksilin/ampisilin 500 mg atau penisilin prokain
injeksi)
10) Heacting set (1 buah spuit 10 cc, 20 ml larutan lidokain
1 %, pinset, nald voodern, benang catgut, 1 pasang
sarung tangan) (11)Lembar observasi dan Partograf
d. Alat yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan fisik bayi
adalah:
1) Thermometer
2) Stetoskop
3) Jam tangan
4) Alat pengukur panjang badan
5) Timbangan berat badan
6) Pita LILA/Metlin
7) Senter
e. Alat yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan fisik ibu
nifas adalah:
1) Spignomanometer
2) Thermometer
3) Stetoskop
4) Jam tangan
5) Metlin
6) Reflek hammer
f. Alat dan bahan untuk melakukan studi dokumentasi adalah:
1) Buku referensi
2) Buku KIA
3) Catatan medik
4) Laptop
BAB IV

HASIL

A. Gambaran Lokasi Studi Kasus


Berdasarkan peta geografis lokasi pengambilan kasus pada Karya Tulis
Ilmiah ini terletak di desa Klesem kecamatan Pringapus, Kabupaten
Semarang, akses yang sangat mudah dan cepat sehingga menghimat
waktu dan tenaga. Lokasi pengambilan studi ini adalah di tempat BPM
Masquroh Endang Witdanarti, A.Md.Keb desa Klesem kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang. Data diambil dimulai dari 3 bulan
terakhir yaitu mulai dari bulan April, Mei, Juni 2021 terdapat ibu hamil
trimester tiga yang melakukan ANC sebanyak orang, bersalin orang, nifas
orang, dan BBL orang. Selama bulan April-Juni 2021 tidak terdapat
kematian ibu dan kematian bayi. Fasilitas ruangan dimiliki yaitu 1 ruang
periksa ANC jadi satu dengan ruang pemeriksaan umum, 1 ruang kb, 1
ruang bersalin, dan 1 ruang nifas, pelayanan yang ada di BPM Masquroh
Endang Witdanarti yaitu ANC, Persalinan, KB, Konseling, dan Imunisasi.
B. Tinjauan Kasus

Tanggal Pengkajian : 26 mei 2021


Jam : 14.30 WIB
Tempat Pengkajian : TEMPAT BPM Masquroh Endang Witdanarti
A.Md.Keb
Mahasiswa : Amelia Putri Anita Sari
NIM : 043201012

1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas pasien
Nama : Ny. U
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Klesem Kidul 2/2
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. T
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Klesem Kidul 2/2
2) Keluhan utama
Ny. U mengatakan nyeri pinggang bagian bawah
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan dahulu tidak sedang
menderita penyakit jantung, hipertensi,
hepatitis, asma,TBC,ginjal, DM, malaria,
dan PMS.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang
menderita penyakit jantung, hipertensi,
hepatitis, asma,TBC,ginjal, DM, malaria,
dan PMS.
c) Riwayat kesehtan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu/suami
tidak ada yang menderita penyakit seperti
jantung, hipertensi, hepatitis, asma, TBC,
ginjal, DM, malaria, PMS, cacat fisik
psikologis. Ibu tidak mempunyai riwayat
keturunan kembar.
4) Riwayat perkawinan
Ny. U meniah 1x umur 23 tahun dengan suami
umur 24 tahun lama menikah 1 tahun status
pernikahan sah.
5) Riwayat obstetric
a) Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Volume : 3x ganti pembalut pada hari ke
1-3, 2x ganti pembalut pada hari ke 4-7.
Bau : Khas darah.
Konsistensi : Cair
Flour Albus : Tidak ada.
Warna : Merah
HPHT : 11 September 2020
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
belum pernah melahirkan dan belum pernah
keguguran.
c) Riwayat kehamilan sekarang
1) Ibu mengatakan hamil yang pertama dan
tidak pernah keguguran
2) HPL : 18 Juni 2021
3) BB sebelum hamil : 60 kg.
4) Pemeriksaan di dokter 1x dan di bidan
8x.
TM I : 3X
TM II: 2X
Keluhan : Mual
Terapi : Fe (jumlah 20 tablet) diminum
sehari 1x pada malam hari, Asam
Folat(jumlah 20 tablet) diminum sehari
1x pada pagi hari.
TM III : 3x
Keluhan : Tidak aada keluhan
Terapi : Fe(20 tablet) diminum 1x1 pada
malam hari, kalk(10 tablet) diminum 1x1
pada pagi hari.
5) Imunisasi TT 3x : TT1 : Capeng, TT2:
pada hamil pertama tahun 2020, TT3 :
UK 29 minggu jarak imunisasi TT2 ke
TT3 yaitu 6 tahun.
6) Ibu mengtakan hanya mengkonsumsi
obat-obatan dari bidan.
7) Ibu mengatakan merasakan gerakan
janin pertama pada UK 4 bulan (16
minggu) dan sekarang gerakannya
bertambah kuat frekuensi gerakan janin
dalam 12 jam lebih dari 10 kali.
8) Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasan
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
janinnya seperti minum jamu, dan
mengkonsumsi makanan atau minuman
yang mengandung alkohol.
9) Ibu berencana melahirkan di BPM
Masquroh Endang Witdananrti
A.Md.Keb. ibu berharap bersalin
dengan normal, pendamping persalinan
dengan suami, donor darah oleh ibu,
kendaraan sepeda motor, mempunyai
asuransi kesehatan.
d) Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.
e) Pola kebutuhan sehari-hari.
Tabel 4.1 kebutuhan sehari-hari

Pola TM II TM III
Kebutuhan
Pola Nutrisi Ibu mengatakan makan 3 Ibu mengatakan makan 3
/hari 1 porsi sedang habis /hari porsi sedang habis
jenis : nasi putih, sayur: jenis : nasi putih, sayur:
sawi, bayam, soup, bayam, sawi, soup, kacang-
kacangkacangan dll, lauk kacangan dll, lauk pauk:
pauk: ikan, daging, tahu, tahu, tempe, ikan dll dan
tempe dll, dan buah, ibu buah, ibu mengolah makanan
mengolah makanan hingga hingga matang. Minum : 7 -
matang. Minum 6 - 7 8 gelas/hari jenis : air putih,
gelas/hari jenis : air putih, teh
the
Pola eliminasi Ibu mengatakan BAB 1 Ibu mengatakan BAB 1
/hari, konsistensi lembek, /hari, konsistensi lembek,
warna kecoklatan, bau khas warna kecoklatan, bau khas
feses. BAK 4 - 5 /hari, cair feses, selama kehamilan dan
warna kuning jernih, bau selama ibu mengkonsumsi
khas amoniak. tablet Fe tidak ada gangguan
saat BAB. BAK 5 - 6/hari,
cair warna kuning jernih, bau
khas amoniak
Pola aktivitas Ibu bekerja sebagai ibu Ibu bekerja sebagai ibu
rumah tangga rumah tangga
Pola istirahat Ibu mengatakan tidur Ibu mengatakan tidur malam
malam 7 – 8 jam /hari 6 - 7 jam/hari biasanya tidur
biasanya tidur dari jam dari jam 10.00 wib sampai
09.00 wib sampai jam 05.00 jam 05.00 wib, ibu tidak tidur
wib, ibu tidur siang ± siang
1jam/hari.
Pola personal Ibu mandi 2x/hari, gosok Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi
hygiene gigi 2/hari, keramas 2/hari, keramas 2 /minggu,
2/minggu, ganti pakaian ganti pakaian 2/hari
2/hari.
Pola hubungan Ibu melakukan hubungan Ibu melakukan hubungan
seksual seksual 2 /minggu. seksual 1 /minggu.
f) Psikososial spiritual
1) Ibu mengatakan senang dengan ehamilannya sekarang
begitu juga suaminya.
2) Suami dan keluarga bersedia mendampingi ibu saat
periksa maupun bersalin.
3) Ibu mengatakan dalam keluarga pengambil keputusan
adalah suami
4) Ibu mengatakan ibu dan suami taat menjalankan ibadah.
5) Ibu tidak memiliki hewan peliharaan.
6) Ibu memasak daging dan sayur hingga matang.
g) Pengetahuan ibu
1) Pada saat kunjungan pertama pada TM III ibu belum
mengetahui tentang :
a) Ketidaknyamanan TM III
b) Tanda bahaya TM III
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik (keadaan ibu sehat dan
tidak pucat)
b) Kesadaran : Composmentis (ibu bisa di ajak
berkomunikasi, bisa menjawab pertanyaan
dengan baik)
c) TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36,5 ̊ C
RR : 20 x/menit
d) BB sekarang : 65,7 kg LILA : 25 cm
e) TB : 158 cm
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala : Mesocephal, rambut bersih, tidak
terdapat benjolan abnormal.
b) Muka : Simetris, tidak oedem dan tidak pucat
c) Mata : Simetris, Konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik.
d) Hidung : Bersih, tidak ada pembesaran polip,
tidak ada penumpukan secret.
e) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada
penumpukan serumen, pendengaran normal
f) Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, carises gigi,
bibir tidak pecah.
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis.
h) Dada : Simetris, tidak ada benjolan abnormal,
terdengar sonor.
i) Ketiak : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe.
j) Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak
ada nyeri tekan.
k) Genetalia : Bersih, tidak terdapat varises dan
tidak oedem.
l) Ekstremitas : Atas : tidak oedem, bergerak aktif,
jari lengkap
Bawah : tidak oedem, bergerak
aktif, jari lengkap reflek patella kanan dan kiri
positif.
m)Anus : Bersih, tidak terdapat hemoroid.
3) Pemeriksaan obstetric
a) Inspeksi
Muka : tidak ada cloasma gravidarum, tidak
pucat, tidak oedem.
Payudara : aerola menghitam, putting
susu menonjol.
Genetalia : tidak terdapat varises dan
oedem, bersih.
b) Palpasi
Payudara : Teraba lebih tegang, tidak
ada benjolan abnormal, kolostrum belum
keluar
Abdomen :
LI : TFU 32 cm, bagian fundus
teraba lunak, bulat, tidak melenting.
L II : bagian kanan teraba tahanan
keras memanjang seperti papan, bagian kiri
teraba bagian-bagian kecil janin.
L III : bagian bawah teraba keras,
melenting, bukat dan sudah masuk PAP.
TFU : 32 cm
TBJ : (32-12)x155 = 3,100 gram
c) Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri positif
d) Auskultasi
DJJ : 150x/ menit punctum maksimum di
sebelah kanan bawah, 2 jari di bawah
pusat.
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. U UMUR 24 TAHUN G1P0A0 DI BPM MASQUROH ENDANG
WITDANARTI A.Md.Keb

Tanggal Pengkajian : 20 mei 2021

Jam : 15.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Masquroh Endang Witdanarti A.Md.Keb

Tabel 4.2 Asuhan KEbidanan Berlanjut Kunjungan I (S,O, A, P)

Subjektif Obyektif Assessment Jam Planning


1.Ibu mengatakan 1.Pemeriksaan Umum DX. Kebidanan 15.10 WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
bernama Ny. U umur 24 TD : 110/70 mmHg Ny. U umur 24 tahun bahwa ibu dan janin dalam keadaan sehat.
tahun. N : 82 x/menit G1P0A0 hamil 36 minggu, Hasil: ibu sudah mengetahui hasil
2.Ibu mengeluhkan nyeri S : 36,5̊ C janin tunggal, hidup intra pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
pada pinggang. RR : 20 x/menit uteri, letak memanjang, keadaan baik dan sehat
3.Ibu mengatakan dahulu BB : 65,7 kg puka, preskep, konvergen 15.20 WIB 2. Beri KIE tentang ketidaknyamanan TM
dan sekarang tidak TB : 158 cm DX. Masalah III yaitu:
mempunyai riwayat LILA : 25 cm Tidak ada - Nyeri pada pinggang disebabkan oleh
penyakit jantung, 2.Pemeriksaan fisik dalam DX. Potensial berat uterus yang membesar
hipertensi, hepatitis, -Keringat berlebih disebabkan
ginjal, asma, DM, TBC, dsn batas normal Tidak ada 15.30 WIB metabolisme di tubuh yang makin
PMS. 3.Pemeriksaan panggul meningkat makin tinggi laju metabolisme,
4.Ibu mengatkan bagian luar : makan banyak pula kalori atau energy
HPHT : 15 september 2020 - Distansia Spinarum : 25 panas yang dihasilkan atau dilepaskan.
HPL : 22-06-2021 cm 15.35 WIB - Sering kencing disebabkan oleh tekanan
5.Ibu mengatakan ini - Distansia Cristarum : 28 uterus karena turunnya bagian bawah
adalah kehamilan pertama cm janin sehingga kandung kemih tertekan
belum pernah melahirkan - Conjunggata eksterna : dan mengakibatkan frekuensi berkemih
dan belum pernah 20 cm meningkat karena kapasitas kandung
keguguran. - Ukuran panggul luar : 80 kemih berkurang
cm - Konstipasi disebabkan karena
4.Pemeriksaan Khusus peningkatan hormone progesterone yang
a. Inspeksi menyebabkan relaksasi otot sehingga usus
Muka: tidak terdapat kurang efisien bisa juga dipengaruhi oleh
cloasma gravidarum tablet zat besi.
Payudara : aerola Hasil: setelah dilakukan KIE selama 5
menghitam, putting susu menit Ibu sudah mengetahui tentang
menonjol. ketidaknyamanan TM III.
Abdomen : tidak ada luka 3.Memberi KIE tentang tanda bahaya pada
bekas operasi. kehamilan TM III
Genetalia : tidak oedem, - Perdarahan Pervaginam yaitu
dan varises. perdarahan yang tidak normal adalah
b.Palpasi warna merah, keluarnya dalam jumlah
L 1: Bokong banyak dan kadang -kadang tidak selalu
L 2 : kanan : punggung desertai nyeri. Perdarahan tersebut bisa
Kiri : ekstermitas disebabkan oleh plasenta previa, solusio
L 3 : kepala plasenta dan gangguan pembekuan darah.
L 4 : konvergen - Sakit kepala yang hebat yaitu bida
TFU : 32 cm disebabkan karena preeklamsia atau
TBJ : 3,100 gram tekanan darah tinggi.
c.Auskultasi - Nyeri abdomen bagian bawah yaitu
DJJ : 150 x/menit menunjukan masalah yang mengancam
d.Perkusi keselamatan jiwa nyeri yang hebat,
reflek patella kanan dan menetap dan tidak hilang setelah
kiri +/+ beristirahat.
e.Pemeriksaan Penunjang - Bengkak pada muka dan tangan ini
Hb : 14 gr/dl menunjukan masalah serius seperti
HbSAg : Negatif pertanda anemia, gagal jantung atau
Protein Urine : Negatif preeklampsia.
HIV : Negatif - Pergerakan bayi berkurang bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam atau 10 kali dalam periode
12 jam.
Hasil : Setelah dilakukan KIE selama 5
menit ibu sudah mengetahui tentang
tanda bahaya TM III .
4.Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,
dan menjaga aktifitas sehari - harinya
seperti pekerjaan rumah di bantu keluarga
atau suaminya . Hasil : ibu mengerti
dengan penjelasan yang di berikan dan
mampu melakukannya
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. U UMUR 24 TAHUN G1P0A0
DI BPM MASQUROH ENDANG WITDANARTI A.Md.Keb

Tanggal Pengkajian : 4 juni 2021

Jam : 19.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Masquroh Endang Witdanarti A.Md.Keb

Tabel 4.3 Asuhan KEbidanan Berlanjut Kunjungan II

Subjektif Obyektif Assesment Jam Planning


1.Ibu mengatakan 1.Pemeriksaan Umum DX. Kebidanan 1. Memberitahu ibu hasil
keadaannya baik dan TD : Ny. U umur 24 tahun pemeriksaan bahwa ibu
tidak da masalah. N: G1P0A0 hamil 38 dan janin dalam keadaan

S: minggu 3 hari janin yang sehat: Hasil: ibu

RR : tunggal, hidup intra sudah mengetahui hasil

BB : uteri, puka, preskep pemeriksaan bahwa ibu

LILA : divergen 2/5 dan janin dalam keadaan

2.Pemeriksaan fisik DX. Masalah baik dan sehat

dalam batas normal Tidak ada 2.Mengajarkan kepada

a.Palpasi DX. Potensial ibu senam Hamil untuk


mempersiapkan
L 1 : Bokong Tidak ada persalinan dan
L 2 : kanan : punggung mempercepat proses
Kiri : ekstermitas penurunan kepala : -
L 3 : kepala Gerakan peregangan
L 4 : divergen 2/5 yang menguatkan
TFU : 33 cm pangul ibu hamil,
TBJ : 3,255 gram melatih otot uretra,
d.Auskultasi kandung kemih, rectum
DJJ : 147x/menit dan rahim dilakukan 3-
e.Pemeriksaan 10 detik 4 kali sehari. -
penunjang Shoft Rotasion Untuk
Tidak dilakukan membuat area panggul
lebih luas, Tarik nafas
buang nafas sambal
miring ke kanan dengan
mempertemukan 2 kaki.
- Cat Stratches
Meningkatakan
kekuatan otot perut dan
meredakan sakit
punggung, posisi
merangkak dengan
kepala sejajar punggung,
tengadah ke atas sambal
menarik nafas, lakukan
dengan santai dan rutin.
- Senam jongkok Posisi
punggung luas dan pelan
menurunkan badan
sampai posisi jongkok
tahan 10 detik dan
kembali ke posisi
berdiri.
- Squat Dilakukan
dengan psangan untuk
menumpu tubuhnya agar
tidak terlalu berat. Buka
kaki selebar bahu
turunkan badan perlahan
dengan tetap
mempertahankan
pungung lurus.
Hasil : Ibu sudah
memperagakan senam
hamil dan bersedia
untuk melakukan sendiri
di rumah bersama
suami.
3. Memberitahu ibu
tentang tanda -tanda
persalinan :
- Timbul rasa sakit oleh
adanya kontraksi yang
datang lebih kuat dan
sering
- Keluar lendir
bercampur darah -
Kadang-kadang ketuban
pecah dengan sendirinya
- Pada pemeriksaan
serviks mendatar dan
membuka telah ada.
Hasil : Ibu sudah
mengerti dan sudah
menngetahui tentang
tanda -tanda persalinan
4. Anjurkan kepada ibu
untuk mengurangi
minum pada malam hari
agar mencegah
terjadinya serig buang
air kecil terus -menerus
sehingga ibu tidak
mengalami susah tidur
Hasil : Ibu mengerti dan
bersedia mengurangi
114 09.40 WIB minum
pada malam hari
5. Anjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup,
dan menjaga aktifitas
sehari-harinya seperti
pekerjaan rumah di
bantu keluarga atau
suaminya dan ibu
bersedia untuk istirahat
yang cukup. Hasil: ibu
mengerti dengan
penjelasan yang di
berikan dan mampu
melakukannya

Anda mungkin juga menyukai