Anda di halaman 1dari 13

1

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “S” UMUR


37 TAHUN G4P3A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU 4 HARI
DENGAN FAKTOR RISIKO DI PUSKESMAS SENTANI
KABUPATEN JAYAPURA

Alesya Vebriani¹, Wiwit Vitania²,

Prodi D-III Kebidanan STIKES Jayapura


E-mail : Vebrianialesya@gmail.com

INTISARI

Latar belakang : Pelayanan yang berupa asuhan kebidanan komprehensif yang menyangkut
kehamilan, persalinan, masa nifas, neonatus dan KB. Pada saat memberikan asuhan kebidanan
komprehensif pada kehamilan, bidan akan menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan antenatal.
Kunjugan antenatal dimana Terdapat cakupan K1, cakupan K1 adalah pelayanan kunjungan pertama
ke fasilitas pelayanan kesehatan, dan K4 adalah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar, agar bidan bisa berfokus pada pencegahan terjadinya komplikasi maupun
penyulit lainnya.
Tujuan : Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada kehamilan, persalinan, masa
nifas, bayi baru lahir (BBL), dan KB dengan melakukan asuhan kebidanan melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.
Metode : metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan studi
penelaan kasus (Case study). Instrument yang digunakan yaitu pedoman observasi, wawancara,dan
studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan 7 langkah Varney dan pendokumentasian
SOAP.
Hasil : Disimpulkan bahwa dalam setiap kunjungan yang dilakukan sejak masa kehamilan dan masa
nifas terdapat kesesuaian antara teori dan kasus namun terdapat juga kesenjangan antara teori dan
kasus yang terjadi.
Kesimpulan : Bahwa setiap asuhan yang diberikan dari masa kehamilan sampai masa nifas sesuai
dengan kebutuhan klien namun umur ibu memasuki faktor resiko karena usia reproduksi wanita mulai
sejak usia 20-35 tahun sedang klien berusia 37 tahun.

Kata kunci : kehamilan,persalinan,masa nifas,neonatus dan keluarga berencana


2

PENDAHULUAN hari, setelah berakhirnya kehamilan yang


Bidan adalah salah satu petugas disebabkan oleh komplikasi atau penyulit
kesehatan yang memberikan pelayanan yang dialami ibu, bukan yang disebabkan
kepada masyarakat sesuai dengan oleh kecelakaan atau cedera (Prawihardjo,
kompetensi dan kewenangannya. 2012).
Pelayanan yang berupa asuhan kebidanan Angka kematian ibu secara global
komprehensif yang menyangkut sangat tinggi sekitar 295 per 100.000
kehamilan, persalinan, masa nifas, wanita meninggal selama dan setelah
neonatus dan KB. Bidan memberikan kehamilan dan persalinan pada Tahun
asuhan kebidanan secara 2017 (World Health Organization, 2017).
berkesinambungan yang di mulai dari awal Berdasarkan data yang ditujukan oleh
kehamilan. Kehamilan didefinisikan bank dunia yang menyatakan bahwa sejak
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari tahun 2000, AKI di indonesia menunjukan
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan tren menurun, dengan menyebutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila bahwa rasio AKI di Indonesia sebesar 177
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya per 100.000 kelahiran hidup pada 2017
bayi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, (World Bank, 2017). Menurut profil
dimana trimester kesatu berlangsung kesehatan Provinsi Papua bahwa kasus
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 angka kematian ibu (AKI) pada Tahun
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan 2017 sebanyak 258 per 100.000 kelahiran
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hidup dan menurut data profil kesehatan
hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014). Kabupaten Jayapura bahwa kasus
Pada saat memberikan asuhan kematian ibu pada Tahun 2017 sebanyak
kebidanan komprehensif pada kehamilan, 184 per 100.000 kelahiran hidup.
bidan akan menganjurkan ibu untuk Berdasarkan data Puskesmas Sentani
melakukan kunjungan antenatal. Kunjugan pada tahun 2020 di dapatkan jumlah ibu
antenatal dimana Terdapat cakupan K1, hamil cakupan KI yaitu sebanyak 1659
cakupan K1 adalah pelayanan kunjungan dalam bentuk persen yaitu 134,22%, pada
pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, KI murni sebanyak 864 dalam bentuk
dan K4 adalah ibu hamil yang telah persen 68,45%, dan pada K4 602 dalam
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai bentuk persen 48,71%, data ibu bersalin
standar, agar bidan bisa berfokus pada pada tahun 2020 di dapatkan jumlah
pencegahan terjadinya komplikasi maupun sebanyak 880 dalam bentuk persen
penyulit lainnya (Irbah, 2017). Oleh karena 74,58%, data ibu nifas pada tahun 2020 di
itu kunjungan kehamilan sangat penting dapatkan jumlah KFI sebanyak 758 dalam
untuk terjalin hubungan antara petugas bentuk persen 64,24%, KF lengkap
kesehatan dan ibu, ibu bisa datang ke sebanyak 810 dalam bentuk persen
fasilitas pelayanan kesehatan atau bidan 68,64% (Puskesmas Sentani, 2020).
yang melakukan kunjungan rumah untuk Kematian ibu memiliki dampak yang
mencegah terjadinya komplikasi atau besar yaitu hubungan dalam keluarga
penyulit. selanjutnya akan mempengaruhi tumbuh
Kehamilan dan persalinan merupakan kembang anak, karena wanita memiliki
proses fisioligis dalam siklus hidup peran untuk mendidik anak-anak serta
seorang wanita. Namun bukan tanpa risiko memberikan perawatan kesehatan pada
suatu kehamilan dan persalinan keluarga, AKI yang tinggi dalam suatu
kemungkinan memiliki bahaya/risiko yang wilayah pada dasarnya menggambarkan
ringan atau berat, yang menyebabkan derajat kesehatan masyarakat yang
kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. rendah dan berpotensi menyebabkan
Kematian ibu (AKI) adalah kematian kemunduran ekonomi dan sosial dalam
selama kehamilan atau dalam waktu 42 rumah tangga. Upaya pemerintah yang
3

telah dilakukan untuk mencegah AKI yaitu HASIL PENELITIAN


dengan memberikan asuhan sayang ibu . 1. Asuhan kebidanan komprehensif pada
Asuhan sayang ibu digunakan Ny. “S” umur 37 tahun G4P3A0 usia
sebagai basis program utama untuk kehamilan 37 minggu 4 hari dengan
menurunkan angka kematian ibu yaitu faktor risiko di puskesmas sentani
keluarga berencana, perawatan antenatal, kabupaten jayapura, telah sesuai
perawatan persalinan, perawatan post dengan standar asuhan kebidanan.
partum, perawatan post-aborsi, kontrol Hasil pengkajian yang dilakukan pada
infeksi menular seksual, HIV/AIDS tanggal 24-01-2021, Ny.”S” mengalami
sehingga upaya tersebut berhasil untuk pembengkakan pada kaki ibu.
menurunkan angka kematian ibu. Dilakukan pemeriksaan umum,
Asuhan kebidanan komprehensif pemeriksaan tanda-tanda vital,
adalah pelayanan yang dicapai ketika pemeriksaan antropometri maka ibu di
terjalin hubungan yang terus – menerus berikan asuhan kebidanan seperti,
antara seorang wanita dengan bidan. Beritahukan kondisi ibu saat ini,
Tujuan asuhan komprehensif yang Anjurkan ibu untuk jalan-jalan pagi dan
diberikannya itu untuk memberikan asuhan sore hari, Anjurkan ibu untuk makan
kebidanan komprehensif secara intensif makanan yang bergizi seimbang,
kepada ibu selama masa kehamilan, Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan Beritahukan ibu untuk segera
keluarga berencana sehingga mencegah membersihkan karang gigi di dokter
agar tidak terjadi komplikasi (Pratami, gigi, Beritahukan ibu bahwa ibu
2014). mengalami karies gigi dan beritahukan
Oleh karena itu, di perlukan asuhan akibat dari karies pada masa
yang berkesinambungan dan berkualitas kehamilan, Ajarkan ibu perawatan
oleh seorang bidan untuk mendeteksi dini payudara, Anjurkan ibu untuk
adanya risiko dan komplikasi, serta mempersiapkan barang-barang untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan secara persalinan.
teratur pada masa kehamilan, selain itu 2. Asuhan kebidanan persalinan dilakukan
adanya kelas ibu hamil merupakan sarana saat usia gestasi aterm yaitu 38 minggu
untuk belajar bersama tentang kesehatan pada tanggal 03-02-2021 jam 18.00
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka, WIT, Ny. “S” mulai merasakan sakit
dalam kelompok yang bertujuan untuk perut sampai ke pinggang mulai dari
meningkatkan pengetahuan dan jam 14.00 sampe air ketuban ibu pecah
keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, di rumah pada pukul 17.00 asuhan
perawatan kehamilan dan persalinan. kebidanan persalinan yang di berikan
yaitu pada kala I dilakukan pemeriksaan
METODE PENELITIAN TTV,pemeriksaan dalam,, memeriksa
Metode yang digunakan pada HIS dan DJJ, dan melengkapi alat-alat
penelitian ini adalah penelitian deskriptif partus, pada kala II membantu lahirnya
dengan studi penelaan kasus (Case janin, pada kala III membantu lahirnya
study). penelitian dilaksanakan di plasenta dan kala IV melakukan
puskesmas sentani mulai dari tanggal 26 observasi 2 jam post partum yang
januari dampai dengan 26 maret 2021 dimulai dari 15 menit jam pertama dan
sampel penelitian ini yaitu Ny. “S” umur 37 30 menit pada jam kedua, ibu
tahun. Instrument yang digunakan yaitu melahirkan secara normal dan tanpa
pedoman observasi, wawancara,dan studi komplikasi dan penyulit pada ibu
dokumentasi dalam bentuk format asuhan asuhan yang diberikan sesuai dengan
kebidanan 7 langkah Varney dan standar asuhan persalinan normal
pendokumentasian SOAP. (APN).
4

3. Asuhan bayi baru lahir yaitu 1. Data Subyektif


mengeringkan badan bayi sambil a. Umur
melakukan penilaian sepintas terhadap Berdasarkan fakta umur Ny. “S”
warna kulit, pernafasan dan 37 tahun. Menurut penulis umur 37
pergerakan, di lanjutkan dengan tahun merupakan umur yang
pengguntingan tali pusat, selanjutnya beresiko dalam masa kehamilan.
akan dilakukan pemeriksaan Usia yang tepat untuk wanita hamil
antropometri, pemeriksaan fisik, adalah sekitar usia 20 tahun hingga
pemberian salep mata, penyuntikan Vit- awal 30 tahun. Saat memasuki usia
K dan imunisasi Hb.0 jenis kelamin 35 tahun, tingkat kesuburan wanita
perempuan, berat badan 3335 gram, umumnya menurun, sehingga
panjang 50 cm, memberikan konseling memengaruhi jumlah dan kualitas sel
tentang perawatan bayi baru lahir, telur yang diproduksi. Perubahan
menjaga kehangatan tubuh bayi, hormon juga bisa berdampak pada
memberikan ASI setiap 2 jam dan masa subur atau ovulasi dan
menganjurkan ibu untuk membawa bayi peningkatan risiko terjadinya
ke posyandu. penyakit tertentu,
4. Asuhan kebidanan pada masa nifas seperti endometriosis, yang dapat
dilakukan sesuai standar asuhan memengaruhi kesuburan
kebidanan saat 12 jam postpartum, ibu (Kemenkes, 2020). Berdasarkan hal
mengeluh sedikit nyeri dibagian kelamin di atas, umur Ny. “S‟‟ termasuk usia
ibu, maka mengajarkan ibu cara cebok yang beresiko dalam kehamilan.
bersih, dan melakukan pemeriksaan b. Jarak kontrol ANC
TTV, pengawasan involusi melalui Berdasarkan dari buku KMS Ny.
pemeriksaan tinggi fundus uteri, “S” pada TM I : 1 kali, TM II : 3 kali,
kontraksi dan lochea kemudian TM III : 2 kali. Menurut penulis
dilanjutkan dengan konseling tentang kontrol ANC Ny. “S” tidak sesuai
pola pemenuhan nutrisi, cairan, dengan standar yang di tentukan
istirahat, eliminasi, personal hygiene, ditentukan. Berdasarkan teori
ASI ekslusif dan memberikan konseling menurut (Kemenkes, 2020) kunjung
mengenai keluarga berencana (KB). kehamilan yaitu : 2 kali pada
Selama dilakukan kunjungan rumah trimester pertama (kehamilan hingga
tidak ditemukan komplikasi dan penyulit 12 minggu), 1 kali pada trimester
yang dialami Ny.”S”. kedua (kehamilan di atas 12 minggu
sampai 24 minggu, 3 kali trimester
ke tiga (kehamilan 24 minggu
PEMBAHASAN sampai 40 minggu. Menurut penulis
Asuhan kebidanan kehamilan kontrol Ny. “S” telah terjadi
Pembahasan yang pertama adalah kesenjangan dimana seharusnya TM
tentang pemeriksaan pada Antenatal Care I : 2x namun Ny “S” hanya
yang dilakukan pada Ny “S” dengan melakukan kunjungan 1x
kehamilan normal di puskesmas sentani dikarenakan Ny “S” belum
Berikut akan disajikan data-data yang mengetahui jadwal posyandu, pada
mendukung untuk dibahas dalam TM II : 1x namun Ny. “S” melakukan
pembahasan tentang Antenatal Care. kunjungan sebanyak 3x dikarenakan
Dalam pembahasan yang berkaitan Ny. “S” ingin mengetahui
dengan Antenatal Care maka, dapat keadaannya dan janinya, pada TM III
diperoleh data berikut ini : : 2 kali yang seharusnya Ny. “S”
melakukan kunjungan sebanyak 3
kali dikarenakan Ny. “S” melahirkan
5

lebih cepat dari tanggal perkiraan kesenjangan antara teori dan


persalinan. kasus, karena ibu hamil
c. Keluhan selama Trimester III disarankan untuk mengatur
Ibu mengatakan kaki ibu sering berat badan agar tetap
bengkak menurut penulis bengkak berada pada kondisi ideal
pada kaki ibu merupakan bengkak dan tetap menjaga pola
yang fisiologis karena bengkak akan makan dengan gizi cukup dan
segera turun bila ibu bangun tidur, seimbang. Apabila kenaikan
berdasarkan teori menurut (Hasliana, berat badan berlebihan perlu
2020). Edema adalah penimbunan diwaspadai karena berisiko
cairan secara umum berlebihan terhadap ibu berupa
dalam jaringan tubuh dan biasanya preeklampsia, diabetes
dapat diketahui pembengkakan pada gestasional, operasi ceasar,
kaki, jari tangan, dan muka. Hampir dan terhadap bayinya
separuh ibu hamil akan mengalami makrosomia. Menurut
bengkak yang normal pada kaki (Kemenkes, 2019) IMT normal
biasanya muncul dan biasanya akan 19-24,9 sebelum kehamilan
hilang setelah beristirahat atau disarankan untuk menaikan
meletakkan kaki lebih tinggi, berat badan dengan
bengkak dapat menunjukan adanya peningkatan antara 11,4-15,9
masalah serius jika muncul dan tidak kg. Berdasarkan hal diatas,
kunjung menghilang. Berdasarkan kenaikan berat badan Ny. „‟S‟‟
hal tersebut maka penulis tidak terjadi kesenjangan
mengatakan bengkak pada kaki ibu karena berat badan Ny. “S”
merupakan hal yang fisiologis. naik 12 kg.
2. Data Obyektif 3) LILA
a. Pemeriksaan Umum Berdasarkan fakta ukuran
1) Tekanan Darah LILA Ny.”S” 26 cm. Menurut
Berdasarkan fakta penulis pengukuran LILA
tekanan darah Ny. “S” pada sangat penting karena dari
UK 37 minggu 121/85 mmHg. pengukuran tersebut kita bisa
Menurut penulis tekana darah melihat status gizi ibu hamil
Ny. “S” dalam batas normal. baik atau tidak. LILA ibu dalam
Hal ini sesuai dengan teori batas normal, jadi gizi ibu
Romauli (2011), tekanan darah sudah terpenuhi dan sudah
dalam batas normal yaitu tidak dikhawatirkan lagi ibu
100/70 – 120/80 mmHg, kekurangan gizi.apabila LILA
tekanan darah dikatakan tinggi ibu kurang dari batas normal
bila lebih dari 140/90 mmHg. maka ibu akan mengalami
Berdasarkan hal diatas, KEK yang akan berdampak
tekanan darah Ny. „‟ S‟‟ masih pada bayinya yaitu BBLR.
dalam batas normal Menurut Weni (2010), LILA
2) Berat Badan normal ≥23,5 cm. Berdasarkan
Berdasarkan fakta berat hal diatas, ukuran LILA Ny.
badan Ny. “S” sebelum hamil „‟S‟‟ masih dalam batas normal.
53 kg, pada akhir kehamilan 4) Abdomen
65 kg dan terjadi penambahan Pada Ny “S” ukuran TFU
berat badan sebanyak 12 kg. menurut Leopold yang
Menurut penulis tidak terdapat dilakukan yaitu setinggi 31 cm
Menurut penulis ukuran TFU
6

Ny. “S” termasuk fisiologis, c. Pemeriksaan Penunjang


perubahan atau ukuran TFU 1) Pemeriksaan darah (Hb)
setiap ibu memang berbeda Hasil pemeriksaan Hb Ny.
sesuai dengan bentuk perut “S” 11 gr%. Menurut penulis,
dan ketebalan dinding perut. haemoglobin sangat
Menurut Walyani (2015), usia berpengaruh langsung
kehamilan 36-37 minggu : terhadap ibu dan janin karena
fundus uteri terletak kira-kira 3 untuk mengetahui jumlah sel
jari di bawah PX. Berdasarkan darah merah ibu hamil, agar
hal di atas maka pemeriksaan kadar haemoglobin stabil
TFU Ny. “S‟‟ masih dalam dapat dilakukan dengan cara
batas normal. beristirahat yang cukup, serta
b. Pemeriksaan Fisik makan yang bergizi, kadar
Perubahan fisik yang terjadi haemoglobin yang rendah
pada Ny.”S” saat hamil trimester pada ibu hamil dapat
III, yaitu muka tidak oedema, menyebabkan anemia yang
konjongtiva merah muda, seklera berdampak bagi ibu dan bayi
putih, mamae tidak ada nyeri bisa terjadi perdarahan pada
tekan, tidak ada benjolan nifas, dan BBLR. Menurut
abnormal, colustrum belum Roumali (2012), kadar Hb
keluar, pada abdomen ibu terjadi normal 11-14 gr%.
pembesaran membujur. Menurut Berdasarkan hal diatas kadar
penulis, perubahan tersebut haemoglobin Ny. “S” masih
merupakan perubahan fisiologis dalam batas normal.
yang di alami oleh setiap ibu 3. Assesment
hamil meskipun tiap- tiap ibu Berdasarkan fakta analisa data
hamil memiliki perubahan yang pada Ny.”S” adalah G4P3A0 usia
berbeda-beda. Pemeriksaan fisik kehamilan 37 minggu 4 hari dengan
untuk ibu hamil harus dilakukan faktor risiko. Dalam memberikan
karena dengan pemeriksaaan asuhan berdasarkan fakta umur Ny.
fisik yang dilakukan sedini “S” 37 tahun. Menurut penulis umur
mungkin kita bisa menyimpulkan 37 tahun merupakan umur yang
ada atau tidaknya tanda bahaya beresiko dalam masa kehamilan.
dan resiko yang mungkin terjadi. Menurut (kemenkes, 2020), Usia
Hal ini fisiologis menurut Romauli yang tepat untuk wanita hamil adalah
(2011) perubahan yang terjadi sekitar usia 20 tahun hingga awal 30
pada ibu hamil trimester III di tahun. Saat memasuki usia 35 tahun,
dapatkan tidak ada oedema pada tingkat kesuburan wanita umumnya
muka, seklera putih, konjungtiva menurun, sehingga memengaruhi
merah muda, tidak ada jumlah dan kualitas sel telur yang
pembesaran kelenjar limfe dan diproduksi.
tiroid, tidak ada bendungan vena 4. Planning
jugularis, puting susu menonjol, Asuhan pada masa hamil
dan terjadi pembesaran penulis melakukan penatalaksanaan
membujur pada abdomen. hal ini pada Ny.”S” sebagaimana asuhan
tidak menunjukan tanda-tanda yang diberikan untuk kehamilan
terjadinya patologis normal karena tidak ditemukannya
kehamilan.Berdasarkan hal diatas masalah, asuhan yang diberikan
pemeriksaan fisik pada Ny. “S‟‟ yaitu memberitahukan hasil
dalam batas normal
7

pemeriksaan pada ibu, dengan fisiologis


menganjurkan ibu untuk jalan-jalan
pagi dan sore, menganjurkan ibu 2. Data Obyektif
untuk makan makanan yang bergizi Pada fakta, diperoleh data pada
seimbang, menganjurkan ibu untuk Ny. “S” muka tidak oedem,
istirahat yang cukup, ,emberitahukan konjungtiva merah muda, sklera putih,
ibu untuk segera membersihkan mukosa bibir lembab, payudara
karang gigi, memberitahukan ibu bersih, puting susu menonjol,
bahwa ibu mengalami karies gigi dan kolostrum belum keluar, tidak ada
memberitahukan akibat dari karies bendungan/massa abnormal,
pada masa kehamilan, pemeriksaan abdomen, meliputi:
Menganjurkan ibu untuk TFU : 3 jari dibawah Processus
mempersiapkan barang-barang Xypoideus (29 cm). Bagian fundus
persalinan, merencanakan untuk teraba bulat, lunak, tidak melenting,
melakukan kunjungan ulang pada Bagian kiri perut ibu teraba panjang,
ibu. keras seperti papan, di bagian
kanan perut ibu teraba bagian terkecil
Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin janin, di bagian bawah perut ibu
Pada pembahasan yang kedua, akan teraba bulat, keras, melenting, kepala
dijelaskan tentang kesesuaian teori dan sudah masuk PAP 0/5 Kontraksi : 5x
kenyataan pada Intranatal Care. Berikut dalam 10 menit selama 45 detik, DJJ
akan disajikan data-data yang mendukung = 140x/m, Genetalia : Tidak odema,
untuk dibahas dalam pembahasan tentang tidak ada varises, keluar lendir
Intranatal Care. Dalam pembahasan yang bercampur darah. VT (dilakukan pukul
berkaitan dengan Intranatal Care maka 17.45 WIT) Pembukaan 10 cm,
dapat diperoleh data berikut ini : Ketuban: Jernih (J), Hodge: IV.
1. Data Subyektif Menurut penulis pemeriksaan yang
Keluhan utama dilakukan masih dalam batas normal
Keluhan yang dirasakan Ny. “S” dan fisiologis. Menurut Manuaba
kenceng-kenceng dan keluar lendir (2010), pemeriksaan fisik pada ibu
dan ketuban sudah pecah pada jam bersalin meliputi muka tidak oedem,
17.00 WIT. Menurut penulis keluhan konjungtiva merah muda, sklera putih,
ini fisiologis pada ibu bersalin. mukosa bibir lembab, payudara
Menurut Manuaba (2010) keluhan bersih, puting susu menonjol,
yang sering dirasakan ibu bersalin kolostrum sudah keluar, tidak ada
yaitu dimulai dengan adanya his yang bendungan/ massa abnormal,
dipengaruhi oleh hormon esterogen pemeriksaan abdomen pada ibu
dan progesterone. Selanjutnya keluar bersalin, meliputi: TFU Mc. Donald
lendir darah terjadi karena adanya (cm) sesuai dengan umur kehamilan,
pembuluh darah yang pecah akibat pemeriksaan Leopold (Leopold I, II,
pendataran dan pembukaan servik. III, dan IV), DJJ (normalnya 120-
Adanya pengeluaran cairan, hal ini 160x/menit). genetalia bersih, tidak
dikarenakan karena ketuban pecah. oedem, tidak varises, tidak ada
Sebagian ketuban pecah menjelang kondiloma talata maupun akuminata,
pembukaan lengkap. Dengan tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak
pecahnya ketuban diharapkan ada pembesaran kelenjar bartholini
persalinan berlangsung dalam waktu maupun scene. Ekstremitas atas dan
24 jam.Berdasarkan hal diatas bawah tidak oedem. Berdasarkan hal
keadaan fisik Ny. “S‟‟ masih dalam diatas maka pemeriksaan pada Ny.
keadaan normal. Persalinan berjalan „‟S‟‟ dalam batas normal.
8

3. Assesment asuhan penyuntikan oksitosin, PTT,


Analisa data pada Ny.”S” adalah dan masasse. Menurut penulis hal
P4A0 UK 39 minggu, dengan ini fisiologis dalam kala III karena
persalinan normal. Menurut penulis tidak ada penyulit atau masalah
proses persalinan pada ibu yang yang menyertai.menurut
hamil cukup bulan, dengan presentasi Sulistiyowati (2013), kala III dimulai
belakang kepala, yang berlangsung segera setelah bayi lahir sampai
dalam waktu 1 jam dan tidak lahirnya plasenta, yang
menimbulkan komplikasi baik ibu berlangsung tidak lebih dari 30
maupun janin. Yang diawali dengan menit dengan asuhan menejemen
terjadinya kontraksi/mules yang aktif kala III. Berdasarkan hal
datang teratur setiap 10-15 menit, diatas, tidak dijumpai kesenjangan
keluarnya lendir dan darah dari jalan antara fakta, opini dan teori.
lahir dengan 4 tahapan yaitu kala 1, Dengan penatalaksanaan
kala 2, kala 3 dan kala 4. Menurut penyuntikan oksitosin, PTT, dan
Sulistiyawati (2010) bahwa masasse
persalinan normal adalah proses c. Kala IV
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan Persalinan kala IV Ny. “S”
plasenta) yang telah cukup bulan atau berlangsung selama 2 jam
hidup diluar kandungan melalui jalan pertama (18.17 WIT), perdarahan
lahir atau melalui jalan lain, dengan 1 0 cc, kandung kemih kosong.
bantuan atau tanpa bantuan Pasien mendapatkan asuhan
(kekuatan sendiri). pemeriksaan TTV, masasse dan
4. Planning personal hygiene. Menurut penulis
a. Kala II hal ini fisiologis perdarahan dan
Berdasarkan fakta, persalinan TTV dalam batas normal tidak
kala II Ny. “S” berlangsung selama 5 melebihi batas maksimal pasien
menit (18.00WIT), tidak ada telah mendapat asuhan yang
penyulit selama proses persalinan sesuai. Hal ini sesuai dengan teori
pasien mendapatakan asuhan Sulistiyowati (2013), kala IV dimulai
bimbingan meneran, pertolongan dari saat lahirnya plasenta sampai
persalinan dan IMD. Menurut 2 jam pertama post partum.
penulis hal ini fisiologis karena Observasi yang harus dilakukan
partograf tidak melewati garis pada kala IV adalah : tingkat
waspada. menurut Sulistiyowati kesadaran klien, periksaan tanda-
(2013), Kala II dimulai dari tanda vital : tekanan darah, nadi,
pembukaan lengkap (10 cm) dan pernapasan, kontraksi uterus,
sampai bayi lahir. Proses ini TFU, terjadinya perdarahan,
berlangsung berlangsung 2 jam perdarahan dianggap masih normal
primigravida, pada multigravida1 jika jumlahnya tidak melebihi 400-
jam. Menurut (APN, 2016) pada 500 cc. Berdasarkan hal diatas,
kala II diberikan asuhan bimbingan tidak ditemui adanya kesenjangan.
meneran, pertolongan persalinan Dengan penataksanaan observasi
dan IMD untuk mempercepat TTV, masasse dan personal
berlangsungnya proses persalinan. hygiene.
b. Kala III
Berdasarkan fakta, persalinan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru
kala III Ny.”S” berlangsung selama Lahir
10 menit (18.17WIT), tidak ada Pada pembahasan bayi baru lahir akan
penyulit pasien mendapatakan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan
9

kenyataan pada bayi baru lahir. Berikut mengetahui perkembangan berat


akan disajikan data-data yang mendukung badan bayi, panjang badan, lingkar
untuk dibahas dalam pembahasan tentang kepala serta pemeriksaan reflek
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. juga dilakukan untuk mengetahui
maka dapat diperoleh data berikut ini: bayi tumbuh optimal. Menurut
1. Data Subyektif Walyani (2015) suhu bayi normal
a. Eliminasi adalah antara 36,5oC-37,5oC, laju
Berdasarkan fakta, By.Ny. “S” napas normal neonatus berkisar
belum BAB dan BAK. Menurut antara 40-60 kali permenit dan
penulis hal ini fisiologis, sesuai nadi dari 110 sampai 180 x/menit.
dengan teori Walyani (2015), Berdasarkan hal diatas
proses pengeluaran defekasi dan pemeriksaan tanda-tanda vital
urin terjadi 24 jam pertama setelah pada bayi Ny.“S” telah dilakukan.
bayi lahir adalah 20-300 cc/24 jam b. Pemeriksaan fisik
atau 1-2 cc/Kg BB/jam/ 8 kali/ Pada bayi Ny. “S” warna kulit
hari.Berdasarkan hal diatas proses merah muda, tidak ada kelainan
eliminasi pada bayi Ny. “S‟‟ pada anggota tubuh, tidak ada
berjalan normal. tanda-tanda infeksi tali pusat, anus
b. Nutrisi ada, tidak ada kelainan pada
Berdasarkan fakta, bayi Ny. “S” ekstremitas tidak ada ruam pada
belum mendapatkan ASI karena genetalia dan lipatan hal ini
bayi mengalami asfiksia berat dan disebabkan karena ibu sering
harus segera mendapatkan mengganti popok. Menurut penulis
penanganan, Menurut Walyani pemeriksaan fisik pada neonatus
(2015), setelah lahir bayi segera sangat penting karena dengan
disusukan pada ibunya. Pada bayi melakukan pemeriksaan kita bisa
usia 1 hari, membutuhkan 5-7 ml menyimpulkan resiko atau
atau satu sendok makan ASI sekali komplikasi yang menyertai, selain
minum, dan diberikan dengan jarak itu bisa mencegah terjadinya tanda
sekitar 2 jam. Berdasarkan hal bahaya bayi, bayi yang mengalami
diatas terdapat kesenjangan kelainan dapat disebabkan karena
karena By.Ny. “S” tidak segera di kurangnya nutrisi yang dikonsumsi
berikan ASI/IMD dikarenakan bayi ibu. Menurut Walyani (2015) warna
mengalami asfiksia berat dan harus kulit bayi harus berwarna merah
mendapatkan penanganan lebih muda yang bersih, tidak ada
lanjut. kelainan pada anggota tubuh, dan
2. Data Obyektif tidak ada tanda-tanda infeksi tali
a. Tanda-tanda vital pusat. Berdasarkan hal diatas
Berdasarkan fakta, tanda-tanda pemeriksaan fisik pada bayi Ny. “S”
vital bayi Ny. “S” dalam batas masih dalam batas normal.
normal. Menurut penulis, 3. Assesment
pemeriksaan tanda vital bayi By.Ny. “S” dalam keadaan normal
sangat mutlak dilakukan karena setelah penanganan resusitasi, dan
dari pemeriksaan tersebut kita bisa pada saat dilakukan pemeriksaan
mengetahui apakah keadaan bayi antropometri dalam batas normal.
sehat atau timbul tanda bahaya Menurut (Julina, 2019), Neonatus
bayi baru lahir seperti hipotermi, normal adalah neonatus yang lahir dari
asfiksia, dsb. Tanda-tanda vital kehamilan 37 minggu sampai 42
harus dipantau setiap kujungan minggu dan berat badan lahir 2500
neonatus, karena untuk gram sampai 4000 gram (Julina, 2019),
10

maka tidak terdapat kesenjangan pada biasanya masih mengeluh nyeri


kasus By.Ny. “S” karena pemeriksaan pada luka bekas jahitan
antropomet dalam batas normal. dikarenakan jahitan masih basah
4. Planning dan ibu belum bisa bergerak dengan
Pada asuhan neonatus penulis bebas, maka dianjurkan kepada ibu
melakukan penatalksanaan seperti: untuk melakukan mobilisasi dini.
Memberitahukan ibu menjaga Menurut Rukiyah(2010). Masa nifas
kehangatan suhu tubuh bayi dengan adalah masa setelah keluarnya
cara mengganti baju bila basah, plasenta sampai alat-alat reproduksi
pulih seperti sebelum hamil dan
dibedong, memaikan topi, sarung
secara normal masa nifas
tangan, sarung kaki, Menganjurkan berlangsung selama 6 minggu atau
ibu untuk tetap menjaga kebersihan 40 hari. Berdasarkan hal diatas
tali pusat bayi agar tidak terjadi keluhan Ny. “S” dalam batas normal
infeksi tali pusat, Menganjurkan ibu 2. Data Obyektif
untuk memberikan ASI on demand a. Involusi
atau di berikan 2 jam sekali setiap 1) TFU
bayi mau. Menurut (Juliana 2019) Berdasarkan fakta pada
penanganna bayi baru lahir Ny.“S” pada 12 hari post partum
menyakut mencegah kehilangan TFU teraba pertengahan pusat
panas, praktek memandikan bayi, dan simfisis, kontraksi uterus
merawat tali pusat, baik, lochea Rubra. Pada 7 hari
mempertahankan suhu tubuh bayi, post partum TFU tidak teraba
diatas simfisis (mengecil),
kontraksi uterus baik, lochea
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
sanguinolenta. Pada 14 hari post
Pembahasan mengenai teori pendapat
partum TFU tidak teraba, lochea
dan kenyataan pada PNC (post natal
serosa. Menurut penulis kontraksi
care). Berikut akan disajikan data-data
uterus Ny.“S” sangat baik sehigga
yang mendukung untuk dibahas dalam
involusi uterus berjalan normal
pembahasan tentang asuhan kebidanan
dan cepat yaitu 2 minggu TFU
pada post natal care. Dalam pembahasan
sudah tidak teraba. Menurut
yang berkaitan dengan tentang post natal
Rukiyah (2010), TFU menurut
care, maka dapat diperoleh data pada
masa involusi bayi lahir setinggi
berikut ini:
pusat, plasenta lahir 2 jari
1. Data Subyektif
dibawah pusat, 1 minggu
a. Keluhan pertengahan pusat symphisis, 2
Berdasarkan fakta, dalam kurun minggu tidak teraba diatas
masa nifas mulai dari 12 jam post symphisis, 6 minggu bertambah
partum sampai 29 hari nifas Ny. kecil, 8 minggu sebesar normal
“S” keadannya baik tidak (tidak teraba). Berdasarkan hal
mengeluh apapun, nifas berjalan diatas ukuran TFU Ny. “S‟‟ masih
dengan normal. Pada 12 jam post dalam batas normal, nifas
partum ibu mengeluh mules. berjalan dengan fisiologis.
Menurut penulis mules adalah
2) Lochea
keadaan fisiologis karena proses
Berdasarkan fakta pada
kembalinya alat-alat reproduksi ke
Ny.“S” 12 hari post partum
bentuk semula, sehingga uterus
lochea Rubra, Pada 7 hari post
berkontraksi dan menyebabkan rasa
partum lochea sanguinolenta.
mules. Pada 12 jam post partum ibu
Pada 14 hari post partum lochea
11

serosa. Menurut Rukiyah (2010), KESIMPULAN


bahwa lochea rubra berwarna Asuhan kebidanan pada Ny. “S” telah
merah berlangsung selama 1-2 dilakukan selama kurang lebih 2 bulan
hari post partum, lochea yang di mulai dari masa kehamilan 37
sanguinolenta warnanya merah minggu, Asuhan kebidanan kehamilan
kuning berisi darah dan lendir, pada Ny. “S” G4P3A0 dengan faktor risiko.
terjadi pada hari ke 3-7 hari post Pada saat kehamilan Ny. “S”. umur 37
partum, lochea serosa berwarna tahun merupakan umur yang berisiko
kuning dan cairan ini tidak dalam masa kehamilan. Usia yang tepat
berdarah lagi pada hari ke 7-14 untuk wanita hamil adalah sekitar usia 20
post partum, lochea alba tahun hingga awal 30 tahun. Asuhan
merupakan cairan putih yang kebidanan persalinan pada Ny. “S”
terjadi pada hari setelah 2 minggu G4P3A0 dengan persalinan normal. Pada
post partum. Berdasarkan hal persalinan dikatakan normal karena pada
diatas pengeluaran lochea pada kala I Keluhan yang dirasakan Ny. “S”
Ny. “S‟‟ masih berjalan normal. kenceng-kenceng dan keluar lendir dan
3. Assesment ketuban sudah pecah pada jam 17.00
Analisa data pada Ny “S” adalah WIT. Menurut penulis keluhan ini fisiologis
P4A0 post partum fisiologis. Menurut pada ibu bersalin. Pada kala II bayi lahir
penulis, nifas normal adalah nifas spontan dan tidak terdapat lilitan tali pusat
yang berlangsung 6 minggu tanpa hal ini termasuk fisiologis dikarenakan juga
ada keluhan dan penyulit pada masa partograf tidak melewati garis waspada.
nifas sehingga nifas berjalan secara Pada kala III plasenta lahir normal dan
fisiologis. Menurut Rukiyah (2010) plasenta lengkap yang berlangsung
nifas normal yaitu masa setelah selama 10 menit serta tidak ada penyulit
plasenta lahir dan berakhir ketika atau masalah yang menyertai dan pada
alat-alat kandungan kembali seperti kala IV tidak terdapat penyulit selama
keadaan sebelum hamil yang masa observasi 2 jam post partum.
ditandai dengan ibu tidak ada Asuhan kebidanan masa nifas pada Ny.
keluhan, ASI keluar lancar, “S” P4A0 dengan nifas normal. Asuhan
perdarahan dalam batas normal, dan kebidanan bayi baru lahir pada By.Ny. “S”
kontraksi baik. Berdasarkan hal dengan BBL normal. Pada BBL dikatakan
diatas pada Ny “S‟‟ nifas berjalan normal karena pada saat bayi lahir bayi
dengan fisiologis mengalami asfiksia berat namun setelah
4. Planning dilakukan tindakan resusitasi dan
Penulis melakukan penanganan bayi baru lahir keadaan bayi
penatalaksanaan asuhan kebidanan menjadi lebih baik, tanda-tanda vital bayi
ibu nifas pada Ny. “S” sebagaimana dalam batas normal.
untuk ibu nifas normal karena tidak Bidan diharapkan dapat
ditemukannya masalah. memberikan mengembangkan perencanaan kebidanan
konseling tentang KB agar ibu lebih lanjut dalam upaya meningkatkan
merasa mantap dan nyaman mutu pelayanan kebidanan.
sebelum menggunakan alat
kontrasepsi. Menurut Rukiyah REFERENSI
(2010), seperti melakukan observasi Adriani Merryana, Bambang Wirjatmadi.
pengeluaran pervaginam, tinggi 2016. Peranan Gizi Dalam Siklus
fundus uteri, dan proses laktasi, dan Kehidupan. Jakarta : Prenadamedia
kontrol ulang. Berdasarkan hal diatas Group
penatalaksanaan nifas pad Ny. “S”
sudah sesuai dengan kebutuhan.
12

Ambarwati, E,R, Diah,W, 2010. Asuhan Hafadzoh siti, 2018. Risiko hamil di usia
Kebidanan Nifas. Yogyakarta : nuha remaja. (di akses pada tanggal 19
medika utama Desember 2020)
Irbah, F. Y., & Hastuti, S. (2017). Asuhan
Armini Ni Wayan. 2017. Asuhan Kebidanan Kebidanan Berkesinambungan pada
Neonatus Bayi,Balita Dan Anak Ny. N Usia 30 Tahun Multigravida
Prasekolah. Yogyakarta: Andi dengan Faktor Risiko Jarak
(Anggota IKAPI) Kehamilan< 2 Tahun dan IUD In Situ
di Puskesmas Jetis (Doctoral
Astuti .2017. Asuhan ibu dalam masa dissertation, Poltekkes Kemenkes
kehamilan. Jakarta. Erlangga Yogyakarta).

Burhan,Asmawati, Dkk. 2015. Buku Ajar Jitowiyono Sugeng, Masniah Abdul Rouf,
Konsep Kebidanan. Yogyakarta : 2019. Keluarga Berencana (KB)
Deepublish Dalam Perspektif Bidan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Departemen Kesehatan Republic
Indonesia. 2014. Pengertian Asuhan Khairo Miftahul,Arkha Rosyariah,Khilifatul
Kebidanan Ummah, 2019. Asuhan Kebidanan
Kehamilan, Surabaya : CV.Jakad
Damayanti Ika Putri, Dkk. 2014. Asuhan Publishing
Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish
CV Budi Utama Kemenkes RI, 2019. IMT pada kehamilan .
Jakarta: Pusdiklatnakes Kemenkes RI
Dewi, Vivian Nanny, dkk, 2011. Asuhan
kebidanan masa nifas. Jakarta Kemenkes RI, 2020. Risiko dan persiapan
:salemba medika hamil di usia tua. Jakarta:
Pusdiklatnakes Kemenkes RI
Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura
(2018) Profil Kesehatan Kabupaten Kemenkes RI, 2015. Buku Ajar Kesehatan
Jayapura, 2017 Ibu dan Anak. Jakarta: Pusdiklatnakes
Kemenkes RI
Dinas Kesehatan Provinsi Papua (2018)
Profil Kesehatan Provinsi Papua 2017. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2020, Buku KIA Kesehatan
Felisia Tulit. Asuhan Kebidanan Ibu Dan Anak.
Berkelanjutan Pada Ny MF Di
Puskesmas Waiwerang Kecamatan Mansjoer,Arif, 2012. Kapita selekta
Adonara Timur Kabupaten Flores kedokteran. Jakarta :FK.UI press
Timur Periode Tanggal 22 April s/d
29Juni Tahun 2019. Diss. Poltekkes Misar Y, Masni zulkifli, 2012. Buku ajar
Kemenkes Kupang, 2019. asuhan komprehensif pada ibu
bersalin dan bayi baru lahir.
Fitriani Yuni, Widy Nurwiandani. 2018. Yogyakarta : Depublish publisher
Asuhan Persalinan : Konsep Mochtar R. 2021. Sinopsis Obstetri.
Persalinan Secara Komprehensif Jakarta : EGC.
Dalam Asuhan Kebidanan.
Yogyakarta : Pustaka Baru Nugroho Taufan, Dkk, 2014. Askeb 1
Kehamilan, Yogyakarta: Nuha Medika
13

Nurjanah, 2017. Manajemen Asuhan Sembiring Juliana Br. 2019. Asuhan


Kebidanan Antenatal Pada Ny. M Neonatus. Yogyakarta: Depublish
Dengan Anemia Di Puskesmas Publisher
Mamajang.
Susanto Andina Vita. 2018. Asuhan
Noorbaya Siti. 2019. Panduan Belajar Kebidanan Nifas & Menyusui,
Asuhan Neonatus Bayi Balita, Dan Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Anak Prasekolah. Yogyakarta: Katalok
Dalam Terbitan(KDT) Walyani Elisabeth Siwi. Endang
Purwoastuti. 2017. Asuhan
Pratami, Evi. 2014. Konsep Kebidanan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui.
Berdasarkan Kajian Filosofi Dan Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Sejarah. Magetan : forum ilmu
kesehatan Walyani Elisabeth Siwi, Endang
Purwoastuti. 2015. Asuhan Persalinan
Priyatna Andi, Asnol Uray B. 2014. 1.000 Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta :
Hari Pertama Kehidupan. Jakarta. PT Pustaka Baru Press
Elex Media Komputindo
Walyani Elisabeth Siwi, Endang
Priyanti sari, dian irawati, dkk. 2020. Purwoastuti. 2019. Asuhan Persalinan
Frekuensi dan faktor risiko kunjungan Dan BayiBaru Lahir. Yogyakarta :
antenatal care (di akses pada tanggal Pustaka Baru Press
18 November 2020)
Walyani Elisabeth Siwi, Endang
Rufaridah, A. (2019). Pelaksanaan Purwoastuti. 2015. Kesehatan
Antenatal Care (Anc) 14 T Pada Bidan Reproduksi & Keluarga Berencana
Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Buaya Padang. Menara Ilmu, 13(2).
WHO. 2018. Maternal mortalitiy 2017
World bank, 2018. Maternal mortalitiy ratio
2017

Anda mungkin juga menyukai