PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap tahun diperkirakan terdapat sekitar 160 juta wanita hamil di dunia. Sebagian besar
kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun sekitar 15% menderita komplikasi berat
dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini
menyebabkan kematian yang jumlahnya lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Di
beberapa negara resiko kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan, sedangkan di
negara maju resiko ini kurang dari 1 dalam 6000 (Sarwono,2010;53)
Selama masa kehamilan akan terjadi perubahan pada wanita dimana perubahan tersebut
merupakan hal yang fisiologis, bukan patologis. Asuhan yang di berikan pun merupakan
asuhan yang meminimalkan intervensi. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan
pelayanan (continuity of care) yang sangat penting bagi seorang wanita untuk mendapatkan
pelayanan dari seorang profesional ( Walyani,2015). Pelayanan yang dimaksud ialah
pelayanan kebidanan ( maternity care ) yang memberikan asuhan yang dimana pula asuhan
yang diberikan menjadi salah satu ukuran yang dipakai untuk menilai baik atau buruknya
keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam negara atau daerah. Keadaan dari baik
buruknya pelayanan kebidanan dapat dilihat dari kematian maternal atau AKI dan AKB.
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan
masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42
hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup.
Angka kematian ibu merupakan salah satu target dalam tujuan pembangunan millenium
MDGs 5 yakni menurunkan angka kematian maternal sebesar ¾ dari angka kematian
maternal pada tahun 1999, sebanyak 450 per 100.000 menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015. Penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup
masih terlalu lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium
Development Goals/MDGs).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa untuk mencapai target MDGs
penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan 2015 seharusnya 5,5 persen pertahun. Namun
data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia tahun 2015 menunjukkan angka kematian ibu
hingga saat ini penurunannya masih kurang dari satu persen per tahun. Pada 2005, sebanyak
536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah
kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000 (WHO, 2015).
Upaya untuk menurunkan AKI telah di mulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program
Safe Motherhood Initiasive. Intervensi strategi dalam upaya Safe Motherhood
Initiasivedinyatakansebagai empat pilar yaitu keluarga berencana, asuhan antenatal,
pelayanan yang aman dan pelayanan obstetric esensial (Prawirohardjo,2010).
Faktor penyebab meningkatnya AKI dan AKB dapat di kelompokkan menjadi penyebab
langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang
berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas seperti pendarahan, pre-
eklamsi-eklamsia, infeksi, persalinan macet dam abortus. Penyebab tidak langsung kematian
ibu adalah faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti empat terlalu (terlalu muda,
terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat jarak kelahiran) maupun yang
mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti tiga
terlambat (terlambat mengenali tanda bahaya dan terlambat mengambil keputusan, terlambat
mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat dalam penanganan kedaruratan )
(Prawirohardjo,2010:54)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Denpasar pada tahun
tahun 2018 di Kota Denpasar terjadi 4 kematian ibu dari 16.879 Kelahiran hidup yang terdiri
dari 4 kematian ibu hamil dan 4 orang ibu nifas. Kematian ibu di Kota Denpasar disebabkan
oleh karena Perdarahan 1 orang, 1 orang karena gangguan system peredaran darah dan 2
orang karena sebab lainnya (Dinkes Kabupaten Denpasar, 2018).
Upaya yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan Denpasar selain rutin melaksanakan Audit
Maternal Perinatal (AMP) untuk mengetahui akar permasalahan penyebab kematian juga
sudah dilaksanakan pembelajaran kasus yang mengakibatkan kematian ibu tersebut. Strategi
kedepannya yang akan diambil untuk mengatasi hal ini adalah selain melibatkan lintas sektor
dan lintas program agar ikut bersama – sama memantau ibu hamil, melahirkan dan masa
setelah melahirkan dengan gerakan sayang ibu di harapkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi di Kota Denpasar dapat di tekan. Kedepannya perlu terus digalakkan
upaya-upaya untuk menekan kematian ibu di Kota Denpasar dengan meningkatkan PWS ibu,
meningkatkan surveilans terhadap ibu hamil dan peningkatan cakupan penanganan ibu
dengan komplikasi.
Menurut sistem pencatatan dan pelaporan di Bidan Praktek Mandiri “AK” pada tahun
2018, dari 189 orang ibu hamil terdapat 70 orang ibu hamil dengan resiko tinggi. Diantaranya
20 orang dengan ibu hamil resti umur > 35 tahun, 13 orang resti umur < 20 tahun, 17 orang
dengan resti jarak anak, dan 20 orang dengan riwayat SC, dan 119 orang ibu hamil normal.
Jumlah ibu hamil pada tahun 2016 di Bidan Praktek Mandiri “AK” mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya yaitu 322 orang ibu hamil dengan 47 orang ibu hamil dengan resiko
tinggi. Penurunan ini disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu hamil dalam melakukan
pemeriksaan sedini mungkin pada kehamilannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
dengan memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu dimulai dari kehamilan
trimester tiga, bersalin, hingga masa nifas serta pemberian asuhan pada bayi baru lahir
dengan judul studi kasus yaitu : “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “”umur tahun
di PMB
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di tarik rumusan masalah yaitu:
Bagaimanakah “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “”umur tahun di PMB
Kelurahan”
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan yang komprehensif Pada Ny
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada
c. Mampu menentukan atau menetapkan diagnosis serta masalah yang terdapat pada
Mampu melakukan penatalaksaaan dan mengevaluasi efektivitas asuhan kebidanan pada
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penulis
kedepannya dalam meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
penanganan bayi baru lahir serta pelayanan kontrasepsi
2. Manfaat praktis
a. Bagi institusi pendidikan
Penulisan karya tulis ilmiah ini di harapkan dapat menambah referensi serta menjadi
pedoman dalam upaya peningkatan mutu pendidikan sehingga di harapkan nantinya
mampu memberikan asuhan kebidanan secara komperhensif dari kehamilan, persalinan,
nifas, perawatan bayi baru lahir, dan kontrasepsi.
b. Bagi pelayanan kesehatan
Penulisan karya tulis ilmiah ini bermanfaat dalam upaya mempertahankan serta
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan standar asuhan
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, penanganan bayi baru lahir serta
pelayanan kontrasepsi.
c. Bagi pasien
Penulisan karya tulis ilmiah ini di harapkan dapat memberi pengetahuan pada pasien
mengenai kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi, dan membantu dalam
menentukan kontrasepsi yang akan di gunakan setelah bersalin serta meningkatkan
kesiapan pasien dalam menghadapi proses prsalinan dan ketidak nyamanan yang
mungkin terjadi mengingat ini merupakan kehamilan ibu yang pertama dalam usia 21
tahun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Minggu)
24 Setinggi pusat
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40
d. Kala IV
Kala IV persalinan dimulai sejak plasenta lahir sampai dua jam setelah
plasenta lahir. Kala ini dimasukkan dalam persalinan karena pada masa ini sering
timbul perdarahan. Dua jam setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi
ibu dan bayi. Dalam kala IV ini petugas atau bidan harus tinggal bersama ibu dan
bayi untuk memastikan bahwa keadaannya dalam kondisi yang stabil dan
mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi (Prawirohardjo,
2009; 101).
Menurut Prawirohardjo, (2009; 119) dalam asuhan kebidanan pada persalinan
kala IV hal-hal yang perlu dievaluasi adalah:
1) Evaluasi Fundus
Evaluasi fundus dimulai sejak plasenta lahir. Tanda-tanda bahwa kontraksi
uterus dalam keadaan baik adalah konsistensi keras, bila konsistensi lunak
harus dilakukan masase uterus. Dan memastikan fundus setinggi atau di
bawah umbilicus.
2) Pemeriksaan plasenta dan laserasi
Inspeksi plasenta segera setelah persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin.
Jika ada bagian plasenta yang hilang, uterus harus diekplorasi dan potongan
plasenta dikeluarkan. Sewaktu suatu bagian dari plasenta tertinggal, maka
uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat
menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak
ada perdarahan dengan sisa plasenta.
Serviks, vagina dan perineum yang dilihat pertama kali adalah perlukaan,
yang kedua adalah luka memar. Setelah plasenta lahir, segera lihat bagian
serviks apakah menganga, tebal dan lembek. Lihat bagian serviks, vagina dan
perineum kemungkinan adanya laserasi.
Menurut Prawirohardjo (2009; 462) laserasi diklasifikasikan berdasarkan
luasnya robekan, yaitu:
a) Derajat satu : mukosa vagina, komisura posterior sampai kulit
perineum.
b) Derajat dua : mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum dan
otot perineum.
c) Derajat tiga : mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot
perineum dan otot spingter ani.
d) Derajat empat : mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot
perineum, otot spingter ani dan dinding depan rektum.
3) Penjahitan laserasi perineum/episiotomy
Penjahitan laserasi perineum dilakukan segera setelah penilaian dan inspeksi
plasenta. Pengecekan kontraksi uterus kembali sebelum melakukan penjahitan
harus dilakukan untuk memastikan bahwa tidak terjadi atonia uteri yang harus
membutuhkan kompresi bimanual interna (Yanti, 2010; 219).
4) Pemantauan selama kala IV
Karena terjadi perubahan fisiologi, maka pemantauan dan penanganan yang
dilakukan oleh tenaga medis adalah:
a) Pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput ketuban setelah kelahiran
plasenta
b) Memperhatikan jumlah darah yang keluar
c) Pemeriksaan perineum
Pemantauan keadaan umum ibu yang meliputi tekanan darah, nadi, tinggi
fudus uteri, kandung kemih, kontraksi uterus dan tanda-tanda adanya
perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam
kedua selama kala IV. (Prawirohardjo, 2009; 119)
8. Langkah asuhan persalinan normal
Menurut Sarwono, (2010; 341) terdapat 60 langkah asuhan persalinan normal, yaitu :
a. Melihat tanda dan gejala persalinan kala II
1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau
vaginanya
c) Perineum menonjol
d) Vulva vagina dan spingter ani membuka
Tampilan 0 1 2 Nilai
F. Pendokumentasian SOAP
Dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien,
keluarga pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur tindakan,
pengobatan pada pasien, dan respon pasien terhadap semua asuhan yang telah diberikan
(Sudarti, 2011; 38).
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang telah
dan akan dilakukan pada seorang pasien, didalamnya tersirat proses berfikir bidan yang
sistematis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen
kebidanan (Sudarti, 2011; 39).
Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode
SOAP, yaitu :
1. Data subjektif
Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Helen Varney langkah pertama adalah pengkajian data, terutama data yang diperoleh
melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut
pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan
diagnosis. Data subjektif ini akan menguatkan diagnosis yang disusun (Sudarti, 2011;
40).
Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pada klien, suami atau
keluarga (identitas umum, keluhan, riayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat
kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat
penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup) (Elisabeth, 2014; 169).
2. Data objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Helen Varney pertama adalah pengkajian data, terutama yang diperoleh melalui hasil
observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang
lain dapat dimasukan ke dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan bukti
gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis (Sudarti, 2011;
40).
3. Analisa (Assesment)
Analisa merupakan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi (kesimpulan)
dari data subjektif dan data objektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa
mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif
maupun data objektif maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal
ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisa data yang dinamis tersebut
dalam rangka mengikuti perkembangan pasien. Analis yang tepat dan akurat akan
menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien, sehingga dapat diambil
keputusan atau tindakan yang tepat (Sudarti, 2011; 40).
Analisa merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencangkup hal-hal berikut ini
diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial serta perlunya
mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menuntut
kewenangan bidan meliputi tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan
merujuk klien (Sudarti, 2011; 41).
4. Penatalaksanaan
Pendokumentasian P dalam SOAP adalah pelaksanaan asuhan yang sesuai
rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi
masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali tindakan
yang dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Sebanyak mungkin
pasien harus dilibatkan dalam proses implementasi ini. Bila kondisi pasien berubah,
analisa juga berubah maka rencana asuhan maupun implementasinya kemungkinan
berubah atau harus disesuaikan.
Dalam penatalaksanaan ini juga harus mencantumkan evaluasi yaitu tapsiran dari
efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil telah tercapai
dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/asuhan. Jika kriteria tujuan tidak
tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan
alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk mendokumentasikan
proses evaluasi ini, diperlukan catatan perkembangan, dengan tetap mengacu pada
metode SOAP.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah suatu penelitian yang memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu
gejala atau fenomena yang sedang terjadi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan mekanisme dari suatu proses dan menciptakan seperangkat kategori
ataupun pola ( Prasetyo, 2012). Pada penelitian ini peneliti menggambarkan
perkembangan kehamilan Ny dari trimester III sampai dengan 42 hari masa nifas.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah study kasus. Menurut
Notoatmodjo (2012) study kasus merupakan salah satu penelitian yang dilakukan dengan
cara meneliti suatu permaslahan melalui suatu kasus. Kasus tersebut akan dianalisis
secara mendalam baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri,
factor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul dan masih
berhubungan dengan kasus, maupun tindakab dan reaksi kasus terhadap perlakuan atau
pemaparan tertentu. Kasus yang dipelajari dalam penelitian ini adalah multikasus, yaitu
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
C. Pendekatan Subjek
Pendekatan subjek yang digunakan adalah pendekatam prospektif.
Pendekatan ini dilakukan dengan mengikuti perjalanan kehamilan, persalinan, nifas,
hingga 42 hari masa nifas berdasarkan urutan waktu secara langsung.
D. Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan unit analisis subjek tunggal pada kehamilan
dan kala I persalinan, serta subjek ganda pada persalinan kala II, III, IV dan nifas. Subjek
yang dipilih telah memenuhi kriteria inklusi Antara lain : bersedia menjadi subjek
penelitian, bertempat tinggal diwilayah Denpasar dan terjangkau oleh peneliti, kehamilan
normal tanpa factor resiko, serta tafsiran persalinan ( TP ) dalam rentan waktu …..
Subjek penelitian adalah Ny HPHT ibu tidak memiliki riwayat kesehatan Buruk seperti
hipertensi, asthma, penyakit jantung, dan diabetes militus. Ibu juga tidak memiliki
riwayat operasi, dan riiwayat infeksi menular seksual. Tingi cm, lila cm, riwayat
pemeriksaan terakhir menyatakan Hb g%.