PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga yang sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik,
dari segi ibu dan anak merupakan pertimbangan yang penting. Siklus
kehamilan, persalinan, nifas dan memiliki anak atau bayi baru lahir yang akan
menjadi suatu tonggak utama dalam sebuah keluarga. Untuk itu seseorang
(Yanti,2015).
yang telah terdaftar memperoleh SIPB (Surat Ijin Praktek Bidan) dari dinas
1
2
mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. Upaya
untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi salah satunya dengan
sebesar 15 per 1.000 kelahiranhidup, AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup dan
149/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016. Adapun AKB pada tahun 2016
dan 2017 adalah 3/100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu dan bayi di
pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
mengurangi AKI yaitu kurang dari 70 per 100.000 KH pada tahun 2030 serta
RI, 2017).
hamil, bersalin, sampai bayi baru lahir sehingga persalinan dapat berlangsung
dengan aman dan bayi yang dilahirkan selamat dan sehat sampai dengan
ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan
Mandiri Bidan (PMB) Nurmiati Konda Konawe Selatan” dimana klinik ini
layanan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir.
B. Ruang Lingkup
umur 23 tahun, pendidikan terakhir SD, pekerjaan ibu rumah tangga, suku
SOAP.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.S dengan
pendokumentasian SOAP.
2. Tujuan Khusus
pendokumentasian SOAP.
SOAP.
SOAP.
pendokumentasian SOAP.
5
pendokumentasian SOAP.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di Praktik Mandiri Bidan
(PMB) Yuni.
4. Bagi Masyarakat
tentang kehamilan, persalianan, nifas, dan bayi baru lahir sesuai standar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
Kehamilan adalah peristiwa yang didahului bertemunya sel telur atau ovum
dengan sel sperma dan akan berlangsung selama kira-kira 10 bulan atau 9
bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari yang dihitung dari hari pertama
Jensen 2016).
yaitu:
a. Ovulasi
yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi,
7
b. Konsepsi
membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya serta berjalan terus menuju
(Manuaba, 2016).
d. Pembentukan plasenta
diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.Vili
plasenta 15-20 kotiledon maternal pada janin plasenta akan dibagi menjadi
sekitar 200 kotiledon fetus dan setiap kotiledon fetus terus bercabang dan
8
mengambang ditengah aliran darah yang nantinya berfungsi untuk
a. Uterus
hyperplasia, sehingga otot rahim menjadi lebih besar lunak dan mengikuti
b. Vagina
9
Dengan terjadinya kehamilan, indung teluryang mengandung korpus
2016).
d. Payudara
(Manuaba, 2016).
yaitu:
a. Trimester 1
10
dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu
b. Trimester II
Trimester kedua biasanya ibu sudah merasa sehat dan sering disebut
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
janinnya. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak
c. Trimester III
bagi bayi dan kebahagiaan dalam menanti seperti apa rupa bayi nantinya
dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Kadang ibu merasa khawatir bila bayinya lahir sewaktu-
waktu. Ibu sering merasa khawatir kalau bayinya lahir tidak normal.
pada trimester ketiga dan banyak ibu merasakan aneh atau jelek. Di
11
samping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
1) Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
minggu.
stethoscope, lenec) DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-
20 minggu.
3) Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada
usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin dapat dilihat
1) Amenorea
12
seperti anemia, thypus, atau karna pengaruh psikis misalnya karna
muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang biasa disebut
dengan morning sicknes. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologi,
4) Sering Miksi
yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala
bias timbul karena janin mulai masuk kerongga panggul dan menekan
5) Konstipasi
13
Konstipasi atau obstipasi, pengaruh progesteron dapat
7) Pigmentasi kulit
Terjadi pada bulan-bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan akan
untuk “dua orang” sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan
14
dapat diketahui oleh periksa dengan melakukan pemeriksaan fisik pada
Bentuk uterus yang seperti buah avokad kecil (pada saat sebelum
(Prawiroardjo 2016).
2) Tanda piscaseck
posterior bila lokasi implantasi berada didekat kornu, maka daerah ini
3) Tanda hegar
15
hamil(Prawirohardjo 2016).
5) Tanda chadwick
(Prawirohardjo 2016).
a. Pengertian
16
mendapatkan kesehatan umum ibu. Mencegah secara dini penyakit yang
menyiapkan persalinan, menuju ibu sehat dan bayi sehat (Manuaba, 2010).
2010):
c. Standar ANC
pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
Disproportion)
17
skrining ibu hamil beresiko kurang energi kronis (KEK) maksudnya ibu
(beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
minggu.
bagian bawah janin bukan kepala atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
lain.
Pada saat kontak pertama, ibu hamil di skrining status imunisasi TT-
18
imunisasi saat ini.
terpenuhi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat
19
kontak pertama.
f) Pemeriksaan tessifilis
g) Pemeriksaan HIV
h) Pemeriksaan BTA
9) Tatalaksana/penanganan kasus
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu
melalui jalan lahir yang kemudian janin dapat hidup kedunia luar, proses ini
2. Tanda-Tanda Persalinan
20
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vagina
c. Perenium menonjol
3. Tahapan Persalinan
darah. Selain itu tanda lainnya adalah terjadinya penipisan dan pembukaan
Proses membukanya servik sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
b. Kala II (pengeluaran)
21
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Menurut Manuaba
(2016), gejala dan tanda kala dua persalinan yaitu ibu merasa ingin
bercampur darah. Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam
atau terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina. Bila dasar
panggul sudah berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his dan
dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi, muka dan dagu melewati
dan anggota bayi Padaprimigravida kala dua berlangsung rata-rata 1,5 jam
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Setelah bayi lahir, uterus teraba
keras dengan fundus uterus agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian
Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar
22
segmen bawah rahim.
c. Kala IV
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 2 jam. Dalam kala itu
2010)
di bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan
persalinan adalah pelvis minor. Terdiri dari susunan tulang yang kokoh
dihubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang kuat. Jalan lahir
adalah pelvis minor atau panggul kecil. Panggul kecil ini terdiri dari pintu
23
atas panggul, bidang terluas panggul, bidang sempit panggul dan pintu
d. Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi daya kerja otot-
otot yang dibutuhkan dalam persalinan. Baik itu yang otonom maupun yang
sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan dengan rasa tenang, maka
persalinan akan terasa mudah untuk ibu tersebut. Namun jika ia merasa
tidak ingin ada kehamilan dan persalinan, maka hal ini akan menghambat
dorongan ingin mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu bidan dapat
Tenaga ibu akan menjadi sia-sia jika saat untuk mengejan yang ibu
yang sangat sakit. Kontraksi ini bersifat involunter yang beketrja dibawah
24
2) Perubahan serviks
3) Kardiovaskuler
masuk kedalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah
4) Perubahan ginjal
5) Perubahan hematologi
25
6. Perubahan Fisiologi kala II
a. Tekanan darah
kemudian menurun dan pada akhirnya berada sedikit diatas normal. Oleh
b. Metabolisme
dua disertai upaya mengedan pada ibu yang akan menambah aktivitas otot
c. Denyut nadi
d. Suhu
f. Perubahan ginjal
26
Polyuria sering terjadi selama persalinan.Kondisi ini dapat diakibatkan
menjadi kurang jelas pada posisi terlentang karena posisi ini membuat
g. Perubahan gastrointestinal
h. Perubahan hematologi
dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pasca partum
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta teraba keras
Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit – 15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah. Komplikasi yang dapat timbul pada kala II
adalah perdarahan akibat atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir,
27
dilepaskan dari perlekatannya dan pengumpulan darah pada ruang utero –
kemudian. Periode ini merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian
ibu, terutama kematian disebabkan perdarahan. Selama kala IV, bidan harus
memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam
kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus
pada tengah dari abdomen kira – kira 2/3 antara symphysis pubis dan
kanan maka sutura sagitalis melintang kekanan atau posisi jam 9. Pada
saat itu kepala dalam posisi fleksi ringan. Jika sutura sagitalis dalam
sulit karena menempati ukuran yang terkecil dari PAP. Jika sutura sagitalis
pada posisi tengah jalan lahir yaitu tepat diantara simpysis dan
os pariatela depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak
28
promontorium, maka yang kita hadapi adalah posisi ”asynclitismus”.
parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang. Saat kepala masuk
kepala janin masuk PAP akan terfiksasi yang disebut dengan engagement.
masuk ke rongga dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multi gravida
yaitu fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi. Majunya kepala janin ini
c. Fleksi
diatas kepala janin menjadi fleksi karena momen yang menimbulkan fleksi
panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi maksimal. Kepala turun
29
menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah
paksi dalam.
rupa, sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar kedepan dan
terendah, biasanya daerah ubun-ubun kecil dan bagian ini akan memutar
bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam terjadi
sebagai berikut:
kepala
posterior.
e. Ekstensi
30
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar
panggul terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan
melewati pintu bawah panggul. Rotasi UUK akan berputar kearah depan,
untuk dapat dilahirkan. Saat ada his vulva akan lebih membuka, kepala
janin makin tampak, perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus
janin. Bahu melintasi PAP dalam posisi miring. Didalam rongga panggul
seluruhnya.
31
Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan asuhan yang diberikan
anus.
c. Perineum menonjol.
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
5. Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua permeriksaan
dalam.
32
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati- hati dari
dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum, atau
#9)
amniotomi.
yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
meneran
33
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
(pada saat ada hís, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
16. Membuka partus set. Membuka sarung tangan DTT atau steril
17. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan
18. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain
19. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
34
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian
b. Jika tali pusat melilit leher dengan erat, mengklemnya didua tempat dan
memotongnya.
20. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan
arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk
22. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi
23. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki dengan hati-hati
35
24. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi di
atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari
tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang
26. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
27. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting
28. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi
dengan kain atau selimut yang bersih dankering, menutupi bagian kepala
29. Membiarkan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
30. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
32. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitoksin
10 unit I.M di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibubagian luar, setelah
36
34. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu tepat di atas
arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
36. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambilmenarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan
b. Jika tali pusat tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat
selama 15 menit :
5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.
37
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan desinfeksi tingkat
tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
Pemijatan uterus
Menilai perdarahan
39. Memeriksa kedua plasenta baik yang menempel ke ibu maupunjanin dan
40. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
38
43. Menempatkan klem tali pusat desinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali desinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali
44. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan
yang sesuai.
51. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
39
dua jam pertama pasca persalinan.
53. Melakukan tindakan yang sesuai dengan temuan yang tidak normal.
dekontaminasi
yang sesuai
Dokumentasi
C. Nifas
1. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
40
berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai 42 hari dimana pada masa itu
terjadi pemulihan keadaan alat kandungan seperti pada saat sebelum terjadi
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
dengan baik.
dan sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki penyulit
atau komplikasi.
41
3. Perubahan fisiologi pada masa nifas
a. Uterus
ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos
uterus.
b. Serviks
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari dan setelah 7
c. Lokia
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
lochea memiliki ciri khas : bau amis atau khas darah dan adanya bau
42
plasenta, dinding rahim,
meconium
a Hari kecoklatan
dan
berlendir
laserasi plasenta
selaput lender
serviks,dan serabut
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam
43
Perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh
e. Sistem Pencernaan
normal.Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari
setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot
laserasi dan hemoroid sering menduga nyeri saat defekasi sehingga ibu
membantu eliminasi pada ibu nifas. Akan tetapi proses konstipasi juga
44
lukanya akan terbuka bila ibu buang air besar (Marmi,2015).
f. Sistem Perkemihan
demikian, paska melahirkan ibu sulit merasa buang air kecil dikarena
trauma yang terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
itu, rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat
pulih kembali dalam 5-7 hari setelah bayi lahir (Marmi, 2015).
g. Tanda-tandaVital
1) Suhu tubuh
45
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 0C. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 0C dari keadaan
normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu
hari ke-4 postpartum, suhu badan akan naik lagi. Apabila kenaikan
2) Nadi
3) Tekanan Darah
120 mmHg dan diastolic 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus
4) Pernafasan
normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam
46
keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal,
khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum
2015).
Menurut Walyani, 2016. Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada
pertama sampai hari kedua melahirkan. Pada fase ini ibu sedang
dialami ibu pada fase ini seperti mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur
yang dialami ibu misal rasa mules karena rahim berkontraksi untuk
4) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayi
47
tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan hanya
b. Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari
marah.
perawatan masa nifas dan merawat bayi dengan baik, sehingga bayi
(Walyani,2016).
n Nifas Kunjungan
48
I 6-8 Jam setelah 1. Mencegah perdarahan masa nifas
ASI awal
attachment)
hipotermia
pusat,memandikan bayi)
lochea tidakberbau
49
kepala hebat,dll
tanda-tanda penyulit
mandiri
kesehatan terdekat
setelah
persalinan
kontrasepsi efektif/sesuai
kebutuhan
50
D. Bayi baru lahir
1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dengan berat lahir berat badan lahir antara 2500- 4000 gram
(Sondakh,2013)
51
Menurut Muslihatun, 2012 adaptasi fisiologis yang terjadi pada bayi baru
lahir adalah:
a. Sistem pernapasan
tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan
b. Suhu tubuh
1) Evaporasi
2) Konduksi
kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi
3) Konveksi
suhu udara).
4) Radiasi
52
Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya
c. Metabolisme
kurang lebih pada hari keenam, pemenuhan kebutuhan energi bayi 60%
d. Peredaran darah
turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium
relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi
ginjal belum sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang
dewasa.
f. Imunoglobin
imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil.
g. Traktus digestivus
53
Pada neonatus, traktus digestivus mengandung zat yang berwarna
h. Hati
morfologis, yaitu kenaikan kadar protein serta penurunan kadar lemak dan
glikogen. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir daya
Derajat keasaman (pH) darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis
diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai
24 jam setelah kelahiran. Asuhan yang diberikan kepada BBL bertujuan untuk
keadaan bayi segera setelah lahir. Hasil yang diharapkan dari pemberian
a. Kunjungan neonatus
54
b) Memastikan bayi menyusu sesering mungkin
c) Memastikan bayi sudah buang air besar (BAB) dan buang air kecil
(BAK)
selama 6 bulan
Menurut (Saifudin, 2013). Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
yaitu diantaranya:
55
Table 2.3 Penilaian apgar score
Tanda 0 1 2
kuat
sedikit/fleksi tungkai
tungkai baik/reaksi
melawan
teratur menangis
kuat.
Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variable dengan angka 0, 1 dan 2
nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat ditentukan keadaan bayi sebagai
berikut : Nilai 7-10 menunjukan bahwa bayi dalam keadaan baik (vigrous
56
a) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
b) Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi
lebih lama dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit
tengadah ke belakang.
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang
bulan.
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya
Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak
ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya
4) Memberi vitamin K
semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu di beri vitamin K per
oral 1 mg/hari selama tiga hari, sedangkan bayi berisiko tinggi di beri
57
5) Memberi salep mata
setelah selesai melakukan perawatan tali pusat. Dan harus dicatat di dalam
6) Identifikasi bayi
kemungkinan lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di
lanjut.
b) Pernapasan, pernapasan bayi baru lahir normal 30-60 kali per menit.
c) Denyut Jantung, denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160
58
Manajemen 7 langkah Varney (2016), yaitu:
1. Pengumpulan data
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan kondisi klien. Untuk
a. Anamnesis
b. PemeriksaanFisik
sebenarnya serta valid. Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah
2. Interpretasi data
59
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
rasional/logis.
atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan
60
proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen tidak hanya berlangsung
selama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga
selama wanita tersebut dalam dampingan bidan. Misalnya, pada waktu wanita
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti
pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir.
Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
5. Rencana asuhan
diantisipasi, dan pada langkah ini reformasi/data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah psikologis.
mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap
rencana haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien,
61
agar dapat dilaksankan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari
pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan
melaksanakan.
6. Implementasi
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika
tersebut.
7. Evaluasi
efektif jika memang sesuai dengan masalah dan diagnosis klien, juga benar
asuhan yang telah diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi terhadap
62
proses asuhan yang telah diberikan. Dengan harapan, hasil evaluasi proses
F. Pendokumentasian SOAP
1. Pengertian SOAP
bermanfaat bagi bidan atau pemberian asuhan yang lain mulai dari data
rencana asuhan.
63
c. Merupakan urutan-urutan dalam mengorganisir pikiran bidan dan
a. Subjektif (S)
Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan oleh klien.
b. Objektif (O)
Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan saat
c. Assessment (A)
kesimpulan.
64