Anda di halaman 1dari 237

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut prawirohardjo (2007) kehamilan merupakan suatu mata

rantai yang berkesinambungan dan dimulai dari ovulasi pelepasan

ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, proses konsepsi, nidasi

(implantasi) pada endometrium, pembentukan plasenta dan tumbuh

kembang hasil konsepsi hingga kira-kira 280 hari (40 minggu) dan

tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). masa kehamilan dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari

(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Menurut usianya kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : Kahamilan

triwulan I yaitu dari konsepsi sampai 3 bulan, Kehamilan triwulan II

yaitu dari bulan ke 4 sampai 6 bulan , Kehamilan triwulan III yaitu dari

bulan ke 7 sampai 9 bulan.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

2012 menyebut Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359

per 100 ribu kelahiran (Kemenkes RI, 2014). AKI di Indonesia

termasuk tinggi dibandingkan dengan Negara-negara di Asia Tenggara

lainnya dan masih jauh dari target Sustainable Development Goals

(SDGs) yang salah satu tujuannya adalah menjamin kehidupan yang

sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia,

1
2

menargetkan pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di

bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).

AKI di Banten masih jauh dari pencapaian SDG’s, sehingga

dibutuhkan upaya yang lebih intensif dalam penanganan AKI tersebut.

Menurut Dinas Kesehatan Banten 2016, jumlah kematian ibu untuk

Provinsi Banten tahun 2016 adalah 253 kasus dan jumlah kematian

bayi di Provinsi tahun Banten 2016 adalah 634 kasus (Dinkes Provinsi

Banten, 2016).

Menurut Dinkes Kabupaten Lebak jumlah kematian ibu pada

tahun 2016 sebanyak 38 kasus, dan jumlah kematain bayi mencapai

58 kasus, hal tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan pada

tahun 2015 AKI mencapai 179/100.000 kelahiran hidup dan AKB tahun

2015 mencapai 19/1000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut mengalami

penurunan tetapi belum sesuai harapan (Dinkes Provinsi Banten,

2016).

AKI merupakan barometer pelayanan kesehatan ibu disuatu

Negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan kesehatan ibu belum

baik. Begitupun sebaliknya bila AKI rendah berarti pelayanan

kesehatan ibu sudah baik (Prawirohardjo, 2014)

Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 30,5%,

infeksi 22,5%, eklamsi 17,5%. Penyebab kematian obstetri langsung

yaitu perdarahan 24%, retensio 22%, sepsis 20,8%, eklamsi 16%,

sedangkan secara tidak langsung antara lain anemi, kurang energi


3

kornis dan keadaan 4T yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat,

terlalu banyak (Manuaba, 2008).

Menurut (Tarwoto, 2013). Anemia adalah kondisi dimana

berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau

massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya

sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik

untuk melakukan manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif

pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada ny. R di Klinik

Chika Medika Bidan Eneg Ita Rosita,SST,MM,M.Kes. dengan

pendekatan manajemen asuhan kebidanan varney dan

pendokumentasiannya dengan tekhnik SOAP.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang AKI dan AKB di Indonesia masih

tinggi, dengan adanya bidan sebagai tenaga kesehatan mempunyai

peran penting dalam upaya penurunan AKI dan AKB. Oleh karena itu

penulis tertarik untuk melakukan manajemen asuhan kebidanan secara

komprehensif pada ibu hamil dengan anemia ringan sekali, bersalin,

nifas dan bayi baru lahir yaitu pada ny. R di Klinik Chika Medika Bidan

Eneg Ita Rosita,SST,MM,M.Kes. dengan pendekatan manajemen

asuhan kebidanan varney dan pendokumentasiannya dengan tekhnik

SOAP.
4

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa dapat menganalisa, menerapkan

dan memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan anemia ringan sekali, bersalin, nifas dan bayi baru lahir

sesuai dengan standar sehingga dapat membantu menurunkan

angka kesakitan dan kematian ibu.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam pelaksanan studi kasus ini penulis dapat

melaksanakan:

1) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

pendekatan managemen kebidanan (Varney) dan

pendokumentasiannya dengan tekhnik SOAP

2) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan

pendekatan managemen kebidanan (Varney) dan

pendokumentasiannya dengan tekhnik SOAP

3) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan

pendekatan managemen kebidanan (Varney) dan

pendokumentasiannya dengan tekhnik SOAP

4) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan pendekatan managemen kebidanan (Varney) dan

pendokumentasiannya dengan tekhnik SOAP


5

D. Manfaat

a. Bagi Klien (ibu hamil)

Menambah ilmu pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir agar ibu dan bayi dapat selamat

dan sehat. Mendapatkan pelayanan yang komprehensif sehingga

komplikasi persalinan, nifas, dan pada bayi baru lahir dapat dicegah

dan terdeteksi sedini mungkin.

b. Bagi Penulis / Tenaga Kesehatan

Penulis mampu mengembangkan dan menerapkan secara

nyata ilmu yang sudah didapatkan selama pendidikan mengenai

asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin,

nifas dan bayi baru lahir.

c. Bagi Bidan Praktik Mandiri

Sebagai bahan masukan dalam melakukan Asuhan Kebidanan

secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru

lahir sesuai dengan Standar Asuhan Kebidanan.

d. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai dokumentasi agar dapat dimanfaatkan atau sebagai

perbandingan dalam perubahan studi kasus pada angkatan

selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Menurut usianya

kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : Kahamilan triwulan I

yaitu dari konsepsi sampai 3 bulan, Kehamilan triwulan II yaitu

dari bulan ke 4 sampai 6 bulan , Kehamilan triwulan III yaitu dari

bulan ke 7 sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2007).

Sedangkan menurut (Manuaba, 2012: 75) Kehamilan

merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari

: Ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum. Konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantassi) pada uterus,

pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi

sampai aterm.

2. Tanda – Tanda Kehamilan

Menurut Yeyeh, (2009) Tanda-tanda kehamilan, meliputi:

a. Tanda tidak pasti kehamilan (Presumtif)

1) Amenorhea (Tidak datang bulan)

Tidak datangnya haid (Amenorhea) dianggap

sebagai tanda kehamilan.Namun, hal ini tidak dapat

6
7

dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena

amenorhea dapat juga terjadi pada beberapa penyakit

kronik seperti tumor-hipofise, perubahan faktor

lingkungan, malnutrisi dan gangguan emosional.

2) Mual dan Muntah

Mual muntah yang berkepanjangan dalam kedokteran

disebut mornimg sickness yang munculnya pada pagi

hari.

3) Mastodinia

Rasa sakit dan kencang pada payudara (mastodinia)

disebabkan karena payudara yang

membesar.Faskularisasi bertambah asinus dan duktus

berpoliferasi karena pengaruh hormon ekstrogen dan

progesteron.

4) Quickening

Persepsi gerakan janin pertama biasanya disadari

oleh wanita pada usia kehamilan 18-20 minggu.

5) Gangguan Kencing

Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing

malam, disebabkan karena desakan uterus yang

membesar dan tarikan oleh uterus ke cranial. Biasanya

ini terjadi pada trimester kedua tapi akan hilang karena

uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada


8

trimester ketiga gejala biasanya timbul karena janin

mulai masuk keruang panggul dan menekan kembali

kandung kemih.

6) Konstipasi

Hal ini terjadi karena relaksasi progesteron atau dapat

juga berubah karena pola makn

7) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penuruan

berat badan karena nafsu makan menurun dan muntah-

muntah.Pada bulan berikutnya berat badan meningkat

sampai stabil menjelang aterm.

8) Perubahan warna kulit

Adanya cloasma (perubahan pada kulit) yakni warna

kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung, hidung

dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita

dengan kulit gelap. Biasanya muncul setelah usia

kehamilan 16 minggu. Pada daerah aerola dan putting

payudara menjadi lebih hitam, perubahan ini disebabkan

stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating Hormon).Pada

kulit abdomen dan payudara mengalami perubahan

warna seperti jaringan parut (Striae Gravidarum).


9

9) Perubahan payudara

Terjadinya pembesaran payudara akibat stimulasi

prolaktin dan HPL (Human Placental Lactogen),

payudara mensekresi kolostrum. Biasanya terjadi pada

usia kehamilan lebih dari 16 minggu.

10) Mual dan muntah

Pengaruh hormon pada sistem gastrointestinal

mungkin menyebabkan mual dan muntah (morning

sickness) yang muncul kira-kira pada minggu kelima

atau keenam yang terus berlanjut sampai minggu

keempat belas kehamilan.

11) Mengidam (ingin makanan khusus)

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama. Ibu hamil

sering meminta makanan dan minuman tertentu,

terutama pada trimester pertama, hal ini akan

menghilang seiring makin tuanya kehamilan.

12) Sering berkemih

Penekanan pada kandung kemih disebabkan oleh

awalnya antefleksi posisi uterus ke arah anterior, dan

kemudian pada trimester pertama karena pembesaran

uterus menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih.


10

13) Pingsan

Sering terjadi bila berada ditempat-tempat ramai

yang sesak dan padat. Hal ini akan menghilang setelah

usia kehamilan lebih dari 16 minggu.

14) Lelah (fastigue)

Hal ini disebabkan menurunnya Basal Metabolic Rate

(BMR) dalam trimester pertama kehamilan. Dengan

meningkatnya aktifitas metabolic janin sesuai dengan

berlanjutnya usia kehamilan, maka rasa lelah yang

terjadi selama trimester pertama akan berangsur-angsur

menghilang dan kondisi ibu hamil akan menjadi lebih

segar.

15) Varises

Hal ini biasanya terjadi pada trimester

terahir.Terdapat pada daerah genetalia eksterna, fossa

popliteal, kaki dan betis.Pada multigravida kadang-

kadang varises ditemukan pada kehamilan yang

terdahulu, timbul kembali pada trimester pertama dan

terkadang timbulnya varises merupakan gejala pertama

kehamilan muda.

16) konstipasi atau obstipasi

terjadinya konstipasi karena otot-otot usus menurun

oleh pengaruh hormon steroid.


11

17) Epulis

Suatu hypertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi

pada trimester pertama.

b. Tanda-Tanda Kemungkinan Kehamilan (Dugaan Hamil)

1) Perubahan uterus

Terjadinya perubahan ukuran, bentuk dan

konsisitensi.Uterus berubah menjadi lunak bentuknya

globuler.Teraba ballotement, tanda ini muncul pada

minggu ke 16-20 minggu.Setelah rongga rahim

mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup

banyak.Ballotement adalah tanda ada benda terapung

dalam cairan.

2) Tanda piskacek’s

Uterus membesar ke satu arah hingga menonjol

jelas kearah pembesaran tersebut.

3) Suhu basal

Suhu basal sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara

37,20C – 37,80C adalah salah satu tanda akan adanya

kehamilan.

4) Perubahan-perubahan pada serviks

Tanda hegar yaitu pelunakan pada daerah itsmus

uteri, sehingga lebih tipis dan mudah difleksikan, hal ini

dapat diketahui dengan pemeriksaan bimanual.Tanda


12

ini mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata

pada minggu ke-7 dan 8.

Tanda goodells yaitu servik terasa lebih lunak hal ini

dapat diketahui dengan pemeriksaan

bimanual.Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat

berdampak seperti ini.

Tanda chadwick yaitu vagina dan portio tampak lebih

merah, agak kebiru-biruan (lividea) disebabkan

hipervaskularasi.

Tanda Mc Donald yaitu fundus uteri dan servik bisa

dengan mudah difleksikan satu sama lain dan

tergantung lunak atau tidaknya jaringan itsmus.

5) Pembesaran Abdomen

Pembesaran abdomen tampak jelas pada usia

kehamilan 16 minggu, karena pada saat itu uterus

keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga

perut.

6) Kontraksi Uterus

Tanda ini biasanya terjadi pada kehamilan lanjut

dan ibu hamil mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak

disertai rasa sakit.

7) Pemeriksaan Test Biologis Kehamilan

Apabila hasil positif, masih ada kemungkinan palsu.


13

c. Tanda pasti kehamilan

1) Denyut jantung janin

Dapat didengar dengan leanec pada usia kehamilan

17-18 minggu. Dengan ultrasonic (Doppler) DJJ dapat

didengar pada usia kehamilan 12 minggu.

2) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin dimulai pada usia kehamilan 12 minggu

dan dapat dirasakan pada usia kehamilan 16-20 minggu.

3) Tanda Braxton-Hiks

Apabila uterus dirangsang akan mudah berkontraksi.

Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil (Romauli,

2011).

3. Menentukan Usia Kehamilan

a) Metode Kalender

Metode yang seringkali dipergunakan tenaga

kesehatan di lapangan yang sesuai dengan rumus Neagle,

yaitu dihitung dari tanggal haid terakhir, hari ditambah 7,

bulan dikurang 3 atau ditambah 9, tahun ditambah 1 atau

tidak. Yeyeh (2009)

Lama rata-rata kehamilan adalah 266 hari setelah

terjadi fertilisasi ovum atau (pada siklus haid 28 hari), 280

hari atau 40 minggu atau bulan 7 hari, sejak hari pertama

masa haid normal yang terakhir.


14

b) Quickening (Goyang Anak)

Terkadang riwayat haid tidak pasti, terutama jika

wanita hamil tidak ingat tanggal hari pertama dan haid

terakhir. Penatalaksanaan pada kasus ini dengan

menanyakan quickening (gerakan anak yang terasa

pertama kali) dan mencatat tanggalnya. Tanggal saat

quickening ditambah 5 bulan kalender agar dapat

memperoleh tanggal perkiraan persalinan. Dapat juga

ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasakan

pergerakan janin hidup ”feeling life” (quickening).

c) Tinggi Fundus

Tinggi fundus uteri diukur pada setiap kali

kunjungan. Pertumbuhan uterus akan terus terjadi dan

dapat diperkirakan sehingga tinggi fundus uteri merupakan

pedoman yang baik untu menetukan usia kehamilan.

Mengukur tinggi fundus juga dapat dilakukan dengan

banyak metode seperti: menurut Spiegelberg dengan jalan

mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis, menurut Mac

Donald dengan modifikasi spiegelberg, yaitu jarak fundus

dalam cm dibagi 3,5 merupakan usia kehamilan dalam

bulan, menurut Ahfeld ”ukuran kepala-bokong” = 0,5

panjang sebenarnya, bila diukur jarak kepala-bokong

adalah 20 cm maka usia kehamilan adalah 8 bulan.


15

Rumus Johson-Tausak menentukan taksiran berat janin

adalah

Menurut Mc Donald dalam Kusumahati (2010) menentukan

umur kehamilan dilihat dari tinggi fundus uteri (TFU), yaitu :

bagian terendah janin masuk pintu atas panggul


PBBJ = ( TFU – 11 ) x 155
bagian terendah janin belum masuk pintu atas
panggul
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155

22-28 minggu : 24-25 cm diatas simfisis,

28 minggu : 26,7 cm diatas simfisis,

30-32 minggu : 29,5-30 cm diatas simfisis,

34 minggu : 31 cm diatas simfisis,

36 minggu : 32 cm diatas simfisis,

38 minggu : 33 cm diatas simfisis,

40 minggu : 37,7 cm diatas simfisis.

Tabel 2.1

Pengukuran Tinggi Fundus

Tinggi fundus
Usia
Menggunakan pununjuk-
kehamilan Dalam cm
penunjuk badan
12 minggu - Teraba di atas simpisis pubis
Di tengah, antara simfisis pubis
16 minggu -
dan umbilikus
20 minggu 20 cm(± 2 cm) Pada umbilikus
Usia kehamilan dalam
22-27 minggu -
minggu = cm(± 2 cm)
Di tengah, antara umbilikus dan
28 minggu 28 cm(± 2 cm)
prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam -
16

minggu = cm(± 2 cm)


36 minggu 36 cm(± 2 cm) Pada prosesus sifoideus

d) Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan sinak X akan memperlihatkan psifikasi

berbagai bagian janin dari sejak usia kehamilan 16 minggu.

Pemeriksaan ini hampir tidak pernah dilakukan untuk menilai

usia kehamilan karna dapat menimbulkan bahaya.

e) Pemeriksaan USG

Kantong janin dapat dilihat pada usia kehamilan 6-7

minggu dan kepala janin dapat diukur pada usia kehamilan

13 minggu dengan menggunakan USG (pemantulan

gelombang suara frekuensi tinggi dengan panjang

gelombang yang pendek). USG merupakan cara

pemeriksaan invasif. Pemeriksaan USG juga sudah

menggantikan peranan sinar X dalam menilai maturasi janin

(Rukiah, dkk. 2013).

4. Perubahan Fisiologis pada saat Kehamilan

Adaptasi anatomi, dan fisiologi serta biokimiawi yang

terjadi pada wanita selama masa kehamilan yang pendek itu

begitu besar. Perubahan-perubahan tersebut segera terjadi

setelah fertilisasi dan berlanjut sepanjang kehamilan ( Yeyeh,

2009).
17

Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada sistem

reproduksi dan payudara sebagai berikut :

a. Uterus

Peningkatan dramatis dalam ukuran dan berat uterus.

Kontraksi Braxton Hicks, dimulai pada akhir trimester

pertama. Kontraksi ini merupakan kontraksi ritmik uterus

yang tidak nyeri pada awalnya, tetapi menjadi nyata dan

kadang-kadang tidak nyaman menjelang masa kelahiran

(akhir kehamilan). Kondisi di atas disebut ”persalinan palsu”,

kontraksi Braxton Hicks dapat di palpasi selama

pemeriksaan bimanual pada bulan ke-4 dan dapat di palpasi

per abdomen pada mingu ke-28.

b. Serviks

Jaringan kelenjar yang jumlahnya meningkat dan

menjadi hiperaktif. Sumbatan lendir terbentuk dalam serviks

dan berperan sebagai sawar untuk mencegah infeksi

menjalar. Peningkatan aliran darah ke serviks menyebabkan

pelunakan (tanda Goodell) dan kebiruan (tanda Chadwick).

Tanda Goodell dan Chadwick dapat dilihat saat pemeriksaan

spekulum.

c. Ovarium

Produksi ovum berhenti. korpus luteum tetap ada dan

mensekresikan hormon sampai minggu ke 10-12.


18

d. Vagina

Peningkatan vaskularitas yang menimbulkan warna

kebiru-biruan (tanda chadwick).

e. Mammae

Bertambahnya ukuran dan nodularitas: kadang-kadang

nyeri tekan meningkat. Vena supervisial menjadi lebih

menonjol. Peningkatan pigmentasi areola dan putting susu.

Kolostrum biasanya dihasilkan pada mingggu ke-12. ibu

yang kelihatan belum juga mengeluarkan kolostrum,

membutuhkan motivasi bahwa ia dapat memproduksi

kolostrum sekalipun kolostrum tidak kelihatan jelas.

f. Sistem pernafasan

Akan terjadi beberapa kali hiperventilasi selama

kehamilan. Peningkatan volume tidal, penurunan resistansi

jalan nafas. Diafragma meninggi, sudut substernal

meningkat. Perubahan pernafasan abdomen menjadi

pernafasan dada.

g. Sistem Kardiovaskuler

Volume darah meningkat sekitar 45%. Penurunan

resistensi pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah

pulmonal. Pada minggu ke 24-28, curah jantung meningkat

30% sampai 50% melampaui nilai sebelum hamil, akan


19

selalu meningkat selama gestasi. Peningkatan frekuensi

nadi.

Tekanan karena pembesaran uterus pada vena kava

dapat mempengaruhi aliran darah balik ke jantung dan

mengakibatkan pusing, pucat, berkeringat, dan penurunan

tekanan darah. Kondisi ini dinamakan sindrom vena kaval

atau sindrom hipotensi pada posisi terlentang. Hal ini dapat

diperbaiki dengan meminta ibu untuk berbaring miring atau

dengan meletakan sebuah bantalan di bawah pinggul

kanannya. Kadar sel darah merah dan hemoglobin

meningkat, begitu juga kadar plasma. Karena peningkatan

volume plasma jauh lebih banyak terjadi anemia fisiologik

kehamilan, yang terlihat pada penurunan hematrokit (Ht)

yang jelas. Nilai Ht sebesar 32% sampai 44% masih

dikatakan normal.

Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama

kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel darah normal

pada kehamilan. Peningkatan volume darah ibu terutama

terjadi akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan

jumlah sel darah merah.

h. Sistem Gastrointestinal

Biasanya terjadi mual, kadang-kadang terjadi muntah.

Ptialisme (salliva berlebihan) adalah masalah yang kadang-


20

kadang terjadi. Usus dan perut terdesak oleh uterus. Sfingter

jantung yang refleks menimbulkan refluks sekresi yang

asam, mengakibatkan nyeri ulu hati. Konstipasi disebabkan

oleh pengosongan lambung yang terlambat diisi oleh nutrisi.

i. Sistem Saluran Kemih

Peningkatan tekanan pada kandung kemih akibat dari

pertumbuhan uterus selama trimester pertama dan ketiga

menimbulkan sering berkemih. Laju filtrasi glomerulus dan

aliran plasma ginjal meningkat. Peningkatan insiden

glikosuria, yang bernilai normal atau bisa mengindikasikan

diabetes melitus gestasi. kandung kemih pada masa

kehamilan tertekan oleh uterus karena posisi blass berada

didepan uterus sehingga akan meningkatkan frekuensi

buang air kecil, Terutama pada trimester I. trimester II

tekanan uterus terhadap blass berkurang. Karena uterus

sudah mulai keluar dari rongga panggul dan pada trimester

III sering terjadi rangsangan kembali karena bagian terendah

janin turun ke rongga panggul. Hal ini sama dengan

dikemukakan oleh pendapat sunarsih (2011).

j. Kulit dan Rambut

Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting

susu, vulva dan linea nigra. Terbentuknya kloasma pada

wajah, yaitu area pigmentasi berbentuk kupu-kupu pada


21

muka. Biasanya menghilang setelah melahirkan. Disebut

juga ”topeng kehamilan”. Striae atau tanda guratan bisa

terjadi di daerah abdomen, mammae, dan paha.

Kemunculan spider nevi yang vaskuler, bentuknya kecil,

berwarna merah terang dan menyebar, yang berasal dari

pusat tubuh. Laju pertumbuhan rambut berkurang.

k. Sistem Muskuloskeletal

Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan

berat wanita hamil, menyebabkan postur dan cara berjalan

wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi

abdomen yang membuat panggul miring ke depan,

penurunan tonus otot perut, dan peningkatan berat badan

pada akhir kehamilan membuat penyesuaian ulang

(realigment), dan kurvutura spinalis. Pusat gravitasi wanita

bergeser ke depan.

5. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Menurut Nurul (2012), setelah terjadi konsepsi

(pembuahan akibat bertemuya sel telur/ovum dengan sperma),

selanjutnya terjadi proses pembelahan sel hasil konsepsi,

kemudian melakukan nidasi/implantasi di endometrium sampai

janin tumbuh dan berkembang menjadi embrio, dan akhirnya

menjadi janin.
22

a. Umur 4 minggu

Mulai dibentuk tulang belakang, otak syaraf tulang

belakang, jantung saluran pencernaan, mata, hidung, dan

telinga. Janin berukuran 7,5 – 10 mm.

b. Umur 8 minggu

Jari jemari mulai dibentuk, kepala menekur ke dada.

Jantung mulai memompa darah. Perut, muka dan bagian

utama otak dapat dilihat. Janin berukuran 2.5 cm dan berat

kira-kira 5 gram.

c. Umur 12 minggu

Daun telinga lebih jelas, kelopak mata melekat, leher

mulai dibentuk. Denyut jantung dapat terlihat dengan USG,

jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal sudah memproduksi

urine. Urine dibuang kedalan air ketuban, banyaknya sekitar

44 ml dan produksi rata -rata 0.05 – 0.10 ml per menit. Janin

berukuran 9cm dan berat sekitar 15 gram.

d. Umur 20 minggu

Kulit lebih tebal, mulai dibentuk alis, bulu mata,

rambut dan rambut halus dikulit. Janin mengembangkan

jadwal teratur untuk tidur, menelan dan menendang. Janin

berukuran 25cm dengan berat 280 gram.

e. Umur 24 minggu
23

Kerangka janin berkembang cepat, perkembangan

pernafasan dimulai. Janin berukuran 30-32 cm dan berat

600 gram.

f. Umur 28 minggu

Janin dapat mengatur suhu dan dapat bernafas tetapi

air ketuban tidak masuk ke dalam paru-paru. Janin

berukuran 35cm dan beratnya 1000gram

g. Umur 32 minggu

Kulit merah dan keriput, simpanan lemak coklat,

berkembang di bawah kulit. Janin berukuran 40-43 cm dan

berat 1600 gram

h. Umur 36 minggu

Muka berseri, tidak keriput, janin dapat bergerak dan

berputar banyak. janin berukuran 46 cm dan berat 2500

gram

i. Umur 38 minggu

Kulit licin dan janin siap lahir. janin berukuran 50-55

cm dan berat 3000 gram (Wiknojosastro, 2005).

6. Adaptasi psikologis pada kehamilan

Selama kehamilan kebanyakan ibu ngalami perubahan

pisikologis dan emosional yang berhubungan dengan perubahan

biologis ibu selama hamil. Emosional ibu hamil yang labil, sangat

sensitif, dan berubahan-ubah menyebabkan perlunya ibu hamil


24

mendapatkan saran, dorongan, pengarahan dan bantuan dari

orang-orang sekitarnya.

a. Perubahan fisikologis ibu pada trimester I

Trimester I sering dianggap sebagi priode penyesuian

terhadap kenyataan bahwa ada beberapa wanita mengalami

peningkatan hasrat seks, namun secara umum merupakan

waktu saat menurunnya libido. Libido secara umum sangat di

pengaruhi oleh aktivitas, kelelahan, nause, depresi dan

kecemasan.

b. Perubahan psikologis ibu pada trimester II

Terjadi peningkatan rasa ingin memiliki dan adanya

gerakan anak membuat ibu semakin senang atas

kehamilannya, mulai membayangkan fisik calon bayi dan

merancang-rancang masa depan untuknya. Trimester II di

bagi dua fase, yaitu fase pre-quickening dan post quickening.

1) Ibu hamil menganalisis dan ngevaluasi kembali segala

hubungan interpersonal yang terjadi yang akan menjadi

dasar bagaimana ia mengembangan hubungan dengan

anak yang akan di lahirkannya. Namun, apabila ia

menemukan sikap yang negatif, maka ia akan

menolaknya. Proses ini merupakan perubahan identitas

dari penerimaan kasih sayang (dari ibunya) menjadi

memberian kasih sayang (persiapan menjadi seorang


25

ibu). Merupakan masa dimana ibu hamil mempersiapkan

dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang pada

anak yang dilahirkannya.

2) Fase post quickening setelah ibu haml merasakan

postquickening (pergerakan bayi), ibu akan fokus pada

kehamilannya dan persiapan menghadapi peran sebagai

seorang ibu. Pada multigravida, peran baru ini artinya

bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya

yang lain Trimester II relatif terbebas dari

ketidaknyamanan fisik dan ukuran perut wanita belum

terlalu besar, lubrikasi vagina semakin banyak,

kecemasan dan khawatiran sebelumnya mulai merasa,

mulai memikirkan bahwa janin merupakan bagian dari

dirinya yang secara keseluruhan bergantung padanya

c. Perubahan psikologis ibu pada trimester III

Trimester III sering disebut periode panantian dengan

penuh kewaspadaan. Ibu hamil merasa cemas dengan

kehidupannya dan kehidupan banyinya. Pada trimester III ibu

akan merasakan ketidaknyamanan fisik, seperti merasa

canggung. Ketidaknyamanan fisiologi pada trimester tiga

seperti sakit pinggang bagian bawah hal ini masih dikatakan

dalam batas normal karena seiring bertambahnya usia

kehamilan kepala bayi akan turun dan menekan pembuluh


26

darah bagian belakang sehingga menyebabkan pegal pada

pinggang dan sering kegerahan pada malam hari merupakan

hal yang normal pada trimester III karena semakin

bertambahnya usia kehamilan ibu semakin meningkat

metabolisme dalam tubuh yang di pengaruhi oleh hormon

progesteron yang akan menyebabkan kegerahan pada malam

hari, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang

sangat besar dan konsisten dari pasangannya, rasa cemas

dan takut menjelang proeses persalinan meningkat. Yang

menajdi perhatian ialah rasa sakit, luka saat melahirkan,

kesehatan saat bayinya, kemampuan menjadi ibu yang

bertanggung jawab dan bagaimana perubahan hubungan

dengan suami dan ada gangguan tidur. Di perlukan

penjelasan mengenai proses persalinan secara jelas agar

timbul kepercayaan diri pada ibu bahwa ia dapat melalui

proses persalinan degan baik (Rukiah,dkk. 2013).

7. Ketidaknyamanan Normal dan Cara Mengatasi Pada

Kehamilan

a) Morning Sickness (mual dan muntah)

Morning sickness disebabkan oleh respon terhadap

hormon dan merupakan pengaruh fisiologi.

Penatalaksanaan khusus bisa dengan diet, jika terjadi

vomitus uterus terjadi maka obat-obat antimetik dapat


27

diberikan. Asuhan yang diberikan yaitu makan sedikit-sedikit

tapi sering.

b) Mengidam

Mengidam disebabkan respon papila pengecap pada

hormon dan untuk sebagian wanita biasanya untuk

mendapatkan perhatian. Penatalaksanaan khusus yaitu

memberi nasehat dan menentramkan perasaan pasien.

Meyakinkan bahwa diet yang baik tidak terpengaruh oleh

makanan.

c) Nyeri ulu hati

Hal ini biasanya dirasakan pada bulan-bulan terakhir

disebabkan karena adanya progesteron serta tekanan dari

uterus, penatalaksanaan biasanya dengan diet dan

pemberian antacid. Asuhan yang dilakukan dengan

memberikan nasehat tentang gizi, makan sedikit sedikit,

minum susu, hindari makanan pedas dan berminyak,

tinggikan bagian kepala saat tidur.

d) Konstipasi

Hal ini biasanya terjadi pada bulan bulan terahir

disebabkan progesteron dan usus yang terdesak oleh rahim

yang membesar atau efek dari terapi tablet zat besi.

Penatalaksanaan khusus yaitu dengan diet atau diberikan

pencahar ringan (dengan resep dokter). Asuhan yang


28

dilakukan dengan memberikan nasehat tinggi serat, buah

dan sayuran, ekstra cairan, hindari makanan berminyak dan

menganjurkan olahraga tanpa dipaksa.

e) Hemoroid

Hal ini biasanya dirasakan pada bulan-buan terahir

yang disebabkan karena progesteron serta adanya arus

balik vena. Penatalaksanaan khusus dengan diet,

pemberian krim atau supositoria hemoroid, reposisi digital,

operasi jika terdapat trombosis (kolaborasi dengan dokter).

Asuhan yang diberikan dengan mencegah konstipasi.

f) Vena varikosa

Terasa pada bulan-bulan pertengahan hingga terahir.

Disebabkan karena pengaruh progesteron dan venous

return yang terhalang atau peningkatan volume darah dan

aliran selama kehamilan serta adanya perubahan elastisitas

pembuluh darah yang menyebabkan dinding vena menonjol.

Atau juga diakhir kehamilan karena tekanan kepala janin

pada vena daerah panggul. penatalaksanaan khusus

dengan menggunakan stocking elastis. Asuhan yang

dilakukan dengan memberikan nasehat untuk menghindari

berdiri atau duduk terlalu lama, meninggikan tungkai jika

sedang berbaring, menganjukan penggunaan stocking

elastis tapi hindari pakaian terlalu ketat setinggi lutut yang


29

akan menurunkan sirkulasi darah ke kaki, olahraga secara

rutin (berjaan atau berenang). Dan pada saat duduk jangan

menyilang kaki karena akan menurunkan sirkulasi darah ke

kaki.

g) Vena Varikosa pada Vulva

Hal ini biasanya terjadi pada bulan-bulan akhir yang

disebabkan oleh progesteron dan hambatan arus balik

vena. Jika sangat nyeri dapat disuntik: kalau tidak bisa

dengan berikan tekanan pada daerah tersebut. Adapun

kelahiran harus dilakukan dengan hati-hati (hindari

episiotomi di dekat vena varikosa). Nasihat untuk

memasang tampon atau bantalan yang menekan kuat

perenium, gunakan celana yang streaching.

h) Gejala Pingsan

Biasanya dirasakan pada kehamilan dini dan lanjut.

Disebabkan karena vasodilatasi hipotensi atau hemodilusi.

Yang harus dilakukan yaitu dengan menentramkan

perasaan pasien, berikan suplemen zat besi, berbaring jika

terasa pening dan singkirkan sebab-sebab yang serius

seperti kelainan jantung, pre-eklamsi, hipoglikemia, anemia.

Asuhan yang diberikan nasehat untuk menghindari situasi

yang membuat keadaan bertambah parah (misalnya panas),

menjelaskan penyebabnya, menghindari interval makan


30

yang terlalu lama dan menghindari pemakaian pakaian yang

terlalu ketat.

i) Insomnia

Biasanya dirasakan pada kehamilan dini dan lanjut.

Karena tekanan pada kandung kemih, pruritis,

kekhawatiran, gerakan janin, kram, heartburn. Yang harus

dilakukan adalah penyelidikan dan penanganan penyebab,

terkadang diperlukan preparat sedativ dan minum susu

sebelum tidur dapat membantu. Mengingatkan kembali

nasehat yang diberikan dokter, memberitahu cara-cara

sederhana untuk menanggulangi insomnia seperti

mengubah suhu dan suasana kamar lebih sejuk dengan

mengurangi sinar yang masuk dan mengurangi kegaduhan.

j) Bengkak pada kaki

Dikarenakan adanya perubahan hormonal yang

menyebabkan retensi cairan. Yang harus dilakukan adalah

dengan segera berkonsultasi dengan dokter jika begkak

terjadi pada kelopak mata, wajah dan jari yang disertai

tekanan darah tinggi, sakit kepala, pandangan kabur (tanda

pre-eklampsia). Kurang asupan makanan yang

mengandung garam, hindari duduk dengan kaki bersilang,

gunakan bangku kecil untuk menopang kaki ketika duduk,

memutar pergelangan kaki juga perlu.


31

k) Sesak nafas

Terasa pada usia kehamilan lanjut (33-36 minggu).

Disebabkan pembesaran rahim yang menekan daerah

dada. Dapat diatasi denga senam hamil (latihan

pernafasan), pegang kedua tangan diatas kepala yang akan

memberi ruang bernafas yang lebih luas.

l) Mudah Lelah

Umum dirasakan setiap saat yang disebabkan karena

perubahan emosional maupun fisik. Yang harus dilakukan

adalah dengan mencari waktu untuk beristirahat, cukup

mengkonsumsi kalori, zat besi dan asam folat. ( Rukiyah

dan Yulianti, 2014)

8. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

Kehamilan adalah suatu krisis maturasi yang dapat

menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut

menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban

tanggung jawab yang lebih besar. Oleh karena itu ibu hamil

sangat memerlukan dukungan dan perhatian dari keluarga dan

tenaga kesehatan. Adanya dukungan ini menyebabkan ibu

merasa aman dan nyaman dalam melewati kehamilannya.

a. Suport Keluarga

Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang

sangat berpengaruh, sehingga perubahan apapun yang


32

terjadi pada ibu akan mempengaruhi keluarga. Kehamilan

merupakan krisis bagi kehidupan keluarga dan diikuti oleh

stress dan kecemasan. Kehamilan dapat dikatakan maturasi

dan suatu kejadian yang biasa dalam tumbuh kembang

keluarga.

Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga.

Karena konsepsi merupakan awal, bukan saja bagi janin

yang sedang berkembang, tetapi juga bagi keluarga, yakni

dengan hadirnya seorang anggota baru dan terjadi

perubahan hubungan dalam keluarga, maka setiap anggota

keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan

menginterpretasikannya berdasarkan kebutuhan masing-

masing. (Romauli, 2011).

b. Dukungan Lingkungan

Diperoleh dari ibu-ibu pengajian / perkumpulan /

kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan/sosial

dalam bentuk doa untuk kesehatan ibu hamil dan bayinya.

c. Suport Dari Tenaga Kesehatan

Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi

psikologis adalah dengan memberi support atau dukungan

moral bagi klien, meyakinkan bahwa klien dapat

menghadapi kehamilannya dan perubahan yang

dirasakannya adalah sesuatu yang normal


33

d. Rasa Aman dan Nyaman Selama Kehamilan

Ada dua kebutuhan utama yang ditunjukan wanita

selama ia hamil. Kebutuhan pertama ialah menerima tanda

– tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua

ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya

terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut

kedalam keluarga.

e. Persiapan Menjadi Orangtua

Untuk pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi

perubahan dari pasangan anak menjadi orang tua, dan

apabila kehamilan berakhir maka akan bertambah tanggung

jawab keluarga.

Suami akan mengalami perubahan seorang pria

ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang

ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya

mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan

kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan menjadi

pencari nafkah untuk keluarganya

f. Persiapan Sibling

Kehadiran seorang adik yang baru dapat merupakan

krisis utama bagi seorang anak. Anak sering mengalami

perasaan kehilangan atau merasa cemburu karena

digantikan oleh bayi yang baru. Usia dan tingkat


34

perkembangan anak mempengaruhi respon mereka. Oleh

karena itu persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap

anak. Persiapan untuk mereka mencakup penjelasan apa

yang mereka lihat dan dengar. Dengan diberi penjelasan

dan pengertian anak biasanya tidak akan merasa disisihkan

dan akan merasa senang dengan kehadiran adiknya yang

bisa dijadikan teman (Rukiah,dkk. 2013).

9. Kebutuhan dasar ibu hamil

Kebutuhan fisik

1) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia

termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa

terjadi pada saat hamil sehingga akan mengganggu

pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan

berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah

hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu

hamil perlu latihan nafas melalui senam hamil, tidur dengan

bantal yang lebih tinggi, makan tidak terlalu banyak, kurangi

atau hentikan merokok (Romauli, 2011).

2) Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang

mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti

makanan yang mahal harganya. Gizi pada waktu hamil


35

harus ditingkatkan hingga 300 kalori per hari. Ibu hamil

harusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung

protein, zat besi dan minum cukup cairan (menu seimbang).

Beberapa makanan yang dibutuhkan bila kondisi ibu

terganggu maka jumlah atau besar makanan yang dapat

dimakan dapat diatur sebagai berikut:

a) Trimester I

Pada umur kehamilan 1-3 bulan, kemungkinan terjadi

penurunan berat badan. Hal ini disebabkan adanya

gangguan pusing, mual bahkan muntah. Untuk itu

dianjurkan porsi maknan kecil tapi sering. Bentuk

makanan kering atau tidak berkuah.

b) Trimester II

Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang

diberikan 3 kali sehari ditambah 1 kali makanan

selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti telur, ikan,

daging, teroi, hati sangat baik dan bermanfaat untuk

menghindari kurang darah.

c) Trimester III

Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan

ibu. Bila ibu mempunyai berat badan berlebihan, maka

makanan pokok dan tepung-tepungan maka dikurangi


36

dan memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan

segar untuk menghindari sembelit.

3) Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi

dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil

cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga

kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah

dada, daerah genitalia) dengan cara dibersihkan dengan air

dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut, perlu

mendapat karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,

terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual

selama masa kehamilan dapat mengakibatkan perburukan

hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi.

4) Pakaian

Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang

tepat akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan

yang akan mengganggu fisik dan psikologis ibu.

a) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan

yang ketat pada daerah perut.

b) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap

keringat

c) Pakailah bra yang menyokong payudara

d) Memakai sepatu dengan hak yang rendah


37

e) Pakaian dalam yang selalu bersih

5) Eliminasi

Ibu hamil sering mengalami gangguan eliminasi yang

berkaitan dengan perubahan hormon progesteron yang

sifatnya membuat relaksasi otot-otot polos sehingga usus

mengalami gangguan paristaltic yang fungsingya untuk

mendorong fases keluar dan ibu semakin sulit BAB, fases

semakin meumpuk dan ahirnya mengeras. Upaya yang

dilakukan adalah dengan pemberian banyak cairan dengan

minum banyak dan makan buah-buahan yang

memperlancar BAB sehingga lancar. Dianjurkan juga ibu

melakukan relaksasi dengan senam ringan (terjadi

paristaltic) dengan baik.

Penekanan kandung kemih karena pengaruh hormon

Estrogen dan Progesteron sehingga menyebabkan sering

buang air kecil pada trimester I ibu mengalami sering BAK

dikarenakan penakanan kandung kemih karena

membesarnya uterus dirongga panggul. Setelah trimester

III ibu mengalami sering buang air kecil karena penekanan

kandung kemih oleh kepala bayi yang sudah turun

memasuki rongga panggul dan menekan kandung kemih

dan karena ibu hamil sering minum sehingga BAK menjadi

lebih sering.
38

6) Seksual

Meningkatnya vaskularisasi pada vagina dan visera

pelvis dapat mengakibatkan meningkatnya sensitifitas

seksual sehingga meningkatkan hubungan intercourse

sebaiknya ketakutan akan injuri pada ibu ataupun janin

akan mengakibatkan menurunnya pola seksualitas, anjuran

yang diberikan yaitu jangan melakukan hubungan

inrtercourse sesudah buang air kecil.

7) Mobilisasi

Terjadi perubahan postur tubuh menjadi lordosis

fisiologis. Cara berbaring, duduk, berjalan dan berdiri harus

diperhatikan sehingga tidak terjadi injuri karena jatuh.

8) Senam hamil

Dapat menjaga kondisi otot-otot dan pesendian yang

berperan dalam proses mekanisme persalinan.

Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan

pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi

persalinan, membimbing wanita munuju suatu pesalinan

yang fisiologis.

9) Imunisasi

Imunisasi yang harus diberikan pada wanita hamil

yaitu vaksin tetanus untuk mencegah kemungkinan tetanus

neonatorum.
39

10) Travelling/Perjalanan

Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan

yang lama dan melelahkan karena dapat menimbulkan

ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi

serta oedema tungkai.

11) Persiapan Laktasi

Persiapan menyusui pada masa kehamilan

merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini

ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya.

12) Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi

Sangatlah penting bekerja sama dengan ibu, keluarga

dan masyarakat dalam mempersiapkan persalinan serta

membuat rencana tindakan jika terjadi komplikasi. Seperti

rencana persalinan, membuat rencana pengambilan

keputusan jika terjadi kegawatdaruratan, rencana

transportasi jika terjadi kegawatdaruratan dan rencana

menabung.

13) Memantau Kesejahteraan Janin

Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan ibu hamil

dengan cara menghitung gerakan janin dan menimnbang

pertumbuhan berat badan ibu setiap trimester.


40

14) Kunjungan Ulang

Kunjungan ulang adalah setiap kunjungan antenatal

yang dilakukan setelah kunjungan antenatal yang pertama.

Kunjungan antenatal dilakukan minimal 4 kali selama

kehamilan. Tujuan kunjungan ulang difokuskan pada

pendekteksian komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan

kegawatdaruratan.

15) Pekerjaan

Ibu hamil yang bekerja dengan ketegangan fisik yang

berat sebaiknya dihindari. Waktu yang cukup untuk istirahat

hendaknya disediakan pada hari kerja (Rukiyah dan

Yulianti, 2014).

10. Menentukan Periode Kehamilan

Menurut Saifudin (2002) dalam rukiyah (2009),

Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu trimester I (dari

konsepsi sampai 12 minggu), trimester II (12-28 minggu),

dan trimester III (28-40 minggu).

11. Tanda Bahaya Kehamilan

Menurut Rukiyah, Dkk (2013), tanda bahaya kehamilan

yang umumnya dialami ibu hamil selama periode antenatal

adalah sebagai berikut:


41

a. Perdarahan vagina

Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal

berwarna merah, perdarahan banyak, perdarahan disertai

rasa nyeri. Kemungkinan terjadi abrtus, kehamilan ektopik,

dan molahidatidosa.

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan keadaan patologis bila

sakit kepala hebat, menetap, dan tidak hilang dengan

beristirahat. Kadang-kadang, karena sakit kepala tersebut

ibu merasakan penglihatannya kabur atau membayang.

Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan merupakan gejala

preeklampsia.

c. Perubahan visual secara tiba-tiba

Perubahan visual yang berbahaya apabila timbul secara

mendadak, misalnya pandangan mata kabur atau

membayang.

d. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri abdomen yang hebat, menetap, dan tidak hilang

setelah beristirahat, yang dapat berarti bahwa ibu mengalami

appendicitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang

panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kandung

empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih, dan

sebagainnya.
42

e. Bengkak pada muka atau tangan

Bengkak pada wajah dan tangan yang disertai dengan

keluhan-keluhan fisik lain bisa menunjukan adanya masalah

serius, dapat menjadi pertanda anemia, gagal jantung, atau

preeklampsia.

f. Janin kurang bergerak seperti biasa

Umumnya ibu merasakan gerakan janinnya pada bulan

ke-5, atau lebih awal pada ibu hamil multigravida. Bayi harus

bergerak minimal 3 kali alam periode 3 jam. Gerakan bayi

akan mudah terasa bila ibu dalam posisi berbaring atau

beristirahat.

12. Perawatan Payudara

Merawat payudara baik selama masa kehamilan maupun

setelah bersalinan selain akan menjaga bentuk payudara juga

akan memperlancar keluarnya ASI. Berikut ini gerakan senam

untuk memperlancar ASI :

1. Lipat lengan ke depan dengan telapak tangan digenggam dan

berada didepan dada, gerakan siku ke atas dan ke bawah.

2. Lipat lengan ke atas hingga ujung jari tengah menyentuh

bahu, dalam posisi dilipat lengan diputar dari belakang ke

depan, sehingga siku-siku bersentuhan dan mengangkat

payudara lalu bernafaslah dengan lega. Lakukan sebanyak 2

kali (Buku KIA, 2008).


43

B. Antenatal care

1. Pengertian

Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada

ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan

mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah

(Rukiyah,dkk. 2013).

Menurut Rukiyah,dkk. (2013), antenatal care adalah

asuhan yang diberikan ibu selama hamil dan sebelum melahirkan.

2. Tujuan ANC

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,

mental,dan sosial ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan,melahirkan dengan

selamat,ibun maupun bayinya dengan trauma dengan

seminimal mungkin

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI ekslusif

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal


44

( Rukiyah,dkk. 2013 )

3. Kebijakan Program ANC

a. Kebijakan program

Pada kebijakan program kunjungan antenatal sebaiknya

dilakukan paling sedikit minimal 4 kali selama kehamilan,

Menurut (Jannah, 2012) yaitu:

1. 1 x pada trimester I.

2. 1 x pada trimester II.

3. 2 x pada trimester III.

1. Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk :

a. Penapisan dan pengobatan anemia

b. Perencanaan persalinan

c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya

2. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)

dilakukan untuk :

a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya

b. Penapisan FE, gemeli, infeksi alat reproduksi dan

saluran perkemihan

c. Mengulang perencanaan persalinan

3. Kunjungan IV (36 minggu sampai dengan lahir), dilakukan

untuk :
45

a. Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III

b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

c. Memantapkan rencana persalinan

d. Mengenali tanda-tanda persalinan

4. Kunjungan ANC

Menurut Yeyeh (2009 Kunjungan awal kehamilan adalah

kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada

trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga

sebelum minggu ke-14.

Kunjungan antenatal awal adalah untuk mengumpulkan informasi

mengenai ibu hamil yang dapat membantu bidan dalam membina

hubungan yang baik dan rasa saling percaya antara ibu dan bidan,

mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi, menggunakan data

untuk menghitung usia kehamilan dan taksiran persalinan,

merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan ibu.

a. Anamnesa

1) Anamnesa identitas istri dan suami: nama, umur, agama,

pekerjaan, alamat dan sebagainya.

2) Anamnesa umum

a) keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,

perkawinan dan sebagainya.

b) pertama kali mendapat haid, keteraturan haid,

banyaknya darah haid, konsistensi darah haid, dan


46

kapan hari pertama haid terakhir dan tententukan

taksiran persalinan.

c) Riwayat kehamilan, persalinan, keguguran, kehamilan

ektopik atau kehamilan mola sebelumnya.

b. Inspeksi dan pemeriksaan fisik:

1) pemeriksaan umum: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi

serta kesadaran ibu.

2) Pemeriksaan khusus: muka, mata, mulut, leher, dada,

mamae, perut, genetalia dan ekstremitas.

c. Pemeriksaan kebidanan: palpasi perut untuk menentukan

besar, konsistensi rahim, bagian-bagian janin, letak, presentasi,

gerakan janin, kontraksi rahim.

Menurut Bartini (2012) pemeriksaan obstretic secara palpasi

pada abdomen dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin

dengan menilai letak dan presentasi janin dalam kandungan.

Palpasi leopold dilakukan dengan 4 langkah dan masing-

masing langkah mempunyai tujuan tersendiri.

Leopold I: untuk menentukan bagian janin yang berada didasar

rahim. Bagian janin yang teraba difundus disimpulkan bokong

apabila teraba bulat lunak dan tidak melenting, sedangkan

kepala dinilai apabila teraba bulat keras dan menting.

Leopold II: untuk mengetahui letak punggung janin dengan

cara cara menilai bagian yang berada di sisi kanan atau kiri
47

perut ibu. Hasil disimpulkan letak janin punggung kanan apabila

sebelah kanan perut ibu teraba bagian yang panjang, lurus dan

keras dan diperut sebelah kiri teraba bagian yang kecil-kecil.

Apabila bagian janin yang panjang, lurus dan keras disebelah

kiri dan bagian kecil-kecil teraba di perut ibu sebelah kanan,

maka letak janin punggung kiri.

Leopold III: untuk mengetahui presentasi (bagian terendah

janin). Hasil disimpulkan presentasi kepala, apabila bagian

terendah janin teraba bulat keras dan melenting. Presentasi

bokong apabila yang teraba bagian lunak dan tidak melenting.

Leopold IV: untuk mengetahui sejauh mana bagian terendah

janin masuk kedalam rongga panggul. Hasil disimpulkan bagian

terendah belum masuk panggul apabila kedua ujung jari tangan

pemeriksa saling menyatu (konvergen). Sedangkan jika kedua

ujung jari tangan pemeriksa tidak saling bertamu (Divergen),

berarti bagian terendah janin belum masuk panggul.

d. Auskultasi: digunakan stetoskop monoral untuk mendengarkan

denyut jantung janin (DJJ). Yang dapat kita dengarkan. Pada

janin terdengar denyut jantung janin pada kehamilan lebih dari

18 minggu, bising tali pusat, gerakan dan tendangan janin.

Pada ibu terdengar bising rahim, bising aorta dan paristaltik

usus.
48

Cara hitung: DJJ dihitung selama 60 detik

Jumlah DJJ normal 120 sampai 160 kali per menit

e. Pemeriksaan dalam: tujuannya untuk mengetahui bagian

terbawah janin jika bagian terbawah janin kepala (dapat

ditentukan posisi UUK, UUB, dagu, hidung, orbita, mulut) Jika

letak sungsang (teraba anus, sacrum dan tubar ischi),

pembukaan serviks, trunnya bagian terbawah janin, kaput

suksedenium, keadaan umum vagina, serviks dan panggul.

f. Pemeriksaan tunjangan: test kehamilan, golongan darah, Hb,

protein urin, glukosa urine dan USG.

g. Riwayat Penyakit: masalah kardiovaskuler, hipertensi,

diabetes, malaria, PMS atau HIV/AIDS, Imunisasi Tetanus

h. Riwayat Sosio Ekonomi: status perkawinan, reaksi orangtua

terhadap kehamilan ini, riwayat KB, dukungan keluarga,

pengambil keputusan dalam keluarga, kebiasaan makan dan

gizi yang dikonsumsi, kebiasaan hidup sehat dan meliputi

kebiasaan merokok, minum obat atau alcohol, beban kerja

dan kegiatan sehari-hari, tempar persalianan dan penolong

yang diinginkan (Lalita, 2013).

Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal

yang dilakukan setelah kunjungan antenatal yang pertama.


49

Pemeriksaan kehamilan sangat diperlukan untuk memantau

keadaan ibu dan janinnya (Rukiyah dkk, 2013).Berikut ini adalah

tabel jadwal pemeriksaan kehamilan dan frekuensi banyaknya

kunjungan sesuai umur kehamilan.

Tabel 2.2

Frekuensi Kunjungan ANC

Umur Kehamilan Frekuensi Kunjungan


Sebelum 14 minggu Satu kali
14 – 28 minggu Satu kali
28 – 36 > 36 minggu Dua kali

Setiap kunjungan ANC diberikan pelayanan ANC, berikut

ini adalah tabel pelayanan yang diberikan saat kunjungan ANC,

yaitu:

Tabel 2.3

Tabel Informasi Kunjungan Antenatal

Kunju Pelayanan yang diberikan


Waktu
ngan
 Pengukuran tinggi badan dan berat
badan
 Pengukuran tekanan darah
 Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
 Pemeriksaan laboraturium, antara lain:
hemoglobin (Hb1), gol darah,
usia
pemeriksaan khusus Human
kehamian
Immunodeficiency Virus (HIV) sifilis)
K1 0-3 bulan
Pemberian tablet tambah darah
(TTD1)
 Skirining status imunisasi tetanus
toxoid (TT), serta berikan imunisasi
sesuai status imunisasi ibu hamil.
 Konseling bumil termasuk keluarga
berencana (KB) pascapersalinan
 Tatalaksana kasus
50


Penimbangan berat badan

Pengukuran tekanan darah

Pemeriksaan tinggi fundus

Pemberian tablet tambah darah (TTD2)

Pemeriksaan laboraturium seperti
usia
protein urine tes, glukosa tes atas
kehamilan
indikasi
K2 4–6
bulan  Pemeriksaan denyut jantung janin
kehamilan (DJJ)
 Skirining status imunisasi TT, serta
berikan imunisasi sesuai status
imunisasi ibu hamil.
 Konseling KB pasca persalinan
 Tatalaksana kasus
usia Sama seperti K2, hanya ditambah
kehamilan pemeriksaan letak janin untuk
K3
7–8 menentukan posisi janin.
bulan
usia Sama seperti K3, hanya ditambah
kehamilan pemeriksaan laboraturium (Hb2) jika ada
K4
8–9 indikasi
bulan
(Kemenkes, 2012).

a. Pemeriksaan Hemoglobin

Pemeriksaan Hb secara rutin selama kehamilan

merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk

mendeteksi anemia.Kegiatan ini dilakukan secara optimal

selama kehamilan, untuk mencegah anemia sebagai salah

satu penyebab terjadinya perdarahan saat persalinan.

Kadar Hb 11 gr% dianggap sebaga batas normal

terendah dalam masa kehamilan. Dalam kehamilan normal

akan terjadi penurunan kadar HB. Kadar Hb terendah terjadi

sekitar umur kehamilan 30 minggu.Pemeriksaan Hb harus

dilakukan pada kehamilan dini (kunjungan awal) untuk melihat


51

data awal, lalu diulang pada umur kehamilan 30 minggu

(terjadi haemodelusi).

Bila Hb rendah (dibawah 9 gr%) harus dilakukan

pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai. Jika terjadi anemia

ringan dianjurkan 60 mg/hari zat besi dan 50 iu gram asam

folat harus diberikan pada ibu hamil. Anjuran Fe selama hamil

adalah 90 tablet selama 3 bulan. Selama mengkonsumsi Fe,

ibu harus mendapatkan informasi yang lengkap, tentang

manfaat, efek samping dan hindari teh, kopi dan tembakau

serta pastikan mereka mengkonsumsi makanan kaya protein

dan vit C (Bartini, 2012).

Menurut WHO 2011, anemia pada ibu hamil dibagi

menjadi 3 kategori yaitu:

1) Anemia ringan 10-10,9 gr%

2) Anemia sedang 7-9,9 gr%

3) Anemia berat < 7 gr% (Kusmiyati, Dkk. 2009).

b. Pemeriksaan Protein Urin

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya

komplikasi preeklampsia pada ibu hamil, yang dapat

menyebabkan kesakitan bahkan kematian pada ibu hamil.

Pemeriksaan protein urine menggunakan asam asetat

5 %, dan apabila dipanaskan urine menjadi keruh berarti ada

protein didalam urine.


52

Standar kadar kekeruhan protein urine adalah:

 Negatif : urine jernih

 Positif 1 (+) : ada kekeruhan

 Positif 2 (++) : keruh dan berbutir-butir

 Positif 3 (+++) : urine lebih keruh dan berkeping-keping

 Positif 4 (++++) : urine sangat keruh dan menggumpal

c. Pemeriksaan Reduksi Urin

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya glukosa

di dalam urine. Urine normal tidak mengandung glukosa. Pada

kasus tertentu urine dapat mengandung glukosa, seperti pada

ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetes mellitus (DM).

Cara membaca hasil pemeriksaan reduksi urine:

dikatakan kadarnya 0, apabila hasil pembakaran tetap

berwarna biru. Bila urine yang telah dicampur larutan

bennedict berubah warna menjadi hijau, maka kadarnya positif

(+1)<5 %, bila warnanya menjadi kuning kehijauan, maka

kadarnya positif (+2) 0,5-1 %, bila warnanya menjadi jingga,

maka kadarnya positf (+3) 1-2 %, bila warnanya merah bata,

maka kadarnya positif (+4)>2 %.


53

5. Pelayanan ANC

Menurut Pantiwati dan Saryono (2010) Antenatal Care Terpadu

“14 T”

1) Timbang Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 )

Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang

pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi

badan ibu yang berguna untuk mengkategorikan adanya resiko

apabila hasil pengukuran ˂145 cm. berat badan diukur setiap

ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB

atau penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata

antara 6,5 kg sampai 10 kg.

2) Tekanan Darah (T2)

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan

berkunjung.Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk

mengetahui standar normal, tinggi atau rendah.Tekanan darah

yang normal 110/80 - 120/80 mmHg.

3) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (T3)

Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita

sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas simfisis dan

rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).


54

Tabel 2.4

Pengukuran Tinggi Fundus

No Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan


(cm) Dalam Minggu
1. 12 cm 12

2. 16 cm 16

3. 20 cm 20

4. 24 cm 24

5. 28 cm 28

6. 32 cm 32

7. 36 cm 36

8. 40 cm 40

4) Pemberian Tablet Tambah Darah (T4)

Tablet ini mengandung 200 mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam

folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe

adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan

nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat

seiring pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk

mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadi

selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan

perkembangan janin yang adekuat.


55

5) Pemberian Imunisasi TT (T5)

Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari

tetanus neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri,

kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat

penyuntikan.

Berikut ini adalah tabel jadwal pemberian imunisasi TT dan

perlindungannya.

Tabel 2.5

Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Imunisasi Interval % Masa


Perlindungan Perlindungan
TT 1 ANC Pertama - -
TT 2 4 minggu setelah 80 3 tahun
TT 1
TT 3 6 bulan setelah TT 95 5 tahun
2
TT 4 1 tahun setelah TT 99 10 tahun
3
TT 5 1 tahun setelah TT 99 25 Tahun/
4 seumur hidup

6) Pemeriksaan Hb (T6)

Jenis pemeriksaan hemoglobin (Hb) yang sederhana

yakni dengan cara Talquis dan dengan cara Sahli.

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama

kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan.Pemeriksaan Hb

adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu

hamil.
56

7) Pemeriksaan Protein urine (T7)

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya

protein dalam urine ibu hamil.Adapun pemeriksaannya dengan

asam asetat 2-3 tetes ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat

tekanan darah tinggi, kaki oedema.Pemeriksaan protein urine

ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklampsia.

8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL (T8)

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory

(VDRL) adalah untuk mengetahui adanya treponema

pallidum/penyakit menular seksual, antara lain syphilis.

Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang

diambil spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes

dinyatakan postif, ibu hamil dilakukan

pengobatan/rujukan.Akibat fatal yang terjadi adalah kematian

janin pada kehamilan < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat

menyebabkan premature, cacat bawaan.

9) Pemeriksaan urine reduksi (T9)

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu

dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula

pada keluarga ibu dan suami. Bila hasil pemeriksaan urine

reduksi positif (+) perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk

memastikan adanya Diabetes Melitus Gestasional (DMG).

Diabetes Melitus Gestasional pada ibu dapat mengakibatkan


57

adanya penyakit berupa pre eklampsia, polihidramnion, bayi

besar.

10) Perawatan Payudara (T10)

Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu

hamil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia

kehamilan 6 bulan.

11) Senam Hamil ( T11 )

Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil

dalam mempersiapkan persalinan.Adapun tujuan senam hamil

adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot

dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul, memperoleh

relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan relaksasi.

12) Pemberian Obat Malaria (T12)

Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil

di daerah endemic malaria atau kepada ibu hamil pendatang

baru berasal dari daerah malaria, juga kepada ibu hamil

dengan gejala khas malaria yakni panas tinggi disertai

menggigil dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau

akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehailan muda

dapat terjadi abortus, partus prematurus juga anemia.

13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan

Yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap


58

tumbuh kembang manusia.

14) Temu wicara / Konseling ( T14 ).

6. P4K

a. Pengertian

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) adalah kegiatan yang di fasilitasi oleh

bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami,

keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan

yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu

hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB pasca

persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media

notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan

mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir

(Runjati,2011)

b. Tujuan P4K

1) Dipahami nya setiap persalinan beresiko oleh suami,

keluarga dan masyarakat luas

2) Meningkatnya keterampilan SPK 8 saat ANC oleh bidan

3) Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker

P4K di setiap rumah ibu hamil yang memuat informasi

tentang lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu

hamil, taksiran persalinan, dan fasilitas tempat


59

persalinan, calon donor darah, transportasi yang akan

digunakan serta pembiayaan

4) Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara

ibu hamil, suami, keluarga dan bidan

5) Adanya dukungan secara luas dari tokoh-tokoh

masyarakat baik formal maupun non-formal, kader,

dukun bayi, dll. Dalam rencana persalinan dan KB

setelah melahirkan sesuai dengan perannya masing-

masing.

c. Manfaat P4K

1. Mempercepat berfungsinya desa siaga

2. Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standar

3. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga

kesehatan terampil

4. Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun

5. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini

6. Meningkatnya peserta KB pasca persalinan

7. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi

8. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu dan

bayi

d. Sasaran P4K

Jenis Kegiatan P4K yang dilakukan untuk Menuju

Persalinan yang Aman dan Selamat


60

Jenis kegiatan P4K yaitu :

a) Orientasi P4K dengan stiker

b) Sosialisasi

c) Operasionalisasi P4K dengan stiker di tingkat desa meliputi :

- Memanfaatkan pertemuan bulanan di tingkat desa/

kelurahan

- Mengaktifkan forum peduli KIA

- Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian

stiker

- Pemasangan stiker di rumah ibu hamil

- Pengelolaan donor darah dan sasaran transportasi /

ambulans desa pengelolaan donor dan sarana

transportasi dilakukan bersama-sama dengan forum

GSI.

- Penggunaan, pengelolaan, dan pengawasan tabulin /

dasolon.

- Pembuatan dan penandatanganan amanat persalinan

7. Anemia

Menurut (Tarwoto, 2013). Anemia adalah kondisi dimana

berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah

atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi

fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh.


61

Penyebab kematian ibu dibagi 2 yaitu penyebab secara

langsung (perdarahan, infeksi dan eklampsia) dan penyebab

secara tidak langsung diantaranya yaitu anemia dalam kehamilan.

Anemia dalam kehamilan ialah suatu kondisi ibu dengan kadar

haemoglobin dibawah 11 gr % terutama pada trimester I dan

trimester ke III.

Anemia yang sering di jumpai dalam kehamilan adalah

anemia defisiensi besi akibat kekurangan besi, kekurangan unsur

besi dengan makanan merupakan salah satu penyebab terjadinya

anemia, keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan

terutama dalam kehamilan trimester terakhir. Pemberian preparat

60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan (

saifuddin, 2006).

a. Penyebab Anemia pada Kehamilan

1) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin

2) Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi

ibu hamil

3) Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan

4) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)

pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

b. Dampak Anemia

Pengaruh anemia saat kehamilan dapat berupa abortus,

persalinan kurang bulan, ketuban pecah sebelum waktunya.


62

Pengaruh anemia saat persalinan dapat berupa partus lama,

gangguan his dan kekuatan mengedan serta kala uri

memanjang sehingga dapat terjadi retensio plasenta.

Pengaruhanemia saat masa nifas salah satunya subinvolusi

uteri, perdarahan post partum, infeksi nifas dan penyembuhan

luka perineum lama. (Manuaba, 2010).

c. Kriteria anemia menurut WHO adalah :

Laki-laki dewasa : Hemoglobin < 13 g/dl

Wanita dewasa tidak hamil : Hemoglobin < 12 g/dl

Wanita hamil : Hemoglobin < 11 g/dl

Anak umur 6-14 tahun : Hemoglobin < 11 g/dl

Anak umur 6 bulan-6 tahun : Hemoglobin < 11 g/dl

Secara klinis kriteria anemia di indonesia umumnya adalah

hemoglobin < 10 gr/dl, yang ditandai dengan gejala berupa

pucat pada konjungtiva mata, kekuningan pada mata, cepat

lelah, sering pusing dan sakit kepala.

d. Derajat Anemia

Derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin menurut WHO :

Ringan sekali : Hb 10 g/dl – Batas Normal

Ringan : Hb 8 g/dl – 9,9 g/dl

Sedang : Hb 6 g/dl – 7,9 g/dl

Berat : Hb < 6 g/dl


63

e. Penanganan

- Mengatasi penyebab anemia seperti penyakit, perdarahan,

dll.

- Pemberian nutrisi/makanan yang banyak mengandung unsur

zat besi, diantaranya daging hewan, telor, ikan, sayuran

hijau. Berikut ini makanan-makanan yang banyak

mengandung zat besi.

- Pemberian tablet zat besi selama kehamilan, pemberian

suplemen besi merupakan salah satu cara yang ddianggap

paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar HB

sampai pada tahap yang diinginkan, karena sangat eektiff

dimana satu tablet diindonesia mengandung 60 mg fe dn

0,25 asam folat. Setiap tablet setara dengan 200 mg

ferrosulfat. Selama masa kehamilan minimal diberikan 90

tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan, diberikan sejak

pemeriksaan ibu hamil pertama. Setiap satu kemasan tablet

besi terdiri dari 30 tablet yang terbungkus dalam kertas

aluminium foil sehingga obat tidak cepat rusak dan tidak

berbau. Pemeberian zat besi untuk dosis pencegahan 1x1

tablet dan untuk dosis pengobatan (bila Hb kurrang dari 11

gr/dll) adalah 2x1 tablet dan kenaikan haemoglobin dalam i

bulan hanya 1 mg (Tarwoto, 2013).


64

C. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan ialah proses membukanya dan menipisnya serviks,

dan janin turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin

dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu ),

lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam 18 jam, tanpa kompliksi baik pada ibu maupun pada janin.

(Sari dan Rimandini, 2014)

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu, persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa

disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai sejak uterus

berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada servix (membuka

dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap

(JNPK-KR, 2014).

2. Jenis-Jenis Persalinan

Menurut Manuaba dalam Nurasiah (2014), mengatakan

ada 2 jenis – jenis persalinan, yaitu berdasarkan bentuk persalinan

dan emnurut usia kehamilan.


65

a. Jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan

1) Persalinan spontan yaitu proses persalinan selururuhnya

berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

2) Persalinan buatan yaitu proses persalinan dengan bantuan

tenaga dari luar

3) Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk

persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

b. Jenis persalinan menurut usia kehamilan

1) Abortus yaitu pengeluaran buah kehamilan sebelum usia

kehamilan 20 minggu atau berat badan kurang dari 500 mg.

2) Partus immatur yaitu pengeluaran buah kehamilan antara usia

kehamilan 20 minggu dan 28 minggu atau berat badan antara

500 mg dan kurang dari 1000 gram.

3) Partus prematur yatu pengeluaran buah kehamilan antara usia

kehamilan 28 minggu dan < 37 minggu atau berat badan antara

1000 gram dan kurang dari 2500 mg.

4) Partus matur atau pasrtus aterm yaitu pengeluaran buah

kehamilan antara usiakehamilan 37 minggu dan 42 minggu atau

berat badan janin lebih dari 2500 gram

5) Partus serotinus atau pasrtus postmatur

Pengeluaran buah kehamilan lebih dari 42 minggu.


66

3. Proses Terjadinya Persalinan

Bagaimana terjadinya proses persalinan belum dilketahui

dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang

berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his. Perlu diketahui

bahwa ada dua hormon yang dominant saat hamil, yaitu :

a. Estrogen

- Meningkatkan sensitivitas otot rahim.

- Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, dan

rangsangan mekanis.

b. Progesteron

- Menurunkan sensitivitas otot rahim.

- Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, dan

rangsangan mekanis.

Estrogen dan progesteron terdapat dalam keseimbangan

sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan

keseimbangan estrogen dan progesteron menyebabkan oksitosin

yang dikeluarkan hipofise posterior dapat menimbulkan kontraksi

dalam bentuk braxton Hcks. Kontraksi Braxton Hicks akan menjadi

kekuatan yang dominant sat mulainya persalinan, oleh karena itu

makin tuanya hamil frekuensi kontraksi makin sering. Oksitosin


67

diduga bekerja bersama atau melalui prostaglandin yang makin

meningkat mulai dari umur kehamilan minggu ke-15.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan beberapa teori

yang menyatakan kemungkinan proses persalinan :

a. Teori keregangan

- Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu.

- Setelah melewati batas tresebut terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat dimulai..

b. Teori penurunan progesteron

- Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28

minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh

darah mengalami penyempitan dan buntu.

- Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot

rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.

- Akibatnya otot rahim mulai berkontaksi setelah tercapai tingkat

penurunan progesteron tertentu.

c. Teori oksitosin internal

- Oksitosin dikelurkan oleh kelenjar hipofisis posterior.

- Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat

mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi

kontraksi Braxton Hicks.


68

d. Teori prostaglandin

- Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15

minggu, yang dikeluarkan oleh desidua.

- Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan

kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.

- Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya

persalinan.

(Rohani, Dkk. 2011)

4. Tanda-tanda permulaan persalinan

Tanda-tanda persalinan yaitu ibu akan merasa mulas yang

semakin sering, lama, teratur dan tidak hilang jika dibawa tidur atau

dibawa aktivitas, keluar lender bercampur darah, keluar air ketuban

dari jalan lahir, keadaan ini sesuai teori menurut Kusumahati (2010)

yaitu rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan

teratur, keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak

karena robekan – robekan kecil pada servik, kadang – kadang

ketuban pecah dengan sendirinya, penipisan dan pembukaan

serviks.

Menurut Varney (2007), ada sejumlah tanda dan gejala

peringatan yang akan meningkatkan kesiagaan seorang bidan

bahwa seorang wanita sedang mendekati waktu bersalin, yaitu :


69

a) Lightening

Lightening yang mulai dirasa kira-kira dua minggu

sebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi

kedalam pelvis minor. Sesak napas yang dirasakan

sebelumnya selama trimester ketiga kehamilan akan berkurang

karena kondisi ini akan menciptakan ruang yang lebih besar

didalam abdomen atas untuk ekspansi paru. Namun, tetap saja

lightening menimbulkan rasa tidak nyaman yang lain akibat

tekanan bagian presentasi pada struktur diarea pelvis minor.

b) Perubahan serviks

Mendekati persalinan, serviks semakin ”matang”, kalau

tadinya selama masa hamil, serviks dalam keadaan tertutup,

panjang dan lunak, sekarang serviks masih lunak, dengan

konsistensi seperti pudding, dan mengelami sedikit penipisan

(effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi.

c) Persalinan palsu

Kondisi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat

kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi

sejak sekitar 6 minggu kehamilan.Persalinan palsu dapat terjadi

selama berhari-hari atau secara intermiten bahkan tiga atau

empat minggu sebelum awitan persalinan sejati.

d) Ketuban pecah

Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu


70

persalinan.Apabila terjadi sebelum awal persalinan, kondisi

tersebut disebut ketuban pecah dini (KPD).Hal ini dialami oleh

sekitar 12 % wanita hamil. Kurang lebih 80 % wanita yang

mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD

mulai mengalami persalinan spontan mereka dalam waktu 24

jam.

e) Bloody show

Bloody shoow paling sering terlihat sebagai rabas lendir

bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan

cermat dari perdarahan murni. Bloody shoow merupakan tanda

persalinan yang akan terjadi, biasanya dalam 24 hingga 48 jam.

f) Lonjakan energy

Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24

sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Terjadinya lonjakan

energi ini belum dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut

terjadi alamiah, yang memungkinkan wanita memperoleh energi

yang dperlukan untuk menjalani persalinan.

g) Gangguan saluran cerna

Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan

mencerna, mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut

merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada

penjelasan untuk hal ini.Beberapa wanita mengalami satu atau

beberapa gejala tersebut.


71

Menurut Rohani, Dkk (2010) ada beberapa tanda ketika

akan mulainya persalinan, diantaranya:

 Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,

sering dan kuat

 Keluar lendIr bercampur darah (bloody show) yang lebih

banyak karena robekan kecil pada serviks

 Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

Pada pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan

telah ada

a. Penipisan dan pembukaan serviks

b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)

c. Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina

5. Tahap Persalinan

Menurut JNPK-KR (2014) Persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu :

a. Kala I

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi

uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya)

hingga serviks membuka lengkap (10 cm).

- tanda dan gejala inpartu, yaitu :

o penipisan dan pembukaan serviks,

o kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks,

o keluar lendir campur darah (show) melalui vagina.


72

- Kala satu terdiri dari dua fase, yaitu:

1) Fase laten pada kala satu dimulai sejak awal berkontraksi

yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks

secara bertahap, berlangsung hingga serviks membuka

kurang dari 4 cm. Pada umunya, fase laten berlangsung

antara 6 hingga 8 jam.

2) Fase aktif pada kala satu persalinan yaitu frekuensi dan

lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap

(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali

atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung

selama 40 detik atau lebih). Dari pembukaan 4 hingga

mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi

dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam

(nulipara/primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm

(multigravida). Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Menurut Sari dan Rimandini (2014) Fase aktif dibagi

menjadi:

a) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3

cm menjadi 4 cm

b) Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat, dari

pembukaan 4 cm menjadi 9 cm
73

c) Fase deselerasi : pembukaan menjadi sangat lambat

sekali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm

menjadi lengkap

Asuhan sayang ibu yang diberikan pada kala I

menurut JNPK-KR (2014) diantaranya yaitu memberikan

dukungan emosional, mengatur posisi, pemberian cairan

dan nutrisi, keleluasaan untuk menggunakan kamar

mandi secara teratur, pencegahan infeksi.

b. Kala II

Persalinan kala dua dimulai dari pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm), dilanjutkan dengan pengeluaran bayi dari jalan

lahir dan berakhir dengan lahirnya bayi (JNPK-KR, 2014).

1) Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah: Ibu merasa

ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, Ibu

merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum, dan

atau vaginanya, Perineum menonjol, Vulva dan sfingter ani

membuka, dan Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur

darah.

2) Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam yang

hasilnya adalah: pembukaan serviks telah lengkap, atau

terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

Setelah terjadi pembukaan lengkap, beritahukan pada ibu

bahwa dorongan alamiahnya berupa rasa tegang pada dinding


74

perut yang diikuti rasa nyeri dan ingin meneran (jika kepala bayi

menekan fleksus frankenhauser pada rektum) untuk

mengeluarkan bayi dari jalan lahir. Membantu ibu untuk

memperoleh posisi yang paling nyaman, misalnya posisi duduk

atau setengah duduk, posisi jongkok atau berdiri, dan posisi

merangkak atau berbaring miring ke kiri. Saat kepala bayi

membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain yang bersih dan kering

yang dilipat 1/3 nya dibawah bokong ibu dan siapkan kain atau

handuk bersih di atas perut ibu sebagai alas tempat meletakkan

bayi baru lahir. Lindungi perineum dengan satu tangan, ibu jari

pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang

lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan

belakang kepala bayi agar posisi kepala bayi tetap fleksi pada

saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum.

Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan

bernafas cepat. Periksa leher bayi apakah ada lilitan tali pusat,

jika ada dan lilitan dileher cukup longgar maka lepaskan lilitan

tersebut tapi jika lilitan pusat sangat erat jepit tali pusat dengan

klem pada 2 tempat dengan jarak 3 cm, kemudian potong tali

pusat di antara 2 klem tersebut. Letakkan tangan pada sisi kiri

dan kanan kepala bayi, minta ibu untuk meneran sambil

menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga

bahu depan melewati simfisis. Setelah bahu depan lahir,


75

gerakan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi sehingga bahu

bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan.

c. Kala III

Kala III Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir (Rohani, Dkk. 2011)

Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan

berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Tanda-

tanda lepasnya plasenta yaitu: perubahan bentuk dan tinggi

fundus, tali pusat memanjang, dan semburan darah mendadak

dan singkat (JNPK-KR, 2014).

Melakukan manajemen aktif kala III yaitu dengan tujuan

untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga

dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan

mengurangi kehilangan darah selama kala III persalinan. Setelah

bayi lahir, letakkan diatas kain bersih yang sudah disiapkan di

perut bawah ibu, memastikan tidak ada bayi lain. Memberitahu

ibu bahwa ibu akan disuntik, menyuntikan oksitosin 10 unit IM di

perbatasan 1/3 bawah dan tengah lateral paha (aspektus

lateralis). Kemudian lakukan penegangan tali pusat terkendali,

memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.

Pada saat ada kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat dengan

satu tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen)


76

menekan uterus kearah lumbal dan kepala ibu (dorso-kranial).

Setelah plasenta terlepas dari dinding uterus, anjurkan ibu untuk

meneran agar plasenta terdorong keluar melalui introitus vagina.

Tetap regangkan tali pusat sejajar lantai (mengikuti poros jalan

lahir). Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lahirkan

plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang

plasenta dengan tangan lainnya untuk diletakkan dalam wadah

penampung. Pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara

lembut putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin menjadi

satu (JNPK-KR, 2014).

d. Kala IV

Menurut JNPK-KR (2014), Persalinan kala empat dimulai

setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Pada

kala 4, asuhan yang diberikan yaitu melakukan rangsangan taktil

(masase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi secara

adekuat dan efektif, evaluasi tinggi fundus uteri dengan

meletakkan telunjuk sejajar tepi atas fundus, Estimasi kehilangan

darah secara keseluruhan, periksa kemungkinan perdarahan dari

robekan( laserasi atau episiotomi) perineum. Mengevaluasi

keadaan umum ibu, mendokumentasikan semua asuhan dan

temuan selama persalinan kala empat dibagian belakang

partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah

penilaian dilakukan.
77

6. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persalinan

Menurut Indrayani dan Djami tahun 2013 bahwa dalam

proses persalinan terdapat upaya kerjasama tiga kekuatan vital,

yaitu:

a. Power: kekuatan his dan mengejan. Kontraksi otot rahim pada

persalinan yang terdiri dari kontraksi otot dinding perut,

kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan dan

kontraksi ligamentum rotundum, serta tenaga yang mendorong

anak keluar.

b. Passage Way/jalan lahir: jalan lahir terdiri dari pelvis dan

jaringan lunak serviks, dasar panggul, vagina, dan introitus

(bagian luar/lubang luar dari vagina). Walaupun jaringan lunak

terutama otot dasar panggul membantu kelahiran hayi tetapi

pelvik ibu jauh lebih berperan dalam proses kelahiran. Oleh

karena itu, ukuran dan bentuknya harus sesuai.

c. Passanger/janin: bergerak sepanjang jalan lahir akibat interaksi

beberapa faktor, diantaranya: ukuran kepala janin, presentasi,

letak, sikap dan posisi janin karena plasenta dan air ketuban

juga harus melewati jalan lahir, maka dianggap sebagai bagian

dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta dan air

ketuban jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan

normal.
78

7. Mekanisme Persalinan

Menurut Johariyah (2012), mekanisme persallinan adalah

perubahan-perubahan posisi kepala janin terhadap segmen

panggul.

1) Penurunan

Turunnya kepala yaitu masuknya kepala dalam pintu atas

panggul (PAP) dan majunya kepala. Masuknya kepala kedalam

PAP pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir

kehamilan (36-37 mg), tapi pada multigravida biasanya terjadi

pada permulaan persalinan. Majunya kepala bayi pada

primgravida terjadi setelah kepala masuk dalam rongga

panggul. Sedangkan pada multipara majunya kepala dan

masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi secara

bersamaan. Yang menyebabkan majunya kepala ialah karena

adanya tekanan cairan amnion, tekanan langsung oleh fundus

pada bokong, kontraksi otot-otot uterus, ekstensi dan pelurusan

badan janin

2) Fleksi

Begitu penurunan menemukan tahanan dari pinggir PAP,

serviks, dinding panggul/dasar panggul, maka akan terjadilah

fleksi sehingga UUK jelas lebih rendah dari UUB.

Keuntungannya yaitu diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm)

menggantikan diameter suboccipito frontalis(11 cm).


79

3) Putaran paksi dalam(Rotasi Internal)

Putaran paksi dalam ialah gerakan pemutaran kepala

dengan suatu cara yang secara perlahan menggerakan oksiput

dari posisi asalnya ke anterior menuju simpisis pubis atau

ukuran sering ke posterior menuju lobang sakrum. Putaran

paksi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan

posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang

tengah dan pintu bawh panggul.

Putaran paksi dalam tidak terjadi sendiri, tetapi selalul

bersamaan dengan majunya kepala.Putaran paksi dalam terjadi

setelah kepala sampai di Hodge lll atau kepala sampai didasar

paggul.

4) Extensi

Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala di dasar

panggul, terjadilan extensi atau defleksi dari kepala, sehingga

dasar oksiput langsung menempel pada margo inferior simphisis

pubis. Hal ini terjadi karena pintu keluar vulva mengarah ke atas

dan kedepan.Ekstensi harus terjadi sebelum kepala melewati

vulva.

Suboksiput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis

akan menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), mka lahirlah

berturut-turut pada pinggir atas perineum : ubun-ubun besar,

dahi, hidung, mulut, dan dagu bayi dengan gerakan eksensi.


80

5) Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir maka kepala akan memutar kembali

ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher

yang terjadi karena putaran paksi dalam.

6) Expulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah

sympisis untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan

menyusul dan selanjutnya seluruh badan bayi lahir searah

dengan paksi jalan lahir.

8. Asuhan Persalinan Normal

Tujuan Asuhan Persalinan Normal yaitu menjaga

kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi

bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap

tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip

keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang

diinginkan (Optimal) (JNPK-KR, 2014).

9. Partograf

1) Pengertian

Menurut JNPK-KR (2014) partograf adalah alat bantu untuk

memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk

membuat keputusan klinik.


81

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah :

a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.

b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.

Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini

kemungkinan terjadinya partus lama.

c) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,

kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan

medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,

membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang

diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada

status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.

2) Kondisi ibu dan bayi harus dinilai dan dicatatan dengan

seksama, yaitu:

a) Denyut jantung janin: setiap ½ jam

b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap ½ jam

c) Nadi: setiap ½ jam

d) Pembukaan serviks: setiap 4 jam

e) Penurunan bagian terbawah janin: setiap 4 jam

f) Tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam

g) Produksi urine, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam


82

3) Pencatatan selama fase aktif persalinan : partograf

a) Informasi tentang ibu :

(1) Nama, umur

(2) Gravida, para, abortus

(3) Nomor catatan medik/nomor puskesmas

(4) Tanggal dan waktu mulai dirawat

(5) Waktu pecahnya selaput ketuban

b) Kondisi janin

(1) DJJ

(2) Warna dan adanya air ketuban

(3) Penyusupan (molase) tulang kranium janin

c) Kemajuan persalinan

(1) Pembukaan serviks

(2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin

(3) Garis waspada dan garis bertindak

d) Jam dan waktu

(1) Waktu mulainya fase aktif persalinan

(2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan

e) Kontraksi uterus

(1) Frekuensi dalam waktu 10 menit

(2) Lama kontraksi


83

f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan

(1) Oksitosin

(2) Obat-obat lain dan cairan IV yang diberikan

g) Kondisi ibu

(1) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh

(2) Urin( volume, aseton atau protein)

4) Mencatat temuan pada patograf

a) Informasi tentang ibu

Lengkapi bagian awal partograf secara teliti pada saat

memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan jam atau

datang fase laten. Catat waktu selaput ketuban pecah.

b) Kondisi Janin

(1) Denyut jantung janin, nilai dan catat DJJ setiap 30 menit.

Penolong harus waspada bila DJJ mengarah hingga

dibawah 120 atau diatas 160.

(2) Warna dan air ketuban, nilai air kondisi ketuban setiap kali

melakukan periksa dalam dan nilai warna air ketuban jika

selaput ketuban pecah. Gunakan lambang-lambang berikut

ini:

U : Selaput ketuban masih utuh

J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban

bercampur mekonium
84

D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban

bercampur darah

K : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban tidak

mengalir lagi “kering”

c) Penyusupan (molase) tulang kepala janin. Penyusupan adalah

indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat

menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan

mudah dapat dipalpasi

1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi

masih dapat dipisahkan

3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan

tidak dapat dipisahkan.

5) Kemajuan Persalinan

Kolom dan jalur kedua pada partograf adalah untuk

pencatatan kemajuan persalinan.

a) Pembukaan serviks, nilai dan catat pembukaan serviks

setiap 4 jam. Tanda X harus dicantumkan digaris waktu yang

sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.

b) Penurunan bagian terbawah janin, setiap melakukan periksa

dalam (setiap 4 jam) berikan tanda ’O’ yang ditulis pada garis

waktu yang sesuai.


85

c) Garis waspada dan garis bertindak, garis waspada dimulai

pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik

dimana pembukaan lengkap adalah 1 cm per jam. Garis

bertindak tertera sejajar dan disebelah kanan garis waspada.

Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di

sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukan

perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan

(JNPK-KR, 2014).

6) Pencatatan pada lembar belakang partograf :

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk

mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan

kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala

I hinga kala IV dan bayi baru lahir. Dokumen ini sangat penting,

terutama untuk membuat keputusan klinik. Selain itu dapat

digunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana

pelaksanaan asuhan persalinan yang aman dan bersih telah

dilakukan. Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur

berikut:

a) Data atau informasi umum

b) Kala I, Kala II, Kala III, Kala IV, Asuhan bayi baru lahir
86

10. Inisiasi Menyusu Dini (JNPK-KR, 2014)

1) Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini untuk Ibu

a) Oksitosin: stimulasi kontraksi uterus dan menurunkan risiko

perdarahan pascapersalinan, merangsang pengeluaran

kolostrum dan meningkatkan produksi ASI, keuntungan dan

hubungan mutualistik ibu dan bayi, ibu menjadi lebih tenang,

fasilitasi kelahiran plasenta dan pengalihan rasa nyeri dari

berbagai prosedur pascapersalinan lainnya.

b) Prolaktin: meningkatkan produksi ASI, membantu ibu

mengatasi sters terhadap berbagai rasa kurang nyaman,

memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai

menyusu, dan menunda evolusi.

2) Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini untuk Bayi

a) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat

kolostrum segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

b) Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum

adalah imunisasi pertama bagi bayi.

c) Meningkatkan kecerdasan

d) Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan

dan nafas.

e) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi

f) Mencegah kehilangan panas


87

D. Nifas

1. Pengertian

Menurut Sari dan Rimandini (2014) masa nifas adalah dimulai

setelah kelahiran plasentan dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan

akan pulih dalam waktu 3 bulan.

2. Masa Nifas Dalam 3 Periode

Dalam masa nifas terdapat tiga periode yaitu :

a. Periode Immediate Post Partum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.

Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya

pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu harus dilakukan

pemeriksaan yang teratur mengenai kontraksi uterus, pengeluaran

lochea, tekanan darah dan suhu.

b. Periode Early Post Partum (24 Jam-1 Minggu)

Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan

normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak

demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan serta ibu

dapat menyusui dengan baik.

c. Periode Late Post Partum (1 Minggu-5 Minggu)

Pada periode ini tetap dilakukan perawatan dan pemeriksaan

sehari-hari serta konseling KB.(Sari dan Rimandini, 2014).


88

3. Tujuan Asuhan Masa Nifas

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologik.

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada

ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,

pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi

sehat.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana (Sari dan

Rimandini, 2014).

4. Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas

Menurut saleha (2009) dalam Megasari (2015) adalah:

a. Mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan komplikasi pada

saat:

1) 6-8 jam setelah persalinan

2) 6 hari setelah persalinan

3) 2 minggu setelah persalinan

4) 6 minggu setelah persalian

b. Mengidentifikasi memberi dukungan terus-menerus selama

masa nifas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar

mengurangi ketegangan fisik selama masa nifas.


89

c. Sebagai promoter hubungan yang erat antara ibu dan bayi

secara fisik dan psikologis.

d. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara

menciptakan rasa yang nyaman.

e. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang

berkaitan dengan ibu dan anak serta mampu melakukan

kegiatan adminstrasi

f. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

g. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara

mengumpulkan data, menetapkan diagnosa, dan rencana

tindakan, serta melaksanakannya untuk mempercepat proses

pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan

ibu dan bayi selama periode nifas

h. Memberikan asuhan kebidanan secara profesional.

5. Perubahan Fisiologis dan Anatomis pada Ibu Nifas

a. Uterus

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah

melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah

plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. pada akhir

tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2

cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada

promontorium sakralis (Sari dan Rimandini, 2014).


90

Tabel 2.7

Ukuran Uterus Setelah Persalinan

Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus Diameter Palpasi


Uteri uterus serviks
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm Lunak
Plasenta lahir 2 jari bawah 750 gram 12,5 cm Lunak
pusat
1 minggu Pertengahan 500 gram 7,5 cm 2 cm
pusat-simfisis
2 minggu Pertengahan 300 gram 5 cm 1 cm
pusat-simfisis
6 minggu Tidak teraba di 60 gram 2,5 Menyempit
atas Simfisis

b. Lochea Menurut Kusumahati (2010)

Lochea adalah cairan yang keluar pertama kali pada masa nifas.:

1) Lochea rubra: yaitu 1-3 hari berupa darah merah

kehitaman.terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut

lanugo, sisa mekonium dan sisa darah

2) Lochea sanguinolenta : 3-7 hari darah berwarna putih

bercampur merah sisa darah bercampur lendir

3) Lochea serosa : 7-14 hari darah berwarna

kekuningan/kecoklatan lebih sedikit darah dan lebih banyak

serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.

4) Lochea alba : > 14 hari darah berwarna putih mengandung

leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati

c. Vagina dan Perineum

Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam

penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae.


91

d. Perubahan sistem pencernaan

Sistem gastrointestinal selama kehamilan di pengaruhi oleh

beberapa hal di antaranya tingginya kadar progesteron yang dapat

menggangu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol

darah dan melambatkan kontrasi otot-otot polos.

e. Sistem perkemihan

Hal pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil,

selain hawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran

kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan.

f. Perubahan sistem muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus.

g. Perubahan Sistem Endokrin

Setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada kondisi

seperti sebelum hamil. Hormon kehamilan mulai menurun segera

setelah plasenta keluar. Turunnya estrogen dan progesteron

menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi air susu.

h. Perubahan sistem kardiovaskuler

Selama kehamilan, voulume darah normal digunakan untuk

menampung aliran darah yang meningkat, yang di perlukan oleh

plasenta dan pembuluh darah uteri.

i. perubahan sistem hematologi


92

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar primidogen

dan plkasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat (Sari

dan Rimandini, 2014).

6. Perawatan Masa Nifas (post partum)

Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti bentuk sebelum hamil

(Saifuddin, 2013).

7. Program dan Kebijaksanaan Teknis Masa Nifas

Tabel 2.8

Kunjungan, waktu, dan tujuan Pemeriksaan pada Masa Nifas

menurut Sari dan Rimandini (2014)

Kunjungan Waktu Tujuan


 Mencegah perdarahan pada masa
nifas
 Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan dan melakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut
 Memberikan konseling pada ibu dan
keluarga cara mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
6-8 jam
 Pemberian ASI awal
1 setelah
persalinan  Mengajarkan cara mempererat
hubungan antar ibu dan bayi baru lahir
 Mejaga bayi tetap sehat dengan
mencegah hipotermi
Jika bidan menolong persalinan maka
bidan harus menjaga kesehatan ibu
dan bayi untuk 2 jam pertama stelah
persalinan atau setelah dipastikan
kondisi ibu dan bayi baik.
 Memastikan involusi uterus berjalan
6 hari
normal, uterus berkontraksi, fundus
2 setelah
dibawah umbilikus, tidak ada
persalinan
perdarahan abnormal, dan tidak ada
93

bau.
 Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau kelainan lain pasca
melahirkan dan perdarahan
 Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan, dan istirahat.
 Memastikan ibu menyusui dengan
baik, dan tidak ada tanda-tanda
penyulit
 Memberikan konseling pada ibu
tentang cara merawat bayi sehari-hari,
merawat tali pusat bayi, dan menjaga
agar bayi tetap hangat
2 minggu
3 setelah Sama seperti 6 hari setelah persalinan
persalinan
6 minggu  Menanyakan pada ibu tentang penyulit
4 setelah yang ibu dan bayi alami
persalinan  Memberikan konseling KB secara dini

8. Tanda dan Gejala Bahaya Nifas

a. Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml

b. Infeksi masa nifas

c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur

d. Pembengkakan di wajah atau ekstremitas

e. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih

f. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit

g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

h. Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki

i. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan

dirinya sendiri (Heryani, 2012)


94

9. Tahap-Tahap Adaptasi pada Masa Nifas

Tahap-tahap Psikologis pada masa postpartum menurut

Megasari, Dkk (2014), yaitu:

a. Masa Taking In

Terjadi pada 1 sampai 2 hari, fokus perhatian adalah pada

diri sendiri, mungkin pasif dan tergantung. Kelelahannya

membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala

kurang tidur seperti mudah tersinggung. Pada fase ini perlu

diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses pemulihan

disamping memang nafsu makan ibu saat ini sedang meningkat.

b. Masa Taking Hold

Terjadi pada hari ke 3 sampai hari ke 10, ada kekhawatiran

tidak mampu merawat bayinya, selain itu, perasaan ibu pada

fase ini sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika

komunikasi kurang hati-hati. Ibu mulai berusaha mandiri dan

berinisiatif dan ingin belajar tentang perwatan diri dan bayi.

c. Masa Letting Go

Terjadi setelah hari ke 10 post partum. Pada fase ini ibu

merasakan bahwa bayi nya adalah terpisah dari dirinya.

Mendapatkan dan menerima peran dan tanggung jawab baru.


95

10. Perawatan Payudara Setelah Melahirkan

Menurut JNPKKR (2014), perawatan payudara diantaranya yaitu:

1) Jika posisi bayi terhadap payudara tidak sesuai maka kecukupan

nutrisi bayi tidak terjamin dan puting susu ibu mungkin

mengalami trauma

2) Memastikan bahwa puting susunya tetap bersih dan kering

3) Yakinkan bahwa puting susu lecet dan retak bukan hal yang

berbahaya, untuk mencegah lecet dan retak pada puting susu

ajarkan ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI nya kemudian di

oleskan ke puting susu

4) Jelaskan cara mengkaji gejala dan tanda tersumbatnya saluran

ASI atau mastitis kepada ibu dan keluarganya, anjurkan untuk

mencari pertolongan segera, tetapi tetap meneruskan pemberian

ASI

Apabila payudara bengkak ditangani sebagai berikut :

1) Sebaiknya bayi menyusu lebih sering

2) Jika bayi tidak mampu menyusu, bantu ibu memerah ASI nya

3) Keluarkan asi sebagian dari bagian depan payudara sehingga

putting susu menjadi lunak.

4) Sebelum menyusui atau memerah, rangsanglah refleks oksitosin

ibu ( letakkan kompres hangat pada payudara ibu atau mandi air

hangat, pijat tengkuk dan punggung ibu, rangsang payudara dan

kulit puting, bantu ibu untuk rileks)


96

5) Setelah menyusui, letakkan kompres dingin pada payudara,

untuk mengurangi edema

6) Bangun rasa percaya diri ibu.

Tabel 2.9

Komposisi ASI menurut penelitian I.S. Kleiner dan J.M. Osten

Protein Karbohidrat Lemak


Waktu
(gr/100 ml ASI) (gr/100 ml ASI) (gr/100 ml ASI)
Hari ke-5 2,00 6,42 3,2
Hari ke-9 1,73 6,73 3,7
Minggu ke-34 1,30 7,11 4,0

11. Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas

Menurut Heryani (2012), kebutuhan dasar ibu pada masa

nifas ialah:

1) Nutrisi dan Cairan

Pada masa nifas, asupan nutrisi yang baik dapat

mempercepat proses pemulihan ibu serta sangat mempengaruhi

susunan air susu ibu. Ibu dianjurkan melakukan diet yang

bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan

mengabdung cairan. Ibu yang menyusui harus memenuhi

kebutuhan gizi sebagai berikut:

(a) Mengonsumsi tambahan 500 kalori per hari

(b) Makan dengan diet seimbang agar mendapat asupan protein,

mineral, dan vitamin yang cukup.

(c) Minum sedikitnya 3 liter air per hari.


97

(d) Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi,

setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.

(e) Minum kapsul Vit. A 200.000 unit agar dapat memberikan Vit.

A kepada bayinya melalui ASI.

2) Ambulasi

Ambulasi dini (early ambulation) adalah kebijakan untukr

segera mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidur dan

membimbingnya segera mungkin berjalan. Klien sudah

dioerbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post

partum.

3) Eliminasi

Kebanyakan klien dapat melakukan BAK secara spontan

dalam 8 jam setelah melahirkan. Buang air kecil sendiri sebaiknya

dilakukan secepatnya. Miksi normal bila BAK spontan setiap 3-4

jam. BAB biasanya tertunda selama 2-3hari post partum karena

enema persalinan, diit cairan, obat-obatan analgesic selama

persalinan dan perineum yang sakit. Memberikan asupan cairan

yang cukup, diet yang tinggi serat serta ambulasi secara teratur

dapat membantu untuk mencapai regulasi BAB.

4) Personal Higiene

Kebersihan membantu mengurangi sumber infeksi dan

meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan Ibu untuk

menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal


98

2x sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta

lingkungan tempat ibu tinggal.

5) Istirahat dan Tidur

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, tidur yang

dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam

pada siang hari. Kurang istirahat dapat menyebabkan: jumlah ASI

berkurang, memperlambat proses involusi uterus, depresi dan

ketidakmampuan daam merawat bayi sendiri.

6) Seksual

Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka

episiotomi telah sembuh dan lochea telah berhenti. Hendaknya

pulahubungan seksual ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari

setelah persalinan, karena pada waktu diharapkan organ-organ

tubuh telah pulh kembali. Program KB sebaiknya dilakukan ibu

setelah nifas selesai atau 40 hari (6 minggu), dengan tujuan

menjaga kesehatan ibu.

7) Latihan dan Senam Nifas

Organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6

minggu. Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan

mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam

yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan sampai dengan

hari ke 10.
99

E. Kontrasepsi

1. Pengertian

Keluarga Berencana merupakan sebagai suatu usaha yang

mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga

berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang

bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugiansebagai akibat

langsung dari kehamilan tersebut. (Suratun, 2008).

Keluarga berencana merupakan upaya pelayanan

kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. (Buku Panduan

Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2012).

2. Tujuan

Menurut Meilani dkk, ada beberapa tujuan dalam ber-KB

yaitu :

a. Menurunkan angka kelahiran dengan mengikutsertakan seluruh

lapisan masyarakat dan potensi yang ada.

b. Meningkatkan jumlah peserta KB dan tercapainya pemerataan

serta kualitas KB

c. Mengembangkan usaha-usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak, memperpanjang harapan hidup,

menurunkan AKI dan AKB.

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penerimaan,

penghayatan dan pengalaman norma keluarga kecil yang


100

bahagia dan sejahtera sebagai cara hidup yang layak dan

tanggung jawab.

e. Meningkatkan peranan dan tanggung jawab wanita, pria dan

generasi muda dalam pelaksanaan upaya-upaya

penanggulangan masalah penduduk.

f. Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga atau pengelola gerakan

KB yang mampu memberikan pelayanan KB yang dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat diseluruh pelosok air

dengan kualitas yang tinggi.

3. Macam-macam Metode Kontrasepsi

a. Metode Amenore Laktasi (MAL)

b. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)

c. Senggama terputus

d. Metode Barier (Kondom, diafragma, spermisida)

e. Kontrasepsi kombinasi (Pil kombinasi)

f. Kontrasepsi kombinasi (suntikan kombinasi)

g. Kontrasepsi suntikan progestin

Terdapat 2 jenis kontrasepsi suntikan yaitu :

1) Depo Medroksiprogesteron Asetat mengandung 150 mg DMPA

yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikan secara IM.

Dengan efek samping :

(a) Amenorea

(b) mual/pusing
101

(c) perdarahan

(d) spotting

Keuntungan :

 Sangat efektif

 Pencegahab kehamilan jangka panjang

 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.

 Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

 Sedikit efek samping

 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

 Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai

perimenopouse

 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan

ektopik

 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

 Menurunkan krisis anemia bulan sabit.

Keterbatasan :

 Sering ditemukan gangguan sikus haid seperti :

 Siklus haid yang memendek atau memanjang

 Perdarahan yang banyak atau sedikit

 Perdarahan tidak teratur atau perdarahan berak (spooting)


102

 Tidak haid sama sekali.

Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

 Usia reproduksi

 Nulipara dan yang telah memiliki anak

 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki

efektivitas tinggi

 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

 Setelah abortus atau keguguran

 Tidak dapat memakang mengandung kontrasepsi yang

mengandung estrogen

Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik progestin

 Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per

100.000 kelahiran)

 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

 Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama

amenore

 Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

 Diabetes militus disertai komplikasi

Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

 Setiap saat selama siklus haid. Asal ibu tersebut tidak hamil

 Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.

 Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap

saat, asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah


103

suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual (Buku

Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2012).

2) Depo noretisteron yang mengandung 200 mg noretindron

enantat yang diberikan setiap 2 bulan secara IM.

3) Kontrasepsi pil progestin

4) Kontrasepsi implant dan Kontrasepsi AKDR (Buku Panduan

Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2012)

F. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,

pada usia kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan

berat badan 2500-4000 gram. (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

2. Tujuan Pemeriksaan Fisik

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir menurut

Rukiyah dan Yulianti tahun 2010, ialah

a. Membersihkan jalan nafas

bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.

Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera

membersihkan jalan nafas.

b. Memotong dan merawat tali pusat

tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak

begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali


104

pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis,

maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan

melakukan tindakan resusitasi pada bayi.

c. Mempertahankan suhu tubuh bayi

bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi

merupakan tolok ukur, kebutuhan tempat tidur yang hangat

sampai suhu tubuhnya sudah stabil.

d. Identifikasi

Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya

mungkin lebih dari satu persalinan maka alat sebuah pengenal

yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan

harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.

e. Pencegahan infeksi

pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetra siklin 1%

dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia

(Saefudin, 2013).

3. Penilaian Bayi Baru Lahir

Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering

dan disiapkan diatas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan di

dekat ibu misalnya di antara kedua kaki ibu atau di sebelah ibu)

pastikan area tersebut bersih dan kering .keringkan bayi terutama

muka dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih.

Kemudian lakukan 2 penilaian awal sebagai berikut :


105

a. Apakah menangis kuat dan/ atau bernapas tanpa kesulitan ?

b. Apakah bergerak dengan aktif atau lemas ?

Jika bayi tidak bernapas atau megap-megap, atau lemah maka

segara lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK-KR, 2007 dalam

Rukiyah dan yulianti, 2010)

Tabel 2.10

nilai apgar

Skor 0 1 2
Appearance color Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) ektremitas biru kemerah-
merahan
Pulse (heart rate) Tidak ada <100x/menit >100 x/menit
atau frekuensi
jantung
Grimance (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Meangis,
terhadap mimic batuk/bersin
rangsangan)
Activity (tonus otot) Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif
dalam fleksi
sedikit
Respiration (usaha Tidak ada Lemah, tidak Menangis kuat
nafas) teratur
(Rukiyah dan yulianti, 2010).

4. Asuhan Bayi Baru Lahir

a. Pencegahan infeksi, sebelum menangani BBL, pastikan penolong

persalinan telah melakukan persiapan diri misalnya cuci tangan,

persiapan alat yaitu alat yang digunakan pastikan sudah di

Desinfeksi Tingkat Tinggi atau sterilisasi.

b. Penilaian segera setelah bayi lahir, melakukan penilaian awal

dengan menjawab 4 pertanyaan:

1) Apakah bayi cukup bulan?


106

2) Apakah bayi menangis atau bernafas?

3) Apakah tonus otot bayi baik? (JNPK-KR, 2014)

c. Pencegahan kehilangan panas, melalui upaya:mengeringkan

tubuh bayi tanpa membersihkan verniks, letakkan bayi agar

terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi, selimuti ibu dan bayi dan

pakaikan topi di kepala bayi, dan jangan segera menimbang atau

memandikan bayi baru lahir.

d. Merawat tali pusat, jangan membungkus tali pusat atau

mengoleskan cairan/bahan apapun ke tali pusat.

e. Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI

f. Pencegahan infeksi mata, salep mata diberikan setelah IMD dan

bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi tersebut mengandung

antibiotika Tetrasiklin 1%.

g. Pemberian Vitamin K

Semua BBL harus diberi vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler

setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu untuk mencegah

perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami

oleh sebagian BBL.

h. Pemberian imunisasi, bermanfaat untuk mencegah infeksi

Hepatitis B terhadap bayi, diberikan 1-2 jam setelah pemberian

Vitamin K1
107

i. Pemeriksaan fisik

Bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan

pada bayi. (JNPK-KR, 2014).

5. Perubahan Yang Terjadi Setelah Lahir (Rukiyah, 2012)

Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar

uterus, maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi,

mekanik, dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan

mengalami perubahan metabolik, pernapasan, sirkulasi, dan lain-

lain.

a. Perubahan suhu

Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada di tempat yang

suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan

basah. Bila dibiarkan saja dalam suhu kamar 25 oC maka bayi

akan kehilangan panas melalui evaporasi, konversi dan radiasi

sebanyak 200 kalori/kg BB/menit. Hal ini akan menyebabkan

penurunan suhu tubuh sebanyak 2oC dalam waktu 15 menit.

b. Perubahan sistem pernapasan

Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi:

1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik

lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan

diotak.

2. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompersi

paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya


108

udara kedalam paru-paru secara mekanis . upaya pernafasan

seorang bayi berfungsi untuk: mengeluarkan cairan dalam

paru-paru dan mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-

paru untuk pertama kali. (Rukiyah, 2012)

c. Perubahan sistem sirkulasi

Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk

mengambil oksigen dan mengantarkannya ke jaringan untuk

membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar

rahim harus terjadi 2 perubahan besar penutupan foramen ovale

pada atrium jantung. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat

perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah.

Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah

tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan

resistensinya hingga mengubah aliran darah.

6. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

a. Pengukuran

1) Lingkar kepala

Lingkar kepala, diukur dengan menggunakan materan

mulai dari bagian depan kepala (diatas alis/ area frontalis)

dan area occipital disebut lingka oksipitofrontalis yang

menggunakan diameter terbesar. Lingkar kepala yang

normalnya 31-33,5cm pada bayi cukup bulan.Sekitar 2-3cm

lebih besar dari lingkar dada. Lingkar kepala terkadang agak


109

kurang sedikit segera setelah lahir karena adanya proses

molding yang terjadi selama persalinan pervagina. Biasanya

pada hari ke-2 atau ke-3 ukuran da bentuk tulang kepala

bayi akan normal.

2) Lingkar Dada

Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-

33cm, sekitar 2cm lebih kecil dari pada lingkar kepala.

Pengukuran dilakukan tepat pada garis buah dada.Bila

panjang badan <30 cm perlu dicurigai adanya prematur.

3) Panjang badan

Panjang badan yang diukur dari puncak kepala

sampai tumit pada bayi cukup bulan normalnya adalah 48-

52cm. terkadang agak sulit dilakukan pada bayi cukup bulan

karena adanya molase, ekstensi lutut tidak sempurna.Bila

panjang badan <45cm atau >55 cm perlu dicermati adanya

penyimpangan kromosom.

4) Berat badan

Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2.500

gram-4.000 gram. Timbangan berat badan bayi segera

setelah lahir karena dapat terjadi penurunan berat badan

agak cepat. Normalnya bayi baru lahir kehilangan sampai

10% dari berat badan lairnya pada minggu pertama

kehidupannya karena adanya kehilangan cairan ekstraseluler


110

dan meconium yang berlebihan maupun asupan

makanan/minum yang terbatas, terutama pada bayi yang

menyusu ASI (avoa dan fischer, 1990 dalam maryunani dan

nurhayati 2008) berat badan bayi akan kembali naik pada

sekitar hari ke-10.

5) Temperatur

Pengukuran temperatur melalui aksila karena

mengukur temperature aksila/rectum dapat menyebabkan

perforasi pada mukosa. Temperatur tubuh internal bayi

adalah 36,5-37,5°C.

6) Pernafasan

Denyut pernafasan pada bayi baru lahir adalah

berkisar dari 30-60 kali permenit.Pengukura dilakukan dengan

menghitung selama 60 detik penuh untuk mendeteksi

ketidakteraturan dalam kecepatan, irama dan

kualitasnya.Normalnya pernafasan ayi baru lahir adalah

tenang, cepat dan melambat.

7) Nadi

Denyut nadi normal pada bayi baru lahir adalah 100-

180 kali permenit, jika kondisi bayi telah stabil dari 120-140

kali permenit.Nadi dapat menjadi tidak teratur karena suatu

stimulasi fisik atau emosional tertentu, seperti karena

menangis, gerakan involunter, atau mengalami perubahan


111

suhu yang tiba-tiba.Pengukuran denyut nadi selama 60 detik

penuh untuk mendeteksi ketidakteraturan dalam kecepatan,

irama, dan berbeda-beda sesuai kualitasnya demi menjamin

keakuratan.

b. Kondisi umum

1) Warna

Beberapa keadaan yang terdapat dalam perubahan

warna pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

a) Pletora

Pletora paling umum ditemukan pada bayi dengan

polisitemia, tetapi juga dapat terlihat pada bayi yang over

oksigenasi atau sangat panas.Pada bayi ini paling baik

dilakukan pemeriksaan hematocrit.

b) Ikterus

Ikterus merupakan warna kekuningan pada bayi baru

lahir yang kadar bilirubinnya biasanya >5 mg/dL. Kondisi

ini adalah abnormal pada bayi yang usianya kurang dari

24jam dan bisa menandakan adanya inkompatibilitas Rh,

sepsis, dan infeksi “TORCH”.Sementara itu ikterus

fisiologis timbul 2-3 hari setelah lahir.

c) Pucat

Pucat bisa menunjukkan akibat sekunder dari anemia,

asfiksia saat lahir, syok, atau adanya kelainan jantung


112

‘patent ductus arterisus’/PDA.

d) Sianosis

Sianosis sentral ( warna kulit kebiru-biruan termasuk

lidah dan bibir). Sianosis sentral disebabkan oleh saturasi

oksigenyang rendah dalam darah.Hal ini bisa berkaitan

dengan penyakit jantung atau paru-paru kongenital.

sianosis perofer ( warna kulit kebiru-biruan dengan bibir

dan lidah berwarna merah muda).ketidakmampuan dalam

mentransformasikan oksigen atau karbondioksida.

Gangguan yang disebabkan oleh keterpaparan obat-

obatan dan zat kimia.

e) Akrosianosis

Akrosianosis (hanya terdapat pada bagian tangan dan

kaki saja yang berwarna kebiru-biruan). Keadaan normal

untuk bayi yang baru lahir (dalam beberapa jam pertama

setelah lahir) atau bayi yang mengalami stress dingin.

2) Verniks caseosa

Dalam kehidupan intrauterus yang selama 9 bulan,

janin berenang didalam cairan amnion.kulit dilindungi oleh

verniks caseosa, suatu substansi berwarna putih yang

keabu-abuan seperti keju, merupakan campuran dari sel-sel

sabum dan yang deskuamasi, serta disekresi oleh kelenjar

sebasea dan sel-sel epitel. Verniks caseosa ini biasanya


113

menghilang dalam waktu 2-3 hari atau bila bayi

dimandikan.Verniks ini dapat melindungi bayi melawan

infeksi, maka verniks dibiarkan melekat.

3) Lanugo

Lanugo merupakan rambut halus yang melapisi janin

mulai sekitar kehamilan 16 minggu dan pada kehamilan 32

minggu biasanya mulai menghilang.Lanugo biasanya tampak

pada bahu, dahi, pelipis, ekstremitas dan bokong. Lanugo

akan biasanya menghilang dalam minggu pertama

kehidupan bayi.

4) Rash

(a) Milia

Bintik keputihan yang khas terlihat pada pipi, hidung,

dahi, dan dagu bayi baru lahir, milia terdiri dari akumulasi

sekresi kelenjar keringat dan sebasea yang belum

berfungsi normal dan akan menghilang setelah 2 minggu.

(b) Eritema toksikum

Bercak kemerahan pada kulit bayi normal. Bercak

kemerahan tersebut bisa menghilang secara bertahap

dan bercak ini tidak menular

5) Nevi ( tanda lahir)

bercak mongol merupaka bercak hitam berpigmen

pada bokong atau bagian bawah bayi dengan kulit coklat,


114

kuning atau hitam. Bercak tersebut menghilang dalam tahun

pertama atau kedua kehidupan bayi.

c. Pemeriksaan bagian tubuh

1) Kepala :

Lingkar kepala bayi baru lahir normal sekitar 31-

35,5cm.lingkar kepala biasanya lebih besar 2 cm dari pada

lingkar dada.

2) Mata :

Yang perlu diperiksa pada mata adalah sebagian berikut :

a) Posisi mata

b) Kelopak mata, akan tampak edema beberapa hari akibat

proses kelahiran, iritasi kimia

c) Adanya perdarahan subkonjungtiva karena tekanan pada

kepala bayi selama persalinan

d) Pupil, perhatikan simetris dan refleks cahaya

e) Lensa mata, perhatikan apakah ada katarak

3) Telinga :

Yang perlu diperiksa pada telinga adalah :

a) Kematangan, atau simetris

b) Letak dan bentuk, ukuran

c) Lubang telinga

4) Hidung :

Yang harus diperiksa pada hidung :


115

a) Bentuk dan ukuran

b) Lubang hidung

5) Mulut :

Yang perlu diperiksa pada mulut bayi baru lahir adalah :

a) Posisi, ukuran, simetris

b) Bibir : celah bibir

c) Palatum : celah, epstein’s pearl

d) Mukosa dan lidah : normalnya merah muda

e) Gusi : perhatikan adanya kista kecil

f) Gigi neonatus

g) Rahang : ukuran

h) Air liur : bila banyak curiga adanya etresia esofagus

6) Leher :

Yang perlu diperhatikan pada leher bayi baru lahir adalah :

a) Bentuk : normal , webbing, torticolitis

b) Massa : normal kelenjar tak teraba

7) Klavikula :

Yang perlu diperiksa pada klavikula bayi baru lahir adalah :

a) Fraktur : krepitasi , edema

8) Payudara :

Yang perlu diperiksa pada payudara bayi baru lahir adalah :

a) Bentuk, normal, ginekomasti,mastitis

b) Papilla : ekstra, letak berjauhan


116

9) Jantung :

Yang perlu diperiksa pada jantung bayi baru lahir adalah :

a) Denyut jantung : 120-160 kali per menit di daerah brakhial

dan femoral

b) Pengisian kapiler : <4 detik

c) Tekanan darah : sistolik 50-70 mmHg

d) Denyut apeks : maksimum dikiri sternum

e) Murmur : biasa terdengar pada hari pertama

10) Paru-paru :

Yang perlu diperiksa pada paru-paru bayi baru lahir adalah :

a) Frekuensi nafas: 40-60 kali per menit

b) Irreguler pada fase tidur tertentu nafas periodik tanpa

menyebabkan perubahan denyut jantung dan warna kulit

c) Bentuk dan gerak dada : simetris

d) Perkusi : normal

e) Auskultasi : gerakan/ masuknya udara

11) Abdomen

Yang perlu diperiksa pada abdomen bayi baru lahir adalah :

a) Umbilicus dua arteri satu vena

b) Hernia, infeksi, perdarahan

c) Bentuk abdomen : tegang atau cekunng

d) Hepar : teraba 1 cm dibawah arkus kosta

e) Lien : sulit diraba


117

f) Ginjal : sering dapat teraba

g) Masa : normal tidak ada masa

h) Bising usus : auskultasi

12) Anus :

Yang perlu diperiksa pada anus bayi baru lahir adalah :

a) Paten, atresia ani

b) Feses :

(1) Mekonium keluar dalam 48 jam pertama

(2) Feses kuning mulai hari ke-5

13) Tulang belakang

Yang perlu diperiksa pada tulang belakang bayi baru lahir

adalah :

a) Lurus, scoliosis

b) Dimple : koksigeus, sakrum

14) Genetalia :

Yang perlu diperiksa pada genetalia bayi baru lahir adalah :

a) Penis : muara uretra , ujung, hipospadia

b) Testis : turun pada usia kehamilan 37 minggu

c) Skrotum : sempurna pada cukup bulan

d) Klitoris : ukuran : besar pada CAH , tertutup selaput pada

cukup bulan

e) Labia : cukup

f) Bulan labia minora tertutup labia mayora


118

15) Ekstramitas atas

Yang perlu diperiksa pada ekstremitas atas bayi baru lahir

adalah :

a) Posisi : fleksi pada cukup bulan

b) Parese/ paralise : brakhial palsy

c) Tangan : sindaktili, polidaktili, garis simea

16) Ekstremitas bawah

Yang perlu diperiksa ekstremitas bawah bayi baru lahir adalah :

a) Sering agak bengkok pada tungkai bawah

b) Kaki, posisi : deformasi, CTEV

c) Jari : sindaktili, polidaktili

(Maryunani dan nurhayati, 2008).

7. Pengukuran Antropometri

Pada pemeriksaan bayi baru lahir, dilakukan pengukuran

antropometri seperti berat badan normalnya 2500-3500 gr,

pengukuran panjang badan yang normalnya 45-50 cm, pengukuran

lingkar kepala normalnya adalah 33-35 cm, pengukuran lingkar dada

normalnya 30-33 cm. (Hidayat, 2009)

8. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.

b. Berat badan 2500 gram- 4000 gram.

c. Panjang badan lahir 48-52 cm.

d. Lingkar dada 30-38 cm.


119

e. Lingkar kepala 33-35cm.

f. Lingkar lengan 11-12 cm.

g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.

h. Pernapasan ± 40-60 x/menit

i. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang

cukup.

j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna.

k. Kuku agak panjang dan lemas.

l. Nilai APGAR > 7.

m. Gerakan aktif

n. Bayi lahir langsung menangis kuat.

o. Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil

pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.

p. Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan

baik.

q. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah

terbentuk dengan baik.

r. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.

s. Genetalia :

1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada

pada skrotum dan penis yang berlubang.


120

2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan

uretra yang berlubang serta adanya labia minora dan mayora.

t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya meconium dalam

24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2010).

9. Refleks

Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan

spontan tanpa disadari pada bayi normal. Beberapa penampilan dan

perilaku bayi:

a. tornik neek refleks :

gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal , bila

ditengkurapkan akan segara spontan memiringkan kepalanya.

b. Rooting refleks

Bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia akan

membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya kearah

datangnya jari.

c. Grapsing refleks

Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka jari-jarinya

akan langsung menggenggam sangat kuat.

d. Moro refleks

Refleks yang timbul dilur kemauan ?kesadaran bayi. Contoh:

bila bayi diangkat/direnggut secara kasar dari gendongan

kemudian seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat

tubuhnya pada orang yang mendekapnya.


121

e. Strartle refleks

Refleks emosional berupa hentakan dan gerakan seperti

mengejang pada lengan tangan dan sering diikuti dengan tangis.

f. Stapping refleks

Refleks kaki secara spontan apabila bayi iangkat tegak dan

kakinya satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi

seolah-olah berjalan.

g. Refleks mencari putting (rooting)

Bayi menoleh kea rah sentuhan di pipinya atau di dekat mulut ,

berusaha untuk menghisap.

h. Refleks menghisap (sucking)

Areola putting susu tertekan gusi bayi, lidah , dan langit-langit

sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI.

i. Refleks menelan

Dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di daerah mulut dan

faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong

ASI ke dalam lambung (JNPK-KR, 2007 dalam rukiyah dan

yulianti, 2010).

10 Tanda Bahaya pada bayi

Bila ditemukan tanda bahaya berikut, rujuk bayi kefasilitas

kesehatan:

a. Tidak dapat menyusu

b. Kejang
122

c. Bayi bergerak hanya jika dirangsang

d. Nafas cepat (>60 per menit)

e. Merintih

f. Retraksi dinding dada bawah sianosis central (JNPK-KR,2014).

11 Jadwal Kunjungan pada bayi Baru Lahir

Kunjungan pemeriksaan pada bayi baru lahir menurut JNPK-KR

(2014), yaitu:

1) Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam)

2) Kunjungan pada umur 1-3 hari 1 kali kunjungan tindak lanjut

(KN)

3) Kunjungan pada umur 4-7 hari 1 kali kunjungan tindak lanjut

(KN)

4) Kunjungan pada umur 8-28 hari kali kunjungan tindak lanjut (KN)

12. Pemberian ASI

Rangsangan isapan bayi pada putting susu ibu akan

diteruskan oleh seabut saraf ke hipofise anterior untuk

mengeluarkan hormone prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu

payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin sering bayi menghisap

putting susu akan semakin banyak prolactin dan ASI dikeluarkan.

Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila penghisapan putting

susu cukup adekuat maka akan dihasilkan secara bertahap 10-100

ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi

sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI per hari (kisaran 600-


123

1000 ml untuk tumbuh kembang bayi). Produksi ASI dimulai

menurun (500-700ml) setelah 6 bulan pertama dan menjadi 400-600

ml pada 6 bulan kedua usia bayi. Produksi ASI akan meningkat

menjadi 300-500 pada tahun kedua usia anak ( Rukiah dan

yulianti,2010).

13. Refleks Laktasi

Dimana laktasi, terdapat 2 mekanisme reflex pada ibu yaitu

refleks prolactin dan reflex oksitosin yang berperan dalam produksi

ASI dan involusi uterus (khususnya pada masa nifas) .

Pada bayi , terdapat 3 jenis refleks yaitu :

a. Refleks mencari putting susu (rooting refleks)

Bayi akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan pada

pipinya. Bayi akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh

dan berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan

tersebut.

b. Refleks menghisap ( sucking refleks) :

Rangsangan putting susu pada langit-langit bayi menimbulkan

refleks menghisap. Isapan ini akan menyebabkan areola dan

putting susu ibu tertekan gusi, lidah dan langit-langit bayi

sehingga sinus laktifus dibawah areola dan ASI terpancar keluar

c. Refleks menelan ( swallowing refleks)

Kumpulan ASI di dalam mulut bayi mendesak otot-otot di

daerah mulut dan faring untuk meng-aktifkan refleks menelan dan


124

mendorongn ASI kedalam lambung bayi (Rukiyah dan yulianti,

2010).

14. Posisi menyusui

Posisi bayi saat menyusui sangat menentukkan keberhasilan

pemberian ASI dan mencegah lecet putting susu (enkin dkk, 2000).

Pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar.Barikan bantuan dan

dukungan jika ibu memerlukannya, terutama jika ibu pertama kali

menyusui atau ibu berusia sangat muda.Bu berpengalaman

sekalipun tetap memerlukan bantuan untuk mulai menyusukan bayi

barunya.

Posisi menyusui yang baik hendaknya ibu melakukan beberapa hal

antara lain :

a. Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi

(kepala dan tubuh berada pada satu garis lurus), muka bayi

menghadap ke payudara ibu, hidung bayi didepan putting ibu.

Posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut bayi

menghadapp ke perut ibu.

b. Ibu mendekatkan bayinya ketubuhnya (muka bayi ke payudara

ibu) dan mengamati bayi siap menyusu, bergerak mencari, dan

menoleh.

c. Ibu menyentuhkan putting susunya ke bibir bayi, menunggu

hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut


125

bayi ke putting susu ibu sehingga bibir bayi dapat menangkap

putting susu tersebut.

d. Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik, dagu menyentuh

payudara ibu, mulut terbuka lebar, hidung bayi mendekati dan

kadang-kadang menyentuh payudara ibu, mulut bayi mencakup

sebanyak mungkin areola (tidak hanya putting susu saja), lingkar

areola atas terlihat lebih banyak dibandingkan lingkar areola

bawah, lidah bayi menopang putting dan areola bagian bawah,

bibir bayi melengkuh keluar, bayi menghisap kuat dalam secara

perlahan dan kadang-kadang disertai dengan berhenti sesaat.

Posisi menyusui yang diuraikan diatas adalah posisi dimana

ibu telah memiliki kemampuan untuk duduk dan melakukan

mobilisasi secukupnya.Masih ada beberapa posisi alternative yang

disesuaikan dengan kemampuan ibu setelah melahirkan anaknya,

misalnya posisi berbaring terlentang dan setengah duduk mungkin

lebih sesuai untuk pemberian ASI ini (Rukiyah dan yulianti, 2010).

1. Imunisasi

a. Pengertian imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi

imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel

serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama

secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing


126

seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk

kedalam tubuh. (Rukiyah dan Yulianti, 2010)

b. Macam-macam imunisasi :

1) Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat

seseorang karena tubuh yang secara aktif membentuk zat

antibodi.

- Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang

secara otomatiis diperoleh setelah sembuh dari suatu

penyakit.

- Imunisasi buatan adalah tubuh yang didapat dari vaksinasi

yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari

suatu penyakit.

2) Imunisasi pasif adalah kekebalan tubuh yang bisaa diperoleh

seseorang yang zat kekebalan tubuhnya didapatkan dari luar.

- Imunisasi pasif alamiah adalah antibodi yang didapat

seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan

orang tua kandung langsung ketika berada dalam

kandungan.

- Imunisasi pasif buatan adalah kekebalan tubuh yang

diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah

penyakit tertentu.

- Imunisasi pasif yang didapat yaitu kekebalan yang

diperoleh dari luar tubuh bukan oleh individu itu sendiri,


127

misalnya kekebalan bayi diperoleh dari ibu setelah

pemberian Ig serum daya lindung pendek (2-3 minggu ).

(Maryanti dkk, 2011)

c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

1) Tuberkulosis

Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit menular

langsung yang disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium

tuberculosis).Penyakit TBC ini dapat menyerang semua

golongan umur dan diperkirakan terdapat 8 juta penduduk

dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang pertahun.Di

Negara-negara berkembang kematian ini merupakan 25%

dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan

pencegahan.Diperkirakan 95% penderita TBC berada di

Negara berkembang (Maryanti,dkk 2011).

2) Difteri

Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

corynebacterium diphtheria merangsang saluran pernapasan

terutama terjadi pada balita.Penyakit difteri mempunyai

kasus kefatalan yang tinggi.Pada penduduk yang belum

divaksinasi ternyata anak yang berumur 1-5 tahun paling

banyak diserang karena kekebalan (antibodi) yang diperoleh

dari ibunya hanya berumur satu tahun.


128

3) Pertusis

Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut

yang disebabkan oleh Bordotela pertusis pada saluran

pernapasan. Penyakit ini merupakan penyakit yang cukup

serius pada bayi usia dini dan tidak jarang menimbulkan

kematian. Seperti halnya penyakit infeksi saluran

pernapasan akut lainnya, pertusis sangat mudah dan cepat

penularannya.Penyakit ini dapat merupakan salah satu

penyebab tingginya angka kesakitan terutama di daerah

yang padat penduduk.

4) Tetanus

Penyakit tetanus merupakan penyakit yang

disebabkan oleh kuman bakteri clostridium tetani. Kejadian

tetanus jarang dijumpai di Negara yang telah berkembang

tetapi masih banyak terdapat di Negara yang sedang

berkembang , terutama dengan masih seringnya kejadian

tetanus pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum). Penyakit

terjadi karena kuman clostridium tetani memasuki tubuh bayi

lahir melalui tali pusat yang kurang terawat. Kejadian seperti

ini sering kali ditemukan pada persalinan yang dilakukan

oleh dukun kampong aibat memotong tali pusat memakai

pisau atau sebilah bamboo yang tidak steril.Tali pusat

mungkin pula dirawat dengan berbagai ramuan, abu, daun-


129

daun dan sebagainya. Oleh karena itu , untuk mencegah

kejadian tetanus neonatorum ini adalah dengan pemberian

imunisasi.

5) Poliomielitis

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

polio. Berdasarkan hasil surveilans AFP ( Acute flaccide

paralysis) dan pemeriksaan laboratorium, penyakit ini sejak

tahun 1995 tidak ditemukan di Indonesia. Namun kasus AFP

ini dalam beberapa tahun terakhir kembali ditemukan di

beberapa daerah di Indonesia.

6) Campak

Penyakit campak (measles) merupakan penyakit yang

disebabkan oleh virus campak, dan termasuk penyakit akut

dan sangat menular, menyerang hampir semua anak

kecil.Penyebabnya virus dan menular melalui saluran

pernapasan yang ke luar saat penderita bernapas, batuk dan

bersin (droplet).Penyakit ini pada umumnya sangat dikenal

oleh masyarakat terutama para ibu rumah

tangga.Dibeberapa daerah penyakit dikaitkan dengan nasib

yang dialami oleh semua anak. Sedangkan di daerah lain

dikaitkan dengan pertumbuhan anak.


130

7) Hepatitis B

Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh virus hepatitis B. penyakit ini masih

merupakan satu masalah kesehatan di Indonesia karena

prevalensinya cukup tinggi.Prioritas pencegahan terhadap

penyakit ini yaitu melalui pemberian imunisasi hepatitis pada

bayi dan anak-anak.Hal ini dimaksud agar mereka

terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin dalam

hidupnya.Dengan demikian integrasi imunisasi hepatitis B ke

dalam imunisasi dasar pada kelompok bayi dan anak-anak

merupakan langkah yang sangat diperlukan.

d. Jadwal pemberian imunisasi

1) Vaksinasi BCG

Vaksinasi BCG diberikan pada bayi umur 0-12 bulan

secara suntikan intrakutan dengan dosis 0,05 ml. vaksinasi

BCG dinyatakan berhasil apabila terjadi tuberkulin konversi

tergantung tempat suntikan. Ada tidaknya tuberkulin konversi

tergantung pada potensi vaksin dan dosis yang tepat serta

cara penyuntikan yang benar. Kelebihan dosis dan suntikan

yang terlalu dalam akan menyebabkan terjadinya abses di

tempat suntikan. Untuk menjaga potensinya, vaksin BCG

harus disimpan pada suhu 2°C (Depkes RI, 2005).


131

2) Vaksinasi DPT

Kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus

adalah dengan pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid

difteri dan toksoid tetanus yang telah dimurnikan ditambah

dengan bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan. Dosis

penyuntikan 0,5 ml diberikan secara subkutan atau

intramuscular pada bayi yang berumur 2-12 bulan sebanyak 3

kali dengan interval 4 minggu. Reaksi spesifik yang timbul

setelah penyuntikan tidak ada.Gejala biasanya demam ringan

dan reaksi local tempat penyuntikan. Bila ada reaksi yang

berlebihan seperti suhu yang terlalu tinggi , kejang, kesadaran

menurun, menangis yang berkepanjangan lebih dari 3 jam,

hendaknya pemberian vaksin DPT diganti dengan DT (Depkes

RI, 2005).

3) Vaksinasi polio

Untuk kekebalan terhadap polio diberikan 2 tetes vaksin

polio oral yang mengandung virus polio yang mengandung

virus polio tipe 1, 2, dan 3 dan sabin.Vaksin yang diberikan

melalui mulut pada bayi umur 2-12 bulan sebanyak 4 kali

dengan jarak waktu pemberian 4 minggu (Depkes RI, 2005).

4) Vaksinasi campak

Vaksin yang diberikan berisi virus campak yang sudah

dilemahkan dan dalam bentuk bubuk kering atau freezeried


132

yang harus dilarutkan dengan bahan pelarut yang telah

tersedia sebelum digunakan. Suntikan ini diberikan secra

sukutan dengan dosis 0,5 ml pada anak umur 9-12 bulan. Di

Negara berkembang imunisasi campak dianjurkan diberikan

lebih awal dengan maksud memberikan kekebalan sedini

mungkin, sebelum terkena infeksi virus campak secara

alami.Pemberian imunisasi lebih awal rupanya terbentur oleh

adanya zat anti kebal bawaan yang berasal dari ibu (maternal

antibodi), ternyata dapat menghambat terbentuknya zat kebal

campak dalam tubuh anak, sehingga imunisasi ulangan masih

diberikan 4-6 bulan kemudian.Maka untuk Indonesia vaksin

campak diberikan mulai anak berumur 9 bulan (Depkes RI,

2005).

G. Dokumentasi Kebidanan

1. Pengertian

Dokumentasi adalah semua warkat asli atau catatan otentik

yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti pada persoalan

hukum. Tungpalan mengatakan bahwa dokumen adalah suatu

catatan yang dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan

hukum. Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan

mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun aktivitas

pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting

(Asih, dkk. 2016).


133

2. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan

a) Pengumpulan Data Dasar

Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah ini

dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data

yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara

lengkap, seperti identitas pasien, riwayat kesehatan,

pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan, meninjau data

laboratorium.

b) Interpretasi Data Dasar

Identifikasi yang benar terhadap diagnosis/ masalah dan

kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas

dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang

sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan

masalah atau diagnosis yang spesifik. Diagnosis kebidanan

adalah diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (Bidan) dalam

lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

(tata nama) diagnosis kebidanan.

c) Identifikasi Diagnosa atau masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, Bidan dapat bersiap-


134

siap bila diagnosis atau masalah potensial benar-benar

terjadi.

d) Identifikasi dan Penetapan Kebutuhan yang Memerlukan

Penanganan Segera.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh

Bidan/Dokter untuk dikonsultasikan/ ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi

klien. Data baru dikumpulkan dan dievaluasi kemungkinan

bisa terjadi kegawatdaruratan dimana Bidan harus bertindak

segera untuk kepentingan kesehatan dan keselamatan jiwa

ibu dan anak.

e) Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh

Melakukan perencanaan yang menyeluruh merupakan

kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosis/ masalah yang

telah diidentifikasi/ diantisipasi. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi pasien/ masalah yang berkaitan

tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita

tersebut, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan

apakah merujuk klien atau masalah yang lain.

f) Pelaksanaan Perencanaan

Rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara

efisien dan aman. Pada saat Bidan berkolaborasi dengan


135

dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi,

maka bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana

asuhan yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien

akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu

dari seorang klien.

g) Evaluasi

Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan sesuai dengan

kebutuhan sebagaimana yang telah teridentifikasi didalam

masalah dan diagnosis.

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Menurut Helen Varney (2007) dalam Rukiyah (2014), alur pikir

bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah. Untuk orang lain

mengetahui apa yang telah dilakukan seorang Bidan melalui proses

berfikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk subyektif,

obyektif, assessment, dan planning (SOAP) yaitu :

(S) = Subyektif, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah

1 varney yaitu melakukan anamnesa kepada klien, keluarga,

suami atau orang yang saat itu tahu kondisi klien tersebut.

(O) = Obyektif, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui hasil pemeriksaan fisik ibu


136

secara lengkap dan akurat mulai dari ujung kepala sampai

kaki disertai data penunjang sebagai langkah 1 varney.

(A) = Assessment, menggambarkan pendokumentasian hasil

analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam

suatu identifikasi dalam diagnosa/ masalah, kebutuhan,

antisipasi diagnosa/ masalah potensial, perlunya tindakan

segera oleh Bidan/ Dokter, konsultasi/ kolaborasi, dan atau

rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 varney.

(P) = Planning, menggambarkan pendokumentasian dari rencana,

tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assessment

sebagai langkah 5, 6, dan 7 varney.


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Antenatal Care

Ny.”R” berumur 25 tahun, beragama islam, suku sunda,

pendidikan SMP, bekerja sebagai ibu rumah tangga, telah menikah

selama 4 bulan dengan Tn.“A” umur 29 tahun, agama islam, suku

sunda, pendidikan SMP , bekerja sebagai buruh.

Ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, sudah pernah

melahirkan dan belum pernah keguguran, alam tempat tinggal di

kp.Cibahbul Rt 01/01.

1. Trimester I (0-14 minggu)

Dari data yang diperoleh dari buku kunjungan bahwa Ibu

memeriksakan kehamilannya pada trimester I di Posyandu

terdekat pada tanggal 15 Maret 2016, dengan keluhan mual-mual

dan pusing. Berat badan ibu 55 kg, BB sebelum hamil 55 kg, TD

100/70 mmHg, usia kehamilan 13 minggu, therapi yang diberikan

B6 untuk mengatasi mualnya dan Paracetamol untuk mengatasi

pusingnya.

2. Trimester II (14-28 minggu)

a. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Kujungan ANC Pertama

Tanggal 06 September 2016 di Klinik Chika Medika Bidan

Eneng Ita Rosita,S.ST.MM.M.Kes

137
138

Ibu mengatakan, ini merupakan Kunjungan pemeriksaan

hamil yang kedua, ibu mengatakan hamil yang kedua, sudah

pernah melahirkan satu kali dan belum pernah keguguran.

Riwayat menstruasi, ibu pertama kali haid umur 14 tahun, siklus

28 hari, banyaknya 3 kali / hari ganti pembalut, lamanya 7 hari,

sifat darah encer, ada dismenorhoe, keteraturan teratur.

Riwayat persalinan hamil kedua, anak pertama ibu berusia

3 tahun 3 bulan usia kehamilan anak pertama lahir pada usia

kehamilan 38 minggu, jenis persalinannya normal, tempat

bersalin di Klinik ditolong oleh bidan jenis kelaminnya

perempuan, berat badan saat lahir 2900 gram panjang badan

saat lahir 48 cm, keadaan bayi baik tidak ada kecacatan atau

apapun, serta keadaan nifas ibupun baik, laktasi normal, dan

tidak ada komplikasi ibu dn bayi. Ibu mengatakan Hari Pertama

Haid Terakhir (HPHT) tanggal 15 Maret 2016 maka Taksiran

Persalinannya (TP) 22 Desember 2016. Usia kehamilannya

25 minggu. Pergerakan janin dirasakan pertama kali pada usia

kehamilan 4 bulan. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir

dirasakan ibu normal (10-20 kali), ibu tidak merasakan keluhan

seperti rasa lelah, rasa mual dan muntah yang lama, nyeri perut,

panas menggigil, sakit kepala terus menerus, penglihatan kabur,

rasa nyeri atau panas waktu BAK, tidak terdapat rasa gatal pada

vulva, vagina dan sekitarnya, tidak ada pengeluaran cairan


139

pervaginam, tidak ada nyeri kemerahan, tungkai tidak oedema.

Ibu sudah di imunisasi TT1 pada saat SD, imunisasi TT2 pada

saat mau menikah. Ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan

termasuk jamu. Ibu pernah menggunakan alat kontasepsi suntik

yang 3 bulan sekali tujuannya untuk menjarangkan kehamilan

dari anak pertama. Tidak ada keluhan saat menggunakan KB

suntik, ibu berhenti menggunakan KB karena telat kunjungan

dan ibu merasa hamil. Tidak mempunyai riwayat sistemik dan

riwayat penyakit keluarga. Riwayat operasi tidak ada. Keturunan

kembar tidak ada.

Pola nutrisi makan 3 kali dalam sehari porsi sedang. Menu

makanan dengan nasi, tahu, tempe, sayur, minum 8 gelas sehari

jenis minuman air putih. Ibu tidak mengkonsumsi minuman

seperti teh dan kopi. Tidak ada perubahan makan yang dialami

ibu. Pola Eliminasi buang air besar 1 kali sehari, warna kuning,

konsistensi keras, tidak ada darah dan nanah. Buang air kecil

sebanyak 5 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas, tidak ada

darah dan nanah. Tidur malam 8 jam dan tidur siang 1 jam,

seksualitas dilakukan 2 kali seminggu dan ibu tidak terganggu

dengan adanya kehamilan, ibu melakukan pekerjaan rumah

tangga seperti memasak dan beres-beres rumah.

Riwayat psikologis ini kehamilan yang tidak direncanakan,

akan tetapi kehamilan ini diterima, perasaan tentang kehamilan


140

ini senang dan respon keluarga tentang kehamilan ini baik. Ibu

mengatakan merasakan siap menghadapi persalinannya.

Riwayat sosial, ibu menikah umur 21 tahun, dengan Tn R

umur 25 tahun, status perkawinan sah, lama pernikahan 4 tahun

dan ini merupakan pernikahan yang pertama. Pembuat

keputusan Suami. Hubungan suami dan keluarga baik, begitu

juga hubungan ibu dengan masyarakat baik. Perasaan terhadap

kehamilan ini senang. Ibu merencanakan persalinan di rumah

bidan, partisipasi suami selama kehamilan baik.

Riwayat Spiritual , ibu tidak lupa menjalankan ibadahnya

yaitu sholat 5 waktu, mengaji al-qur’an.

Pengetahuan yang dimiliki klien, ibu mengetahui tentang

pemeriksaan kehamilan, ibu mengetahui kecukupan gizi ibu

hamil, ibu mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan, ibu

mengetahui tentang personal hygiene serta PMS dan HIV/AIDS.

Setelah menggali semua identitas tentang ibu, selanjutnya

peneliti melakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa,

keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, status

emosional stabil, tanda-tanda vital : Tekanan Darah (TD)

120/70mmHg, frekuensi pernafasan 22 kali per-menit, suhu

tubuh 36,5˚c, N : 82X /menit, berat badan sekarang 60 kg, berat

badan sebelum 55 kg, dan tinggi badan 159 cm, kepala : rambut

bersih distribusi merata dan tidak ada lesi, rambut bersih, tidak
141

ada rontok, muka tidak ada oedema dan cloasma gravidarum.

Kelopak mata tidak oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak

kuning, hidung bersih tidak ada polip, telinga bersih dan tidak

ada serumen, mulut tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, leher

tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening,

mammae simetris tidak ada benjolan, terdapat hiperpygmentasi

areola mammae, puting susu menonjol, bersih, colostrum ada

kanan dan kiri.

Abdomen : Pemeriksaan kebidanan, perut membesar

sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi,

tidak terdapat linea nigra, tidak ada striae, pada pemeriksaan

didapatkan hasil palpasi ballottement (+) TFU 22 cm, DJJ 132

x/menit, teratur, punctum maksimum sebelah kanan atas

pusat.

Keadaan ekstremitas bentuk bagian lengan simetris, bentuk

bagian kaki simetris, tidak terdapat oedema tangan dan jari

ataupun pada tibia atau kaki. Varises tungkai tidak ada, reflek

fatela pada kaki kanan dan kiri positif, punggung terlihat

hiperlordosis fisiologis, tidak ada nyeri ketuk pada pemeriksaan

pinggang Costro Vetebrata Angle Tenderness (CVAT), pada

pemeriksaan anogenital didapat hasil vulva vagina bersih tidak

ada kelainan, varices tidak ada, perineum tidak ada bekas luka

parut, di daerah kelenjar bartolini dan skene tidak ada nyeri


142

tekan serta tidak ada benjolan. Pada pemeriksaan anus tidak

terdapat hemoroid.

Pada Pemeriksaan penunjang : dilakukan pemeriksaan

laboratorium dengan hasil : Hb 10.8gr%, protein urine (negatif),

reduksi urine (negatif). Dari hasil pemeriksaan dapat ditentukan

diagnosa ibu adalah G2P1A0 Hamil 25 minggu dengan Anemia

ringan, ballotement (+).

Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif

atau data yang bersumber dari ibu, Ibu mengatakan ini hamil

anak kedua pernah melahirkan satu kali dan tidak pernah

keguguran. HPHT 15 Maret 2016 ibu mengatakan pergerakan

janin pertama kali usia 4 bulan, ibu mengatakan masih

merasakan pergerakan janin dalam 24 jam terakhir.

Dan dari data objektif yang ditemukan usia kehamilan 25

minggu, TP 22-12-2016, Keadaan umum ibu baik, kesadaran

compos mentis, status emosional stabil, Tanda-Tanda Vital

(TTV): tekanan darah 120/70mmHg, frekuensi pernafasan 22 kali

per-menit, suhu tubuh 36,5˚c, N : 82X /menit, berat badan

sekarang 60 kg, berat badan sebelum 56 kg, Kelopak mata tidak

oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning, telinga

bersih dan tidak ada serumen, mammae simetris tidak ada

benjolan, terdapat hiperpygmentasi areola mammae, puting susu

menonjol, bersih, kolostrum ada kanan dan kiri.


143

Palpasi Abdominal : ballottement (+), TFU 22 cm,

Auskultrasi DJJ positif frekuensi 132 x/menit, teratur dan

punctum maximum terletak di bagian kanan atas pusat ibu,

TBBJ (22-12)×155=1.550 Gram

Pada pemeriksaan ini, tidak ada keluhan Masalah adalah

Anemia ringan didasari dengan pemeriksaan lab HB

:10,8gr%.Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial untuk Ny

“R” yaitu anemia ringan bias menjadi anemia sedang. Tindakan

Segera/ Kolaborasi Tidak Perlu Dilakukan.

Rencana asuhan menyeluruh yang akan dilakukan

adalah : Lakukan informed consent, lakukan pemeriksaan fisik

dan beritahu hasilnya, anjukan ibu untuk bersalin di tenaga

kesehatan, berikan ibu tablet penambah darah dan calcium, ibu

susu ibu hamil serta anjurkan ibu untuk kunjungan ulang.

Pelaksanaan dari rencana diatas yaitu : melakukan

informed consent, melakukan pemeriksaan fisik dan

memberitahu hasilnya bahwa keadaan ibu dan janin baik, TD

120/70 mmHg, P : 22 x/menit, N : 82x/menit, S : 36,5ᵒc, TP : 22

Desember 2016, UK 25 mimggu. Menganjurkan ibu untuk

bersalin di tenaga kesehatan,. Memberikan ibu tablet Fe dosis 60

mg sebagai penambah darah 1x1 diminum malam hari sebelum

tidur menggunakan air putih atau air jeruk dan tidak boleh

dibarengi dengan the, kopi dan susu karena dapat


144

mempengaruhi penyerapannya, dan kalk dosis 500 mg untuk

pertumbuhan tulang ibu dan janin 1x1 diminum setelah makan.

Menganjurkan untuk banyak istirahat cukup jangan melakukan

pekerjaan yang terlalu berat. Memberikan ibu susu ibu hamil

dengan teratur. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4

minggu kemudian yaitu pada tanggal 10 oktober 2016 atau jika

ada keluhan.

Dari data yang telah dikumpulkan dapat ditarik kesimpulan

dan evaluasi bahwa : Keadaan umum ibu dan janin baik, TTV

dalam batas normal, ibu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh

bidan dan ibu mau melakukan semua anjuran bidan termasuk

melakukan kunjungan ulang pada tanggal 10 Oktober 2016 atau

jika ada keluhan.


145

Tabel 3.1 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP

pada ibu Hamil Kunjungan I

Nama : Ny. R

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bd Eneng Ita Rosita,S.ST.MM.M.Kes

Hari/
Catatan Perkembangan
tanggal
Selasa, S Ibu mengatakan ini hamil anak kedua pernah
06-09-2016 melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran. Ibu
Pukul 10:00 mengatakan HPHT 15 Maret 2016 . Ibu merasakan
pergerakan janin pertama kali UK 4 bulan. Ibu
mengatakan masih merasakan pergerakan janin
dalam 24 jam terakhir.

O Usia kehamilan 25 minggu, TP 22-12-2016,


Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis,
status emosional stabil, Tanda-Tanda Vital (TTV):
tekanan darah 120/70mmHg, frekuensi pernafasan 22
kali per-menit, suhu tubuh 36,5˚c, N : 82X /menit.
Palpasi Abdominal : ballotement (+), TFU 22 cm,
DJJ positif frekuensi 132 x/menit, teratur dan
punctum maximum terletak di bagian kanan atas
pusat ibu. Pada pemeriksaan laboratorium didapat
hasil Hb 10,8 gr%, Protein urine (negatif), reduksi
(negatif).
Masalah : anemia ringan
Dasar : pemeriksaan penunjang didapatkan
hasilnya HB ibu 10,8 gr%.
A G2P1A0 Hamil 25 minggu dengan Anemia ringan
ballottement (+).
P - Melakukan informed consent
- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasilnya
bahwa keadaan ibu dan janin baik,TD 120/70
mmHg, P : 22 x/menit, N : 82x/menit, S : 36,5ᵒC, TP
22 Desember 2016, UK 25 minggu.
- Menganjurkan ibu untuk bersalin di tenaga
kesehatan
- Memberikan ibu tablet fe dosis 60 mg sebagai
penambah darah 1x1 diminum malam hari sebelum
tidur menggunakan air putih atau air jeruk dan tidak
boleh dibarengi dengan teh atau kopi karena dapat
mempengaruhi penyerapannya dan calk dosis 500
mg untuk pertumbuhan tulang ibu dan janin 1x1
146

diminum setelah makan.


- Menganjurkan untuk banyak istirahat cukup jangan
melakukan pekerjaan yang terlalu berat.
- Menganjurkan ibu untuk minum susu ibu hamil
dengan teratur
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu
kemudian yaitu pada tanggal 10 oktober 2016 atau
jika ada keluhan.
Keadaan umum ibu dan janin baik, TTV dalam
batas normal, ibu mengerti apa yang telah dijelaskan
oleh bidan dan ibu mau melakukan semua anjuran
bidan termasuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 10 Oktober 2016 atau jika ada keluhan.

Rangkasbitung, 06 September 2015


Pemeriksa

Siti patimah
147

b. Asuhan Kebidanan Antenatal Care kunjungan 2 pada

tanggal 10 Oktober 2016, pukul 11:00 WIB di Klinik Bidan

Eneng Ita Rosita,SST,MM,M.Kes

Tepat pada tanggal 10 oktober 2016, Ibu datang kembali

untuk melakukan pemeriksaan rutin, ibu mengatakan tidak ada

keluhan, Tidur siang kurang lebih 2 jam sehari, tidur malam 8

jam.

Adapun hasil pemeriksaan fisik ibu kali ini yaitu : Keadaan

umum ibu baik, kesadaran compos mentis, status emosional

stabil, tanda-tanda vital : Tekanan Darah (TD) 120/80mmHg,

frekuensi pernafasan 22 kali per-menit, suhu tubuh 36,7˚, N : 82x

/menit, berat badan sekarang 62kg, berat badan sebelum 55kg,

mammae simetris tidak ada benjolan, terdapat hiperpygmentasi

areola mammae, puting susu menonjol, bersih, kolostrum ada

kanan dan kiri.

Abdomen : Perut membesar sesuai dengan usia kehamilan,

tidak ada bekas luka operasi, tidak terdapat linea nigra, tidak ada

striae, Palpasi Abdominal: leopold I: bagian fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopold II: bagian

kanan teraba tahanan memanjang dan bagian kiri teraba

bagian-bagian kecil (PUKA), leopold III: bagian bawah teraba

bulat, keras, melenting (Kepala) dan belum masuk PAP,

leopold IV: tidak dilakukan. TFU : 26 cm, TBBJ : (26-13) 155 =


148

2.015 gram, DJJ 140 x/menit, teratur, punctum maksimum

sebelah kanan bawah pusat, vulva vagina bersih tidak ada

kelainan, varices tidak ada, perineum tidak ada bekas luka parut,

di daerah kelenjar Bartolini dan skene tidak ada nyeri tekan serta

tidak ada benjolan. Pada pemeriksaan anus tidak terdapat

hemoroid.

Pada Pemeriksaan penunjang : dilakukan pemeriksaan

laboratorium dengan hasil : Hb 10,8gr%, protein urine (negatif),

reduksi urine (negatif), gol darah (O+).

Dan hasil pemeriksaan dapat dianalisa bahwa ibu G2P1A0

Hamil 29 minggu 6 hari janin tunggal hidup intra uterin

presentasi kepala dengan anemia ringan.

Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif

atau data yang bersumber dari ibu, data subjektif yang

ditemukan adalah Ibu mengatakan ini hamil anak kedua pernah

melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran. HPHT 15

maret 2016, ibu mengatakan pergerakan janin pertama kali usia

4 bulan, ibu mengatakan masih merasakan pergerakan janin

pertama kali 24 jam terakhir 10-20 x/menit. Ibu mengatakan

tidak ada keluhan.

Dan dari data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan atau

Data objektif yang ditemukan dari hasil pemeiksaan keadaan

umum ibu baik, kesadaran composmentis, status emosional


149

stabil, TP:22-12-2016, Tanda-Tanda Vital (TTV): tekanan darah

120/80mmHg, frekuensi pernafasan 22 kali per-menit, suhu

tubuh 36,7˚, N : 82X /menit, Kelopak mata tidak oedema,

konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning, mammae simetris

tidak ada benjolan, terdapat hiperpygmentasi areola mammae,

puting susu menonjol, bersih, kolostrum ada kanan dan kiri.

Palpasi Abdominal : leopold I: bagian fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopold II: bagian

kanan teraba tahanan memanjang dan bagian kiri teraba

bagian-bagian kecil (PUKA), leopold III: bagian bawah teraba

bulat, keras, melenting (kepala) dan belum masuk PAP,

leopold IV: tidak dilakukan. TFU 26 cm, TBBJ (26-13)155 =

2.015 gram, Auskultasi DJJ 140 kali permenit, teratur,

punctum maksimum sebelah kanan bawah pusat.

Masalah pada kunjungan kali ini adalah Anemia ringan

didasari dengan pemeriksaan lab HB : 10,8 gr%.Identifikasi

Diagnosa dan Masalah Potensial untuk Ny “D” yaitu anemia akan

menyebabkan keguguran, partus premature, BBLR, perdarahan

sebelum dan sesudah persalinan, gangguan pertumbuhan janin,

asfiksia intra partum, mudah terkena infeksi, kematian pada ibu

dan janin. Tindakan Segera/ Kolaborasi Tidak Perlu Dilakukan.

Rencana asuhan yang akan dilakukan pada kunjungan

saat ini adalah lakukan informed consent, lakukan pemeriksaan


150

fisik dan beritahu hasilnya, anjurkan ibu untuk bersalin di tenaga

kesehatan, jelaskan pada ibu tentang ketidak nyamanan

fisiologis pada ibu hamil trimester III, beri ibu tablet Fe dan

kalsium serta jelaskan cara meminumnya dan efek dari

mengonsumsi Fe, anjurkan ibu untuk minum susu ibu hamil,

anjurkan ibu untuk kunjungan ulang dua minggu kemudian atau

jika ada keluhan.

Pelaksanaannya yaitu : melakukan informed consent,

melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu hasilnya bahwa

keadaan ibu dan janin baik, TD 120/80 mmhg, P 22 x/menit, N

82x/menit, S 36,7ᵒc, TP 22 desember 2016, UK 29 minggu 6

hari, menganjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan,

memberitahu ibu ketidaknyamanan fisiologis trimester III yaitu

sakit pinggang yang ibu rasakan adalah hal yang wajar di usia

kehamilan tua, karena beban pinggang ibu semakin besar

dengan bertambah besar/berkembang janin yang ada di perut

ibu. Memberikan ibu tablet fe dosis 60mg sebagai penambah

darah 2x1 diminum malam hari sebelum tidur menggunakan air

putih atau air jeruk dan tidak boleh dibarengi dengan teh atau

kopi karena dapat mempengaruhi penyerapannya dan calk dosis

500mg untuk pertumbuhan tulang ibu dan janin 1x1 diminum

setelah makan. Menganjurkan ibu untuk meminum suus ibu

hamil dengan rutin. Menganjurkan ibu untuk melakukan


151

kunjungan ulang 4 minggu kemudian yaitu pada tanggal 11

november 2016 atau jika ada keluhan.

Dari hasil pemeriksan dan pengkajian dapat ditarik

kesimpulan dan evaluasi yaitu : Keadaan umum ibudan janin

baik, TTV dalam batas normal, ibu mengerti apa yang dijelaskan

oleh bidan dan mau melakukan semua anjuran bidan termasuk

ibu mau melakukan kunjungan ulang pada tanggal 11 november

2016, atau jika ada keluhan.


152

Tabel 3.2 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP

pada Ibu Hamil Kunjungan II

Nama : Ny. R

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
tanggal
senin, S Ibu mengatakan ini hamil anak kedua pernah
10-10-2016 melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran.
Pukul 11.00 HPHT 15-03-16, ibu mengatakan pergerakan janin
WIB pertama kali usia 4 bulan, ibu mengatakan masih
merasakan pergerakan janin pertama kali 24 jam
terakhir 10-20 x/menit.Ibu mengatakan sakit
pinggang.
O Keadaan umum ibu baik, Tapsiran persalinan pada
tanggal 12-01-2016, TTV : TD 120/80 mmhg, P 22
x/menit, N 82x/menit, S 36,7 ᵒc, Palpasi Abdominal :
leopold I: bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong), leopold II: bagian kanan
teraba tahanan memanjang dan bagian kiri teraba
bagian-bagian kecil (PUKA), leopold III: bagian
bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala) dan
belum masuk PAP, leopold IV: tidak dilakukan.
TFU 26 cm, TBBJ (26-13)155 = 2.015 gram,
Auskultasi DJJ 140 kali permenit, teratur,
punctum maksimum sebelah kanan bawah
pusat.Pada pemeriksaan laboratorium didapat
hasil Hb 10,8 gr%, Protein urine (negatif), reduksi
(negatif), gol darah O.
Masalah : anemia ringan
Dasar : pemeriksaan penunjang didapatkan hasilnya
HB ibu 10,8 gr%.
A G2P1A0 Hamil 29 minggu 6 hari, janin Normal
dengan anemia ringan.
P - Melakukan informed consent
- Melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu
hasilnya bahwa keadaan ibu dan janin baik, TD
120/80 mmhg, P 22 x/menit, N 82x/menit, S 36,7ᵒc,
TP 22 desember 2016, UK 29 minggu 6 hari.
- Menganjurkan ibu untuk bersalin di tenaga
kesehatan.
- Memberitahu ibu ketidaknyamanan fisiologis
trimester III yaitu sakit pinggang yang ibu rasakan
153

adalah hal yang wajar di usia kehamilan tua, karena


beban pinggang ibu semakin besar dengan
bertambah besar/berkembang janin yang ada di
perut ibu.
- Memberikan ibu tablet fe dosis 60mg sebagai
penambah darah 2x1 diminum malam hari sebelum
tidur menggunakan air putih atau air jeruk dan tidak
boleh dibarengi dengan teh atau kopi karena dapat
mempengaruhi penyerapannya dan calk dosis
500mg untuk pertumbuhan tulang ibu dan janin 1x1
diminum setelah makan.
- Menganjurkan ibu untuk meminum susu ibu hamil
gengan teratur.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 4 minggu kemudian yaitu pada tanggal 10
november 2016 atau jika ada keluhan.
Keadaan umum ibudan janin baik, TTV dalam
batas normal, ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh
bidan dan mau melakukan semua anjuran bidan
termasuk ibu mau melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 10 november 2016, atau jika ada keluhan.

Rangkasbitung, 10 oktoberr 2016


Pemeriksa

Siti Patimah
154

c. Asuhan Kebidanan Antenatal Care kunjungan 3 pada

tanggal 10 november 2015, pukul 11:00 WIB di Klinik Bidan

Eneng Ita Rosita,SST,MM,M.Kes

Tepat pada tanggal 10 november 2016, Ibu datang kembali

untuk melakukan pemeriksaan rutin, ibu mengatakan tidak ada

keluhan Tidur siang kurang lebih 2 jam sehari, tidur malam 8

jam.

Adapun hasil pemeriksaan fisik ibu kali ini yaitu: Keadaan

umum ibu baik, kesadaran composmentis, status emosional

stabil, tanda-tanda vital : Tekanan Darah (TD) 120/80mmHg,

frekuensi pernafasan 23 kali per-menit, suhu tubuh 36,5˚, N :

84X /menit, mammae simetris tidak ada benjolan, terdapat

hiperpygmentasi areola mammae, puting susu menonjol, bersih,

kolostrum ada kanan dan kiri.

Abdomen : Perut membesar sesuai dengan usia kehamilan,

tidak ada bekas luka operasi, tidak terdapat linea nigra, tidak ada

striae, Palpasi Abdominal: leopold I: bagian fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopold II: bagian kiri

teraba bagian-bagian kecil janin dan bagian kanan teraba

tahanan memanjang (PUKA), leopold III: bagian bawah

teraba bulat, keras, melenting (Kepala) dan sudah masuk

PAP, leopold IV: konvergen 4/5. TFU : 29 cm, TBBJ : (29-13)

155 = 2.480 gram, DJJ 139 x/menit, teratur, punctum


155

maksimum sebelah kiri bawah pusat ibu, vulva vagina bersih

tidak ada kelainan, varices tidak ada, perineum tidak ada bekas

luka parut, di daerah kelenjar Bartolini dan skene tidak ada nyeri

tekan serta tidak ada benjolan. Pada pemeriksaan anus tidak

terdapat hemoroid.

Dan hasil pemeriksaan dapat dianalisa bahwa ibu G2P1A0

Hamil 33 minggu 2 hari janin tunggal hidup intra uterin

presentasi kepala.

Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif

atau data yang bersumber dari ibu, Ibu mengatakan ini hamil

anak ketiga pernah melahirkan dua kali dan tidak pernah

keguguran. Ibu mengatakan HPHT pada tanggal 15 Maret

2016, ibu mengatakan masih merasakan pergerakan janin dalam

24 jam terakhir. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Berdasarkan Data objektif yang ditemukan dari hasil

pemeriksaan TP 22-12-2016, Keadaan umum ibu baik,

kesadaran compos mentis, status emosional stabil, Tanda-Tanda

Vital (TTV): tekanan darah 120/80mmHg, frekuensi pernafasan

23 kali per-menit, suhu tubuh 36,5˚, N : 84X /menit, Kelopak

mata tidak oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning,

mammae simetris tidak ada benjolan, terdapat hiperpygmentasi

areola mammae, puting susu menonjol, bersih, kolostrum ada

kanan dan kiri.


156

Palpasi Abdominal : leopold I: bagian fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopold II: bagian kiri

teraba bagian-bagian kecil janin dan bagian kanan teraba

tahanan memanjang (PUKA), leopold III: bagian bawah

teraba bulat, keras, melenting (Kepala) dan sudah masuk

PAP, leopold IV: konvergen 4/5. TFU : 29 cm, TBBJ : (29-13)

155 = 2.480 gram, DJJ 139 x/menit, teratur, punctum

maksimum sebelah kiri bawah pusat ibu.

Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial untuk Ny “R”

adalah Anemia Ringan dan Tindakan Segera/ Kolaborasi Tidak

Perlu Dilakukan.

Rencana asuhan yang akan dilakukan pada kunjungan

saat ini adalah lakukan informed consent, lakukan pemeriksaan

fisik dan beritahu ibu hasilnya, anjurkan ibu untuk bersalin di

tenaga kesehatan, berikan ibu tablet penambah darah dan

calcium, anjurkan ibu untuk meminum susu ibu hamil serta

anjurkan ibu untuk kunjungan ulang dua minggu kemudian atau

jika ada keluhan.

Pelaksanaannya yaitu : melakukan informed consent,

melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu hasilnya bahwa

keadaan ibu dan janin baik, TD 120/80 mmHg, P 23 x/menit, N

84x/menit, S 36,5˚c, TP 12 Januari 2016, UK 33 minggu 2 hari.

Anjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan, Memberikan


157

ibu tablet fe dosis 60mg sebagai penambah darah 2x1 diminum

malam hari sebelum tidur menggunakan air putih atau air jeruk

dan tidak boleh dibarengi dengan teh atau kopi karena dapat

mempengaruhi penyerapannya dan calk dosis 500mg untuk

pertumbuhan tulang ibu dan janin 1x1 diminum setelah

makan.Menganjurkan ibu untuk meminum susu ibu hamil dengan

teratur. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu

kemudian yaitu pada tanggal 24 november 2016 atau jika ada

keluhan.

Dari hasil pemeriksaan dan pengkajian dapat ditarik

kesimpulan dan evaluasi yaitu : Keadaan umum ibu dan janin

baik, TTV dalam batas normal, ibu mengerti apa yang telah

dijelaskan oleh bidan dan ibu mau melakukan semua anjuran

bidan termasuk ibu mau melakukan kunjungan ulang 2 minggu

kemudian yaitu pada tanggal 24 november 2016 atau jika ada

keluhan.
158

Tabel 3.3 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP

pada Ibu Hamil Kunjungan III

Nama : Ny. R

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
tanggal
kamis, S Ibu mengatakan ini hamil anak ketiga pernah
10-11-2016 melahirkan dua kali dan tidak pernah keguguran. Ibu
Pukul 11.00 mengatakan HPHT pada tanggal 15 Maret 2016, ibu
WIB mengatakan masih merasakan pergerakan
janindalam 24 jam terakhir. Ibu mengatakan tidak
ada keluhan
O Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,
keadaan emosional stabil, TP 22 desember 2016,
Tanda-Tanda Vital (TTV): TD 120/80mmHg, frekuensi
pernafasan 23 kali per-menit, suhu tubuh 36,5˚, N :
84X /menit,Palpasi Abdominal :leopold I: bagian
fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong), leopold II: bagian kiri teraba bagian-
bagian kecil janin dan bagian kanan teraba
tahanan memanjang (PUKA), leopold III: bagian
bawah teraba bulat, keras, melenting (Kepala) dan
sudah masuk PAP, leopold IV: konvergen 4/5.
TFU : 29 cm, TBBJ : (29-13) 155 = 2.480 gram, DJJ
139 x/menit, teratur, punctum maksimum sebelah
kiri bawah pusat ibu.
Masalah :
Dasar :
A G2P1A0 Hamil 33 minggu 2 hari janin Normal
P - Melakukan informed consent
- Melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu
hasilnya bahwa keadaan ibu dan janin baik, TD
120/80 mmh, P 23 x/menit, N 84x/menit, S 36,5˚c,
TP 22 desember 2016, UK 33 minggu 2 hari.
- Anjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan.
- Memberikan ibu tablet fe dosis 60mg sebagai
penambah darah 2x1 diminum malam hari sebelum
tidur menggunakan air putih atau air jeruk dan tidak
boleh dibarengi dengan teh atau kopi karena dapat
mempengaruhi penyerapannya dan calk dosis
500mg untuk pertumbuhan tulang ibu dan janin 1x1
diminum setelah makan.
159

- Menganjurkan ibu untuk meminum susu ibu hamil


dengan rutin.
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu
kemudian yaitu pada tanggal 24 november 2015
atau jika ada keluhan.
Keadaan umum ibu dan janin baik, TTV dalam
batas normal, ibu mengerti apa yang telah dijelaskan
oleh bidan dan ibu mau melakukan semua anjuran
bidan termasuk ibu mau melakukan kunjungan ulang
2 minggu kemudian yaitu pada tanggal 24 november
2015 atau jika ada keluhan.

Rangkasbitung, 10 november 2016


Pemeriksa

Siti Patimah
160

d. Asuhan Kebidanan Antenatal Care kunjungan IV pada

tanggal 24 november 2016, pukul 11.00 WIB di Klinik Bidan

Eneng Ita Rosita ,SST,MM,M.Kes

Tepat pada tanggal 24 november 2016, Ibu datang kembali

untuk melakukan pemeriksaan rutin, ibu mengatakan tidak ada

keluhan. Tidur siang kurang lebih 2 jam sehari, tidur malam 8

jam.

Adapun hasil pemeriksaan fisik ibu kali ini yaitu: Keadaan

umum ibu baik, kesadaran composmentis, status emosional

stabil, tanda-tanda vital : Tekanan Darah (TD) 120/80mmHg,

frekuensi pernafasan 23 kali per-menit, suhu tubuh 36,4˚, N :

83X /menit, mammae simetris tidak ada benjolan, terdapat

hiperpygmentasi areola mammae, puting susu menonjol, bersih,

kolostrum ada kanan dan kiri.

Abdomen : Perut membesar sesuai dengan usia kehamilan,

tidak ada bekas luka operasi, tidak terdapat linea nigra, tidak ada

striae, Palpasi Abdominal: leopold I: bagian fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopold II: bagian kiri

teraba bagian-bagian kecil janin dan bagian kanan teraba

tahanan memanjang (PUKA), leopold III: bagian bawah

teraba bulat, keras, melenting (Kepala) dan sudah masuk

PAP, leopold IV: sejajar 3/5. TFU : 31 cm, TBBJ : (31-12)x155

= 2.945 gram, DJJ 140 x/menit, teratur, punctum maksimum


161

sebelah kiri bawah pusat ibu, vulva vagina bersih tidak ada

kelainan, varices tidak ada, perineum tidak ada bekas luka parut,

di daerah kelenjar Bartolini dan skene tidak ada nyeri tekan serta

tidak ada benjolan. Pada pemeriksaan anus tidak terdapat

hemoroid.

Dan hasil pemeriksaan dapat dianalisa bahwa ibu G2P1A0

Hamil 36 minggu 2 hari janin tunggal hidup intra uterin

presentasi kepala.

Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif

atau data yang bersumber dari ibu, Ibu mengatakan ini hamil

anak ketiga pernah melahirkan dua kali dan tidak pernah

keguguran. Ibu mengatakan HPHT pada tanggal 15 Maret

2016, ibu mengatakan masih merasakan pergerakan janin 24

jam terakhir. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Berdasarkan Data objektif yang ditemukan dari hasil

pemeriksaan TP 22-12-2016,Keadaan umum ibu baik,

kesadaran compos mentis, status emosional stabil, Tanda-Tanda

Vital (TTV): tekanan darah 120/80mmHg, frekuensi pernafasan

23 kali per-menit, suhu tubuh 36,4˚, N : 83X /menit, Kelopak

mata tidak oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning,

mammae simetris tidak ada benjolan, terdapat hiperpygmentasi

areola mammae, puting susu menonjol, bersih, kolostrum ada

kanan dan kiri.


162

Palpasi Abdominal : leopold I: bagian fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopold II: bagian kiri

teraba bagian-bagian kecil janin dan bagian kanan teraba

tahanan memanjang (PUKA), leopold III: bagian bawah

teraba bulat, keras, melenting (Kepala) dan sudah masuk

PAP, leopold IV: sejajar 3/5. TFU : 31 cm, TBBJ : (31-12) 155

= 2.945 gram, DJJ 140 x/menit, teratur, punctum maksimum

sebelah kiri bawah pusat ibu.

Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial untuk Ny “R”

Tidak Ada danTindakan Segera/ Kolaborasi Tidak Perlu

Dilakukan.

Rencana asuhan yang akan dilakukan pada kunjungan

saat ini adalah lakukan informed consent, lakukan pemeriksaan

fisik dan beritahu ibu hasilnya, anjurkan ibu untuk bersalin di

tenaga kesehatan, beritahu ibu tentang ketidaknyamanan

fisiologis pada ibu hamil trimester III, berikan ibu tablet

penambah darah dan calcium, beritahu ibu tanda-tanda

persalinan dan persiapan persalinan, Anjurkan ibu untuk

meminum susu ibu hamil, serta anjurkan ibu untuk kunjungan

ulang satu minggu kemudian atau jika ada keluhan.

Pelaksanaannya yaitu : melakukan informed consent,

melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu hasilnya bahwa

keadaan ibu dan janin baik, TD 120/80 mmh, P 23 x/menit, N


163

83x/menit, S 36,4˚c, TP 22 Desember 2016, UK 36 minggu 2

hari. Anjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan,

menjelaskan kepada ibu tentang ketidak nyamanan fisiologis

pada ibu hamil trimester III yaitu sakit dibagian simpisis dan sakit

pinggang adalah hal yang wajar pada usia kehamilan tua karena

kepala janin yang ada di perut ibu semakin turun sehingga

membuat nyeri pada perut bagian bawah/simpisis dan pinggang.

Memberikan ibu tablet fe dosis 60mg sebagai penambah darah

2x1 diminum malam hari sebelum tidur menggunakan air putih

atau air jeruk dan tidak boleh dibarengi dengan teh atau kopi

karena dapat mempengaruhi penyerapannya dan calk dosis

500mg untuk pertumbuhan tulang ibu dan janin 1x1 diminum

setelah makan. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu

seperti mules yang teratur yang semakin kuat, keluar lender

bercampur darah keluar air ketuban, dan persiapkan

perlengkapan untuk persalinan seperti perlengkapan ibu dan

bayi, biyaya, kendaraan, donor darah, penolong persalinan, dan

pendamping saat persalinan. Menganjurkan ibu untuk meminum

susu ibu hamil dengan teratur. Menganjurkan ibu untuk

kunjungan ulang 1 minggu kemudian yaitu pada tanggal 31

Desember 2016 atau jika ada keluhan.

Dari hasil pemeriksan dan pengkajian dapat ditarik

kesimpulan dan evaluasi yaitu : Keadaan umum ibu dan janin


164

baik, TTV dalam batas normal, ibu mengerti apa yang telah

dijelaskan oleh bidan dan ibu mau melakukan semua anjuran

bidan termasuk ibu mau melakukan kunjungan ulang 1 minggu

kemudian yaitu pada tanggal 31 Desember 2016 atau jika ada

keluhan.
165

Tabel 3.4 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP

pada Ibu Hamil Kunjungan IV

Nama : Ny. R

Umur :25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
tanggal
Kamis, S Ibu mengatakan ini hamil anak ketiga pernah
24-11-16 melahirkan dua kali dan tidak pernah keguguran. Ibu
Pukul 11.00 mengatakan HPHT pada tanggal 15 maret 2016, ibu
WIB mengatakan masih merasakan pergerakan janin
dalam 24 jam terakhir. Ibu mengatakan tidak ada
keluhan.
O Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,
keadaan emosional stabil, TP 22 desember 2016,
Tanda-Tanda Vital (TTV): TD 120/80mmHg, frekuensi
pernafasan 23 kali per-menit, suhu tubuh 36,4˚, N :
83X /menit,Palpasi Abdominal :leopold I: bagian
fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong), leopold II: bagian kiri teraba bagian-
bagian kecil janin dan bagian kanan teraba
tahanan memanjang (PUKA), leopold III: bagian
bawah teraba bulat, keras, melenting (Kepala) dan
sudah masuk PAP, leopold IV: sejajar 3/5. TFU : 31
cm, TBBJ : (31-12)x155 = 2.945 gram, DJJ 140
x/menit, teratur, punctum maksimum sebelah kiri
bawah pusat ibu.
Masalah :
Dasar :
A G2P1A0 Hamil 36 minggu 2 hari janin Normal
- Melakukan informed consent
P - Melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu
hasilnya bahwa keadaan ibu dan janin baik, TD
120/80 mmh, P 23 x/menit, N 83x/menit, S 36,4˚c,
TP 22 desember 2016, UK 36 minggu 2 hari.
- Anjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan.
- Menjelaskan kepada ibu tentang ketidak nyamanan
fisiologis pada ibu hamil trimester III yaitu sakit
dibagian simpisis dan sakit pinggang adalah hal
yang wajar pada usia kehamilan tua karena kepala
janin yang ada di perut ibu semakin turun sehingga
membuat nyeri pada perut bagian bawah/simpisis
dan pinggang.
166

- Memberikan ibu tablet fe dosis 60mg sebagai


penambah darah 2x1 diminum malam hari sebelum
tidur menggunakan air putih atau air jeruk dan tidak
boleh dibarengi dengan teh atau kopi karena dapat
mempengaruhi penyerapannya dan calk dosis
500mg untuk pertumbuhan tulang ibu dan janin 1x1
diminum setelah makan.
- Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu
seperti mules yang teratur yang semakin kuat,
keluar lender bercampur darah keluar air ketuban,
dan persiapkan perlengkapan untuk persalinan
seperti perlengkapan ibu dan bayi, biyaya,
kendaraan, donor darah, penolong persalinan, dan
pendamping saat persalinan.
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu
kemudian yaitu pada tanggal 31 desember 2016
atau jika ada keluhan.
Keadaan umum ibu dan janin baik, TTV dalam
batas normal, ibu mengerti apa yang telah dijelaskan
oleh bidan dan ibu mau melakukan semua anjuran
bidan termasuk ibu mau melakukan kunjungan ulang
1 minggu kemudian yaitu pada tanggal 31 Desember
2016 atau jika ada keluhan.

Rangkasbitung, 24 november 2016


Pemeriksa

Siti Patimah
167

B. Intranatal

1. Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin kala I fase aktif

Pada tanggal 30 november 2016 ibu datang ke Klinik bidan

eneng ita Rosita pada pukul 22:30 WIB, merasa akan melahirkan

dengan keluhan mules-mules.

Riwayat kehamilan ini, Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

tanggal 15 Maret 2016, dari HPHT tersebut dapat diperkirakan

Taksiran Persalinan tanggal 22 Desember 2016, sehingga dapat

diketaui usia kehamilannya 37 minggu 1 hari.

Ibu pernah menggunakan alat kontasepsi suntik yang 3

bulan sekali tujuan nya untuk menjarangkan kehamilan dari anak

pertama dan kedua nya selama 4 tahun.

Ibu tidak pernah mengalami penyakit sistematik seperti

Jantung, Ginjal, Asthma, DM, Hemophilia, sakit jiwa dll. Riwayat

operasi ibu tidak pernah di operasi,ibu tidak mempunyai keturunan

kembar.

Ibu mengatakan makan terakhir pukul 22:00 WIB, dan

minum terakhir pukul 22:30 WIB, serta BAB terakhir pukul 19:00

WIB dan BAK terakhir pukul 22:30 WIB. Ibu istrahat cukup tidur

malam ± 8 jam dan tidur siang cukup dengan istrahat. ibu tidak

merasa cemas dalam menghadapi proses persalinannya. ibu

menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim dengan sholat 5

waktu setiap hari dan mengaji.


168

Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasilnya yaitu keadaan

umum ibu baik, kesadaran composmetis, keadaan emosional stabil,

berat badan sekarang 62 kg, berat badan sebelum hamil 55 kg,

kenaikan berat badan ± 7 kg, dari pemeriksaan tanda-tanda vital

terdapat TD 120/70 mmHg, frekwensi pernafasan 24 x/menit, suhu

36,5ᵒC, nadi 84 x/menit.

Pada pemeriksaan kebidanan didapatkan hasil perut

membesar sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada bekas luka

operasi, tidak terdapat linea nigra, tidak ada striae,palpasi leopold I

teraba bulat lunak tidak melenting (bokong), leopold II sebelah

kanan teraba tahanan memanjang dan sebelah kiri teraba

bagian-bagian kecil janin, leopold III teraba bulat keras dan

melenting (kepala), dan sudah masuk PAP, leopold IV sejajar

3/5. TFU : 31 cm, TBBJ : 2,945 gram, DJJ (+), dengan frekuensi

136 x/menit, dan puctum maksimum terletak dibagian kanan

bawah pusat ibu. Frekuensi kontraksi 4 kali dalam 10 menit

lamanya 45 detik. Pemeriksaan dalam dilakukan pada jam 22:30

WIB, oleh Siti Patimah didapatkan hasil dinding vagina tidak ada

kelainan, konsistensi portio tipis lunak, pembukaan 7 cm,

selaput ketuban utuh, presentasi kepala, posisi belakang

kepala, penurunan bagian terendah hodge II.


169

Dari hasil pemeriksaan akhirnya dapat ditarik diagnosa,

bahwa ibu G2P1A0 Hamil 37 minggu 1 hari inpartu kala 1 fase

aktif janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala.

Diagnosa tersebut dapat dihasilkan dari data subyektif atau

data yang bersumber dari ibu, ibu mengatakan ini hamil anak dua

pernah melahirkan dua kali dan tidak pernah keguguran. HPHT 15

maret 2016. Ibu mengatakan masih merasakan pergerakan janin,

ibu mengatakan merasakan mulas.

Data objektif yaitu ditemukan Keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, usia

kehamilan 37 minggu 1 hari, TP 22 desember 2016.

Abdomen : Perut membesar sesuai dengan usia kehamilan,

tidak ada bekas luka operasi, tidak terdapat linea nigra, tidak ada

striae, Palpasi Abdominal : leopold I teraba bulat lunak tidak

melenting (bokong), leopold II sebelah kanan teraba tahanan

memanjang dan sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin,

leopold III teraba bulat keras dan melenting (kepala), dan

sudah masuk PAP, leopold IV sejajar 3/5. TFU : 31 cm, TBBJ :

2,945 gram, DJJ (+), dengan frekuensi 136 x/menit, dan puctum

maksimum terletak dibagian kanan bawah pusat ibu. Frekuensi

kontraksi 4 kali dalam 10 menit lamana 45 detik. Pemeriksaan

dalam dilakukan pada jam 22:30 WIB, oleh siti patimah didapatkan

hasil dinding vagina tidak ada kelainan, konsistensi portio tipis


170

lunak, pembukaan 7 cm, selaput ketuban utuh, presentasi kepala,

posisi belakang kepala, penurunan bagian terendah hodge III.

Masalah pada kunjungan ini adalah ketidaknyamanan

fisiologis kala I, Dasarnya adalah Ibu mengatakan mules. Tidak

ada masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera atau

kolaborasipun tidak ada.

Rencana yang dilakukan adalah lakukan informed consent,

lakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasilnya dan beritahu

ibu bahwa ibu telah memasuki proses persalinan, lakukan

pemeriksaan dalam 4 jam kemudian, berikan support mental

kepada ibu, anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu dalam

proses persalinan, anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman

saat persalinan, jelaskan pada ibu tentang rasa mulas yang

dirasakan ibu sekarang, berikan ibu rasa nyaman selama proses

persalinan, anjurkan ibu untuk miring ke kiri, anjurkan ibu tehnik

meneran yang baik, anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk

menambah tenaga dan anjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan

BAK, observasi kemajuan persalinan dengan partograf dan siapkan

partus set.

Pelaksanaan asuhan yang akan diberikan oleh bidan yaitu

melakukan informend consent, memberi ibu informasi tentang hasil

pemeriksaan bahwa ibu telah memasuki proses persalinan,

melakukan pemeriksaan 4 jam kemudian yaitu pukul 09.30 WIB,


171

memberi support mental pada ibu dalam menghadapi proses

persalinan bahwa semua akan baik-baik saja, menganjurkan

kelurgauntuk mendampingi ibu dalam proses persalinan, misalnya

suami atau orang tua, menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang

nyaman saat proses persalinan misal jongkok, setengah duduk,

tidur miring kiri, jalan-jalan jika ibu masih kuat dan ibu lebih memilih

posisi terlentang dan sekali-kali miring ke kiri agar mempercepat

penurunan kepala janin, menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas

merupakan hal yang wajar selama proses persalinan karena

penurunan kepala bayi mendorong untuk keluar, memberi ibu rasa

nyaman selama proses persalinan misal mengelus-ngelus

pinggang ibu agar mengurangi rasa pegal dan panas pada

pinggang, menganjurkan ibu untuk miring kiri agar mempercepat

penurunan kepala janin, mengajarkan ibu teknik meneran yang baik

ibu boleh meneran jika ada kontraksi dan istirahat diantara

kontraksi, ibu tidak boleh mengangkat bokong saat meneran, dan

ketika meneran kedua lutut ibu ditarik didekatkan ke perut ibu,

menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk menambah

tenaga, menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB,

mengobservasi kemajuan persalinan dengan pertograf, dan

menyiapkan partus set.

Evaluasi untuk asuhan kebidanan ini adalah Keadaan umum

ibu dan janin baik, ibu mengerti dan mau melaksanakan apa yang
172

telah dijelaskan oleh bidan, ibu merasa nyaman dengan posisinya,

kebutuhan cairan ibu terpenuhi, keluarga bersedia menemani ibu

saat persalinan, dan memantau kemajuan persalinan dengan

partograf. terdapat tanda gejala kala II, yaitu dorongan pada

anus,perineum menonjol dan vulva membuka.


173

Tabel 3.6 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada

Ibu Bersalin kala I fase aktif

Nama : Ny “R”

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
tanggal
Rabu, S Ibu mengatakan ini hamil anak kedua pernah
30-11-16 melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran.
Pukul 22:30 HPHT 15 Maret 2016. Ibu mengatakan masih
WIB merasakan pergerakan janin, ibu mengatakan
merasakan mulas.
O Keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, keadaan emosional stabil, usia
kehamilan 37 minggu 1 hari, TP 22 desember
2016. Abdomen : Perut membesar sesuai dengan
usia kehamilan, tidak ada bekas luka operasi,
tidak terdapat linea nigra, tidak ada striae, Palpasi
Abdominal : leopold I teraba bulat lunak tidak
melenting (bokong), leopold II sebelah kanan
teraba tahanan memanjang dan sebelah kiri
teraba bagian-bagian kecil janin, leopold III teraba
bulat keras dan melenting (kepala), dan sudah
masuk PAP, leopold IV divergen 0/5. TFU : 31 cm,
TBBJ : 2,945 gram, DJJ (+), dengan frekuensi 142
x/menit, dan puctum maksimum terletak dibagian
kanan bawah pusat ibu. Frekuensi kontraksi 4 kali
dalam 10 menit lamina 45 detik. Pemeriksaan
dalam dilakukan pada jam 22:30 WIB, oleh siti
patimah atas indikasi mules yang semakin teratur
dan kuat dan ibunya ingin mengedan didapatkan
hasil dinding vagina tidak ada kelainan,
konsistensi portio tipis lunak, pembukaan 7 cm,
selaput ketuban utuh, presentasi kepala, posisi
belakang kepala, penurunan bagian terendah
hodge III.
A G3P2A0 Hamil 37 minggu 1 hari inpartu kala I
fase aktif janin normal
P - Melakukan informend consent
- Memberi ibu informasi tentang hasil
pemeriksaan bahwa ibu telah memasuki proses
174

persalinan.
- Memberi support mental pada ibu dalam
menghadapi proses persalinan bahwa semua
akan baik-baik saja.
- Menganjurkan kelurgauntuk mendampingi ibu
dalam proses persalinan, misalnya suami atau
orang tua.
- Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang
nyaman saat proses persalinan misal jongkok,
setengah duduk, tidur miring kiri, jalan-jalan jika
ibu masih kuat dan ibu lebih memilih posisi
terlentang dan sekali-kali miring ke kiri agar
mempercepat penurunan kepala janin.
- Menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas
merupakan hal yang wajar selama proses
persalinan karena penurunan kepala bayi
mendorong untuk keluar.
- Memberi ibu rasa nyaman selama proses
persalinan misal mengelus-ngelus pinggang ibu
agar mengurangi rasa pegal dan panas pada
pinggang.
- Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar
mempercepat penurunan kepala janin.
- Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
untuk menambah tenaga.
- Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan
BAB.
- Mengobservasi kemajuan persalinan dengan
pertograf, dan menyiapkan partus set.
Keadaan umum ibu dan janin baik, ibu mengerti
apa yang dijelaskan oleh bidan, terdapat tanda
gejala kala II, yaitu dorongan pada anus,perineum
menonjol dan vulva membuka.

Rangkasbitung 30 november 2016


Yang memeriksa

Siti Patimah
175

Tabel 3.7 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada

Ibu Bersalin kala II

Nama : Ny “R”

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
Tanggal
Kamis S Ibu mengatakan merasakan mules yang semakin kuat
01-12-2016 dan sering dan keluar lender bercampur darah. Ibu
Pukul mengatakan adanya dorongan ingin meneran seperti
00.10 WIB ingin BAB
O DJJ (+), Frekwensi 140x/menit, teratur, puntum
maksimum kanan bawah pusat ibu, his 5x/10’/50”
teratur, kekuatan kuat. Pemeriksaan dalam dengan
hasil vulva vagina tidak ada kelainan, porsio sudah
tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban sudah pecah,
presentasi belakang kepala, posisi UUK di Kanan
depan, penurunan bagian terendah hodge IV (di
perineum). Terdapat tanda dan gejala kala II yaitu
adanya dorongan ingin meneran, adanya tekanan pada
anus, perineum menonjol, kepala tampak diameter 6
cm di depan vulva.

A G2P1A0 hamil 37 minggu 1 hari inpartu kala II janin


normal.
P - Melihat dan menilai tanda dan gejala kala yaitu
adanya dorongan ingin meneran, adanya tekanan
pada anus, perineum menonjol, kepala tampak
diameter 6 cm di depan vulva.
- Menyiapkan dan memeriksa kembali kelengkapan
alat seperti partus set, hecting set dan obat-obatan
essensial lainnya seperti oksitosin dan lidokain. serta
menggunakan alat pelindung diri, menilai keadaan
janin dan kontraksi, memastikan pembukaan lengkap
dengan cara tangan kiri membuka labia mayora, jari
tengah tangan kanan masuk ke dalam vagina diikuti
dengan jari telunjuk meraba atau memeriksa dengan
hasil vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak
teraba, pembukaan lengkap, tidak ada molase,
ketuban sudah pecah, presentasi kepala, posisi
ubun-ubun kecil di kanan depan, penurunan Hodge
176

IV.
- Menilai keadaan janin dan kontraksi, memimpin ibu
dalam proses persalinan, meletakan kain dan handuk
diatas perut ibu, meletakan kain dibawah bokong ibu,
membuka partus set dan menggunakan sarung
tangan, melindungi perineum ibu dengan satu tangan
kanan dibawah kain untuk menahan agar tidak terjadi
robekan, meletakan tangan kiri di verteks untuk
menahan kepala bayi agar tidak terjadi defleksi
maksimal, menganjurkan pada ibu untuk meneran
ketika ada mulas untuk mengeluarkan bayi.
- Menganjurkan kepada ibu untuk bernafas pendek-
pendek saat kepala bayi lahir, memeriksa lilitan tali
pusat, hasilnya tidak ada lilitan tali pusat, setelah
kepala bayi lahir biarkan sampai kepala bayi
melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi
cara biparietal kemudian tarik curam kebawah untuk
melahirkan bahu depan dan tarik curam keatas untuk
melahirkan bahu belakang, tangan kanan menyangga
kepala, tangan kiri dibelakang menyusuri tangan
sampai kaki, lakukan sanggah susur.
- Melakukan penilaian 4 aspek dengan hasil bayi
cukup bulan, menangis kuat, pergerakan aktif, warna
kulit kemerahan.
- Kemudian cek adakah janin kedua, memotong tali
pusat dan mengikatnya dengan benang tali pusat
kemudian bungkus dengan kassa steril.
- Melakukan inisiasi menyusu dini dengan cara skin to
skin dan memposisikan bayi di atas perut ibu dan
kepala bayi berada di antara kedua payudara ibu,
selimuti dan pakaiakan topi, dilakukan minimal 1 jam
sampai bayi berhasil meraih puting susu ibu.
Keadaan umum ibu dan bayi baik, bayi lahir
spontan pukul 00:20 WIB, bayi cukup bulan,
menangis kuat, pergerakan aktif, warna kulit
kemerahan, jenis kelamin laki-laki, berat badan 2.800
gram, panjang badan 49 cm, perdarahan ± 70 cc.

Rangkasbitung 01 Desember 2016


Yang Memeriksa

Siti Patimah
177

Tabel 3.8 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada

Ibu Bersalin kala III

Nama : Ny “R”

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
tanggal
kamis, S Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya dengan
01-12-2016 selamat dan ibu masih merasakan sedikit mulas.
O TFU sepusat, kontraksi uterus baik, perdarahan ± 200
cc, kandung kemih kosong, tampak tali pusat menjuntai
di vulva.
A P2A0 partus kala III
P - Melakukan Informed consent
- Mengosongkan kandung kemih
- Memastikan tidak ada janin kedua
- Melanjutkan manajemen aktif kala III yaitu
menyuntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha ibu
anterolateral segera setelah bayi lahir, melakukan
penegangan tali pusat terkendali sambil melihat
tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu ada semburan
darah, tali pusat memanjang dan uterus berubah
bentuk dari diskoid menjadi globular, melahirkan
plasenta dengan teknik Brandt Andrew, yaitu
plasenta lahir spontan pukul 00:25 WIB, melakukan
masase uterus sebanyak 15 kali dalam 15 detik
sampai kontraksi uterus baik/keras.
- Mengajarkan keluarga/ibu untuk melakukan massase
fundus.
- Memeriksa kelengkapan plasenta dengan hasil
selaput ketuban (amnion dan korion) lengkap,
kotiledon ± 20 buah, diameter plasenta ± 15 cm,
panjang tali pusat ± 50 cm, insersi tali pusat lateralis,
ketebalan 2,5 cm.
- Memeriksa laserasi jalan lahir dan tidak terdapat
laserasi jalan lahir.
Keadaan umum ibu baik, jam 08.15 WIB plasenta
lahir lengkap secara spontan, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, TFU 2 jari bawah pusat,
perdarahan ± 200 cc dan tidak terdapat laserasi.
178

Rangkasbitung 01 desember 2016


Yang Memeriksa

Siti Patimah
179

Tabel 3.9 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada Ibu

Bersalin kala IV

Nama : Ny “R”

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
tanggal
Kamis, S Ibu mengatakan merasa senang atas kelahiran
01-12-2016 bayinya, ibu mengatakan merasakan lega dan merasa
sedikit lelah.
O Keadaan umum ibu baik, TTV, Tekanan darah : 110/60
mmHg, nadi : 84x/menit, respirasi 20x/menit,S:36,5 ᵒC,
TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, kandung
kemih kosong, perdarahan ± 110 cc, dan tidak terdapat
robekan jalan lahir.
A P2A0 partus kala IV
P - Melakukan Informed consent
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu dan bayi baik, serta tidak terdapat robekan
jalan lahir sehingga tidak perlu dijahit.
- Menganjurkan keluarga untuk berikan asupan nutrisi
dan cairan kepada ibu agar ibu tidak merasa lelah
dan lemas.
- Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan
BAB.
- Menganjurkan ibu/keluarga untuk masase uterus
dengan cara memutar searah jarum jam untuk
menjaga agar uterus tetap keras.
- Melakukan observasi 2 jam post partum yaitu TTV,
TFU, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan
setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30
menit pada satu jam kedua, dengan hasil pukul 00:40
WIB, TD 100/60mmHg, Nd 84x/menit, Suhu 36,60C,
TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam ±
10cc. Pukul 00:55 WIB, TD 110/60 mmHg, nadi
84x/menit, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam
± 15 cc. Pukul 01:10 WIB, TD 120/60 mmHg, Nd
86x/menit, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong, perdarahan ± 50cc.
180

Pukul 01:25 WIB, TD 110/60 mmHg, Nd 82x/menit,


TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, perdarahan ± 20 cc. Pukul
01;55 WIB, TD 120/70 mmHg, Nd 84x/menit, Suhu
36,70C, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam
± 10 cc. Pukul 02:25 WIB, TD 120/70 mmHg, Nd
82x/menit, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam
± 5 cc.
- Menyelesaikan pendokumentasian dengan partograf
dan soap.
Keadaan umum ibu baik, TFU 2 jari dibawah
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
perdarahan kala IV ±110 cc, ibu mengerti apa yang
dijelaskan oleh bidan dan ibu mau melakukan semua
anjuran bidan.

Rangkasbitung 01 Desember 2016


Yang Memeriksa

Siti Patimah
181

C. Postnatal Care

1. Asuhan kebidanan pada ibu postpartum 6 jam pada tanggal 01

Desember 2015, pukul 06:20 WIB di Klinik Bidan Eneng Ita

Rosita

Hasil anamnesa didapatkan ibu mengatakan masih

merasakan mulas, lemas, dan haus. Keadaan umum ibu baik, ibu

telah melahirkan anak keduanya tanggal 01 Desember 2016 pukul

06:20 WIB dan belum pernah keguguran. Tempat persalinan di

Klinik Bidan Eneng Ita Rosita dan ditolong oleh Siti Patimah, jenis

persalinan spontan pervaginam, presentasi belakang kepala, tidak

ada komplikasi persalinan, plasenta lahir spontan, lengkap, jumlah

kotiledon 20 buah, diameter 15 cm, panjang tali pusat 50 cm, berat

plasenta 470 gram, tebal 2,5 cm, air ketuban ±250cc, warna jernih,

kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, tidak adanya laserasi,

total perdarahan ±260cc. Bayi lahir pada tanggal 01 Desember 2016

pukul 00:10 WIB, jenis kelamin Perempuan, berat badan 2800 gram,

panjang badan 49 cm, keadaan bayi baru lahir menangis kuat,

pergerakan aktif, warna kulit kemerahan, tidak ada komplikasi pada

saat persalinan.

Riwayat post partum ibu, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosional stabil, ambulasi ibu sudah bisa

miring kanan/kiri, duduk serta turun dari tempat tidur. Ibu makan 3x/

hari dengan porsi sedang, jenis makanannya seperti nasi, ikan,


182

tahu, tempe, sayur-sayuran, dll. Ibu minum 6 gelas/hari, ibu tidak

mengkonsumsi minuman kopi.

Pola eliminasi ibu, selama 6 jam post partum ibu belum BAB

dan BAK ibu 1x warna kuning bau khas amoniak, tidak ada

nanah/darah pada saat ibu BAK. Tidak ada nyeri pada daerah

apapun, pendapat ibu dan pengalaman ibu saat melahirkan baik, ibu

sudah pernah menyusui bayi sebelumnya.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasilnya yaitu keadaan

umum ibu baik, kesadaran composmetis, keadaan emosional stabil,

dari pemeriksaan tanda-tanda vital terdapat TD 110/60 mmHg,

pernafasan 26 x/menit, suhu 36,5ᵒC, nadi 84 x/menit, kepala :

distribusi rambut merata, kulit bersih, rontok tidak ada, muka tidak

ada pembengkakan atau oedema, pada pemeriksaan mata

konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, pupil reflek terhdap

cahaya, hidung bersih, secret tidak ada, polip tidak ada, sputum

normal, telinga bersih, secret tidak ada, bau tidak ada, mulut dan

gigi tidak ada stomatitis, tidak ada caries, gigi tidak berlubang, tonsil

dan uvula normal, leher tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan

kelenjar getah bening pada pemeriksaan dada didapat hasil, bentuk

dada simetris, keadaan mamae bersih dan tidak ada massa atau

striae, hyperpigmentasi areola mammae ada, putting susu menonjol,

kebersihan nya bersih, serta pengeluaran ASI ada.


183

Pada pemeriksaan inspeksi di daerah abdomen tidak adanya

bekas luka/operasi, serta keadaan abdomen keras, pada saat

palpasi TFU 2 jari dibawah pusat keadaan abdomen keras, serta

kontraksi uterus baik dan kandung kemih kosong.

Pada pemeriksaan anogenital, didapat hasil, vulva dan

vagina tidak terdapat varises, tidak ada luka, tidak ada kemerahan,

tidak ada nyeri, tidak ada oedema, pengeluaran lochea rubra,

pada pemeriksaan anus tidak terdapat hemoroid, pengeluaran

darah pervaginam kurang lebih 50 cc.

Keadaan ekstremitas bentuk bagian lengan simetris, bentuk

bagian kaki simetris, tidak terdapat oedema tangan dan jari ataupun

pada tibia atau kaki. Varises tungkai tidak ada, reflek fatela pada

kaki kanan dan kiri positif, punggung terlihat hiperlordosis fisiologis,

tidak ada nyeri ketuk pada pemeriksaan pinggang Costro Vetebrata

Angle Tenderness (CVAT), pemeriksaan reflex patella Ka dan Ki

positif.

Diagnosa untuk ibu adalah P3A0 post partum 6 jam.

Diagnosa ini didasari oleh data yang didapatkan dari ibu atau

data subjektif adalah Ibu mengatakan melahirkan bayinya 6 jam

yang lalu dan ibu mengatakan kadang-kadang merasakan mulas,

lemas dan haus.

Dari hasil pemeriksaan atau data objektif di dapatkan hasil

yaitu keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, kesadaran


184

emosional stabil, TTV dalam batas normal, Tekanan Darah

110/60mmhg, nadi 84x/menit, respirasi 26x/menit, suhu 36,5 ᵒC,

payudara simetris, putting susu menonjol dan bersih, pengeluaran

kolostrum ada, hyperpigmentasi areola mamae. Pemeriksaan

palpasi didapatkan hasil keadaan abdomen keras, TFU 2 jari

dibawah pusat ibu, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,

vulva dan vagina tidak ada luka, varises, kemerahan, nyeri, dan

oedema tidak ada, tidak ada luka bekas jahitan. Pengeluaran lochea

rubra, hemorrhoid pada anus tidak ada, pengeluaran darah

pervaginam kurang lebih 50 cc.

Tidak ada masalah pada pemeriksaan kali ini dan tidak

ada diagnosa dan masalah potensial dan tidak ada kebutuhuan

akan tindakan segera atau kolaborasi.

Rencana asuhan yang diberikan yaitu lakukan informed

consent, beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, anjurkan ibu

untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banayak protein,

menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eklusif, mengajarkan ibu

cara menyusui yang benar, menganjurkan ibu untuk istrahat yang

cukup, memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada ibu nifas,

anjurkan ibu untuk ber KB setelah 40 hari post partum, ajarkan ibu

tentang perawatan tali pusat pada bayi, berikan ibu tablet Fe 60 Mg

1x1 sehari dan vitamin A 200.000 IU , beritahu ibu agar tidak diurut
185

atau disangsurken serta anjurkan ibu untuk datang kunjungan ulang

6 hari kemudian atau jika ada keluhan.

Pelaksanaan yang diberikan yaitu melakukan informed

consent dan ibu mau menandatanganinya, memberitahu ibu dan

keluarga hasil pemeriksaan seperti TTV dalam batas normal tensi

darah 110/60 mmhg, nadi 84x/menit, respirasi 26x/menit, suhu

36,5ᵒC. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi

kaya akan protein seperti telor, susu, temped an lain-lain.

Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eklusif minimal selama 6

bulan ASI tanpa makanan tambahan apapun. Mengajarkan ibu

untuk menyusui yang benar seperti dagu menempel dipayudara

kemudian mulut bayi menghisap sampai areola mamae ibu masuk

kedalam mulut bayi. Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup

untuk tidur siang minimal 3 jam dan tidur malem minimal 8 jam,

memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada nifas seperti

perdarahan yang hebat pengeluaran cairan vagina yang berbau

busuk, rasa nyeri pada perut bagian bawah dan punggung, sakit

kepala, yang terus menerus, pembengkakan pada wajah dan

tanagan, demam tinggi, muntah dan rasa sakit pada saat BAK, serta

merasa letih dan terengah-engah saat bernafas. Menganjurkan ibu

untuk ber KB setelah 40 hari post partum. Memberitahu ibu tentang

perawatan tali pusat pada bayi misalnya rajin mengganti kasa pada

talin pusat, kasa yang digunakan kasa bersih tanpa di bubuhi


186

dengan betadin atau sejenisnya. Memberikan ibu tablet Fe 60 Mg

1x1 sehari sebanyak 15 tablet dan vitamin A 200.000 IU dapat

memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI, cara

meminumnya 1x 200.000 IU sehari dengan air putih, memberitahu

ibu agar tidak diurut atau disangsurken dan menganjurkan ibu untuk

melakukan kunjungan ulang 6 hari kemudian yaitu pada tanggal 07

Desember 2016 atau jika ada keluhan.

Evaluasi dari hasil pelaksanaannya adalah keadaan umum

ibu baik ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan, ibu mau

melakukan apa yang dianjurkan oleh bidan dan ibu mau melakukan

kunjungan ulang 6 hari kemudian yaitu pada tanggal 07 Desember

2016 atau jika ada keluhan.


187

Tabel 3.10 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada

Ibu Post Partum 6 Jam

Nama : Ny “R”

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
Tanggal
kamis, S Ibu mengatakan melahirkan bayinya 6 jam yang lalu
01-12-2016 dan ibu mengatakan kadang-kadang merasakan mulas,
Pukul lemas dan haus.
06:20 WIB O Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,
kesadaran emosional stabil, TTV dalam batas normal,
Tekanan Darah 110/60mmhg, nadi 84x/menit,
respirasi 26x/menit, suhu 36,5ᵒC, payudara simetris,
putting susu menonjol dan bersih, pengeluaran
kolostrum ada, hyperpigmentasi areola mamae.
Pemeriksaan palpasi didapatkan hasil keadaan
abdomen keras, TFU 2 jari dibawah pusat ibu,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, vulva
dan vagina tidak ada luka, varises, kemerahan, nyeri,
dan oedema tidak ada, tidak ada luka bekas jahitan.
Pengeluaran lochea rubra, hemorrhoid pada anus
tidak ada, pengeluaran darah pervaginam kurang lebih
50 cc.
A P3A0 post partum 6 jam
P - Melakukan Informed consent
- Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
seperti TTV dalam batas normal tensi darah 110/60
mmhg, nadi 84x/menit, respirasi 26x/menit, suhu
36,5ᵒC.
- Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang
bergizi kaya akan protein seperti telor, susu, temped
an lain-lain.
- Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eklusif
minimal selama 6 bulan ASI tanpa makanan
tambahan apapun. Mengajarkan ibu untuk menyusui
yang benar seperti dagu menempel dipayudara
kemudian mulut bayi menghisap sampai areola
mamae ibu masuk kedalam mulut bayi.
- Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup untuk
tidur siang minimal 3 jam dan tidur malem minimal 8
188

jam.
- Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada nifas
seperti perdarahan yang hebat pengeluaran cairan
vagina yang berbau busuk, rasa nyeri pada perut
bagian bawah dan punggung, sakit kepala, yang terus
menerus, pembengkakan pada wajah dan tanagan,
demam tinggi, muntah dan rasa sakit pada saat BAK,
serta merasa letih dan terengah-engah saat bernafas.
- Menganjurkan ibu untuk ber KB setelah 40 hari post
partum.
- Memberitahu ibu tentang perawatan tali pusat pada
bayi misalnya rajin mengganti kasa pada talin pusat,
kasa yang digunakan kasa bersih tanpa di bubuhi
dengan betadin atau sejenisnya.
- Memberikan ibu tablet Fe 60 Mg 1x1 sehari sebanyak
15 tablet dan vitamin A 200.000 IU dapat
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI,
cara meminumnya 1x 200.000 IU sehari dengan air
putih.
- Memberitahu ibu agar tidak diurut atau disangsurken.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
6 hari kemudian yaitu pada tanggal 28 Desember
2015 atau jika ada keluhan.
Keadaan umum ibu baik ibu mengerti apa yang
dijelaskan oleh bidan, ibu mau melakukan apa yang
dianjurkan oleh bidan dan ibu mau melakukan
kunjungan ulang 6 hari kemudian yaitu pada tanggal 28
Desember 2015 atau jika ada keluhan.
Rangkasbitung 01 Desember 2016
Yang Memeriksa

Siti Patimah
189

2. Asuhan kebidanan pada ibu postpartum 6 hari pada tanggal 07

Desember 2016, pukul 11.00 WIB di Klinik Bidan Eneng Ita

Rosita

Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiganya 6 hari yang

lalu, bayi lahir tanggal 01 Desember 2016 pukul 00:20 WIB, ibu

merasa tidak ada keluhan, ASI keluar banyak, BAB dan BAK

lancar, tidak ada rasa nyeri pada daerah genetalia.

Hasil pemeriksaan fisik ibu, Keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, TD: 110/70 mmHg, R: 24x/menit, N:

82x/menit, S: 36,7˚C, konjungtiva tidak pucat, payudara bentuk

simetris, putting susu menonjol, bersih, pengeluaran ASI banyak.

Pemeriksaan palpasi : Abdomen TFU pertengahan pusat dan

simpisis, kontraksi uterus baik, konsistensi uterus keras,

kandung kemih kosong, vulva dan vagina tidak ada kelainan,

perineum tidak ada oedema, pengeluaran lokhea sanguinolenta

± 5 cc, konsitensi bau khas, hemorrhoid tidak ada. Ekstremitas

tidak ada oedema dan tidak ada kemerahan, refleks patella kaki

dan lengan kanan kiri positif.

Diagnosa untuk ibu adalah P2A0, postpartum 6 hari

Diagnosa ini didasari oleh data yang bersumber dari Ibu atau

yang disebut dengan data subjektif ibu mengatakan telah

melahirkan anak pertama 6 hari yang lalu,bayi lahir tanggal 01

Desember 2016 pukul 00:20 WIB, ibu merasa tidak ada keluhan,
190

ASI keluar banyak, BAB dan BAK lancar, tidak ada rasa nyeri pada

daerah genetalia.

Dan juga didasari oleh data objektif atau data yang diperoleh

dari hasil pemeriksaan yaitu Keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, TD: 110/70 mmHg, R: 24x/menit, N: 82x/menit, S:

36,7˚C, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, kelenjar tyroid

dan kelenjar getah bening tidak ada pembesaran dan tidak ada

nyeri tekan. Payudara bentuk simetris, putting susu menonjol

bersih, pengeluaran ASI banyak. Pemeriksaan palpasi : Abdomen

TFU pertengahan pusat dan simpisis, kontraksi uterus baik,

konsistensi uterus keras, kandung kemih kosong, vulva dan

vagina tidak ada kelainan, perineum tidak ada oedema,

pengeluaran lokhea sanguinolenta ± 5 cc, konsitensi bau khas,

hemorrhoid tidak ada. Ekstremitas tidak ada oedema dan tidak ada

kemerahan, refleks patella kaki dan lengan kanan kiri positif.

Tidak ada Masalah pada kunjungan saat ini dan tidak ada

diagnosa dan masalah potensialdan tidak ada kebutuhuan

akan tindakan segera atau kolaborasi.

Rencana asuhan yang diberikan lakukan informend consent,

beritahu ibu hasil pemeriksaan, pastikan involusi uterus baik,

pastikan ibu mendapatkan cukup asupan nutrisi, anjurkan ibu untuk

tetap memberikan ASI Eksklusif, ajarkan ibu cara perawatan

payudara selama masa nifas dan menjelaskan maksud dan


191

tujuannya, beri konseling pada ibu agar tetap menjaga suhu tubuh

bayi, anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian.

Pelaksanaan yang diberikan melakukan informend consent,

memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi

baik, memastikan involusi uterus baik dengan cara mempalpasi

perut ibu involusi uterus yang normal setiap hari berkurang 1 cm,

memastikan ibu cukup mendapatkan asupan nutrisi yang cukup

karena hal ini akan sangat berpengaruh dengan pemberian ASI

pada bayi dan kesehatan ibu, menganjurkan ibu untuk tetap

memberikan ASI Eksklusif karena ASI sangat berperan penting

dalam tumbuh kembang bayi yang normal , mengajarkan ibu cara

perawatan payudara yaitu Pijat sel-sel pembuat ASI dan saluran

ASI, tekan 2-4 jari ke dinding dada, buat gerakan melingkar pada

satu titik di area payudara, setelah beberapa detik pindah ke area

lain dari payudara, dapat mengikuti gerakan spiral mengelilingi

payudara ke arah puting susu atau gerakan lurus dari pangkal

payudara ke arah puting susu. Mengurut dari pangkal payudara

sampai ke puting susu dengan jari-jari atau telapak tangan,

lanjutkan mengurut dari dinding dada kearah payudara diseluruh

bagian payudara, ini akan membuat ibu lebih rileks dan

merangsang pengaliran ASI (hormon oksitosin), dengan posisi

condong kedepan, goyangkan payudara dengan lembut, biarkan

gaya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengaliran. Dan


192

menjelaskan maksud dan tujuannya yaitu memelihara kebersihan

payudara, melenturkan dan menguatkan puting susu,

mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar,

mempersiapkan produksi ASI, memberi konseling pada ibu agar

tetap menjaga suhu tubuh bayi, menganjurkan ibu untuk kunjungan

ulang pada tanggal 15 desember 2016 dan atau jika ada keluhan.

Evaluasi dari pelaksanaan yang sudah dilakukan Keadaan

umum ibu baik, pengeluaran lochea sanguinolenta ± 5 cc dan

involusi uterus berjalan normal, ibu mengerti penjelasan yang

diberikan bidan dan mau melakukan kunjungan ulang pada tanggal

15 desember 2016 dan atau jika ada keluhan.


193

Tabel 3.11 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada

Ibu Post Partum 6 hari

Nama : Ny “R”

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
Tanggal
Senin, S Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama 6 hari
07-12-2016 yang lalu,bayi lahir tanggal 01 Desember 2016 pukul
Pukul 08.05WIB, ibu merasa tidak ada keluhan, ASI keluar
11s.00 WIB banyak, BAB dan BAK lancar, tidak ada rasa nyeri
pada daerah genetalia.
O Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,
TD: 110/70 mmHg, R: 24x/menit, N: 82x/menit, S:
36,7˚C, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening tidak ada
pembesaran dan tidak ada nyeri tekan. Payudara
bentuk simetris, putting susu menonjol bersih,
pengeluaran ASI banyak. Pemeriksaan palpasi :
Abdomen TFU pertengahan pusat dan simpisis,
kontraksi uterus baik, konsistensi uterus keras,
kandung kemih kosong, vulva dan vagina tidak ada
kelainan, perineum tidak ada oedema, pengeluaran
lokhea sanguinolenta ± 5 cc, konsitensi bau khas,
hemorrhoid tidak ada. Ekstremitas tidak ada oedema
dan tidak ada kemerahan, refleks patella kaki dan
lengan kanan kiri positif.
A P2A0 post partum 6 hari
P - Melakukan Informed consent
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
ibu dan bayi baik, memastikan involusi uterus baik
dengan cara mempalpasi perut ibu involusi uterus
yang normal setiap hari berkurang 1 cm.
- Memastikan ibu cukup mendapatkan asupan nutrisi
yang cukup karena hal ini akan sangat berpengaruh
dengan pemberian ASI pada bayi dan kesehatan ibu.
- Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
Eksklusif karena ASI sangat berperan penting dalam
tumbuh kembang bayi yang normal.
- Mengajarkan ibu cara perawatan payudara yaitu Pijat
sel-sel pembuat ASI dan saluran ASI, tekan 2-4 jari
194

ke dinding dada, buat gerakan melingkar pada satu


titik di area payudara, setelah beberapa detik pindah
ke area lain dari payudara, dapat mengikuti gerakan
spiral mengelilingi payudara ke arah puting susu atau
gerakan lurus dari pangkal payudara ke arah puting
susu. Mengurut dari pangkal payudara sampai ke
puting susu dengan jari-jari atau telapak tangan,
lanjutkan mengurut dari dinding dada kearah
payudara diseluruh bagian payudara, ini akan
membuat ibu lebih rileks dan merangsang pengaliran
ASI (hormon oksitosin), dengan posisi condong
kedepan, goyangkan payudara dengan lembut,
biarkan gaya tarik bumi meningkatkan stimulasi
pengaliran. Dan menjelaskan maksud dan tujuannya
yaitu memelihara kebersihan payudara, melenturkan
dan menguatkan puting susu, mengeluarkan puting
susu yang masuk kedalam atau datar,
mempersiapkan produksi ASI.
- Memberi konseling pada ibu agar tetap menjaga suhu
tubuh bayi.
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu
kemudian yaitu pada tanggal 15 desember 2016 dan
atau jika ada keluhan.
Keadaan umum ibu baik, pengeluaran lochea
sanguinolenta ± 5 cc dan involusi uterus berjalan
normal, ibu mengerti penjelasan yang diberikan bidan
dan mau melakukan kunjungan ulang pada tanggal 15
desember 2016 dan atau jika ada keluhan.

Rangkasbitung 07 Desember 2016


Yang Memeriksa

Siti Patimah
195

3. Asuhan kebidanan pada ibu postpartum 2 minggu pada

tanggal 15 desember 2016, pukul 12.45 WIB di BPS Bidan

Damiana Tyas R. S. SiT

Pada kunjungan ini ibu tidak ada keluhan, ibu mengatakan

telah melahirkan anak ketiganya 2 minggu yang lalu tanggal 01

Desember 2016.

Dilakukan pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosional stabil, TD: 110/70 mmHg, N: 82

x/menit, R: 24 x/menit, S: 36,60 C, konjungtiva tidak pucat, sklera

tidak ikterik, payudara bentuk simetris, putting susu menonjol

bersih, pengeleuaran ASI banyak. Pemeriksaan palpasi : Abdomen

TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong, vulva dan vagina

tidak ada kelainan, pengeluaran lokhea serosa. Ekstremitas tidak

oedema, tidak ada kemerahan, refleks kaki dan lengan kanan kiri

ada.

Dapat disimpulkan bahwa Diagnosa untuk ibu adalah P2A0,

post partum 2 minggu.

Diagnosa didapatkan dari hasil pemeriksaan yang bersumber

dari ibu atau yang disebut dengan data subjektif diantaranya

adalah ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu mengatakan telah

melahirkan anaknya yang ketiganya 2 minggu yang lalu tanggal 01

Desember 2016.
196

Sedangkan data yang dieroleh dari hasil pemeriksaan atau

data objektif adalah keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosional stabil, TD: 110/70 mmHg, N: 82

x/menit, R: 24 x/menit, S:36,60C, konjungtiva tidak pucat, sklera

tidak ikterik, payudara bentuk simetris, putting susu menonjol

bersih, pengeleuaran ASI ada. Pemeriksaan palpasi : Abdomen

TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong, vulva dan vagian

tidak ada kelainan, pengeluaran lokhea serosa. Ekstremitas tidak

oedema, tidak ada kemerahan, refleks kaki dan lengan kanan kiri

ada

Tidak ada Diagnosa dan Masalah Potensial untuk ibu dan

Tidak ada Kebutuhuan akan Tindakan Segera atau Kolaborasi

Rencana asuhan yang diberikan lakukan informed consent,

beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk

mengkonsumsi makanan yang mengandung banayak sayuran,

mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya pada ibu

nifas, anjurkan ibu untuk ber KB setelah 6 minggu post partum,

serta anjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 6

minggu kemudian.

Pelaksanaan yang diberikan Melakukan informed consent,

melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu ibu dan keluarga

hasil pemeriksaan seperti TTV dalam batas normal tekanan darah

100/70 mmhg, nadi 82x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,6 ᵒC.


197

mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya pada nifas

seperti perdarahan yang hebat pengeluaran cairan vagina yang

berbau busuk, rasa nyeri pada perut bagian bawah dan punggung,

sakit kepala, yang terus menerus, pembengkakan pada wajah dan

tanagan, demam tinggi, muntah dan rasa sakit pada saat BAK,

serta merasa letih dan terengah-engah saat bernafas.

Menganjurkan ibu untuk ber KB setelah 6 minggu post partum, dan

menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 6 minggu

kemudian pada tanggal 12 januari 2017 atau jika ada keluhan.

Evaluasi yang dapat disimpulkan adalah Keadaan umum

ibu baik, TTV dalam batas normal, ibu mengerti apa yang

dijelaskan oleh bidan, ibu mau melakukan apa yang dianjurkan oleh

bidan dan ibu mau melakukan kunjungan ulang 6 minggu kemudian

pada tanggal 12 januari 2017 atau jika ada keluhan.


198

Tabel 3.12 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada

Ibu Post Partum 2 Minggu

Nama : Ny “R”

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
Tanggal
Selasa, S Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu mengatakan
15-12-2016 telah melahirkan anaknya yang ketiganya 2 minggu
Pukul yang lalu tanggal 01 Desember 2016.
12.45 WIB O Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,
keadaan emosional stabil, TD: 110/70 mmHg, N: 82
x/menit, R: 24 x/menit, S:36,60C, konjungtiva tidak
pucat, sklera tidak ikterik, payudara bentuk simetris,
putting susu menonjol bersih, pengeleuaran ASI ada.
Pemeriksaan palpasi : Abdomen TFU sudah tidak
teraba, kandung kemih kosong, vulva dan vagian tidak
ada kelainan, pengeluaran lokhea serosa.
Ekstremitas tidak oedema, tidak ada kemerahan,
refleks kaki dan lengan kanan kiri ada.
A P2A0 post partum 2 minggu
P - Melakukan Informed consent
- Melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu ibu
dan keluarga hasil pemeriksaan seperti TTV dalam
batas normal tekanan darah 100/70 mmhg, nadi
82x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,6ᵒC.
- Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda
bahaya pada nifas seperti perdarahan yang hebat
pengeluaran cairan vagina yang berbau busuk, rasa
nyeri pada perut bagian bawah dan punggung, sakit
kepala, yang terus menerus, pembengkakan pada
wajah dan tanagan, demam tinggi, muntah dan rasa
sakit pada saat BAK, serta merasa letih dan
terengah-engah saat bernafas.
- Menganjurkan ibu untuk ber KB setelah 6 minggu
post partum, dan menganjurkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 6 minggu kemudian pada tanggal 02
Februari 2016 atau jika ada keluhan.
Keadaan umum ibu baik, TTV dalam batas
normal, ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan,
ibu mau melakukan apa yang dianjurkan oleh bidan
199

dan ibu mau melakukan kunjungan ulang 6 minggu


kemudian pada tanggal 02 Januari 2016 atau jika ada
keluhan.

Rangkasbitung 15 desember 2016


Yang Memeriksa

Siti Patimah
200

4. Asuhan kebidanan pada ibu postpartum 6 minggu pada

tanggal 12 januari 2017, pukul 16.00 WIB di Klinik Bidan Eneng

Ita Rosita

Pada kunjungan ini ibu tidak ada keluhan, ibu mengatakan

telah melahirkan anak keduanya 6 minggu yang lalu tanggal 01

Desember 2016.

Dilakukan pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosional stabil, TD: 110/70 mmHg, N: 82

x/menit, R: 24 x/menit, S: 36,50 C, konjungtiva tidak pucat, sklera

tidak ikterik, payudara bentuk simetris, putting susu menonjol

bersih, pengeleuaran ASI banyak. Pemeriksaan palpasi : Abdomen

TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong, vulva dan vagina

tidak ada kelainan, pengeluaran lokhea alba. Ekstremitas tidak

oedema, tidak ada kemerahan, refleks kaki dan lengan kanan kiri

ada.

Dapat disimpulkan bahwa Diagnosa untuk ibu adalah P2A0,

post partum 6 minggu.

Diagnosa didapatkan dari hasil pemeriksaan yang bersumber

dari ibu atau yang disebut dengan data subjektif diantaranya

adalah ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu mengatakan telah

melahirkan anaknya yang ketiga 6 minggu yang lalu tanggal 01

Desember 2016.
201

Sedangkan data yang dieroleh dari hasil pemeriksaan atau

data objektif adalah keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosional stabil, TD: 110/70 mmHg, N: 82

x/menit, R: 24 x/menit, S:36,50C, konjungtiva tidak pucat, sklera

tidak ikterik, payudara bentuk simetris, putting susu menonjol

bersih, pengeleuaran ASI banyak. Pemeriksaan palpasi : Abdomen

TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong, vulva dan vagian

tidak ada kelainan, pengeluaran lokhea serosa. Ekstremitas tidak

oedema, tidak ada kemerahan, refleks kaki dan lengan kanan kiri

ada.

Tidak ada Diagnosa dan Masalah Potensial untuk ibu dan

Tidak ada Kebutuhuan akan Tindakan Segera atau Kolaborasi

Rencana asuhan yang diberikan lakukan informed consent,

lakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasilnya, pastikan

kembali tidak terdapat tanda-tanda infeksi postpartum, pastikan ibu

cukup mendapatkan asupan nutrisi, ingatkan kembali agar ibu tetap

memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, berikan konseling pada

ibu tentang macam-macam alat kontrasepsi dan efeksampingnya,

anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan.

Pelaksanaan yang diberikan melakukan informed consent,

melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu ibu hasilnya bahwa

keadaan umum ibu baik, TD: 110/70 mmHg, N: 82 x/menit, R: 24

x/menit, S:36,50C, memastikan kembali tanda-tanda infeksi


202

postpartum demam yang tinggi atau keluar perdarahan abnormal,

memastikan ibu cukup mendapatkan asupan nutrisi, karena hal ini

akan sangat berpengaruh dengan pemberian ASI pada bayi dan

kesehatan ibu, mengingatkan kembali agar ibu tetap memberikan

ASI Eksklusif pada bayinya, memberikan konseling pada ibu

tentang macam-macam metode kontrasepsi dan efeksampingnya

dan ibu sudah memilih KB suntik 3 bulan sebagai alternatif

kontrasepsinya, menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan

ulang kepada tenaga kesehatan untuk mengulang KB yaitu pada

tanggal 05 April 2017 atau jika ada keluhan.

Evaluasi yang dapat disimpulkan adalah Keadaan umum

ibu baik, ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan mau

melakukan semua anjuran bidan termasuk melakukan kunjungan

ulang kepada tenaga kesehatan untuk mengulang KB yaitu pada

tanggal 05 April 2017 atau jika ada keluhan.


203

Tabel 3.13 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada

Ibu Post Partum 6 Minggu

Nama : Ny “R”

Umur : 25 tahun Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
tanggal
Selasa, S Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu mengatakan
12-01-2017 telah melahirkan anaknya yang ketiga 6 minggu yang
Pukul lalu tanggal 01 Desember 2016.
16.00 WIB O Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,
keadaan emosional stabil, TD: 110/70 mmHg, N: 82
x/menit, R: 24 x/menit, S:36,50C, konjungtiva tidak
pucat, sklera tidak ikterik, payudara bentuk simetris,
putting susu menonjol bersih, pengeleuaran ASI
banyak. Pemeriksaan palpasi : Abdomen TFU sudah
tidak teraba, kandung kemih kosong, vulva dan
vagian tidak ada kelainan, pengeluaran lokhea
serosa. Ekstremitas tidak oedema, tidak ada
kemerahan, refleks kaki dan lengan kanan kiri ada.
A P2A0 post partum 6 minggu
P - Melakukan Informed consent
- Melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu ibu
hasilnya bahwa keadaan umum ibu baik, TD: 110/70
mmHg, N: 82 x/menit, R: 24 x/menit, S:36,50C,
- Memastikan kembali tanda-tanda infeksi postpartum
demam yang tinggi atau keluar perdarahan
abnormal.
- Memastikan ibu cukup mendapatkan asupan nutrisi,
karena hal ini akan sangat berpengaruh dengan
pemberian ASI pada bayi dan kesehatan ibu,
- Mengingatkan kembali agar ibu tetap memberikan
ASI Eksklusif pada bayinya.
- Memberikan konseling pada ibu tentang macam-
macam metode kontrasepsi dan efeksampingnya
dan ibu sudah memilih KB suntik 3 bulan sebagai
alternatif kontrasepsinya.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
kepada tenaga kesehatan untuk mengulang KB
yaitu pada tanggal 05 April 2017 atau jika ada
keluhan.
204

Keadaan umum ibu baik, ibu mengerti apa yang


dijelaskan oleh bidan dan mau melakukan semua
anjuran bidan termasuk melakukan kunjungan ulang
kepada tenaga kesehatan untuk mengulang KB yaitu
pada tanggal 05 April 2017 atau jika ada keluhan.

Rangkasbitung 12 januari 2017


Yang Memeriksa

Siti Patimah
205

D. Neonatal Care

1. Asuhan kebidanan pada ibu bayi baru lahir 6 jam setelah lahir

pada tanggal 01 Desember 2016, pukul 06.20 WIB di Klinik

Bidan Eneng Ita Rosita

Ny. ”R” telah melahirkan bayinya pada tgl 01 desember

2016, pukul 00:20 WIB dengan jenis kelamin perempuan berat

badan 2800 gram, panjang badan 49 cm.

Riwayat persalinan sekarang, jenis persalinan spontan,

penolong persalinan Siti Patimah dengan lama persalinan kala II

selama 10 menit, ketuban pecah spontan, warna putih keruh

dengan jumlah ± 250 cc, tidak ada komplikasi persalinan. Keadaan

bayi baru lahir normal, bayi cukup bulan, menangis kuat,

pergerakan aktif, warna kulit kemerahan, masa gestasi 37 minggu 1

hari. Nilai apgar untuk menit pertama 10 dan menit ke 5 10. Untuk

menit pertama frekuensi jantung, usaha bernafas, tonus otot, reflex,

dan warna terdapat pada tanda no 2 yaitu, fernapasan jantung

>100, usaha bernafas menangis kuat, tonus otot gerakan aktif,

reflex menangis, dan warna nya kemerahan dengan jumlah nilai 10.

Kemudian pada menit ke 5 pun sama tanda dan jumlah nilai nya

10. Pada saat lahir resusitasi yang dilakukan yaitu penghisapan

lender dan rangsangan taktil.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasilnya yaitu keadaan

umum baik. Tanda-tanda vital suhu 36,70C pada axila, pernapasan


206

45x/menit dan teratur, denyut jantung bayi 130x/menit dan teratur.

Berat badan sekarang 2.800 gram, panjang badan 49 cm.

Pemeriksaan kepala tidak ada caput suksedanum dan

cepalhematoma. Ubun-ubun besar dan kecil belum menutup,

sutura tidak ada penyusupan. Muka simetris, warna tidak pucat,

pada mata terlihat simetris dan sklera tidak ikterik, tidak ada

pengeluaran pus. Tidak ada pernapasan cuping hidung, septum

pada hidung ada. Pada pemeriksaan telinga terlihat simetris, tidak

ada pengeluaran pus, darah atau nanah. Mulut tidak ada

labioschizis atau labiopalatoschizis, refleks hisap ada. Pada leher

tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening.

Dada bentuk cembung, puting susu menonjol, bunyi nafas normal,

bunyi jantung normal. Ekstrimitas simetris, jumlah jari tangan dan

kaki normal, gerak aktif. Perut bentuknya agak cembung. Tali pusat

tidak ada perdarahan dan hernia umbilikalis, massa atau benjolan

tidak ada. Genetalia nampak vagina berlubang, uretra berlubang,

labia mayor menutupi labia minor. Punggung tidak ada

pembengkakan dan tidak ada spina bifida. Anus ada dan

berlubang. Kulit kemerahan dan tidak ada pembengkakan dan

bercak mongol. Refleks moro, rooting, swalowing, grasping,

sucking, tonick neck, babynski, galant ada. Antropometri dengan

hasil pengukuran lingkar kepala 31 cm, lingkar dada 33 cm.

Eliminasi, bayi sudah miksi dan sudah keluar mekonium.


207

Dari hasil pemeriksaan Diagnosa untuk bayi Ny ”R”

adalah Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 6

jam.

Dasar diagnosa diambil dari hasil pengakuan ibu atau data

subjektif diantaranya adalah ibu mengatakan senang bayinya lahir

dengan selamat, usia kehamilannya 8 bulan saat bayinya lahir. Bayi

lahir tanggal 01 Desember 2016 pukul 00:20 WIB.

Dan dari hasil pemeriksaan yang didapat adalah keadaan

umum bayi baik. Tanda-tanda vital suhu 36,70C pada axila,

pernapasan 45x/menit dan teratur, denyut jantung bayi 130x/menit

dan teratur. Berat badan sekarang 2.800 gram, panjang badan 49

cm. Pemeriksaan kepala tidak ada caput suksedanum dan

cepalhematoma. Ubun-ubun besar dan kecil belum menutup,

sutura tidak ada penyusupan. Muka simetris, warna tidak pucat,

pada mata terlihat simetris dan sklera tidak ikterik, tidak ada

pengeluaran pus. Tidak ada pernapasan cuping hidung, septum

pada hidung ada. Pada pemeriksaan telinga terlihat simetris, tidak

ada pengeluaran pus, darah atau nanah. Mulut tidak ada

labioschizis atau labiopalatoschizis, refleks hisap ada. Pada leher

tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening.

Dada bentuk cembung, puting susu menonjol, bunyi nafas normal,

bunyi jantung normal. Ekstrimitas simetris, jumlah jari tangan dan

kaki normal, gerak aktif. Perut bentuknya agak cembung. Tali pusat
208

tidak ada perdarahan dan hernia umbilikalis, massa atau benjolan

tidak ada. Genetalia, vagina berlubang, uretra berlubang, labia

mayor menutupi labia minor. Punggung tidak ada pembengkakan

dan tidak ada spina bifida. Anus ada dan berlubang. Kulit

kemerahan dan tidak ada pembengkakan dan bercak mongol.

Refleks moro, rooting, swalowing, grasping, sucking, tonick neck,

babynski, dan galant ada. Antropometri dengan hasil pengukuran

lingkar kepala 31 cm, lingkar dada 33 cm. Eliminasi, bayi sudah

miksi dan sudah keluar mekonium.

Tidak ada diagnosa dan masalah potensial dan tidak ada

kebutuhuan akan tindakan segera atau kolaborasi

Rencana asuhan yang akan diberikan oleh bidan adalah

lakukan informed consent, lakukan pemeriksaan dan beritahu

hasilnya, jaga kehangatan bayi, lakukan perawatan tali pusat,

lakukan IMD, suntikan Vit K dan Hb0, berikan salep mata, anjurkan

ibu untuk melakukan kunjungan ulang 6 hari kemudian.

Pelaksanaan asuhan yang diberikan oleh bidan yaitu

melakukan informed consent, melakukan pemeriksaan dan

memberitahu ibu hasilnya bahwa bayi sehat, menangis kuat,

pergerakan aktif, warna kulit kemerahan, menjaga kehangatan bayi

dengan cara mengeringkan bayi menggunakan kain bersih dan

kering dan hindari bayi dari kipas angin, melakukan IMD dengan

cara skin to skin, melakukan perawatan tali pusat dengan


209

membungkusnya dengan kasa steril dan tidak boleh dibubuhi

dengan apapun, menyuntikan Vit K segera setelah bayi lahir di

sepertiga paha bagian luar sebelah kiri secara IM dan HBO satu

jam setelah penyuntikan Vit K di paha sepertiga bagian kanan,

memberikan salep mata tetrasiklin 1 %, menganjurkan ibu untuk

melakukan kunjungan ulang 6 hari kemudian yaitu pada tanggal 07

Desember 2016 atau jika ada keluhan.

Evaluasi yang didapatkan adalah Keadaan umum bayi

baik, refleks pada bayi ada dan sudah dapat menyusu, bayi sudah

BAK dan BAB, dilakukan rooming in dengan ibu.


210

Tabel 3.14 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada

Bayi Baru Lahir 6 Jam

Nama : By. Ny “R”

Umur : 6 Jam Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
Tanggal
Rabu, S Ibu mengatakan senang bayinya lahir dengan selamat,
01-12-2016 usia kehamilannya 8 bulan saat bayinya lahir. Bayi lahir
Pukul tanggal 01 Desember 2016 pukul 00:20 WIB.
06:20 WIB O Keadaan umum bayi baik. Tanda-tanda vital suhu
36,70C pada axila, pernapasan 45x/menit dan teratur,
denyut jantung bayi 130x/menit dan teratur. Berat
badan sekarang 2.800 gram, panjang badan 49 cm.
Pemeriksaan kepala tidak ada caput suksedanum dan
cepalhematoma. Ubun-ubun besar dan kecil belum
menutup, sutura tidak ada penyusupan. Muka simetris,
warna tidak pucat, pada mata terlihat simetris dan
sklera tidak ikterik, tidak ada pengeluaran pus. Tidak
ada pernapasan cuping hidung, septum pada hidung
ada. Pada pemeriksaan telinga terlihat simetris, tidak
ada pengeluaran pus, darah atau nanah. Mulut tidak
ada labioschizis atau labiopalatoschizis, refleks hisap
ada. Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan kelenjar getah bening. Dada bentuk cembung,
puting susu menonjol, bunyi nafas normal, bunyi
jantung normal. Ekstrimitas simetris, jumlah jari tangan
dan kaki normal, gerak aktif. Perut bentuknya agak
cembung. Tali pusat tidak ada perdarahan dan hernia
umbilikalis, massa atau benjolan tidak ada. Genetalia,
vagina berlubang, uretra berlubang, labia mayor
menutupi labia minor. Punggung tidak ada
pembengkakan dan tidak ada spina bifida. Anus ada
dan berlubang. Kulit kemerahan dan tidak ada
pembengkakan dan bercak mongol. Refleks moro,
rooting, swalowing, grasping, sucking, tonick neck,
babynski, dan galant ada. Antropometri dengan hasil
pengukuran lingkar kepala 31 cm, lingkar dada 33 cm.
Eliminasi, bayi sudah miksi dan sudah keluar
mekonium.
A Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan
usia 6 jam
P - Melakukan Informed consent
211

- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu ibu


hasilnya bahwa bayi sehat, menangis kuat,
pergerakan aktif, warna kulit kemerahan.
- Menjaga kehangatan bayi dengan cara mengeringkan
bayi menggunakan kain bersih dan kering dan hindari
bayi dari kipas angin.
- Melakukan IMD dengan cara skin to skin.
- Melakukan perawatan tali pusat dengan
membungkusnya dengan kasa steril dan tidak boleh
dibubuhi dengan apapun.
- Menyuntikan Vit K segera setelah bayi lahir di
sepertiga paha bagian luar sebelah kiri secara IM dan
HBO satu jam setelah penyuntikan Vit K di paha
sepertiga bagian kanan.
- Memberikan salep mata tetrasiklin 1 %,
menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
6 hari kemudian yaitu pada tanggal 07 Desember
2016 atau jika ada keluhan.
Keadaan umum bayi baik, refleks pada bayi ada
dan sudah dapat menyusu, bayi sudah BAK dan BAB,
dilakukan rooming in dengan ibu.

Rangkasbitung 01 Desember 2016


Yang Memeriksa

Siti Patimah
212

2. Asuhan kebidanan pada ibu bayi baru lahir 6 hari setelah lahir

pada tanggal 07 Desember 2016, pukul 11.00 WIB di Klinik

Bidan Eneng Ita Rosita

Hasil anamnesa ibu mengatakan bahwa tali pusat bayi telah

lepas pada hari ke 4 yaitu pada pagi hari pukul 08:00 WIB tanggal

04 Desember 2016, bayi menyusu ASI.

Dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasilnya adalah

Keadaan umum bayi baik, suhu 36,60C, pernapasan 44x/menit,

teratur, berat badan 2700 gram, panjang badan 49 cm.

Diagnosa yang dapat disimpulkan adalah Neonatus cukup

bulan sesuai masa kehamilan usia 6 hari.

Dasar dari diagnosa diatas adalah Ibu mengatakan tali pusat

telah lepas/puput, ibu mengatakan bayinya hanya diberikan ASI

saja.

Dan keadaan umum bayi baik, suhu 36,60C, pernapasan

44x/menit, teratur, berat badan 2.700 gram, panjang badan 46 cm,

lingkar kepala 32cm, lingkar dada 34cm.

Tidak ada Diagnosa dan Masalah Potensial dan Tidak ada

Kebutuhuan akan Tindakan Segera atau KolaborasiTidak ada

Rencana asuhan yang akan diberikan oleh bidan adalah

jelaskan prosedur pemeriksaan, beri informed consent pada ibu,

lakukan pemeriksaan dan beritahu hasilnya. Anjurkan ibu untuk

menyusui bayinya tanpa jadwal atau sesering mungkin dan


213

meneruskan ASI eksklusif. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi

makanan yang bergizi agar ASI berkualitas baik dan banyak

sehingga kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi. Anjurkan ibu untuk

lakukan kunjungan ulang untuk melakukan imunisasi BCG pada

bayinya atau jika ada keluhan.

Pelaksanaan asuhan yang akan diberikan oleh bidan adalah

menjelaskan prosedur pemeriksaan, memberi informed consent

pada ibu, melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasilnya yaitu

keadaan bayi baik. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya

tanpa jadwal atau sesering mungkin dan meneruskan ASI eksklusif.

Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi agar

ASI berkualitas baik dan banyak sehingga kebutuhan nutrisi bayi

terpenuhi. Menganjurkan ibu untuk lakukan kunjungan ulang untuk

melakukan imunisasi BCG pada bayinya atau jika ada keluhan.

Evaluasi yang dapat diambil Keadaan umum bayi baik, bayi

mau menyusu dengan baik, ibu mengerti penjelasan yang diberikan

bidan dan bersedia mengikuti anjuran bidan.


214

Tabel 3.15 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada

Bayi Baru Lahir 6 Hari

Nama : By. Ny “R”

Umur : 6 Hari Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
Tanggal
Rabu, S Ibu mengatakan tali pusat telah lepas/puput, ibu
07-12-2016 mengatakan bayinya hanya diberikan ASI saja.
Pukul O Keadaan umum bayi baik, suhu 36,60C, pernapasan
11.00 WIB 44x/menit, teratur, berat badan 2.700 gram, panjang
badan 49 cm, lingkar kepala 32cm, lingkar dada 34cm.
A Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan
usia 6 hari
P - Melakukan Informed consent
- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasilnya
yaitu keadaan bayi baik.
- Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya tanpa
jadwal atau sesering mungkin dan meneruskan ASI
eksklusif.
- Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi agar ASI berkualitas baik dan banyak
sehingga kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
- Menganjurkan ibu untuk lakukan kunjungan ulang
untuk melakukan imunisasi BCG pada bayinya atau
jika ada keluhan.
Keadaan umum bayi baik, bayi mau menyusu
dengan baik, ibu mengerti penjelasan yang diberikan
bidan dan bersedia mengikuti anjuran bidan.

Rangkasbitung 07 Desember 2016


Yang Memeriksa

Siti Patimah
215

3. Asuhan kebidanan pada ibu bayi baru lahir 2 minggu setelah

lahir pada tanggal 15 desember 2016, pukul 12.00 WIB di Klinik

Bidan Eneng Ita Rosita

Ibu mengatakan melahirkan anaknya 2 minggu yang lalu, bayi

menyusu ASI dengan baik dan tidak ada keluhan.

Dilakukan peeriksaan fisik dan hasilnya adalah Keadaan

umum bayi baik, tanda-tanda vital: pernapasan 50x/menit, nadi

132x/menit, suhu 36,2˚c, berat badan 3.000 gram, panjang badan

50 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 35 cm, mata tidak

kuning, tidak ada tanda-tanda infeksi, pergerakan aktif, refleks

hisap baik.

Diagnosa yang didapatkan adalah Neonatus cukup bulan,

sesuai masa kehamilan usia 2 minggu.

Dasar dari diagnosa tersebut adala Ibu mengatakan

melahirkan anaknya 2 minggu yang lalu, bayi menyusu ASI dengan

baik dan tidak ada keluhan.

Dan dasar dari hasil pemeriksaan yang didapat Keadaan

umum bayi baik, tanda-tanda vital: pernapasan 50x/menit, nadi

132x/menit, suhu 36,2˚c, berat badan 3.000 gram, panjang badan

50 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 35 cm, mata tidak

kuning, tidak ada tanda-tanda infeksi, pergerakan aktif, refleks

hisap baik.
216

Tidak ada Diagnosa dan Masalah Potensial dan Tidak ada

Kebutuhuan akan Tindakan Segera atau Kolaborasi.

Rencana asuhan yang akan diberikan oleh bidan adalah

lakukan informed consent, lakukan pemeriksaan dan beritahu

hasilnya, anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI Eklusif pada

bayinya, beritahu ibu tentang jadwal imunisasi, anjurkan ibu untuk

memeriksakan bayinya setiap bulan agar mendapat imunisasi

lengkap serta keadaan bayinya selalu sehat.

Pelaksanaan asuhan yang akan diberikan oleh bidan adalah

melakukan informed consent, melakukan pemeriksaan dan

memberitahu ibu hasilnya bahwa keadaan bayi baik, menganjurkan

ibu untuk tetap memberikan ASI Eklusif yaitu dibrikan ASI selam 6

bulan tanpa makanan tambahan, menjelaskan pada ibu jadwal

imunisasi yaitu imunisasi dasar lengkap untuk bayi 0-11 bulan

diantaranya imunisasi hepatitis B1 diberikan 0-7 hari setelah lahir

dan telah diberikan untuk mencegah penularan hepatitis B, BCG

diberikan pada usia bayi 1 bulan sebanyak 1 kali untuk mencegah

penyakit tuberculosis, polio diberikan sebanyak 4 kali untuk

mencegah penyakit polio diberikan pada usia 1-14 bulan, DPT dan

Hepatitis B diberikan 3 kali pada usia bayi 2-4 bulan untuk

mencegah penyakit difteri, pertussis, tetanus dan hepatitis B.

Menganjurkan ibu untuk memeriksakan bayinya setiap bulannya

agar mendapat imunisasi lengkap serta keadaan bayi selalu sehat.


217

Evaluasi yang didapatkan Keadaan umum bayi baik, ibu

mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan, ibu mau melakukan apa

yang dianjurkan oleh bidan untuk bayinya serta ibu mau

memeriksakan bayinya setiap bulan ke tenaga kesehatan.


218

Tabel 3.16 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP pada

Bayi Baru Lahir 2 Minggu

Nama : By. Ny “R”

Umur : 2 Minggu Tempat : Klinik Bidan Eneng Ita Rosita

Hari/
Catatan Perkembangan
Tanggal
Selasa, S Ibu mengatakan melahirkan anaknya 2 minggu yang
15-12-2016 lalu, bayi menyusu ASI dengan baik dan tidak ada
Pukul keluhan.
12.00 WIB O Keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital:
pernapasan 50x/menit, nadi 132x/menit, suhu 36,2˚c,
berat badan 3.000 gram, panjang badan 50 cm, lingkar
kepala 32 cm, lingkar dada 35 cm, mata tidak kuning,
tidak ada tanda-tanda infeksi, pergerakan aktif, refleks
hisap baik.
A Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan
usia 2 minggu
P - Melakukan Informed consent
- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu ibu
hasilnya bahwa keadaan bayi baik.
- Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
Eklusif yaitu dibrikan ASI selam 6 bulan tanpa
makanan tambahan.
- Menjelaskan pada ibu jadwal imunisasi yaitu
imunisasi dasar lengkap untuk bayi 0-11 bulan
diantaranya imunisasi hepatitis B1 diberikan 0-7 hari
setelah lahir dan telah diberikan untuk mencegah
penularan hepatitis B, BCG diberikan pada usia bayi
1 bulan sebanyak 1 kali untuk mencegah penyakit
tuberculosis, polio diberikan sebanyak 4 kali untuk
mencegah penyakit polio diberikan pada usia 1-14
bulan, DPT dan Hepatitis B diberikan 3 kali pada usia
bayi 2-4 bulan untuk mencegah penyakit difteri,
pertussis, tetanus dan hepatitis B.
- Menganjurkan ibu untuk memeriksakan bayinya
setiap bulannya agar mendapat imunisasi lengkap
serta keadaan bayi selalu sehat.
Keadaan umum bayi baik, ibu mengerti apa yang
dijelaskan oleh bidan, ibu mau melakukan apa yang
dianjurkan oleh bidan untuk bayinya serta ibu mau
memeriksakan bayinya setiap bulan ke tenaga
kesehatan.
219

Rangkasbitung 15 desember 2016


Yang Memeriksa

Siti Patimah
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan kasus Ny. R, G2P1A0 yang dimulai sejak umur

kehamilan 25 minggu sampai dengan 6 minggu postpartum, penulis

mencoba membuat pembahasan yang membandingkan antara teori

dengan kasus di lapangan.

A. Antenatal

Berdasarkan hasil pengkajian, riwayat kehamilan pada Ny. R telah

menjalani 5 kali pemeriksaan kehamilan (ANC) di bidan secara teratur.

Pada kebijakan program kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan

paling sedikit minimal 4 kali selama kehamilan, Menurut (Jannah,

2012) yaitu: 1 x pada trimester I, 1 x pada trimester II, 2 x pada

trimester III.

1. Antenatal Care I

Pada kunjungan kehamilan yang pertama di dapat Diagnosa

G2P1A0 hamil 25 minggu dengan anemia ringan ballottement +.

Diagnosa G2P1A0 tersebut dibuat dengan dasar bahwa ibu

mengatakan hamil anak yang kedua, sudah pernah melahirkan satu

kali dan belum pernah keguguran. Usia kehamilan ibu 25 minggu

didapatkan berdasarkan HPHT tanggal 15 Maret 2016, TP 22

Desember 2016. Hal ini sesuai teori Yeyeh (2009) bahwa untuk

mengetahui usia kehamilan menggunakan rumus Neagle yaitu hari

pertama menstruasi terakhir (HPM) ditambah 7 dan dikurangi 3 atau

220
221

ditambah 9, tahun ditambah 1 atau tidak. Dan didapatkan TFU 24

cm, yang menyatakan pada usia kehamilan 25 minggu Tinggi

fundus 24 cm dan TBBJ (24-12) X155 = 1,836 gram, hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Kusmiyati (2009) bahwa untuk

menentukan perkembangan janin dapat ditentukan menggunakan

rumus Mc. Donald bahwa (Tinggi fundus dalam cm-n) x 155 = Berat

(gram). Bila kepala diatas atau pada spina iskiadika maka n=12, bila

kepala dibawah spina iskiadika maka n=11.

Dan diagnosa anemia ringan tersebut dengan dasar saat

pemeriksaan HB didapatkan hasil 10,8 gram%, hal ini sesuai

dengan teori Departemen Kesehatan dalam buku Tarwoto (2013)

bahwa kriteria anemia ringan sekali pada wanita hamil yaitu

Hemoglobin Hb 10 g/dl-<11Batas Normal dan itu termasuk kedalam

kriteria anemia ringan.

Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. R yaitu

memberikan terapi yang penulis berikan yaitu dengan memberikan

FeSo4 320mg (zat besi 60 mg dan asam folat 500 mg) diminum 2x1

tidak dianjurkan diminum dengan kopi ataupun teh karena

mengandung tanin atau pitat yang menghambat penyerapan zat

besi (Tarwoto, 2013).

Menurut Ny. R pergerakan janin pertama kali dirasakan pada

usia kehamila 4 bulan, hal ini sesuai dengan teori Yeyeh, (2009)

bahwa tanda pasti kehamilan merasakan pergerakan janin, gerakan


222

janin terasa ketika usia kehamilan mencapai 12 minggu, tetapi baru

dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 18-20 minggu karena

di usia kehamilan tersebut, dinding uterus mulai menipis dan

gerakan janin menjadi lebih kuat.

2. Antenatal Care II

Pada kunjungan kehamilan yang kedua berdasarkan hasil

pemeriksaan fisik didapatkan hasil palpasi abdominal leopold I:

bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopold

II: bagian kanan teraba tahanan memanjang dan bagian kiri teraba

bagian-bagian kecil (PUKA), leopold III: bagian bawah teraba bulat,

keras, melenting (kepala) dan belum masuk PAP, leopold IV: tidak

dilakukan. Hal ini sesuai dengan teori Bartini (2012) yaitu Leopold I:

untuk menentukan bagian janin yang berada didasar rahim. Bagian

janin yang teraba difundus disimpulkan bokong apabila teraba bulat

lunak dan tidak melenting, sedangkan kepala dinilai apabila teraba

bulat keras dan menting. Leopold II: untuk mengetahui letak

punggung janin dengan cara cara menilai bagian yang berada di sisi

kanan atau kiri perut ibu. Hasil disimpulkan letak janin punggung

kanan apabila sebelah kanan perut ibu teraba bagian yang panjang,

lurus dan keras dan diperut sebelah kiri teraba bagian yang kecil-

kecil. Apabila bagian janin yang panjang, lurus dan keras disebelah

kiri dan bagian kecil-kecil teraba di perut ibu sebelah kanan, maka

letak janin punggung kiri. Leopold III: untuk mengetahui presentasi


223

(bagian terendah janin). Hasil disimpulkan presentasi kepala,

apabila bagian terendah janin teraba bulat keras dan melenting.

Presentasi bokong apabila yang teraba bagian lunak dan tidak

melenting. Leopold IV: untuk mengetahui sejauh mana bagian

terendah janin masuk kedalam rongga panggul. Hasil disimpulkan

bagian terendah belum masuk panggul apabila kedua ujung jari

tangan pemeriksa saling menyatu (konvergen). Sedangkan jika

kedua ujung jari tangan pemeriksa tidak saling bertamu (Divergen),

berarti bagian terendah janin belum masuk panggul

Hiperpigmentasi pada aerola yang terjadi pada Ny. R

adalah hal normal, hal ini sesuai dengan teori (Yeyeh, 2009). bahwa

pigmentasi bertambah, terjadi didaerah aerola mammae,

hiperpigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore

Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah

satu hormone yang juga dikeluarkan oleh anterior hipofisis. Dan Ny.

R sudah keluar kolostrum pada usia kehamilan 25 minggu hal ini

sesuai dengan teori (Yeyeh, 2009). Kolostrum biasanya dihasilkan

pada mingggu ke-12. ibu yang kelihatan belum juga mengeluarkan

kolostrum, membutuhkan motivasi bahwa ia dapat memproduksi

kolostrum sekalipun kolostrum tidak kelihatan jelas.

Secara auskultrasi DJJ (+), punctum maksimum kanan

bawah pusat, frekwensi 132 x/menit, teratur, hal ini sesuai denagn

teori yang dikatakan oleh Yeyeh (2009) bahwa Frekuensi Dasar


224

Denyut Jantung Janin (Base Line Rate). Dalam keadaan normal

frekuensi dasar denyut jantung janin berkisar antara 120-160 dpm

(detik permenit).

3. Antenatal Care III

Pada kunjungan kehamilan yang ke tiga didapatkan hasil

pemeriksaan pada leopold III kepala janin belum masuk PAP. Dan

tidak ada keluhan. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. R

yaitu memberitahu ibu tentang ketidanyamanan fisiologis trimester

III yaitu, sakit perut bagian bawah merupakan hal yang fisiologis

karena uterus yang semakin membesar membuat nyeri pada bagian

bawah perut dan pinggang dan menganjurkan miring terlebih dahulu

ketika akan bangun dari posisi berbaring/tidur agar mengurangi rasa

sakit pada bagian bawah perut ibu.

4. Antenatal Care IV

Pada kunjungan ke tiga usia kehamilan 33 minggu 2 hari

dengan hasil pemeriksaan normal. Berat badan ibu sekarang 62 kg

dan berat badan sebelum hamil 55 kg, kenaikan berat badan ibu

selama kehamilan 7 kg, hal ini sesuai dengan teori Pantiwati dan

Saryono (2010) Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5

kg sampai 10 kg.

Asuhan yang diberikan pada kunjungan empat ini yaitu

memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu ibu akan merasa

mulas yang semakin sering, lama, teratur dan tidak hilang jika
225

dibawa tidur atau dibawa aktivitas, keluar lender bercampur darah,

keluar air ketuban dari jalan lahir, keadaan ini sesuai teori menurut

Kusumahati (2010) yaitu rasa sakit oleh adanya his yang datang

lebih kuat, sering dan teratur, keluar lender bercampur darah (show)

yang lebih banyak karena robekan – robekan kecil pada servik,

kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya, penipisan dan

pembukaan serviks.

B. Intranatal Care

Pada tanggal 30 november 2016 ibu datang ke Klinik Bidan

Eneng Ita Rosita pada pukul 22:30 WIB, merasa akan melahirkan

dengan keluhan mules-mules. Pada pemeriksaan didapat kontraksi 4

kali dalam 10 menit, lamanya 45 detik dengan kekuatan yang baik.

Pembukaan 7 cm. Terdapat lendir bercampur darah. Ini sesuai dengan

teori dari Rohani, Dkk (2010) yaitu rasa sakit oleh adanya his yang

datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lender bercampur darah

(show) yang lebih banyak karena robekan – robekan kecil pada servik,

kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya, penipisan dan

pembukaan serviks.

Pada pukul 00.00 WIB, Ibu mengatakan mulasnya semakin

sering dan teratur, terasa ingin BAB dan meneran. Dari pemeriksaan

dalam didapatkan pembukaan 10 cm. Ini sesuai dengan teori dari

(JNPK-KR, 2014). mengenai Gejala dan Tanda Kala II persalinan : 1)

Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi; 2)


226

Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau

vaginanya; 3) Perineum menonjol; 4) Vulva-vagina dan sfingter ani

membuka; 5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Hasil

pemeriksaan dalam, hasil dinding vagina tidak ada kelainan,

konsistensi portio tipis lunak, pembukaan 10 cm, selaput ketuban utuh,

presentasi kepala, posisi belakang kepala, penurunan bagian terendah

hodge III. Ini sesuai dengan teori dari (JNPK-KR, 2014). bahwa

Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut

sebagai kala pengeluaran bayi. Pada Ny, R lama kala I yaitu 5 jam 30

Menit dan kala II berlangsung 10 menit, hal ini sesuai dengan teori

(JNPK-KR, 2014). bahwa pada umumnya, fase laten berlangsung

hampir atau hingga 8 jam, pada kala satu persalinan yaitu frekuensi

dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi

dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu

10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Dari

pembukaan 4 hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan

terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara/primigravida)

atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multigravida). Terjadi penurunan

bagian terbawah janin. Setelah pembukaan 10 cm, ibu dibimbing untuk

meneran dan pukul 00.20 bayi lahir spontan.

Kala III berlangsung 10 menit dengan jumlah perdarahan ±200

cc hal ini sesuai dengan teori (Rohani, Dkk 2011)yaitu proses


227

pengeluaran uri yang normal tidak lebih dari 30 menit dan disertai

dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

Pelaksanan kala III, yaitu dengan manajemen aktif kala III

dengan menyuntikan oxytosin 10 unit secara intra muskular di paha

atas bagian luar 1 menit setelah bayi lahir segera melakukan

penegangan tali pusat terkendali untuk mengecek pelepasan plasenta

dengan teknik Brand Andrew, setelah plasenta lahir segera lakukan

massase uterus secara arah jarum jam minimal 15 detik sampai uterus

berkontraksi, hal ini sesuai dengan (JNPK-KR, 2014).

Penatalaksanaan kala IV yang dilakukan pada Ny. R adalah

melakukan pengawasan secara ketat selama 2 jam. Mengobservasi

tekanan darah, tinggi fundus, kontraksi, kandung kemih, dan

perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada

1 jam kedua dan memantau temperatur ibu tiap 1 jam. Hal ini sesuai

dengan teori menurut (JNPK-KR, 2014), bahwa kala IV dimulai dari

saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

C. Post Natal

Kunjungan nifas pada Ny. R dilakukan sebanyak 4 kali

kunjungan yaitu pada 6 jam post partum, 6 hari post partum, 2 minggu

post partum, dan 6 minggu post partum, hal ini sesuai dengan

pernyataan Megasari (2015) yaitu kunjungan pertama (6-8 jam post

partum), kunjungan kedua (6 hari post partum), kunjungan ketiga (2

minggu post partum), kunjungan keempat (6 minggu post partum).


228

Pada pukul 06.20 WIB dilakukan kunjungan 6 jam postpartum,

menurut Megasari (2015) kunjungan 6 jam post partum untuk 1)

Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, 2) Mendeteksi

dan merawat penyebab lain perdarahan, rujukan, jika perdarahan

berlanjut, 3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga begaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia

uteri, 4) Pemberian ASI awal, 5) Melakukan hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir, 6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermi, 7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus

tinggal dengan ibu dan BBL untuk 2 jam pertama setelah kelahiran,

atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil. Hasil pemeriksaan

TTV dalam batas normal, TFU 2 jari dibawah pusat, hal ini sesuai

dengan teori (Sari dan Rimandini, 2014). TFU pada 6 jam post partum

masih 2 jari dibawah pusat karena hormon oksitosin yang

menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga involusi uterus berjalan

normal. Kontrasksi uterus baik, konsistensi uterus keras, kandung

kemih kosong, perineum tidak terdapat oedema, pengeluaran lochea

rubra, hal ini sesuai dengan teori Kusumahati (2010) bahwa lochea

pertama yang keluar segera setelah pelahiran dan terus berlanjut

selama 2 hingga 3 hari pertama pasca partum yaitu lochea rubra,

diagnosa yang ditegakan adalah P2A0 post partum 6 jam.

Pada kunjungan 6 hari ibu tidak ada keluhan, hasil pemeriksaan di

dapatkan pengeluaran lochea sangoinolenta berwarna kuning berisi


229

darah dan lendir, ini sesuai dengan teori dari Kusumahati (2010)

bahwa lochea sanguinolenta berwarna merah kuning, berisi darah dan

lendir; hari ke 3-7 pasca persalinan. Tinggi fundus uteri diantara

syimpisis pusat, ini sesuai dengan teori yang dikatakan (Sari dan

Rimandini, 2014), bahwa TFU pada hari ke 6 post partum yaitu

pertengahan pusat simpisis.

Diagnosa yang ditegakan P2A0 post partum 6 hari, Megasari

(2015) menyatakan bahwa kunjungan 6 hari post partum yaitu untuk

memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi

fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada

bau, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal, memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan

istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit, konseling pada ibu mengenai

asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat

bayi sehari-hari.

Pada kunjungan 2 minggu post partum didapatkan data TFU

tidak teraba, hal ini sesuai dengan teori yang dikatakan (Sari dan

Rimandini, 2014) bahwa 2 minggu post partum TFU sudah tidak teraba

diatas simpisis, pengeluaran lochea serosa, hal ini normal sesuai

dengan teori Kusumahati (2010) yaitu lochea serosa, 7-14 pasca

persalinan, berwarna kecoklatan mengandung lebih banyak serum dan

lebih sedikit darah, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi
230

plasenta. Keadaan Ny. R, pada saat kunjungan 2 minggu postpartum

tidak ada kelainan apapun.

Pada kunjungan 6 minggu 02 Februari 2016 ibu datang

melakukan kunjungan post partum yang keempat, keadaan ibu dan

bayinya baik tidak ada keluhan apapun, TFU sudah tidak teraba, tidak

ada pengeluaran lochea. Kemudian dilakukan konseling pemilihan

kontrasepsi dan ibu memilih KB suntik 3 bulan.

Penatalaksanaan yang diberikan memberikan konseling KB

dan Ny. R memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Hal ini

sesuai dengan teori Heryani (2012) bahwa pasca persalinan 6 minggu

dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi.

D. Neonatal

Segera setelah bayi lahir dilakukan penilaian pada menit pertama

dengan menilai 4 aspek dengan hasil bayi cukup bulan, mengis kuat,

pergerakan aktif, warna kulit kemerahan, air ketuban keruh. Hal ini

sesuai dengan (Rukiyah dan Yulianti, 2010), yaitu segera lakukan

penilaian awal dengan menjawab apakah bayi cukup bulan, apakah air

ketuban bercampur mekonium, apakah bayi menangis atau bernafas,

dan apakah tonus otot bayi baik. Segera setelah lahir, letakan bayi

diatas perut ibu untuk mencegah terjadinya hipotermia atau kehilangan

panas hal ini sesuai dengan pernyataan (Rukiyah dan Yulianti, 2010),

bahwa hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam


231

keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan deselimuti walaupun

berada di dalam ruangan yang relative hangat.

Penatalaksanaan bayi baru lahir yaitu dengan membersihkan

jalan nafas, memotong dan membersihkan tali pusat, mempertahankan

suhu tubuh bayi, dan mencegah infeksi hal ini sesuai dengan teori

(Rukiyah dan Yulianti, 2010), bahwa langkah langkah penanganan

bayi baru lahir, kemudiam setelah 2 menit bayi lahir dan tali pusat

sudah tidak berdenyut lagi lakukan pengkleman dan pemotongan tali

pusat hal ini sesuai dengan (Rukiyah dan Yulianti, 2010), bersihkan

jalan nafas (bila perlu) keringkan dan tetap jaga kehangatan, potong

dan klem yaitu tali pusat sudah tidak berdenyut lagi, kemudian

melakukan inisiasi menyusu dini dan kontak bayi dengan kulit ibu.

Pada neonatal 6 jam dilakukan penimbangan berat badan

dengan hasil BB bayi 2.800 gram. Ini sesuai dengan teori (maryunani

dan nurhayati 2008) menyatakan bahwa berat badan normal berkisar

2500-4000 gram. Bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala,

menangis kuat, warna kulit kemerahan, pergerakan aktif, jenis kelamin

perempuan, masa gestasi 37 minggu 3 hari tanda –tanda vital, suhu

36,70C pada axila, pernapasan 45x/menit dan teratur, denyut jantung

bayi 130x/menit dan teratur. Refleks rooting (+), Sucking (+),

Swallowing (+), data yang diperoleh diatas menunjukan bahwa bayi

Ny. R normal sesuai dengan pernyataan (rukiyah dan yulianti, 2010),

bahwa bayinya yang sehat akan menagis kuat, pergerakan aktif dan
232

warna kulit kemerahan. Asuhan yang diberikan adalah melakukan

inisiasi menyusu dini daan melakukan gawat rabung (Rooming in)

Tujuannya yaitu agar timbul rasa kasih sayang dan pertalian batin

antar ibu dan bayi hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan

oleh (rukiyah dan yulianti, 2010), bahwa bounding attachment dapat

mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi. Kemudian memberikan

salep mata tetrasiklin 1 % untuk mencegah penularan peyakit dari ibu

melalui jalan lair dan menyuntikan Vit K 1 mg dipaha kiri 1 jam setelah

lahir hal ini sesuai dengan program yang ditulis pada buku (rukiyah

dan yulianti, 2010). Selanjutnya anjurkan ibu untuk tetap menyusui

bayinya untuk merangsang hormone oksitosin yang berguna untuk

proses involusi uterus (rukiyah dan yulianti, 2010), dan memberitahu

tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu ibu tidak dapat

menyusu, kejang, sulit menghisap atau hisapan lemah. Kesulitan nafas

atau bernafas dengan cepat lebih dari 60 x per menit, menggunakan

otot pernafasan tambahan, retraksi dinding dada bawah, merintih,

mengantuk atau tidak sadar (Letargi) bayi tidur dan terus dan malas

bangun untuk makan. Sianosis sentral. Suhu tidak normal, terlalu tinggi

> 38ºC. Adanya tanda infeksi yaitu suhu meningkat, tali pusat merah

bengkak, keluar nanah berbau busuk. Gangguan gastrointestinal yaitu

tidak BAB selama 3 hari setelah bayi lahir. Perdarahan pada tali pusat.

Mata bengkak dan mengeluakan cairan apabila ibu dan kelurga


233

menemukan salah satu keluhan tadi segera bawa ke fasilitas

kesehatan terdekat (rukiyah dan yulianti, 2010).

Pada tanggal 7 Desember 2016 pukul 11.00 WIB. Penulis

melakukan kunjungan 6 hari dengan hasil pemeriksaan fisik keadaan

umum bayi baik, tali pusat sudah lepas/puput pada hari ke empat. Hal

ini sesuai dengan teori (rukiyah dan yulianti, 2010), lepasnya tali pusat

dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi

pada neonatus.

Pada tanggal 15 Januari 2016 penulis melakukan kunjungan 2

minggu dengan hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik, pola

eliminasi lancar dan aktivitas aktif, terjadi peningkatan berat badan dari

2800 menjadi 3000 gram, hal ini sesuai dengan teori (rukiyah dan

yulianti, 2010). bahwa berat badan bayi akan naik lagi pada minggu ke

2- 4, dan bila ASI cukup maka bayi bertambah berat badannya.

Penatalaksanaannya menganjurkan agar ibu tetap terus

memberikan ASI Ekslusif sampai bayi 6 bulan baru diberi makanan

tambahan pendamping ASI tidak sesuai pernyataan (rukiyah dan

yulianti, 2010), yaitu anjurkan ibu memberikan ASI dini (dalam 30 menit

- 1 jam setelah lahir) dan eksklusif. Menjelakan manfaat pemberian ASI

dini. ASI eksklusif mengandung zat yang diperlukan untuk tumbuh

kembang bayi, mudah dicerna dan efisien, mencegah berbagai

penyakit infeksi.
234

Menjelaskan pada ibu jadwal pemberian imunisasi yaitu lima

imunisasi dasar lengkap untuk bayi 0-11 bulan diantaranya imunisasi

hepatitis B1 diberikan 0-7 hari setelah bayi lahir dan telah diberikan

untuk mencegah penularan hepatitis B, BCG diberikan pada usia bayi

1 bulan sebanyak 1 kali untuk mencegah penyakit tuberculosis, polio

diberikan sebanyak 4 kali untuk mencegah penyakit polio diberikan

pada usia 1-4 bulan, DPT dan Hepatitis B diberkan 3 kali pada usia

bayi 2-4 bulan untuk mencegah penyakit dipteri pertusis dan hepatitis

B (Depkes RI, 2005).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Asuhan Antenatal

Ny. R 25 tahun G2P1A0 dengan kehamilan 25 minggu. Telah

melakukan pemeriksaan sebanyak 5 kali. Sebanyak 1 kali

kunjungan dilakukan di posyandu, 4 kali kunjungan dilakukan oleh

penulis. Pada kunjungan pertama usia kehamilan ibu 25 minggu,

kunjungan kedua usia kehamilan 29 minggu 6 hari, pada kunjungan

ketiga usia kehamilan ibu 33 minggu 2 hari dan kunjungan ke

empat usia kehamilan 36 minggu 2 hari. Berdasarkan data yang di

dapat Ny. R mengalami anemia ringan sekali, dan tidak ada

keluhan. Setiap kunjungan penulis memberikan therapy obat Fe

dan kalk serta susu untuk ibu hamil.

2. Asuhan Intranatal

Proses persalinan Ny. R berjalan normal. Pada kala I

berlangsung selama 5 jam 30 menit dan kala II berlangsung selama

10 menit. Bayi lahir spontan, langsung menangis, gerakan aktif,

warna kulit kemerahan. Kala III berlangsung 5 menit, plasenta lahir

spontan dan lengkap, perdarahan ± 150 cc. Pada kala IV

berlangsung baik.

235
236

3. Asuhan Postnatal

Masa nifas Ny. R berjalan normal mulai dari kunjungan 6 jam,

6 hari, 2 minggu dan 6 minggu post partum. Pada kunjungan 6 jam

dan 6 hari post partum keadaan umum ibu baik, kontraksi uterus

baik, tinggi fundus uteri sesuai dengan involusi uterus, perdarahan

normal dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Pada kunjungan 2

minggu post partum uterus sudah tidak teraba dan memberikan

konseling tentang alat kontrasepsi yang akan ibu pakai setelah

bersalin. Pada kunjungan 6 minggu Ny. R bersedia menggunakan

metode KB yaitu Metode KB suntik 3 bulan.

4. Neonatal

Bayi lahir spontan segera menangis kuat, bergerak aktif,

warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki laki, BB 2800, PB 49 cm.

Setelah dilakukan IMD kurang lebih 1 jam bayi diberikan therapy

Neo K 0,5 mg, salep mata dan dilakukan pemeriksaan fisik, setelah

1 jam pemberian Neo K lalu bayi dapat di imunisasi HBO 0,5 cc,

bayi tidak ada kelainan atau cacat fisik, sudah miksi dan BAB dan

sudah menyusu dengan reflek hisap kuat. Pada kunjungan 6 hari

tali pusat sudah lepas, reflek hisap positif. Pada kunjungan 28 hari

di dapatkan BB bayi mengalami kenaikan 3000 gram dari berat

badan lahir. Bayi medapatkan cukup ASI dan belum diberikan

makanan tambahan. Memberikan konseling pada ibu untuk

membawa bayinya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi dan


237

memantau tubuh kembang bayinya, agar pertumbuhan anak balita

terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi buruk.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menerapkan teori dalam asuhan kebidanan

secara komprehensif pada ibu hamil dengan anemia ringan sekali,

bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dan dapat mengaplikasikannya

dalam setiap tindakan dilapangan sesuai dengan standar yang

berlaku.

2. Bagi Lahan Praktik

Studi kasus ini dapat menjadi bahan masukan dalam

menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu

hamil dengan anemia ringan sekali, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi

baru lahir sesuai standar asuhan kebidanan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai dokumentasi untuk bahan pengembangan ilmu

pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan dan dapat

dijadikan sebagai bahan referensi dalam pembuatan studi kasus

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai