PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan periode yang sangat rentan, tidak hanya bagi ibu hamil saja tetapi juga
bagi keselamatan janin di dalam kandungan. Akibat yang dapat terjadi bila ibu tidak dapat
mengenali tanda bahaya kehamilan secara dini dan upaya deteksi dini ibu yang kurang, maka
akan mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya. Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda
yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama masa kehamilan atau periode
antenatal. Hal ini sangat perlu diketahui oleh ibu hamil terutama yang mengancam keselamatan
ibu dan janin yang ada di kandungannya, minimal hal yang harus diketahui ibu hamil untuk
mengenal tanda bahaya kehamilan yaitu seperti perdarahan, gerakan janin berkurang,nyeri perut
dan sakit kepala yang hebat (Carlos et al., 2020).
Menurut World Health Organization (2019), sekitar 810 ibu hamil meninggal setiap harinya
karena komplikasi terkait dengan kehamilan dan persalinan. Komplikasi utama yang
menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu hamil di dunia yaitu karena perdarahan,
infeksi, preeklamsia dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2019).
Diseluruh dunia, angka kematian ibu (AKI) turun dari 342 menjadi 211 kematian ibu per
100.000 kelahiran selama periode 2000 hingga 2017. Pada 2017, dua pertiga dari semua
kematian ibu terjadi di sub-Afrika Sahara, tempat kematian ibu melahirkan rasionya adalah 542
kematian per 100.000 kelahiran. Daerah ini sudah mencapai prestasi yang signifikan kemajuan
dalam menurunkan angka kematian ibu sejak tahun 2000, AKI masih hampir 78 kali lipat lebih
tinggi daripada di Australia dan Selandia Baru, yang memiliki rasio terendah di antara wilayah
manapun. Diperlukan upaya untuk menurunkan angka kematian ibu di bawah 70 kematian per
100.000 kelahiran pada tahun 2030. Rasio angka kematian ibu menurut WHO tahun 2017 adalah
952-100.000 kelahiran di dunia. Di Asia rasio kematian ibu tahun 2017 itu adalah 152/100.000
kelahiran. (United Nations, 2019)
Berdasarkan Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan
bahwa hampir seluruh wanita (98%) mendapatkan pelayanan ANC dari tenaga kesehatan yang
1
kompeten minimal 1 kali kunjungan pertama (K1) dan 77 persen mendapatkan pemeriksaan
kehamilan minimal 4 kali kunjungan keempat (K4). Cakupan ini merujuk pada kehamilan anak
terakhir pada periode 5 tahun sebelum survei atau memberi gambaran pada referensi waktu tahun
2015. Persentase cakupan ANC K4 ini sedikit lebih tinggi dari target Kementerian Kesehatan
pada tahun 2015 sebesar 72 persen, dan 77 persen pada tahun 2017. Dengan demikian target
Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 untuk indikator ANC K4 hingga tahun 2017 telah
tercapai. Sedangkan berdasarkan hasil Riskesdas 2018 dketahui bahwa cakupan K1 sebesar
86.0% meningkat dari tahun 2013 yang sebesar 81,3%, dan untuk cakupan kunjungan K4 sebesar
74.1% meningkat dari 70.0% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2018).
Angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Sumatera Barat (Sumbar) masih cukup tinggi.
Pada tahun 2017 terdapat 113 kasus kematian ibu, AKB di Propinsi Sumatera Barat sebanyak
111 orang (Dinkes Sumatra Barat 2018).
Sedangkan AKI di Agam pada tahun 2020 meningkat dratis menjadi 35 per 100.000 kelahiran
hidup, Sedangkan kematian bayi di Agam tahun 2019 sebanyak 8,40 per 1000 Kelahiran hidup ,
tahun 2018.
Pencapaian cakupan pemeriksaan ibu hamil untuk Puskesmas Baso Kabupaten Agam
Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2021 pencapaian cakupan 290 K1 dari jumlah sasaran ibu
hamil 370 orang. Dengan demikian target untuk cakupan K4 di Puskesmas Baso Belum tercapai.
Diharapkan melalui kegiatan ini mahasiswa mendapatkan pengalaman dan keterampilan agar
mampu memberikan pelayanan yang baik di masyarakat.
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan secara Continuity of Care dan
komperhensif pada kehamilan TM III,
Tujuan Khusus
Setelah study kasus mahasiswa diharapkan mampu:
2
Melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil TM III meliputi Pengkajian,
merumuskan Diagnosa kebidanan, merencanakan asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan
kebidanan, dan melakukan evaluasi serta melakukan pendokumentasian Asuhan Kebidanan
secara Continuity of Care.
1.4 Manfaat
A. Manfaat Teoritis
Menerapkan teori yang telah diterima dalam perkuliahan ke dalam kasus nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif yaitu pada ibu hamil
B. Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis
Asuhan kebidanan yang dilakukan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis
dalam penerapan proses manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III
sehingga dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan studi kasus
berikutnya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Studi kasus dapat dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam
memahami pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil
trimester III.
3. Bagi Lahan Praktek
Dapat dijadikan acuan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester
III secara komprehensif dengan mempertahankan mutu layanan demi menigkatkan
derajat kesehatan ibu dan anak.
4. Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kehamilan trimester III
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Dengan
diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan
taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus
2. Mual muntah
Keadaan ini biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness” (Prawiroharjo. 2008).
3. Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan
makin tuanya kehamilan (Prawiroharjo. 2008).
4. Pingsan atau sinkope
Bila berada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya hilang sesudah
kehamilan 16 minggu (Prawirohardjo, 2008).
5. Payudara tegang
Disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara (Kuswanti, 2014).
6. Anoreksia Nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tetapi setelah itu nafsu
makan muncul kembali (Marjadi dkk, 2010).
7. Sering kencing (miksi)
Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua, umumnya keluhan ini hilang
oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini
bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung
kencing. (Nugroho dkk, 2014).
8. Konstipasi/Obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid yang dapat menyebabkan kesulitan buang air besar (Prawirohardjo, 2008).
5
Terjadi pembesaran abdomen secara progresif dari kehamilan 7 bulan sampai 28 minggu.
Pada minggu 16-22, pertumbuhan terjadi secara cepat di mana uterus keluar panggul dan
mengisi rongga abdomen.
2. Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dalam rahim.
3. Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian
lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan satunya
pada dinding perut atas symphysis maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri
sama sekali terpisah dari serviks.
4. Tanda Chadwick
Vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru- biruan (livide) yang disebabkan oleh
adanya hipervaskularisasi. Warna porsio juga akan tampak livide. Hal ini disebabkan
oleh adanya pengaruh hormone estrogen.
5. Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran
uterus.
6. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks)
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Saat palpasi atau pemeriksaan dalam, uterus
yang awalnya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi.
7. Teraba ballotement
Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual dapat terasa adanya benda
yang melenting dalam uterus (tubuh janin). (Kuswanti, 2014)
6
2.1.3 Klasifikasi Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut lamanya dan kehamilan dari tuanya.
Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.
2. Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.
3. Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.
Tabel 2.1
Penambahan Ukuran TFU per tiga jari
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus
7
xipoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
Sumber : (Sulistyawati, 2010)
Gambar 2.2
Pemeriksaan Fundus Uteri untuk Menentukan Umur
Kehamilan
Sumber : Wiknjosastro, 2009
2. Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
bulan (Sulistyawati, 2011).
3. Posisi rahim dalam kehamilan
a. Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi
b. Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis
c. Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya
dapat mencapai batas hati
d. Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri (Sulistyawati, 2011).
B. Ovarium
8
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemuka di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan
sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relative minimal.
Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip dengan insulin
dan insulin like growth.
9
juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu
biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan.
Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan
dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya peningkatan kadar serum
melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih sangat diragukan
sebagai penyebabnya. Estrogen dan progesteron diketahui mempunyai peran dalam
melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya
(Prawirohardjo, 2018).
E. Payudara/Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin, estrogen,
dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan
hipertropi system saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada
mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan
menimbulkan perubahan dalam sel- sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk
laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesterone dan somatomamotropin
terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar.
Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti
seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak)
yang muncul di areola primer dan disebut tuberkelmontgomery. Glandula
montgomeri tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai
timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin
hamil. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam.
Peningkatan ini suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi.
Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak
sebagai jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas
terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.
F. Sirkulasi darah ibu
10
Peredarah darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim.
2. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter
3. Pengaruh hormone esterogen dan progesterone makin meningkat
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah:
a) Volume darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi), dengan
puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah
sebesar 25- 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan
bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodelusi darah mulai tampak sekitar usia
kehamilan 16 minggu, sehingga penderita penyakit jantung harus berhati-hati untuk
hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita
hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasi kordis. Pada postpartum,
terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ke-3 sampai ke-5.
(Manuaba, 2010).
b) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia
fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai 10.000/ml. dengan
hemodelusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat
mencapai 4 kali dari angka normal (Manuaba, 2010).
c) Sistem respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga system respirasi untuk memenuhi kebutuhan O2.
Disamping itu, terjadi desakan diafragma karena dorongan Rahim yang membesar
pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25%
dari pada biasnya (Manuaba, 2010).
11
2.2 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III
2.2.1 Pengertian Kehamilan Trimester III
12
2.2.3 Perubahan Psikologis Trimester III
Menurut Sulistyawati (2013:77) Perubahan psikologis pada masa kehamilan Trimester
III yaitu:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun
13
hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan
vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan
berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi
kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran uterus
menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih meskipun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering buang air kecil
yaitu dysuri, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria (infeksi saluran kemih). Untuk
mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya tersebut yaitu dengan minum air
putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar alat
kelamin. Ibu hamil perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu
dengan gerakan dari depan kebelakang setiap kali selesai berkemih dan harus
menggunakan tissue atau handuk yang bersih serta selalu mengganti celana dalam
apabila terasa basah.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III dengan
keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering kencing, kosongkan
kadung kemih ketika ada dorongan, perbanyak minum pada siang hari dan
kurangi minum di malam haru jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau
teh sebagai diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis
dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis (Hani, 2011 : 59) .
14
terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan diafragma.
Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
D. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena
pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada
saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada
kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan
dengan edema karena preeklamsi.
F. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh
darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati
foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
G. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang
semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi
15
konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat
oleh tingginya kadar progesterone (Romauli, 2011).
Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi progesteron yang
menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada sistem pencernaan,
sehingga sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun
dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses menjadi
keras (Pantiawati, 2010).
Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan
sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras (skibala). Skibala akan menyumbat
lubang bawah anus dan menybabkan perubahan besar sudut anorektal.
Kemampuan sensor menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan atau
feses. Akibatnya feses yang cair akan merembes keluar . skibala juga mengiritasi
mukosa rectum, kemudian terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar melalui
sela- sela dari feses yang impaksi (Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan keluhan
konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air putih setiap hari
dan serat dalam diet misalnya buah, sayuran dan minum air hangat, istirahat yang
cukup, melakukan olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara
teratus dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011 : 55).
I. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan.
2.3 KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL TRIMESTER III
16
Menurut Romauli (2011:134-160) Semakin tuanya usia kehamilan, kebutuhan fisik maupun
psikologis ibu juga mulai beragam dan harus terpenuhi. Kebutuhan fisik maupun psikologis ibu
hamil dijabarkan sebagai berikut:
2.3.1 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
kebutuhan fisik pada ibu hamil perlu dipenuhi supaya ibu dapat menjadi sehat sampai
proses persalinan. kebutuhan fisik pada ibu hamil antara lain kebutuhan oksigen ASI, personal
hygiene, nutrisi, eliminasi, seksual, mobilisasi atau body mekanik, istirahat atau tidur. kebutuhan
fisik pada ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan baik untuk ibu atau janin selama masa
kehamilan. apabila kebutuhan dasar ibu hamil tidak terpenuhi dengan baik maka dapat
berdampak pada kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan dan bisa berdampak secara langsung
terhadap proses persalinan. (Ersila & Zuhana, 2019)
A. kebutuhan oksigen
pada saat kehamilan, kebutuhan oksigen meningkat sehingga produksi eritropoitin di
ginjal juga meningkat akibatnya sel darah merah atau eritrosit meningkat sebanyak 20
sampai 30%. (Erwin et al., 2018)
B. Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari seperti 1 butir
telur, satu gelas ukuran sedang susu, dan 5 – 6 buah kacang almond per hari, ibu
hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan
minum cukup cairan (menu seimbang).
1. Kalori
Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang banyak
banyak mengandung hidrat arang adalah golongan padi-padian (misalnya beras
dan jagung), golongan umbi- umbian (misalnya ubi dan singkong), dan sagu.
Misalnya nasi 300 gram atau 4 gelas ukuran sedang. Pada tm 1 kalori yang
dibutuhkan 180 kkal perhari. Trimester 2 dan 3 dibutuhkan 300kkal/hari
2. Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh. Kekurangan
protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari
normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu. Sumber lain
meliputi sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur dan kacang)
17
dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti kedelai, kacang
tanah, kacang tolo, dan tahu tempe). Protein yang dibuthkan ibu hamil setiap
harinya yaitu 20 gram
3. Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-hari yaitu buah-
buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi dengan
makanan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30
mg sebagai ferosus, forofumarat atau feroglukonat perhari dan pada kehamilan
kembar atau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100 mg/hari.
Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi
mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.
4. Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan buah-buahan,
tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.Pemberian asam folat terbukti mencegah
kecacatan pada bayi.
18
C. Kebutuhan Personal Higiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali
sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga
kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia).
Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah
terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu kekurangan kalsium.
D. Kebutuhan Eliminasi
Kebutuhan Eliminasi adalah suatu kebutuhan yang dialami oleh setiap Ibu hamil yang
berhubungan dengan BAK dan BAB karena terjadinya perubahan kondisi fisik yang
terjadi pada masa kehamilan. Salah satu alasan akan meningkatnya pembuangan air
kemih adalah meningkatkan volume cairan tubuh dan membaiknya efisiensi ginjal,
yang membantu produk sisa dari tubuh dengan cepat.
Alasan lainnya adalah adanya penekanan dari Rahim yang berkembang, yangmasih
terletak di rongga panggul di sebelah kandung kemih. Tekanan pada kandung kemih
ini seringkali mereda setelah rahim naik ke rongga perut, pada sekitar bulan keempat.
Mungkin hal ini tidak akan kembali sampai bayi kembali turun ke rongga panggul
pada bulan kesembilan. Karena pengaturan alatalat di dalam tubuh berbeda pada
setiap orang, maka derajat
19
seringnya pengeluaran air kemih pada kehamilan juga bisa berbeda-beda. Supaya
BAK dan BAB tidak bermasalah maka ada hal- hal tertentu yang harus dilakukan
supaya tidak mengalami gangguan BAK dan BAB:
1) Eliminasi Urine Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh
baik berupa urine atau alvi (buang air besar). Kebutuhan elimin asi terdiridari atas
dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan
buang air besar).
2) Eliminasi Alvi (Defekasi) Defekasi adalah proses pengosongan usus yang
sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk
defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Secara umum,
terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu refleks defekasi
intrinsik dan refleks defekasi parasimpatis. Kebutuhan Eliminasi pada Ibu Hamil
Eliminasi yang terjadi pada Ibu Hamil :
a. Trimester I : Frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan
oleh pembesaran uterus, BAB normal konsistensi lunak.
b. Trimester II : Frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar
dari rongga panggul.
c. Trimester III : Frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala bayi,
BAB sering konstipasi ( sembelit ) karena hormon progesteron
meningkat.
E. Kebutuhan Seksual
F. Kebutuhan Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah
20
dengan dan secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak, sehinggga
mengurangi ketegangan padatubuh dan menghindari kelelahan.
G. Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur karena
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembanagan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selma kurang
lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rilaks pada siang hari selama 1 jam.
H. P4k
(a) Membuat rencana persalinan
(b) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan
pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada
(c) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
(d) Membuat rencana atau pola menabung
(e) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
21
3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Kebutuhan pertama ialah ia merasa dicintai dan dihargai, kebutuhan kedua
ialah ia merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak
4) Persiapan menjadi orang tua
Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan kelas pendidikan
kelahiran/ kelas antenatal.
5) Sibling
Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk menghindari
penolakan dari anak sebelumnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun.
Pencegah terjadinya sibling ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, di
antaranya sebagai berikut:
a) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia tetap
disayangi oleh ayah ibu)
b) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
c) Ajak anak untuk berkomunikasi denagn bayi sejak masih dalam
kandungannya
d) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan dengan kelahiran
bayi.
22
plasenta parsialis atau bisa juga hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang lepas
disebut rupture sinus marginalis.
c. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaanjalan lahir.
Pada keadaan normal plasenta terletak pada bagian atas uterus.
d. Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan
kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa mucus
bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan persalinan akan
dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya
ketuban pecah dini (KPD). Menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa apakah
cairan yang keluar tersebut adalah cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan speculum untuk melihat darimana asal cairan, kemudian
pemeriksaan reaksi Ph basa.
e. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan 22
minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap kemungkinan gawat janin
atau bahkan kematian janin dalam uterus.Gerakan janin berkurang atau bahkan
hilang dapat terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio
plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai shock,
perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur uterus yang abnormal,
serta gawat janin atau DJJ tidak ada.
23
konsep antenatal care. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba,
2010:110).
2.4.2 Tujuan
Menurut Manuaba (2010:110) tujuan ANC diantaranya:
A. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
saat persalinan, dan kala nifas.
B. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertaI
kehamilan,persalinan, dan kala nifas.
C. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
D. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
2.4.3 Kebijakan Pemerintah
Menurut Depkes RI (2010) Dalam memberikan asuhan kehamilan standar minimal yang
harus dilaksanakan adalah 14T yaitu:
A. Timbang berat badan.
Timbang BB dan pengukuran TB pertambahan BB yang normal pada ibu hamil yaitu
berdasarkan massa tubuh (BMI: Body Massa Index), dimana metode ini menentukan
pertambahan optimal selama masa kehamlan, karena merupakan hal yang penting untuk
mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan BB pada kehamilan yang normal
adalah 11,5-16 Kg adapun TB menentukan tinggi panggul ibu, ukuran normal yang baik
untuk ibu hamil antara lain
B. Ukur Tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama
kehamilan. Tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta,
tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada awal pemeriksaan
dapat mengindikasi potensi hipertensi.
C. Ukur Tinggi fundus uteri
Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai Mc.Donald yaitu dengan cara mengukur
24
tinggi fundus memakai metlin dari tepi atas sympisis sampai fundus uteri kemudian
ditentukan sesuai rumusnya.
D. Pemberian tablet Fe
Zat besi pada ibu hamil adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan
menaikan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60
mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester 2, karaena absorpsi
usus yang tinggi. Fe diberikan 1 kali perhari setelah rasa mual hilang, diberikan
sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum
dengan the atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan. Jika ditemukan anemia
berikan 2-3 tablet zat besi perhari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan
pemeriksaan Hb yang dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu pada saat kunjungan
awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau jika ada tanda-tanda anemia.
E. Pemberian imunisasi TT
Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada
kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja imunisasi pertama diberikan pada usia 16
minggu untuk yang ke dua diberikan 4 minggu kemudian, akan tetapi untuk
memaksimalkan perlindungan maka dibuat jadwal pemberian imunisasi pada ibu.
25
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
Sumber: Ummi Hani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis,
F. Pemeriksaan Hb
Dianjurkan pada saat kehamilan diperiksa haemoglobin untuk memeriksa darah ibu,
apakah ibu mengalami anemia atau tidak, mengetahui golongan darah ibu, sehingga
apabila ibu membutuhkan donor pada saat persalinan ibu sudah mempersiapkannya
sesuai dengan golongan darah ibu.
G. Pemeriksaan triple eliminasi (pemeriksaan HIV, shipilis, hepatitis)
H. Perawatan payudara,senam payudara dan pijat tekan payudara
Sangat penting dan sangat dianjurkan selama hamil dalam merawat payudara. Karena
untuk kelancaran proses menyusui dan tidak adanya komplikasi pada payudara, karena
segera setelah lahir bayi akan dilakukan IMD
I. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil
Untuk melatih nafas saat menghadapi proses persalinan, dan untuk menjaga kebugaran
tubuh ibu selama hamil.
J. Temu wicara atau konseling termasuk perencanaan persalinan
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa berupa
anamnesa, konsultasi dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan pengetahuan
klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan.
K. Pemeriksaan protein urine
Sebagai pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan protein urine, karena untuk
mendeteksi secara dini apakah ibu mengalami hipertensi atau tidak. Karena apabila hasil
protein, maka ibu bahaya PEB.
L. Pemeriksaan reduksi urine
26
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi secara dini ditakutkan ibu
mengalami penyakit DM
M. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
Diberikan terapi tersebut untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan yodium dan
mengurangi terjadinya kekerdilan pada bayi kelak.
N. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu hamil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan hasil apusan darah yang
positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda
dapat terjadi abortus, partus prematurus juga anemia.
27
2.4.5 Skor Poedji Rochjati
Penapisan Ibu Hamil Trimester III menurut Poedji Rochjati (Buku KIA,2015) dibagi dalam 3
kelompok yaitu:
A. Kehamilan Resiko Rendah (KRR) skor 2 hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko. Kemungkinan besar: persalinan
normal, tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi baru lahir Hidup Sehat.
28
berkurang, suplai oksigen dan nutrisi yang diperlukan janin pun akan berkurang. Karbon
monoksida memiliki daya ikat Terhadap Hb yang lebih kuat diabandingkan okesigen, sehingga
juga akan menyebabkan distribusi zat makanan dan oksigen terganggu, menyebabkan risiko
melahirkan BBLR. (Mahdalena, 2014. Kandungan dalam rokok yang dapat mempengaruhi ibu
hamil di antaranya adalah radikal bebas yang terkandung dalam asap rokok dapat menyebabkan
kerusakan endotel, peningkatan vasokonstriktor, dan penurunan vasodilator.
Nikotin sendiri yang juga terkandung dalam asap rokok dapat menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah.Semua hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Hipertensi dapat
menyebabkan penurunan suplai makanan dan oksigen fetus. Radikal bebas juga dapat
menyebabkan kerusakan jaringan paru sehingga dapat terjadi PPOK (penyakit paru obstruksi
kronis). PPOK akan menyebabkan penurunan oksigenasi fetus. Selain itu, radikal bebas juga
dapat mengganggu metabolisme asam folat. Dengan adanya gangguan metabolisme asam folat
berarti nutrisi pertumbuhan fetus akan terganggu dan juga akan mempengaruhi ekspresi gen
fetus. Akibatnya secara tidak langsung, hipertensi, PPOK, dan defisiensi asam folat akan
menimbulkan gangguan pertumbuhan fetus yang pada akhirnya akan dapat menyebabkan BBLR.
Wanita hamil yang perokok atau perokok pasif, akan menyalurkan zat-zat beracun dari asap
rokok kepada janin yang dikandungnya melalui peredaran darah (Mahdalena, 2014).
Pengaruh asap rokok terhadap kehamilan juga sangat berbahaya. Asap rokok dapat
mengurangi aliran darah ke ari-ari (plasenta) sehingga berisiko menimbulkan gangguan
pertumbuhan janin. Asap rokok juga meningkatkan risiko keguguran, berat badan bayi rendah
dan gangguan saluran nafas pada bayi. Studi yang dilakukan oleh Mostafa (2011), tentang polusi
yang disebabkan karena asap rokok, dikatakan bahwa asap rokok yang berada di dalam ruangan
dapat bertahan lama hingga berminggu-minggu bahkan beberapa bulan. Toksin dari asap rokok
dapat melekat pada pakaian, dan peralatan yang ada di dalam ruangan. Pada saat ruangan terbuka
dan mendapat hembusan udara maka toksin akan kembali ke udara sekitarnya. Hal ini
menyebabkan wanita yang tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok, akan
terpapar oleh asap rokok dan secara tidak langsung akan menjadi perokok pasif.
Asap rokok sangat berbahaya bagi perokok pasif dimana asap rokok dari perokok aktif yang
terhirup 5 kali lebih banyak mengandung gas karbon monoksida dan 4 kali lebih banyak
mengandung tar serta nikotin. Hasil analisis multivariat penelitian oleh Noriani menunjukkan
bahwa ibu yang merupakan perokok pasif memiliki risiko 3,6 kali untuk mengalami kelahiran
29
bayi prematur. Wanita yang terpapar asap rokok cenderung lebih sering mengalami gangguan
pada kehamilannya karena kandungan zat kimia padaperokok pasif lebih tinggi dibandingkan
perokok aktif.
(Noriani, 2015) Kandungan tar dalam asap rokok merupakan radikal bebas yang dapat
merusak komponen dari sel di dalam tubuh dan dapat mengganggu elastisitas membran,
termasuk selaput ketuban sehingga rentan mengalami ruptur (Noriani, dkk, 2015). Sejalan
dengan penelitian Amalia (2011), bahwa ibu terpapar asap rokok berisiko 5,516 kali melahirkan
bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak terpapar asap rokok. Kandungan seperti nikotin
dalam asap rokok dapat memacu pengeluaran zat-zat seperti adrenalin, yang merangsang
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Asap rokok juga mengandung karbon mono-
oksida (CO) yang memiliki kemampuan
jauh lebih kuat daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk mengikat oksigen. CO menurunkan
kapasitas sel darah merah membawa oksigen ke jaringan-jaringan termasuk jantung.
30
1. Selama kehamilan ibu membutuhkan asupan zat makanan bergizi. Bila ibu hamil
mengalami gangguan pada mulut dan gigi maka kebutuhan pemenuhan makanan tersebut
akan terganggu. Terutama bila ibu hamil mengalami karies atau gigi keropos dan berlubang
ibu tidak dapat mengunyah makanan dengan baik, akibatnya gizi janin kurang dan bayi
mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan.
2. Ibu hamil mengalami perubahan hormon baik itu progesteron maupun estrogen.
Dampak dari perubahan hormon kehamilan itu dapat mempengaruhi kesehatan mulut dan
gigi, contoh ibu hamil trimester pertama sering muntah dan kelebihan air liur, rasanya
ingin meludah terus menerus. Bila tidak rajin kumur dan menggosok gigi maka kuman dan
bakteri penyakit mudah tumbuh, bau mulut (halitosis) dan jamur atau sariawan pada rongga
mulut.
3. Peningkatan risiko terjadinya pembengkakan gusi maupun perdarahan pada gusi. Hal
ini karena terjadi pelunakan dari jaringan daerah gusi akibat peningkatan hormon. kadang
timbul benjolan-benjolan berwarna bengkak kemerahan pada gusi, dan gusi mudah
berdarah
4. Terganggu kenyamanan dan kurang istirahat akibat sering sakit gigi dan ngilu. Pada
saat hamil kondisi gigi yang mengalami caries akan bertambah parah akibat penyerapan
kalsium dari tubuh ibu hamil yang dibutuhkan bayi untuk proses pertumbuhan.
5. Ibu hamil dengan keadaan gigi yang rusak cukup parah akan merangsang keluarnya
hormon prostaglandin.
6. Infeksi pada gigi ibu hamil dapat menginfeksi janin dalam kandungan. Menurut hasil
penelitian yang dimuat Journal Of Obstetrics Gynecology, Yiping Han peneliti dari Case
Western Reserve University tahun 2010, melaporkan ibu yang gusinya terinfeksi dapat
menularkan infeksi pada janin melalui peredaran darah plasenta. Pada kasus yang diteliti
ini terbukti kuman Fusobacterium nucleatum yang menginfeksi gusi ibu ditemukan dalam
tubuh janin dan mengakibatkan keguguran. Sementara itu North Carolina menemukan
fakta bahwa Bakteri Streptococcus mutans yang merupakan penyebab gigi berlubang dapat
menyebar ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah, dan selanjutnya dapat mencapai jantung
dan menyebabkan gangguan pada jantung ibu hamil.
31
BAB III
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS BASO
A. SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny.D Nama Suami : Tn.M
Gol.Darah :O Gol.Darah :O
32
2. Alasan datang berkunjung : Ingin memeriksakan kehamilan
3. Keluhan Utama : Nyeri ulu hati
4. Riwayat menstruasi
1). Menarce umur : 13 tahun
2). Teratur : Iya
3). Siklus : 28 hari
4). Warna : Merah kecoklatan
5). Lamanya : 6 – 7 hari
6). Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/hari
7). Disminorhe : Tidak ada
5. Riwayat kontrasepsi yang terakhir digunakan
1). Jenis : Tidak Ada
2). Lama pemakaian : Tidak Ada
3). Alasan dihentikan : Tidak Ada
4). Keluhan : Tidak Ada
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
33
Anjuran : Jangan kelelahan,banyak makan buah-buahan dan
sayuran.
b. Riwayat kesehatan
1). Riwayat penyakit yang pernah diderita
Jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Diabetes melitus : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
Riwayat operasi abdomen / SC : Tidak ada
34
2). Riwayat penyakit yang menyertai kehamilan
Hipertensi : Tidak ada
Pre Eklamsi : Tidak ada
Eklamsi : Tidak ada
3). Riwayat penyakit keluarga
Jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Diabetes melitus : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
4). Riwayat keturunan kembar : Tidak ada
5). Riwayat alergi : Tidak ada
c. Pola kegiatan sehari-hari
1). Nutrisi
Frekuensi : 3x sehari
Porsi : Sedang
Menu : 1 piring sedang nasi, 2 potong lauk dan ½ mangkok sayur
Keluhan : Tidak Ada
2). Cairan
Frekuensi : 10x sehari/gelas
Jenis : Air Putih
Keluhan : Tidak Ada
3). Eliminasi
BAB :Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : Lunak
35
Warna : Kuning jernih
36
Persiapan menjelang persalinan :Ada, dana sudah ada dan
pendonor sudah ada apabila terjadi perdarahan hebat.
B. OBJEKTIF
1. Data umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda-tanda vital
1). TD : 110/69 mmHg
2). Nadi : 97 x/menit
3). Pernafasan : 25 x/menit
4). Suhu : 36,5’C
c. Pengukuran tinggi badan, berat badan, LILA
1). Berat Badan : 59 kg
2). Tinggi Badan : 145 cm
3). LILA : 29 cm
d. Postur tubuh : Lordosis
2. Data khusus
a. Kepala
Rambut : Rambut bersih, hitam dan sedikit rontok
Muka : Tidak pucat,cloasma gravidarum (-),oedema (-)
Mata : Simetris,congjungtiva merah muda, sklera putih
Telinga : Simetris, tidak ada pembengkakan
Hidung : Tidak ada sekret
Mulut : Bibir tidak pucat, gigi geraham bagian belakang sebelah
kanan ada caries
b. Leher : Tidak ada pembengkakan kalenjar tiroid dan limfe
c. Payudara
Inspeksi :Payudara simetris,puting menonjol,areola hiperpigmentasi
Palpasi : Tidak ada pembengkakan
d. Abdomen
37
Inspeksi : Striae gravidarum (+),pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan
Palpasi :
Leopold I : TFU 26 cm diatas pusat, pada fundus teraba bundar, lunak dan
tidak melenting, kemungkinan bokong janin
Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras dan berpapan
kemungkinan punggung janin. Pada bagian kiri perut ibu teraba
tonjolan – tonjolan kecil kemingkinan ekstermitas janin
Leopold III :bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, dan melenting,
kemunginan kepala janin, bagian terbawah janin masih bisa di
goyangkan
Leopold IV : Belum dilakukan
TFU : 26 cm
TBBJ : (26 – 13) x 155 = 2.015 gr
Auskultasi:
DJJ : (+)
a) Frekuensi : 159 x/menit
b) Irama : Teratur
c) Punktum : Kuadran IV
Ekstremitas
Atas : Kuku bersih, oedema(-), sianosis (-)
Bawah : Kuku bersih, oedema (-), varises (-), pergerakan aktif
Perkusi :
Reflek patela : Kaki kanan (+)
Kaki kiri (+)
e. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 18 – 12 - 2021
Darah :
HB : 12,9 gr%
Gol. Darah :O
Urin :
Protein Urin : Negatif (-)
Glukosa Urin : Negatif (-)
38
C. ASSESSMENT
Data Dasar
1. Data subjektif
HPHT : 08 – 05 – 2021
TP : 15 – 02 – 2022
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
2. Data objektif :
a. Keadaan Umum : ibu baik
b. Tanda-Tanda Vital (TTV)
TD : 110/69 MmHg
Nadi : 97x/i
Pernafasan : 25 x/I
Suhu : 36,5’C
a. DJJ : 159 x/i
b. Palpasi
a) Leopold I : TFU 26 cm diatas pusat, pada fundus teraba bundar, lunak
dan tidak melenting, kemungkinan bokong janin
b) Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras dan
berpapan kemungkinan punggung janin. Pada bagian kiri perut ibu teraba
tonjolan – tonjolan kecil kemingkinan ekstermitas janin
c) Leopold III :bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, dan melenting,
kemunginan kepala janin, bagian terbawah janin masih bisa di goyangkan
d) Leopold IV : Belum dilakukan
3. Pemeriksaan Labor
Hb : 12,9 gr% (18 Desember 2021)
39
Masalah : Nyeri ulu hati dan gigi geraham sebelah kanan ada caries
Kebutuhan :
D. PLANNING
1. Informasi hasil pemeriksaan pada ibu jika dirinya dan janinnya baik-baik saja yaitu TTV
ibu normal TD : 110/69 mmHg, S : 36,5’C, N : 97 x/i, P : 25 x/i, UK 27 – 28 minggu,
DJJ 159, kondisi ibu dengan Hb 12,9gr%, nyeri ulu hati, dan ada caries pada gigi
geraham bagian belakang sebelah kanan. Janin dalam keadaan sehat.
2. Memberitahu ibu untuk mengatur pola makan seimbang dengan prinsip 4 BINTANG
(nasi, lauk pauk, sayur, buah dan boleh diselingi dengan susu) untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi ibu.
3. Memberitahu ibu tentang waspada nyeri ulu hati pada kehamilan trimester 3
karena itu bisa menjadi salah satu pemicu tanda bahaya pre eklampsia. Dan
memberitahu ibu cara meredakan nyeri ulu hati yaitu dengan cara : makan dengan
porsi lebih sedikit tapi sering, konsumsi makanan dengan tekstur lunak atau cair.
Hindari makanan pemicu naiknya asam lambung yaitu makanan asam dan pedas
(jeruk, nanas, tomat, bawang merah, dan bawang putih Menghindari minumam
bersoda dan minuman berkafein dan gorengan yang banyak mengandung lemak
yang tinggi). Perhatikan posisi duduk saat makan ( disaranan makan dengan posisi
duduk tegak dan hindari posisi bungkuk, berbaring, atau setengah berbaring hingga
1- 3 jam setelah makan). Gunakan pakaian longgar. Tiggikan posisi kepala saat
tidur.
40
4. Menganjurkan ibu untuk konsultasi dengan dokter gigi, karena pada saat hamil
caries akan bertambah parah jika tidak di tanggulangi dengan segera. Karena hal
tersebut dapat menghambat penyerapan kalsium dari tubuh ibu yang dibutuhkan
oleh janin untuk proses pertumbuhan. Keadaan gigi yang rusak cukup parah akan
meransang hormone prostaglandin, hormone ini bersifat meransang timbulnya
kontraksi pada Rahim.
5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet fe yang di berikan oleh bidan satu
kali sehari dengan jumlah 30 tablet dalam sebulan agar terhindar dari anemia pada
saat kehamilan
6. Memberitahu ibu tentang bahaya asap rokok bagi ibu hamil
B . FOLLOW UP
O :
41
1. Data Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda – tanda vital :
1). Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2). Nadi : 87x/menit
3). Pernapasan : 24x/menit
4). Suhu : 36,5’C
e. Pengukuran tinggi badan, berat badan, LILA
1). Berat Badan : 59 kg
2). Tinggi Badan : 145 cm
3). LILA : 29 cm
f. Postur tubuh : Lordosis
3. Data khusus
f. Kepala
Rambut : Rambut bersih, hitam dan sedikit rontok
Muka : Tidak pucat,cloasma gravidarum (-),oedema (-)
Mata : Simetris,congjungtiva merah muda, sklera putih
Telinga : Simetris, tidak ada pembengkakan
Hidung : Tidak ada sekret
Mulut : Bibir tidak pucat, gigi ada caries
g. Leher : Tidak ada pembengkakan kalenjar tiroid dan limfe
h. Payudara
Inspeksi :Payudara simetris,puting menonjol,areola hiperpigmentasi
Palpasi : Tidak ada pembengkakan
i. Abdomen
Inspeksi : Striae gravidarum (+),pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan
Palpasi :
42
a) Leopold I : TFU 26 cm diatas pusat, pada fundus teraba bundar, lunak
dan tidak melenting, kemungkinan bokong janin
b) Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras dan
berpapan kemungkinan punggung janin. Pada bagian kiri perut ibu teraba
tonjolan – tonjolan kecil kemingkinan ekstermitas janin
c) Leopold III :bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, dan melenting,
kemunginan kepala janin, bagian terbawah janin masih bisa di goyangkan
d) Leopold IV : Belum dilakukan
TFU : 26 cm
TBBJ : (26 – 13) x 155 = 2.015 gr
Auskultasi:
DJJ : Tidak dilakukan
d) Frekuensi : Tidak dilakukan
e) Irama : Tidak dilakukan
f) Punktum : Kuadran IV
Ekstremitas
Atas : Kuku bersih, oedema(-), sianosis (-)
Bawah : Kuku bersih, oedema (-), varises (-), pergerakan aktif
Perkusi :
Reflek patela : Kaki kanan (+)
Kaki kiri (+)
j. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 18 – 12 – 2021
Darah :
HB : 12,9 gr%
Gol. Darah :O
Urin :
Protein Urin : Negatif (-)
Glukosa Urin : Negatif (-)
43
Data Dasar
1. Data Subjektif
HPHT : 05 – 06 – 2021
TP : 15 – 02 – 2022
2. Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda – tanda vital :
5). Tekanan Darah : 120/80 mmHg
6). Nadi : 87x/menit
7). Pernapasan : 24x/menit
8). Suhu : 36,5’C
c. DJJ : Tidak dilakukan
d. Palpasi :
1). Leopold I : TFU 26 cm diatas pusat, pada fundus teraba bundar, lunak
dan tidak melenting, kemungkinan bokong janin
2). Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras dan
berpapan kemungkinan punggung janin. Pada bagian kiri perut ibu teraba
tonjolan – tonjolan kecil kemingkinan ekstermitas janin
3). Leopold III :bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, dan melenting,
kemunginan kepala janin, bagian terbawah janin masih bisa di goyangkan
4). Leopold IV : Belum dilakukan
5).
3. Pemeriksaan Labor
Hb : 12,9 gr% (18 desember 2021)
44
- Memberikan penkes untuk tetap mengkonsumsi tablet fe
- Memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan nutrisi
- Memberikan penkes tentang bahaya asap rokok pada ibu
- Berikan pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang
P :
1). Informasi hasil pemeriksaan pada ibu jika dirinya dan janinnya baik-baik saja yaitu TTV
ibu normal TD : 120/80 mmHg, Nadi : 87x/menit, P : 24x/menit, S : 36,5’C. kondisi ibu
dengan Hb 12,9gr%, dan ada caries pada gigi geraham bagian belakang sebelah kanan.
Janin dalam keadaan sehat.
2). Menganjurkan ibu untuk konsultasi dengan dokter gigi, karena pada saat hamil caries
akan bertambah parah jika tidak di tanggulangi dengan segera. Karena hal tersebut dapat
menghambat penyerapan kalsium dari tubuh ibu yang dibutuhkan oleh janin untuk proses
pertumbuhan. Keadaan gigi yang rusak cukup parah akan meransang hormone
prostaglandin, hormone ini bersifat meransang timbulnya kontraksi pada Rahim.
3). Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet fe yang di berikan oleh bidan satu kali
sehari dengan jumlah 30 tablet dalam sebulan agar terhindar dari anemia pada saat
kehamilan
4). Memberitahu ibu untuk mengatur pola makan seimbang dengan prinsip 4 BINTANG
(nasi, lauk pauk, sayur, buah dan boleh diselingi dengan susu) untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi ibu.
5). Memberitahu ibu tentang bahaya asap rokok bagi ibu hamil
6).
45
BAB IV
PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN NYERI ULU HATI DAN
CARIES
Pengkajian
1) Data Subjektif
a) Identitas
- Nama : Ny.D
- Umur : 22 tahun. Usia wanita normal yang dianjurkan untuk hamil yaitu
usia 20-35 tahun. Usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun rentan terhadap
komplikasi pada kehamilan.
- Pendidikan : SMA. Pendidikan bertujuan untuk mengetahui tingkat intelektual
ibu sehingga bidan dapat melakukan komunikasi berupa konseling sesuai
dengan pendidikan ibu.
- Pekerjaan : IRT. Status ekonomi ibu dapat mempengaruhi pencapaian status
gizinya yang berkaitan dengan tumbuh kembang janin dalam kandungan yang
dipantai melalui TFU ibu.
- Alamat : Simp.sungai janiah, Bertujuan untuk mempermudah bidan
melakukan follow up terhadap perkembangan kehamilan ibu.
46
b) Keluhan Utama : Nyeri pada ulu hati dan caries
c) Riwayat Menstruasi : Usia pertama kali haid yaitu usia 13 tahun,lamanya 6 – 7
hari,jumlah ganti pembalut 2-3x/hari. Haid terakhir (05 – 06 – 2021). Riwayat
menstruasi bertujuan untuk mengkaji kesuburan dan siklus haid ibu. HPHT
bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan memperkirakan tanggal taksiran
persalinan ibu.
d) Riwayat Perkawinan : kawin 1 kali. Riwayat perkawinan bertujuan untuk
mengetahui keadaan psikologis ibu yang nantinya akan mempengaruhi adaptasi
selama hamil,persalinan dan masa nifas.
e) Riwayat hamil sekarang : ini kehamilan pertama ,usia kehamilan 27 – 28 minggu.
Riwayat kehamilan sekarang bertujuan untuk mengetahui kejadian maupun
komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan sekarang.
f) Riwayat Penyakit yang lalu/Operasi : Ibu mengatakan tidak ada penyakit dan
tidak pernah dioperasi sebelumnya.
g) Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan tidak ada keluarga menderita
penyakit hipertensi,TBC,diabetes melitus,dan lain-lain.
h) Riwayat ginokologi : Ibu tidak pernah melakukan operasi mioma,tidak ada riwayat
infertilitas.
i) Riwayat Keluarga Berencana : Ibu tidak memakai kb. Riwayat kb bertujuan untuk
mengetahui apakah ibu sebelumnya menunda kehamilan.
j) Pola Kebutuhan Sehari-hari :
- Pola Nutrisi : ibu mengatakan makan sebanyak 3x sehari dengan porsi 1 piring
nasi, 2 lauk dan semangkok sayuran. Makanan yang dianjurkan pada ibu hamil
yaitu makanan yang tidak berlemak seperti telur,ikan,tahu,tempe,sayuran
berwarna hijau seperti brokoli, bayam, kankung, kacang - kacangan serta buah
- buahan untuk kebutuhan serat pada ibu hamil. Makanan yang harus dihindari
oleh ibu hamil yaitu : produk olahan,makanan mentah, ikan yang mengandung
merkuri,serta kafein yang ada di dalam kopi,coklat maupun teh.
- Pola eliminasi : Ibu mengatakan tidak sering buang air kecil frekuensi 6x kali
sehari, BAK ibu berwarna jernih kekuningan,BAB 1x sehari. Pada kehamilan
Trimester III ibu harus banyak minum air putih,untuk ibu hamil dianjurkan
47
minum air putih sebanyak 10 gelas dalam sehari guna membantu menjaga
asupan cairan pada tubuh ibu,mencegah dehidrasi karena selama kehamilan
volume darah ibu meningkat 30%. Dan apabila pada malam hari kurangi
minum air putih karna akan menyebabkan sering pipis dimalam hari dan terjadi
gangguan pada ginjal.
- Pola Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang selama 2 – 3 jam ,saat malam hari
7-8 jam. Untuk kebutuhan tidur dalam sehari normalnya 8-9 jam sehari. Dan
dianjurkan untuk tidur sebelum pukul 22.00 WIB.
2) Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1. Kesadaran Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
Kesadaran bertujuan untuk menilai status kesadaran pada ibu. Kesadaran
compos mentis merupakan keadaan dimana ibu mengalami kesadaran secara
penuh sehingga dapat memberikan respon yang cukup baik terhadap edukasi
yang telah diberikan oleh bidan.
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Tinggi Badan : 145 cm
Tinggi badan pada ibu hamil bertujuan untuk mengetahui apakah ibu dapat
bersalin dengan normal atau secara caesarea. Selain itu TBJ janin menentukan
keadaan pada saat persalinan. Batas tinggi badan minimal pada ibu hamil 145
cm, sementara ibu 145 cm dan berkemungkinan bisa untuk melahirkan
normal.
5. Berat badan sebelum hamil : 53 kg
Berat badan sekarang : 59 kg
Penambahan berat badan selama kehamilan normalnya yaitu 11,5-16 kg karna
berpengaruh pada status gizi ibu hamil.
6. LILA : 27 cm
Batas minimal LILA pada ibu hamil yaitu 23,5,jika seorang wanita atau ibu
hamil memiliki LILA kurang dari 23.5 cm maka dianggap status gizinya
kurang dan mengalami KEK.
48
7. Tanda-Tanda Vital : Dari hasil pemeriksaan di dapatkan tekanan darah pada
ibu yaitu 110/69 mmHg. Nadi ibu 97 x/menit. Pernapasan 25 x/menit dan
Suhu ibu 36,5’C
Tekanan darah normal orang dewasa yaitu 110/70 sampai 140/90 mmHg. Hal
ini bervariasi tergantung usia dan umur.
a. Pemeriksaan Fisik
- Rambut : Rambut bersih,hitam dan sedikit rontok.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kebersihan ibu selama masa
kehamilannya
- Wajah : Muka tidak pucat,closma gravidarum (-),oedema (-)
Bertujuan untuk melihat ada tidaknya masalah pada bagian wajah ibu akibat
dari kehamilan.
- Mata : Konjungtiva berwarna merah muda,sklera putih,pandangan mata
tidak kabur. Pemeriksaan ini bertujuan untuk salah satu tanda-tanda anemia
pada masa kehamilan.
- Mulut : Mulut bersih,bibir tidak pucat
Pemeriksaan ini juga bertujuan menentukan apakah ibu kurang makanan yang
bergizi dan menentukan tanda-tanda anemia pada ibu hamil.
- Gigi/gusi : Gigi ibu bersih, ada caries pada ibu hamil.
Bertujuan untuk menilai kebersihan pada ibu hamil dan apabila gigi berlubang
saat hamil dapat menjadi resiko pada janin.
- Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjer thyroid dan limfe.
- Payudara : Simetris,puting susu menonjol,dan areola hiperpigmentasi.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk apakah ada benjolan pada payudaranya dan
mengecek pengeluaran ASI pada ibu.
- Abdomen : Tidak ada bekas operasi
Palpasi :
Leopold I : TFU 26 cm diatas pusat, pada fundus teraba bundar, lunak dan
tidak melenting, kemungkinan bokong janin
49
Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras dan berpapan
kemungkinan punggung janin. Pada bagian kiri perut ibu teraba
tonjolan – tonjolan kecil kemingkinan ekstermitas janin
Leopold III :bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, dan melenting,
kemunginan kepala janin, bagian terbawah janin masih bisa di
goyangkan
Leopold IV : Belum dilakukan
Pemeriksaan ini dilakukan yaitu untuk bagian kepala sudah berapa bagian yang
masuk ke PAP. Divergen yaitu apabila kedua tangan pemeriksa membentuk
jarak atau tidak bertemu,maka bagian terendah janin sudah memasuki pintu
atas panggul. Sedangkan Konvergen yaitu apabila kedua tangan pemeriksa
masih bisa bertemu.
- DJJ : 159 x/menit
- TBBJ : 26 - 13 x 155 = 2.015
b. Pemeriksaan penunjang
1) Hemoglobin (Hb) : 12,9 Mg/dl,tanggal 18-12-2021
2) Golongan Darah : O
Pemeriksaan golongan darah dilakukan untuk mempersiapkan calon pendonor
jika sewaktu diperlukan dalam situasi ibu gawat darurat.
3) USG : sudah dilakukan
4) Protein Urine : Negatif
5) Glukosa Urine : Negatif
6) Triple Eliminasi : telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil HIV (-), Sifilis
(-) dan Hepatitis B (-)
50
PLANNING
1. Informasi hasil pemeriksaan pada ibu jika dirinya dan janinnya baik-baik saja yaitu TTV ibu
normal TD : 110/69 mmHg, S : 36,5’C, N : 97 x/i, P : 25 x/i, UK 27 – 28 minggu, DJJ 159,
kondisi ibu dengan Hb 12,9gr%, nyeri ulu hati, dan ada caries pada gigi geraham bagian
belakang sebelah kanan. Janin dalam keadaan sehat.
2. Memberitahu ibu untuk mengatur pola makan seimbang dengan prinsip 4 BINTANG (nasi,
lauk pauk, sayur, buah dan boleh diselingi dengan susu) untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
ibu.
3. Memberitahu ibu tentang waspada nyeri ulu hati pada kehamilan trimester 3 karena itu bisa
menjadi salah satu pemicu tanda bahaya pre eklampsia. Dan memberitahu ibu cara
meredakan nyeri ulu hati yaitu dengan cara : makan dengan porsi lebih sedikit tapi sering,
konsumsi makanan dengan tekstur lunak atau cair. Hindari makanan pemicu naiknya asam
lambung yaitu makanan asam dan pedas (jeruk, nanas, tomat, bawang merah, dan bawang
putih Menghindari minumam bersoda dan minuman berkafein dan gorengan yang banyak
mengandung lemak yang tinggi). Perhatikan posisi duduk saat makan ( disaranan makan
dengan posisi duduk tegak dan hindari posisi bungkuk, berbaring, atau setengah berbaring
hingga 1- 3 jam setelah makan). Gunakan pakaian longgar. Tiggikan posisi kepala saat tidur.
4. Menganjurkan ibu untuk konsultasi dengan dokter gigi, karena pada saat hamil caries akan
bertambah parah jika tidak di tanggulangi dengan segera. Karena hal tersebut dapat
menghambat penyerapan kalsium dari tubuh ibu yang dibutuhkan oleh janin untuk proses
pertumbuhan. Keadaan gigi yang rusak cukup parah akan meransang hormone prostaglandin,
hormone ini bersifat meransang timbulnya kontraksi pada Rahim.
5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet fe yang di berikan oleh bidan satu kali sehari
dengan jumlah 30 tablet dalam sebulan agar terhindar dari anemia pada saat kehamilan
6. Memberitahu ibu tentang bahaya asap rokok bagi ibu hamil
DOKUMENTASI
51
Nadi : 97x/menit
Pernapasan : 25x/menit
Suhu : 36,5’C
A :Ny.D G1P0A0H0 UK 27 – 28 minggu, janin hidup, tunggal, intraurin, let kep, U, Puka,
keadaan jalan lahir dan janin baik, keadaan ibu dengan keluhan nyeri ulu hati dan caries
pada geraham bagian belakang sebelah kanan
P :
1). Informasi hasil pemeriksaan pada ibu jika dirinya dan janinnya baik-baik saja
yaitu TTV ibu normal TD : 110/69 mmHg, S : 36,5’C, N : 97 x/i, P : 25 x/i, UK
27 – 28 minggu, DJJ 159, kondisi ibu dengan Hb 12,9gr%, nyeri ulu hati, dan
ada caries pada gigi geraham bagian belakang sebelah kanan. Janin dalam
keadaan sehat.
2). Memberitahu ibu untuk mengatur pola makan seimbang dengan prinsip 4
BINTANG (nasi, lauk pauk, sayur, buah dan boleh diselingi dengan susu) untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi ibu.
3). Memberitahu ibu tentang waspada nyeri ulu hati pada kehamilan trimester 3
karena itu bisa menjadi salah satu pemicu tanda bahaya pre eklampsia. Dan
memberitahu ibu cara meredakan nyeri ulu hati yaitu dengan cara : makan dengan
porsi lebih sedikit tapi sering, konsumsi makanan dengan tekstur lunak atau cair.
Hindari makanan pemicu naiknya asam lambung yaitu makanan asam dan pedas
(jeruk, nanas, tomat, bawang merah, dan bawang putih Menghindari minumam
bersoda dan minuman berkafein dan gorengan yang banyak mengandung lemak
yang tinggi). Perhatikan posisi duduk saat makan ( disaranan makan dengan posisi
duduk tegak dan hindari posisi bungkuk, berbaring, atau setengah berbaring
hingga 1- 3 jam setelah makan). Gunakan pakaian longgar. Tiggikan posisi
kepala saat tidur.
4). Menganjurkan ibu untuk konsultasi dengan dokter gigi, karena pada saat hamil
caries akan bertambah parah jika tidak di tanggulangi dengan segera. Karena hal
52
tersebut dapat menghambat penyerapan kalsium dari tubuh ibu yang dibutuhkan
oleh janin untuk proses pertumbuhan. Keadaan gigi yang rusak cukup parah akan
meransang hormone prostaglandin, hormone ini bersifat meransang timbulnya
kontraksi pada Rahim.
5). Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet fe yang di berikan oleh bidan satu
kali sehari dengan jumlah 30 tablet dalam sebulan agar terhindar dari anemia pada
saat kehamilan
6). Memberitahu ibu tentang bahaya asap rokok bagi ibu hamil
53
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan trimester III dimulai pada umur kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu. Ibu
hamil cenderung terlihat khawatir pada usia kehamilan ini, mungkin merasakan
ketidaknyamanan yang dialami pada ibu hamil trimester III, ketidaknyamanan ini dapat
memmpengaruhi persalinan dan masa nifasnya. Ketidaknyamanan yang dialami seperti nyeri
punggung, susah bernafas, gangguan tidur, sering kencing, kontraksi perut, pergelangan kaki
membengkak, kram pada kaki, rasa cemas dan masih banyak keluhan-keluhan yang lain
(Dheska, Sri. 2018).
Setiap menit di seluruh dunia, 380 wanita mengalami kehamilan, 190 wanita menghadapi
kehamilan tidak diinginkan, 110 wanita mengalami komplikasi terkait kehamilan, 40 wanita
meninggal. Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah angka kematian ibu
(AKI). Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Pola penyebab
langsung dimana-mana sama, yaitu perdarahan (25% biasanya perdarahan pasca persalinan),
hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan
sebab-sebab lain (8%) (Prawirohardjo, 2010). Komplikasi pada neonatal yang menjadi penyebab
kematian terbanyak yaitu asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi (Riskesdas, 2016).
Adapun makna dari ANC terfokus ini ialah memberikan fokus perhatiannya pada penilaian
ibu hamil dan tindakan yang diperlukan dalam membuat keputusan serta memberikan pelayanan
dasar. Sebagai seorang bidan upaya yang dapat dilakukan yaitu melakuakn skrining skor poedji
rochjati dan melakukan pemeriksaan 10 T. Yang dimaksud dengan pemeriksaan 10 T ialah
timbang berat badan dan ukur tinggi badan, periksa tekanan darah, periksa tinggi fundus uteri,
skrining status imunisasi tetanus, minum tablet zat besi, tetapkan status gizi, tes laboratorium,
tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin, tatalaksana, dan temu wicara.
Jumlah dari 14.640 total kematian ibu yang dilaporkan hanya 4.999, berarti ada 9.641 yang
tidak dilaporkan ke pusat. Dari data tersebut, ada 83.447 kematian ibu di desa maupun kelurahan,
sementara di Puskesmas ada 9.825 kematian ibu, dan 2.868 kematian ibu di rumah sakit. Lebih
jauh ia paparkan, dari laporan yang diterima pusat bisa dijabarkan tempat kematian ibu yang
54
terjadi, adalah di rumah sakit 77%, di rumah 15,6%, di perjalanan ke fasilitas pelayanan
kesehatan 4,1%, di fasilitas kesehatan lainnya 2,5% dan kematian ibu di tempat lainnya sebanyak
0,8%. Akibat gangguan hipertensi sebanyak 33,07%, perdarahan obstetrik 27.03%, komplikasi
non obstetric 15.7%, komplikasi obstetric lainnya 12.04% infeksi pada kehamilan 6.06% dan
penyebab lainnya 4.81% (Kemenkes RI, 2019).
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama kehamilannya dan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan/SPK. Tenaga kesehatan yang dimaksud diatas adalah dokter spesialis kebidanan dan
kandungan, dokter umum, bidan dan perawat (2) . Pada laporan ini disajikan indicator ANC yang
sesuai dengan Millenium Development Goals (MDGs) penurunan angka kematian ibu
melahirkan menjadi salah satu dari delapan tujuan (goals) yang dirumuskan, (K1 dan K4
minimal 4 kali) K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan kunjungan ibu hamil yang ke empat (K4) adalah kontak
ibu hamil yang ke empat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut : minimal 2 kali pada trimester I, minimal 2
kali trimester II dan minimal 3 kali trimester III, maupun indikator ANC untuk evaluasi program
pelayanan kesehatan ibu di Indonesia seperti cakupan K1 dan K4. Didapatkan 95,4 persen dari
kelahiran mendapat ANC (K1 dan K4 minimal 4 kali merupakan indicator ANC) tanpa
memperhatikan periode trimester saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Cakupan K1 berfungsi
dengan rentang antara 71,7 persen (Papua) dan 99,6 persen (Bali). Namun untuk cakupan ANC
minimal 4 kali, di Yogyakarta (96,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan Bali (95,8%). Selisih
antara K1 dan ANC minimal 4 kali menunjukan adanya kehamilan yang tidak optimal mendapat
pelayanan ANC. (3) . Indikator K1 dan K4 merujuk pada frekuensi dan periode trimester saat
dilakukan ANC menunjukan adanya keberlangsungan pemeriksaan kesehatan selama hamil.
Setiap ibu hamil yang menerima ANC pada trimester I (K1 ideal) seharusnya mendapatkan
pelayanan ibu hamil secara berkelanjutan dari trimester I (K1 ideal) seharusnya mendapatkan
pelayanan ibu hamil secara berkelanjutan dari trimester I hingga trimester III. Hal ini dapat
dilihat dari indicator ANC K4.
Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa hampir
seluruh wanita (98%) mendapatkan pelayanan ANC dari tenaga kesehatan yang kompeten
55
minimal 1 kali kunjungan pertama (K1) dan 77 persen mendapatkan pemeriksaan kehamilan
minimal 4 kali kunjungan keempat (K4). Cakupan ini merujuk pada kehamilan anak terakhir
pada periode 5 tahun sebelum survei atau memberi gambaran pada referensi waktu tahun 2015.
Persentase cakupan ANC K4 ini sedikit lebih tinggi dari target Kementerian Kesehatan pada
tahun 2015 sebesar 72 persen, dan 77 persen pada tahun 2017. Dengan demikian target Renstra
Kementerian Kesehatan 2015-2019 untuk indikator ANC K4 hingga tahun 2017 telah tercapai.
Sedangkan berdasarkan hasil Riskesdas 2018 dketahui bahwa cakupan K1 sebesar 86.0%
meningkat dari tahun 2013 yang sebesar 81,3%, dan untuk cakupan kunjungan K4 sebesar 74.1%
meningkat dari 70.0% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2018).
Upaya pemerintah untuk menurunkan jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) tampaknya masih
sulit dilakukan. target Sustainable Development Goals (SGDs) yang dicanangkan tahun 2030
akan tercapai, yakni di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup. Data dari Riskesdas tahun 2018
didapatkan bahwa kunjuang K4 ibu hamil 74,1% masih dibawah target nasional (90%). Anemia
pada ibu hamil meningkat tahun 2013 (37,1%) dan meningkat tahun 2018 (48,9%) dan kejadian
berat badan bayi lahir rendah di Indonesia 6,2%. Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
tahun 2017 mencatat terjadi angka kematian ibu (AKI) sebanyak 113 kasus. Angka ini
menunjukkan adanya peningkatan lima kasus AKI jika dibandingkan tahun 2016 yang hanya 108
kasus. Kasus AKI terbanyak terjadi di Kabupaten Pasaman Barat mencapai 20 kasus, disusul
Kota Padang peringkat kedua sebanyak 16 kasus. Di bawahnya, ada Kabupaten Agam dengan 10
kasus AKI serta Pasaman dengan 9 kasus. Kematian ibu dipengaruhi berbagai faktor. Seperti
hipertensi dan pendarahan. Jika dipresentasikan, sebanyak 33,6 persen kematian ibu disebabkan
kasus pendarahan. Kemudian, 23,9 persen lainnya oleh pengaruh hipertensi dan faktor lainnya
(Dinkes Sumatera Barat, 2017)
Pencapaian cakupan pemeriksaan ibu hamil untuk Puskesmas Baso Kabupaten Agam
Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2021 pencapaian cakupan 290 K1 dari jumlah sasaran ibu
hamil 370 orang. Dengan demikian target untuk cakupan K4 di Puskesmas Baso Belum tercapai.
Diharapkan melalui kegiatan ini mahasiswa mendapatkan pengalaman dan keterampilan agar
mampu memberikan pelayanan yang baik di masyarakat.
B. Pembatasan Masalah
56
Asuhan kebidanan kehamilan (antenatal care) pada ibu hamil Trimester III.
C. Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan secara Continuity of Care dan
komperhensif pada kehamilan TM III,
Tujuan Khusus
Setelah study kasus mahasiswa diharapkan mampu:
Melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil TM III meliputi Pengkajian,
merumuskan Diagnosa kebidanan, merencanakan asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan
kebidanan, dan melakukan evaluasi serta melakukan pendokumentasian Asuhan Kebidanan
secara Continuity of Care.
D. Manfaat
Manfaat Teoritis
Menerapkan teori yang telah diterima dalam perkuliahan ke dalam kasus nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif yaitu pada ibu hamil
Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Asuhan kebidanan yang dilakukan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis dalam
penerapan proses manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III sehingga dapat
digunakan sebagai masukan dalam pengembangan studi kasus berikutnya.
d. Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kehamilan trimester III
57
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita terdapat hasil konsepsi
(pertemuan ovum dan spermatozoa).Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan
fisiologis (Yanti, 2017)
Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan dari intrauterin mulai sejak konsepsi
sampai permulaan persalinan. Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari
induk telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur.
Saat melakukan hubungan seksual, cairan sperma masuk ke dalam vagina dan berjuta-juta sel
sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke dalam sel telur. Pembuahan sel telur
oleh sperma biasa terjadi dibagian yang mengembang dari tuba falopii. Pada sekeliling sel telur
banyak berkumpul sperma kemudian pada tempat yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah
satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut fertilisasi. Ovum
yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba menuju
ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim,
Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-
kira 6-7 hari (Restyana, 2012 dalam Sumarmi, 2015).
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya sel
telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau
280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38
minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur)
yang terjadi dua minggu setelahnya. (Kamariyah dkk, 2014).
59
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran
uterus.
13. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks)
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Saat palpasi atau pemeriksaan dalam, uterus
yang awalnya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi.
14. Teraba ballotement
Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual dapat terasa adanya benda
yang melenting dalam uterus (tubuh janin). (Kuswanti, 2014)
3. Klasifikasi Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut lamanya dan kehamilan dari tuanya.
Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.
b. Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.
c. Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.
Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 pula yaitu:
a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), di mana dalam
triwulan pertama alat-alat mulai terbentuk.
b. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), di mana dalam triwulan
kedua alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih
disangsikan.
c. Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu), di mana janin yang
dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup) (Kuswanti, 2014).
Tabel 2.1
Penambahan Ukuran TFU per tiga jari
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus
xipoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
Sumber : (Sulistyawati, 2010)
Gambar 2.2
Pemeriksaan Fundus Uteri untuk Menentukan Umur
Kehamilan
Sumber : Wiknjosastro, 2009
2) Berat
61
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
bulan (Sulistyawati, 2011).
3) Posisi rahim dalam kehamilan
e. Payudara/Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin, estrogen,
dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan
hipertropi system saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada
mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan
menimbulkan perubahan dalam sel- sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk
laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesterone dan somatomamotropin
terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar.
Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti
seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak)
yang muncul di areola primer dan disebut tuberkelmontgomery. Glandula
montgomeri tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai
timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin
hamil. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam.
Peningkatan ini suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi.
Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak
sebagai jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas
terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.
f. Sirkulasi darah ibu
Peredarah darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim.
2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retroplasenter
3) Pengaruh hormone esterogen dan progesterone makin meningkat
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah:
d) Volume darah
63
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi), dengan
puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah
sebesar 25- 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan
bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodelusi darah mulai tampak sekitar usia
kehamilan 16 minggu, sehingga penderita penyakit jantung harus berhati-hati untuk
hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita
hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasi kordis. Pada postpartum,
terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ke-3 sampai ke-5.
(Manuaba, 2010).
e) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia
fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai 10.000/ml. dengan
hemodelusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat
mencapai 4 kali dari angka normal (Manuaba, 2010).
f) Sistem respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga system respirasi untuk memenuhi kebutuhan O2.
Disamping itu, terjadi desakan diafragma karena dorongan Rahim yang membesar
pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25%
dari pada biasnya (Manuaba, 2010).
65
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana terjadi
peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan
akibat kompresi pada kandung kemih. Pada trimester III kandung kemih tertarik
keatas dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai
7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa
hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan
vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan
berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi
kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran uterus
menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih meskipun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering buang air kecil
yaitu dysuri, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria (infeksi saluran kemih). Untuk
mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya tersebut yaitu dengan minum air
putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar alat
kelamin. Ibu hamil perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu
dengan gerakan dari depan kebelakang setiap kali selesai berkemih dan harus
menggunakan tissue atau handuk yang bersih serta selalu mengganti celana dalam
apabila terasa basah.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III dengan
keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering kencing, kosongkan
kadung kemih ketika ada dorongan, perbanyak minum pada siang hari dan
kurangi minum di malam haru jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau
teh sebagai diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis
dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis (Hani, 2011 : 59) .
d. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena
pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada
66
saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada
kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan
dengan edema karena preeklamsi.
f. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh
darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati
foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
g. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang
semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi
konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat
oleh tingginya kadar progesterone (Romauli, 2011).
Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi progesteron yang
menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada sistem pencernaan,
sehingga sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun
dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses menjadi
keras (Pantiawati, 2010).
Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan
sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras (skibala). Skibala akan menyumbat
lubang bawah anus dan menybabkan perubahan besar sudut anorektal.
Kemampuan sensor menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan atau
feses. Akibatnya feses yang cair akan merembes keluar . skibala juga mengiritasi
mukosa rectum, kemudian terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar melalui
sela- sela dari feses yang impaksi (Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan keluhan
konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air putih setiap hari
67
dan serat dalam diet misalnya buah, sayuran dan minum air hangat, istirahat yang
cukup, melakukan olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara
teratus dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011 : 55).
i. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan.
K. Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari seperti 1 butir
telur, satu gelas ukuran sedang susu, dan 5 – 6 buah kacang almond per hari, ibu
hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi,
dan minum cukup cairan (menu seimbang).
5. Kalori
68
Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan makanan
yang banyak banyak mengandung hidrat arang adalah golongan padi-
padian (misalnya beras dan jagung), golongan umbi- umbian (misalnya
ubi dan singkong), dan sagu. Misalnya nasi 300 gram atau 4 gelas ukuran
sedang
6. Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.
Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan
lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi
adalah susu. Sumber lain meliputi sumber protein hewani (misalnya
daging, ikan, unggas, telur dan kacang) dan sumber protein nabati
(misalnya kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tanah, kacang tolo,
dan tahu tempe).
7. Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-hari
yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa
terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini
dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, forofumarat atau
feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar atau pada wanita yang
sedikit anemia dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya
terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira
0,9 gram kalsium.
8. Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan buah-
buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat
terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
L. Kebutuhan Personal Higiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua
kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,
menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genetalia). Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali
mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu kekurangan kalsium.
M. Kebutuhan Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum
air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih
hangat ketika dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus.
Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar
69
tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan keluhan utama yang
dirasakan oleh ibu hamil, terutama trimester I dan III, hal tersebut adalah kondisi
yang fisiologis.
N. Kebutuhan Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir
kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi
berhubungan seks selama 14 hri menjelang kelahiran. Koitus tidak diperkenankan
bila terdapat perdararahan pervaginan,riwayat abortus berulang, abortus/ partus
prematurus imminens, ketuban pecah sebelumnya waktunya.
O. Kebutuhan Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah
dengan dan secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak, sehinggga
mengurangi ketegangan padatubuh dan menghindari kelelahan.
P. Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur karena
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembanagan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selma kurang
lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rilaks pada siang hari selama 1 jam.
Q. Persiapan persalinan
(f) Membuat rencana persalinan
(g) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada
(h) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
(i) Membuat rencana atau pola menabung
(j) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
10) Sibling
Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk menghindari
penolakan dari anak sebelumnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun.
Pencegah terjadinya sibling ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, di
antaranya sebagai berikut:
e) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia tetap
disayangi oleh ayah ibu)
f) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
g) Ajak anak untuk berkomunikasi denagn bayi sejak masih dalam
kandungannya
h) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan dengan kelahiran
bayi.
b. Solusio Plasenta
71
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun
dapat pula terjadi setiap saat dalam kehamilan. Bila plasenta yang terlepas
seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila hanya sebagian disebut solusio
plasenta parsialis atau bisa juga hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang lepas
disebut rupture sinus marginalis.
c. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaanjalan lahir.
Pada keadaan normal plasenta terletak pada bagian atas uterus.
1. Pengertian
Asuhan kebidanan pada kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu
hamil selama periode antepartum dengan memperhatikan standar asuhan pada
kehamilan. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, yang perlu
72
dipahami adalah konsep antenatal care. Antenatal Care adalah pengawasan
sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim (Manuaba, 2010:110).
2. Tujuan
Menurut Manuaba (2010:110) tujuan ANC diantaranya:
E. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
F. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertaI kehamilan,
persalinan, dan kala nifas.
G. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
H. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
3. Kebijakan Pemerintah
Menurut Depkes RI (2010) Dalam memberikan asuhan kehamilan standar
minimal yang harus dilaksanakan adalah 14T yaitu:
O. Timbang berat badan.
P. Ukur Tekanan darah
Q. Ukur Tinggi fundus uteri
R. Pemberian tablet Fe
S. Pemberian imunisasi TT
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
73
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
hidup
Sumber: Ummi Hani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis,
T. Pemeriksaan Hb
U. Pemeriksaan triple eliminasi (pemeriksaan HIV,shipilis,hepatitis)
V. Perawatan payudara,senam payudara dan pijat tekan payudara
W. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil
X. Temu wicara atau konseling termasuk perencanaan persalinan
Y. Pemeriksaan protein urine
Z. Pemeriksaan reduksi urine
AA. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
BB. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
74
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko. Kemungkinan besar:
persalinan normal, tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi baru lahir
Hidup Sehat.
76
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Data
Tanggal Pengkajian : 18 november 2021
Waktu Pengkajian : 10.00 WIB
A. Identitas ( Subjektif)
Umur : 22 Umur : 25
77
B. Anamnesa
1. Alasan Kunjungan : Periksa kehamilan
2. Keluhan Utama : nyeri pada ulu hati
3. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : 13 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Banyaknya : 2- 3x sehari
d) Warna Darah : merah segar
e) Lamanya : 6-7hari
f) Bau : amis
g) Sifat Darah : Normal
h) Teratur/tidak : teratur
i) Diasmenorhoe : tidak ada
j) Keluhan Lain : tidak ada
4. Riwayat Kontrasepsi
a) Status Perkawaninan : menikah
b) Perkawaninan ke :1
c) Usia Saat Menikah : 22 tahun
d) Setelah Kawin Berapa Lama Hamil : ± 2 bulan
5. Riwayat Kontrasepsi
a) Jenis Konstrasepsi : Tidak ada
b) Kapan Konstrasepsi Dipakai : Tidak ada
c) Dimana Pemasangan Konstrasepsi : Tidak ada
d) Siapa Yang Memasang Konstrasepsi : Tidak ada
e) Lama Pemakaian Konstrasepsi : Tidak ada
f) Keluhan : Tidak ada
g) Kapan Konstrasepsi Dilepas : Tidak ada
h) Dimana Tempat Melepas Konstrasepsi : Tidak ada
i) Siapa Yang Melepas Konstrasepsi : Tidak ada
j) Alasan Berhenti/Ganti Konstrasepsi : Tidak ada
78
c) Trimester III : nyeri pada hulu hati
5) USG
Riwayat USG : Pernah
Hasil USG : baik
6) Masalah/Keluhan
Trimester I : mual dan muntah pada pagi hari
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : nyeri pada hulu hati
e. pergerakkan janin pertama kali dirasakan ibu pada uk : 4 bulan
f. berapaka kali pergerakkan janin dalam 24 jam terakhir dirasakan ibu :
±20x
g. Status Imunisasi
1) TT 1 : ada catin sebelum menikah pada tahun 2021
79
2) TT 2 : belum ada
3) TT 3 : belum ada
4) TT 4 : belum ada
5) TT 5 : belum ada
80
TBC : Tidak ada
Epilepsi : Tidak ada
PMS : Tidak ada
2) Riwayat alergi
Jenis makanan : Tidak ada
Jenis obat-obatan : Tidak ada
Dan lain-lain : Tidak ada
3) Riwayat operasi
Operasi umum/lainnya : Tidak ada
Operasi kandungan
(miomektomi, section cesarean, dsbnya) : Tidak ada
4) Riwayat tranfusi darah : Tidak ada
5) Riwayat kelainan jiwa : Tidak ada
81
Malam : 1 mangkok kecil bayam, 1 potong ikan goreng
dan 1 piring kecil nasi, pisang 1 buah
3) Porsi : sedang
4) Keluhan : Tidak ada
5) Pantangan : Tidak ada
6) Keluhan : Tidak ada
b. Cairan
1) Frekuensi : ± 7 gelas sehari
2) Jenis : air putih
3) Keluhan : Tidak ada
82
a. Jenis aktivitas : kegiatan IRT (masak dll)
b. Keluhan : Tidak Ada
18. Olahraga
a. Jenis : Tidak Ada
b. Frekuensi : Tidak Ada
c. Lamanya : Tidak Ada
d. Keluhan : Tidak Ada
C. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan umum
a. KU : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Keadaan emosional : baik
d. Bentuk tubuh : normal
e. Cara berjalan : normal
f. TB : 145 cm
83
g. BB sebelum hamil : 53 kg
h. BB sekarang : 59 kg
i. Kenaikan BB : 6 kg
j. Tanda-tanda vital :
TD : 110/69
P : 23x/i
ND : 97
S : 36,5 C
k. LILA : 29 cm
2) Pemeriksaan khusus
a. Kepala
1) Kulit kepala : tidak ada ketombe
2) Rambut : rontok
3) Kekuatan rambut : rontok
b. Leher
1) Vena Jugularis : Tidak Ada pembengkakan
2) Kelenjar Tiroid : Tidak Ada pembengkakan
3) Kelenjar Limfe : Tidak Ada pembengkakan
c. Wajah
1) Oedema : Tidak Ada
2) Closmasgravidarum : Tidak Ada
d. Mata
1) Sclera : putih bersih
2) Conjungtiva : tidak merah muda (tidak pucat)
e. Hidung
1) Cairan/secret : Tidak Ada
2) Kelainan : Tidak Ada
f. Mulut dan Gigi
1) Peradangan : Tidak Ada
2) Lender : Tidak Ada
3) Pendarahan gusi : Tidak Ada
4) Sariawan : Tidak Ada
5) Kelainan bentuk : Tidak Ada
6) Ompong : Tidak Ada
7) Gigi palsu : Tidak Ada
8) Caries : Ada ( 1 buah gigi geraham )
9) Bau : Tidak Ada
g. Telinga
1) Kelainan : Tidak Ada
2) Infeksi : Tidak Ada
h. Payudara
1) Bentuk : tidak dilakukan
2) Papilla : tidak dilakukan
84
3) Areola : tidak dilakukan
4) Massa : tidak dilakukan
5) Nodul axilla : tidak dilakukan
6) Colostrum : belum ada
7) Retraksi : tidak dilakukan
i. Abdomen
1) Inspeksi
Pembesaran perut : sesuai usia kehamilan
Konsistensi perut : bulat,lunak
Bekar luka operasi : Tidak Ada
Asites : Tidak Ada
Strie gravidarum : Ada
Linea : Ada
Oedema : Tidak Ada
2) Palpasi
Trimester 1 : Tidak Ada
Trimester 2 : Tidak Ada
Trimester 3 :
Leopold I : TFU 26 Cm 3 jari diatas
pusat
Leopold II : PUKA
Leopold III : Kep
Leopold IV : Belum dilakukan
3) TFU : 26 cm
4) TBBJ : (26-13) x 155 = 2015
5) Pergerakkan janin : Ada
6) Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 159
Irama : teratur
Intensitas : sedang
Puntum maksimum : bagian kanan bawah perut ibu
j. Gentelia luar/ ekterna
1) Oedema : Tidak Ada
2) Varises : Tidak Ada
3) Kelenjar bartolin : Tidak Ada
4) Pengeluaran cairan : Tidak Ada
5) Massa/kista : Tidak Ada
6) Pengeluaran cairan dari uretra dan skene : Tidak Ada
7) Kondilomata akuminata : Tidak Ada
8) Cacat : Tidak
Ada
85
9) Luka/lesi : Tidak Ada
10) Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak Ada
k. Genetelia dalam/interna : Tidak Ada
l. Anus
1) Haemoroid : Tidak Ada
m. Ektermitas bawah :
1) Oedema pada ujung jari : Tidak Ada
2) sianosis pada ujung kaki : Tidak Ada
n. ektermitas bawah
1) oedema : Tidak Ada
2) pucat : Tidak Ada
3) varises :
4) reflex patella kanan/kiri : (-)/(-)
o. pemeriksaan penunjang
1) darah
kadar HB : 12,9 ( 18-11-2021)
golongan darah : o+
hematocrit :-
2) urine
protein urine : (-)
reduksi urine : (-)
tripleeliminasi :
HIV/AIDS : (-)
Hepatitis B : (-)
Sifilis : (-)
3) pemeriksaan lainnya:
USG : Ada
CTG : Tidak Ada
Lainnya : Tidak Ada
1) Diagnosa Kebidanan :
G1P0A0H0 UK 27-28 minggu janin hidup , tunggal, intra uterin, let kep, PUKA,
keadaan ibu dan janin baik. Dengan DJJ 159x/i
86
d. P4k
V. Perencanaan
1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, TTV, pemeriksaan Lab dan keadaan janin
dalam kandungan
2) Beritahu ibu bahaya asap rokok.
3) Berikan penkes tanda bahaya kehamilan trimester III
4) Anjurkan ibu untuk mempertahankan makan makanan yang bergizi
5) Beritahu ibu tentang nyeri ulu hati pada trimester III
VI. Pelaksanaan
1) Memberitahukan dan menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan
a. TD : 110/69
b. N : 97
c. Pernafasan : 23x/i
d. DJJ : 159
2) Memberitahu ibu resiko pada kehamilan dan persalinan jika tidak ditangani :
a. Anemia ringan
3) Memberika penkes tanda bahaya kehamilan trimester III
a. Pendarahan pervaginam
b. Solusio plasenta
c. Plasenta previa
d. Gerakan janin tidak terasa
e. Keluar cairan pervaginam
f. Nyeri perut yang hebat
g. Keluar air ketuban sebelum waktunya
4) Jelaskan ibu cara mengkonsumsi tablet Fe dan minta keluarga untuk memantau
ibu mengkonsumsi tablet Fe, mengkonsumsi tablet Fe dengan vit C agar
meminimalisirkan keluhan mual setelah mengkonkumsi tablet Fe, diminum pagi
dan malam hari dengan iar putih.
5) Menganjurkan ibu makan makanan berrgizi yang mengandung zat besi agar
mengurangi resiko terkena anemia:
a. Minum tablet zat besi yang telah diberikan bidan
b. Makan makanan seperti hati ayam, sayur sayuran hijau, daging merah,
kacang kacangan. Dan buah buahan
6) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat seperti tidur malam 8
jam dan tidur siang 1-2 jam .
7) Mendomentasikan hasil pemeriksaan
VII. Evaluasi
87
1) Ibu mengetahui faktor resiko ibu mengalami anemia ringan pada
kehamilannya
2) Penkes tanda bahaya kehamilan trimester III telah dilakukan dan ibu mengerti
3) Ibu bersedia mempertahankan makan makanan bergizi
4) Ibu mengetahui bahaya asap rokok
VIII. P:
a. Melakukan pemeriksaan ibu hamil
b. Melakukan pemeriksaan secara head to toe
c. Melakukan pemeriksaan khusus
d. Menganjurkan ibu meminum obat yang telah diberikan
88
BAB IV
PEMBAHASAN
I. Manajemen kebidanan
A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat,
relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien,
meliputi data subjektif dan data objektik.
1) Data subjektif
a. Identitas
Nama : Ny D
Umur : 22
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : simpang sungai janiah
89
i. Riwayat keluarga berencana : ibu tidak memakai KB.
Karena tidak mau menunda kehamilan
j. Pola kebutuhan sehari-hari
Pola nutrisi : ibu mengatakan makan
sebanyak 3x/hari. Terkadang kalau merasa sering lapar
bisa sampai 4x/hari dengan porsi sedang , 1 piring nasi, 1
potong lauk dan sayuran. Ibu. Makanan yag dianjurkan
pada ibu hamil yaitu telur, ikan, tahu, tempe, sayuran hijau
seperti bayam, kacang-kacangan serta buah-buahan.
Makanan yang harus dihindari yaitu makanan mentah,ikan
mengantung merkuri dan pengawet, produk olahan,
kafein .
Pola eliminasi : ibu mengatakan tidak terlalu
sering buang air kecil karena tidak banyak minum, warna
BAK jernih kuning. BAB 1x/hari .
Pola istirahat : ibu mengatakan tidur siang
selama 2-3 jam, saat malam 7-8 jam. Untuk kebutuhan
normalnya 8-9 jam.
2) Data objektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
Tinggi badan : 145 cm
Berat badan sebelum hamil : 53 kg
Berat badan sekarang : 59 kg
Penambahan berat badan selama kehamilan berpengaruh
pada status gizi ibu hamil.
LILA : 29 cm
Tanda-tanda vital :
TD : 110/69
P : 23x/i
ND : 97
S : 36,5 C
b. Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak ada oedema pada muka, wajah
tidak pucat. Penilian pada wajah bertujuan untuk
mengtahui adanya oedema, munculnya klosmafidarum
yang dapat menganggu kehamilan.
90
Mata : pemeriksaan mata, sclera warna putih,
konjungtifa tidak merah muda. Pemeriksaan ini dapat
mengetahui ibu apakah anemia, dan pengkajian pada mata
yang kabur identivikasi kemungkinan terjadinya
preeklamsi pada kehamilan.
Mulut : pemeriksaan tidak ditemukan sariawan
Gigi/gusi : pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui kebersihan ibu hamil dan mengatasi
terjadinya hal yang tidak dinginkan karena caries pada
gigi.
Leher : tidak ditemukan pembengkakan pada
kelenjar tiroid. Normalnya tidak teraba dan tidak terlihat
sedangkan kelenjar getah bening normalnya akan teraba
seperti kacang kecil.
Payudara : berbentuk simetris dengan aerola
mengalami hyperpigmentasi, dan mendeteksi
kemungikanan terjadinya benjolan serta mengecek
pengeluaran ASI ibu.
Abdomen : tidak ada bekas operasi
Trimester 3
Leopold I : TFU 26 cm diatas pusat, pada
fundus teraba bundar, lunak dan tidak melenting ,
kemungkinan bokong janin
Leopold II : pada bagian kanan perut ibu
teraba panjang, keras dan berpapan kemungkinan
punggung janian pada baghaian kiri perut ibu, tonjolan-
tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janian
Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba bulat,
keras dan melenting, kemungkinan kepala janin, bagian
terbawah janin masih bisa digoyangkan
Leopold IV : Belum dilakukan
DJJ : 159
TBBJ : (26-13) x 155 = 2.015
Eksremitas : tidak ada oedema dan varises pada kaki
c. Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin : 12,9
Pada pemeriksaan hb ibu tidak anemia tapi berisiko terjadi
nya anemia ringan.
Golongan darah : o+
USG : sudah dilakukan
91
Proterin urine : NR
Glukosa urine :NR
Triple eliminasi : sudah dilakukan
III. Perencanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan.
2. Berikan penkes tanda bahaya kehamilan trimester III
3. Beritahukan ibu bahaya asap rokok
4. Anjurkan ibu mempertahankan makan makanan bergizi
IV. Pelaksanaan
1. memberitahukan ibu hasil pemeriksaan
a. TD : 110/69
b. N : 97
c. Pernafasan : 23x/i
d. DJJ : 159
2. Memberikan penkes tanda bahaya kehamilan trimester III
3. Menganjurkan ibu mempertahakan makan makanan bergizi yang mengandung
zat besi untuk menghindari anemia pada masa kehamilan.
a. Minum tablet zat besi yang telah diberikan oleh bidan
b. Makan makanan yang mengandung zat besu sperti hati ayam, sayur
sayuran bewarna hijau contohnya bayam, daging merah.
c. Makan buah-buahan.
V. Evaluasi
1. Informent consent telah dilakukan dan ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu mengetahui tanda bahaya pada trimester III
3. Ibu mengetahui faktor resiko anemia pada masa kehamilan
4. Penkes tanda bahaya kehamilan trimester III telah diberikan dan ibu mengerti
5. Ibu bersedia makan makanan bergizi.
VI. Pendokumentasian
O : TD : 110/69
Pernafasan : 23x/i
N : 97
DJJ : 259
92
A : G1P0A0H0 UK 27-28 minggu janin hidup , tunggal, intra uterin, let
kep, PUKA, keadaan ibu dan janin baik. Dengan DJJ 159x/i
P :
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu proses fisiologis. Untuk itu perlu dilakukan suatu pemeriksaan
untuk mengetahui tanda dan gejala kehamilan, tanda bahaya kehamilan dll. dikatakan
fisiologis apabila selama kehamilan tidak menyebabkan terjadinya kematian maupun
kesakitan pada ibu dan janinnya.
Ny D mengeluh nyeri pada ulu hati dan bahaya resiko terkena anemi ringan.
Pencegahan dan penanganan anemia dilakakukan dengan pemberikan tablet Fe selama
kehamilan dan pemenuhan nutria ibu hamil terutama yang mengandung zat besi yang
tinggi.
B. Saran
Pada akhir pembuatan laporan ini, mahasiswa mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca dan semua terutama tenaga kesehatan untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan mengenai asuhan ibu hamil bagi mahasiswa.
94