Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS

OLEH :
RAMLAH. S.Kep
14420202116

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis dan alamiah, proses
kehamilan adalah merupakan suatu mata rantai mulai dari konsepsi, nidasi,
adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan hormon
sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi (Marbun, 2018).
Kehamilan merupakan suatu hal yang normal yang akan dialami oleh
seorang ibu yang sudah menikah, kehamilan juga merupakan suatu fase yang
membahagiakan bagi ibu dan pasangannya. Namu kehamilan juga merupakan
suatu kondisi dimana ibu akan rentan mengalami stres, hal ini diakibatkan oleh
terjadinya perubahan fisiologis tubuh dan fungsi metabolisme dari si ibu.
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan
berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan yang terjadi selama
kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi
sebagian besar ibu hamil (Marbun, 2018).
Secara umum telah diterima bahwa kehamilan membawa resiko bagi ibu.
Sekitar 15% dari seluruh ibu hamil kehamilannya akan bertumbuh dan
berkembang menjadi komplikasi yang mengancam jiwa ibu, hal tersebut terjadi
dikarenakan ibu tidak memahami perubahan yang terjadi pada tubuhnya
selama masa kehamilannya (Marbun, 2018).
Berdasarkan data kondisi data derajat kesehatan di indonesia tahun 2012,
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. 4 angka
ini masih cukup tinggi. Menurut dinas kesehatan kota pekanbaru pada tahun
2012 terdapat 1284 primigravida. Dimana kunjungan tertinggi terdapat
diwilayah kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru, yaitu sebanyak 216 (Marbun,
2018).
Berdasarkan estimasi bahwa AKI di sumut tahun 2008 adalah
260/100.000 kelahiran hidup. Bila kita lihat angka nasional, hasil SDKI
terakhir menyebutkan AKI sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini
turun dibandingkan tahun 2002 yang mencapai 307/100.000 kelahiran hidup.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, mengestimasi AKB tahun 2010
sebesar 24,5 per 1000 kelahiran hidup. Bila dilihat kabupaten/kota, AKB
terendah di karo sebesar 11,50/1000 kelahiran hidup, diikuti pematang siantar
sebesar 13,70/1000 kelahiran hidup dan Medan sebesar 13,80/1000 kelahiran
(5) Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk payudara, pigmentasi kulit, serta
pembesaran abdomen secara keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tersebut
tampak jelek dan tidak percaya diri. Kekhawatiran dan ketakutan ini
sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu hamil memerlukan nasihat dan saran
khususnya dari bidan dan dokter yang dapat menjelaskan perubahan yang
terjadi selama kehamilan sehingga ibu tidak khawatir dengan perubahan yang
dialaminya (Marbun, 2018).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan ibu bersalin merupakan
masalah terbesar di Negara Berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya
factor utama mortalitas wanita. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia 228
per 100.000 kelahiran hidup pada survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2007 atau setiap 2 orang ibu bersalin meninggal setiap jamnya.
Sedangkan target nasional di harapkan pada tahun 2015 adalah angka kematian
ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Marbun, 2018).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi
dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan
yang terjadi selama kehamilannya umumnya menimbulkan ketidaknyamanan
dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh,
bentuk payudara, pigmebtasi kulit, serta pembesaran abdomen secara
keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tersebut tampak jelek dan tidak percaya
diri. Kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu
hamil memerlukan nasihat dan saran khususnya dari bidan dan dokter yang
dapat menjelaskan perubahan yang terjadi selama kehamilan sehingga ibu tidak
khawatir dengan perubahan yang dialaminya (Marbun, 2018).
Kehamilan dibagi menjadi III trisemester, selama kehamilan ibu hamil
dianjurkan melakukan kunjungan antenatal minimal 4 kali untuk mengetahui
masalah kesehatan selama kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat
fisiologis atau masalah tersebut bersifat patologis yang dapat mengancam
kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara lain
hiperemesis gravidarum, perdarahan, anemia, eklampsia, nyeri perut yang
hebat (Marbun, 2018).
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan Laporan pendahuluan Ibu Hamil Fisiologis adalah agar
Mahasiswa Profesi Ners dapat memahami terkait Laporan pendahuluan pada
Ibu hamil fisiologis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Konsep Dasar Kehamilan
Konsepsi atau biasa disebut fertilisasi terjadi ketika inti sel sperma dari laki–
laki memasuki inti sel ovum dari perempuan (Chapman & Durham, 2010).
Ovum yang sudah dibuahi (dinamakan zigot) memerlukan waktu 6–8 hari
untuk berjalan ke dalam uterus. Perjalanannya di sepanjang tuba falopi
dibantu oleh kerja peristaltik tuba, gerakan mendorong zigot yang dilakukan
oleh silia pada dinding tuba dan cairan yang dihasilkan oleh epitelium
bersilia. Sekitar 10 hari setelah terjadi fertilisasi, zigot berkembang menjadi
blastokist dan akan menanamkan dirinya dalam endometrium.
Implantasi/penanaman/ nidasi biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri
(bagian atas badan uterus) (Kartajin, 2016).
2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan yang terdiri dari
(Armini et al., 2016):
a. Ovum
Meiosis pada wanita menghasilkan sebuah telur atau ovum. Proses ini
terjadi di dalam ovarium, khususnya pada folikel ovarium. Ovum dianggap
subur selama 24 jam setelah ovulasi.
b. Sperma
Ejakulasi pada hubungan seksual dalam kondisi normal mengakibatkan
pengeluaran satu sendok teh semen, yang mengandung 200-500 juta
sperma, ke dalam vagina. Saat sperma berjalan melalui tuba uterina,
enzim-enzim yang dihasilkan di sana akan membantu kapasitasi sperma.
Enzim-enzim ini dibutuhkan agar sperma dapat menembus lapisan
pelindung ovum sebelum fertilisasi.
c. Fertilasi
Fertilisasi berlangsung di ampula (seperti bagian luar) tuba uterina.
Apabila sebuah sperma berhasil menembus membran yang mengelilingi
ovum, baik sperma maupun ovum akan berada di dalam membran dan
membran tidak lagi dapat ditembus oleh sperma lain. Dengan demikian,
konsepsi berlangsung dan terbentuklah zigot.
d. Implantasi
Zona peluzida berdegenerasi dan trofoblas melekatkan dirinya pada
endometrium rahim, biasanya pada daerah fundus anterior atau posterior.
Antara 7 sampai 10 hari setelah konsepsi, trofoblas mensekresi enzim yang
membantunya membenamkan diri ke dalam endometrium sampai seluruh
bagian blastosis tertutup.
3. Kehamilan Trimester I,II,III
Pasti Anda sudah mengenal pengertian trimester I, II, dan III. Status
obstetrik atau status kehamilan seorang ibu dapat dituliskan dengan G..P..A.
G menunjukkan berapa banyak ibu pernah mengalami hamil. P menunjukkan
berapa kali ibu pernah melahirkan baik per vaginam (melalui jalan lahir)
maupun per abdominal (melalui operasi), baik premature, matur, ataupun
post–matur/serotinus. A menunjukkan bahwa berapa kali ibu mengalami
abortus (keguguran)/curettage (kuret) (Kartajin, 2016).
Ibu hamil harus mengetahui kapan Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT). Hal ini dimaksudkan agar petugas kesehatan dapat mengetahui
kapan taksiran persalinan (TP) ibu hamil tersebut. Tujuannya adalah petugas
kesehatan dapat mengetahui apakah ibu hamil tersebut memiliki usia
kehamilan yang sesuai dengan persalinannya atau tidak. Usia kehamilan yang
matur/normal atau fisiologis adalah antara 37–41 minggu. Jika usia
kehamilan antara 32–36 minggu, maka kehamilannya adalah kehamilan
premature. Jika usia kehamilan lebih dari 42 minggu, maka kehamilannya
adalah kehamilan postmatur/ serotinus (Kartajin, 2016).
4. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu gejala yang muncul akibat adanya
infeksi atau gangguan yang terjadi selama hamil. Menurut Depkes (2006),
tanda-tanda bahaya kehamilan yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut
(Armini et al., 2016):
a. Bengkak di kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala yang terkadang
disertai kejang. Keadaan ini sering disebut keracunan kehamilan/eklamsia.
b. Perdarahan Per vagina
Perdarahan merupakan penyebab kematian pada ibu hamil paling sering.
Perdarahan pada kehamilan muda sebelum kandungan 3 bulan bisa
menyebabkan keguguran. Apabila mendapatkan pertolongan secepatnya,
janin mungkin dapat diselamatkan. Apabila tidak, ibu tetap harus
mendapat bantuan medis agar kesehatannya terjaga.
c. Demam Tinggi
Hal ini biasanya disebabkan karena infeksi atau malaria. Apabila
dibiarkan, demam tinggi pada ibu hamil membahayakan keselamatan ibu
dan dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.
d. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Pecahnya ketuban sebelum waktunya merupakan tanda adanya gangguan
pada kehamilan yang dapat membahayakan keselamatan janin dalam
kandungan.
e. Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Sebagian besar ibu hamil merasa mual dan kadang-kadang muntah pada
umur kehamilan 1-3 bulan. Kondisi ini normal dan akan hilang pada usia
kehamilan >3 bulan. Namun, jika ibu tetap tidak mau makan, muntah
terus-menerus, lemah dan tidak bisa bangun, maka keadaan ini berbahaya
bagi kesehatan ibu dan keselamatan janin.
f. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
Keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin. Hal ini disebabkan
adanya gangguan kesehatan pada janin, bisa juga karena penyakit atau gizi
yang kurang.
5. Definsi ANC
Menurut Bopak (2004) Kehamilan adalah proses mata rantai yang
berkesinambungan terdiri dari ovulasi (pelepasan ovum) dan terjadi migrasi
spermatozoa dari ovum. Pada saat terjadinya konsepsi dan pertumbuhan
zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta, dan
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Menurut Manuaba (2002)
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama
kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari,
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Armini et al., 2016).
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan
bukan patologis. Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal.
Masa hamil berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan
berkepribadian unik dan kehamilan unik pula, dimana terdiri atas Bio,
Psikologis, Social, yang berbeda pula, sehingga dalam memperlakukan pasien
satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan
(Lombogia, 2017).
Menurut (Prawirohardjo. S,2006) Antenatal Care merupakan cara
penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya
hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Lombogia, 2017).
6. Tujuan
Tujuan tujuan Antenatal Care (ANC) adalah (Lombogia, 2017) :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan bayi.
c. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal
7. Jadwal kunjungan ANC
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
profesional untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai
standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung
arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah
setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa,
kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal
Care (ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu
hamil (Lombogia, 2017).
a. Kunjungan ibu hamil K1
Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali
pada masa kehamilan
b. Kunjungan ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung.
c. K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau
lebih untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar
yang ditetapkan dengan syarat:
1) Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2) Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3) Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah
minggu ke 36)
8. Standar Pelayanan ANC
Standar 1: Metode Asuhan
Asuhan keperawatan dilakukan dengan metode manajamen asuhan
keperawatan dengan langkah: Pengumpulan data dan analisis data, penentuan
diagnosa perencanan evaluasi dan dokumentasi.

Standar 2: Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara sistematis
berkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3: Identifikasi ibu hamil
Perawat melakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini dan teratur.
Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Perawat memberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah pembengkakan berlangsung normal. Perawat juga harus mengenal
kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS,
(Penyakit Menular Seksual)/infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency
Virus); memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan kesehatan
serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan,
mereka harus mampu megambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya
untuk tindakan selanjutnya.
Standar 5: Palpasi Abdomenal
Perawat melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia
kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian
terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta
melakukan rujukan tetap waktu.
Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Perawat melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau
rujukan semua khasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan


Perawat menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Standar 8: Pemeriksaan Persalinan
Perawat memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat, hendaknya melakukan
kunjungan rumah untuk hal ini
9. Pemeriksaan Penunjang ANC
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk memberikan
data tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan dan untuk
mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi (Reeder, Martin, Griffin, 2011).
Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan antara lain pemeriksaan
golongan darah, ultrasonografi (USG), pemeriksaan urin (apakah terdapat
proteinuri atau glukosuria).
10. Perubahan-perubahan dan adaptasi fisiologis pada masa kehamilan
Perubahan Fisiologis pada masa kehamilan diantaranya adalah (Armini et al.,
2016) :
a. Uterus
Peningkatan ukuran uterus disebabkan oleh peningkatan vaskularisasi dan
dilatasi pembuluh darah, hiperplas dan hipertrofi (pembesaran serabut otot
dan jaringan fibroelastis yang sudah ada), perkembangan desidua. Selain
itu, pembesaran uterus pada trimester pertama juga akibat pengaruh
hormon esterogen dan progesteron yang tinggi
b. Payudara
Rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara yang secara bertahap
mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar
dan suplai darah. Puting susu menjadi lebih menonjol, keras, lebih erektil,
dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih (kolostrum). Areola menjadi
lebih gelap/berpigmen terbentuk warna merah muda. Rasa penuh,
peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul
sejak minggu keenam kehamilan
c. Vagina dan Vulva
Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama
persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat
longgar, hipertrofi otot polos, dan pemanjangan vagina. Peningkatan
vaskularisasi menimbulkan warna ungu kebiruan yang disebut tanda
Chadwick, suatu tanda kemungkinan kehamilan yang dapat muncul pada
minggu keenam tapi mudah terlihat pada minggu kedelapan kehamilan
d. Integumen
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis menimbulkan
perubahan pada integumen. Terdapat bercak hiperpigmentasi kecoklatan
pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi yang disebut cloasma
gravidarum. Linea nigra yaitu garis gelap mengikuti midline (garis tengah)
abdomen. Striae gravidarum merupakan tanda regangan yang
menunjukkan pemisahan jaringan ikat di bawah kulit
e. Pernapasan
Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju
metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan
payudara. Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernapasan
menyebabkan penurunan ambang karbondioksida. Selain itu, kesadaran
wanita hamil akan kebutuhan napas meningkat, sehingga beberapa wanita
hamil mengeluh mengalami sesak saat istirahat
f. Pencernaan
Pada awal kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual dan
muntah, kemudian kehamilan berlanjut terjadi penurunan asam lambung
yang melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung.
Selain itu, menurunya peristaltik menyebabkan mual dan konstipasi.
Konstipasi juga disebabkan karena tekanan uterus pada usus bagian bawah
pada awal kehamilan dan kembali pada akhir kehamilan. Meningkatnya
aliran darah ke panggul dan tekanan vena menyebabkan hemoroid pada
akhir kehamilan
g. Perkemihan
Pada awal kehamilan suplai darah ke kandung kemih meningkat dan
pembesaran uterus menekan kandung kemih, sehingga meningkatkan
frekuensi berkemih. Hal ini juga terjadi pada akhir kehamilan karena janin
turun lebih rendah ke pelvis sehingga lebih menekan lagi kandung kemih
h. Volume darah
Volume darah makin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu dan kadar
Hb turun
i. Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi penambahan sel darah merah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi
yang disertai anemia fisiologis
j. Metabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, di mana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
pemberian ASI
11. Tanda-tanda kehamilan
Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan disebut tanda
kehamilan. Menurut Manuaba (1998), tanda dan gejala kehamilan dibagi
menjadi 3 yaitu (Armini et al., 2016):
a. Tanda Dugaan Hamil
Amenore (terlambat datang bulan); mual dan muntah: pengaruh esterogen
dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebih; ngidam;
sinkope atau pingsan: terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala;
payudara tegang; sering miksi; obstipasi; epulis; pigmentasi kulit; varises
atau penampakan pembuluh darah.
b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
1) Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilan
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai:
a) Tanda Hegar: melunaknya segmen bawah uterus.
b) Tanda Chadwicks: warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi
ungu.
c) Tanda Piscaseck: uterus membesar ke salah satu arah sehingga
menonjol jelas ke arah pembesaran tersebut.
d) Kontraksi Broxton Hicks: bila uterus dirangsang mudah
berkontraksi.
e) Tanda Ballotement: terjadi pantulan saat uterus diketuk dengan jari.
3) Perut membesar.
4) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
c. Tanda Pasti Hamil
a) Gerakan janin dalam rahim: teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian
janin;
b) Denyut jantung janin: didengar dengan stetoskop laenec, alat
kardiotokografi, alat doppler, USG.
12. Pemeriksaan kehamilan (leopold I-IV)
Pemeriksaan kehamilan dalam hal palpasi dilakukan dalan bentuk
pemeriksaan leopold I-IV (Lombogia, 2017).
a. Leopold I
Leopold 1 digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa
yang teraba pada fundus, dengan cara pemeriksaan berdiri sebelah kanan
dan menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokan pada lutut
dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk menggelilingi
bagian atas fundus,lalu tentukan apa yang ada dalam fundus.(gambar). Bila
kepala sifatnya keras, bulat dan melenting. Sedangkan bokong akan
lunak,lembek,dan tidak melenting. Tinggi normal fundus selama
kehamilan dapat ditentukan dengan gambar berikut
b. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung janin dan bagian
terkecil pada janin. Caranya,letakan kedua tangan pada sisi uterus, dan
tentukan bagian terkecil janin.
c. Leopold III
Leopold III digunakan unuk menentukan bagian bawah dan apakah bagian
bawah janin sudah masuk ke pintu atas panggul atau belum. Caranya,
tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut
dan masuk ke dalam abdomen ibu di atas simpisis pubis. Kemudian
peganglah bagian presentasi janin dan bagian apakah yang menjadi
presentasi tersebut.
d. Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah
dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul.
Caranya, letakan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam
dan gerakan jari-jari ke arah rongga  panggul , dimanakah tonjolan sefalik
dan apakah bagian presentasi telah masuk. Pemeriksaan ini tidak dilakukan
bila kepala masih tinggi. Pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan
bila janin cukup besar,kira-kira bulan VI ke atas.
13. Perhitungan tafsiran partus
Rumus Naegle merupakan rumus standar yang digunakan untuk mengetahui
taksiran persalinan (TP). Caranya adalah (Kartajin, 2016) :
(HPHT + 7 hari) (bulan – 3 bulan) (tahun + 1 tahun) atau (HPHT + 7 hari)
(bulan + 9).
14. Perhitungan tafsiran berat janin
Perkiraan berat janin berdasarkan rumus Jhonson yaitu (Kartajin, 2016) :
(Tinggi fundus uterus/ TFU – N) x155 gram)
dengan :
N adalah 12 jika vertex berada tepat atau di atas spina ischiadika.
N adalah 11 jika vertex di bawah spina ischiadika.

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Perawatan kehamilan (antenatal care/ANC) adalah perawatan selama
kehamilan. Ibu yang datang ke Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan, maka
Anda harus melakukan pengkajian pada ibu hamil tersebut. Menurut (Reeder,
Martin, Griffin, 2011) Pengkajian pada kehamilan terdiri atas a. pengkajian
riwayat kehamilan secara menyeluruh, b. pemeriksaan fisik, dan c.
pemeriksaan laboratorium.
a. Riwayat Kehamilan Secara Menyeluruh
Kaji riwayat klien meliputi:
1) Karakteristik pribadi (usia, pekerjaan, suku, agama, anggota keluarga di
rumah, Berat badan, tinggi badan).
2) Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti
penyakit yang dapat diturunkan secara genetik).
3) Riwayat menstruasi/haid terkait penentuan Hari pertama haid terakhir
(HPHT).
4) Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan,
persalinan, neonatal, dan post partum/nifas.
5) Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal
kehamilan).
6) Kebiasaan penggunaan penggunaan obat–obatan, merokok dan kafein
(minum kopi dan teh).
7) Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negatif).
8) Rencana persalinan.
b. Pemeriksaan Fisik
Periksaan fisik Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebagai
perawat dianjurkan untuk mengukur tanda - tanda vital (TTV) meliputi
tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil
yang dilakukan meliputi :
1) Kepala dan leher
Lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan mulut. Lalu
palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak?
2) Dada dan jantung
Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan stetoskop daerah jantung
dan paru–paru.
3) Payudara
Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak, palpasi area
payudara dan axilla di seluruh kuadran.
4) Kulit
Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum.
5) Ekstremitas
Lakukan pemeriksaan reflex patella dengan menggunakan reflex
hammer.
6) Abdomen
Lakukan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU), lakukan palpasi
abdomen, auskultasi denyut jantung janin. Denyut jantung janin yang
diauskultasi dengan USG Doppler dalam trimester pertama, biasanya
antara kehamilan sekitar 10 dan 12 minggu. Denyut jantung janin
normal berada antara 120 x/menit sampai 160 x/menit.
7) Vagina vulva
Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak warna kebiruan pada
mukosa vagina, terjadi peningkatan leukorhea/ keputihan.
8) Panggul
Komponen bimanual pemeriksaan panggul memungkinkan
pemeriksa untuk meraba dimensi pembesaran rahim internal. Informasi
ini membantu memperkirakan usia kehamilan, baik mengkonfirmasikan
taksiran persalinan (TP) berdasar HPHT atau menyediakan informasi
dalam HPHT tertentu. Hal ini penting untuk menentukan TP akurat
sedini mungkin dalam kehamilan karena banyak keputusan intervensi
yang berkaitan dengan waktu dan pengelolaan kehamilan didasarkan
pada usia kehamilan yang ditentukan oleh TP tersebut.
Pelvimetri klinis (pengukuran dimensi dari tulang panggul
melalui palpasi selama pemeriksaan panggul internal) dapat dilakukan
selama pemeriksaan awal panggul. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi setiap variasi dalam struktur panggul yang mungkin
menghambat atau menghalangi janin melewati panggul tulang selama
kelahiran vagina.
c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk memberikan
data tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan dan untuk
mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi (Reeder, Martin, Griffin, 2011).
Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan antara lain pemeriksaan
golongan darah, ultrasonografi (USG), pemeriksaan urin (apakah terdapat
proteinuri atau glukosuria).
2. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan yang biasa muncul pada ibu hamil fisiologis
diantaranya (PPNI, 2017) :
1. Hipovolemia
2. Konstipasi
3. Nyeri Akut
4. Gangguan Pola tidur
5. Defisit Pengetahuan
3. Intervensi keperawatan

Tujuan dan Kriiteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)


Diagnosa Keperawatan
(PPNI, 2018b) (PPNI, 2018a)
Hipovolemia Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hipovolemia
keperawatan selama 3x24 jam maka Observasi :
diharapkan Keseimbangan cairan - Periksa tanda dan gejala hipovelemia (mis. Frekuensi
meningkat dengan kriteria hasil: nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah
1. Asupan cairan meningkat menurun, turgor kulit menurun, membrane mukosa
2. Kelembaban membrane mukosa kering, volume urine menurun, haus, lemah)
meningkat - Monitor intake dan output cairan
3. Edema menurun Terapeutik :
4. Dehudrasi menurun - Hitung kebutuhan cairan
5. Turgor kulit membaik - Berikan asupan cairan oral
6. Dispnea menurun Edukasi :
7. Frekuensi nadi membaik - Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
8. Tekanan darah membaik - Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
9. Mata cekung membaik Kolaborasi :
- Kolaborasi pemeberian cairan IV isotonis (mis.
NaCl, RL)
Konstipasi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Eliminasi Fekal
keperawatan selama 3x24 jam maka Observasi :
diharapkan eliminasi fekal membaik - Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat
dengan kriteria hasil: pencahar
1. Keluhan defekasi lama dan sulit - Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi
menurun gastrointestinal
2. Mengejan saat defekasi menurun - Monitor buang air besar
3. Frekuensi defekasi membaik - Monitor tanda dan gejala konstipasi
4. Peristaltuk usus membaik Terapeutik :
- Berikan air hangat setelah makan
- Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
- Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi :
- Jelaskan jenis makanan yang membantu
meningkatkan keteraturan peristaltic usus
- Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik, sesuai
toleransi
- Ajurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung
tinggi serat
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada
kontraindikasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian oat supositoria anal, jika perlu
Nyeri Akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri
keperawatan selama 3x24 jam maka Observasi :
diharapkan tingkat nyeri menurun - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun - Identifikasi respon nyer nonverbal
3. Gelisah menurun - Identifikasi factor yang memperberat dan
4. Frekuensi nadi membaik memperingan nyeri
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurang
rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, period dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk meredakan
nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perku
Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan intervensi Dukungan Tidur
keperawatan selama 3x24 jam maka Observasi :
diharapkan pola tidur membaik dengan - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
kriteria hasil: - Identifikasi factor pengganggu tidur (mis. Fisik
1. Keluhan sulit tidur menurun dan/atau psikologis)
2. Keluhan sering terjaga menurun - Identifiksi makanan dan minuman yang mengganggu
3. Keluhan tidak puas tidur menurun tidur (mis. Kopi, the, alcohol, makan mendekati
4. Keluhan istirahat tidak cukup waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)
menurun Terapeutik :
- Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang jika perlu
- Fasilitasi meghilangkan stress sebelum tidur
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
menganggu tidur
- Ajarkan factor-faktor yang berkonstribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis. Psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift kerja)
Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan intervensi Edukasi Kesehatan
keperawatan selama 3x24 jam maka Observasi
diharapkan Tingkat pengetahuan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
meningkat dengan kriteria hasil: informasi
1. Kemampuan menjelaskan - Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
pengetahuan tentang suatu topik dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan
meningkat sehat
2. Perilaku sesuai pengetahuan Terpeutik
meningkat - Sediakn materi dan media pendidikan kesehatan
3. Persepsi yang keliru terhadap - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
masalah menurun - Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

4. Implementasi
Implementasi atau tidakan adalah mengelolaaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan (Ariga, 2020).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap yang menetukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan dan rencana
keperawatan. (Ariga, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Ariga, R. A. (2020). Implementasi Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam


Keperawatan (pertama; G. D. A. & A. Y. Wati, ed.). Yogyakarta: Grup
Penerbitan CV Budi Utama.
Armini, N. K. A., Ynitasari, E., Triharini, M., Kusumaningrum, T., Pradanie, R.,
& Nastiti, A. A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. In Fakultas
Keperawatam Universitas Airlangga (Vol. 1). Surabaya: Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga.
Kartajin, A. (2016). Modul Bahan Ajar Keperawatan Maternitas (Cetakan Pe).
Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.
Lombogia, M. (2017). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Konsep, Teori, dan
Modul Praktikum. In Jakarta: Media Group (Edisi Pert). Yogyakarta:
Indomedia.
Marbun, M. (2018). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil (Primigravida)
Terhadap Perubahan Fisiologis Pada Masa Kehamilan di Klinik Bersalin T.
Napitu di Kota Pematangsiantar 2018. 8(November), 17–22.
https://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.33846/2trik8hkn03
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik (Edisi 1). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI, T. P. S. D. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI, T. P. S. D. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai