Anda di halaman 1dari 60

LITERATURE REVIEW: TANAMAN OBAT DENGAN

MULTIPLE EFFECT PADA PENDERITA


DIABETES MELLITUS

HASIL PENELITIAN

TRISKA YUSTIKA NOOR PERMADANI


NIM. NH0116179

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
MEI 2020
LITERATURE REVIEW: TANAMAN OBAT DENGAN
MULTIPLE EFFECT PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS

HASIL PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

TRISKA YUSTIKA NOOR PERMADANI


NIM. NH0116179

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
MEI 2020
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Triska Yustika Noor Permadani
NIM : NH0116179
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Skripsi : Literature Review: Tanaman Obat dengan Multiple
Effect pada Penderita Diabetes Mellitus

Menyatakan bahwa skripsi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana Keperawatan di Stikes Nani
Hasanuddin maupun di perguruan tinggi lain. Dalam skripsi ini tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali
secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan
disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka atau rujukan.
Apabila dikemudian hari ada klaim dari pihak lain maka akan menjadi
tanggung jawab saya sendiri, bukan tanggung jawab dosen membimbing atau
pengelola program studi S1 Keperawatan Stikes Nani Hasanuddin dan saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku,
termasuk pencabutan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.

Makassar,
Yang mengatakan,

iii
(Triska Yustika Noor Permadani)

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa hasil penelitian


dengan judul “Literatur Review: Tanaman Obat dengan Multiple Effect pada
Penderita Diabetes Mellitus” telah disetujui untuk disajikan dihadapan tim penguji
pada seminar hasil penelitian Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan.

Makassar,

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Yusran Haskas, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes) (Indah Restika BN, S.Kep.,Ns.,M.Kep)

Disetujui Oleh

KaProdi S1 Keperawatan

iv
(Indra Dewi, S.Kep,Ns.,M.Kes)

NIDN. 0929128501

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh


Nama : Triska Yustika Noor Permadani
NIM : NH0116179
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Skripsi : Literature Review: Tanaman Obat dengan Multiple
Effect pada Penderita Diabetes Mellitus

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan, Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan STIKES Nani
Hasanuddin Makassar yang diselenggarakan di Makassar pada Hari, Tanggal,
Bulan, Tahun.

Tim Penguji

Pembimbing I : Dr. Yusran Haskas, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes

( )

Pembimbing II : Indah Restika BN, S.Kep.,Ns.,M.Kep

( )

Penguji I : Dr. Darwis, S.Pd. M.Kes

( )

Penguji II : Dra. Sumarni Mapabokki, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes

v
( )

Ketua STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Dr. Yasir Haskas, S.Pt.,SE.,M.M.Kes

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Keperawatan, Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan, STIKES Nani
Hasanuddin Makassar. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yahya Haskas, SH.,M.Kn.,M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Nani
Hasanuddin Makassar yang telah menyediakan waktu kepada saya untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Keperawatan Stikes Nani Hasanuddin
Makassar.
2. Dr. Yasir Haskas, S.Pt.,SE.,M.M.Kes selaku Ketua STIKES Nani Hasanuddin
yang merupakan sosok yang sangat bijaksana dalam membimbing dan
mendidik, baik Mahasiswa maupun Staf/ Dosen di lingkungan Stikes Nani
Hasanuddin Makassar.
3. Indra Dewi, S.Kep,Ns.,M.Kes selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
yang telah banyak memberikan kesempatan dan dorongan kepada saya dalam
menyelesaikan pendidikan di Stikes Nani Hasanuddin Makassar.
4. Dr. Yusran Haskas, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini

vi
5. Indah Restika BN, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini
6. Dr. Darwis, S.Pd. M.Kes selaku Penguji Utama yang telah memberikan
masukan yang sangat berharga bagi penulis demi perbaikan skripsi ini.
7. Dra. Sumarni Mapabokki, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Penguji Eksternal
yang telah memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis demi
perbaikan skripsi ini.
8. Rusni Mato S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Penasehat Akademik (PA) yang telah
memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis.
9. Para Staf dan Dosen Stikes Nani Hasanuddin Makassar.
10. Pihak lain yang telah membantu penulis dalam penyempurnaan skripsi ini,
yang tidak dapat penulis cantumkan namanya satu-persatu.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Makassar,

Penulis

vii
ABSTRAK
TRISKA YUSTIKA NOOR PERMADANI, Literature Review: Tanaman Obat
dengan Multiple Effect pada Penderita Diabetes Mellitus (Dibimbing Oleh:
Yusran Haskas dan Indah Restika)

Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan kumpulan penyakit metabolic


kronik yang memiliki ciri yakni terjadinya kondisi hiperglikemia. Disebutkan
kronik karena pengobatan diabetes mellitus adalah pengobatan jangka panjang.
Oleh karenanya diperlukan pengobatan tradisional berupa Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) yang memiliki efek terhadap penderita diabetes mellitus.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui ragam efek Tanaman Obat Keluarga
(TOGA) untuk penderita diabetes mellitus. Metode: Penelitian ini menggunakan
metode study literature dengan desain penelitian Systematic Literature Review
(SLR). Instrumen yang digunakan adalah artikel penelitian. Hasil penelitian:
Penelitian ini mereview 6 artikel penelitian tentang Tanaman Obat Keluarga
(TOGA) yang memiliki efek terhadap penderita diabetes mellitus. Kesimpulan:
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) memiliki multiple effect pada penderita
diabetes mellitus. Bagian dari tanaman yang dapat digunakan sebagai obat bagi
penyakit diabetes mellitus, diantaranya adalah bagian buah, batang, daun dan akar
sehingga dapat berdayaguna bagi tubuh.

Kata Kunci:
Tanaman Obat, Ragam Efek, Diabetes Mellitus

viii
ABSTRACT
TRISKA YUSTIKA NOOR PERMADANI, Literature Review: Medicinal Plants
with Multiple Effect in Patient with Diabetes Mellitus (Guided By: Yusran Haskas
dan Indah Restika)

Background: Diabetes mellitus is a collection of chronic metabolic diseases that


has the characteristic of a hyperglycemia condition. It is said to be chronic
because the treatment of diabetes mellitus is a long-term treatment. Therefore we
need traditional medicine in the form of Family Medicinal Plants (TOGA) which
has an effect on diabetics. Objective: To find out the various effects of Family
Medicinal Plants (TOGA) for diabetics. Method: This study uses study literature
method with a research design Systematic Literature Review (SLR). The
instrument used was a research article. Results: The study reviewed 6 research
articles on Family Medicinal Plants (TOGA) which have effects on people with
diabetes mellitus. Conclusion: Family Medicinal Plants (TOGA) have multiple
effects in people with diabetes mellitus. Parts of plants that can be used as
medicine for diabetes mellitus include fruit, stems, leaves and roots so that they
can be useful for the body.

Keyword:
Medicinal Plants, Multiple Effect, Diabetes Mellitus

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
ABSTRAK....................................................................................................... viii
ABSTRACT..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ xiv
DAFTAR ISTILAH........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
A. Konsep Dasar Diabetes Mellitus....................................................... 5
B. Konsep Dasar Pengobatan Tradisional.............................................. 11

x
C. Efek Tanaman Obat untuk Penderita Diabetes Mellitus.................... 14
D. Kerangka Teori Penelitian................................................................. 15
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 17
A. Desain Penelitian............................................................................... 17
B. Tahapan Literature Review................................................................ 17
C. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 19
D. Alat Pengumpulan Data..................................................................... 19
E. Proses Pengumpulan Data................................................................. 19
F. Pengolahan dan Analisis Data........................................................... 20
G. Etika Penelitian.................................................................................. 21
BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................... 23
BAB V PEMBAHASAN................................................................................. 28
A. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................. 28
B. Keterbatasan Penelitian..................................................................... 35
C. Implikasi untuk Keperawatan............................................................ 36
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 37
A. Kesimpulan........................................................................................ 37
B. Saran.................................................................................................. 37
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Sintesis Grid


2. Tabel 4.2 Sintesis Grid
3. Tabel 4.3 Sintesis Grid
4. Tabel 4.4 Sintesis Grid
5. Tabel 4.5 Sintesis Grid
6. Tabel 4.6 Sintesis Grid

xii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Kerangka Teori


2. Gambar 2. Algoritma Pencarian Literature

xiii
DAFTAR SINGKATAN

1. WHO (World Health Organization)


2. DM (Diabetes Mellitus)
3. IDF (International Diabetes Federation)
4. Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)
5. Kemenkes (Kementerian Kesehatan)
6. PTM (Penyakit Tidak Menular)
7. RI (Republik Indonesia)
8. IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
9. NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
10. DMG (Diabetes Mellitus Gestasional)
11. BAK (Buang Air Kecil)
12. OHO (Obat Hipoglikemia Oral)
13. LDL (Low Density Lipoprotein)
14. TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
15. SLR (Systematic Literature Review)
16. GGK (Gagal Ginjal Kronik)
17. Mg/dL (Miligram per Desiliter)

xiv
DAFTAR ISTILAH

1. Hiperglikemia (Peningkatan kadar gula darah)


2. Hipoglikemia (Penurunan kadar gula darah)
3. Kronik (Lebih dari 6 bulan)
4. Polyphagia (Banyak Makan)
5. Polyuria (Banyak Kencing)
6. Polydipsia (Banyak Minum)

xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan kumpulan penyakit metabolic yang memiliki
ciri yakni terjadinya kondisi hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah)
yang diakibatkan oleh terjadinya kelainan dalam sekresi insulin, kelainan kerja
insulin atau mungkin bahkan keduanya. Penyakit diabetes mellitus merupakan
salah satu penyakit degeneratif yang angka prevalensi kejadiannya cukup
melambung tinggi di dunia (Perdana, 2019).
Disebutkan bahwa akan terjadi peningkatan angka prevalensi penderita
penyakit diabetes mellitus yang berpotensi akan mengancam dunia. Pada
tahun 2016, penyakit diabetes mellitus dijadikan sebagai penyebab langsung
dari 1,6 juta kematian di dunia. Jumlah prevalensi angka kejadian penderita
diabetes mellitus juga kian meroket disetiap tahunnya, baik di dunia maupun
di Negara Indonesia itu sendiri (WHO, 2019).
Jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) di dunia mencapai 351,7 juta
dari berbagai kelompok usia. Estimasi prevalensi DM pada wanita usia 20-79
tahun sedikit lebih rendah daripada pria (9,0% vs 9,6%). Pada tahun 2019, ada
sekitar 17,2 juta lebih banyak pria daripada wanita yang hidup dengan DM.
Prevalensi ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan hingga pada
perkiraan di tahun 2030 dan perkiraan di tahun 2045 mendatang (IDF, 2019).
Pada tahun 2019, dari sepuluh Negara dengan penderita diabetes mellitus
di dunia dalam rentang usia 20 tahun sampai 79 tahun, Negara Indonesia
menduduki peringkat ke-7 di dunia setelah Negara Mexico dengan presentase
penyakit diabetes mellitus mencapai 10,7 juta (11,5%) dan diperkirakan akan
terus meningkat hingga pada tahun 2030 yakni mencapai 13,7 juta (14,9%)
dan di tahun 2045 mencapai 16,6 juta (18,2%) (IDF, 2019).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
(Kemenkes, 2018) menunjukkan angka prevalensi penderita Penyakit Tidak
Menular (PTM) diabetes mellitus mencapai (8,5%) di Indonesia. Data tersebut
mengalami peningkatan angka prevalensi diabetes mellitus jika dibandingkan

1
dengan data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan angka prevalensi penderita
Penyakit Tidak Menular (PTM) diabetes mellitus mencapai (6,9%).
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes, 2018), untuk
angka prevalensi kejadian penyakit diabetes mellitus khususnya di Provinsi
Sulawesi Selatan, yakni berkisar antara 1,0% jumlah penderita sampai 6,1%
jumlah penderita yang tersebar di 25 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
Sulawesi Selatan. Kasus penyakit diabetes mellitus paling banyak ditemukan
di Tanah Toraja (6,1%), Makassar (5,3%) dan Luwu (5,2%).
Seiring dengan terjadinya peningkatan tingkat kemakmuran dan perubahan
gaya hidup di era yang serba modern seperti sekarang ini, angka prevalensi
penderita diabetes mellitus juga tentunya mengalami peningkatan (Perdana,
2019). Pengobatan diabetes mellitus adalah pengobatan jangka panjang dan
seumur hidup. Pengobatan secara konvensional menjadikan penderita diabetes
mellitus kesulitan dalam mendapatkan pengobatan dikarenakan harganya yang
relatif mahal dan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan bagi
tubuh (Sitorus, 2012).
Pengobatan secara konvensional yang paling sering digunakan pada
penderita diabetes mellitus adalah terapi insulin, baik terapi insulin dalam
bentuk oral, maupun dalam bentuk suntikan yang dimulai dari dosis rendah
hingga berat. Efek samping dari penggunaan jangka panjang bentuk sediaan
insulin sebagai pengobatan konvensional ini adalah penderita diabetes mellitus
akan mengalami hipoglikemia (penurunan kadar gula darah), terjadi
peningkatan berat badan, bahkan terjadi gangguan pada saluran pencernaan
sehingga hal tersebut tentunya akan menambah masalah kesehatan baru bagi
penderita diabetes mellitus (Pratama, 2020).
Pengobatan konvensional atau lebih dikenal sebagai pengobatan
farmakologi merupakan bukan sebuah tindakan mandiri yang dilaksanakan
oleh tenaga keperawatan melainkan merupakan tindakan kolaborasi antara
bidang keperawatan dengan bidang kedokteran. Oleh karena itu, diperlukan
pengobatan yang efektif serta memiliki harga yang relative murah dan efek
samping yang kecil (Ayu, 2019).

2
Pengobatan yang dimaksud adalah jenis pengobatan tradisional. Wawasan
mengenai manfaat dan keamanan dalam penggunaan tanaman obat di berbagai
negara biasanya hanya berfokus kepada pengalaman pribadi yang telah turun-
temurun di masyarakat dan belum melewati proses pengujian secara ilmiah.
Untuk itu diperlukan penelitian tentang pengobatan tradisional, sehingga
nantinya obat tersebut dapat digunakan dengan aman dan efektif (Pandiangan
Asri, 2019).
Pengobatan tradisional adalah pilihan saat pengobatan konvensional sulit
dijangkau ketika penderita harus menjalani pengobatan dengan kurun waktu
yang lama dan menahun (Perdana, 2019). Salah satu contoh pengobatan
tradisional adalah bahan alam seperti tanaman obat yang bersumber dari akar,
batang, biji, bunga, daun, ataupun kulit kayu yang akan berefek sebagai
pengobatan diabetes mellitus. Tanaman obat telah terbukti untuk dijadikan
sebagai pilihan terbaik daripada obat-obatan sintetis dan formulasi pengobatan
herbal dan mudah didapatkan tanpa resep dokter. Pengobatan tradisional juga
menjadi alternative ketika pengobatan kimia dianggap tidak efektif
menyembuhkan penyakit (Ayu, 2019).
WHO telah mendukung terhadap adanya penggunaan obat-obatan
tradisional dalam membantu proses penyembuhan serta peningkatan kesehatan
masyarakat (WHO, 2019). Selain itu, terdapat banyak sekali jenis tanaman
obat yang tumbuh di berbagai negara namun dari segi pemanfaatan masih
belum banyak dimanfaatkan secara maksimal khususnya dalam penanganan
penyakit kronik (Pandiangan Asri, 2019).
Dikarenakan terjadi peningkatan angka prevalensi penderita diabetes
mellitus, maka peneliti tertarik untuk melakukan study literature yang
berfokus pada pengobatan tradisional untuk penderita diabetes mellitus terkait
tanaman obat keluarga dengan multiple effect pada penderita diabetes
mellitus.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang muncul dalam
penelitian ini yakni “Apakah tanaman obat keluarga memiliki multiple effect
pada penderita diabetes mellitus?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya jenis tanaman obat keluarga untuk penderita diabetes
mellitus
2. Tujuan Khusus
Diketahuinya ragam efek tanaman obat keluarga untuk penderita diabetes
mellitus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan study literature ini dapat berguna sebagai pijakan dan referensi
bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan topik tanaman obat
dengan multiple effect pada penderita diabetes mellitus.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan study literature ini dapat berguna sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan jenis tanaman obat dengan multiple effect yang paling
efektif pada penderita diabetes mellitus.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Diabetes Mellitus


1. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah penyakit dengan manifestasi klinis
hiperglikemia dan merupakan kondisi perubahan progresif terhadap
struktur sel beta pankreas (Widjanarko, 2014). Diabetes mellitus adalah
penyakit dengan berbagai etiologi yang ditandai dengan hiperglikemia
kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat
adanya gangguan sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya (Haskas
Yusran, 2019).
Diabetes mellitus merupakan kumpulan penyakit metabolic yang
memiliki ciri yakni terjadinya kondisi hiperglikemia (peningkatan kadar
gula darah) yang diakibatkan oleh terjadinya kelainan dalam sekresi
insulin, kelainan kerja insulin atau mungkin bahkan keduanya (Yusran,
2017b). Penyakit diabetes mellitus termasuk ke dalam penyakit yang
belum dapat disembuhkan. Untuk kondisi dari masing-masing penderita,
tergantung kepada respon individunya (Yusran, 2018b). Diabetes mellitus
adalah penyakit yang ditandai dengan kondisi kadar gula darah yang
melebihi dari batas normal sebagai akibat dari tubuh yang kekurangan
insulin baik secara relatif maupun secara absolut (Yusran, 2019). Diabetes
melitus merupakan kelainan metabolisme tubuh yang disebabkan oleh
berbagai penyebab (Pratama, 2020).
Diabetes mellitus adalah penyakit yang berkaitan dengan hormone
insulin yang akan berujung kepada tingginya kadar gula darah di dalam
tubuh. Penyakit diabetes mellitus umumnya dapat diketahui sejak dini
dengan cara melakukan skrining awal yakni pemeriksaan kadar gula darah.
Namun, kebanyakan dari masyarakat tidak melakukan tes kesehatan
sebagai deteksi dini dan berujung ketidaktahuan dirinya telah mengidap
penyakit diabetes mellitus (Perdana, 2019).

5
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus
Penyakit diabetes mellitus dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Lukman, 2015):
a. Diabetes Mellitus Tipe 1/ Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM), umumnya berkembang pada masa anak-anak dan dibawah
usia 30 tahun karena faktor keturunan. Tipe ini memerlukan terapi
insulin dikarenakan pankreas tidak mampu memproduksi insulin
secara mandiri.
b. Diabetes Mellitus Tipe 2/ Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM), umumnya terjadi diusia 35 tahun keatas. Tipe ini tidak
memerlukan terapi insulin dan terjadi ketidakefektifan kerja insulin
sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk diubah
menjadi energy.
c. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG), umunya terjadi pada masa
kehamilan dikarenakan ketidakseimbangan hormone pada fase
tersebut.
3. Etiologi Diabetes Mellitus
Etiologi dari penyakit diabetes mellitus adalah sebagai berikut
(Lukman, 2015):
a. Usia
Usia 30 tahun keatas akan terjadi resistensi insulin. Diusia ini, terdapat
banyak jumlah insulin didalam tubuh, namun tubuh telah mengalami
penurunan untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
b. Genetik
Penyakit diabetes mellitus menjadi salah satu penyakit degenerative
yang dapat diwariskan orangtua kepada anaknya. Orangtua yang
memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus akan cenderung
menurunkan kepada anaknya. Gen penyebab terjadinya penyakit
diabetes mellitus akan dibawa oleh anaknya. Dan pewarisan dari gen
ini akan terus turun temurun hingga ke cucu bahkan sampai ke cicit
meskipun dengan risiko yang sangat kecil.

6
c. Obesitas
Insulin yang beredar di dalam tubuh orang yang obesitas akan
mengalami ketidakefektifan dikarenakan banyaknya glukosa didalam
tubuh meskipun pancreas bekerja keras untuk berusaha mengeluarkan
insulin guna menormalkan kadar glukosa.
d. Diet yang salah
Mengonsumsi lemak dengan jumlah yang berlebih akan berpotensi
menimbulkan risiko seseorang mengidap diabetes mellitus. Makanan
yang dikonsumsi secara berlebihan dan melebihi dari batas kalori yang
diperlukan oleh tubuh akan berpotensi menimbulkan penyakit diabetes
mellitus. Konsumsi makan berlebih dengan tidak diimbangi oleh
sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan kadar gula darah
menjadi meningkat.
e. Olahraga
Kurang berolahraga akan memicu munculnya penyakit diabetes
mellitus. Hal ini dikarenakan setiap aktivitas olahraga yang dilakukan
berfungsi sebagai membakar kalori dan lemak yang jumlahnya
berlebih di dalam tubuh. Penimbunan kalori di dalam tubuh inilah
yang merupakan salah satu pencetus munculnya penyakit diabetes
mellitus selain karena terjadinya disfungsi pancreas.
4. Patofisiologi Diabetes Mellitus
Pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan
kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan.
Pada hiperglikemia yang parah yang melebihi ambang ginjal normal
(konsentrasi glukosa darah sebesar 160-180 mg/100 ml), akan timbul
glikosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat  menyerap kembali
semua glukosa. Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang
menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan
fosfat (Lukman, 2015).
Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat
glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami

7
keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung
terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi
sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya
penggunaan karbohidrat untuk energi. Hiperglikemia yang lama  akan
menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan perubahan
pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren (Lukman,
2015).
5. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus
Manifestasi klinis yang muncul ketika seseorang menderita penyakit
diabetes mellitus adalah sebagai berikut (Lukman, 2015):
a. Polyphagia (Banyak Makan)
Dikarenakan berkurangnya kadar insulin di dalam tubuh, sehingga
terjadi ketidakmampuan nutrisi untuk masuk ke dalam sel. Hal ini
menjadikan sel menjadi lapar dan sebagai responnya, penderita akan
merasakan lapar dan sering ingin makan.
b. Polyuria (Banyak Kencing)
Dikarenakan terjadi pelebaran pada pembuluh darah akibat kondisi
hiperglikemia sehingga hal ini menyebabkan glukosa plasma melebihi
ambang batas pada ginjal sehingga terjadi perpindahan cairan dari
ekstrasel menuju ke intrasel sehingga hal ini mengakibatkan penderita
merasa sering ingin berkemih.
c. Polydipsia (Banyak Minum)
Dikarenakan terlalu sering Buang Air Kecil (BAK), hal ini akan
mengakibatkan penderita merasa sering haus.
d. Kesemutan
Kondisi hiperglikemia dalam kurun waktu yang lama akan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada konduksi saraf sehingga hal
ini mengakibatkan kaki terasa kesemutan.

8
e. Kelemahan Tubuh
Dikarenakan glukosa di dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel
dan tubuh menjadi kekurangan insulin, sehingga berakibat terjadinya
kelemahan tubuh.
6. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus
Adapun pemeriksaan penunjang untuk penyakit diabetes mellitus
adalah sebagai berikut (Lukman, 2015):
a. Test glukosa darah
b. Gula dalam urine
c. Glukosa toleran test
d. Plasma pro insulin
7. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus dapat dijabarkan sebagai
berikut (Lukman, 2015):
a. Terapi insulin
Terapi insulin diberikan dengan dosis 1-2 kali sehari dengan dosis
yang tetap.
b. Obat Hipoglikemia Oral (OHO)
Pemberian OHO diberikan jika penderita diabetes mellitus tidak
berhasil dalam pengaturan diet dan latihannya.
c. Edukasi
Upaya pemberian edukasi akan diberikan oleh petugas kesehatan
secara menyeluruh dan memerlukan pasrtisipasi yang aktif dari pasien
dan keluarga pasien. Upaya edukasi tersebut bertujuan untuk
meningkatkan motivasi pasien dalam menerapkan pola hidup sehat.
Pemberian edukasi tentang penyakit diabetes mellitus diberikan
sebagai usaha dalam memberikan dukungan terhadap pasien dalam hal
mengetahui perjalanan alami dari penyakitnya.
d. Terapi Gizi Medik
Untuk penderita diabetes mellitus, terapi diet yang diberikan harus
dalam prinsip seimbang yakni sesuai dengan kebutuhan kalori dari

9
masing-masing individu. Hal tersebut tentunya dengan tetap
memperhatikan jadwal, jenis, maupun jumlah makanan yang diberikan
dan tentunya akan dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus. Untuk
takaran jumlah normal yang tepat pada penderita diabetes mellitus
yakni karbohidrat 45-65%, protein 10%-20%, lemak 20%-25%, Na
kurang dari 3g dan serat 25g/hari.
e. Latihan Jasmani
Diperlukan latihan jasmani sekitar 3-4 kali dalam satu minggu, yang
masing-masing selama sekitar 30 menit dan dilakukan secara teratur.
Selain dalam hal menjaga kesehatan dan meningkatkan kebugaran
jasmani, latihan jasmani seperti berjalan santai, bersepeda, berenang
dan jogging juga dapat membantu menurunkan berat badan.
8. Komplikasi Diabetes Mellitus
Komplikasi Diabetes Mellitus dapat dijabarkan sebagai berikut
(Helmi, 2016):
a. Gangguan pada pembuluh darah, munculnya plak pada pembuluh
darah yang disebut sebagai atherosclerosis sehingga dapat
menyebabkan munculnya penyakit stroke, jantung dan gangrene pada
bagian ekstremitas
b. Gangguan pada mata, terjadinya kerusakan pada pembuluh darah kecil
yang terdapat di retina sehingga dapat menyebabkan penglihatan
menjadi terganggu dan bahkan terjadi kebutaan
c. Gangguan pada ginjal, terjadinya pelebaran di pembuluh darah ginjal
sehingga protein masuk ke dalam kemih dan darah tidak tersaring
secara normal. Hal ini akan berujung pada terjadinya penyakit Gagal
Ginjal Kronik (GGK).
d. Gangguan pada saraf sehingga berujung kepada terjadinya kerusakan
saraf dikarenakan gula tidak di metabolisir secara normal dikarenakan
aliran darah yang mengalami penurunan volume. Hal ini akan
mengakibatkan munculnya rasa kesemutan di bagian ekstremitas dan
bahkan dapat terjadi kerusakan saraf yang menahun.

10
e. Gangguan kulit, berkurangnya aliran darah ke kulit akan
mengakibatkan kulit lebih mudah mengalami infeksi dan luka diabetik.
B. Konsep Dasar Pengobatan Tradisional
1. Definisi Pengobatan Tradisional
Pemanfaatan obat-obatan tradisional sudah sangat banyak diminati
oleh masyarakat mulai dari kalangan awam hingga kalangan intelek
(Najda, 2014). Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang
menggunakan berbagai macam jenis tanaman yang berkhasiat dalam hal
menyembuhkan ragam penyakit (Widjanarko, 2014). Pengobatan
tradisional juga dapat digunakan sebagai bentuk pencegahan dan
perawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh serta
menjaga kebugaran tubuh (Indah, 2015).
Sebagian besar jenis dari pengobatan tradisional menggunakan jenis
ramuan ataupun ekstrak yang berasal dari tanaman ataupun tumbuh-
tumbuhan (Helmi, 2016). Pada bagian dari tumbuhan tersebut biasanya
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu steroid, flavonoid, alkaloid
dan terpenoid yang memiliki suatu aktivitas biologis di dalam tubuh
(Olfiana, 2017).
2. Kelebihan Penggunaan Obat Tradisional
Pada umumnya tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat sangat
mudah dijumpai di lingkungan sekitar, cara pengolahannya juga mudah
bahkan tidak menimbulkan efek samping yang bermakna bagi tubuh
(Olfiana, 2017). Penggunaan obat tradisional termasuk golongan
pengobatan yang efektif serta memiliki harga yang relative murah dan efek
samping yang kecil (Perdana, 2019).
Selain itu, penggunaan pengobatan tradisional juga menjadi alternative
pilihan ketika pengobatan kimia dianggap tidak efektif menyembuhkan
penyakit (Ayu, 2019). Pengobatan tradisional sering menjadi pilihan saat
pengobatan konvensional sulit dijangkau oleh masyarakat ketika penderita
harus menjalani pengobatan dengan kurun waktu yang lama dan menahun
(Perdana, 2019). Pengobatan tradisional juga mudah dijangkau, mudah

11
didapat serta mempunyai harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat,
terbuat dari bahan alami, dan mempunyai efek samping yang lebih kecil
dibandingkan dengan obat sintetik (Putu, 2019).
3. Manfaat Penggunaan Obat Tradisional
Adapun manfaat dari penggunaan obat tradisional adalah sebagai
berikut (Najda, 2014):
a. Mengoptimalkan fungsi tubuh, sehingga tercipta kebugaran
b. Sebagai pencegahan penyakit
c. Membantu proses penyembuhan dan pemulihan dari kondisi sakit
d. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh
e. Memperbaiki sel tubuh yang rusak
4. Penggolongan Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional dapat dikategorikan sebagai pengobatan yang
aman apabila telah dilakukan penelitian dalam kurun waktu yang lama,
sehingga dapat diketahui unsur zat aktif yang terkandung di dalamnya.
Penggolongan pengobatan tradisional dapat dibedakan sebagai berikut
(Indah, 2015):
a. Jamu
Jamu merupakan minuman ataupun ramuan yang terbuat dari bahan
yang berbahan dasar hewan, berbahan dasar tumbuhan, maupun
campuran dari keduanya yang secara turun-temurun digunakan dalam
hal pengobatan terhadap suatu penyakit. Dari segi keamanan jamu
termasuk ke daalam kategori yang aman untuk digunakan, namun
klaim khasiatnya hanya dibuktikan berdasarkan empiris konsumen
bukan pada penelitian ilmiah.
b. Obat Herbal Terstandar
Obat-obatan herbal yang terstandar golongan obat-obatan yang
berbahan dasar dari alam dan telah lulus uji ilmiah, biasanya obat
hebal terstandar menggunakan hewan sebagai bahan uji untuk
mengetahui khasiat serta manfaatnya. Golongan obat-obatan herbal
terstandaar ini biasanya telah lulus uji dan dibuktikan dalam studi pra

12
klinik, menggunakan bahan baku terstandar, serta memenuhi
persyaratan mutu.
c. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah golongan obat-obatan yang berbahan dasar alam
dan telah dibuktian dengan uji pra klinis menggunakan hewan
percobaan. Bahan baku dan produk dari obat-obatan golongan
fitofarmaka ini telah melalui sebuah uji klinis pada manusia dan
sebagai produk terstandar dengan melalui kelulusan dari persyaratan
yang telah berlaku.
d. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah jenis tanaman obat yang
ditanam disekitar pekarangan rumah sebagai bentuk pembudidayaan
masyarakat dlam hal keluarga untuk menjaga kesehatan tubuhnya.
Pemberdayaan dan pemanfaatan tanaman obat keluarga ini menjadi
sebuah potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang
dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam hal pengembangan serta
pemanfaatan tanaman yang menjadi obat bagi keluarga. Berikutnya,
pemanfaatan tanaman obat tersebut kemudian diperkenalkan kepada
masyarakat luas , disosialisasikan manfaat dan kegunaannya sehingga
dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar dan tentunya
akan meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Adapun maksud dari pembudidayaan tanaman yang dijadikan sebagai
obat bagi keluarga adalah sebagai berikut:
1) Sebagai upaya sekaligus strategi dalam mewujudkan visi dan misi
Indonesia sehat
2) Mengurangi anggaran pengeluaran keluarga terhadap biaya
pengobatan dan perawatan kesehatan
3) Pemberdayaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya manusia agar lebih produktif

13
4) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut berperan serta
dalam upaya pencegahan, perawatan dan pengobatan penyakit bagi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
C. Efek Tanaman Obat untuk Penderita Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus dapat menyerang semua kalangan termasuk semua usia
dan tingkat ekonomi, tanpa memandang tua ataupun muda, kaya maupun
miskin (Yusran, 2017a). Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit
metabolik dengan karakteristik tingginya kadar gula darah yang kronis, serta
terjadinya kelainan pada metabolisme lemak dan metabolisme karbohidrat
(Yusran, 2018a). Pengobatan dengan menggunakan tanaman sebagai obat
merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang kembali ke alam (Putu,
2019). Dikarenakan terjadi peningkatan angka prevalensi penderita diabetes
mellitus yang terus-menerus meningkat disepanjang tahun, maka diperlukan
pengobatan tradisional berupa tanaman obat yang memiliki efek terhadap
penderita diabetes mellitus (Pandiangan Asri, 2019).
Pengobatan tradisional adalah sebuah metode pengobatan yang telah hadir
sejak zaman dahulu dan dikembangkan secara bertahap. Pengobatan
tradisional seringkali menjadi alternative solusi untuk sebuah penyakit.
Pengobatan tradisional umumnya berasal dari tanaman ataupun tumbuh-
tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar kemudian diolah menjadi sebuah
ramuan ataupun ekstrak untuk selanjutnya dikonsumsi (Najda, 2014).
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman yang dimanfaatkan
pada sebidang tanah dan digunakan oleh masyarakat sebagai budidaya
tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat herbal dalam rangka memenuhi
kebutuhan keluarga terhadap obat-obatan. Sehingga dalam study literature ini,
peneliti akan mengkaji terkait jenis tanaman obat yang memiliki keragaman
efek terhadap penderita diabetes mellitus (Lukman, 2015).
Menurut (Suryani, 2017) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pada
ekstrak daun belimbing wuluh ternyata memiliki efek terhadap penderita
diabetes mellitus yakni dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes

14
mellitus secara signifikan yang telah dibuktikannya melalui pemberian
intervensi kepada satu kelompok.
Menurut (Tahmasebi, 2019), dalam penelitiannya mengatakan bahwa pada
ekstrak akar tanaman barberis vulgaris kemungkinan memiliki pengaruh
terhadap penurunan kadar gula darah penderita diabetes mellitus. Hal ini
dikarenakan penderita diabetes mellitus mengalami penurunan pada jumlah
kolesterol total dan Low Density Lipoprotein (LDL).
Menurut (Jawar, 2019), dalam penelitiannya mengatakan bahwa pada
rebusan daun sirih merah ternyata memiliki efek terhadap penderita diabetes
mellitus yakni dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes
mellitus yang telah dibuktikannya dengan melalui pemberian intervensi
kepada satu kelompok dengan aturan minum 3 kali sehari.
Dari uraian diatas, peneliti berasumsi bahwa perlunya dilakukan penelitian
lebih jauh lagi terhadap jenis tanaman obat yang memiliki keragaman efek
pada penderita diabetes mellitus untuk membantu dalam memaintenance
kondisi kesehatan penderita diabetes mellitus selama menjalani program
pengobatan jangka panjang.
D. Kerangka Teori Penelitian
Gambar 1. Kerangka Teori

Etiologi Diabetes Mellitus: Klasifikasi Diabetes


1. Usia Mellitus:
2. Genetik 1. Diabetes Mellitus Tipe 1/
Hiperglikemia
3. Obesitas Insulin Dependent
4. Diet yang Salah Diabetes Mellitus
5. Olahraga (IDDM)
2. Diabetes Mellitus Tipe 2/
Program Non Insulin Dependent
Pengobatan Diabetes Mellitus
Jangka Panjang (NIDDM)
3. Diabetes Mellitus
Gestasional (DMG)

15
Pengobatan Pengobatan
Konvensional Tradisional

Terapi Gizi Fito


OHO Jamu OHT TOGA
Insulin Medik Farmaka

Menurunkan Kadar Gula Darah

Memiliki Ragam Efek terhadap DM

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak Diteliti

BAB III

16
METODE PENELITIAN
A. Rencana Desain Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah study literature dengan
menggunakan desain penelitian Systematic Literature Review (SLR) yakni
tinjauan pustaka sistematis dengan cara mengidentifikasi, menilai dan
menginterpretasi seluruh temuan pada satu topik penelitian. Tinjauan literature
ini dilakukan melalui penelusuran hasil publikasi ilmiah pada rentang tahun
2010-2020 dengan menggunakan database Google Scholar, Science Direct,
Neliti dan Wiley. Pencarian database Google Scholar menggunakan keyword
1 “obat tradisional diabetes” ditemukan 104 artikel. Keyword 2 “tanaman obat
diabetes” ditemukan 109 artikel. Keyword 3 “efek ekstrak untuk diabetes”
ditemukan 293 artikel.
Selanjutnya, pada pencarian database Science Direct menggunakan
keyword “traditional medicine diabetes mellitus” ditemukan 693 artikel dan
13 artikel pada Neliti. Berikutnya, pada pencarian database Neliti dengan
menggunakan keyword “medicinal plants diabetes mellitus” ditemukan 11
artikel dan 622 artikel pada Wiley. Sedangkan, pada pencarian database Wiley
dengan menggunakan keyword “effectively extract diabetes mellitus”
ditemukan 647 artikel dan 48 artikel pada Neliti. Setelah dilakukan filter
berdasarkan kesesuaian judul artikel dengan tujuan penelitian sehingga
diperoleh 63 artikel yang relevan.
B. Tahapan Literature Review
Menurut Putu (2019), ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
sehingga hasil dari study literature tersebut dapat diakui kredibilitasnya.
Berikut adalah beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam penelitian
dengan desain Systematic Literature Review (SLR):
1. Pencarian Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan mencakup kata kunci
traditional medicine diabetes mellitus AND medicinal plants diabetes
mellitus AND effectively extract diabetes mellitus pada sumber penyedia

17
jurnal penelitian terkait yakni Google Scholar, Science Direct, Neliti dan
Wiley yang dapat diakses secara bebas.
2. Screening
Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal
kesehatan dengan kata kunci traditional medicine diabetes mellitus AND
medicinal plants diabetes mellitus AND effectively extract diabetes
mellitus, serta rentang waktu tahun terbit jurnal mulai dari tahun 2010-
2020. Data didapatkan dari laman penyedia jurnal internasional yakni
Google Scholar, Science Direct, Neliti dan Wiley.
3. Penilaian Kualitas
Dalam penilaian kualitas pada metode SLR yang dimaksud adalah
kriteria ekslusi yang dapat membatalkan data atau jurnal yang sudah
didapat untuk dianalisa lebih lanjut. Pada penelitian ini kriteria eksklusi
yang digunakan yakni jurnal penelitian dengan topik permasalahan tidak
berhubungan dengan tanaman obat dengan multiple effect pada penderita
diabetes mellitus, serta jurnal penelitian yang terbit sebelum tahun 2010.
4. Ekstraksi Data
Ekstraksi data dapat dilakukan jika semua data yang telah memenuhi
syarat telah diklasifikasikan untuk semua data yang ada. Setelah proses
screening dilakukan maka hasil dari ekstraksi data ini dapat diketahui pasti
dari jumlah awal data yang dimiliki berapa yang masih memenuhi syarat
untuk selanjutnya dianalisa lebih jauh.
5. Analisa Data
Dalam penelitian ini setelah melewati tahapan screening sampai
dengan ekstraksi data maka analisa dapat dilakukan dengan
menggabungkan semua data yang memenuhi persyaratan inklusi
menggunakan teknik baik secara kuantitatif, kualitatif atau keduanya. Pada
penelitian ini peneliti akan menggunakan kedua teknik analisa data yakni
secara kuantitatif dan kualitatif.

18
6. Penulisan Hasil Studi Literatur
Hasil dari analisa data selanjutnya akan diketahui PICO (Population,
Intervention, Comparison, Outcome) sehingga dapat dilihat apakah data
yang sudah dikumpulkan dapat menunjukkan tanaman obat dengan
multiple effect pada penderita diabetes mellitus dan jenis tanaman yang
paling efektif pada penderita diabetes mellitus.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Study literature ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2020.
D. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data saat melakukan study
literature adalah artikel penelitian. Literatur yang digunakan selama
pengumpulan data saat peneliti mereview adalah jenis literatur sekunder yakni
literatur yang merujuk kepada literature primer ataupun mengutip hasil yang
ada dalam dalam literature sebelumnya. Literatur sekunder ini berisi teori dari
penelitian sebelumnya dan cenderung tidak menampilkan penemuan yang
baru.
E. Proses Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam study literature ini digambarkan dalam
bentuk flowchart sebagai berikut:

Gambar 2. Algoritma Pencarian

Literatur Search:
Google Scholar (40)
Science Direct (12)
Neliti (7)
Wiley (4)
Total articles identified (n= 63)

Duplicates removed (n= 0)

Unique articles (n= 63)

19
Articles rejected on title review
(n= 41)
 Not relevant
 Did not meet search criteria

Candidate abstracts (n= 22)

Articles rejected on abstract


review (n= 6)

Candidate studies (n= 16)

Articles rejected on full text


review (n= 1)

Articles included (n= 15)

Articles published on the same


studies (n= 9)

Unique studies included (n= 6)

F. Pengolahan dan Analisis Data


Pada literatur review ini berisi pencarian literature dengan penelitian yang
bersumber dari Google Scholar sebanyak 40 artikel, Science Direct sebanyak
12 artikel, Neliti sebanyak 7 artikel dan Wiley sebanyak 4 artikel. Sehingga
total artikel yang teridentifikasi sebanyak 63 artikel. Lalu peneliti melakukan
eksklusi dari literature-literatur yang memiliki kesamaan sebanyak 0 artikel.
Setelah menghapus literature yang sama, maka terkumpul artikel yang tidak
memiliki kesamaan satu dengan yang lainnya sebanyak 63 artikel. Kemudian
peneliti melakukan eksklusi terhadap artikel yang tidak relevan dan tidak

20
sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti dalam melakukan review
sebanyak 41 artikel.
Setelah itu terciptalah kandidat abstrak yang diinginkan oleh peneliti
sebanyak 22 artikel. Selanjutnya, artikel yang terkumpul dilakukan eksklusi
kembali bagi literature yang tidak berfokus pada topik yang telah ditentukan
oleh peneliti sebanyak 6 artikel. Setelah itu, muncul penelitian-penelitian yang
menjadi kandidat dalam review yang dimana hal tersebut diinginkan oleh
peneliti sebanyak 16 artikel.
Kemudian peneliti melakukan eksklusi kembali terhadap artikel yang
berisikan review full text sebanyak 1 artikel. Setelah itu, artikel yang
diinginkan telah terkumpulkan sebanyak 15 artikel. Selanjutnya dipilah
kembali mengenai artikel yang terpilih atau diterbitkan pada penelitian yang
sama sebanyak 9 artikel. Kemudian penelitian-penelitian yang diinginkan agar
dijadikan penelitian telah terkumpulkan sebanyak 6 artikel.
G. Etika Penelitian
Ada beberapa kategori pelanggaran etik dalam menulis naskah ilmiah yang
dapat didiskusikan antara lain:
1. Fabrication, adalah mencatat dan mempresentasikan dalam berbagai
format sesuatu data yang fiktif
2. Falsifications, adalah memanipulasi data atas prosedur penelitian
/percobaan untuk menghasilkan keluaran yang diharapkan atau
menghindari hasil yang tidak dipahami
3. Plagiarism, adalah menggunakan kata/kata gagasan, data atau hasil
penelitian orang lain tanpa penghargaan kepada pemiliknya. Pencurian
data atau gagasan lebih serius lagi karena hal ini tidak mungkin dilakukan
tanpa disadari
4. Redundant (Respetitive), adalah pengulangan penerbitan sebagian atau
semua yang sudah dipublikasikan sebelumnya, kecuali ada penelitian
lanjutan dan ditemukan informasi baru

21
5. Duplicate Publication, adalah publikasi satu artikel atau yang identik atau
overlop secara substansial, tanpa ada ucapan terima kasih, dapat
diklasifikasikan sebagai self plagiarism

22
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Study literature ini berjudul Literature Review: Tanaman Obat dengan
Multiple Effect pada Penderita Diabetes Mellitus. Adapun literature yang telah
dipilih oleh penulis untuk diulas dalam literature review ini adalah sebagai
berikut:
TABEL 4.1 SINTESIS GRID
Judul Jurnal Uji Acak Klinis dari Ekstrak Akar Berberis Vulgaris Pada
Pasien Diabetes Mellitus dengan Kadar Glukosa Darah
dan Profil Lipid yang Tinggi
Penulis Ladan Tahmasebi, Mehrnoosh Zakerkish, Fereshteh
Golfakhrabadi, Foroogh Namjoyan
Tahun Terbit dan 2019 dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara
Populasi/Sampel purposive sampling sebanyak 10 subjek penelitian
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek ekstrak
akar berberis vulgaris terhadap kadar glukosa darah yang
tinggi dan profil lipid pada pasien dengan diabetes
mellitus
Metode Metode yang digunakan adalah eksperimen
Penelitian
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa B. vulgaris mungkin
mengatur metabolisme glukosa dan profil lipid pada
pasien dengan diabetes mellitus dan tidak memiliki efek
samping yang penting. Pada akhir penelitian, kolesterol
total dan kolesterol jahat pada kelompok intervensi
menurun masing-masing menjadi 9,44% dan 8,65%.

Instrumen Glucometer/easy touch GCU (Glucose, Cholesterol, Uric


Acid) dan lembar observasi untuk mengukur kadar gula
darah.

TABEL 4.2 SINTESIS GRID


Judul Jurnal Efektivitas Rebusan Daun Sirih Merah (Piper Crocatum)

23
terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita
Diabetes Mellitus
Penulis Sri Mindayani, Wardhah Susanti, Neli Agustin, Jawar
Tina
Tahun Terbit dan 2019 dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara
Populasi /Sampel purposive sampling sebanyak 10 subjek penelitian
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas rebusan
daun sirih merah (piper crocatum) terhadap penurunan
kadar gula darah penderita diabetes mellitus
Metode Metode yang digunakan adalah quasy experiment dengan
Penelitian penelitian menggunakan pretest dan post test.
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan nilai
rata-rata mean didapatkan mean sebelum intervensi
sebesar 277,00 dan mean setelah intervensi sebesar
232,40. Terjadinnya penurunan kadar gula darah sebesar
44,60%. Namun pada empat orang responden mengalami
penurunan kadar gula darah dan satu orang mengalami
kenaikan kadar gula darah. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan sebelum dan setelah intervensi.

Instrumen Glucometer/easy touch GCU (Glucose, Cholesterol, Uric


Acid), gelas beaker/ukur, gelas minum, panci, kompor,
dan timbangan.

TABEL 4.3 SINTESIS GRID


Judul Jurnal Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian
Ekstrak Daun Belimbing Wuluh pada Penderita Diabetes

24
Melitus
Penulis Edy Agustian Yazid, Erma Suryani
Tahun Terbit dan 2017 dan berdasarkan perhitungan besar sampel
populasi /sampel didapatkan jumlah sampel sebanyak 20 responden
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti yang
lebih nyata tentang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)
terhadap penurunan kadar gula darah, maka dilakukan
penelitian tentang pemeriksaaan kadar glukosa darah
sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun belimbing
wuluh pada penderita penyakit diabetes melitus.
Metode Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan teknik
Penelitian analissis secara kuantitatif. Pada penelitian ini
pengambilan data dilakukan dengan pendekatan pre test
and post test design.
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil penelitian
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi didapatkan
terjadi penurunan kadar gula. Nilai terendah kadar gula
darah sebelum intervensi didapatkan 154 /dL setelah
dilakukan intervensi menjadi 57 g/dL. Sedangkan untuk
kadar glukosa darah dengan nilai tertinggi 416 g/dL
setelah intervensi menjadi 160 g/dL. Meskipun hasilnya
rata-rata mengalami penurunan kadar glukosa darah
setelah intervensi, namun masih terdapat dua responden
yang memiliki kadar glukosa darah diatas 200 g/dL.

Instrumen Lembar observasi (checklist) parameter kadar gula darah


puasa pasien, Standart Operasional Prosedur (SOP)
pemberian ekstrak daun belimbing wuluh.
TABEL 4.4 SINTESIS GRID
Judul Jurnal Analisis Jus Rosella (Hibiscus Sabdarrifa L.) sebagai
Minuman Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
Penulis Mita Dwi Lestina, Nany Suryani, Oklivia Libri
Tahun Terbit dan 2019 dan populasi dalam penelitian ini adalah penderita
populasi /sampel diabetes mellitus yang berjumlah 20 responden

25
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan
vitamin C, serat kasar dan daya terima jus rosella.
Metode Metode yang digunakan adalah eksperimental
Penelitian
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat kasar dapat
bermanfaat untuk memperlambat penyerapan glukosa dan
meningkatkan kekentalan isi usus yang secara tidak
langsung dapat menurunkan kecepatan pengosongan
lambung. Keadaan tersebut mampu meredam kenaikan
glukosa darah dan menjadikannya berada dalam batas
normal yakni <200 mg/dL

Instrumen Glucometer/easy touch

TABEL 4.5 SINTESIS GRID


Judul Jurnal Efektivitas Infusa Daun Salam Terhadap Kadar Glukosa
Darah Sewaktu Penderita Diabetes Mellitus
Penulis Anik Eko Novitasari, Lizzia Romadloni
Tahun Terbit dan 2017 dan berdasarkan perhitungan besar sampel
populasi /sampel didapatkan jumlah sampel sebanyak 15 responden
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh konsumsi infusa
daun salam terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu

26
penderita diabetes mellitus
Metode Metode yang digunakan adalah menggunakan pretest-
Penelitian postest designs experiment untuk membandingkan atau
mengetahui perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan
sesudah pemberian infusa daun salam pada penderita
diabetes mellitus
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan hasil
yang signifikan untuk penurunan kadar gula darah
sewaktu. Diabetes Melitus salah satunya adalah tanaman
salam (Syzygium polyanthum) yang mengandung
antidiabetik. Daun salam yang memiliki senyawa aktif
seperti eugenol, tannin dan flavonoid. Daun salam
memiliki potensi sebagai antidiabetes

Instrumen Glucometer/easy touch

TABEL 4.6 SINTESIS GRID


Judul Jurnal Pengaruh Pemberian Rebusan Air Jahe (Zingiber
Officinale) terhadap Glukosa Darah Pasien Diabetes
Mellitus
Penulis Idola Perdana Sulistyoning Suharto, Erik Ilham Lutfi,
Mega Diasty Rahayu
Tahun Terbit dan 2019 telah berdasarkan perhitungan besar sampel
populasi /sampel didapatkan jumlah sampel sebanyak 16 responden
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek
pemberian jahe (Zingiber officinale) terhadap glukosa

27
darah pasien diabetes mellitus.
Metode Metode yang digunakan adalah pendekatan digunakan
Penelitian adalah one group pretest – posttest design.
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar
glukosa darah sebelum pemberian terapi jahe adalah
270,5. Rata-rata kadar glukosa darah setelah pemberian
terapi jahe adalah 222,75. Terdapat perbedaan kadar
glukosa darah sebelum dan sesudah diberikan terapi jahe
pada pasien Diabetes Mellitus.
Instrumen Glukotest dan lembar observasi untuk mengukur kadar
gula darah.

BAB V
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan Tabel 4.1 hasil penelitian oleh (Tahmasebi, 2019)
menyatakan bahwa akar tanaman barberis vulgaris memiliki kandungan
barberine yang disajikan dengan cara diekstrak dengan dosis pemberian
sebesar 500 mg per kapsul dan dikonsumsi selama 6 minggu. Ekstrak akar
tanaman barberis vulgaris akan mempengaruhi kerja system pencernaan dan
akan memberikan efek mempengaruhi metabolisme glukosa dengan
menghambat enzim hidrolisis karbohidrat, menurunkan penyerapan glukosa di

28
usus dan menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat yang menurun
masing-masing menjadi 9,44% dan 8,65% sehingga kadar gula darah dapat
kembali normal.
Hal ini sejalan dengan teori Talcot Parsons (Teori Sosiologi Kesehatan)
yang menjelaskan bahwa ketika seseorang jatuh sakit, maka mereka akan
menerima peranan social (Putu, 2019). Peranan social yang dimaksud dalam
penelitian yang dilakukan oleh (Tahmasebi, 2019) adalah memberikan ekstrak
akar barberis vulgaris selama 6 minggu kepada pasien dengan diabetes
mellitus untuk kemudian diketahui efeknya terhadap penderita diabetes
mellitus.
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Zolikha, 2014) menyatakan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa dalam
darah secara signifikan dari kadar glukosa >200 mg/dL menjadi 136 mg/dL
dan juga terjadi penurunan kadar HbA1c menjadi 7,0 selama 8 minggu
penelitian.
Menurut asumsi peneliti, penggunaan esktrak dari akar tanaman obat
keluarga barberis vulgaris ini memiliki multiple effect pada penderita diabetes
mellitus yakni selain dapat menurunkan kadar gula darah menjadi normal,
tetapi juga memberikan efek lain yang baik bagi tubuh yakni dengan
terjadinya penurunan pada kadar kolesterol total dan kadar kolesterol jahat
penderita diabetes mellitus sehingga dapat diketahui efeknya sekaligus
terhadap penderita dengan diabetes mellitus.
Berdasarkan Tabel 4.2 hasil penelitian oleh (Jawar, 2019) menyatakan
bahwa daun sirih merah memiliki kandungan flavonoid dan alkaloid yang
bersifat sebagai penurun kadar gula darah. Rebusan daun sirih merah ini
disajikan dengan cara direbus bersama 600 ml air hingga volumenya menjadi
150 ml dengan dosis pemberian sebesar 50 ml dan diminum 3 kali sehari.
Rebusan daun sirih merah memiliki system kerja dengan cara mengikat
radikal bebas yang dapat merusak sel β pada pulau langerhans di pankreas
sehingga produksi insulin akan menjadi kembali maksimal. Hal ini akan
memberikan efek menurunkan kadar gula darah ke nilai normal. Pada

29
penelitian yang dilakukan oleh (Jawar, 2019), didapatkan hasil terjadi
penurunan kadar gula darah pada 4 orang responden dan 1 orang responden
mengalami peningkatan kadar gula darah setelah pemberian rebusan daun sirih
merah dengan aturan minum 3 kali sehari.
Penelitian tersebut sejalan dengan teori Max Weber (Teori Sosiologi) yang
menjelaskan bahwa setiap tindakan yang ditujukan kepada individu ataupun
kelompok, akan memiliki makna yang sifatnya subjektif (Putu, 2019). Hal ini
dapat dibuktikan dengan terjadinya penurunan kadar gula darah pada 4 orang
responden dan 1 orang responden yang malah mengalami peningkatan pada
kadar gula darahnya setelah pemberian rebusan daun sirih merah sebanyak
150 ml dengan aturan minum 3 kali sehari (Jawar, 2019).
Penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Listiana, 2019) menyatakan bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah
pasien diabetes melitus sebelum dan setelah pemberian air rebusan daun sirih
merah. Dalam hal ini, terjadi penurunan kadar gula darah dengan jumlah yang
kurang dari 200 mg/dl setelah pemberian air rebusan daun sirih merah.
Sehingga, air rebusan daun sirih merah efektif secara signifikan terhadap
penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus.
Penelitian tersebut juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Kusuma, 2019) menyatakan bahwa kandungan ekstrak etanol daun sirih
merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav) memenuhi persyaratan untuk digunakan
dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus
berdasarkan Parameter Ekstrak Tumbuhan Obat (Kepmenkes RI No:
55/Menkes/SK/I/2000) dan Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 12 tahun
2014.
Menurut asumsi peneliti, pengaruh air rebusan daun sirih merah terhadap
kadar gula darah penderita diabetes mellitus terlihat tidak konsisten. Namun
demikian, telah ada studi yang menyatakan bahwa rebusan daun sirih merah
telah lulus persyaratan mutu obat tradisional sehingga efektif dan aman untuk
digunakan. Dalam hal ini, potensi sirih merah sebagai tanaman obat multi

30
fungsi sangatlah besar, sehingga perlu ditingkatkan dalam penggunaannya
sebagai bahan obat tradisional.
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil penelitian oleh (Suryani, 2017) menyatakan
bahwa daun belimbing wuluh memiliki kandungan saponin yang bersifat
sebagai penurun kadar gula darah. Tanaman belimbing wuluh ini disajikan
dengan cara diekstrak daunnya dengan cara dikeringkan lalu dirajang hingga
menjadi serbuk dengan dosis pemberian sebesar 125 mg/kgBB dan diminum 1
kali sehari. Rebusan daun belimbing wuluh memiliki system kerja dengan cara
menghambat kerja enzim α-glukosidase yakni enzim yang berperan dalam
pemecahan karbohidrat menjadi glukosa pada saluran pencernaan. Hal ini
akan memberikan efek menurunkan kadar gula darah ke nilai normal. Pada
penelitian yang dilakukan oleh (Suryani, 2017), didapatkan hasil terjadi
penurunan kadar gula darah yang signifikan pada penderita diabetes mellitus
yakni dari nilai terendah 154 g/dL berubah menjadi 57 g/dL dan nilai tertinggi
416 g/dL berubah menjadi 160 g/dL setelah dilakukan intervensi pemberian
ekstrak daun belimbing wuluh. Meskipun demikian, masih ada 2 responden
yang memiliki kadar gula darah lebih dari 200 g/dL.
Pada umumnya tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat sangat
mudah dijumpai di lingkungan sekitar, cara pengolahannya juga mudah
bahkan tidak menimbulkan efek samping yang bermakna bagi tubuh (Olfiana,
2017). Hal ini sejalan dengan teori Suchman (Teori Sosiologi Kesehatan) yang
menjelaskan bahwa perilaku mencari, menemukan dan melakukan perawatan
bagi dirinya adalah sebuah pola sosial dalam pemanfaatan layanan kesehatan
(Putu, 2019).
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lestari,
2016) menyatakan bahwa daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai terapi herbal dalam
menangani diabates mellitus karena kandungan saponin yang berperan dalam
aktivitas farmakologikal yang berfungsi sebagai anti diabetes.
Menurut asumsi peneliti, pemberian ekstrak daun belimbing wuluh pada
penderita diabetes mellitus memiliki efek terhadap penurunan kadar gula

31
darah dikarenakan pasien dengan hiperglikemi mengalami penurunan kadar
gula darah meskipun belum mencapai penurunan kadar glukosa darah di
bawah rentang normal (<200 g/dL) setelah pemberian ekstrak daun belimbing
wuluh.
Berdasarkan Tabel 4.4 hasil penelitian oleh (Lestina, 2019) menyatakan
bahwa jus rosella memiliki kandungan serat kasar yang bersifat sebagai
penurun kadar gula darah. Bunga rosella ini disajikan dengan cara dibuat
menjadi jus yakni dengan merendam 100 gram bunga rosella kering (4-5
bunga rosella) di dalam air hangat selama 10 menit hingga air berubah warna
menjadi merah kemudian buang bunganya. Air rosella inilah yang diberi
tambahan madu dan es batu sehingga menjadi sebuah jus dan diminum 1 kali
sehari. Jus rosella memiliki system kerja memperlambat penyerapan glukosa
sehingga mampu meredam kenaikan kadar gula darah dan menjaga glukosa
darah tetap terkontrol. Hal ini akan memberikan efek menurunkan kadar gula
darah ke nilai normal. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Lestina, 2019),
didapatkan hasil terhambatnya kenaikan kadar gula darah penderita sehingga
mencegah terjadinya kondisi hiperglikemia.
Pengobatan tradisional seringkali menjadi alternative solusi untuk sebuah
penyakit. Teori J.Young (Model Perilaku) juga menjelaskan bahwa adaptasi
lintas budaya yang terdapat dalam model kepercayaan kesehatan dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan pengobatan (Putu, 2019). Hal ini
dibuktikan oleh pemanfaatan jenis tanaman bunga rosella yang mulanya hanya
dikenal sebagai tanaman hias, kemudiian dibuat menjadi minuman jus dan
dipercaya mampu mengendalikan penyakit diabetes mellitus (Lestina, 2019).
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sobirin,
2019) menyatakan bahwa teh rosella memiliki kandungan betakaroten
(vitamin A) yang sangat berpengaruh pada ketajaman penglihatan, serta
memperbaiki mikrovaskular pada mata sebagai penyebab menurunnya visus
mata pada pasien diabetes mellitus. Pada penelitian ini, 6 kuntum kelopak
rosella diseduh dalam 200 cc air panas (1 gelas) lalu didiamkan selama sekitar

32
15 menit hingga air berwarna merah dan siap untuk diminum 3 kali sehari
selama 12 hari.
Menurut asumsi peneliti, kelopak dari bunga rosella memiliki multiple
effect terhadap penyakit diabetes mellitus, mulai dari kemampuannya dalam
menurunkan kadar gula darah menjadi normal dan juga mampu memperbaiki
ketajaman penglihatan penderita yang terganggu akibat penyakit diabetes
mellitus sehingga tanaman rosella ini bisa menjadi rujukan sebagai
pengobatan tradisional yang dapat mendampingi pengobatan konvensional
jangka panjang yang sedang dijalani oleh penderita diabetes mellitus.
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil penelitian oleh (Anik, 2017) menyatakan
bahwa daun salam memiliki kandungan flavonoid yang bersifat sebagai
penurun kadar gula darah. Infusa daun salam ini disajikan dengan cara direbus
bersama 600 ml air hingga volumenya menjadi 300 ml kemudian disaring
dengan dosis pemberian sebesar 75 ml dan diminum 2 kali sehari selama 6
hari. Infusa daun salam memiliki system kerja dengan cara menghambat
reabsorbsi glukosa sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan laju glukosa
darah. Hal ini akan memberikan efek menurunkan kadar gula darah ke nilai
normal. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Anik, 2017), didapatkan hasil
terjadi penurunan kadar gula darah secara signifikan setelah pemberian infusa
daun salam dengan aturan minum 1 kali sehari.
Daun salam telah dikenal sebagai rempah dalam pembuatan masakan khas
suatu daerah sejak zaman dahulu (Anik, 2017). Hal ini sejalan dengan teori
Max Weber (Teori Sosiologi) yang menjelaskan bahwa tipe tradisional
mengacu pada sebuah tindakan yang berlandaskan oleh tradisi atau dapat
dimaknai sebagai sesuatu yang telah dilakukan secara berulang sejak zaman
dulu (Putu, 2019).
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Dafriani, 2018) menyatakan bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah
pasien diabetes melitus sebelum dan setelah pemberian air rebusan daun
salam. Dalam hal ini, terjadi penurunan kadar gula darah dengan jumlah yang
kurang dari 200 mg/dl setelah pemberian air rebusan daun salam. Sehingga,

33
air rebusan daun salam efektif sebagai tanaman obat keluarga terhadap
penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus.
Menurut asumsi peneliti, daun salam selain terkenal karena memiliki
aroma yang khas sebagai rempah masakan, juga memiliki efek terhadap
penyakit diabetes mellitus sehingga penggunaannya banyak digunakan oleh
masyarakat. Efek yang ditimbulkan seperti terjadinya penurunan kadar gula
darah pada penderita diabetes mellitus setelah mengonsumsi infusa daun
salam menjadikan daun salam sebagai salah satu bentuk pengobatan
tradisional yang bisa dikonsumsi dalam hal membantu penderita diabetes
mellitus untuk memaintenance kadar gula darahnya agar tetap berada pada
batas normal.
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil penelitian oleh (Perdana, 2019) menyatakan
bahwa jahe memiliki kandungan fenolik yang bersifat sebagai penurun kadar
gula darah. Air jahe ini disajikan dengan cara 50 mg jahe direbus bersama 200
ml air hingga volumenya menjadi 100 ml kemudian disaring dengan dosis
pemberian sebesar 100 ml dan diminum 2 kali sehari selama 7 hari. Rebusan
air jahe memiliki system kerja dengan cara menurunkan kondisi hiperglikemia
yakni menurunkan kadar glukosa plasma. Hal ini akan memberikan efek
penurunan kadar gula darah ke nilai normal. Pada penelitian yang dilakukan
oleh (Perdana, 2019), didapatkan hasil terjadi penurunan kadar gula darah
pada penderita diabetes mellitus setelah pemberian rebusan air jahe dengan
aturan minum 2 kali sehari selama 7 hari.
Hal ini sejalan dengan teori Talcot Parsons (Teori Sosiologi Kesehatan)
yang menjelaskan bahwa ketika seseorang jatuh sakit, maka mereka akan
menerima peranan social (Putu, 2019). Peranan sosial yang dimaksud dalam
penelitian yang dilakukan oleh (Perdana, 2019) adalah memberikan rebusan
air jahe selama 7 hari dengan aturan minum 2 kali sehari kepada pasien
dengan diabetes mellitus untuk kemudian diketahui efeknya terhadap
penderita diabetes mellitus.
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Arman,
2016) menyatakan bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah puasa pasien

34
diabetes melitus sebelum dan setelah pemberian serbuk kering jahe merah.
Dalam hal ini, terjadi penurunan kadar gula darah puasa dengan jumlah yang
kurang dari 100 mg/dL setelah pemberian serbuk kering jahe merah dengan
dosis 3 x 2 kapsul per hari, dengan jumlah kandungan 500 mg per kapsul dan
dikonsumsi selama 7 hari.
Menurut asumsi peneliti, modifikasi yang dilakukan pada rempah jahe
sebagai tanaman obat keluarga, baik yang disajikan dalam bentuk rebusan
maupun dalam bentuk kapsul keduanya memiliki efek terhadap penurunan
kadar gula darah puasa pada pasien diabetes mellitus. Sehingga tanaman obat
keluarga jahe ini bisa menjadi pengobatan tradisional yang digunakan untuk
penderita diabetes mellitus.
B. Keterbatasan Penelitian
Merupakan bagian riset keperawatan yang menjelaskan keterbatasan
dalam penulisan riset, dalam setiap penelitian pasti mempunyai kelemahan-
kelemahan yang ada, kelemahan tersebut ditulis dalam keterbatasan. Adapun
keterbatasan yang ada dalam penelitian meliputi:
1. Keterbatasan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam study literature ini adalah artikel
penelitian yang terakreditasi. Keterbatasan dalam pencarian instrumen
yakni ketersediaan literature yang kurang memadai, literature yang
membutuhkan biaya lebih dalam pengumpulan datanya dan keterbatasan
literature yang relevan dengan topik dan tahun terbitan 10 tahun terakhir.
2. Keterbatasan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan mata kuliah
keperawatan gerontik sehingga penyusunan study literature ini mengalami
keterbatasan waktu.
C. Implikasi untuk Keperawatan
Perawat sebagai peneliti adalah suatu peran perawat dalam
menerjemahkan riset-riset penelitian, bertanggungjawab dalam melakukan
sebuah penelitian, mengidentifikasi data, menganalisis data, memecahkan
masalah klinis dengan menerapkan prinsip penelitian dan metode penelitian.

35
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan dalam
hal pendidikan dan praktik keperawatan, meningkatkan pemberian asuhan
keperawatan ataupun pelayanan keperawatan khususnya bidang keperawatan
komunitas pada penyakit diabetes mellitus. Pada penelitian ini, perawat dapat
melakukan perbandingan mengenai jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
dengan multiple effect pada penderita diabetes mellitus untuk dijadikan
sebagai bahan acuan dalam pemilihan program pengobataan jangka panjang
khususnya pada jenis pengobatan tradisional.
D. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk Diabetes Mellitus
Pada dasarnya, ada banyak jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk
penderita diabetes mellitus yang dapat membantu dalam menurunkan kadar
glukosa darah di dalam tubuh. Pengobatan tradisional untuk menyembuhkan
diabetes mellitus akan bekerja menurunkan kadar gula darah dan
meningkatkan fungsi pankreas agar kembali normal. Mengonsumsi
pengobatan tradisional dapat mengobati penyakit diabetes mellitus, meskipun
membutuhkan waktu dan ketekunan. Jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
yang memiliki multiple effect pada penderita diabetes mellitus adalah akar
barberis vulgaris, daun sirih merah, daun belimbing wuluh, bunga rosella,
daun salam dan jahe.
Dari uraian diatas, peneliti berasumsi bahwa telah banyak penelitian yang
menjelaskan mengenai multiple effect Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
terhadap penderita diabetes mellitus. Namun untuk menilai keefektifan dari
suatu tanaman obat terhadap penderita diabetes mellitus dapat ditinjau dari
seberapa besar pengaruhnya terhadap kadar gula darah, apa kandungannya dan
telah lulus uji klinis dari sebuah badan/lembaga terkait. Dalam penelitian ini,
peneliti menyimpulkan tanaman obat yang paling efektif untuk penderita
diabetes mellitus adalah daun sirih merah. Selain karena memiliki multi
kandungan di dalamnya yakni flavonoid dan alkaloid yang bersifat sebagai
penurun kadar gula darah, daun sirih merah ini juga telah memenuhi
persyaratan untuk digunakan dalam menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus berdasarkan Parameter Ekstrak Tumbuhan Obat

36
(Kepmenkes RI No: 55/Menkes/SK/I/2000) dan Peraturan Kepala BPOM RI
Nomor 12 tahun 2014.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Tanaman
Obat dengan Multiple Effect pada Penderita Diabetes Mellitus, maka dapat
disimpulkan bahwa Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah jenis tumbuhan
yang memiliki khasiat ataupun kegunaan sebagai obat. Banyak bagian dari
tanaman yang dapat digunakan sebagai obat bagi penyakit diabetes mellitus,

37
diantaranya adalah bagian buah, batang, daun dan akar sehingga dapat
berdayaguna bagi tubuh.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
memiliki multiple effect pada penderita diabetes mellitus yakni dapat
menurunkan kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes mellitus,
menurunkan kadar kolesterol total pada penderita diabetes mellitus,
menurunkan kadar kolesterol jahat pada penderita diabetes mellitus,
meningkatkan ketajaman penglihatan pada penderita diabetes mellitus, serta
memperbaiki mikrovaskular pada mata sebagai penyebab menurunnya visus
mata pada penderita diabetes mellitus. Tentunya hal ini akan menjadi peluang
bagi penderita diabetes mellitus dalam hal membantu memaintenance status
kesehatanannya terkhusus pada status kadar gula darahnya demi kelangsungan
hidup selama menjalani program pengobatan jangka panjang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Tanaman
Obat dengan Multiple Effect pada Penderita Diabetes Mellitus, maka penulis
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Perlu adanya penelitian lanjutan, untuk mengetahui jenis Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) untuk penyakit diabetes mellitus yang belum
teridentifikasi.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan, untuk mengidentifikasi Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) yang belum diketahui multiple effectnya terhadap
penyakit diabetes mellitus.
3. Perlu adanya penelitian lanjutan, khususnya dalam bidang keperawatan
komunitas dikarenakan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk diabetes
mellitus termasuk kedalam salah satu tren keperawatan komunitas.
4. Perlu adanya penelitian lanjutan, khususnya dalam bidang farmakologi
untuk lebih mengetahui kandungan zat yang terdapat pada jenis Tanaman
Obat Keluarga (TOGA) terhadap diabetes mellitus.

38
39
DAFTAR REFERENSI

Anik. (2017). Efektivitas Infusa Daun Salam Terhadap Kadar Glukosa Darah
Sewaktu Penderita Diabetes Mellitus Desa Kalirejo Dusun Gresik. Journal
of Ners Community, 8(1), 100–105.

Arman. (2016). Pengaruh Pemberian Serbuk Kering Jahe Merah terhadap Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal IPTEKS Terapan, 10(3), 161–169.

Ayu, S. (2019). Pengaruh Pemberian Ekstrak Puguntano terhadap Kadar


Adiponektin pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Baru di Diagnosa.
Journal of Medical School, 52(2), 73–78.

Dafriani. (2018). Pengaruh Rebusan Daun Salam terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas
Alai Padang. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 1(1), 53–63.

Eka, K. (2019). Karakterisasi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum,


Ruiz&Pav) sebagai Obat Antidiabetes Menuju Obat Herbal Terstandar.
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 71–76.

Haskas Yusran, et al. (2019). Improvement in Diabetic Control Belief in Relation


to Locus of Control. The Open Nursing Journal, 13, 123–128.

Helmi, S. N. & A. (2016). Antidiabetes dari Fraksi Air Daun Karamunting


Terhadap Kadar Glukosa Darah. Jurnal Sains Farmasi Dan Klinis, 3(1), 72–
78.

IDF. (2019). International Diabetes Federation Atlas (Ninth Edit).

Indah, N. (2015). Peran Studi Etnofarmasi dalam Pencarian Tumbuhan Obat yang
Berpotensi dikembangkan sebagai Antidiabetes. Journal Pharmacy, 2(1),
38–49.

Jawar. (2019). Efektivitas Rebusan Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Riset Hesti
Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 4(2), 119–125.

Kemenkes, R. (2018). Situasi dan analisis diabetes. Retrieved April 11, 2020,
from https:/www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin-
diabetes.pdf

Lestari. (2016). Uji Efektivitas Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)
sebagai Pengobatan Diabetes Melitus. Journal Majority, 5(2), 32–36.

Lestina. (2019). Analisis Kandungan Vitamin C, Serat Kasar dan Daya Terima Jus
Rosella (Hibiscus Sabdarrifa L.) sebagai Minuman Kesehatan Penderita
Diabetes Melitus. Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of
Health), 10(1), 23–28.

Listiana. (2019). Efektivitas Air Rebusan Daun Sirih Merah terhadap Penurunan
Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja
Puskesmas Saling. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, 7(2),
559–567.

Lukman, M. (2015). Kencing Manis (Diabetes Mellitus) di Sulawesi Selatan.


Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Najda, R. S. & R. (2014). Efektifitas Ekstrak Kulit Batang, Akar dan Daun Sirsak
Terhadap Kadar Glukosa Darah. Jurnal Kaunia, 10(2), 81–91.

Olfiana, M. K. &. (2017). Ekstrak Daun Asam Jawa sebagai Anti Diabetes.
Jurnal Akademika Kimia, 6(1), 1–6.

Pandiangan Asri, G. K. P. (2019). Pemberian ekstrak biji jintan hitam pada


diabetes melitus tipe 2 effect of black seed extract for diabetes mellitus type
2 as alternative therapy. Jurnal Farmasetis, 8(2), 67–74.

Perdana, L. I. dan I. (2019). Pengaruh pemberian jahe terhadap glukosa darah


pasien diabetes mellitus. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 8487(3), 76–83.

Pratama, W. K. & W. (2020). Penurunan Kadar Gula Darah Menggunakan Daun

41
Kemangi. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 2(1), 7–14.

Putu, C. (2019). Uji Aktivitas Antidiabetes dengan Ekstrak Buah Amla. Journal
of Vocational Health Studies, 1(3), 53–58.

Sitorus, P. F. dan. (2012). Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah. Journal of Pharmaceutics and
Pharmacology, 1(1), 1–8.

Sobirin. (2019). Pengaruh Pemberian Seduhan Teh Rosella pada Ketajaman


Penglihatan (Visus) Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas 9
Nopember Banjarmasin. Borneo Nursing Journal (BNJ), 1(1), 16–31.

Suryani. (2017). Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Ekstrak
Daun Belimbing Wuluh pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Sains,
7(14), 30–35.

Tahmasebi. (2019). Randomised Clinical Trial of Berberis Vulgaris Root Extract


on Glycemic and Lipid Parameters in Type 2 Diabetes Mellitus Patients.
European Journal of Integrative Medicine, 32(1), 1–5.

WHO. (2019). Classification of diabetes mellitus.

Widjanarko, P. &. (2014). Uji Efek Ekstrak Daun Pandan Wangi. Jurnal Pangan
Dan Agro Industri, 2(2), 16–27.

Yusran, H. (2017a). Determinan Perilaku Pengendalian Diabetes Mellitus di


Wilayah Kota Makassar. Global Health Science, 2(2), 138–144.

Yusran, H. (2017b). Pengaruh Niat Penderita Terhadap Perilaku Pengendalian


Diabetes Mellitus di Kota Makassar. Global Health Science, 2(4), 409–412.

Yusran, H. (2018a). Pelatihan Pengelolaan Makan dengan 3J pada Penderita DM


Beserta Keluarganya di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Jurnal
Dedikasi Masyarakat, 2(1), 11–16.

Yusran, H. (2018b). Variabilitas Locus Of Control pada Pasien Diabetes Mellitus

42
Tipe II. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 12(4), 358–361.

Yusran, H. (2019). Locus Of Control: Pengendalian Diabetes Mellitus pada


Penderita DM Tipe 2. Jurnal Riset Keperawatan, 8(1), 13–20.

Zolikha. (2014). Ekstrak Buah Barberis dan Parameter Biokimia pada Pasien
dengan Diabetes Mellitus. Jundishapur Journal of Natural Pharmaceutical
Products, 9(2).

43
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai