OLEH:
CI LAHAN CI INSTITUSI
No. RM : 31 95 08
Tanggal : 25/02/2020
Tempat : Perawatan Interna
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : Tn. S Umur : 48 Tahun
Tempat/Tangal Lahir : Makassar/1-3-1973 JK : Laki-Laki
Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP Suku : Makassar
Pekerjaan : Wiraswasta Lamanya : -
Alamat : Jl. Onta Baru
Telp. : 085222145112
Tanggal Masuk RS : 24/02/2020 Ruangan : Poliklinik
Golongan Darah : A Sumber info: -
2. Penanggungjawab
Nama : Ny. Z Umur : 40 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMP Pekerjaan : IRT
Hub. dengan Klien : Istri
Alamat : Jl. Onta Baru
Telp. : 085245112010
? ? ? ? ? ?
48 ?
19
Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal
1 : Perempuan : Serumah
PRIORITAS DIAGNOSA
1. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi (trombositopenia)
3. Konstipasi berhubungan dengan perubahan kebiasaan makan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
5. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (TB Paru)
INTERVENSI
Nama : Tn. S No.RM : 31 95 08
Umur : 48 Tahun Dx. Medis : Anemia Aplastik, TB Paru
R. Rawat : Interna
Alamat : Jl. Onta Baru
25/02/2020 1 Tujuan: Perfusi jaringan perifer efektif Observasi 1. Nadi perifer, edema, pengisian Triska,
11.00 WITA Kriteria Hasil: 1. Periksa sirkulasi perifer kapiler, warna, suhu
o Konjungtiva berwarna merah 2. Identifikasi faktor risiko gangguan menunjukkan kondisi sirkulasi
muda sirkulasi perifer
o RBC normal 4.50 – 6.50 106/mm3 Terapeutik 2. Faktor risiko gangguan sirkulasi
o HGB normal 13.0 – 17.0 g/dL 3. Ambil sampel darah sesuai protocol berupa diabetes, perokok,
o HCT normal 40.0 – 54.0 % 4. Interpretasikan hasil pemeriksaan orangtua, hipertensi, kadar
laboratorium kolesterol tinggi
Edukasi 3. Pengambilan sampel darah
5. Ajarkan program diet untuk sebagai penunjang pemberian
memperbaiki sirkulasi terapi
Kolaborasi 4. Penurunan kadar RBC, HGB,
6. Kolaborasi dengan dokter jika hasil HCT mengindikasikan gangguan
lab memerlukan intervensi media perfusi jaringan perifer
5. Program diet untuk memperbaiki
sirkulasi yakni rendah lemak
jenuh, minyak ikan omega 3
6. Berkolaborasi dengan disiplin
ilmu lain sebagai penunjang
pemberian terapi
25/02/2020 2 Tujuan: Kontrol perdarahan Observasi 1. Deteksi dini terhadap risiko Triska,
11.10 WITA Kriteria Hasil: 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan perdarahan
3 3
o PLT normal 150 – 500 10 /mm 2. Monitor nilai hematokrit 2. Kadar HCT normal
o HCT normal 40.0 – 54.0 % 3. Monitor koagulasi (platelet) mengindikasikan keadaan kontrol
o Tidak tampak adanya perdarahan Terapeutik perdarahan
4. Pertahankan bedrest 3. Gangguan koagulasi akan
5. Batasi tindakan invasive, jika perlu mengakibatkan terjadinya
Edukasi perdarahan
6. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan 4. Memfasilitasi kondisi anemia
7. Segera melapor jika terjadi 5. Mengurangi risiko terjadinya
perdarahan perdarahan yang tidak terkendali
Kolaborasi 6. Menambah informasi tentang
8. Kolaborasi pemberian obat asam tanda dan gejala perdarahan
traneksamat 500 mg/12 jam/IV 7. Menghindari kondisi kehilangan
9. Kolaborasi pemberian produk darah, banyak darah
jika perlu 8. Obat pengontrol perdarahan
seperti asam traneksamat akan
mengurangi risiko perdarahan
9. Mencegah terjadinya kekurangan
volume darah dalam jumlah
besar
25/02/2020 3 Tujuan: Defekasi normal Observasi 1. Beberapa medikasi memberikan Triska,
11.20 WITA Kriteria Hasil: 1. Identifikasi pengobatan yang berefek efek pada gastrointestinal
o Frekuensi BAB normal 1 kali pada gastrointestinal 2. Frekuensi BAB, konsistensi, dan
sehari, berwarna kuning, 2. Monitor BAB warna membantu menunjukkan
konsistensi lunak 3. Monitor tanda dan gejala konstipasi masalah kesehatan
Terapeutik 3. Konstipasi memiliki ciri
4. Berikan air hangat setelah makan penurunan frekuensi BAB,
5. Sediakan makanan tinggi serat konsistensi keras dan lama
(Silveira, Ferreira, & Teixeira, 2019) defekasi
Edukasi 4. Air hangat membantu
6. Anjurkan mengonsumsi makanan melunakkan konsistensi feses
yang mengandung tinggi serat 5. Makanan tinggi serat akan
Kolaborasi memperlancar defekasi
7. Kolaborasi pemberian supositorial 6. Makanan serat tinggi dapat
berupa buah naga, papaya,
alpukat, mangga, jagung, pisang,
pir
7. Medikasi supositorial membantu
mengatasi konstipasi
25/02/2020 4 Tujuan: Toleransi aktivitas Observasi 1. Kelelahan akan mengakibatkan Triska,
11.30 WITA Kriteria Hasil: 1. Identifikasi penyebab kelelahan tubuh kesulitan dalam melakukan
o Lemas (-) 2. Monitor kelelahan fisik aktivitas
o Aktivitas berjalan (mandiri) 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan 2. Kelelahan fisik menunjukkan
o Mobilisasi bebas selama melakukan aktivitas seberapa besar toleransi
o Membersihkan diri (mandiri) Terapeutik 3. Hindari lokasi ketidaknyamanan
o Melakukan kegiatan (mandiri) 4. Sediakan lingkungan nyaman selama melakukan aktivitas
o Berubah posisi (mandiri) 5. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, 4. Lingkungan nyaman akan
o Berpindah dan berjalan (mandiri) jika tidak dapat berpindah atau membantu tubuh beristirahat
o Memakai baju (mandiri) berjalan 5. Membantu melakukan aktivitas
o Mampu naik turun tangga Edukasi duduk atau berpindah secara
o Mandi (mandiri) 6. Anjurkan tirah baring mandiri
o Berjalan (mandiri) 7. Anjurkan melakukan aktivitas secara 6. Tirah baring dapat membantu
o Berjalan atau berpindah-pindah bertahap dalam manajemen energi
(mandiri) Kolaborasi 7. Aktivitas secara bertahap akan
8. Kolaborasi dengan ahli gizi memperbaiki kekuatan tubuh
8. Konsultasi ke ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan
makanan
25/02/2020 5 Tujuan: Kontrol penyebaran infeksi Observasi 1. Deteksi dini terhadap risiko Triska,
11.40 WITA Kriteria Hasil: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi infeksi
o Suhu tubuh normal 36,50C - 370C Terapeutik 2. Menghindari terjadinya infeksi
o WBC normal 4.0 – 10.0 103/mm3 2. Batasi jumlah pengunjung nasokomial
o NEU normal 52.0 – 75.0 % 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah 3. Menghindari penyebaran
o LYM normal 20.0 – 40.0 % kontak dengan pasien dan lingkungan mikroorganisme
o MON normal 2.0 – 8.0 % pasien 4. Tanda dan gejala infeksi berupa
rubor, dolor, tumor, kalor dan
Edukasi fungsi laesa
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 5. Meningkatkan teknik aseptik
5. Ajarkan cara mencuci tangan dengan 6. Menghindari penyebaran virus
benar (Temime et al., 2018) melalui droplet
6. Ajarkan etika batuk 7. Antibiotik digunakan pada
Kolaborasi kondisi infeksi bakteri
7. Kolaborasi pemberian OAT 24
jam/oral
DAFTAR PUSTAKA