( ) ( )
X X X X
X X X
Simbol genogram :
: Laki-laki : Cerai
: Perempuan : Berpisah
X : Meninggal dunia ------ : tidak kawin,
: Klien hidup bersama
Keterangan :
Generasi I : Kakek dan nenek dari pihak ayah dan ibu sudah meninggal dengan factor
yang tidak diketahui
Generasi 2 : Ayah klien sudah meninggal karna DM dan ibu klien masih hidup, dalam
keadaan sehat dan tidak pernah mengalami penyakit yang sama.
Generasi 3 : Pasien merupakan generasi ke tiga, pasien merupakan anak tunggal, memiliki
suami dan memiliki anak satu yang dalam keadaan sehat dan tidak memiliki
penyakit yang sama
V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola koping :
Klien mengatasi masalahnya dengan berdiskusi dengan keluarga
2. Harapan klien terhadap keadaan penyakitnya :
Klien dan keluarga berharap penyakitnya cepat sembuh.
3. Faktor stressor :
Klien merasa khawatir dengan kondisi yang dialami
4. Konsep diri :
pasien mengatakan masih sangat bersyukur dan dapat menerima penyakitnya
5. Pengetahuan klien ttg penyakitnya :
Klien tidak mengetahui tentang penyakit yang dialaminya,
6. Adaptasi
Pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit
7. Hubungan dengan anggota keluarga :
Interaksi dalam keluarga baik.
8. Hubungan dengan masyarakat :
Klien berhubungan baik dengan masyarakat di sekitar rumahnya
9. Perhatian terhadap org lain & lawan bicara :
Klien merespon dengan baik jika ada yang mengajaknya bicara
10. Aktifitas sosial :
Klien mengatakan sering berpartisipasi dilingkungan masyarakat
11. Bahasa yang sering digunakan :
Klien menggunakan Bahasa Indonesia sehari-harinya
12. Keadaan lingkungan :
Sebelum masuk RS klien mengatakan tinggal ditempat yang bersih
13. Kegiatan keagamaan / pola ibadah :
Klien mengatakan sebelum masuk RS klien rutin melaksanakan shalat 5 waktu
14. Keyakinan tentang kesehatan :
klien mengatakan percaya bahwa segala penyakit datangnya dari Allah SWT.
VI. KEBUTUHAN DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Makan
Sebelum MRS: Klien makan 3x/hari, porsi makan di habiskan, klien mengatakan
nafsu makannya tidak terganggu
Setelah MRS : Klien makan 3x/hari, porsi makan tidak dihabiskan (makanan
yang dihabiskan ˃ 1/2 porsi), klien mengatakan nafsu makan menurun
2. Minum
Sebelum MRS : klien minum 1500 – 2000 cc
Setelah MRS : klien minum 500-1000 cc
3. Tidur
Sebelum MRS:Tidur malam 8 jam, Tidur siang 2 jam, dan Klien tidak mengalami
kesulitan untuk tidur
Setelah MRS :Klien mengatakan Sering terjaga di malam hari
4. Eliminasi fekal/BAB
Sebelum MRS : Klien BAB 1x/hari
Setelah MRS : klien BAB 1 x selama masuk rumah sakit
5. Eliminasi urine/BAK
Sebelum MRS : Frekwensi 3 – 4 x/hari , Warna kuning jernih , Bau pesing
Setelah MRS : Frekwensi 2-3x/hari, warna kuning pekat
6. Aktifitas dan latihan
Sebelum MRS: Sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien melakukan
aktivitasnya secara mandiri.
Setelah MRS : Klien mengatakan badan terasa lemah akibat nyeri yag dirasakan,
tidak mampu beraktivitas seperti sebelumnya, aktifitas dibantu oleh keluarga,
Klien nampak lemah dan dibantu keluarga saat melakukan aktivitas.
7. Personal hygiene
Sebelum MRS:Mandi 2x sehari pakai sabun mandi, Gosok gigi 2 x sehari, Cuci
rambut 2x seminggu
Setelah MRS :Selama sakit klien dibantu oleh keluarga di tempat tidur dengan
mewaslap pasien dengan mengguanakan tissue basah
VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kehilangan BB : BB sebelum masuk RS 50 kg, BB setelah masuk
RS 50 kg
Kelemahan : Pasien tampak lemas
Perubahan mood :-
Vital sign : TD = 100/80mmHg, N = 96x/menit,
P = 20x/menit, Suhu = 37,5℃,Spo2 = 97%
Tingkat kesadaran : Compos mentis (15) E 4 M 6 V 5
Ciri-ciri tubuh : tinggi 150 , ideal, warna kulit kuning langsat.
IMT = BB
(TB)m2
Berat badan : 50 Kg
BB
IMT =
(TB)m2
= 50 kg
(1,55)m2
= 23
Klasifikasi IMT
- Kurus <18,5
- Normal 18,5-22,9
- Overweight 23-24,9
- Obesitas II >30
2. Head to toe
a. Kulit/integument
Inspeksi : Kulit pasien berwarna kuning langsat, tidak terdapat lesi, tidak
terdapat edema
b. Kepala dan rambut
Inspeksi : bentuk kepala pasien bulat, tidak tampak adanya benjolan, tidak ada
lesi, rambut lurus dan berwarna hitam , Nampak bintik-bintik hitam di area
wajah
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan, tidak teraba adanya nyeri tekan
c. Kuku
inspeksi: Mata pasien tampak simetris kiri dan kanan, pupil bereaksi dengan
normal ketika tekanan cahaya, gerak bola mata normal.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : tidak ada peningkatan tekanan intraocular pada mata, tidak teraba
adanya edema
e. Hidung
Inspeksi : tampak pucat, tidak ada luka, tidak Nampak adanya gigi (ompong),
mulut tampak kurang bersih
h. Leher
Inspeksi : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada distensi vena
jugularis
Palpasi : tidak teraba pembekakan kelenjar tyroid
i. Dada
Inspeksi : Bentuk dada: normal chest. Ekspansi dada = simetris kiri dan kanan
saat inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi nafas normal 20x/menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, paru mengembang simetris saat inspirasi,
Ictus cordis teraba pada ICS ke 5 sinistra, dan tidak ada tanda adanya
cardiomegali.
Perkusi : Sonor
Auskultasi : vesikuler,terdengar bunyi jantung lup-dup, dan adanya terdengar
bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2, tidak terdengar ada bunyi
tambahan/bunyi abnormal.
j. Abdomen
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak terdapat nyeri tekan di bagian
abdomen
Auskultasi : bising usus 4x/menit pada kuadran kanan bawah,
Perkusi : suara timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
k. Genetalia
4. Penatalaksanaan Medis/Terapi
IVFD RL 24 tpm
Ranitidine IV/amp
Ketorolac IV/amp
Neurosanbe
ANALISA DATA
sedang)
T: Hilang timbul Nyeri akut
DO :
Klien nampak meringis
TTV
TD = 120/90 mmHg
N = 80 x/i
S = 37,9 ºC
P = 20 x/i
SPO2 = 98%
DS : Pemberian antibiotik Resiko defisit nutrisi
Klien mengatakan tidak ada nafsu
makan Peningkatan asam
Makan ½ dari porsi yang lambung
diberikan
DO: Iritasi mukosa
Klien nampak lemas lambung
Mual
Intake penurun
Resiko nutrisi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis
3. intoleransi aktifitas berhubungan dengan
INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA
DIAGNOSA Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Nyeri Akut b.d Tingkat Nyeri : Manajemen nyeri 1
Agen cedera Setelah dilakukan Observasi membantu untuk berfokus
fisiologis perawatan 1 x 24 1. Identifikasi lokasi , terhadap penyebab nyeri dan
jam diharapkan karakteristik, durasi manajemenya
nyeri berkurang frekuensi, kualitas nyeri 2 Dengan mengetahui skala nyeri
dengan kriteria 2. Identifikasi skala nyeri klien, dapat membantu untuk
hasil : Terapeutik mengetahui tingkat nyeri klien
a. Keluhan nyeri 3. Berikan tehnik non 3
menurun farmakologis untuk nonfarmakologis dapat
b. Meringis mengurangi rasa nyeri membantu klien dalam
menurun 4. Fasilitasi istirahat dan tidur mengurangi kecemasan nyeri
c. Kemampuan Edukasi 4
menuntaskan 5. Ajarkan tehnik yang dirasakan
aktivitas nonfarmakologi untuk 5 Dilakukan agar dapat
meningkat mengurangi rasa nyeri mengetahui seberapa kuat nyeri
d. Frekuensi nadi Kolaborasi yang dirasakan oleh klien
membaik 6. Kolaborasi pemberian 6 Pemberian analgetik dapat
analgetik memblok nyeri pada susunan
saraf pusat.
Resiko Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi 1. Mengetahui status nutrisi terkini
defisit nutrisi intervensi Observasi pasien serta masalah dalam
berhubungan keperawatan selama 1. Identifikasi status nutrisi pemenuhan nutrisi pasien
dengan 1 x 24 jam maka 2. Monitor asupan makanan 2. Untuk mengetahui jumlah yang
status nutrisi Terapeutik masuk dan jumlah yang keluar.
membaik dengan 3. Berikan makanan tinggi 3. Untuk mencegah terjadinya
kriteria hasil : serat dan tinggi protein konstipasi
a. Porsi makanan Kolaborasi 4. membantu pasien untuk
yang dihabiskan 4. Kolaborasi dengan ahli gizi memenuhi jumlah nutrisi dalam
meningkat untuk menentukan jumlah tubuh
b. Nafsu makan kalori dan jenis nutrient
membaik yang dibutuhkan, jika perlu