Anda di halaman 1dari 35

 

 ASUHAN KEPERAWATAN
“HIPERTERMI”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

MAUDIAH NABILA PUTRI (N210 19 012)


 AIRIN EVANADYA MONGI
MONGI (N210 19 020 )
NILAM APRILIA (N210 19 009)
PUTRI REZKI (N210 19 013)
NUR AFNI A. LATOKO (N210 19 018)

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI : DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


 

KATA PENGANTAR 

Segala puji dan syukur atas rahmat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas
segala
segala kar
karuni
uniaa dan rah
rahmat
mat-Ny
-Nya,
a, kam
kamii dapatt
dapa menyel
menyelesa
esaika
ikan
n tugas
tugas ini yang
 berjudul “Asuha
“Asuhan
n Keperawatan Kasus : HIPERTERMI” dengan baik meskipun
HIPERTERMI”
masih jauh dari kata sempurna. Sholawat serta salam semoga dilimpah kan kepada
Rasulu
Rasululla
llah
h SAW
SAW.. Yan
Yang
g tel
telah
ah membawa
membawa kita dari alam kegelapan
kegelapan kealam
kealam yang
yang
terang benderang yang disinari oleh ilmu pengetahuan ,iman dan islam.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi materi, sistematika,ma
sistematika,maupun
upun ilus
ilustrasi
trasi pembahasannya.
pembahasannya. oleh karena itu kriti
kritik
k dan
sara
saran
n se
semu
muaa pi
piha
hak
k ya
yang
ng be
bers
rsif
ifat
at me
memb
mban
angu
gun
n se
sela
lalu
lu ka
kami
mi ha
hara
rapk
pkan
an de
demi
mi
kesempurnaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing, yaitu:

Ibu Ni Wayan Sridani, S.ST, M.Kes yang telah membimbing kami di mata
kuliah : “KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II”.
Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi kita semua, Amin .

Palu,......................2020

 Kelompok 2

1
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT


A. Pengertian..........................................................................................................3
B. Penyebab.....
Penyebab............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
.........4
..4
C. Penyimpangan
Penyimpangan KDM.........
KDM................
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
.............4
......4
D. Tanda dan Gejala.....
Gejala............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
..............
.........6
..6
E. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................7
F. Penatalaksanaan................................................................................................8

BAB II KASUS SEMU (HIPERTERMI)


A. Pengkajian
Pengkajian (Data
(Data Focus)…....
Focus)…...........
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
.........9
..9
B. Penegakkan
Penegakkan Diagnose Keperawatan…
Keperawatan….......
..............
.............
.............
..........................
................................14
.............14
C. Perencanaan…
Perencanaan….......
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.........14
...14
D. Implementasi...........................................................................
Implementasi....................................................................................................17
.........................17
E. Evaluasi...
Evaluasi..........
.............
.............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
...........17
....17
F. Dokumentasi
Dokumentasi......
.............
..............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
.............25
......25

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Kesimpulan…......
…............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
............31
.....31
B. Saran…............................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................32
 

A. Penger
Pengertia
tian
n

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT

Hi
Hipe
pert
rter
ermi
mi adala
adalah
h pe
peniningk
ngkat
atan
an su
suhu
hu tu
tubu
buh
h ya
yang
ng be
berh
rhub
ubung
ungan
an de
deng
ngan
an
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi
 panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan
 panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi
 peningkatan suhu tubuh. Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39℃C. Selain
adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada
waktu yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan
dibandingkan dengan nilai normal individu
tersebut (Potter & Perry,2010).

Menurut Wong (2008) terdapat empat jenis demam yang umum terjadi yaitu
Menurut
demam intermiten, remiten, kambuhan, dan konstan. Selama demam intermiten, suhu
tubuh akan berubah-ubah dalam interval yang teratur, antara periode demam dan
 periode suhu normal serta subnormal. Selama demam remiten, terjadi fluktuasi suhu
dalam rentang yang luas (lebih dari 2oC) dan berlangsung selama 24 jam, dan selama
itu suhu tubuh berada di atas normal. Pada demam kambuhan, masa febril yang
 pendek selama beberapa hari diselingi dengan periode suhu normal selama 1 – 2 hari.
Selama demam konstan, suhu tubuh akan sedikit berfluktuasi, tetapi berada di atas
suhu normal.

Hipertermia yang berhubungan dengan infeksi yang dapat berupa infeksi lokal
atau sistemikharus ditangani dengan benar karena terdapat beberapa dampak negatif 
yang ditimbulka
ditimbulkann (Kolcaba,2007
(Kolcaba,2007,, dalam Setiawati,
Setiawati,2009).
2009). Hipertermi
Hipertermi disebabkan
karena
karena berbag
berbagai
ai faktor
faktor.. Jika
Jika tidak
tidak di manaje
manajemen
men dengan
dengan baik,
baik, hip
hipert
erterm
ermii dapat
dapat
menjadi
menja di hipertermi
hipertermi berkepanjang
berkepanjangan.
an. Hipertermi
Hipertermi berkepanjanga
berkepanjangann merupakan
merupakan suatu
kondisi suhu tubuh lebih dari 38oC yang menetap selama lebih dari delapan hari
dengan penyebab yang sudah atau belum diketahui. Tiga penyebab terbanyak demam
 pada anak yaitu penyakit infeksi (60%-70%), penyakit kolagen-vaskular, dan
ke
kegan
ganas
asan.
an.Wa
Wala
laupu
upunn infe
infeks
ksii viru
viruss sa
sanga
ngatt ja
jara
rang
ng menj
menjad
adii penye
penyebab
bab dedema
mamm
 berkepanjangan, tetapi 20% penyebab adalah infeksi virus (Sari Pediatri,2008).
 

B. Penyeba
Penyebab/
b/ etiologi
etiologi

Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
memp
me mpen
enga
garu
ruhi
hi pusa
pusatt pe
peng
ngat
atur
uran
an suhu
suhu.. Za
Zatt ya
yang
ng dadapa
patt meny
menyebebab
abka
kan
n efefek 
ek 
 perangsangan terhadap pusat pengaturan
p engaturan suhu sehingga menyeba
menyebabkan
bkan demam disebut
 pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa  protein,pecahan
 protein,pecahan protein dan zat lain. Terutama
toksin polisakarida yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang dihasilkan dari
degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit.

Faktor penyebabnya :

a). Deh
Dehidr
idrasi
asi..
 b). Penyakit atau trauma.
c). Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat
berkeringat..
d). Pakaian yang tidak tepat.
e). Kecepatan
Kecepatan metabolisme
metabolisme meningkat.
meningkat.
g).Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang).
h).Aktivitas yang berlebihan.
f). Pengobatan/a
Pengobatan/anesthe
nesthesia.
sia.

C. TANDA DAN GEJALA


GEJALA

Gejala hipertermia berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan jenis


hipertermia yang dialami. Meskipun demikian, ada beberapa gejala umum
hipertermia yang mirip satu sama lain terlepas dari penyebabnya, yaitu:

 Suhu tubuh lebih dari 38,5oC


 Rasa gerah, haus, dan lelah
 Pu
Pusi
sing
ng
 Lemah
 Mual
 Sa
Saki
kitt ke
kepa
pala
la

Selain gejala-gejala umum di atas, berikut adalah beberapa gejala khusus yang
dapat dibagi berdasarkan jenis hipertermia yang dialami:
 

1. Heat stress
stress

Kondisi ini dapat terjadi ketika proses pengaturan suhu tubuh mulai
terganggu, umumnya terjadi saat keringat tidak bisa
b isa keluar akibat pakaian terlalu
ketat atau karena bekerja di tempat yang panas dan lembap. Gejala yang bisa timbul
di antaranya, pusing, lemas, haus, mual, dan sakit kepala.

2. Heat fatigue
fatigue

Kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang terlalu lama berada di tempat yang
 panas, sehingga muncul lemas, haus, rasa tidak nyaman, kehilangan konsentrasi,
 bahkan kehilangan koordinasi.

3. Heat syncope
syncope

Kondisi ini terjadi ketika seseorang terlalu memaksakan diri tetap berada di
lingkungan yang panas, sehingga memicu kurangnya aliran darah ke otak. Akibatnya
akan muncul gejala, seperti pusing, berkunang-kunang, dan pingsan
dan  pingsan..

4. Hea
Heatt cramps
cramps

Kondisi ini terjadi ketika penderita sedang berolahraga dengan intensitas yang
 berat atau bekerja di tempat yang panas. Gejalanya berupa kejang otot yang disertai
rasa nyeri atau kram di otot betis, paha, bahu, lengan dan perut.

5. Hea
Heatt edema
edema

Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan pada tangan, kaki, dan tumit
akibat penumpukan cairan. Heat
cairan. Heat edema terjadi akibat terlalu lama duduk atau berdiri
di tempat yang panas yang selanjutnya memicu ketidakseimbangan elektrolit.

6. Hea
Heatt rash
rash

Kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam pada kulit akibat berada di
tempat yang panas dan lembab pada waktu yang lama.

7. Heat eexhau
xhaustio
stion
n

Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak bisa menyeimbangkan suhu tubuh akibat
kehilangan air dan garam dalam jumlah besar yang keluar dalam bentuk keringat
 berlebih.
 

Gejalanya berupa sakit kepala, pusing, mual, lemas, kehausan, peningkatan


suhu tubuh, keringat berlebih, produksi urine berkurang, detak jantung meningkat,
sulit menggerakan anggota tubuh . Heat exhaustion yang tidak segera ditangani dapat
 berkembang menjadi heat stroke.

8. Heat stroke
stroke

 Heat stroke merupakan hipertemia yang paling parah. Kondisi ini harus
ditangani segera karena bisa menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian.
 Heat stroke dapat ditandai dengan gejala berikut ini:

 Suhu tubuh yang meningkat dengan cepat, sampai di atas 40 oC


 Kulit terasa panas, kering, atau muncul keringat berlebih
 Keja
Ke jang
ng
 Penurunan kesadaran yang ditandai dengan kebingungan dan bicara tidak 
 jelas.

D. PENYIM
PENYIMPANGA
PANGAN
N KDM

Exogenus Pyrogen
(seperti bakteri,virus,kompleks antigen-antibodi)

Sel Host Inflamasi


(spt:makrofag,netrofil,sel kupper,makroflag spanik dan alveoler)

Perubahan Metabolisme

Memproduksi endogen pyrogens

Sinetsis Prostaglandin dalam Hipotalamus


 

Anoreksia,
 Nafsu makan menurun

Pusat termuregulator 
(neuron preoptik pd hipotalamus anterior)

Meningkatkan thermostat set point

Resiko kurangnya
kurangnya
Volume cairan
Perubahan fisiologi
cemas/khawatir

Diaporisis

Evaporasi meningkat Demam ketidaktahuan


ttg proses

Penyakit

Kurangnya
 pengetahuan
Hipertermia

E. PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENUNJANG

1) Pemeri
Pemeriksa
ksaan
an darah
darah lengka
lengkap
p : mengin
mengindet
detifi
ifikas
kasii kemungk
kemungkina
inan
n
terjadinya resiko infeksi
2) Pemeriksaan urine
3) Uji widal
widal : suatu
suatu reak
reaksi
si oglu
oglufin
finasi
asi antara
antara antige
antigen
n dan antibo
antibodi
di untu
untuk
k
 pasien thypoid
 

4) Pe
Peme
meri
riks
ksaa
aan
n ele
elekt
ktro
roli
litt : Na,
Na, K,
K, Cl
Cl
5) Uji tourniquet

F. PENAT
PENATALAKS
ALAKSANAAN
ANAAN

Yaitu tindakan yang diberikan meliputi :

 Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.


 Beri banyak minum.
 Beri kompres.
 Beri obat penurun panas.

Secara fisik 

 Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam


 Bukalah pakaian atau selimut yang berlebihan
 Memperhatikan aliran udara didalam ruangan
 Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai
oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak 
 Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya
 Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
 Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipatan paha.

Obat-ob
Obat-obata
atan
n Antipi
Antipiret
retik
ik bekerj
bekerjaa secara
secara sentra
sentrall menuru
menurunka
nkan
n suhu
suhu dipusa
dipusatt
 pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan
 prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set pount
hipo
hipota
tala
lamu
muss dire
dirend
ndah
ahka
kan
n ke
kemb
mbal
alii menj
menjad
adii no
norm
rmal
al ya
yang
ng mana
mana di
dipe
peri
rint
ntah
ah
memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas.
 

BAB II

KASUS SEMU (HIPERTERMI)

A. PENGKAJIAN

IDENTITAS
1. Iden
Identi
tita
tass Klie
Klien
n
 Nama : An. R 
Tempat, tanggal lahir : Lolu, 13 Agustus
2018 Umur : 2 tahun 8 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Diagnasa medis : Kejang Demam
 No. RM 429607
Tanggal masuk : 16 Juni 2020 pukul 15.06 Wib
Tanggal di kaji : 17 Juni 2020

Identitas orangtua/penanggung jawab


 Nama : Ny.
T
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : jl. Lasoso RT 05 RW 06 Desa Lolu

2. Kel
Keluhan
uhan Utam
Utamaa
Ibu klien mengeluhkan anaknya panas tinggi (39 (39 C)
3. Riwa
Riwayayatt Kes
Kesehehat
atan
an
a. Ri
Riwa
wayayatt kese
kesehat
hatan
an sek
sekar
aran
angg
Ibu klien mengatakan anaknya panas tinggi, suhu badan pada saat pertama
dirawat 3939C, panas turun pada saat pagi hari dan meningkat pada sore dan
malam. Pada saat panas tinggi diserti dengan kejang-kejang dengan waktu
kurang lebih 5 menit.
 b. Riwayat penyakit dahulu
Ibu klien mengatakan sebelumnya anaknya blum pernah memiliki riwayat
 penyakit yang sama dan belum pernah dirawat di rumah sakit.
c. Ri
Riwa
wayayatt kese
kesehat
hatan
an kel
kelua
uarg
rgaa
 

Pada saat dilakukan pengkajian ibu klien mengatakan didalam keluarganya


tidak ada yang memiliki riwayat yang sama dengan klien, baik penyakit
 bawaan ataupun turunan.
d. Riwaya
Riwayatt pertum
pertumbuha
buhan
n dan perkem
perkembang
banganan
Purtumbuhan dan perkembangan klien sesuia dengan umurnya.

e. Riwa
Riwaya
yatt imu
imuni
nisa
sasi
si
Pada saat lahir klien imunisasi HB1 kali, DPT 2 kali pada usia 2, 3, 4
 bulan, HB 2 dan 3 pada usia 2, 3 bulan, BCG 1 kali pada usia 1 bulan,
 polio 4 kali pada usia 1, 2, 3, dan 4 bulan, dancampak pada usia 9 bulan.
4. Po
Pola
la kebi
kebias
asaan
aan seh
sehar
ari-
i-har
harii
 No. Kebiasaan sehari-hari Sebelum sakit Saat sakit

1. Pola Nutrisi :
a. Frek
ekuuensi 3x sehari 3x sehari
 b. Jenis  Nasi, lauk pauk  Bubur, lauk pauk,
c. Porsi 1 porsi habis  buah
d. keluh
uhaan Tidak ada keluhan 1 porsi habis
Tidak ada keluhan

2. Pola Eleminasi :
Eleminasi Urin
a. Frek
Frekue
uens
nsii Tidak tentu Tidak tentu
 b. Jumlah Tidak tentu Tidak tentu
c. Bau Khas urine (pesing) Khas urine (pesing)
d. Warna Kuning jernih Kuning

Eleminasi Alvi
a. Frek
Frekue
uens
nsii 2x sehari 2x sehari
 b. Jumlah Padat, berampas Lembek, berampas
c. Bau Khas feses Khas feses
d. kel
keluhan
uhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

3. Pola istirahat tidur :


a. Jumlah jam tidur   2 jam Tidak tentu
siang 6-8 jam 5-6 jam
 b. Jumlah jam tid tidur 
ur  Di bimbing untuk   Di bimbing untuk 
malam  berdoa  berdoa
c. Pe
Penga
ngant
ntar
ar tid
tidur 
ur  Tidak ada keluhan
 

d. keluhan Tidak ada keluhan

4. Pola personal hygiene :


a. Mandi 2x sehari Di lap air hangat
 b. Mengganti pakaian 2x sehari Tidak tentu
c. Toi
Toilet
etin
ing g Belum diajarkan Delum di ajarkan
d. Tingka
katt Ketergantungan Ketergantungan
ketergntungan  penuh  penuh

5. Peme
Pemeri
riks
ksaa
aann Fis
Fisik 
a. Stat
Status
us ke
kese
seha
hata
tan
n umum
umum :p
pad
adaa ekst
ekstre
remi
mita
tass bawa
bawah
h (si
(sini
nist
stra
ra)) tter
erpas
pasang
ang
infus line
WIDA 2A
Kesadaran : Compos Metris
Tanda-tanda vital : Suhu 39c
 Nadi 110x/menit
Respirasi rate 32x/menit
Tekanan darah 110/80 mmHg
 b. Antropometi
Berat badan sebelum sakit 14 kg, saat sakit 15
kg Ti
Tinggi b
baadan : 94 cm
cm
Lingkar kepala : 49 cm
Lingkar dada : 46 cm
LILA : 14 cm

c. Kepala
Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata, warna
hitam, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.
d. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva an anemis, sclera putih, distribusi bulu
mata dan alis mata merata, pupil mengecil pada saat diberi cahaya, kelopak 
mata tidak cekung.
e. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada peradangan.
f. Mulu
Mulutt dan
dan te
teng
nggo
goro
roka
kann
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, lidah bersih tidak kotor.
g. Leher  
 

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat nyeri, gerakan bebas.
h. Telinga
Bent
Be ntuk
uk sisime
metrtris
is kiri
kiri da
dan
n ka
kanan
nan,, da
dapa
patt mende
mendeng ngar
ar sa
saat
at pe
pera
rawa
watt at
atau
au
keluarga memanggil, tes wiber dan rinne (+), tidak ada nyeri tekan, telinga
 bersih.
i. Dada/thorak 
Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, pola nafas teratur, pergerakan
dada simetris kiri dan kanan, S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.
 j. Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak ada kembung, tidak terdapat nyeri tekan,
kebersihan kulit terjaga, turgor kulit < 3 detik, bising usus 12x/menit.
k. Geni
Genito
tour
uran
aniia
Berjenis kelamin laki-laki, tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri.
l. Ekst
Ekstre
remi
mita
tass at
atas
as da
dan
n bawah
bawah
Bentuk
Ben tuk simetris
simetris kiri dan kanan,
kanan, jumlah
jumlah jar
jarii lengka
lengkap,
p, CRT < 2 detik,
detik,
terdapat
terda pat refleks
refleks plantar,
plantar, kekuatan
kekuatan otot ektremitas
ektremitas atas 5/5, ekstremita
ekstremitass
nawah 5/5.

6. Data
Data psi
psiko
kolo
logi
gi ana
anak 

Klien dapat memberikan respon tersenyum atau menangis kepada perawat atau
keluarganya.

7. Pe
Peme
meri
riks
ksaan
aan pe
penun
nunja
jang
ng
Tanggal/hari Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Senin, 16/6/2020 HB 12,2 Gr% L : 13 - 16


Leukosit 13.200 mm3 4.000 - 11.000
Trombosit 324.000 mm3 150.000 -
Hemaktrokit 36% 400.000
40 - 45

8. Pe
Pengo
ngoba
bata
tan
n / ther
therap
apy
y
WIDA 2A 16 tpm
Paracetamol 3 x 1 via oral
Diazepam 2,7 mg via IV digunakan bila anak kejang
Cefotaxime 2 x 66 mg via IV
 

DATA FOKUS
 NAMA : An. R 

UMUR : 2 Tahun

 No. Rekam Medik :

DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF


- Suhu 39c - Ibu klien men
eng
gatak
akaan
- Res
espi
pirras
asii rat
ratee 32
32x/meni
enit anaknya panas tinggi
(sesak ringan) - Ibu klien men
menggatak
akaan
- Kejang ber erllang
ngssun
ung
g anaknya demam dan
lamanya kurang lebih 5 disertai dengan kejang-
menit kejang.
- Kel
Keluarg
uargaa ser
seriing bertanya - Ibu kl
klien me
mengatakan
tentang pengobatan dan kurang paham dengan
 perawatan penyakit  penyakit anaknya
anaknya

ANALISA DATA

 No. Data Etiologi Masalah

1. DS : Ibu klien mengatakan Proses infeksi Hipertermi


anaknya panas tinggi 
DO : Teraba panas, suhu Merangsang
39c
39 hipotalamus

Penagturan suhu tubuh
terganggu

Penaikan suhu tubuh
2. DS : Ibu klien mengatakan Kejang Resiko cidera
anaknya demam dan   berulang
disertai dengan kejang- Kerja otot tidak 
kejang. terkendali
DO : Kejang berlangsung 
lamanya kurang lebih 5 Dapat terjadi trauma
menit 
 

Resiko cidera berulang


3. DS : Ibu klien mengatakan Hipertemi Kurangnya
kurang paham dengan   pengetahuan dan
 penyakit anaknya Kurang pemajanan kecemasan
DO : Keluarga sering informasi orangtua terhadap
 bertanya tentang   penyakit.
 pengobatan dan perawatan
perawatan Kurang pengetahuan
 penyakit anaknya tentang penyakit

Kecemasan orangtua

A. Peneggakkan
Peneggakkan Diagnosa
Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan
Peningkatan suhu
suhu tubuh
tubuh (hiperter
(hipertermi)
mi) berhubunga
berhubungann dengan proses
proses infeksi
infeksi
2. Resiko
Resiko ceider
ceideraa berulan
berulang
g berhubung
berhubungan
an dengan
dengan kejang
kejang
3. Kecemasan
Kecemasan orangtua
orangtua berhubungan
berhubungan dengan
dengan pengetahu
pengetahuan
an terhapat
terhapat penyaki
penyakitt

B. Intervensi
Intervensi / Perencanaan
Perencanaan
Tgl  No. PERENCANAAN
DX
Tujuan Intervensi Rasional

17/6 1. Tupan : setelah 1. Observasi


Observasi TTV.
TTV. 1. Meng
Menget etah
ahui
ui
/202 dilakukan tindakan suhu tubuh
0 keperawatan selama klien.
3x24 jam masalah
teratasi. 2. Berikan kompres 2. Kom
Kompr
pres
es
Tupen : setelah hangat. hangat dapat
dilakukan tindakan menyebabkan.
keperawatan selama
2x24 jam maslah 3. Ajar
Ajarka
kan
n kom
kompr
pres
es 3. fase dilatasi
teratasi sebagian. ya
yan
ng benar pada sehingga dapat
Kriteria hasil : keluarga. menurunkan
Suhu tubuh dalam suhu tubuh.
 batas normal 36,5-
4. Anjurkan kepada 4. Kelu
Keluaa
aarg
rgaa
37c
37
ke
kelu
luar
arga
ga un
untu
tuk 
k  dapat mandiri
klien perpakaian dalam
yang mudah melakukan
menyerap keringat. kompres
sehingga
 

 pencegahan
awal terjadinya
kejang demam.

5. Anjurk
Anjurkanan anak agar  5. Memb
anak agar  Member erik
ikan
an
tidak memakai rasa nyaman,
selimut. mudah
menyerap
keringat, dan
tidak
merangsang
terjadinya
 peningkatan
suhu tubuh
6. Kola
Kolabor
boras
asii de
denga
ngann 6. Memb
Member erik
ikan
an
dokter pemberian rasa nyaman
antipiretik dan dan tidak  
cairan Infus merangsang
terjadinya
 peningkatan
suhu tubuh
7. Antip
Antipiriret
etik
ik da
dann
 pemberian
cairan Iv dapat
menurunkan
 panas tubuh.
17/6 2. Tupan : Setelah 1. Obse
Observrvas
asii 1. Menge
Mengeta tahui
hui
/202 dilakukan tindakan kesadaran klien gejala awal
0 keperawatan selama dan aktifitas klien terjadinya
3x24jam masalah resiko cidera.
teratasi.

Tupen : Setelah 2. Bantu


Bantu klien
klien dala
dalam
m 2. Meme
Memenunuhi
hi
dilakukan tindakan melakukan kebutuhan yang
keperawatan selama aktifitas. tidak bisa
2x24jam masalah dilakukan
teratasi sebagian. secara mandiri.
Kriteria hasil :
Klien tidak cidera 3. Ajarkan kepada 3. Memi
Memininima
malk
lkan
an
dalam melakukan keluarga resiko cidera
 penggunaan restain
aktifitas
 

GCS E4V5M6
Klien sudah bis bisa
melakuk
mel akukan
an aktifi
aktifitas
tas
sesuai
sesuai pertum
pertumbuha
buhann
dan
 perkembangannya
18/6 3. Tupan : setelah 1. Kaji pengetahuan 1) Menge
Mengetatahui
hui
/202 dilakukan tindakan or
oran
angt
gtua
ua te tent
ntan
ang
g kebutuhan
0 keperawatan selama  penyakit anaknya. keluarga akan
1x24jam masalah  pengetahuan
teratasi sehingga dapat
Tupen : Setelah mengurangi
dilakukan tindakan kecemasan.
keperawatan selama
1x30 menit masalah
teratasi sebagian. 2. Beri
Beri dukunga
dukunga pada 2) Memb
Membererik
ikan
an
Kriteria hasil : keluarga bahwa harapan,
Kecemasan orangtua anaknya akan menurunkan
 berkurang sembuh jika kecemasan,
Keluarga dapat disiplin dalam mentaati
 paham tentang melakukan anjuran
 perawatan.  pengobatan.
 penyakit anaknya

3. Beri kesempatan 3) Mengu


Mengurarang
ngii
 pada keluarga
keluarga  beban psikologi
psikologi
untuk dan
mengungkapkan menyalurkan
 perasaannya. aspek emosional
secara efektif  
dan cepat.

4. Beri pendidikan 4) Dapa


Dapatt
kesehat
kesehatan
an tenatn
tenatng
g meningkatkan
 perawatan yang  pengetahuan
diberikan orangtua
sehingga
mengurangi
kecemasan

Anda mungkin juga menyukai