Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTERMI

Nama : Nesia Gusti Saputri

Nis : 113121009

Diagnosa medis : DF

1. Pengertian
Hipertermia adalah suhu inti tubuh di atas kisaran normal diurnal karena
kegagalan regulasi (NANDA, 2015). Hipertermi merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh secara
terus- menerus lebih tinggi dari 37oC (peroral) atau 38.80C (perrektal) karena
peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal.Hipertermia adalah suhu
tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh.
2. Fisiologi

Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik dari
oksigenmaupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau
toksik, pirogenendogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu
terutama monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkandemam
pada tingkat termoregulasi di hipotalamus. Peningkatan kecepatan dan pireksi atau
demam akan mengarah pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal
cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolisme diotak untuk menjaga
keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. Apabila seseorang
kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit- elektrolit yang ada pada
pembuluh darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di hipotalamus
anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga kekurangan cairan dan elektrolit
mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior dalam mempertahankan keseimbangan
termoregulasi dan akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh (Siswantara,
2013).
Suhu tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persarafan umpan
balik. Agar mekanisme umpan balik dapat berlangsung harus tersedia pendetektor
suhu. Area utama dalam otak yang berperan dalam pengaturan suhu tubuh terdiri
dari nukleus preoptik dan nukleus hipotalamik anterior hipotalamus. Apabila area
preoptik dipanaskan, kulit diseluruh tubuh dengan segera mengeluarkan banyak
keringat dan dalam waktu yang sama pembuluh darah kulit sangat berdilatasi. Hal
ini merupakan reaksi cepat yang menyebabkan tubuh kehilangan panas, dengan
demikian membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal. Di samping itu,
pembentukan panas tubuh yang berlebihan dihambat. Oleh karena itu area preoptik
dari hipotalamus berfungsi sebagai termostatik pusat kontrol suhu tubuh
(Siswantara, 2013).

3. Etiologi
a. Dehidrasi
b. Terpapar lingkungan panas
c. Proses penyakit (misalnya infeksi, kanker)
d. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
e. Peningkatan laju metabolisme
f. Respon trauma
g. Aktivitas berlebihan
h. Penggunaan inkubator
4. Tanda dan Gejala
a. Tanda dan Gejala Mayor
1) Suhu tubuh diatas nilai normal
b. Tanda dan Gejala Minor
1) Kulit merah
2) Kejang
3) Takikardi
4) Takipnea
5) Kulit terasa hangat
5. Patways

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem


a. Faktor lingkungan
b. Faktor sosial ekonomi
c. Faktor fisiologis
7. Macam – macam gangguan yang mungkin terjadi
a. Kejang
b. Resiko jatuh
8. Komplikasi
a. Stupor
b. Letargi
c. Kejang
d. Koma
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap : mengidentifikasi kemungkinan terjadinya resiko
infeksi.
b. Pemeriksaan urine
c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien
thypoid.
d. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl5
e. Uji torniquet
10. Masalah Keperawatan / Kolaboratif
a. Hipertermia
b. Kekurangan volumen cairan
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari keutuhan tubuh
11. Penatalaksanaan Keperawatan / Medis
a. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Observasi keadaan umum pasien
2) Observasi tanda-tanda vital
3) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
4) Anjurkan pasien banyak minum
5) Anjurkan pasien banyak istirahat
6) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan
paha, leher bagian belakang
b. Penatalaksanaan Medis
1) Berikan obat penurun panas seperti paracetamol.
12. Diagnosa keperawatan utama yang mungkin muncul
a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
infeksi
13. Rencana tindakan

No SDKI SLKI SIKI


1. Hipertermia SLKI: Termoregulasi SIKI : Manajemen
Faktor yang Ekspetasi : membaik Hipertermia
berhubungan: Indikato IR ER Observasi :
1. Proses penyakit r 1. Identifikasi
2. Hipertiroid Suhu penyebab
3. Stroke tubuh hipertermia
Suhu
4. Dehidrasi ( misalnya dehidrasi,
kulit
5. Trauma Ventilasi terpapar lingkungan
6. Prematuritas Tekanan panas, penggunaan
darah inkubator)
1. Memburuk
2. Monitor suhu tubuh
2. Cukup memburuk
Terapeutik :
3. Sedang
1. Sediakan lingkungan
4. Cukup membaik
yang dingin
5. Membaik
2. Longgarkan atau
lepaskan pakaian
Edukasi :
1. Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika perlu
2. Kesiapan Peningkatan SLKI: Keseimbangan SIKI: Manajemen Cairan
Keseimbangan Cairan Cairan Observasi :
berhubungan dengan Indikator IR ER 1. Monitor status
diare Asupan hidrasi
cairan 2. Monitor berat badan
Kelembaba
harian
n membran Terapeutik :
mukosa 1. Catat intake- output
Keluaran dan hitung balance
urin cairan 24 jam
1. Memburuk
2. Berikan asupan
2. Cukup memburuk
cairan, sesuai
3. Sedang
kebutuhan
4. Cukup membaik
3. Berikan cairan
5. Membaik
intravena, jika perlu
Kolaborasi:
1. Berikan diueretik,
jika perlu
3. Ketidakseimbangan SLKI: Status Nutrisi SIKI: Manajemen Nutrisi
ntrisi kurang dari Ekspetasi : meningkat Observasi :
kebutuhan tubuh Indikator IR ER 1. Monitor asupan
Faktor yang Frekuensi makanan
berhubungan : makan 2. Monitor berat badan
Nafsu
1. Infeksi Terapeutik:
makan
Membran 1. Sajikan makanan
mukosa dengan suhu yang
1. Memburuk menarik
2. Cukup memburuk Edukasi :
3. Sedang 1. Ajarkan diet yang
4. Cukup membaik diprogramkan
5. Membaik Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan

Anda mungkin juga menyukai