Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Di susun oleh :
Birry Assidiqy
J2014901059

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

A. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


1. Definisi
Rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi),
dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan
nyeri) Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000).
Keamanan    adalah suatu kondisi aman, dan tentram, bebas dari cedera
fisik dan psikologis serta  suatu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi.Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis

atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006)2, dalam Po
2. Fisiologi Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Adapun fisiologis kebutuhan aman dan nyaman yaitu pada saat impuls
ketidaknymanan naik ke medulla spinalis menuju ke batang otak dan
thalamus, system saraf otonom menjadi testimulus sebagai bagian dari respon
stress dan stimulus pada system saraf menghasilkan respon fisiologis.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Rasa Aman dan
Nyaman
a. Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi
nyeri, khususnya padaanak-anak dan lansia. Anak kecil mempunyai
kesulitan memahami nyeri danprosedur yang dilakukan perawat yang
menyebabkan nyeri. Anak-anak jugamengalami kesulitan secara verbal
dalam mengungkapkan dan mengekspresikannyeri. Sedangkan pasien
yang berusia lanjut, memiliki resiko tinggi mengalamisituasi yang
membuat mereka merasakan nyeri akibat adanya komplikasi penyakit dan
degeneratif.
b. Jenis kelamin
Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin
misalnyamenganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak
boleh menangis,sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam situasi
yang sama. Namunsecara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara
bermakna dalam beresponterhadap nyeri.
c. Kebudayaan
Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah
sesuatuyang alamiah. Kebudayaan lain cenderung untuk melatih perilaku
yang tertutup.Sosialisasi budaya menentukan perilaku psikologis
seseorang. Dengandemikian hal ini dapat mempengaruhi pengeluaran
fisiologis opial endogensehingga terjadilah persepsi nyeri.
d. Makna nyeri
Individu akan mempersepsikan nyeri berbeda-beda apabila nyeri
tersebutmemberi kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan
tantangan. Makna nyerimempengaruhi pengalaman nyeri dan cara
seseorang beradaptasi terhadap nyeri.
e. Perhatian
Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada nyeri
dapatmempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat
dihubungkan dengannyeri yang meningkat sedangkan upaya pengalihan
(distraksi) dihubungkandengan respon nyeri yang menurun.
f. Ansietas
Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga
dapatmenimbulkan suatu perasaan ansietas. Apabila rasa cemas tidak
mendapatperhatian dapat menimbulkan suatu masalah penatalaksanaan
nyeri yang serius.
g. Keletihan
Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif
danmenurunkan kemampuan koping sehingga meningkatkan persepsi
nyeri.
h. Pengalaman
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri sebelumnya namun
tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan
lebih mudah di masa datang.
i. Gaya koping
Individu yang memiiiki lokus kendali internal mempersepsikan diri
merekasebagai individu yang dapat mengendalikan lingkungan mereka
dan hasil akhirsuatu peristiwa seperti nyeri. Sebaliknya, individu yang
memiliki lokus kendalieksternal mempersepsikan faktor lain di dalam
lingkungan mereka seperti perawatsebagai individu yang bertanggung
jawab terhadap hasil akhir suatu peristiwa.
j. Dukungan keluarga dan sosial
Kehadiran orang-orang terdekat pasien dan bagaimana sikap
merekaterhadap pasien mempengaruhi respon nyeri. Pasien dengan nyeri
memerlukandukungan, bantuan dan perlindungan walaupun nyeri tetap
dirasakan namunkehadiran orang yang dicintai akan meminimalkan
kesepian dan ketakutan.
4. Macam-Macam Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
1. Api /kebakaran
Api adalah bahaya umum baik di rumah maupun rumah sakit.
Penyebab kebakaran yang paling sering adalah rokok dan hubungan
pendek arus listrik. Kebakaran dapat terjadi jika terdapat tiga elemen
sebagai berikut: panas yang cukup, bahan-bahan yang mudah terbakar, dan
oksigen yang cukup.
2. Luka bakar (Scalds and burns).
Scald adalah luka bakar yang diakibatkan oleh cairan atau uap
panas, seperti uap air panas. Burn adalah luka bakar diakibatkan terpapar
oleh panas tinggi, bahan kimia, listrik, atau agen radioaktif. Klien dirumah
sakit yang berisiko terhadap luka bakar adalah klien yang mengalami
penurunan sensasi suhu dipermukaan kulit.
3. Jatuh.
Terjatuh bisa terjadi pada siapa saja terutama bayi dan lansia. Jatuh
dapat terjadi akibat lantai licin dan berair, alat-alat yang berantakkan,
lingkungan dengan pencahayaan yang kurang.
4. Keracunan.
Racun adalah semua zat yang dapat mencederai atau membunuh
melalui aktivitas kimianya jika dihisap, disuntikkan, digunakan, atau
diserap dalam jumlah yang cukup sedikit. Penyebab utama keracunan pada
anak-anak adalah penyimpanan bahan berbahaya atau beracun yang
sembarangan, pada remaja adalah gigitan serangga dan ular atau upaya
bunuh diri. Pada lansia biasanya akibat salah makan obat (karena
penurunan pengelihatan) atau akibat overdosis obat (karena penurunan
daya ingat).
5. Sengatan listrik
Sengatan listrik dan hubungan arus pendek adalah bahaya yang
harus diwaspadai oleh perawat. Perlengkapan listrik yang tidak baik dapat
menyebabkan sengatan listrik bahkan kebakaran, contoh: percikan listrik
didekat gas anestesi atau oksigen konsentrasi tinggi. Salah satu
pencegahannya adalah dengan menggunakan alat listrik yang grounded
yaitu bersifat mentransmisi aliran listrik dari suatu objek langsung
kepermukaan tanah.
6. Suara bising.
Suara bising adalah bahaya yang dapat menyebabkan hilangnya
fungsi pendengaran, tergantung dari: tingkat kebisingan, frekuensi
terpapar kebisingan, dan lamanya terpapar kebisingan serta kerentanan
individu. Suara diatas 120 desibel dapat menyebabkan nyeri dan gangguan
pendengaran walaupun klien hanya terpapar sebentar. Terpaparsuara 85-95
desibel untuk beberapa jam per hari dapat menyebabkan gangguan
pendengaran yang progressive. Suara bising dibawah 85 desibel biasanya
tidak mengganggu pendengaran.
7. Radiasi.
Cedera radiasi dapat terjadi akibat terpapar zat radioaktif yang
berlebihan atau pengobatan melalui radiasi yang merusak sel lain. Zat
radioaktif digunakan dalam prosedur diagnoostik seperti radiografi,
fluoroscopy, dan pengobatan nuklir. Contoh isotop yang sering digunakan
adalah kalsium, iodine, fosfor.
8. Suffocation (asfiksia) atau Choking (tersedak).
Tersedak (suffocation atau asphyxiation) adalah keadaan
kekurangan oksigen akibat gangguan dalam bernafas. Suffocation bisa
terjadi jika sumber udara terhambat/terhenti contoh pada klien tenggelam
atau kepalanya terbungkus plastik. Suffocation juga bisa disebabkan oleh
adanya benda asing di saluran nafas atas yang menghalangi udara masuk
ke paru-paru. Jika klien tidak segera ditolong bisa terjadi henti nafas dan
henti jantung serta kematian.
B. ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN
NYAMAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan
hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan
mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan
mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.
b. Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung
pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien
c. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa
aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien
akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak
nyaman seperti nyeri.
2. Pemeriksaan fisik: data focus
a. Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir bawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
c) Tanda- tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
c. Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang
tidak nyaman
3. Pemeriksaan Penunjang
 Audiometric
Mengetahui adanya gangguan pendengaran sehingga diketahui antara
lain : Jenis ketulian ( Tuli Kondusif atau Tuli Sensoneural) dan Derajat
Ketulian ( gangguan dengar ) menggunakan alat yang dinamakan
Audiometri.
 elektrokardiograpi
Mengetahui adanya kelainan – kelainan irama jantung dan otot jantung,
pengaruh / efek obat – obat jantung, adanya gangguan – gangguan
elektrolit, memperkirakan adanya pembesaran jantung/ hipertropi antrium
dan ventrikel
 Radiologi
Untuk mendiagnosa kelainan pada organ tubuh seperti paru – paru , retak
pada tulang.(Foto Thorak, BNO-IVP, HSG ).
 Treadmill
Untuk mengetahui kemampuan maksimal kerja jantung saat melakukan
aktifitas , sehingga dideteksi antara lain : Resiko Penyakit Jantung
Koroner ( PJK )Berat atau tidaknya PJK seseorang, Dosis aktivitas /
olahraga bagi penderita PJK.
 UltraSonogrhapy
Pemeriksaan struktur jaringan tubuh dengan menggunakan analisis
gelombang Doppler / ultrasonik yang kemudian hasilnya ditampilkan
dalam layar monitor.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa I: Ansietas

Definisi :

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom,

perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini

merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi

dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

Batasan karakteristik :

a. Perilaku
 Penurunan produktivitas
 Mengekspresikan kehawatiran akibat perubahan dalam
peristiwa hidup
 Gerakan yang tidak relevan
 Gelisah
 Memandang sekilas
 Insomnia
b. Afektif
 Gelisah
 Kesedihan yang mendalam
 Distres
 Ketakutan
 Perasaan tidak adekuat
b. Fisiologis
 Wajah tegang
 Insomnia
 Peningkatan keringat
 Peningkatan ketegangan
 Terguncang
Faktor yang berhubungan :
a. Terpajan toksin
b. Hubungan keluarga/hereditas
c. Transmisi dan penularan interpersonal
d. Krisis situasi dan maturasi
e. Stres
f. Penyalahgunaan zat
g. Ancaman kematian
Diagnosa II : Nyeri akut

Definisi :

Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya


kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan
dengan intensitas ringan sampai berat.
Batasan karakteristik :
a. Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat
b. Objektif
1) Posisi untuk menghindari nyeri
2) Perubahan tonus otot
3) Perubahan selera makan
Faktor yang berhubungan :
 Agen-agen penyebab cedera (misalnya, biologis, kimia, fisik dan
psikologis)
C. Rencana Keperawatan
N Diagnos Tujuan dan Intervensi Rasional
o a Kriteria Hasil
1 Ansieta Setelah  Bina hubungan  Hubungan saling
s dilakukan saling percaya percaya adalah
intervensi antara perawat- dasar hubungan
selama 3x24 pasien terpadu yang
jam, mendukung klien
diharapkan  Pahami rasa
dalam mengatasi
Ansietas dapat takut/ ansietas
perasaan cemas
diminimalkan pasien
sampai dengan  Kaji tingkat  perasaan adalah
diatasi nyata dan
ansietas dan
membantu pasien
diskusikan
Kriteria Hasil : untuk terbuka
penyebab bila
sehingga dapat
 klien mungkin
mendiskusikan dan
tampak  Temani atau menghadapinya
tenang atur supaya ada
 Identifikasi
seseorang
 klien masalah spesifik
bersama pasien
menerima akan
sesuai indikasi.
tentang meningkatkan
 Kaji ulang kemampuan
penyakitny
keadaan umum individu untuk
a
pasien dan TTV menghadapinya
 gangguan  Berikan waktu dengan lebih
tidur pasien untuk realistis.
hilang mengungkapkan  dukungan yang
masalahnya dan terus menerus
 pola dorongan mungkin
berkemih ekspresi yang membantu pasien
normal bebas, misalnya mengurangi
rasa marah,
takut, ragu ansietas/ rasa takut
ke tingkat yang
 Berikan
dapat diatasi.
penjelasan pada
pasien tentang  Sebagai indikator
penyakitnya. awal dalam
menentukan
 Jelaskan semua
intervensi
prosedur dan
berikutnya
pengobatan 
 Agar pasien
 Diskusikan
merasa diterima
perilaku koping
alternatif dan  Dapat mengurangi
tehnik rasa cemas pasien
pemecahan akan penyakitnya
masalah  Ketidaktahuan dan
kurangnya
pemahaman dapat
menyebabkan
timbulnya ansietas
 Mengurangi
kecemasan pasien

2 Nyeri Setelah  Kaji keluhan  Nyeri merupakan


Akut dilakukan nyeri, lokasi, pengalamansubyek
asuhan lamanya tif dan harus
keperawatan serangan, faktor dijelaskan
selama 3x24 pencetus / yang oleh pasien.
jam memperberat.Te Identifikasi
tapkan skala karakteristik
diharapkan
0 – 10 nyeridan faktor
nyeri
 Pertahankan yang
berkurang/hila tirah baring, berhubunganmeru
ng dan posisi pakan suatu hal
kebutuhan semifowler yang amat penting
Nyaman dengan tulang untuk memilih
terpenuhi spinal, pinggang intervensiyang
dengan kriteria dan lutut dalam cocok dan untuk
hasil : keadaanfleksi, mengevaluasikeefe
posisi telentang ktifan dari terapi
 Klien  Gunakan logroll yang diberikan
tampak (papan)  Untuk
tenang selamamelakuka menghilangkan
 Nyeri n perubahan stres pada otot-otot
skala 0 posisi punggung
 Tidak ada  Batasi aktifitas  Logroll (Papan)
verbalisasi selama fase mempermudahmel
nyeri akutsesuai akukan mobilisasi
dengan  Untuk
kebutuhan menghindari
 Berikan adanya cidera
relaksan otot  Agen-agen ini
yang secara
diresepkan, sistematikmenghas
analgesik, dan ilkan relaksasi
agenantiinflama umum
si dan evaluasi danmenurunkan
keefektifan inflamasi.
 Tindakan  Tindakan ini
penghilangan memungkinkan
rasa nyeri non klienuntuk
invasif dan non mendapatkan rasa
farmakologis(po kontrolterhadap
sisi, balutan (24- nyeri.
48 jam),
distraksidan
relaksas

Daftar Pustaka

Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States
Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.
2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta Price,
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta Mine
Wilkinson J.M & Ahern N.R, 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi
9, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai