Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

SISTEM HEMATOLOGI “LEUKIMIA”

Disusun oleh :

1. Hani Nurhasana (A02019032)


2. Hanifah (A02019033)
3. Indar Nurul Fatimah (A02019034)
4. Isro’ Irfansyah (A02019035)
5. Junita Prias Savira (A02019037)
6. Kiky Ade Safitri (A02019038)
7. Kukuh Ridho Pangestu (A02019039)
8. Kurnianingsih (A02019040)
9. Lery Mahesa Andreanza (A02019041)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat hidayah dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Hematologi ‘Leukemia’ ”
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tentunya kami membutuhkan banyak
bimbingan, pengetahuan dan dukungan dari semua pihak yang selama ini dengan tulus dan ikhlas
membantu kami dalam menyelesaikan makalah. Dengan hati yang tulus kami mengucapkan
banyak terima kasih Semua pihak yang membantu penyusunan makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak bias peneliti sebut satu persatu.
Walaupun upaya perbaikan telah dilakukan, namun kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka dari itu, kami mengharapkan
kritik dan saran membangun dalam upaya perbaikan kami di masa pendatang. Demikian makalah
ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

Gombong, 10 Juli 2020

Penulis
DAFTAS ISI

Kata Pengantar .................................................................................................2


DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Tujuan Penulisan..................................................................................4
C. Manfaat Penulisan................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................5
A. Definisi................................................................................................5
B. Etiologi................................................................................................5
C. Patofisiologi.........................................................................................5
D. Manifestasi Klinis................................................................................5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................6
A. Pengkajian.............................................................................................6
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................10
C. Intervensi Keperawatan........................................................................12
D. Implementasi Keperawatan...................................................................16
E. Evaluasi Keperawatan...........................................................................19
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................20
A. Kesimpulan...........................................................................................20
B. Saran.....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukemia merupakan nama kelompok penyakit maligna yang dikarakteristikan
oleh perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit sirkulasi. Leukemia dihubungkan
dengan pertumbuhan abnormal leukosit yang menyebar mendahului sumsum tulang. Kata
kata leukemia diturunkan dari bahasa Yunani leukosdanaima yang berarti “putih” dan
“darah” yang mengacup ada peningkatan abnormal dari leukosit. Peningkatan tidak
terkontrol ini akhirnya menimbulkan anemia, infeksi, trobositopenia, dan pada beberapa
kasus menyebabkan kematian (Jan Tambayong, 2000).
Data American Cancer Society (2004), angka kejadian leukemia di Amerika
Serikat 33.440 kasus, 19.020 kasus diantaranya pada laki-laki (56,88%) dan 14.420 kasus
baru lainnya pada perempuan (43,12%). Insiden rate (IR) leukemia pada laki-laki di
Canada 14 per 100.000 penduduk dan pada wanita 8 per 100.000 penduduk pada tahun
yang sama. Data The Leukemia and Lymphoma Society (2009) menyebutkan bahwa
setiap 4 menit terdapat 1 orang meninggal karena kanker. Diperkirakan 139.860 orang di
Amerika terkena leukemia, lymphoma dan myeloma dan 53.240 orang meninggal karena
kasus ini (CFR 38,1%). IR leukemia yaitu 12,2 per 100.000 penduduk.
Penyakit tersebut mempunyai banyak factor penyebab namun belum ada yang
mendominasi hingga terjadinya penyakit tersebut. Oleh karena itu, untuk mencegah
leukemia atau kanker darah kita harus mengenal lebih jauh tentang leukemia, bagaimana
gejala-gejalanya, dampak dari penyakit leukemia, cara diagnose dan penyembuhannya.
Penyakit leukemia ini harus ditangani dengan tepat agar penderita tidak terjangkit
penyakit lainnya karena tranfusi yang tidak steril. Berdasarkan paparan dari fakta inilah
maka kami selaku penulis tertarik untuk membahas kasus mengenai penyakit leukemia
ini dan sebagai pemenuhan tugas pada blok system imun dan hematologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi penyakit leukimia ?
2. Bagaimana etiologi penyakit leukimia ?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit leukimia ?
4. Apa saja manifestasi klinis penyakit leukimia ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit leukimia ?

C. Tujuan
1. Memahami definisi dari penyakit leukimia.
2. Mengetahui etiologi dari leukimia.
3. Memahami patofisiologi dari penyakit leukimia.
4. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit leukimia.
5. Mengetahui asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose, intervensi,
implementasi dan evalusi dari penyakit leukimia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum tulang,
yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan menyingkirkan
jenis sel lain (Reeves, Charlene J et al, 2001).
Leukemia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu sekelompok sel
anak yang abnormal. Sel-sel ini menghambat semua sel darah lain di sumsum tulang
untuk berkembang secara normal, sehingga mereka tertimbun di sumsum tulang. Karena
factor-faktor ini, leukemia disebut gangguan akumulasi sekaligus gangguan klonal. Pada
khirnya, sel-sel non leukemik di dalam darah yang merupakan penyebab berbagai gejala
umum leukemia.

B. Etiologi
Leukimia adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan yang bersifat
irreversible dari sel induk dari darah.Pertumbuhan dimulai dari mana sel itu berada. Sel-
sel tersebut, pada berbagai stadia akan membanjiri aliran darah yang berakibat sel yang
spesifik akan dijumpai dalam jumlah yang banyak. Sebagai akibat dari proliferasi sel
abnormal tersebut maka akan terjadi kompetisi metabolik yang akan menyebabkan
anemia dan trombositopenia. Apabila proliferasi sel terjadi di limpa maka limpa akan
membesar, sehingga dapat terjadi hipersplenisme yang selanjutnya menyebabkan makin
memburuknya anemia serta trombositopenia (Supandiman, 1997).

C. Patofisiologi
Sebuah sel induk majemuk berpotensi untuk mengalami diferensiasi, poliferasi
dan maturasi untuk membentuk sel-sel darah matang yang dapat dilihat pada sirkulasi
perifer.
D. Manifestasi Klinis
Selain presentasi klinis, laboratorium dan evaluasi patologi diperlukan untuk
definitif diagnosis leukimia. Tes yang paling penting adalah sumsum tulang biopsi dan
aspirasinya yang disampaikan kepada hematopathology untuk berbagai evaluasi. Noda
cytochemical sangat membantu untuk menentukan apakah leukemia akut adalah
keturunan myeloid atau limfoid.
Umum : Biasanya terjadi 1-3 bulan dengan gejala yang tidak jelas seperti
kelelahan, kurangnya toleransi latihan, nyeri dada dan perasaan yang tidak enak.
Gejala : Pasien melaporkan penurunan berat badan, malaise, kelelahan, dan
palpitasi dan dyspnea saat beraktivitas. Gajala lain yang dapat muncul yaitu demam,
menggigil, dan kerasnya sugestif infeksi, memar (perdarahan vagina yang berlebihan,
epistaksis, ekimosisdanpetechiae), nyeri tulang, kejang, sakit kepala, dan diplopia.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus :
Nn. Caca usia 7 tahun, agama Islam, alamat tinggal jln. Kusuma no. 7 Kebumen, kelas 2
SD, masuk rumah sakit tanggal 8/11/2019. Klien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas,
demam, sakit kepala, lemah, nyeri tulang dan sendi. Saat pemeriksaan fisik didapatkan:
menggunakan otot bantu nafas, CRT > 3 detik, konjungtiva anemis, akral dingin, BB klien turun
dari 25 kg menjadi 22 kg, mual (+) dan muntah (+). Selain itu terdapat pembesaran limfa
(splenomegali) dan hati (hepatomegali). Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh :
TD : 80/50 mmHg, N : 80x/menit, RR : 34 x/menit , S : 38,60C. Dari hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil lab : Hb: 6,7 gr/dl, leukosit: 70.500 ml3, trombosit: 44.000 ml.

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas Pasien
Nama : Nn. Caca
Usia : 7 tahun
JK : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jln. Kusuma no. 7 Kebumen
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. B
Usia : 48 tahun
JK : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jln. Kusuma no. 7 Kebumen
Hubungan : Ibu
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nn. Caca mengatakan sesak napas, demam, sakit kepala, lemah, nyeri tulang dan
sendi.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pemeriksaan pada fisik An. Bd, CRT > 3 detik, konjungtiva
anemis, akral dingin, BB turun, mual dan muntah. Selain itu, terdapat pembesaran
limfa dan pembesaran hati.
3. Riwayat Penyakit dahulu: -
4. Riwayat Penyaki Keluarga: -

2. POLA VIRGINIA HENDERSON


1. Pola Bernapas
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan bernapas dengan normal tanpa ada gangguan
b. Saat sakit : Klien mengatakan sesak didada
2. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit : makan 3 kali sehari (nasi, lauk, sayur, buah) sebanyak 1 piring.
Minum 6 – 8 gelas/ hari.
b. Saat sakit : makan 1-2 kali sehari (nasi, lauk, sayur, buah) sebanyak 1 piring
(tidak habis). Minum 4-7 gelas/hari.
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit : BAB normal teratur 1-2 sehari dan BAK juga teratur
b. Saat sakit :
 Buang Air Besar (BAB)
Klien mengatakan BAB tidak teratur/diare
 Buang Air Kecil (BAK)
Urine berwarna gelap dan penurunan berkemih
4. Pola Istirahat/Tidur
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan tidur normal tidak ada gangguan
b. Saat sakit : Klien mengatakan tidur terganggu
5. Pola berpakaian
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit menggunakan pakaian seperti
biasa saat sehari-hari.
b. Saat sakit : Klien mengatakan menggunakan pakaian yang sedikit longgar.
6. Pola mempertahankan sirkulasi
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan biasa saja dan tidak ada gangguan
b. Saat sakit : Klien mengatakan tidak ada gangguan
7. Pola rasa aman dan nyaman
a. sebelum sakit : Klien mengatakan rasa aman dan nyaman terpenuhi.
b. saat sakit : Klien mengatakan merasa tidak nyaman karena sesak napas dan
nyeri yang menganggu
8. Pola gerak dan keseimbangan
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan aktivitasnya tidak terganggu dan dapat
melakukan aktifitasnya sendiri.
b. Saat sakit : Klien mengatakan aktifitasnya terganggu karena mudah lelah.
9. Pola personal hygine
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2x sehari
b. Saat sakit : Klien mengatakan mandi 1x sehari tetapi dibantu oleh
keluarganya
10. Pola komunikasi
a. sebelum sakit : Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan nomal.
b. saat sakit : Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan normal.
11. Pola kebutuhan spiritual
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan ibadah tidak terganngu, sholat 5 waktu
lancar
b. Saat sakit : Klien mengatakan ibadah sholat 5 waktu lancar.
12. Pola bekerja
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan masih dapat bekerja
b. Saat sakit : Klien tidak dapat bekerja karena mudah lelah
13. Pola Pola kebutuhan bermain dan rekreasi
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan kebutuhan bermain dan rekreasi tidak
terganggu.
b. Saat sakit : Klien mengatakan sedikit terganggu
14. Pola belajar
a. sebelum sakit : Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit
yang dideritanya
b. saat sakit : Klien mengatakan mengetahui penyakitnya setelah diberitahu
oleh pihak RS

3. ANALISIS DATA

No Data Problem Etiologi


1.  DS : Sesak nafas, Gangguan pertukaran Oksigen tidak dapat
sakit kepala. gas. terdistribusi dengan
baik.
 DO : RR 38x/menit
(takipnea), N :
80x/menit, CRT > 3
detik, Akral dingin,
Hb 6,7 gr/dl, SaO2
90%. AGD
menunjukkan hasil :
Asidosis respiratorik.
2.  DS : Merasa Hipertermi Proses infeksi
badannya panas.

 DO : Suhu 38,60˚C,
demam, turgor kulit
menurun, membrane
mukosa kering, kulit
merah, kulit teraba
hangat, leukosit
70.500 ml3.
3.  DS : mual, muntah. Gangguan nutrisi kurang Anoreksia, mual, dan
 DO : BB turun yang dari kebutuhan tubuh. muntah.
semua 25 kg menjadi
22 kg, pembesaran
limfa, pembesaran
hati, penurunan turgor
kulit, membrane
mukosa kering,
kelemahan, Hb: 6,7
gr/dl, leukosit:70.500
ml3, trombosit: 44.000
ml.

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan oksigen tidak dapat terdistribusi
dengan baik.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
3. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia,
mual, dan muntah.

5. INTERVENSI KEPERAWATAN
No DX NOC NIC
1. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan 1. Atur posisi klien
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam semifowler.
oksigen tidak terdistribusi diharapkan masalah Gangguan 2. Berikan oksigen dan
dengan baik pertukaran gas berhubungan pantau efektifitasnya.
dengan oksigen tidak terdistribusi 3. Tingkatkan pola
dengan baik dapat teratasi dengan pernapasan yang optimal dalam
hasil kriteria: memaksimalkan pertukaran
a. RR 22x/menit oksigen dan karbon dioksida
b. Pasien tidak mengeluhkan sakit dalam paru.
kepala 4. Tingkatkan bedrest, batasi
c. Hb normal aktivitas dan bantu kebutuhan
d. SaO2 > 95%, Hasil AGD perawatan diri sehari-hari sesuai
menunjukkan nilai normal PO2 80- keadaan pasien.
100, PCO2 35-45, pH 7-7,5.

2. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital,


dengan proses infeksi keperawatan selama 1x24 jam mengumpulkan dan
diharapkan masalah Hipertermi menganalisis data
berhubungan dengan proses kardiovaskular pernapasan dan
infeksi dapat teratasi dengan hasil suhu tubuh.
kriteria: 2. Kompres menggunakan
a. Suhu Normal antara 36,6 C – waslab dingin (atau kantong es
37,2 C yang dibalut dengan kain) di
b. tanda-tanda infeksi berkurang aksila, kening, tengkuk, dan
atau hilang lipatan paha.
c. kulit berwarna normal, turgor 3. Anjurkan menggunakan
lentur, membrane mukosa lembab. pakaian yang berlebihan dan
tutupi pasien dengan selimut
saja.
4. Pantau suhu dan warna
kulit minimal setiap 2 jam,
sesuai dengan kebutuhan.
5. Aktivitas kolaboratif :
Berikan obat anti piretik, jika
perlu
3. Resiko Gangguan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor pencetus
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 2x24 jam mual dan muntah.
tubuh berhubungan diharapkan masalah Resiko 2. Sajikan makanan dengan
dengan anoreksia, mual Gangguan nutrisi kurang dari tampilan menarik yang
dan muntah, kebutuhan tubuh berhubungan berprotein/ kalori sangat tinggi
dengan anoreksia, mual dan yang disajikan pada saat
muntah, pasien menunjukkan individu ingin makan.
nafsu makan meningkat, tidak 3. Berikan porsi makan porsi
adanya anoreksia, berat badan kecil tapi sering (enak kali per
klien dalam keadaan stabil atau hari ditambah dengan makanan
naik. kecil)
4. Pantau kebutuhan cairan
dan elektrolit klien.

5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari, tanggal, No. Implementasi Respon
waktu Dx.
Senin, 1. Mengatur posisi klien semifowler. 1. DS : pasien mengatakan sesak
11/08/2 mulai hilang dan terkadang
020 timbul kembali
10.30 DO : pasien tampak lebih
nyaman dan rileks.

2. Memberikan oksigen dan pantau 2. DS : pasien mengatakan


efektifitasnya. bersedia
DO : pasien kooperatif

3. Meningkatkan pola pernapasan 3. DS : pasien mengatakan saat


1
yang optimal dalam bernapas masih sesak
DO : tampak menggunakan otot
memaksimalkan pertukaran bantu pernapsan, RR :
oksigen dan karbon dioksida dalam 34x/menit
paru.
4. Meningkatkan bedrest, batasi 4. DS : pasien mengatakan
bersedia dan tidak keberatan
aktivitas dan bantu kebutuhan
DO : pasien kooperatif
perawatan diri sehari-hari sesuai
keadaan pasien.
2 1. Memonitor tanda-tanda vital, 1. DS : pasien mengatakn
bersedia diperiksa TTVnya,
mengumpulkan dan menganalisis
badannya masih terasa
data kardiovaskular pernapasan panas.
dan suhu tubuh. DO : TD = 90/70 mmHg,
RR = 34x/menit, N =
80x/meni, T = 380C.

2. DS : pasien mengatakan
2. Mengompres menggunakan waslab
bersedia dan tidak keberatan
dingin (atau kantong es yang DO : pasien tampak nyaman
dibalut dengan kain) di aksila, dan tenang, pasien
kooperatif.
kening, tengkuk, dan lipatan paha.
3. Menganjurkan menggunakan 3. DS : pasien menolak dan
merasa gerah saat
pakaian yang berlebihan dan tutupi menggunakan selimut.
pasien dengan selimut saja. DO : pasien tampak
membuka selimutnya.
4. Memantau suhu dan warna kulit 4. DS : pasien mengatakan
suhu badannya belum turun
minimal setiap 2 jam, sesuai
dan terasa panas.
dengan kebutuhan. DO : suhu = 380C, warna
kulit masih kemerahan.

5. Aktivitas kolaboratif : Memberikan 5. DS : pasien mengatakan


obat anti piretik, jika perlu bersedia dan tidak keberatan
untuk diberi obat anti piretik
DO : pasien kooperatif

1. Mengidentifikasi faktor pencetus 1. DS : pasien mengatakan tidak


tahu kenapa mual dan muntah
mual dan muntah.
DO : pasien tampak bingung

2. Menyajikan makanan dengan 2. DS : pasien mengatakan


menyukai makanan dengan
tampilan menarik yang berprotein/ tampilannya yang menarik
kalori sangat tinggi yang disajikan DO : pasien tampak senang
3 pada saat individu ingin makan.
3. Memberikan porsi makan porsi 3. DS : pasien mengatakan lebih
kecil tapi sering (enam kali per hari mudah menghabiskannya.
DO : pasien tampak senang.
ditambah dengan makanan kecil)
4. Memantau kebutuhan cairan dan 4. DS : pasien mengatakan
minum sehari hanya 3-4 gelas
elektrolit klien. DO : pasien tampak lemas

Selasa. 1 1. Mengatur posisi klien semifowler. DS : pasien mengatakan lebih nyaman


11/08/2 dengan posisi tersebut.
020
DO : pasien tampak lebih tenang
09.00

2. Memberikan oksigen dan pantau DS : pasien mengatakan tidak perlu


diberikan oksigen lagi
efektifitasnya.
DO : pasien tampak tenang dengan
napas lancar

3. Meningkatkan pola pernapasan DS : pasien mengatakan tidak sesak lagi


yang optimal dalam dalam bernapas dan lebih nyaman
memaksimalkan pertukaran DO : tidak tampak penggunaan otot
bantu pernapasan, RR : 22x/menit
oksigen dan karbon dioksida dalam
paru.
4. Meningkatkan bedrest, batasi DS : pasien mengatakan lebih nyaman
dan dapat melakukan aktivitasnya
aktivitas dan bantu kebutuhan sendiri
perawatan diri sehari-hari sesuai
DO : pasien tampak segar dengan
keadaan pasien. istirahat dan aktivitas yang diatur
2 1. Memonitor tanda-tanda vital, DS : pasien mengatakan badannya tidak
terasa panas lagi, dan saat bernapas
mengumpulkan dan menganalisis
lebih mudah
data kardiovaskular pernapasan
DO : TD = 110/80 mmHg, suhu =
dan suhu tubuh. 36,70C, RR = 22x/menit, N =
85x/menit.

2. Mengompres menggunakan waslab DS : pasien mengatakan setelah


dingin (atau kantong es yang dikompres panasnya menurun dan tidak
perlu lagi untuk dikompres
dibalut dengan kain) di aksila,
DO : pasien tampak segar, T = 36,70C
kening, tengkuk, dan lipatan paha.

3. Menganjurkan menggunakan DS : pasien mengatakan lebih nyaman


saat menggunakan selimut
pakaian yang berlebihan dan tutupi
DO : pasien kooperatif
pasien dengan selimut saja.

4. Memantau suhu dan warna kulit DS : pasien mengatakan suhu tubuhnya


sudah menurun setelah dilakukan
minimal setiap 2 jam, sesuai kompres dan diberi obat antipiretik
dengan kebutuhan. DO : pasien tampak senang, T : 36,70C,
dan warna kulit kembali seperti semula,
turgor kulit membaik, membran
5. Aktivitas kolaboratif : Memberikan mukosa lembab.
obat anti piretik, jika perlu

DS : pasien bersedia diberikan obat


untuk menurunkan panasnya
DO : pasien kooperatif
1. Mengidentifikasi faktor pencetus DS: pasien mengatakan belum tahu
penyebabnya tetapi tidak merasakan
mual dan muntah.
mual dan muntah lagi
DO : pasien tampak senang

2. Menyajikan makanan dengan


DS : pasien mengatakan senang dengan
tampilan menarik yang berprotein/
tampilannya
kalori sangat tinggi yang disajikan
DO : nafsu makan pasien meningkat
pada saat individu ingin makan.
3
DS : pasien mengatakan lebih mudah
3. Memberikan porsi makan porsi
menghabiskan makanannya dan
kecil tapi sering (enak kali per hari terkadang menambah porsinya
ditambah dengan makanan kecil) DO : pasien tampak senang saat makan

4. Memantau kebutuhan cairan dan


DS : pasien mengatakan minum 5-7
elektrolit klien. gelas sehari
DO : muka pasien tampak lebih segar

5. EVALUASI KEPERAWATAN
No Hari, tanggal Dx. Kep Evaluasi

1 Selasa, Gangguan pertukaran S: Pasien mengatakan sudah tidak merasakan sesak


gas berhubungan dengan
11/08/2020 napas dan bernapas sudah lancar, serta tidak merasakan
oksigen tidak
terdistribusi dengan baik sakit kepala

O: Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan, pasien


tampak tenang, RR : 22x/menit

A: Masalah pasien teratasi


P : Hentikan intervensi
2 Selasa Hipertermi berhubungan S : Pasien mengatkan suhu tubuhnya menurun dan tubuh
dengan proses infeksi
11/08/2020 tidak terasa panas.
O: Pasien tampak senang, TD = 110/80 mmHg, suhu =
36,70C, RR = 22x/menit, N = 85x/menit. dan warna kulit
kembali seperti semula, turgor kulit membaik dan
membran mukosa lembab.
A: Masalah pasien teratasi

P : Hentikan intervensi
3 Selasa Resiko Gangguan nutrisi S : Pasien mengatakan tidak merasa mual, tidak ada
11/08/2020 kurang dari kebutuhan
keinginan untuk muntah
tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual O : Nafsu makan pasien meningkat, BB meningkat
dan muntah, dengan IMT normal
A : Masalah pasien teratasi
P : Hentikan intervensi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum tulang,
yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan menyingkirkan
jenis sel lain. Leukemia juga digambarkan berdasarkan jenis sel yang berproliferasi.
Sebagai contoh, leukemia limfoblastik akut, merupakan leukemia yang paling sering di
jumpai pada anak, menggambarkan kanker dari turunan sel limfosit primitive. Leukemia
granulostik adalah leukemia eosinofil, neutrofil, ataubasofil. Leukemia pada orang
dewasa biasanya limfositik kronis atau mielobastik akut. Angka kelangsungan hidup
jangka panjang untuk leukemia bergantung pada jenis sel yang terlibat, tetapi berkisar
sampai lebih dari 75% untuk leukemia limfositik akut pada masa kanak-kanak,
merupakan angka statistic yang luar biasa karena penyakit ini hamper brsifat fatal. Obat
yang dapat memicu terjadinya leukemia akut yaitu agen pengalkilasi, epindophyilotoxin.
Kondisi genetik yang memicu leukemia akut yaitu Down sindrom, bloom sydrom,
fanconi anemia, ataxia telangiectasia. Bahan kimia pemicu leukemia yaitu benzen.
Kebiasaan hidup yang memicu leukemia yaitu merokok, minum alcohol.

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai