Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Disusun oleh:

Hani Nurhasana

A02019032

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanuhu wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan maternitas yang berjudul “ MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA “

Satu harapan yang kami inginkan semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca
dan penulis untuk menambah ilmu, juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala
kekurangan dari makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………………2

Daftar isi…………...…………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..4

A. Latar belakang……………………..……………………………………………………… 4

B. Rumusan masalah………………………………………………………………………….4

C. Tujuan………………………………...………………………………………………. ......4

D. Manfaat……………………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………. 6

A. Anatomi sistem reproduksi pria.......................…………………………………………....5

B. Anatomi sistem reproduksi wanita...........................................................………........….. 9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….… 15

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..…………16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Anatomi reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu
manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh
manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium)
atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya
reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas
atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon
yang dihasilkan dalam tubuh manusia.Reproduksi juga merupakan bagian dari proses
tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk
kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses
reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat
bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan
punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk
melanjutkan generasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah
dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi pria dan wanita ?
2. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pria dan wanita ?
C. Tujuan
1. Mengetahui anatomi sistem reproduksi pria dan wanita
2. Mengetahui fisiologi organ reproduksi pria dan wanita
D. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui anatomi sistem reproduksi pria dan wanita.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fisiologi organ reproduksi pria dan wanita.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Reproduksi Pria


1. Alat Genetalia Dalam
a. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan
terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis
kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
1. Pembentukan sperma oleh tubulus seminiferus.
2. Pembentukan hormone testoteron oleh sel leydig
b. Tubulus seminiferus
Pada bagian dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang
disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding dalam
saluran terdiri atas jaringan epitel dan jaringan ikat. Pada jaringan epithelium
terdapat :
1. Sel induk sperma, berfungsi sebagai calon sperma
2. Sel sertoli, berfungsi member makan sperma
3. Sel leydig, berfungsi menghasilkan hormone testosterone
2. Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi adalah tempat sperma keluar atau jalan berupa lubang
kecil yang menghubungkan organ dalam. Saluran pengeluaran pada organ
reproduksi dalam pria terdiri dari:
a. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang
atas tepi dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di
atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan
visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal. Saluran
epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ±
20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus
epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens.Fungsi
dari epididimis yaitu tempat penyimpanan sementara sperma. Sampai sperma
matang dan bergerak menuju vas deferens.
b. Vas deferens (Duktus Deferens)
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari
epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam
uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh
darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda
spermatika.
c. Saluran ejakulasi
Merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula
seminalis dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar
masuk kedalam uretra. Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimakas, yaitu ketika
gesekan pada glans penis dan rangsangan lainnya mengirimkan sinyal ke otak dan
korda spinalis.
Saraf merangsang kontraksi otot di sepanjang saluran epididimis dan
vas deferens, cesikula seminalis dan prostat. Kontraksi ini mendorong semen
keluar dari penis. Leher kandung kemih juga berkontraksi agar seen tidak
mengalir kembali ke dalam kandung kemih. Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah
rangsangan berhenti), arteri mengencang dan vena mengendur. Akibatnya aliran
darah yang masuk ke arteri berkurang dan aliran darah yang keluar dari vena
bertambah, sehingga penis menjadi lunak.
d. Uretra

Merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di


penis.

Uretra terdiri dari 2 fungsi:


1. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
2. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
3. Kelenjer kelamin Pria
a. Vesikula seminalis
Vesika seminalis berjumah sepasang, terletak dibawah dan atas kandung
kemih. Kelenjer ini merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut
kantung semen, menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi
bagi sperma dan bersifat alkali. Getah yang dihasilkan berfungsi untuk menetralkan
suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.
Fungsi Vesika seminalis : Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang
membentuk sebagian besar cairan semen.
b. Kelenjer prostat
Kelenjer prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak dibagian bawah
kandung kemih. Kelenjer prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol,
garam, dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis,
perbesaran prostat akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar
prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4
lobus yaitu:
1. Lobus posterior
2. Lobus lateral
3. Lobus anterior
4. Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
c. Kelenjar Cowper
Merupakan kelenjer yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjer
cowper mengahasilkan getah yang bersifat alkali.
4. Alat Genetalia Luar
a. Penis
Penis terdiri dari:
1. Akar (menempel pada dinding perut)
2. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
3. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
4. Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung
glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat
(sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans
penis.Fungsinya yaitu untuk kopulasi (hubungan antara alat kelamin jantan dan betina
untuk memudahkan semen masuk ke dalam organ reproduksi betina).
b. Skrotum ( Kantung Pelir)
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi
testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar
sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur
atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya
menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya lebih hangat).
5. Gangguan Pada Organ Reproduksi
Organ reproduksi ini juga adakalanya mengalami gangguan biologi-anatomis.
Kelainan ini seharusnya diketahui sedini mugkin agar memungkinkan tindakan operasi
atau korektif untuk meminimalisasi efek negatifnya. Jenis gangguan biologis dan anatomis
yang sering dijumpai adalah sebagai berikut:
 Cryptorchidism, yaitu testis hanya satu atau tidak ada didalam skrotumnya
 Hipospadia, yaitu lubang keluar sperma/urine pada laki-laki disebelah bawah,
biasanya ketika buang air kecil alirannya “tidak deras”.
 Pseudohermaphrodite, yaitu bentuk alat kelamin ganda laki-laki dan perempuan,
tetapi tidak sempurna (tidak memiliki lubang vagina misalnya) atau tidak memiliki
vagina
 Micro penis, yaitu penis kecil/tidak berkembang.
B. Anatomi Reproduksi Wanita
1. Genetalia eksterna

a. Vulva
Tampak dari luar mulai dari mons pubis sampai tepi perineum.
1) Tundun (Mons veneris).
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini
mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak,
terletak di atas simfisis pubis.
2) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini
bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp
rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian
dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).
Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5
cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan.
3) Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa
rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum
clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya
akan bersatu membentuk fourchette.
4) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans
clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura,
dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
5) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula
terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara
kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi
untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini
juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri
pathogen.
6) Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi
sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi
dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada
yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya
ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama
sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior.
7) Perineum
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh
otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk
menjaga kerja dari sphincter ani.

2. Genetalia Interna
a. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva.
Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan
rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm.
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi
puncak (ujung) vagina menjadi
1. Forniks anterior
2. Forniks dekstra
3. Forniks posterior
4. Forniks sinistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu
dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
1. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2. Alat hubungan seks
3. Jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih
dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan
bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari
arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika
interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
1. Korpus uteri : berbentuk segitiga
2. Serviks uteri : berbentuk silinder
Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan
ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran
anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita
hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1. Peritonium (Perimetrium)
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan
penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.
Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
2. Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan
lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot
rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena.
Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi
kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat
terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya
bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum,
yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi
selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen
bawah rahim dan meregang saat persalinan.
3. Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium
ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi
endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan
terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat
engeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina.
Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri,
tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
a. Ligamentum latum : Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba
fallopii.
b. Ligamentum rotundum (teres uteri), Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c. Ligamentum infundibulopelvikum, Menggantung dinding uterus ke dinding
panggul.
d. Ligamentum kardinale Machenrod, Menghalangi pergerakan uteruske kanan
dan ke kiri, Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e. Ligamentum sacro-uterinum, Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
Machenrod menuju os.sacrum.
f. Ligamentum vesiko-uterinum, Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga
dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii terdapat di tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah lateral,
panjangnya 12 cm, diameter 3 – 8 mm.
Tuba fallopii terbagi menjadi 4 bagian yaitu :
1. Pars interstitialis, bagian dari dalam dinding uterus mulai pada ostium
internum tuba.
2. Pars Isthmica, bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus merupakan
bagian tuba yang lurus dan sempit.
3. Pars Ampularis, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S.
4. Pars Infundibulo, bagian akhir tuba yang mempunyai umbai yang disebut
dengan fimbrie, lubangnya disebut dengan ostium abdominal tubae.
Fungsi utama tuba yaitu :
1. Menangkap ovum saat yang dilepaskan saat ovulasi
2. Saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi
3. Tempat terjadinya konsepsi
4. Tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai membentuk
blastula yang siap mengadakan inplantasi (penanaman)

4. Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap
bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematanganfolikel de graaf
dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak
100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause. Ovarium yang disebut juga
indung telur, mempunyai 3 fungsi:

1. Memproduksi ovum
2. Memproduksi hormone estrogen
3. Memproduksi progesteron.

Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone
terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder
pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan
rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut
menarche.

Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan
ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen
untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah
teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan
ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khusus
yaitu testis menghasilkan spermatozoid (sel kelamin laki-laki) dan ovarium menghasilkan sel
kelamin perempuan (ovum).

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar)
dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat
dan vesikula seminalis.

Struktur luar dari sistem reproduksi wanita terdiri dari vulva, mons pubis / mons
veneris (Tundun), labia mayora (Bibir Besar), labia minora (Bibir Kecil), clitoris, vestibulum,
introitus / orificium vagina dan perineum. Struktur dalamnya terdiri dari vagina (liang
kemaluan), uterus (rahim), salping / Tuba Falopi, dan ovarium.

Organ-organ eksternal,berfungsi kopulasi Organ-organ interna berfungsi untuk


ovulasi, fertilisasi ovum, transpoertasi lastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, dan
kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham, et all, Obstetri William, Edisi 18, Jakarta, EGC, hal 99 100.
2. Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
3. Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Ilmu Kandungan. ed 2 Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1997; 44-102

Anda mungkin juga menyukai