Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN HIPERTIROID

Di susun oleh :
1. Hani Nurhasana A02019032
2. Hanifah A02019033
3. Indar Nurul Fatimah A02019034
4. Isro’ Irfansyah A02019035
5. Junita Prias Savira A02019037
6. Kiky Ade Safitri A02019038
7. Kukuh Ridho Pangestu A02019039
8. Kurnianingsih A02019040
9. Lery Mahesa Andreanza A02019041

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat hidayah dan inayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Gangguan Hipertiroid”.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya kami membutuhkan banyak bimbingan,
pengetahuan dan dukungan dari semua pihak yang selama ini dengan tulus dan ikhlas membantu
kami dalam menyelesaikan makalah. Dengan hati yang tulus kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada Semua pihak yang membantu penyusunan makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak bisa kami sebut satu persatu.
Walaupun upaya perbaikan telah dilakukan, namun kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka dari itu, kami mengharapkan
kritik dan saran membangun dalam upaya perbaikan kami di masa pendatang. Demikian makalah
ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca padau mumnya.

Gombong, 1 September 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................4
Latar Belakang..................................................................................................4
Tujuan Penulisan..............................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................5
Hipertiroid.........................................................................................................5
Definisi.............................................................................................................5
Etiologi.............................................................................................................5
Patofisiologi………………………………………………………5
BAB III Asuhan Keperawatan......................................................................6
Pengkajian ........................................................................................................8
Diagnosa Keperawatan.....................................................................................9
Intervensi Keperawatan....................................................................................9
Implementasi Keperawatan..............................................................................10
Evaluasi Keperawatan......................................................................................12
BAB VI PENUTUP.........................................................................................14
Kesimpulan.......................................................................................................14
Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon
tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan
beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan
thyrotoxicosis (Bararah, 2009). Hipertiroid adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar
tiroid memproduksi hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Hal ini kadang-
kadang disebut tirotoksikosis, istilah untuk hormon tiroid terlalu banyak dalam darah.
Sekitar 1 persen dari penduduk AS memiliki hyperthyroidism. Perempuan lebih mungkin
mengembangkan hipertiroidisme daripada pria.
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid.
Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan penyakit
Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan
terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari
tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di
Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari
kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan
penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).
Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang 10
per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang berusia di
atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada wanita sebesar (1 ,
9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan bahwa prevalensi hipertiroid adalah berkisar
(1-2%). Di negara lnggris kasus hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000 wanita pertahun
(Guyton, 1991 ).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Adalah untuk mengetahui penyakit Hipertiroid dan asuhan keperawatan pada
klien dengan Hipertiroid.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyakit Hipertiroid.
b. Mengetahui penyebab Hipertiroid.
c. Mengetahui patofisiologi pada Hipertiroid.
d. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid.

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid ?
2. Apa penyebab Hipertiroid ?
3. Bagaimana patofisiologi dari Hipertiroid ?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid ?
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah keadaan
dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang terjadi
ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid (Tarwoto,dkk.2012).
Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan
pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009). Hipertiroidisme adalah Suatu sindrom yang
disebabkan oleh peninggian produsi hormon tiroid yang disebabkan antara lain karena
autoimun pada penyakit graves, hiperplasia, genetik, neoplastik atau karena penyakit
sistemik akut. Faktor pencetusnya adalah keadaan yang menegangkan seperti operasi,
infeksi, trauma, penyakit akut kardiovaskuler ( P.K Sint Carolus:1995).

B. Etiologi
Menurut Tarwoto,dkk (2012) penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid.
1. Adenoma hipofisis
Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi.
2. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan
karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid-stimulatin
immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan TSH dan
merangasang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak. Penyakit ini
dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau (goiter) dan
eksoftalmus (mata yang melotot).
3. Tiroditis
Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh
bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphycoccus aureus dan pnemucoccus
pneumonia. Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid,
kerusakan sel dan peningkatan jumlah hormon tiroid.
4. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sistesis hormon
tiroid.
5. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi
hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah hormon
tiroid.

C. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih
banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui mekanisme
normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan metabolisme rate,
meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabnya
peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan
penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan
peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena
membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan
karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu
dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut nadi lebih
cepat, peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon
adenergik lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi dan
metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad, sehingga pada
individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual,
sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi
tidak teratur. (Tarwoto,dkk.2012).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin
yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua
sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4,
yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme pada
bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali
yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid,
secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar
T4 dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil

A. Pengkajian
 Identitas Pasien
Nama Lengkap : Ny B
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur / Tanggal Lahir : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kebumen
Diagnosis : Hipertiroid

Identitas Penanggungjawab
Nama Lengkap : Tn A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kebumen

 Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan badannya lemas.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
 Sebelumnya klien belum pernah merasakan penyakit ini.
 Klien pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya karena demam tinggi.
 Klien alergi terhadap ikan asin, tindakan yang dilakukan untuk
mengatasinya dengan tidak menghindari penyebab alergi.
 Kebiasaan : klien tidak merokok serta tidak mengonsumsi minuman
beralkohol, klien minum kopi 2 kali sehari sejak 5 tahun terakhir.

B. POLA VIRGINIA HENDERSON


1. Pola Bernapas
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan bernapas dengan normal tanpa ada gangguan,
tanpa alat bantu pernapasan
b. Saat sakit : Klien mengatakan jantungnya berdebar-debar, RR : 40x/menit, N :
110x/menit
2. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit : makan 3 kali sehari (nasi, lauk, sayur, buah) sebanyak 1 piring.
Minum 6 – 8 gelas/ hari.
b. Saat sakit : klien mengatakan nafsu makan meningkat, sejak sakit makan klien >
3x/hari dan menghabiskan > satu porsi, sejak sakit minum > 8 gelas/hari, klien
alergi dengan ikan asin,klien mengatakan BB badan turun sejak 1 bulan terakhir
dari 57 kg menjadi 45kg.
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit : BAB normal teratur 1-2 sehari dan BAK juga teratur
b. Saat sakit : Klien mengatakan BAB 1x/hari. BAK tidak ada gangguan
4. Pola Istirahat/Tidur
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan tidur normal tidak ada gangguan 7-8 jam/hari
b. Saat sakit : Klien mengatakan tidur terganggu antara siang maupun malam ,tidur
hanya 5 jam/hari
5. Pola berpakaian
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit menggunakan pakaian seperti
biasa saat sehari-hari dan memakai pakaian sendiri
b. Saat sakit : Klien mengatakan menggunakan pakaian yang sedikit longgar
dan dibantu keluarga.
6. Pola mempertahankan sirkulasi
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan biasa saja dan tidak ada gangguan
b. Saat sakit : Klien mengatakan tidak ada gangguan
7. Pola rasa aman dan nyaman
a. sebelum sakit : Klien mengatakan rasa aman dan nyaman terpenuhi.
b. saat sakit : Klien mengatakan merasa tidak nyaman karena hanya bisa
berbaring di tempat tidur
8. Pola gerak dan keseimbangan
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan aktivitasnya tidak terganggu dan dapat
melakukan aktifitasnya sendiri.
b. Saat sakit : Klien mengatakan aktifitasnya terganggu karena mudah lelah.
9. Pola personal hygine
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi dan
keramas secara mandiri
b. Saat sakit : Klien mengatakan hanya diseka 2x sehari dibantu oleh keluarga
10. Pola komunikasi
a. sebelum sakit : Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan nomal.
b. saat sakit : Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan normal.
11. Pola kebutuhan spiritual
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan ibadah tidak terganngu, sholat 5 waktu
lancar
b. Saat sakit : Klien mengatakan ibadah sholat 5 waktu lancar.
12. Pola bekerja
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan masih dapat bekerja
b. Saat sakit : Klien tidak dapat bekerja karena mudah lelah
13. Pola Pola kebutuhan bermain dan rekreasi
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan kebutuhan bermain dan rekreasi tidak
terganggu.
b. Saat sakit : Klien mengatakan sedikit terganggu karena dirawat di rumah
sakit
14. Pola belajar
a. sebelum sakit : Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit
yang dideritanya
b. saat sakit : Klien mengatakan mengetahui penyakitnya setelah diberitahu
oleh pihak RS.

C. ANALISIS DATA

No Data Fokus Problem Etiologi


.
1. DS : Penurunan curah Produksi hormone
 TD : 130/80 mmHg Jantung. tiroid meningkat.
 ND : 110 x / menit
 Nafas klien pendek Klien
cemas dan tegang
DO :
 Klien mengatakan jantungnya
berdebar – debar.
 Klien mengatakan lelah.

2. DO : Kelelahan Meningkatnya

Klien tampak lemas dan pucat kebutahan energy

DS :
Klien mengatakan badannya lemah.
3. DO : Pemenuhan nutrisi Peningkatan
 Berat badan klien turun kurang dari Metabolism
meskipun nafsu makan kebutuhan tubuh
bertambah.
 Klien tamapak lemah
DS :
 Klien mengatakan terkadang
mual.
 Klien mengatakan badannya
lemah.

Diagnosis Keperawatan
a. Penurunan curah Jantung b.d Produksi hormone tiroid meningkat
b. Kelelahan b.d Meningkatnya kebutahan energy
c. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Peningkatan metabolisme

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal DX NOC NIC
Rabu, 1 Setelah dilakukan tindakan a. Pantau tekanan darah pada
26/08/2020 keperawatan 2x24 jam, diharapkan posisi baring, duduk dan
masalah penurunan curah jantung berdiri jika memungkinkan.
b.d produksi hormone tiroid b. Perhatikan besarnya
meningkat teratasi dengan kriteria tekanan nadi
hasil : c. Periksa kemungkinan
a. Nadi perifer dapat teraba normal. adanya nyeri dada atau angina
b. Vital sign dalam batas normal. yang dikeluhkan pasien.
c. Pengisian kapiler normal d. Auskultasi suara nafas.
d. Status mental baik Perhatikan adanya suara yang
e. Tidak ada disritmia tidak normal (seperti krekels)
Rabu, 2 Setelah dilakukan tindakan a. Pantau tanda vital dan catat
26/08/2020 keperawatan 2x24 jam, diharapkan nadi baik istirahat maupun
masalah kelelahan b.d meningkatnya saat aktivitas.
kebutuhan energi teratasi dengan b. Ciptakan lingkungan
kriteria hasil : yang tenang
a. Klien akan mengungkapkan c. Sarankan pasien untuk
secara verbal tentang peningkatan mengurangi aktivitas
tingkat energi d. Berikan tindakan yang
b. Menunjukkan perbaikan membuat pasien merasa nyaman
kemampuan utnuk berpartipasi seperti massage
dalam melakukan aktivitas.
Rabu, 3 Setelah dilakukan tindakan a. Catat adanya anoreksia,
26/08/2020 keperawatan 2x24 jam, diharapkan mual dan muntah
masalah pemenuhan nutrisi kurang b. Pantau masukan makanan
dari kebutuhan tubuh b.d setiap hari, timbang berat
peningkatan metabolisme teratasi badan setiap hari
dengan kriteria hasil : c. Kolaborasi untuk
a. Nafsu makan baik. pemberian diet tinggi kalori,
b. Berat badan normal protein, karbohidrat dan
c. Tidak ada tanda- tanda malnutrisi vitamin

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal No. Implementasi Hasil
DX
Rabu, 1 a. Memantau tekanan darah DS : Klien mengatakan bersedia
26/08/2020. pada posisi baring, duduk saat dilakukan pemeriksaan
Pukul 08.00 dan berdiri jika DO : Klien kooperatif, TD :
memungkinkan dan 120/90 mmHg, N : 108x/menit
memperhatikan besarnya
tekanan nadi.
b. Memeriksa kemungkinan DS : Klien mengatakan tidak ada
adanya nyeri dada atau nyeri didada tapi jantung
angina yang dikeluhkan berdebar
pasien. DO : Klien tampak tegang

c. Mengauskultasi suara
nafas. Perhatikan adanya DS : Klien mengatakan napasnya
suara yang tidak normal tidak sesak
(seperti krekels) DO : tidak ada suara nafas
tambahan
Rabu, 2 a. Memantau tanda vital dan DS : Klien mengatakan bersedia
26/08/2020. catat nadi baik istirahat dilakukan pemeriksaan
Pukul 10.00 maupun saat aktivitas. DO : TTV = TD : 120/80 mmHg,
N : 100x/menit, RR : 29x/menit

b. Menciptakan DS : Klien mengatakan memang


lingkungan yang tenang membutuhkan suasana tenang
DO : Klien tampak gelisah

c. Menyarankan pasien untuk DS : Klien mengatakan bersedia


mengurangi aktivitas untuk mengurangi aktivitasnya
DO : Klien tampak paham

d. Memberikan tindakan yang DS : Klien mengatakan bersedia


membuat pasien merasa dilakukan tindakan
nyaman seperti massage DO : Klien tampak rileks
Rabu, 3 a. Mencatat adanya DS : Klien mengatakan
26/08/2020. anoreksia, mual dan muntah terkadang merasa mual
Pukul 12.00 DO : Klien tampak tidak tenang

b. Memantau masukan DS : Klien mengatakan


makanan setiap hari, menghabiskan makanan yang
timbang berat badan setiap diberikan RS dan juga
hari mengkonsumsi cemilan yang
diberikan keluarga
DO : BB : 45kg

c. Mengolaborasikan untuk DS : Klien mengatakan bersedia


pemberian diet tinggi kalori, melakukan diet yang diberikan
protein, karbohidrat dan RS
vitamin DO : Klien kooperatif

F. EVALUASI KEPERAWATAN
No Hari, tanggal Dx. Kep Evaluasi Paraf
1 Kamis, Penurunan curah S : Klien mengatakan jantungnya berdebar-
27/08/2020. Jantung b.d debar,tidak ada nyeri di dada
Pukul 10.00 Produksi O : Klien tampak tegang, tidak ada suara nafas
hormone tiroid tambahan, TD : 120/90, N : 108x/menit
meningkat A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

2 Kamis, Kelelahan b.d S : Klien mengatakan mudah lelah dalam


27/08/2020. Meningkatnya beraktivitas
Pukul 13.00 kebutahan O : TTV = TD : 120/80 mmHg, N : 100x/menit,
energy RR : 29x/menit, Klien tampak lebih rileks saat
diberi massage dan setelah mengurangi
aktivitasnya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
3 Kamis, Pemenuhan S : Klien mengatakan terkadang merasakan mual
27/08/2020. nutrisi kurang O : Klien tampak gelisah, BB : 45kg
Pukul 16.00 dari kebutuhan A : Masalah belum teratasi
tubuh b.d P : Lanjutkan intervensi
Peningkatan
metabolisme

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Setelah dilakukan pengkajian kepada Ny.B disimpulkan Ny.B di diagnosis
Penurunan curah Jantung b.d Produksi hormone tiroid meningkat. Setelah
dilakukan asuhan keperawatan masalah teratasi sebagian dan beberapa intervensi
masih dilanjutkan
2. Setelah dilakukan pengkajian kepada Ny.B disimpulkan Ny.B didiagnosis
Kelelahan b.d Meningkatnya kebutahan energy. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan pada Ny.B masalah teratasi sebagian dan ada beberapa intervensi
lanjutan.
3. Setelah dilakukan pengkajian kepada Ny.B disimpulkan Ny.B didiagnosis
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Peningkatan metabolisme.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.B masalah belum teratasi dan
intervensi masih dilanjutkan.
B. SARAN
Untuk institusi hendaknya menambah buku-buku referensi di perputakaan
sehingga mahasiswa dapat melakukan dan memberikan asuhan keperawatan pada
pasien sesuai dengan konsep yang ada dibuku tersebut. Selain menambah buku-buku
referensi hendaknya institusi menyediakan waktu pengelolaan kasus lebih lama dan
mencoba menerapkan teknik non farmakologi agar masalah keperawatan yang
diangkat dapat teratasi secara optimal.
Untuk mahasiswa-mahasiswi lebih banyak lagi membekali diri dengan
ilmupengetahuan supaya lebih terampil dan professional lagi dalam memberikan
asuhan keperawatan. Selain itu hendaknya mahasiswa-mahasiswi mencoba
menerapkan teknik non farmakologi dalam mengatasi masalah agar masalah
keperawatan tersebut dapat teratasi secara optimal.
Untuk perawat dan rumah sakit hendaknya penyuluhan kesehatan dijadikan suatu
program diruangan guna meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang
penyakit pasien dan dapat mencegah komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi.

Anda mungkin juga menyukai