Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERTIROID

Disusun Oleh :

CHINTYA RAHMI

1811142010031

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN IIA

STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

2019/2020
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya ,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah KMB

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do`a ,saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak .Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi perkembangan dunia kesehatan.

Bukittinggi ,27 Maret 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I..........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................1

B. Tujuan..............................................................................................................................1

C. Rumusan Masalah............................................................................................................2

D. Metode Penulisan.............................................................................................................2

E. Sistematika Penulisan......................................................................................................2

BAB II.........................................................................................................................................4

TINJAUAN TEORI....................................................................................................................4

A. Pengertian........................................................................................................................4

B. Etiologi.............................................................................................................................4

D. Pathway............................................................................................................................7

E. Gejala-Gejala Klinis.........................................................................................................9

F. Pemeriksaan Diagnosis..................................................................................................10

G. Penatalaksanaan.............................................................................................................10

H. Komplikasi.....................................................................................................................12

BAB III.....................................................................................................................................13

ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................13
A. Pengkajian......................................................................................................................13

B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................15

C. Intervensi dan Rasional..................................................................................................15

BAB IV.....................................................................................................................................28

PENUTUP.................................................................................................................................28

A. Kesimpulan....................................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon
tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini
menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang
disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009).Hipertiroid adalah gangguan yang
terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan
tubuh. Hal ini kadang-kadang disebut tirotoksikosis, istilah untuk hormon tiroid
terlalu banyak dalam darah. Sekitar 1 persen dari penduduk AS memiliki
hyperthyroidism. Perempuan lebih mungkin mengembangkan hipertiroidisme
daripada pria.
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari
hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian
tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode
20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok
multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi
yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan
kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan
defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis
(Lee, et.al., 2011).
Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang
10 per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang
berusia di atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada wanita
sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan bahwa prevalensi hipertiroid
adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris kasus hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000
wanita pertahun (Guyton, 1991 ).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Adalah untuk mengetahui penyakitHipertiroiddan asuhan keperawatan pada
klien dengan Hipertiroid.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyakit Hipertiroid
b. Mengetahui penyebab Hipertiroid
c. Mengetahui patofisiologi pada Hipertiroid
d. Mengetahui pathway Hipertiroid
e. Mengetahui tanda dan gejala dari Hipertiroid
f. Mengetahui pemeriksaan penunjang/diagnostic pada Hipertiroid
g. Mengetahui penatalaksanaan medis pada Hipertiroid
h. Mengetahui komplikasi dari Hipertiroid
i. Mengetahui asuhan keperawatan pada klienHipertiroid

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid ?
2. Apa penyebab Hipertiroid ?
3. Bagaimana patofisiologi dari Hipertiroid ?
4. Bagaimana pathway darihipertiroid ?
5. Apa saja tanda dan gejala dari Hipertiroid ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang/diagnostic dari Hipertiroid ?
7. Apa saja penatalaksanaan medis dari Hipertiroid ?
8. Apa saja komplikasi dari Hipertiroid ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid?
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009).Hipertiroidisme adalah
keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012).Angka kejadian pada hipertiroid lebihbanyak pada wanita dengan
perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun
(Black,2009).HipertiroidismeadalahSuatu sindrom yang disebabkan oleh peninggian
produsi hormon tiroid yang disebabkan antara lain karena autoimun pada penyakit
graves, hiperplasia, genetik, neoplastik atau karena penyakit sistemik akut. Faktor
pencetusnya adalah keadaan yang menegangkan seperti operasi, infeksi, trauma,
penyakit akut kardiovaskuler ( P.K Sint Carolus:1995).

B. Etiologi

Menurut Tarwoto,dkk (2012)penyebab hipertiroid diantaranya adenoma


hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid.
1. Adenoma hipofisis
Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi.
2. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan karena
autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid-stimulatin
immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan TSH dan
merangasang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak. Penyakit ini
dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau (goiter) dan
eksoftalmus (mata yang melotot).
3. Tiroditis
Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri
seperti streptococcus pyogenes, staphycoccus aureus dan pnemucoccus
pneumonia. Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid,
kerusakan sel dan peningkatan jumlah hormon tiroid.
Tiroditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis posetpartum, dan tiroiditis
tersembunyi. Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan
biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Tiroiditis pesetpartum
terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan melahirkan. Penyebabnya
diyakini karena autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut, tiroiditis
wanita dengan posetpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum kelenjar
tiroid benar-benar sembuh. Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan juga karna
autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga terjadi
pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi juga dapat mengakibatkan tiroiditis
permanen.
4. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sistesis
hormon tiroid.
5. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi
hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah
hormon tiroid.

C. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang
lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui
mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme
rate menyebabnya peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan
banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang
meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan
pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini
menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan
protein otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler
yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut
nadi lebih cepat, peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta
respon adenergik lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap
sekresi dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad,
sehingga pada individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam
fungsi seksual, sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido,
infertile dan menstruasi tidak teratur. (Tarwoto,dkk.2012)
D. Gejala-Gejala Klinis
MenurutTarwoto,dkk (2012)gejala-gejalaklinishipertiroidberikutini:
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatkan heart rate, stroke volume, kardiak oputput, peningkatan kebutuhan
oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah sistole
dan diastole meningkat 10-15mmhg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal
jantung, edema.
2. Sistem pernafasan
Pernafasan cepat, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.
3. Sistem perkemihan
Retensi cairan, menurunnya otot urine.
4. Sistem gastrointestinal
Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan,
diare, peningkatan penggunaan cadangan adifose dan protein, penurunan serum
lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah, dan keram
abdomen.
5. Sistem muskuloskeletal
Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan,
6. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak toleransi panas,
kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
7. Sistem endokrin
Sistem endokrin biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8. Sistem saraf
gugup, gelisah, emosi tidak stabil; seperti kecemasan, curiga, tegang dan emosional.
9. Sistem reproduksi
Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido, impoten.
10. Eksoftalmus
Eksoftalmus yaitu keadaan dimana bolamata menonjol kedepan seperti mau keluar.
Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang
menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata kedepan
sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada keadaan ini
dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna sehingga mata
menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.
E. Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaaan laboratorium
a) Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit)
b) Serum T4,tehrjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit)
c) In deks T4 bebas,meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit)
d) T3RU meningkat (N:24-34%)
e) TRH stimulation test,menurun atau tidak ada respon TSH
f) Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada
penyakit graves
2. Test penunjang lainnya
a) CT Scan tiroid
Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar
tiroid.normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang
diberikan setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid akan meningkat.
b) USG,untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah
massa atau nodule.
c) ECG untuk menilai kerja jantung,mengetahui adanya takhikardia,atrial
fibrilasi dan perubahan gelombang P dan T
(Tarwoto,dkk.2012)

F. Penatalaksanaan

Menurut Tarwoto,dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk membawa


tingkat hormon tiroid keadaan normal,sehingga mencegah komplikasi jangka
panjang,dan mengurangi gejala tidak nyaman.tidak bekerja pengobatan tunggal untuk
semua orang.Tiga pilihan pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan.
1. Obat-obatan antitiroid
a) Propylthiouracil (PTU),merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi
mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum di berikan
harus dicek sel darah putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan
100 mg.
b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormon
tiroid dalam tubuh.obat ini mempunyai efek samping agranulositosis,nyeri
kepala,mual muntah,diare,jaundisce,ultikaria.obat ini tersedia dalam
bentuk tablet 3 dan 20 mg.
c) Adrenargik bloker,seperti propanolol dapat diberikan untuk mengkontrol
aktifitas saraf simpatetik.
d) Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi PTU
300-600mg/hari atau methimazole 40-45mg/hari.

2. Radioiod Terapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan melakukan
sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan
produksi hormon tiroid.

3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi
efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang
mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan
saraf kelenjar tiroid.

4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000-
4000 kalori.
G. Komplikasi
MenurutTarwoto,dkk (2012)
1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol benjol keluar, hal ini
disebabkan karena penumpukkan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola
mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung.
3. Stromatiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami demam tinggi,
takikardia berat, derilium, dehidrasi, dan iritabilitas ekstrim. Keadaan ini
merupakan keadaan emergency sehingga penganganan lebih khusus. Faktor
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang
tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi, ablasitiroid, pembedahan, trauma,
miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stromatiroid adalah
dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat konfersi T4 menjadi
T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang
diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded
intravena, glococorticoid, dexamethasone, dan propylthiouracil oral. Beta-
blockers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi saraf simpatik dan takikardia.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid


Tarwoto,dkk. (2012) ialah sebagaiberikut :
1. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker
b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami,
riwayat pengobatan dengan radiasi dileher, adanya tumor, adanya riwayat
trauma kepala, infeksi, riwayat penggunaaan obat-obatan seperti
thionamide, lithium, amiodarone, interferon alfa.
c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi
dan pola makan, porsi makan.
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
 Penurunan berat badan
 Peningkatan suhu tubuh
 Kelelahan
 Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
 Cepat lelah
 Intoleransi aktivitas
 Tremor
 Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
 Iritabilitas
 Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung
d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan
 Gangguan tajam penglihatan
 Pandangan ganda
e. Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
 Amenorrhea, menstruasi tidak teratur
 Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
 Menurunnya libido
 Menurunnya perkembangan fungsi seksual
 Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
 Eksoftalmus
 Pembesaran kelenjar tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang tidak stabil,
penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak. Sering juga
didapatka gangguan tidur.
5. Pemeriksaan fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi
ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali
dari ukuran normal.
b. Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami
kegagalan untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjolkarena edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf
mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihata ganda,
tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata
secara sempurna perlu dilakukan pengkajian.
d. Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi jantung.
e. Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada reflex tendon
dan tremor, iritabilitas.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
metabolik
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolism
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol dan
peningkatan aktifitas saraf simpatik
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid
5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolik
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energy dengan
kebutuhan tubuh
8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi panas meningkat
9. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan perubahan fungsi
tubuh
10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan peningkatan
metabolisme

C. Intervensi dan Rasional


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
metabolisme

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam


keseimbangan nutrisi kembali normal.
Kriteria Hasil : Berat badan stabil, malnutrisi (-), kebutuhan metabolism terpenuhi.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :

1.Hindari makanan yang dapat 1. Penigkatan multilitas saluran


meningkatkan peristaltic cerna
usus.
dapat mengakibatkan diare dan
ganguan absorpsi nutris yang
diperlukan.

Kolaborasi :
1.Mungkin memerlukan bantuan
1.Konsultasi dengan ahli gizi
untuk
utnutk
menjamin pemasukan zat-
memberikan diet kalori tinggi.
zatmakananyang adekuat dan
mengidentifikasi makanan
pengganti yang paling sesuai.

Observasi :

1.Bising usu hiperaktif


Observasi : mencerminkan

1.Auskultasi bising usus peningkatkan motilitas lambung


yang

menurnkan atau mengubah


fungsi

absorpsi.

2.Pantau masukan makanan


2.Penurunan berat badan terus
setiap hari dan timbang berat
menerusdalam keadaan
badan tiap hari.
masukan kalori yangcukup
merupakan indikasi
kegagalanterhadap terapi
antitiriod.

Edukasi : Edukasi :
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolisme

Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan 1x24 jam pola nafas efektif
Kriteria hasil :
 nafas 16-20x/menit
 bernafas tidak menggunakan otot bantu tambahan

Intervensi Rasional
Mandiri

1.Auskultasi bunyi nafas dan catat 1.Bunyi nafas menurun / tak


adanya bunyi nafas adventisius, ada bila jalan nafas
seperti krekels, mengi, gesekan obstruksi sekunder
pleural. terhadap perdarahan,
bekuan atau kolaps jalan
nafas kecil ( atelektasis ).
Ronki dan mengi menyertai
obstruksi jalan nafas /
kegagalan pernafasan.

2.Tinggikan kepala dan bantu 2.Duduk tinggi memungkinkan


mengubah posisi. Bangunkan ekspansi paru dan
klien turun tempat tidur dan memudahkan pernafasan.
ambulasi sesegera mungkin.

3.Dorong / bantu klien dalam nafas


3.Dapat meningkatkan /
dalam dan latihan batuk.
banyaknya sputum dimana
Penghisapan per oral atau
gangguan ventilasi dan
nasotrakeal bila diindikasikan.
ditambah ketidaknyamanan
upaya bernafas.

Kolaborasi

1.Berikan oksigen tambahan.

1.Memaksimalkan bernafas
dan menurunkan kerja
nafas.
Observasi

1.Observasifrekuensi, kedalaman
pernafasan dan ekspansi dada. 1.Kecepatan biasanya
Catat upaya pernafasan, meningkat. Dispnea dan
termasuk penggunaan otot terjadi peningkatan kerja
bantu / pelebaran nasal. nafas.

2.Observsi pola batuk dan karakter


sekret.

2.Kongesti alveolar
mengakibatkan batuk
kering / iritasi.

3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol dan


peningkatan aktifitas saraf simpatik
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan 2x24 jam curah jantung
menjadi adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil : Tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian
kapiler < 3 detik, tidak ada distritnea.

Inervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Takirkardi mungkin merupakan
1.Catat atau perhatikan
cerminanlangsung stimulasi otot
jantung olehhormone tiroid distritnea
kecepatan irama jantung
sering kaliterjadi dan dapat
danadanyadistrirnea.
membahnyakan fungsijantung atau
curah jantug.
2. S1 dan mumur yang menonjol yang
berhubungan dengan curah jantung
meningakat pada keadaan metabolic.
2.Auskultasi suara jantung,
adanya S3 sebagai tanda kemungkinan
perhatikanadanya bunyi jantung
gagal jantung
tambahan, adanya orama gallop
dan mumur sistolik.
Kolaborasi :
1.pemberian cauiran melalui IV dengan
Cepat untuk memperbaiki volum
sirkulasi

Kolaborasi :
2.Mempertahankan curah jantung
yang
1.Berikan cairan IV sesuai indikasi.

adekuat.
Observasi :
1.Hidrasi yang cepat dapat terjadi yang
akan menurunkan volum sirkulasi
2. Berikan sesuai indikasi. dan menurunkan curah jantung.
2.Memberikan hasil pengkajian yang lebih
akurat untuk menentukan takikardi.
Observasi :

1.Observasi tanda dan gejala haus


yang hebat, mukosa membran
kering yang lemah.

2.observasi nadi atau denyut


jantungpada pada pasien saat
tidur.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid

Tujuan:setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam citra tubuh klien tidak
terganggu

Kriteria Hasil :

 Klien menyatakan perasaan positif terhadap dirinya sendiri.


 Klien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan dalam
pengambilan keputusan tentang perawatan.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Terima persepsi diri klien dan 1. untuk memvalidasi
berikan jaminan bahwa klien perasaannya.
dapat mengatasi krisis ini.

Observasi :
1. Kaji kesiapan klien kemudian
libatkan klien dalam mengambil Observasi :
keputusan tentang keperawatan, 1. keterlibatan dapat memberikan
bila memungkinkan. rasa kontrol dan meningkatkan
harga diri.
Edukasi :
1. Dorong klien melakukan
perawatan diri.
2. Dorong klien untuk
Edukasi :
mengungkapkan kedukaan
1. untuk meningkatkan rasa
tentang kehilangan.
kemandirian dan kontrol.
3. Dorong klien untuk tetap
2. Kedukaan harus mendahului
menuliskan perasaan, tujuan,
penerimaan.
keluhan, dan kemajuan yang
terjadi pada dirinya.
3. Catatan tertulis dapat
4. Diskusikan kemajuan klien dan membantu menunjukkan
tunjukan bagaimana kondisinya kemajuan klien.
telah meningkat.
5. Dorong klien untuk berpartisipasi
dalam kelompok pendukung, bila 4. Untuk meningkatkan sikap
perlu, membuat suatu perjanjian positif.
dengan profesi kesehatan mental.
6. Dorong klien untuk
menggambarkan perkembangan 5. Untuk membantu
klien melalu hospitalisasi. mendapatkan dukungan dan
pemahaman atau konseling
7. Ajarkan dan dorong strategi tambahan.
koping yang sehat.
6. Untuk meningkatkan harga
diri dan untuk
mendemontrasikan bagaimana
klien telah beradaptasi
terhadap perubahan citra
tubuh.
7. Untuk membantu klien
mengatasi perilaku yang tidak
produktif.
5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
Tujuan :Setelah diberi tindakan keperawatan selama1 x 24 jam risiko
ketidakseimbangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria Hasil :
 Asupan dan haluaran cairan tetap pada kadar yang tepat sesuai usia dan
kondisi fisik.
 Klien mempunyai tugor kulit yang normal.
 Klien mempertahankan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :

1. Timbang berat badan klien 1. Untuk membantu mendeteksi


setiap hari sebelum sarapan. perubahan keseimbangan cairan.
2. Tentukan cairan apa yang 2. Untuk meningkatkan asupan.
disukai klien dan simpan
cairan tersebut disamping
tempat tidur klien.

Kolaborasi : Kolaborasi :

1. Berikan cairan parenteral 1. Untuk membantu mempertahankan


sesuai intruksi. keseimbangan cairan.

Observasi : Observasi :

1. Periksa membran mukosa 1. Membran mukosa kering


mulut setiap hari. merupakan suatu indikasi dehidrasi.
2. Pantau kadar elektrolit serum. 2. Perubahan niali elektrolit dapat
menandakan ketidakseimbangan
cairan.
3. Penurunan asupan atau peningkatan
haluaran mengakibatkan defisit
3. Ukur asupan cairan dan
cairan dan mengakibatkan
haluaran urine untuk
kelebihan cairan.
mendapatkan status cairan.

Edukasi :
1. Untuk membantu mencapai
keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Tindakan ini mendorong klien dan
Edukasi :
pemberian asuhan untuk
berpartisipasi dalam perawatan,
1. Dorong klien untuk mematuhi
sehingga meningkatkan kontrol.
diet yang diinstrusikan.
2. Ajarkan klien dan anggota
keluarga cara
mempertahankan asupan
cairan yang tepat, termasuk
mencatat berat badan setiap
hari, mengukur asupan dan
haluaran, dan mengenal tanda-
tanda ketidakseimbangan
cairan.

6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama1 x 24 jam


suhu tubuh klien kembali normal
Kriteria hasil :
 suhu tetap normal 36,50C-370C
 keseimbangan cairan tetap stabil

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Mandiri:

1.Monitor suhu tubuh setiap 4 jam 1.Meyakinkan perbandingan data


yang akurat

Kolaborasi:
Kolaborasi:
1.Dapat menurunkan demam
1.Berikan antipiretik sesuai indikasi

Observasi:
Observasi:
1.Peningkatan deyut nadi,
1.Pantau dan catat denyut dan
penurun tekanan vena sentral
irama nadi, tekanan vena
dan penurunan tekanan darah
sentral, tekanan darah,
dapat mengindikasikan
frekuensi nafas, tingkat
hipovollemia yang mengarah
responsivitas, dan suhu kulit
penurunan perfusi jaringan.
setiap 4 jam.
2.Perubahan tingkat kesadaran
2.Observasi adanya konfusi
dapat merupakan akibat dari
disorientasi
hipoksia jaringan

Edukasi:

Edukasi:
1.Asupan cairan berlebih dapat
mengakibatkan kelebihan
1.Anjurkan klien untuk minum
cairan atau dekompensasi
sebayak mungkin air jika tidak
jantung yang dapat
dikontraindikasikan
memperburuk kondisi pasien
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energy dengan
kebutuhan tubuh

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien dapat
beraktivitas
Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan kemampuan utnuk berpartipasi dalam
melakukan aktivitas.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :

1.Pantau tanda vital dan catat nadi 1.Nadi meningkat dan bahkan pada
baik pada istirahat dan istirahat( Takikardi ).
melakukan aktivitas.

2.Berikan sentuhan atau message,


2.Dapat menurunkan energy dalam
bedak yang sejuk.
saraf yangselanjutnya
meningkatkan relaksasi.

Kolaborasi : Kolaborasi :

1.Berikan obat sesuai indikasi. 1.Untuk mengurangi kelelahan dan

Meningkatkan energi.

Observasi : Observasi :

1. Catat perkembangan takipneu, 1.Kebutuhan dan konsumsi oksigen


dispneu, pucat dan sianosis. akan

ditingkatkan pada
keadaanhipemetabolik.
Edukasi :
1.Sarankan klien untuk Edukasi :
mengurangi aktivitas dan
1.Membantu melawan pengaruh dari
meningkatkan istirahat .

peningkatan metabolisme.

8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi panas meningkat

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama1 x 24 jam tidak ada


resiko kerusakan integritas kulit
Kriteria Hasil : Mampu mengidentifikasi tindakan untuk membrikanperlindungan
pada matadan pencegahan komplikasi.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :

1.Bagian kepala tempat tidur 1.Menurunkan edema jaringan bila


ditinggikandan batasi ada
pemasukan garam jika
komplikasi seperti GJK yang
adaindikasi.
mana

dapat memperberat esoftalmus.


Kolaborasi :

1.Berikan obat sesuai indikasi


Kolaborasi :

1.Untuk tindakan pengobatan


Observasi : medis.

1.Evaluasi ketajaman mata.


Observasi :

1. Oftalmolpati infiltraftif akibat


dari
2.Observasi
edemaperiobital,gangguanPenut penigkatan jaringan retroorbits
upan kelopak mata. yang

menciptakan eksoftalmus.

2.Manifestasi umum dari stimulasi


aderenergik yang berlebihan
denganberhubungan dengan
tirotoksikosis yang

memerlukan intervensi
Edukasi :
pendukung
1.Anjurkan klien menggunakan
sampe resolusi krisis
kacamatagelap ketika terbangun
dapatmenghilangkansimtomatol
dan tutup denganpenutup mata
ogis.
selama tidur sesuai
dengankebutuhan.

Edukasi :

1. melindungi kerusakan kornea


jika pasien tidak dapat menutup
mata dengansempurna karena
edema atau fibrosisbantalan
lemak.
9. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan perubahan fungsi
tubuh

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan3x24 jam fungsi seksual


kembali normal

Kriteria hasil :

 Klien mengakui adanya masalah atau kemungkinan masalah dalam fungsi


seksual.
 Klien mengungkapkan pemahaman mengenai penyebab disfungsi seksual
 Klien mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan konseling.
 Klien menghidupkan kembali aktivitas seksual seperti sebelum sakit.

Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri :
1. Sediakan lingkungan yang tidak 1. Tindakan ini mendorong klien
mengancam, dan dorong klien untuk bertanya tentang hal khusus
untuk bertanya tentang yang berkaitan dengan keadaan
seksualitas pribadi. saat ini.

2. Berikan kesempatan klien untuk 2. Tindakan ini meningkatkan


mengungkapkan perasaan secara komunikasi dan pemahaman
terbuka dalam lingkungan yang diantara klien dan beri asuhan.
tidak mengancam.

Edukasi : Edukasi :

1. Anjurkan klien untuk 1. Sediakan waktu dan lingkungan


mendiskusikan keluhannya yang kondusif untuk komunikasi
dengan suami atau istri atau antara klien dan suami atau istri
pasangan. atau pasangan untuk berbagi
keluhan dan memperkuat
2. Sarankan rujukan ke konselor hubungan
seksual atau profesi terkait 2. Untuk memberikan sumber-
lainnya dalam mendapatkan sumber penunjang lanjutan terapi
panduan selanjutnya . bagi klien.

10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan peningkatan
metabolisme
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
gangguan pola tidur dapat di atasi
Kriteria hasil : klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menghalangi
ataumengganggu tidur.klien tidur 5-6 jam dimalam hari

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :

1.Berikan bantuan tidur kepada 1.Susu dan beberapa kudapan


klien, seperti bantal, mandi tinggi protein, seperti keju dan
sebelum tidur, makanan atau kacang, mengandung L-
minuman dan bahan bacaan. trytophan, yang dapat
mempermudah tidur. Higiene
pribadi secara rutin dapat
mempermudah tidur bagi
sejumlah klien.
2.Ciptakan lingkungan tenang yang
2.Tindakan ini dapat mendorong
kondusif untuk tidur contohnya,
istirahat dan tidur klien.
tutup gorden, sesuaikan
pencahayaan atau tutup pintu.

Kolaborasi :

1.Berikan pengobatan yang


Kolaborasi :
diprogramkan untuk
meningkatkan pola tidur normal 1.Agenhipnotik memicu tidur:
klien. Pantau dan catat reaksi obat penenang menurunkan
yang tidak diharapkan. ansietas

Observasi :

Observasi :
1.Catat lamanya tidur klien

1.Mengetahui perubahan
prosentase pola tidur

Edukasi :

Edukasi :
1.Berikan pendidikan kesehatan
kepada klien tentang teknik
1.Upaya relaksasi yang bertujuan
relaksasi seperti imajinasi
biasanya dapat membantu
terbimbing, relaksasi oto
meningkatkan tidur
progresif, dan meditasi.

Discharge planing :
1. Atur pola nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein 3000-4000 kalori
2. Minum obat-obatan antitiroid secara teratur dan sesuai dosis
3. Hindari hal-hal pemicu terjadinya peningkatan hormon tiroid, contohnya:
mengkonsumsi makanan tinggi iodium
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009).Hipertiroidisme adalah
keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012).Angka kejadian pada hipertiroid lebihbanyak pada wanita dengan
perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).

Menurut Tarwoto,dkk.2012penyebab hipertiroid diantaranya adenoma


hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid.Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon
tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol
melalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis.Komplikasi Hipertiroid
adalahEksoftalmus,Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung,
Stromatiroid (tirotoksikosis)
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary,dkk.2009.Klien Gangguan Endokrin:Seri Asuahan


Keperawatan.Jakarta:EGC.

Carolus, P.K.Sint.1995.Standar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: Panitia S.A.K


Komisi Keperawatan.

Cynthia,M. Taylor.2010.Diagnosa keperawatan : Denganrencanapenulisan.Jakarta:EGC

1. Rumorbo, Hotman.2012.Asuahan Keperawatan dengan Gangguan Sistem


Endokrin.Jakarta:EGC.
2. Heater,Herdman,T.2012.Diagnosakeperawatandefinisidanklasifikasi2012-2014
Jakarta: EGC
3. Marilym,E.Doengoes.1999.Rencanaasuhankeperawatan.edisi 3Jakarta:EGC
4. Tarwoto,dkk.2012.Keperawatan Medikal Bedahgangguan system endokrin.Jakarta:
CV Trans Info Media.
5. Wartunah,Tarwoto.2006.kebutuhandasarmanusiaproses
keperawatan.Jakarta:SalembaMedika.
6. Wilkson,Judith,W,dkk.2011.BukuSaku Diagnosis Keperawatan.Jakarta:EG
7. http://id.images.search.yahoo.com/search/images?p=hipertiroid&fr=chr-
greentree_gc&fr2=piv-web&ri=4&tab=organic&ri=4 di aksestanggal26 maret 2014
8. Bararah, V.F., 2009. WaspadaiGejalaHipertiroidPadaWanita. www.healthdetik.com
(Diaksestanggal 26 Maret 2014)
9. Lee, S.L., Ananthankrisnan, S., Ziel, S.H., Talavera, S., Griffing, G.T., 2011.
Hyperthyroidism. http://emedicine.medscape.com (Diaksestanggal 26 maret 2014)
10. Guyton, 1991.FisiologiManusiadanMekanismePenyakit.Edisirevisi.Department of
Physiologi and Biophysics. Mississippi

Anda mungkin juga menyukai