Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan
dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalam gangguan
fisik, psikis dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk
pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada
individu, mencegah, memperbaiki dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang
dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Sehat adalah dambaan semua manusia yang merupakan anugerah yang luar biasa
mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Karena kesehatan amat mahal maka kita perlu
menjaga kesehatan badan dan jiwa agar kita lebih merasa nyaman dan lebih percaya diri
untuk melakukan aktivitas yang kita inginkan. Masalah kesehatan yang sering ditemukan
pada masyarakat dewasa ini adalah kelainan produksi hormon salah satunya adalah
hormon tiroid.
Salah satu faktor biologis yang dapat menghambat tumbuh kembang anak adalah
adanya abnormalitas fungsi tiroid. Abnormalitas tiroid dapat dibagi atas 2 bagian besar,
yaitu hipertiroid dan hipotiroid. Hipertiroid adalah keadaan abnormal kelenjar tiroid akibat
meningkatnya produksi hormon tiroid sehingga kadarnya meningkat dalam darah yang
ditandai dengan penurunan berat badan, gelisah, tremor, berkeringat dan kelemahan otot
(Batubara, 2010).
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid.
Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan penyakit
Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan
terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari
tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium.Kebanyakan orang di
Amerika Serikat menerima yodium cukup dan kejadian gondok multinodular kurang dari
kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan
penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011)
Jumlah penderita hipertiroid yang ada di Indonesia di perkirakan 25 juta. Angka
kejadian hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonesia berkisar antara 44,44%
- 48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar gondok. Di As diperkirakan
0,4% populasi menderita Hipertiroid, biasanya sering pada usia di bawah 40 tahun.
(Sutomo budi,2009)
1

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hipertiroid ?
2. Apa saja klasifikasi hipertiroid ?
3. Apa saja etiologi hipertiroid ?
4. Bagaimana epidemiologi hipertiroid ?
5. Bagaimana manifestasi klinis hipertiroid ?
6. Bagaimana patofisiologi hipertiroid ?
7. Apa saja peeriksaan penunjang hipertiroid ?
8. Bagaimana penatalaksaan hipertiroid ?
9. Apa saja komplikasi hipertiroid ?
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertiroid ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari hipertiroid.
2. Untuk mengetahui klasifikasi hipertiroid.
3. Untuk mengetahui etiologi hipertiroid.
4. Untuk mengetahui epidemiologi hipertiroid.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis hipertiroid.
6. Untuk mengetahui patofisiologi hipertiroid.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hipertiroid.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertiroid.
9. Untuk mengetahui komplikasi hipertiroid.
10. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertiroid.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Hipertiroid

Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya


kadar T3 dan T4 bebas terutama disebabkan oleh hiperfungsi kelenjar tiroid
(Robbins.2007).
Hipertiroid adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormone
tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormone tiroksin dari lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan
untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya) (Nanda Nic-Noc 2013).
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolic merupakan akibat dari
produksi hormone tiroid yang berlebihan (KMB 2, 2013).
2. Klasifikasi Hipertiroid
a. Penyakit Graves
Penyebab tersering penyakit hypertyroidisme adalah suatu penyakit autoimun
yang biasanya ditandai oleh produksi antibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada
kelenjar tyroid. Dalam serum pasien ini ditemukan Antibodi Immunoglobulin (IgG).
Anti bodi ini bereaksi dengan reseptor TSH atau membran plasma tiroid. Sebagai
akibat interaksi ini antibodi tersebut dapat merangsang fungsi tiroid tanpa tergantung
dari TSH Hipofisis, yang dapat mengakibatkan hipertiroid. Imunoglobulin yang
merangsang tiroid ini (TSI) mungkin diakibatkan karena suatu kelainan imunitas
yang bersifat herediter yang memungkinkan kelompokan limfosit tersebut bisa
bertahan, berkembang biak dan mensekresi imunoglobulin stimulator sebagai respon
terhadap beberapa faktor perangsang. Respon imun yang sama sepertinya
bertanggung jawab atas oftalmopati yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut.
Penyebab penyakit Graves tidak diketahui, namun tampaknya terdapat predisposisi
genetik terhadap penyakit autoimun. Yang paling sering terkena adalah wanita
berusia 20an sampai 30 tahun.
b. Gondok Noduler Toksik

Adalah peningkatan ukuran kelenjar tyroid akibat peningkatan kebutuhan


hormon tyroid, yang terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik
yang tinggi pada pubertas atau kehamilan. Dalam hal ini peningkatan hormon tyroid
disebabkan oleh pengaktifan hypotalamus yang didorong oleh proses metabolisme
tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan
berkurang, ukuran kelenjar tyroid kembali normal. Kadang terjadi perubahan yang
irreversibel dimana kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar
walaupun tidak selalu tetap memproduksi hormon tyroid dalam jumlah berlebihan.
Bila individu yang bersangkutan mengalami hypertyroid maka keadaan inilah yang
disebut Gondok Noduler Toksik.
c. Tirotoksikosis
Adalah merupakan temuan klinis fisiologis dan biokimiawi yang dihasilkan saat
jaringan terpajan dan memberikan respon terhadap hormon tiroid yang berlebihan.
Penyakit ini mengarah pada pertahanan over produksi hormon oleh kelenjar tiroid
itu sendiri. Hiperfungsi kelenjar dihasilkan secara bervariasi dari sekresi TSH yang
berlebihan. Tirotoksikosis dibagi menjadi 2 yang pertama kelainan yang disebabkan
oleh hipertiroidisme dan kelainan yang tidak disebabkan hipertiroid dan yang
membedakan adalah dengan pemeriksaan RAIU (Radioaktif Iodin Uptake).
3. Etiologi Hipertiroid
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan

penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid Peroksidase antibodies (TPO) dan
TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok,
radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa
seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit
mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon
tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta
berkeringat banyak.
b. Nodul tiroid (Tiroiditis)

Inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti


streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus dan pneumococcus pneumonia.
Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel
dan peningkatan jumlah hormon tiroid.
Tiroiditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum, dan
tiroiditis tersembunyi.
1) Tiroiditis subakut
Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang
dengan sendirinya setelah beberapa bulan .
2) Tiroiditis postpartum
Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan
melahirkan. Penyebabnya diyakini autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis
subakut, tiroiditis postpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum kelenjar
tiroid benar-benar sembuh.
3) Tiroiditis tersembunyi
Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan karena autoimun dan pasien tidak
mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga trejadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis
tersembunyi dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol
ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula
orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul
efek samping.
d. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e. Konsumsi Yodium Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya
timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
4. Epidemiologi Hipertiroid
Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti
kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada
wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pada pria,
terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan
karena dari proses menstruasi, kehamilan dan menyusui itu sendiri menyebabkan
hipermetabolisme mengakibatkan kerja daripada hormone tiroid meningkat.

Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit


hormon yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi ini
serupa dengan kasus di dunia.
5. Manifestasi Klinis Hipertiroid
Hipertiroidisme pada penyakit Graves adalah akibat antibody reseptor thyroid
stimulating hormone (TSH ) yang merangsang aktivitas tiroid, sedang pada Goiter
multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroidisme biasanya perlahan - lahan dalam beberapa
bulan sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan
berat badan, kelelahan, tremor, gugup, berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpitasi
dan pembesaran tiroid.
Gambaran klinis hipertroidisme
Umum
BB turun, keletihan, apatis, berkeringat, tidak tahan panas.
Emosi : gelisah, iritabilitas, gugup, emosi labil, perilaku mania
Kardiovaskuler

dan perhatian menyempit.


palpitasi, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinus takikardi,

Neuromuskuler

disritmia, fibrilasi atrium, nadi kolaps.


gugup, agitasi, tremor, korea atetosis, psikosis, kelemahan otot,

Gastrointestinal
Reproduksi
Kulit
Struma
Mata

miopati proksimal, paralisis periodik, miastenia gravis.


BB turun, nafsu makan meningkat, diare, steatore, muntah
oligomenore, amenore, libido meningkat, infertilitas
pruritus, eritema Palmaris, miksedemia pretibial, rambut tipis
difus dengan atau tanpa bising, nodosa
periorbital puffiness, lakrimasi meningkat dan grittiness of eyes,
kemosis ( odema konjungtiva), proptosis, ulserasi kornea,
oftalmoplegia, diplopia, edema papil, penglihatan kabur.

6. Patofisiologi Hipertiroid
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali
dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel
folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 515 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor
6

yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel,
dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang
pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga
diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar
tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin
termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju
metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek
pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi
10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid
pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi
autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler,
akibatnya bola mata terdesak keluar.
(pathway terlampir)
7. Pemeriksaan Penunjang Hipertiroid
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Tes ambilan RAI : meningkat
2) T4 dan T3 serum : meningkat
3) T4 dan T3 bebas serum : meningkat
4) TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon)
5) Tiroglobulin : meningkat
6) Stimulasi TRH : dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai
meningkat setelah pemberian TRH
7) Ambilan tiroid 131: meningkat
8) Ikatan proein iodium : meningkat
9) Gula darah : meningkat (sehubungan dengan kerusakan pada adrenal).
10) Kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal).
11) Fosfat alkali dan kalsium serum : meningkat.
12) Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
13) Elektrolit : hiponatremi mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek
dilusi dalam terapi cairan pengganti, hipokalsemia terjadi dengan sendirinya
pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis.
7

14) Katekolamin serum : menurun.


15) Kreatinin urine : meningkat
b. Radiologi
1) Skanning tyroid
2) USG thyroid
c. Lain- lain
Pemeriksaan elektrokardiografi ( EKG) : fibrilasi atrium, waktu sistolik
memendek, kardiomegali.

Uji lain yang sering digunakan adalah sebagai berikut:


a. Kecepatan metabolism basal biasanya meningkat sampai + 30 hingga + 60 pada
hipertiroidisme berat.
b. Konsentrasi TSH didalam plasma diukur dengan radioimunologik. Pada tipe
tirotoksikosis yang biasa, sekresi TSH oleh hipofisis anterior sangat ditekan secara
menyeluruh oleh sejumlah besar tiroksin dan triiodotironin yang sedang bersirkulasi
sehingga hampir tidak ditemukan TSH dalam plasma.
c. Konsentrasi TSI diukur dengan radioimunologik. TSI normalnya tinggi pada tipe
Tirotoksikosis yang biasa tetapi rendah pada adenoma tiroid.
8. Penatalaksanaan Hipertiroid
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
a. Penatalaksanaan konservatif
1) Obat anti tiroid: Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.
Contoh obat adalah sebagai berikut :
a) Thioamide
b) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000
mg/hari
d) Potassium Iodide
e) Sodium Ipodate
2) Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi:
a) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis.
b) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif.
c) Persiapan tiroidektomi
8

3) Surgical
a) Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b) Tiroidektomi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar
4) Terapi
Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya:
Propylthiouracil (PTU), karbimazol.
a) Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau
pasien yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
b) Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa
disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil
(trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi terhadap obat/yodium
radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam
waktu 1 tahun.
9. Komplikasi Hipertiroid
a. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena
penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi
pasien dengan penyakit graves
b. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung
c. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat, derilium
dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi,
sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan
dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak
tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis
obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi
hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon
terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja
hormon

tersebut

diantaranya

sodium

ioded

intravena,

glukokortokoid,

dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers

diberikan untuk

menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.


B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Data biografi : nama, umur, alamat, status, jenis kelamin, tanggal MRS, diagnosa
medis, keluarga yang dapat dihubungi, catatan kedatangan
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Biasanya pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan, badan terasa lemas,
sering gemetaran, keringat berlebih dan jantung berdetak cepat
2) Riwayat Kesehatan Sekarang :
Biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh gemetaran, badan
terasa lemas, mual, muntah, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga :
Biasanya penyakit bukan merupakan penyakit keturunan, dan bisa juga ada
anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang dialami oleh
pasien.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu :
Biasanya penyakit hipertiroid ini gejalanya timbul dalam waktu yang lama dan
belum terasa oleh pasien, dan merupakan penyakit yang susah disembuhkan dan
membutuhkan pengobatan yang kontinu.
b. Data dasar
1) Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif :
a) Insomnia, sensitivitas meningkat
b) Otot lemah, gangguan koordinasi
c) Kelelahan berat
Data Obyektif :
a) Atrofi otot
2) Sirkulasi
Data Subyektif :
a) Palpitasi
b) Nyeri dada
Data Obyektif
a) Disritmia ( hibrilasi atrium ), irama galop, murmur
b) Peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat
c) Sirkulasi kolaps
3) Integritas ego
Data Subyektif :
a) Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik
Data Obyektif :
10

a) Emosi labil ( euforia sampai delirium ), depresi


4) Eliminasi
Data Subyektif :
a) Urin dalam jumlah banyak
b) Perubahan dalam feses : diare
5) Makan/Minum
Data Subyektif :
a) Kehilangan BB yang mendadak
b) Nafsu makan yang meningkat, makan banyak, makan sering, kehausan. Mual
muntah
Data Obyektif :
a) Pembesaran tiroid, goiter
b) Edema non pitting terutama daerah pretibia
6) Sensori Neuroal
Data Obyektif :
a) Bicara cepat dan parau
b) Gangguan status mental dan prilaku seperti bingung, gelisah, peka rangsang,
delirium, psikosis, stupor, koma
c) Tremor halus pada tangan , tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak
d) Hiperaktif reflekstenon dalam (RTD)
7) Nyeri/Kenyamanan
Data Subyektif :
a) Nyeri orbital, fotofobia
8) Respirasi
Tanda :
a) Frekuensi pernafasan meningkat, takipnea
b) Dispnea
9) Keamanan
Data Subyektif :
a) Tidak toleransi terhadap panas, keringat berlebihan
b) Alergi terhadap iodium 9 mungkin digunakan pada pemeriksaan
Data Obyektif :
a) Suhu meningkat diatas 37,4 C diaforesis
b) Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus
c) Eksoptalmus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair. Pruritus, lesieritema
( sering terjadi pada pretibial yang menjadi sangat parah )
10) Seksualitas
Data Obyektif :
a) Penurunan libido, hipominoreal, aminoreal dan impoten
11) Penyuluhan/Pembelajaran
Data Subyektif :
a) Riwayat keluarga yang mengalami masalah trioid
b) Riwayat hipotiroidis, terapi hormon tiroid atau pengobatan antitiroid,
dihentikan

terhadap

pengobatan

triodektomi sebagian
11

antitiroid,

dilakukan

pembedahan

c) Riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikimia, gangguan


jantung trauma, pemeriksaan rontgen dengan zat kontras
2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan
curah

jantung

berhubungan

dengan

hipertiroid

tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.


b. Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi, peka rangsang dari syaraf karena gangguan kimia tubuh.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
meningkatnya metabolisme, mual, muntah, diare, kekurangan insulin yang relatif,
hiperglikemi.
d. Kerusakan integritas jaringan mata berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata
e. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

12

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Penurunan curah jantung Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tekanan darah pada 1. Hipotensi umum atau ortostatik dapat
berhubungan
hipertiroid
terkontrol,
hipermetabolisme,

dengan keperawatan selama .x24

posisi baring, duduk dan

terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi

tidak jam diharapkan klien akan

berdiri jika memungkinkan.

perifer

curah

Perhatikan besarnya tekanan

penurunan volume sirkulasi.

jantung yang adekuat sesuai

nadi.
2. Periksa kemungkinan adanya

keadaan mempertahankan

peningkatan beban kerja dengan


jantung

kebutuhan

tubuh,

dengan

kriteria :
1. Nadi perifer dapat teraba
normal
2. Vital sign dalam batas

nyeri dada atau angina yang


dikeluhkan pasien
3. Auskultasi
suara

nafas.

Perhatikan adanya suara yang


tidak normal(seperti krekels).

yang

berlebihan

dan

2. Merupakan tanda adanya peningkatan


kebutuhan oksigen oleh otot jantung
atau iskemia.
3. S1 dan murmur

yang

menonjol

berhubungan dengan curah jantung


meningkat

pada

keadaan

normal.
4. Observasi tanda dan gejala
hipermetabolik.
Suhu : 36C-37,5C
4. Dehidrasi yang cepat dapat terjadi
haus yang hebat, mukosa
Tekanan Darah : 120/80
yang akan menurunkan volume
membran kering,nadilemah,
mmHg
sirkulasi dan menurunkan curah
Nadi : 80-100 x per menit
penurunan produksi urine
RR : 16-20 x per menit
jantung.
dan hipotensi.
3. Pengisian kapiler normal
5. Catat masukan dan haluaran
4. Status mental baik
5. Tidak ada disritmia
5. Kehilangan cairan yang terlalu banyak
6. Anjurkan

pasien

untuk

mengatur periode latihan dan


beristirahat cukup
13

dapat menimbulkan dehidrasi berat.


6. Untuk Untuk mencegah terjadinya
kelelahan

Keletihan

berhubungan Setelah

dilakukan

asuhan

dengan 45hipermetabolik keperawatan selama .x24


dengan

peningkatan jam diharapkan Klien akan

kebutuhan

energi,

rangsang

dari

karena
tubuh.

gangguan

peka mengungkapkan

secara

syaraf verbal tentang peningkatan


kimia tingkat energy dengan kriteria

1. Pantau tanda vital dan catat 1. Nadi secara luas meningkat dan
nadi baik istirahat maupun

bahkan istirahat , takikardia mungkin

saat aktivitas.

ditemukan.

2. Ciptakan lingkungan yang 2. Menurunkan


tenang

kemungkinan

hasil :
1. Kecemasan menurun
2. Memverbalisasikan
peningkatan

untuk

besar

dapat

imsomnia.

energi

dan

mengatasi

kelelahan
4. Mempertahankan
kemampuan

yang

menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan

merasa lebih baik


3. Menjelaskan penggunaan
energi

stimulasi

untuk

berkonsentrasi
5. Glukosa darah adekuat
6. Istirahat cukup

3. Membantu melawan pengaruh dari


3. Sarankan

pasien

untuk

mengurangi aktivitas
4. Berikan
membuat

4. Meningkatkan relaksasi

tindakan
pasien

peningkatan metabolisme

yang
merasa

nyaman seperti massage


5. Kolaborasi

dalam 5. Untuk mengatasi keadaan (gugup) ,

pemberikan
indikasi:

obat

sesuai

sedatif

misal:

phenobarbital
14

(luminal),

hiperaktif dan insomnia

tranquilizer
Ketidakseimbangan
nutrisi

kurang

kebutuhan
berhubungan

Setelah

dilakukan

misal:

klordiazepoksidan ( librium )
asuhan 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Untuk meminimalisir timbulnya alergi

dari keperawatan selama .x24

terhadap makanan
2. Hiperperistaltik usus meningkatkan

tubuh jam diharapkan klien akan 2. Auskultasi bising usus.


dengan menunjukkan

berat

motilitas lambung yang menurunkan

badan

dan mengubah fungsi arbsobsi.


stabil dengan kriteria :
3. Peningkatan aktivitas adrenergic dapat
1. Adanya peningkatan berat 3. Catat adanya anoreksia, mual
metabolisme,
mual,
menyebabkan
gangguan
sekresi
badan
dan muntah
muntah, diare, kekurangan
2. Berat badan ideal sesuai
insulin atau terjadi resisten yang
insulin
yang
relatif,
dengan tinggi badan
mengakibatkan hiperglikemia
hiperglikemi.
3. Tidak ada tanda tanda
4. Penurunan berat badan terus menerus
4. Pantau masukan makanan
malnutrisi
dalam keadaan masukan kalori yang
4. Tidak terjadi penurunan
setiap hari, timbang berat
cukup merupakan indikasi kegagalan
berat badan yang berarti
badan setiap hariya
terhadap terapi antitiroid.
5. Untuk mengetahui kecukupan nutrisi
meningkatnya

5. Berikan informasi tentang


pentingnya
adekuat
6. Anjurkan

nutrisi

bagi tubuh

yang
6. Menjaga pemasukan kalori cukup

pasien

banyak

tinggi karena adanya hipermetabolik.

makan dengan tinggi kalori


dan mudah dicerna.
7. Kolaborasi untuk pemberian
15

7. Mungkin memerlukan bantuan untuk


menjamin

pemasukan

zat-zat

diet tinggi kalori, protein,

makanan

yang

adekuat

dan

karbohidrat dan vitamin

mengidentifikasi makanan pengganti


yang sesuai.

Kerusakan
jaringan
berhubungan
perubahan

integritas Setelah

dilakukan

asuhan 1. Observasi odema periorbital, 1. Manipulasi

mata keperawatan selama .x24

gangguan penutupan kelopak

dengan jam diharapkan tidak terjadi

mata, penyempitan lapang

mekanisme kerusakan

perlindungan dari mata

integritas

kulit

dengan kriteria hasil:


1. Mempertahankan
kelembaban
mukosa

dan

memberikan

mata,

pandangan kabur / ganda


(diplopia).
3. Anjurkan
menggunakan

pasien
kaca

mata

perlindungan pada mata

gelap ketika terbangun dan

dan

gunakan penutup mata saat

komplikasi.

berhubungan dengan tyrotoksikosis.

fotofobi benda di luar mata

terbebas dari ulkus.


2. Mengidentifikasi
tindakan

adrenergik

pandang, air mata berlebih,

dan nyeri mata.


membran 2. Evaluasi ketajaman

mata

stimulasi

mencegah

2. Oftalmopati

infiltrat

akibat

peningkatan jaringan retro orbita yang


menciptakan eksoftalmus.
3. Melindungi kerusakan kornea bila
pasien tidak dapat menutup mata
dengan sempurna.

tidur.
4. Anjurkan pasien melatih otot
mata extra okuler.
5. Kolaborasi
pemberikan

obat

4. Memperbaiki
dalam
sesuai

indikasi (obat tetes mata,


prednison, anti tyroid dan
16

sirkulasi

dan

mempertahankan gerakan bola mata.


5. Untuk mengurangi terjadinya iritasi
pada mata

diuretik).
Hipertermi

berhubungan Setelah

dengan proses inflamasi

dilakukan

asuhan 1. Kaji penyebab hipertermi

1. Hipertermi

merupakan

salah satu

keperawatan selama .x24

gejala/kompensasi

jam diharapkan suhu tubuh

adanya infeksi baik secara lokal

normal dengan kriteria hasil:

maupun secara sistemik. hal ini perlu

1. Tidak

diketahui sebagai dasar dalam rencana

ada

tanda-tanda

tubuh

terhadap

dehidrasi
intervensi.
2. Mukosa bibir lembab
2. Daerah dahi / axilla merupakan
2. Beri kompres hangat pada
3. Suhu dalam batas normal
jaringan tipius dan terdapat pembuluh
dahi/axilla
(S : 36-37,5 0C )
darah sehingga proses vasodilatasi
pembuluh darah lebih cepat sehingga
pergerakan molekul cepat dan dapat
membantu penurunan panas yang
dialami pasien
3. Karena kondisi tubuh yang lembab
3. Anjurkan klien menggunakan
baju yang dapat menyerap
keringat
4. Anjurkan

pasien

minum

sesering mungkin
5. Pertahankan lingkungan yang

memicu pertumbuhan jamur sehingga


beresiko menimbulkan komplikasi.
4. Untuk mengganti cairan yang hilang
selama proses evaporasi.
5. Untuk membantu menjaga suhu tubuh

pasien agar dalam keadaan normal


sejuk
6. Obat antipiretik bekerja sebagai
6. Kolaborasi dalam pemberian
pengatur kembali pusat pengatur
17

obat antipiretik

18

panas

4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997). Implementasi
keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Jadi,
implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil
yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
5. Evaluasi
a. Penurunan

curah

jantung

berhubungan

dengan

hipertiroid

tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung


1) Nadi perifer dapat teraba normal
2) Vital sign dalam batas normal.
3) Pengisian kapiler normal
4) Status mental baik
5) Tidak ada disritmia
b. Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi, peka rangsang dari syaraf karena gangguan kimia tubuh.
1) Kecemasan menurun
2) Memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik
3) Menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan
4) Mempertahankan kemampuan untuk berkonsentrasi
5) Glukosa darah adekuat
6) Istirahat cukup
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
meningkatnya metabolisme, mual, muntah, diare, kekurangan insulin yang relatif,
hiperglikemi.
1) Adanya peningkatan berat badan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Tidak ada tanda tanda malnutrisi
4) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
d. Kerusakan integritas jaringan mata berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata
1) Mempertahankan kelembaban membran mukosa mata dan terbebas dari ulkus.
2) Mengidentifikasi tindakan memberikan perlindungan pada mata dan mencegah
komplikasi.
e. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
19

1) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi


2) Mukosa bibir lembab
3) Suhu dalam batas normal (S : 36-37,5 0C )

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hipertiroid adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormone tiroid
yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.Karena tiroid memproduksi
hormone tiroksin dari lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
(Nanda Nic-Noc 2013)
Etiologinya :Penyakit Graves, toxic nodular goiter, minum obat hormone tiroid
berlebihan, produksi TSH abnormal, tiroditis, konsumsi yodium berlebihan

20

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada


kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar.
Hipotalamus

Hipofisis anterior

Hormon pelepas (tirotropin)

Tiroksin imunoglobulin
Hormon perangsang tiroid
Tiroid
(TSH)
hipertrofi (peningkatan sekresi yodium)

Hipertiroid

Peningkatan frekuensi dan kontraksi jantungMetabolisme

Peningkatan konsumsi O2

PATHWAY

Takikardi dan aritmia


TD, nadi
Angina
Gagal jantung

Pemakaian glukosa sel


Sistem saraf
Pemecahan lemak dan protein

Nerfus
Kelelahan
Mudah terangsang

Otot dan tulang

Kelelahan otot

Sistem kardiovaskuler

Kulit

Penurunan curah jantung

Peningkatan kebutuhan kalori

Peningkatan suhu tubuh

esiko kerusakan integritas jaringan Keletihan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebu


Hipertermi
21

22

Anda mungkin juga menyukai