PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan
dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalam gangguan
fisik, psikis dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk
pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada
individu, mencegah, memperbaiki dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang
dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Sehat adalah dambaan semua manusia yang merupakan anugerah yang luar biasa
mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Karena kesehatan amat mahal maka kita perlu
menjaga kesehatan badan dan jiwa agar kita lebih merasa nyaman dan lebih percaya diri
untuk melakukan aktivitas yang kita inginkan. Masalah kesehatan yang sering ditemukan
pada masyarakat dewasa ini adalah kelainan produksi hormon salah satunya adalah
hormon tiroid.
Salah satu faktor biologis yang dapat menghambat tumbuh kembang anak adalah
adanya abnormalitas fungsi tiroid. Abnormalitas tiroid dapat dibagi atas 2 bagian besar,
yaitu hipertiroid dan hipotiroid. Hipertiroid adalah keadaan abnormal kelenjar tiroid akibat
meningkatnya produksi hormon tiroid sehingga kadarnya meningkat dalam darah yang
ditandai dengan penurunan berat badan, gelisah, tremor, berkeringat dan kelemahan otot
(Batubara, 2010).
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid.
Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan penyakit
Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan
terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari
tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium.Kebanyakan orang di
Amerika Serikat menerima yodium cukup dan kejadian gondok multinodular kurang dari
kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan
penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011)
Jumlah penderita hipertiroid yang ada di Indonesia di perkirakan 25 juta. Angka
kejadian hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonesia berkisar antara 44,44%
- 48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar gondok. Di As diperkirakan
0,4% populasi menderita Hipertiroid, biasanya sering pada usia di bawah 40 tahun.
(Sutomo budi,2009)
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hipertiroid ?
2. Apa saja klasifikasi hipertiroid ?
3. Apa saja etiologi hipertiroid ?
4. Bagaimana epidemiologi hipertiroid ?
5. Bagaimana manifestasi klinis hipertiroid ?
6. Bagaimana patofisiologi hipertiroid ?
7. Apa saja peeriksaan penunjang hipertiroid ?
8. Bagaimana penatalaksaan hipertiroid ?
9. Apa saja komplikasi hipertiroid ?
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertiroid ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari hipertiroid.
2. Untuk mengetahui klasifikasi hipertiroid.
3. Untuk mengetahui etiologi hipertiroid.
4. Untuk mengetahui epidemiologi hipertiroid.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis hipertiroid.
6. Untuk mengetahui patofisiologi hipertiroid.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hipertiroid.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertiroid.
9. Untuk mengetahui komplikasi hipertiroid.
10. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertiroid.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Hipertiroid
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid Peroksidase antibodies (TPO) dan
TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok,
radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa
seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit
mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon
tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta
berkeringat banyak.
b. Nodul tiroid (Tiroiditis)
Neuromuskuler
Gastrointestinal
Reproduksi
Kulit
Struma
Mata
6. Patofisiologi Hipertiroid
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali
dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel
folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 515 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor
6
yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel,
dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang
pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga
diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar
tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin
termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju
metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek
pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi
10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid
pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi
autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler,
akibatnya bola mata terdesak keluar.
(pathway terlampir)
7. Pemeriksaan Penunjang Hipertiroid
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Tes ambilan RAI : meningkat
2) T4 dan T3 serum : meningkat
3) T4 dan T3 bebas serum : meningkat
4) TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon)
5) Tiroglobulin : meningkat
6) Stimulasi TRH : dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai
meningkat setelah pemberian TRH
7) Ambilan tiroid 131: meningkat
8) Ikatan proein iodium : meningkat
9) Gula darah : meningkat (sehubungan dengan kerusakan pada adrenal).
10) Kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal).
11) Fosfat alkali dan kalsium serum : meningkat.
12) Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
13) Elektrolit : hiponatremi mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek
dilusi dalam terapi cairan pengganti, hipokalsemia terjadi dengan sendirinya
pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis.
7
3) Surgical
a) Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b) Tiroidektomi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar
4) Terapi
Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya:
Propylthiouracil (PTU), karbimazol.
a) Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau
pasien yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
b) Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa
disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil
(trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi terhadap obat/yodium
radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam
waktu 1 tahun.
9. Komplikasi Hipertiroid
a. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena
penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi
pasien dengan penyakit graves
b. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung
c. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat, derilium
dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi,
sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan
dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak
tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis
obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi
hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon
terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja
hormon
tersebut
diantaranya
sodium
ioded
intravena,
glukokortokoid,
diberikan untuk
terhadap
pengobatan
triodektomi sebagian
11
antitiroid,
dilakukan
pembedahan
jantung
berhubungan
dengan
hipertiroid
12
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Penurunan curah jantung Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tekanan darah pada 1. Hipotensi umum atau ortostatik dapat
berhubungan
hipertiroid
terkontrol,
hipermetabolisme,
perifer
curah
nadi.
2. Periksa kemungkinan adanya
keadaan mempertahankan
kebutuhan
tubuh,
dengan
kriteria :
1. Nadi perifer dapat teraba
normal
2. Vital sign dalam batas
nafas.
yang
berlebihan
dan
yang
menonjol
pada
keadaan
normal.
4. Observasi tanda dan gejala
hipermetabolik.
Suhu : 36C-37,5C
4. Dehidrasi yang cepat dapat terjadi
haus yang hebat, mukosa
Tekanan Darah : 120/80
yang akan menurunkan volume
membran kering,nadilemah,
mmHg
sirkulasi dan menurunkan curah
Nadi : 80-100 x per menit
penurunan produksi urine
RR : 16-20 x per menit
jantung.
dan hipotensi.
3. Pengisian kapiler normal
5. Catat masukan dan haluaran
4. Status mental baik
5. Tidak ada disritmia
5. Kehilangan cairan yang terlalu banyak
6. Anjurkan
pasien
untuk
Keletihan
berhubungan Setelah
dilakukan
asuhan
kebutuhan
energi,
rangsang
dari
karena
tubuh.
gangguan
peka mengungkapkan
secara
1. Pantau tanda vital dan catat 1. Nadi secara luas meningkat dan
nadi baik istirahat maupun
saat aktivitas.
ditemukan.
kemungkinan
hasil :
1. Kecemasan menurun
2. Memverbalisasikan
peningkatan
untuk
besar
dapat
imsomnia.
energi
dan
mengatasi
kelelahan
4. Mempertahankan
kemampuan
yang
stimulasi
untuk
berkonsentrasi
5. Glukosa darah adekuat
6. Istirahat cukup
pasien
untuk
mengurangi aktivitas
4. Berikan
membuat
4. Meningkatkan relaksasi
tindakan
pasien
peningkatan metabolisme
yang
merasa
pemberikan
indikasi:
obat
sesuai
sedatif
misal:
phenobarbital
14
(luminal),
tranquilizer
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
kebutuhan
berhubungan
Setelah
dilakukan
misal:
klordiazepoksidan ( librium )
asuhan 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Untuk meminimalisir timbulnya alergi
terhadap makanan
2. Hiperperistaltik usus meningkatkan
berat
badan
nutrisi
bagi tubuh
yang
6. Menjaga pemasukan kalori cukup
pasien
banyak
pemasukan
zat-zat
makanan
yang
adekuat
dan
Kerusakan
jaringan
berhubungan
perubahan
integritas Setelah
dilakukan
mekanisme kerusakan
integritas
kulit
dan
memberikan
mata,
pasien
kaca
mata
dan
komplikasi.
adrenergik
mata
stimulasi
mencegah
2. Oftalmopati
infiltrat
akibat
tidur.
4. Anjurkan pasien melatih otot
mata extra okuler.
5. Kolaborasi
pemberikan
obat
4. Memperbaiki
dalam
sesuai
sirkulasi
dan
diuretik).
Hipertermi
berhubungan Setelah
dilakukan
1. Hipertermi
merupakan
salah satu
gejala/kompensasi
1. Tidak
ada
tanda-tanda
tubuh
terhadap
dehidrasi
intervensi.
2. Mukosa bibir lembab
2. Daerah dahi / axilla merupakan
2. Beri kompres hangat pada
3. Suhu dalam batas normal
jaringan tipius dan terdapat pembuluh
dahi/axilla
(S : 36-37,5 0C )
darah sehingga proses vasodilatasi
pembuluh darah lebih cepat sehingga
pergerakan molekul cepat dan dapat
membantu penurunan panas yang
dialami pasien
3. Karena kondisi tubuh yang lembab
3. Anjurkan klien menggunakan
baju yang dapat menyerap
keringat
4. Anjurkan
pasien
minum
sesering mungkin
5. Pertahankan lingkungan yang
obat antipiretik
18
panas
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997). Implementasi
keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Jadi,
implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil
yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
5. Evaluasi
a. Penurunan
curah
jantung
berhubungan
dengan
hipertiroid
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hipertiroid adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormone tiroid
yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.Karena tiroid memproduksi
hormone tiroksin dari lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
(Nanda Nic-Noc 2013)
Etiologinya :Penyakit Graves, toxic nodular goiter, minum obat hormone tiroid
berlebihan, produksi TSH abnormal, tiroditis, konsumsi yodium berlebihan
20
Hipofisis anterior
Tiroksin imunoglobulin
Hormon perangsang tiroid
Tiroid
(TSH)
hipertrofi (peningkatan sekresi yodium)
Hipertiroid
Peningkatan konsumsi O2
PATHWAY
Nerfus
Kelelahan
Mudah terangsang
Kelelahan otot
Sistem kardiovaskuler
Kulit
22