DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. PENDAHULUAN
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi hormon tiroid yang
dapat terjadi pada setiap umur. Karakteristik hipotiroidisme berbeda – beda tergantung usia
pada saat penyakit timbul defisiensi hormon tiroid. Dibawah ini akan dibahas tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan hipotiroid, mulai dari konsep hipotiroid, penatalaksanaan
medis dan bagaimana perawat pengelola klien dgn gangguan hipotiroid.
2. Pengertian
a. Suatu penyakit yang terjadi karena rendahnya kadar hormon tiroid, dapat terjadi
sepanjang hidup, dengan berbagai macam penyebab( Syaefulah Nur,2000)
b. Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit yang disebabkan oleh kelenjar tiroid
kurang dalam menghasilan hormon tiroid.
c. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan
menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema.
d. Hipotiroidism terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini
kadang-kadang disebut miksedema.
3. JENIS
a. Hipotiroid Primer
1) Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium
2) Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif
atau radiasi eksternal, agenesis, amiodaron
b. Hipotiroid Sekunder
Terjadi karena adanya kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4
bebas) atau kegagalan pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas)
3. Etiologi
5. Komplikasi
a. Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
b. Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan
penurunan curah jantung
c. Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
d. Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan
dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
e. Konstipasi
f. Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
6. Pemeriksaaan Diagnostik
a. Uji Fungsi Tiroid:
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
dapat mendiagnosis kondisi dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau
kelenjar tiroid. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi tiroid biasanya
menunjukkan kadar T4 yang rendah dan kadar TSH yang tinggi.
Pemeriksaan fisik menunjukkan tertundanya pengenduran otot selama
pemeriksaan refleks. Penderita tampak pucat, kulitnya kuning, pinggiran alis matanya
rontok, rambut tipis dan rapuh, ekspresi wajah kasar, kuku rapuh, lengan dan tungkainya
membengkak serta fungsi mentalnya berkurang. Tanda-tanda vital menunjukkan
perlambatan denyut jantung,tekanan darah rendah dan suhu tubuh rendah.
b. Pemeriksaan rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung.
c. Morpologi Kelenjar
- Sidik tiroid, pemerikasaan morpologi ini untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid
dengan Isotop I¹²³ dan I¹³¹ pemerikasaan ini khusus untuk neonatal.
d. Pemeriksaan Ultra Sono Grafi( USG) , pemeriksaan ini untuk mengetahui volume, dan
ukuran kelenjar, ataupun tumor pada kelenjar.
e. CT SCAN dan MRI, pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat hubungan kelenjar tiroid
dengan organ sekitarnya.
PATOFISIOLOGI HIPOTIROIDISME
Penyakit jantung
7. Komplikasi dan penatalaksanaan
a. Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil,hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga
koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua
gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa
diberikan secara intravena. Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan
kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut).
Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid
yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
b. Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis
rendah,karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius.
Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.Pengobatan selalu mencakup
pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormontiroid. Apabila penyebab
hipotiroidisme berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan
kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
8. Pengkajian Keperawatan
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu
lakukanlah pengkajian terhadap hal-hal penting yang dapat menggali sebanyak mungkin
informasi antara lain :
a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut
dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
1). Pola makan
2). Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
3). Pola aktivitas.
c. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
d. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh:
1) Sistem pulmonari
2) Sistem pencernaan
3) Sistem kardiovaslkuler
4) Sistem muskuloskeletal
5) Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
6) Sistem reproduksi
7) Metabolik
1.http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=11&judul=Hipertiroidisme&idd
tl=124&UID=20071121172513125.163.255.129. Last update : copyright 2005 Last log
in : november 30,2007
2.www.wrongdiagnosis.comhttp://www.wrongdiagnosis.com/h/hyperthyroidism/treatments.htm
Last update : november 13,2007 Last log in :november 30,2007
3. Flynn RW, McDonald TM, Jung RT, et al. Mortality and vascular outcomes in patients
treated for thyroid dysfunction, http://www.aafp.org/afp/20071001/bmj.html last log in :
December 1,2007
4. McDermott MT, Woodmansee WW, Haugen BR, Smart A,Ridgway EC. The Management of
subclinical hyperthyroidism by thyroid specialists. Thyroid 2004,90-110
5. Van Sande J, Parma J, Tonacchera M, Swillens S, Dumont J,Vassart G. Somatic and clinical
in thyroid diseases.2003, 201-220