Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“MIOKARDITIS”

MATA KULIAH : KMB 1

DOSEN : Ns.Rina Milawati S.Kep M.Kep

KELAS :2B

Disusun Oleh : 1. Miskul firdaus

2. Yuni satiroh

AKADEMI KEPERAWATAN ISLAMIC VILLAGE TANGERANG


Tahun ajaran 2018/2019

Jl.Islamic Raya Kelapa Dua Tangerang 15810

Telpon/Fax : 021-5462852, Website : www.akperisvill.ac.id

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia nikmatnya sehingga makalah
yang berjudul ‘’MIOKARDITIS”. Ini dapat diselesaikan dengan maksimal tanpa ada
halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pemuatan makalah ini.untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat tata bahasanya.oleh karena itu dengan tata terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….4
1.2 Tujuan…………..………………………………………………………………….…
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian miokarditis………………………………………………………………...
Macam/Tipe miokarditis……………………………………………………………..7
2.2 Etiologi miokarditis…………………………………………………………………….
2.3 Pola Makad……………………………………………………………...9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………...11
3.2 Saran………………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya
disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap
obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi
Terdapat perubahan epidemiologi endokarditis infektif pada saat sekarang yang disebabkan
tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat kesehatan gigi yang baik, pengobatan yang lebih
dini dan penggunaan antibiotic. Insidens endokarditis 10-60 kasus per 1.000.000 penduduk
per tahun diseluruh dunia dan cenderung meningkat pada usia lanjut.
Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera mungkin karena
apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.
B . Tujuan
 Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan miokarditis
 Tujuan khusus
a.untuk mengetahui pengertian miokarditis
b.untuk mengetahui macam/tipe miokarditis
c.untuk mengetahui tanda dan gejala miokarditis
d.untuk mengetahui patofisiologi miokarditis
e.untuk mengetahui pathway miokarditis
f.untuk mengetahui komplikasi miokarditis
g.untuk mengetahui penatalaklsanaan miokarditis
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Miokarditis

Miokarditis adalah kondisi di mana terjadi peradangan atau inflamasi pada otot jantung
(miokardium). Otot ini bertanggung jawab pada fungsi jantung dalam memompa darah ke
seluruh organ tubuh. Ketika otot ini mengalami peradangan, maka fungsi jantung dalam
memompa darah pun akan terganggu. Akibatnya, muncul gejala-gejala berupa nya nyeri
dada, gangguan irama jantung, dan sesak napas.
Miokarditis ringan dapat lebih mudah sembuh, baik dengan atau tanpa perawatan. Namun,
jika miokarditis sudah tergolong berat dan tidak mendapatkan perawatan yang tepat, hal itu
berpotensi menyebabkan penggumpalan darah yang memicu komplikasi, seperti stroke
dan serangan jantung.

B.Macam /Tipe Miokarditis

a.Perikarditis

b.Miokarditis

c.Endokartidi

C.Etiologi Miokarditis

Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang
dapat memicu miokarditis, meliputi:

 Virus. Virus yang paling umum menyebabkan miokarditis adalah adenovirus, yang
sering menyebabkan pilek. Selain adenovirus, ada beberapa virus lain yang juga
dapat menyebabkan miokarditis, yaitu hepatitis B dan C, herpes simplex virus,
echovirus(penyebab infeksi saluran cerna), rubella, HIV, dan Epstein-Barr
virus (penyebab mononukleosis).
 Bakteri. Jenis bakteri yang dapat memicu miokarditis
meliputi Staphylococcus (penyebab
impetigo, MRSA), Streptococcus, Corynebacterium diphtheriae (penyebab
difteri), Clostridia, Meningococci, dan Mycobacteria.
 Parasit. Jenis parasit yang umum menyebabkan miokarditis
adalah Trypanosoma dan Toxoplasma.
 Jamur. Jamur yang dapat menyebabkan miokarditis adalah Candida dan Aspergillus.
Jamur-jamur ini biasanya ditemukan pada kotoran burung.
 Obat-obatan. Penggunaan tanpa anjuran dokter dan penyalahgunaan obat-obatan
dapat menyebabkan reaksi alergi dan keracunan yang kemudian dapat memicu
miokarditis. Obat-obat yang dapat menyebabkan miokarditis meliputi obat-obatan
kemoterapi, antibiotik seperti penisilin atau sulfonamida, dan juga obat-obatan
antikejang.
 Zat kimia atau radiasi. Terpapar radiasi atau zat berbahaya, seperti karbon
monoksida.
 Penyakit autoimun. Miokarditis juga dapat dipicu oleh penyakit autoimun,
seperti rheumatoid arthritis dan lupus.

D. Tanda Dan Gejala Miokarditis

Miokarditis dapat terjadi pada segala usia, termasuk bayi. Miokarditis yang tergolong
ringan umumnya tidak menimbulkan gejala. Peradangan ringan yang terjadi pada otot
jantung akan pulih dengan sendirinya. Namun, ketika miokarditis sudah tergolong berat,
gejala yang muncul dapat beragam, tergantung penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa
gejala miokarditis:

 Sakit dada
 Sesak napas
 Pembengkakan (biasanya pada tungkai)
 Jantung berdebar
 Demam
 Kematian mendadak (umumnya pada remaja)

Miokarditis pada anak dan bayi tidak memiliki gejala yang spesifik. Perlu pemeriksaan
langsung oleh dokter untuk memastikan kondisi. Gejala miokarditis yang umumnya muncul
pada anak-anak dan bayi adalah:

 Lemas
 Kehilangan nafsu makan
 Batuk kronis
 Sakit pada perut
 Mengalami kesulitan bernapas
 Demam
 Diare
 Ruam
 Nyeri sendi
Diagnosis Miokarditis

Dalam mendiagnosis miokarditis, pada tahap awal dokter akan melakukan sesi tanya
jawab terkait gejala yang timbul dan riwayat penyakit, serta melakukan pemeriksaan fisik.
Untuk memastikan kondisi, ada beberapa tes yang biasa dilakukan, meliputi:

 Tes darah. Tes darah dilakukan untuk memeriksa tanda infeksi, seperti jumlah sel
darah putih, atau antibodi yang muncul akibat infeksi virus.
 Elektrokardiografi. EKG dilakukan untuk memeriksa aktivitas listrik yang ada pada
jantung.
 Foto Rontgen dada. Pemindaian ini dilakukan untuk memeriksa ukuran dan bentuk
jantung. Selain itu, tes ini juga digunakan untuk mendeteksi adakah cairan di paru-
paru akibat gagal jantung.
 Ekokardiografi. Ekokardiografi atau USG jantung menggunakan gelombang suara
untuk memeriksa fungsi pompa jantung, gangguan katup jantung, gumpalan atau
cairan pada jantung, serta pembesaran jantung.
 Kateterisasi jantung. Dokter akan memasukkan selang kateter melalui pembuluh
darah arteri di tungkai atau lengan, dipandu dengan bantuan sinar Rontgen.
Pemeriksaan ini adalah untuk melihat kondisi jantung dan mengambil sampel otot
jantung untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi jantung).

Pengobatan Miokarditis

Miokarditis ringan biasanya dapat pulih dengan sendirinya. Pasien harus


menghindari olahraga berat setidaknya selama 3-6 bulan, memperbanyak istirahat, dan
sebisa mungkin menghindari konsumsi garam berlebihan. Penggunaan obat-obatan
antivirus belum terbukti ampuh untuk mengobati miokarditis yang umum terjadi. Pada
dasarnya, pengobatan miokarditis itu sendiri berbeda-beda, disesuaikan dengan penyebab
munculnya kondisi ini.

Dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan rawat inap apabila miokarditis
yang diderita telah menyebabkan komplikasi, seperti gagal jantung atau aritmia. Dokter juga
akan memberikan obat-obatan untuk mengurangi risiko terjadinya penggumpalan darah di
jantung.

Dokter akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi beban jantung dan membuang
cairan berlebih, yang meliputi:

 ACE inhibitors, contohnya enalapril, captopril, ramipril, dan lisinopril.


 Angiotensin II receptor blockers (ARBs), contohnya losartan dan valsartan.
 Penghambat beta, contohnya metoprolol, bisoprolol, dan carvedilol.
 Diuretik, contohnya furosemide.

Pada miokarditis yang tergolong berat, pengobatan yang dilakukan dapat berupa:

 Ventricular assist devices (VAD). VAD adalah alat yang dipasang pada bilik jantung
(ventrikel) dan berfungsi untuk memompa darah. VAD biasanya digunakan oleh
pasien yang memiliki kondisi jantung lemah atau pasien penderita gagal jantung.
VAD juga dapat digunakan sebagai prosedur alternatif untuk menunggu pengobatan
lain, misalnya transplantasi jantung.
 Pompa balon intra-aorta. Penanaman alat berupa balon pada pembuluh darah arteri
utama (aorta). Penanaman balon tersebut membantu meningkatkan atau
melancarkan aliran darah dan mengurangi beban kerja jantung.
 Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Alat yang dipasangkan pada tubuh
ini berfungsi untuk membantu memasok oksigen dan membuang karbon dioksida
dari dalam tubuh. ECMO juga dapat digunakan sebagai prosedur alternatif untuk
menunggu pengobatan lain.

Pencegahan Miokarditis

Belum ada upaya pasti yang dapat dilakukan untuk mencegah miokarditis. Namun,
melakukan pencegahan terhadap infeksi mungkin dapat membantu. Pencegahan terhadap
infeksi dapat dilakukan dengan:

 Rutin melakukan vaksinasi.


 Selalu menjaga kebersihan diri, makanan, maupun tempat tinggal.
 Berhubungan seks secara sehat.

Terutama untuk seseorang yang memiliki riwayat penyakit jantung dan mengalami
miokarditis yang berkelanjutan, dokter akan menyarankan untuk mengurangi konsumsi
garam, mengurangi konsumsi alkohol, menghindari rokok, dan minum air putih sesuai
kebutuhan, agar kondisi tidak bertambah buruk.

E.PATOFISIOLOGI

Proses infeksi terutama oleh virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa dan spinoseta
atau adanya keadaan hipersensitivitas ( demam rematik ) merupakan penyebab terjadinya
miokarditis. Jadi miokarditis dapat terjadi pada psien dengan infeksi akut yang menerima
terapi imunosupresif atau yang menderita endokarditis infeksi. Miokarditis bisa
menyebabkan dilatasi jantung, trombus dalam dinding jantung ( mural trombi ) infiltrasi sel
darah yang beredar di sekitar pembuluh koroner dan diantara serabut otot dan degenerasi
serabut otot itu sendiri.
F. PATHWAY
G.Komplikasi Miokarditis

Jika tidak ditangani dengan segera, miokarditis dapat berdampak buruk pada kesehatan,
bahkan hingga menimbulkan gagal jantung. Miokarditis yang tidak mendapatkan perawatan
juga dapat menyebabkan:

 Perikarditis, yaitu peradangan pada selaput yang menutupi jantung.


 Kardiomiopati, yaitu melemahnya otot jantung

H.Penatalaksanaan

Pasien diberi pengobatan khusus terhadap penyebab yang mendasarinya, bila


diketahui ( misalnya penisillin untuk streptokokkus hemolitikus ) dan dibaringkan di tempat
tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring juga membantu mengurangi kerusakan
miokardial residual dan komplikasi miokarditis.pengobatan pada dasarnya sama dengan
yang digunakan untuk gagal jantung kongestif.

Fungsi jantung dan suhu tubuh selalu di evaluasi untuk menentukan apakah penyakit
sudah menghilang dan apakah sudah terjadi gagal jantung kongestik. Bila terjadi disritmia
pasien harus dirawat di unit yang mempunyai sarana pemantauan jantung kongestif
Berkesinambungan sehingga personel dan peralatan selalu tersedia bila terjadi disritmia
yang mengancam jiwa.

Bila telah terjadi gagal jantung kongestif, harus diberi obat untuk memperlambat
frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraktilitas.stoking elastik dan latihan aktif
dan pasif harus dilakukan karena embolisasi dari trombus vena dan mural trombi

I. Konsep konsep dasar penyakit ( Pengkajian, Diagnosa,Intervensi)

1. PENGKAJIAN

Data subjektif , meliputi : Kelelahan, kelemahan, riwayat demam reumatik, penyakit


jantung kongenital, IMA, bedah jantung, palpitasi, sinkop, riwayat penyakit
penyakit/kegagalan ginjal, penurunan rekwensi atau jumlah urine, nyeri pada dada yang
tidak hilang dengan nitrogliserin, nafas pendek dan memburuk pada malam hari, riwayat
infeksi virus, dalam penanganan gigi, program terapi immunosupresi, SLE, dan lain
sebagainya.

Data objektif , meliputi : Takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan


aktifitas, disritmia, pembesaran jantung, friction rub, murmur diastolik, mitral
stenosis/insufisiensi, trikuspid stenosis/insufisiensi, gallop, edema, peningkatan tekanan
vena jugularis, ptekia konjungtiva atau membran mukosa, hemorrhage splinter, nodus osler,
lesi janeway, urine pekat gelap, perilaku distraksi, batuk, ronkhi, pernafasan dangkal,
demam, dan lain sebagainya.

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN Adapun diagnosa keperawatan yang mucul pada


infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) yaitu
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium atau perikardium.
2. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel
otot miokard.
3. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengn
akumulasi cairan dalam kantung perikardia (perikarditis)
4. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
embolisasi trombus/vegetasi katub sekunder terhadap endokarditis.

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium atau perikardium ; efek-


efek sistemik dari infeksi ; iskemik jaringan (miokardium) ditandai dengan nyeri dada,
penyebaran ke leher/punggung, nyeri sendi, nyeri meningkat dengan inspirasi dalam,
gerakan/aktifitas, posisi, demam, menggigil Kriteria hasil :

Rencana tindakan

- Mengidentifikasi metode yang memberi penghilangan

- Melaporkan nyeri hilang/terkontrol

- Kaji keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun

-Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktifitas pengalih sesuai


indikasi untuk situasi individual Perhatikan petunjuk non-verbal dari ketidaknyamanan

-Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan, misalnya perubahan posisi,
masase punggung, dukungan emosional

- Berikan aktifitas hiburan yang tepat

- Berikan obat-obatan sesuai indikasi

-Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi.

-Intolerasi aktifitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard ;
pembatasan pengisian jantung/kontraksi ventrikel/penurunan curah jantung ; toksin dari
organisme penginfeksi ditandai dengan keluhan kelemahan/keletihan/dispnea dengan
aktifitas, perubahan dalam tanda vital karena aktifitas, adanya tanda-tanda gagal jantung
kronik. Kriteria hasil :

Rencana tindakan :

- Klien melaporkan/menunjukkan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktifitas

-Klien mendemonstrasikan penurunan tanda fisiologis intolerans

-Klien mengungkapkan pemahaman tentang pembatasan terapeutik yang diperlukan

- Kaji respon klien terhadap aktifitas

- Pantau frekwensi/irama jantung, tekanan darah dan frekwensi pernafasan


sebelum/setelah aktifitas dan selama diperlukan

- Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi

- Rencanakan perawatan dengan periode istirahat/tidur tanpa gangguan

- Bantu klien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari
tempat tidur, mencatat respon dan tanda vital serta toleransi klien pada peningkatan
aktifitasdapat terjadi.

Pasien dengan miokarditis sangat sensitif terhadap digitalis, maka pasien harus
dipantau dengan ketat akan adanya toksisisitas digitalis ( dibuktikan dengan adanya
disritmia, anoreksia, nausea, muntah, bradikardia, sakit kepala dan malaise )
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Miokarditis jarang didapat pada saat puncak penyakit infeksinya karena akan tertutup
oleh manifestasi sistemis penyakit infeksi tersebut dan baru jelas pada fase pemulihan.
Bentuk ini umumnya sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian berlanjut menjadi bentuk
kardiomiopati dan ada juga yang menjadi penyebab aritmia, gangguan konduksi atau payah
jantung yang secara struktural dianggap normal.

Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa lemah, berdebar-debar,
sesak napas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada biasanya ada bila disertai perikarditis.
Kadang-kadang didapatkan rasa nyeri yang menyerupai angina pektoris. Gejala yang paling
sering ditemukan adalah takikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan suhu. Kadang-kadang
didapatkan hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan gangguan pulsasi.
4.2 Saran

Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit myocarditis karena
akan menjadi fatal jika terlambat menanganinya. Selain itu perawat juga memberi health
education kepada klien dan keluarga agar mereka faham dengan myocarditis dan bagaimana
pengobatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Doctherman, Joanne McCloskey dan Gloria N. Bulecheck.2004.Nursing Interventions


Classification (NIC) Fifth Edision.USE

Moorhead, Sue dkk.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edision.USE

Nanda Internasional.2011. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta : EGC

Nurasyiyah. 2012. Miokarditis. http://nuraisyiyahrahimu.blogspot.com/ . Diakses pada


tanggal 27 mei 2014 pukul 6:00 Wib

Nuzulul. 2011. Asuhan Keperawatan Myocarditis. http://nuzulul-


fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35457-Kep%20Kardiovaskuler-
Askep%20Myocarditis.html Diakses pada tanggal 27 mei 2014 pukul 6:52 Wib.

Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. 1996. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM.
Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai