PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses keperawatan pada klien dengan masalah keperawatan jiwa
merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa, mungkin tidak
dapat dilihat langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan
bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal, banyak klien dengan masalah
kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan mungkin
menciptakan hal berbeda dan kontradiksi.
Umumnya manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
baik, namun ada juga individu yang mengalami kesulitan untuk melakukan
penyesuaian dengan persoalan yang dihadapi. Kegagalan dalam memberikan
koping yang sesuai dengan tekanan yang dialami dalam jangka panjang
mengakibatkan individu mengalami berbagai macam gangguan mental. Gangguan
mental tersebut sangat bervariatif, tergantung dari berat ringannya sumber
tekanan, perbedaan antara individu, dan latar belakang individu yang
bersangkutan. (Satria Dwi Priangga : 2011)
Waham adalah suatu keadaam dimana seseorang individu mengalami
sesuatu kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas aktivitas kognitif
(Townsend, 1998)
Waham adalah keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan
walaupun tidk diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal
(stuart dan sudden, 1998)
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal
melalui proses interaksi/informasi secara akurat (Yosep, 2009)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
a. waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : saya ini pejabat di departemen kesehatan lho.. atau saya
punya tambang emas
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/
mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : saya tahu.. seluruh saudara saya ingin menghancurkn hidup
saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya .
c. Waham agama
Nemiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan , diucapkan
berulang kali tetapi tisak sesuai kenyataan
Contoh : kalau saya mau masuk surge saya harus menggunakan pakaian
putih setiap hari
d. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu / terserang
penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : saya sakit kanker, setelah pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia
terserang kanker.
e. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia / meninggal, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh
2.4 Proses Terjadinya Masalah
Menurut Yosep (2009), proses terjadinya waham meliputi 6 fase, yaitu :
a. Fase of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara
fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada
orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya
klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi
tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi
perasaan dosa saat berbohong.
e. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien sering menyendiri dan
menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
f. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang
muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhankebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat
menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan
ancaman diri dan orang lain
.
2.5 Penatalakssanaan
a. Tentukan sesuai indikasi apakah perlu perawatan psikiatrik di rumah sakit,
mendesak atau elektif. Apabila tidak dirawat, siapkan tindak lanjut
psikiatrik.
b. Untuk agitasi psikotik. Berikan haloperidol (haldol) 5 mg, atau
klorpromazin (thorazine) 50 mg, peroral atau intramuscular, in boleh
diulangi tidap jam sampai pasien menjadi tenang.
1. Hippotensi postural dapat terjadi pada pemakaian obat-obat ini,
terutama klorpromazin. Oleh karena itu adalah penting untuk
memantau tekanan darah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Contoh Kasus
Tn. L, 27 tahun, sudah menikah, baragama Hindu, suku Bali,
kewarganegaraan Indonesia, datang ke poliklinik jiwa RSUD Sanjiwani Gianyar
diantar oleh istrinya. Pasien terlihat rapi dan bersih. Saat diwawancara pasien
dapat menjawab dengan benar dan lancar menggunakan Bahasa Indonesia. Saat
ditanya mengenai keluhan utama pasien mengatakan bahwa dirinya selalu merasa
curiga bahwa istrinya berselingkuh dengan orang lain. Perasaan ini sudah
dirasakan sejak awal pernikahan pasien empat tahun yang lalu. Perasaan curiga itu
mulai dirasakan memberat kira-kira tiga bulan yang lalu setelah pasien yang
bekerja sebagai staff marketing di sebuah perusahaan , dan pasien mendapatkan
tugas untuk bertanggung jawab dalam memilih iklan yang akan digunakan untuk
memasarkan produk sabun mandi. Pada saat memilih video pasien merasa bahwa
pemeran wanita dalam video iklan tersebut mirip dengan istri pasien. Saat
disanggah bahwa pemeran wanita dalam video tersebut hanya mirip istrinya,
pasien bersikeras bahwa wanita di video tersebut adalah istrinya yang sedang
berselingkuh dengan pria lain dan video tersebut sengaja dikirim oleh orang untuk
menunjukkan bahwa istrinya benar-benar berselingkuh. Sebelumnya pasien juga
sering dipanas-panasi oleh teman-temannya bahwa istrinya sering berselingkuh
dengan banyak pria. Hal ini sering dilakukan ketika pasien dan temannya sedang
mabuk minuman-minuman keras seperti tuak atau arak. Awalnya pasien tidak
terlalu menghiraukan perkataan teman-temannya, namun setelah melihat video
tersebut pasien menjadi selalu curiga dan marah-marah serta memaki-maki
istrinya. Istri pasien sudah mencoba menjelaskan pada pasien, namun pasien tidak
mau menerima penjelasan tersebut dan tetap bersikukuh bahwa wanita di video itu
adalah istrinya. Dokter mendiagnosa pasien dengan schizophrenia.
3.2 Pengkajian
3.2.1 Identitas Klien
Nama Lengkap
: Tn. L
Usia
: 27 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status
: Menikah
Alamat
: Bali
3.2.5.1 Genogram
27th
11
12
Efek
Core
Causa
13
Diagnosa
keperawatan
Waham
curiga
Perencanaan
Tujuan
Kriteria evaluasi
Intervensi
Rasional
Tujuan Umum:
Klien dapat
berkomunikasi
dengan baik dan
terarah
TUK 1:
Kriteria evaluasi:
Klien dapat
1. Ekspresi wajah
bersahabat
membina hubungan
2. Ada kontak mata
saling percaya
3. Mau berjabat tangn
dengan perawat
4. Mau menjawab
salam
5. Klien mau duduk
berdampingan
6. Klien mau
mengutarakan
perasaannya
a. Bina
hubungan
saling percaya
dengan
mengguanaka
n prinsip
komunikasi
terapeutik
Sapa klien dengan
ramah baik verbal
maupun nonverbal
Perkenalkan diri dengan
Hubungan saling
percaya menjadi dasar
interaksi selanjutnya
dalam membina klien
dalam berinteraksi
dengan baik dan
benar, sehingga klien
mau mengutarakan isi
perasaannya.
14
sopan
Tanyakan nama lengkap
dan nama panggilan
klien
Jelaskan tujuan
pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukan rasa empati
dan meneria klien apa
adanya
b. jangan
membantah
dan
mendukung
waham klien
katakan perawat
menerima keyakinan
klien
katakana perawat tidak
mendukung keyakinan
klien
Meningkatkan
orientasi klien pada
realita dan
meningkatkan rasa
percaya klien pada
perawat
Suasana lingkungan
persahabatan yang
mendukung dalam
komunikasi terapeutik
c. yakinkan klien
dalam keadaan
Mengetahui penyebab
aman dan
waham curiga dan
15
terlindung
anda berada di tempat
aman dan terlindung
gunakan keterbukaan
dan kejujuran, jangan
tinggalkan klien dalam
keadaan sendiri
intervensi selanjutnya
yang akan dilakukan
oleh klien
Reinforcement positif
dapat meningkatkan
kemampuan yang
dimiliki oleh klien
dan harga diri klien
Klien terdorong untuk
memilih untuk
melakukan aktivitas
yang dapat dilakukan
oleh klien seperti
sebelum sakit.
16
TUK 3:
Klien dapat
mengidentifikasi
kebutuhan yang
tidak dimiliki
Kriteria evaluasi:
Denagn
mendengarkan klien
akan merasa lebih
diperhatikan sehingga
klien akan
mengungkapkan
perasaannya.
Observasi dapat
mengetahui
kebutuhan klien
Dengan mengetahui
kebutuhan yang tidak
terpenuhi maka dapat
diketaui kebutuhan
yang akan diperlukan
Dengan melakukan
aktivitas klien tidak
akan lagi meggunakan
isi wahamnya
Dengan situasi
tertentu klien akan
dapat mengontrol
17
wahamya
TUK 4:
Klien dapat
berhubungan
dengan realitas
TUK 5:
Klien dapat
dukungan dari
keluarga
Kriteria evaluasi:
1. Klien dapat
berbicara dengan
realitas
2. Klien mengikuti
Terapi Aktivitas
Kelompok
Kriteria evaluasi;
1. Keluarga dapat
membina hubungan
saling percaya
dengan perawat.
2. Keluarga dapat
menyebutkan
pengertian, tanda
dan tindakan untuk
merawat klien
dengan waham
Reinforcement
mpnting untuk
meningkatkan
kesadaran klien akan
realitas
Perhatian keluarga
dan pengertian
keluarga akan dapat
membantu klien
dalam mengendalikan
wahamnya
Pujian dapat
memotivasi klien
untuk meningkatkan
kegiatan positifnya
18
TUK 6:
Klien dapat
menggunakan obat
dengan benar
Kriteria evaluasi:
1.
2.
3.
4.
Obat dapat
mengontrol waham
yang dialami oleh
klien dan dapat
membantu
penyembuhan klien.
Diagnosa
No keperawata
n
2
Harga diri
rendah
Perencanaan
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
TUM:
Klien dapat
melakukan
hubungan social
secara bertahap
20
TUK :
1.Klien dapat
membina hubungan
saling percaya.
2.Klien dapat
mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki.
3.Klien dapat
menilai kemampuan
yang dapat
digunakan. 4.Klien
dapat menetapkan
dan merencanakan
kegiatan sesuai
dengan kemampuan
yang dimiliki.
5.Klien dapat
melakukan kegiatan
sesuai kondisi sakit
dan kemampuannya.
Kriteria hasil:
1.1 Bina hubungan saling percaya :
1.1 Klien dapat
- Sapa klien dengan ramah,
mengungkapkan
baik verbal maupun
perasaanya
nonverbal
1.2 Ekspresi wajah
- Perkenalkan diri dengan
bersahabat
sopan
1.3 Ada kontak mata
- Tanya nama lengkap klien
1.4 Menunjukkan rasa
dan nama panggilan yang
senang
disukai klien
1.5 Mau berjabat tangan
- Jelaskan tujuan pertemuan,
1.6 Klien mau
jujur dan menepati janji
mengutarakan masalah
- Tunjukkan sikap empati dan
yang dihadapi
menerima klien apa adanya
1.2 Beri kesempatan untuk
mengungkapkan perasaanya
tentang penyakit yang
dideritanya
1.3 Sediakan waktu untuk
mendengarkan klien
1.4 Katakan pada klien bahwa ia
adalah seorang yang berharga
dan bertanggungjawab serta
mampu menolong dirinya
sendiri.
2.1 Diskusikan kemampuan dan
21
klien.
22
kemampuannya
23
3.6
Strategi Pelaksanaan
SP 2p :
1.
2.
3.
4.
SP 3p:
1.
2.
3.
4.
5.
24
25
BAB IV
NASKAH ROLE PLAY
Cast :
Tn. Lucky
: Arvian
: Umdatun
Perawat 1
: Rani
Perawat 2
: Ninik
Teman 1
: Abduh
Teman 2
:Yunita
L,
27
tahun,
sudah
menikah,
baragama
Hindu,
suku
Bali,
26
temannya. Awalnya pasien tidak terlalu menghiraukan perkataan temantemannya, namun setelah melihat video tersebut pasien menjadi selalu curiga
dan marah-marah serta memaki-maki istrinya. Istri pasien sudah mencoba
menjelaskan pada pasien, namun pasien tidak mau menerima penjelasan
tersebut dan tetap bersikukuh bahwa wanita di video itu adalah istrinya.
Ilustrasi saat Tn.L masih di duduk bangku SMA
Teman
Tn.L
Ny. L
Tn.L
Tn. L
Ny. L
: apa mas? Aku tidak pernah sekalipun menghianati kamu mas. Aku
tidak pernah berselingkuh dengan dengan laki-laki manapun.
Memangnya kamu tau dari mana berita seperti itu mas?
27
Tn. L
: tuh kan sebenarnya kamu tau, hanya saja kamu tidak pernah
mengakuinya dan selalu membohongiku. Sudahlah kamu mengaku
saja! Kalau begini caranya mending kita cerai saja!
Ny. L
: mas, kita menikah baru 3 bulan masa gara-gara berita yang tidak
jelas begini saja kamu memutuskan untuk bercerai?
Tn. L
Teman 1 : oh iya bro, kemarin aku lihat istrimu itu jalan ke mall dengan lakilaki lain. Dia sangat mesra sekali. Bahkan sampai berpelukan.
Tn. L
: Hmm memang dasar perempuan itu! Awas saja nanti pasti akan
aku ceraikan beneran!
: (sambil melototi video) sial! Kenapa istri gue bikin video kayak
gini? Siapa pria itu? (sambil mengepalkan tangan dan memukulkan
ke meja)
28
Tn. L
: kalian buta? Jelas-jelas yang di video ini istri gue! Kasih tahu gue
darimana kalian dapet video ini? Biar gue samperin cowoknya!
: mas, kamu sudah pulang. Sini mas aku bawain tasnya. (sambil
meraih tas suaminya)
Tn. L
Ny. L
Tn. L
aku
sudah
muak
sama
kamu!
Sudah
terbukti
semua
: mas, bukti yang mana? Aku tidak tau apa-apa mas. Aku memang
tidak
pernah
menduakanmu,
aku
tidak
pernah
sekalipun
Tn. L
Ny. L
: mas, iya aku minta maaf. Iya aku tau aku salah, maaf ya.
29
Tn. L
Ny. L
Akhirnya, dengan berat hati istrinya pun mau menuruti kemauan suaminya
untuk tidak bekerja lagi. Dan seperti biasa, Tn. L kembali bekerja
dan
: Lin, maaf ya kalau apa yang akan aku omongkan nanti akan
menyinggung perasaan kamu. Tapi tujuan aku disini baik,
aku ingin rumah tangga kamu bisa kembali seperti semula.
Ny L
Sahabat Ny. L : jadi gini, aku curiga kalau suami kamu mengalami
sedikitgangguan mental. Akan lebih baik kalau kamu
memeriksakan suamimu ke poliklinik jiwa di rumah sakit.
Ny L
Sahabat Ny. L : nggak gitu Lin, tapi daripada nanti malah semakin menjadi.
Kan lebih baik kalau kamu memeriksakan suamimu.. lagipula
kalau memang benar suamimu masih normal, kan kamu juga
nggak akan rugi.
Ny. L mulai memikirkan saran yang diberikan sahabatnya, akhirnya Ny. L
mengikuti saran dari sahabatnya untuk memeriksakan suaminya.
Setibanya di poli jiwa
30
Tn. L
: ngapain kamu ngajak aku kesini? Kamu kira aku yang gila?
Bukannya kamu yang gila dengan laki-laki lain?
Ny. L
Tn L
Ny. L
Istri Tn. L pun masuk ke dalam poli jiwa sendirian, hingga akhirnya ada
perawata yang melihat istri Tn. L kebingungan.
Perawat 1 : Selamat pagi ibu, ada yang bisa saya bantu? Kelihatannya kok ibu
kebingungan..
Ny L
: begini sus, saya sebetulnya kesini bersama suami saya, tapi dia
marah-marah dan tidak mau saya ajak masuk.
: Saya Linda. jadi, suami saya itu akhir-akhir ini selalu menuduh
saya berselingkuh. Padahal saya sudah menurutinya untuk berhenti
bekerja dan sayapun jarang sekali keluar rumah sejak saat itu.
Bahkan suami saya mulai menuduh tetangga saya sebagai
selingkuhan saya, dan membuat keributan. Karena itu, kemarin
teman saya menyarankan untuk membawa suami saya kesini untuk
diperiksa.
Perawat 1 : baik ibu, boleh saya tahu sekarang suami ibu dimana?
Ny. L
Perawat 1 : baik bu, bisakah ibu menunjukkan dimana suami ibu sekarang?
Saya ingin mencoba untuk berbicara dengannya.
Ny. L
31
Perawat 1 : selamat pagi pak, kenalkan saya suster rani. Saya perawat di poli
ini pak, bapak namanya pak siapa?
Tn. L
: bisa sus
: iya sus
: iya sus
Perawat 1 : baik, pak lucky. Saya adalah temannya istri bapak, Bu Linda. Tadi
istri bapak sedikit bercerita dengan saya tentang apa yang sedang
terjadi. Dan istri bapak meminta saya untuk membantu
menyelesaikan masalah bapak.
Tn. L
: dia cerita apa sus? Dia pikir saya yang sakit? Bukannya dia yang
tergila-gila dengan laki-laki lain
Perawat 1 : Sabar dulu pak (sambil menyentuh pundak pasien), bapak boleh
kok cerita ke saya apa yang selama ini bapak rasakan
Tn. L
: saya merasa kalau selama ini istri saya selingkuh di belakang saya
Perawat 1 : saya mengerti kalau bapak merasa kalo istri bapak selingkuh di
belakang bapak, tapi apakah bapak tau sendiri kalo istri bapak telah
selingkuh?
Tn. L
: saya yakin kalo istri saya selingkuh dan yang saya lihat itu benarbenar wajah istri saya sus
: saya kenal istri saya dan saya yakin kalo itu istri saya, tean teman
saya juga sering bilang kalo istri saya sering selingkuh di belakang
saya
32
: iya sus, saya sangat tidak kosentrasi kalok sedang kerja, karena
teman-teman
saya
juga
selalu
membicarakan
tentang
Perawat 1 : bagaimana kalo besok lusa bapak datang lagi kesini? Kita akan
berbincang-bincang lagi tentang masalah bapak?
Tn. L
: iya sus, lusa saya akan kesini lagi. Suster enak kalau diajak
ngobrol, nggak kayak istri saya.
Perawat 1 : Baik pak, sekarang bapak bisa menemui istri bapak yang sedang
menunggu di rung tunggu
Dua hari kemudian Tn. L datang kembali ke Poli Jiwa bersama istrinya
untuk berkonsultasi lagi dengan perawat (SP 2)
Setibanya di Poli Jiwa
Perawat 1 : selamat pagi pak? Bagaimana kabar bapak pada hari ini?
Tn. L
Perawat 1 : bagus kalo gitu. Bagaimana kalo kita lanjutkan perbincangan kita
lagi yang kemarin telah tertunda?
Tn. L
: iya sus
Perawat 1 :
dimana
enaknya
tempat
kita
melakukan
perbincangan?
33
Perawat 1 : berapa lama waktu yang bapak mau untuk kita melakukan
perbincangan? Bagaimana kalau 20 menit?
Tn. L
: masih saja curiga sus. Karena berita perselingkuhan itu tetap saja
dipikiran saya sus. Saya tidak bisa menghilangkannya. Bukti yang
saya lihat juga sangat jelas kalau istri saya selingkuh dan
bermesraan dengan laki-laki lain. (sambil memegang kepala)
: yaa kalau rasa curiga itu muncul, saya kadang agak malas bekerja
saya selalu emosi sus.
Perawat 1 : ooh, tapi saya pikir penampilan bapak tidak berubah ya, tetap saja
kelihatan rapi wangi. Tetap dipertahankan ya pak. Bagaimana pak,
masih lanjut kita ngobrolnya?
Tn. L
: sudah dulu deh sus, saya juga ingin kumpul dengan teman-teman
saya.
Perawat 1 : oh begitu ya pak,, ya sudah tidak apa-apa. Tapi bisa ngga pak
kalau misalnya besok lusa kita ketemu lagi buat ngobrol-ngobrol
lagi membahas perkembangan kondisi bapak. Bagaimana pak?
Bapak bersedia?
Tn. L
: iya sus, besok lusa saja. Setelah saya pulang kerja saja ya sus
Perawat 1 : oh iya pak, sebisanya bapak saja. Ketemu di sini lagi ya pak
Tn. L
(SP 3)
Perawat 1 : selamat sore pak, bagaimana kabar bapak sore ini?
Tn. L
: iya sus
34
: iya sus, karena kemarin teman-teman saya masih bilang kalok istri
saya selingkuh
Perawat 1 : kemarin apa saja obat yang bapak minum dan jam berapa saja
bapak minum obat itu?
Tn. L
Perawat 1 : bapak harus minum obat ini agar pikiran jadi tenang, tidurnya
juga tenang. Apakah bapak sudah meminum obatnya?
Tn. L
Perawat 1 : iya pak obanya ini ada 3 macam pak, yang namanya oranye itu
namanya CP gunanya agar bapak tenang, yang putih itu namanya
THP gunanya agar bapak rileks, dan warna merah itu namanya
HLP gunanya agar pikiran bapak teratur, semuanya ini di minum3
kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.
Tn. L
Perawat 1 : bagus, bila nanti saat bapak minum obat mulut bapak terasa
kering, bapak bisa melakukan banyak-banyak minum dan
menghisap Es batu untuk membantu mengatasi rasa kering di mulut
itu
35
Tn. L
: iya nanti jika saya saat minum obat terus terasa kering di mulut
akan saya hilangkan rasa kering itu dengan banyak-banyak minum
dan menghisap Es batu sus
Perawat 1 : tetapi sebelum minum 3 macam obat ini bapak harus melihat
apakah di obat tersebut terdapat tulisan nama bapak, jika terdapat
nama bapak maka itu memang obat bapak dan harus bapak minum
Tn. L
: baik sus, kalok saya mau minum obat terlebih dahulu saya akan
mengecek apakaah obat itu obat saya yang harus saya minum apa
tidak
Perawat 1 : obat obat ini harus bapak minum secara teratur dan kemungkinan
besar obat ini harus bapak minum dalam waktu yang lama dan agar
tidak kambuh lagi sebaiknya bapak tidak menghentikan sendiri
obat yang harus di minum sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Tn. L
: baik sus akan saya lakuakan apa yang di beritahukan oleh suster.
: ya saya sudah lega, saya sudah tau bagaimana cara mengatasi rasa
curiga saya terhadap istri saya jika sewaktu-waktu muncul
: oh iya sus
Perawat 2 : jadi, syukur kondisi pak lucky mulai dari dibawa kesini sampai
sekarang perkembangannya lumayan signifikan. Bapak sudah
mulai bisa terkontrol pola pikirnya yang aneh-aneh tersebut.
kemarin saya juga sudah mulai mengajari bapak cara minum
36
: iya terima kasih banyak ya sus, saya rasa suami saya sekarang
juga sedikit agak berkurang rasa curiganya terhadap saya. Dia juga
jarang kumpul dengan teman-temannya yang dulu.
Perawat 2 : iya, memang kita juga menyarankan agar pak lucky membatasi
untuk bergaul dengan teman-temannya tersebut bu. Karena
memang justru teman-temannya itulah yang memberikan efek
negative kepada suami ibu.
Ny. L
: oh ya sus, lalu apa yang harus saya lakukan sekarang untuk bisa
mencegah
perilaku
suami
saya
tersebut?
Tidak
menutup
: oh begitu ya sus
Perawat 2 : iya buk. Ini saya perlihatkan juga obat yang diberikan kepada pak
lucky. obanya ini ada 3 macam bu, yang namanya oranye itu
namanya CP gunanya agar bapak tenang, yang putih itu namanya
THP gunanya agar bapak rileks, dan warna merah itu namanya
HLP gunanya agar pikiran bapak teratur, semuanya ini di minum3
kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.
Ny. L
: hmm iya-iya sus, saya akan mengawasi suami saya agar minum
obat secara teratur
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Waham adalah suatu keadaam dimana seseorang individu
mengalami sesuatu kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas
aktivitas kognitif. Faktyor predisposisi waham meliputi perkembangan
social cultural, psikologis, genetic, biokimia,. Jika tugas perkembangan
terhambat dan hubungan interpersonal terganggu maka individu
mengalami stress dan kecemasan. Penatalaksanaan dengan menentukan
sesuai indikasi apakah perlu perawatan psikiatrik di rumah sakit,
mendesak atau elektif. Apabila tidak dirawat, siapkan tindak lanjut
psikiatrik dan untuk agitasi psikotik. Berikan haloperidol (haldol) 5 mg,
atau klorpromazin (thorazine) 50 mg, peroral atau intramuscular, ini
boleh diulangi tiap jam sampai pasien menjadi tenang. Diagnosa
Keperawatan yang bisa muncul adalah Resiko tinggi perilaku kekerasan
b.d. perubahan proses pikir: waham, Perubahan proses pikir: waham
b.d. isolasi sosial: menarik diri, Isolasi sosial: menarik diri b.d.
gangguan konsep diri: harga diri rendah: kronis
38
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, mukhripah. 2012. Asuhan keperawatan jiwa. Bandung : PT refika
aditama
Keliat, BA. 1998. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC
Putra, Ida Bagus Alit. 2002. Hubungan Antara Karakteristik Tenaga Perawat
dengan Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Waham) di Rumah Sakit
Jiwa Surakarta. Undergraduate thesis, Diponegoro University.
Susanti, Herni. 2010. Defisit Perawatan Diri pada Klien Skizofrenia: Aplikasi
teori Keperawatan Orem. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 13, No. 2,
Juli 2010; hal 87-97
Townsend, mary C. 1998. Nursing diagnosis psychiatric Nursing : a pocket guide
for care plan constructions. Philadelphia : F.A Davis company
Yosep, iyus. 2009. Keperwataan jiwa . bandung : Refika aditama
39