Oleh :
Yulisetyaningrum, S.Kep.,Ns,Msi.,Med
Email: yulisetyaningrum@stikesmuhkudus.ac.id
Email: tricantika14@gmail.com
Judul :
Koping Menghadapi Stres Pada Anak Jalanan Di Kudus
Keberadaan dan berkembangnya anak jalanan merupakan persoalan yang
perlu menjadi perhatian. Hal ini mengingat kehidupan anak jalanan identik dengan
kekerasan, kekasaran, ketidakadilan serta penuh ketidakpastian. Oleh karena itu tidak
menutup kemungkinan anak-anak jalanan mengalami stres dalam dirinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi koping anak jalanan dalam
menghadapi stres, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, indept
interview sebagai metode pengumpulan data dengan jumlah informan 10 orang anak
jalanan di Kudus.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar anak jalanan pernah mengalami
stres, meskipun ada beberapa diantara mereka yang tidak dapat menjelaskan arti dari
stres itu sendiri, namun mereka merasakan dan mengalami tanda-tanda stres yang
meliputi respon fisiologis, respon psikologis, dan respon maladaptif. Sumber stres
anak jalanan berasal dari masalah ekonomi, keluarga, dan lingkungan. Sumber stres
utama mereka adalah masalah ekonomi yang berhubungan dengan pendapatan
mereka guna untuk membantu orang tua mencukupi kebutuhan sehari-hari. Koping
yang digunakan anak jalanan disaat mereka menghadapi stres yaitu koping adaptif
dan koping maladaptif. Sharing, introspeksi diri, ngamen, melakukan kegiatan yang
merupakan hobby mereka, merupakan koping adaptif anak jalanan. Koping adaptif
anak jalanan juga diperoleh dari dukungan sosial (orang tua, teman, sahabat) dan
motivasi yang ada dalam dirinya. Dukungan sosial yang mereka dapatkan biasanya
berupa pendapat, saran yang membuat mereka merasa nyaman.Sedangkan NAPZA
adalah koping maladaptif yang dilakukan anak jalanan saat menghadapi stres, seperti
merokok, minum-minuman keras, ngepil.Dan yang paling sering dilakukan oleh anak
jalanan khususnya laki-laki adalah merokok.
Title :
Coping Used By Underaged Tramps In Kudus To Overcome Stress
PENDAHULUAN
bangsa Indonesia. Salah satu masalah sosial yang timbul di berbagai kota besar
pascakrisis adalah perkembangan jumlah anak jalanan yang belakangan ini makin
mencemaskan. Peningkatan kegiatan mereka ini tidak saja dalam jumlahnya yang
terus membesar, namun jenis kegiatannya juga terus berkembang (1). Data
mengenai anak jalanan dari 12 kota di Indonesia saja saat ini mencapai 47.000
anak (2). Menurut Anwar dan Irwanto diperkirakan jumlah anak jalanan di
Indonesia sekitar 50.000 anak. Menurut Departemen Sosial perkiraan yang ada
berkisar antara 50.000-170.000 anak jalanan. Dibandingkan data tahun 1998 anak
200% (3).
hingga usia 18 tahun yang menggunakan jalan sebagai wilayah mencari nafkah
(2).
pendidikan dan psikologis (1). Kehadiran anak jalanan sangat erat hubungannya
dengan latar belakang berikut ini : lemahnya kondisi ekonomi keluarga dimana
tentang anak jalanan di DKI Jakarta menemukan kondisi ekonomi anak jalanan
Untuk bertahan hidup di tengah kehidupan kota yang keras dan membantu
orang tua mencari nafkah akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan, anak-anak
yang illegal di mata hukum (9). Di kalangan anak-anak yang hidup di jalanan,
memang kisah-kisah yang menyedihkan dan terkadang menguras air mata adalah
hal yang biasa terjadi sehari-hari. Eksploitasi dan ancaman merupakan dua hal
yang terkadang sekaligus dialami dan terpaksa dirasakan anak jalanan. Sudah
lazim mereka ditipu teman sendiri, dicaci maki oleh anak sebaya, dituduh
mencuri, dipukuli oleh petugas, atau dirampas barang dagangannya secara paksa,
baik oleh Tibum maupun preman. Kurangnya atau bahkan tidak adanya aturan-
ikatan norma yang berlaku seusia mereka (6). Keberadaan dan berkembangnya
anak jalanan merupakan persoalan yang menjadi perhatian. Hal ini mengingat
berhadapan dengan situasi buruk yang menjadikan mereka korban dari perilaku
serta objek seksual. Situasi ini berdampak buruk juga pada perkembangan anak,
stres dalam dirinya. Stres merupakan respon yang dialami seseorang disaat
B. Perumusan Masalah
belakang hadirnya anak jalanan erat hubungan dengan kondisi ekonomi keluarga
yang menjadikan anak tidak krasan di rumah atau kadang orang tua menyuruh
anak mencari nafkah di jalan, kondisi lingkungan komunitas anak atau gabungan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
menjadi sumber stres, sumber koping dan koping anak jalanan menghadapi
stres.
Sebagai acuan penelitian lebih lanjut tentang koping anak jalanan dalam
menghadapi stres.
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
waktunya yaitu kurang lebih 8 jam perhari. Bahkan sebagian diantaranya lebih
dari 11 jam per hari di jalanan dengan tujuan untuk mencari nafkah (9).
sebagian besar anak jalanan adalah para remaja yang kegiatannya menyatu
dengan jalanan kota. Kegiatan yang biasanya mereka lakukan yaitu menjual
jasa dan produk fisik lainnya di tempat-tempat strategis seperti terminal, halte,
pusat perbelanjaan, restoran, diatas kereta api atau bus, persimpangan jalan.
Mereka tidak bisa disebut anak terlantar, anak menggelandang, anak pengemis,
Ciri anak jalanan menurut laporan Penataan Anak Jalanan oleh Depsos
tahun 1997 dibedakan menjadi ciri-ciri fisik (warna kulit kusam, rambut
psikologis (mobilitas tinggi, acuh tak acuh, penuh curiga, sangat sensitif,
berwatak kasar, kreatif, semangat hidup tinggi, berani menanggung resiko dan
mandiri).
utama yang mendorong anak pergi ke jalanan dan menjadi pekerja. Selain
kemiskinan ada berbagai faktor pendorong lain yang merupakan turunan akibat
keluarga, impian kebebasan, ingin memiliki uang sendiri, pengaruh teman (8).
orang tua yang jelek, orang tua mereka sudah meninggal, mempunyai kesulitan
umum untuk menyesuaikan diri dengan pendidikan dan agama orang tuanya,
orang tua tidak mampu merawat anak-anaknya, kehamilan di luar nikah yang
rumah, hal ini orang tua ingin menyembunyikan rasa malu dan kemarahan
pada anak gadisnya atau dikarenakan gadis itu sendiri yang merasa malu
kendaraan di jalan raya yang macet (8). Anak jalanan menjalankan kegiatannya
mencari nafkah. Bagi yang masih sekolah, penghasilan yang mereka peroleh
sangat membantu dirinya. Paling tidak mengurangi beban orang tua dalam
membiayai pendidikannya. Namun tidak sedikit pula anak jalanan yang tidak
bersekolah lagi, entah tamat atau putus sekolah dan mencari nafkah dengan
(7) :
c.Mengakarnya nilai budaya yang tidak berpihak pada anak, yang membawa
lain (8) :
a. Kekerasan
Tipe kekerasan yang ada yaitu : kekerasan mental, fisik ataupun
dan diusir. Pada kekerasan fisik diantaranya, dipukuli dengan alat, ditampar,
anak jalanan sebagai pekerja seks. Kekerasan lain yang kerap kali dialami
oleh anak jalanan adalah tindakan razia yang cenderung bersifat represif dan
alkohol. Huijben yang dikutip oleh Shalahudin (2000) dalam bukunya yang
B. Konsep Stres
1. Definisi
sebagai kejadian yang negatif seperti cedera, sakit atau kematian orang yang
dicintai, dapat juga kejadian yang positif sebagai contoh perubahan status dan
Baum et al (1984) yang dikutip oleh Neil (2000) dalam buku Psikologi
Kesehatan menyatakan bahwa stres dijelaskan sebagai variasi luas dari hasil
fisiologis dan emosional kita pada stimulasi lingkungan, interaksi antara orang
stres yaitu : sumber stres di dalam diri seseorang, sumber stres di dalam
dengan waktu atau keahlian, aktivitas yang terlalu banyak untuk dikerjakan,
a. Peristiwa traumatik
manusia yang lazim. Peristiwa tersebut antara lain : bencana alam, bencana
d. Konflik internal
terpecahkan yang mungkin disadari atau tidak disadari. Konflik terjadi jika
sejalan/bertentangan.
a. Kecemasan
ditandai oleh kuatir, prihatin, tegang dan takut yang dialami oleh semua
tidak jelas dan tidak dapat diraba. Orang tidak tahu apa yang diserang tetapi
kebalikannya menarik diri dan apati juga sering terjadi. Jika kondisi stres
depresi.
d.Gangguan Kognitif
kognitif ini mungkin berasal dari dua sumber. Tingkat rangsangan emosional
semakin cemas, marah, atau terdepresinya kita setelah suatu stresor, semakin
kognitif juga dapat terjadi akibat pikiran yang mengganggu yang terus
C. Konsep Koping
1. Definisi
Koping adalah managemen stres yang dilalui oleh manusia dan emosi
secara umum (kognitif dan usaha perilaku untuk mengatur tuntutan spesifik
dapat dihubungkan dengan lingkungan atau seseorang atau sesuatu dan perasaan
2. Sumber Koping
a. Aset ekonomi
c. Teknik-teknik pertahanan
d. Dukungan sosial
e. Dorongan motivasi
Sedangkan Lazarus dan Folkman yang dikutip oleh Stuart dan Sudden
(1995) dalam bukunya yang berjudul Principles and Practise of Nursing
a. Keyakinan positif
Bell (1997) yang dikutip oleh Taylor (1993) dalam bukunya yang
meliputi : menangis, tertawa, tidur dan memaki, aktivitas fisik dan latihan,
pertahanan (16).
Tiga tipe utama koping yaitu mekanisme koping yang terfokus pada
(16) :
permusuhan.
b. Perilaku menarik diri meliputi : menarik diri dari ancaman, reaksi emosional
mengisolasi.
cenderung menggunakan strategi ini, bila dirinya yakin akan dapat mengubah
(17).
a. Represi
pertahanan yang paling dasar dan penting. Dalam represi, impuls atau
kesadaran (11).
b. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah motif yang dapat diterima secara logika atau sosial
rasional (18).
c. Pembentukan Reaksi
sendiri dengan memberikan ekspresi kuat pada motif yang berlawanan (15).
d. Proyeksi
Semua orang memiliki sifat yang tidak diinginkan yang tidak diakui,
bahkan oleh dirinya sendiri. Salah satu mekanisme bawah sadar, proyeksi
melindungi kita dari mengetahui kualitas diri kita yang tidak layak dengan
menampakkan sifat itu secara berlebihan pada diri orang lain (11).
e. Intelektualisasi
f. Penyangkalan
g. Pengalihan
METODE PENELITIAN
makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu
menurut perspektif sendiri (21). Disamping peneliti akan mencoba menggali atau
manusia dengan berusaha masuk kedalam dunia konseptual subyek agar dapat
memahami bagaimana dan makna apa yang mereka konstruksi disekitar peristiwa
yang diteliti, yaitu anak jalanan yang ada di Kudus. Teknik sampling yang
dipakai adalah purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan
cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti,
dikenal sebelumnya (22). Pemilihan sampel lebih tepat dilakukan secara sengaja.
Sampel yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti untuk selanjutnya
C. Definisi Istilah
1. Anak jalanan adalah anak yang melewatkan sebagian waktunya yaitu lebih
dari 8 jam per hari bahkan sebagian diantaranya lebih dari 11 jam per hari di
mempertahankan hidupnya.
2. Stres adalah respon positif atau negatif yang disebabkan oleh perubahan
3. Koping adalah managemen stres yang dilalui oleh manusia dan emosi manusia
secara umum (kognitif dan usaha perilaku untuk mengatur spesifik eksternal
1. Alat Penelitian
pengumpulan data peneliti juga menggunakan alat pengumpul data yang lain
yaitu panduan wawancara dengan alat penunjang wawancara berupa alat tulis,
tape recorder.
indepth interview terhadap para informan sebagai sumber data dalam bentuk
interview merupakan wawancara yang menggali dan lebih sensitif pada topik
diinvestigasi (26).
a. Tahap orientasi
kepada pihak-pihak yang terkait dengan proses penelitian ini yaitu pihak
berada. Selain itu juga dengan informan itu sendiri untuk mendapatkan
b. Tahap pelaksanaan
panduan wawancara yang telah dibuat mulai dari topik pertama sampai
2. Bila jawaban dirasakan agak melenceng atau keluar dari topik maka
recorder.
c. Jenis data
E. Keabsahan Data
kriteria jika memiliki kepercayaan tertentu (23). Menurut Lincoln & Guba (1985)
yang dikutip oleh Moleong (1999) dalam bukunya yang berjudul Metodologi
Penelitian Kualitatif bahwa tingkat kepercayaan hasil penelitian dapat dicapai jika
a. Credibility
b. Dependability
c. Confirmability
d. Transferability
memiliki keandalan atau reliabilitas. Prinsip ini dapat dipenuhi dengan cara
untuk menguji kredibilitas data dengan membandingkan persepsi dari sumber satu
berkaitan (31).
Dari semua data yang diperoleh selama wawancara yang telah dilakukan
menggunakan cara berpikir induktif yang dalam pengujiannya bertitik tolak dari
data yang telah didapatkan kemudian disimpulkan, dan dilakukan secara terus-
menerus pada setiap tahap penelitian sehingga tuntas (31). Aktivitas dalam analisa
data yaitu, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification (31).
1. Data reduction
Data yang telah diperoleh segera dicatat, diteliti dan dilakukan analisa
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas.
2. Data display
3. Conclusion Drawing/Verification
rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
suatu obyek.
Pada penelitian ini data akan dianalisa secara manual dengan langkah-
a. Hasil rekaman baik berupa catatan maupun tape recorder diketik secara
menghasilan tema-tema.
e. Bila kartu tidak sesuai dengan kategori maka kartu tersebut dibuang.
untuk memenuhi kriteria inklusi dengan disertai judul penelitian dan manfaat
penelitian. Jika informan menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap
c. Confidentiality (kerahasiaan)
H. Jadwal Penelitian
Maret-April 2016.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Informan
karakteristik informan tersebut terdiri atas inisial informan, jenis kelamin, usia
Keterangan : L : Laki-laki
P : Perempuan
apa, merasa tertekan, merasa sepi yang dikategorikan dalam respon pasif pada
lingkungan, sedangkan respon agresif yang dialami oleh informan seperti ingin
“Kalau stres sih merasa bingung, tertekan, merasa sepi, itu mbak yang saya
rasakan”
“Nek pas stres gampang marah, kalau sudah seperti itu saya njotos teman
mbak”
(informan 1)
(informan 8)
Respon fisiologis yang dialami oleh anak jalanan disaat mereka dalam
keadaan stres berupa keluhan-keluhan fisik. Keluhan fisik yang paling sering
dirasakan oleh anak jalanan adalah pusing, selain itu ada beberapa diantara
mereka merasakan panas dingin, kedinginan, keluar keringat terus, perut merasa
sebagai berikut :
“Pikirane bingung, lha nek wis bingung, kepala jadi pusing, rasane sirahe
senut-senut”
(informan 9)
informan seperti, tidak tahu apa yang akan dilakukan, pikiran yang tidak bisa
“Ya saya ndak tahu apa yang saya lakukan soalnya rasanya pikirannya
penuh”
(informan 1)
“Yang saya rasakan saat stres itu kuatir, cemas, takut, takutnya kalau
dimarahin guru, ndak bisa bayar SPP, bingung mbak saya”
(informan 2)
Mbayar kontrakkan
menyatakan stres disaat mereka mendapatkan uang yang sedikit dari hasil
mengamen, terlebih lagi mereka juga membutuhkan uang untuk membayar uang
“...pengen (ingin) pulang ndak ada uang, soalnya kalau pulang mesti (pasti)
dimintai uang sama ibu”
(informan 1)
“Masalah keluarga itu kalau mau mbayar kontrakkan itu lho mbak...”
(informan 5)
“Ya gara-gara ndak dapet uang, kalau buat makan sekeluarga bungung”
(informan 7)
“Ya masalahnya cewek, misalnya janjian sama cewek ndak punya uang...”
(informan 8)
stres informan, dimana orang tua yang meninggal, orang tua yang cerai, serta
turun ke jalan, dan menjadi anak jalanan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Ya karena ibu sama ayah saya pisah, ya saya mencari uang buat ibu saya”
(informan 1)
“Stres saya ya masalah keluarga mbak, dari kecil sampek dewasa hidup saya
susah terus mbak, orang tuaku meninggal...”
(informan 5)
“Stres jengkel kadang ibu ngomel pas bapak ngrokok trus biasanya ibu sama
bapak marahan mbak”
(informan 3)
Stres anak jalanan dapat juga datang dari lingkungan mereka seperti
berikut :
“Bayar uang SPP, uang gedung, kalau ndak mbayarkan dipanggil guru,
dimarahi guru, yang membuat saya stres itu”
(informan 2)
“Stresnya itu kalau ditangkap sama polisi Pamong Praja itu lho mbak,
diperingatkan tidak boleh ngamen lagi, dimarah-marahin sama teman, ndak
mbuat PR trus dimarahin sama guru”
(informan 10)
C. Koping Anak Jalanan Ketika Menghadapi Stres
Merenung Introspeksi
Menyendiri sebentar
Ngamen kenceng Ngamen
Ngamen terus
Ngamen ditempat lain
Menghibur diri lewat lagu yang
kita nyanyikan waktu ngamen.
Nonton TV Hobby
Ndegerin musik
Membeli dan mengisi TTS
berikut :
“BeliTTS dan ngisi TTS, kalau ada teman yang datang ya pergi sama teman
kemana aja agar stresnya hilang, kalau ada yang mbuat jengkel ya marah,
diem aja dirumah nglakuin kegiatan apa saja yang bisa membuat stres hilang,
misal bersih-bersih, denger musik atau bantu-bantu. Ya berdoa aja, kalau
berdoa dengan sungguh yakin aja pada Tuhan...”
(informan 2)
“Ya yang saya lakukan mencoba menghibur diri lah mbak lewat lagu yang
kita nyanyikan dalam mencari uang”
(informan 6)
“Ya aku cuma meneng wae mbak, aku coba ngamen ditempat sing aku
durung pernah ngamen, apa main kartu ning pinggir ndalan karo koncoku,
malah kadang ngamen terus mbak, benstresku ilang”
(informan 9)
D. Sumber Koping Anak Jalanan
“Teman-teman saya mbak, teman seprofesi saya, sama ibu sendiri sering
mbak, sampai pulangnya kalau ada apa-apa sering ngomong, minta sarannya
biar ndak stres’.
“Ya teman ngasih pendapat yang baik mbak, kalau saya butuh uang juga
pinjam sama teman, mereka juga ngasih pinjaman”.
(informan 7)
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Informan
bawah 18 tahun. Hal ini sesuai dengan pengertian anak jalanan menurut teori
Sedangkan anak jalanan yang masih bersekolah, minimal pada tingkat sekolah
dasar.
dengan laporan penataan anak jalanan oleh Depsos tahun 1997 yang dibedakan
seperti mobilitas tinggi, penuh curiga, berwatak kasar, semangat hidup tinggi,
berani menanggung resiko, dan mandiri. Hal ini tampak saat pertama kali peneliti
sebagai berikut :
“Buat apa to mbak wawancaranya ? Saya ndak usah direkam mbak, nanti
semua orang tahu, trus nanti hasil rekamannya dicetak disurat kabar ndak?
kasar, dan dengan nada yang kasar, bahkan terlihat saat informan merasa kesal
memukul atau menendang sesuatu yang ada disekitarnya. Mobilisasi tinggi juga
merupakan salah satu ciri yang dimiliki oleh anak jalanan, dimana mereka sering
kali berpindah tempat untuk mengamen jika dirasa mereka jenuh, dan
mencukupi kebutuhan, karena kondisi ekonomi mereka yang lemah, hal ini
sesuai dengan pendapat banyak pihak yang menyatakan bahwa faktor utama
yang dapat langsung mempertahankan hidup saja. Orang tua yang hidup seperti
ini lalu menganjurkan anaknya menjadi anak jalanan, selain anakpun mempunyai
kemauan itu, sekalipun barangkali terpaksa mereka lakukan. Anak jalanan dari
apapun jenis pekerjaannya sekalipun jumlah yang mereka peroleh tidak menentu.
Ini tuntutan yang sangat logis, karena ketrampilan teknis tertentu yang senantiasa
dituntut dalam bidang pekerjaan tidak dimiliki anak jalanan. Bagi anak jalanan
pekerjaan ini tidak hina juga bukan pekerjaan kasar. Sebagaimana kutipan
“Yang penting kita mencari uang ndak dijalan yang salah, yang penting halal”
(informan 5)
Ada informan yang mengatakan karena orang tua mereka yang tidak
mampu, sehingga mereka ingin membantu orang tuanya, orang tua yang kena
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) hingga menganggur tidak bekerja lagi, untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, untuk membayar sekolah. Selain itu ada beberapa
alasan sosial yang mereka ungkapkan seperti tidak adanya pekerjaan lagi yang
mengamen, hal ini disebabkan karena lulusan pendidikan mereka yang rendah,
ada juga mengatakan ingin kumpul dengan teman-teman mereka, mengisi waktu
“Cari uang buat tambahan makan keluarga, dan karena tidak ada pekerjaan
lagi, daripada menganggur ya saya ngamen”
(informan 9)
vokal, hal ini disebabkan karena awalnya mereka mengamen karena ikut-ikutan
temannya, dan sebelum mereka putus sekolah mereka sempat membentuk band.
“Ya intinya saya ngamen itu cuman pengen ngolah vokal, dulu waktu saya
SMP kan sempat pernah mbuat band, trus karena saya ndak bisa melanjutkan
sekolah ya saya ngamen sambil ngolah vokal saya”
(informan 8)
kemiskinan ada faktor lain yang mendorong mereka pergi ke jalanan yaitu karena
untuk mengisi waktu luang, lama kelamaan mereka mulai tertarik karena dengan
Anak jalanan yang lahir dari berbagai unsur tersebut menyandang berbagai
penjaja rokok, permen, tisu, penyemir sepatu, pengamen, pembawa belanjaan ibu
rumah tangga, penyewa payung bahkan sebagai pengatur jalanan yang macet (8).
pengamen, yang mereka lakukan dengan alat yang seadanya. Anak jalanan yang
menjadi pengamen umumnya tidak lagi bersekolah, jadi mereka bekerja purna
waktu dengan melakukan kegiatannya dari pukul 08.00 sampai pukul 22.00.
sebagai pekerjaan sambilan atau “nyambi” mencari uang pada sela-sela waktu
berikut :
“Saya mulainya jam 8 pagi sampai jam 10 malam, kalau capek ya istirahat
mbak”
(informan 1)
“Saya ngamen pulang sekolah sampek jam 8, jam 9, kadang jam 10 malem...”
(informan 3)
untuk menambah penghasilan utama mereka dari mengamen, dan itu dilakukan
jika ditempat mereka mengamen ada orang yang meminta mereka membantunya.
Semua kegiatan anak jalanan tersebut dilakukan oleh mereka karena termotivasi
sebenarnya merupakan upaya mencari nafkah. Hal ini terkait dengan latar
menyesuaikan diri dengan perubahan situasi dalam hal ini keadaan stres
dengan tingkat kecemasan yang berat dan panik, di mana setiap orang yang
sebagai hal yang mengancam kesehatan fisik atau psikologisnya (11). Respon
sumber stres tidak selalu dimungkinkan atau tidak selalu bijaksana. Kadang
sumber stres tidak jelas dan tidak dapat diraba. Orang tidak tahu apa yang
dapat diserang tetapi merasa marah dan mencari objek yang dapat
yang keluar selalu kata-kata kotor yang ditujukan untuk memaki-maki baik itu
orang atau benda yang ada disekitarnya, hal itu dilakukan oleh mereka untuk
oleh naluri (instink), jika ekspresi naluri tersebut tidak terpuaskan dorongan
menyebabkan frustasi. Hal ini tampak disaat salah seorang informan sedang
Walaupun respon umum terhadap stres adalah agresi aktif yang bersifat
merusak, respon kebalikannya yaitu apati atau respon pasif pada lingkungan
informan diantaranya perceraian orang tua, orang tua meninggal, hal inilah
yang menjadi salah satu sumber stres bagi informan, karena mereka harus
“Ya karena ibu saya sama ayah saya pisah, ya saya mencari uang buat ibu
saya”
“Kalau ndak dapet uang bingung makan apa mbak, trus biasanya saya
menyendiri”
(informan 7)
“Orang tua saya meninggal mbak, kalau ndak ngamen mau makan apa?”.
“Ya kalau ngamen ndak dapat uang mbak”
(informan 5)
dengan melemahnya
“Bingung resisten terhadap
karena memikirkan penyakit
sesuatu didalam dan kalau
kepala, infeksi.sudah
Polaseperti
respon
itu kepala saya terasa pusing”
(informan 2)
hebat, penyakit dan konflik emosional (11). Selama jangka waktu tertentu,
resistensi stres itu sendiri. Hal ini juga dialami oleh informan disaat mereka
kemarahan, kekecewaan dan depresi. Jika situasi stres terjadi, emosi kita
menyenangkan yang ditandai oleh istilah seperti : kuatir, prihatin, tegang, takut
Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya,
keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kecemasan ini dialami
oleh informan disaat mereka menghadapi stres, karena kehidupan mereka yang
sumber stres utama mereka. Penghasilan mereka yang tidak dapat dipastikan,
sehari.
“Kuatir, cemas, takut, kalau dimarahin ndak bisa bayar SPP, nanti dipanggil
guru trus diceramahin“.
(informan 2)
kognitif jika berhadapan dengan stresor yang serius. Mereka merasa sulit
tidak tahu apa yang akan dilakukannya, sehingga hal itu berdampak pada
berikut :
“Ya saya ndak tau apa yang saya lakukan, soalnya rasanya pikirannya
penuh mbak...”
(informan 1)
Stres adalah kondisi respon sistem manusia yang mempunyai efek positif
ancaman, atau bahaya dan mempengaruhi seluruh dimensi manusia baik fisik
yaitu : sumber stres dalam diri seseorang, sumber stres dalam keluarga, sumber
bisa terjadi apabila tuntutan atau keinginan sendiri tidak dipenuhi. Yang menjadi
keinginan dan kebutuhan anak jalanan adalah masalah uang yang digunakan
yang sedikit mereka merasa bingung, terlebih lagi bagi mereka yang menjadi
jalan mencari uang. Keadaan ini sangat meningkat saat Indonesia mengalami
orang tua mereka harus menganggur, dan hal ini berdampak pada
perekonomian keluarganya, hingga pada akhirnya pendidikan anak
mereka.
Banyak informan yang harus putus sekolah karena orang tua mereka
yang tidak mampu, atau karena orang tua yang meninggal, dan mereka harus
disaat mereka mendapatkan uang yang sedikit dari hasil mengamen, mereka
selalu mengeluh pusing, bingung yang merupakan salah satu respon stres.
“Stresnya sih kalau pas ngamennya sepi , trus pengen pulang ndak ada
uang”
(informan 1)
“E...ya sing pertama sih dapet uangnya sedikit, adikku kudu mbayar
sekolah, wah nek pas kuwi sirahku ngelu banget mbak”
(informan 9)
oleh karena itu keluarga merupakan lembaga sosial yang paling menonjol
keluarga.
tidak berfungsi dengan baik, sehingga tidak tercipta suatu pengertian dalam
Selain itu, salah satu kategori peristiwa yang dirasakan sebagai stres
dianggap stres. Peristiwa besar yang tidak dapat dikendalikan antara lain
kematian orang yang dicintai, hal ini juga dialami oleh beberapa informan
dikendalikan itu menyebabkan stres adalah karena jika kita tidak dapat
manusia lain, dalam hal ini berkaitan dengan lingkungan dimana manusia itu
sebagai berikut :
adalah mekanisme penyesuaian diri yang merupakan usaha atau perilaku yang
lingkungan secara positif akan menimbulkan respon afektif yang positif pula, dan
yang mereka lakukan. Koping adalah managemen stres yang dilalui oleh manusia
dilakukan untuk menyelesaikan masalah mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat
Huijben yang dikutip oleh Shalahuddin (2000) yang menjelaskan bahwa hal yang
pada saat mengalami keadaan tertentu, seperti ketegangan, sedih, kecewa yang
yang sering pertama kali informan lakukan adalah sharing, karena dengan sharing
termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan
orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah baik berat
maupun ringan. Pada saat-saat seperti itu seseorang akan mencari dukungan
(1983) yang dikutip oleh Kuntjoro (2000) sebagai informasi verbal atau non
verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-
orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau berupa
emosional yaitu rasa nyaman dan aman bagi diri mereka. Dukungan lain yang
mereka peroleh yaitu berupa materi misalnya bantuan uang atau pinjaman
“Teman-teman saya mbak, teman seprofesi saya, sama ibu sendiri sering
mbak, sampai pulangnya kalau ada apa-apa sering ngomong, minta
sarannya biar ndak stres”
(informan 7)
“...nek rak crita karo konco cedakku, paling memberi saran, pendapat...”
“...nek pas kepepet ya minta tolong orang tua, nek pas kasihan ndak punya
uang yo pinjem temen”
(informan 9)
2. Dorongan atau Motivasi
individu itu berbuat, bertindak atau bertingkah laku (30). Kegiatan mengamen
untuk mencari nafkah, terlebih lagi bagi informan yang menjadi tulang
punggung keluarga.
“Ya karena saya mencari uang untuk membantu orang tua saya, ya jadi
saya ndak sedih”.
“...kalau ndak ngamen, ndak bisa makan”
(informan 7)
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Sebagian besar anak jalanan pernah mengalami stres, meskipun mereka tidak
dapat mengartikan stres itu sendiri, namun mereka dapat merasakan dan
psikologis dan respon maladaptif. Respon fisiologis yang paling sering dialami
Masalah ekonomi merupakan sumber stres utama anak jalanan karena hal itu
harinya, selain itu kehidupan keluarga yang broken home juga merupakan
3. Kebiasaan anak jalanan disaat mereka stres atau hal-hal yang dilakukan anak
jalanan disaat mereka stres dapat disebut sebagai koping, yang meliputi
merupakan koping adaptif yang sering dilakukan anak jalanan disaat mereka
stres, sedangkan koping maladaptif yang sering dilakukan anak jalanan laki-
4. Sumber koping yang digunakan anak jalanan disaat mereka mengalami stres
berasal dari dukungan sosial seperti orang tua, teman sahabat dan juga berasal
dari dorongan dan motivasi diri sendiri. Dukungan sosial yang sering mereka
dapatkan biasanya berupa pendapat atau saran yang bisa membuat mereka
membantu orang tua merupakan dorongan atau motivasi dari diri sendiri.
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
anak jalanan dan keluarga mengenai stres serta koping yang tepat dalam
mengahadapi stres.
masalah, sehingga keluarga dapat mengenali lebih cepat tanda-tanda stres pada
pertahanan diri yang baik, sehingga dapat beradaptasi terhadap stres dengan
baik pula.
3. Peneliti Lain
menggali masalah yang ada, sehingga masalah tersebut dapat cepat dikenali dan
diselesaikan.
4. Lingkungan
sebagai manusia yang membutuhkan dukungan dan bantuan dari kita semua.
5. Pemerintah
9. Sularto St. Seandainya Aku Bukan Anakmu. Jakarta: Penerbit Buku Kompas,
2000.
10. Priest Robert. Bagaimana Cara Mengatasi Stres dan Depresi. Jakarta: Dahara
Prise, 1994.
13. Abraham Charles. Psikologi Sosial Untuk Perawat. Jakarta: EGC, 1997.
14. Noi Tay Swee, Smith Peter J. Bagaimana Mengendalikan Stres. Jakarta:
Anggota IKAPI, 1991.
15. Taylor Carol. Fundamental of Nursing : The Art and Sciense of Nursing
Care. Philadelphia: Lippincott, 1993.
16. J. Sachari Barbara. Child, Adolescent, and Family Psychiatric Nursing.
Philadelphia: lippincott, 1995.
19. W Stuart Gail, I Sudden Sudra. Principles and Practise of Nursing. A Louis:
Mosby, 1995.
20. S Hamid, Achir Yani. Panduan Relaksasi dan Reduksi Stres. Jakarta: EGC,
1995.
21. Usman Husaini. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
25. Alimul H azis. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika, 2003.
26. Holloway Imay 7 Wheeler Stephanie. Qualitatif Research for Nurses. British:
Blackwell Science, 1998.
29. Sri Kuntjoro, H Zainuddin. Dukungan Sosial Pada Lansia. Jakarta, 2002.
34. Friedman MM. Keperawatan Keluarga :Teori dan Praktik. Jakarta: EGC,
1998.
37. Hamid Achir Yani. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC, 1998.
Lampiran 1
informan penelitian yang dilakukan oleh dosen STIKES MUh.Kudus yang bernama
Yuli Setyaningrum, Tri Suwarto dengan judul “Koping Menghadapi Stres Pada
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak negatif dan
data mengenai saya dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaanya oleh peneliti.
Semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk
keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan lagi akan dimusnahkan.
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya bersedia
Kudus,..............2016
Lampiran 2
PANDUAN WAWANCARA
A. Data Personal
1. Nama :
2. Usia :
3. Alamat Keluarga :
4. Pendidikan :
5. Tempat Singgah :
6. Daerah/tempat melakukan aktivitas kegiatan dijalan :
7 Lama menjadi anak jalanan :
8. Alasan penyebab menjadi anak jalanan :
B. Pertanyaan Wawancara Mendalam
harinya ?
e. Masalah mana yang seringkali menjadi sumber stres pada anak jalanan ?
a. Apa yang dilakukan anak jalanan bila sedang dalam keadaan stres ?
Lampiran 3
Data Personal
Nama : Sdr. R
No Kode : 01
Usia : 17 tahun
Alamat Keluarga : Temanggung
Pendidikan : Lulusan SD
Tempat Singgah : -
Daerah/tempat melakukan aktivitas/kegiatan dijalan : Siranda
Lama menjadi anak jalanan : Sudah hampir 2 tahun.
Alasan menjadi anak jalanan : Tidak ada pekerjaan lain, membantu orang tua, ingin
memiliki uang sendiri.
I : Informan
P : Peneliti
P : Selamat sore mas ? Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini saya mau minta
tolong mas untuk wawancara.
I : Ya mbak silahkan.
P : Langsung aja ya, alasan apa yang menyebabkan mas menjadi anak jalanan
seperti sekarang ini ?
I : Ya karena sudah tidak ada pekerjaan lagi, membantu orang tua mencari uang,
selain itu saya juga kepengen (ingin) punya uang sendiri ok mbak.
P : Orang tuanya masih ada semua mas ?
I : Bapak sudah ndak ada, tinggal ibu sama dua adik saya. Makanya itu mbak saya
kerja ngamen untuk cari uang buat orang tua saya, dan adik-adik saya.
P : Lha selama ini yang jadi tumpuan untuk keluarga mas siapa ?
I : Ya ibu sama saya mbak, kalau untuk sekolah adik-adik saya mereka dapat
beasiswa tidak mampu ok mbak, kadang juga dibantu sama nenek saya.
P : Orang tua tahu kalo mas di Kudus sini kerja ngamen ?
I : Ndak tau mbak mereka taunya saya kerja gitu tok (saja).
P : Alasannya apa kok ndak pernah crita ?
I : Ya saya malu mbak, nanti kalau ibu saya tau, meskipun nantinya ibu ndak bakalan
marah, saya aja yang ndak mau crita, nati malah tambah pikiran mbak ibu saya.
P : Kenapa mas kok ndak ngamen di Temanggung saja ?
I : Disana sulit mbak cari uang.
P : Siapa yang mengajak mas pertama kali ke Kudus ?
I : Pertama kali saya ke Kudus sini tu diajak sama teman saya mbak.
P : Memang untuk ngamen datang ke Kudus ?
I : Dulu sih rencanane (rencananya) cari kerja mbak, saya sama temen cari kerja
kemana-mana ndak dapet, jadi kuli bangunan saja ndak dapet. Saya waktu itu
duduk di bunderan itu lho mbak (sambil menunjuk), trus diajak sama salah satu
teman disini untuk ngamen.
P : Perasaanya gimana waktu itu ?
I : Ya pertama kali ndak krasan (tidak betah) mbak, pengennya (inginnya) pulang
terus tapi lama-lama biasa, malah itu sekarang sudah jadi dorongan sendiri mbak,
soalnya memang saya butuh uang mbak.
P : Kegiatan apa yang biasa dilakukan mas setiap harinya dijalanan, dan sehari dari
kegiatan ma situ, mas bisa dapat uang berapa ?
I : Ngamen mbak, kalau pas teman bawa koran ya saya bantuin jualan koran, kadang
malah bantuin jualan mainan yang seperti itu lho mbak (sambil menunjuk kearah
mainan), sehari minimal 20 ribu, kalau malam minggu bisa sampai 25 ribu.
P : Berapa jam biasanya mas melakukan aktivitas dijalan setiap harinya ?
I : Saya mulainya jam 8 pagi sampai jam 10 malam, kalau capek ya istirahat mbak.
P : Bagaimana perasaan mas sewaktu melakukan aktivitas dijalan itu ?
I : Ya masalahnya sih itu sudah jadi dorongan sendiri ya mbak jadi ya biasa-bisa saja.
Tapi terkadang sedih mbak.
P : Apa yang membuat sedih ?
I : Kalau pas kepanasan, kehujanan, dapat uangnya cuman sedikit. Bosen juga pernah
mbak, kalau sudah bosen ya saya ndak ngamen mbak.
P : Selama mas menjadi anak jalanan ini, mas pernah mengalami stres ?
I : Ya pernah mbak, bisa dibilang sering.
P : Menurut mas sendiri, stres itu apa sih ?
I : Stres…apa ya mbak, kalau stres sih… merasa bingung, tertekan, merasa sepi, itu
mbak yang saya rasakan.
P : Selama mas jadi anak jalanan masalah apa yang sering dialami mas ?
I : Maksudnya mbak ?
P : Mungkin kekerasan dari anak jalanan lain, atau mungkin dibujuk untuk minum-
minuman keras atau pemerasan ?
I : O… kalau kekerasan dari teman lain sih ndak pernah mbak, soalnya kita disini
sudah seperti saudara sendiri mbak.
P : Atau mungkin masalah lain yang menjadikan mas stres ?
I : Stresnya sih biasanya kalau pas ngamennya sepi, trus pengen (ingin) pulang tapi
ndak ada uang mbak, soalnya saya kalau pulang mesti (pasti) saya dimintai uang
sama ibu mbak, jadi kalau pas ndak ada uang saya nunggu ngumpulin uang dulu,
trus kalau habis pulang, saya dijalan mikir “pokoknya saya harus ngamen terus
sampai uang saya terkumpul, ben (biar) nanti nek (kalau) pulang bawa uang
banyak”.
P : Apa reaksi mas sendiri ketika dalam keadaan stres seperti itu ? Mungkin cemas,
marah, atau mungkin stres itu membuat mas ndak bisa konsen.
I : Kalau pas stres saya ndak tau mbak apa yang saya lakukan, soalnya rasanya
pikirannya penuh mbak, trus kalau pas stres itu saya gampang marah mbak, tapi
biasanya itu tak tahan-tahan mbak, nek wis marah banget, saya bisa njotos teman
mbak.
P : Sama badan atau tubuhnya sendiri yang dirasakan saat stres itu seperti apa ?
I : Ya pusing mbak sirahe (kepalanya), perute rak enak, makan yang jadi kurang.
P : Trus apa yang mas lakukan disaat mas stres itu ?
I : Ya saya crita-crita sama teman-teman, gitaran, nyanyi bareng-bareng kalau pas
punya uang ya kadang beli minuman, trus minum-minum.
P : Itu tadi yang mas lakukan disaat stres, trus untuk mengatasi stres itu sendiri apa
yang dilakukan oleh mas ?
I : Ya minum-minum itu mbak, mabuk, ben (biar) stresnya cepat hilang, tapi nek pas
ndak punya uang, ya saya ngamen terus mbak, paling kalau saya punya masalah
crita sama teman.
P : Temannya sering ngasih pendapat untuk masalah mas tadi ?
I : Kalau saya crita tentang masalah saya teman saya sering ngasih jalan keluar buat
saya mbak, biasanya saya radak (agak) lega mbak.
P : Selain teman kemana biasnya mas minta tolong kalau punya masalah ?
I :Ya paling teman itu mbak, wong saya sama orang tua ndak deket ok mbak, pokoke
(pokoknya) saya sudah bisa pulang bawa uang sudah seneng ok mbak. Apalagi
disini kan saya sudah punya teman yang ngerti sama saya mbak. Saya sekarang
betah ok mbak disini.
P : Ya sudah mas, trimakasih mas sudah mau meluangkan waktunya buat menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya.
I : Sama-sama mbak
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA MENDALAM Sdri. N
Data Personal
Nama : Sdri. N
No Kode : 02
Usia : 16 tahun
Alamat Keluarga : Kudus
Pendidikan : SMK (Masih sekolah)
Tempat Singgah :
Daerah/tempat melakukan aktivitas/kegiatan dijalan : Siranda
Lama menjadi anak jalanan : 5 tahun
Alasan yang menyebabkan menjadi anak jalanan : Membantu orang tua
I : Informan
P : Peneliti
Data Personal
Nama : Sdri. I
No Kode : 03
Usia : 13 tahun
Tempat Singgah : -
Alamat Keluarga : Kudus
Pendidikan : SD (Tidak Lulus)
Daerah/tempat melakukan aktivitas/kegiatam dijalanan : Siranda.
Lama menjadi anak jalanan : 1,5 tahun.
Alasan menjadi anak jalanan : Membantu orang tua.
I : Informan
P : Peneliti
P : Alasan adik yang menyebabkan adik menjadi anak jalanan itu apa ?
I : Bapak ndak punya uang buat makan saya sama kakak ngamen kampung dapat
kenalan di Kaliwiru trus dapat kenalan disini menetap disini sampek sekarang
bisa maem (makan), bisa transport.
P : Dulu e… tinggal dimana tho ?
I : Karang sari sana
P : Asal keluarga semua dari Kudus ?
I : Ibu dari Madiun, bapak Kudus, sekarang semua disini.
P : Kenapa kok sekarang disini ?
I : Ya enake (enaknya) kerja disini.
P : Dulu sekolah dimana ?
I : Sampangan.
P : Trus kok ndak sekolah lagi kenapa ?
I : Ndak mbayar buku terus, jadi mbolos malu, semester 1-2 baru dibayar, ndak
masuk sekolah ibu dipanggil raport disuruh ngambil, trus ndak sekolah lagi.
P : Selain tadi bapak ndak kerja, trus apalagi yang menyebabkan adik jadi anak
jalanan, ngamen ?
I : Enak ngamen daripada dirumah terus ndak bisa makan.
P : Itu dorongan adik sendiri apa didorong orang lain, misal orang tua ?
I : Saya sama kakak yang ngrencanake (merencanakan).
P : Berapa jam adik ngamen dijalanan ? Dari jam berapa sampai jam berapa ?
I : Dari pagi sampek malem tapi ada istirahat, dari jam setengah 9 pagi sampek 9
malem.
P : Ngamene seringe dimana dik?
I : Siranda
P : Kegiatan apa yang adik sering lakukan dijalanan ?
I : Ya ngamen tok (saja).
P : Ngamen, trus selain itu ? Ndak jualan koran ?
I : Ndak, tapi kadang nemenin bapak jualan koran.
P ; Bapak kerja apa dik ?
I : Tadinya sales sekarang ngamen.
P : Bagaimana perasaan adik dalam melakukan aktivitas kegiatan di jalanan ?
I : Ya seneng.
P : Ndak pernah ngerasa (merasa) sedih, jengkel ?
I : Ya kadang pernah jenuh, jengkel kalau ngamennya sepi.
P : Tapi itu ndak tiap hari tho ?
I : Ndak.
P : Tiap hari dapet berapa ?
I : 15 ribu sampek (sampai) 20 ribu.
P : Trus uange buat apa ? Apa harus disetor orang lain, atau buat bapak ?
I : Buat makan adik, aku, bapak, dan angkot pulang pergi, beli makan dirumah.
P : Itu cukup atau kurang ?
I : Kadang kurang, kadang kelebihan.
P : Lebihnya ditabung atau apa ?
I : Ya buat jajan.
P : Menurut adik pengertian stres itu apa ?
I : Bimbang
P : Pernah merasa takut, cemas, ndak tahu ngapa kok jengkel banget ?
I : Pernah mbak, seringe sirahe ngelu (seringnya kepala pusing) mbak
P : Lha yang sering ? Masalah apa yang mbuat adik jengel ?
I : Ngamen ndak dapet duit (tidak dapat uang), marahan sama teman.
P : Kok bisa ? Penyebabnya apa ?
I : Jengkel, rebutan mainan orgi tu lho mbak.
P : Pernah dipukul sama temen ?
I : Ndak pernah.
P : Yang sering mbuat adik, stres, jengkel, sedih ?
I : Kadang-kadang ibu ngomel pas bapak ngrokok (merokok).
P : Kalo ndak dapet uang adik dimarahi ndak ?
I : Ndak pernah.
P : Adik pernah berpikir untuk sekolah lagi ?
I : Pengen banget (ingin sekali) sekolah lagi.
P : Trus kalau dalam lingkungan adik sendiri ada ndak yang menyebabkan stres,
temenya ?
I : Ejek-ejekan sama temen.
P : Reaksi adik saat stres, apa adik merasa marah, jengkel, atau mungkin takut ?
I : Ya ada jengkel, kuatir, ya campurlah mbak.
P : Jengkele napa (jengkele kenapa) ?
I : Ya jengkel, ibu sering ngomel-ngomel, bapak ngrokok kalau dirumah, trus
biasanya bapak sama ibu marahan mbak.
P : Yang dilakuin saat seperti itu apa ?
I : Ngamen tok (saja).
P : Cara mengatasi sendiri, “ aku jik bingung “(aku masih bingung), trus cara
mengatasinya ?
I : Ya ngamen kenceng mbak
P : Meskipun adik bingung gitu ?
I : Ndak, ya sama berdoa, tapi kadang dimales-malesin ngamennya, mainan di bang
jo (traffic light).
P : Ndak pernah curhat sama temen ?
I : Curhat itu apa tho mbak ?
P : Curhat itu adik cerita sama mungkin temen-temen, trus temennya ngasih tahu
kamu harus gini, kamu harus gini.
I : Ya pernah.
P : Pernah cerita sama kakak ? Adik, orang tua ?
I : Ndak pernah, adik masih kecil ok mbak.
P : Kalau punya masalah seringe (seringnya) memendam apa curhat ?
I : Ya kadang dipendem (dipendam/disembunyikan), kadang crita, campurlah mbak.
P : Kalau adik punya masalah seringe minta tolong sama siapa ?
I : Sama bapak, temen, teman biasanya memberi saran.
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA MENDALAM Sdri. K
Data Personal
Nama : Sdri. K
No Kode : 04
Usia : 13 tahun.
Alamat Keluarga : Kudus
Pendidikan : SD
Tempat Singgah : -
Daerah/ tempat melakukan aktivitas/kegiatan dijalanan : Siranda
Lama menjadi anak jalanaan : 3 tahun
Alasan menjadi anak jalanan : Membantu orang tua
I : Informan
P : Peneliti
P : Alasan apa yang menyebabkan adik menjadi anak jalanan seperti sekarang ini ?
I : Ingin membantu orang tua, ingin kumpul sama temen-temen, karena kalau
dirumah sana temennya sedikit ok mbak.
P : Lho rumahnya dulu dimana ?
I : Lempong sari, ayah sama ibu kan dulu rumahnya diatas lempong sari, sarai nek
neng omahe mbahku aku wedi karo pakdheku, nek neng lempong sepi
(masalahnya kalau dirumah nenek saya takut dengan pakdhe, kalau di Lempong
sepi), trus pindah sini karena lebih deket.
P : Membantu, maksudnya membantu orang tua seperti apa ?
I : Membantu mencari uang.
P : Ngamen itu dorongan sendiri apa teman ?
P : Trus uangnya itu digunakan untuk apa ?
I : Untuk sekolah saya sama kakak,untuk sangune masku (uang saku kakak), kan
sangune masku kuwi sedina 20 (kan uang sakunya kakakku itu sehari 20),
sebagian ditabung, sisanya buat beli maem (makan) beli sayuran, beli beras.
P : Wong tuwone kerjane apa? (orang tuanya kerja apa?)
I : Yen ibue kerja dodol sega karo rosok, bapake saiki mbecak biyen dodolan bensin
karo tambal ban trus kompresore rusak, bensine bangkrut, tapi duite rak pernah
dikeke ibue, sewu wae rak pernah, duite ibue kanggo ngopeni kabeh (kalau
ibunya kerja jualan nasi sama barang bekas, bapak sekarang kerja becak dulu
jualan bensin sama tambal ban terus kompresornya rusak, bensinnya bangkrut,
tapi uangnya tidak pernah diberikan ibu, seribu saja tidak pernah, uangnya ibu
untuk membiayai semua).
P : Kegiatan apa saja yang biasa adik lakukan setiap harinya dijalanan ?
I : Ya bermain, mengamen.
P : Ngamennya berapa jam dik ?
I : Pulang sekolah sampek (sampai) jam 8, 9, 10. Kalau hari Jumat, Sabtu pulang
sekolah jam 11, kalau hari biasa jam 3, jam 4, tapi kalau ada PR banyak
ngamennya cuma sampai jam 7 tok.
P : Kalau malam minggu ?
I : Malam minggu sampai jam 10 malam.
P : Pasti ramai dik ?
I : Ya lumayan
P: Bagaimana perasaan adik sendiri dalam melakukan aktivitas dijalan setiap
harinya?
I : Kadang seneng, susah, njengkelke (menjengkelkan). Senengnya kalau temennya
itu bisa diajak gantian gitu lho mbak.
P : Maksudnya gantian gimana ?
R: Ya kalau mereka punya makanan trus dibagi-bagi, atau kalau pas di bang jo
(waktu di traffic light) orangnya banyak ya mau gantian.
P : Jengkelnya napa ?
R : Temennya suka marah-marah berebut mainan.
P : Pernah merasa bosen dik ?
R : Pernah.
P : Trus kalau merasa bosen yang dilakuin adik apa ?
R : Ya cuman bermain aja, kalau ada PR ya cuman ngerjain PR tok (saja).
P : Adik ngamen itu dorongan orang lain atau dorongan adik sendiri ingin membantu
orang tua ?
I : Saya sendiri.
P : Karena ingin membantu orang tua ?
I : Ya mbak.
P : Jumlah saudara berapa, trus disini adik tinggal sama siapa?
I : Jumlah saudara empat, saya anak nomer 3, saya tinggal disini sama bapak, ibu,
adik, kalau kakak di Lempong Sari rumah nenek.
P : Berarti kowe nduwe mas loro ? wis kerja kabeh ? (berarti kamu punya kakak dua?
Sudah kerja semua?)
I : Durung, gek latihan kerja. (belum, masih latihan kerja).
P : Kabeh mau dibayari ibue (semua tadi dibiayai ibunya) ?
I : Yen rak kuat dibantu karo mbahku sitik ( kalau tidak kuat dibantu sama nenekku
sedikit).
P : Stres sendiri menurut adik itu apa? Adik pernah mengalami stres?
I : Pernah.
P : Lha pengertiannya apa ?
I : Sesuatu yang pernah orang alami karena suatu masalah, stres itu jengkel, inginya
nangis, ingin nganu (memukul) temennya, menyendiri, pengennya main, ndak
ingin ngamen, rak iso konsen (tidak bisa konsen), atine gregel kok bisa terjadi
napa, sirahe ngelu (kepalanya pusing).
P : Pas kuwi masalah apa yang menyebabkan perasaan adik seperti itu ?
I : Ya rebutan mainan sama temen.
P : Selain itu ?
I : Masalah bapak karo (dengan) ibu tukaran mbayar (bertengkar membayar) masku,
ibu karo (dengan) masku tukaran masalah duit (uang), bapakku isone mung nesu-
nesu (bisanya hanya marah-marah).
P : Kalau masalah ndak dapet uang itu ?
I : Ndak.
P : Pernah punya target aku harus dapet uang segini untuk biaya sekolah ?
I : Tidak pernah.
P : Pernah punya masalah sama temen-temen anak jalanan lain, misal karena kamu
masih kecil terus dikalah-kalahin kamu ndak boleh ngamen disini ?
I : Ndak pernah.
P : Masalah mana yang menjadi sumber stres buat adik ?
I : Masalah PR yang banyak, tidak bisa mengerjakan, teman membuat salah.
P : Teman membuat salah itu maksudte pie (maksudnya bagaimana)?
I : Ya membuat salah waktu mainan, trus perkataannya.
P :Reaksi adik sendiri disaat mempunyai perasaan stres itu apa ? Disaat adik
mungkin jengkel tadi, marah tadi. Itu reaksinya seperti apa ? Apakah adik juga
kepengen (ingin) marah, takut, kuatir.
I : Takut, pengen nangis (ingin menangis) menyendiri.
P : Apa yang dilakukan adik untuk menghilangkan stres ?
I : Ngobrol sama temen-temen, kadang-kadang membaca buku.
P : Menurut adik sendiri cara mengatasi stres itu seperti apa ? Yang selama ini
dilakukan adik ?
I : Biar ndak stres, bilang sama temen, kakak aku gini-aku gini.
P : Curhat maksudte ?
I : Ya, trus temennya ngasih (teman memberi)masukan.
P : Itu bisa menguatkan adik ?
I : Kadang-kadang ya, kadang-kadang ndak.
P : Hubungan dengan keluarga sendiri gimana ?
I : Ya. apik-apik wae (baik-baik saja), kadang juga tukaran, biasane masalah sangu
tadi.
P : Masalah itu membuat adik stres ndak ?
I : Rak ik (tidak) biasa saja, napa stres barang.
P : Ada masalah lain yang membuat adik stres selain tadi masalah sekolah adik ?
I : E…kakake sama ibue (kakaknya sama ibunya) bingung bayar sekolah
P : Pernah kecewa ndak dengan keadaan seperti ini ?
I : Pernah, kenapa kok dulu saya mau ngamen, tapi sekarang sudah ndak, uangnya
kan untuk bayar sekolah.
P : Sehari dari ngamen entuke pira (dapatnya berapa)?
I : Rak mesti ok mbak, pokoke nek wis entuk duit bali ngono mbak, aku rak pernah
diseneni ok mbak yen duite entuk sitik (tidak pasti mbak, pokonya kalau sudah
dapat uang pulang, saya tidak pernah dimarahi mbak kalau uangnya dapat
sedikit).
P : Mosok yen entuk sewu, balik (Masak kalau dapat seribu, pulang)?
I : Rak popo to ya, sapa sing meh nyeneni, wong aku rak pernah ditarget (tidak apa-
apa, siapa yang mau marahin, saya tidak pernah ditarget).
P : Lha trus mbayar sekolahe pie (trus bayar sekolahnya bagaimana)?
I : Sekolahe gratis ok mbak, buku dibayari yayasan.
P : Kalau adik punya masalah ceritanya sama siapa ?
R : Sama kakak
TRANSKRIP WAWANCARA MENDALAM Sdri.M
Data Personal
Nama : Sdri.M
No Kode : 05
Usia : 16 tahun
Alamat Keluarga : Kudus
Pendidikan :-
Tempat Singgah : -
Lama menjadi anak jalanan : 5 tahun
Alasan menjadi anak jalanan : Orang tua tidak mampu.
I : Informan
P : Peneliti
P : Sudah berapa lama adik menjadi anak jalanan ?
I : Sudah 5 tahun
P : Daerah/tempat melakukan aktivitas/kegiatan biasanya dimana dik?
I : Di Siranda mbak.
P : Alasan apa yang menyebabkan adik menjadi anak jalanan selama 5 tahun?
I : Orang tuanya tidak mampu ok mbak.
P : Asalnya dari mana dik ?
I : Kudus, orang tua meninggal, trus kalau saya ndak ngamen mau makan apa? Aku
kan ke rumah kakakku mbak, mau minta uang ndak dikasih, mau pulang ndak bisa
mbak, trus akhire (akhirnya) aku ngamen di Sri Ratu pemuda itu lho mbak, trus
sampek sekarang jadi pengamen.
P : Yang memperkenalkan adik ngamen di daerah Siranda siapa ?
I : Kenalan sendiri mbak.
P : Trus selain alasan untuk membantu orang tua tadi ada alasan lain ndak ?
I : Ndak ada.
P : Kegiatan apa yang dilakukan adik setiap harinya dijalan ?
I : Ya ngamen, kadang jualan koran, kalau sore sampek jam 3 les mbak.
P : Les apa dik ?
I : Salon mbak, kamis.jumat sabtu.
P : Trus biayanya dari mana dik ?Adik sendiri atau…
I : Dibayari sama orang ok mbak.
P : Cuma itu aja kegiatannya ? Cuman ngamen, jualan koran gitu tok ?
I : (informan mengangguk)
P : Ndak pernah di supermarket bantuin, misalnya menyewakan payung ?
I : Ndak pernah mbak.
P : Perasaanya gimana dik menjadi anak jalanan sekarang ?
I : Ndak enak mbak.
P : Lho kok bisa ndak enak ? trus kok betah hayo ?
I : Ya cari kerjaan susah ok, nanti kalau les salonnya sudah selesai kan ingin buka
salon mbak ?
P : E..cita-citanya pengen buka salon itu ?
I : Ya mbak.
P : Aktivitas adik dijalan berapa jam kira-kira ?
I : Ya dari jam 10 sampek jam 7 malem.
P : Tidurnya juga disini dik ?
I : Ndak, pulang.
P : Pulang dimana dik ?
I : Kalibanteng.
P : Trus perasaan apa lagi yang dirasakan adik selama ini ?
I : Ya cuma itu, susah sih mbak sekarang cari uang tidak seperti dulu, dulu kan cari
uang gampang, sekarang cari uang 10 ribu saja susah.
P : Itu penghasilannya sehari berapa dik ?
I : Sehari 10 ribu
P : Kalau hari-hari libur gitu, misalnya malem minggu ?
I : Ya kadang 15 ribu
P : Trus kalau hari-hari tertentu cari pekerjaan lain ndak ? Misalnya ngamen ndak
hanya di sini gitu lho, di Tugu Muda mungkin ?
I : Ndak mbak, kalau di Tugu Muda itu cuman main sama temen-temen.
P : Kalo menurut adik sendiri pengertian stres itu apa ?
I : Ndak ngerti ah mbak, tapi nek pas (sewaktu) stres itu males apa-apa mbak.
P : Pernah ngrasain (merasakan) stres ndak ?
I : Ya pernah mbak.
P : Pernah punya masalah ?
I : Masalah pacar ik mbak ?
P : Sing laine, sing menyangkut (Yang lainnya, yang menyangkut) perekonomian
adik ?
I : Masalah keluarga.
P : Kalau boleh tahu masalah keluarga yang seperti apa ?
R : Ndak ah mbak males (malas) crita.
P : Ya wis sak anane wae, perekonomiane pie (Ya sudah seadanya saja,
perekonomiannya bagaimana)? Hubungan adik sendiri dengan keluarga ?
R : Masalah keluarga itu kalau mau mbayar kontrakan tu lho mbak, harusnya kan
urunan (iuran) ya mbak sama kakakku, tapi kakakku tu ndak mau nguruni
(membantu) mbak, ah stres aku. Malah senenge kakakku itu marahi terus mbak,
ngene-ngene…. Kakakku tu ndak pernah pengertian gitu lho mbak, ndak pernah
ngasi makan, ndak pernah tanya kamu sudah makan belum? Jadi urusannya
sendiri-sendiri gitu mbak.
P : Jumlah saudara berapa to?
I : Empat, saya anak no empat.
P : Lha kakak-kakake ?
I : Wis do pisah ok (sudah pisah semua) mbak.
P : Tapi masih sering ketemu ndak?
I : Ndak, lha wis keluargaku koyo ngono (seperti itu), ruwet (berantakan) ok mbak.
P : Selama adik menjadi anak jalanan itu sendiri, masalah apa yang biasanya muncul
pada adik yang berhubungan dengan aktivitas adik.
I : Lha cuma sering dimarahi sama kakakku terus.
P : Pernah punya target “aku harus punya uang segini”?
I : Ya pernah mbak, kalau ndak harus punya uang segini, trus pie mbayari iki,
mbayari iki (bagaimana membayar ini, membayar ini).
P : Dimarahi dik kalau ndak uang ?
I : Kalau dulu sih dimarahi, tapi sekarang ndak, sekarang kan udah meninggal mbak
orang tuaku.
P : Yang meninggal bapak atau ibu ?
I : Semua, sejak saya umur 10 tahun ok mbak.
P : Trus adik tinggal sama siapa ?
I : Sendirian mbak di Kalibanteng.
P : Saudara-saudara yang lain ?
I : Ndak tau mbak.
P : Ndak ngerti dimana ?
I : (responden mengangguk)
P : Trus yang berhubungan dengan itu, adik menjual koran, ngamen, mungkin
masalah yang berhubungan dengan teman, mungkin rebutan, gitu pernah ?
I : Kalau jualan gitu mbak, mo dibeli ujuk-ujuk temenku mlayuni (tiba-tiba teman
saya berlari merebut) ya aku nesu to (marah) mbak, wong arep tuku nggon aku
mosok diplayoni mbek de-e (mau beli ditempat saya masak direbut sama dia).
P : Sering dik seperti itu ?
I : Sering mbak.
P : Trus adik gimana ?
I : Ya marah mbak, tapi ya sabarlah.
P : Dari masalah-masalah tadi, masalah mana yang menjadi sumber stress adik saat
ini, yang dipikirkan adik sekarang ini ?
I : Ya masalah keluarga mbak, dari kecil sampek dewasa hidup saya ini susah terus
mbak, kakakku ndak tau dimana, orang tuaku meninggal, kakakku yang satu ikut
istrinya.
P : Reaksi adik sendiri dalam menghadapi stres itu, mungkin adik merasa takut,
cemas.
I : Ya ndak mbak biasa aja, dipikir-pikir terus malah tambah stres mbak, tapi kadang
pusing mbak.
P : Ndak pernah merasa jengkel, mengeluh ?
I : Kalau saya seringnya nangis mbak.
P : Yang dilakukan adik sendiri itu apa saat stres itu, selain nangis ?
I : Kadang saya minum, mabuk, pas stres gitu seringe males apa-apa mbak, ngamen
males, malah seringe pergi apa dolan (main) sama temen-temen.
P : Itu sering apa cuman kadang-kadang ?
I : Ya cuma kalau stres tok.
P : Yang ngajak siapa hayo ?
I : Saya sendiri mbak.
P : Ndak karena dorongan dari luar ?
I : Orak (tidak) mbak.
P : Lha adik tadi ingin jadi pengamen kan dorongan diri sendiri to ? Trus pas adik
stres kan kadang minum, tu pa ndak eman-eman ?
I : Ya kalau orang stres itu ndak eman-eman, ya kalau mau minum ya beli minuman.
P : Selain nangis, mabuk-mabukan, apa lagi yang dilakukan adik disaat stres itu ?
I : Malah kadang ngepil mbak.
P : Pil itu dari mana dik ?
I : Minta temen tho mbak.
P : Kok temenmu tau kalau kamu sedang stres ?
I : Ya temenku tu pengertian mbak, kalau lihat wajahku sedang stres, mereka ndak
ngajari minum mbak, malah aku bilang “yok ngombe-ngombe” (“ayo minum-
minum”).
P : Yang mbayari siapa dik ?
I : Yo koncoku (ya temanku) mbak, koncoku duite kebak (temanku uangnya banyak).
P : Adik dari kecil sampai sekarang apa-apa sendiri ?
I : Ya mbak, aku pengen dibliin (ingin dibelikan) baju sama kakakku tapi ndak
pernah
P : Ndak pernah tau nenek dimana ?
I : Nenekku aja benci mbak karo(sama) aku, soale aku mau disekolahke tapi ndak
mau, ndak enak mbak melu sedulur (ikut saudara), trus kalau sekarang saya
kesana itu lho mbak malah diusir, makanya sampek sekarang saya ndak mau.
P : Trus adik kalau pas punya masalah, itu curhatnya sama siapa ?
I : Sama mbak Voni, sudah tak anggep kaya (saya anggap seperti) kakakku sendiri,
kalau temen sendiri disini ndak pernah mbak.
P : Kalau adik punya masalah seperti itu pengennya langsung meyelesaikan masalah
itu atau lari dari masalah itu ?
I : Ya pengene lari mbak, tapi seringe mbak Voni itu yang ngasih tau aku. Saya
kadang kalau punya masalah itu doa mbak sama Tuhan, kalau salah minta
ampun, tapi kalu pas masalah itu datang lagi ya seperti tadi lagi. Pengene bangun
pagi maca (membaca) alkitab, doa, tapi seringe males mbak kalau disuruh
berdoa.
TRANSKRIP WAWANCARA MENDALAM Sdr. S
Data Personal
Nama : Sdr. S
No Kode : 06
Usia : 18 tahun
Alamat Keluarga : Kudus
Pendidikan : SMU (Tidak lulus)
Tempat Singgah :-
Lama menjadi anak jalanan : 1,5 tahun.
Daerah/tempat melakukan aktivitas/kegiatan dijalan : Perumahan-perumahan
Alasan menjadi anak jalanan : Mencari uang.
I : Informan
P : Peneliti
P : Selamat malam mas ?
I : Ya, selamat malam.
P : Maaf, menganggu sebentar.
I : O ya ndak papa, ndak papa.
P : Saya mau wawancara mas sebentar mengenai kegiatan mas di jalan.
I : Oya boleh.
P : Ndak nganggu tho mas ?
I : O..ndak
P: E.. .sebelumnya perkenalan dulu ya mas ? Namanya mas?
I : S.L.A
P : Sekarang usianya berapa ?
I : 18 tahun.
P : Tinggalnya ?
I : Kudus, sama keluarga
P : Sekarang masih sekolah apa ?
I : Dah (sudah) ndak sekolah lagi mbak, lulusan SMU, tapi tidak lulus.
P : Sudah berapa lama mas menjadi anak jalanan ?
I : Ya kira-kira habis lulus sekolah.
P : Berapa tahun itu ?
I : Ya kira-kira 1,5; 2 tahunanlah.
P : Daerah/tempat melakukan aktivitas dijalan dimana ?
I : Ya ndak tentu ya mbak, itu tergantung kita melihat sikon (situasi kondisi) ya
kadang-kadang pindah-pindahlah di perumahan-perumahan.
P : Perumahan mana aja mas ?
I : Ya manalah, Tlogosari, Banyumanik apa di Plamongan, banyaklah mbak.
P : Punya tempat singgah ndak ? Tempat yang khusus memberikan bantuan.
I : O…ndak punya.
P : Kalau boleh tau ni mas, alasan apa sih yang menyebabkan mas menjadi anak
jalanan ?
I : Kalau itu cuman buat iseng ya mbak, dirumah daripada nganggur, mendingan cari
uang yang penting halal tidak mencuri.
P: Bapak ibunya masih to ?
I : O..masih-masih.
P : Anak nomer berapa ?
I : Nomer 1
P : Trus ini ada sedikit pertanyaan, kegiatan apa saja yang dilakukan mas sendiri
setiap harinya dijalanan ?
I : Ya banyak ya, contohnya cari uang lewat menjual suara, apa apalah, ya banyaklah,
menjual suara intinya itu saja.
P : Ngamen maksudte ?
I : Ya tul.
P : Selain itu ada ndak ?
I : Ndak ada.
P : Jual koran, jual balon?
I : Malu dong mbak.
P : E…kalau biasanya melakukan kegiatan itu jam berapa sampai jam berapa ?
I : Mulainya sih jam setengah 9, siang istirahat, makan, trus lanjut sampai sore.
P : Perasaanya gimana dalam melakukan kegiatan dijalan ?
I : Ya biasa, yang penting kita mencari uang ndak dijalan yang salah, yang penting
halal.
P : Perasannya sendiri gitu lho apa kadang-kadang bosen atau gimana ?
I : Biasa ajalah buat iseng-iseng diwaktu kosong.
P : Ndak kepengen cari pekerjaan sendiri selain ngamen ini ?
I : Kadang-kadang kalau lagi males, cari informasi –informasi di koran.
P : Ndak pernah mengalami yang yang namanya stres ?
I : Ya pernah mbak.
P : Pengertiannya sendiri menurut mas apa ?
I : Pengertian stres itu lagi bingung atau cemas memikirkan sesuatu, ya dah..
P : Permasalahan apa yang biasanya sering muncul, dalam melakukan kegiatan
dijalan, ngamen itu ?
I : Permasalahan itu kalau kita lagi ngamen, tiba-tiba dikejar polisi, ya bingung saya,
kan sekarang banyak pengamen-pengamen dijalan yang dipegang polisi karena
mengganggu kelestarian dijalan.
P : Lho apa ndak punya tempat sendiri untuk ngamen sampai dikejar-kejar polisi ?
I : Ya punya tempat, tapi katanya Kudus sekarang mau dibersihkan dari debu-debu
jalanan.
P : Seringnya didaerah mana itu ?
I : Ya ditempat-tempat besar di Kudus, ya contohnya dijalan atau pinggir abang ijo
(traffic light), dijalan protokol, simpang lima.
P: Selain tadi dikejar-kejar polisi ada ndak masalah yang e… dengan sesama
pengamen sendiri ?
I : Ndak ada ya, kita kan senasib seperjuangan kok saling membenci itu kan ndak
baik, tapi kemarin saya sempat dikompasin mbak sama pengamen lain yang
bukan teman saya, itu aja saya ndak kenal. Ya pertama sih ngancam tapi lama-
lama ndak, dia sudah tau saya lama disini..
P : Masalah itu sempat membuat mas stres ndak ?
I : Ya soalnya waktu itu saya pas ndak punya uang ya kok malah dimintai, ya
memang ndak seberapa sih, tapi yang namanya butuh.
P : Selain itu pengamen yang usianya jauh lebih tinggi dari mas pernah ?
I : Ya ndak pernah ya, kita coba saling mengerti, kalau kita saling menghormati kan
ndak ada masalah, nanti kan masalah itu ndak akan muncul.
P : Masalah mana yang seringkali menjadi sumber stres buat mas.
I : Ya intinya tu satu, diputusin cewek, trus kalau pas lagi ndak punya uang kita
bingung.
P : Maksudnya itu selama dijalan, yang menjadi sumber stres itu apa ? Apa pas
ngamen lama banget ndak dapet uang.
I : Lha ya contohnya maksudnya gitu, trus kalau dirumah nanti ketemu ceweknya
gimana, bingung, cemas. Saya cari uang itu khan cuman buat iseng-iseng aja, ya
pokoke intinya kita bisa mandiri.
P : Sehari biasanya dapet berapa ?
I : Biasanya kalau saya berangkat orang dua tu satu orangnya 30 ribu.
P : Pernah ndak sehari itu ndak dapat uang sama sekali ?
I : Selama ini belum pernah, pas lagi sepi itu dapetnya kalau ndak sepuluh ya lima
belas.
P : Reaksi mas sendiri ketika menghadapi stres itu apa ? Apa dengan stres itu
seringkali marah-marah, menyendiri atau gimana ?
I : Reaksi saya suka cemas, kalau marah-marah itu bukan sifat saya.
P : Biasanya cemasnya itu karena apa ?
I : Ya masalah uang, apalagi dikompasin tadi.
P : Menyendiri ?
I : Ndak, ndak suka menyendiri nanti dianggap orang gila.
P : Marah-marah, bingung ?
I : Ndak.
P : Pernah ndak waktu stres, tubuh mas merasakan sesuatu yang ndak enak misal.
Pusing atau badannya sakit semua atau lainnya seperti kaya orang sakit lho mas ?
I : Ya mbak, kemarin itu saya juga merasakan seperti itu, kepala saya itu terasa
pusing sekali, panas, ndak punya uang ya buat periksa ya saya cuma tiduran.
P : Apa yang dilakukan mas sendiri jika dalam keadaan stres itu ?
I : Ya yang saya lakukan, mencoba menghibur diri sendirilah lewat lagu-lahu yang
kita nyanyikan dalam kita mencari uang, kalau punya masalah itu, trus nanti kita
nyanyinya seperti masalah itu ?
P : Cara mengatasi stres sendiri itu gimana ?
I : Merenung, merokok, sama memikirkan apa penyebab munculnya masalah ini itu
gimana ?
P : Kemana biasanya mas minta tolong kalau pas punya masalah ?
I : Biasanya sih sama teman sesama profesi, selalu curhat sama teman, ngomong-
ngomong, dia memberikan saran.
P : Orang tua sendiri deket ndak ?
I : Dulu sih kalau curhat sama orang tua ndak pernah, tapi sekarang dah mending
deket ma orang tua, sering pulang rumah ok mbak, kalau ada apa-apa saya cerita.
P : Selain merokok mas pernah minum-minum ndak waktu stres ?
I : Ndak pernah mbak, saya dari dulu ndak suka minum, soalnya cari uang susah
kenapa dibuat begituan, memang kita anak jalanan tapi ndak pernah yang
namanya minum. Kita kalau ndak merokok, ya cari makan, nanti ada cewek
makan bareng, keliatannya lebih setia kawan.
P : Trus kalau pas punya masalah, mas seringkali terfokus masalah itu untuk
menyelesaikannya atau malah terfokus pada emosinya ?
I : Ya kalau bisa saya mencari inti permasalahannya dulu, kalau ndak bisa ya saya
coba untuk melupakan apa yang terjadi, apa jalan-jalan dimall atau gimana.
P : Ngomong-ngomong soal mall, pernah ndak mas kerja bantuin bawa barang-
barang belanjaan ?
I : Kalau saya sih biasanya cuman bantuin cari penumpang.
P : Pertama kali yang ngajak mas ngamen siapa ? Atau itu dorongan sendiri ?
I : Pertama kali sih saya ikut-ikutan.
P : Lha kok trus kepengen ?
I : Ya aku mikir aku pengen mandiri, cari uang sendiri.
P : Selain ngamen usaha untuk mendapatkan uang ?
I : Ya kalau bisa jangan mencopet ya, ya usaha kaya njemput anak sekolah.
P : Punya angan-angan ndak ngamen lagi ?
I : Saya pengen pindah profesi aja, jadi pengamen itu sulit banyak rintangannya.
Rintangan dikejar-kejar keamanan, kalau ketemu temen cewek atau cowok kita
malu, muka kita mau ditaruh dimana ?
P : Waktu melakukan aktivitas dijalan masnya sendiri pernah ndak merasa jengkel
sama temen, saingan ?
I : O…ndak pernah, kalau kaya gitu saya ndak suka, kan rejeki udah ada yang mbagi,
kita kalau bisa saling membantu, kita lakukan dengan senang hati.
P : Kalau pas bener-bener ndak punya uang, trus ma pernah minta uang orang tua ?
I : Ya kalau kepepetnya saya sesekali minta orang tua paling cuman untuk beli rokok.
P : Ya sudah mas gitu aja trimakasih untuk waktunya.
I : O..ya sama-sama
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA MENDALAM Sdr. K
Data Personal
Nama : Sdr.K
No Kode : 07
Usia : 18 tahun
Alamat Keluarga : Kudus
Pendidikan : SMP
Tempat Singgah :-
Lama menjadi anak jalanan : 1 tahun
Daerah/ tempat melakukan aktivitas/kegiatan dijalanan : Perumahan-perumahan
Alasan menjadi anak jalanan : Membantu orang tua.
I : Informan
P : Peneliti
P : Selamat malem mas…
I : Ya
P : E… maaf menganggu sebentar, saya mau minta tolong mas wawancara sebentar,
nganggu ndak mas ?
I : Ndak mbak, boleh.
P : Sebelumnya perkenalan dulu ya mas ? Namanya siapa mas ?
I : K.G
P : Usianya sekarang ?
I : 18 tahun.
P : Alamat keluarga, tinggal sama keluarga apa ?
I : Sama keluarga, di Kudus.
P : Pendidikannya ?
I : SMP
P : Sekarang mas masih sekolah ?
I : Sudah keluar.
P : Sejak kelas berapa keluar sekolah ?
I : Lulus SMP.
P : Daerah melakukan aktivitas mas dijalanan itu biasanya dimana aja ?
I : Di perumahan-perumahan, di Klipang, Tlogosari, Plamongan indah, Palebon.
P : Daerah simpang lima gitu ndak pernah mas ?
I : O…ndak pernah.
P : Sudah berapa lama menjadi anak jalanan ini ?
I : Ya sekitar 1 tahunan.
P : Alasan apa yang menyebabkan mas menjadi anak jalanan seperti sekarang ini ?
I : Ya karena ibu saya sama ayah saya pisah, ya saya mencari uang buat ibu saya.
P : E..masnya sendiri anak nomerberapa ?
I : Nomer 1
P : Punya adik ?
I : Punya, adik saya 3.
P : Alasan mas menjadi anak jalanan tadi tu kan membantu orang tua, adiknya sendiri
masih sekolah ?
I : Adik-adik saya masih sekolah.
P : Kegiatan apa yang dilakukan mas setiap harinya dijalan ?
I : Ya kegiatan mencari uang untuk sekolah adik-adike sama makan sekeluarga.
Selain saya ngamen ya jualan es, selain itu dulu jualan mie ayam dirumah,
sekarang bangkrut ya soalnya sepi mbak.
P : Bagaiman perasaan mas sendiri, ketika melakukan kegiatan di jalanan ?
I : Ya perasaan saya senang sekali, bisa membantu.
P : Pernah ndak merasa bosen, sedih gitu ?
I : Saya ndak pernah bosen mbak.
P : Apa yang menyebabkan mas ndak pernah bosen?
I : Ya karena saya mencari uang untuk membantu orang tua, ya jadi saya ndak sedih.
P : Biasanya berapa lama mas melakukan aktivitas dijalanan?
I :Ya jam setengah 9 sampai pukul setengah 5 sore.
P : Itu terus ngamen apa pas waktu istirahat makan gitu?
I : Setengah sembilan sampai dua belas, jam dua belas itu istirahat, lanjut sampai jam
setengah 5 sore baru pulang.
P : Yang pertama kali ngajak mas ngamen itu siapa ? Apa itu dorongan mas sendiri ?
I : Ya dorongan diri sendiri karena terpaksa.
P : Mas pernah merasa stres ndak ?
I : Saya ndak pernah merasa stres ?
P : Kalau bingung gitu pernah ?
I : Kalau bingung terus ndak dapet uang.
P : Pengertian stres itu sendiri buat mas apa ?
I : Stres saya, besok cari uangnya gimana ? Ke mana? Ya itu yang membuat saya
stres.
P : Permasalahan apa yang sering muncul pada diri mas sendiri selama menjadi anak
jalanan ?
I : Ya masalahnya kalau saya sedang ngamen sering dihina sama orang kaya, tapi
ndak saya masukkan dalam hati.
P : Pernah dimusuhi ndak sama anak-anak pengamen lain yang usianya jauh lebih
tinggi ?
I : Saya ndak pernah dimusuhi sama pengamen yang lebih tua, saya malah
menghormatinya.
P : Kalau dikejar-kejar polisi itu pernah ndak ?
I : Saya ndak pernah dikejar-kejar polisi.
P : Dari masalah tadi, masalah mana yang sering kali menjadi sumber stres ? Apa
karena gara-gara ndak dapet uang ?
I : Ya gara-gara ndak dapet uang itu, kalau buat makan sekeluarga bingung.
P : Apa yang dirasakan mas sendiri ketika menghadapi stres itu apa, cemas ?
I : Pernah cemas binging juga pernah.
P : Itu karena apa ?
I : Karena ngamen dapet sedikit, trus ndak mencukupi.
P : Trus ada sambilan lain ndak ?
I : Ya ndak ada, cari kerja sekarang susah.
P : Pernah coba cari pekerjaan lain ?
I : Ndak pernah mbak, kalau ndak ada hubungan susah.
P : Apa yang dilakukan mas sendiri jika dalam keadaan stres ?
I : Menyendiri sambil merokok mbak, dapat menghilangkan stres, lihat TV atau
sebagainya.
P : Itu tadi kan jika dalam keadaan stres seperti itu, trus kalau cara mengatasinya.
Mas pernah stres, trus mas pernah berpikiran harus begini, harus begini biar ndak
stres.
I : Ya bicara sama ibu, minta tolong sarannya biar ndak stres.
P : Hubungan mas sama keluarga sendiri terbuka apa tertutup ?
I : Terbuka kalau sama orang tua.
P : Disini tinggal sama ibu ?
I : Tinggal sama ibu sendiri sama adik-adik.
P : Pernah ndak mas punya pikiran, cara mengatasi stres dengan minum ?
I : O…nggak, saya ndak pernah minum, cuman merokok saja.
P : Temen-temen yang lain pernah ndak ngojok-ngojoki (membujuk), “halah minum
aja ndak wis”.
I : Ya pernah mbak, tapi saya ndak mau menuruti ajakan temen saya, karena saya
ndak boleh sama orang tua saya.
P : Kalau sama ibu sendiri sering cerita masalah apa ?
I : Ya sering mbak, sampai pulangnya kalau ada pa pa sering ngomong.
P : Trus kalau ndak ngamen, seringnya kemana, misalnya : “Ah lagi males ngamen”
trus biasanya kemana ?
I : Ya dirumah mbak, bersih-bersih rumah, nyapu, ngepel, umbah-umbah (mencuci),
cuci piring.
P : Kalau boleh tau ibunya jualan apa ?
I : Dulu sih jualan mie ayam, bakso, sekarang momong.
P : Sehari dapet berapa dik ?
I : Kadang sepuluh, dua puluh kalau ramai sampai empat puluh mbak.
P : Hari-hari biasa sama malam minggu sama ndak penghasilannya ?
I : Ndak mesti mbak.
P : Biasanya kalau ngamen dijalan-jalan atau ikut bis-bis.
I : Saya ngamennya di perumahan-perumahan ok mbak, kalau ndak ya di Bang jo
(traffic Light).
P : Hubungan-hubungan sama adik sendiri ?
I : Ya sering bercanda mbak, main sama adik-adik.
P : Kalau adik punya masalah adik terfokus pada masalah itu atau malah mengurusi
masalah adik yang meledak-ledak, atau ndak urusan dengan masalah itu, malah
marah-marah sendiri.
I : Saya ndak pernah marah-marah, saya coba menyelesaikan masalah itu.
P : Hubungan adik dengan teman-teman ?
I : Hubungan saya dengan teman-teman baik juga.
P : Biasanya adik minta tolong sama siapa, kalau pas punya masalah ?
I : Teman-teman saya mbak, teman seprofesi saya, sama ibu sendiri sering mbak,
sampai pulangnya kalau ada apa-apa sering ngomong, minta sarannya biar ndak
stres. Ya teman ngasih pendapat yang baik mbak, kalau saya butuh uang juga
pinjam sama teman, mereka juga ngasih pinjaman.
P : Sebenarnya pihak keluarga mendukung ndak adik mengamen?
I : Ya sebenarnya tidak mendukung, tapi karena kebutuhan ekonomi yang mendesak
ok mbak.
P : Sampai sekarang masih terpaksa apa ndak ?
I : Ya kadang-kadang terpaksa mbak kalau ndak, ndak bisa makan sekeluarga.
P : Pernah ndak males?
I : Ya pernah mbak.
P : Trus kalau males gitu pie (malas seperti itu bagaimana)?
I : Saya males, saya paksa berangkat buat cari uang mbak.
P : Ya udah mas, trimakasih buat waktunya.
I : Ya mbak sama-sama.
Data Personal
Nama : Sdr. J
No Kode : 08
Usia : 18 tahun
Alamat Keluarga : Kudus.
Pendidikan : SMP
Tempat Singgah : -
Daerah/tempat melakukan aktivitas dijalan : Perumahan-perumahan.
Lama menjadi anak jalanan : 1 tahun.
Alasan menjadi anak jalanan : Mengolah vokal.
I : Informan
P : Peneliti
P : Selamat malam mas ?
I : Malam
P : Maaf kalau menganggu, ini saya mau minta tolong wawancara sebentar.
I : Ya
P : Sebelumya perkenalan dulu ya ? Namanya siapa mas ?
I:J
P : Pendidikannya ?
I : Lulusan SMP.
P : Jadi sekarang udah ndak sekolah lagi ?
I : Ndak
P : Punya itu ndak, e…rumah singgah ?
I : Rumah mbak ?
P : Nggak, seperti yayasan yang mengurusi ?
I : E..ndak punya ikut orang tua.
P : Daerah/tempat melakukan aktivitas dijalan itu diman aja ?
I : Perumahan-perumahan.
P : Berapa lama menjadi anak jalanan itu ?
I : Barusan ok mbak, ya sekitar hampir 1 tahun.
P : Sejak ndak sekolah itu ?
I : Ndak saya lulusan tahun 2003, sebelumnya dirumah.
P : Alasan apa yang menyebabkan kepengen (ingin) jadi pengamen, menjadi anak
jalanan ?
I : Ya kalau intinya saya ngamen itu, pengen ngolah vokal, soalnya saya kan
ngeband, nanti kalau ada yang ngomong suaranya bagus.
P : Tadi soal ngomong band, itu band waktu masih sekolah SMP ?
I : Ya, dulu saya pas SMP kan pernah ngeband sama anak-anak, sampai sekarang
masih.
P : Ngamen cuman pengen ngolah vokal aja, ndak ada alasan pengen bantu orang
tua?
I : Ndak ada, ngamen ini aja ndak ketahuan orang tua.
P : Berati diem-diem (diam-diam)?
I : Ya.
P : Lha trus uange buat apa ?
I : Buat beli rokok, main-main ke Citra, ke Mall-mall gitu loh.
P : Adik berapa bersaudara ?
I : 4, saya anak nomer 1.
P : Yang lainnya masih sekolah ?
I : Yang satu sudah ndak sekolah baru lulus kemarin, yang satu kelas 5, yang satu
masih kecil.
P : Kegiatan apa yang dilakukan adik setiap harinya dijalanan, selain ngamen?
I : Ya nongkrongan, main ke mall, ngisi ngisi kegiatan gitulah.
P : Kegiatan pokoknya ngamen?
I : Ya bisa dibilang kegiatan pokoknya nongkrong.
P : Ngamen buat sambilan apa?
I : Ya gitulah.
P : Berarti uangnya buat adik sendiri ya?
I : Ya gitulah buat seneng-seneng sendiri.
P : Perasaan adik sendiri dalam melakukan kegiatan itu?ngamen itu perasannya
gimana?
I : Ya senenglah, apalagi ada yang ngomong ”wah masnya suaranya bagus,semangat
gitu loh mbak”.
P : Pernah merasa itu apa…bosen dengan kehidupan adik, sedih ?
I : Itu ndak pernah, ya tapi kadang mbak kalau pas ngamen udah ndak ada hiburan,
misalnya hiburan itu ya contohnya ngamen depannya cewek itu kan biasanya
tambah semangat itu ada ,trus dapetnya sedikit, kalau sampai rumah kepikiran gitu
loh mbak.
P : Lho katanya uangnya buat sendiri ndak buat keluarga?
I : Iya intinya ngamen tu kan buat ngolah vokal sama cari hiburanitu loh mbak.
P : Pernah punya pikiran cari kerja sambilan selain ngamen itu?
I : Ya sebenarnya itu pengen (ingin), cuma sekarang cari kerja itu susah mbak,
apalagi lulusan SMP itu sekarang sulit ok mbak.
P : Pernah coba nglamar-nglamar ndak ?
I : Pernah sih, tapi ditolak soalnya itu lulusannya SMP.
P : E…adik pernah ngalami stres nda ?
I : Kalau stres itu saya sering mbak.
P : Stres sendiri menurut adik itu apa ?
I : Ya gitulah, waktu ada hubungan sama ceweklah.
P : Pengertiannya ? Stres adalah..
I : Pikiran, resah, bingung, pengennya menyendiri, gitulah mbak.
P : Permasalahan apa yang sering dihadapi adik di jalanan itu ?
I : Kalau dijalanan ya, masalahya kalau ketemu temen cewek kalau kenal itu malu
mbak, tapi kalau ndak kenal malah seneng.
P : Pernah ndak adik punya permasalahan, misalnya dikejar-kejar polisi ?
I :Pernah waktu di Plamongan, disitukan ada satpam, dimarahi sama satpamnya ndak
boleh masuk situ, saya tetep ngamen.
P : Trus sama temen ngamen, yang usianya lebih tinggi dari adik, kaya saingan ?
I : Ya kalau melotot-melotot pernah mbak, tapi ndak sampai bertengkar, paling
melotot-melotot langsung minggir, dia kekanan, saya kekiri.
P : Masalah mana yang seringkali menjadi sumber stres buat adik ?
I : Intinya masalah stres itu mbak ?
P : Ndak masalah yang sering meyebabkan adik stres ?
I : Ya masalah cewek, misalnya janjian sama cewek ndak punya uang, ngamen
dapetnya sedikit.
P : Ada masalah lain ndak, misal dalam keluarga ?
I : Kalau dalam keluarga ndak pernah, urusannya keluarga itu sendiri, saya ngamen
kan cuman buat main-main.
P : Kalau sama temen-temen yang lain pernah punya masalah ?
I : Kalau sama temen lain ndak pernah, paling cuman disuruh beliin rokok, kalau
saya dapetnya sedikit nanti dikirain saya dapet uangnya banyak, temen-temen
ndak percaya, trus cek cok.
P : Reaksi adik sendiri ketika menghadapi stres itu apa ?
I : Ya menyendiri, kadang ke taman gitaran, kalau cemas saya jalan-jalan gitaran,
bingung, pokoknya kalau saya stres saya ke taman, cari tempat yang sepi.
P : Itu tadi kan yang dilakukan adik di saat stres, apa ada hal lain yang dilakukan adik
saat stres ?
I : Ya selain pergi ke taman, kalau punya uang ya ke mall cuci mata, disana cuma
nongkrong gitu, ndak beli-beli.
P : Bagaimana cara adik mengatasi agar stres itu tidak muncul lagi ?
I : Ya caranya gitulah pergi ke taman.
P : Tadikan yang sering menjadi streskan karena uangnya sedikit, lha cara adik untuk
mendapatkan uang banyak dengan cara seperti apa ?
I : O..kalau itu biasanya saya berangkatnya pagi jam 8 itu sampai jam setengah 5
sore, itu saya jalani, biasanya kan cuman setengah hari paling sampai siang, tapi
kalau pas ndak ada uang saya bisa ngamen satu hari.
P : Berapa yang didapatkan adik seharinya ?
I : Ya ndak mesti, satu kali berangkat pagi sampai sore gitu ya 20 ribu, orang satu.
P : Biasanya berangkat sendiri atau sama temen-temen lain ?
I : Saya sama temen-temen, kalau sendiri malu.
P : Napa kok malu ?
I : Ndak PD (tidak percaya diri) gitu lho mbak, alatnya kurang.
P : Berarti ngamennya juga sama temen-temen lain nda sendirian ?
I : Ya soalnya kalau sendiri alatnya cuman gitar, kalau sama temen-temen kan ada
yang lain, misalnya gendang.
P : Kalau ngamen itu sendiri, dorongan adik sendiri atau dari orang lain ?
I : Aku ikut-ikutan temen-temen mbak, dapet uang bisa maen (main) sama ceweknya,
jadi aku kepengen(ingin) juga punya uang, kalau minta orang tua ndak pernah
dikasih.
P : Kalau ditanya sama orang tua pie (bagaimana) ?
I : Kan itu pernah ketahuan tapi saya ngelak (mengelak) mbak, bilang maen (main)
dari temenlah, gitu.
P : Kalau adik punya masalah, adik pengennya (inginnya) menyelesaikan masalah
itu, lari dari masalah itu, atau malah berfoya-foya minum-minum gitu?
I : Aku tu kalau punya masalah langsung diselesaike langsung biar ndak menjadi
pikiran, soalnya saya tu orangnya sering kepikiran.
P : Pernah ndak pas punya masalah banyak itu trus minum-minum ?
I : Kalau minum-minum ndak, meskipun sering diajak sama temen-temen saya tetep
ndak, ya temen-temen bilang “ndak menghargai, ndak menghargai”.
P : Hubungan adik sama orang tua tertutup apa terbuka ?
I : Kalau sama orang tua saya ndak pernah crita mbak, tapi biasanya ceritanya sama
temen-temen.
P : Pernah ndak punya angan-angan ndak ngamen lagi ?
I : Ya pernah mbak, pa lagi pas stres, kalau angan-angan pengen (ingin) kerja apa,
gimana itu ndak pernah, masalahnya sekarang kerja kalau ndak ada hubungann
ya itu susah mbak, ya paling ya saya andalkan ya ngeband itu mbak, kalau
terkenalkan bisa dapet uang.
P : Ya udah mas gitu aja wawancaranya, trimakasih buat waktunya.
I : Ya mbak sama-sama.
Data Personal
Nama : Sdri. A
No Kode : 09
Usia : 18 tahun
Alamat Keluarga : Kudus
Tempat Singgah :-
Pendidikan : SMP (Tidak lulus)
Daerah/tempat melakukan aktivitas/kegiatan di jalan : Perumahan-perumahan,
Simpang Lima.
Lama menjadi anak jalanan : 2 tahun
Alasan menjadi anak jalanan : Membantu orang tua
I : Informan
P : Peneliti
Data Personal
Nama : B.S
No Kode : 10
Usia : 13 tahun
Alamat Keluarga : Kudus
Tempat Singgah : -
Pendidikan : SD Klas 6 (masih sekolah)
Daerah/tempat melakukan aktivitas/kegiatan di jalan : Sekitar Siranda
Lama menjadi anak jalanan :
Alasan menjadi anak jalanan : Membantu orang tua
I : Informan
P : Peneliti
P : Namanya siapa dik ?
I : B.S mbak.
P : Umurnya sekarang berapa ?
I : 13 tahun mbak.
P : Trus alamat tinggal, sama keluarga ?
I : Ya mbak, saya tinggal sama keluarga di Lempong sari.
P : Keluarganya berapa dik ?
I : 8 mbak, anak 6, bapak sama ibu.
P : Pada ngamen semua ?
I: Ndak mbak, ibunya kerja, bapaknya nganggur mbak. Ibunya kerja mocok
pembantu rumah tangga di tetangga kalau sore pulang. Bapak dulu buruh
bangunan di Jakarta, sekarang nganggur kalau hari minggu bapaknya mincing.
P : Pendidikan terakhir ?
I : SD klas 6 masih sekolah mbak.
P : Adik melakukan kegiatannya hanya disini sekitar siranda ?
I : Ya mbak, kalau dulu saya ngemen bis mbak, sekarang yang ngamen bis banyak,
saya pindah sini mbak.
P : Alamat keluarga tadi kan di Lempong sari, lha itu kok ndak ngamen di sana aja
kenapa ?
I : Ndak ada lampu merahnya mbak, yang ada lampu merahnya kan sini sama
Kariadi, di Kariadi saya diusir ok mbak, diusir sama yang nyekel (memegang)
sana lah mbak.
P : Trus pertama kali diusir perasaanya pie (bagaimana) dik ?
I : Ya sengit, ya aku pergi ajalah dan waktu itu saya sama adik saya.
P : Sejak kapan adik jadi anak jalanan ini ?
I : Sejak umur 6 tahun ok mbak, waktu belum sekolah.
P : Alasannya apa, adik mau jadi anak jalanan ?
I : Buat jajan, sama nabung, membantu orang tua juga mbayar buku.
P : Keinginan adik untuk ngamen itu merupakan dorongan sendiri atau dorongan dari
orang tua ?
I : Dorongan sendiri mbak, ya tetangga saya ngamen saya ikut-ikut.
P : Pertama kali ngamen ndak dimarahi orang tua ?
I : Ndak
P : Adik anak nomer berapa ?
I : Saya anak nomer 4, kakak-kakaknya nganggur semua.
P : Trus yang menghidupi keluarga adik siapa ?
I : Ya orang tua mbak.
P : Tadi katanya bapaknya nganggur, ibunya cuman pembantu rumah tangga, adik
sendiri ngamen.
I : Ya kalau dibilang cukup ya cukup, kalau boros ya ndak cukup.
P : Kakak-kakaknya masih ikut orang tua ?
I : Yang satu sudah ikut bojonya (suaminya).
P : Sekolahnya dapat beasiswa dik ?
I : Dapat mbak, uang sekolah gratis, tapi buku-buku sama lesnya mbayar. Uang les
yang mbayar saya sendiri mbak.
P : Kegiatan yang adik lakukan setiap harinya di jalan apa ?
I : Ngamen sama sekolah, pernah jual koran waktu klas 3 mbak, tapi sekarang ndak
pernah mbak, soalnya ndak payu (tidak laku).
P : Trus perasaan adik sendiri sebagai anak jalanan ini yang dirasakan selama ini apa,
bagaimana ?
I : Enak mbak, soale sudah ada lengganane mbak, yang ngasih uang itu lho mbak.
Sehari rata-ratanya itu 25 ribu sehari. Kalau berangkatnya kemarin jam setengah
tujuh sampai jam sembilan trus pulang dapat 25 ribu.
P : Pernah ndak dik selama jadi anak jalanan ini ngrasain sedih atau takut ?
I : Ndak.
P : Pernah ngalami stres ndak dik ?
I : Stresnya kalau tidak dapat uang.
P : Itu sing dirasake, waktu adik stres ?
I : Sengit benci kalau ndak dapat uang tu pusing mbak, tapi saya kalau ndak dapat
uang ndak dimarahin sama ibu.
P : Berarti uang hasil ngamen itu cuma buat sambilan adik saja, buat mbayar buku
gitu ?
I : Ya mbak.
P : Ndak pernah ditarget kamu harus dapat uang segini ?
I : Ndak pernah mbak.
P : Tadi adik bilang yang dirasakan adik saat stres itu pusing, trus keadaan suhu
badan adik sendiri gimana, apakah biasa-biasa saja atau malah panas dingin ?
I : Yo panas to mbak, keringatan panas trus kedinginan, kalau makan masih doyan.
P : Trus menurut adik sendiri stres itu apa ?
I : Kalau dibenci orang mbak, stres itu ndak dapat uang.
P : Sebagai anak jalanan itu kan pasti punya masalah-masalah yang dihadapi, lha
masalah apa yang sering dihadapi adik ?
I : Tukaran , tukaran karo (dengan) pengamen ning (di) bis, apa ning bang jo itu lho
mbak.
P : Pernah ngamen di perumahan-perumahan ndak ?
I : Ndak berani mbak, malu ok mbak.
P : Pernah punya masalah dengan polisi ndak ?
I : Stresnya itu kalau ditangkap sama polisi pamong praja itu lho mbak,
diperingatkan tidak boleh ngamen lagi, trus ngamen suwi (lama) ndak dapat
uang, dimarah-marahin teman.
P : Trus kenapa kok masalah itu bisa membuat adik stres ?
I : Karena kan tidak bisa cari uang mbak, soalnya kalau diperingatin itu berarti ndak
boleh ngamen dimana-mana.
P : Pernak ndak dik, adik mengalami seperti itu, trus adik bingung ?
I : Ya bingung mbak.
P : Trus waktu diperingatin sama pamong praja itu adik gimana ?
I : Ya tetep nekat ngamen mbak, lha kalau ada pamong praja lari to mbak.
P : Ndak pernah ketangkep ?
I : Ndak.
P : Trus masalah apa lagi dik yang dihadapi, masalah keluarga ada ndak ?
I : Ndak ada mbak.
P : Hubungan sama keluarga sendiri gimana ?
I : Ya kadang-kadang berantem mbak, kakak pertama saya sama bapak, biasanya itu
masalah sepele, masalah umbah-umbah ibue rak gelem (nyuci ibunya tidak mau)
trus ditampek karo (datampar sama) bapak, ibue ngundangke mase (ibunya
memanggilkan mas), trus tukaran.
P : Pernah ndak adik sendiri punya masalah dengan keluarga ?
I : Saya sih ndak pernah, tapi kadang masalah kuwi mau sempat membuat saya stres
tapi biasa mbak.
P : Hubungan adik sendiri sama keluarga ? sering crita-crita, ngobrol gitu ndak ?
I : Ya sering to mbak, tanggapannya mereka kalau saya dijalan gini, cerita ngamen,
trus ibu ngomong rak papa (bilang tidak apa-apa).
P : Apa saat adik stres itu seringe marah-marah atau sing dilakukan adik waktu stres?
I : Ya marah-marah, jengkel.
P : Trus yen rumangsa (kalau merasa) jengkel, sing dilakuke (yang dilakukan ) adik
apa ?
I : Ya nek pas jengkel kuwi aku diam sendiri, trus nek pas rak enthuk dhuwit pengene
(kalau sewaktu tidak dapat uang) ngamen terus sampai bang jo mati.
P : Pernah cerita sama teman ndak ?
I : Ndak pernah mbak, males.
P : Pernah diajaki minum-minum, ngrokok, waktu stres ?
I : Ndak mbak, kalau saya minum sama ngrokok ditabuki (dipukul) masku mbak.
P : Kalau cara mengatasi stres itu sendiri adik ngapa ?
I : Ya paling diam mbak, nek diajaki omong lucu-lucu ya ketawa, ben strese hilang
trus ece-ecenan sama teman, nonton TV.
P : Nek adik punya masalah itu minta tolongnya sama siapa ?
I : Sama teman-teman to mbak, sama orang tua apalagi bapak ndak pernah soalnya
galak, kalau stres soal PR saya juga pernah, trus saya minta diajari sama kakak.
P : Emosi adik sendiri disaat stres itu sendiri apa ?
I : Ya omongane rusak, soale pas kuwi dijengkeli sama teman, trus diseneni
(dimarahi), yo omonganku rusak, pas kuwi gara-garane kancaku ngelek-ngelek
awakku ok mbak, gampang marah mbak, lambeku sering ce cet cowet (waktu itu
gara-garanya temanku mengejek saya mbak, mudah marah mbak, mulutku sering
mengomel).
Lampiran 6
Informan 01 : “Ya karena sudah tidak ada pekerjaan lagi, membantu orang tu
mencari uang, selain itu saya kepengen punya uang sendiri ok mbak”.
Informan 02 : “Apa itu buat bayar sekolah sama memenuhi kebutuhan makan
“Orang tua ndak kerja, trus kalau saya ndak ngamen mau makan
apa ?”.
Informan 06 : “Kalau itu cuman buat iseng ya mbak, dirumah dari pada
Informan 07 : “Ya karena ibu saya sama ayah saya pisah, ya saya mencari uang
Informan 08 : “Ya kalau intinya saya ngamen itu, pengen ngolah vokal, soalnya
Informan 09 : “Ya cari uang buat tambahan makan keluarga, ya pokoke mbantu
orang tua. Kalau cuman bergantung sama penghasilan orang tua ndak cukup mbak,
Informan 10 : “Buat jajan, sama nabung, membantu orang tua juga, buat mbayar
buku”.
Informan 01 : “Stres itu, kalau stres sih merasa bingung, tertekan, merasa
apa-apa sesuatu di dalam kepala, ya kalau sudah seperti itu kepala saya terasa
pusing”.
temannya...”.
Informan 05 : “Pas stres itu seringnya males apa-apa mbak”.
Informan 09 : “Ya stres sak ngertiku kuwi pikirane bingung, lha nek wes
Informan 10 : “Kalau dibenci orang mbak, stres itu ndak dapet uang”.
Informan 02 : “Kan banyak orang ngamen, lha saya dapet uang apa ndak ya ?
“Lha Cuma sering dimarahi sama kakakku terus, kalau jualan gitu mbak, mo
dibeli ujuk-ujuk temenku mlayuni, ya aku nesu to mbak, wong arep tuku
orang kaya”.
Informan 09 : “E...ya sing pertama sih dapet uange sedikit, trus kalau pas
ngamen kadang diusir karo pengamen lain, malah pernah meh dicekel karo
Informan 01 : “Stresnya sih kalau pas ngamennya sepi, trus pengen pulang tapi
Informan 02 : “Bayar uang SPP, uang gedung, kalau ndak bayarkan dipanggil
dapet duit”.
salah...”.
Informan 05 : “Masalah keluarga itu kalau mau mbayar kontrakkan itu lho
mbak, harusnya kan urunan ya mbak sama kakakku, tapi kakakku itu ndak mau
nguruni mbak, ah stres aku, malah senenge kakakku itu marahi aku terus mbak,
ngene-ngene...dari kecil sampek dewasa hidup saya ini susah terus mbak”.
Informan 06 : “Ya intinya satu, diputusin cewek, trus lagi pas ndak ada uang
Informan 09 : “ Ya sing dapet uange sitik tok, adikku kudu mbayar sekolah,
ngamen diusiri kana-kene, duit dijaluki karo konco, wah nek pas kuwi sirahku
Informan 10 : “Stresnya itu kalau ditangkap sama polisi Pamong Praja itu lho
mbak, diperingatkan tidak boleh ngamen lagi, trus ngamen suwi ndak dapet uang,
Informan 01 : “Ya saya ndak tau apa yang saya lakukan, soalnya rasanya
pikirannya penuh mbak, trus kalau pas stres itu saya gampang marah mbak, tapi
biasanya tak tahan-tahan mbak, nek wis marah banget, saya bisa njotos mbak”.
“Ya pusing mbak sirahe, perute rak enek, makannya jadi kurang”.
“Kuatir, cemas, takut, kalau dimarahin ndak bisa bayar SPP, nanti dipanggil guru
trus diceramahin “.
Informan 05 : “Biasa saja, dipikir-pikir terus malah tambah stres mbak, kalau
“...kepala saya itu terasa pusing sekali, panas, ndak punya buat periksa ya saya
cuma tiduran”.
gitaran , bingung...”.
Informan 09 : “Ya pengene marah-marah, tapi tak tahan mbak, malah aku
engko rugi dewe, bingung koyo wong edan, kadang rak ngerti aku kudu ngapa,
kudu pie, paling aku cuma meneng wae karo ndongo mbak”.
“Yo panas to mbak, keringatan panas terus kedinginan, kalau makan masih
doyan“.
nyanyi bareng-bareng, kalau pas punya uang kadang beli minuman, mabuk”.
Informan 2 : “Beli TTS dan ngisi TTS biar stres itu hilang gitu lho mbak, kalau
ada teman datang ya pergi sama teman kemana aja agar stresnya hilang, kalau
ada yang mbuat jengkel ya marah, ya diem aja dirumah atau nglakuin kegiatan
apa saja yang bisa membuat stres hilang, misal bersih-bersih rumah, denger
musik ataau bantu-bantu, ya berdoa aja, kalau berdoa dengan sungguh, yakin aja
ama Tuhan “.
Informan 03 : “Kalau stres saya ngamen kenceng ya sama berdoa, tapi kadang
males apa-apa mbak, ngamen males, malah seringnya pergi dolan sama teman-
teman, malah kadang ngepil mbak”.
Informan 06 : “Ya yang saya lakukan mencoba menghibur diri sendiri lah, lewat
lagu yang kita nyanyikan dalam kita mencari uang. Ya cara mengatasinya
merenung, merokok, sama memikirkan apa penyebab munculnya masalah ini, itu
gimana ?”.
tolong sarannya biar ndak stres, ya berdoa sering mbak, biar cari uangnya ndak
susah”.
Informan 08 : “Ya selain pergi ke taman, kalau punya uang pergi ke mall cuci
Informan 09 : “Ya aku cuma meneng wae mbak, ya aku coba ngamen ditempat
sing aku durung pernah ngamen, apa aku main kartu ning pinggir dalan karo
koncoku, ngobrol-ngobrol karo koncoku malah kadang aku ngamen terus mbak
ben stresku ilang, pas kuwi aku stres trus koncoku ngajari aku tuku ngombe, ya
aku melu wae, ngatasine aku coba menghibur diri mbak, nak rak crita karo
konco cedakku”.
Informan 10 : “Ya nek pas jengkel kuwi aku diam sendiri, trus nek pas rak
“Ya paling diam mbak, nek diajaki omong lucu-lucu ya ketawa, ben strese hilang
“Kalau saya crita tentang masalah saya teman saya sering ngasih jalan keluar
buat saya mbak, biasanya saya radak lega mbak”.
“Ya ngasih pendapat, kalau masuk akal saya ambil, kalau ndak ya ndak, biar
stresnya hilang”.
Informan 05 : “Sama mbak Voni, sudah tak anggep kakaku sendiri, kalau temen
Informan 06 : “Biasanya sih sama teman sesama profesi, selalu curhat sama
“Ya kalau kepepetnya saya sesekali minta orang tua paling cuman untuk beli
rokok”.
Informan 07 : “Teman-teman saya mbak, teman seprofesi saya, sama ibu sendiri
sering mbak, sampai pulangnya ada apa-apa sering ngomong, minta sarannya
biar ndak stres. Ya teman ngasih pendapat yang baik mbak, kalau saya butuh
Informan 08 : “Kalau sama orang tua saya ndak pernah crita mbak, tapi
Informan 09 : “Ya selain konco rak ana mbak, aku jarang crita-crita ok mbak
karo wong tuaku, apa meneh adik-adikku, paling yo aku ndongo crito karo
Tuhan”.
“Nek kepepet yo minta sama orang tua, nek pas kasihan ndak punya uang ya
pinjem teman”.
Informan 10 : “Sama teman-teman tho mbak, sama orang tua apalagi bapak
ndak pernah soalnya galak, kalau stres soal PR saya juga pernah, trus saya minta