Disusun oleh:
2. Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikiatris keperawatan dan psikologis
4. Layanan kebutuhan ekonomi meliputi ketrampilan usaha, ketrampilan kerja dan penempatan dalam
masyarakat.
5. Kebutuhan rohani
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Pada tanggal 03 Juni 2020 saya menemui seorang anak jalanan bernama An. H di jalan Wr.
Supratman, dia mengatakan sudah 4 tahun hidup dijalanan. Ia mencari uang dengan cara
mengamen di perempatan. Putus sekolah yang menjadikan ia hidup dijalanan dan juga sering
melihat orang tuanya bertengkar sehingga ia frustasi. Tampilannya tidak rapi, dan bajunya kotor
tampak tidak pernah mandi. Dia juga mengatakan malu dan tidak percaya diri jika bertemu
dengan orang lain. Ia merasa hidupnya hancur, dan tidak memiliki masa depan lagi. Tak jarang
juga ia mendapat ancaman dari teman dijalanan karena merasa tersaingi saat bekerja sebagai
pengamen sehingga tak jarang jika melakukan tindakan kekerasan.
B. Pengkajian
a. Identitas
Nama : An. H
Tempat Tanggal Lahir : Mojo, 32 Januari 2004
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Wr supratman
Agama : Islam
Tanggal Pengkajian : 03 Juni 2020
1. Faktor predisposisi
Klien mengatakan sudah 4tahun hidup dijalanan, putus sekolah yang menjdikan ia hidup
dijalanan dan sering melihat orangtuanya bertengkar sehingga membuat ia frustasi. Dari segi
sosial cultural, klien mengatakan malu dan tidak percaya diri jika bertemu dengan orang lain,
menjadikan klien menarik diri. Tak jarang klien mendapat ancaman dari teman dijalanan dan
tak jarang klien mendapat ancama kekerasan.
1. Penilaian terhadap stressor
2. Sumber koping
a) Disonasi kognitif :
3. Mekanisme koping
a) Adaptif :
Mau berbicara dengan orang lain
b) Maladaptif :
Menciderai diri,miliki perasaan tidak berguna,merasa hidupnya tidak bahagian .
Klien menarik diri dari lingkungan
C. Diagnosa Keperawatan
2. Harga diri rendah b.d tidak memiliki rasa percaya diri t.d tidak bias
berinteraksi sosial dengan orang lain
3. Resiko perilaku kekerasan/Perilaku kekerasan b.d masalah yang ada dijalanan
t.d riwayat bertengkar dengan temannya
D. Intervensi Keperaawatan
Tang
No DIAGNOSA IMPLEMENTASI gal/ EVALUASI
Jam
1 Defisit perawatan diri : 1. Mendiskusikan bersama klien S : Px mengatakan sudah
mandi, berpakaian, pentingnya kebersihan diri bisa melakukan
makan, dan BAK/BAB dengan cara menjelaskan perawatan diri secara
b.d ketidakmampuan pengertian tentang arti bersih mandiri
untuk merawat diri t.d dan tanda-tanda bersih. O : Penampilannya sudah
penampilan yang kurang 2. Menganjurkan klien untuk tampak rapi
menarik mandi dan ganti baju setiap hari A : Defisit perawatan diri
3. Memonitor klien untuk teratasi
memelihara kebersihan diri P : Hentikan intervensi
seperti : mandi 2x sehari, dan
menggosok gigi
4. Menjelaskan tempat BAK/BAB
yang sesuai
2 Harga diri rendah b.d 1. Membina hubungan saling S : Px mengatakan
tidak memiliki rasa percaya : salam terapeutik, sedikit berani untuk
percaya diri t.d tampak perkenalan diri, berinteraksi dengan
malu berinteraksi sosial 2. Menjelaskan tujuan interaksi, orang lain
dengan orang lain ciptakan lingkungan yang O : Sudah berani
tenang, berinteraksi dengan
3. Memberi kesempatan pada lingkungan sekitar
klien untuk mengungkapkan A : Harga diri rendah
perasaannya teratasi sebagian
4. Mendiskusikan kemampuan dan P : Lanjutkan intervensi
aspek positif yang dimiliki 1-5
5. Merencanakan bersama klien
Anak jalanan adalah anak- anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk
bekerjadi jalanan kawasan urban. Sedangkan menurut Departemen Sosial RI,
anak jalanan merupakan anak yang berusia di bawah 18 tahun dan berada di jalan
lebih dari 6 jam sehari dalam 6 hari dalam seminggu. Anak jalanan atau sering
disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak- anak yang
mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan
dengan keluarganya. Menurut Departmen Sosial RI (1999), pengertian tentang
anak jalanan adalah anak- anak di bawah usia 18 tahun yang karena berbagai
faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga faktor budaya yang membuat
mereka turun ke jalanan.
Seiring dengan berkembangnya waktu, fenomena anak jalanan atau pekerja
anak banyak terkait dengan alasan ekonomi keluarga (kemiskinan) dan kecilnya
kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Pendapatan orang tua yang sangat
sedikit tidak mampu lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehingga
memaksa mereka untuk ikut bekerja. Menurut Mulandar (1996), penyebab dari
fenomena anak bekerja antara lain:
6. Dipaksa orang tua
7. Tekanan ekonomi keluarga
8. Diculik dan terpaksa bekerja oleh orang yang lebih dewasa
9. Asumsi dengan bekerja bisa digunakan sebagai sarana bermain
10. Pembenaran dari budaya bahwa sejak kecil anak harus bekerja.
Sesungguhnya ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak terjerumus
dalam kehidupan di jalanan antara lain:
5. Kesulitan keuangan
6. Tekanan kemiskinan
7. Ketidakharmonisan rumah tangga
8. Hubungan orang tua dan anak
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Anak jalanan
adalah anak- anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk
bekerjadi jalanan kawasan urban. Sedangkan menurut Departemen
Sosial RI, anak jalanan merupakan anak yang berusia di bawah 18
tahun dan berada di jalan lebih dari 6 jam sehari dalam 6 hari dalam
seminggu. Jumlah anak jalanan terus bertambah setiap tahunnya.
Lembaga Perlindungan Anak mencatat pada tahun 2003 terdapat
20.665 anak jalanan di Jawa Barat dan 4.626 di antaranya berada di
kotamadya Bandung. Data dari Pusdatin Kementerian Sosial RI tahun
2008 diketahui populasi anak jalanan di seluruh nusantara 232.000
orang dan 12.000 diantaranya berada diwilayah Jabotabek serta 8000
ada di Jakarta. Begitu pula di Semarang yang merupakan ibu kota
provinsi Jawa Tengah jumlah anak jalanan pun semakin tahun
mengalami peningkatan. Dari data pada tahun 2005 terdapat 335
anak