OLEH:
ALFISASRA ARIF
DWI HERTI MARLIAH
KRISNA SUGIYATNO
PERI PIRNANDO
RAHMAT HIDAYYAH
RAHMI PUTRI SEPTIANI
Latar Belakang
Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan
kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, mencari nafkah atau
berkeliaran dijalan-jalan atau tempat umum lainnya
(Sudarsono, 2009). Pengertian anak jalanan menurut dinas
sosial propinsi DIY tahun 2010 adalah anak yang
melewatkan atau memanfaatkan waktunya dijalanan
sampai dengan umur 18 tahun. Anak jalanan adalah anak
yang penampilannya kebanyakan kusam dan pakaian tidak
terurus, mobilitasnya tinggi Departemen Sosial RI, 2005.
• Anak-anak jalanan sering melakukan tingkah laku yang
meresahkan masyarakat, salah satu tingkah lakunya yaitu
tingkah laku agresi. Perilaku agresi yang muncul ini
disebabkan karena adanya tekanan-tekanan dari
lingkungan dan ketidak berdayaan serta ketidakmampuan
anak untuk menangani permasalahan-permasalahannya
yang menimbulkan perasaan frustrasi di dalam diri anak,
pada anak yang memiliki tipe kepribadian tertentu yang
tidak tahan terhadap perubahan berpotensi dengan
perilaku ngelem Moci (2013).
• Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor munculnya anak jalanan?
2. Masihkah ada ruang bagi anak jalanan?
3. Apa saja solusi yang tepat untuk problem anak jalanan?
• Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui faktor apa saja munculnya anak jalanan
2. Untuk mengetahui ruang bagi anak jalanan
3. Untuk mengetahui solusi yang tepat untuk problem anak jalanan
PEMBAHASAN
• Definisi Anak Jalanan
• Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum
yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi
di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya
(Suyanto, 2010). Menurut Departemen Sosial RI (1999), pengertian
tentang anak jalanan adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun
yang karena berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga
hingga faktor budaya yang membuat mereka turun ke jalan.
• UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu Street
child are those who have abandoned their homes, school and
immediate communities before they are sixteen years of age, and
have drifted into a nomadic street life. Berdasarkan hal tersebut,
maka anak jalanan adalah anak-anak berumur di bawah 16 tahun
yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan
masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan berpindah-pindah di
jalan raya (Soedijar, 1998).
Ciri-Ciri Anak Jalanan
• Menurut Sadli (Sudarsono, 2009) anak jalanan memiliki ciri khas baik secara
psikologisnya maupun kreativitasnya, sebagai berikut :
1. Mudah tersinggung perasaannya,
2. Mudah putus asa dan cepat murung.
3. Nekat tanpa dapat dipengaruhi secara mudah oleh orang lain yang ingin
membantunya,
4. Tidak berbeda dengan anak-anak yang lainnya yang selalu menginginkan kasih
sayang,
5. Tidak mau bertatap muka dalam arti bila mereka diajak bicara, mereka tidak
mau melihat orang lain secara terbuka,
6. Sesuai dengan taraf perkembangannya yang masih kanak-kanak, mereka
sangatlah labil
7. Mereka memiliki suatu keterampilan, namun keterampilan ini tidak selalu sesuai
bila diukur dengan ukuran normatif masyarakat umumnya.
8. Keterlibatan anak jalanan dalam kegiatan ekonomi akan berdampak kurang baik
bagi perkembangan dan masa depan anak, kondisi ini jelas tidak
menguntungkan bahkan cenderung membutakan terhadap masa depan mereka,
mengingat anak adalah aset masa depan bangsa.
Jenis Anak Jalanan
• Ryff dan rekan-rekannya (Ryff, 1989; Ryff & Keyes, 1995; Ryff &
Singer, 1996 dalam Sugianto, 2000: 68), merumuskan
psychological well being melalui teori psikologi klinis,
perkembangan dan kesehatan mental, dan mengembangkan
sebuah model multidimensional yang meliputi enam dimensi dari
psychological well being dan skala self-report untuk mengukurnya.
Enam dimensi tersebut adalah:
1. Penerimaan Diri (Self-Acceptance)
2. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relation with
Others)
3. Otonomi (Autonomy)
4. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery)
5. Tujuan Hidup (Purpose in Life)
6. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)
• Faktor-faktor yang Terkait dengan Psychological well being
• Terdapat beberapa faktor yang terkait dengan psychological
well being,:
1. Demografis
- Usia
- Jenis kelamin
- Tingkat pendidikan
- Status sosial ekonomi
- Budaya
2. Kepribadian
3. Religuisitas
4. Dukungan Sosial
EXPRESSIVE ARTS THERAPY
• Mekanisme koping
a. Regresi( berhubungan dengan masalah dalam proses
informasi dan pengeluaran sejumlah besar tenaga dalam
upaya mengelola anxietas)
b. Proyeksi ( upaya untuk menjelaskan presepsi yang
membingungkan dengan menetapkan tanggung jawab
kepada orang lain)
c. Menarik diri
d. Pengingkaran
2. Diagnosa