“ANAK JALANAN”
DI SUSUN OLEH
NIRMWATI S. MOHAMAD
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Bsa, atas segala karuniaNya. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas seminar angkatan dengan judul : ‘Asuhan Keperawatan Pada anak jalanan”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan makalah
kami selanjutnya. Akhir kata, Penulis menyampaikan terima kasih dan berharap semoga
Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN
Anak jalanan adalah anak- anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk
bekerjadi jalanan kawasan urban. Sedangkan menurut Departemen Sosial RI, anak jalanan
merupakan anak yang berusia di bawah 18 tahun dan berada di jalan lebih dari 6 jam sehari
Anak jalanan ini setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Peningkatan ini
merupakan salah satu akibat dari krisis moneter pada tahun 1997 di Indonesia. Akibat dari
krisis ini banyak sekali permasalahan yang muncul baik di bidang perekonomian,sosial, dan
kesehatan.
Dalam keadaan seperti ini, sangatlah besar kemungkinan bagi anak untuk
terjerumus kejalanan. Perekonomian yang kacau akibat krisis moneter menyebabkan terjadi
pemutusan hubungan kerja dimana- mana. Hingga pada akhirnya anak- anak pun sampai
diperkerjakan oleh orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Mereka yang
seharusnya bermain dan belajar telah ikut menanggung beban keluarga. Pada akhirnya
mereka menjadi penghuni tetap jalanan yang menghabiskan waktunya untuk bekerja dan
Anak mencatat pada tahun 2003 terdapat 20.665 anak jalanan di Jawa Barat dan 4.626 di
antaranya berada di kotamadya Bandung. Data dari Pusdatin Kementerian Sosial RI tahun
2008 diketahui populasi anak jalanan di seluruh nusantara 232.000 orang dan 12.000
diantaranya berada diwilayah Jabotabek serta 8000 ada di Jakarta. Begitu pula di Semarang
yang merupakan ibu kota provinsi Jawa Tengah jumlah anak jalanan pun semakin tahun
mengalami peningkatan. Dari data pada tahun 2005 terdapat 335 anak
Pada tahun 2007 didapatkan data sebanyak 416 menurut yayasan Setara
Gemari edisi 106 tahun 2010, menyebutkan bahwa jumlah anak jalanan di Semarang
1.3 Tujuan
1) Tujuan Umum
Untuk memnuhi tugas salah satu mata kuliah keperawatan jiwa serta mengetahui
2) Tujuan Khusus
d. Mencari tahu solusi yang tepat untuk menangani problem anak jalanan
BAB II
PEMBAHASAN
Jiwa adalah unsur manusia yang bersifat nonmateri, tetapi fungsi dan
manifestasinya sangat terkait pada materi, jiwa bersifat abstrak dan tidak berwujud benda.
Hal ini karena jiwa memang bukan berupa benda, melainkan sebuah sistem perilaku, hasil
olah pemikiran, perasaan, persepsi, dan berbagai pengaruh lingkungan sosial. Semua ini
merupakan manifestasi sebuah kejiwaan seseorang. Oleh karena itu, untuk mempelajari ilmu
jiwa dan keperawatannya, pelajarilah dari manifestasi jiwa terkait pada materi yang dapat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah dalam keadaan bugar dan
nyaman seluruh tubuh dan bagian-bagiannya. Bugar dan nyaman adalah relatif, karena
bersifat subjektif sesuai orang yang mendefinisikan dan merasakan. World Health
Organization (WHO) pada tahun 2008 menjelaskan kriteria orang yang sehat jiwanya adalah
1. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk.
kepribadiannya. UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1966 tentang Upaya Kesehatan Jiwa,
memberikan batasan bahwa upaya kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dapat menciptakan
emosional yang optimal pada seseorang, serta perkembangan ini selaras dengan orang lain.
Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada Bab IX tentang kesehatan jiwa
menyebutkan Pasal 144 ayat 1 ‘Upaya kesehatan jiwa ditujukan untuk menjamin setiap
bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa”.
Ayat 2, Upaya kesehatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas preventif,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah dalam keadaan bugar dan
nyaman seluruh tubuh dan bagian-bagiannya. Bugar dan nyaman adalah relatif, karena
bersifat subjektif sesuai orang yang mendefinisikan dan merasakan. Anak jalanan atau sering
disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak- anak yang mempunyai
Menurut Departmen Sosial RI (1999), pengertian tentang anak jalanan adalah anak- anak di
bawah usia 18 tahun yang karena berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga
UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu Street Child are those
who have abandoned their homes, school and immediate communities before they are sixteen
years of age, and have drifted into a nomadic streat life. Berdasarkan hal tersebut, maka
anak jalanan adalah anak-anak berumur di bawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari
2. Keluarga malu
Seiring dengan berkembangnya waktu, fenomena anak jalanan atau pekerja anak
banyak terkait dengan alasan ekonomi keluarga (kemiskinan) dan kecilnya kesempatan untuk
memperoleh pendidikan. Pendapatan orang tua yang sangat sedikit tidak mampu lagi untuk
mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehingga memaksa mereka untuk ikut bekerja.
Menurut Mulandar (1996), penyebab dari fenomena anak bekerja antara lain:
a. Kesulitan keuangan
b. Tekanan kemiskinan
Kombinasi dari faktor ini sering kali memaksa anak-anak mengambil inisiatif
mencari nafkah atau hidup mandiri di jalanan. Kadang pengaruh teman atau kerabat juga ikut
menentukan keputusan hidup di jalanan. Studi yang dilakukan Depsos Pusat dan Unika Atma
Jaya Jakarta (1999) di Surabaya yang mewawancarai 889 anak jalanan di berbagai sudut kota
menemukan bahwa faktor penyebab atau alasan anak memilih hidup di jalanan adalah karena
kurang biaya sekolah (28,2%) dan (28,6%)membantu pekerjaan orang tua (Suyanto, 2010).
Pada batas-batas tertentu, memang tekanan kemiskinan merupakan kondisi yang mendorong
yang menyebabkan anak lari dari rumah dan terpaksa hidup di jalanan. Menurut penjelasan
Baharsjah, kebanyakan anak bekerja di jalanan bukanlah atas kemauan mereka sendiri,
melainkan sekitar 60% di antaranya karena dipaksa oleh orang tua. Biasanya, anak-anak
yang memiliki keluarga, orang tua penjudi dan peminum alkohol, relatif lebih rawan untuk
memperoleh perlakuan yang salah. Pada kasus semacam ini, ibu sering kali menjadi objek
sekaligus dibenci karena perbuatannya (Farid, 1998). Anak yang hidup dengan orang tua
yang terbiasa menggunakan bahasa kekerasan seperti, menampar anak karena kesalahan
kecil, melakukan pemukulan sampai dengan tindak penganiayaan. Apabila semuanya sudah
dirasa melampaui batas toleransi anak itu sendiri, maka mereka akan fenderung memilih
keluar dari rumah dan hidup di jalanan. Bagi anak jalanan sendiri, sub-kultur kehidupan
urban menawarkan kebebasan, kesetiaan dan dalam taraf tertentu juga ‘perlindungan”
kepada anak-anak yang minggat dari rumah akibat diperlakukan salah, telah menjadi daya
tarik yang luar biasa. Menurut Farid (1998), makin lama anak hidup di jalan, maka makin
mafam barang
b. Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikiatris. keperawatan dan psikologis
e. Kebutuhan rohani
2.6.1 Pengkajian
a. Faktor predisposisi
Genetik
b. Faktor presipitasi
Biologis
Sosial kutural
Psikologis
- Terdistorsi - Waham/halusinasi
- Persepsi akurat
- Kesulitan pengolahan
- Emosi konsisten dengan - Ilusi
- Emosi
pengalaman - Reaksi emosi
- Perilaku kacau dan isolasi
Berlebih Dan tidak social
- Perilaku sesuai
bereaksi
- Berhubungan sosial
- Perilaku aneh
d. Sumber koping
Pencapaian wawasan
e. Mekanisme koping
Menarik diri
Pengingkaran
Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan dengan
Tujuan khusus :
Tindakan :
f. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tindakan :
Tindakan :
dimiliki
Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
Tindakan :
Tindakan :
Tujuan Umum: Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan
c. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap
tenang.
Tindakan :
b. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
Tindakan :
b. Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal,
c. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung
d. Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi
kesabaran.
Tindakan:
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga.
Tindakan:
a. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping).
b. Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara
dan waktu).
c. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
Tujuan Umum : Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri kebersihan diri,
Tujuan Khusus :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak jalanan adalah anak yang dalam kesehariannya hidup dijalanan. Mereka
bermain, bergaul dan mencari nafkah dijalanan. Anak jalanan adalah anak bangsa juga,
mereka tidak ingin menjadi anak jalanan, namun kondisi sosial dan ekonomi yang
membuat mereka menjadi seperti itu. Mereka harus dibina, dididik, dirangkul, dirawat
dan dipelihara oleh negara. Anak jalanan memiliki potensi-potensi seperti layaknya anak-
anak lain. Mereka bisa berprestasi seperti anak- anak yang lain namun karena
keterbatasan ekonomi mereka menjadi terlantar. Potensi yang ada pada diri mereka harus
negeri ini tidaklah mudah. Dengan bertumpu pada peran pemerintah untuk
3.2 Saran
peranan yang sangat vital. Para pedamping anak jalanan adalah ujung tombak
pemberdayaan anak jalanan. Sukses atau tidak proses pemberdayaan di LSM bergantung